Page | 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Negara-negara berkembang osteomielitis masih merupakan masalah dalam bidang orthopedi. Sebelum ditemukannya antibiotik, osteomielitis masih merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak. Keberhasilan pengobatan osteomielitis ditentukan oleh fakor-faktor diagnosis yang dini dan penatalaksanaan pengobatan berupa pemberian antibiotik atau tindakan pembedahan. Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Pada dasarnya, semua jenis organism, termasuk virus, parasit, jamur dan bakteri, dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan oleh bakteri piogenik tertentu dan mikrobakteri. Penyebab osteomielitis piogenik adalah kuman Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan Klebsiella. Pada periode neonatal, Haemophilus influenza dan Streptococcus group B seringkali bersifat pathogen . Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
P a g e | 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di Negara-negara berkembang osteomielitis masih merupakan masalah
dalam bidang orthopedi. Sebelum ditemukannya antibiotik, osteomielitis masih
merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak. Keberhasilan
pengobatan osteomielitis ditentukan oleh fakor-faktor diagnosis yang dini dan
penatalaksanaan pengobatan berupa pemberian antibiotik atau tindakan
pembedahan. Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang
dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.
Pada dasarnya, semua jenis organism, termasuk virus, parasit, jamur dan bakteri,
dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan oleh bakteri
piogenik tertentu dan mikrobakteri. Penyebab osteomielitis piogenik adalah
kuman Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan
Klebsiella. Pada periode neonatal, Haemophilus influenza dan Streptococcus
group B seringkali bersifat pathogen. Infeksi muskuloskeletal merupakan
penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem
muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan
membahayakan jiwa. Diagnosis perlu ditegakkan sedini mungkin, terutama pada
anak-anak sehingga pengobatan dapat segera dimulai dan perawatan pembedahan
yang sesuai dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan kerusakan
yang lebih lanjut pada tulang. Dalam dua puluh tahun terakhir ini telah banyak
dikembangkan tentang bagaimana cara penatalaksanaan penyakit ini dengan tepat.
Seringkali usaha ini berupa suatu tim yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli
bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli
fisioterapi yang berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan multidisiplin yang
optimal bagi penderita. Infeksi dalam suatu sistem muskuloskeletal dapat
berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah maupun akibat kontak
P a g e | 2
dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha merangkum mengenai
patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana dari infeksi muskuloskeletal tersebut.
I.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dijadikan bahasan utama makalah ini antara lain :
1. Apakah pengertian osteomielitis?
2. Apa penyebab osteomielitis?
3. Bagaimana insidensi osteomielitis?
4. Bagaimana patogenesis osteomielitis?
5. Apakah manifekstasi klinis dari osteomielitis?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis osteomielitis?
7. Apa saja diagnosis banding pada keadaan osteomielitis?
8. Apa saja terapi atau tindakan yang dilakukan untuk menangani kondisi
osteomielitis?
9. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada pasien osteomielitis?
10. Bagaimana prognosis dari osteomielitis?
I.3. Tujuan
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan referat ini adalah untuk memberikan
pengetahuan mengenai osteomielitis kepada tenaga medis khususnya dokter
dan calon dokter
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian osteomielitis
b. Mengetahui penyebab terjadinya osteomielitis
c. Mengetahui insidensi osteomielitis
d. Mengetahui patogenesis osteomielitis
e. Mengetahui manifestasi klinis osteomielitis serta menentukan derajat
osteomielitis
P a g e | 3
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa osteomielitis
g. Mengetahui macam-macam diagnosa banding osteomielitis
h. Mengetahui terapi atau tindakan yang dilakukan pada pasien
osteomielitis
i. Mengetahui komplikasi osteomielitis
j. Mengetahui prognosis osteomielitis
I.4. Manfaat
Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi mengenai
osteomielitis, khususnya untuk mengenali patogenesis, manifestasi klinik pada
pasien osteomielitis serta cara penanganan dan prognosis yang mungkin terjadi
akibat penyakit osteomielitis tersebut.
P a g e | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Embriologi Tulang
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses
morfologik yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan
(kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang
rawan artikuler oleh karena tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur
pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan
gambaran matriks yang unik.2,5
Pada fase awal perkembangan tulang embrio (minggu ke-3 dan ke-4),
terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan
ini merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta akan membentuk
mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada
minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk tonjolan anggota gerak (limb
bud) yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm yang kemudan akan berubah
menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan. 2,5
II.2. Anatomi Histologi Tulang Manusia
Gambar 2.1 Tahap Pertumbuhan Tulang
P a g e | 5
Kerangka terdiri dari berbagai tulang dan tulang rawan. Tulang adalah
jaringan ikat yang bersifat kaku dan membentuk bagian terbesar kerangka serta
merupakan jaringan penunjang utama pada tubuh. Tulang rawan (cartilago) adalah
sejenis jaringan ikat yang bersifat lentur dan membentuk bagian kerangka tertentu.
Perbandingan antara tulang dan tulang rawan dalam kerangka berubah seiring
dengan pertumbuhan tubuh, makin muda usia seseorang, makin besar bagian
kerangka yang berupa tulang rawan.3
Observasi umum potongan melintang tulang memperlihatkan daerah-
daerah padat tanpa rongga – yang sesuai dengan tulang kompakta (padat) – dan
daerah-daerah dengan banyak rongga yang saling berhubungan – yang sesuai
dengan tulang berongga (spons).2 Perbedaan antara kedua jenis tulang tadi
ditentukan oleh banyaknya bahan padat dan jumlah serta ukuran ruangan yang ada
di dalamnya. Semua tulang memiliki kulit luar dan lapisan substantia compacta
yang meliputi massa substantia spongiosa di sebelah dalam, kecuali bila massa
substantia spongiosa diubah menjadi cavitas medullaris (rongga sumsum). 3
Pada tulang panjang, ujung yang membulat – yang disebut epifisis – terdiri
atas tulang berongga yang ditutupi selapis tipis tulang kompakta. Bagian silindris
– yaitu diafisis – hampir seluruhnya terdiri dari tulang kompakta, dengan sedikit
tulang spons pada permukaan dalamnya di sekitar rongga sumsum tulang.2
Tulang pendek umumnya memiliki pusat yang terdiri atas tulang berongga
dan seluruhnya dikelilingi oleh tulang kompakta. Tulang pipih yang membentuk
Gambar 2.2 Anatomi Tulang
P a g e | 6
calvaria memiliki 2 lapis tulang kompakta yang disebut lempeng, yang dipisahkan
oleh selapis tulang berongga yang disebut diploë. 2,5
Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara, yaitu mineralisasi langsung dari
matirks yang disekresi osteoblas (osifikasi intramembranosa) atau oleh deposisi
matriks tulang pada matriks tulang rawan yang sudah ada (osifikasi endokondral).
Pada kedua proses, jaringan tulang mula-mula tampak sebagai tulang primer atau
tulang anyaman. Tulang primer merupakan jaringan temporer dan segera diganti
oleh tulang berlamela definitif atau sekunder. Selama pertumbuhan tulang, daerah
tulang primer, daerah resorpsi dan daerah tulang sekunder terlihat berdampingan.
Kombinasi sintesis tulang dan penghancurannya (remodelling), tidak hanya terjadi
pada tulang yang tumbuh, namun juga berlangsung seumur hidup, meskipun
kecepatan perubahannya pada orang dewasa sudah sangat menurun. 2,5
Osifikasi endokondral tulang panjang meliputi urutan kejadian berikut ini :
Mula-mula, jaringan tulang pertama tampak berupa tabung tulang berongga yang
mengelilingi bagian tengah model tulang rawan. Struktur ini, yaitu leher tulang,
Gambar 2.3. Tulang panjang manusia
P a g e | 7
dihasilkan melalui osifikasi intramembranosa di dalam perikondrium setempat.
Pada tahap berikut, tulang rawan setempat mengalami proses degeneratif
kematian sel, dengan pembesaran sel dan kalsifikasi matriks, yang menghasilkan
struktur 3 dimensi yang terdiri atas sisa-sisa matriks tulang rawan yang mengapur.
Proses ini dimulai di bagian pusat model tulang rawan (diafisis), tempat masuknya
pembuluh darah melalui leher tulang yang sebelumnya telah dilubangi oleh
osteoklas, yang membawa masuk sel-sel osteoprogenitor ke daerah tersebut.
Berikutnya, osteoblas melekat pada matriks tulang yang telah mengapur dan
menghasilkan lapisan tulang primer yang mengelilingi sisa matriks tulang rawan.
Pada tahap ini, tulang rawan berkapur tampak basofilik dan tulang primer terlihat
eosinofilik. Dengan cara ini terbentuk pusat osifikasi primer, kemudian muncul
pusat osifikasi sekunder di bagian ujung yang membesar di model tulang rawan
(epifisis). Selama perluasan dan remodelling berlangsung, pusat osifikasi primer
dan sekunder membentuk rongga yang secara berangsur diisi dan dipenuhi oleh
sumsum tulang. 2,5
Di pusat osifikasi sekunder, tulang rawan tetap ada pada 2 daerah : tulang
rawan sendi, yang tetap ada seumur hidup dan tidak ikut dalam pertumbuhan
memanjang tulang dan tulang rawan epifisis, yang juga disebut lempeng epifisis,
yang menghubungkan epifisis dengan diafisis. Tulang-tulang epifisis bertanggung
jawab atas pertumbuhan memanjang tulang dan tidak terdapat lagi pada orang
dewasa, yang menjadi sebab terhentinya pertumbuhan tulang pada saat dewasa. 2,5
Gambar 1.4 Histologi Tulang
P a g e | 8
Gambar 2.4. Pertumbuhan Tulang
P a g e | 9
II.3. Osteomielitis
II.3.1. Definisi
Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang
dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman kuman piogenik.
Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa osteomielitis adalah radang tulang
yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi
lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat
tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa dan
periosteum. 1,5,6,7,8
II.3.2. Etiologi
Biasanya mikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga cara yaitu
melalui pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi (seperti selulitis)
atau melalui trauma, termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi
internal. Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur
dan bakterI, dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan
oleh bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri.1,5
Pada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan arthritis.
Pada anak-anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang. Abses
subperiosteal dapat terbentuk karena periosteum melekat longgar di
permukaan tulang, sedangkan pada orang dewasa tulang yang paling sering
terinfeksi adalah tulang belakang dan tulang panggul.1,5
Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian
proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang yang
paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang
banyak vaskularisasinya. Bagaimanapun, abses pada tulang dapat dipicu oleh
trauma di daerah infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus
(80-90%), yang merupakan flora normal yang dapat ditemukan di kulit dan
mukosa membran.1,5,7,8
Umur Organisme
P a g e | 10
Neonatus (kurang dari 4 bulan) S.aureus, Enterobacter, Streptococcus
α dan β
Anak-anak (4 bulan – 4 tahun) S.aureus, Streptococcus α dan β,
Haemophilus influenza, Enterobacter
Anak-anak, remaja (4 tahun-
dewasa)
S.aureus (80%), Streptococcus α,
Haemophilus influenza, Enterobacter
Orang dewasa S.aureus, kadang-kadang Enterobacter
dan Streptococcus
Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi.
Osteomielitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari tuberkulosis
paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang melalui sistem
sirkulasi, pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena kadar oksigen
yang tinggi) sebelum menginfeksi tulang. Pada osteomielitis tuberkulosis,
tulang panjang dan tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang
terinfeksi.1,5,7,8
Osteomielitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang
pada saat pembedahan untuk memperbaiki fraktur. Spora bakteri dan jamur
dapat juga mengenai sendi tulang yang terlibat. Osteomielitis juga dapat
terjadi akibat penyebaran infeksi jaringan lunak. Infeksi tersebut meyebar ke
tulang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Tipe penyebaran ini
biasa terjadi pada orang yang lebih tua. Infeksi dapat dimulai dari kerusakan
akibat trauma, terapi radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang
disebabkan sedikitnya sedikit sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit
diabetes. Infeksi sinus, gusi atau gigi dapat meyebar ke tulang-tulang kepala.
Penyebab osteomielitis biasanya adalah Staphylococcus aureus, bakteri gram
positif seperti Streptococcus pyogenes atau S. Pneumoniae. Pada anak
dibawah 4 tahun bakteri gram negatif Haemophilus influenzae (insiden
bervariasi dari 5-50%). Bakteri gram negatif lainnya : Escherichia coli,
Tabel 2.1. Etiologi osteomielitis
P a g e | 11
Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis dan Bacteroides fragilis
anaerobik biasanya menyebabkan infeksi tulang akut.1,5,7,8
Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus