-
5/19/2018 BAB IV.docx
1/22
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1.Visi Rumah Sakit Umum Bahteramas
Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah
Membangun Kesejahteraan Sulawesi Tenggara Tahun 2013 atau
yang
lebih dikenal dengan BANK SEJAHTERA. Rumah Sakit Umum
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan
Visi
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Visi Rumah
Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
Terwujudnya
Rumah Sakit Unggulan di Sulawesi Tenggara Tahun 2013.
1.2. Misi Rumah Sakit Umum Bahteramas
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan tersebut Rumah
Sakit
Umum Bahteramas mempunyai Misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika
profesi
2) Menyelenggarakan pendidikan Profesi dokter, Pendidikan
Kesehatan
lainnya serta pelatihan dan penelitian.
3) Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
2/22
51
1.3. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tanggal
21
November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Sam Ratulangi No.
151
Kelurahan Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Piere Tendean No.
40
Baruga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau
dengan
kendaraan umum dengan batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Jalan Kapt. Piere Tendean
b. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk
c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi
1.4. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Bahteramas berdiri di atas tanah seluas
17,5
Ha. Luas seluruh bangunan adalah 53.269 m2. Luas bangunana
yang
terealisasi sampai dengan akhir tahun 2012 adalah 35.410 m
2
. Bangunan
yang ada mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi.
Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi
empat
kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit,
kelompok
kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang
medis,
kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kagiatan
administrasi.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
3/22
52
1.5. Status Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun
secara bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan
Perluasan Rumah Sakit Kendari adalah milik Pemerintah
Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi Tipe C berdasarkan SK
Menkes No.
51/Menkes/II/1979 tanggal 22 Februari 1979. Susunan Struktur
Organisasi
adalah berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara No.
77
tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.
Pada tanggal 21 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara meningkat menjadi Tipe B (Non Pendidikan)
sesuai
dengan SK Menkes No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan
dengan Perda No. 3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan
Rumah
Sakit secara teknis berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi
Tenggara, dan secara taktis operasional berada dibawah dan
bertanggungjawab keada Gubernur.
Sejak tanggal 18 januari 2005, Rumah Sakit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara telah terakreditasi untuk 5 pelayanan
yaitu
Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat
Darurat,
Pelayanan Keperawatan, dan Rekam Medis sesuai dengan SK
Dirjen
Yanmed No. HK.00.06.3.5.139. Akreditasi 12 Pelayanan yaitu
Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam Medis,
Pelayanan
Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium,
Pelayanan
-
5/19/2018 BAB IV.docx
4/22
53
Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pencegahan
Infeksi,
Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan SK
Dirjen
Yanmed No. HK.00.06.3.5.139. tanggal 31 Desember 2010.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum
Provinsi Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum
Daerah
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi
Tenggara
Nomor: 653 Tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010.
Di akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 RSU
Prov. Sultra telah pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah
Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas
Prov.
Sultra), yang diresmikan penggunaanya oleh Menteri Koordinator
Bidang
Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur
Sulawesi
Tenggara, H. Nur Alam, SE.
1.6. Sarana dan Prasarana
1.6.1.Bangunan Fisik
RSU Bahteramas memiliki saran dan prasarana yang terdiri
dari
bangunan fisik seluas 35.410 m2.
1.6.2.Prasarana
a.
Listrik dari PLN tersedia 1.400 KVA dibantu dengan 2 unit
genset (2 x 250 KVA).
b. Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal dari sumur
dalam, sumur bor, dan PDAM.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
5/22
54
c. Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan
internet.
d. Sentral instalasi Oksigen Cair untuk ruangan yang
membutuhkan.
e. Sistem Alarm Kebakaran, Hidrant, dan Tabung Pemadam
Kebakaran di semua gedung.
f. Pembuangan limbah.
1.7. Luas Lahan dan Bangunan
RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 69.000 m2. Luas
seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas
1.500 m
2.
Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat
tinggi.
Disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan
yang
tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi,
pengelolaan
makanan, pemeliharaan atau perbaikan instalasi listrik dan air,
kebersihan
dan lain-lain.
