Top Banner

of 31

Case Urtikaria Akut

Jan 09, 2016

Download

Documents

Urtikaria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB ISTATUS PASIEN

1. Identitas PasienAlloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 6 Agustus 2015 pukul 12.30 WIB di Poli Anak Puskemas Talang Bakung Kota Jambi.1. Nama: An. T1. Umur: 14 tahun 1. Jenis Kelamin: Perempuan1. BB: 23 Kg1. PB: 78 cm1. Alamat: RT 27 Lr. Kenanga II 1. Nama Ayah: Tn. W1. Umur: 34 tahun 1. Pekerjaan: PNS 1. Nama Ibu: Ny. T1. Umur: 33 tahun1. Pekerjaan: IRT

1. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga1. Status Perkawinan: Belum menikah1. Jumlah anak/saudara: 3 bersaudara, Os anak ketiga1. Status ekonomi keluarga: Pasien berobat dengan kartu BPJS, ayah Os bekerja sebagai guru PNS di sekolah menengah pertama, sedangkan ibu Os seorang IRT.1. Kondisi Rumah: Pasien tinggal di rumah permanen berukuran 8x5 m dengan beratap seng dan lantai ubin. Didalam rumah terdapat satu ruang tamu, satu ruang keluarga, tiga kamar tidur, satu ruang makan dan satu dapur. Terdapat kamar mandi yang berlantai keramik. Air bekas mandi dan limbah keluarga dialirkan ke septic tank. Sumber air berasal dari air sumur.

BA

DC

Gambar 1. Ruang tamu (a), Dapur (b), Salah satu kamar tidur (c), Kamar mandi (d)

1. Kondisi Lingkungan Keluarga: Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan dua orang kakaknya. Didalam lingkungan keluarga tidak terdapat masalah.

1. Aspek Psikologis di KeluargaHubungan antara pasien dan keluarganya baik. Pasien mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya.

1. Keluhan Utama : Timbul bentol bentol merah sejak 1 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang: (alloanamnesa dengan ibu pasien)Pasien datang dengan keluhan timbul bentol bentol merah di wajah dan dada sejak 1 hari yang lalu. Bentol bentol dikatakan timbul mendadak dan disertai rasa gatal. Pada awalnya bentol bentol muncul di wajah sebanyak 1 buah di bagian dahi, bentolan tersebut dikatakan sebesar biji jagung, namun beberapa jam kemudian karena di garuk-garuk bentol bentol merah tersebut dirasakan semakin banyak dan mata juga tampak membengkak, selain itu muncul juga sampai di bagian dada. Keluhan ini dirasakan tidak membaik, walaupun penderita sudah mencoba mengoleskan minyak kayu putih pada bercak merah tersebut. Keluhan ini juga disertai rasa gatal yang dirasakan hilang timbul. Gatal tidak dirasakan berkurang dengan obat ataupun dengan kompres hangat. Selain itu pasien juga merasakan kadang kadang terasa panas pada bentol bentol tersebut.Keluhan panas badan disangkal, riwayat digigit serangga juga disangkal oleh pasien, riwayat makan-makanan laut dan telur disangkal, riwayat pengobatan, pasien belum ada minum obat apapun, namun bila keluhannya kambuh os langsung berobat ke pelayanan kesehatan. Oleh karena keluhan tersebut orang tua os memutuskan untuk membawanya berobat ke Puskemas Talang Bakung.

1. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga : 1. Keluhan yang sama sebelumnya pernah dirasakan oleh pasien. Riwayat alergi makanan disangkal oleh pasien, namun bila suhu dingin keluhan bentol-bentol pernah timbul. 1. Riwayat menderita penyakit infeksi seperti infeksi saluran nafas disangkal. 1. Penderita dan keluarganya mengatakan bahwa ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini, yaitu kakaknya.

