1. DEFINISI Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD). Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara kemudian tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria. 2. EPIDEMIOLOGI Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. DEFINISI
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus,
lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker
berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari
lobulus dan jaringan lainnya.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang
ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization
(WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD).
Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara
kemudian tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara.. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi juga pada pria.
2. EPIDEMIOLOGI
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus
kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000
di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang
sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000
wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua
kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita
kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di antaranya
meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999). American Cancer Society
memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000
di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000).
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga dari
seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga
merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim pada wanita
serta menempati insiden tertinggi dari seluruh keganasan. Selain jumlah kasus
yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR)
akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan
peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998)
Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara didiagnosa di
seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal akibat penyakit
tersebut. Sampai tahun 2003, Kanker payudara merupakan kanker dengan
insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke
tahun insidens ini meningkat; seperti halnya di negara barat. Angka kejadian
kanker payudara di Amerika Serikat 92/100.000 wanita pertahun dengan
mortalitas yang cukup tinggi 27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai
pada wanita. Di Indonesia berdasarkan “Pathological Based Registration“ kanker
payudara mempunyai insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia
mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun; dengan kenyataan
bahwa lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium lanjut
3. KLASIFIKASI
a. Kanker Payudara Non Invasif
1. Karsinoma intraduktus non invasif
Karsinoma intraduktus adalah karsinoma yang mengenai duktus disertai
infiltrasi jaringan stroma sekitar. Terdapat 5 subtipe dari karsinoma
intraduktus, yaitu komedokarsinoma, solid, kribriformis, papiler, dan
mikrokapiler. Komedokarsinoma ditandai dengan sel-sel yang berproliferasi
cepat dan memiliki derajat keganasan tinggi. Karsinoma jenis ini dapat
meluas ke duktus ekskretorius utama, kemudian menginfiltrasi papilla dan
areola, sehingga dapat menyebabkan penyakit Paget pada payudara.
2. Karsinoma lobular insitu
Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih duktus terminal
dan atau tubulus, tanpa disertai infiltrasi ke dalam stroma. Sel-sel berukuran
lebih besar dari normal, inti bulat kecil dan jarang disertai mitosis.
b. Kanker Payudara Invasif
1. Karsinoma duktus invasif
Karsinoma jenis ini merupakan bentuk paling umum dari kanker payudara.
Karsinoma duktus infiltratif merupakan 65- 80% dari karsinoma payudara.
Secara histologis, jaringan ikat padat tersebar berbentuk sarang atau
beralur-alur. Sel berbentuk bulat sampai poligonal, bentuk inti kecil dengan
sedikit gambaran mitosis. Pada tepi tumor, tampak sel kanker mengadakan
infiltrasi ke jaringan sekitar seperti sarang, kawat atau seperti kelenjar. Jenis
ini disebut juga sebagai infiltrating ductus carcinoma not otherwiser
specified (NOS), scirrhous carcinoma, infiltrating carcinoma, atau carcinoma
simplex.
2. Karsinoma lobular invasif
Jenis ini merupakan karsinoma infiltratif yang tersusun atas selsel berukuran
kecil dan seragam dengan sedikit pleimorfisme. Karsinoma lobular invasif
biasanya memiliki tingkat mitosis rendah. Sel infiltratif biasanya tersusun
konsentris disekitar duktus berbentuk seperti target. Sel tumor dapat
berbentuk signet-ring, tubuloalveolar, atau solid.
3. Karsinoma musinosum
Pada karsinoma musinosum ini didapatkan sejumlah besar mucus intra dan
ekstraseluler yang dapat dilihat secara makroskopis maupun mikroskopis.
Secara histologis, terdapat 3 bentuk sel kanker. Bentuk pertama, sel tampak
seperti pulaupulau kecil yang mengambang dalam cairan musin basofilik.
Bentuk kedua, sel tumbuh dalam susunan kelenjar berbatas jelas dan
lumennya mengandung musin. Bentuk ketiga terdiri dari susunan jaringan
yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa diferensiasi, sebagian besar sel
berbentuk signet-ring.
4. Karsinoma meduler
Sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong dengan batas sitoplasma
tidak jelas. Diferensiasi dari jenis ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih
baik daripada karsinoma duktus infiltratif. Biasanya terdapat infiltrasi
limfosit yang nyata dalam jumlah sedang diantara sel kanker, terutama
dibagian tepi jaringan kanker.
5. Karsinoma papiler invasif
Komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk papiler.
6. Karsinoma tubuler
Pada karsinoma tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler
selapis, dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan karsinoma
dengan diferensiasi tinggi.
7. Karsinoma adenokistik
Jenis ini merupakan karsinoma invasif dengan karakteristik sel yang
berbentuk kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada payudara.
8. Karsinoma apokrin Karsinoma ini didominasi dengan sel yang memiliki
sitoplasma eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yang mengalami
metaplasia. Bentuk karsinoma apokrin dapat ditemukan juga pada jenis
karsinoma payudara yang lain.
4. FAKTOR RESIKO
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum
menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan
mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini
belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun
beberapa faktor kemungkinannya adalah :
a. Usia dan jenis kelamin, kurang dari 1% kanker payudara timbul pada pria,
dengan demikian jenis kelamin wanita memiliki faktor resiko yang lebih
besar. Seperti karsinoma lain, bertambahnya umur juga merupakan faktor
resiko yang bermakna. Sampai dengan umur 40-45 tahun, rata-rata
peningkatan tajam yang kemudian menurun perlahan-lahan, walaupun
insiden kanker payudara terus meningkat sampai usia tua.
b. Secara umum riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara. Suatu studi analisa tentang hubungan faktor genetik
menyatakan bahwa ketidak normalan sering ada pada cabang pendek
kromosom 17 pada wanita-wanita dengan riwayat famili kanker payudara
dini. dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita
terkena kanker sampai 85%. Petunjuk genetik lainnya penyebab kanker
payudara adalah mutasi gen “tumor supressor” p53 yang dijumpai dengan
variasi yang luas.
c. Riwayat keluarga (keturunan). Jika ibu atau saudara wanita mengidap
penyakit kanker payudara, maka ada kemungkinan memiliki resiko kanker
payudara 3 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya
tidak ada penderita satupun.
d. Kanker payudara sering dijumpai pada wanita-wanita nullipara dan tidak
menyusukan. Juga terlindung pada yang mempunyai anak pertama pada
usia dini dan khususnya sehubungan dengan haid pertama yang terlambat
dan menopause dini. Diketahui bahwa pada wanita post menopause
kanker payudara lebih sering dijumpai pada wanita yang tidak dapat
mengontrol berat badan (obese). Ini dipikirkan menjadi penyebab
meningkatnya konversi hormon steroid menjadi oestradiol dalam lemak
tubuh. Peranan hormon eksogen pada kenyataannya pil kontrasepsi dan
terapi penggantian hormon pada kanker payudara di negara-negara
berkembang masih kontroversi. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan
adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko
meningkat hingga
e. Pemakaian obat-obatan dan bahan kimia. Misalnya seorang wanita yang
menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement
therapy (HRT)} seperti Hormon estrogen akan bisa menyebabkan
peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara. Termasuk alat
kontrasepsi yang tinggi estrogen dan DES (dietilstilbestrol). Wanita yang
mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi
menderita kanker payudara.
f. Factor reproduksi, diantaranya: periode menstruasi yang lebih lama
[menstruasi pertama lebih awal (<12 tahun) atau menopause lebih lambat
(>55 tahun)], tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan
anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak. Ibu
yang menyusui bayinya setidaknya sampai enam bulan mengurangi
kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim dan kanker
indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara ini sesuai dengan
lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui lebih dari dua tahun, akan 50%
lebih jarang menderita kanker payudara.
g. Factor gizi dan lifestyle: obesitas pasca menopause, konsumsi alkohol.
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara, gizi yang buruk pada makanan yang dimakan,
Merokok, Konsumsi lemak dan serat, Kurangnya olahraga
h. Sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa).
i. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena
diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
j. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
k. Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas; tergantung dosis dan umur
saat terkena paparan radiasi.
l. Ukuran payudara besar sebelah.
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara
meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga
menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat
meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik,
faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini
menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78%
kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya
6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat
ditemukannya kanker adalah 64 tahun.
5. ETIOLOGI
A. Karsinogen :
3 golongan karsinogen kimiawi :
Direct acting carcinogen. Bahan ini sangat aktif dan secara langsung
dapat menimbulkan kanker. Contoh : Melphalan, benzylchlorida.
Pro-carcinogen. Bahan ini tidak secara langsung menimbulkan kanker.
Bahan ini harus dimetabolisasi dulu oleh enzim2 tubuh. Metabolisme
pro-karsinogen itu meliputi reaksi detoksifikasi, epoksidasi, hydroksilasi.