1.8.Fasilitas Tempat Tidur
Tabel 1
Jumlah Tempat Tidur RSU Prov. Bahteramas
Tahun 2008 Sampai dengan Tahun 2012
Kelas
Perawatan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
VIP 17 17 17 17 17
KELAS I 41 41 41 43 43
KELAS II 36 37 49 48 48KELAS III 87 113 120 116 116
NON KELAS 38 39 41 43 43
JUMLAH 219 247 260 267 267Sumber : Profil Rumah Sakit Umum
Bahteramas Tahun 2012.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
6/22
55
1.9. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) di RSU Bahteramas Sultra hingga 31
Desember 2012 berjumlah 703 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS)
terdiri
atas tenaga medis, paramedis, dan non medis. Tenaga kontrak
berjumlah
80 orang.
Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar
jumlah
tenaga minimal untuk Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa
tenaga
dengan keterampilan tertentu masih sangat dibutuhkan pada saat
ini,
sehingga disamping permintaan tambahan tenaga, perlu juga
pelatihan dan
pendidikan formal lanjutan untuk staf RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Tabel 2
Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas
Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2012
No. Jenis Tenaga Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Tenaga Medis 62 50 71 70 68
Dokter Spesialis (S-2) 28 26 32 30 28Dokter Umum (S-1) 30 20 35
37 37
Dokter Gigi (S-1) 4 4 4 3 3
2 Paramedis Perawatan 261 286 315 378 330
Sarjana (S-1 dan D-IV) 10 13 17 27 26
Akademi (D-III) 153 180 212 276 278
Diploma (D-I) 18 16 16 3 3
SLTA 80 77 81 72 71
3 Paramedis Non
Perawatan
128 158 183 207 207
Pasca Sarjana (S-II) 15 16 18 20 22
Sarjana (S-I dan D-IV) 54 62 72 83 78Akademi (D-III) 32 43 61 76
81
Diploma (D-I) 13 17 11 11 10
SLTA 21 19 21 17 16
4 Non Medis 100 111 111 116 98
Sarjana (S-1) 17 21 22 27 27
Akademi (D-III) 2 3 15 6 4
-
5/19/2018 BAB IV.docx
7/22
56
SLTA 70 76 76 83 67
SLTP 6 7 7 0 1
SD 5 4 3 0 0
TOTAL 549 617 700 771 703
Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2012.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a.Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 3Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Di Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013
NO Kelompok Umur Frekuensi %
1 23- 30 thn 7 19,4%
2 31-34 thn 9 25,0
3 35-38 thn 12 33,3
4 39-42 thn 7 19,4
5 >42 thn 1 2,8
Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
paling
banyak berada pada kisaran umur 35-38 tahun yakni sebanyak 12
orang
(33,3%), dan yang paling sedikit berada pada kisaran umur >42
tahun
yakni sebanyak 1 orang (2,8%).
b.Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminDi Ruang Mawar
Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 5 13,9
2 Perempuan 31 86,1
Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
-
5/19/2018 BAB IV.docx
8/22
57
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 36 responden
yang paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak
31 orang (86,1%) dan laki- laki sebanyak 5 orang (13,9%).
c.Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan DiRuang
Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013
No. Pendidikan Frekuensi %
1 SPK 6 16,7
2 DIII Keperawatan 24 66,7
3 SI. Keperawatan 6 16,7
Total 36 100Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
paling
tertinggi adalah berpendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak
24 orang
(66,7%) dan terendah adalah berpendidikan SPK dan SI
Keperawatan
masing- masing sebanyak 6 orang (16,7%).
d.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian Di Ruang
Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013
No. Status
Kepegawaian
Frekuensi %
1 PNS 30 83,3
2 Non PNS 6 16,7
Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
paling banyak adalah berstatus PNS yaitu sebanyak 30 orang
(83,3%),
dan yang berstatus Non PNS sebanyak 6 orang (16,67%).
-
5/19/2018 BAB IV.docx
9/22
58
e.Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Di Ruang
Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013
No. Lama Kerja Frekuensi %
1 3-5 th 6 16,7
2 6-8 th 4 11,1
3 9-11 th 6 16,7
4 12-14 th 4 11,1
5 15-17 th 13 36,1
6 18-20 th 3 8,3
Total 36 100
Sumber :Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
paling banyak berada pada kisaran lama kerja 15-17 tahun
yakni
sebanyak 13 orang (36,1%), dan yang paling sedikit berada
pada
kisaran 12-14 tahun yakni sebanyak 4 orang (11,1%).
