Top Banner
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. FC Umur : 17 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Kristen protestan Suku : Toraja Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : Kelas 2 SMA Pekerjaan : - No. RM : 140888 Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 12 Mei 2015, diantar oleh ayah pasien. II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Nama : Tn. P Umur : 38 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Kristen protestan Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta 1
28

lapsus psikiatri

Dec 04, 2015

Download

Documents

Ai Ai Coryde

psychiatry depart
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: lapsus psikiatri

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. FC

Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen protestan

Suku : Toraja

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : Kelas 2 SMA

Pekerjaan : -

No. RM : 140888

Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal

12 Mei 2015, diantar oleh ayah pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Nama : Tn. P

Umur : 38 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen protestan

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Lakahang Mamasa

Hubungan dengan pasien : Ayah Pasien

A. Keluhan Utama

Gelisah

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Gelisah sudah sejak 2 minggu yang lalu, pasien selalu mondar-mandir

di rumahnya, tidak bisa diam, berbicara sendiri, selalu bernyanyi lagu

1

Page 2: lapsus psikiatri

keagamaannya, kadang tiba-tiba menangis dan banyak bicara yang kadang

tidak nyambung dan selalu menyebutkan nama mantan kekasihnya yang ia

putuskan hampir sebulan yang lalu yang saat ini sedang berpacaran

dengan sepupu pasien yang memiliki hubungan yang tidak terlalu baik

dengan pasien.

Pasien mulai berubah perilakunya 2 minggu yang lalu sepulang

sekolah, pasien tiba-tiba marah dan melempar barang namun dapat reda

jika dibujuk oleh keluarganya. Kemudian pasien menjadi gelisah sampai

hari ini serta pasien tidak mau ke sekolah lagi. Pasien juga bahkan pernah

berkata bahwa ia sedang melihat omnya yang sudah lama meninggal.

Pasien juga mengaku dirinya sebagai artis penyanyi dangdut. Sebelumnya

pasien memang seorang yang manja dan mudah marah apabila ada

keinginannya yang tidak dapat dipenuhi, pasien juga seorang yang

periang, mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

1. Hendaya dan disfungsi

Hendaya social (+)

Hendaya pekerjaan (+)

Hendaya gangguan waktu senggang (+)

2. Faktor stress psikososial

Kurang lebih satu bulan yang lalu pasien putus dengan

kekasihnya atas kehendak pasien sendiri kemudian mantan

kekasihnya tersebut berpacaran dengan sepupu pasien yang

memiliki hubungan yang tidak cukup baik dengan pasien.

3. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya

Tidak diketahui adanya hubungan gangguan sekarang atau

tidak dengan riwayat pasien pernah dirawat di RS Mamuju bulan

Agustus 2014 selama 4 hari di bagian Neurologi karena pasien

tidak mau bicara dan tubuhnya menjadi kaku. Keluarga

mengatakan bahwa saat itu pasien tidak tampak mengurung diri

2

Page 3: lapsus psikiatri

ataupun tampak sedih, keluarga hanya menduga adanya penyakit

serius sehingga membawa pasien ke RS. Keluarga juga tidak

mengetahui diagnosa dokternya 11 bulan yang lalu tersebut. Pasien

dipulangkan karena tiba-tiba pasien dapat berbicara dan

beraktivitas seperti sebelumnya kembali.

Trauma (-)

Infeksi (-)

Kejang (-)

NAPZA (-)

Merokok (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

. Pasien belum pernah mengalami gangguan atau perubahan perilaku

sebelumnya.

D. Riwayat kehidupan pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien anak pertama lahir normal di RS Mamuju ditolong oleh bidan

dengan usia kehamilan 28 minggu. Tidak ditemukan adanya cacat lahir

ataupun kelainan bawaan, berat badan lahir tidak diketahui. Pasien

merupakan anak yang diinginkan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam

keadaan sehat. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas

tinggi dan kejang serta minum ASI.

2. Riwayat Kanak Awal

Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pertumbuhan pasien pada masa

anak-anak awal sesuai dengan pertumbuhan anak seusianya. Tidak ada

masalah perilaku yang menonjol.

3. Riwayat Kanak Pertengahan

3

Page 4: lapsus psikiatri

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang adik

perempuannya. Pasien mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang

cukup tinggi, pasien sangat dimanjakan oleh kedua orangtuanya.

