BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Investasi Menurut Sukirno (2000: 366) investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa mendatang. Menurut Hartono (2008: 5) investasi secara luas dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang lama.Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan Tandelilin (2010: 2). Sunariyah (2010: 4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan. Hartono (2008: 7) mengklasifikasikan aktivitas investasi ke dalam aktiva keuangan menjadi dua tipe yaitu sebagai berikut. a. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
26
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Investasiabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/F0311108_bab2.pdf · Dari pengertian-pengertian di atas saham dapat didefinisikan sebagai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Investasi
Menurut Sukirno (2000: 366) investasi adalah pengeluaran-pengeluaran
untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan
tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di
masa mendatang. Menurut Hartono (2008: 5) investasi secara luas dapat
didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang efisien selama periode waktu yang lama.Investasi dapat diartikan
sebagai penanaman uang pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memproleh keuntungan. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
keuntungan di masa depan Tandelilin (2010: 2). Sunariyah (2010: 4) Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan.
Hartono (2008: 7) mengklasifikasikan aktivitas investasi ke dalam aktiva
keuangan menjadi dua tipe yaitu sebagai berikut.
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
market), atau pasar turunan (derivative market). Aktiva keuangan yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang hanya aktiva yang mempunyai tingkat risiko kecil,
jatuh tempo yang pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Aktiva keuangan
yang diperjual-belikan di pasar modal memiliki sifat investasi jangka panjang
berupa saham-saham (equity securities) dan surat-surat berharga pendapatan tetap
(fixed income securities). Opsi dan future contract merupakan surat-surat berharga
yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). Investasi langsung
tidak hanya dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-
belikan, namun juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak
dapat diperjual-belikan seperti: tabungan, giro, dan sertifikat deposito.
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga di
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan
jasa-jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik. Investasi melalui
perusahaan investasi menawarkan keuntungan tersendiri bagi investor. Hanya
dengan modal yang relatif kecil, investor dapat mengambil keuntungan karena
pembentukan portofolio investasinya. Selain itu, dengan membeli saham
perusahaan investasi, investor tidak membutuhkan pengetahuan dan pengalaman
yang tinggi. Dengan pembelian tersebut investor dapat membentuk portofolio
yang optimal.
2.1.2 Pasar Modal Indonesia
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
saham, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian,
pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya (Bursa Efek Indonesia, 2015). Menurut undang-undang
Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Menurut Sunariyah (2010: 4) pasar modal adalah suatu
sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan
surat-surat berharga yang beredar, sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan
dana, pasar modal dapat menjadi alternatif.
Pasar Modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna pasar
modal ini adalah individu-individu, pemerintah, organisasi dan perusahaan. Nilai
nominal investasi bisa sama dengan pada pasar modal uang atau dapat lebih
rendah atau lebih tinggi, yang membedakan bukanlah nilai nominal investasi
tetapi jangka waktu penanaman investasi. Misalnya, jangka waktu pemegang
saham tidak terbatas, tetapi deposito biasanya mempunyai waktu kurang dari satu
tahun. Di pasar modal, penawaran dan permintaan sangat bervariasi dibandingkan
dengan pasar pasar uang. Dari segi lain penawaran pada saat ini bisa menjadi
permintaan besok. Tetapi, pemain yang memegang peranan penting adalah
perusahaan-perusahaan dengan berbagai ukuran yang menggunakan dana jangka
panjang. Perusahaan–perusahaan tersebut termasuk perusahaan tambang,
industtri, manufaktur, perbankan, asuransi dan lain-lain.
2.1.3 Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan (Hartono
2008: 25). Menurut Sunariyah (2010: 8) penanaman modal pada suatu entitas
(badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan
tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan tersebut. Badan
usaha yang membutuhkan dana tersebut menerbitkan surat berharga dan dijual
kepada pemodal, yang berakibat para pemodal dapat memiliki sebgaian
perusahaan sebesar jumlah surat berharga yang dikuasai. Surat berharga tersebut
disebut saham. Samsul (2006: 45) saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan
di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau
stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai
pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham
dalam buku yang disebut daftar pemegang saham (DPS).
Dari pengertian-pengertian di atas saham dapat didefinisikan sebagai salah
satu instrumen keuangan berupa surat atau lembar berharga yang diterbitkan
perusahaan sebagai tanda bukti penyertaan modal di perusahaan tersebut.
Perusahaan yang menerbitkan saham disebut perusahaan go public dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Menurut Hartono (2008) saham itu sendiri dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu common stock (saham biasa), preferred stock (saham preferen)
dan saham treasuri. Berikut ini akan dibahas mengenai saham biasa terlebih
dahulu diikuti oleh saham preferen dan saham treasuri.
a. Saham Biasa
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) (IDX, 2015). Harton (2008) jika perusahaan hanya
mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham
biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
Sunariyah (2010: 124) bahwa saham adalah bukti penyertaan modal yang
dimasukkan oleh subjek hukum ke dalam suatu Perseroan Terbatas pada saat
pendirian Perseroan Terbatas tersebut.
Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik
sebagian dari perusahaan tersebut. Dengan demikian apabila seorang investor
membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik dan disebut pemegang saham
perusahaan. Ada dua jenis saham biasa yaitu saham atas nama dan saham atas
unjuk. Saham atas nama yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di atas
saham tersebut. Sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik yaitu nama
pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik saham adalah yang
memegang saham tersebut. Jadi, pemilik saham adalah yang menyimpan saham
tersebut dan mendapatkan seluruh hak-hak pemegang saham. Pada saat ini saham-
saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama. Untuk itu,
pembelian saham harus segera mendaftarkan dan mengadministrasikan saham.
b. Saham Preferen
Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen
(preferred stock). Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat
gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Saham preferen
mempunyai hak – hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak – hak prioritas dari
saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika
terjadi likuidasi. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak
veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa (Hartono, 2009). Sunariyah (2010:
130) saham preferen adalah jenis saham lain sebagai alternatif saham biasa.
Disebut juga preferensi karena pemegang saham preferensi mempunyai hak
istimewa karena pemegang saham peferensi mempunyai hak keistimewaan di atas
pemegang saham biasa, untuk hal hal tertentu yang diperjanjikan saat emisi
saham.
c. Saham Treasuri
Saham treasuri menurut Hartono (2008) adalah saham milik perusahaan
yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri yang
nantinya dapat dijual kembali. Perusahaan emiten membeli kembali saham
beredar sebagai saham treasuri dengan alasan – alasan sebagai berikut.
1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer – manajer atau karyawan –
karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk
saham.
2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya.
3) Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan
menguasai perusahaan lain.
4) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya.
5) Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai
jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak
bersahabat (hostile takeover).
2.1.4 Return Saham
Return saham menurut Tandelilin (2010: 102) menyatakan bahwa: “return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi
yang dilakukannya”. Hartono (2008: 195) Return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Return ini dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau
return ekspetasi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi
(realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung
mengunakan data historis. Return realiasasi penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan
return ekspetasi serta risiko di masa mendatang. Beberapa pengukuran Return
realisasi yang banyak digunakan seperti :Return total (total return), relatif return
(return relative), kumulatif return (return cumulative) dan return disesuaikan
(adjusted return).
Hartono (2008: 196) menjelaskan bahwa terdapat dua unsur pokok return
total saham, yaitu capital gain (loss) dan yield. capital gain (loss) merupakan
hasil yang diperoleh dari selisih untung rugi dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode yang lalu. Maksudnya, jika harga investasi sekarang lebih
tinggi dari harga investasi yang lalu ini berarti terjadi keuntungan modal atau
capital gain, sebaliknya kerugian modal disebut capital loss. Sedangkan yield
merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase deviden
terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah
persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode
sebelumnya. Dengan demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1+ 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
Dalam penelitian ini, Return saham yang dimaksud adalah capital gain
atau capital loss yang didefinisikan sebagi selisih dari harga investasi sekarang
relatif dengan harga periode yang lalu. Dari definisi tersebut return saham dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut.
𝑅𝑡 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1
Dimana:
𝑅𝑡 = Return Saham pada periode ke t
𝑃𝑡 = Harga Penutupan Saham pada periode ke t
𝑃𝑡−1 = Harga Penutupan Saham pada periode ke t-1
t = Periode bulan sekarang
t-1 = Periode bulan kemarin
2.1.5 Makro Ekonomi
Ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi secara
luas, termasuk di dalamnya inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
(Mankiw, 2002). Menurut Sunariyah (2010: 22) perubahan atau perkembangan
yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negara akan memberikan
pengaruh kepada pasar modal. Apabila suatu indikator ekonomi jelek maka akan
berdampak buruk pada perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator
ekonomi baik maka akan memberikan pengaruh baik pula.
Menurut Samsul (2006: 200) faktor makro merupakan faktor yang berada
di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan
kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi makro
perekonomian suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan dan kinerja saham yang ada di
negara tersebut. Faktor makro-ekonomi yang secara langsung dapat
mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan sebagai berikut: tingkat
bunga umum domestik, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kebijakan khusus
pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu, kurs valuta asing, tingkat
bunga pinjaman luar negeri, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi,
faham ekonomi, peredaran uang.
Perubahan faktor makro-ekonomi di atas tidak akan dengan seketika
mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara perlahan dalam jangka panjang.
Sebaliknya harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor
makroekonomi itu karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan
faktor makro-ekonomi itu terjadi, investor akan mengkalkulasi dampaknya baik
yang positif maupun negatif terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke
depan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang
bersangkutan.
Reaksi berlebihan tampak pada perubahan harga saham yang tajam, yaitu
naik atau turun secara tajam, kemudian terkoreksi oleh pasar sehingga tercapai
harga yang normal. Investor yang dapat mengestimasi perubahan faktor makro
akan mampu bertindak terlebih dahulu dalam membuat keputusan jual beli, dan
akan memperoleh keuntungan yang besar daripada investor yang terlambat dalam
mengambil keputusan jual beli saham.
2.1.6 Harga minyak dunia
Minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi utama yang
sangat dibutuhkan. Hasil dari pengolahan minyak mentah dapat menjadi energi
untuk melakukan kegiatan produksi. Jenis minyak mentah yang di perdagangkan
di dunia seperti, West Texas Intermediate (WTI), Brent Bland, OPEC Basket
price, Russian Export Blend dan Dubai Fateh. Harga minyak mentah dunia diukur
dengan harga spot pasar minyak dunia, umumnya harga minyak yang digunakan
menjadi harga standar dunia adalah West Texas Intermediate (WTI).
West Texas Intermediate (WTI) merupakan minyak mentah yang memiliki
kualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis light-sweet dan memiliki kadar
belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar
energi, karena tingginya kualitas minyak mentah West Texas Intermediate
dijadikan harga standar minyak dunia. Harga minyak West Texas Intermediate
pada umumnya lebih tinggi sembilan dollar per barrel dibandingkan dengan harga
minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua dollar per barel dibanding harga
minyak Brent Bland (http://www.useconomy.about.com). Hal inilah yang menjadi
alasan harga minyak WTI menjadi ukuran standar bagi perdagangan minyak di
Amerika.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak dunia antara lain
(useconomy.about.com).
1) penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC,
2) cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang-kilang
minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam Cadangan minyak
strategis,
3) permintaan minyak dunia, ketika musim panas, permintaan minyak
diperkirakan dari perkiraan jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan
untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari