Top Banner
Setelah selesai membaca bab ini Anda diharaphan mam?a untuk: l. Menguraibaru apa hu logika. 2. Merujelashan. hgika itu ilmu ata.a seni? 3. Mengutarakan obyek material dan obyeh formal logiha. 4. Meruunjukkan sihap terdorong antuk belajar logika 5. Membaganhan kksifhasi hgiha 6. Menarasihan sejarah logika 7. Meru.jekskan hubungan arutdra berpihir hritis dan logiha B. Menggambarkan secara garis besar hubungan rtntdra Argameru, penalaran, dan peruyimpukn. 9. Menyelesaikan logic games dengan berpihir kritis Logika sering diartikan sebagai sesuatu yang masuk akal, wajar, hisa dimengerti, dan bisa ditangkap pikiran. Misalnya: "Logis sekali kalau harga bahan bakar minyak dinaikkan, APBN-nya jebol". Atau "Menurut logika, dia mestinya berbohong," Tak iarang kata logika juga digunakan dalam konteks budaya, atau cara berpikir. "Itu memang logikanya orang berani bodoh, banyak bicara tetapi salah". "Begitulah logikanya orang hebat, diam-diam ubi berisi". 1) Apa ltu Logika Logika yang dibahas di sini, tidak dalam arti sebagaimana digambarkan di atas. Logika di sini adalah studi tentang metode dan prinsip yang digunakan untuk menguji dan membedakan penalaran yang sahih (tepat) dari penalaran yang tidak sahih
7

Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Jan 04, 2016

Download

Documents

Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Setelah selesai membaca bab ini Anda diharaphan mam?a untuk:l. Menguraibaru apa hu logika.

2. Merujelashan. hgika itu ilmu ata.a seni?

3. Mengutarakan obyek material dan obyeh formal logiha.

4. Meruunjukkan sihap terdorong antuk belajar logika

5. Membaganhan kksifhasi hgiha6. Menarasihan sejarah logika

7. Meru.jekskan hubungan arutdra berpihir hritis dan logiha

B. Menggambarkan secara garis besar hubungan rtntdra Argameru,

penalaran, dan peruyimpukn.

9. Menyelesaikan logic games dengan berpihir kritis

Logika sering diartikan sebagai sesuatu yang masuk akal, wajar,hisa dimengerti, dan bisa ditangkap pikiran. Misalnya: "Logissekali kalau harga bahan bakar minyak dinaikkan, APBN-nyajebol". Atau "Menurut logika, dia mestinya berbohong," Tak

iarang kata logika juga digunakan dalam konteks budaya, ataucara berpikir. "Itu memang logikanya orang berani bodoh,

banyak bicara tetapi salah". "Begitulah logikanya orang hebat,

diam-diam ubi berisi".

1) Apa ltu Logika

Logika yang dibahas di sini, tidak dalam arti sebagaimana

digambarkan di atas. Logika di sini adalah studi tentang metode

dan prinsip yang digunakan untuk menguji dan membedakan

penalaran yang sahih (tepat) dari penalaran yang tidak sahih

Page 2: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

' Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis

(tidak tepat).1 Jelas logika tidak menelaah seluruh kegiatan

berpikir melainkan hanya menelaah metode dan prinsip untuk

-.-b.dukan penalaran yang tepat dan yang tidak tepat' Juga

menjadi jelas di sini bahwa logika tidak menelaah semua pe-

,ulu,run,melainkan hanya penalaran yang tepat dan tidak tepat'

Misalnya: Semua dnggota KPK, yekat memberantas korupsi

Anggoto Obn adalab buhan anggota KPK'

1ail.-Arggota DPR tidak nekat memberantas ko-

ruPsi.

Model argumentasi ini adalah sebuah bentuk penalaran'

Logika akan memeriksa dan menguji apakah penalaran ini sahih

atau tidak sahih, tepat atau tidak tepat' berdasarkan prinsip

dan kaidahnya. Berdasarkan pengamatan' ada kesan bahwa

penalarandiatastidaktepat'tetapikitamenjadikelabakanketikahr.,r, membuktikannya. Kita tidak bisa membuktikan ketepatan

:"!":' bernalar apa pun hanya dengan

Logika tid'ak menelaah menggunakan perasaan saja' Di sini

seluruh hegiatan berpikir tugas dan peran logika, yakni me-

rnelainhan hanya menelaah nriniukkan bahwa penalaran di atas

mercde dan prinsip unruk tidak tepat, berdasarkan prinsip dan

membedakan p'"'lo'::!::g i.rurrr"r, yang tampak terang ben-tepat dari Tang ridak rcPar' :''"*' ^'' *

derang'

2) Obyek Logika

Aristoteles selalu melihat suatu obyek dari dua aspek yang

dia sebut forma dan materi' Tidak ada obyek yang hanya punya

materi tetapi tidak punya forma' Pohon itu materinya kayu dan

formanya uautrft pohon. Meia itu materinya kayu dan formanya

meja. Karena itu sebuah obyek bisa punya materi yang sama

t.trpi forma yang berbeda' Kayu yang dihancurkan meniadi

; ^rht -ri,

a.tl Cohen, Kenneth McMahon' 201].L' lntroduction to Logic' ]'4th

edition, New York: Pearson EJucation, Prentice Hall' hal' 2

Bab I - Pendahuluan

l,ulrtrr juga bukan materi tanpa forma. Materinya adalah kayu,l.ur lirrmanya adalah bubur.

Iicgitu juga halnya ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu bisa

I'rnyil obyek material yang sama tetapi obyek formalnya ber-1,,'tl:r. Psikologi dan Kedokteran punya obyek material yang',.rrnr tetapi obyek formalnya berbeda. Psikologi bisa mengamaril. r'1ii;rtan berpikir dan bernalar seseorang untuk melihat apa-l,.rlr scseorang itu waras atau tidak. Logika bisa melihat obyekrrr,rlr^r-ial yang sama yakni berpikir dan bernalar, untuk me-r rrr r t rrkan ketepatannya.

Maka menjadi jelas bahwa obyek material logika adalahl. r'liirrtan berpikir atau bernalar. Sementara obyek formalnya.', l.r lrrh ketepatan atau ketidaktepatan bernalar.

t) Mari Belajar Logika

l'..rlt'rra kita berhadapan dengan pemelajaran, maka logika tidakl,'r,r rlidapatkan tanpa belajar. Orang yang belajar logika tentu'.,r;,r diharapkan bisa bernalar dengan baik dan tepat. Karena'.r.rl)ir pun yang belajar logika sebenarnya juga belajar untukrrrcrrilai penalarannya dan penalaran orang lain berdasarkan

l,rirrsip-prinsip dan kaidah yang dikenal dalam logika. Secaral,'l,ilr terfokus bisa dikemukakan beberapa alasan mengapa kita1,,'rl u belajar logika:

,r. I(erena !,ogika menyatakan, menjelaskan dan memperguna-l<an prinsip-prinsip abstrak2 yang dapat dimanfaatkan dalamscrnua disiplin ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapanganl<chidupan), maka belajar logika pasti membantu kita untukrrrirrnpu berpikir abstrak, yang merupakan tuntutan untukpcn gembangan ilmu pengetahuan.3

,' K.rla abstrak sebenarnya dari kata abstrohere artinya menarik. Yang dlakukanrl,rl,rm abstraksi adalah menarik keluar inti sari dari suatu entitas sehingga yang ada,r,l,rl,rlr konscpnya yang bisa dibawa kemana-mana. "Monusio (yang konkrit) bisa,lrt,rrik kcfuar intrsari dalam abstraksi menjadi kemonusioon (absrak).t llrrrrr pcngtt;rhtr.trr itu lrcrkernbang karena abstraksi dan teori. Tenaga uap tidak,rk,rn pr.rrr,rlt rnorrl,rdi rnr,.,ln rr.r1r k,tl,ru r rrrn.r nrcnjadi pt'ngalaman konkrit sehari-lr-rr I rll rl-rrrrrr

