AIR LIMBAH
Pengertian dan Standard Kualitas Air BersihBerdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak. Adapun syarat-syarat
kesehatan air bersih adalah:
a. Persyaratan Biologis
Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung
mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia.
Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit,
bakteri, virus, dan kuman. Dari keempat jenis mikroorganisme
tersebut umumnya yang menjadi parameter kualitas air adalah bakteri
seperti Eschericia coli.b. Persyaratan Fisik
Persyaratan fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada
umumnya, yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau.
Aspek fisik ini sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan
langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti suhu dan
keasaman tetapi juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung
pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan
bau.
c. Persyaratan Kimia
Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali kandungan
kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak
sesuai dengan proses biokimiawi tubuh. Bahan kimiawi seperti
nitrat, arsenic, dan berbagai macam logam berat khususnya air
raksa, timah hitam, dan cadmium dapat menjadi gangguan pada faal
tubuh dan berubah menjadi racun.
d. Persyaratan Radioaktif
Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian
persyaratan fisik, namun sering dipisahkan karena jenis
pemeriksaannya sangat berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi
sangat serius seperti di sekitar reaktor nuklir.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Eschericia coliDalam
Air
1) Sumber air yang berbeda seperti air hujan, air laut, air
permukaan dan air tanah mengandung mikroorganisme dalam jumlah dan
jenis yang berbeda pula. Air permukaan yang tercemar oleh kotoran
hewan dan manusia akan mengandung bakteri Eschericia coli.2) Suhu,
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu
pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih
dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan
mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan
mikroba. Eschericia colimerupakan mikroba yang tahan hidup pada
suhu tinggi (mikroba termofi). Kelompok ini mempunyai suhu minimum
400C, optimum pada suhu 55-600C dan suhu maksimum untuk
pertumbuhannya 750C (Anonim, 2009).3) pH, Mikroba umumnya menyukai
pH netral (pH 7). Eschericia colimerupakan mikroba alkalifil yaitu
kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5. (Anonim,
2009).4) Kerusakan atau kebocoran pipa, Adanya kerusakan atau
kebocoran pipa dapat menyebabkan masuknya air tanah ke dalam sistem
distribusi terutama bila tekanan airnya rendah dan lebih kecil dari
tekanan air tanah. Dengan masuknya air tanah ke dalam sistem
distribusi akan menyebabkan pencemaran baik secara kimiawi maupun
pencemaran bakteriologis. (Said, 2002).
http://sinarkesehatan.blogspot.com/2013/09/laporan-lengkap-bakteriologis.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/indikator-kualitas-biologis-air-bersih.htmlC.
Tinjauan Umum Tentang Bakteri ColiformBakteri Coliform merupakan
jenis bakteri yang berasal dari saluran pencernaan manusia
(terdapat pada tinja) dan paling tinggi tingkat ketahanan hidupnya
dibandingkan jenis bakteri lainnya. Apabila bakteri Coliform
ditemukan dalam jumlah besar pada air, menandakan bahwa air
tersebut mengalami pencemaran. Bakteri Coliform berbentuk batang,
ada yang bersifat aerob maupun anaerob, tidak membentuk spora,
bersifat gram negatif, dan mampu meragikan lactose dengan membentuk
gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35 oC (Ane, 2013).Contoh
bakteri Coliform adalah E. coli dan Klebsiella aerogeus. Keberadaan
E. coli pada sumber air mengindikasikan bahwa pasti terjadi
kontaminasi oleh tinja manusia dan berarti bahwa air tersebut
tercemar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat E. coli
pada air minum adalah 0 (nol) koloni per 100 ml. Semakin tinggi
tingkat kontaminasi E. coli semakin tinggi pula resiko kehadiran
bakteri patogen lainnya yang biasa hidup dalam kotoran manusia yang
dapat menyebabkan diare (Suprihatin, 2004 dalam Boekoesoe, 2010).E.
coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak berspora,
ukuran 0,4 0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel
peritrich dan mempunyai kapsul. E. coli merupakan flora normal
saluran pencernaan dan merupakan salah satu kuman yang menghasilkan
indol positif dan tergolong kuman yang cepat meragi laktosa.E. coli
memiliki beberapa antigen, yaitu (1) antigen O (somatic) yang
bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari
lipopolisakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada
dinding sel bakteri gram negative; (2) antigen H (flagel) yang
bersifat tdak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada suhu
100C; (3) antigen K (kapsul). Antigen ini terdapat pada permukaan
luar bakteri, terdiri dari polosakarida dan bersifat tidak tahan
panas (Purbowarsito, 2011).Ada beberapa alasan mengapa bakteri
Coliform dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja
manusia dibandingkan bakteri patogen lainnya di saluran pencernaan
manusia antara lain (Chandra, 2007): 1. Jumlah bakteri Coliform
cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-400 miliar bakteri ini
dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang ditemukan
pada air, keberadaan bakteri patogen ini menunjukkan bahwa adanya
kontaminasi tinja manusia. 2. Bakteri Coliform lebih mudah
dideteksi dibandingkan bakteri patogen lainnya. 3. Bakteri Coliform
lebih tahan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan
dibandingkan bakteri patogen lainnya. 4. Bakteri Coliform resisten
terhadap purifikasi air secara alamiah. Karena itu, jika bakteri
Coliform ditemukan pada sampel air, dapat disimpulkan bahwa bakteri
patogen lainnya yang terdapat dalam usus manusia juga ditemukan
pada sampel air tersebut, meskipun dalam juml ah
sedikit.Berdasarkan ketetapan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990
bahwa total Coliformyang diperbolehkan pada air bukan perpipaan
dalah maksimum 50 MPN/100 ml, sedangkan pada air perpipaan adalah
maksimum 10 MPN/100 ml.Penyakit penyakit yang ditimbulkan oleh
kuman E. coli adalah infeksi saluran kemih mulai dari sistitis
sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat sumbatan
saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.
Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan
meningitis, epidemic diarchea pada bayi dan neonates (Hastomo,
2010).D. Tinjauan Umum Tentang Medium PertumbuhanMedium pertumbuhan
mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium
untuk menyusun komponen sel dirinya. Dalam pembuatan medium
pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan aseptis
untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua jenis medium dapat
dibedakan berdasarkan komponen dasar yang pembentuknya, yaitu
(Bapelkes Cikarang, 2012):1. Medium kompleksMedium ini terbuat dari
bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti.
Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak)
berbagai jenis jaringan tumbuhan /daging /ragi yang kaya akan
polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral. 2. Medium yang
tersusun dari bahan kimia tertentuMedium ini dibuat dari beberapa
jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Bahan kimia yang
digunakan berasal dari:a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, dan
sukrosab. Sumber N : NH4NO3,NH4Cl, dan ureac. Sumber P : KH2PO4d.
Sumber vitamine. Sumber mineral : Fe, Mn, dan SAdapun media
pertumbuhan pada pemeriksaan bakteriologis air adalah sebagai
berikut:
1. Media LaktosaLaktosa adalah karbohidrat yang hanya terdapat
dalam susu. Laktosa dibutuhkan oleh beberapa spesies bakteri.
Beberapa bakteri ada yang mampu memfermentasi laktosa dan beberapa
laktosa. Fermentasi laktosa menghasilkan asam (Nuryanto, 2011).2.
Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)Media BGLB merupakan
media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen
dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni Coliform yang
bereaksi dengan BGLB. merupakan bakteri fermentasi, seringkali
menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang
menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah
muda. Larutan BGLB terbuat dari (Purbowarsito, 2011):a. Peptone 10
g b. Laktosa 10 gc. Oxgall 20 gd. Brilliant green 0,0133 ge.
