BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangBerdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa salah satu sumber daya di
bidang kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan, dimana pasal
1 poin 7 mendefinisikan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan suatu
alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative yang dilaukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit pasal 5 menyebutkan bahwa rumah sakit mempunyai
fungsi penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Fungsi dimaksud
memiliki makna tanggung jawab yang merupakan tugas pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk optimalisasi
hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
masuknya upaya kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan
nasional.Selanjutnya undang-Undang No. 44 tahun 2009 pasal 7
menyebutkan bahwa rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan
peralatan. Ruang Perawatan Intensif (ICU=Intensive Care Unit)
adalah bagian dari bangunan Rumah Sakit dengan kategori pelayanan
kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat.Ruang
Perawatan Intensif merupakan instalasi pelayanan khusus di rumah
sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan selama 24 jam.Dalam rangka mewujudkan Ruang
Perawatan Intensif yang memenuhi standar pelayanan dan persyaratan
mutu, keamanan dan keselamatan perlu didukung oleh bangunan dan
prasarana (utilitas) yang memenuhi persyaratan teknis. Intensive
Care Unit (ICU) atau sering disebut juga Ruang Perawatan Intensif
adalah unit perawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien
sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang mengancam nyawa
dengan melibatkan tenaga kesehatan terlatih, serta didukung dengan
kelengkapan peralatan khusus.Pentingnya pemantauan pasien kritis di
rawat intensif merupakan hal yang mendorong teknologi kesehatan
umtuk dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan ketepatan dalam
mengatasi masalah masalah yang timbul selama pasien di rawat.
Pasien di ICU ( Intensive Care Unit ) adalah pasien yang dalam
keadaan terancam jiwanya karena kegagalan atau disfungsi
satu/multiple organ atau sistim dan masih ada kemungkinan dapat
disembuhkan kembali melalui perawatan pemantauan dan pengobatan
intensif.Observasi yang dilakukan pada pasien di ICU ( Intensive
Care Unit ) meliputi tanda-tanda vital sign (suhu, nadi,
pernapasan, saturasi oksigen dan tekanan darah ), hemoglobin,
tekanan vena sentral ( CVP), EKG, neuro observasi , observasi
fungsi motorik dan lain-lain. Peralatan yang dibutuhkan adalah alat
pantau EKG, alat monitoring non invasive seperti pulsa oksimetri
dan alat penunjang lainnya. Peralatan yang dipakai harus diyakini
kondisi siap pakai dan baik sehingga dapat membantu dokter dan
perawat dalam menegakkan diagnosa dan ketepatan dalam memberikan
terapi, terutama terapi oksigen. Organ-organ dalam tubuh
membutuhkan suplai oksigen yang cukup agar fungsinya lebih optimal
dan efektif. Jika saturasi oksigen rendah, berbagai masalah
kesehatan dapat terjadi diantaranya terjadi hipoksemia. Hipoksemia
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat oksigen
terlalu rendah. Gejala dapat termasuk kelelahan, kebingungan, sakit
kepala, dan sesak kalau bernapas. Karena oksigen diperlukan dalam
otak dan jantung terus menerus, kerusakan otak atau kematian dapat
terjadi jika tingkat oksigen darah terlalu rendah.Saturasi Oksigen
adalah pengukuran dari jumlah oksigen yang dibawa atau dilarutkan
dalam media tertentu. Sebagai kontrak jantung, darah berjalan di
paru-paru dimana molekul oksigen dapat mengikat sel darah merah.
Kejenuhan oksigen darah atau Saturasi oksigen arteri adalah istilah
yang digunakan untuk merujuk persentase sel darah merah yang jenuh
dengan oksigen. Tingkat kejenuhan oksigen dapat sedikit berbeda
tergantung pada aktivitas dan usia. Saturasi oksigen darah dianggap
sehat jika itu berkisar 95-100 persen, sehingga kalau oksigen darah
kurang dari 90 persen maka dianggap abnormal.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Intensive Care Unit1. Definisi ICU adalah suatu tempat atau
unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki staf khusus,
peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi.Pelayanan ICU adalah
pelayanan yang diberikan kepada pasien yang dalam keadaan sakit
berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat dan
terus menerus serta tindakan segera.
2. Kemampuan minimal ICU Beberapa kemampuan minimal ICU
diantaranya adalah a. Resusitasi Jantung Paru b. Pengelolaan jalan
napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilatorc.
Terapi oksigen d. Pemantauan EKG terus menerus e. Pemasangan alat
pacu jantung dalam keadaan gawat f. Pemberian nutrisi enteral dan
parenteral g. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan
menyeluruh h. Pemakaian pompa infus atau InfusePump untuk terapi
secara titrasi i. Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan
keadaan pasien j. Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat
portabel selama transportasi pasien gawat
3. Klasifikasi pelayanan ICU a. Pelayanan ICU primer (standar
minimal)Mampu melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi bantu
kurang dari 24 jam serta mampu melakukan pemantauan jantung
Kekhususan yang harus dimiliki;1) Ruangan tersendiri; letaknya
dekat dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruangan perawatan
lain2) Memiliki kebijaksanaan/kriteria penderita yang masuk keluar
serta rujukan 3) Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi
sebagai kepala 4) Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan
resusitasi jantung paru (A,B,C,D,E,F)5) Konsulen yang membantu
harus selalu siap dipanggil 6) Memiliki jumlah perawat yang cukup
dan sebagian besar telah terlatih 7) Mampu melayani pemeriksaan
laboratorium, rontgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi b.
Pelayanan ICU sekunder (menengah)Mampu memberikan ventilasi Bantu
lebih lama, melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu
kompleks 1) Mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, melakukan
bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks, kekhususan yang
harus dimiliki 2) Memiliki ruangan tersendiri; berdekatan dengan
kamar bedah, ruang darurat dan ruang perawatan lain3) Memiliki
kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan 4) Memiliki dokter
spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila diperlukan 5)
Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara
keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP
(A,B,C,D,E,F)6) Mampu mengadakan tenaga perawat dengan perbandingan
pasien : perawat 1:1 pada setiap saat jika diperlukan 7) Memiliki
perawat yang bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensif 8)
Mampu meberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama dan dalam
batas tertentu melakukan pemantauan invasive dan usaha bantuan
hidup 9) Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen,
kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam10) Memiliki
ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi
c. Pelayanan ICU tersier (tertinggi)Mampu melaksanakan semua
aspek perawatan/terapi intensif Kekhususan yang harus dimiliki:1)
Memiliki tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit 2) Memiliki
kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan 3) Memiliki dokter
spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila diperlukan 4)
Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara
keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP
(A,B,C,D,E,F)5) Memiliki lebih dari satu staf intensivis 6) Mampu
menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien:perawat 1:1
pada setiap shif untuk kasus berat dan tidak stabil 7) Memiliki
lebih banyak staf perawat bersertifikat terlatih perawatan/terapi
intensif 8) Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan
perawatan/terapi intensif 9) Mampu melayani pemeriksaaan
laboratorium, roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama
24 jam
4. Prosedur pelayanan & perawatan ICU Ruang lingkup
pelayanan yang diberikan di ICU :a. Diagnosis dan penatalaksanaan
spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat
menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari b.
Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus
melakukan penatalaksanaaan spesifik problema dasar c. Pemantauan
fungsi vital tubuh terhadap komplikasi :1) Penyakit 2)
Penatalaksanaan spesifik 3) Sistem bantuan tubuh 4) Pemantauan itu
sendiri d. Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi akibat koma
yang dalam, immobilitas berkepanjangan, stimulasi berlebihan dan
kehilangan sensori e. Memberikan bantuan emosional terhadap pasien
yang nyawanya pada saat itu bergantung pada fungsi alat/mesin dan
orang lain5. Indikasi Pasien Masuk ICUProsedur medis yang
menyangkut criteria masuk dan keluar ICU seharusnya disusun bersama
antar disiplin terkait oleh semacam tim tersendiri dari dokter,
perawat dan tenaga administrasi rumah sakit. Pelayanan ICU meliputi
pemantauan dan terapi intensif, karena itu secara umum prioritas
terakhir adalah pasien dengan prognosis buruk untuk
sembuh.Persyaratn masuk dan keluar ICU hendaknya juga didasarkan
pada manfaat terapi di ICU dan harapan kesembuhannya. Kepala ICU
atau wakilnya memutuskan apakah pasien memenuhi syarat masuk ICU
dan keluar, kepala icu dan wakilnya akan memutuskan pasien mana
yang harus diprioritaskan a. Pasien sakit berat, pasien tidak
stabil yang memerlukan terapi intensif seperti bantuan ventilator,
pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus menerus
(contoh; gagal napas berat, pasca bedah jantung terbuka, syok
septik)b. Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau
non invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau
dikurangi (contoh: pasca bedah besar dan luas; pasien dengan
penyakit jantung, paru, ginjal atau lainnya)c. Pasien yang
memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-komplikasi
akut, sekalipun manfaat ICU ini sedikit (contoh: pasien dengan
tumor ganas metastasis dengan komplikasi infeksi, tamponade
jantung, sumbatan jalan napas)
6. Indikasi Pasien Keluar ICU Pasien tidak memerlukan lagi
terapi intensif karena keadaan membaik atau terapi telah gagal dan
prognosis dalam waktu dekat akan memburuk serta manfaaat terapi
intensif sangat kecil. Dalam hal yang kedua perlu persetujuan
dokter yang mengirim.Bila pada pemantauan intensif ternyata
hasilnya tidak memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih
lamaTerapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu
diteruskan lagi pada :a. Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ
atau lebih yang tidak memberikan respon terhadap terapi intensif
selama 72 jamb. Pasien mati otak atau koma (bukan karena trauma)
yang menimbulkan keadaan vegetatif dan sangat kecil kemungkinan
untuk pulih c. Pasien dengan bermacam-macam diagnosis seperti PPOM,
jantung terminal, karsinoma yang menyebar
7. Kriteria Pasien Tidak Perlu Masuk ICU a. Pasien mati batang
otak (dipastikan secara klinis dan laboratorium) kecuali
keberadaannya diperlukan sebagai donor organb. Pasien menolak
terapi bantuan hidup c. Pasien secara medis tidak ada harapan dapat
disembuhkan lagi (contoh: karsinoma stadium akhir, kerusakan
susunan saraf pusat dengan keadaan vegetatif).
1
8. Sarana dan Prasarana ICUa. LEVEL I (Minimal)No MACAMJUMLAH
KETERANGAN
1Lokasi - Dianjurkan satu kompleks dengan K.bedah dan K. pulih
Letak antara out patien/in patien
2Bangunan - Terisolasi Standar tertentu terhadap : Bahaya api
Bakteriologis Kabel monitor Ventilasi Pipa air Komunikasi AC
Exhaust fan Lantai Mudah dibersihkan, keras dan rata Unit terbuka
ukuran 12-16 m2 pert. Tidur atau Unit tertutup ukuran 16-20 m2 per
t. Tidur Jarak antara t. tidur minimal 2 m
3Alat komunikasi 1 buah Intern ekstern RS
4Tempat cuci tangan 1 set Model bak dengan 3 4 rak yang dapat
dibuka tutup dengan siku/kaki
5Ruang dokter jaga - -
6Ruang tempat buang kotoran - -
7Ruang tempat menyimpan barang dan obat - -
8Ruang tunggu keluaga pasien - -
9Ruang perawat - -
10Ruang pencuci alat - -
11Dapur - -
12Sumber air 1 unit Bakteriologis
13Sumber listrik cadangan 1 set Ada sumber cadangan 220 V
voltage regulator
14Penerangan ruang - Lampu TL 10 Watt/m2
15Lampu tindakan 1 lampu per 4 tidur sesuai dengan kebutuhan
Lampu sorot dengan reflector 60 Watt
16Tempat tidur ICU I. 2 4 II. > 4 6 III. > 6 Sesuai dengan
