Top Banner
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein pada tahap awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun disertqai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang menyebabkan kematian. Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kalitas dan kuantitas menyebabkan gangguan pada proses proses tubuh seperti : a. Gangguan pertumbuhan b. Gangguan produksi kerja c. Gangguan pertahanan tubuh d. Gangguan struktur dan fungsi otak Gizi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro (makronutrien) dan gizi kurang mikro (mikronutrien). Dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh membutuhkan makronutrien, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan mikronutrien, vitamin, yodium, zat besi, seng, asam folat dan lain sebagainya. Kekurangan mikronutrien dan mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kekurangan vitamin A (KVA), gangguan akibat kakurangan iodium (GAKI) dan anemia yang
23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

Nov 02, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Kurang

1. Pengertian

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein pada

tahap awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu tertentu

berat badan akan menurun disertqai dengan menurunnya produktivitas kerja.

Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi

buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang

menyebabkan kematian.

Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kalitas dan kuantitas

menyebabkan gangguan pada proses – proses tubuh seperti :

a. Gangguan pertumbuhan

b. Gangguan produksi kerja

c. Gangguan pertahanan tubuh

d. Gangguan struktur dan fungsi otak

Gizi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro (makronutrien) dan gizi

kurang mikro (mikronutrien). Dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh

membutuhkan makronutrien, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan mikronutrien,

vitamin, yodium, zat besi, seng, asam folat dan lain sebagainya. Kekurangan

mikronutrien dan mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kekurangan vitamin

A (KVA), gangguan akibat kakurangan iodium (GAKI) dan anemia yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

7

mengacu pada berat bayi lahir rendah (BBLR), ganggaun intelektual, ganggaun

pertumbuhan, penurunan kekebala bahkan kematian.(Cakrawati, Mustika, 2014)

1) Pengertian ilmu gizi

Ilmu gizi (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu

tetang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi”

berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti”makanan”. Di satu sisi ilmu gizi

berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia. (Almatsier

Sunita, 2009)

2) Pengertian zat gizi

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilakn energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. (Almatsier Sunita, 2009)

2. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Ukuran Antropometri

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering

digunakan di masyarakat (Almatsier, 2004). Pengukuran antropometri ini

dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan

menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)

Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

(Nursalam, 2005) :

a. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan umur. Dengan

demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong

normal untuk anak seusianya.

b. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan

pengukuran lainnya tanpa memerhatikan berapa umur anak yang diukur.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

8

Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam

bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO

2005, yaitu :

Tabel 1

Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, BB/TB

Standar Baku Antropometri WHO-2005

No. Indeks yang

Dipakai Batas Pengelompokkan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi Buruk

≥ -3 s/d < -2 SD Gizi Kurang

≥ -2 s/d ≤ 2 SD Gizi Baik

> 2 SD Gizi Lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek

≥ -3 s/d < -2 SD Pendek

≥ -2 SD Normal

3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus

≥ -3 s/d < -2 SD Kurus

≥ -2 s/d ≤ 2 SD Normal

Sumber : Riskesdas RI, 2010

3. Indeks Antropometri

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.Berat badan adalah ukuran

antropometri yang sangat labil (Supariasa, 2001).

Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti

pertumbuhan umur.Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

9

kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih

lambat.Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi.Mengingat

karakteristik berat badan, maka indeks BB/U menggambarkan status gizi

seseorang saat ini (Supariasa, 2001).Kelebihan indeks berat badan menurut umur

(BB/U) (Supariasa, 2001) :

1) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2) Baik untuk status gizi akut maupun kronis

3) Berat badan dapat berfluktuasi

4) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

5) Dapat mendeteksi kegemukan

Kekurangan indeks berat badan menurut umur (BB/U) :

1) Interpretasi yang keliru jika terdapat edema atau esites

2) Umur sering sulit ditaksir dengan tepat

3) Sering terjadi kesalahan pengukuran seperti pengaruh pakaian ataugerakan

pada waktu penimbangan

4) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

umur.Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi

zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama

(Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

10

1) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Kelemahan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

1) Tinggi badan tidak cepat naik

2) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga

diperlukan dua orang untuk melakukannya

3) Ketepatan umur sulit didapati

c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan mempunyai hubungan yang linier dengan tinggi badan.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan kecepatan

tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi

saat ini/sekarang (Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

1) Tidak memerlukan data umur

2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, atau kurus)

Kelemahan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

1) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut cukup tinggi atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya

2) Sering mengalami kesulitan pengukuran tinggi badan

3) Membutuhkan dua macam alat ukur

4) Pengukuran relatif lama

5) Membutuhkan dua orang melakukannya

6) Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama oleh

kelompok non-profesional

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

11

4. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan

Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan

pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan dan energi yang

dimakan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi

bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah

energi kimia, energi mekanik, energi panas dan energi listrik (Budiyanto, 2004).

Angka Kecukupan Gizi (Recommended Dietary Allowance) merupakan

rekomendasi asupan berbagai nutrien esensial yang perlu dipertimbangkan

berdasarkan pengetahuan ilmiah agar asupan nutrien tersebut cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan gizi pada semua orang yang sehat. AKG

mencerminkan asupan rata-rata sehari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan

bukan merupakan kebutuhan perorangan (Hartono, 2006).

Tabel 2

Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-Rata yang

Dianjurkan Rata-Rata Perorang Perhari

Golongan

Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi Protein

0-6 bulan 5,5 60 560 12

7-12 bulan 8,5 71 800 15

1-3 tahun 12 90 1250 23

4-6 tahun 18 110 1750 32

5. Distribusi Frekuensi Gizi Kurang

a. Distribusi Frekuensi Gizi Kurang Berdasarkan Orang

Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2010, prevalensi gizi kurang

padabalita berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa prevalensi terbesar

pada kelompok umur 36-47 bulan yaitu sebesar 14,6% dan terendah pada

kelompok umur ≤ 5 bulan yaitu sebesar 7,2%. Prevalensi gizi kurang berdasarkan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

12

jenis kelamin yaitu prevalensi gizi kurang pada laki-laki (13,9%) lebih besar

daripada perempuan (12,1%). Menurut Suryono dan Supardi (2004) menyatakan

bahwa jumlah anak balita yang mengalami KEP maupun Non-KEP mayoritas

adalah perempuan (58,5%) (Suryono,2004).

Prevalensi gizi kurang berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yaitu

prevalensi terbesar pada kelompok tidak tamat SD yaitu sebesar 15,7% dan

terendah pada kelompok tamat PT (Perguruan Tinggi) yaitu sebesar 7,4%.

Prevalensi gizi kurang berdasarkan pekerjaan yang terbesar adalah pada kelompok

petani/nelayan/buruh yaitu sebesar 15,2% dan yang terendah pada kelompok yang

masih sekolah yaitu sebesar 4,7%. Menurut Suryono dan Supardi (2004) bahwa

faktor pendidikan ibu yang kurang dari SMA memiliki kemungkinan 1,3 kali

lebih banyak terjadinya status gizi kurang pada anak balita dibandingkan ibu yang

berpendidikan lebih dari SMA (Suryono, 2004).

b. Distribusi Frekuensi Gizi Kurang Berdasarkan Tempat

Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2007, prevalensi gizi kurang

menurut provinsi yang tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (24,2%), Sulawesi

Tengah (18,7%), dan Maluku (18,5%) (Riskesdas, 2007). Berdasarkan laporan

Riskesdas tahun 2010, prevalensi gizi kurang berdasarkan tempat tinggal yaitu di

pedesaan (14,8%) lebih tinggi daripada di perkotaan (11,3%). Prevalensi gizi

kurang pada balita menurut provinsi terdapat 3 provinsi dengan jumlah kasus

yang paling besar berturut-turut, yaitu Kalimantan tengah (22,3%), Nusa

Tenggara Timur (20,4%), dan Nusa Tenggara Barat (19,9%) (Riskesdas, 2010).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

13

6. Prevelensi Gizi Kurang

Menurut arum atmawkarta (2007) sasaran pembangunan nasional dan

proyek gizi kurang pada balita, indonesia pada tahun 2000 memiliki angka gizi

kurang sebesar 17,1%, pada tahun 2001 gizi kurang di indonesia sebesar

19,8%,pada tahun 2002 gizi kurang di indonesia sebesar 19,3%, pada tahun 2003

gizi kurang di indonesia sebesar 19,2%, dan pada tahun 2005 gizi kurang di

indonesia sebesar 19,2%. Berdasarkan data dari tahun 2000s/d 2005 angka kasus

gizi kurang di indonesia cukup mendatar tetapi kalau dilihat angka tersebut cukup

tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asean.

