Top Banner
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman / RSJD Atma Husada Mahakam DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK ` Oleh Monika Ria NIM. 0808015053 Pembimbing dr. A. Dalidjo, Sp.KJ 1
31

bahan psikiatri

Dec 06, 2014

Download

Documents

cristianrisky

bahan bagus seklai
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bahan psikiatri

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Laporan KasusFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman / RSJD Atma Husada Mahakam

DEPRESI BERAT

TANPA GEJALA PSIKOTIK

`

Oleh

Monika RiaNIM. 0808015053

Pembimbing

dr. A. Dalidjo, Sp.KJ

LAB / SMF KESEHATAN JIWA

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

RSKD Atma Husada Mahakam

2013

1

Page 2: bahan psikiatri

Laporan Kasus

DEPRESI BERAT

Oleh:

Monika RiaNIM. 0808015050

Dipresentasikan pada tanggal 15 Desember 2012

Mengetahui,

Pembimbing

dr. Jaya Mualimin, Sp.KJ

2

Page 3: bahan psikiatri

LAPORAN KASUS

Dipresentasikan pada kegiatan Kepaniteraan Klinik, Lab. Kedokteran Jiwa. Pemeriksaan

dilakukan pada hari Jumat, 10 Januari 2012 Pukul 20.00 WITA, di IGD RSKD Atma Husada

Samarinda, sumber Autoanamnesis dan Heteroanamnesis.

Identitas Pasien

Nama : Tn.MK

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 34 tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku : Kutai

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Babulu Darat RT.02 No. 18 PPU

Identitas Keluarga

Nama : Tn. ZK

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status dengan pasien : Kakak Ipar

Alamat : Babulu Darat PPU RT. 02 No. 21

Status Psikiatri

Keluhan Utama : Pasien mengamuk dan memukul orang

Riwayat penyakit sekarang

Autoanamnesis

Pasien datang diantar oleh kakak ipar dan pamannya, karena marah-marah dan

memukul tetangganya. Pasien memukul karena rasa cemburu, tetangganya sering menggoda

kekasih pasien. Pasien berpacaran dengan kekasihnya sudah 6 bulan. Tetapi 1 bulan 3

Page 4: bahan psikiatri

terakhir pasien mengetahui kekasihnya mempunyai pasangan lain dan menganggap tidak

serius dalam menjalin hubungan dengan pasien. Kemudian 3 minggu yang lalu

kekasihnya menghilang tiba-tiba dan tidak pernah menghubungi sampai sekarang. Kemudian

pasien mendatangi tempat kekasihnya di Balikpapan, tetapi pasien tidak menemukannya.

Kemudian pasien merasa kehilangan, karena pasien mengaku serius membina hubungan

dengan kekasihnya dan rencana akan menikah tahun ini. Sejak saat itu, pasien merasa tidak

bergairah dalam menjalani hidup, tidak memiliki nafsu untuk makan, sering ngelamun dan

tidak bisa tidur dengan nyenyak karena teringat akan masalah tersebut. Apabila bertemu

dengan tetangga-tetangga yang pernah dekat dengan kekasihnya, pasien merasa curiga dan

ingin memukul mereka.

Heteroanamnesis

Menurut kakak ipar pasien yang tinggal disamping rumah, pasien adalah orang yang

tertutup dan pendiam. Tidak banyak masalah pasien yang pasien sampaikan kepada keluarga.

Semenjak masalah tersebut terjadi, pasien terlihat lebih banyak berdiam di rumah, tidak lagi

melakukan aktivitas seperti biasa, lebih banyak melamun terkadang mondar-mandir,

berbicara sendiri. Pasien terkadang mengamuk dan sering mengetok pintu rumah para

tetangganya dan ingin memukul. Pasien juga sering mencari pasangannya, apabila pasien

melihat pasangan lain berbicara ia mendengar seolah-olah mendengar suara kekasihnya dan

mengejar wanita itu. Keluhan tersebut dialami pasien 2 minggu.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah terjadi gejala seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki riwayat

riwayat malaria (+), kejang (-), trauma kepala (-).

Riwayat mengkonsumsi “double L” 10 tahun yang lalu selama 1 bulan, tetapi jarang

mengkonsumsi rutin. Kemudian pasien berhenti sendiri karena merasa tidak enak

setelah mengkonsumsinya.

