BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Reksa dana Alternatif investasi yang tengah digalakan bagi masyarakat luas adalah reksa dana. Berdasarkan UU no. 9/1995 pasal 1 ayat 27 disebutkan reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal dan kemudian selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi. Efek yang diperdagangkan dalam membentuk portofolio reksa dana adalah efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Jenis instrumennya dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, commercial paper dan obligasi, serta saham. Investasi tersebut mempunyai jangka waktu pendek, menengah dan panjang. Namun, umumnya reksa dana diinvestasikan pada instrumen berjangka waktu menengah dan panjang dengan harapan memeperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan invesatsinya yang dilakukan dalam jangka waktu pendek. II.2 Industri Reksa dana di indonesia Reksa dana yang dimulai banyak didirikan pada tahun 1996 sesungguhnya bukanlah hal yang baru diindonesia. Reksa dana telah hadir di Indonesia sejak tahun
28
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-159.pdf · pasar uang. Keunggulan dari reksa dana in adalah risiko yang ditanggung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Reksa dana
Alternatif investasi yang tengah digalakan bagi masyarakat luas adalah reksa
dana. Berdasarkan UU no. 9/1995 pasal 1 ayat 27 disebutkan reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal dan
kemudian selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi.
Efek yang diperdagangkan dalam membentuk portofolio reksa dana adalah
efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Jenis instrumennya dapat
berupa Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, commercial paper dan obligasi,
serta saham. Investasi tersebut mempunyai jangka waktu pendek, menengah dan
panjang. Namun, umumnya reksa dana diinvestasikan pada instrumen berjangka
waktu menengah dan panjang dengan harapan memeperoleh pengembalian (return)
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan invesatsinya yang dilakukan dalam
jangka waktu pendek.
II.2 Industri Reksa dana di indonesia
Reksa dana yang dimulai banyak didirikan pada tahun 1996 sesungguhnya
bukanlah hal yang baru diindonesia. Reksa dana telah hadir di Indonesia sejak tahun
1977 melalui PT Danareksa yang instrumennya disebut sertifikat danareksa. Namun,
pada waktu itu belum bervariasi dan penyebarannya masih sangat terbatas akibat
berbagai kendala. Kemudian pada tahun 1995 berdiri sebuah reksa dana tertutup yaitu
PT BDNI Reksa Dana. Berdirinya reksa dana ini merupakan cikal bakal semaraknya
reksa dana di Indonesia. Pendirian reksa dana terus berkembang dimana 25 reksa
dana in dikelola oleh 12 manajer investasi.
Krisis keuangan pada tahun 1997 di Indonesia dan dengan kebijakan
pemerintah mengeluarkan kebijakan memperbesar rentang band dollar menjadi 12%,
dan tingkat bunga mengalami kenaikan sehingga masyarakat menarik dananya dari
reksa dana dan diakhir tahun 1997 total nilai aktiva bersih reksa dana turun menjadi
Rp 4,9 triliun. Sampai akhir 1998 nilai aktiva bersih reksa dana mengalami
penurunan menjadi Rp 3 triliun yang di picu oleh tingginya tingkat suku bunga yang
mencapai 70 persen yang membuat investor lebih memilih untuk berinvestasi di
deposito di bandingkan reksa dana.
Pada tahun 2001 reksa dana mengalami pertumbuhan yang normal dengan
total nilai aktiva bersih menjadi Rp 8 triliun dengan jumlah reksa dana menjadi 108
reksa dana. Perkembangan reksa dana ini terus bertambah dengan berbagai inovasi
yang dilakukan manajer investasi. Para manajer investasi melakukan kerjasama
dengan perbankan untuk menjual reksa dana sehingga total reksa dana mengalami
peningkatan yang cukup tajam menjadi Rp 46,6 triliun dengan jumlah reksa dana
sebanyak 131 reksa dana.
