52 BAB V KAJIAN PENELITIAN Penggunaan Sun shading sangat mempengaruhi tingkat pencahayaan alami dalam ruang kelas dan ruang lab.komputer. karena ruang kelas dan lab. komputer sangat membutuhkan pencahayaan yang optimal. Peran Sun Shading juga mempengaruhi pembentukan berkas cahaya dalam ruangan sehingga akan berpengaruh juga terhadap perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer tersebut. Hipotesis tersebut, digunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh peran penggunaan sun shading terhadap tingkat pencahayaan alami dan hasil pembentukan berkas cahaya pada ruangan dikaitkan terhadap layout perabot pada ruang kelas dan laboratorium komputer. Dari hasil penelitian langsung dilapangan akan dilanjutkan dengan simulasi menggunakan software agar memperoleh data untuk ketiga tanggal ekstrim dan dianalisa apakah pengaruh peran dari Sun Shading yang diterapkan pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap tigkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya pada ruang kelas dan lab.komputer di gedung tersebut. Maka dari itu dalam bab ini peneliti akan melakukan pengujian hipotesis dengan mengkaji letak posisi geografis objek penelitian, mengkaji peran sun shading terhadap tingkat penchayaan alami pada ruang kelas dan lab.komputer, mengkaji peran sun shading terhadap hasil pembentukan berkas cahaya dalam ruangan, mengkaji hasil pembentukan berkas cahaya kaitannya terhadap layout perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer pada Gedung Laboratorium FEB Undip.
100
Embed
BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
52
BAB V
KAJIAN PENELITIAN
Penggunaan Sun shading sangat mempengaruhi tingkat
pencahayaan alami dalam ruang kelas dan ruang lab.komputer. karena
ruang kelas dan lab. komputer sangat membutuhkan pencahayaan yang
optimal. Peran Sun Shading juga mempengaruhi pembentukan berkas
cahaya dalam ruangan sehingga akan berpengaruh juga terhadap perabot
dalam ruang kelas dan laboratorium komputer tersebut.
Hipotesis tersebut, digunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui
pengaruh peran penggunaan sun shading terhadap tingkat pencahayaan
alami dan hasil pembentukan berkas cahaya pada ruangan dikaitkan
terhadap layout perabot pada ruang kelas dan laboratorium komputer. Dari
hasil penelitian langsung dilapangan akan dilanjutkan dengan simulasi
menggunakan software agar memperoleh data untuk ketiga tanggal ekstrim
dan dianalisa apakah pengaruh peran dari Sun Shading yang diterapkan
pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap
tigkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya pada ruang
kelas dan lab.komputer di gedung tersebut. Maka dari itu dalam bab ini
peneliti akan melakukan pengujian hipotesis dengan mengkaji letak posisi
geografis objek penelitian, mengkaji peran sun shading terhadap tingkat
penchayaan alami pada ruang kelas dan lab.komputer, mengkaji peran sun
shading terhadap hasil pembentukan berkas cahaya dalam ruangan,
mengkaji hasil pembentukan berkas cahaya kaitannya terhadap layout
perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer pada Gedung
Laboratorium FEB Undip.
53
5.1 Kajian Letak Objek Penelitian Terhadap Posisi Matahari
Faktor letak geografis akan menentukan posisi (azimuth) dan ketinggian
(altitude) matahari pada suatu waktu terhadap pengamat. Azimuth adalah letak
matahari terhadap pengamat di bumi terhadap arah utara, sedangkan altitude
adalah ketinggian matahari terhadap cakrawala. Azimuth dan altitude tersebut
dapat diketahui dengan menggunakan diagram matahari (solar chart).
Berdasarkan azimuth dan altitude dapat ditentukan berapa sudut bayangan
yang terjadi pada sebuah bidang, melalui diagram sudut bayangan (shadow
angle protactor) (Lippsmeier, 1994)
Sedangkan Ronny (1999) menjelaskan, oreintasi bangunan bisa
diadaptasikan untuk menghasilkan penerangan yang baik dalam ruangan,
orientasi bangunan jugaberkaitan dengan geometri gerakan matahari, oleh
karena itu ruang-ruang dakam bangunan diorentasikan ker arah utara, selatan,
barat, atau timur tergantung dari intensitas kontribusi cahaya yang ingin dicapai
dari masing-masing ruang tersebut. Sedangkan menurut Akmal (2006),
bangunan yang berorientasi kearah barat akan mendapatkan cahaya matahari
sore yang kuat dan keras, maka biasanya akan lebih menghindari sinar
matahari sore. Oleh karena itu pada bangunan yang berorientasi kearah barat
menggunakan filter seperti sun shading yang digunakan untuk menghindari
paparan langsung sinar matahari
5.1.1 Kajian Posisi Geografis dan Orientasi Bangunan
Gedung Laboratorium Ekonomi ini berada di kawasan Universitas
Diponegoro yang berlokasi di Tembalang, Semarang. Letak Geografi
Gedung Laboratorium Ekonomi berada di antara 110⁰25 Bujur timur dan
7⁰3 Lintang selatan. Gedung ini memiliki bentuk yang memanjang dan
orientasi bangunannya menghadap ke arah timur dan barat.
54
Dapat terlihat dari gambar 5.1 orientasi bangunan ini yaitu
menghadap ke arah timur laut dan barat daya. Oleh karena itu pada pagi
hari bangunan ini terkena paparan sinar matahari pagi sehingga
mengakibatkan pembentukan berkas cahaya dalam ruangan yang
berlebihan dan juga pada sore hari bangunan ini akan terkena paparan
sinar matahari sore yang berlebihan, yang sudah dijelaskan bahwa
cahaya matahari sore harusnya dihindari karena tidak menyehatkan.
Maka dari itu, gedung Laboratorium FEB Undip ini sangat membutuhkan
sun shading yang digunakan untuk menghindari paparan langsung sinar
matahari dan untuk meminimalisir berkas cahaya yang berlebihan masuk
kedalam bangunan.
5.1.2 Kajian Letak Sampel Ruang Penelitian
Berdasarkan keadaan yang terdapat dilapangan bahwa dalam
gedung 3 lantai tersebut terdapat 11 ruang kelas yang berada di lantai 1
dan 2, serta terdapat 5 ruang laboratorium komputer yang berada pada
lantai 3. Ruang yang dijadikan penelitian adalah ruang kelas dan
laboratorium komputer, setiap lantai diambil 1 sampel zona timur dengan
random sampling dan 1 ruang pada zona barat dengan random sampling
Gambar 5.1 Orientasi Gedung FEB Sumber : Dokumen Pribadi
55
juga, untuk lantai 2 hanya diambil 1 sampel pada zona barat karena zona
timur tidak ada ruang kelas maupun laboratorium komputer, untuk lantai 3
terdapat 2 sampel yaitu 1 sampel di zona timur dipilih dengan random
sampling dan 1 sampel di zona barat dipilih menggunakan random
sampling. Jadi dalam penelitian ini terdapat 5 sampel ruangan.
ZONA B
(BARAT DAYA)
ZONA A
(TIMUR LAUT)
ZONA B
(BARAT DAYA)
SAMPEL
1B
SAMPEL
1B
Gambar 5.2 sampel ruangan pada lantai 1
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5.3 sampel ruangan pada lantai 2
Sumber : Dokumen Pribadi
SAMPEL
2B
56
Dari ketiga denah diatas maka dapat dilihat terdapat 5 sampel
ruangan yang dijadikan objek penelitian. Ruangan ini akan dianalisa hasil
pembentukan berkas cahaya dan tingkat pencahayaan alaminya pada
pukul 08.00, 9.00, 10.00, 12.00, 14.00, 15.00, 16.00. Dari sampel yang
dipilih terdapat 2 ruangan di zona A atau timur laut , ruangan ini memiliki
bukaan di sebelah timur yang mengakibatkan pembentukan berkas
cahaya pada pagi hari berlebihan masuk ke ruangan.Pada sampel di
zona B juga ruangan terkena berkas cahaya yang berlebihan pada sore
hari karena ruangan ini memiliki lubang cahaya menghadap ke barat.
Terutama pada lantai 3 yang memiliki ruangan yang luas dan lubang
cahaya yang banyak. Maka dari itu bangunan ini membutuhkan sun
shading yang optimal.
ZONA A
(TIMUR LAUT)
ZONA B
(BARAT DAYA)
Gambar 5.4 sampel ruangan pada lantai 3
Sumber : Dokumen Pribadi
SAMPEL
3B
SAMPEL
3A
57
5.1.3 Kajian Objek Penelitian Terhadap Posisi sudut Matahari
Pada penelitian ini posisi matahai atau nilai azimuth dan altitude
menggunakan perhitungan dari software Ecotect untuk mempermudah
peneliti. Hasil dari perhitungan Ecotect nilai posisi azimuth dan sudut
bayangan sesuai dengan posisi geografis Gedung Laboratorium Ekonomi
dan Bisnis Undip pada tanggal ekstrim yaitu 21 Maret, 22 Juni, dan 22
Desember adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Azimuth dan altitude pada tanggal 21 Maret
Waktu Azimuth Altitude HSA VSA
08.00 95.1o 33.1 o 29.4 o 36.8 o
09.00 98.5 o 47.9 o 32.8 o 52.8 o
10.00 104.8 o 62.5 o 39.1 o 68.0 o
11.00 122.8 o 76.2 o 57.1 o 82.4 o
12.00 -155.4 o 81.7 o 138.9 o 96.3
13.00 -111.5 o 70.1 o -177.2 o 109.9 o
14.00 -101.3 o 55.8 o -167.0 o 123.5 o
15.00 -96.8 o 41.1 o -162.5 o 137.5 o
16.00 -93.9 o 26.3 o -159.6 o 152.2 o
Tabel 5.2 Azimuth dan altitude pada tanggal 22 Juni
Waktu Azimuth Altitude HSA VSA
08.00 66.5 o 34.7 o 0.8 o 34.7 o
09.00 62.7 o 48.2 o -3.0 o 48.3 o
10.00 53.5 o 60.9 o -12.2 o 61.5 o
11.00 30.1 o 71.1 o -35.6 o 74.5 o
12.00 -15.4 o 73.2 o -81.1 o 87.3 o
13.00 -47.5 o 65.1 o -113.2 o 100.4 o
14.00 -60.3 o 52.9 o -121.0 o 107.1 o
15.00 -65.5 o 39.6 o -131.2 o 128.5 o
16.00 -67.4 o 26.0 o -133.1 o 144.5 o
Sumber : Software Ecotect
Sumber : Software Ecotect
58
Tabel 5.3 Azimuth dan altitude pada tanggal 22 Desember
Waktu Azimuth Altitude HSA VSA
08.00 121.9 o 28.7 o 56.2 o 44.5 o
09.00 129.9 o 40.8 o 64.1 o 63.2 o
10.00 143.0 o 51.1 o 77.3 o 79.9 o
11.00 163.7 o 57.9 o 98.0 o 95.0 o
12.00 -170.0 o 58.7 o 124.3 o 108.9 o
13.00 -147.3 o 53.2 o 147.0 o 122.1 o
14.00 -132.5 o 43.5 o 161.8 o 135.0 o
15.00 -123.5 o 31.7 o 170.8 o 147.9 o
16.00 -117.9 o 18.9 o 176.4 o 161.0 o
Dari posisi azimuth dan altitude inilah bisa diteliti berapa sudut
shadow angle sehingga dapat dihitung luasan berkas cahaya yang
terbentuk di suatu ruangan yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Sehingga dapat diperolah prosentase luasan pembentukan berkas cahaya
pada setiap ruangan. Setelah itu akan dikaitkan dengan layout perabot
dalam ruang yang di kaitkan dengan hasil pembentukan berkas cahaya
tersebut. Pengaruh pembentukan berkas cahaya pada 21 maret 22 juni dan
22 Desember terletak pada posisi matahari atau nilai azimuth dan altitude
nya. Untuk secara jelas dapat dilihat dari gambar dibawah ini gambar 5.5
dan 5.6 yang menjelaskan posisi matahari terhadap gedung Laboratorium
Ekonomi dan Bisnis Undip.
Sumber : Software Ecotect
59
66.5⁰
Gambar 5.5 Diagram matahari dalam kondisi arah matahari pagi
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5.6 Diagram matahari dalam kondisi arah matahari sore
Sumber : Dokumen Pribadi
95.1⁰
121.9⁰
26.5⁰
95.1⁰
117.9⁰
60
Pada gambar 5.5 diatas merupakan diagram waktu pagi, posisi
matahari pada tanggal 22 juni 66.5⁰ hampir tegak lurus dengan posisi
orientasi bukaan pada zona A atau zona yang menghadap timur laut,
sedangkan 21 maret posisi matahari berada pada 95.1⁰ sehingga tidak
terlalu banyak berkas cahaya yang masuk kedalam ruangan, dan pada 22
desember posisi matahari berada bada 121.9⁰ sehingga pada tanggal ini
cahaya matahari paling sedikit masuk ke dalam ruangan karena sudah
terhalang sun shading.
Pada gambar 5.6 menjelaskan waktu sore posisi matahari pada
tanggal 22 Desember paling banyak menyinari kedalam ruangan karena
berada pada -117.9⁰ yang searah dengan orientasi bukaan pada zona B
atau zona yang menghadap barat daya. Sedangkan pada tanggal 21 maret
sinar matahari yang masuk lebih sedikit karena posisi matahari (azimuth)
berada pada 95.1⁰ yang posisinya terhadap bangunan miring (tidak searah
dengan orientasi bukaan) dan sudah terhalang dinding dan sun shading.
Sinar matahari yang paling sedikit masuk kedalam ruangan yaitu pada
tanggal 22 juni karena posisi matahari berada pada (azimuth) 26.5⁰ yang
posisinya terhadap bangunan sangat miring dan sudah terhalang dinding
dan sun shading.
Dari analisa diatas bahwa Gedung Laboratorium FEB Undip ini
memiliki orientasi bangunan menghadap ke timur dan barat sehingga
membutuhkan alat penghalang sinar matahari yaitu sun shading yang tepat
agar berkas cahaya yang masuk dalam ruangan tidak berlebihan. Dari
analisa posisi matahari menggunakan diagram mataharii dapat
disimpulakan bahwa ruangan pada gedung ini terkena paparan sinar
matahari yang mengakibatkan pembentukan berkas cahaya paling banyak
pada 22 Juni dan 22 Desember.
61
5.2 Kajian Peran Sun Shading Terhadap Tingkat Pencahayaan Alami dalam
Pada sampel 3B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas
cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut
terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga
12siang tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.
Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang
sampel 3B terdapat 8 kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 3
siang kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 24 kursi, dan pada pukul 4
sore kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 41 kursi. Semakin sore
maka berkas cahaya bertambah luas dan mengakibatkan bertambah
jumlah kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, kondisi
penggunaan sun shading pada ruangan sampel 3B pada 22 Desember
masih membutuhkan sun shading yang lebih optimal karena pada ruangan
ini memliiki lubang cahaya sangat besar yang menimbulkan berkas cahaya
yang sangat banyak.
127
5.5. Kajian Kajian Rekapitulasi Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Paling
Luas Terhadap Penataan Perabot Dalam ruang kelas dan Lab.Komputer
Pada gedung Laboratorium Ekonomi dan bisnis Undip ini peneliti
mengambil 5 sampel ruang yaitu sampel 1A, 1B, 2B, 3A, dan 3B. Sampel 1A
dan 1B pada kondisi eksisting belum terdapat perabot didalamnya karena
sedang dilakukan perbaikan. Analisa Layout perabot ini menganalisa
pengaruh arah hadap perabot dikaitkan dengan hasil pembentukan berkas
cahaya pada tanggal 21 Maret, 22 Juni, dan 22 Desember. Setiap ruang
diambil sampel dengan kondisi berkas cahayanya paling luas, seperti sampel
1A paling luas berkas cahayanya pada pukul 8 pagi. Analisa kelima sampel
ruangan adalah sebagai berikut:
5.5.1. sampel 1A
Pada analisa ruang sampel 1A diambil sampel simulasi pada pukul 8
pagi, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya
merupakan yang paling luas dibanding pada pukul 9 pagi hingga 4 sore.
Kondisi eksisting pada sampel 1A belum memiliki perabot Maka pada
kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.
(a) (b) (c)
Gambar 5.42 Ruang Sampel 1A (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi
128
2. sampel 1B
Pada analisa ruang sampel 1B diambil sampel simulasi pada
pukul 4 sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya
merupakan yang paling luas dibanding pada pukul 8 pagi hingga 3 sore.
Kondisi eksisting pada sampel 1B belum memiliki perabot. Maka pada
kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.
3. sampel 2B
Gambar 5.43 Ruang Sampel 1B (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember
Sumber : Dokumen Pribadi
(a) (b) (c)
Gambar 5.44 Ruang Sampel 2B (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember
Sumber : Dokumen Pribadi
(a) (b) (c)
129
Pada analisa ruang sampel 2B diambil sampel simulasi pada pukul 4
sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan
yang paling luas dibanding jam-jam sebelumnya. Pada hasil simulasi
pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi perabot didalam
ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21 Maret pembentukan
berkas cahaya yang dihasilkan tidak terlalu menganggu atau tidak
menimbulkan glare di ruangan tersebut. Sama saja dengan tanggal 22 Juni
pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan juga tidak mengganggu kondisi
didalam ruangan sampel 2B. Untuk tanggal 22 Desember pada gambar (c),
karena hasil pembentukan berkas cahaya yang sangat luas dan mengarah ke
perabot kursi meja seperti dapat terlihat pada gambar diatas. Arah datangnya
berkas cahaya ini menimbulkan direct glare, karena mengarah kea rah hadap
perabot dalam ruangan tersebut. Maka kondisi ini terlihat mengganggu dan
menyebabkan silau jika kondisinya terdapat siswa yang akan duduk di area
kursi yang terkena berkas cahaya pada ruangan tersebut.
4. sampel 3A
(a) (b) (c)
Gambar 5.45 Ruang Sampel 3A . (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi
130
Pada analisa ruang sampel 3A diambil sampel simulasi pada pukul 8
pagi, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan
yang paling luas dibanding pada pukul 9 pagi hingga 4 sore. Pada hasil
simulasi pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi
perabot didalam ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21
Maret arah pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan tidak menimbulkan
glare atau tidak mengganggu arah hadap meja dan kursi pada ruangan
tersebut. Tetapi pada tanggal 22 juni arah pembentukan berkas cahaya
yang dihasilkan menimbulkan direct glare karena mengarah kearah hadap
meja kursi pada ruangan sampel 3A. Maka kondisi ini terlihat mengganggu
jika kondisinya terdapat siswa yang akan duduk di area kursi yang terkena
berkas cahaya pada ruangan tersebut. Untuk tanggal 22 Juni pembentukan
berkas cahaya yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar (c) yaitu tidak
mengganggu kondisi didalam ruangan sampel 3A tersebut.
5. sampel 3B
Pada analisa ruang sampel 3B diambil sampel simulasi pada pukul 4
sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan
Gambar 5.46 Ruang Sampel 2B. (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi
(a) (b) (c)
131
yang paling luas dibanding jam-jam sebelumnya. Pada hasil simulasi
pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi perabot
didalam ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21 Maret
pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan menimbulkan indirect glare
karena berkas cahaya yang pada ruangan tersebut cukup banyak tetapi
tidak mengarah kearah hadap meja dan kursi siswa tetapi mengarah ke
layar komputer pada meja, jadi kondisi ini mengganggu para siswa saat
menggunakan komputer. Untuk tanggal 22 Juni pembentukan berkas
cahaya yang dihasilkan hanya sedikit dan tidak mengarah kearah hadap
meja dan kursi siswa maka dari itu kondisi ini tidak mengganggu pada
ruangan sampel 3B , terlihat pada gambar (b). Untuk tanggal 22 Desember,
pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan tidak mengarah kearah hadap
meja dan kursi siswa, tetapi menimbulkan direct dan indirect glare karena
arah datangnya berkas cahaya mengarah kearah hadap meja kursi
pengajar dan mengarah ke layar komputer pada meja, jadi kondisi ini
mengganggu para siswa saat menggunakan komputer. Dapat terlihat pada
gambar (c) kondisi ini tentu saja akan menggangu siswa dan pengajar atau
dosen pada saat proses mengajar.