Page 3: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis

b. Karena logika adalah ilmu untuk bernalar lurus, tepat, dan

teratur, maka belajar logika pasti membantu kita untuk ber-

perilaku demikian,a menginterpretasikan secara tepat faktadan persepsi orang Iain, dan melacak penalaran-penalaranyang sesat dan menyesatkan serta menunjukkan di mana

letak kesesatannya.

c. Karena logika adalah organon (alat) untuk mencari dan me-

nemukan kebenaran, maka belajar logika akan membantukita mengembangkan pemikiran ilmiah dan reflektif, dengan

tetap setia pada kebenaran, yang merupakan ciri khas para

"pencari kebenaran" dan "pecinta kebijaksanaan".

d. Karena dalam rangka mencari kebenaran logika selalu meng-

uji hubungan antara argumentasi atau premis dengan ke-

simpulan, maka belajar logika membantu kita menjalanisuatu disiplin intelektual yang perlu untuk memandu kitadalam proses menarik kesimpulan yang sahih dan dapat di-pertanggungjawabkan.

Atau dengan rumusan negatifs bisa juga dikatakan bahwalogika menghindarkan kita dari:

a. Berbagai macam kesesatan berpikir dan berbahasa (fallacia)

yang muncul entah karena otoritas (kuasa), emosi, prasangka,

keindahan bahasa, atau kebiasaan.

b. Terlalu lancang melakukan generalisasi dan cenderung me-

narik kesimpulan yang salah karena tidak sesuai dengan apa

yang dinyatakan dalam premis-premis sebelumnya.

4. Belajar/mengajar itu harus berujung pada mengubah sikap dan bukan hanyamemberikan/mendapatkan fakta. John Bickart dalam Jane Bluestein, Becoming owin-win Teocher hal. 90.

5. Kata negatif di sini harus dipahami dari segi logika (negasi, atau pengingkaran),bukan moral (buruk atau jahat). Seseorang yang datang ke laboratorium untukperiksa darah apakah ada virus HIV pasti akan senang kalau hasilnya negatif, danbukan positif.

.l) logika: llmu Sekaligus Seni

'\l.rrfaar-manfaatdi atas tidak bisa didapatkan tanpa mem-g" l'r1';rri logika. Seperti sudah dikatakan rogika itu ilmu yang

'r{'nrr)rryai prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang harus di-l. rr.rs,ri rnelalui pemelajaran. Seperti halnya orr.rglrrrg _r.,l" l'r;;r' ,rusik secara profesional dia harus belajar ilmu danr..r,r,sik' Atau yang mau berbahasa Indonesia secara baik'l'rrr lrc,ar orang harus mempelajari kaidah-kaidah bahasalrr,l, rr rcsia.

li.repi dengan mempelajari kaidah_kaidah logika saja, orangl"'lrrrrr tentu menjadi secara serta mefta terampir dalam ber-rr.rl.rl secara logis. penguasaan atas kaidah dan prinsip perlu'lrl''rrgkapi juga dengan exercise dan ratihan,yangtidak sekadarrrr''l'rlrri simulasi melainkan juga melalui praktik-praktik yang'lrl'rl<rrkan dalam dunia rear setiap hari. Seorang pemusik handal|'r'r lrr rcrus menerus berlatih dan melakuku, p.-.rrtasan. Se_r rr,rrll olahragawan profesional harus melakukan exercise, baikrlr pt'lrrtnas maupun uji coba agar terus mempertajam kemam_I'u.urrya melalui turnamen-turnamen yang diikutinya. Hal yang"'rrrr'r berlaku juga dalam belafar bahasa. orang harus bertutur.rr,ru nlenulis terus menerus supaya bisa menjadi penulis yanglr'rrrtlrrl, karena semakin tepat dan tajam merumuskan pokok-;',,liok pikirannya.

Bab I - Pendahutuan

l)cmikian juga halnya logika.( r I rrr rr ) perlu dilengkapi dengan seni/1.,'tt.rampilan mengenai bagaimananr.'rrt'rapkan prinsip-prinsip ataurrrctorlc-metode berlogika yang te_

l,,rt tlrrlam latihan terus menerus.lru y:urg disebut seni yang dalaml,,rlrrrsir Yunani disebut techn|.I ),rl;rrrr tec:bnd itulah kemampuan1.,1,,ik:r scsc()rrlng tcrus diasah untuk

Penguasaan kaidah logika, $'?

Penguasaan kaidah hgika(i lmu) ?erlu dilenghapi

dengan s en i/ h e teramp i hnmerugenai bagaimana

menerap han priw ip -prins ipatau m e to dr- me todz b e rlogi ha

yang tepat dalam latihansecara kras menerus.

Page 4: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

a.

Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis

semakin tajam dan kritis mengamati kesesatan-kesesatan ber-

pikir dan lebih terarah menemukan kebenaran-kebenaran da-

lam berargumentasi.

5) Logika dari Berbagai Aspek

Ketika mengamati sesuatu, pengamatan kita akan lebihmeyakinkan kalau dilakukan dari berbagai aspek. Mengamatiseseorang hanya dari satu sisi, kita tidak bisa memastikan bahwaorang itu mempunyai dua kuping. Maka untuk mengenal orangsecara sungguh kita perlu melihatnya dari berbagai sisi. Begitujuga jika kita mengamati logika. Kita akan mengenal logikalebih baik kalau dilihat dari berbagai aspek:

Dilihat dari aspek kemampuan berlogika pada manusia, kitamengenal:. Logika Kodratiah/Logika Alamiah

Kemampuan berlogika ini sudah ada pada setiap manusia

sebagai makhluk yang berakal budi. Kemampuan inisudah dimiliki setiap orang sebagai manusia tanpa belajarlogika secara khusus.

. Logika llmiahKemampuan berlogika ini hanya bisa didapatkan melaluipemelajaran. Dengan membaca buku ini dan melakukanlatihan-latihan, Anda mulai mendapatkan kemampuanlogika ilmiah.

Dilihat dari aspek sejarah dan penggunan lambang serta

simbol:o Logika Klasik

Logika ini diperkenalkan oleh Aristoteles pada sekitarabad 5 sebelum masehi; menggunakan lambang bahasa;

disebut juga logika aristotelian atau logika tradisional.

b.

Bab I - Pendahuluan

. Logika ModernLogika ini dikembangkan di zaman modern oleh tokoh_tokoh seperti A. de Morgan (1809-1g71), George Boole(1815 -1864), Betrand Russel (1872-1970); menggunakanlambang non bahasa. Logika ini menerapkan prinsip_prinsip matematika pada logika modern; karenanya di_sebut juga logika matematis atau logika simbolik.

l)ilihat dari segi bentuk dan isitlapat kita bedakan menjadiMaterial.

argumen. Dari segi ini logikaLogika Formal dan Logika

. Logika Formal, menganalisis kebenaran sebuah argumendari segi bentuk saja. Maka logika formar rebih melihatproses penalaran. Apakah dalam proses penalaran, daripremis-premis ke kesimpulan, argumenny a tepdt ataltidak,lurus atau tidak? Apabila proses penalarannya tepatdan lurus, maka konklusi yang dirarik serta m..t, prstitepat. Argumen semacam ini dalam logika disebut sabih(valid). Logika formal berfungsi seperti program dalamkomputer. Dia akan berjalan lurus sesuai program entahbahan apa pun yang dimasukkan dalam program. Atauseperti pan kue, entah bahan adonan kue yang dimasukkanatau adonan tanah liat, pan tetap akan memberinya bentukyang sama. Tetapi kalau yang dimasukkan adalah pecahanbatu, maka pan tidak mampu membentuknya. Itu berartikesahihan sebuah penalaran hanya terjadi kalau strukturdan programnya terpenuhi.