2.
Analisis Univariat
2.1. Pengetahuan
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Perawatdi
Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013.
No. Pengetahuan Frekuensi Persentase
(%)
1 Baik 18 50
2 Kurang 18 50Total 36 100
Sumber :Data Primer 2013
-
5/19/2018 BAB IV.docx
10/22
59
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 18 orang (50%)
dan
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 18 orang
(50%).
2.2. Motivasi
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Motivasi Perawat di
RuangMawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013.
No. Motivasi Frekuensi Persentase
(%)
1 Baik 15 47,1
2 Kurang 21 58,3Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang
memiliki motivasi yang baik sebanyak 15 orang (47,1%) dan
yang
memiliki motivasi kurang sebanyak 21 orang (58,3%).
2.3. Pengalaman Kerja
Table 10Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengalaman
Kerja Perawat
di Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013.
No. Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase
(%)
1 Baik 14 38,9
2 Kurang 22 61,1
Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 36 responden
yang
memiliki pengalaman kerja yang baik sebanyak 14 orang (38,9%)
dan yang
memiliki pengalaman kerja yang kurang sebanyak 22 orang
(61,1%).
-
5/19/2018 BAB IV.docx
11/22
60
2.3. Caring
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan CaringPerawat di
Ruang
Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun 2013.
No. Caring Frekuensi Persentase
(%)
1 Baik 13 36,1
2 Kurang 23 63,9
Total 36 100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 36 responden
yang
memiliki caringyang baik sebanyak 13 orang (36,1%) dan yang
memiliki
caringyang kurang sebanyak 23 orang (63,9%).
3. Analisis Bivariat
3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Caringperawat
Tabel 12Hubungan Pengetahuan dengan Caring Perawat Dalam
Pemberian
Asuhan Keperawatan Di Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas
Tahun
2013.
Kategori
Pengetahuan
CaringPerawat
Total
Nilai Chisquare
Baik Kurang
n % n % N % tab = 3, 841P value= 0,015 = 5,900
Baik 3 8,3 15 41,7 18 50
Kurang 10 27,8 8 50,0 18 50
Total 13 36,1 23 63,9 36 100
%
Sumber : Data Primer 2013.
Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa hasil analisis
hubungan
antara Pengetahuan dengan Caring Perawat diperoleh bahwa dari
36
responden, sebanyak 10 orang (27,8%) memiliki tingkat
pengetahuan
-
5/19/2018 BAB IV.docx
12/22
61
kurang tetapi memiliki caringyang baik sedangkan sebanyak 15
orang
(41,7%) memiliki tingkat pengetahuan baik namun caringyang
kurang.
Hasil uji statistic diperoleh nilai chisquare
5,900 dengan
nilai tab 3, 841. Hal ini menunjukkan bahwa > tab 3,
841 artinya H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan
antara
Pengetahuan dengan Caring Perawat di RSU Bahteramas
Prov.Sultra
Tahun 2013.
3.2. Hubungan Motivasi dengan Caringperawat
Tabel 13Hubungan Motivasi dengan Caring Perawat Dalam Pemberian
Asuhan
Keperawatan Di Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas Tahun
2013.
Kategori
Motivasi
CaringPerawat
Total Nilai ChisquareBaik Kurang
N % N % N % tab = 3, 841Pvalue = 0,016 = 5,783
Baik 2 5,6 13 36,1% 15 41,7%
Kurang 11 30,6% 10 27,8% 21 58,3%
Total 13 36,1 23 63,9 36 100%Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil analisis
hubungan
antara Motivasi dengan Caring Perawat diperoleh bahwa dari
36
responden, sebanyak 11 orang (30,6%) memiliki Motivasi kurang
tetapi
memiliki caring yang baik, dan sebanyak 13 orang (36,1%)
memiliki
Motivasi yang baik tetapi caringkurang.
Hasil uji statistic diperoleh nilai chisquare 5,783 dengan
nilai tabel 3, 841. Hal ini menunjukkan bahwa > tab 3,
841 artinya H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan
antara
-
5/19/2018 BAB IV.docx
13/22
62
Motivasi dengan Caring Perawat di RSU Bahteramas Prov.Sulta
Tahun
2013.
3.2. Hubungan Pengalaman Kerja dengan Caringperawat
Tabel 14Hubungan Pengalaman Kerja dengan Caring Perawat Dalam
Pemberian
Asuhan Keperawatan Di Ruang Mawar Kelas II RSU Bahteramas
Tahun 2013.
Kategori
Pengalaman
Kerja
CaringPerawat
Total Nilai ChisquareBaik Kurang
N % N % N % tab = 3, 841Pvalue = 0,030 = 4,730
Baik 5 13,9% 9 25,0% 14 38,9%
Kurang 8 22,2% 14 38,9% 22 61,1%
Total 13 36,1 23 63,9 36 100%
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil analisis
hubungan
antara Pengalaman Kerja dengan Caring Perawat diperoleh bahwa
dari 36
responden, Sebanyak 8 orang (22,2%) memiliki pengalaman kerja
yang
kurang tetapi memiliki caringyang baik dan sebanyak 9 orang
(25,0%)
memiliki pengalaman kerja baiktetapicaring kurang.
Hasil uji statistic diperoleh nilai chisquare 4,730 dengan
nilai tabel 3, 841. Hal ini menunjukkan bahwa > tab 3,
841 artinya H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada Hubungan
antara
Pengalaman Kerja dengan CaringPerawat di RSU Bahteramas
Prov.Sulta
Tahun 2013.
4. Analisis Multivariat
-
5/19/2018 BAB IV.docx
14/22
63
Berdasarkan hasil uji logistic regression yaitu untuk
mengetahui
variabel bebas mana diantara ketiga variabel bebas yang
berhubungan atau
memberikan kontribusi besar terhadap caring perawat. Ada
beberapa hasil
yang dapat diambil dari analisis multivariat dengan menggunakan
regresi
logistic seperti tampak pada Tabel 15.
Tabel 15
Hasil analisis Multivariat menggunakan Regresi Logistik
Sumber : Data Primer 2013
Setelah tahap bivariat selesai, tahap berikutnya adalah
melakukan
analisis multivariat secara bersama-sama. Seleksi bivariat
masing masing
variabel dependen dan independen. Variabel yang dapat masuk
model
multivariat adalah variabel yang pada analisa bivariatnya
memiliki nilai p
value < 0,05.
Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji
regresi
logistic dengan memasukkan ketiga variabel bebas yang
berhubungan maka
diperoleh variabel bebas yang paling berhubungan erat dengan
Caring
-
5/19/2018 BAB IV.docx
15/22
64
Perawat di RSU Bahteramas Tahun 2013 yaitu Pengetahuan, dimana
Nilai exp
() pengetahuan adalah 5,629.
C. Pembahasan
1. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Mawar Kelas
II
RSU Bahteramas terhadap 36 orang perawat, nampak bahwa responden
yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang (50%), dan yang
memiliki
pengetahuan kurang juga sebanyak 18 orang (50%). Hal ini sesuai
dengan
pengertian pengetahuan bahwa kesan dalam pikiran manusia sebagai
hasil
penggunaan panca inderanya. Pengetahuan adalah hasil mengingat
hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik
sengaja
ataupun tidak setelah orang melakukan kontak atau pengamatan
terhadap
suatu objek (Notoatmodjo, 2005).
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Nursalam, 2006).
Sedangkan
menurut Sbortell & Kaluzny dalam Suarli & Bahtiar
(2012), Motivasi adalah
perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan
pekerjaan atau
menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku. Berdasarkan
hasil
penelitian yang dilakukan di Ruang Mawar Kelas II RSU
Bahteramas
terhadap 36 orang perawat, nampak bahwa responden yang
memiliki
-
5/19/2018 BAB IV.docx
16/22
65
motivasi baik sebanyak 15 orang (41,7%), dan yang memiliki
motivasi
kurang sebanyak 21 orang (58,3%).
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau
keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan
pegawai
tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan, semakin lama
seseorang bekerja
dalam suatu organisasi maka akan semakin tinggi motivasi
kerjanya (Ilyas, A
2005). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang
Mawar Kelas II
RSU Bahteramas terhadap 36 orang perawat, nampak bahwa responden
yang
memiliki pengalaman kerja baik sebanyak 14 orang (38,9%), dan
yang
memiliki pengalaman kerja kurang sebanyak 22 orang (61,1%).
2. Analisis Bivariat
a)Hubungan Pengetahuan dengan CaringPerawat
Dari 36 responden, sebanyak 10 orang (27,8%) memiliki
tingkat
pengetahuan kurang tetapi memiliki caringyang baik sedangkan
sebanyak
15 orang (41,7%) memiliki tingkat pengetahuan baik namun caring
yang
kurang.
Pengaruh variabel pengetahuan terhadap caringperawat sesuai
dengan
pendapat Gibson (2007), yang mengatakan bahwa pengetahuan
merupakan
pemahaman lisan seseorang tentang apa yang dia ketahui dari
pengalaman
dan proses belajar. Apabila pegawai tersebut memiliki
pengetahuan yang
baik tentang pekerjaannya, maka ia akan dapat menyelesaikan
pekerjaan
tersebut dengan baik dan demikian pula sebaliknya.
Pengembangan
pengetahuan ini dapat dilakukan dalam bentuk training
sedangkan
-
5/19/2018 BAB IV.docx
17/22
66
pengetahuan mental diartikan sebagai kemampuan berpikir pekerja
kearah
bagaimana seseorang bekerja secara matang dalam menghadapi
permasalahan yang ada. Tingkat pematangan mental pekerja
sangat
dipengaruhi oleh nilai- nilai yang ada di dalam diri individu
yang
didapatkan dari hasil proses belajar terhadap lingkungan dan
keluarganya .
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Natsir E, dkk (2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan
pengetahuan
dengan caring perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di
RS
Mohammad Hosein Palembang yang menggunakan pendekatan cross
sectional, diperoleh hasil bahwa perawat belum sepenuhnya
berperilaku
caringdalam memberikan asuhan keperawatan.
Untuk membangun pribadi caring, perawat dituntut memiliki
pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon
terhadap
lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta
kebutuhan
kebutuhan manusia. Pengetahuan perawat tentang kebutuhan pasien
tentu
akan menciptakan suatu sikap dan perilaku caring, pernah
menghormati
dan menghargai pasien dan keluarga, penuh kehangatan dalam
menjalankan tugas, ramah dan bertutur kata yang lembut dan
sopan. Caring
juga merupakan sikap peduli, menghormati orang lain, artinya
memberi
perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang
bagaimana
seseorang berfikir dan bertindak.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
18/22
67
b)Hubungan Motivasi dengan Caring Perawat
Dari 36 responden sebanyak 11 orang (30,6%) memiliki
Motivasi
kurang tetapi memiliki caringyang baik, dan sebanyak 13 orang
(36,1%)
memiliki Motivasi yang baik tetapi caringkurang.
Secara teoritis dinyatakan bahwa motivasi merupakan kemauan
atau
keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertindak,
motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan
situasinya, sehingga
setiap manusia memiliki motivasi yang berbeda antara yang satu
dengan
yang lain. Dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor
intrinsik
diantaranya prestasi, pekerjaan kreatif yang menantang,
sedangkan faktor
ekstrinsik seperti kebijakan admininstrasi, kualitas
pengendalian, kondisi
kerja, status pekerjaan, keamanan kerja, kehidupan pribadi serta
penggajian
(Wijayana, 2006).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Lukman (2011) yang mengemukakan bahwa ada hubungan
signifikan
antara motivasi responden dengan caring perawat. Sebanyak
53,6%
perawat yang motivasinya kurang dan berefek pada caringnya
terhadap
pasien. Motivasi perawat yang masih kurang misalnya dalam
bekerja masih
ikut-ikutan dengan teman yang bercaring baik, kurangnya intensif
bagi
perawat dan kurang lengkapnya fasilitas rumah sakit yang
menyebabkan
perawat kurang termotivasi.
Motivasi Perawat bersikap dan berperilaku sangat ditentukan
oleh
keinginan dari perawat untuk berbuat seperti apa yang diinginkan
oleh
-
5/19/2018 BAB IV.docx
19/22
68
pasien dan keluarganya. Motivasi untuk menciptakan suatu kondisi
yang
betul-betul dibutuhkan demi kesembuhan pasien, dimana
perawat
seharusnya aktif bertanya, berbicara lemah lembut, memberi
dukungan,
responsif, terampil, menghargai dan menjelaskan tindakan pada
pasiennya.
c)Hubungan Pengalaman Kerja dengan Caring Perawat
Dari 36 responden, Sebanyak 8 orang (22,2%) memiliki
pengalaman
kerja yang kurang tetapi memiliki caringyang baik dan sebanyak 9
orang
(25,0%) memiliki pengalaman kerja baiktetapicaring kurang.
Sesuai dengan teori bahwa upaya memaksimalkan kualitas SDM
dapat
dimulai dari pemilihan tenaga kerja yang berpengalaman dengan
tingkat
pendidikan yang sesuai serta disiplin dalam bekerja. Melalui
pengalaman
kerja yang memadai karyawan yang memiliki kompetensi untuk
bersaing,
terlebih lagi pada persaingan global dan tuntutan konsumen yang
semakin
beragam. Pegawai dalam aktivitas kerjanya memerlukan suatu
pengalaman
agar dapat lebih mempunyai kemampuan fisik maupun mental, untuk
dapat
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Sumber
Daya
Manusia perlu dikembangkan terus menerus agar diperoleh Sumber
Daya
Manusia yang bermutu dalam arti yang sesungguhnya yaitu
pekerjaan yang
dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu yang dicapai memenuhi
syarat
kualitas dan kuantitas (Yani, 2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Piyanto (2006) dengan judul Analisis Tingkat Pendidikan dan
Pengalaman
Kerja Terhadap CaringPerawat pada bagian Keperawatan di RS.
Nirmala
-
5/19/2018 BAB IV.docx
20/22
69
Sari Sukoharjo, menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat pendidikan
dan
pengalaman kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap
caring perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56%
pendidikan
perawat adalah DIII perawat dengan caringsebagian besar baik
78%.
Oleh Karena itu untuk meningkatkan pengalaman kerja perlu
pengembangan kemampuan melalui jalur pelatihan maupun jalur
pendidikan formal untuk pembentukan perilaku caring perawat,
karena
pengalaman yang baik akan membentuk skill yang baik.
3.Analisis Multivariat dengan uji Regresi Logistik
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi
logistik
multivariat maka dapat diketahui bahwa dari tiga variabel yang
telah diteliti
yaitu Pengetahuan, Motivasi dan Pengalaman Kerja yang memiliki
hubungan
paling erat adalah Motivasi dan Pengalaman Kerja dimana Nilai
Wald untuk
Variabel Motivasi 4,801 dengan tingkat signifikan 0, 028
(0,028
-
5/19/2018 BAB IV.docx
21/22
70
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardjani
(2005)
dengan judul Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai di
RSUD
Tugurejo Semarang, dimana dari penelitian ini diperoleh hasil
bahwa terdapat
keterkaitan yang erat antara motivasi dengan kinerja pegawai dan
antara
Pengalaman Kerja dengan faktor-faktornya baik faktor motivator
maupun
faktor pemeliharaan. Implikasi dari penelitian ini adalah upaya
untuk
memperbaiki dan meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai.
Seorang perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
professional,
tidak terlepas dari motivasi kerja serta Pengalaman Kerja yang
tinggi agar
mempunyai semangat dalam bekerja sehingga mampu meningkatkan
kinerja
yang akan berdampak pada mutu dan kepuasan pasien. Karena Rumah
Sakit
dikatakan berhasil tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang
diunggulkan
melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia yang
merupakan
elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang
dihasilkan dan
dipersepsikan pasien.
-
5/19/2018 BAB IV.docx
22/22
71