5.6 Temuan Penelitian
Dari keempat analisa diatas, peneliti menyimpulkan ada tiga aspek
yang berhubungan dengan Peran Sun Shading terhadap pembentukan berkas
cahaya Pada Ruang Kelas dan Laboratorium Komputer kaitannya terhadap
Layout Perabot. Hasil temuan dari keempat analisa diatas yaitu:
1. Pengaruh Peran Sun Shading Terhadap tingkat pencahayaan alami pada
ruang kelas dan Lab.Komputer
Hasil kajian pengaruh peran sun shading terhadap tingkat
pencahayaan alami pada ruang kelas dan Lab.Komputer pada tiap sampel
penelitian adalah sebagai berikut:
132
a. Sampel 1A
Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami pada
ruang sampel 1A dirangkum dalam grafik dibawah ini.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat
intensitas ruang sampel 1A paling tinggi dibandingkan dengan bulan
maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan
sampel 1A membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang
posisinya dekat dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk
kedalam ruangan tidak berlebihan. Tetapi untuk bukaan yang posisinya
dekat dengan titik ukur 3 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun
shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum
memenuhi standar.
b. Sampel 1B
Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami
pada ruang sampel 1B dirangkum dalam grafik dibawah ini.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Maret Juni Desember
titik ukur 1
titik ukur 2
titik ukur 3
Gambar 5.47 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi
133
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat
intensitas ruang sampel 1B paling tinggi dibandingkan dengan bulan
maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan sampel
1B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya
dekat dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk kedalam
ruangan tidak berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat dengan
titikukur 3 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun shading sebab
tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum memenuhi standar.
c. Sampel 2B
Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami
pada ruang sampel 2B dirangkum dalam grafik dibawah ini.
0
50
100
150
200
250
300
350
Maret Juni Desember
titik ukur 1
titik ukur 2
titik ukur 3
Gambar 5.48 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi
134
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat
intensitas ruang sampel 2B paling tinggi dibandingkan dengan bulan
maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan
sampel 2B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang
posisinya dekat dengan titik ukur 2 dan 3, agar cahaya yang masuk
kedalam ruangan tidak berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat
dengan titik ukur 1 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun
shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 1 masih belum
memenuhi standar pencahayaan alami untuk ruang kelas.
d. Sampel 3A
Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami
pada ruang sampel 3A dirangkum dalam grafik dibawah ini.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Maret Juni Desember
titik ukur 1
titik ukur 2
titik ukur 3
Gambar 5.50 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi
135
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat
intensitas ruang sampel 3A paling tinggi dibandingkan dengan bulan
maret dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni
hanya titik ukur 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka untuk
segi tingkat pencahayaan alami ruangan sampel 3A tidak memerlukan
sun shading dengan dimensi yang lebih panjang untuk diterapkan
pada ruangan tersebut. Terutama pada bukaan yang dekat dengan
titik ukur 3, tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum
memenuhi standar.
e. Sampel 3B
Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami
pada ruang sampel 3B dirangkum dalam grafik dibawah ini.
0
100
200
300
400
500
600
Maret Juni Desember
titik ukur 1
titik ukur 2
titik ukur 3
Gambar 5.51 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi
136
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat
intensitas ruang sampel 3B paling tinggi dibandingkan dengan bulan
maret dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni
hanya titik ukur 1 dan 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka
untuk segi tingkat pencahayaan alami ruangan sampel 3B belum
memerlukan sun shading yang dimensinya lebih panjang untuk
diterapkan pada ruangan tersebut. Terutama pada bukaan yang dekat
dengan titik ukur 3, tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih
belum memenuhi standar.
Dari kelima sampel diatas, maka dapat dilihat pada grafik
dibawah ini bahwa tingkat intensitas cahaya pada kelima sampel pada
bulan Juni paling tinggi dibandingkan dengan bulan Maret dan
Desember.
0
100
200
300
400
500
600
700
Maret Juni Desember
titik ukur 1
titik ukur 2
titik ukur 3
Gambar 5.52 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi
137
2. Pengaruh Penggunaan Sun Shading terhadap Hasil Pembentukan Berkas
Cahaya dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer
Dari aspek pengaruh penggunaan sun shading ini dapat diketahui
besarnya nilai prosentase luasan berkas cahaya dari penggunaan sun
shading pada setiap sampel ruangan. Nilai prosentase ini didapat dari
perbandingan nilai hasil pembentukan berkas cahaya pada setiap ruang
antara menggunakan sun shading dengan tanpa sun shading sehingga
terlihat ruangan yang perbandingan prosentasenya tinggi maka ruangan
tersebut memiliki sun shading yang lebih optimal dibandingkan dengan
sampel ruangan yang lainnya.
Tabel 5.65 Penilaian Aspek Tingkat Pengaruh Penggunaan Sun Shading
Sampel Tanggal Waktu % Menggunakan
Sun Shading
% Tanpa Sun
Shading
Selisih %
Sampel 1a 22 Juni 8.00 26.2% 34% 7.8%
Sampel 3a 22 Juni 8.00 44.1% 54% 9.9%
Sampel 1b 22 Des 16.00 33.3% 39% 5.7%
Sampel 2b 22 Des 16.00 27.7% 33% 5.3%
Sampel 3b 22 Des 16.00 62.14% 73% 10.86%
Sumber: Analisa Pribadi
283
369
218
MARET JUNI DESEMBER
Tingkat Pencahayaan Alami
Tingkat Pencahayaan Alami
Gambar 5.53 Grafik Hasil Tingkat Pencahayaan Alami Sumber : Dokumen Pribadi
138
3. Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap Perabot dalam
Ruang Kelas dan Lab. Komputer
Dari aspek hasil pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan
perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer dapat diketahui
ruang sampel mana yang masih membutuhkan type dan dimensi sun
shading yang lebih optimal untuk digunakan pada ruangan di Gedung
Laboratorium FEB Undip. Dalam penilaian, peneliti menggunakan skala dari
jumlah keseluruhan perabot dalam tiap ruang. Skala 0 sampai 1/8 dari
jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala cukup optimal, karena
jumlah kursinya hanya sedikit berkisar 1 hingga 4 kursi. Skala 1/8 sampai
1/4 dari jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala kurang optimal,
karena jumlah kursinya lebih banyak yaitu hingga 10 kursi. Skala 1/4
sampai 1/2 dari jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala sangat
kurang optimal, karena setengah dari jumlah keseluruhan kursi terkena
berkas cahaya yang dampaknya kurang baik terhadap perabot dan tidak
nyaman jika duduk diarea yang terkena berkas cahaya. Skala 1/2 sampai
keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala tidak optimal, karena hampir
dari seluruh kursi terkena berkas cahaya.