. Logika Material, melihat kebenaran sebuah argumendari segi isi atau materinya. sebuah argumen dinyatakanbenar dari segi isi, jika pernyataan yang terdapat dalamargumen memang sesuai dengan kenyataan. Sebalik_nya iika pernyataan-pernyataan tidak sesuai dengankclry:tfrtrrr, r,rrka rrrgumen dinyatakan tidak benar. De_rr11,lrrr tlt'rriki;rrr rl:rllrrr surltrr argLrrnen ada dua persoalan

Page 5: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis

yang harus dibedakan dengan tegas' ialah kesahihan

bentwk dan kebenaran isi/materi' Dengan demikian kita

bisa menemukan logik a yang dari segi formalnya tidak

sahih tetapi dari segi isi/materinya benar; atau dari segi

formalnya sahih tetapi tidak benar dari segi isilmateri;

atau tidak sahih dari segi formal dan tidak benar juga

dari segi materi. Yang lebih diharapkan dari logika adalah

kalau penalarannya sahih dari segi formal dan benar dari

segi isi/materi. Tabel 1.1 bisa membantu menggambarkan

masalahnya.

1) Semua manusia berakal budi

Semua mahasiswa berakal budi

fadi semua mahasiswa itu manusia

Tidak

Sahih

Tidak benar2) Semua binatang memPunYai saYaP

Semua mobil adalah binatang

Jadi, semua mobil memPunYai

sayap

Sahih

Tidak benar

3) Semua hewan memPunYai akal

budi

Semua mobil memPunYai akal

budi

Jadi, semua mobil adalah hewan

Tidak

Sahih

4) Semua manusia berakal budi

Semua mahasiswa adalah

manusia

Jadi, semua mahasiswa berakal

budi

Bab I - Pendahuluan

Argumen (1), benar dari segi isi/materi, karena semua

proposisinya sesuai dengan kenyataan, tetapi tidak sahihr-1ari segi bentuk, sebab kesimpulan bahwa 'semud maha-

siswa itu manwsia' sebenarnya bukan merupakan implikasil<rgis dari premis-premisnya. Kesimpulan bahwa 'semud

ntahasiswa itw manusia'tidak dapat ditarik berdasarkan

fekta bahwa'Semwa manwsia berakal bwdi' dan'Semwdmahasiswa berakal budi.' Ini akan menjadi jelas ketikal<ita berbicara tentang hukum-hukum silogisme.

Argumen (2), tidak benar dari segi isilmateri karena semlra

proposisinya tidak sesuai dengan kenyataan, namun sahih

cl;rri segi bentuk. Mengapa? Karena jika premis-premisnya',\emua binatang mempunydi sayap' dan'Mobil termasuk

clalam kelas binatang yang mempunydi sayap, maka'semud mobil seperti halnya binatang mempunydi sayalt'

iuga.

Argumen (3), tidak benar dari segi isi/materi karena semua

prroposisinya tidak sesuai dengan kenyataan, dan tidaksahih dari segi bentuk. Premis-premis,'Semua binatangmempunydi sayap' dan'Semua mobil mempunydi sayap'

riclak sesuai kenyataan, begitu juga kesimpulan bahwa'Semwa mobil adalah binatang'. Kedua premis pun tic{al<

clirpat menjadi dasar pemikiran untuk menyimpulkanlrirhwa 'serflna lnobil adalah binatang'" Binatang dan

moltil hanya identik pada aspek tertentu, yakni pacln

aspck lncrnpllnyai sayap.

Page 6: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis

Argumen (4), merupakan contoh argumen yang sahih

dari segi bentuk sekaligus benar dari segi isi. Sahih se-

kali bahwa mahasiswa yang adalah anggota dari kelas

manusia yang berakal budi, pasti berakal budi juga. Danbenar bahwa 'Semud manwsia berakal budi'; iuga benar

bahwa 'semua mahasiswa adalah manusia' dan benar juga

bahwa 'semud mahasiswa berakal budi '. Tentu sekali yang

diharapkan dari belajar logika adalah menggunakannyasebagai alat untuk menemukan kebenaran dengan cara

yang sahih.

d. Dilihat dari segi cara menarik kesimpulan. Dari segi inilogika dapat diidentifikasi sebagai:. Logika lndwktif

Logika yang menggunakan metode induktif, melakukanpenalaran berdasarkan kebenaran-kebenaran tunggal dan

kemudian menarik satu kesimpulan umum. Misalnya, Be-

tyna cewek Jerman yang baru datang ke Jakarta, meng-

alami babwa orang-ordng Jakarta itu ramah dan suka ter-

senyum. Dia mengalami bal ydng sdmd ketika datang ke

Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makasar, Kupang,

Ambon, Sorong. Lalu Betyna menyimpulkan bahwa semutorang Indonesia itu ramah tamab dan suka tersenyum.