kebutuhan Dari metal Terdapat penghalang kanan kiri Dapat diubah
posisi (Trendelemburg/Fowler)
17Sumber oksigen Sesuai dengan jumlah tempat tidur Silinder
Sentral dengan wall outlets Ada flowmeter Medicaloksygen
18Udara tekan Sumber udara tekan medi Tekan 50 70 PSI
19Pendingin ruangan / AC Sesuai dengan luas ruangan Split/Wall
type PK sesuai luas ruangan Suhu 22 25 C Humidity : 50 70 %
20Alat penghisap Sesuai dengan jumlah tempat tidur Mesin
tersendiri/sentral
21Tensimeter Sesuai dengan tempat tidur Manual tensimeter 1/bed
Automatic ( non invasive ) 1 per 2 bed
22EKG 1 EKG / bed 1 defibrilator / 4 bed Sendiri 2 / sentral
Kemampuan Recorder Monitor
23Pressure monitor 1 set / 6 bed 3 module Dengan angka dan wave
form Untuk CVP, arteri intra jantung, ICP Infuser for blood bag
inflatable Monitor kit
24Pulse oxymeter 1 per 5 bed
25Copnorgraph (optional) 1 per 6 bed Monitor RR Monitor PCO2
26Ventilator type I 1 per 2 bed CMV Assisted ventilation Alarm
(low, high pressure)
27Ventilator type II 1 per 4 bed Volume, CMV, ASS, SIMV, PEEP,
alarm low-high pressure, humidifier, nebulizer CPAP
28Infant ventilator 1 per 3 bed
29Alat resusitasi Sesuai dengan ventilator Manual resuscitation
Bag 7 mask resuscitator (adult and pediatric) Naso dan
oropharyngeal airway (berabgai ukuran mappelson tipe C
30Waters system without cannister 1 set / ICU
31Peralatan intubasi : Laryngoscope, McIntosh type complete with
4 blades Orotracheal tube with cuff (no. 6 9,5) Nasotracheal tube
with cuff (no. 6 9) ET tube, plain (no. 2,5 5,5) ET stylette Magill
forcep Pembuka mulut (mouth sore-ader) tipe Ferguson Et brush
Antibite device 1 set 2 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1
set Berbagai ukuran Berbagai ukuran Berbagai ukuran Berbagai ukuran
Berbagai ukuran
32Emergency lit + emergency trolley Minimal 2 buah Tempat
obat-obat gawat darurat
33Thermometer air raksa 1 buah per bed -
34Elektronik thermometer 1 per 2 bed Temperature monitor dengan
anal/nasal probe
35Sarana pendukung Sentralisir di lab. RS Bila bed >16 24 jam
sehari lab. Elektronik, kadar gula, kimia darah analisis gas darah
portable X-ray
36Gantung infuse Sesuai dengan kebutuhan Mobile dan gantung
37Pakaian khusus secukupnya baju perawat jas dokter baju
pengunjung sandal
38Jam dinding 1 2 buah Dengan jarum detik Quarts
39Nurse station 1 buah
40Lemari instrumen 1 2 buah Metal dan kaca 4 tingkat per rak
43Negatoscop (optional) 1 2 buah Double viewer Dengan lampu
44Minor surgery set 1 set Dalam rol
45Venous cut down set 1 set Dalam rol
46Cricothyrothomy set 1 set Dalam rol
47Tracheostomy 1 set Dalam rol
48Treatment trolley 1 set Mobile
49Titik keluar listrik 4 outlets Standard 220 V Minimal 75 cm
dari lantai
50Papan resusitasi Minimal 2 Dari bahan yang keras
51Matras anti decubitus 1 per 4 bed Bubbling mattress
52Lemari pendingin 1 buah Suhu 4 5 C Untuk menyimpan obat
dll
53Tromol segala ukuran secukupnya Kecil, sedang, besar Tempat
linen steril
54Infuser for blood bag 1 buah Mediquick / felwall
55Fiberoptik broncoscope 1 set Dewasa dan anak
56Transcutaneous gas monitor 1 set optional 1 Mengukur Pt O2 dan
Pt CO2
b. Level IIMempunyai alat-alat ventilasi mekanik dan pemantauan
yang lebih canggih (non-invasif dan invasive)c. Level IIIMempunyai
alat-alat ventilasi mekanik dan pemantauan yang lebih canggih dan
kemampuan melakukan bantuan hidup ekstra korporatif
B. TERAPI OKSIGEN1. Definisi Terapi oksigen adalah memasukkan
oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan
dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. (Standar
PelayananKeperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ). Terapi oksigen
pertama kali dipakai dalam bidang kedokteran pada tahun 1800 oleh
thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh Alvan Barach pada tahun
1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru obstruktif
kronik. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara
atmosfer atau FiO2 > 21%.Terapioksigenadalah perawatan yang
menyediakan tambahan oksigen, gas yang dibutuhkan agar tubuh Anda
bekerja dengan baik.Biasanya, paru-paru menyerap oksigen dari
udara. Namun, beberapa penyakit dan kondisi dapat menghalangi Anda
untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Terapi oksigen dapat membantu
memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup oksigen, yang dapat
membantu tubuh Anda berfungsi lebih baik dan lebih aktif.
2. Pemberian Oksigen Dilakukan Dengan Dua Metodea. Sistem aliran
rendahPemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan
pada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernafas
normal, karena tehnik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi
atau tidak konstan, sangat dipengaruhi oleh aliran, reservior, dan
pola nafas pasien.Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah
sebagai berikut:1) Nasal kanulaDiberikan dengan kontinu aliran 1-6
liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-44%.Keuntungan :Pemberian
oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur,
pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, murah, disposibel,
klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah
ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan pada pasien
dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui
mulut.Kerugian :Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih
dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui
mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak
dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal.2) Sungkup muka
sederhana (simple mask)Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah
sampai sedang. Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek,
kontinyu atau selang seling. Aliran 5 8 liter/mnt dengan
konsentrasi oksigen 40 60%.Keuntungan :Konsentrasi oksigen yang
diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem
humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang
besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.Kerugian
:Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak
memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila
pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat
menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita
elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan.
3) Sungkup muka dengan kantongRebreathing.Sungkup ini memiliki
kantong yang terus mengembang baik pada saat inspirasi dan
ekspirasi. Pada pasien inspirasi, oksigen masuk dari sungkup
melalui lubang antara sungkup dan kantong reservior, ditambah
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada
kantong. Aliran oksigen 8-12 liter/menit, dengan konsentrasi
60-80%Keuntungan :Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup
muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.Kerugian :Tidak
dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong oksigen bisa
terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan
aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah
besar karbondioksida. Pasien tidak memungkinkan makan minum atau
batuk dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta
perlu segel pengikat.4) Sungup muka dengan
kantongNon-Rebreathing.Sunkup ini mempunyai 2 katup; 1 aktup
terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan
satu katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat
inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi. Pemberian oksigen dengan
aliran 10-20 liter/menit, konsentrasi oksigen 80-100%.Keuntungan
:Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak
mengeringkan selaput lendir.Kerugian :Tidak dapat memberikan
oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau
terputar, penyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan
makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah
terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.
b. Sistem aliran tinggiSistem ini memungkinkan pemberian oksigen
dengan FiO2 lebih stabil dan tidak pernahterpengaruh oleh tipe
pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih
tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah dengan
ventury maskatau sungkup muka denganventurydengan aliran sekitar
2-15 liter/menit. Prinsip pemberian oksigen denganventuryadalah
oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang memungkinkan
konsentrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya: warna
biru 24%, putih 28%, jingga (oranye)31%, kuning 35%, merah 40%, dan
hijau 60%.
