Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013 i DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI .................................................................................................................. i DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1-1 1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1-4 1.3. Ruang Lingkup ................................................................................. 1-4 1.4. Indikator Keluaran ........................................................................... 1-5 1.5. Tempat Kegiatan.............................................................................. 1-5 BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Pola Pikir .......................................................................................... 2-1 2.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 2-3 BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI KABUPATEN SIGI A. Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi .................................. 3-1 B. Penggunaan Lahan ........................................................................ 3-6 C. Kondisi Kependudukan.................................................................. 3-9 D. Potensi Daerah di Kabupaten Sigi ................................................. 3-14 E. Kondisi Transportasi ...................................................................... 3-19 F. Pendapatan Regional Di Kabupaten Sigi ....................................... 3-23 BAB 4 KONDISI TRANSPORTASI WILAYAH STUDI A. Transportasi Darat ........................................................................ 4-1 B. Terminal ........................................................................................ 4-19 C. Trayek Angkutan Peumpang Umum ............................................. 4-21 D. Kondisi Transportasi ASDP ............................................................ 4-27 E. Identifikasi Permalasahan ............................................................. 4-28 F. Keadaan Transportasi Yang Diharapkan........................................ 4-34
242
Embed
DAFTAR ISI - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000064... · Gambar3.12Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha..... 3-24 Gambar3.13Jumlah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
i
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI .................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1-1
1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1-4
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................. 1-4
Tabel 6.40 Ruas Jalan Jalur Khusus Sepeda di Kabupaten Sigi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
ix
(Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru) ...................................................... 6-65
Tabel 6.41 Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki ......................................... 6-67
Tabel 6.42 Manajemen Ruas Jalan di Kabupaten Sigi .............................................. 6-68
Tabel 6.43 Perengkingan JS/JL Ratio Tertimbang .................................................... 6-73
Tabel 6.44 Usulan Pembangunan Jalan Baru Antar Kota Kecamatan...................... 6-75
Tabel 6.45 Usulan Pembangunan Akses Jalan Baru Kawasan Produksi................... 6-77
Tabel 6.46 Penggunaan Moda Menurut Pelayanan Angkutan Umum .................... 6-78
Tabel 6.47 Trayek Angkutan Di Kabupaten Sigi ....................................................... 6-79
Tabel 6.48 Indikasi Program Pengembangan Simpul Transportasi di Kabupaten Sigi 6-84
Tabel 6.49 Bangkitan dan Tarikan Zona ................................................................... 6-85
Tabel 6.50 Trayek Angkutan Di Kabupaten Sigi ....................................................... 6-86
Tabel 6.51 Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Halte .................................................... 6-88
Tabel 6.52 Skenario Operasionalisasi Kawasan Prioritas Pengembangan
Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah .................................................... 6-184
Tabel 7.1 Penjadwalan Arah Pengembangan ........................................................... 7-4
Tabel 7.2 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Kabupaten Sigi Tahun 2013-2030
Pada Kondisi Do-Something...................................................................... 7-8
Tabel 7.3 Rasio JS/JL Kondisi Do-Something............................................................. 7-15
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem
transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan
sekaligus menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang
serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah,
peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara.
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun
2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025
dan melengkapi dokumen perencanaan. Saat ini sudah di identifikasi lokasi kawasan Perhatian
Investasi (KPI) oleh KP3EI terkait dengan wilayah kabupaten/kota.
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut
sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah)
maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan
pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga
strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat)
elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan
konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas
nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan
penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan
dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
2
meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan
keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional.
Koridor Ekonomi Sulawesi dalam sistem ekonomi nasional memiliki potensi tinggi di bidang
ekonomi dan sosial dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum
terdapat beberapa hal yang harus dibenahi di Koridor Ekonomi Sulawesi :
a) Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dibandingkan dengan pulai lain di Indonesia;
b) Kegiatan ekonomi utama pertanian, sebagai kontributor PDRB terbesar (30 persen), tumbuh
dengan lambat padahal kegiatan ekonomi utama ini menyerap sekitar 50 persen tenaga
kerja;
c) Investasi di Sulawesi berasal dari dalam dan luar negeri relative tertinggal dibandingkan di
daerah lain;
d) Infrastruktur perekonomian dan social seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan kurang
tersedia dan belum memadai.
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan, dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan
gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di
koridor ini. Dalam jangka panjang, diperlukan upaya konsisten untuk membangun industri hilir
pertambangan dan hasil perkebunan. Hilirisasi industri diiringi pemasaran secara sinergis dan
strategis akan menghasilkan pertambahan nilai optimal di dalam koridor yang berimplikasi pada
perluasan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk yang dihasilkan. Pembangunan
struktur ruang diarahkan pada pemahaman pola pergerakan barang dari hasil perkebunan
(kakao) maupun tambang nikel, dan migas, menuju tempat pengolahan dan atau kawasan
industry, yang berlanjut menuju ke pelabuhan. Untuk itu, penentuan prioritas dan kualitas
pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan di setiap provinsi diarahkan
untuk melayani angkutan barang disepanjang jalur konektivitas ekonomi di provinsi yang
bersangkutan. Demikian pula pembangunan infrastruktur air dan energy dilakukan untuk
mendukung produksi pertanian pangan, kakao, maupun pertambangan yang ada disetiap
provinsi, yang berujung pada peningkatan manfaat dan nilai tambah produk yang dihasilkan.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Pembangunan struktur ruang Koridor Ekonomi Sulawesi akan berkembang sejalan dengan
pembangunan dan keberadaan jalan raya trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi bagian
Selatan hignga utara. Struktur ruang koridor ini mengalami dinamika yang tinggi seiring dengan
percepatan pergerakan barang dan orang dari intra dan inter pusat-pusat pertumbuhan di
dalam koridor Ekonomi Sulawesi maupun antar antar Koridor Ekonomi Sulawesi dengan koridor
ekonomi lainnya di Indonesia. Selain itu, mengingat bahwa koridor ini berada di sisi Samudra
Pasifik dan jalur pelayaran Internasional, maka sangat penting untuk dapat menentukan lokasi
yang akan berfungsi sebagai hubungan internasional. Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara, atau
pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan merupakan alternative pelabuhan yang dapat
dikembangkan menjadi hubungan internasional. Penetapan hubungan internasional di kawasan
Indonesia Timur diharapkan dapat mempercepat pembangunan di Indonesia Timur yang lebih
di dominasi oleh pulau-pulau. Sebagai unsur pendorong, Tatrawil berfungsi menyediakan jasa
transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah berkembang
yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang strategis.
Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep
Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya
dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting
untuk secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama
lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada
Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun
Tataran Transportasi Lokal (Tatralok).
Di sisi lain, fungsi transportasi sebagai unsur promoting dan servicing dalam pengembangan
transportasi yang menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah
terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yang berada di luar
wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis.
Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam Mendukung MP3EI
perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten / Kota
agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah
propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
4
dengan penyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah Kabupaten / Kota
yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan
pelayanan dan jaringan prasarana yang dapatberperan dalam mendukung perekonomian
wilayah (MP3EI) dan mendorong pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada
tataran lokal, provinsi hingga nasional/internasional.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari studi ini adalah menyusun Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika
perkembangan ekonomi wilayah dan pola Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
sebagai pedoman pengaturan, pembangunan dan penyelenggaraan transportasi Lokal.
Tujuan studi adalah tersedianya dokumen rencana dan program pengembangan transportasi
lokal kabupaten/kota di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten yaitu : Kota Palu,
Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala, yang efektif dan efisien dalam
mendukung Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
1.3 RUANG LINGKUP
a) Ruang Lingkup Pekerjaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi
Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra
Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi permasalahan sistem transportasi lokal yang ada;
2. Identifikasi pelayanan, jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi secara
terpadu;
3. Analisis permintaan transportasi dan pola bangkitan serta pergerakan terkait dengan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI;
4. Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi lokal kabupaten / kota;
5. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi;
6. Merumuskan kebijakan, strategi dan program pengembangan jaringan prasarana dan
pelayanan transportasi;
7. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal dalam
kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan 2030;
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
5
8. Menyusun rancangan peraturan Bupati / Walikota tentang Sistranas pada Tataran
Transportasi Lokal (Tatralok);
9. Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten / Kota untuk mendapatkan masukan alternatif
pengembangan jaringan transportasi lokal;
b) Ruang Lingkup Jangka Waktu
Adapun jangka waktu perencanaan dalam penyusunan Studi Sistranas Pada Tatralok di
Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas
Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini adalah untuk kurun waktu dari
tahun 2014-2030.
c) Ruang Lingkup Wilayah
Kegiatan penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan Tataran Transportasi Lokal
kabupaten/kota terkait dengan permintaan transportasi dan pola bangkitan serta
pergerakan, utamanya untuk mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor
ekonomi Sulawesi.
1.4 INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
Indikator pelaksanaan penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam
Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor
Ekonomi Sulawesi ini adalah Tersedianya Dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) dan
konsep legalitas penetapannya di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten yaitu : Kota
Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala.
Keluaran kegiatan adalah enam (6) laporan di 6 wilayah, 1 (satu) Kota dan 5 (lima) Kabupaten
yaitu : Kota Palu, Kabupaten Toli-Toli, Morowali, Banggai, Sigi, Donggala.
1.5 TEMPAT KEGIATAN
Pelaksanaan studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung
Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi
ini adalah di Koridor IV Sulawesi Provinsi Sulawesi Tengah. Penjelasan selengkapnya dapat
dilihat di gambar berikut ini.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Gambar 1.1 Wilayah Kegiatan Studi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 2
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 POLA PIKIR
Pola pikir penyusunan tatralok pada dasarnya menggunakan pendekatan model perencanaan
transportasi. Konsep dasar dari perencanaan transportasi (transport planning) secara umum
adalah untuk hal-hal sebagai berikut :
a) Memprediksi jumlah bangkitan perjalanan dan pola pergerakan orang dan barang di
kawasan studi, pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan kebijakan
investasi perencanaan transportasi.
b) Memperkirakan kinerja prasarana transportasi dan efisiensinya untuk semua sistem
transportasi yang ada dan yang mungkin diadakan di wilayah studi.
c) Menentukan strategi penataan dan pengembangan prasarana transportasi serta penyusunan
program untuk implementasinya.
Selain pada hal-hal yang telah disebutkan tersebut diatas, Studi Sistranas Pada Tatralok di
Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor
Ekonomi Sulawesi adalah untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Koridor IV
Sulawesi. Dengan demikian studi ini harus menjadikan MP3EI (Master Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 2011-2025 harus menjadi rujukan utama dalam
penyusunan studi ini. Hal ini disebabkan oleh karena dalam MP3EI, telah dibagi koridor-koridor
ekonomi Indonesia yang terdiri atas :
a) Koridor Ekonomi Sumatera
b) Koridor Ekonomi Jawa
c) Koridor Ekonomi Kalimantan
d) Koridor Ekonomi Sulawesi
e) Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara
f) Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku
Berdasarkan konsep tersebut di atas, pendekatan sistem dalam perencanaan transportasi di
Provinsi Sulawesi Tengah untuk Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
2
Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi tersebut, secara
lengkap dapat dilihat pada gambar berikut ini
Tinjau Jaringan Transportasi Propinsidan Kabupaten/Kota
Inventarisasi Rencana Umum danTeknis Pengembangan Perhubungan
Kebijakan-Kebijakan NasionalKhususnya MP3EI dan MP3KI
Data Statistik Data Asal Tujuan Potensi Wilayah Prasarana dan Sarana Transportasi
Kompilasi DataKajian Kebijakan
Analisis Wilayah Analisis Teknis Analisis Prediksi
Pola Kecenderungan danArah PengembanganWilayah
Potensi dan MasalahPengembangan Wilayah
Kajian TerhadapRTRW K
Analisis BangkitanTarikan
Analisis PermintaanTransportasi Kab./Kota
Model PengembanganJaringan TransportasiKab/Kota
Alternatif PengembanganTransportasi Kab./Kota
Alternatif Pemilihan Moda
Pemetaan DemandPelayanan Transportasi
Proyeksi DemandPelayanan Transportasi
Pemetaan SupplyPelayanan Transportasi
Proyeksi SupplyPelayanan Transportasi
Besaran dan pola pergerakan aruslalu lintas (orang dan barang)
Kinerja sistem transportasi dan defisiensi:
Jaringan jalan Trayek angkutan umum Jaringan lintas angkutan barang Fasilitas bongkar muat barang Fasilitas parkir Guna ruang jalan. Outlet transportasi Prov. Sulawesi Tengah
(dermaga, pelabuhan, bandara, terminal)penumpang dan barang)
Strategi penataan dan pengembangansistem transportasi yang ada dan yag akandatang untuk agkutan orang dan barang: Sistem angkutan darat Sistem angkutan laut Sistem angkutan udara
PENYUSUNAN TINGKAT PRIORITAS
PENYUSUNAN PROGRAM UNTUKIMPLEMENTASINYA
REKOMENDASI:Penataan dan Pengembangan Sistem
Transportasi dan Sistem Pendanaannya
Gambar 2.1 Metode Pendekatan Teknis
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Secara garis besar pendekatan dan pola pikir yang digunakan didalam pelaksanaan Studi
Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan
Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi adalah sebagai berikut :
2.2 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah ini dilaksanakan dengan mengacu
pada program kerja berikut, disesuaikan dengan petunjuk teknis penyusunan Tatralok yang
telah ada.Secara umum, alur program yang digunakan dalam pengerjaan pekerjaan ini disajikan
pada gambar berikut.
Gambar 2.2 Alur Program Pekerjaan
PelaporanKerangkaTAHAPKEGIATAN
Pelaksanaan Survey
Kompilasi Data
Analisis Awal
Analisis Tatralok
Analisis Teknis Analisis Normatif Analisis Wilayah
PenyusunanKebijakan
Focus Group Discussion
Finalisasi Studi
Persiapan dan Mobilisasi Koordinasi dan Mobilisasi Tim Penajaman Metode dan Rencana
Kerja Penyiapan Peta Dasar Pengumpulan Data Awal Kajian Literatur Penyiapan Perangkat Survey
Tinjau Ulang Jaringan TransportasiPropinsi dan Kabupaten/Kota
Inventarisasi Rencana Umum danTeknis PengembanganPerhubungan
Inventarisasi Sistem PerencanaanPengembangan Perhubungan
Identifikasi KebijakanPengembangan Transportasi
Identifikasi Jaringan Pelayanan danJaringan Prasarana TransportasiEksisting
Studi Terdahulu Kebijakan-Kebijakan Nasional
Khususnya MP3EI
Pola Kecenderungan:Dampak Ekonomi Pasar,Demografi yang AkanDatang
Lingkungan StrategisKabupaten/Kota, Propinsi
Otonomi Daerah
Wujud Jaringan yangDiinginkan
Aspek Integrasi AntarModa
Kajian Terhadap RTRWK Analisa Bangkitan Tarikan
Merumuskan KebijakanTatralok Kedepan
Tersusunnya Tatralok 6 Kota/KabupatenSulteng yang Mendukung Percepatan
Pembangunan ekonomi
LaporanPendahulu
an
LaporanAntara
DraftLaporan
Akhir
LaporanAkhir
Taha
p Per
siapa
nTa
hapS
urve
y dan
Pen
gump
ulan
Data
Anali
sis T
atralo
kTa
hap A
khir
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
4
Secara umum, tahapan pekerjaan Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah
Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi akan
terdiri atas tahapan penting, yaitu:
a) Tahapan persiapan;
b) Tahap pengambilan di lapangan;
c) Tahap pengumpulan data dan informasi;
d) Tahap FGD;
e) Tahap penyusunan laporan akhir.
Pada bagian-bagian selanjutnya akan dijelaskan secara mendalam rencana pelaksanaan kajian
pada setiap tahapan yang disampaikan. Dalam tahapan-tahapan tersebut.Diharapkan tahapan-
tahapan ini dapat menghasilkan jawaban yang tepat bagi pelaksanaan kajian.
a) Tahap Persiapan
Kajian pustaka atau kajian literatur merupakan bagian penting dari studi ini, yang bertujuan
untuk mengkaji studi-studi terdahulu yang dianggap relevan dengan topik bahasan studi ini.
Pada dasarnya kajian literatur menghasilkan rangkuman mengenai kajian penelitian yang
telah dilakukan, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk mengembangkan teori atau
pendekatan baru yang akan diterapkan dalam studi ini. Sumber-sumber penelitian ini
didasari dari berbagai teori yang bersumber dari berbagai text book serta hasil-hasil
penelitian yang diperoleh dari berbagai jurnal penelitian dalam bentuk print-out atau hasil
unduhandari internet. Kajian literatur ini akan mendukung teori, metodologi, serta data awal
dan asumsi-asumsi yang dikembangkan dalam studi ini. Secara umum sumber-sumber
tersebut terbagi menjadi tiga kelompok informasi, yaitu:
Text book; pada dasarnya merupakan sumber landasan teori yang menjadi acuan dari studi
ini. Dari berbagai sumber literatur tersebut diperoleh berbagai acuan tentang teori perkiraan
bangkitan perjalanan orang dan barang, perkiraan distribusi perjalanan, pemilihan moda,
dan perencanaan trayek/rute operasi
Hasil Studi Sebelumnya; merupakan hasil-hasil studi yang telah dilakukan tentang
penyusunan tatralok dan pengambilan kebijakan pada penyusunan sistranas, tatranas, dan
tatrawil serta penyelarasan tatralok dengan rencana tata ruang wilayah.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
5
Data sekunder; diperoleh dari berbagai sumberyang berasal, antara lain, dari internet serta
dari instansi terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan, dan Biro Pusat
Statistik.
b) Persiapan Survey
Survei primer maupun sekunder dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang
belum dimiliki sebagai bahan atau input dari proses analisis yang akan dilakukan. Sebelum
melakukan survei perlu dilakukan inventarisasi data dan informasi yang diperlukan pada
proses analisis, sehingga survei dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Pada tahap persiapan survei ini dilakukan penetapan metoda survei dan penyiapan SDM dan
koordinasi. Penetapan metoda survei akan disesuaikan dengan jenis data yang akan
didapatkan. SDM dan alat – alat survei akan disesuaikan dengan jenis data yang akan
didapatkan. Sebagai gambaran awal, salah satu survei yang akan dilakukan adalah
melakukan wawancara dengan instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi
Tengah untuk mengetahui persepsinya tentang tingkat penyediaan, tingkat pelayanan dan
tingkat kepuasan sarana perhubungan.
c) Persiapan Analisis
Tahap persiapan analisis dititikberatkan pada identifikasi dan perumusan masalah. Sehingga
akan terbentuk pola pikir studi yang tepat dalam pengerjaan pekerjaan ini. Termasuk ke
dalam persiapan proses analisis adalah:
1. Kajian terhadap Kebijakan Pemerintah yang relevan, antara lain:
Undang – undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang – undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang – undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang – undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang – undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
Undang – undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Undang – undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
2. Kajian terhadap Kebijakan Nasional
Sistranas dan Tatranas
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Sislognas
MP3EI 2011 – 2025
MP3KI
RPJM 2010 – 2015
RPJM Provinsi Sulawesi Tengah 2010 – 2015
RPJMD masing-masing Kabupaten/Kota (wilayah kajian)
3. Kajian terhadap Sinergitas Pusat, Wilayah dan Lokal
4. Kajian terhadap Permasalahan Transportasi Wilayah dan Lokal
Sinkronisasi MP3EI dengan Tatrawil serta Tatralok
Sinkronisasi Sislognas dengan Tatrawil serta Tatralok
Pola Pembiayaan KPS
Pada tahap persiapan analisis ini juga akan dipilih metoda yang sesuai untuk pemetaan
potensi dan kendala, dan metoda penyusunan kebijakan.
d) Tahap Pengambilan di Lapangan/Survey
Tahap pengumpulan data dengan pelaksanaan survei, baik di Pusat (Jakarta) maupun di
Daerah (1 Kota, 5 Kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah). Sasaran dari pengumpulan data
adalah mendapatkan bahan – bahan input untuk proses analisis yang akan dilakukan
selanjutnya.Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan meliputi data sekunder dan
data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait maupun dari
studi studi sebelumnya :
Tabel 2.1 Kebutuhan Data Sekunder
No Jenis Data Sumber
1 Dokumen Perencanaan- RTRW (Nasional, Pulau
Sulawesi, Propinsi SulawesiTengah dan PropinsiPerbatasan)
- RTRW Kota Palu, KabupatenToli-Toli, Morowali, Banggai,Sigi, Donggala
- Sistranas, Tatranas, Tatrawildan Tatralok
- Kementerian KoordinatorPerekonomian
- Kementerian PU- Kementerian Perhubungan- Pemerintah Propinsi Sulawesi
Tenggara- Pemerintah Daerah Kota Palu,
Kabupaten Toli-Toli, Morowali,Banggai, Sigi, Donggala
- Instansi terkait lainnya
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
7
No Jenis Data Sumber
- MP3EI
2 Data dan peta JaringanTransportasi Jalan SULTENG danKota Palu, Kabupaten Toli-Toli,Morowali, Banggai, Sigi, Donggala
- Eksisting- Rencana
- Dinas PU Prop SULTENG dan Kota Palu,Kabupaten Toli-Toli, Morowali,Banggai, Sigi, Donggala
- Dinas Perhubungan Prop SULTENG- Dinas Perhubungan Kota Palu,
Kabupaten Toli-Toli, Morowali,Banggai, Sigi, Donggala
3 Hasil O-D Nasional 2011 - Badan Litbang KementerianPerhubungan
4 Data Sosio Ekonomi - BPS Prop SULTENG dan Kota Palu,Kabupaten Toli-Toli, Morowali,Banggai, Sigi, Donggala
5 Jaringan pelayanan & prasaranatransportasi Prop SULTENG danKota Palu, Kabupaten Toli-Toli,Morowali, Banggai, Sigi, Donggala
(trayek, terminal,dermaga/pelabuhan,bandara)
- DISHUB Prop SULTENG dan Kota Palu,Kabupaten Toli-Toli, Morowali,Banggai, Sigi, Donggala
- Pengelola Pelabuhan- Pengelola Bandara
6 Studi-studi terdahulu yang terkait - Dinas/Instansi terkait lainnya
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Pada dasarnya survai lapangan dilakukan untuk melakukan verifikasi terhadap data yang
diperoleh melalui survey data sekunder. Dari Kerangka Acuan Kerja dapat ditarik beberapa
item data yang harus dikumpulkan konsultan melalui survey lapangan dalam pelaksanaan
Studi Tinjau Ulang TATRAWIL Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Percepatan
Pembangunan Ekonomi di Koridor IV Sulawesi ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kebutuhan Data Primer
No Jenis Data Sumber
1 Data guna lahan Survey land use
2 Data volume lalu lintas Survey traffic counting
3 Data inventarisasi jalan Survey road inventory
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
8
No Jenis Data Sumber
4 Data inventarisasi terminal,
dermaga/pelabuhan, bandara
Survey inventarisasi terminal,
pelabuhan, bandara
5 Data bongkar muat barang Survey lokasi bongkar muat
barang
6 Data kinerja terminal,
dermaga/pelabuhan, bandara
Survey performance terminal,
pelabuhan dan bandara
7 Data O-D (up date) Survey wawancara
8 Data persepsi regulator, operator dan
user terhadap pengembangan jaringan
transportasi di Sulawesi Tengah
Survey wawancara
Sumber : Hasil Analisis, 2013
e) Tahap Pengolahan, Analisa dan Evaluasi/Kompilasi Data
Tahap kompilasi data merupakan proses mengumpulkan data berupa narasi, tabel dan peta
yang akan dijadikan masukan (input) pada proses analisis. Data yang disajikan merupakan
data terbaru yang didapat dari berbagai instansi terkait, terutama Kementerian
Perhubungan, Dinas Perhubungan, Badan Pusat Statistik, dan Bakosurtanal.
Tahapan ini dilakukan setelah data-data primer serta sekunder mengenai kajian terkumpul
dari lokasi-lokasi survey. Pelaksanaan tahap Pengolahan, Analisis dan Evaluasi akan
dilakukan dengan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pengelompokkan data dan informasi yang dikumpulkan
2. Tabulasi Data Kuesioner sesuai dengan metode analisa yang akan digunakan
3. Analisis dan Evaluasi Data berdasarkan masing-masing lokasi survey
4. Analisis data dengan software aplikasi yang sesuai
5. Identifikasi persoalan berdasarkan analisa yang telah dilakukan
6. Penyusunan Laporan Sementara/Draft Laporan Akhir
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
9
f) Tahap Input
Tahap input merupakan masukan berupa faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses
analisis dan pengambilan keputusan rekomendasi. Beberapa input yang diperlukan dalam
Studi Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas
Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi ini meliputi :
1. Kondisi fisik wilayah, yang meliputi batas wilayah, luas wilayah, iklim, topografi, kondisi
tanah dan batuan;
2. Kondisi sosial ekonomi wilayah yang meliputi: jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, tingkat pendidikan, penduduk usia produktif, tingkat PDRB dan PDRB
perkapita, besaran ekspor dan impor, tingkat inflasi, komoditas andalan;
3. Kondisi transportasi, yang meliputi identifikasi jaringan sarana dan prasarana, jaringan
pelayanan, moda unggulan serta identifikasi kinerja moda-moda transportasi di Provinsi
Sulawesi Tengah yang terdiri atas moda transportasi jalan raya, jalan rel, moda
transportasi udara serta moda transportasi air yang meliputi angkutan sungai dan
penyeberangan (ASDP) dan angkutan laut.
4. Peraturan dan regulasi yang terkait, yang meliputi Undang-undang dan peraturan
pelaksanaan di bawahnya yang berkaitan dengan transportasi dan MP3EI.
5. Kebijakan yang berkaitan dalam lingkup regional (misalnya RTRWP, Sistem Transportasi
Wilayah/Regional); dan lingkup nasional (misalnya RTRWN, Sistem Transportasi
Nasional).
g) Tahap Proses
Tahap proses merupakan tahap pengkajian dan analisis terhadap masukan yang diperoleh
dari tahap sebelumnya, meliputi :
1. Identifikasi dan analisis awal isu-isu strategis yang terkait dengan kondisi fisik wilayah;
kondisi sosial ekonomi; kondisi transportasi; dan rencana penataan tata ruang yang ada;
2. Analisis kelembagaan dan finansial mencakup peraturan perundang-undangan dan
kepemilikan; pengusahaan jasa transportasi; koordinasi kelembagaan dan efisiensi;
analisis pola pendanaan/pembiayaan;
3. Analisis penyediaan jaringan transportasi, mencakup identifikasi jaringan prasarana dan
pelayanan transportasi antar zona dalam skala propinsi serta skala regional dan nasional
terkait; analisis tingkat pelayanan/kinerja operasional; analisis kinerja biaya; analisis
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
10
keterpaduan antar dan intra moda serta pelayanan multimoda; analisis dampak
pengoperasian sistem transportasi;
4. Analisis permintaan jasa transportasi, mencakup penentuan zona; bangkitan dan
distribusi arus barang dan orang; analisis pola arus barang dan orang serta model
pengembangan transportasi; pemilihan moda;
5. Identifikasi defisiensi transportasi di waktu yang akan datang, mencakup identifikasi
defisiensi transportasi di waktu yang akan datang berdasarkan tingkat kinerja sasaran
saat ini; pengaruh peningkatan operasional terhadap kebutuhan transportasi di waktu
yang akan datang; pendefisian dan kriteria koridor kritis;
6. Analisis dan evaluasi alternatif koridor kritis, mencakup analisis pilihan jenis angkutan
pada koridor kritis; permintaan lalu lintas terhadap jenis angkutan pada koridor kritis;
penyusunan, analisis dan evaluasi perencanaan pada koridor kritis; serta peringkat
koridor kritis.
7. Analisis dan evaluasi alternatif rencana dan program transportasi wilayah, mencakup
penyusunan alternatif; modal split dan arus lalu lintas di waktu yang akan datang;
dampak jangka panjang terhadap alternatif rencana pola arus lalu lintas; analisis
komprehensif masing-masing alternatif; serta evaluasi alternatif rencana.
Tahap output sebagai tahap akhir studi merupakan tahap penyusunan rekomendasi yang
terkait dengan rencana pengembangan jaringan sarana dan prasarana transportasi wilayah
yang mencakup struktur jaringan, pelayanan transportasi, moda transportasi unggulan, serta
outlet wilayah yang akan digunakan bersama-sama dokumen RTRW Provinsi Sulawesi
Tengah dalam pengambilan kebijakan penentuan prioritas pembangunan dan
pengembangan sarana-prasarana transportasi di tingkat wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
pada horizon waktu 20 tahun.
h) Focus Group Discussion
Diskusi yang melibatkan tim penyedia jasa, tim teknis pengguna jasa, dan para nara sumber
yang disiapkan oleh pengguna jasa. Diskusi ini adalah suatu interaksi komunikasi antara tim
teknis penguna jasa, tim penyedia jasa, dan para nara sumber.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
11
i) Tahap Penyusunan Laporan Akhir
Tahap akhir ini dilakukan setelah melakukan koordinasi dan diskusi dengan pihak pusat dan
daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota). Pada tahap ini dilakukan perumusan naskah
akademis Tataran Transportasi Lokal1 Kota dan 5 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah
yang berisikan tentang rumusan kebijakan Sistranas pada Tatralokdi Provinsi Sulawesi
Tengah, landasan pengembangan jaringan transportasi lokal, pengembangan jaringan
pelayanan transportasi, dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal yang
tersusun berdasarkan program pembangunan jangka pendek dan menengah.
Tahap finalisasi merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan. Seperti dijelaskan sebelumnya, keluaran yang akan dihasilkan dalam pekerjaan ini
adalah tersusunnya Dokumen hasil kajian tataran transportasi lokal di 1 Kota, 5 Kabupaten di
Propinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan tahap ini akan dilakukan dengan dengan langkah-
langkah berikut:
1. Penyempurnaan Laporan Kemajuan
2. Penyesuaian hasil diskusi teknis dan hasil FGD
3. Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
KABUPATEN SIGI
A. Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi
Kabupaten Sigi merupakan kabupaten termuda di Sulawesi Tengah, yang terletak pada
koordinat 00 52’- 20 03’ Lintang Selatan dan 1190 38’-1200 21’ Bujur Timur. Berdasarkan
posisi geografisnya, batas-batas Kabupaten Sigi adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu
Sebelah Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Propinsi Sulawesi Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso
Luas wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km2 atau sekitar 7,64
persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Ibukota Kabupaten Sigi adalah Bora.
Secara administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 kecamatan, 156 desa dan 1 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT).
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Persentase (%)
1 Pipikoro 956.13 18.40
2 Kulawi Selatan 418.12 8.05
3 Kulawi 1053.56 20.28
4 Lindu 552.03 10.62
5 Nokilalaki 75.19 1.45
6 Palolo 626.09 12.05
7 Gumbasa 176.49 3.40
8 Dolo selatan 584.71 11.25
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
KABUPATEN SIGI
A. Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi
Kabupaten Sigi merupakan kabupaten termuda di Sulawesi Tengah, yang terletak pada
koordinat 00 52’- 20 03’ Lintang Selatan dan 1190 38’-1200 21’ Bujur Timur. Berdasarkan
posisi geografisnya, batas-batas Kabupaten Sigi adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu
Sebelah Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Propinsi Sulawesi Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso
Luas wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km2 atau sekitar 7,64
persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Ibukota Kabupaten Sigi adalah Bora.
Secara administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 kecamatan, 156 desa dan 1 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT).
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Persentase (%)
1 Pipikoro 956.13 18.40
2 Kulawi Selatan 418.12 8.05
3 Kulawi 1053.56 20.28
4 Lindu 552.03 10.62
5 Nokilalaki 75.19 1.45
6 Palolo 626.09 12.05
7 Gumbasa 176.49 3.40
8 Dolo selatan 584.71 11.25
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
KABUPATEN SIGI
A. Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi
Kabupaten Sigi merupakan kabupaten termuda di Sulawesi Tengah, yang terletak pada
koordinat 00 52’- 20 03’ Lintang Selatan dan 1190 38’-1200 21’ Bujur Timur. Berdasarkan
posisi geografisnya, batas-batas Kabupaten Sigi adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu
Sebelah Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Propinsi Sulawesi Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso
Luas wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km2 atau sekitar 7,64
persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Ibukota Kabupaten Sigi adalah Bora.
Secara administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 kecamatan, 156 desa dan 1 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT).
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Persentase (%)
1 Pipikoro 956.13 18.40
2 Kulawi Selatan 418.12 8.05
3 Kulawi 1053.56 20.28
4 Lindu 552.03 10.62
5 Nokilalaki 75.19 1.45
6 Palolo 626.09 12.05
7 Gumbasa 176.49 3.40
8 Dolo selatan 584.71 11.25
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
2
9 Dolo barat 112.18 2.16
10 Tanambulava 56.33 1.08
11 Dolo 36.05 0.69
12 Sigi biromaru 289.60 5.57
13 Marawola 38.65 0.74
14 Marawola barat 150.51 2.90
15 Kinowaro 70.38 1.35
Total 5196.02 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
2
9 Dolo barat 112.18 2.16
10 Tanambulava 56.33 1.08
11 Dolo 36.05 0.69
12 Sigi biromaru 289.60 5.57
13 Marawola 38.65 0.74
14 Marawola barat 150.51 2.90
15 Kinowaro 70.38 1.35
Total 5196.02 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
2
9 Dolo barat 112.18 2.16
10 Tanambulava 56.33 1.08
11 Dolo 36.05 0.69
12 Sigi biromaru 289.60 5.57
13 Marawola 38.65 0.74
14 Marawola barat 150.51 2.90
15 Kinowaro 70.38 1.35
Total 5196.02 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Gambar 3.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Sigi
Sumber: Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Skala 1:50.000; Lampiran UU No 27 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecam atan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.18 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Sigi
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos , 2009; Batas Desa Menggunakan P eta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten S igi, 2008, Observasi Lapangan, 2009
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pip ikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokila laki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Status JalanJalan Kabupaten
Jalan Provinsi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Gambar 3.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Sigi
Sumber: Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Skala 1:50.000; Lampiran UU No 27 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecam atan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.18 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Sigi
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos , 2009; Batas Desa Menggunakan P eta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten S igi, 2008, Observasi Lapangan, 2009
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pip ikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokila laki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Status JalanJalan Kabupaten
Jalan Provinsi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Gambar 3.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Sigi
Sumber: Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Skala 1:50.000; Lampiran UU No 27 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecam atan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.18 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Sigi
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos , 2009; Batas Desa Menggunakan P eta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten S igi, 2008, Observasi Lapangan, 2009
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pip ikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokila laki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Status JalanJalan Kabupaten
Jalan Provinsi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
4
Gambar 3.2 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
Tabel 3.2 Jarak Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan
Ibukota
KabupatenKecamatan Ibukota Kecamatan
Jarak
(Km)
Dapat Ditempuh
Dengan Kendaraan
B
O
R
A
Pipikoro Peana 123.00 Darat
Kulawi Selatan Lawua 96.00 Darat
Kulawi Bolapapu 62.00 Darat
Lindu Tomado 89.00 Darat
Nokilalaki Kamarora A 35.00 Darat
Palolo Makmur 25.00 Darat
Gumbasa Pakuli 32.00 Darat
Dolo selatan Baluase 13.00 Darat
Dolo barat Kaleke 7.00 Darat
Tanambulava Sibalaya Utara 17.00 Darat
Dolo Kota Palu 7.00 Darat
Sigi biromaru Mpanau 14.00 Darat
Marawola Binangga 18.00 Darat
Marawola barat Dombu 33.00 Darat
Kinowaro Porame 20.00 Darat
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
1,45%
12,05%
3,40%
11,25%
2,16%
1,08%0,69%
PERSENTASE LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
4
Gambar 3.2 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
Tabel 3.2 Jarak Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan
Ibukota
KabupatenKecamatan Ibukota Kecamatan
Jarak
(Km)
Dapat Ditempuh
Dengan Kendaraan
B
O
R
A
Pipikoro Peana 123.00 Darat
Kulawi Selatan Lawua 96.00 Darat
Kulawi Bolapapu 62.00 Darat
Lindu Tomado 89.00 Darat
Nokilalaki Kamarora A 35.00 Darat
Palolo Makmur 25.00 Darat
Gumbasa Pakuli 32.00 Darat
Dolo selatan Baluase 13.00 Darat
Dolo barat Kaleke 7.00 Darat
Tanambulava Sibalaya Utara 17.00 Darat
Dolo Kota Palu 7.00 Darat
Sigi biromaru Mpanau 14.00 Darat
Marawola Binangga 18.00 Darat
Marawola barat Dombu 33.00 Darat
Kinowaro Porame 20.00 Darat
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
18,40%
8,05%
20,28%
10,62%1,45%
5,57%
0,74%2,90%
1,35%
PERSENTASE LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATANPipikoroKulawi SelatanKulawiLinduNokilalakiPaloloGumbasaDolo selatanDolo baratTanambulavaDoloSigi biromaruMarawolaMarawola baratKinowaro
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
4
Gambar 3.2 Luas Wilayah Kab. Sigi Menurut Kecamatan
Tabel 3.2 Jarak Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan
Ibukota
KabupatenKecamatan Ibukota Kecamatan
Jarak
(Km)
Dapat Ditempuh
Dengan Kendaraan
B
O
R
A
Pipikoro Peana 123.00 Darat
Kulawi Selatan Lawua 96.00 Darat
Kulawi Bolapapu 62.00 Darat
Lindu Tomado 89.00 Darat
Nokilalaki Kamarora A 35.00 Darat
Palolo Makmur 25.00 Darat
Gumbasa Pakuli 32.00 Darat
Dolo selatan Baluase 13.00 Darat
Dolo barat Kaleke 7.00 Darat
Tanambulava Sibalaya Utara 17.00 Darat
Dolo Kota Palu 7.00 Darat
Sigi biromaru Mpanau 14.00 Darat
Marawola Binangga 18.00 Darat
Marawola barat Dombu 33.00 Darat
Kinowaro Porame 20.00 Darat
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Kulawi Selatan
Nokilalaki
GumbasaDolo selatanDolo baratTanambulava
Sigi biromaruMarawolaMarawola barat
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
5
Tabel 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
No KecamatanJumlah
Desa/Kelurahan/UPT
1 Pipikoro 13
2 Kulawi Selatan 12
3 Kulawi 14
4 Lindu 4
5 Nokilalaki 5
6 Palolo 19
7 Gumbasa 6
8 Dolo selatan 11
9 Dolo barat 10
10 Tanambulava 4
11 Dolo 11
12 Sigi biromaru 18
13 Marawola 11
14 Marawola barat 10
15 Kinowaro 9
Total 2011 157
2010 157
2009 157
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
5
Tabel 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
No KecamatanJumlah
Desa/Kelurahan/UPT
1 Pipikoro 13
2 Kulawi Selatan 12
3 Kulawi 14
4 Lindu 4
5 Nokilalaki 5
6 Palolo 19
7 Gumbasa 6
8 Dolo selatan 11
9 Dolo barat 10
10 Tanambulava 4
11 Dolo 11
12 Sigi biromaru 18
13 Marawola 11
14 Marawola barat 10
15 Kinowaro 9
Total 2011 157
2010 157
2009 157
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
5
Tabel 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
No KecamatanJumlah
Desa/Kelurahan/UPT
1 Pipikoro 13
2 Kulawi Selatan 12
3 Kulawi 14
4 Lindu 4
5 Nokilalaki 5
6 Palolo 19
7 Gumbasa 6
8 Dolo selatan 11
9 Dolo barat 10
10 Tanambulava 4
11 Dolo 11
12 Sigi biromaru 18
13 Marawola 11
14 Marawola barat 10
15 Kinowaro 9
Total 2011 157
2010 157
2009 157
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Gambar 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
B. Pengunaan Lahan
Proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Sigi berdasarkan pada data Peta Tutupan
Lahan WS Palu Lariang didominasi oleh lahan Kawasan Lindung baik berupa hutan
lindung dan Suaka Alam. Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Sigi terdapat Taman
Nasional Lore Lindu yang berada di Kecamatan Lindu, Gumbasa, Kulawi Selatan,
Nokilalaki, Tanambulava, Palolo, Kulawi, dan Sigi Biromaru.
Tabel 3.4 Kawasan Hutan di Kabupaten Sigi
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
1. Dolo Hutan Lindung 378,26 3,79
2. Dolo Barat Hutan Lindung 8.150,43 34,52
Hutan Produksi Terbatas 356,16 1,51
3. Dolo Selatan Hutan Lindung 28.061,38 65,03
Hutan Produksi Terbatas 41,03 0,10
4. Gumbasa Taman Nasional Lore Lindu 10.537,98 88,09
5. Kulawi Hutan Lindung 42.575,05 37,01
Hutan Produksi Terbatas 26.981,72 23,46
02468
101214161820
Jumlah Desa Menurut Kecamatan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Gambar 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
B. Pengunaan Lahan
Proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Sigi berdasarkan pada data Peta Tutupan
Lahan WS Palu Lariang didominasi oleh lahan Kawasan Lindung baik berupa hutan
lindung dan Suaka Alam. Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Sigi terdapat Taman
Nasional Lore Lindu yang berada di Kecamatan Lindu, Gumbasa, Kulawi Selatan,
Nokilalaki, Tanambulava, Palolo, Kulawi, dan Sigi Biromaru.
Tabel 3.4 Kawasan Hutan di Kabupaten Sigi
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
1. Dolo Hutan Lindung 378,26 3,79
2. Dolo Barat Hutan Lindung 8.150,43 34,52
Hutan Produksi Terbatas 356,16 1,51
3. Dolo Selatan Hutan Lindung 28.061,38 65,03
Hutan Produksi Terbatas 41,03 0,10
4. Gumbasa Taman Nasional Lore Lindu 10.537,98 88,09
5. Kulawi Hutan Lindung 42.575,05 37,01
Hutan Produksi Terbatas 26.981,72 23,46
Jumlah Desa Menurut Kecamatan
Jumlah DesaMenurutKecamatan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Gambar 3.3 Jumlah Desa Menurut Kecamatan
B. Pengunaan Lahan
Proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Sigi berdasarkan pada data Peta Tutupan
Lahan WS Palu Lariang didominasi oleh lahan Kawasan Lindung baik berupa hutan
lindung dan Suaka Alam. Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Sigi terdapat Taman
Nasional Lore Lindu yang berada di Kecamatan Lindu, Gumbasa, Kulawi Selatan,
Nokilalaki, Tanambulava, Palolo, Kulawi, dan Sigi Biromaru.
Tabel 3.4 Kawasan Hutan di Kabupaten Sigi
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
1. Dolo Hutan Lindung 378,26 3,79
2. Dolo Barat Hutan Lindung 8.150,43 34,52
Hutan Produksi Terbatas 356,16 1,51
3. Dolo Selatan Hutan Lindung 28.061,38 65,03
Hutan Produksi Terbatas 41,03 0,10
4. Gumbasa Taman Nasional Lore Lindu 10.537,98 88,09
5. Kulawi Hutan Lindung 42.575,05 37,01
Hutan Produksi Terbatas 26.981,72 23,46
Jumlah DesaMenurutKecamatan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
7
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Hutan Produksi Tetap 3.647,65 3,17
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
5.662,73 4,92
Suaka Alam dan Hutan Wisata 16.834,86 14,64
6. Kulawi Selatan Hutan Lindung 570,05 1
Hutan Produksi Terbatas 7.443,37 18
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
392,54 1
Suaka Alam dan Hutan Wisata 21.068,35 51
7. Lindu Suaka Alam dan Hutan Wisata 44.966,44 78
8. Kinovaro Hutan Lindung 4.264,58 64
9. Marawola Barat Hutan Lindung 9.808,02 27
Hutan Produksi Terbatas 3.499,53 10
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
644,39 2
10. Nokilalaki Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.951,38 53
11. Palolo Hutan Lindung 18.486,17 29
Hutan Produksi Terbatas 23.825,38 37
Suaka Alam dan Hutan Wisata 9.557,04 15
12. Pipikoro Hutan Lindung 19.341,79 19
Hutan Produksi Terbatas 58.705,00 59
Hutan Produksi Tetap 745,38 1
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
2.732,11 3
Suaka Alam dan Hutan Wisata 504,02 1
13. Sigi Biromaru Hutan Lindung 6.662,97 22
Hutan Produksi Terbatas 5.627,70 19
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
7
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Hutan Produksi Tetap 3.647,65 3,17
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
5.662,73 4,92
Suaka Alam dan Hutan Wisata 16.834,86 14,64
6. Kulawi Selatan Hutan Lindung 570,05 1
Hutan Produksi Terbatas 7.443,37 18
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
392,54 1
Suaka Alam dan Hutan Wisata 21.068,35 51
7. Lindu Suaka Alam dan Hutan Wisata 44.966,44 78
8. Kinovaro Hutan Lindung 4.264,58 64
9. Marawola Barat Hutan Lindung 9.808,02 27
Hutan Produksi Terbatas 3.499,53 10
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
644,39 2
10. Nokilalaki Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.951,38 53
11. Palolo Hutan Lindung 18.486,17 29
Hutan Produksi Terbatas 23.825,38 37
Suaka Alam dan Hutan Wisata 9.557,04 15
12. Pipikoro Hutan Lindung 19.341,79 19
Hutan Produksi Terbatas 58.705,00 59
Hutan Produksi Tetap 745,38 1
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
2.732,11 3
Suaka Alam dan Hutan Wisata 504,02 1
13. Sigi Biromaru Hutan Lindung 6.662,97 22
Hutan Produksi Terbatas 5.627,70 19
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
7
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Hutan Produksi Tetap 3.647,65 3,17
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
5.662,73 4,92
Suaka Alam dan Hutan Wisata 16.834,86 14,64
6. Kulawi Selatan Hutan Lindung 570,05 1
Hutan Produksi Terbatas 7.443,37 18
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
392,54 1
Suaka Alam dan Hutan Wisata 21.068,35 51
7. Lindu Suaka Alam dan Hutan Wisata 44.966,44 78
8. Kinovaro Hutan Lindung 4.264,58 64
9. Marawola Barat Hutan Lindung 9.808,02 27
Hutan Produksi Terbatas 3.499,53 10
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
644,39 2
10. Nokilalaki Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.951,38 53
11. Palolo Hutan Lindung 18.486,17 29
Hutan Produksi Terbatas 23.825,38 37
Suaka Alam dan Hutan Wisata 9.557,04 15
12. Pipikoro Hutan Lindung 19.341,79 19
Hutan Produksi Terbatas 58.705,00 59
Hutan Produksi Tetap 745,38 1
Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
2.732,11 3
Suaka Alam dan Hutan Wisata 504,02 1
13. Sigi Biromaru Hutan Lindung 6.662,97 22
Hutan Produksi Terbatas 5.627,70 19
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
8
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.324,15 11
14. Tanambulava Suaka Alam dan Hutan Wisa 2.498,74 47
15. Marawola Kawasan Hutan 0,00 0
Sumber: RPJMD Kabupaten Sigi 2010-2015
Tabel 3.5 Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
NoJenis Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
2009 2010 2011
1 Areal Penggunaan Lain 126973.12 127062.89 127107.31
2 Hutan Lindung 132148.86 132148.86 131910.76
3 Hutan Produksi Terbatas 129521.91 129521.91 129808.63
4 Hutan Produksi Tetap 2808.63 2808.63 2815.94
5 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 9272.09 9278.53 9218.94
6 Suaka Alam dan Wana Wisata 115458.56 115362.36 115321.60
7 Danau (Tubuh Air) 3418.83 3418.83 3418.83
Jumlah 519602.00 519602.00 519602.00
Sumber: Digitasi Ulang Peta Tutupan Lahan Kabupaten Sigi Pada Studi Pola
Pengelolaan SDA WS Palu Lariang Tahun 2006, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng,
2007, Citra Alos, 2009.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
8
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.324,15 11
14. Tanambulava Suaka Alam dan Hutan Wisa 2.498,74 47
15. Marawola Kawasan Hutan 0,00 0
Sumber: RPJMD Kabupaten Sigi 2010-2015
Tabel 3.5 Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
NoJenis Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
2009 2010 2011
1 Areal Penggunaan Lain 126973.12 127062.89 127107.31
2 Hutan Lindung 132148.86 132148.86 131910.76
3 Hutan Produksi Terbatas 129521.91 129521.91 129808.63
4 Hutan Produksi Tetap 2808.63 2808.63 2815.94
5 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 9272.09 9278.53 9218.94
6 Suaka Alam dan Wana Wisata 115458.56 115362.36 115321.60
7 Danau (Tubuh Air) 3418.83 3418.83 3418.83
Jumlah 519602.00 519602.00 519602.00
Sumber: Digitasi Ulang Peta Tutupan Lahan Kabupaten Sigi Pada Studi Pola
Pengelolaan SDA WS Palu Lariang Tahun 2006, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng,
2007, Citra Alos, 2009.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
8
No Kecamatan Fungsi Kawasan HutanLuas Kawasan
Hutan (Ha)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Suaka Alam dan Hutan Wisata 3.324,15 11
14. Tanambulava Suaka Alam dan Hutan Wisa 2.498,74 47
15. Marawola Kawasan Hutan 0,00 0
Sumber: RPJMD Kabupaten Sigi 2010-2015
Tabel 3.5 Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
NoJenis Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
2009 2010 2011
1 Areal Penggunaan Lain 126973.12 127062.89 127107.31
2 Hutan Lindung 132148.86 132148.86 131910.76
3 Hutan Produksi Terbatas 129521.91 129521.91 129808.63
4 Hutan Produksi Tetap 2808.63 2808.63 2815.94
5 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 9272.09 9278.53 9218.94
6 Suaka Alam dan Wana Wisata 115458.56 115362.36 115321.60
7 Danau (Tubuh Air) 3418.83 3418.83 3418.83
Jumlah 519602.00 519602.00 519602.00
Sumber: Digitasi Ulang Peta Tutupan Lahan Kabupaten Sigi Pada Studi Pola
Pengelolaan SDA WS Palu Lariang Tahun 2006, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng,
2007, Citra Alos, 2009.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
9
Gambar 3.4 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
Luas hutan lindung di Kabupaten Sigi adalah sebesar 131910.76 Hektar atau sekitar
24,46% dari total luas wilayah Kabupaten Sigi pada tahun 2011, sedangkan luas Suaka
Alam dan Wana Wisata yang berada di Kabupaten Sigi adalah sebesar 22,19% dari total
luas Kabupaten Sigi. Selain kawasan lindung pada Kabupaten Sigi juga terdapat hutan
produksi terbatas dengan luas 129808.63Ha atau 24,98% dari luas wilayah 2011. Luas
lahan yang dominan lainnya adalah areal penggunaan lahan berupa lahan permukiman,
lahan pertanian dan tegalan.
