Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad XXI, dalam konteks pembangunan daerah terdapat 2 (dua) aspek mendasar yang akan mewarnai tatanan kehidupan dan pemerintahan di daerah. Pertama adalah pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang makin nyata dan terasa dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Kedua, berkembangnya era otonomi daerah yang ditandai dengan diundangkannya undang- undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dari dua aspek tersebut peranan data dan informasi baik dalam penyajian, keakuratan, dan aktualisasi dan kecepatan penyampaian informasi akan sangat menentukan keberhasilan kebijakan dan tujuan pembangunan yang dilaksanakan. Palu adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Secara astronomis kota Palu terletak antara 0°36' - 0°56' Lintang Selatan dan 119°45' - 121°1' Bujur Timur, 1
38

BAB II KLH Fix

Nov 24, 2015

Download

Documents

Belikat Usang

BAB II KLH Fix
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang PenelitianMemasuki abad XXI, dalam konteks pembangunan daerah terdapat 2 (dua) aspek mendasar yang akan mewarnai tatanan kehidupan dan pemerintahan di daerah. Pertama adalah pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang makin nyata dan terasa dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Kedua, berkembangnya era otonomi daerah yang ditandai dengan diundangkannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dari dua aspek tersebut peranan data dan informasi baik dalam penyajian, keakuratan, dan aktualisasi dan kecepatan penyampaian informasi akan sangat menentukan keberhasilan kebijakan dan tujuan pembangunan yang dilaksanakan.Palu adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota provinsiSulawesi Tengah, Indonesia. Secara astronomiskota Paluterletak antara 036' - 056' Lintang Selatan dan 11945' - 1211' Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Katulistiwa dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut.

Batas-batas administrasi Kota Palu adalah sebagai berikut :- Utara : Kabupaten Donggala;- Selatan : Kabupaten Sigi;- Barat : Kabupaten Donggala;- Timur : Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong.Secara Administratif pula kota Palu dibagi dalam 8 (delapan) kecamatan yaitu, Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Tatanga, Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Mantikulore dan Kecamatan Ulujadi dan 43 kelurahan dengan wilayah seluas 395,06 km.Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan, sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Musim panas terjadi antara bulan April - September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan Maret. Hasil pencatatan suhu udara adalah 26,60C, sedangkan bulan-bulan lainnya suhu udara berkisar antara 25,90C - 27,10C. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 83,00 %, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 75,00 %. Keadan geologiKota Palusecara umum sama untuk semua kecamatan, yaitu jenis tanah Alluvial yang terdapat di lembah Palu. Secara umum formasi geologi tanah di Kota Palu ini yang dilaporkan SPRS menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri dari batuan gunung berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks). Disamping itu pula terdapat batuan-batuan metamorfosis dan sedimen. Dataran lembah Palu diperkirakan cocok untuk pertanian intensif. Topografi daerah ini adalah datar sampai berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah.Pembangunan perekonomian kota palu menunjukkan kemajuan yang berarti. Hal ini ditunjang oleh perbaikan makro ekonomi kota palu. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir saja pertumbuhan perkembangan ekonomi menunjukkan angka pertumbuhan sebesar 9,44 % pada tahun 2011 dan pada tahun tahun 2012 naik menjadi 9,61% dengan total PDBR atas dasar harga berlaku saat ini sebesar 8.283.620 juta rupiah.

Indikator ini memperlihatkan bahwa serangkaian kebijakan mendasar yang telah digariskan oleh pemerintah untuk meningkatkan kinerja sektor-sektor ekonomi telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam pembangunan di Kota Palu. Seiring dengan perbaikan ekonomi dan meningkatnya pembangunan di kota Palu maka banyak bermunculan perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan tambang pasir yang ikut menyumbang peranan dalam pembangunan kota. Hal ini juga di dukung dengan kondisi wilayah palu yang terdiri dari gunung, lembah dan bukit-bukit yang tentunya banyak menyimpan bebatuan dan pasir. Didukung lagi dengan letaknya yang sangat dekat dengan laut, kerena palu merupakan daerah teluk, sehingga memudahkan pengangkutan hasil tambang ke luar derah. Hal ini pula yang menarik para pengusaha tambang pasir untuk mengeksploitasi potensi pasir dan batuan yang terdapat di dalam gunung tersebut. Sehingga memberikan dampak baik itu dari segi ekonomi, sosial dan tentunya lingkungan.1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagua berikut :1. Bagaimana dampak pertambangan pasir dan batu terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, Palu- Sulawesi Tengah?2. Bagaimana dampak pertambangan pasir terhadap kualitas lingkungan di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu,Sulawesi Tengah?3. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi dampak pertambangan pasir dan Batu di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu, Sulawesi Tengah?

