Top Banner
Ada beberapa teori yang mendasari kenapa batubara dapat terbakar dengan sendirinya, yaitu 1. TEORI PYRITE Kandungan besi disulfida dalam batubara dapat meningkatkan terjadinya kebakaran pada batubara karena ada reaksi oksidasi pyrite menjadi fero yang manjadi katalisator terjadinya kebakaran batubara. 2. COAL OXIGEN Secara sederhananya seperti ini Penyerapan oksigen dari udara oleh batubara, kemudian akan terbentuk senyawa complex mengandung oksigen aktif biasa di sebut fer-oxigen. Selanjutnya terbentuklah reaksi kimia yang membentuk CO2,H2O, CO sebagai penguraian dari per-oxigen. Tahap 1 akan terjadi pada suhu rendah dengan energi aktifasi 1 Kcal/mole Tahap 2 merupakan reaksi kimia dan menyebakan tahapan ketiga dapat terjadi pada suhu 70-80 OC 3. TEORI HUMIDITAS Apabila penguapan air pada saat terjadi oksidasi dapat di kurangi maka pemanasan batubara akan berkurang, dan sebaliknya jika penguapan bertambah makan akan semakin cepat terbakar. Itulah sebabnya saat kondisi hujan panas bergantian menyebabkan batubara cepat terbakar. 4. TERLALU LAMA DISIMPAN Pada intinya jika batubara terlalu lama di simpan maka akan terbakar. Jadi batubara tidak di anjurkan disimpan terlalu lama hingga berbulan-bulan tanpa ada penanganan. apalagi batubara yang tergolong muda. . Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
17

Data Persentasi BatuBara

Nov 19, 2015

Download

Documents

Iqbal Dachi

genesa batu bara
rank batu bara
faktor pembentuk batu bara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Ada beberapa teori yang mendasari kenapa batubara dapat terbakar dengan sendirinya, yaitu

1. TEORI PYRITEKandungan besi disulfida dalam batubara dapat meningkatkan terjadinya kebakaran pada batubara karena ada reaksi oksidasi pyrite menjadi fero yang manjadi katalisator terjadinya kebakaran batubara.

2. COAL OXIGENSecara sederhananya seperti iniPenyerapan oksigen dari udara oleh batubara, kemudian akan terbentuk senyawa complex mengandung oksigen aktif biasa di sebut fer-oxigen.Selanjutnya terbentuklah reaksi kimia yang membentuk CO2,H2O, CO sebagai penguraian dari per-oxigen.Tahap 1 akan terjadi pada suhu rendah dengan energi aktifasi 1 Kcal/moleTahap 2 merupakan reaksi kimia dan menyebakan tahapan ketiga dapat terjadi pada suhu 70-80 OC

3. TEORI HUMIDITASApabila penguapan air pada saat terjadi oksidasi dapat di kurangi maka pemanasan batubara akan berkurang, dan sebaliknya jika penguapan bertambah makan akan semakin cepat terbakar. Itulah sebabnya saat kondisi hujan panas bergantian menyebabkan batubara cepat terbakar.

4. TERLALU LAMA DISIMPANPada intinya jika batubara terlalu lama di simpan maka akan terbakar. Jadi batubara tidak di anjurkan disimpan terlalu lama hingga berbulan-bulan tanpa ada penanganan.apalagi batubara yang tergolong muda.

. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan

Tempat Terbentuknya BatubaraAda 2 macam teori yang menyatakan tempat terbentuknya batubara, yaitu : A. Teori InsituTeori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya JUGA lebih . Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim (SumSel). B. Teori DriftTeori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas tetapi dijumpai dibeberapa tempat, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi. Dapat dijumpai pada lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kaltim.