Aquades 1 literE. Tinjauan Umum Tentang Most Probable Numbers
(MPN)Most Probable Numbers (MPN) adalah suatu metode enumerasi
mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan
mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang
ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga
dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai
MPN/satuan volume atau massa sampel. Misalnya dengan larutan yang
berisi 1.000 sel/ml, diencerkan 10 kali menjadi larutan yang berisi
100 sel/ml. Lalu diencerkan lagi 10 kali, sehingga jumlah sel
adalah 10 sel/ml, dan diencerkan 10 kali lagi, sehingga hanya
terdapat 1 sel/ml, dan diencerkan lagi 10 kali tinggal 0,1 sel/ml
(Hastomo, 2010).Pengujian air untuk pemeriksaan bakteriologis air
dilakukan dalam beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut
(Ane, 2013):1. Uji Perkiraan (Presumptive Test)Uji perkiraan
merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui apakah sampel air
mengandung bakteri. Jika terbentuk gelembung pada tabung peragian
(tabung media laktose) setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu
35 oC, terdapat indikasi bahwa sampel air mengandung bakteri jenis
Coliform. Untuk lebih memastikan bahwa yang terdapat pada sampel
air adalah bakteri Coliform, perlu dilakukan uji penegasan ke dalam
media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media
tersebut terbentuk gas, sampel air benar-benar positif mengandung
bakteri Coliform.2. Uji Penegasan (Confirmed Test)Uji penegasan
merupakan uji lanjutan dari uji perkiraan pada tabung media laktosa
yang positif mengandung gelembung. Pada uji penegasan, digunakan
media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media
tersebut terbentuk gas setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu
35 oC, sampel air benar-benar positif mengandung bakteri Coliform.
Untuk mendapatkan kemantapan hasil analisis, perlu dilanjutkan ke
uji pelengkap.3. Uji Pelengkap (Completed Test)Uji pelengkap
merupakan uji terakhir yang dijadikan indikator untuk membuktikan
adanya kontaminasi tinja manusia pada sampel air. Pada uji ini,
dilakukan analisis bakteri Coliform tinja (bakteri fecal) melalui
perhitungan Most Probable Number (MPN). MPN ditentukan dengan
mencocokkan tabel Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN
Coliform/100 ml air (Sartika, 2005).Outputmetode MPN adalah nilai
MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit)
atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan
jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah
sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya. Makin kecil
nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin
layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi (Hastomo, 2010).AIR LIMBAH
Manusia sangat membutuhkan air dalam hidupnya, baik untuk
keperluan minum, memasak mencuci, dan sebagainya. Menurut
perhituingan kebutuhan, dalam satu hari, seorang dewasa membutuhkan
sekitar 1,6 liter air untuk dikonsumsi, sehingga penyediaan air
minum yang aman mutlak diupayakan. Bahaya laten yang selalu
mengancam kita lewat media air bersih dan air minum ini adalah
bakteri e-coli.Bakteri yang sangat identik dengan pencemaran
tinja.Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja dapat
menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram
tinja dapat mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu
bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat
Celcius. Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam
tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan bakteri yang umumny
diwakili oleh jenis Escherichia coli (E-coli).Menurut catatan Badan
Kesehatan dunia (WHO), air limbah domestik yang belum diolah
memiliki kandungan virus sebesar 100.000 partikel virus infektif
setiap liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen yang terkandung
dalam air seni dan tinja.
Sebagian besar virus patogen ini tidak memberikan gejala yang
jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya. Bakteri penghuni usus
manusia dan hewan berdarah panas ini telah mengkontaminasi hampir
keseluruhan air baku air minum, sungai, sumur.
Setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi
perairan, bahkan pada kondis tertentu E-coli dapat mengalahkan
mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix ginjal
dan hati.
AIR MINUM
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air
minum adalah Nol per 100 ml air harus dipenuhi.
Berdasarkan data Depkes diketahui, persyaratan yang harus
dipenuhi PDAM untuk kualitas bakteriologis air minum PDAM
menggunakan indikator coliform 0 per 100 ml air. Sedangkan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap 46,858 sampel air minum
dari 27 propinsi pada tahun 1995 diketahui, hanya 42,5 persen yang
memenuhi syarat (coliform 0 per 100 ml air). Artinya 57,5 persen
air minum dari PDAM tidak memenuhi syarat (teh terkontaminasi
bakteri e-coli). Faktor dominan terjadinya pencemaran air PDAM oleh
bakteri e-coli adalah kebocoran pipa serta kondisi air baku.
Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO yang dalam
beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun
2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas
air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.
907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung
bakteri coliformdan Escherichia coli. Sedangkan dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006, air minum dalam kemasan
selain tidak boleh mengandung bakteri pathogen yaitu Salmonelladan
Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengandung cemaran mikroba
lebih besar dari 100 koloni/ml. Salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan air minum adalah produksi air minum isi ulang yang pada
saat ini telah berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia,
utamanya di perkotaan seiring dengan pertumbuhan industri air dalam
kemasan. Usaha ini ditempuh untuk memberikan pilihan bagi
masyarakat untuk mendapatkan air minum yang baik ditengah-tengah
semakin mahalnya harga air minum dalam kemasan (Radji dkk,
2008).
Sebagai air minum, air minum isi ulang harus memenuhi
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Hampir di setiap jalan
terdapat depo yang menjual air minum isi ulang. Namun kualitas air
minum isi ulang masih diragukan karena diduga dapat terkontaminasi
mikroba pathogen jika penanganan dan pengolahannya kurang baik.
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum dalam kemasan termasuk
air minum isi ulang harus dilakukan pemeriksaan cemaran bakterinya
secara berkala. Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun 2002
ditetapkan bahwa pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum dalam
kemasan dan air minum isi ulang disebutkan bahwa pemeriksaan
bakteriologis air baku untuk air minum harus dilakukan setiap 3
bulan sekali sedangkan untuk air minum yang siap dimasukkan ke
dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (Radji dkk, 2008).
BADAN AIR
Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang pada dasarnya
semua makhluk hidup di dunia ini sangat menggantungkan hidupnya
pada air. Untuk manusia, air selain sebagai konsumsi makan dan
minum juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain
lain.
Pada dasarnya bakteri yang hidup di dalam air dibedakan atas
bakteri patogen dan non-patogen. Bakteri patogen yang hidup di
dalam air dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Beberapa contohnya adalah Salmonella thyposa, Shigella dysenteriae,
Vibrio colerae, Salmonella parathypi, Salmonella thypi. Untuk
bakteri non-patogen terdiri atas golongan bakteri Coliform, Fecal
streptococci, Iron bakteri, Actinomycetes (Purbowarsito,
2011).Tingginya kandungan bakteri dalam suatu badan air akan
menurunkan kualitas air tersebut dan keberadaan bakteri Coliform
menjadi salah satu indikator adanya pencemaran pada badan air.
Salah satu contohnya, yaitu E. coli. E.coli dapat menyebabkan
penyakit pada manusia seperti diare (Astawan, 2007 dalam Mahdi
& Hadi, 2011) di mana sampai tahun 2001 diare masih merupakan
penyebab kematian bayi ketiga di Indonesia (ISSDP, 2006 dalam Mahdi
& Hadi, 2011). Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh
Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair
menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku
air minum kandungan E-coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari
10.000. Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani Arnantha staf
peneliti Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) jumlah
E-coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar
Pengetahuan masyarakat terhadap bakteri E. coli agaknya memang
masih kurang. Bakteri jenis ini merupakan indikator utama
terjadinya pencemaran suatau media oleh tinja, sehingga dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagai kita.
Berikut beberapa informasi yang terkait dengan jenis bakteri ini
:Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia. Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli
tinja, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada
hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Bakteri Escherechia coli
merupakan mikroorganisme normal yang terdapat dalam kotoran
manusia, baik sehat maupun sakit. Dalam satu gram kotoran manusia
terdapat sekitar seratus juta bakteri E. coli. Bakteri berasal dari
kata Bakterion (Yunani = batang kecil). Berdasarkan Klasifikasi,
bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes. Escherichia coli
(E. coli ) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram
negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup pada
tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti
diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. Bakteri ini
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor
untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat
dan mudah dalam penanganannya.
Secara garis besar klasifikasi bakteri E.coli , berasal dari
Filum Proteobacteria, Kelas Gamma Proteobacteria, Ordo
Enterobacteriales, Familia Enterobacteriaceae, Genus Escherichia,
Spesies Escherichia coli. Secara morfologi E.coli merupakan kuman
berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 x 0,4 sampai 0,7 ,
Gram-negatif, tak bersimpai , Bergerak aktif dan tidak berspora.