Adapun kalau dibandingkan dengan negara ASEAN angka gizi kurang di

indonesia dari tahun 1996-2005 dapat dilihat sebagai berikut:

Perbandingannya Angka Gizi Kurang Di Negara ASEAN

No Negara Gizi kurang pada balita (%) BBLR (%)

1 Malaysia 11 9

2 Thailand 18 9

3 Filipina 20 28

4 Srilangka 22 29

5 Vietnam 27 9

6 Indonesia 28 9

7 Myanmar 32 15

8 Kamboja 45 11

9 Timor leste 46 12

Sumber: The State Od The World Children, 2007

Jika dilihat dari posisi diatas maka indonesia menduduki peringkat ke 6

(enam) dari 9 (sembilan) negara yang ada di ASEAN, padahal Indonesia lebih

dulu merdeka dan memiliki daerah yang subur untuk tanaman-tanaman tetaoi

kenapa Negara kita yang namanya Indonesia masih mengalami angka gizi kurang

yang cukup tinggi? Otak dan psikologi si anak, pertumbuhan si anakn dan rentan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

14

terkena penyakit infeksi lainnya. Maka untuk itu diupayakan supaya faktor

penyebab gizi kurang dapat dihindari.

Distribusi Frekuensi Gizi Kurang Berdasarkan Waktu

Berdasarkan SKRT, pada tahun 2000 persentase balita dengan gizi

kurangsebesar 17%, pada tahun 2001 sebesar 20%, pada tahun 2002 sebesar 18%,

pada tahun 2003 sebesar 20%, pada tahun 2005 sebesar 19% dan pada tahun 2007

sebesar 13% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan laporan Riskesdas, prevalensi gizi

kurang pada tahun 2010 adalah sebesar 13% (Riskesda, 2010).

7. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh

setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi.

Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk

terhadap kesehatan. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada

berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik. Oleh

kareana itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang susuai

untuk rata-rata penduduk yang hidup didaerah tertentu. Angka kecukupan gizi

yang dianjurkan digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi optimal

bagi penduduk.

Angka kecakupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kali

ditetapkan pada tahun 1968 melalui widya karya pangan dan gizi yang

diselenggarakan oleh lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI). AKG ini

kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima

tahun sekali. (Almatsier Sunita, 2009)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

15

8. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut unicef (1998) gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh

beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung,

penyebab tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah.

Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi

makanan dan adanya infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah

pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah dan

jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan

makan secara perorangan. Konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama,

adat istiadat, dan pendidikan keluarga yang bersangkutan (Almatsier,2001).

Timbulnyagizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga

karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering

diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya

anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat

melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan

akhirnyamudah terkena gizi kurang( Soekirman, 2000). Sehingga disisni terlihat

interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal

yang saling mempengaruhi.

Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dan

penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh

sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimanan

infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat

menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi

kronois lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

16

menyebabkan anemia. Penyakit infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan

bersih, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang

tidak memadai (Soekirman, 2000).

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola

pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.

Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai,

kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai

merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air putih yang

cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan

dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahanan ibu tentang kesehatan, makin

kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi(Unicef, 1998). Sedangkan

penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis

ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak

seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada

akhirinya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).

Penelitian anwar (2006) mengenai faktor resiko kejadian gizi buruk di

Lombok Timur. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa gizi buruk dikabupaten

Lombok Timur disebabkan oleh faktor karakteristik keluarga dan pola asuh, yaitu:

pendapatan keluarga (beresiko 5,03 kali), tingkat pendidikan ibu(2,32),

pengetahuan ibu mengenai pemantauan pertumbuhan( berisiko 15,64 kali),

pengasuh anak (7,87 kali), berat badan lahir (5,73 kali), lama asi eksklusif (2,57

kali), status imunisasi (10,28 kali), dan pola makan anak (3,27 kali). Namun

secara bersama (simultan), hanya pengetahuan ibu yang bermakna sebagai faktor

risiko gizi buruk di kabupaten lombok timur. Pada penelitian ini faktor

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

17

karakteristik keluarga yang menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil

adalah pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu.