C. Kependudukan
Kabupaten Sigi, sebagai daerah otonom baru memiliki karakteristik kependudukan yang
hampir sama dengan karakteristik kependudukan di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara
umum penduduk di Kabupaten Sigi didominasi oleh usia produktif. Dominasi penduduk
usia produktif merupakan salah satu modal dalam rangka pengembangan wilayah di
Kabupaten Sigi.
Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2011 mencapai 219.005 jiwa dan tersebar
di 15 kecamatan, yang terdiri dari 112.815 jiwa penduduk laki-laki dan 106.190 jiwa
penduduk perempuan. Kecamatan Sigi Biromaru memiliki jumlah penduduk tertinggi
yaitu 43.649 jiwa (19,93 %) sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Lindu yaitu
hanya 4.777 jiwa (2,18 %). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
0,0040000,0080000,00
120000,00160000,00
Area
lPe
nggu
naan
…
Luas
(Ha)
Jenis Penggunaan Lahan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
9
Gambar 3.4 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
Luas hutan lindung di Kabupaten Sigi adalah sebesar 131910.76 Hektar atau sekitar
24,46% dari total luas wilayah Kabupaten Sigi pada tahun 2011, sedangkan luas Suaka
Alam dan Wana Wisata yang berada di Kabupaten Sigi adalah sebesar 22,19% dari total
luas Kabupaten Sigi. Selain kawasan lindung pada Kabupaten Sigi juga terdapat hutan
produksi terbatas dengan luas 129808.63Ha atau 24,98% dari luas wilayah 2011. Luas
lahan yang dominan lainnya adalah areal penggunaan lahan berupa lahan permukiman,
lahan pertanian dan tegalan.
C. Kependudukan
Kabupaten Sigi, sebagai daerah otonom baru memiliki karakteristik kependudukan yang
hampir sama dengan karakteristik kependudukan di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara
umum penduduk di Kabupaten Sigi didominasi oleh usia produktif. Dominasi penduduk
usia produktif merupakan salah satu modal dalam rangka pengembangan wilayah di
Kabupaten Sigi.
Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2011 mencapai 219.005 jiwa dan tersebar
di 15 kecamatan, yang terdiri dari 112.815 jiwa penduduk laki-laki dan 106.190 jiwa
penduduk perempuan. Kecamatan Sigi Biromaru memiliki jumlah penduduk tertinggi
yaitu 43.649 jiwa (19,93 %) sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Lindu yaitu
hanya 4.777 jiwa (2,18 %). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
Area
lPe
nggu
naan
…
Huta
nLi
ndun
g
Huta
nPr
oduk
si…
Huta
nPr
oduk
si…
Huta
nPr
oduk
si…
Suak
a Al
amda
n W
ana…
Dana
u (T
ubuh
Air)
Penggunaan Lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
9
Gambar 3.4 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Sigi
Luas hutan lindung di Kabupaten Sigi adalah sebesar 131910.76 Hektar atau sekitar
24,46% dari total luas wilayah Kabupaten Sigi pada tahun 2011, sedangkan luas Suaka
Alam dan Wana Wisata yang berada di Kabupaten Sigi adalah sebesar 22,19% dari total
luas Kabupaten Sigi. Selain kawasan lindung pada Kabupaten Sigi juga terdapat hutan
produksi terbatas dengan luas 129808.63Ha atau 24,98% dari luas wilayah 2011. Luas
lahan yang dominan lainnya adalah areal penggunaan lahan berupa lahan permukiman,
lahan pertanian dan tegalan.
C. Kependudukan
Kabupaten Sigi, sebagai daerah otonom baru memiliki karakteristik kependudukan yang
hampir sama dengan karakteristik kependudukan di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara
umum penduduk di Kabupaten Sigi didominasi oleh usia produktif. Dominasi penduduk
usia produktif merupakan salah satu modal dalam rangka pengembangan wilayah di
Kabupaten Sigi.
Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2011 mencapai 219.005 jiwa dan tersebar
di 15 kecamatan, yang terdiri dari 112.815 jiwa penduduk laki-laki dan 106.190 jiwa
penduduk perempuan. Kecamatan Sigi Biromaru memiliki jumlah penduduk tertinggi
yaitu 43.649 jiwa (19,93 %) sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Lindu yaitu
hanya 4.777 jiwa (2,18 %). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
2009
2010
2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
10
kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2011 kepadatan
penduduk tercatat sebanyak 42 jiwa/km², dengan luas wilayah Kabupaten Sigi 5.196,02
km². Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Dolo
merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 582 jiwa/km², sedangkan
Kecamatan Pipikoro merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu 8 jiwa/km².
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Sigi Tahun 2011 adalah sebesar 106, yang berarti
setiap 106 laki-laki terdapat 100 perempuan. Komposisi atau struktur umur penduduk di
Kabupaten Sigi menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga (33 persen) penduduk masih
berusia di bawah 15 tahun, hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Sigi masih
tergolong penduduk muda. Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang
berusia non produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya angka
ketergantungan pada Tahun 2011 yaitu sebesar 57. Artinya bahwa setiap 100 orang
penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sebanyak 57 orang penduduk usia
tidak produktif ( 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas).
Tabel 3.6 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Sigi
TOTAL 211071 215038 219005Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
11
Gambar 3.5 Pola Distribusi Penduduk Kabupaten SigiSKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030UTARA
Halaman:
S
U
TB
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
Keterangan:
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulbar
Provinsi Sulsel
Kabupaten Poso
Kabupaten Parigi Moutong
Kota Palu
Skala:0 5 10 15 20 Km
Gambar 3.2 Peta Distribusi Penduduk Kabupaten Sigi Tahun 2008
D. Lindu
Batas Desa
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Provinsi
Sungai
Danau
Jalan
Ibukota Kabupaten%
Ibukota Kecamatan#
Distribusi Penduduk (jiwa)238 - 815
816 - 1497
1498 - 2495
2496 - 5038
5039 - 7366
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
11
Gambar 3.5 Pola Distribusi Penduduk Kabupaten SigiSKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030UTARA
Halaman:
S
U
TB
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
Keterangan:
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulbar
Provinsi Sulsel
Kabupaten Poso
Kabupaten Parigi Moutong
Kota Palu
Skala:0 5 10 15 20 Km
Gambar 3.2 Peta Distribusi Penduduk Kabupaten Sigi Tahun 2008
D. Lindu
Batas Desa
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Provinsi
Sungai
Danau
Jalan
Ibukota Kabupaten%
Ibukota Kecamatan#
Distribusi Penduduk (jiwa)238 - 815
816 - 1497
1498 - 2495
2496 - 5038
5039 - 7366
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
11
Gambar 3.5 Pola Distribusi Penduduk Kabupaten SigiSKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030UTARA
Halaman:
S
U
TB
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
Keterangan:
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulbar
Provinsi Sulsel
Kabupaten Poso
Kabupaten Parigi Moutong
Kota Palu
Skala:0 5 10 15 20 Km
Gambar 3.2 Peta Distribusi Penduduk Kabupaten Sigi Tahun 2008
D. Lindu
Batas Desa
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Provinsi
Sungai
Danau
Jalan
Ibukota Kabupaten%
Ibukota Kecamatan#
Distribusi Penduduk (jiwa)238 - 815
816 - 1497
1498 - 2495
2496 - 5038
5039 - 7366
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
12
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Per Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km)Jumlah Penduduk 2011
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km)
1 Pipikoro 956.13 7962 8
2 Kulawi Selatan 418.12 8630 21
3 Kulawi 1053.56 14434 14
4 Lindu 552.03 4777 9
5 Nokilalaki 75.19 5730 76
6 Palolo 626.09 27891 45
7 Gumbasa 176.49 11898 67
8 Dolo selatan 584.71 14715 25
9 Dolo barat 112.18 12808 114
10 Tanambulava 56.33 8011 142
11 Dolo 36.05 20972 582
12 Sigi biromaru 289.60 43649 151
13 Marawola 38.65 21379 553
14 Marawola barat 150.51 6500 43
15 Kinowaro 70.38 9649 137
Total 5196.02 219005 1987
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Gambar 3.6 Jumlah Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
0
10000
20000
30000
40000
50000
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
12
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Per Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km)Jumlah Penduduk 2011
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km)
1 Pipikoro 956.13 7962 8
2 Kulawi Selatan 418.12 8630 21
3 Kulawi 1053.56 14434 14
4 Lindu 552.03 4777 9
5 Nokilalaki 75.19 5730 76
6 Palolo 626.09 27891 45
7 Gumbasa 176.49 11898 67
8 Dolo selatan 584.71 14715 25
9 Dolo barat 112.18 12808 114
10 Tanambulava 56.33 8011 142
11 Dolo 36.05 20972 582
12 Sigi biromaru 289.60 43649 151
13 Marawola 38.65 21379 553
14 Marawola barat 150.51 6500 43
15 Kinowaro 70.38 9649 137
Total 5196.02 219005 1987
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Gambar 3.6 Jumlah Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Jumlah Penduduk
JumlahPenduduk
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
12
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Per Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km)Jumlah Penduduk 2011
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km)
1 Pipikoro 956.13 7962 8
2 Kulawi Selatan 418.12 8630 21
3 Kulawi 1053.56 14434 14
4 Lindu 552.03 4777 9
5 Nokilalaki 75.19 5730 76
6 Palolo 626.09 27891 45
7 Gumbasa 176.49 11898 67
8 Dolo selatan 584.71 14715 25
9 Dolo barat 112.18 12808 114
10 Tanambulava 56.33 8011 142
11 Dolo 36.05 20972 582
12 Sigi biromaru 289.60 43649 151
13 Marawola 38.65 21379 553
14 Marawola barat 150.51 6500 43
15 Kinowaro 70.38 9649 137
Total 5196.02 219005 1987
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2011
Gambar 3.6 Jumlah Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
13
Gambar 3.7 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecamatan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.4 Peta Kepadatan Penduduk Brutto Kabupaten Sigi Tahun 2008
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten Sigi, 2008
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
13
Gambar 3.7 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecamatan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.4 Peta Kepadatan Penduduk Brutto Kabupaten Sigi Tahun 2008
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten Sigi, 2008
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Provinsi Sulawesi Tengah 2013
13
Gambar 3.7 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Sigi
$ Ibukota Kecamatan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.4 Peta Kepadatan Penduduk Brutto Kabupaten Sigi Tahun 2008
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten Sigi, 2008
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
Lindu
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
34
4) Pemilihan Moda (Moda Split)
Prosentase pemilihan moda yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kab. Donggala
adalah sepeda motor dengan prosentase sebesar 70 %. Hal ini dikarenakan motor masih
merupakan alat transportasi yang murah dan cepat. Apabila dihubungkan dengan
karakteristik geografi di Kab. Donggala yang berupa daratan, pantai dan pegunungan
sepeda motor dapat menjadi transportasi yang dapat membantu aksesbilitas warga
dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Gambar 5.7 Penggunaan Moda (Moda Split)
4. Pergerakan Barang
Pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat
tergantung pada sebaran pola tata guna lahan pemukiman (konsumsi), serta industri dan
pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh rantai
distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.
Untuk Pergerakan Angkutan Barang di Kabupaten Sigi potensinya sangat besar karena
Kabupaten Sigi adalah Pusat Kegiatan Wilayah Promosi yang memiliki sektor unggulan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
34
4) Pemilihan Moda (Moda Split)
Prosentase pemilihan moda yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kab. Donggala
adalah sepeda motor dengan prosentase sebesar 70 %. Hal ini dikarenakan motor masih
merupakan alat transportasi yang murah dan cepat. Apabila dihubungkan dengan
karakteristik geografi di Kab. Donggala yang berupa daratan, pantai dan pegunungan
sepeda motor dapat menjadi transportasi yang dapat membantu aksesbilitas warga
dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Gambar 5.7 Penggunaan Moda (Moda Split)
4. Pergerakan Barang
Pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat
tergantung pada sebaran pola tata guna lahan pemukiman (konsumsi), serta industri dan
pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh rantai
distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.
Untuk Pergerakan Angkutan Barang di Kabupaten Sigi potensinya sangat besar karena
Kabupaten Sigi adalah Pusat Kegiatan Wilayah Promosi yang memiliki sektor unggulan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
34
4) Pemilihan Moda (Moda Split)
Prosentase pemilihan moda yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kab. Donggala
adalah sepeda motor dengan prosentase sebesar 70 %. Hal ini dikarenakan motor masih
merupakan alat transportasi yang murah dan cepat. Apabila dihubungkan dengan
karakteristik geografi di Kab. Donggala yang berupa daratan, pantai dan pegunungan
sepeda motor dapat menjadi transportasi yang dapat membantu aksesbilitas warga
dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Gambar 5.7 Penggunaan Moda (Moda Split)
4. Pergerakan Barang
Pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat
tergantung pada sebaran pola tata guna lahan pemukiman (konsumsi), serta industri dan
pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh rantai
distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.
Untuk Pergerakan Angkutan Barang di Kabupaten Sigi potensinya sangat besar karena
Kabupaten Sigi adalah Pusat Kegiatan Wilayah Promosi yang memiliki sektor unggulan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
35
tanaman pangan, perkebunan, perternakan, perikanan serta sektor-sektor kehutanan.
Dengan adanya sektor unggulan di kabupaten sigi maka perlu ada angkutan barang untuk
menyebarkan hasil komuditas dari sektor unggulan tersebut.
Distribusi Kakau
Produksi tanaman Kakao di Kabupaten Sigi pada Tahun 2011 sebanyak 18.386,50 ton.
Daerah penghasil kakao terbesar adalah Kecamatan Palolo sebesar 9.484,70 ton berikut
adalah distribusi kakau di Kabupaten Sigi
Gambar 5.8 Distribusi Hasil Kakau dari Palolo
Distribusi Kelapa
Pada Tahun 2011 perkebunan kelapa di Kabupaten Sigi memiliki luas panen sebesar
6.259,3 ha dengan hasil produksi mencapai 2.368 ton. Produksi kelapa terbesar terdapat
di Kecamatan Dolo Selatan, berikut adalah distribusi kelapa di Kabupaten Sigi.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
35
tanaman pangan, perkebunan, perternakan, perikanan serta sektor-sektor kehutanan.
Dengan adanya sektor unggulan di kabupaten sigi maka perlu ada angkutan barang untuk
menyebarkan hasil komuditas dari sektor unggulan tersebut.
Distribusi Kakau
Produksi tanaman Kakao di Kabupaten Sigi pada Tahun 2011 sebanyak 18.386,50 ton.
Daerah penghasil kakao terbesar adalah Kecamatan Palolo sebesar 9.484,70 ton berikut
adalah distribusi kakau di Kabupaten Sigi
Gambar 5.8 Distribusi Hasil Kakau dari Palolo
Distribusi Kelapa
Pada Tahun 2011 perkebunan kelapa di Kabupaten Sigi memiliki luas panen sebesar
6.259,3 ha dengan hasil produksi mencapai 2.368 ton. Produksi kelapa terbesar terdapat
di Kecamatan Dolo Selatan, berikut adalah distribusi kelapa di Kabupaten Sigi.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
35
tanaman pangan, perkebunan, perternakan, perikanan serta sektor-sektor kehutanan.
Dengan adanya sektor unggulan di kabupaten sigi maka perlu ada angkutan barang untuk
menyebarkan hasil komuditas dari sektor unggulan tersebut.
Distribusi Kakau
Produksi tanaman Kakao di Kabupaten Sigi pada Tahun 2011 sebanyak 18.386,50 ton.
Daerah penghasil kakao terbesar adalah Kecamatan Palolo sebesar 9.484,70 ton berikut
adalah distribusi kakau di Kabupaten Sigi
Gambar 5.8 Distribusi Hasil Kakau dari Palolo
Distribusi Kelapa
Pada Tahun 2011 perkebunan kelapa di Kabupaten Sigi memiliki luas panen sebesar
6.259,3 ha dengan hasil produksi mencapai 2.368 ton. Produksi kelapa terbesar terdapat
di Kecamatan Dolo Selatan, berikut adalah distribusi kelapa di Kabupaten Sigi.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
36
Gambar 5.9 Distribusi Hasil kelapa dari Dolo Selatan
Distribusi Kopi
Areal tanaman Kopi Tahun 2011 tercatat seluas 1 607,9 Ha, sedangkan produksinya
sebanyak 710,2 ton. Daerah penghasil kopi terbesar adalah Kecamatan Kulawi dan
Kecamatan Pipikoro, berikut adalah distribusi kopi di Kabupaten Sigi.
Gambar 5.10 Distribusi Hasil Kopi dari Pipikoro
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
36
Gambar 5.9 Distribusi Hasil kelapa dari Dolo Selatan
Distribusi Kopi
Areal tanaman Kopi Tahun 2011 tercatat seluas 1 607,9 Ha, sedangkan produksinya
sebanyak 710,2 ton. Daerah penghasil kopi terbesar adalah Kecamatan Kulawi dan
Kecamatan Pipikoro, berikut adalah distribusi kopi di Kabupaten Sigi.
Gambar 5.10 Distribusi Hasil Kopi dari Pipikoro
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
36
Gambar 5.9 Distribusi Hasil kelapa dari Dolo Selatan
Distribusi Kopi
Areal tanaman Kopi Tahun 2011 tercatat seluas 1 607,9 Ha, sedangkan produksinya
sebanyak 710,2 ton. Daerah penghasil kopi terbesar adalah Kecamatan Kulawi dan
Kecamatan Pipikoro, berikut adalah distribusi kopi di Kabupaten Sigi.
Gambar 5.10 Distribusi Hasil Kopi dari Pipikoro
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
37
Rencana Pengembangan Transportasi Sesuai Sistranas/Tatrawil
Pengembangan transportasi merupakan bagian dari konsepsi konektivitas nasional masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI) menjadi tulang-punggung
yang membentuk postur konektivitas nasional dan sekaligus diharapkan berfungsi menjadi
instrumen pendorong dan penarik keseimbangan ekonomi wilayah, yang tidak hanya dapat
mendorong kegiatan ekonomi yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, tetapi dapat juga
menciptakan membangun kemandirian dan daya saing ekonomi nasional yang solid.
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang
terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),
Pengembangan Wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya
ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan
terpadu. Sistem keterkaitan antar wilayah secara nasional dan keterhubungannya dengan
konektivitas global sangat diperlukan dalam upaya mendukung integrasi perekonomian
nasional. Komponen konektivitas pada tabel dibawah ini adalah komponen pembentuk postur
konektivitas nasional seperti yang tertuang dalam buku Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat
Keberhasilan dan Strategi Utama MP3EI.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
37
Rencana Pengembangan Transportasi Sesuai Sistranas/Tatrawil
Pengembangan transportasi merupakan bagian dari konsepsi konektivitas nasional masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI) menjadi tulang-punggung
yang membentuk postur konektivitas nasional dan sekaligus diharapkan berfungsi menjadi
instrumen pendorong dan penarik keseimbangan ekonomi wilayah, yang tidak hanya dapat
mendorong kegiatan ekonomi yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, tetapi dapat juga
menciptakan membangun kemandirian dan daya saing ekonomi nasional yang solid.
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang
terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),
Pengembangan Wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya
ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan
terpadu. Sistem keterkaitan antar wilayah secara nasional dan keterhubungannya dengan
konektivitas global sangat diperlukan dalam upaya mendukung integrasi perekonomian
nasional. Komponen konektivitas pada tabel dibawah ini adalah komponen pembentuk postur
konektivitas nasional seperti yang tertuang dalam buku Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat
Keberhasilan dan Strategi Utama MP3EI.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
37
Rencana Pengembangan Transportasi Sesuai Sistranas/Tatrawil
Pengembangan transportasi merupakan bagian dari konsepsi konektivitas nasional masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI) menjadi tulang-punggung
yang membentuk postur konektivitas nasional dan sekaligus diharapkan berfungsi menjadi
instrumen pendorong dan penarik keseimbangan ekonomi wilayah, yang tidak hanya dapat
mendorong kegiatan ekonomi yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, tetapi dapat juga
menciptakan membangun kemandirian dan daya saing ekonomi nasional yang solid.
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang
terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),
Pengembangan Wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya
ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan
terpadu. Sistem keterkaitan antar wilayah secara nasional dan keterhubungannya dengan
konektivitas global sangat diperlukan dalam upaya mendukung integrasi perekonomian
nasional. Komponen konektivitas pada tabel dibawah ini adalah komponen pembentuk postur
konektivitas nasional seperti yang tertuang dalam buku Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat
Keberhasilan dan Strategi Utama MP3EI.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
38
Tabel 5.9 Komponen Konektivitas
Sumber : Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat Keberhasilan dan Strategi Utama
MP3EI (2011)
Fokus penguatan konektivitas nasional dalam rencana pengembangan transportasi adalah untuk
untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Konektivitas intra-koridor ekonomi :
a. Meningkatkan dan membangun jalan/pelayaran lintas di dalam koridor.
b. Meningkatkan dan membangun sarana dan prasarana perkeretaapian penumpang dan
barang
c. Meningkatkan jalan akses lokal antara pusat-pusat pertumbuhan dengan fasilitas
pendukung (pelabuhan, energi) dan dengan wilayah belakangnya, termasuk wilayah-
wilayah non koridor ekonomi.
d. Merevitalisasi angkutan penyeberangan, pelabuhan lokal serta optimalisasi pelayaran
perintis dan mekanisme PSO
e. Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis
f. Pembangunan jaringan ekstension backbone hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat
kegiatan utama
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
38
Tabel 5.9 Komponen Konektivitas
Sumber : Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat Keberhasilan dan Strategi Utama
MP3EI (2011)
Fokus penguatan konektivitas nasional dalam rencana pengembangan transportasi adalah untuk
untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Konektivitas intra-koridor ekonomi :
a. Meningkatkan dan membangun jalan/pelayaran lintas di dalam koridor.
b. Meningkatkan dan membangun sarana dan prasarana perkeretaapian penumpang dan
barang
c. Meningkatkan jalan akses lokal antara pusat-pusat pertumbuhan dengan fasilitas
pendukung (pelabuhan, energi) dan dengan wilayah belakangnya, termasuk wilayah-
wilayah non koridor ekonomi.
d. Merevitalisasi angkutan penyeberangan, pelabuhan lokal serta optimalisasi pelayaran
perintis dan mekanisme PSO
e. Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis
f. Pembangunan jaringan ekstension backbone hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat
kegiatan utama
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
38
Tabel 5.9 Komponen Konektivitas
Sumber : Masterplan P3EI Prinsip Dasar, Prasyarat Keberhasilan dan Strategi Utama
MP3EI (2011)
Fokus penguatan konektivitas nasional dalam rencana pengembangan transportasi adalah untuk
untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Konektivitas intra-koridor ekonomi :
a. Meningkatkan dan membangun jalan/pelayaran lintas di dalam koridor.
b. Meningkatkan dan membangun sarana dan prasarana perkeretaapian penumpang dan
barang
c. Meningkatkan jalan akses lokal antara pusat-pusat pertumbuhan dengan fasilitas
pendukung (pelabuhan, energi) dan dengan wilayah belakangnya, termasuk wilayah-
wilayah non koridor ekonomi.
d. Merevitalisasi angkutan penyeberangan, pelabuhan lokal serta optimalisasi pelayaran
perintis dan mekanisme PSO
e. Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis
f. Pembangunan jaringan ekstension backbone hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat
kegiatan utama
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
39
g. Pemerataan akses infrastruktur hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama
beserta penguatan jaringan backhaul
h. Pengembangan jaringan broadband terutama fixed broadband
i. Pengalokasian spektrum frekuensi radio yang memadai
j. Implementasi infrastruktur sharing termasuk untuk infrastruktur pasif (menara, pipa,
tiang, right of way) dengan operator non-telekomunikasi
k. Penggunaan green technology equipment untuk mendukung penyediaan listrik di wilayah
non komersial
l. Pembangunan Nasional/Nusantara Internet Exchange di pusat-pusat pertumbuhan
2. Konektivitas antar koridor ekonomi :
a. Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara efisien dan efektif antar-koridor
ekonomi untuk daya saing regional dan global
b. Menurunkan biaya logistik dan ekonomi biaya tinggi pengiriman barang dan jasa antar
koridor ekonomi
c. Penetapan dan peningkatan kapasitas beberapa pelabuhan dan bandara utama sebagai
pusat koleksi dan distribusi dengan menerapkan manajemen logistik yang terintegrasi
(integrated logistic port management).