II.3 Jenis-jenis Reksa dana
Bodie, et.al (2005) membagi reksa dana ke dalam 7 jenis reksa dana
berdasarkan instrumen efek pembentuk portofolio reksa dana dan imbal hasil yang
diberikan oleh reksa dana tersebut. Reksa dana menurut Bodie et.al yaitu:
1. Reksa dana pasar uang
Dana yang diperoleh oleh para investor di investasikan kedalam efek-efek
pasar uang. Keunggulan dari reksa dana in adalah risiko yang ditanggung
investor sangat kecil, namun kelemahannya yaitu memiliki tingkat imbal hasil
yang kecil pula.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Sebagian besar dana ditempatkan pada instrumen pendapatan tetap, seperti
pada obligasi pemerintah maupun obligasi perusahaan. Pada umumnya
obligasi memberikan pembayaran per periode dalam jumlah yang tetap,
sehingga investor reksa dana ini memperoleh pendapatan periodik yang
jumlah tetap pula.
3. Reksa dana Campuran
Dana diinvestasikan ke dalam instrumen pendapatan tetap dan instrumen
saham dengan komposisi yang relatif sama. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kestabilan dari pokok dana investasi sekaligus mengejar imbal hasil yang
lebih tinggi.
4. Reksa dana Saham
Dana diinvestasikan sebagian besar pada saham-saham yang dimasa
mendatang akan diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dari
pada umumnya. Sekitar 4-5% dari dana tersebut akan ditempatkan pada efek
pasar uang untuk menjaga likuiditas akibat penarikan dana yang dilakukan
oleh para investor.
5. International Fund
Dana ditempatkan pada instrumen-instrumen efek yang bukan berasal dari
negara penerbit obligasi. Contohnya seperti manajer investasi yang berlokasi
di Indonesia yang membeli efek-efek portofolio reksa dana dari bursa di
Jepang.
6. Asset allocation and flexible fund
Serupa dengan reksa dana campuran yang diinvestasikan dalam efek saham
dan obligasi sekaligus tetapi juga difokuskan pada suatu sektor yang potensial
sesuai dengan perkiraan manajer investasi. Pada reksa dana ini kemampuan
market timing mutlak diperlukan.
7. Reksa dana Indeks
Pada reksa dana ini dana diinvestasikan pada indeks pasar saham, maupun
indeks obligasi. Reksa dana ini ditawarkan kepada investor kecil karena
kecilnya biaya investasi dan cenderung menggunakan passive investment
strategy tanpa perlu membuat suatu analisa pilihan efek.
Risiko
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Obligasi
Reksa Dana Seimbang
Reksa Dana Pertumbuhan dan pendapatan
Reksa Dana Pendapatan
Reksa Dana Pertumbuhan
Tingkat Pengembalian
Reksa Dana Pertumbuhan Agresif
Selanjutnya, Manurung (2007) mengelompokkan reksa dana berdasarkan
risiko dan reksa dana tersebut. Risiko tersebut dikelompokkan dari yang terendah
sampai tertinggi berdasarkan jenis instrumen yang menjadi investasi reksa dana
tersebut. Bila reksa dana tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat pengembalian
dan risiko maka reksa dana yang mempunyai tingkat pengembalian yang rendah dan
risiko rendah dikenal dengan reksa dana Pasar Uang. Kemudian, risikonya lebih
tinggi dan tingkat pengembaliannya sedikit lebih tinggi dikenal dengan Reksa dana
Obligasi. Risiko lebih tinggi dan tingkat pengembalian lebih tinggi maka reksa dana
disebut sudah memasuki reksa dana campuran yaitu campuran instrumen saham dan
instrumen berpendapatan tetap. Kemudian reksa dana yang mempunyai risiko tinggi
dan tingkat pengembalian tinggi disebut dengan reksa dana pertumbuhan agresif.
Jenis reksa dana tersebut dapat diperhatikan paga gambar 1.1.