Tabel 5.66 Jumlah Perabot yang Terkena Berkas Cahaya
Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember
sampel 1A 0 0 0 0
Sampel 1B 0 0 0 0
Sampel 2B 59 7 4 27
Sampel 3A 36 16 25 4
Sampel 3B 41 22 3 41 Sumber: Analisa Pribadi
Keterangan:
Cukup optimal = 1-1/8 (0-0.125) dari jumlah kursi
Kurang Optimal = 1/8 - 1/4 (0.125- 0.25) dari jumlah kursi Sangat Kurang
Optima = 1/4-1/2 (0.25-0.5) dari jumlah kursi
Tidak Optimal = lebih dari1/2 dari jumlah kursi ( dari 0.5 sampai seluruh
kursi)
139
Tabel 5.67 Penilaian menggunakan skala
Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember
sampel 1A 0 0 0 0
Sampel 1B 0 0 0 0
Sampel 2B 59 0.11 0.06 0.45
Sampel 3A 36 0.44 0.69 0.11
Sampel 3B 41 0.53 0.07 1 Sumber: Analisa Pribadi
Tabel 5.68 Rekapitulasi hasil Analisa Pengaruh Pembentukan Berkas Cahaya
terhadap Perabot dalam ruang Kelas dan Lab. Komputer
Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember
sampel 1A 0 - - -
Sampel 1B 0 - - -
Sampel 2B 59 Cukup optimal Cukup
optimal sangat kurang
Sampel 3A 36 sangat kurang tidak optimal Cukup
optimal
Sampel 3B 41 tidak optimal Cukup
optimal tidak optimal
Sumber: Analisa Pribadi
Tabel diatas adalah hasil analisa dari pengaruh pembentukan berkas
cahaya terhadap perabot dalam ruang kelas dan lab.komputer. pada tabel
diatas yang dimaksud cukup optimal, kurang optimal, sangat kurang
optimal, dan tidak optimal adalah penggunaan sun shading pada ruangan
tersebut. Karena pada kelima sampel terdapat kondisi dimana sun shading
kurang optimal hingga tidak optimal, maka pada Gedung Laboratorium FEB
Undip masih membutuhkan type dan dimensi sun shading yang lebih
optimal agar pembentukan berkas cahaya tidak berlebihan masuk kedalam
ruangan.
140
Pada grafik 5.31 ini dapat diketahui tanggal yang paling optimal hasil
pembentukan berkas cahayanya. Karena pada tanggal 21 maret berkas
cahaya yang masuk kedalam ruang yaitu paling sedikit dibandingkan
dengan tanggal 22 Juni dan 22 Desember. Pengaruh ketiga tanggal ini juga
dapat terlihat pada analisa posisi matahari terhadap objek bangunan
gedung Laboratorium FEB Undip. Bahwa pada tanggal 22 Juni dan 22
Desember posisi matahari tegak lurus dengan bukaan pada ruang-ruang
sampel penelitian. Maka pada tanggal 22 Juni dan 22 Desember luasan
pembentukan berkas cahaya lebih banyak dibandingkan pada tanggal 21
maret.
3. Aspek Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap Layout
Perabot dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer
Dari aspek hasil pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan
arah hadap perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer yaitu
terdapat banyak kondisi dimana arah datangnya hasil pembentukan berkas
cahaya mengganggu arah hadap perabot meja dan kursi pada kelima
Gambar 5.53 Grafik hasil pembentukan berkas cahaya pada 3 tanggal Sumber : Dokumen Pribadi
141
sampel penelitian. Berikut merupakan tabel rekapitulasi hasil dari analisa
pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan arah hadap perabot
pada ruang kelas dan laboratorium komputer:
Tabel 5.69 Penilaian Aspek Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap
Layout Perabot dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer
Sampel Ruang 21 Maret 22 Juni 22 Desember
1A
( ruang kelas) 0 0 0
1B
( ruang kelas) 0 0 0
2B
( ruang kelas) 3 3 1
3A
Lab. komputer 2 1 3
3B
Lab. komputer 2 3 1
Sumber: Analisa Pribadi
Keterangan
Nilai 0 = tidak ada perabot
Nilai 1 = Sangat mengganggu layout perabot
Nilai 2 = Cukup mengganggu layout perabot
Nilai 3 = tidak mengganggu layout perabot
142
Dari keempat analisa diatas, peneliti menyimpulkan temuan diatas pada tabel
dibawah ini.Rekapitulasi hasil temuan dari keempat analisa diatas yaitu:
Tabel 5.70 Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian
Tanggal Ruang Tingkat Pencahayaan
Alami Berkas Cahaya Sun Shading
21 Maret
Sampel 1A
Tingkat pencahayaan
alami pada bulan maret,
hanya terdapat satu titik
ukur pada kelima
sampel yang sudah
diatas standar
pencahayaan alami.
Untuk kedua titik ukur
lainnya hampir
mendekati standar
pencahayaan alami
untuk ruang kelas dan
lab.komputer.
Hasil pembentukan
berkas cahaya pada
bulan maret paling
rendah dibanding bulan
lainnya.sehingga tidak
mengganggu perabot
dalam ruang kelas dan
lab.komputer
Pada bulan Maret sun shading pada kondisi eksisting, dari segi tingkat pencahayaan alami hampir memenuhi standar pencahyaan alami untuk ruang kelas dan lab.komputer, dan dari segi pembentukan berkas cahaya sudah cukup optimal karena hanya beberapa perabot yang terkena berkas cahaya sehingga tidak menimbulkan silau dan panas.
Sampel 1B
Sampel 2B
Sampel 3A
Sampel 3B
22 Juni
Sampel 1A
Pada kelima sampel,
tingkat intensitas pada
bulan Juni paling tinggi
dibandingkan dengan
bulan maret dan
desember. Pada Bulan
Juni titik ukur 1 dan 2
sudah memenuhi
standar, tetapi titik ukur
3 masih belum
memenuhi standar
pencahayaan alami
untuk ruang kelas.
Hasil pembentukan
berkas cahaya pada
bulan juni paling tinggi
dibanding bulan
lainnya.sehingga
banyak perabot dalam
ruang kelas dan
lab.komputer yang
terkena berkas cahaya
dan menyebabkan silau
dan panas
Sampel 1A dan 1B
membutuhkan perangkat sun
shading pada bukaan yang
posisinya dekat dengan titik
ukur 1 dan 2. Untuk titik ukur 3
sebaiknya tidak menggunakan
sun shading sebab tingkat
intensitas cahaya di titik ukur 3
belum memenuhi standar.
Sampel 1B
Sampel 2B Sampel 2B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat dengan titik ukur 2 dan 3. Untuk titik ukur 1sebaiknya tidak menggunakan sun shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 belum memenuhi standar.
Sampel 3A Sampel 3A dan 3B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat dengan titik ukur 1 dan 2. Untuk titik ukur 3 sebaiknya tidak menggunakan sun shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 belum memenuhi standar.
Sampel 3B
Sumber: Analisa Pribadi
143
Tabel 5.71 Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian
Tanggal Ruang Tingkat Pencahayaan
Alami Berkas Cahaya Sun Shading
22 Desember
Sampel 1A
Tingkat pencahayaan
alami pada bulan
Desember paling
rendah dibanding bulan
lainnya. Pada Bulan
Maret titik ukur 1,2, dan
3 masih belum
memenuhi standar
pencahayaan alami
untuk ruang kelas.
Pembentukan berkas
cahaya pada bulan
desember mengenai
beberapa perabot
dalam kelas dan
luasannya cukup luas
disore hari sehingga
menyebabkan silau dan
panas
Pada bulan Desember sun shading pada kondisi eksisting , dari segi tingkat pencahayaan alami kurang optimal karena belum memenuhi standar. Dari segi pembentukan berkas cahaya masih banyak perabot yang terkena berkas cahaya terutama pada sampel 1B,2B, dan 3B pada sore hari hari sehingga menimbulkan silau dan panas.
Sampel 1B
Sampel 2B
Sampel 3A
Sampel 3B
Sumber: Analisa Pribadi
5.7 Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembobotan diatas maka diketahui bahwa penggunaan sun
shading terhadap tingkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya
pada sampel 1A, 1B, 2B, 3A, dan 3B masih ada yang belum optimal. Aspek-
aspek yang belum memenuhi pada kelima sampel tersebut, meliputi:
1. Sampel 1A : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi
standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan
berkas cahaya paling luas terjadi pada bulan Juni sehingga
menyebabkan direct glare.
2. Sampel 1B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi
standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan
berkas cahaya paling luas terjadi pada bulan Desember
sehingga menyebabkan direct glare.
3. Sampel 2B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 1 belum memenuhi
standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan
berkas cahaya pada bulan Desember paling luas dan
144
mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan direct
glare.
4. Sampel 3A : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi
standar 500 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan
berkas cahaya pada bulan Juni paling luas dan sangat banyak
yang mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan
direct dan indirect glare.
5. Sampel 3B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi
standar 500 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan
berkas cahaya pada bulan Juni paling luas dan sangat banyak
yang mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan
direct dan indirect glare.
Dari aspek-aspek yang belum memenuhi standard kajian diatas maka
peneliti melakukan simulasi rekomendasi menggunakan software Sketchup dan
Dialux. Hasil rekomendasi dibawah ini merupakan hasil terbaik peneliti setelah
dilakukan trial and eror pada kelima sampel ruangan.
1. Rekomendasi Sampel 1A
Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka
peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun
shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 3 tidak terlalu gelap. Setelah
Tipe A
Tipe B
Gambar 5.54 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 1A Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Tipe A Tipe B
Gambar 5.55 Denah Titik Ukur Sampel 1A
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
145
dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang
berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan
menambahkan sun shading dengan ukuran panjang yang sama tetapi
memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun shading dan dengan
kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada titik ukur 1 dan 2 lebih
rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam batas standar yaitu
250lux. Untuk titik ukur 3 setelah dihilangkan sun shadingnya tingkat
intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat mencapai standar
pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.