Riwayat mengkonsumsi “Topi miring” 10 tahun yang lalu, selama 2 tahun. Pasien

mengaku jarang minum, hanya minum jika ditawarin dan berkumpul dengan teman-

temannya.

Riwayat Keluarga

Struktur keluarga yang tinggal serumah dengan penderita hingga usia 2 tahun :

4

Page 5: bahan psikiatri

Nama L/P Hub Umur SifatAyah L Ayah 50 thnIbu P Ibu 45 thn -Inal L Kakak kandung 11 thn -Sri P Kakak kandung 9 thn -Ipul L Kakak kandung 7 thn -Ipan L Kakak kandung 4 thn -Iswan L Os 2 thn Manja

Struktur keluarga yang tinggal serumah sampai saat penderita berusia 10 tahun:

Nama L/P Hub Usia SifatSayuti L Om 50 thn -Siti P Tante 45 thn -Iswan L Os 10 thn Manja

Struktur keluarga yang tinggal dengan penderita sekarang :

Nama L/P Hub Usia SifatAswar L Sepupu 33 thnSafira P Istri Sepupu 28 thnIswan L Os 32 thn Mandiri

- Ada kakak pasien yang memiliki keluhan serupa karena masalah yang kurang

lebih serupa pula.

Genogram

5

Page 6: bahan psikiatri

Gambaran premorbid

Pasien merupakan orang yang tertutup, pendiam.

Riwayat Pribadi

Faktor pencetus

Pasien ingin bercerai dengan isteri kedua.

Riwayat sosial ekonomi

Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas.

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga. Dengan lingkungan

sekitar rumah tidak begitu sering bersosialisasi karena pasien sibuk bekerja. dengan

lingkungan sekitar baik dengan teman – dteman kerjanya.

6

Page 7: bahan psikiatri

Status Praesens

Status Internus

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis, GCS 15

Tanda vital

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Frekuensi nadi : 72x/menit

Frekuensi nafas : 20x/menit

Suhu :

Sistem kardiovaskuler : tidak didapatkan kelainan

Sistem respiratorik : tidak didapatkan kelainan

Sistem gastrointestinal : Nyeri epigastrium

Sistem urogenital : tidak didapatkan kelainan

Kelainan khusus : tidak didapatkan kelainan

Status Neurologikus

Panca indera : tidak didapatkan kelainan

Tanda meningeal : tidak dilakukan pemeriksaan

Tekanan intrakranial : tidak dilakukan pemeriksaan

Mata

Gerakan : normal

Pupil : isokor

Diplopia : tidak ditemukan

Visus : tidak dilakukan pemeriksaan

Status Psikiatrik

Kesan umum : Rapi, sedikit gelisah, kooperatif

Kontak : Verbal (+), visual (+)

Kesadaran : Compos mentis, atensi(+), orientasi tempat, waktu dan ruang baik,

Daya ingat (+)

Emosi / afek : labil, afek

7

Page 8: bahan psikiatri

Proses berpikir : Cepat, koheren, waham (-)

Intelegensi : Baik

Persepsi : Halusinasi auditori (-),ilusi (-)

Psikomotor : Dalam batas normal

Kemauan : ADL mandiri

Diagnosis

Formulasi Diagnosis

Seorang pria berumur 52 tahun, agama islam, bekerja sebagai pegawai di bea cukai

balikapapan, datang pada hari Rabu, 14 Desember 2012 Pukul 00.20 WITA, di POLI

RSJD Atma Husada Samarinda.

Pada proses awal autoanamnesis, pasien susah untuk diajak berkomunikasi karena pasien

kurang kooperatif dan menjawab seadanya. Ketika dilakukan anamnesa yang

keduakalinya sehari setelahnya pasien cukup kooperatif, dan menceritakan bahwa pasien

melihat bayangan wanita yang menyukainya setiap mau tidur, sehingga menjadi susah

tidur dan takut.

Pada proses heteroanamnesa dikatakan pasien menjadi sering menyendiri, suka tertawa,

berbicara sendiri,dan loncat – loncat sendiri selama 5 hari ini, kejadian ini terjadi setelah

pasien tidak bisa pulang ke kampung saat libur kerja, karena tidak cukup biaya, dan

banyak hutang.

Pada pemeriksaan psikiatri, didapatkan penampilan kurang rapi, tegang, kurang

kooperatif, kontak verbal dan visual menurun, emosi labil, afek tumpul, orientasi

menurun, proses pikir lambat, ada waham kejar, didapatkan ilusi, intelegensia kurang

(pasien tidak lulus SD), ADL diarahkan, psikomotor normal.

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada pasien.

Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F32.2

Aksis II : Tidak ada diagnosis

8

Page 9: bahan psikiatri

Aksis III : Penyakit sistem pencernaan

Penyakit sistem muskuloskeletal

Aksis IV : Masalah dengan keluarga

Masalah dengan pekerjaan

Aksis V : GAF 80-71 beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi,

secara umum masih baik.

Penatalaksanaan

Psikoterapi

1. Dukungan keluarga atau teman yang baik untuk pasien sehingga dapat

memberikan perhatian yang lebih pada pasien.

2. Teman – temannya mungkin bisa lebih peduli dengannya, sehingga dapat

memberikan suportif yang baik kedepannya untuk penyembuhannya

Psikofarmakologi:

1. Fridep

2. Atarax

Prognosa

Dubia ad bonam

Faktor yang memperingan :

- Perhatian yang baik dari keluarga.

- Pasien rajin minum obat.

- Penyebabnya jelas

Faktor yang memperberat:

- Ada faktor herediter 

9

Page 10: bahan psikiatri

Pembahasan

Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

1.         Melihat bayangan seorang wanita padahal kenyataannya tidak ada, dan menjadi takut,

serta susah tidur.

2.         Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

3.         Orientasi menurun, atensi menurun, afek menumpul

4.         Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, bicara dan

tertawa sendiri tanpa alasan, serta loncat – loncat sendiri tanpa alasan.

       Gejala gangguan psikotik singkat sekurang kurangnya satu gejala psikosis utama,

biasanya  dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan pola

gejala yang ditemukan pada skizofrenia ( Depkes RI,1993). Beberapa klinisi telah mengamati

bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering

ditemukan pada gangguan psikotik singkat ( pasien terkadang tidak nyambung saat di

anamnesis ) daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk gangguan psikotik

singkat adalah perubahan emosional ( emosi pasien labil, dan afek menumpul ), pakaian

atau perilaku yang aneh (Berbicara sendiri, tertawa sendiri, dan tidak jelas sebabnya

melompat – lompat tanpa sebab yang jelas).

       Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin

terkait dengan perilaku aneh, kurang kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur

berbicara, suasana hati labil atau depresi, kegelisahan , halusinasi, perhatian terganggu,

konsentrasi terganggu, wawasan miskin.

       Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis

mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin

jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan

riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari

10

Page 11: bahan psikiatri

wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi

yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

       Faktor pencetusnya pada pasien ini adalah keadaan pasien ingin bertemu dengan

keluarganya di Kupang, tetapi tidak bisa balik ke kampung halaman karena masalah biaya,

dan diikuti pasien terlilit banyak hutang.

Keadaan ini mungkin mirip dengan diagnosis dari episode depresif berat dengan

gejala psikotik, tetapi gejala pasien ini tidak memenuhi kriteria episode depresif yang

minimalnya terjadi selama 2 minggu, dan kriteria gejala utama dari episode depresif juga

tidak dipenuhi, serta dilihat dari onset umur pasien yang tergolong muda dengan umur 28

tahun.

Terapi

Keadaan yang ingin dicapai pada terapi pasien adalah dapat mengurangi gejala psikotik

pasien dan pasien tidak lagi mengalami gangguan tidur, jadi terapi yang dapat digunakan

adalah Haldol dengan sediaan 5 mg, dan diminum 2x/hari dengan efek sebagai sedatif lemah,

dan digunakan pada sindrom psikosis dengan gejala dominan menarik diri, perasaan tumpul,

halusinasi, waham, dan kehilangan minat. Kemudian mungkin diikuti dengan terapi diazepam

5 mg, yang diminum 2x/ hari untuk mengurangi rasa takutnya, dan efek sedatifnya dapat

memberikan pasien bisa tidur (Maslim, 2007).

Tinjauan Pustaka

A.  Definisi

11

Page 12: bahan psikiatri

    Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (suasana hati/mood) yang

ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak

berharga, merasa hidupnya hampa dan tidak ada harapan, pemikirannya berpusat pada

kegagalan dan kesalahan diri atau menuduh diri, sering disertai iri dan pikiran bunuh diri.

Penderita depresi sering tidak berminat pda penampilan diri dan aktivitas sehari-hari.

B.  Epidemiologi

        

C.  Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab depresi bersifat komplek atau multi faktor. Depresi bukan hanya

disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan kimia di dalam otak, namun para ahli

berpendapat bahwa depresi disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis dan sosial.

(1) Faktor biologis

Disregulasi heterogen pada amin biogenik (norepinefrin dan serotonin). Norepinefrin dan

serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi

gangguan mood.

Korelasi yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara regulasi turun reseptor

adrenergik Penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan karena aktivasi reseptor

adrenergik-alfa2

(2) Faktor psikologis

(3) Faktor sosial

        

D.  Patofisiologi dan Prognosis

       Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari 2

minggu. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat

menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang

tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat

12

Page 13: bahan psikiatri

selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood.

Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang

baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien

tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.

Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala

depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase

psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan

prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki kemungkinan kecil

untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood (Kaplan, Sadock. 2010).

Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat·        Penyesuaian premorbid yang baik·        Sedikit trait schizoid pramorbid·        Stressor pencetus yang berat·        Onset gejala mendadak·        Gejala afektif·        Konfusi selama psikosis·        Sedikit penumpulan afektif·        Gejala singkat·        Tidak ada saudara yang skizofrenik

E.  Manifestasi klinis

Gambaran utama perilaku:

Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

1.         Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

2.         Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

3.         Kebingungan atau disorientasi

4.         Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan

berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta

marah-marah atau memukul tanpa alasan.

13

Page 14: bahan psikiatri

       Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala

psikosis utama, biasanya  dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan

keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati

bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering

ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala

karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau

perilaku yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk

peristiwa yang belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang

mengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap,

walaupun hasilnya mungkin negatif.

       Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin

terkait dengan perilaku aneh, tidak kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur

berbicara, berteriak atau kebisuan, suasana hati labil atau depresi, bunuh diri, membunuh

pikiran atau perilaku, kegelisahan , halusinasi, delusi, disorientasi, perhatian terganggu,

konsentrasi terganggu, gangguan memori, dan wawasan miskin.

       Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis

mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin

jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan

riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari

wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi

yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

      Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar

yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa

tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat.

Beberapa klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam

14

Page 15: bahan psikiatri

hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tetapi

mungkin memperluas definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak

berhubungan dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin

merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal

yang menimbulakan stress dengan jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan

oleh urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak

mungkin (Depkes RI, 1993).

F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

Untuk diagnosis :

1. Onset harus akut (suatu keadaan nonpsikotik hingga psikotik dalam kurun waktu 2

minggu atau kurang);

2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubahdalam jenis dan

intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yangsama;

3. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya;

4. Walau gejala beraneka ragam, tidak ada satupun gejala itu adasecara cukup konsisten

dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atauepisode manik (F30.-) atau episode depresif

(F32.-) ( Maslim, 2003)

F.   Diagnosis

       Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut:

1) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara

yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).

2) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh

kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,

menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).

3) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

15

Page 16: bahan psikiatri

4) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

5) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

       Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala psikotik yang

berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang 2 minggu dan yang tidak disertai dengan

suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik

karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat kemungkinan merupakan

diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis

sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham adalah gejala

psikotik yang utama), gangguan skizofreniform ( jikagejala berlangsung kurang dari 6 bulan),

dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan) (Kaplan, Sadock., 2010)

a)    Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik Singkat.

Adanya satu (atau lebih) gejala berikut :

      1). Waham

      2). Halusinasi

      3). Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)

       4). Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik

       Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kultural.

b)   Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari 2 minggu,

akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi pramorbid.

c)    Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu ganggan mood dengan ciri psikotik,

gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu

zat (misalnya obat yang disalahgunakan) atau suatu kondisi umum.

Sebutkan jika:

a)    Dengan stresor  nyata ( psikosis singkat reaktif ); jika gejala terjadi segera setelah dan

tampak sebagai respon dari suatu kejadian yang sendirian atau bersama-sama akan

16

Page 17: bahan psikiatri

menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama

dalam kultur orang tersebut.

b)   Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau terlihat bukan

sebagai respon terhadap kejadian yang terjadi sendirian atau bersama sama akan

menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan  yang sama

dalam kultur orang tersebut.

c)    Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu setelah persalinan.

(Kaplan, Sadock. 2010)

Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan melalui

Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikut kriteria

diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III

Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk

ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah:

(a)    Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala

psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan

sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri

khas yang menentukan seluruh kelompok.

(b)   Adanya sindrom yang khas ( berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,

atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas).

(c)    Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan

karakter tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres akut). Kesulitan atau problem yang

berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini.

       Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau

episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat

menonjol dari waktu ke waktu.

17

Page 18: bahan psikiatri

       Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak

merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan ( Depkes RI, 1993).

G. Diagnosa Banding

       Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena

dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.

* Epilepsi

* Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alcohol

* Febris karena infeksi

* Demensia dan delirium atau keduanya

* Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik

kronik lain

* Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir,

harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak.

* Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi.

      Klinisi tidak boleh menganggap bahwa diagnosis yang tepat untuk pasien yang psikotik

singkat adalah gangguan psikotik singkat,bahkan jika faktor psikososial pencetus jelas

ditemukan. Faktor tersebut dapat semata-mata terjadi bersama-sama. Diagnosis lain yang

dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan buatan dengan tanda dan gejala

psikologis yang menonjol, berpura-pura, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, dan

gangguan psikotik akibat zat (Kaplan, Sadock. 2010).

       Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau tes laboratorium dapat membantu untuk

membedakan gangguan psikotik singkat dari gangguan psikotik gangguan lainnya sekunder

untuk delirium umum medis, kondisi, dan sebagainya. Pertimbangkan pengujian lebih lanjut

dengan modalitas seperti CT scan, MRI, atau EEG. Gangguan psikotik akibat zat, dan

keracunan zat dibedakan dari gangguan psikotik singkat dengan mempertimbangkan onset,

skrining urin narkoba, dan kadar alkohol dalam darah. Terjadinya episode psikotik selama

episode afektif penuh termasuk diagnosis gangguan psikotik singkat. Jika gejala psikotik

18

Page 19: bahan psikiatri

bertahan lebih lama dari sebulan, diagnosa gangguan schizophreniform, gangguan

schizoaffective, skizofrenia, gangguan delusi, gangguan mood dengan fitur psikotik, atau

gangguan psikotik NOS adalah gangguan yang paling penting untuk dipertimbangkan. Cepat

berubah delusi dan cepat berubah mood juga membantu membedakan dari skizofrenia,

gangguan schizoaffectif, dan gangguan delusi ( Depkes RI, 1993).

H.  Penatalaksanaan

  Penatalaksanaan Medis

   Program pengobatan untuk psikotik akut :

1) Obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :

Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3

kali sehari. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping,

walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi.

2) Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan

agitasi akut (misalnya: diazepam 5 mg )

3) Obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.

4) Apabila menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,

lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.

• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan

benzodiazepine atau obat antiparkinson.

• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi

atau pemberian beta-bloker.

• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson

oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari) ( Maslim, 2007).

19

Page 20: bahan psikiatri

PENUTUP

Gangguan psikotik singkat didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi

selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke

tingkat fungsional premorbid. Gangguan psikotik singkat lebih sering pada pasien muda

daripada pasien usia lanjut, pasien dari kelas sosioekonomi rendah dan pada pasien dengan

ganggaun kepribadian yang telah ada sebelumnya ( histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal,

dan ambang) serta orang yang telah mengalami bencana berat atau perubahan kultural yang

besar.

Etiologi gangguan psikotik singkat mungkin berhubungan dengan gangguan mood,

gangguan kepribadian, dan adanya coping mechanism yang tidak adekuat. Penegakan

diagnosa gangguan psikotik singkat dapat ditegakkan dengan menggunakan kriteria DSM IV

TR dan melalui Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III).

20

Page 21: bahan psikiatri

Penderita gangguan psikotik singkat memiliki gejala psikotik dengan onset yang tiba-tiba,

gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian. Diagnosis bndingnya adalah

gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol, berpura-pura, gangguan

psikotik karena kondisi medis umum, gangguan psikotik akibat zat, gangguan identitas

disosiatif dan episode psikotik yang disertai dengan gangguan kepribadian ambang dan

skizotipal. Perawatan dirumah sakit, farmakoterapi dan psikoterapi merupakan pilihan terapi

utama untuk gangguan jiwa ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis Edisi 10.

Alih bahasa: Widjaja Kusuma. Jawa Barat: Binarupa Aksara

2. Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa

di Indonesia (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta

3. Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa Unika Atmajaya: Jakarta. 2003

4. Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi ketiga. Bagian

ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.2007

21