1. Pemeriksaan Fisik:Keadaan Umum1. Keadaan sakit: tampak sakit ringan1. Kesadaran: compos mentis1. Suhu: 36,5C1. Nadi: 97 x/menit1. Pernafasan- Frekuensi: 28 x/menit- Irama: reguler- Tipe: torakoabdominal1. Kulit: turgor baik kembali cepat < 2 detikPemeriksaan Organ1. KepalaBentuk : normocephalSimetri: simetris1. MataExopthalmus/enophtal: (-)Kelopak : tampak udem dan eritemaConjungtiva: anemis (-/-)Sklera: ikterik (-/-)Kornea: normalPupil:bulat isokor,reflex cahaya +/+Gerakan bola mata: baik1. Hidung: tak ada kelainan, bentuk simetris, hiperemis (-) 1. Telinga : tak ada kelainan, bentuk simetris, hiperemis (-)1. Mulut: tak ada kelainan, bentuk simetris, hiperemis (-)1. LeherKGB: tak ada pembengkakanKel.tiroid: tak ada pembesaran1. Thorax: simetris

PulmoPemeriksaanKananKiri

InspeksiTampak eritema di bagian dada tengah, bentol (-), sikatrik (-), jejas (-), ekskoriasi (-), macula (-) vesikel (-), pustule (-), papul (-), plak (-).

PalpasiStem fremitus normalStem fremitus normal

PerkusiSonorBatas paru-hepar :ICS VI kananSonor

AuskultasiVesikuler (+) Normal,Wheezing (-), rhonki (-)Vesikuler (+) normal.Wheezing (-), rhonki (-)

JantungInspeksiIctus cordis tidak terlihat

PalpasiIctus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri, tidak kuat angkat

PerkusiBatas-batas jantung :Atas : ICS II kiriKanan : linea sternalis kananKiri : ICS IV linea midclavicula kiri

AuskultasiBJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

1. AbdomenInspeksiDatar, sikatrik(-), venektasi (-), spidernevi (-), eritema (-), macula (-), ekskoriasi (-), striae (-)

PalpasiNyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)Turgor baik

PerkusiTimpani

AuskultasiBising usus meningkat

1. Ekstremitas Edema (-), akral hangat1. Pemeriksaan dermatologisPada regio wajah terdapat eritema, ukuran plakat, bentuk tidak teratur, penyebaran sirkumskrip, ukurannya sulit dinilai karena menyebar keseluruh permukaan wajah. Regio dada tengah : terdapat eritema, ukuran plakat, bentuk tidak teratur, penyebaran difus dan soliter, ukurannya 5x10cm.

ABGambar 2. Regio wajah (a), regio dada tengah (b)1. Laboratorium dan Usulan Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah lengkap1. Pemeriksaan kadar Ig E serum1. Uji tusuk kulit (Skin Prick Test)1. Demografisme urtikaria / fenomena darier

1. Diagnosis KerjaUrtikaria akut

1. Diagnosis Banding1. Urtikaria akut2. Angioedema 3. Dermatitis Atopik4. Dermatitis Kontak Alergi5. Insect bite

1. Manajemen1. Promotif :1. Menghindari faktor-faktor yang memperberat seperti, cuaca dingin, stres, alcohol, dan agen fisik.1. Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara pengobatannya1. Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain mengalami keluhan yang sama untuk segera berobat

1. Preventif : Jangan menggunakan pewangi pakaian saat mencuci pakaian Hindari makanan yang memicu timbulnya alergi seperti seafood, telur maupun makanan lain yang terbukti menimbulkan gatal-gatal Jangan menggaruk atau memencet bentol/gelembung yang berisi zat padat karena akan dapat menimbulkan bekas dan infeksi

1. Kuratif :Non Farmakoterapi1. Menjelaskan kepada ibu pasien mengenai perjalanan penyakit urtikaria yang tidak mengancam nyawa, namun belum ditemukan terapi yang adekuat, dan fakta jika penyebab urtikaria terkadang tidak dapat ditemukan.2. Menjelaskan pada pasien untuk menghindari faktor pencetus, yaitu cuaca dingin.3. Menggunakan sabun yang tidak mengandung antiseptik dan tidak iritatif.4. Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres air hangat.5. Menjelaskan untuk melakukan kontrol ulang setelah 1 minggu pengobatan.

Farmakoterapi Anti Histamin loratadin tablet 1 x 10 mg Dexametason tablet 2 x tablet Krim menthol 1 %Terapi Tradisional2. 2-3 jari batang brotowali dan 6 gelas, didihkan selama jam dapat juga digunakan untuk mencuci kulit yang gatal 2. Temu hitam diparut daimabil airnya, ditambah garam lalu diminum setiap pagi2. Bagian yang gatal dibersihkan lalu olesi minyak yang keluar dari jambu monyet yang dibakar.