d. Pengembangan interkoneksi antara pelabuhan utama (pusat koleksi dan distribusi)
dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan ‘hub’ internasional
e. Pengintegrasian multi moda backbone (serat optik, satelit, microwave)
f. Penguatan infrastruktur backbone serat optik: pembangunan di Koridor Ekonomi
Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi dan Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku,
dan pengintegrasian dengan pelayanan di koridor ekonomi wilayah barat
g. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan
pengembangan sistem inaportnet pada pelabuhan regional
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan
gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
39
g. Pemerataan akses infrastruktur hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama
beserta penguatan jaringan backhaul
h. Pengembangan jaringan broadband terutama fixed broadband
i. Pengalokasian spektrum frekuensi radio yang memadai
j. Implementasi infrastruktur sharing termasuk untuk infrastruktur pasif (menara, pipa,
tiang, right of way) dengan operator non-telekomunikasi
k. Penggunaan green technology equipment untuk mendukung penyediaan listrik di wilayah
non komersial
l. Pembangunan Nasional/Nusantara Internet Exchange di pusat-pusat pertumbuhan
2. Konektivitas antar koridor ekonomi :
a. Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara efisien dan efektif antar-koridor
ekonomi untuk daya saing regional dan global
b. Menurunkan biaya logistik dan ekonomi biaya tinggi pengiriman barang dan jasa antar
koridor ekonomi
c. Penetapan dan peningkatan kapasitas beberapa pelabuhan dan bandara utama sebagai
pusat koleksi dan distribusi dengan menerapkan manajemen logistik yang terintegrasi
(integrated logistic port management).
d. Pengembangan interkoneksi antara pelabuhan utama (pusat koleksi dan distribusi)
dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan ‘hub’ internasional
e. Pengintegrasian multi moda backbone (serat optik, satelit, microwave)
f. Penguatan infrastruktur backbone serat optik: pembangunan di Koridor Ekonomi
Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi dan Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku,
dan pengintegrasian dengan pelayanan di koridor ekonomi wilayah barat
g. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan
pengembangan sistem inaportnet pada pelabuhan regional
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan
gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
39
g. Pemerataan akses infrastruktur hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama
beserta penguatan jaringan backhaul
h. Pengembangan jaringan broadband terutama fixed broadband
i. Pengalokasian spektrum frekuensi radio yang memadai
j. Implementasi infrastruktur sharing termasuk untuk infrastruktur pasif (menara, pipa,
tiang, right of way) dengan operator non-telekomunikasi
k. Penggunaan green technology equipment untuk mendukung penyediaan listrik di wilayah
non komersial
l. Pembangunan Nasional/Nusantara Internet Exchange di pusat-pusat pertumbuhan
2. Konektivitas antar koridor ekonomi :
a. Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara efisien dan efektif antar-koridor
ekonomi untuk daya saing regional dan global
b. Menurunkan biaya logistik dan ekonomi biaya tinggi pengiriman barang dan jasa antar
koridor ekonomi
c. Penetapan dan peningkatan kapasitas beberapa pelabuhan dan bandara utama sebagai
pusat koleksi dan distribusi dengan menerapkan manajemen logistik yang terintegrasi
(integrated logistic port management).
d. Pengembangan interkoneksi antara pelabuhan utama (pusat koleksi dan distribusi)
dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan ‘hub’ internasional
e. Pengintegrasian multi moda backbone (serat optik, satelit, microwave)
f. Penguatan infrastruktur backbone serat optik: pembangunan di Koridor Ekonomi
Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi dan Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku,
dan pengintegrasian dengan pelayanan di koridor ekonomi wilayah barat
g. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan
pengembangan sistem inaportnet pada pelabuhan regional
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan
gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
40
koridor ini. Pengembangan kegiatan ekonomi utama memerlukan dukungan peningkatan
konektivitas (infrastruktur) berupa:
1. Revitalisasi dan peningkatan kapasitas gudang dan penyimpanan yang ada (saat ini BULOG
membeli 5 persen produksi beras nasional, tetapi fasilitas penyimpanan yang dimiliki sudah
tua dan memerlukan perbaikan) dapat meningkatkan umur pangan dalam penyimpanan dan
mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik (jumlah gudang
BULOG di Sulawesi berada pada posisi kedua paling banyak di Indonesia);
2. Pembangunan/perbaikan jaringan irigasi teknis usaha tani (JITUT), jaringan irigasi desa
(JIDES), dan tata air mikro (TAM), pembangunan/perbaikan pompa, sumur, embung.SDM dan
IPTEK Untuk mencapai pengembangan kegiatan ekonomi utama pertanian pangan yang lebih
efektif dan efisien, diperlukan upaya:
3. Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Mamuju dan Manado;
4. Penambahan dan peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan di pusat-pusat perdagangan
dan pelabuhan;
5. Peningkatan akses jalan yang lebih baik dari lokasi industri menuju industri pengolahan,
pelabuhan dan pusat perdagangan regional maupun ekspor;
6. Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi) pada seluruh kawasan
produksi dan industri pengolahan.
Perencanaan transportasi di Wilayah Kabupaten Sigi untuk mendukung kegiatan sistem
transportasi nasional, regional dan lokal dilakukan dengan melakukan pengembangan dan
manajemen kawasan kawasan strategis seperti pusat Kota Sigi, Kawasan Hutan Lindung dan
pariwisata Danau Lindu seperti dengan cara :
1. Pembangunan jalan baru yang menghubungkan kawasan produksi (Palolo, Kulawi, Bobo,
Marawola) sehingga hasil produksi pertanian yang berupa kakau, kelapa dan kopi dari daerah
daerah tersebut dapat didistribusikan dengan cepat.
2. Melakukan pelebaran jalan untuk jalan di wilayah poros timur, tengah dan barat, yang
merupakan jalan utama yang semula dengan lebar 3,5-4,25 meter menjadi 9 meter sehingga
dengan melakukan pelebaran jalan sampai 9 meter nantinya akan dapat meningkatkan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
40
koridor ini. Pengembangan kegiatan ekonomi utama memerlukan dukungan peningkatan
konektivitas (infrastruktur) berupa:
1. Revitalisasi dan peningkatan kapasitas gudang dan penyimpanan yang ada (saat ini BULOG
membeli 5 persen produksi beras nasional, tetapi fasilitas penyimpanan yang dimiliki sudah
tua dan memerlukan perbaikan) dapat meningkatkan umur pangan dalam penyimpanan dan
mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik (jumlah gudang
BULOG di Sulawesi berada pada posisi kedua paling banyak di Indonesia);
2. Pembangunan/perbaikan jaringan irigasi teknis usaha tani (JITUT), jaringan irigasi desa
(JIDES), dan tata air mikro (TAM), pembangunan/perbaikan pompa, sumur, embung.SDM dan
IPTEK Untuk mencapai pengembangan kegiatan ekonomi utama pertanian pangan yang lebih
efektif dan efisien, diperlukan upaya:
3. Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Mamuju dan Manado;
4. Penambahan dan peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan di pusat-pusat perdagangan
dan pelabuhan;
5. Peningkatan akses jalan yang lebih baik dari lokasi industri menuju industri pengolahan,
pelabuhan dan pusat perdagangan regional maupun ekspor;
6. Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi) pada seluruh kawasan
produksi dan industri pengolahan.
Perencanaan transportasi di Wilayah Kabupaten Sigi untuk mendukung kegiatan sistem
transportasi nasional, regional dan lokal dilakukan dengan melakukan pengembangan dan
manajemen kawasan kawasan strategis seperti pusat Kota Sigi, Kawasan Hutan Lindung dan
pariwisata Danau Lindu seperti dengan cara :
1. Pembangunan jalan baru yang menghubungkan kawasan produksi (Palolo, Kulawi, Bobo,
Marawola) sehingga hasil produksi pertanian yang berupa kakau, kelapa dan kopi dari daerah
daerah tersebut dapat didistribusikan dengan cepat.
2. Melakukan pelebaran jalan untuk jalan di wilayah poros timur, tengah dan barat, yang
merupakan jalan utama yang semula dengan lebar 3,5-4,25 meter menjadi 9 meter sehingga
dengan melakukan pelebaran jalan sampai 9 meter nantinya akan dapat meningkatkan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
40
koridor ini. Pengembangan kegiatan ekonomi utama memerlukan dukungan peningkatan
konektivitas (infrastruktur) berupa:
1. Revitalisasi dan peningkatan kapasitas gudang dan penyimpanan yang ada (saat ini BULOG
membeli 5 persen produksi beras nasional, tetapi fasilitas penyimpanan yang dimiliki sudah
tua dan memerlukan perbaikan) dapat meningkatkan umur pangan dalam penyimpanan dan
mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik (jumlah gudang
BULOG di Sulawesi berada pada posisi kedua paling banyak di Indonesia);
2. Pembangunan/perbaikan jaringan irigasi teknis usaha tani (JITUT), jaringan irigasi desa
(JIDES), dan tata air mikro (TAM), pembangunan/perbaikan pompa, sumur, embung.SDM dan
IPTEK Untuk mencapai pengembangan kegiatan ekonomi utama pertanian pangan yang lebih
efektif dan efisien, diperlukan upaya:
3. Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Mamuju dan Manado;
4. Penambahan dan peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan di pusat-pusat perdagangan
dan pelabuhan;
5. Peningkatan akses jalan yang lebih baik dari lokasi industri menuju industri pengolahan,
pelabuhan dan pusat perdagangan regional maupun ekspor;
6. Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi) pada seluruh kawasan
produksi dan industri pengolahan.
Perencanaan transportasi di Wilayah Kabupaten Sigi untuk mendukung kegiatan sistem
transportasi nasional, regional dan lokal dilakukan dengan melakukan pengembangan dan
manajemen kawasan kawasan strategis seperti pusat Kota Sigi, Kawasan Hutan Lindung dan
pariwisata Danau Lindu seperti dengan cara :
1. Pembangunan jalan baru yang menghubungkan kawasan produksi (Palolo, Kulawi, Bobo,
Marawola) sehingga hasil produksi pertanian yang berupa kakau, kelapa dan kopi dari daerah
daerah tersebut dapat didistribusikan dengan cepat.
2. Melakukan pelebaran jalan untuk jalan di wilayah poros timur, tengah dan barat, yang
merupakan jalan utama yang semula dengan lebar 3,5-4,25 meter menjadi 9 meter sehingga
dengan melakukan pelebaran jalan sampai 9 meter nantinya akan dapat meningkatkan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
41
kapasitas jalan dan kendaraan kendaraan barang juga bisa melawati jalur tersebut sehingga
distribusi barang lancar dan aksesibilitas tinggi.
3. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan pada semua ruas jalan yang ada di
Kabupaten Sigi. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan diharapkan dapat
menurunkan resiko kecelakaan dan yang terjadi di Kabupaten Sigi sebesar 40 % berdasarkan
dari data kepolisian Kabupaten Sigi.
4. Peningkatan pelayanan angkutan umum, untuk angkutan pedesaan, dan angkutan lokal,
seperti meningkatkan frekuesi angkutan, mengurangi headway dan waktu menunggu,
peremajaan angkutan untuk 5 tahun sekali, sehingga dengan melakukan hal tersebut
diharapkan akan ada perpindahan moda dari angkutan pribadi yang sebesar 79,02
%berpindah menggunakan angkutan umum, dengan target penggunaan angkutan umum
sebesar 30 5%.
5. Peningkatan fasilitas dan kinerja simpul simpul lalu lintas, seperti terminal, yang saat ini
sudah ada di dimanfaatkan sebagai mana mestinya sehingga dapat menunjang dari
pelayanan angkutan umum baik penumpang maupun barang.
6. Mengaplikasikan berbagai skema transportasi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak
transportasi di kabupaten Sigi, khususnya pada daerah daerah kawasan hutan lindung dan
pariwisata seperti kawasan danau lindu.
7. Mengendalikan pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) maksimal bagi kepentingan lalu
lintas dalam rangka optimalisasi kapasitas.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
41
kapasitas jalan dan kendaraan kendaraan barang juga bisa melawati jalur tersebut sehingga
distribusi barang lancar dan aksesibilitas tinggi.
3. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan pada semua ruas jalan yang ada di
Kabupaten Sigi. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan diharapkan dapat
menurunkan resiko kecelakaan dan yang terjadi di Kabupaten Sigi sebesar 40 % berdasarkan
dari data kepolisian Kabupaten Sigi.
4. Peningkatan pelayanan angkutan umum, untuk angkutan pedesaan, dan angkutan lokal,
seperti meningkatkan frekuesi angkutan, mengurangi headway dan waktu menunggu,
peremajaan angkutan untuk 5 tahun sekali, sehingga dengan melakukan hal tersebut
diharapkan akan ada perpindahan moda dari angkutan pribadi yang sebesar 79,02
%berpindah menggunakan angkutan umum, dengan target penggunaan angkutan umum
sebesar 30 5%.
5. Peningkatan fasilitas dan kinerja simpul simpul lalu lintas, seperti terminal, yang saat ini
sudah ada di dimanfaatkan sebagai mana mestinya sehingga dapat menunjang dari
pelayanan angkutan umum baik penumpang maupun barang.
6. Mengaplikasikan berbagai skema transportasi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak
transportasi di kabupaten Sigi, khususnya pada daerah daerah kawasan hutan lindung dan
pariwisata seperti kawasan danau lindu.
7. Mengendalikan pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) maksimal bagi kepentingan lalu
lintas dalam rangka optimalisasi kapasitas.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
41
kapasitas jalan dan kendaraan kendaraan barang juga bisa melawati jalur tersebut sehingga
distribusi barang lancar dan aksesibilitas tinggi.
3. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan pada semua ruas jalan yang ada di
Kabupaten Sigi. Peningkatan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan diharapkan dapat
menurunkan resiko kecelakaan dan yang terjadi di Kabupaten Sigi sebesar 40 % berdasarkan
dari data kepolisian Kabupaten Sigi.
4. Peningkatan pelayanan angkutan umum, untuk angkutan pedesaan, dan angkutan lokal,
seperti meningkatkan frekuesi angkutan, mengurangi headway dan waktu menunggu,
peremajaan angkutan untuk 5 tahun sekali, sehingga dengan melakukan hal tersebut
diharapkan akan ada perpindahan moda dari angkutan pribadi yang sebesar 79,02
%berpindah menggunakan angkutan umum, dengan target penggunaan angkutan umum
sebesar 30 5%.
5. Peningkatan fasilitas dan kinerja simpul simpul lalu lintas, seperti terminal, yang saat ini
sudah ada di dimanfaatkan sebagai mana mestinya sehingga dapat menunjang dari
pelayanan angkutan umum baik penumpang maupun barang.
6. Mengaplikasikan berbagai skema transportasi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak
transportasi di kabupaten Sigi, khususnya pada daerah daerah kawasan hutan lindung dan
pariwisata seperti kawasan danau lindu.
7. Mengendalikan pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) maksimal bagi kepentingan lalu
lintas dalam rangka optimalisasi kapasitas.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 6
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN UPAYA
A. TREN LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Globalisasi Dan Tuntutan Efisiensi Transportasi
Globalisasi dimulai dengan perkembangan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Globalisasi telah membawa pengaruh yang luas terutama perubahan perilaku masyarakat
dalam berbagai hal. Misalnya, gaya hidup, perjalanan, komunikasi, makanan, pakaian, nilai-
nilai, dan tradisi. Bagi masyarakat sekarang, menempuh jarak yang jauh tidaklah menjadi
kendala. Berbagai sarana angkutan sudah tersedia dari yang sederhana sampai yang canggih.
Di era globalisasi ini, pergerakan orang dan barang makin cepat dan mudah. Teknologi
transportasi yang berkembang dengan pesat memberikan pelayanan prima. Inilah dampak
positif dari arus globalisasi di bidang transportasi. Transportasi darat, seperti bus, kereta api,
dan sebagainya. Sedangkan transportasi udara, yakni pesawat terbang memungkinkan
perjalanan jarak jauh dengan waktu tempuh yang singkat.
Namun sektor transportasi juga merupakan sektor pengguna energi BBM terbesar (56 persen)
sehingga perlu diambil langkah untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi bahan
bakar yang antara lain dapat dilakukan dengan:
optimasi ukuran angkutan dengan memperhatikan besarnya permintaan dan jarak yang
akan ditempuh,
pengembangan penggunaan angkutan massal disertai dengan langkah untuk pembatasan
penggunaan kendaraan pribadi,
pemanfaatan sistem angkutan multimoda yang dapat dipertukarkan seperti angkutan
petikemas yang dapat diangkut dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal laut. yang
pada gilirannya akan mengakibatkan penghematan penggunaan bahan bakar.
2. Potensi Pengembangan Daerah
Berdasarkan analisis potensi yang dimiliki oleh kabupaten Sigi maka dapat diperoleh beberapa
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
2
poin sebagai berikut :
a. Kabupaten Sigi memiliki potensi yang cukup besar untuk hasil pertanian seperti padi,
palawija, kelapa, kakau, kopi dll. Untuk potensi hasil pertanian tersebut yaitu seperti :
Kopi berjumlah sekitar 710,2 ton di tahun 2011 dengan luas lahan 1607,9 hektar, dengan
potensi terbesar dihasilkan di wilayah Kecamatan Pipikoro.
Kakau berjumlah sekitar 18.368,50 ton di tahun 2011 dengan potensi penghasil terbesar
berada di Kecamatan Palolo.
Kelapa berjumlah sekitar 2.368 ton di tahun 2011 dengan luas tanam sebesar 6.259,3
hektar dengan potensi terbesar dihasilkan di Kecamatan Dolo Selatan
b. Kabupaten sigi dalam rencana tata ruang memiliki rencana pengembangan kawasan
strategis dalam aspek ekonomi, social budaya, dan lingkungan hidup. Kawasan strategi
tersebut adalah :
kawasan agropolitan, meliputi wilayah yang mempunyai nilai daya saing komoditas
unggulan sektor pertanian, antara lain Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Palolo,
Kecamatan Kulawi, Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Barat dan
Kecamatan Dolo Selatan.
kawasan pertambangan, meliputi Kecamatan Sigi Biromaru untuk pertambangan
mineral logam serta Kecamatan Dolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava
dan Kecamatan Sigi Biromaru untuk potensi pertambangan mineral non logam yaitu
panas bumi.
Kawasan Perkotaan Bora sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Sigi memiliki peran
strategis dalam rangka pelayanan umum dan pemerintahan bagi masyarakat Kabupaten
Sigi.
kawasan Perkotaan Mpanau–Kalukubula dan Tinggede–Baliase merupakan salah satu
kawasan perkotaan di Kabupaten Sigi yang berperan dalam menunjang aktivitas
perdagangan dan jasa skala regional.
Kawasan pengembangan sosial budaya Kabupaten Sigi yaitu di wilayah Kecamatan
Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Lindu
Kawasan lingkungan hidup seperti Taman Nasional Lore Lindu, WS Palu Lariang, dan
kawasan Enclave di wilayah Kecamatan Lindu
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
3
Gambar 6.1 Potensi Hasil Pertanian di Distribusikan ke Kota Palu
PenghasilKopi
PenghasilKakau
PenghasilKelapa
Kota Palu
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
4
c. Kabupaten sigi saat ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal ini dilihat dari
pertumbuhan PDRB yang mencapai rata rata 13,24 % disbanding dengan tahun
sebelumnya. Kondisi ini dimungkinkan sudah semakin baiknya pondasi ekonomi Kabupaten
Sigi dengan ditopang oleh sebagian besar oleh sector pertanian. PDRB perkapita tahun 2011
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,18 % dengan nilai Rp. 13.674.390,- pada
tahun 2011.
Berdasarkan potensi daerah tersebut ditinjau dari pelayanan transportasi pemerintah
Kabupaten Sigi mengeluarkan kebijakan daerah untuk daerah daerah strategis tersebut dengan
pertimbangan :
a. Kebutuhan penataan ruang yang didorong potensi pertumbuhan kawasan yang pesat
b. Kebutuhan penataan ruang yang didorong adanya kebijakan pengembangan kawasan
terkait penataan tata ruang Kabupaten Sigi secara keseluruhan
c. Kebutuhan penataan ruang dan penataan lingkungan oleh karena adanya masalah
lingkungan yang memerlukan pengelolaan secara terpadu antara beberapa kawasan.
3. Pola Perjalanan Transportasi
Secara umum kerangka pendekatan di dalam penyusunan ini dimulai dengan tinjauan
terhadap kebijakan, rencana-rencana, potensi wilayah dan kondisi sistem transportasi
eksisting. Survai lapangan dilakukan untuk melakukan konfirmasi lapangan terhadap data
sekunder, serta pengumpulan data tambahan karakteristik dan potensi daerah, permintaan
dan pelayanan transportasi, serta preferensi penentu kebijakan di daerah dan pusat terhadap
kriteria-kriteria di dalam penyusunan perencanaan transportasi. Baik data sekunder maupun
data primer tersebut selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui kinerja eksisting dan
prediksi kinerja sistem transportasi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) skenario, yakni based on-demand, maupun mendasarkan kepada
potensi wilayah. Pengembangan sistem transportasi perkotaan dikelompokan ke dalam tiap
matra dipadu dengan rencana pengembangan sistem transportasi antar-moda pada simpul-
simpul utama, agar sistem yang direncanakan menjadi aksesibel dan mempunyai rentang
pilihan alat angkut, baik yang bersifat substitusi maupun komplementer. Kebijakan strategi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
5
perencanaan transportasi di Kabupaten serta rencana-rencana sektoral akan mendukung
dalam pengembangan skenario tataran transportasi nasional. Beberapa skenario tersebut
dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, seperti :
1. potensi wilayah;
2. permintaan transportasi;
3. arahan strategi pengembangan;
4. daerah tertinggal;
5. aksessibilitas;
6. keterpaduan antarmoda dan jaringan;
7. kemudahan perwujudan;
Perencanaan Transportasi perkotaan akan dimulai dengan perumusan arah pengembangan,
tujuan dan strategi pengembangan transportasi wilayah. Kebijakan pengembangan ini
diturunkan dari kebijakan dan strategi pengembangan Wilayah. Sedangkan di dalam
perumusan alternatif pengembangan sistem transportasi dengan mendasarkan kepada 3 (tiga)
masukan utama, yakni:
a. menggunakan sepenuhnya Kebijakan dan Strategi Nasional Sektor Transportasi dan
Rencana Pengembangan Transportasi Darat, terutama di dalam pengembangan sistem
transportasi jangka panjang
b. menggunakan prediksi potensi permintaan transportasi dan kebijakan pengembangan
sektor lain dan tata ruang wilayah, terutama di dalam pengembangan sistem transportasi
darat jangka menengah
c. memanfaatkan preferensi daerah di dalam pengembangan sistem transportasi, terutama di
dalam pengembangan sistem transportasi jangka pendek.
Di dalam pengembangan sistem transportasi tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam
pengembangan sistem jaringan prasarana, jaringan pelayanan, dan pengembangan simpul
transportasi. Pola perjalanan masyarakat saat ini di Kabupaten Sigi dalam hubungan perjalanan
internal dan eksternal di Kabupaten Sigi dapat digambarkan seperti berikut :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Jl. Desa
Jl. Poros Palu-Kulawi
Jl. Poros Palu-Dolo-Kulawi
Jl. Setapak
Jl. Poros Palu-Palolo
Jl. Tadulako
Jl. D
esa M
apah
i
Poros Palu-Kulawi
Jl. P
oros
Pal
u-D
oloJl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. DesaJl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. DesaJl.
Des
a
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. D
esa
Jl. Desa
Jl. Desa
Jl. Desa
800000,000000
800000,000000
820000,000000
820000,000000
840000,000000
840000,000000
860000,000000
860000,000000
880000,000000
880000,000000
9780
000,
0000
00
9780
000,
0000
00
9800
000
,000
000
9800
000
,000
000
9820
000,
0000
00
9820
000,
0000
00
9840
000
,000
000
9840
000
,000
000
9860
000,
0000
00
9860
000,
0000
00
9880
000,
0000
00
9880
000,
0000
00
9900
000
,000
000
9900
000
,000
000
Keterangan
Danau_Lindu
Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
batas_desa
Sungai Utama
Jaringan Jalan
µ
Kab. Parimo
Kota Palu
Kab. Donggala
Provinsi Sulbar
Provinsi Sulsel
Kab. Poso
0 8 16 24 324Km
Keterangan
Sadaonta-Lindu
Gambar 6.2 Pola perjalanan saat ini di Kabupaten Sigi
Berdasarkan gambaran diatas, bahwa pola perjalanan yang terjadi di Kabupaten Sigi masih
memiliki hubungan yang erat dengan kabupaten/kota disekitarnya yang merupakan perjalanan
Arah Prov.Sulawesi Selatan
Arah Kab. Poso
Arah Prov.Sulawesi Barat
Arah Kab.Parimo
Arah Kab.Donggala
Arah Kota Palu
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
7
internal-eksternal atau eksternal-internal. Sehingga dalam kebijakan transportasi tidak bisa
lepas dari kabupaten/kota disekitarnya.