. Logika DedwktifBentuk penalaran yang didasarkan pada kebenaran-ke-

benaran umum (yang sudah terbukti benar) dan dari situditarik satu kesimpulan yang bersifat kusus (kebenaran

baru). Setelah Betyna tahu bahwa semua ordng lndonesiaramdh, maka dia bisamenyimpwlkan bahwa orang Medanjuga pasti ramah dan suka tersenywm. Ramah dan swka

tersenyum ydng merupakan ciri orang lndonesia (umum)pasti iuga berlaku untuk ordng Medan (kbusus).

Bab I - Pendahuluan

(,) Sejarah Singkat Logikal';rtla dasarnya logika tidak lepas dari cara berpikir logis.

l\l'rl'.r krgika dan kelahirannya tidak bisa lepas dari filsafat ataul', rrrrliirrrn ilmiah pada umumnya. Namun penemuan logika',, l'.11,;1i organon untuk ilmu pengetahuan sebenarnya baru di_I rl rrli,r, oleh Aristoteles (3g2-3 22 sM). Enam buku telah ditulis\rr,,rrrt.lcs, yang oleh murid-muridnya diberi nama to Organon

r 'rl' rrr ( ntegoriae, De Interpretatione, Analytica priora, Analitical"r',t,,yi,,ro, Topica, dan De Sophistis Elencbis. Logika yanglrr r.rl.:r' pada Aristoteles ini disebut logika klasik ,ta,, t adisio.ralI .r rli n)cnggunakan lambang bahasa.

l,,gika hampir tidak mengalami perkembangan berarti',,rrrr;,,si munculnya logika modern pada abad XIX. Tokoh_t,,l.,lrrrya berasal dari Inggris a.l. A. de Morgan (1,g06_1,91.),(, lf.rle (1815-18G4), 'S7.S.

Jevons (1g35_1gg2), E. Schroedert lri.l I 1902), Betrand Russel (1972_1970). Dalam perkem-l''r'r','rrr,ya logika yang dikenal sebagai logika moder'ini me-r. r,1Jrli1111 prisip-prisip matematika pada logika tradisional danu r,'rrlig,rrnakan simbol-simbol non-bahasa.

7) Berpikir Kritis dan BerlogikaItt'rpikir kritis itu tidak hanya terjadi daram dunia ilmiah

rrr, l.rirrl<an juga dalam pengalaman kehidupan sehari_hari.,\crtrang nelayan muda meninggal karena kecelakaan di lautl;ttika sedang mencari ikan. Ibunya kemudian melarang,ttttk lainnya untwk melaut karena trduma dengan peristiwatttt.'Ibtdpi sang anak menanggapi ketakutan ibunya dengantttt,trtr4atakan, "kalau ibu melarang saya melaut, saya tiiak,tkttr lagi ltcrgi ke tempat tidur, karena lebih banyak orang'tttut.q nt(nittggal di tempat tidur daripada di laut.,,

Page 7: Buku Logika_Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis

Logika: Ilmu dan Seni Berpikir Kritis

Brooke Noel Moore dan Richard Parker, memulai buku

mereka Critical Thinking, dengan cerita berikut ini.

Pada suatu hari yang cerah terlihat Ken keluar untuk me-

motong rump ut di h alam an rumah ny a dengan m e s in p oton g

rumputnyd. Ken bertelaniang kaki, alias tidak mengenakan

sepdtu.

"Hey Ken, gila kamu. Mengapa tidak mengenakan sepdtu?"

Kami menegur dia.