Bakteri E.coli merupakan organisme penghuni utama di usus besar,
hidupnya komensal dalam kolon manusia dan diduga berperan dalam
pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk pembekuan darah.
Dari berbagai penelitian menunjukkan, beberapa galur atau strain
dari bakteri E. coli juga dapat menyebabkan wabah diare atau
muntaber, terutama pada anak-anak. Bakteri penyebab penyakit yang
cukup berbahaya ini diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
sifat-sifat virulensinya. Setiap kelompok dapat menyebabkan
penyakit diare melalui mekanisme yang berbeda-beda. Kelompok E.
coli tersebut di antaranya adalah sebagai berikut ( sebagian besar
tulisan merupakan kutipan dari buku manual pemberantasan penyakit
menular)
http://hidayahberbagipengetahuan.blogspot.com/2012/05/pemeriksaan-kualitas-bakteriologis-air.html1.
Uji PerkiraanPada uji perkiraan ini diperoleh bahwa ada 5 tabung
yang mengalami perubahan media (memiliki gelembung). Gelembung gas
yang terbentuk merupakan hasil dari peragian laktosa yang dilakukan
oleh bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa kelima tabung tersebut
positif mengandung bakteri Coliform.Sampel pada percobaan ini
adalah air danau Universitas Hasanuddin. Diketahui bahwa danau
merupakan salah sumber air yang memiliki tingkat pencemaran yang
tinggi. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa air danau
Universitas Hasanuddin mengandung bakteri Coliform. Keberadaan
bakteri Coliform pada air danau Universitas Hasanuddin menandakan
bahwa air danau tersebut telah mengalami pencemaran secara
biologis. Hal ini didukung oleh letak danau yang dekat dengan
kegiatan pertanian (pemupukan), rumah sakit, saluran pembuangan
dari perkantoran dan gedung lainnya serta dekat dengan pemukiman
padat penduduk. 2. Uji PenegasanSetelah memastikan bahwa pada 5
tabung sampel air danau Universitas Hasanuddin mengandung bakteri
Coliform maka dilakukan lagi uji penegasan untuk membuktikan ada
tidaknya bakteri fecal coli yang terkandung di dalam air danau
tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa
kelima-limanya terdapat gelembung pada tabung durham, sehingga
dapat dinyatakan bahwa air danau unhas positif mengandung bakteri
fecal coli.Keberadaan bakteri fecal coli merupakan indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
letak danau yang berada di sekitar pemukiman padat penduduk serta
saluran pembuangan limbah dari rumah sakit maupun dari perkantoran.
Tercemarnya air danau Universitas Hasanuddin juga ditandai dengan
banyaknya tanaman eceng gondong di sekitar danau sebagai bentuk
bahwa danau tersebut memiliki air yang tidak jernih (keruh) dengan
unsur hara yang tinggi akibat tingginya tingkat pencemaran limbah
cair ataupun padat.Air danau tidak memiliki aliran atau diam dan
tersimpan dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengandung
sisa-sisa pembusukan dialam seperti pembusukan akar-akar,
rumput-rumput serta mengandung alga, fungi dan jasad-jasad renik
lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa tingginya aktivitas
dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri pada danau.3.
Perhitungan Jumlah BakteriHasil dari perhitungan jumlah bakteri
dengan melihat tabel MPN / JPT adalah adalah 64 MPN/100 ml maka
terdapat nilai MPN 64/gram dalam setiap sampel air. Artinya bahwa
dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 64
Coliformpada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka kualitas
air tersebut makin tinggi. Berdasarkan Permenkes No.
416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliformyang diperbolehkan pada
air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml. Hal ini
menunjukkan bahwa total Coliformyang terkandung pada air danau
Universitas Hasanuddin melampaui ambang batas, sehingga tidak layak
digunakan sesuai
peruntukannya.http://mawedmd.blogspot.com/2013/04/pemeriksaan-bakteriologis-pada-air-danau.html