B. PREDIKSI POTENSI BANGKITAN PERJALANAN ORANG DAN BARANG
1. Penetapan Skenario
Penetapan skenario ini sangat diperlukan sebelum melakukan prediksi bangkitan dan distribusi
arus barang/penumpang pada masa yang akan datang. Berdasarkan dokumen MP3EI, bahwa
tahapan pelaksanaan kawasan prioritas pengembangan ekonomi tersebut terdiri atas 3 fase,
yaitu fase 1, implementasi (quick wins) dalam kurun waktu tahun 2011-2015, fase 2,
memperkuat basis ekonomi dan investasi dalam kurun waktu tahun 2015-2020, fase 3,
melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan dalam kurun waktu tahun 2020-2025. Gambaran
tahapan pelaksanaan MP3EI tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.3 Tahapan Pelaksanaan MP3EI
Dengan demikian, berdasarkan pada penjelasan gambar 4.19. maka seluruh prioritas
pengembangan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Sigi terkait
dengan MP3EI tersebut harus dapat diselesaikan dan beroperasi pada tahun 2015. Oleh
karenanya, pada penetapan skenario ini, pelaksanaan KEK Palu dan sekitarnya, harus dapat
beroperasi pada tahun 2015.
Fase 1 : Implementasiquick wins
fase 2, memperkuat basisekonomi dan investasi
fase 3, melaksanakanpertumbuhanberkelanjutan
2011 2015 2020 2025
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
8
Tabel 6.1
Skenario Operasionalisasi Kawasan Prioritas Pengembangan Ekonomi
di Provinsi Sulawesi Tengah
1 KOTA PALU DAN SEKITARNYAKEK Palu dan KAPET Palapas 2.500 ha operasional 2015
2 KABUPATEN MOROWALIa. Penambangan Nikel 36.653 ha operasional 2015b. Penambangan minyak bumi 106,56 MMBO operasional 2015c. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan 243.029,20 ton/thn operasional 2015
3 KABUPATEN TOJO UNA UNAPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 73.608,78 ton/thn operasional 2015
4 KABUPATEN BANGGAIPenambangan minyak bumi 23 MMBO operasional 2015penambangan gas bumi 28 tcf operasional 2015
5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUANPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 315.771,33 ton/thn operasional 2015
SKENARIONO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI) VOLUME SATUAN
Sumber : MP3EI dan berbagai sumber, 2012
Selain skenario operasionalisasi kawasan prioritas pengembangan ekonomi, diperlukan pula
asumsi peningkatan jumlah tenaga kerja dan produksi dari setiap kegiatan ekonomi utama
yang dilakukan. Namun demikian jika terdapat data prediksi peningkatan tenaga kerja dan
hasil produksi barang berdasarkan dokumen terdahulu atau suimber-sumber resmi lainnya,
maka prediksi tersebut dapat digunakan dalam pelaksanaan analisis berikutnya. Penjelasan
tentang peningkatan jumlah tenaga kerja dan hasil produksi berdasarkan asumsi dan sumber-
sumber resmi lainnya, berdasarkan dari beberapa sumber yang diperoleh pengembangan
Kabupaten Sigi terkait dengan program MP3EI Sulawesi Tengah adalah pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dan sekitarnya, sampai dengan 2.500 hektar, serta akan
menyerap tenaga kerja sebesar 560.000 orang. Sedangkan hasil produksi dari kegiatan KEK
tersebut diperkirakan mencapai 3,5 juta ton per tahun dan akan berkembang menjadi 5,0 juta
ton pada tahun 2020-2025, serta 7,0 juta ton pada tahun 2025-2030.
Berdasarkan dokumen MP3EI, bahwa tahapan pelaksanaan kawasan prioritas pengembangan
ekonomi tersebut terdiri atas 3 fase, yaitu fase 1, implementasi (quick wins) dalam kurun
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
9
waktu tahun 2011-2015, fase 2, memperkuat basis ekonomi dan investasi dalam kurun waktu
tahun 2015-2020, fase 3, melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan dalam kurun waktu tahun
2020-2025. Oleh karenanya, pada penetapan skenario ini, pengembangan Kabupaten Sigi guna
menujang pelaksanaan KEK Palu dan sekitarnya, harus dapat beroperasi pada tahun 2015.
Selanjutnya pada tahun 2020, terus tumbuh dan meningkat untuk memperkuat basis ekonomi
dan investasi, dan pada tahun 2025, melaksanakan pertumbuhan secara berkelanjutan.
Gambaran pergerakan dari output per skenario MP3EI tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Out put skenario fase 1 MP3EI, Tahun 2015, dapat dijelaskan melalui tabel 4.13.
Out put skenario fase 2 MP3EI, Tahun 2020, dapat dijelaskan melalui tabel 4.14.
Out put skenario fase 3 MP3EI, Tahun 2025, dapat dijelaskan melalui tabel 4.15.
Tabel 6.2
Output Skenario Fase 1 MP3EI, Tahun 2015
Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA
KEK Palu dan KAPET Palapas 560.000 3,5 juta ton/th2 KABUPATEN MOROWALI
a. Penambangan Nikel 3.000 40.000 metrik ton/thb. Penambangan minyak bumi 16.000 500 ribu barel/thc. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan 1.800 331.566,52 ton/th
3 KABUPATEN TOJO UNA UNAPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 700 126.601,58 ton/th
4 KABUPATEN BANGGAIa. Penambangan minyak bumi 16.000 500 ribu barel/thb. Penambangan gas bumi 23.000 663 juta cf/th
5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUANPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 2.300 412.700,50 ton/th
NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI)2015-2020
Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, 2012
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
10
Tabel 6.3
Output Skenario Fase 2 MP3EI Tahun 2020
Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA
KEK Palu dan KAPET Palapas 240.000 5,0 juta ton/th2 KABUPATEN MOROWALI
a. Penambangan Nikel 750 50.000 metrik ton/thb. Penambangan minyak bumi 8.000 750 ribu barel/thc. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan 1.100 533.991,20 ton/th
3 KABUPATEN TOJO UNA UNAPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 800 283.549,22 ton/th
4 KABUPATEN BANGGAIa. Penambangan minyak bumi 8.000 750 ribu barel/thb. Penambangan gas bumi 4.800 800 juta cf/th
5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUANPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 1.200 664.658,28 ton/th
NO PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI)2020-2025
Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, 2012
Tabel 6.34
Output Skenario Fase 3 MP3EI Tahun 2025
Tenaga Kerja (org) Hasil Produksi1 KOTA PALU DAN SEKITARNYA
KEK Palu dan KAPET Palapas 320.000 7,0 juta ton/th2 KABUPATEN MOROWALI
a. Penambangan Nikel 750 60.000 metrik ton/thb. Penambangan minyak bumi 8.000 1 juta barel/thc. Pengembangan budidaya & pengolahan perikanan 1.800 859.869,33 ton/th
3 KABUPATEN TOJO UNA UNAPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 2.000 635.064,43 ton/th
4 KABUPATEN BANGGAIa. Penambangan minyak bumi 8.000 1 juta barel/thb. Penambangan gas bumi 6.900 1.000 juta cf/th
5 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUANPengembangan budidaya dan pengolahan perikanan 2.500 1.070.438,81 ton/th
PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI (MP3EI)2025-2030
NO
Sumber : Hasil Analisis Berbagai Sumber, 2012
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
11
a. Bangkitan, Tarikan dan Distribusi OD
Bangkitan perjalanan orang dan barang yang ada di Kabupaten Sigi pada tahun 2013 sampai
2030 serta dengan adanya program MP3EI begitu besar. Pergerakan orang dan barang dari
dan ke Kabupaten Sigi (internal-eksternal dan eksternal-internal), serta pergerakan orang
dan barang di Kabupaten Sigi (internal-internal). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
matrik di bawah ini.
1) Pergerakan Internal-Eksternal dan Eksternal-Internal
Pergerakan internal-eksternal merupakan pergerakan orang maupun barang yang
berasal dari Kabupaten Sigi ke luar wilayah Kabupaten Sigi, sehingga Kabupaten Sigi
merupakan asal pergerakan yang menimbulkan bangkitan pergerakan, sedangkan
pergerakan eksternal-internal adalah pergerakan orang dan barang yang berasal dari
luar wilayah Kabupaten Sigi menuju Kabupaten Sigi sehingga Kabupaten Sigi merupakan
tujuan pergerakan yang menimbulkan tarikan pergerakan orang dan barang. Berikut ini
adalah tabel matrik bangkitan dan tarikan di Kabupaten Sigi.
Tabel 6.5 Pergerakan Internal-Eksternal (Bangkitan) dan Eksternal-Internal (Tarikan) Tahun 2013
Orang Barang (ton)
SIGI Bangkitan Tarikan SIGI Bangkitan Tarikan
Banggai 3,794 3,627 Banggai 4,983 4,444
Poso 7,188 4,279 Poso 5,007 3,846
Donggala 2,100 2,140 Donggala 1,655 1,923
Toli-Toli 2,901 3,005 Toli-Toli 2,609 3,192
Buol 1,477 1,381 Buol 2,166 1,693
Morowali 2,197 2,060 Morowali 2,622 2,356
Banggai Kepulauan 2,668 1,588 Banggai Kepulauan 1,613 1,297
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
33
b. Tren Pertumbuhan Perjalanan Orang Dan Barang Tanpa Dan Dengan MP3EI
1) Pertumbuhan Pergerakan Orang
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka terdapat hubungan yang
kuat antara pertumbuhan jumlah penduduk pada suatu wilayah dengan dengan jumlah
perjalanan yang dilakukan. Atas dasar hal tersebut diatas, maka dengan menggunakan
metode faktor pertumbuhan rata-rata jumlah perjalanan penumpang pada setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi dapat dilakukan perhitungan. Penjelasan tentang
total bangkitan perjalanan di Kabupaten Sigi dari tahun 2013-2030 tanpa pengembangan
MP3EI dan dengan pengembangan MP3EI tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 6.4 Grafik Pertumbuhan Perjalanan Orang
2) Pertumbuhan Distribusi Barang
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka terdapat hubungan yang
kuat antara pertumbuhan produksi barang pada suatu wilayah dengan dengan distribusi
barang yang dilakukan. Atas dasar hal tersebut diatas, maka dengan menggunakan metode
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
34
faktor pertumbuhan rata-rata distribusi barang pada setiap kecamatan yang ada di
Kabupaten Sigi dapat dilakukan perhitungan. Penjelasan tentang total bangkitan distribusi
barang di Kabupaten Sigi dari tahun 2013-2030 tanpa pengembangan MP3EI dan dengan
pengembangan MP3EI tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.5 Grafik Pertumbuhan Distribusi Barang
C. MODEL PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
Berdasarkan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah, pola aktivitas, serta bangkitan dan distribusi arus
barang/penumpang, sebagaimana telah dijelaskan dimuka, maka model pengembangan jaringan transportasi
yang akan dilakukan di Kabupaten Sigi, adalah penggunaan model sistem kegiatan dan sistem jaringan. Salah
satu unsur dalam pendekatan secara sistem adalah meramalkan apa yang akan terjadi pada jaringan
transportasi jika wilayah tersebut terus berkembang tanpa ada perubahan pada sistem transportasinya. Hal ini
dikenal dengan sistem do-nothing. Lebih lanjut, bahwa kebijakan baru sistem tata guna lahan dan sistem
transportasi dapat dilakukan dengan sistem do-something, yaitu dengan melakukan beberapa perubahan pada
sistem jaringan. Hasilnya, kemudian dibandingkan dengan sistem do-nothing.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
35
Pada kondisi do-nothing, akan dapat digambarkan kinerja jaringan pelayanan dan jaringan prasarana
transportasi di Kabupaten Sigi tahun 2013-2030. Untuk melakukan evaluasi kinerja prasarana jalan, maka
diperlukan pelaksanaan survey lalu lintas dan dimensi jalan yang dilakukan pada seluruh koridor jalan utama
yang ada di wilayah Kabupaten Sigi. Survey dilakukan pada seluruh ruas jalan utama yang ada di Kabupaten Sigi,
untuk mengetahui VJP (volume jam puncak), dan C (kapasitas ruas jalan). Dari data tersebut selengkapnya
dapat dijadikan dasar untuk mengetahui kinerja V/C ratio setiap ruas jalan. Berdasarkan keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, telah ditetapkan
standar minimal pelayanan jalan dari berbagai fungsi jalan. Terkait dengan ruas jalan utama yang diamati, maka
berdasarkan fungsi termasuk dalam fungsi arteri primer, dengan standar minimal pelayanan jalan LOS = B,
dengan batasan nilai V/C ratio antara 0,21-0,45. Untuk menjelaskan tentang standar minimal tingkat pelayanan
jalan dan karakteristik operasi jalan arteri primer tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.29
Standar Minimal Tingkat Pelayanan Jalan
NO FUNGSI JALAN TINGKAT PELAYANAN
1 Sistem jaringan jalan primer
a. Jalan Tol
b. Jalan Artei Primer
c. Jalan Kolektor Primer
d. Jalan Lokal Primer
B
B
B
C
2 Sistem jaringan jalan sekunder
a. Jalan Arteri Sekunder
b. Jalan Kolektor Sekunder
c. Jalan Lokal Sekunder
d. Jalan Lingkungan
C
C
D
D
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006
Lebih lanjut, terkait dengan karakteristik operasi dan tingkat pelayanan jalan pada fungsi jalan arteri primer,
harus berada pada level of service B. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai awal dari kondisi arus stabil,
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
36
kecepatan lalu lintas > 80 km/jam, volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas yaitu 900 smp per jam
2 arah. Penjelasan secara lengkap dapat dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Tabel 6.30 Tingkat Pelayanan dan Karakteristik Operasi Jalan Arteri Primer
NOTINGKAT
PELAYANANKARAKTERISTIK OPERASI TERKAIT
1 A o Arus bebas
o Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
o Jarak pandang bebas untuk mendahului hasrus selalu ada
o Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (yaitu 400
smp per jam, 2 arah)
o Sekitar 75% dari gerakan mendahului dapat dilakukan dengan
sedikit atau tanpa tundaan
2 B o Awal dari kondisi arus stabil
o Kecepatan lalu lintas > 80 km/jam
o Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (yaitu
900 smp per jam 2 arah)
3 C o Arus masih stabil
o Kecepatan lalu lintas > 65 km/jam
o Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas (yaitu
1.400 smp per jam, 2 arah)
4 D o Arus mendekati tidak stabil
o Kecepatan lalu lintas turun sampai 60 km/jam
o Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas (yaitu
1.700 smp per jam, 2 arah)
5 E o Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mancapai 2.000
smp per jam, 2 arah.
o Kecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam
6 F o Kondisi arus tertahan
o Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam
o Volume dibawah 2.000 smp per jam
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
37
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006
Pada kondisi do-nothing, maka lebar jalan utama di Kabupaten Sigi tersebut, dianggap masih tetap tidak ada
perubahan, sehingga kapasitas jalan pada ruas jalan tersebut nilainya sama sampai dengan akhir tahun
perencanaan tahun 2030. Dengan demikian, kinerja V/C ratio dari tahun 2013-2030 tersebut dapat dihitung,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 21. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015, belum terdapat tingkat pelayanan jalan yang kritis (LOS = E,F). Pada awal tahun 2020,
sudah terdapat 4 (empat) ruas jalan yang mempunyai LOS kritis yaitu Jl. Poros Palu-Sigi, dan Jl. Poros Palu-Parigi.
Kinerja lalu lintas tersebut, terus menurun hingga pada tahun 2030, seluruh ruas jalan utama di Provinsi
Sulawesi Tengah sudah berada pada tingkat pelayanan jalan yang kritis (LOS = E,F). Penjelasan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.31 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Utama Tahun 2012-2030
Pada Kondisi Do-Nothing
NO NODE ARAH TIPE LEBAR CJALAN (m) (smp/jam) VJP V/C LOS VJP V/C LOS VJP V/C LOS VJP V/C LOS VJP V/C V/C
1Jl. Poros Palu-Sigi Palu 2/2 UD 7,00 1450 675 0,47 C 1.027 0,71 D 1.809 1,25 F 3.188 2,20 F 5.135 3,54 F
Sigi 1450 484 0,33 B 736 0,51 C 1.297 0,89 E 2.286 1,58 F 3.682 2,54 F2Jl. Poros Palu-Donggala Palu 2/2 UD 7,00 1450 221 0,15 A 336 0,23 B 592 0,41 B 1.044 0,72 D 1.681 1,16 F
Donggala 1450 387 0,27 B 589 0,41 B 1.037 0,72 D 1.828 1,26 F 2.944 2,03 F3Jl. Poros Palu-Parigi Palu 2/2 UD 7,00 1450 474 0,33 B 721 0,50 C 1.270 0,88 E 2.239 1,54 F 3.606 2,49 F
Parigi 1450 651 0,45 B 990 0,68 C 1.745 1,20 F 3.075 2,12 F 4.952 3,42 F
4Jl. Poros Parigi-Poso Parigi 2/2 UD 5,50 1139 322 0,28 B 490 0,43 B 863 0,76 D 1.521 1,34 F 2.450 2,15 FPoso 1139 287 0,25 B 436 0,38 B 769 0,68 C 1.356 1,19 F 2.183 1,92 F
5Jl. Poros Poso-Morowali Poso 2/2 UD 5,50 1139 232 0,20 A 353 0,31 B 622 0,55 C 1.096 0,96 E 1.765 1,55 FMorowali 1139 265 0,23 B 403 0,35 B 710 0,62 C 1.252 1,10 F 2.016 1,77 F
6Jl. Poros Poso-Ampana Poso 2/2 UD 5,50 1139 189 0,17 A 287 0,25 B 507 0,44 B 893 0,78 D 1.438 1,26 F
Ampana 1139 200 0,18 A 304 0,27 B 536 0,47 C 945 0,83 D 1.521 1,34 F7Jl. Poros Ampana-Luwuk Ampana 2/2 UD 5,50 1139 298 0,26 B 453 0,40 B 799 0,70 C 1.408 1,24 F 2.267 1,99 F
Luwuk 1139 267 0,23 B 406 0,36 B 716 0,63 C 1.261 1,11 F 2.031 1,78 F8Jl. Poros Donggala-Tolitoli Donggala 2/2 UD 5,50 1139 230 0,20 A 350 0,31 B 616 0,54 C 1.086 0,95 E 1.750 1,54 F
Tolitoli 1139 249 0,22 B 379 0,33 B 667 0,59 C 1.176 1,03 F 1.894 1,66 F
9Jl. Poros Tolitoli-Buol Tolitoli 2/2 UD 5,50 1139 145 0,13 A 221 0,19 A 389 0,34 B 685 0,60 C 1.103 0,97 EBuol 1139 180 0,16 A 274 0,24 B 482 0,42 B 850 0,75 D 1.369 1,20 F
20302012 2015 2020 2025
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
38
Tabel 6.32 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Kabupaten Sigi Tahun 2013-2030
Pada Kondisi Do-Nothing
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2013
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1419 46 3300 0.43B
2 Jalan Touwa 1551 43 3300 0.47 C
3 Jalan Karajalemba 1254 45 3300 0.38 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2014
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1632 35 3300 0.49C
2 Jalan Touwa 1784 32 3300 0.54 C
3 Jalan Karajalemba 1442 33 3300 0.44 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2015
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1877 26 3300 0.57C
2 Jalan Touwa 2051 24 3300 0.62 C
3 Jalan Karajalemba 1658 25 3300 0.50 C
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2015+MP3EI
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 2252 20 3300 0.68C
2 Jalan Touwa 2461 18 3300 0.75 D
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
39
3 Jalan Karajalemba 1990 19 3300 0.60 C
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2016
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 2590 15 3300 0.78D
2 Jalan Touwa 2831 13 3300 0.86 D
3 Jalan Karajalemba 2289 14 3300 0.69 C
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2017
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 2978 11 3300 0.90E
2 Jalan Touwa 3255 10 3300 0.99 E
3 Jalan Karajalemba 2632 11 3300 0.80 D
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2018
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 3425 8 3300 1.04F
2 Jalan Touwa 3744 8 3300 1.13 F
3 Jalan Karajalemba 3027 8 3300 0.92 E
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2019
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 3939 6 3300 1.19F
2 Jalan Touwa 4305 6 3300 1.30 F
3 Jalan Karajalemba 3481 6 3300 1.05 F
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
40
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2020
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 4411 5 3300 1.34F
2 Jalan Touwa 4822 4 3300 1.46 F
3 Jalan Karajalemba 3898 4 3300 1.18 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2020+MP3EI
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 5161 3 3300 1.56F
2 Jalan Touwa 5641 3 3300 1.71 F
3 Jalan Karajalemba 4561 3 3300 1.38 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2021
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 5781 3 3300 1.75F
2 Jalan Touwa 6318 2 3300 1.91 F
3 Jalan Karajalemba 5108 3 3300 1.55 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2022
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 6474 2 3300 1.96F
2 Jalan Touwa 7077 2 3300 2.14 F
3 Jalan Karajalemba 5721 2 3300 1.73 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2023
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
41
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 7251 1 3300 2.20F
2 Jalan Touwa 7926 1 3300 2.40 F
3 Jalan Karajalemba 6408 1 3300 1.94 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2024
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 8121 1 3300 2.46F
2 Jalan Touwa 8877 1 3300 2.69 F
3 Jalan Karajalemba 7177 1 3300 2.17 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2025
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 9096 1 3300 2.76F
2 Jalan Touwa 9942 1 3300 3.01 F
3 Jalan Karajalemba 8038 1 3300 2.44 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2025+MP3EI
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 10642 1 3300 3.22F
2 Jalan Touwa 11632 1 3300 3.52 F
3 Jalan Karajalemba 9405 1 3300 2.85 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2026
No Ruas Jalan Volume Lalu Kecepatan Kapasitas V/C LOS
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
42
Lintas (Km/Jam) ratio
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 11919 0 3300 3.61F
2 Jalan Touwa 13028 0 3300 3.95 F
3 Jalan Karajalemba 10533 0 3300 3.19 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2027
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 13350 0 3300 4.05F
2 Jalan Touwa 14591 0 3300 4.42 F
3 Jalan Karajalemba 11797 0 3300 3.57 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2028
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 14951 0 3300 4.53F
2 Jalan Touwa 16342 0 3300 4.95 F
3 Jalan Karajalemba 13213 0 3300 4.00 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2029
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 16746 0 3300 5.07F
2 Jalan Touwa 18303 0 3300 5.55 F
3 Jalan Karajalemba 14799 0 3300 4.48 F
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2030
No Ruas Jalan
Volume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam) Kapasitas
V/C
ratioLOS
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
43
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 18755 0 3300 5.68F
2 Jalan Touwa 20500 0 3300 6.21 F
3 Jalan Karajalemba 16574 0 3300 5.02 F
Sumber : Hasil Analisis
Gambaran kinerja pelayanan jaringan transportasi wilayah secara keseluruhan moda dapat dilakukan dengan
pendekatan rasio demand-supply. Artinya dengan melakukan menghitung ketersediaan layanan pada masing-
masing moda yang ada saat ini di Kabupaten Sigi, dengan pertumbuhan perjalanan penumpang pada skenario
with MP3EI. Dari perhitungan, rasio demand-supply untuk keseluruhan moda tersebut, dapat dijelaskan melalui
tabel berikut.
Tabel 6.33 Rasio Demand-Supply Jaringan Pelayanan Transportasi
Tahun 2013-2030, Kondisi Do-Nothing
No TahunTotal Penumpang Angkutan
Umum (orang/tahun)
Ketersediaan Kapasitas
Max Orang Per Tahun
RASIO SUPPLY-
DEMAND (%)
1 2013 1,624,364 4,958,160 305.24
2 2014 2,211,896 4,958,160 224.16
3 2015 7,263,265 4,958,160 68.26
4 2016 9,890,388 4,958,160 50.13
5 2017 13,467,741 4,958,160 36.82
6 2018 18,339,023 4,958,160 27.04
7 2019 24,972,248 4,958,160 19.85
8 2020 35,833,798 4,958,160 13.84
9 2021 48,794,883 4,958,160 10.16
10 2022 66,443,992 4,958,160 7.46
11 2023 90,476,783 4,958,160 5.48
12 2024 123,202,236 4,958,160 4.02
13 2025 170,203,269 4,958,160 2.91
14 2026 231,765,791 4,958,160 2.14
15 2027 315,595,478 4,958,160 1.57
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
44
No TahunTotal Penumpang Angkutan
Umum (orang/tahun)
Ketersediaan Kapasitas
Max Orang Per Tahun
RASIO SUPPLY-
DEMAND (%)
16 2028 429,746,362 4,958,160 1.15
17 2029 585,185,621 4,958,160 0.85
18 2030 796,847,260 4,958,160 0.62
Sumber : Hasil Analisis
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa rasio demand-supply dari moda angkutan umum, mengalami penurunan
yang sangat signifikan. Dengan kondisi terus menurunnya tingkat kinerja jaringan prasarana dan pelayanan
transportasi tersebut, maka diperlukan pengembangan jaringan transportasi wilayah di Kabupaten Sigi,
sehingga dapat mengantisipasi seluruh pertumbuhan bangkitan dan distribusi barang maupun penumpang,
terutama dengan dilaksanakannya pengembangan ekonomi utama MP3EI untuk wilayah Kabupaten Sigi.
D. IDEALISASI JARINGAN TRANSPORTASI WILAYAH
Berdasarkan sistem transportasi nasional pada tataran transportasi nasional tersebut, perlu kiranya
disampaikan pula standar pelayanan minimal bidang perhubungan daerah provinsi sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 81 Tahun 2011 tentang Standar Minimal Bidang
Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
1. Jaringan Pelayanan Transportasi
Untuk indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten dan antar kota kecamatan,
dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2015.