4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja

Pasien saat ini kelas 2 SMA dan masih aktif bersekolah hingga sampai

2 minggu yang lalu pasien mulai mengalami perubahan perilaku.

Pasien memiliki banyak teman.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien anak pertama dari 2 bersaudara (♀,♀). Hubungan dengan

keluarga cukup baik. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak

ada.

F. Situasi Sekarang

Pasien sekarang tinggal di Lakahang Mamasa bersama keluarganya.

G. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya

Pasien merasa bahwa dirinya sakit namun tidak tahu apa penyebabnya

ia sakit.

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI (17 Mei 2015)

1. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan

darah 110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 22 x/ menit, suhu 36,60C,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam

batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

2. Status Neurologis

Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang

selaput otak: kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5

mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat

ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (17 Mei 2015)

4

Page 5: lapsus psikiatri

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh sedang, memakai

kaos putih bermotif boneka, celana pendek jeans warna biru, rambut diikat

ekor kuda, perawatan diri kurang.

2. Kesadaran

Berubah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Hiperaktif dengan banyak menggerakkan tangannya ke segala tempat,

mengambil barang-barang disekitarnya, dan selalu menyentuh pemeriksa.

4. Pembicaraan

Spontan, lancar, cepat, dan intonasi biasa

5. Sikap terhadap pemeriksa

Sulit kooperatif dan selalu bermain-main.

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian

1. Mood : Senang

2. Afek : Labil, dimana pasien mudah berubah dari tertawa, bernyanyi

kemudian tiba-tiba menangis atau marah kemudian kembali tertawa.

3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

4. Keserasian : Tidak serasi

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Terganggu

2. Daya konsentrasi : Terganggu

3. Orientasi

Waktu : Terganggu

Tempat : Cukup

Orang : Cukup

4. Daya ingat

Jangka panjang : Cukup

5

Page 6: lapsus psikiatri

Jangka pendek : Cukup

Jangka segera : Cukup

5. Pikiran abstrak : Terganggu

6. Bakat kreatif : Bernyanyi

7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

Halusinasi auditorik (+) : suara-suara yang berbicara pada pasien dan

meminta tolong pada pasien.

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

Produktivitas : Flight of ideas

Kontuinitas : Kadang irelevan, asosiasi longgar.

Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Pasien selalu memikirkan mantan kekasihnya

Waham : Waham kebesaran (+) pasien mengaku dirinya

adalah seorang artis penyanyi dangdut.

F. Pengendalian Impuls

Terganggu

G. Daya Nilai

1. Norma sosial : terganggu

2. Uji daya nilai : terganggu

3. Penilaian realitas : terganggu

H. Tilikan (Insight)

6

Page 7: lapsus psikiatri

Derajat 4 (pasien sadar adanya penyakit tetapi tidak mengetahui

penyebabnya).

I. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang perempuan dibawa ke RSKD untuk yang pertama kalinya oleh

ayahnya karena gelisah yang sudah dialami sejak 2 minggu yang lalu. Pasien

selalu mondar-mandir di rumahnya, tidak bisa diam, berbicara sendiri, selalu

bernyanyi lagu keagamaannya, kadang tiba-tiba menangis dan banyak bicara

yang kadang tidak nyambung dan selalu menyebutkan nama mantan kekasihnya

yang ia putuskan hampir sebulan yang lalu yang saat ini sedang berpacaran

dengan sepupu pasien yang memiliki hubungan yang tidak terlalu baik dengan

pasien.

Pasien mulai berubah perilakunya 2 minggu yang lalu sepulang sekolah,

pasien tiba-tiba marah dan melempar barang namun dapat reda jika dibujuk oleh

keluarganya. Kemudian pasien menjadi gelisah sampai hari ini serta pasien tidak

mau ke sekolah lagi. Pasien juga bahkan pernah berkata bahwa ia sedang melihat

omnya yang sudah lama meninggal. Pasien juga mengaku dirinya sebagai artis

penyanyi dangdut. Riwayat penyakit sebelumnya pada bulan Agustus 2014

pasien pernah diopname di RS Mamuju bagian Neurologi karena kaku pada

tubuh dan tangannya, dan pasien tidak mau berbicara, keluarga menduga adanya

penyakit serius, namun setelah 4 hari dirawat, pasien tiba-tiba berbicara dan

beraktivitas kembali seperti sebelumnya sehingga akhirnya pasien dipulangkan.

Sebelumnya pasien memang seorang yang manja dan mudah marah apabila ada

keinginannya yang tidak dapat dipenuhi, pasien juga seorang yang periang,

mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah sesuai

umur, postur tubuh sedang, memakai kaos putih bermotif boneka, celana pendek

7

Page 8: lapsus psikiatri

jeans warna biru, rambut diikat ekor kuda, perawatan diri kurang. Kesadaran

berubah. aktivitas psikomotor pasien hiperaktif dengan banyak menggerakkan

tangannya ke segala tempat, mengambil barang-barang di sekitarnya, dan selalu

menyentuh pemeriksa. Sikap terhadap pemeriksa yang sulit kooperatif dan selalu

bermain-main. Keadaan suasana perasaan pasien yaitu mood senang dan afek

labil, dimana pasien mudah berubah dari tertawa, bernyanyi kemudian tiba-tiba

menangis atau marah kemudian kembali tertawa. Gangguan persepsi didapatkan

halusinasi auditorik berupa suara-suara yang berbicara dengan pasien dan

meminta tolong pada pasien. Arus pikir pasien memiliki ide yang selalu

melompat-lompat (flight of ideas). Gangguan isi pikir yaitu ada preokupasi

berupa selalu memikirkan tentang mantan kekasihnya, dan waham kebesaran

dimana pasien mengaku bahwa dirinya adalah seorang artis penyanyi dangdut.

Norma sosial terganggu. Tilikan derajat 4. Taraf dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status

mental ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku

gelisah, mondar-mandir, berbicara sendiri, berbicara kadang tidak nyambung,

bernyanyi, dapat tiba-tiba marah melempar barang, dan dapat juga tiba-tiba

menangis. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan

keluarga serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial,

pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan

bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya

berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik dan

serta waham kebesaran sehingga pasien digolongkan kedalam gangguan jiwa

psikotik.

8

Page 9: lapsus psikiatri

Berdasarkan status internus, neurologis, dan riwayat penyakit tidak

ditemukan adanya kelainan saat ini sehingga gangguan mental organik dapat

disingkirkan dan pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non

organik.

Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan

pasien memiliki suasana perasaan berupa mood senang dan afek labil, arus

pikir berupa ide yang melompat-lompat, serta aktivitas motorik pasien yang

hiperaktif sehingga memenuhi 2 dari tiga trias mania. Dan berdasarkan

alloanamnesis, pemeriksa belum menemukan adanya riwayat episode mania,

hipomania maupun depresif sebelumnya sehingga diagnosa gangguan afektif

bipolar episode kini mania dapat disingkirkan. Sehingga menurut PPDGJ-III

pasien dapat digolongkan ke diagnosa gangguan afektif episode manik.

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan keseluruhan

pemeriksaan status mental didapatkan adanya gangguan suasana perasaan

(afek) pasien disertai adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa

halusinasi dan waham sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu sehingga

menurut PPDGJ-III pasien dapat didiagnosis Mania dengan Gejala Psikotik

(F30.2)

Aksis II

Dari informasi yang didapatkan belum cukup untuk memasukkan pasien

dalam salah satu ciri kepribadian.

Aksis III

Tidak ditemukan adanya kelaitnan pada pemeriksaan fisis internus dan

neurologis lainnya.

Aksis IV

9

Page 10: lapsus psikiatri

Stressor yaitu putusnya pasien dengan kekasihnya dan mantan kekasihnya

tersebut berpacaran dengan sepupu pasien yang memiliki hubungan yang

tidak terlalu baik dengan pasien.

Aksis V

GAF (Global Assesment Functioning) Scale 60-51 gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang.

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik:

Tidak terdapat kelainan yang spesifik dan jelas namun diduga terdapat

ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan

farmakoterapi.

2. Psikologi:

Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi

auditorik dan waham kebesaran sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

3. Sosiologik:

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan

waktu senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

VIII. RENCANA TERAPI

1. Psikofarmakoterapi

Risperidone 2 mg 2 dd 1

Clozapin 25 mg 0-0-I

Natrium Divalproex (Depakote) 250 mg 2 dd 1

2. Psikoterapi

Ventilasi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi

pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega.