3. Tujuan Pemasangana. Untuk mempertahankan metabolismeb.
Sebagai tindakan pengobatanc. Untuk melakukan koreksi terhadap
gangguan hipoksemia atau hipoksia dan mencegah terjadinya hipoksia
dan hipoksemia.d. Mengobati keracunan.e. Sebagai fasilitas
eleminasi pada jaringan tubuh.f. Untuk meningkatkan tekanan partial
oksigen dalam alveoli, mengurangi beban kerja sistem pernafasan dan
mengurangi beban kerja jantung.g. Memperbaiki tingkat oksigenasi
pada penderita yang oxygen carrying capacitynya rendah, seperti
pada penderita anemia.h. Mendorong reabsorbsi udara dalam
rongga-rongga tubuh ( pada penderita dengan pneumocephalus atau
pneumotoraks).
4. Indikasia. Penderita dengan kelumpuhan otot pernafasanb.
Penderita dengan narkose umumc. Penderita dengan trauma parud.
Hypoxia/hypoxemiae. Gagal napas akut dengan disertai retensi CO2
atau tanpa disertai retensi O2.f. Pada gangguan Infark myokard
akutg. Pada pasien dengan syokh. Kebutuhan meningkati. Pada pasien
hampir tenggelamj. Pasien dengan pasca anestesi
5. Hal-hal yang perlu diperhatikana. Perhatikan reaksi klien
sebelum dan sesudah pemberian O2b. Penggunaan nasal kateter
hendaknya diganti tiap 8 jamc. Hindari tindakan yang dapat
mengganggu kenyamanan pasiend. Jauhkan dari hal-hal yang dapat
membahayakane. Harus selalu menggunakan humidifier untuk
menghindariiritasi selaput lender pernafasanf. Tidak boleh lebih
dari 6 literg. Berikan O2 sesuai intruksi dokter
6. Konsep dasar terapi oksigenDengan meningkatkan pasokan
oksigen dalam tubuh diharapkan dapat meningkatkan fraksi oksigen
(FiO2) pada pasien dengan tanpa menggunakan ventilator dan
meningkatkan ventilasi alveolar pada pasien yang menggunakan
ventilator. Dengan meningkatnya edaran oksigen dalam tubuh maka
akan meningkatkan isi O2 dalam darah arteri serta akan dapat
meningkatkan / mempertahankan curah jantung normal. Dengan terapi
oksigen maka dapat meningkatkan pelepasan O2 ke jaringan. Untuk
memenuhi keutuhan oksigen tersebut maka terapi harus dilakukan
secara kontinyu.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANPelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien yang dalam keadaan sakit berat dan perlu dirawat
khusus, serta memerlukan pantauan ketat dan terus menerus serta
tindakan segera. ICU RSU Wiradadi Husada SokarajaJika menggunakan
standar ruang rawat intensif seperti pada uraian BAB II , maka
Ruang ICU RSU Wiradadi Husada masih perlu banyak perbaikan,
diantaranya mengenai jumlah tenaga dan lokasi serta sarana dan
prasarana yang mendukung.
B. SARANSebaiknya lebih ditingkatkan lagi jumlah SDM dan
beberapa alat penunjang diantara Oksigen sentral, gelas ukur untuk
buang urine, Tempat buang kotoran khusus pasien, Ruang tempat
menyimpan barang dan obat, dan Emergency trolley. Mengingat
perawatan intensif membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.liputan6.com/read/2022374/apa-saja-syarat-seseorang-mesti-dirawat-di-icu
http://health.detik.com/read/2014/03/13/191642/2525161/763/2/pasien-perlu-masuk-icu-atau-tidak-ini-indikasinya