Terhubungnya seluruh ibukota kecamatan dengan jaringan jalan minimal sampai tahun 2020.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
45
2. Jaringan Prasarana Transportasi
Untuk indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya terminal tipe B pada setiap
koridor utama kases keluar dan masuk Kabupaten Sigi, untuk melayani pergerakan barang/orang yang
masuk dan keluar Kabupaten Sigi, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2015.
Tersedianya terminal tipe C pada setiap ibu kota kecamatan, guna melayani pergerakan barang/orang
antar ibu kota kecamatan, sehingga seluruh kota kecamatan dapat terlayani dengan baik dan
terintegrasi, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2020.
E. PENGEMBANGAN TRANSPORTASI KABUPATEN SIGI (SINKRONISASI TRANSPORTASI DAN TATA
RUANG)
Pengembangan transportasi di kabupaten sigi diharapkan sinkron dengan rencana tat ruang dan
kondisi social ekonomi. Berdasarkan hal tersebut beberapa poin berikut perlu menjadi pertimbangan
dalam perencanaan pengembangan transportasi di Kabupaten Sigi yaitu :
1. Adanya tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang cukup besar yang ada di Kabupaten
Sigi menimbulkan bangkitan perjalanan/pergerakan yang meningkat di kawasan Kota;
2. Sebaran kepadatan penduduk di Kabupaten Sigi yang tidak merata, dimana ada 2 kecamatan yaitu
Kecamatan Dolo (582 jiwa/km2) dan Kecamatan Morawala (553 jiwa/km2) yang memiliki
kepadatan cukup tinggi namun kecamatan lain memiliki kepadatan yang rendah.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
46
$ Ibukota Kecamatan
% Ibukota Kabupaten
Jalan
Danau
Sungai
Batas Provinsi
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Desa
D. Lindu
Gambar 3.18 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Sigi
0 5 10 15 20 KmSkala:
Kota Palu
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Poso
Provinsi Sulsel
Provinsi Sulbar
Kabupaten Donggala
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos, 2009; Batas Desa Menggunakan Peta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten Sigi, 2008, Observasi Lapangan, 2009
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bora
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
PorameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamarora A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pipikoro
Lindu
Palolo
Dolo Selatan
Kulawi Selatan
Sigi Biromaru
Gumbasa
Dolo Barat
Dolo
Marawola Barat
Nokilalaki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKERJAAN PENYUSUNAN BANTEK RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Status JalanJalan Kabupaten
Jalan Provinsi
Gambar 6.6 Pergerakan Menuju Pusat Kota (CBD)
3. Belum terintegrasinya pertumbuhan pusat kegiatan di Kabupaten Sigi dengan penyediaan
prasarana transportasi, yang memunculkan bangkitan-bangkitan parkir kendaraan pribadi roda 2
dan roda 4 di badan jalan dan bongkar muat barang di depan pusat perdagangan;
4. Kondisi guna ruang jalan khususnya di Pusat Kota (Dolo, Morawala & Sigi Boramaru) belum
optimal dalam mendukung pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di kawasan tersebut,
sehingga perlu dilakukan penataan agar kawasan tersebut dapat dibentuk menjadi Land Mark-nya
Kabupaten Sigi
5. Akan dikembangkannya kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Kulawi
Selatan, Kecamatan Kulawi, kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Marawola Barat, Kecamatan
Kinovaro, Kecamatan Palolo, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan
Marawola, Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava dan Kecamatan
Lindu. Keberadaan hutan lindung tidak hanya dapat berperan sebagai paru paru dunia namun juga
dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata yang menarik. Untuk itu perlu pengembangan
jaringan transportasi yang mendukung kawasan tersebut sebagai kawasan wisata.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
47
6. Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Taman Nasional Lore Lindu, Taman Wisata Alam dan
Cagar Budaya (pemukiman tradisional) yang meliputi Kecamatan Palolo, Kecamatan Sigi Biromaru,
Kecamatan Lindu, Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava,
Kecamatan Kulawi, dan Kecamatan Kulawi Selatan seluas kurang lebih 122.435 Ha. Kawasan
tersebut dapat juga dikembangkan sebagai kawasan wisata yang sangat potensila sehingga perlu
didukung oleh ketersediaan fasilitas prasarana transportasi yang memadai.
7. Kawasan pertambangan mineral logam dan panas bumi seluas kurang lebih 7.950 hektar yang
tersebar di Kecamatan Dolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava, dan Kecamatan Sigi
Biromaru
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
48
Gambar 6.7 Potensi Pengembangan Kawasan Strategis
Pengembangan KawasanPelestarian Alam Dan Cagar
Budaya Taman NasionalLore Lindu
PengembanganKawasan Kawasan
Pertambangan
PengembanganKawasan Kawasan
Hutan Lindung
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
49
F. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI DI KABUPATEN SIGI
Arah pengembangan transportasi harus selaras dan terintegrasi dengan arah pengembangan moda
transportasi lainnya. Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda
transportasi lain perlu ditetapkan jaringan transportasi jalan (JTJ) yang menghubungkan seluruh
wilayah. Dengan ditetapkannya jaringan transportasi jalan akan terwujud keterpaduan baik lalu lintas
dan angkutan jalan dengan angkutan sungai danau dan penyeberangan yang mempunyai kesamaan
wilayah pelayanan di daratan maupun antara lalu lintas dan angkutan jalan dengan moda transportasi
laut dan udara yang keseluruhannya ditata dalam pola jaringan transportasi jalan dalam kesatuan
sistem transportasi nasional. Jaringan transportasi jalan diwujudkan dengan menetapkan rencana
umum jaringan transportasi jalan (RUJTJ).
Dalam rangka mewujudkan sistem transportasi yang handal, beberapa pokok kebijakan
pengembangan transportasi jalan di Kabupaten Sigi diarahkan kepada beberapa target pencapaian
yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan Kinerja Jaringan Pelayanan Dan Prasarana
Kabupaten Sigi dalam meningkatkan kinerja jaringan palayanan dan prasarana dilakukan dengan
meningkatkan kapasitas (pelebaran/pembangunan jalan) dan kualitas jaringan jalan dan jembatan.
Dengan hal tersebut kepadatan lalu lintas dapat dikurangi, dan meminimalkan lokasi-lokasi rawan
kecelakaan lalu lintas di jalan. Sasaran program ini adalah :
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah meningkatkan kapasitas ruas-ruas jalan tertentu melalui
pelebaran jalan pada kawasan volume lalulintas padat, meningkatkan kualitas jalan di daerah
permukiman, membangun dan meningkatkan kapasitas jalan terobosan (alternatif) untuk
mengurangi kemacetan, meningkatkan kapasitas persilangan utama, merintis pembangunan
angkutan massal yang baik dan nyaman untuk masyarakat.
Meningkatnya kinerja jaringan jalan dan aksesibilitas baik di dalam maupun antar kawasan
permukiman dan pusat kegiatan ekonomi di Kabupaten Sigi khususnya pada kawasan
perkotaan seperti Sigi Biromaru, Morawala, palolo dan kawasan wisata danau lindu.
Tersedianya fasilitas trotoar yang memadai bagi pejalan kaki serta fasilitas parkir untuk
kendaraan di pusat pusat kota.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
50
2. Peningkatan Aksesibilitas
Dalam meningkatkan aksesibilitas di wilayah Kabupaten Sigi program yang dapat dilakukan adalah
pengembangan sarana dan prasarana jalan serta fasilitas perlengkapan jalan dengan adanya
program ini dapat mengoptimalkan tingkat pelayanan jaringan jalan melalui pengembangan
sarana dan fasilitas perlengkapan jalan. Pendekatan pengembangan jaringan jalan berdasarkan
skala prioritas dengan justifikasi sebagai berikut:
a. Aksesibilitas antar sistem perkotaan harus merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang
cukup dengan tingkat kondisi kerusakan permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat
berjalan dengan selamat, lancar, cepat. Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan
status jalan kabupaten, fungsi jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer atau fungsi jalan
arteri dalam sistem jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal tujuh meter dengan
kapasitas jalan minimal 9.000 satuan mobil penumpang per jam.
b. Aksesibilitas antara pusat pengembangan dengan hirarki lebih rendah (antar hirarki II) dalam
lingkup kabupaten harus merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang cukup dengan tingkat
kondisi kerusakan permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan
selamat, lancar, cepat. Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan status jalan desa,
fungsi jalan kolektor dalam system jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal enam
meter dengan kapasitas jalan minimal 8.000 satuan mobil penumpang per jam.
c. Aksesibilitas dalam masing masing kecamatan yang menghubungkan antar desa sebaiknya
merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang cukup dengan tingkat kondisi kerusakan
permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan selamat, lancar, cepat.
Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan status jalan desa, fungsi jalan lokal dalam
system jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal lima meter dengan kapasitas jalan
minimal 6.500 satuan mobil penumpang per jam.
d. Aksesibilitas menuju pusat-pusat kantong produksi sebaiknya merupakan jalan aspal dengan
lebar minimal 4 meter.
e. Aksesibilitas menuju kawasan wisata terbatas Danau Lindu sebaiknya merupakan jalan aspal
dengan lebar maksimal 2 meter untuk membatasi pegerakan dan pengamanan fungsi kawasan
sebagai kawasan konservasi.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
51
f. Pengembangan jaringan jalan pada wilayah tertinggal seperti di Pipikoro, Kulawi, Kulawi
Selatan diarahkan untuk pembukaan akses dengan perkerasan minimal lapen dengan lebar
minimal 3 meter sesuai dengan karakteristik alam.
Strategi peningkatan aksesibilitas pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
dapat dilakukan dengan menjaga keterkaitan antar-kawasan perkotaan, antara kawasan
perkotaan dengan kawasan perdesaan, dan antara kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya,
pengembangan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan, mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dapat dilakukan dengan
peningkatan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi
darat, laut, dan udara, mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi di kawasan terisolasi,
peningkatan kualitas pembangkit dan jaringan transmisi tenaga listrik serta mewujudkan
keterpaduan sistem kelistrikan, peningkatan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.
3. Peningkatan Penggunaan Angkutan Umum
Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang
peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut menjadikan
angkutan umum perkotaan sebagai aspek yang sangat strategis dan diharapkan mampu
mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat. Namun, hal tersebut belum dapat diwujudkan terkait
dengan berbagai kendala. Rendahnya tingkat penggunaan kendaraan umum dibandingkan
penggunaaan kendaran pribadi di kawasan perkotaan, menunjukkan bahwa ketergantungan
masyarakat terhadap kendaraan pribadi masih tinggi dan di sisi lain pelayanan angkutan umum
perkotaan terlihat masih rendah.
Kegiatan pokok yang dapat dilakukan meliputi kegiatan :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
52
a) Penyediakan jaringan pelayanan angkutan umum yang melayani semua wilayah di Kabupaten
Sigi mulai dari angkutan kota antar provinsi, angkutan kota dalam provinsi, angkutan perkotaan
serta angkutan pedesaan/perintis.
b) Meningkatkan pelayanan angkutan umum dengan melaksanakan penataan rute pelayanan
angkutan dan terminal penumpang serta menerapkan sistem pelayanan angkutan yang lebih
berkualitas, membangun prasarana angkutan umum yang bersifat mass transportation,
meningkatkan disiplin para pengemudi kendaraan umum melalui penerapan dan penegakan
aturan berlalu lintas secara tegas, serta menyusun peraturan daerah tentang penyelenggaraan
angkutan umum dan pengaturan kelembagaannya, termasuk pembentukan dewan transportasi
kota dan partisipasi sektor swasta.
4. Menunjang Pengembangan Kawasan Ekonomi
Pengembangan jaringan transportasi diharapkan dapat berfungsi sebagai katalisator dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.di Kabupaten Sigi. Disamping itu
untuk mendukung perwujudan kesejahteraan masyarakat, penyelenggaraan transportasi
diharapkan berperan mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat
luas baik di perkotaan maupun perdesaan dengan harga terjangkau, mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, serta untuk melancarkan distribusi
barang dan jasa dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di wilayah Kabupaten Sigi
dan sekitarnya.
Peranan transportasi diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan
hasil-hasil pembangunan. Tersedianya pelayanan transportasi antar wilayah yang mendorong dan
meningkatkan perdagangan antar wilayah, mengurangi perbedaan harga antar wilayah,
meningkatkan mobilitas dan pemerataan tenaga kerja untuk mendorong terciptanya kesamaan
kesempatan pembangunan wilayah. Pemerataan pelayanan transportasi secara adil dan
demokratis juga dimaksudkan agar setiap lapisan masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan
pelayanan jasa transportasi secara mudah dan terjangkau.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
53
G. STRATEGI DAN UPAYA
Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat kondisi eksisting jaringan transportasi, kebutuhan
pengembangan wilayah, potensi yang dimiliki serta kebutuhan peningkatan perjalanan maka berikut
ini beberapa permasalahan utama yang perlu diantisapi didalam menyusun rencana pengembangan
sistem transportasi di kabupaten Sigi adalah sebagai berikut :
1) Pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat yang membuat bangkitan pergerakan juga semakin
meningkat untuk tiap wilayah.
2) Jaringan jalan yang belum merata dan belum menjangkau seluruh wilayah
3) Pemerataan Penduduk belum terdistribusi dengan baik, dan hanya terpusat pada daerah
perkotaan dan disepanjang jaringan jalan.
4) Banyak potensi potensi pusat pertumbuhan ekonomi seperti pusat hasil pertanian, hasil sumber
daya alam dan potensi obyek wisata yang belum di hubungkan dengan jaringan jalan yang
memadai.
5) Belum terintegrasinya pertumbuhan pusat kegiatan dengan pusat distribusinya.
6) Belum adanya infrastruktur memadai dalam rangka menunjang penerapan Mp3EI di Kabupaten
Sigi
7) Jaringan angkutan umum di kabupaten Sigi belum berfungsi dengan baik dibuktikan dengan
beroperasinya tidak sesuai trayek.
Dari permasalahan yang dirangkum di atas, disusunlah kebijakan, program dan kegiatan yang dapat
mengatasi permasalahan di atas. Sebagaimana dijelaskan diatas strategi pengembangan akan
difokuskan pada target utama yaitu peningkatan kinerja jaringan pelayanan dan prasarana,
peningkatan aksesibilitas, peningkatan jaringan pelayanan angkutan umum dan dalam upaya
menunjang kawasan potensi ekonomi. Seluruh strategi yang dikembangkan dalam upaya pencapaian
target dimaksud. Strategi strategi yang dikembangkan juga disinkronisasi denganSistranas, Tatanan
Transportasi wilayah (Tatrawil) Propinsi Sulawesi tengah serta disesuaikan dengan rencana Tata ruang
wilayah (RTRW) propinsi mapun Kabupaten Sigi. Strategi yang direncanakan adalah sebagaimana
berikut :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
54
1. Strategi Peningkatan Kinerja Jaringan Prasarana dan Pelayanan
Strategi peningkatan kinerja jaringana prasarana dan pelayanan difokuskan pada peningkatan
kualitas dan kinerja pelayanan jaringan yang sudah ada. Peningkatan kualitas difokuskan pada
perbaikan serta optimilisasi jaringan prasarana baik jalan maupun angkutan umum. Uraian strategi
yang dikembangkan dalam rangka peningkatan kinerja jaringan prasarana dan pelayanan adalah :
a. Peningkatan Kondisi Jalan
Peningkatan kondisi jalan melalui perbaikan jalan yang rusak sebenarnya sudah direncanakan
pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Sigi. Perbaikan jalan yang rusak
dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja ruas jalan tersebut dan meningkatkan tingkat
keselamatan bagi para pengguna jalan. Perbaikan jalan lokal primer yang rusak antara lain :
Tabel 6.34
Perbaikan Jalan Rusak
No Ruas Jalan
1 ruas Dombu – Tinggede – Dolo – Sidera – Bora
2 ruas jalan Gimpu – Peana – Kalamanta
3 ruas jalan Gimpu–Marato–Kalamanta
Sumber : RTRW Kabupaten Sigi
Gambar 6.8 Kondisi Ruas Jalan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
55
b. Rencana Pengembangan Jalan Kolektor Primer
Strategi peningkatan kualitas jaringan prasarana jalan yang lain adalah dengan melakukan
pengembangan Jalan Kolektor Primer. Pengembngan jalan ini dilakukan dalam rangka
mendukung distribusi barang dan orang di Kabupaten Sigi. Berdasarkan RTRW Kabupaten Sigi
serta dengan melihat potensi produksi barang ditiap tiap wilayah serta pergerakan orang di
Kabupaten sigi beberapa ruas jalan berikut diusulkan untuk dikembangkan.
Tabel 6.35 Rencana Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2)
No Ruas jalan Panjang Jalan (Km)
1 Kalukubula-Kalawara 29,50
2 Kalawara-Kulawi 37,00
3 Biromaru/Birobuli-Palopo 41,25
4 Kulawi-Gimpu 29,30
5 Palupi-Bangga 37,50
6 Bangga-Simoro 3,00
7 Palopo-Napu 63,00
Sumber : RTRW Kabupaten Sigi
Tabel 6.36 Rencana Jaringan Jalan Kolektor Primer (K3)
No Ruas jalan Panjang Jalan (Km)
1 Kalukubula-Kalawara 29,50
2 Kalawara-Kulawi 37,00
3 Biromaru/Birobuli-Palopo 41,25
4 Kulawi-Gimpu 29,30
5 Palupi-Bangga 37,50
6 Bangga-Simoro 3,00
7 Palopo-Napu 63,00
8 Bangga-Lalundu 50,00
Sumber : RTRW Kabupaten Sigi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
56
Tabel 6.37 Rencana Jaringan Jalan Kolektor Primer (K4)
No Ruas jalan Panjang Jalan (Km)
1 Palupi – Simoro 29,50
2 Bobo – Deasi 37,00
3 Bulu Bete – Rogo 41,25
4 Sambo – Bungi 29,30
5 Bonemenggila – Jono 37,50
6 Dalam Kota Baliase 3,00
7 Dalam Kota Sibalaya 63,00
8 Saluki – Sisiatuwa 50,00
9 Simoro – Perkebunan 2,25
10 Simoro I – Perkebunan 3,20
11 Dalam Kota Pakuli 5,00
12 Raupa – Toro 6,00
13 Kulawi – Banggaiba 92,00
14 Dalam Kota Kulawi 8,10
15 Watukilo – Salutome 3,00
16 Dalam Kota Lawua 5,00
17 Gimpu – Paena 38,80
18 Dalam Kota Paena 10,00
19 Sp. Jl. Provinsi – Kamarora 4,70
20 Sintuwu – Rahmat 7,30
21 Palolo – Lembah Tongoa 8,00
22 Lendaka – Ampera 3,00
23 Ampera – Rejeki 3,00
24 Ranteleda – Rahmat 1,80
25 Makmur – Pasar Makmur 1,40
26 Rahmat – Kamarora 14,80
27 Ranteleda – Tanah Harapan 3,00
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
57
No Ruas jalan Panjang Jalan (Km)
28 Rahmat – Kapiroe 14,00
29 Dalam Kota Makmur 3,36
30 Biromaru – Paneki 5,80
31 Maranata – Bora 7,30
32 Kalora – Sb, Bora 3,70
33 Sp. Lolu – Jono 2,00
34 Lolu – Kalukubula 4,00
35 Lolu – Pombewe 4,00
36 Sp.Jl.Hph Kebun Sari–Kinta Baru 2,00
37 Sp. Sidera I – Boya Bunga 4,70
38 Sp Maranata – Tanam Pobunti 1,80
39 Sp. Lompio – Lompio 2,30
40 Sidondo – Tandau 3,00
41 Sidondo – Irigasi 2,50
42 Sp. Paneki – Pombewe 7,00
43 Kinta Baru – Pasantren 5,00
44 Sidondo I – Deasi 2,52
45 Sidera – Permukiman Trans 4,00
46 Sp. Sidera Pkmt – Lolu 8,00
47 Loru – Ngata Baru 3,00
48 Sp. Jl. Provinsi – Lompio 2,00
49 Dalam Kota Biromaru 6,31
50 Tinggede – Kasiromu 3,90
51 Binangga – Sunju 3,70
52 Kalukubula – Sunju 3,50
53 Porame – Uwemanje 3,20
54 Tinggede – Baliase 1,70
55 Padende – Binangga 1,80
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
58
No Ruas jalan Panjang Jalan (Km)
56 Boya Baliase – Porame 3,20
57 Beka – Dolo 1,50
58 Bomba – Lebanu 4,50
59 Doda – Daenggune 7,00
60 Balaroa – Daenggune 3,00
61 Donggala Kodi – Kanuna 2,50
62 Dalam Kota Binangga 9,37
63 Dolo – Sidera 5,60
64 Dolo – Jono 4,80
65 Maku – SP. Maranata 5,80
66 Maku – Kaleke 2,00
67 Sp. Dolo – Sp. Sidera Ii 2,60
68 Pesaku – Mantikole 2,00
69 Rarampande – Wera 2,00
70 Pewunu – Kabelota (Pasantren) 3,00
71 Sp. Pewunu – Kalukutinggi 3,00
72 Kabobona – Dusun Iii 2,00
73 Kaleke – Wera 2,00
74 Pesaku I – Persawahan 2,00
75 Kota Rindau – Btn 2,00
76 Dalam Kota Dolo 3,43
77 Lembah Tongoa – Manggalapi 43,00
78 Manggalapi – Sausu 55,00
Sumber : RTRW Kabupaten Sigi
Secara tipikal usulan penampang melintang untuk ruas jalan kolektor primer dengan median
dan tanpa median dapat dilihat pada gambar yang terdapat di bawah ini.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
59
Gambar 6.9 Usulan Tipikal Penampang Melintang dan Rumija Jalan Kolektor Primer (Dengan
Median)
Gambar 6.10 Usulan Tipikal Penampang Melintang dan Rumija Jalan Kolektor Primer (Tanpa Median)
Disamping itu peningkatan fungsi jalan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
jalan. Peningkatan kapasitas jalan ini terutama untuk meningkatkan tingkat pelayanan jalan
terutama pada jalan jalan yang memiliki tingkat pelayanan yang rendah.
Tipe 4/2 D
2.00 m
trotoar
2.00 m 7.00 m
lajur 1 lajur 2
CL
lajur 3
24.00 m
devider
2.00 m
lajur 4
7.00 m
trotoar
2.00 m2.00 m
Tipe 4/2 UD
18.00 m (15.00 m)
2.00 m (1,50 m)
lajur 1trotoar
7.00 m (6.00 m)
lajur 2
2.00 m (1,50 m)
trotoar
7.00 m (6.00 m)
lajur 3 lajur 4
CL
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
60
c. Rencana Pengembangan Jalan Kolektor dan Lokal
Pengembangan jalan yang menghubungkan pusat kegiatan penghasil sumber daya alam dan
hasil hasil produksi pertanian di Kabupaten Sigi dilakukan guna mendukung distribusi orang
maupun barang. Pengembangan jalan ini didasarkan dari besarnya bangkitan pada tiap wilayah
dan tingkat aksesibilitas serta perbandingan JS/JL dari ruas jalan yang menghubungkan wilayah
tersebut. Berdasarkan hal tersebut dan sesuai dengan arah pengembangan wilayah Kabupaten
Sigi, pembangnan jalan baru yang akan dilakukan antara lain :
Tabel 6.38 Usulan Jaringan Jalan Kolektor dan Lokal 2013 – 2018
No Nama Jalan Rumija (m) Rumaja
1 Jalan Palu – Kulawi 18 4/2UD
2 Jalan Poros Palu – Bora 18 4/2UD
3 Jalan Lingkar Kota 18 4/2UD
4 Jalan Gimpu – Gintu 18 4/2UD
5 Jalan Kulawi - Kalamanta 18 4/2UD
6 Jalan Kulawi – Banggaiba 18 4/2UD
7 Jalan Palu - Sausu 18 4/2UD
Sumber : Hasil Analisis
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
61
Gambar 6.11 Rencana Pengembangan Jalan Guna Mendukung Potensi Wilayah
Pengembangan KawasanPelestarian Alam Dan Cagar
Budaya Taman NasionalLore Lindu
KawasanPertambangan
PengembanganKawasan Kawasan
Hutan Lindung
PembangunanJalan Lingkar
Kota
PembangunanJalan PorosPalu-Bora
PembangunanPalu-Kulawi
PembangunanJalan Kulawi-
Banggaiba
PembangunanJalan Kulawi-
Kalamanta
PembangunanJalan Gimpu-Gintu
PembangunanJalan Palu-
Sausu
PenghasilKopi
PenghasilKakau
PenghasilKelapa
Kota Palu
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
62
d. Rambu dan Marka Jalan di Kabupaten Sigi
Perambuan dan pemarkaan jalan di Kabupaten Sigi merupakan salah satu strategi. Hal tersebut
terkait dengan peningkatan keselamatan bagi para pengguna jalan di Kabupaten Sigi.
Kabupaten Sigi merupakan akses untuk jalur Trans Sulawesi, sehingga dengan melihat kondisi
tersebut diperlukan rambu-rambu dan marka jalan yang jelas dan tegas untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas bagi para pengguna jalan.