1. Rehabilitatif1. Meningkatkan daya tahan tubuh.1. Mengatur pola makan yang gizi seimbang1. Menjaga higienitas pasien.

DINAS KESEHATAN KOTA JAMBIPUSKESMAS TALANG BAKUNGDokter : dr. Sulistya NingsihSIP : G1A213075

Jambi, Agustus 2015

R /

Pro : UmurAlamat :

Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

DINAS KESEHATAN KOTA JAMBIPUSKESMAS TALANG BAKUNGDokter : dr. Sulistya NingsihSIP : G1A213075

Jambi, Agustus 2015

R /

Pro : UmurAlamat :

Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

DINAS KESEHATAN KOTA JAMBIPUSKESMAS TALANG BAKUNGDokter : dr. Sulistya NingsihSIP : G1A213075DINAS KESEHATAN KOTA JAMBIPUSKESMAS TALANG BAKUNGDokter : dr. Sulistya NingsihSIP : G1A213075

Jambi, Agustus 2015

R /

Pro : UmurAlamat : Jambi, Agustus 2015

R /

Pro : UmurAlamat :

Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISIUrtikaria merupakan suatu reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, dan sekitarnya dapat dikelilingi halo.1Angioedema adalah urtikaria yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam daripada dermis, dapat di submukosa, subkutis, ataupun saluran nafas, saluran cerna, dan organ kardiovaskular.1Urtikaria dan angioedema merupakan edema nonpitting yang dapat terjadi secara tersendiri atau bersamaan. Episode urtikaria/ angioedema yang berlangsung kurang dari 6 minggu disebut urtikaria/ angioedema akut. Di lain pihak, bila proses tersebut cenderung menetap lebih dari 6 minggu disebut kronik.4

2.2 EPIDEMIOLOGI1,2Urtikaria dan angioedema sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% urtikaria bersama-sama dengan angioedema dan 11% angioedema saja. Lama serangan berlangsung bervariasi, ada yang lebih dari satu tahun bahkan lebih dari 20 tahun.Penderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan orang normal. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Umur, ras, aktivitas, letak geografis dan perubahan musim dapat mempengaruhi hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE. Penisilin tercatat sebagai obat yang lebih sering menimbulkan urtikaria.