Gambar 1.1 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Tingkat Pengembalian dan Risiko
Sumber : Adler Manurung, Reksa dana Investasiku, 2007
II.4 Pemilihan Reksa Dana
Manurung (2002) menjelaskan bahwa ada beberapa aspek penting yang harus
diperhatikan oleh investor dalam memilih investasi ke dalam reksa dana yaitu;
pertama, menentukan tujuan investasi dimana dalam tahapan ini sudah terkandung
bahwa dana yang dimiliki untuk investasi jangka menengah atau panjang.
Aspek kedua yaitu membandingkan sekelompok reksa dana yang akan di
investasikan. Untuk lebih baik, jangan menginvestasikan hanaya pada satu reksa dana
supaya terjadi diversivikasi.
Aspek ketiga yaitu mengenali pengelola reksa dana. Pengelola reksa dana
baik secara perorangan maupun perusahaan perlu diketahui dengan cermat melalui
membaca prospektus dari reksa dana tersebut.
Aspek keempat yaitu sponsor dari reksa dana. Sponsor reksa dana menjadi
sebuah kriteria untuk melihat seberapa jauh komitmen dan bonafiditas dari sponsor
tersebut, karena berdirinya reksa dana tidak terlepas dari pengorbanan sponsor.
Aspek kelima yaitu pengalaman mengelola dana atau sering dikenal dalam
bahasa Inggris yaitu track recorddari pengelola dana tersebut, sebaiknya track record
dalam mengelola dana di Indonesia.
Aspek keenam yaitu kemudahan melakukan transaksi untuk membeli dan me-
redeem reksa dana tersebut serta jasa pelayanan yang diberikan manajer investasi.
Aspek ketujuh, yaitu jumlah investor perorangan dari reksa dana yang
bersangkutan. Jumlah investor reksa dana ini sangat penting karena semakin banyak
pemegang reksa dananya maka stabilitas dari reksa dana tersebut terjamin dan
penurunan nilai aktiva yang tajam tidak terjadi.
II.5 Risiko
Karena keputusan investasi dilakukan sekarang, sedangkan return baru akan
diperoleh di masa yang akan datang yang diliputi ketidakpastian, maka keputusan
investasi tersebut mengandung risiko. Marzuki Usman (1994) menyatakan, risiko
yang mungkin dihadapi investor antara lain :
a) Risiko daya beli (Purchasing Power Risk)
Sifat investor dalam menangani faktor risiko di pasar modal terdiri dari 2
(dua), yaitu investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) dan investor
yang menyukai risiko (risk taker). Bagi risk averter akan memilih jenis
investasi yang memberikan keuntungan minimal sama dengan investasi
sebelumnya. Investor mengharapkan mendapatkan return yang tidak terlalu
lama, karena khawatir adanya inflasi yang tinggi, menyebabkan pendapatan
riil yang diperoleh menjadi kecil.
b) Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan mendapatkan
laba yang pada gilirannya akan mengurangi kemampuan perusahaan
membayar bunga atau dividen.
c) Risiko Tingkat Bunga
Kenaikan tingkat bunga umumnya menyebabkan menurunnya harga-harga
saham di pasar modal.
d) Risiko Pasar (Market Risk)
Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya hampir semua harga saham di
pasar modal mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila kondisi pasar lesu
(bearish), harga saham juga cenderung mengalami penurunan.
e) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat
segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami suatu kerugian yang
berarti.
Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk mengukur risiko-risiko diatas adalah
besarnya penyimpangan return aktual terhadap return yang diharapkan (expected
return) sebagai akibat terjadinya kemungkinan sukses atau gagalnya investasi yang
dilakukan. Risiko saham biasa diukur dengan menggunakan pengukuran variance
(varians) atau standar deviasi. Dengan demikian, adanya unsur ketidakpastian dalam
investasi membuat investor tidak hanya berpikir semata mata return saja, tetapi juga
mempertimbangkan adanya risiko investasi.