SAMPEL 1A
Waktu Titik Ukur
1
Titik Ukur
2
Titik Ukur
3
8.00 196 213 190
9.00 259 283 212
10.00 261 300 247
11.00 304 350 288
12.00 331 379 310
13.00 334 382 313
14.00 312 358 295
15.00 238 261 212
16.00 218 251 207
Rata-Rata 272.56 308.56 252.67
Gambar 5.56 Hasil Berkas Cahaya Sampel 1A
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 5.72 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 1A 22Juni
Sumber: Dokumen Pribadi
146
2. Rekomendasi 1B
Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka
peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun
shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 3 tidak terlalu gelap. Setelah
dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang
berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan
menambahkan sun shading pada bukaan tipe B dengan ukuran panjang
yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun
shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih
sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada
titik ukur 1 dan 2 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam
batas standar yaitu 250lux. Untuk titik ukur 3 setelah dihilangkan sun
shadingnya tingkat intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat
mencapai standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.
Tipe A Tipe B
Gambar 5.57 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 1B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Tipe A
Tipe B
Gambar 5.58 Denah Titik Ukur Sampel 1B
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
147
SAMPEL 1B
Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3
8.00 185 192 179
9.00 252 284 221
10.00 245 291 244
11.00 321 376 289
12.00 345 402 337
13.00 375 399 327
14.00 278 343 270
15.00 267 311 225
16.00 214 221 176
Rata-Rata 275.78 313.22 252.00
3. Rekomendasi 2B
Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 1 terlalu gelap maka
peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun
shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 1 tidak terlalu gelap. Setelah
dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang
berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan
Tabel 5.73 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 1B 22Juni
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.59 Hasil Berkas Cahaya Sampel 1B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.60 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.61 Denah Titik Ukur Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Tipe B
TipeA
Tipe A
Tipe B
148
menambahkan sun shading pada bukaan tipe B dengan ukuran panjang
yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun
shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih
sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada
titik ukur 2 dan 3 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam
batas standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux. Untuk titik ukur 1
setelah dihilangkan sun shadingnya tingkat intensitas cahaya pada titik ukur
tersebut dapat mencapai standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.
SAMPEL 2B
Waktu Titik Ukur
1
Titik Ukur
2
Titik Ukur
3
8.00 204 294 210
9.00 234 308 258
10.00 240 357 305
11.00 299 387 331
12.00 320 397 333
13.00 299 372 312
14.00 285 320 293
15.00 236 315 292
16.00 148 223 201
Rata-Rata 251.67 330.33 281.67
Gambar 5.62 Hasil Berkas Cahaya Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 5.74 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 2B 22Juni
Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi
149
4. Rekomendasi 3A
Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka
peneliti merekomendasikan menambahkan bukaan tipe C di dekat titik ukur
3 . Setelah dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya
yang berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan
menambahkan sun shading dengan ukuran panjang yang sama tetapi
memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun shading dan dengan
kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada titik ukur 1 dan 2 lebih
rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam batas standar untuk
ruang lab.komputer yaitu 500lux. Untuk titik ukur 3 setelah ditambahkan
bukaan tipe C maka tingkat intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat
mencapai standar pencahayaan ruang lab.komputer yaitu 500lux.
Tipe C
Penambahan Bukaan
Gambar 5.63 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 3A Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.64 Denah Titik Ukur Sampel 3A
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Penambahan Sun Shading
150
SAMPEL 3A
Waktu Titik
Ukur 1
Titik Ukur
2
Titik Ukur
3
8.00 349 380 317
9.00 387 490 385
10.00 499 530 497
11.00 582 583 578
12.00 626 628 622
13.00 631 633 627
14.00 596 598 593
15.00 523 555 520
16.00 417 448 415
Rata-Rata 512.22 538.33 506.00
5. Rekomendasi 3B
Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka
peneliti merekomendasikan menambahkan bukaan dengan ukuran 0.55m x
3.80m di dekat titik ukur 3 . Setelah dilakukannya trial and eror, untuk
mengurangi berkas cahaya yang berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti
merekomendasikan menambahkan sun shading dengan ukuran panjang
Tabel 5.75 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 3A 22Juni
Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 5.65 Hasil Berkas Cahaya Sampel 3A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.66 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 3B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.67 Denah Titik Ukur Sampel 3B
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Penambahan Bukaan Penambahan Sun
Shading
151
yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun
shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih
sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada
titik ukur 1 dan 2 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam
batas standar untuk ruang lab.komputer yaitu 500lux. Untuk titik ukur 3
setelah ditambahkan bukaan tipe C maka tingkat intensitas cahaya pada
titik ukur tersebut dapat mencapai standar pencahayaan ruang lab.komputer
yaitu 500lux.
SAMPEL 3B
Waktu Titik Ukur
1
Titik Ukur
2
Titik Ukur
3
8.00 508 510 503
9.00 513 539 507
10.00 532 561 532
11.00 547 575 558
12.00 569 620 560
13.00 577 639 532
14.00 536 563 546
15.00 427 568 444
16.00 371 434 397
Rata-Rata 508.89 556.56 508.78
Gambar 5.68 Hasil Berkas Cahaya Sampel 3B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 5.76 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 3B 22Juni