BAB III GEOTEKNIK Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsi- asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan. Dalam penambangan secara tambang terbuka (open pit), sudut kemiringan adalah satu faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan lokasi dari dinding-dindingnya. Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan geologinya, maka kemiringan optimum dapat beragam diantara berbagai pit dan bahkan dapat beragam pula dalam satu pit yang sama. Sudut pit pada umumnya dapat dikatakan sebagai sejumlah waste yang harus dipindahkan untuk menambang batubara. Peranan Geotek sebenarnya tidak hanya melakukan perhitungan saja tetapi lebih mengarah kepada memberikan panduan kepada pihak terkait mengenai potensi bahaya geoteknik yang akan terjadi kepada pihak terkait (manajemen perusahaan, institusi, mineplanner, dll). Berikut beberapa contoh aplikasi geoteknik dalam pertambangan : 1. Eksplorasi dan mine development. Geoteknik diperlukan untuk memandu kepada arah pembuatan desain pit yang optimal dan aman (single slope degree, overall slope degree, tinggi bench,potensi bahaya longsor yang ada sepert longsoran bidang, baji, topling busur,dll) sesuai dengan kriteria , s elain itu juga geoteknik diperlukan dalam pembangunan infrastruktur tambang seperti stockpile, port, jalan hauling diareal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IIIGEOTEKNIK
Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design
tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan
asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan. Dalam penambangan secara tambang terbuka (open pit), sudut kemiringan
adalah satu faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan lokasi dari
dinding-dindingnya. Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan geologinya, maka
kemiringan optimum dapat beragam diantara berbagai pit dan bahkan dapat beragam pula
dalam satu pit yang sama. Sudut pit pada umumnya dapat dikatakan sebagai sejumlah
waste yang harus dipindahkan untuk menambang batubara.
Peranan Geotek sebenarnya tidak hanya melakukan perhitungan saja tetapi lebih
mengarah kepada memberikan panduan kepada pihak terkait mengenai potensi bahaya
geoteknik yang akan terjadi kepada pihak terkait (manajemen perusahaan, institusi,
mineplanner, dll). Berikut beberapa contoh aplikasi geoteknik dalam pertambangan :
1. Eksplorasi dan mine development.
Geoteknik diperlukan untuk memandu kepada arah pembuatan desain pit yang
optimal dan aman (single slope degree, overall slope degree, tinggi bench,potensi
bahaya longsor yang ada sepert longsoran bidang, baji, topling busur,dll) sesuai
dengan kriteria, selain itu juga geoteknik diperlukan dalam pembangunan
infrastruktur tambang seperti stockpile, port, jalan hauling diareal lemah, dll. Disini,
peran ahli geotek adalah memberikan analisis mengenai daya dukung tanah yang
aman, cut fill volume, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi safety
factor sehingga ketika dilakukan kontruksi dan digunakan tidak terjadi kegagalan
(failure).
1. Operasional Tambang
pada kondisi ini ahli geotek berperan dalam pengawasan kondisi pit dan
infrastructur yang ada, sebagai contoh pengawasan pergerakan lereng tambang, zona-
zona potensi longsor di areal tambang (pit dan waste dump) akibat proses
penambangan, prediksi kapan longsor akan terjadi, apakah berbahaya untuk
operasional di pit atau tidak, langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi longsor seperti mengevakuasi alat, melakukan push back untuk
menurunkan derajat kemiringan lereng, melakukan penguatan, melakukan
pengeboran horizontal untuk mengeluarkan air tanah,dll. Disini peran ahli geotek
Masalah kemantapan lereng di dalam suatu pekerjaan yang melibatkan
kegiatan penggalian maupun penimbunan merupakan masalah yang penting,
karena ini menyangkut masalah keselamatan pekerja, peralatan serta manusia dan
bangunan yang berada di sekitar lereng tersebut. PT. BASEMINE dmenggunakan
metode Hoek & Bray untuk menghitung kestabilan lereng, karena lebih sederhana
dan mudah dipakai untuk desain permulaan dari suatu lereng. Chart yang
digunakan adalah chart nomor 1 dan chart nomor 5. Pemilihan kedua chart ini,
agar perusahaan dapat memperhitungkan faktor keamanan lerengnya saat dalam
keadaan yang kering dan juga saat dalam keadaan jenuh, sehingga dalam kondisi
lainnyapun lereng tersebut tetap aman. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat
pada lampiran
Hoek & Bray membuat lima buah diagram untuk tiap-tiap kondidi air tanah tertentu mulai dari sangat kering sampai jenuh. Cara memakai chart ini sangat sederhana dan cukup memberikan hasil yang dapat dipercaya. Langkah-langkahnya adalah :
1. Tentukan kondisi air tanah yang ada dan sesuaikan dengan gambar 3.1,
pilih yang paling tepat atau yang paling mendekati.
2. Hitung nilai c
. H . tan Φ , kemudian cocokkan nilai tersebut pada diagram
(chart) yang dipilih
3. Ikuti jari-jari mulai dari angka yang diperoleh pada langkah 2 sampai
memotong kurva yang menunjukkan kemiringan
4. Cari nilai c
. H . F dan
tan ΦF
yang sesuai pada absis dan ordinat.
Dimana :c = kohesi Φ = sudut geser dalam = Bobot isi rata-rata material.H = tinggi lereng total.
5. Pilih angka yang paling tepat dari kedua nilai yang diperoleh dari langkah
4
Gambar 3.1 Keadaan atau pola aliran air tanah
Gambar 3.2 Circular failure chart nomor 1
Gambar 3.3 Circular failure chart nomor 2
Gambar 3.4 Circular failure chart nomor 3
Gambar 3.5 Circular failure chart nomor 4
Gambar 3.6 Circular failure chart nomor 5
3.1.5 Metode Analitik
Metode ini didigunakan untuk memperkirakan sudut lereng batuan
berdasarkan klasifikasi massa batuan RMR (Rock Mass Rating). Bieniawski
(1976) mempublikasikan suatu klasifikasi massa batuan yang disebut Klasifikasi
Geomekanika atau lebih dikenal dengan Rock Mass Rating (RMR). Setelah
bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah mengalami penyesuaian
dikarenakan adanya penambahan data masukan sehingga Bieniawski membuat
perubahan nilai rating pada parameter yang digunakan untuk penilaian klasifikasi
massa batuan tersebut.
Pada penelitian ini, klasifikasi massa batuan yang digunakan adalah
klasifikasi massa batuan versi tahun 1989 (Bieniawski, 1989). 6 Parameter yang
digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistim RMR yaitu:
1. Kuat tekan uniaxial batuan utuh.
2. Rock Quality Designatian (RQD).
3. Spasi bidang dikontinyu.
4. Kondisi bidang diskontinyu.
5. Kondisi air tanah.
6. Orientasi/arah bidang diskontinyu
Pada penggunaan sistim klasifikasi ini, massa batuan dibagi ke dalam
daerah struktural yang memiliki kesamaan sifat berdasarkan 6 parameter di atas
dan klasifikasi massa batuan untuk setiap daerah tersebut dibuat terpisah. Batas
dari daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakan perubahan
struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan kekar, dan perubahan jenis
batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan. lereng, dan pondasi.
Tabel 3.4 Pembobotan Nilai RMR
semua parameter di masukkan ke dalam kelasnya masing masing, dan
jumlahkan seluruh hasil dari pembobotan tersebut , lalu hasil tersebut masukkan
ke tabel hasil kelas massa batuan menurut bobot total
Tabel 3.5 Hasil Kelas Massa Batuan Menurut Bobot Total