Kurang gizi banyak menimpa anak khususnya anak balita yang berusia di

bawah lima tahun karena merupakan golongan yang rentan serta pada fase ini

kebutuhan tubuh akan zat gizi meningkat karena selain untuk tubuh juga untuk

perkembangan sehingga apabila anak kurang gizi dapat menimbulkan berbagai

penyakit (Supariasa, 2001).

Pada malnutrisi primer, salah satu atau semua komponen ini tidak ada

dalam makanan. Sebaliknya, pada malnutrisi sekunder atau kondisional, pasokan

nutriennya sudah memadai, tetapi malnutrisi terjadi karena malabsorbsi nutrien,

gangguan penggunaan atau penyimpanan nutrien, kehilangan nutrien yang

berlebihan, atau karena peningkatan kebutuhan akan nutrient (Mitehel, 2006).

Ada beberapa faktor lain yang biasanya memegang peranan penting dalam

menyebabkan timbulnya gizi kurang adalah diare dan penyakit infeksi. Keadaan

ini menjadikan anak tidak mau makan sehingga kebutuhan zat gizinya tidak

terpenuhi (Suhardjo, 1996).

Adapun beberapa faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya

gangguan gizi terutama pada anak balita, yaitu

a. Karakteristik Balita

1) Umur Balita

Anak balita merupakan kelompok umur yang paling rentan menderita gizi

kurang karena sedang dalam masa pertumbuhan sehingga memerlukan asupan

gizi yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya Sedioetama, 2004)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

18

2) Jenis Kelamin

Tingkat kebutuhan pada anak laki-laki lebih banyak jika dibandingkan

dengan perempuan. Begitu juga dengan kebutuhan energi, sehingga laki-laki

mempunyai peluang untuk menderita KEP yang lebih tinggi daripada perempuan

apabila kebutuhan akan protein dan energinya tidak terpenuhi dengan

baik(Almatsier, 2004).

b. Karakteristik sosial ekonomi keluarga

1) Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga berhubungan dengan status gizi anak yaitu

dengan memengaruhi konsumsi pangan setiap anak. Dalam keluarga besar dengan

kondisi ekonomi yang lemah dapat menyebabkan asupan makanan setiap anak

akan menjadi berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan gizi anak yang

dapat mengakibatkan gangguan gizi (Suhardjo, 2003).

2) Tingkat pendidikan ibu

Tingkat pendidikan yang rendah memengaruhi penerimaan informasi

sehingga tingkat pengetehuan gizinya juga terbatas. Masyarakat dengan tingkat

pendidikan yang rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang

berhubungan dengan makanan sehingga sulit memerima pembaharuan

(Singarimbun, 1998). Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih

makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya dibandingkan mereka yang

berpendidikan lebih rendah (Moehji, 2002). Kurangnya pendidikan, pengetahuan,

dan keterampilan keluarga untuk dapat memecahkan masalah gizi keluarga dan

masyarakat sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarga tersebut terutama

tentang pola asuh anak. Kurangnya pendidikantersebut dapat menyebabkan anak

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

19

tidak suka makan atau tidak diberi makananseimbang dan juga memudahkan

terjadinya infeksi yang berakhir dengankondisi KEP(Soekirman, 2004).

3) Pekerjaan ibu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bumi (2005), menyatakan bahwa

anak yang memiliki ibu tidak bekerja memiliki status gizi yang lebih baik

dibandingkan anak balita yang memiliki ibu bekerja (Bumi, 2005).

Hai ini didukung oleh penelitian masdiarti (2000) yang memperlihatkan

hasilbahwa anak yang berstatus gizi baik banyak ditemukan pada ibu

bukanpekerja (43,24%)dibandingkandengankelompok

ibupekerja(40,54%)karena ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang

lebih banyak dalammengasuh anaknya (Masdiarti, 2000).

4) Pendapatan keluarga

Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk.

Makin kecil pendapatan penduduk makin tinggi persentase anak yang kekurangan

gizi. Demikian sebaliknya, kurang gizi berpotensi sebagai penyebab kemiskinan

melalui rendahnya pendidikan dan produktivitas (Depkes RI, 2005).

9. Akibat gizi kurang pada proses tubuh

Akibat gizi kurang terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa

yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas

dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses:

a. Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya.Protein digunakan sebagi

zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah

rontok.Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

20

rata-rata lebih tinggi dari pada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.

(Almatsier Sunita,2009)

b. Produksi tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang

kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas.Orang

menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun. (Almatsier

Sunita,2009)

c. Pertahanan tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun.Sistem imunisasi dan

antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk,

dan diare.Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian. (Almatsier

Sunita,2009)

d. Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan

mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal

pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak

secara permanen. (Almatsier Sunita,2009)

e. Perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukan

perilaku tidak tenang.Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis. (Almatsier

Sunita,2009)

Dari keterangan di atas tampak, bahwa gizi yang lebih baik merupakan

modal bagi pengembangaan sumberdaya manusia. (Almatsier Sunita,2009)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

21

10. Pencegahan Gizi Kurang Pada Balita

a. Pencegahan Primer

Pencegahan ini untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat

atau mencegah oarng yang sehat menjadi sakit (Budiarto, 2002). Pencegahan ini

ditujukan untuk masyarakat umum, yaitu (Widodo, 2009) :

1) Memberikan KIE mengenai gizi kurang dan gizi buruk, termasuk gejala-gejala

serta komplikasi yang akan timbul.

2) Menyarankan anggota keluarga untuk mengonsumsi makanan yang bergizi

seperti pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13 pesan,

antara lain : makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari, makanlah

makanan yang mengandung cukup energi, untuk sumber energi upayakan agar

separuhnya berasal dari makanan yang mengandung zat karbohidrat komplek,

upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari

seperempat dari energi total yang anda butuhkan, gunakan hanya garam

beryodium untuk memasak sehari-hari, makanlah banyak makanan yang kaya

akan zat besi, berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan,

biasakan makan pagi setiap hari, minum air bersih dan sehat dalam jumlah

yang cukup, berolah raga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan,

hindarilah minuman beralkohol, makanlah makanan yang dimasak dan/atau

dihidangkan dengan bersih dan tidak tecemar, dan bacalah selalu label pada

kemasan makanan.

3) Memberikan penjelasan mengenai cara penanganan gizi kurang atau gizi

buruk dengan perubahan sikap dan perilaku anggota keluarga. Bukan saja

makanan yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan sekitar juga harus

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

22

diperhatikan untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan nafsu

makan berkurang.

4) Usahakan mengikuti program kesehatan yang ada setiap bulan di puskesmas

atau di puskesmas pembantu desa.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini untuk orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat

progesifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dam mengurangi

ketidakmampuan, yaitu (Budiarto, 2002) :

1) Deteksi dini sekiranya penderita atau anggota keluarga yang lain terjangkit

penyakit yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam jangka waktu yang

panjang. Misalnya, melakukan penimbangan berat badan.

2) Mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan yang awal dan tepat

dapat mengurangi morbiditas dan meningkatkan produktivitas semua anggota

keluarga.

c. Pencegahan tersier

Upaya pencegahan ini terus diupayakan selama orang yang menderita

belum meninggal dunia, yaitu (Budiarto, 2002):

1) Apabila penderita mengalami sakit lain, sebaiknya secepatnya dilakukan

pemeriksaan dan pengobatan

2) Rehabilitasi sosial diberikan kepada penderita dan anggota keluarga. Bagi

penderita ditumbuhkembalikan kepercayaan dirinya agar bisa bergaul dengan

yang lain.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

23

11. Kebutuhan Gizi Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Bayi, balita dan anak prasekolah termasuk salah satu kelompok yang

rawan gizi.Karena itu, harus dipastikan bahwa tenaga kesehatan dan kader

memiliki kemampuan melakukan KIE kebutuhan gizi pada anak dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh ibu dan keluarga.Dari pemahaman ini diharapkan

pihak ibu dan keluarga menyadari pentingnya pemenuhan gizi bagi anak dan

berusaha agar anak tercukupi asupannya.

Ibu dan keluarga harus membiasakan memberi asupan gizi yang terbaik

bagi buah hatinya, disesuaikan kemampuan finansial dam kemudahan

mendapatkannya. Selain pemilihan bahan makanan, pengolahan juga penting

termasuk kebersihannya pada saat proses memasak dan penyajiannya serta cara

pemberiannya ke anak.

Sebaiknya setiap ibu memiliki beraneka resep masakan untuk anak

sehingga dapat memasak berbagai masakan, hal ini untuk mencegah dan

mengurangi rasa bosan pada anak.

Tabel 3

Pemenuhan Kebutuhan Gizi Pada Anak

Umur 12-24 umur 24 atau lebih

a. Teruskan pemberian ASI

b. Berikan makanan keluarga secara

bertahap sesuai kemampuan anak.

c. Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3

porsi makan orang dewasa terdiri

dari nasi, lauk-pauk, sayur, dan

buah.

d. Berikan makanan selingan kaya gizi

2x sehari diantara waktu makan

(biskuit, kue)

e. Perhatikan variasi makanan.

a. Berikan makanan keluarga 3 x

sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi

makan orang dewasa yang terdiri

dari nasi, lauk pauk, sayur dan

buah.

b. Berikan makanan selingan kaya

gizi 2 x sehari di antara waktu

makan.

c. Perhatikan jarak pemebrian

makanan keluarga dan makanan

selingan.

Sumber : Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

24

12. Penanggulangan masaalah gizi kurang

Penanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar

departemen dan kelompok profesi, melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan

pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status

sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan

teknologi pangan. Semua upaya ini bertujuan untuk memperoleh perbaikan pola

konsumsi pangan masyarakat yang beraneka ragam , dan seimbang dalam mutu

gizi.

Upaya penanggulangan masalah gizi kurang yang dilakukan secara

terpadu antara lain:

a. Upaya pemenuhan persediakan pangan nasional terutama melalui peningkatan

produksi beraneka ragam pangan.

b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarakan pada

pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah

tangga.

c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari

tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu), hingga puskrsmas dan rumah sakit.

d. Penigkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui sistem kewaspadaan

pangan dan gizi (SKPG).

e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi

masyarakat.

f. Peningakatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk

pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

25

g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan

(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta

kapsul minyak beriodium.

h. Peningkatan kesehatan lingkungan.

i. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi.

j. Upaya pengawasan makanan dan minuman.

k. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

Melakui instruksi presiden No.8 tanu 1999 telah dicanangkan Gerakan

Nasional Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi, yang diarahkan pada;

a. Pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah

tangga

b. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan. Cakupan,

kualitas pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi masyarakat

c. Pemantapan kerjasama lintas sektor dalam pemantauan dan penanggulangan

masalah gizi melalui SKPG

d. Peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan (Anwar, dalam almatsier

2009)

13. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

PMT Balita merupakan pemberian suplementasi gizi untuk melengkapi

kebutuhan gizi agar mencapai berat badan sesuai usia. Tiap 100 gram PMT

Mengandung 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein dan 71 gram karbohidrat.

PMT balita mengandung 10 vitamin ( Vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, D, E, K,

dan Asam Folat) dan 7 mineral (Besi, zink, fosfor, selenium, dan kalsium). Setiap

bungkus PMT Balita terdiri dari 12 keping biskuit atau 540 kalori (45 Kalori per

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

26

biskuit). Usia 6 – 11 bulan diberikan 8 keping per hari selama 1 bulan setara

dengan 20 bungkus PMT Balita. Usia 12 – 59 bulan diberikan 12 Keping per hari

selama 1 bulan setara dengna 30 bungkus PMT Balita. Bila berat badan telah

sesuai pemebrian PMT Balita dihentikan dan untuk selanjutnya mengonsumsi

makanan keluarga gizi seimbang.

PMT Anak sekolah diberikan untuk melengkapi kebutuhan gizi anakn

sekolah dasar. Tiap sajian (10 keping atau 60 gram) PMT – AS mengandung 300

kalori, 40 gram karbohidrat 10 vitamin (A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, Dan

E) dan 8 Mineral (Asam folat, Bsi , Selenium, Kalsium, Natrium, Zink, Iodium

dan Fosfor). Ketentuan pemeberian PMT – AS diberikan 6 keping per hari untuk

mencukupi kebutuhan makanan tambahan anakn usia sekolah dasar yaitu 180

kalori per hari. Bila berat badan telah mencapai sesuai perhitungan berat badan

sesuai umur, pemberian PMT – AS Dihentikan dilanjutkan konsumsi makanan

keluarga gizi seimbang.

PMT Ibu Hamil Setiap 100 Gram mengandung 520 kalori. Setiap keping

biskuit PMT Bumil mengandung 104 Kalori. Tiap sajian P MT Bumil

mengandung 520 kalori, 56 gram karbohidrat, 16 gramprotein, dan 26 gram

lemak. PMT Bumil mengandung 9 macam vitamin (A,B1,B2,B3,B6,B12,C,D,dan

E) Serta 8 Mineral (Asam Folat, zat besi, selenium, kalsium, Natrium, Zink,

Iodium, dan Fosfor). Ketentuan pemerian PMT Bumil pada kehamilan trimester 1

diberikan 2 keping per hari. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3

keping per hari pemberian PMT Bumil Diberikan. (Septikasari, 2019)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

27

14. Modisco

Modisco (Modified Disco). Menurut ilmuwan yang juga pengembangan.

IR. Annis Catur Adi. M. Psi. Adalah modifikasi dari „Disco 150‟. Minman tinggi

kalori (10 kal) yang formulannya teridir dari 7,85 g susu skim, 4,73 g gula dan

5.93 g minyak biji kapas. Yang digunakan untuk mengobati gangguan gizi berat

atau kekurangan Enerji Protein (KEP) Pada anak.

Di Indonesia minuman tinggi kalori ini pertama kali diperkenalkan oleh

Laporatorium Ilmu Kesehatan Anakn Fakultas Kedokteran UNAIR/RSUD Dr.

Soetomo, Surabaya, tahun 1973 “Formkula ini berhasil secara memuaskan

mengatasi anak - anak kekurangan BB Kronis di Uganda, Afrika dan di Indonesia

digunakan untuk mengatasi anak kurang BB dan kurang gizi, baik di rumah sakit

maupun di lapangan. Jelas Annis yang juga menerbitkan buku tentang Modisco.

Pemebrian Modisco bagi anak efektif, lantaran porsi makanan atau

minuman relatif kecil namun mengandung kalori dan protein tinggi, mudah

dicerna karena terdiri dari lemak nabati dan lemak nabati dan lemak berantai

sedang, merupakan cara alternatif bagi anak yang tidak suka susu, juga dapat

meningkatkan BB secara cepat, yaitu 30 – 100 gram per hari.

Guna mempopulerkan Modisco di masyarakat, formulanya sedikit diubah

agar mudah dicari, yaitu minyak biji kapas diganti margarin. Pemberiannya

disesuaikan dengan kasus kekurangan BB atau KEP yang berbeda pada tiap – tiap

anak. Apakah rendah, sedang maupun berat. Tetapi sebenarnya menurut Anis

Modisco juga dapat diberikan pada anak saat ia membutuhkan ekstra energi,

seperti sedang kurang nafsu makan, baru sembuh dari sakit atau sedang

melakukan kegiatan melelahkan (Banyak kursus, ujian, sedang).

(puskesmasayah1.wordpress.com./2014)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Kurang 1. Pengertianrepository.poltekkes-tjk.ac.id/972/5/BAB II.pdf · 1. Pengertian Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein

28

Tabel 4

Formula Pemberian untuk KEP atau Gizi Buruk

MACAM

“MODISCO” BAHAN

KANDUNGAN

GIZI CATATAN

Modisco ½ Susu Skim 10 gr (1

sdm)

Gula Pasir 5 gr (1

sdt)

Minyak Kelapa 2½

gr (½ sdt)

Energi : 80 kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 2,5 gr

Modisco I Susu skim 10 gr (1

sdm) atau full cream

12 gr (2 sdm)

Gula 5 gr (1sdt)

Minyak Kelapa 5 gr

(1/2 sdm)

Energi : 100 kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 3,5 gr

Diberikan

kepada KEP

berat dengan

Edema

Diberikan 100

kkal / kg

BB/Hari

Modisco II Susu skim 10 gr (1

sdm) atau full cream

12 gr (2 sdm)

Gula 5 gr (1sdt)

Margarin 5 gr

(½ sdm)

Energi : 100 kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 4 gr

Diberikan pada

KEP tanpa

Edema

diberikan 125

kkal/kg BB/hari

Modisco III Susu full cream 12

gr (1 ¼ sdm) atau

susu segar 100 cc (

½ gelas)

Gula 7,5 gr (1 ½

sdt)

Margarin 5 gr ( ½

sdm)

Energi : 130 kkal

Protein : 3 gr

Lemak : 7 gr

Diberikan

setelah

pemberian

Modisco I dan II

Pemberian

Modisco III +

10 Hari

diberikan 150

kkal/kg BB/hari