Tetapi Ken punya alasan. "Menttrttt statistik," kata dia,

" jauh lebih banyak kecelakaan dengan mesin potong rumput

itu dialami ordng ydng tnengenakan sepatu. Sedlklt sekali

kecelakaan yang dialami orang yang tiddk mengenakan

sepdtu. Maka peluang Anda untuk mendapatkan kecelaka-

an secard statistik iauh lebih besar iika Anda mengenakan

sepdtu."

Pada kasus pertama menyangkut nelayan, sang ibu ke-

hilangan sikap kritis karena terbalut emosi. Pada kasus kedua,

Ken kehilangan sikap kritis karena terpukau pada angka-angka

statistik, dan tidak membaca statistik secara iernih.

Maka membangun sikap kritis sebenarnya dimaksudkan

untuk mengajak kitaberpikir iernih. Bukan untuk membenarkan

diri atau menyerang dan mengalahkan orang lain. Maksudnya

adalah membantu orang lain dan diri kita sendiri untuk men-

dapatkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat.6'Walaupun penting dalam kehidupan sehari-hari, berpikir

kritis tentu menjadi sangat penting (conditio sine qua non)

bagi dunia ilmu pengetahuan dan akademik. Mengapa? Karena

ilmu pengetahuan selalu berkutat dengan kebenaran-kebenaran

ilmiah berupa tesis, dan hipotesis, yang akan dijadikan dasar

pengandaian. Kebenaran-kebenaran itu tentu saja hanya dapat

diuji terus menerus, melalui olah-pikir yang kritis.

6. Brooke Noel Moore dan Richard Parker. 2005. Criticol Thinking. New York,

McGraw-Hill: hal. 1.

Bab I - Pendahuluan

I lr rr rrl< [risa melakukan pengujian,1, rr1',.ur lrail< dan akhirnya sampai Membangunsikap kritis

1, r,l r l.r'lrcnaran sejati, kegiatan sebenarnyadimaksudban

1,, r;,r1. rr l<ritis harus berjalan me- untuh mengajale leita berpilzir

I r lr rr .r'rlrrrre ntasi, penalaran, dan jernih'

1,,,''r rrnPul:ttt.

ll) Argumen, Penalaran, dan Penyimpulan

l).rliun dialog, diskusi, debat, atau menulis, kita selalu,r, rr.unl'rilikan argumen untuk mendukung pendapat kita.I rr r ,,,'l:rlu l'rerusaha agar argumen kita menjadi kuat, dan takr, rl,.rrt,rhkan. Maka kita mendukung argumen kita dengan,l rt .r . l.r l< frr, dan dengan penalaran-penalaran untuk mendukungI I rr.r yrrrrg rnenjadi kesimpulan dari argumentasi kita.

llrrtrrlt rnemahami sebuah argumen kita harus memiliki ke-rrrrll)uirn paraphrasing yakni kemampuan untuk merumus-I rrr ,,u:rlu pokok pikiran dengan kata-kata kita sendiri. Tetapirrrrtrrl. lrisr.r memahami dan membuat parafrase kita harus meng-rrr,rlr,,rs lrcnalaran (reasoning) yang ada pada sebuah argumen.lr,rl.rrrr pcnalaran selalu ada premis dan konklusi. Hubunganrrrr lr.rrrrs jelas, walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidakrrrrr,l.rlr untuk melakukan penalaran. Artinya, dari premis lahir-I rlr l,,,rrlilusi. Atau sebaliknya, konklusi harus sejalan dengan

t,rrnu\. fika tidak maka konklusi menjadi tidak sahih dan,,, lrrrrrlr irrgumentasi menjadi berantakan dan tidak ada artinya.

lit'1iitu jrrga agar bisa mengemukakan argumen, kita perlunr, rrrrlil<i kcrnampuan untuk menyusunnya dalam penalaran-g,, rr,rl,rr':ur yrurg masuk akal, logis, dengan premis-premis yangnr, rrl.rtli lrurclrrsrrn argumen kita untuk sampai pada klaim danl,,,rrl.lusi. (lobrr sinrak argumen berikut ini. Periksalah pe-

rr,rl,rl ;rrrny:t, clan uli l<csimpulannya.