Pemasangan rambu pada akses jalur Trans Sulawesi dan jalan lain yang berada di Kabupaten
Sigi yang sering digunakan adalah :
Rambu peringatan hati-hati;
Rambu batas kecepatan maksimum;
Rambu dilarang berhenti;
Rambu dilarang parkir;
Rambu halte bus (untuk tempat menaikkan dan menurunkan penumpang);
Rambu penyeberangan pejalan kaki.
Dan terkait dengan marka jalan, di Kabupaten Sigi dan Sekitarnya masih banyak pada beberapa
ruas jalan terkait dengan marka belum semuanya terdapat marka jalan. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.12 Kondisi Ruas Jalan Trans Sulawesi dan Jl. Sp Bora
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
63
Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa untuk ruas jalan Trans Sulawesi dan Jl. Sp Bora
tidak tersedia marka jalan yang digunakan sebagai pembatas untuk pemisah jalur tersebut dan
hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
e. Rencana Pembuatan Jalur Khusus Sepeda di Kabupaten Sigi (Kawasan Dolo, Morawala dan Sigi
Biromaru)
Pembuatan jalur khusus sepeda di Kabupaten Sigi di fokuskan pada kawasan perkotaan yaitu
daerah Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru, pembuatan jalur khusus ini diharapkan dapat
menjadi salah satu alternative transportasi di kawasan perkotaan Kabupaten Sigi. Penggunaan
sepeda merupakan transportasi yang berwawasan lingkungan dan penerapan system
transportasi yang berkelanjutan. Pembuatan jalur khusus ini nantinya akan dapat mengurangi
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan sepeda. Potensi
demand yang ada juga sudah mendukung untuk dibangunnya jalur sepeda ini, sehingga setelah
dibangun jalur ini pun diharapkan demandnya terus bertambah.
Dari sisi faktor yang mendorong penggunaan jalur sepeda, keselamatan adalah faktor utama
yang diinginkan oleh pengguna dalam rangka menjalankan aktivitasnya bertransportasi dengan
sepeda (kendaraan tidak bermotor). Untuk membantu keselamatan diperlintasan akan dibuat
traffic light yang khusus memberikan prioritas pada pengguna sepeda dalam kaitan sistem
traffic light yang digunakan untuk kendaraan bermotor.
Faktor lain adalah keamanan dimana pengguna menginginkan perjalanan yang aman. Aman
disini berkaitan dengan terjadinya tindak kriminal pada saat perjalanan. Faktor kenyamanan
adalah faktor yang juga disorot bagi keberadaan sebuah jalur sepeda. Faktor kenyamanan
berkaitan dengan desain teknis jalur yang seamless atau minim gangguan. Oleh karena desain
teknis nantinya harus didesain agar meminimalkan perubahan elevasi dan menghindari
obstacle-obstacle di jalan. Dan faktor yang tak kalah pentingnya bagi pengguna adalah juga
kelancaran dalam melakukan perjalanan dengan kendaraan tidak bermotor. Kelancaran ini
berkaitan dengan tidak terganggunya perjalanan tidak bermotor oleh kegiatan-kegiatan lain.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
64
Tabel 6.39 Komponen-Komponen Penentu Rute
LALU LINTAS
LINGKUNGAN
INFRASTRUKTUR
ATURAN
Kecepatan dan
volume
Komposisi lalu
lintas, terutama
kendaraan berat
Catatan kecelakaan
Kebutuhan lain
Penyeberangan
Topografi dan tata guna
lahan
Kontrol parkir
Karakteristik akses dan
demand parkir
Layout simpang
Traffic calming
Jalur drainase dan utilitas
Pencahayaan
Lokasi akses masuk
bangunan
Manajemen lalu lintas dan
pengawasan
Aturan perencanaan
Inisiatif
pengembangan lokal
Kebutuhan teknis
Rute yang mudah
diterapkan
Kepemilikan lahan
Sumber : Perencanaan Penggunaan Lajur Khusus Sepeda di Sragen Sebagai Kota Percontohan
Transportasi Jalan
Gambar 6.13 Rute Jalur Khusus Sepeda di Kabupaten Sigi (Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru)
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
65
Dari gambar di atas dapat kita ketahui mengenai penentuan rute lajur khusus sepeda di
Kabupaten Sigi (Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru) dan untuk lebih jelasnya mengenai nama
ruas-ruas jalan yang digunakan untuk lajur khusus sepeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.40
Ruas Jalan Jalur Khusus Sepeda di Kabupaten Sigi (Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru)
No Ruas Jalan No Ruas Jalan
1 Dolo-Sidera 25 Balaroa-Daenggune
2 Dolo-Jono 26 Donggala Kodi-Kanuna
3 Tulo-Sp. Maranata 27 Dalam Kota Binanga
4 Tulo-Kaleke 28 Dalam Kota Pinembani
5 Sp. Dolo-Sp. Sidera II 29 Biromaru-Paneki
6 Pesaku-Mantikole 30 Maranata-Bora
7 Rarampadende-Wera 31 Kalora-Sp. Bora
8 Pewunu-Kabelota-Pesantren 32 Sp. Lolu-Jono
9 Sp. Pewunu-Kalukutinggu 33 Lolu-Kalukubula
10 Kabobona-Dusun III 34 Lolu-Pombewe
11 Kaleke-Wera 35 sp. Jl. HPH Kebunsari-Kintabaru
12 Pesaku I-Persawahan 36 Simpang Sidera I-Boya Bunga
13 Kota Rindau-BTN 37 Sp. Maranat-Tanam Pobunti
14 Dalam Kota Dolo 38 Sp. Lompio-Lompio
15 Tangarawa-Watatu 39 Sidondo-Tandau
16 Tinggede-Kasiromu 40 Sidondo-Irigasi
17 Binanga-Sunju 41 Sp. Paneki-Pombewe
18 Porange-Uwemanje 42 Kintabaru-Pesantren
19 Tinggede-Baliase 43 Sidondo I-Deasi
20 Padende-Binanga 44 Sidera-Pemukiman Trans
21 Boya Baliase-Pareme 45 Sp. Sidera PKMT-Lolu
22 Beka-Dolo 46 Lolu-Ngatabaru
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
66
No Ruas Jalan No Ruas Jalan
23 Domba-Lebanu 47 Sp. Jl. Provinsi-Lompio
24 Doda-Daenggune 48 Dalam Kota Biromaru
Sumber : Hasil Analisis
f. Penataan Fasilitas Pejalan Kaki (Trotoar)
Penyediaan fasilitas pejalan kaki difokuskan pada wilayah perkotaan (Dolo, Morawala dan Sigi
Biromaru) atau ibu kota Kabupaten Sigi. Hal ini dilakukan karena potensi pejalan kaki yang
begitu besar di wilayah perkotaan. Penataan fasilitas pejalan kaki juga bertujuan untuk
menjamin keselamatan para pejalan kaki yang ada di kawasan tersebut agar tidak tercampur
dengan lalu lintas utama di jalan, sehingga penataan fasilitas pejalan kaki pada kawasan
perkotaan sangat penting untuk dilakukan mengingat tingginya demand pejalan kaki dan
prioritas keselamatan bagi para pengguna jalan khususnya para pejalan kaki. Berikut ini adalah
desain fasilitas pejalan kaki dan contoh fasilitas pejalan kaki yang ada pada daerah perkotaan di
Indonesia.
Gambar 6.14 Usulan Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
67
Penataan fasilitas pejalan kaki tersebut dapat dilakukan pada ruas jalan di kawasan perkotaan
(Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru) seperti pada ruas jalan berikut ini:
Tabel 6.41
Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki
No Ruas Jalan
1 Kota Rindau-BTN
2 Dalam Kota Dolo
3 Dalam Kota Biromaru
4 Dalam Kota Binanga
5 Dalam Kota Pinembani
Sumber : Hasil Analisis
Gambar 6.15 Rencana Lokasi Untuk Fasilitas Pejalan Kaki (Trotoar)
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
68
g. Manajemen Lalu Lintas pada beberapa kawasan perkotaan di Kabupaten Sigi
Manajemen lalu lintas dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja jalan. Manajemen lalu lintas
diprioritaskan pada kawasan perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan untuk
pengembangan jalan baru. Manajemen lalu lintas di Kabupoaten Sigi difokuskan di kecamatan
Dolo, Morawala dan Sigi Biromaru yang merupakan kecamatan yang ramai dan aktifitas
transportasi yang tinggi. Manajemen lalu lintas dilakukan pada beberapa ruas jalan yang ada di
kawasan perkotaan antara lain adalah :
Tabel 6.42 Manajemen Ruas Jalan di Kabupaten Sigi
No Ruas Jalan
1 Dalam Kota Rindau
2 Dalam Kota Dolo
3 Dalam Kota Sigi Biromaru
4 Dalam Kota Marawala
5 Dalam Kota Bora
Sumber : Hasil Analisis
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
69
Gambar 6.16 Rencana Manajemen Lalu Lintas
Dengan melakukan manajemen lalu lintas pada kawasan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan mobilitas orang dan distribusi barang dari pusat kegiatan tersebut dengan nilai
100% dan batas waktu pelaksanaan pada tahun 2015.
Dolo
Marawala
Bora
SigiBiromaru
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
70
h. Penetapan ITS
Pelaksanaan penerapan ITS dalam bidang
transportasi sangat penting dalam
peningkatan kinerja lalu lintas dan
peningkatan pelayanan angkutan umum.
Pelaksanaan ITS di Kabupaten Sigi juga
nantinya diharapkan dapat meningkatkan
hal tersebut. Penerapan ITS yang dapat
dilakukan di Kabupaten Sigi antara lain
adalah :
Penerapan ATCS pada simpang jalan utama yang merupakan koridor angkutan BRT Koridor 3
: Palu-Dolo-Sigi Biromaru. Dengan penerapan ATCS ini diharapkan akan dapat meningkatkat
kinerja lalu lintas pada persimpangan seperti memberikan prioritas pada angkutan umum,
dengan hasil yang diharapkan 100% dengan batas waktu pelaksanaan pada tahun 2020.
Pemasangan GPS pada angkutan BRT Koridor 3 : Palu-Dolo-Sigi Biromaru, serta setiap
angkutan umum yang ada di Kabupaten Sigi. Dengan pemasangan GPS ini akan
memudahkan untuk mengetahui posisi angkutan umum yang ada di jalan sehingga lebih
mudah dalam mengawasi dan mengaturnya, dengan hasil yang diharapkan 100% dan dapat
terlaksana pada tahun 2015.
BIC (Bus Information Center) yang bertujuan untuk mengetahui penjadwalan angkutan
umum khususnya angkutan BRT Koridor 3 : Palu-Dolo-Sigi Biromaru dan semua angkutan
umum yang ada di Kabupaten Sigi. Dengan adanya BIC (Bus Information Center) penumpang
angkutan akan lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nantinya
juga akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum, dengan
hasil yang diharapkan 100% dengan batas waktu pelaksanaan pada tahun 2015.
Pemasangan fasilitas informasi pada setiap halte.
Penerapan system tiket elektronik.
Dalam pelaksanaan penetapan ITS perlu juga dilakukan beberapa tahapan antara lain yaitu :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
71
Tahap studi kelayakan yaitu kajian yang dilakukan sebelum pelaksanaan penerapan ITS
dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah penerapan ITS tersebut bermanfaat atau
menguntungkan untuk diterapkan atau tidak secara finansial dan ekonomi, serta seberapa
manfaat dan keuntungan tersebut bagi masyarakat.
Pembangunan prasarana ITS yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan serta
pelayanan angkutan
Implemetasi dan evaluasi yaitu tahapan setelah dilakukannya ITS, serta melakukan evaluasi
guna menyempurnakan pelaksanaan penetapan ITS secara berkelanjutan.
i. Optimilasisasi Terminal Bora
Terminal yang ada di Kabupaten Sigi adalah
terminal tipe B yaitu Terminal Bora, yang
terletak di Kecamatan Sigi Birimaru, namun
kondisi dan kinerja terminal tersebut belum
maksimal. Untuk meningkatkan kinerja dari
pelayanan terminal tersebut dan terminal
lainnya yang ada di Kabupaten Sigi dapat
dilakukan dengan cara seperti :
Meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada seperti penyediaan fasilitas fasilitas utama harus ada dan fasilitas
fasilitas pendukung terminal.
Manajemen sirkulasi di dalam terminal dan pada akses keluar masuk terminal.
Penataan tata letak bangunan di terminal sehingga sesuai dengan alur pergerakan angkutan
yang keluar masuk terminal.
Evaluasi lokasi letak terminal disesuaikan dengan trayek angkutan yang ada.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
72
Gambar 6.17 Peta Lokasi terminal Bora
2. Strategi Peningkatan Aksesibilitas
Strategi peningkatan aksesibilitas diharapkan dapat meningkatkan keterjangkauan seluruh wilayah
di Kabupaten Sigi, sehingga diharapkan dengan strategi peningkatan aksesibilitas seluruh wilayah
di Kabupaten Sigi dapat terhubung dengan jaringan jalan serta seluruh pusat produksi dapat
terhubung ke pusat distribusi sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Berdasarkan data
perengkingan JS/JL ratio tertimbang didapatkan permasalahan aksesibilitas yang terburuk sampai
yang baik. Dari perengkingan tersebut dapat diusulkan pembangunan jalan baru guna
memperbaiki nilai aksesibilitas dari pusat pusat kegiatan. Adapun perengkingan permasalahan
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini
LokasiTerminal Bora
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
Sumber: Lampiran UU No 27 Tahun 2008, diperbaharui dengan Citra Alos , 2009; Batas Desa Menggunakan P eta Kecamatan;Kecamatan Dalam Angka dalam Lingkup Kabupaten S igi, 2008, Observasi Lapangan, 2009
Keterangan:
780000
780000
800000
800000
820000
820000
840000
840000
860000
860000
9780000 9780000
9800000 9800000
9820000 9820000
9840000 9840000
9860000 9860000
9880000 9880000
9900000 9900000
%
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$$
$
$
$
Bor a
Peana
Lawua
Dombu
Tomado
Makmur
Kaleke
Por ameMpanau
Pakuli
Binanga
Bolapapu
Bulubete
Kamaror a A
Kotarindau
Sibalaya Utara
Kulawi
Pip ikoro
Lindu
Palolo
Dolo Se latan
Kulawi Sela tan
Sig i Biromaru
Gumbasa
Dolo Bara t
Dolo
Marawola Bara t
Nokila laki
Kinovaro
Tanambulava
Marawola
S
U
TB
Halaman:
UTARA
PEKER JAAN PENYUSUNAN BAN TEK RENCANA TATA RUANG W ILAYAH (RTRW ) KABUPATEN SIGI 2010-2030
SKPD DEKONSENTRASIBIDANG PENATAAN RUANGDINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Status JalanJalan Kabupaten
Jalan Provinsi
Gambar 6.20 Potensi Pergerakan Angkutan Kota dan Kantong Penumpang
Potensipergerakan
angkutan umum
Potensi KantongPenumpang
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
80
Gambar 6.21 Jaringan Angkutan Kota
b. Perencanaan jaringan trayek
Dalam merencanakan jaringan trayek angkutan di Kabupaten Sigi, hal yang digunakan adalah
potensi demand penumpang dan jumlah perjalanan masyarakat antar zona. Dari matrik
perjalanan orang (OD) pergerakan terbesar terjadi di Kecamatan Marawala, Tanambulava,
Dolo, Nokilalaki serta Sigi Biromaru dengan demand diatas 1000 perjalanan/hari. Sedangkan
untuk perencanaan jaringan trayek perintis yang bertujuan untuk menghubungkan seluruh
wilayah dengan pelayanan angkutan umum adalah Kecamatan Palolo, Kulawi, Kulawi Selatan,
Pipikoro, Dolo Selatan, Dolo Barat dan Marawala Barat. Berikut ini adalah usulan peta rute
angkutan umum:
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
81
Gambar 6.22 Usulan Perencanaan Jaringan Trayek Utama dan Perintis
Jaringan TrayekPerintis
Potensi PotensiDemand
Jaringan TrayekUtama
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
82
Berdasarkan peta usulan perencanaan jaringan trayek utama dan perintis tersebut jaringan
trayek utama dan perintis harus sesuai dengan standar pelayanan minimum seperti :
1) Pelayanan angkutan perintis
Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal
Jadwal tetap diberlakukan apabila permintaan angkutan cukup tinggi
Terminal yang merupakan asal pemberangkatan dan tujuan sekurang-kurangnya
terminal tipe C
Dilayani dengan mobil bus kecil
2) Pelayanan angkutan utama
Memiliki jadwal tetap
Dapat diandalkan dengan ketepatan waktu
Sarana dan prasarana bagus
Memiliki tempat pemberhentian khusus
Mudah dalam memperoleh pelayanan
c. Pengembangan BRT
Pengembangan angkutan massal berupa BRT PADAGI (Palu-Donggala-Sigi) terdiri dari 3 (tiga)
koridor yaitu :
1) Koridor 1 : Cirkle line Kota Palu
2) Koridor 2 : Trunk line Kota Palu – Banawa (Donggala)
3) Koridor 3 : Trunk line Kota Palu – Dolo – Sigi Biromaru (Sigi)
Dalam program MP3EI, wilayah Kabupaten Sigi termasuk dalam kawasan ekonomi khusus
(KEK) Palu. Dalam pengembangan transportasi angkutan massal wilayah Kabupaten Sigi
direncanakan dibangun BRT untuk koridor 3 trunk line Palu-Dolo-Sigi Biromaru. Koridor ini akan
digunakan untuk melayani perjalanan masyarakat Kabupaten Sigi ke Kota Palu. Armada bus
yang digunakan direncanakan memiliki kapasitas ukuran bus sedang/besar dengan kapasitas
angkut perhari sebesar 3000 orang. Pengembangan BRT untuk koridor 3 trunk line Palu-Dolo-
Sigi Biromaru diharapkan sudah beroprasi pada tahun 2015 dengan nilai 100%.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
83
Gambar 6.23 Rute BRT Koridor 3 : Trunk Line Kota Palu-Dolo-Sigi Biromaru (Sigi)
d. Terminaliasi Angkutan Umum
Dalam mendukung pelayanan angkutan umum yang ada di Kabupaten Sigi perencanaan
terminalisasi perlu dilakukan. Perencanaan pengembangan jaringan prasarana lalu lintas
khususnya terminal angkutan umum terdiri atas :
1) Terminal tipe B yang terdapat di Bora dan Bolapapu
2) Terminal tipe C yang terdapat di Pipikoro, Kulawi, Kulawi Selatan, Lindu, Nokilalaki,
Gumbasa, Dolo Selatan, Tanambulava, Dolo Barat, Marawala Barat, Marawala, Kinovaro,
Dolo, Sigi Biromaru dan Palolo.
Dengan perencanaan terminal tersebut diharapkan dapat mendukung integrasi dari setiap
trayek angkutan umum yang ada. Pengembangan terminal sebagai simpul dari jaringan trayek
di Kabupaten Sigi direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2030 dengan nilai 100% sudah
beroperasi. Berikut ini adalah rencana pembangunan dan lokasi perencanaan terminal yang
akan dibangun.
Kota Palu
Dolo
SigiBiromaru
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
84
Tabel 6.48
Indikasi Program Pengembangan Simpul Transportasi di Kabupaten Sigi
NoTipe
Simpul
Arahan
Lokasi
Pembangunan/
Peningkatan
2011-
2015
2016-
2020
2021-
2025
2026-
2030
1 Tipe B Lolu
(Perkotaan
Biromaru)
Pembangunan
Baru
X
2 Rest Area Sadaonta Pembangunan
Baru
X
3 Tipe C Bora
Tinggede
Pakuli
Matantimali
Lawua
Palolo
(Sejahtera)
Peningkatan
Pembangunan
Baru
Pembangunan
Baru
Pembangunan
Baru
Peningkatan
Pembangunan
Baru
X
X
X
X
X
X
3 Tipe A Lolu Peningkatan X X
Dalam penilaian kinerja terminal angkutan umum yang akan dibangun, kriteria yang dinilai
mencakup :
Kinerja lokasi yang terkait dengan indeks aksesibilitas angkutan umum
Kinerja tapak yang terkait dengan kemampuan pelayanan terhadap pergerakan angkutan
umum
Kinerja akses yang terkait dengan kemampuan akses keluar masuk angkutan dan besarnya
gangguan terhadap system jaringan jalan pada akses keluar masuk terminal
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
85
Berdasarkan pergerakan orang yang ada di Kabupaten Sigi dilihat dari matrik OD , pergerakan
dari masing masing zona kecamatan memiliki potensi yang besar. Sehingga dari pergerakan
tersebut perlu dibuat kajian atau studi kelayakan mengenai penempatan lokasi simpul
(terminal) untuk mengakomodir pergerakan dari masing masing zona kecamatan. Ketersedian
angkutan umum yang melayani wilayah juga masih sangat minim sehingga dalam
pengembangan lokasi terminal juga harus disesuaikan dengan rencana pengembangan trayek
angkutan umum yang akan dikembangkan di Kabupaten Sigi. Trayek angkutan umum yang ada
di Kabupaten Sigi baru sebatas angkutan pedesaan dan angkutan lokal kawasan produksi.
Berikut ini adalah potensi bangkitan dan tarikan dari masing masing zona serta trayek angkutan
yang ada di Kabupaten Sigi.
Untuk luasan terminal disesuaikan dengan pelayanan dari bus, fungsi terminal yang akan
dibangun, serta nilai investasi dan manfaat yang akan dihasilkan bagi semua pihak terkait.
Berikut ini adalah potensi bangkitan tarikan dari masing masing zona serta trayek angkutan
umum yang telah ada, yang digunakan untuk perencanaan lokasi terminal prioritas yang akan
dibangun.
Tabel 6.49
Bangkitan dan Tarikan Zona
No Zona Bangkitan Tarikan
1 Dolo 8554 6808
2 Dolo Barat 2136 2282
3 Dolo Selatan 1529 2311
4 Gumbasa 3537 3376
5 Kinovaro 2294 2417
6 Kulawi 1428 1165
7 Kuwali Selatan 1353 1454
8 Lindu 927 644
9 Marawola 9657 9690
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
86
No Zona Bangkitan Tarikan
10 Marawola Barat 1481 1451
11 Nokilalaki 5543 5815
12 Palolo 2161 2748
13 Pipikoro 1761 518
14 Sigi Biromaru (LOLU) 2304 2720
15 Sigi Biromaru (BORA) 2992 2310
16 Tanambulava 7203 7009
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 6.50
Trayek Angkutan Di Kabupaten Sigi
No. Trayek
1. Biromaru - Dolo - Sidera- Maranata
2. Biromaru - Bora (via Watunoju)
3. Biromaru - Maranata (via) Dolo
4. Biromaru - -Sidondo I II III IV- Sibowi
5. Biromaru -Bora- Sidondo I II III IV Sibowi
6. Marawola - Bangga
7. Marawola - Pakuli
8. Marawola - Maranata - Bora
9. Marawola - Tulo - Sidera -Biromaru
10. Marawola - Tulo - Dolo - Biromaru
Dilihat dari bangkitan tarikan dan jaringan trayek angkutan umum yang ada dapat dibuat
pemetaan lokasi terminalisasi yang ada di Kabupaten Sigi dengan lokasi di diwilayah Kecamatan
Marawala, Dolo, Gumbasa, dan Tanambulava. Berdasarkan data tersebut bahwa kecamatan
tersebut sudah layak untuk di kembangkan untuk pembangunan terminal angkutan
penumpang.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
87
Gambar 6.24 Peta Lokasi Terminal di Kabupaten Sigi
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
88
e. Pengembangan Halte Angkutan Umum
Untuk peningkatan pelayanan angkutan umum,
khususnya terhadap pengguna angkutan umum, perlu
dikembangkan/disediakan fasilitas tempat henti
angkutan umum berupa halte/shelter pada daerah-
daerah bangkitan angkutan umum, seperti pasar, mall,
sekolah, tempat tempat umum. Tempat obyek wisata
dan komplek perkantoran. Untuk usulan
pengembangan halte angkutan umum berdasarkan dengan potensi demand dan pergerakan
orang serta rute angkutan umum yang ada adalah pada ruas jalan sebagai berikut ini:
Tabel 6.51
Ruas Jalan Penyediaan Fasilitas Halte
No Ruas Jalan Jumlah
1 Kota Rindau-BTN 3
2 Dalam Kota Dolo 2
3 Dalam Kota Biromaru 1
4 Dalam Kota Binanga 2
5 Dalam Kota Pinembani 2
Sumber : Hasil Analisis
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
89
Gambar 6.25 Penempatan Shelter
Pelindung
Pagar pengaman untukmencegah pejalan kakimenyebrang jalan di jalurperlambatan
Telepon Umum
Kotak Pos
A (antrian)Penumpang masuk daripintu depan dan keluardari pintu belakang
Tempat Sampah
A
Trotoar diperlebarminimal 3 m untukantrian dan pejalan kaki
3.00 m
Chevron Fasilitas Penyeberangan
trotoar
20.00 m 12.00 m
2.75 m
Pagar pengaman untukmencegah pejalan kakimenyebrang jalan di jalurperlambatan
20.00 m 20.00 m
trotoar Fasilitas Penyeberangan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
90
Gambar 6.26 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Empat
Gambar 6.27 Peletakan Tempat Perhentian di Pertemuan Jalan Simpang Tiga
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
91
Gambar 6.28 Peta Lokasi Halte di Kabupaten Sigi (Dolo Morawala dan Sigi Biromaru)
f. Penerapan E-Ticketing Dan Singel Tarif
Dalam memudahkan pengguna angkutan umum dalam menggunakan jasa pelayanan angkutan
umum di Kabupaten Sigi, penerapan e-ticketing dan single tarif perlu direncanakan khususnya
untuk prioritas kepada angkutan massal serta pada semua angkutan umum secara bertahap.