Risiko investasi dapat pula dikelompokkan menjadi risiko sistematis dan
risiko yang tidak sistematis. Risiko sistematis adalah merupakan risiko yang tidak
dapat dihindari sebagai akibat perubahan kondisi perekonomian nasional, regional
dan global yang tidak sesuai dengan harapan. Penting bagi investor nasional untuk
memprediksi kondisi perekonomian nasional, regional dan global, karena aktivitas
ekonomi tersebut akan mempengaruhi industri dan perusahaan dalam pencapaian laba
dan akhirnya akan mempengaruhi fluktuasi harga saham perusahaan. Risiko non
sistematis adalah risiko yang timbul dari faktor internal dan eksternal perusahaan
(faktor mikro). Adanya moral hazzard dalam perusahaan, semakin tingginya tingkat
persaingan, risiko usaha, cepatnya perkembangan teknologi akan mempengaruhi
kinerja perusahaan dan harga sahamnya.
II.6 Strategi aktif
II.6.1 Strategi Aktif Pemilihan Sekuritas
Strategi aktif pemilihan sekuritas dengan model Treynor Black bertujuan untuk
mengoptimalkan mean variance dari portofolio berrisiko, sehingga didapat Capital
Allocation Line yang lebih baik daripada Capital Market Line. Dari sekuritas-
sekuritas yang ada di pasar dipilih sekuritas-sekuritas yang mispriced (undervalued)
yang diharapkan akan memberikan abnormal return atau extra exected return.
Namun tidak seluruh sekuritas tersebut dipilih dan disusun dalam satu portofolio
tersendiri, karena pertimbangan biaya analisa yang harus dilakukannya dan prinsip
diversifikasi. Akan tetapi hasil dari pemilihan sekuritas tersebut akan digabung
dengan portofolio indeks pasar untuk membentuk satu portofolio aktiva berrisiko
yang lebih baik.
Model Treynor Black mengasumsikan bahwa pasar modal mendekati efisien.
Prinsip-prinsip dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Analisa sekuritas hanya bisa dilakukan pada sebagian kecil sekuritas saja.
Sekuritas-sekuritas lainnya yang tidak dianalisa dianggap berharga wajar.
b. Untuk mendapatkan diversifikasi yang efisien, maka digunakan portofolio
indeks pasar sebagai portofolio dasar. Portofolio indeks pasar ini disebut
portofolio pasif.
c. Perkiraan harapan hasil investasi dan varian dari portofolio indeks pasar sudah
tersedia.
d. Tujuan dari analisa sekuritas adalah untuk membentuk satu portofolio aktif
dari sejumlah kecil sekuritas yang dipilih tersebut adalah sekuritas yang
mispriced.
e. Perkiraan makro ekonomi untuk portofolio pasif dan perkiraan makro dan
mikro ekonomi untuk portofolio aktif digunakan untuk menentukan portofolio
optimal yang berrisiko, yang merupakan gabungan dari portofolio aktif dan
portofolio pasif.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa sekuritas menurut Treynor
Black adalah sebagai berikut:
a. Memperkirakan beta dan residual dari setiap sekuritas yang akan dianalisa.
Sedangkan required rate of return dari setiap sekuritas dihitung dari beta dan
perkiraan makro, serta excess market return
b. Dengan derajad mispricing tertentu untuk setiap sekuritas, expected return
dan expected abnormal return dapat ditentukan (alpha).
c. Dengan menggunakan nilai perkiraan alpha, beta dan residual risk dari setiap
sekuritas yang dianalisa, maka bobot optimal dari setiap sekuritas dalam
portofolio aktif dapat ditentukan.
d. Memperkirakan alpha, beta dan residual risk dari portofolio aktif sesuai
dengan bobot sekuritas dalam portofolio.
Untuk setiap sekuritas yang dianalisa misalkan sekuritas “K” dinyatakan tingkat