Kondisi Batubara yang ada saat ini sangat dipengaruhi oleh pembentukannya berjuta tahun yang lalu, bagaimana kondisinya dan lain-lain. Secara singkat pembentukan Batubara dijelaskan pada gambar berikut Untuk mendapatkan batubara, maka lingkungan pengendapannya biasanya berupa rawa dengan tingkat kelembapan tinggi. Vegetasi pada lingkungan tersebut mati kemudian terbentuklah Peat (Gambut). Kemudian gambut tersebut mengalami kompresi dan pengendapan diantara lapisan sedimen dan juga mengalami kenaikan temperatur akibat geothermal gradient. Akibat proses tersebut maka akan terjadi pengurangan porositas dan Pengurangan Moisture sehingga terlepasnya grup OH, COOH, OCH3, dan CO dalam wujud cair dan gas. karena banyaknya unsur oksigen dan Hidrogen yang terlepas maka unsur karbon relatif bertambah yang mengakibatkan terjadinya Lignit (Brown Coal) Kemudian dengan adanya kompresi yang terus menerus serta kenaikan temperatur maka terbentuklah Batubara SubBituminus dan Bituminus dengan tingkat kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan Brown Coal. Bumi tidak penah berhenti, oleh karena itu kompresi terus berlangsung diiringi bertambahnya temperatur sehingga moisture sangat sedikit serta unsur karbon yang banyak merubah batubara sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi yaitu Antrasit yang merupakan kasta tertinggi pada batubara

Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70% berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan termasukinherent moisture. Pengertian umum dari batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-lain. Materi pembentuk batubara dapat berupa jenis: Alga Silofita Pteridofita Gimnospermae Angiospermae

2.Pembentukan BatubaraBatubara bagus terbentuk dari endapan yang terbentuk pada zaman Karbon, kira-kira 340juta tahun yang lalu(jtl)> Pada masa ini pembentukan batu bara terjadi paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).a.Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasidan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambutb.Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.Tahap penggambutan(peatification)adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982,op citSusilawati 1992).Tahap pembatubaraan(coalification)merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut (Stach, 1982,op citSusilawati 1992). Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer, 1927,op citSusilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.

Gambar 1. Tahap Pembentukan Batubara

Gambar 2. Skema Pembentukan BatubaraFaktor faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara antara lain :a. Posisi GeotektonikPosisi geotektonik akan berpengaruh pada pembentukan cekungan batubara yang dikontrol oleh gaya-gaya tektonik lempeng.b. TopografiTopografi berpengaruh terbatas pada iklim dan morfologi dari cekungan batubara sehingga menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara terbentuk.c. IklimIklim berpengaruh pada pertumbuhan flora pembentuk batubara.d. PenurunanPenurunan cekungan akan berpengaruh pada ketebalan lapisan batubara yang terebdapkan didalamnya.e. Umur GeologiUmur geologi disini berpengaruh pada kualitas terbentuknya batubara.f. TumbuhanTumbuhan tentu sangat berpengaruh pada pembentukan batubara karena memang batubara terbentuk oleh akumulasi sisa tumbuh tumbuhan yang tertimbun dalam sedimen. Kualitas tumbuhan akan berpengaruh terhadap kualitas batubara yang terbentuk.g. DekomposisiDekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari organik dan merupakan titik awal untuk seluruh akterasi.h. Metamorfosa OrganikTingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau penguburan oleh sedimen baru. Proses ini lebih didominasi oleh proses dinamokimia yang menyebabkan perubahan gambut menjadi batubara dalam berbagai mutu. Proses metemorfosa organik akan dapat mengubah gambut menjadi batubara sesuai dengan perubahan sifat kimia, fisik, dan optiknya.

3.Klasifikasi BatubaraBerdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. Antrasitadalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsurkarbon(C) dengan kadar air kurang dari 8%.

Gambar 3. Antrasit Bituminusmengandung 68 - 86% unsur karbon(C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. Sub-bituminusmengandung sedikit karbondan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.

Gambar 4. Sub-bituminus Lignitatau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.

Gambar 5. Lignit Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

Gambar6. GambutFaktor-faktor yang berperan pada pembentukan gambut Evolusi tumbuhan : jenis tumbuhan pada skala waktu geologi. Iklim : berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh dan variasi jenis tumbuhan serta proses dekomposisi Geografi dan posisi : kenaikan muka air tanah relatif lambat, dan ada perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai. Struktur Geologi dan tektonik :Adanya keseimbangan antara penurunan cekungan terhadap kecepatan penumpukan sisa tumbuhan (kesimbangan biotektonik).

4.Bentuk BatubaraLapisan batubara terbentuk berdasarkan bentuk lingkungan pengendapannya dan struktur. Ada beberapa bentuk lapisan batubara, diantaranya adalah:a. Endapan Batubara bentuk Horse BackDicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung kearah atas akibat gaya kompresi.

Gambar7.Endapan Batubara bentuk Horse Back1. BentukClay VeinBentuk ini terjadi apabila diantara 2 bagian deposit batubara terdapat urat lempung.c. BentukPinchDicirikan oleh perlapisan yang menipis dibagian tengah. Pada umumnya dasar lapisan batubata merupakan batuan yang plastis.1. Endapan Batubara bentuk Burreid HillBentuk ini terjadi apabila didaerah dimana batubara semula terbentuk, terdapat akumulasi sehingga lapisan batubara seperti terintrusi.

Gambar8.Endapan Batubara bentuk Burreid Hill1. Endapan Batubara Akibat SesarBentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengelami seri patahan

Gambar9.Endapan Batubara Akibat Sesar1. Endapan Batubara Akibat LipatanBentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengalami perlipatan

Gambar10.Endapan Batubara Akibat Lipatan

5.Batubara di IndonesiaDi Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk PulauSumateradanKalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurutSkala waktu geologi.Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.

Gambar 11.Cekungan Batubara di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009.Batubara.URL :www.wikipedia.org[Online : 15 Oktober 2009]Anonim. 2006.Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan BatubaraURL :www.ilmubatubara.wordpress.com[Online : 15 Oktober 2009]Erwan.Kelas dan Jenis Batubara.URL :www.tamangeologi.blogspot.com[Online : 15 Oktober 2009]Sukandarrumidi. 2008.Batubara dan Gambut.Yogyakarta : UGM Press

GEOLOGI BATUBARAPengertian BatubaraBatu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batubara merupakan sumber energi masa depan (Heriawan 2000). Batubara merupakan batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf 1984 dalam Anggayana 1999).Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat erat hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur tersier yang terdapat secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di Indonesia dapat dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya. Pertama, batubarapaleogenyaitu endapan batubara yang terbentuk pada cekunganintramontainterdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara, Sulawesi Selatan, dan sebagainya. Kedua, batubaraneogenyakni batubara yang terbentuk pada cekunganforelandterdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan. Ketiga, batubaradelta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan Timur (Anggayana 1999).Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. Bituminus mengandung 68 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah : Posisi geotektonikAdalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng dalam pembentukan batubara merupakan faktor yang dominan akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan dan kecepatan penurunan cekungan Pada fase akhir, posisi geotektonik mempengaruhi proses metamorfosa organik dan struktur lapangan batubara melalui masa sejarah setelah pengendapan akhir Topografi (morfologi)Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk IklimKelembaban mengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai tergantung posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik Tropis dan subtropis sesuai untuk pertumbuhan yang optimal hutan rawa tropis mempunyai siklus pertumbuhan setiap 7-9 tahun dengan ketinggian pohon mencapai 30 m. Sedang iklim yanng lebih dingin ketinggian pohon hanya mencapai 5-6 meter dalam waktu yang sama. Penurunan cekunganPenurunan cekungan dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang maka akan dihasilkan endapan batubara yang tebal. Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi pertumbuhan flora dan pengendapannya. Menyebabkan adanya infiltrasi material dan mineral yang mempengaruhi mutu dari batubara yang terbentuk. Umur geologiProses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan tumbuhan Makin tua umur suatu batuan akan memiliki kemungkinan makin dalam penimbunan yang terjadi hingga mampu terbentuk batubara bermutu tinggi Tumbuh-tumbuhanUnsur utama pembentuk batubara dengan lingkngan tertentu dan sebagaifaktor penentu tipe batubara, evolusi kehidupan menciptakan kondisi yang berbeda selama masa sejarah geologi DekomposisiMerupakan bagian dari tansformasi biokimia material organik yang merupakan titik awal seluruh alterasi Sejarah sesudah pengendapanSejarah cekungan tergantung pada posisi geotektonikterjadi proses geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan gambut bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur cekungan batubara baik berupa sesar, lipatan, intrusi danlainnya. Struktur cekugan pembentukKarena gaya tektonik menghasilkan lapisan batubara dengan bentuk-bentuk tertentu. Metamorfosis organikSelama proses ini terjadi pengurangan kandungan air, oksigen dan zat terbang (CO2, CO, CH4 dll)Cekungan BatubaraIndonesia BaratLempeng India Australia bergerak ke utara menumbuk Lempeng EurasiaTerbentuk Cekungan Tersier: Paleogen : Intramontana Basin, Continental Margin Neogen : Foreland/Backdeep, Interdeep, DeltaCekungan yang penting untuk batubara: Laeogen Intercontinental Basin Neogen Foreland Basin?Backdeep Neogen Delta BasinBatubara Paleogen terendapkan sebelum Transgresi dan Batubara Neogen terendapkan sesudah RegresiIntramontana dan Foreland Basin berkembang di Sumatera, Kalimantan dan Jawa (yang di Jawa relatif kecil).Delta terbentuk di Kaltim akibat Spreading Centre selat Makasar.Di Jawa terjadi sedimentasi teristrial hanya di bagian barat saja (Pra Transgresi). Di bagian tengah dan timur sedimen marine langsung terendapkan di ayas batuan dasar pra-tersier.Di Kalimantan Bagian Tenggara ada ckungan intermontana dengan sedimen darat.Endapan Batubara paleogen yang terpetingo Ombilin (Sumbar)o Bayah (Jabar)o Pasir ( Kalimanatan Bagian Tenggara)o Pulau Sebuku (Kalimantan)o Melawai (Kal-Bar)o Sul-SelCirinya:o Penyebaran terbatas (oleh graben)o Pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektoniko Ketebalan bervariasi dan banyak lapisano Selalu berkaitan dengan busur vulkaniko Hampir semua AutochtonSecara umum terjadi sedimentasi Neogen hanya pada Beckdeep. Siklus regresi berawal pada Miosen tengah, sedimentasi berubah dari laut dalam, laut dangkal, paludal, delta, kontinental. Sedimentasi berakhir pada Plio-Pleistosen. Dalam siklus regresi ini juga terjadi pengendapan batubara yang penyebarannya relatif luas.Di cekungan Barito regresi sangat intensif (Warukin dan Dahor Formation) yang terendapkan langsing di atas Karbonat pada phase transgresi (Berai formation).Pengendapan batubara pada cekungan Delta berbeda dengan pengendapan pada masa regresi di Sumatera. Cekungan Delta di Kaltim (Kutai dan Tarakan) Pengendapan langsung terjadi di atas Transgresi Eosin (karena perkembangan Delta)Batubara Mahakam terendapkan pada:o Formasi Paluan dan Formasi Pulubalang (miosein Awal)o Formasi Balikpapan dan Kampung Baru (Miosin Pliosen)Batubara terbentuk dengan cara yang kompleks dan memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan geologi. Faktor yang berpengaruh pada pembentukan batubara, yaitu :