10

Page 11: lapsus psikiatri

Suportif

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara

menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat

secara teratur.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat

pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta

dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu

proses penyembuhan pasien.

IX. PROGNOSIS

Dubia

Faktor Pendukung :

Keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien.

Stressor cukup jelas.

Faktor penghambat:

Pasien gelisah dan sulit kooperatif.

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu

menilai efektifitas dan kemungkinan efek samping.

XI. DISKUSI/ TAMBAHAN

Menurut buku Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik,

butir-butir diagnostik sindrom mania yaitu:

Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari

terdapat keadaan afek/mood yang meningkat, ekspresif atau iritabel.

Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut:

11

Page 12: lapsus psikiatri

1. Peningkatan aktivitas (di tempat kerja, dalam hubungan sosial

maupun seksual) atau ketidaktenangan fisik.

2. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk

berbicara secara terus menerus.

3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan subyektif

bahwa pikirannya sedang berlomba.

4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat

bertaraf sampai ke waham/delusi)

5. Berkurangnya kebutuhan tidur.

6. Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik

kepada stimulus luar yang penting atau yang tak berarti.

7. Keterlibatan berlebih dalam aktivitas yang mengandung

kemungkinan risiko tinggi dengan akibat yang merugikan apabila

tidak dipertimbangkan secara bijaksana misalnya, berbelanja

berlebihan, tingkah laku seksual secara terbuka, penanaman modal

secara bodoh, mengemudi kendaraan secara tidak bertanggung

jawab dan tanpa perhitungan.

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, brmanifestasi dalam

gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan

melakukan kegiatan rutin.

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi

ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik Gangguan Suasana Perasaan

(Gangguan Afektif/Mood), Mania dengan Gejala Psikotik (F30.2) yaitu

dengan memenuhi kriteria berikut:

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1

(mania tanpa gejala psikotik).

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat

berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur),

iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of

12

Page 13: lapsus psikiatri

persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek

tersebut (mood-congruent).

Adapun diagnosis banding dari episode mania dengan gejala psikotik

adalah:

1. Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik.

2. Skizoafektif tipe manik.

13

Page 14: lapsus psikiatri

XII. LAMPIRAN WAWANCARA

AUTOANAMNESIS (17 Mei 2015)

DM : Dokter Muda

P : Pasien

DM : Siapa nama panjangta?

P : Fanny crosby. Cros-by

DM : berapa umurta?

P : tanggal 8 bulan 4 hehe.. tahun 1998. 17 tahunma sudah mengabdi sama A-L-

F-O. Loveeee. Juuuuush hahahah... *sambil membentuk tanda love*

DM : Alfo? Siapa itu?

P : Suamikulah. Hahaha...

DM : Jadi sudah menikahki?

P : yaiyalah, suamiku-lah *sambil menggerakkan bahunya*

DM : Tahun berapa menikah?

P : sejak tahun.. hehehehe tahun berapa itu yaa. Sejak kecilkaaah? Hahahah

DM : Dimana menikah?

P : Tubulahan hehehe... tubulahan tubulahan

DM : Kenapa dibawa kesini Fanny?

P : tidak tahumi. Nabilang penkacea-a. Mantri itu bilang penkacea-a jadi

bilangma juga penkacea-a hahahaha... kupu-kupu dan pelangi kasih mulai

menjelmaaaa.. hahaha... *pasien berbicara yang sulit dimengerti kemudian

bernyanyi sambil menggelitik DM*

DM : fanny? Fanny?

P : iya apa?

DM : Bukanji karena mengamukki dibawa ke sini?

P : tidaklah

DM : lalu apa? Gelisah?

P : gelisahlah

14

Page 15: lapsus psikiatri

DM : kenapa bisa gelisah?

p : karena saya dulu mau menikah.

DM : katanya kita sudah menikah?

P : aih belumpi. Karena saya mau menikah sama A-L-F-O Loveeee hahaha

DM : oh iye.. eh fanny sudah bekerja?

P : Kerjalah, tidak tahumi. Tentarakah ini? Hehehehe *lalu pasien berbicara

yang sulit dimengerti lagi*

DM : tentara? Fanny kerja apa?

P : I love u.. hahhaah

DM : Jadi fanny kerja apa?

P : tidak ada hahahaha

DM : oh fanny sekolah tidak? Dimana?

P : Di SMA Nusa Bangsa

DM : kelas berapa?

P : kelas 7 hahahah kelas 2 SMA. 17 tahunma mengabdi ini tanganku A-L-F-O.

DM : Alfo ini teman sekolahta?

P : yaiyalah. Hei mau lari ke manaa hahahaa. *pasien lalu berbicara yang sulit

dimengerti lagi*

DM : kenapa?

P : *tepuk tangan sambil senyum-senyum*

DM : Fanny, ada masalahnya fanny? Coba cerita.

P : aduh aduuh lututku sakiiiit.

DM : Dimana Alfo, fanny?

P : Tidak tahumi, mungkin disiniji juga sendirian. Ih lihat eh lebo ki tanganku.

Eh peppy kemanako hahahah... *pasien lalu berbicara lagi hal-hal yang sulit

dimengerti*

DM : Fanny, ada tidak kita dengar suara-suara yang bisik-bisik sama fanny?

Suara-suara yang kayak bicara sama fanny atau suara-suara ribut kita dengar

fanny yang tidak didengar orang lain?

15

Page 16: lapsus psikiatri

P : Peppy tolong peppy. Tolong dulu. Peppy lihatki dulu. Mana sarungku, sini

sarungku. *sambil ambil sarungnya*

DM : Ada tidak fanny yang bisik-bisik kita? Atau kayak ada ceritaiki/gosipi ki?

P : Ada. Nagosipi mungkin. Dor dor dor dor dor hahahah..

DM : Apa dia bilang fanny?

P : Nabilang, keliatan botakmu, keliatan bawahmu, dor dor dor dor.... hahahah

DM : Siapa yang dibilangi botak?

P : Alfo toh.

DM : Tunggu fanny, jadi apa nabilang itu suara-suara?

P : terbang.. terbanglah kamu kasi kebebasan... hahahaha *pasien lalu bernyanyi

sambil bertepuk tangan kemudian menggelitik DM lagi*

DM : Fanny? Fanny?

P : *pasien diam sambil memperagakan seolah-olah sedang berdandan*

DM : kenapa fanny? Fanny?

P : hahahah iyaaa apaa.

DM : Coba ulangi dulu fanny, apa suara-suara yang bisik-bisik sama kita?

P : pi tolong pi. Pi tolong pi.*lalu pasien berbicara lancar dan cepat yang sulit

dimengerti*

DM : itu dia bilang? Laki-laki atau perempuan?

P : perempuan.

DM : kenapa minta tolong?

P : supaya untuk dibawa kembali pulang. Pi tolong pi. Pi tolong pi. Karena tidak

terbuka ka sama suamiku.

DM : Siapa yang dibawa kembali pulang?

P : saya sama sissy. Pi tolong pi.

DM : siapa itu sissy?

P : temanku. Teman dance dance ku dulu *lalu pasien berjoget*, ambilkanka

dulu bedakku. *lalu pasien berbicara tidak jelas lagi sambil menggerakkan

bahunya seraya ber-dance*

16

Page 17: lapsus psikiatri

DM : Fanny, tidak kayak naancam jaki atau natakut-takuti ki itu suara?

P : tidak ji.

DM : Fanny, ada kita lihat bayangan-bayangan atau orang yang tidak dilihat orang

lain?

P : tidak tahumi. Tidak ada. Saya haus eh *sambil bernyanyi pasien meminta air

minum*

DM : Oh ya fanny kelas berapa lagi?

P : Kelas 7.

DM : Loh bukan kelas 2 SMA?

P : Hahahaha kelas 2 SMA. 17 tahun ma sudah mengabdi dengan A-L-F-O

loveee hahahaah sembuhkanka say. Sembuhkanka say.

DM : fanny? Fanny? Kapan jadian dengan alfo?

P : Lamami. Huaaa jangan ambilki itu ee. Jangan matikan lampu yaaaa *lalu

pasien tiba-tiba menangis sambil mengeluh dan berbicara yang kurang jelas

dan sulit dimengerti*

DM : kenapa menangis fanny?

P : memang iyya, nenekku meninggal *menjawab sambil menangis tersedu-

sedu*

DM : kenapa tiba-tiba ingat neneknya? Kapan neneknya meninggal?

P : lamami kan? Nenek meninggal lama mi kan.. *sambil menangis pasien

bertanya pada tantenya*

DM : sudah jangan menangis..

P : *3 menit kemudian pasien senyum-senyum kembali sambil berbicara kurang

jelas dengan nada sedih*

DM : sudah sudah.. eh fanny berapa bersaudara?

P : dua. Huhuhu..

DM : fanny anak ke berapa? Siapa nama saudaranya?

17

Page 18: lapsus psikiatri

P : anak pertama. Adekku namanya fitri sulastri dg.mangoli, sama fanny crosby

dg.mangoli sama tofan alfo dg. Mangoli baru ada lagi satu, putri dg.mangoli.

Aih aduduh sakit lututku eh.

DM : Loh katanya cuman 2 bersaudara? Kok jadi 4?

P : bundaku kikir. Kikir sekali deh. Iya toh, janganki kita sama di’. Iya toh lihat

sai ka peppy, toh.. di’.. *pasien bertanya pada keluarganya dan berbicara

kurang jelas lagi*

DM : fanny fanny..

P : *bicara sendiri dan kurang jelas sambil nada sedih*

DM : Fanny tahuji bilang fanny ini sakit?

P : iya.

DM : Mauji Fanny diobati?

P : iya mauji. Tuhan Yesus yang obatika. Tuhan Yesus yang obatika.

DM : Eh iya..Fanny tinggal dimana?

P : Tubulahan eh Lakahang Lakahang. Jadi semua mi itu di Lakahang.Semua

sudah jadi.

DM : Tinggal sama siapa?

P : Bapakku, mamakku. Hei boya boya ke siniko dulu *pasien memanggil

keluarganya yang berada diluar*

DM : Siapa itu?

P : suaminya peppy itu. *lalu pasien berbicara banyak dan kurang jelas lagi*

DM : Oh iya fanny katanya fanny ini merasa sebagai artis?

P : iyalah. Maju mundur cantik cantik mundur lagi cantik cantik *pasien

bernyanyi dan berjoget*

DM : kita artis kah? Siapa punya lagu itu?

P : yaiyalah. Saya lah siapa lagi. *lalu bernyanyi dan berjoget lagi*

DM : Bukan syahrini yang punya itu lagu?

P : yaiyalah *pasien bernyanyi dan berjoget lagi*

DM : sejak kapan jadi artis?

18

Page 19: lapsus psikiatri

P : sejak dulu lah hahaha... eh liat dulu luka ku aduh aduh aduhh *merintih

kesakitan sambil menunjukkan luka gores kecil di kakinya*

DM : oh iya.. cepatji sembuh itu.

P : oke oke.. *lalu bicara kurang jelas lagi*

DM : Fanny artis apa lagi?

P : dangdut dangdut dangdut... hahahaha *sambil joget*

DM : suka ki dangdut?

P : yaiyalah. I love u. Yaiyalah.

DM : Bisa menyanyi?

P : yaiyalah... *lalu bernyanyi lagu keagamaannya*

DM : loh bukannya lagu dangdut?

P : *pasien tetap bernyanyi sambil menggerakan kedua tangannya seraya

berdoa*

DM : Fanny fanny tahuji fanny berada dimana sekarang?

P : Di Makassar toh. Iya toh. Di Makassar ka ini. Aduh kucing, peppy tolongka,

nacakarka kucing. *pasien sambil menggaruk wajahnya*

DM : Kenapa? Ada kita lihat atau kita rasa kucing cakarki?

P : Tidak adaji.

DM : Eh Fanny, di Makassar bagian manaki ini sekarang?

P : Simpanmi HP-mu di’. Hancurkan sekarang HP-mu di’. Tatap mataku untuk

yang terakhir. Siksa Batinku yang mencintaimu. Janganko coba-coba sama

saya. *pasien tiba-tiba marah dan mau memukul pemeriksa*

DM : Kenapa tiba-tiba marah fanny? *sambil membantu memfiksasi pasien*

P : maju mundur cantik cantik *sambil marah pasien bernyanyi*

DM : Fanny, fanny, kenapa?

P : dor dor dor dor ayah ayah ayah...

*keluarga pasien lalu membujuk pasien, tidak lama kemudian pasien mulai mereda

dan tenang sambil tertidur di pangkuan tantenya*

19