Dengan penerapan e-ticketing dan single tariff akan memudahkan penumpang dalam
melakukan perjalanan ketika ada perpindahan penggunaan moda serta dapat mengurangi
biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jasa angkutan umum. Penerapan e-ticketing dan single
tariff ini diharapkan sudah berlaku pada tahun 2020 dengan nilai 100%.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
92
g. Perbaikan Sistem Pengelolaan Angkutan Umum
Dalam manajemen angkutan umum yang ada di Kabupaten Sigi pihak instansi terkait dapat
melakukan perbaikan sistem pengelolaan angkutan umum menjadi yang lebih baik seperti
pengelolaan angkutan umum dengan sistem buy the service, penjadwalan yang tetap, system
informasi yang akurat, menggunakan system tender dalam pelaksanaan angkutan umum, serta
melakukan evaluasi secara berkala. Dengan perbaikan system pengelolaan angkutan umum
tersebut diharapkan nantinya pelayanan angkutan umum akan terus semakin meningkat dan
masyarakay yang menggunakan angkutan umum menjadi suka menggunakan angkutan umum
dalam setiap melakukan perjalanan. Perbaikan system pengelolaan angkutan ini diharapkan
telah dapat dilaksanakan pada tahun 2015 dengan nilai 100% serta dilakukan secara
berkelanjutan.
h. Kampanye Dan Sosialisasi Penggunaan Angkutan Umum
Untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum di Kabupaten Sigi pihak berwenang dalam
penyelenggaraan angkutan umum wajib melakukan Kampanye dan sosialisasi penggunaan
angkutan umum. Kampanye dan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
manfaat yang baik dalam menggunakan angkutan umum sehingga masyarakat mau untuk
menggunakan angkutan umum. Kampanye dan sosialisasi penggunaan angkutan umum ini
diharapkan dilakukan oleh pihak berwenang secara berkelanjutan sehingga semua masyarakat
Kabupaten Sigi akan semakin tahu tentang manfaat penggunaan angkutan umum bagi diri
mereka dan daerah Kabupaten Sigi secara umum.
4. Strategi Pengembangan Dalam Rangka Mendukung Kawasan Ekonomi
Dalam pengembangan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sigi
perlu dilakukan strategi strategi dalam pengembangan kawasan kawasan ekonomi strategis.
Adapun strategi strategi tersebut fokusnya adalah pengembangan jaringan pelayanan dan simpul
pelayanan pada pusat pusat produksi seperti yang dijelaskan berikut ini :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
93
a. Pengembangan Simpul (Terminal) Angkutan Barang
Pengembangan simpul (terminal) angkutan barang yang akan dibangun di Kabupaten Sigi
bertujuan untuk mendukung distribusi barang yang ada pada kawasan pusat produksi ke pusat
distribusi barang untuk diolah lebih lanjut atau di konsumsi. Berikut ini adalah proses
perpindahan barang yang dilakukan dalam terminal angkutan barang. Perpindahan barang
tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut.
1) Pelayanan pemindahan barang langsung dari satu kendaraan ke kendaraan lain.
2) Pelayanan pemindahan barang dan pelayanan pergudangan dengan pembongkaran barang
langsung ke gudang, kemudian dari gudang masuk kembali ke kendaraan barang lainnya.
3) Pelayanan pemindahan barang, pergudangan dan konsolidasi pelayanan dengan barang dari
berbagai asal pengiriman digudangkan lebih dahulu untuk kemudian diatur ke dalam
pengemasan yang sesuai dengan ukuran dan kapasitas kendaraan.
Dengan dibangunnya terminal angkutan barang ini akan menjadi pusat bangkitan lalu lintas
distribusi barang. Jenis dan besaran pusat pelayanan angkutan barang akan mempengaruhi
jenis moda angkutan barang yang digunakan. Berkaitan dengan klasifikasi jalan maka moda
yang diizinkan melalui jalan tersebut sesuai dengan kelas jalannya. Aktifitas bongkat muat
angkutan barang di Kabupaten Sigi saat ini sebagian besar dilakukan langsung di pusat pusat
produksi dan langsung diangkut menuju Kota Palu. Kebijakan pengembangan simpul terminal
angkutan barang di Kabupaten Sigi diarahkan pada pengembangan terminal angkutan barang
terpadu di Kabupaten Sigi dan dikelola secara profesional oleh swasta atau pemerintah daerah.
Berdasarkan potensi hasil pertanian dan sumber daya alam yang dihasilkan di Kabupaten Sigi,
maka lokasi rencana pembangunan lokasi terminal barang difokuskan pada daerah Kecamatan
Pipikoro, Kecamatan Palolo, dan kecamatan Dolo Selatan yang merupakan daerah penghasil
produksi pertanian terbesar.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
94
Gambar 6.29 Peta Usulan Lokasi Terminal Angkutan Barang
4
3
2
PengembanganKawasan Kawasan
Pertambangan
PenghasilKopi
PenghasilKakau
PenghasilKelapa
Kota Palu
1
Usulan LokasiTerminal Barang
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
95
Usulan beberapa rencana lokasi terminal angkutan barang di Kabupaten Sigi guna menunjang
distribusi barang terutama untuk hasil pertanian (Padi, Kakau dan Kopi) serta hasil tambang
berikut adalah rincian lokasi terminal angkutan barang:
1) Terminal Barang Rarampadende : terletak pada ruas jalan Poros Palu-Dolo. Terminal ini akan
menampung hasil hasil tambang yang dihasilkan di Kecamatan Dolo Barat dan sekitarnya
2) Terminal Barang Kapiroe : terletak pada ruas jalan Poros Palu-Bora. Terminal ini akan menampung
hasil pertanian kakau yang dihasilkan di kecamatan Palolo yang mencapai 18.368,50 ton per tahun
serta hasil hasil produksi lainnya.
3) Terminal Barang Dolo Selatan : terletak pada ruas jalan Poros Palu-Dolo-Kuwali. Terminal ini akan
menampung hasil produksi kelapa yang dihasilkan di Kecamatan Dolo Selatan yang mencapai 2.368
ton per tahun serta hasil tambang dan hasil hasil produksi lainnya.
4) Terminal Barang Pipikoro : terletak pada pertemuan ruas jalan Palu-Kuwali, jalan Gimpu-Gintu dan
jalan Kuwali-Kalamanta. Terminal ini akan manampung hasil pertanian kopi yang dihasilkan di
kecamatan Pipikoro yang berjumlah sekitar 710,2 ton per tahun serta hasil hasil produksi lainnya
b. Perencanaan Jaringan Lintas Angkutan Barang
Perencanaan Jaringan Lintas Angkutan Barang Di Kabupaten Sigi memiliki beberapa pertimbangan dalam
menetapkan jaringan angkutan barang antara lain :
1) Harus dipisahkan antara pergerakan barang antar kota dan distribusi barang dalam kota.
2) Untuk menghindari percampuran pergerakan, maka sebaiknya disediakan terminal barang
regional yang menjadi titik artikulasi dan dekomposisi.
3) Perlu disediakan jalur perangkutan barang dengan penyediaan prasarana jalan yang
memadai.
Perlu dilakukan pengaturan operasi angkutan barang agar dampaknya minimal terhadap lalulintas jalan
perkotaan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
96
Gambar 6.30 Peta Usulan Jalur Lintas Angkutan Barang
4
3
2
PengembanganKawasan Kawasan
Pertambangan
PenghasilKopi
PenghasilKakau
PenghasilKelapa
Kota Palu
1
Usulan JalurLintas Angkutan
Barang
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
97
Berdasarkan peta usulan lintas angkutan barang diatas ruas ruas yang dibebankan unuk melayani
distribusi barang terdiri dari beberapa ruas ,antara lain adalah :
1) Ruas Jalan Poros Palu-Dolo-Kuwali
2) Ruas Jalan Poros Palu-Bora
3) Ruas Jalan Gimpu-Gintu
4) Ruas Jalan Kuwali-Kalamanta
Dengan membebankan distribusi barang pada ruas ruas tersebut, maka distribusi barang akan lebih
cepat didistribusikan ke Kota Palu dan atau didistribusikan di semua wilayah di Kabupaten Sigi, namum
pada ruas ruas tersebut perlu dilakukan peningkatan kelas jalan agar bisa di lewati oleh angkutan barang
yang memiliki tonase dan dimensi yang besar. Berikut ini adalah kelas jalan berdasarkan UU No 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1) Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
(delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton;
2) jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus)
milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
3) jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan
Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus)
milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
4) jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar
melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat
lebih dari 10 (sepuluh) ton.
Berdasarkan kelas jalan tersebut, untuk ruas ruas yang akan dijadikan jalur lintas angkutan barang adalah
minimal Jalan Kelas II dengan tipikal melintang sebagai berikut ini :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulwesi Tengah 2013
98
Gambar 6.31 Jalan Kelas II
c. Pengaturan Distribusi dan Pergerakan Angkutan Barang di Jalan
Pengaturan distribusi dan pergerakan barang di jalan harus dilakukan pada jalur lintas angkutan
barang yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan agar lalu lintas barang dan penumpang tidak
tercampur. Dengan karakteristik angkutan barang yang memiliki dimensi besar dan kecepatan
rendah akan membuat kemacetan apabila lalu lintas barang dan penumpang digabung. Oleh
sebab itu maka perlu dilakukan pengaturan distribusi dan pergerakan barang dijalan.
d. Peningkatan Sistem Pengawasan Pergerakan Angkutan Barang di Jalan
Dalam pelaksanaan angkutan barang guna berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan untuk lebih memingkatkan kinerjanya tetap harus dilakukan pengawasan oleh
pihak yang berwenang dalam angkutan barang. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan
angkutan barang tidak melakukan pelanggaran dalam melakukan distribusi pengangkutan,
dalam waktu operasi, dalam kendaraan yang digunakan serta kelengkapan administrasi yang
dimiliki dalam proses pengangkutan angkutan barang. Pengawasan pergerakan angkutan
barang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan jembatan timbang, terminal barang, serta
pengawasan monitoring ke jalan secara berkala.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
1
BAB 7
PENJADWALAN PROGRAM PENGEMBANGAN
A. PENJADWALAN PROGRAM PENGEMBANGAN
Dalam rangka membentuk suatu sistem transportasi di Kabupaten Sigi yang terpadu dan
berkesinambungan, maka pemecahan permasalahan sistem jaringan transportasi yang ada
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Isu otonomi daerah (meningkatkan peran kabupaten/kota).
2. Sistem transportasi lokal kawasan yang lebih luas.
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, maka terjadi perubahan yang mendasar dalam pengelolaan sistem transportasi. Proses
perencanaan jaringan tidak dapat lagi bersifat top-down dengan pemerintah Kabupaten Sigi
sebagai aktor utama. Pendekatan bottom-up akan lebih cocok untuk mencerminkan adanya
demokrasi dalam proses pengambilan kebijakan. Untuk itu dalam mengembangkan kebijakan
yang akan tertuang dalam sistem transportasi lokal, setidaknya ada 2 (dua) hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Partisipasi, dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka bagaimanapun juga aspirasi/keinginan
dari pemerintah Kabupaten harus dipertimbangkan. Namun demikian, penyelenggaraannya harus
tetap dalam konteks pengembangan sistem jaringan transportasi wilayah atau nasional.
2. Bertahap, sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada, maka tidak memungkinkan semua
keinginan dalam mengembangkan sistem transportasi dapat diwujudkan sekaligus, untuk itu
pelaksanaan pembangunan harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas.
Pengambilan keputusan dalam penjadwalan program sistem transportasi akan dihadapkan
kepada sejumlah variabel yang komplek sesuai pembobotan dari sistem transportasi. Setidaknya
variabel program pembangunan transportasi yang telah direncanakan, program pembangunan
transportasi dalam mendukung aksesibilitas transportasi, dampak dari pengembangan sistem
transportasi, dan pembiayaan program tersebut menjadi kriteria dalam menentukan kapan
pengembangan transportasi itu dilakukan.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
2
Berdasarkan kegiatan analisis akan dihasilkan daftar panjang (long list) program transportasi di
Kota Tegal dan Sekitarnya (Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes), untuk melakukan
pentahapan dalam program jangka pendek, menengah atau panjang akan digunakan metode
skoring, dengan beberapa kriteria yang akan ditetapkan. Kriteria penilaian yang digunakan
dalam memilih tahap daftar panjang ke pentahapan/jangka waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria penilaian yaitu, kegiatan program yang direncanakan,
aksessibilitas transportasi, dampak program dan pembiayaan.
1. Kegiatan Yang Telah Diprogramkan (Tatranas/Tatrawil)
Kriteria ini mengakomodasi beberapa kegiatan proyek transportasi darat yang telah menjadi
commited project baik di tingkat regional maupun nasional. Proyek-proyek tersebut
bergantung pada pelaksanaan yang baik seperti koordinasi yang mudah, ketersediaan dana
serta badan pelaksana yang mampu melaksanakan tugas tersebut. Usulan perencanaan yang
telah ada perjanjian kerjasama, komitmen pelaksanaan, dan alternatif pendanaan diberikan
nilai tinggi (H) dengan skor 50. Usulan perencanaan yang telah ada perjanjian kerjasama,
komitmen pelaksanaan, dan tetapi alternatif pendanaan belum ada diberi nilai sedang (M)
dengan skor 25 sedangkan usulan perencanaan yang telah ada perjanjian kerjasama,
komitmen pelaksanaan belum kuat, dan belum ada alternatif pendanaan diberikan nilai
rendah (L) dengan skor 0.
2. Aksessibilitas Transportasi
Aksessibilitas transportasi di Kabupaten Sigi, menjadi kriteria yang juga menentukan
keterhubungan, disparitas, defisiensi transportasi antar wilayah tersebut menjadikan dasar
dalam mempertimbangkan aksessibilitas transportasi tersebut. Usulan perencanaan
transportasi yang sesuai dengan hirarki fungsi kabupaten/kota, sangat mendukung pusat
andalan dan ekonomi terpadu, serta mengembangkan daerah tertinggal diberi nilai tinggi (H)
dengan skor 50. Usulan perencanaan sesuai dengan hirarki fungsi kabupaten/kota, tetapi
kurang mendukung pusat andalan dan ekonomi terpadu, serta mengembangkan daerah
tertinggal diberi nilai sedang (M) dengan skor 25 sedangkan usulan perencanaan sesuai
dengan hirarki fungsi kabupaten/kota, tetapi tidak mendukung pusat andalan dan ekonomi
terpadu, serta mengembangkan daerah tertinggal diberi nilai rendah (L) dengan skor 0.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
3
3. Dampak Proyek
Kriteria ini mengupayakan bahwa proyek atau kegiatan yang timbul nantinya akan dapat
menarik minat tidak hanya pemerintah pusat dan daserah namun juga pihak swasta untuk
ikut berpartisipasi, sehingga proyek yang timbul mempunyai nilai dampak transportasi yang
tinggi. Usulan perencanaan yang sangat menguntungkan secara ekonomi, adanya peluang
investor tertarik dan sangat menguntungkan secara ekonomi, adanya peluang investor
tertarik dan sangat meningkatkan skala ekonomi diberi nilai tinggi (H) dengan skor 50. Usulan
perencanaan yang kurang menguntungkan secara ekonomi, adanya peluang investor tertarik
dan meningkatkan skala ekonomi diberi nilai sedang (M) dengan skor 25 sedangkan usulan
perencanaan yang tidak menguntungkan secara ekonomi, peluang investor tertarik kecil
diberi nilai rendah (L) dengan skor 0.
4. Pembiayaan
Dengan keterbatasan anggaran pemerintah saat ini, perlu juga dipertimbangkan peran
swasta, masyarakat dan pemerintah daerah diberikan porsi untuk ikut membangun
transportasi. Usulan perencanaan yang telah ada alternatif pendanaan dan membutuhkan
biaya rendah diberi nilai tinggi (H) dengan skor 50. Usulan perencanaan yang telah ada
alternatif pendanaan dan membutuhkan biaya cukup besar diberi nilai sedang (M) dengan
skor 25. Usulan perencanaan yang belum ada alternatif pendanaan dan membutuhkan biaya
besar diberi nilai rendah (L) dengan skor 0.
Berdasarkan analisis penjadwalan program yang telah diusulkan maka didapatkan program
kegiatan Tataran Transportasi Lokal di Kabupaten Sigi, dasar yang digunakan adalah program
kegiatan yang mendapatkan skor <50 dikelompokkan dalam kegiatan jangka panjang, skor 50 –
80 dikelompokkan dalam jangka menengah dan program dengan skor >80 dikelompokkan
jangka pendek. Berdasarkan pada analisis penjadwalan di atas maka akan didapatkan program
kegiatan pada Tataran Transportasi Lokal di Kabupaten Sigi yang terbagi dalam program jangka
pendek, menengah dan panjang. Analisis penjadwalan program pengembangan Tataran
Transportasi Lokal di Kabupaten Sigi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
4
No
Program Pengembangan
Score
Program yang
telah
direncanakan
Aksessibilitas
Transportasi
Dampak
ProgramPembiayaan
Time
frame100 25% 35% 20% 20%
H M L H M L H M L H M L
1Peningkatan Kinerja Jaringan Pelayanan
Dan Prasarana
a Peningkatan Kondisi Jalan 90.00 50 50 50 25 S
bRencana Pengembangan Jalan Kolektor
Primer90.00 50 50 50 25 S
cRencana Pengembangan Jalan Kolektor
dan Lokal90.00 50 50 50 25 S
d Rambu dan Marka Jalan di Kabupaten Sigi 60.00 25 25 25 50 M
e
Rencana Pembuatan Jalur Khusus Sepeda
di Kabupaten Sigi (Kawasan Dolo,
Morawala dan Sigi Biromaru)
37.50 0 25 25 25 L
f Penataan Fasilitas Pejalan Kaki (Trotoar) 30.00 0 0 25 50 L
Tabel 7.7 Penjadwalan Arah Pengembangan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
5
gManajemen lalu Lintas pada beberapa
kawasan perkotaan di Kabupaten Sigi57.50 0 25 50 50 M
h Penetapan ITS 45.00 50 0 25 25 L
i Optimilasisasi Terminal Bora 90.00 50 50 50 25 S
2 Strategi Peningkatan Aksesibilitas
aPengembangkan Jalan Baru Yang
Mengghubungkan Antar Kecamatan55.00 0 50 50 0 M
bPengembangan Jaringan Jalan Baru Untuk
Menghubungkan Pusat Produksi55.00 0 50 50 0 M
3Strategi Peningkatan Kinerja Pelayanan
Angkutan Umum
a Penataan Jaringan Trayek 77.50 25 50 50 25 S
b Perencanaan jaringan trayek 77.50 25 50 50 25 S
c Pengembangan BRT 90.00 50 50 50 25 S
d Terminaliasi Angkutan Umum 90.00 50 50 50 25 S
e Pengembangan Halte Angkutan Umum 20.00 0 0 25 25 L
f Penerapan E-Ticketing Dan Singel Tarif 30.00 0 0 50 25 L
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
6
Sumber : Hasil Analisis
gPerbaikan Sistem Pengelolaan Angkutan
Umum50.00 25 25 25 25 L
hKampanye Dan Sosialisasi Penggunaan
Angkutan Umum40.00 0 0 50 50 L
4Strategi Pengembangan Dalam Rangka
Mendukung Kawasan Ekonomi
aPengembangan simpul (terminal)
angkutan barang57.50 25 50 25 0 M
bPerencanaan Jaringan Lintas angkutan
barang67.50 25 50 25 25 M
cPengaturan distribusi dan pergerakan
barang di jalan70.00 25 25 50 50 M
dPeningkatan sistem pengawasan
pergerakan barang dijalan52.50 25 0 50 50 M
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
7
B. Kondisi Transportasi Dengan Adanya Program Pengembangan Transportasi Di Kabupaten Sigi
1. Kinerja Ruas Jalan (Do Something)
Kinerja ruas jalan yang ada di Kabupaten Sigi setelah dilakukan program program
pengembangan transportasi serta kebijakan transportasi yang ditetapkan, kondisi
transportasi dilihat dari segi kinerja ruas jalan telah mengalami peningkatan. Berikut ini
adalah kondisi kinerja ruas jalan setelah dilakukan program pengembangan transportasi
Tabel 7.2
Prediksi Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Kabupaten Sigi Tahun 2013-2030
Pada Kondisi Do-Something
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2013
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1419 46 3300 0.43B
2 Jalan Touwa 1551 43 3300 0.47 C
3 Jalan Karajalemba 1254 45 3300 0.38 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2014
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1632 35 3300 0.49C
2 Jalan Touwa 1784 32 3300 0.54 C
3 Jalan Karajalemba 1442 33 3300 0.44 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2015
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1539 35 3300 0.47C
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
8
2 Jalan Touwa 1691 32 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1350 33 3300 0.41 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2015+MP3EI
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1525 35 3300 0.46C
2 Jalan Touwa 1677 32 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1336 33 3300 0.40 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2016
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1493 35 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1645 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1303 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2017
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1487 35 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1638 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1297 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2018
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1465 35 3300 0.44B
2 Jalan Touwa 1617 32 3300 0.49 C
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
9
3 Jalan Karajalemba 1275 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2019
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1444 35 3300 0.44B
2 Jalan Touwa 1596 32 3300 0.48 C
3 Jalan Karajalemba 1255 33 3300 0.38 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2020
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1469 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1620 32 3300 0.49 C
3 Jalan Karajalemba 1279 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2020+MP3EI
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1497 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1649 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1307 33 3300 0.40 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2021
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1484 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1636 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1295 33 3300 0.39 B
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
10
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2022
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1452 34 3300 0.44B
2 Jalan Touwa 1604 32 3300 0.49 C
3 Jalan Karajalemba 1263 33 3300 0.38 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2023
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1472 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1624 32 3300 0.49 C
3 Jalan Karajalemba 1282 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2024
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1488 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1640 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1298 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2025
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1469 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1621 32 3300 0.49 C
3 Jalan Karajalemba 1280 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2025+MP3EI
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
11
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1495 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1647 32 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1305 33 3300 0.40 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2026
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1519 34 3300 0.46C
2 Jalan Touwa 1671 32 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1329 33 3300 0.40 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2027
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1536 34 3300 0.47C
2 Jalan Touwa 1687 31 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1346 33 3300 0.41 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2028
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1526 34 3300 0.46C
2 Jalan Touwa 1677 31 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1336 33 3300 0.40 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2029
No Ruas Jalan Volume Lalu Kecepatan Kapasitas V/C LOS
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
12
Lintas (Km/Jam) ratio
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1489 34 3300 0.45B
2 Jalan Touwa 1641 31 3300 0.50 C
3 Jalan Karajalemba 1300 33 3300 0.39 B
Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Tahun 2030
No Ruas JalanVolume Lalu
Lintas
Kecepatan
(Km/Jam)Kapasitas
V/C
ratioLOS
1
Jalan dalam Kota
Biromaru 1518 34 3300 0.46C
2 Jalan Touwa 1683 31 3300 0.51 C
3 Jalan Karajalemba 1386 33 3300 0.42 B
Sumber : Hasil Analisis
Gambar 7.7 Grafik Perbandingan Kinerja Ruas Jalan
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
13
Berdasarkan gambar grafik perbandingan kinerja ruas jalan do nothing dan do something
dapat disimpulkan bahwa dengan dilaksanakannya program pengembangan transportasi
yang telah direncanakan akan dapat meningkatkan kinerja ruas jalan. Hal ini dapat dilihat
dengan menurunnya nilai V/C ratio ruas jalan.
2. Ratio JS/JL (Do Something)
Dengan adanya program program pengembangan transportasi di Kabupaten Sigi, khususnya
program pengembangan jalan jalan baru yang direncanakan untuk dilaksanakan dapat
meningkatkan nilai aksesibilitas. Hal ini terlihat dari Ratio JS/JL antar zona ibu kota
kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi sudah mendekati 1 (satu).
Berdasarkan nilai ratio JS/JL tersebut wilayah Kabupaten Sigi berarti sudah dilayani dengan
prasarana jalan secara keseluruhan, sehingga distribusi barang/orang antar ibu kota
kecematan di wilayah kabupaten sigi akan semakin mudah dan waktu tempuh juga semakin
berkurang. Berikut ini adalah nilai ratio JS/JL setelah dilakukan pembangunan dan
pengembangan jalan jalan baru :
Penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah 2013
14
Dolo Dolo Barat Dolo Selatan Gumbasa Kinovaro Kulaw i Kulaw iSelatan