a. Posisi GeotektonikMerupakan suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi gaya-gaya tektonik lempeng. Posisi ini mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan batubara maupun kecepatan penurunannya.

b. Morfologi (Topografi)

Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk.

c. Iklim

Kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan batubara dan merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai. Tergantung pada posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik.

d. Penurunan

Dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang akan dihasilkan endapan batubara tebal.

e. Umur Geologi

Posisi geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan berbagai macam tumbuhan. Dalam masa perkembangannya secara tidak langsung membahas sejarah pengendapan batubara dan metamorfosa organik. Makin tua umur batuan makin dalam penimbunan yang tejadi, sehingga terbentuk batubara yang bermutu tinggi. Tetapi pada batubara yang mempunyai umur geologi lebih tua selalu ada resiko mengalami deformasi tektonik yang membentuk struktur perlipatan atau patahan pada lapisan batubara.f. Tumbuhan

Flora merupakan unsur utama pembentuk batubara. Pertumbuhan dari flora terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim dan topografi tertentu, merupakan faktor penentu terbentuknya berbagai type batubara.

g. DekomposisiDekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari organik merupakan titik awal untuk seluruh alterasi. Dalam pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati, proses degradasi biokimia lebih berperan. Proses pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti celulosa, protoplasma dan pati.Dari proses diatas terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara berbitumen. Dalam suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan methan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau senyawa tersebut jumlah relatif unsur karbon akan bertambah. Kecepatan pembentukan gambut tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukan. Bila tumbuhan tertutup oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses pembusukan, tetapi terjadi proses disintegrasi atau penguraian oleh mikrobiologi. Bila tumbuhan yang telah mati terlalu lama berada di udara terbuka, maka kecepatan pembentukan gambut akan berkurang, sehingga hanya bagian keras saja tertinggal yang menyulitkan penguraian oleh mikrobiologi.