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO1,2Pada penyelidikan ternyata hampir 80% penyebab urtikaria tidak diketahui. Namun diduga penyebab urtikaria sangat bermacam-macam, diantaranya : obat, makanan, gigitan atau sengatan serangga, fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi, dan infestasi parasit, psikis, genetic, dan penyakit sistemik.11. ObatBermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria baik secara imunologik maupun nonimunologik. Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria secara imunologi tipe I atau tipe II. Contohnya adalah obat-obat golongan penisilin, sulfonamide, analgesic, pencahar, hormon dan diuretic. Ada pula obat yang secara langsung dapat merangsang sel mast untuk melepaskan histamine, misalnya kodein, opium, dan zat kontras. Aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakhidonat. Selain itu aspirin dapat mencetuskan terjadinya urtikaria kronik pada 30% pasien.2. Makanan Peranan makanan ternyata lebih penting pada urikaria yang akut, umumnya akibat reaksi imunologi. Makanan berupa protein atau bahan lain yang dicampurkan kedalamnya seperti zat warna penyedap rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria alergi. Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria ialah telur, ikan kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, dan semangka. Bahan yang dicampurkan dalam makanan seperti asam nitrat, asm benzoat, ragi, salisilat dan penisilin. Jika urtikaria bersifat akut dan rekuren, hal ini dapat dicetuskan oleh kandungan makanan itu sendiri, untuk itu dapat dilakukan tes IgE, dan dilakukan diet eliminasi.3. Gigitan atau sengatan seranggaGigitan atau sengatan serangga dapat menyebabkan urtikaria lebih diakibatkan karena peranan IgE (reaksi tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi toksin bakteri bisa juga mengaktifkan komplemen.4. Bahan fotosensitizerBahan semacam ini misalnya griseovulvin, fenotiazin, sulfonamide, bahan kosmeitik dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria.5. Inhalan Inhalan yang berupa serbuk sari bunga (pollen), spora jamur, debu bulu binatang, dan aerosol umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I). Reaksi ini sering dijumpai pada penderita atopi dan disertai gangguan pernapasan.6. KontaktanKontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan bahan kimia misalnya insect repellent (pembasmi serangga), dan bahan kosmetik. Keadaan ini disebabkan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan urtikaria.7. Trauma fisikTrauma fisik dapat siakibatkan oleh faktor dingin., yakni berenang atau memegang benda dingin. Faktor panas misalnya sinar matahari, sinar UV, radiasi atau panas akibat pembakaran. Faktor tekanan yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, semprotan air, vibrasi dan tekanan berulang-ulang, contohnya pijatan, keringat, pekerjaan berat, demam dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik ataupun nonimunologik. Klinis biasanya terjadi di tempat yang mudah terkena trauma. Dapat timbul urtikaria beberapa menit atau jam setelah digores benda tumpul. Fenomena ini disebut fenomena demografisme atau fenomena darier.8. Infeksi dan infestasiBermacam-macam infeksi dapat menyebabkan urtikaria misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun infestasi parasit. Infeksi bakteri contohnya tonsillitis, infeksi gigi dan sinusitis. Masih merupakan pertanyaan besaraapakah urtikaria timbul karena toksin bakteri atau karena sensitisasi. Infeksi virus hepatitis, mononucleosis dan infeksi coxsackiae pernah dilaporkan sebagai factor penyebab. Karena itu pada urtikaria yang ideopatik harus dipikirkan adanya infeksi virus subklinis. Infeksi jamur kandida dan dermatofita sering dilaporkan sebagai penyebab urtikaria. Infestasi cacing pita, cacing tambang, cacing gelang juga schistosoma atau echinococcus dapat menyebabkan urtikaria.9. Psikis/ stress emosionalTekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Ternyata hampir 11,5% penderita urtikaria menunjukan gangguan psikis. Penyelidikan memperlihatkan bahwa hypnosis dapat menghambat eritema dan urtika. Pada percobaan induksi psikis, ternyata suhu kulit dan ambang rangsang eritema meningkat.10. GenetikFaktor genetic berperan penting pada urtikaria walaupun jarang menunjukan penurunan autosomal dominan. Diantaranya adalah familial cold urtikaria, familial localized heat urtikaria, heredo-familial syndrome of urtikaria deafness and amyloidosis. Selain itu dikatakan bahwa polimorfisme dari gen reseptor 2 adrenergik (ADRB2) ditemukan pada pasien dengan urtikaria akut akibat intoleransi aspirin.11. Penyakit sistemikBeberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering disebabkan reaksi antigen-antibodi. Penyakit vesiko-bulosa, misalnya pemfigus dan dermatitis hervetiformis during sering menimbulkan urtikaria. Sejumlah 7-9% penderita lupus eritomatosus sistemik dapat mengalami urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, hepatitis, urtikaria pigmentosa, arthritis pada demam rheumatic dan arthritis rheumatoid juvenilis.12. NeoplasmaUrtikaria sering dihubungkan dengan keganasan dan penyakit Hodgkin, serta leukemia.13. AlkoholUrtikaria bisa dipicu oleh konsumsi alcohol, dimana mekanisme terjadinya stimulasi sel mast secara tidak langsung oleh alcohol masih belum diketahui. Wine secara umum mengandung sulfite, yang dapat menyebabkan urtikaria.14. MentholPada kasus yang jarang, menthol dapat memicu terjadinya urtikaria. Menthol dapat ditemukan pada rokok, permen, obat batuk, sprai aerosol, dan pengobatan topical.15. HormonalUrtikaria kronis terjadi dua kali lipat lebih sering pada wanita dibandingkan pria dan telah ditemukan pada kasus ini terdapat rendahnya kadar dehidroepiandosteron (DHEA)-S yang berperan terhadap ketidakseimbangan hormone.

2.4 KLASIFIKASI1Terdapat bermacam-macam paham penggolongan urtikaria, berdasarkan lamanya serangan berlangsung dibedakan urtikaria akut dan kronik. Disebut akut apabila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tapi berlangsung setiap hari. Bila melebihi waktu tersebut digolongkan sebagai urtikaria kronik. Urtikaria akut sering terjadi pada usia muda, umumnya laki-laki lebih sering daripada perempuan. Urtikaria kronik lebih sering pada wanita usia pertengahan. Penyebab urtikaria akut lebih mudah diketahui, sedangkan urtikaria kronik lebih sulit ditemukan. Ada kecenderungan urtikaria lebih sering diderita oleh penderita atopik.1. Urtikaria AkutUrtikaria akut terjadi bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari.2 Lesi individu biasanya hilang dalam 6 minggu), dapat dibagi menjadi idiopatik (penyebab belum ditemukan) dan autoimun. Urtikaria kronik disertai angioedema sering ditemukan pada 40% kasus dan kebanyakan termasuk masalah yang berhubungan dengan autoimun.3

2.9 Diagnosis Banding1. AngioedemaAngioedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas vaskular pada jaringan subkutan kulit, lapisan mukosa, dan lapisan submukosa yang terjadi pada saluran napas dan saluran cerna. Angioedema dapat disebabkan oleh mekanisme patologi yang sama dengan urtikaria, namun pada angioedema mengenai lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutaneus. Karakteristik dari angioedema meliputi vasodilatasi dan eksudasi plasma ke jaringan yang lebih dalam daripada yang tampak pada urtikaria, pembengkakan yang nonpitting dan nonpruritic dan biasanya terjadi pada permukaan mukosa dari saluran nafas dan saluran cerna (pembengkakan usus menyebabkan nyeri abdomen berat), serta suara serak yang merupakan tanda paling awal dari edema laring.9

1. Pitiriasis roseaPitiriasis rosea adalah erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering dijumpai. Morfologi khas berupa makula eritematosa lonjong dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit serta ditutupi oleh skuama halus. Lokalisasinya dapat tersebar di seluruh tubuh, terutama pada tempat yang tertutup pakaian. Efloresensi berupa makula eritroskuamosa anular dan solitar, bentuk lonjong dengan tepi hampir tidak nyata meninggi dan bagian sentral bersisik, agak berkeringat. Sumbu panjang lesi sesuai dengan garis lipat kulit dan kadang-kadang menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herald patch = medallion) biasanya solitary, bentuk oval, anular, berdiameter 2-6 cm. Jarang terdapat lebih dari 1 herald patch.71. Urtikaria pigmentosaUrtikaria pigmentosa adalah suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal. Penyebabnya adalah infiltrasi mastosit pada kulit. Lokalisasi terutama pada badan, tapi dapat juga mengenai ekstrimitas, kepala, dan leher. Efloresensi berupa makula coklat-kemerahan atau papula-papula kehitaman tersebar pada seluruh tubuh, dapat juga berupa nodula-nodula atau bahkan vesikel.71. Dermatitis atopikDermatitis atopik adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronchial, rhinitis alergika, dan reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman. Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor turunan merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit. Gejala utama dermatitis atopik adalah pruritus, dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga timbul papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta. Diagnosis dermatitis atopi harus mempunyai tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor dari Hanifin dan Rajka.21. Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen. Penderita umumnya mengeluh gatal. Semua bagian tubuh dapat terkena. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel, atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosindan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi, dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas.2,17

2.10 TATALAKSANATatalaksana yang tepat berupa mengatasi penyebab atau jika mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Pengobatan dengan antihistamin terbukti bermanfaat dengan cara kerja menghambat histamine pada reseptornya. Jika pengobatan dengan satu jenis antihistamin gagal hendaknya dipergunakan antihistamin grup lain. Hiroksizin lebih efektif disbanding antihistamin lain untuk mencegah urtikaria,dermografisme, dan urtikaria kolinergik. Kadang golongan beta adrenergik seperti epinefrin dan kortikosteroid dapat mengatasi urtikaria.Pengobatan dengan cara desensitisasi, misalnya pada urtikaria dingin dengan melakukan sensitisasi air pada suhu 100C (1-2 menit) dua kali sehari selama 2 hingga 3 minggu. Pada alergi debu, serbuk sari bunga, dan jamur, desensitisasi mula-mula dengan dosis kecil 1 minggu dua kali, dosis dinaikkan dan dijarangkan perlahan-lahan sampai batas yang tepat yang dapat ditoleransi pasien. Eliminasi diet dapat dicoba pada yang sensitif terhadap makanan. Pengobatan lokal di kulit dapat diberikan secara simptomatik, misalnya antipruritus di dalam bedak atau bedak kocok.1

Urtikaria AkutTatalaksana dengan antihistamin terbukti bermanfaat. Antihistamin nonsedasi sering menjadi pilihan baru-baru ini. Jika penyebab dari episode akut ditemukan, menghindari penyebab sangat ditekankan. Jika pasien tidak berespon terhadap antihistamin, kortikosteroid sistemik terbukti efektif.2 Jika reaksi lebih berat, termasuk anafilaksis, 0,3 ml dosis dalam 1:1000 pengenceran epinefrin diberikan setiap 10 hingga 20 menit jika dibutuhkan. Terapi tambahan termasuk antihistamin intramuscular (25-50 mg hidroksizin atau difenhidramin setiap 6 jam jika dibutuhkan dan kortikosteroid sistemik (250 mg hidrokortison atau 50 mg metilprednisolon secara intravena setiap 6 jam selama 2 hingga 4 dosis).2Berikut nama golongan antihistamin yang digunakan:4,5Golongan ObatDosisFrekuensi

Antihistamin H1 (generasi ke-1, sedatif)

Hydroxizine0,5-2 mg/kg/kali (dewasa 25-100 mg)Setiap 6-8 jam

Diphenhydramin1-2 mg/kg/kali (dewasa 50-100 mg)Setiap 6-8 jam

Chlorpheniramin Maleat0,25 mg/kg/hari, dibagi 3 dosis(dewasa 4 mg)Setiap 8 jam

Antihistamin H1 (generasi ke-2, nonsedatif)

Setirizin0,25 mg/kg/kali(dewasa 10 mg)6-24 bulan: 2 kali/hari>24 bulan: 1 kali/hari

Fexofenadin6-11 tahun: 30 mg> 12 tahun: 60 mg(dewasa : 120 mg) 2 kali/hari

1 kali/hari

Loratadin2-5 tahun: 5 mg> 6 tahun: 10 mg1 kali/hari

Desloratadin6-11 bulan: 1 mg1-5 tahun: 1,25 mg6-11 tahun: 2,5 mg>12 tahun: 5 mg1 kali/hari

Antihistamin H2

CimetidineBayi: 10-20 mg/kg/hariAnak: 20-40 mg/kg/hari(dewasa 400 mg)Tiap 6-12 jam (terbagi 2-4 dosis)

Ranitidine1 bln-16 tahun: 5-10 mg/kg/hari(dewasa 150 mg)Tiap 12 jam (terbagi dalam 2 dosis)

Tabel 1: Pengobatan dengan menggunakan antihistamin

Urtikaria KronikTatalaksana juga menggunakan antihistamin dengan basis harian, bukan digunakan hanya saat dibutuhkan. Penggunaan antihistamin generasi pertama hingga dosis maksimal dibutuhkan jika antihistamin nonsedasi tidak bermanfaat sebelum ditambahkan dengan kortikosteroid. Beberapa pasien membutuhkan terapi lain seperti terapi imunosupresi kronik, plasma feresis, atau immunoglobulin intravena.2Pengobatan immunomodulatory agent antara lain Cyclosporine 3-5 mg/kg/hari, tacrolimus, methotrexate, cyclophosphamide, mycophenolate mofetil dan intravenous immunoglobulins. Sedangkan obat lain 3 diluar immunomodulatory agent antara lain plasmaharesis, colchicines, dapsone, albuterol(salbotamol), tranexamic acid, terbutaline, sulfasalazine, hydroxychloroquine dan warfarin.4,5

2.11 PROGNOSAUrtikaria akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya dapat diatasi disbanding urtikaria kronik yang penyebabnya kadang sulit dicari.1

BAB IIIANALISA KASUS

a. Hubungan diagnosis dengan rumah dan lingkungan sekitarPasien tinggal di rumah permanen berukuran 8x5 m dengan beratap seng dan lantai ubin. Didalam rumah terdapat satu ruang tamu, satu ruang keluarga, tiga kamar tidur, satu ruang makan dan satu dapur. Terdapat kamar mandi yang berlantai keramik. Air bekas mandi dan limbah keluarga dialirkan ke septic tank. Sumber air berasal dari air sumur. Dirumah pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan dua orang kakaknya. Didalam lingkungan keluarga tidak terdapat masalah. Dari kondisi rumah disini tidak ada hubungan antara kondisi rumah dengan keadaan pasien.

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluargaPasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya dimana untuk hubungan dengan keluarga, tidak ada masalah. Didalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis disini tidak ada hubungan yang memperberat penyakit akibat dari faktor psikologi pasien.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitarPerilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik, hal ini terlihat dari keadaan rumah pasien yang kecil tertata rapi. Dan pasien mengaku membuang sampah ke tempat pembuangan sampah. Sehingga tidak terdapat hungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar

d. Analisis kemungkinan berbagai faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien iniKemungkinan penyebab dari masalah timbulnya suatu penyakit urtikaria pada pasien ini adalah riwayat cuaca dingin. Selain itu kakak pasien juga pernah ada riwayat keluhan yang sama sperti pasien dan kemungkinan besar bahwa alergi juga merupakan factor genetic yang mana faktor genetic berperan penting pada urtikaria walaupun jarang menunjukan penurunan autosomal dominan. Diantaranya adalah familial cold urtikaria, familial localized heat urtikaria, heredo-familial syndrome of urtikaria deafness and amyloidosis. Selain itu dikatakan bahwa polimorfisme dari gen reseptor 2 adrenergik (ADRB2) ditemukan pada pasien dengan urtikaria akut akibat intoleransi aspirin.

e. Analisis untuk mengurangi paparan atau memutuskan rantai penularan dengan factor resiko atau etiologi pada pasien ini4. Menghindari faktor-faktor yang memperberat seperti, cuaca dingin, stres, alcohol, dan agen fisik.4. Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara pengobatannya4. Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain mengalami keluhan yang sama untuk segera berobat4. Jangan menggunakan pewangi pakaian saat mencuci pakaian4. Hindari makanan yang memicu timbulnya alergi seperti seafood, telur maupun makanan lain yang terbukti menimbulkan gatal-gatal4. Jangan menggaruk atau memencet bentol/gelembung yang berisi zat padat karena akan dapat menimbulkan bekas dan infeksi

DAFTAR PUSTAKA1. Siti Aisah. Urtikaria. Dalam : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.2007.Hal 169-75.2. William D James. Elston, Dirk M. Berger, Timothy G. Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology Eleventh Edition.China : Elsevier.2011.Hal 147-543. Allen P. Kaplan. Urticaria and Angioedema. Dalam : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine Seventh Edition. New York : Mc Graw Hill.2008.Chapter 37.Hal 330-43.4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006 : 235-2415. Matondang, Soepriyadi, Setiabudiawan. 2007. Urtikaria-Angioedema. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak Edisi Kedua. Disunting oleh Akib, Munash dan Kurniati. Ikatan Dokter Anak Indonesia6. Poonawalla, T., Kelly, B. (2009). Urticaria a review. Am J Clin Dermatol; 10(1): 9-21.7. Sheikh, J., Najib, U. (2009). Urticaria. Emedicine, Artikel. Diakses 1 Mei 2012, dari http://emedicine.medscape.com/article/137362-print8. Gaig, P., Olona1, M., Lejarazu, D.M., et al. (2004). Epidemiology of urticaria in Spain. J Invest Allergol Clin Immunol; 14(3): 214-220.9. Kolodziej, K. (2005). Asthma and Exercise-Induced Anaphalaxis: A Case Study. Cfkeep, Gambar. Diakses tanggal 1 Mei 2012, dari http://www.cfkeep.org/html/phpThumb.php%3Fsrc%3D/uploads/uticaria.jpg10. Lipsker, D. (2004). Schnitzler Syndrome. Orphanet, Artikel. Diakses tabnggal 1 Mei 2012, dari http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-schnitzler.pdf11. Grateau, G.(2005). Muckle-Wells syndrome. Orphanet, Artikel. Diakses tanggal 1 Mei 2012, http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-MWS.pdf12. Siregar, R.S. (2005). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN

1