1.3 Tujuan Observasi Adapun tujuan dari observasi ini adalah:1. Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi bagi masyarakat terkait dengan penambangan pasir dan batu di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu, Sulawesi Tengah2. Untuk mengetahui dampak lingkungan akibat penambangan pasir dan batu di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu, Sulawesi Tengah3. Untuk mengetahui strategi dan solusi penanggulangan dampak pertambangan pasir dan batu yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu-Sulawesi Tengah.

1.4. Manfaat PenalitianSetelah melakukan penelitian dan penyusunan laporan ini, kami mengharapkan:1. Hasil observasi ini sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah Daerah (terutama bagi stakeholders seperti, Bapeda, Dinas Pertambangan dan Energi, dan Badan Pengelola ljin Terpadu) untuk menilai dampak perusahaan Pasir dan Batu terhadap sosial ekonomi masyarakat dan kualitas lingkungan sehingga menjadi pertimbangan dalam pengawasan dan pengeluaran ijin penambangan Pasir dan Batu.2. Menemukan kondisi riil sosial ekonomi masyarakat sekitar tambang dan kondisi kerusakan lingkungan alam akibat penambangan pasir dan batu3. Adanya strategi penanggulangan dampak sosial ekonomi dan lingkungan akibat penambangan Pasir dan Batu

BAB IIPEMBAHASAN DAN HASIL OBSERVASI2.1. Dampak Pertambangan Pasir dan Batua. Pengertian DampakDalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan. Sementara itu, Soemarwoto (2005) mendefinisikan dampak sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi. Lebih lanjut didefinisikan dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan. Pembangunan yang dimaksud termasuk kegiatan penambangan batubara yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan secara umum.

Dampak penambangan pasir dan batu berarti perubahan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan usaha eksploitasi pasir dan batu baik perubahan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan maupun lingkungan alam. Dampak penambangan pasir dan batu bisa positif bila perubahan yang ditimbulkannya menguntungkan dan negatif, jika merugikan, mencemari, dan merusak lingkungan hidup. Dampak yang diakibatkan oleh penambangan pasir dan batu menjadi penting bila terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar. Adapun kriteria dampak penting, yaitu : (1) jumlah manusia yang akan kena dampak, (2) luas wilayah penyebaran dampak, (3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung, (4) banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak, (5) sifat komulatif dampak, dan (6) berbalik (reversible) atau tidak berbalik (ireversible) dampak. Dampak dari Penambangan Pasir dan Batu terhadap Lingkungan Secara UmumKonsekuensi dari sebuah pembangunan akan dapat membawa dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun negatif. Semua manusia berkeinginan bahwa adanya sebuah kegiatan (usaha) atau pembangunan akan dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengelola dampak negatif dengan sebaik-baiknya sehingga kehadiran usaha atau pembangunan tersebut dapat berhasil guna bagi semua mahluk hidup (manusia, flora dan fauna, air, tanah dan ekosistem lainnya).Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan sangat rumit, sarat risiko, merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan teknologi tinggi, padat modal, dan membutuhkan aturan regulasi yang dikeluarkan oleh beberapa sektor. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah lingkungan yang besar sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap awal sampai pasca tambang. Seharusnya pada saat membuka tambang, sudah harus difahami bagaimana menutup tambang yang menyesuaikan dengan tata guna lahan pasca tambang sehingga proses rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang.

Dampak Penambangan Pasir dan batu terhadap Sosial dan Ekonomi Secara UmumBerbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif diantaranya munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan. Melihat pertumbuhan produksi pasir dan batu dari tahun ke tahun yang semakin besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke depan bukit-bukit dan hutan akan habis yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada kegiatan pertambangan, di mana mereka akan kehilangan mata pencaharian sebagai akibat dari berhentinya beroperasi kegiatan pertambangan.

b. Potensi Pertambangan Pasir dan Batu Secara UmumKeberadaan potensi sumberdaya pasir dan batu di Indonesia, terutama sulawesi tengah sangat dirasakan dalam pemanfaatannya sebagai sumber devisa negara dan provinsi, disamping sumberdaya alam lainnya. Secara geografis, Indonesia memiliki sumberdaya alam yang beraneka ragam baik yang terbarukan (renewable resourcer) maupun sumberdaya alam yang tak terbarukan (nonrenewable resources) misalnya Pasir dan Batu, sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan disegala bidang kehidupan dituntut kearah yang demokratis termasuk hak mengelola sumberdaya alam pasir dan Batu bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di daerah sejalan dengan perlindungan hukum dan legitimasi yang wajar.

2.2. Hasil Observasia. Tujuan ObservasiTujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang dampak sosial ekonomi dan lingkungan fisik, kimia dan biologi terkait dengan penambangan oleh PT. Sirtu Karya Utama, di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi,Palu-Sulawesi Tengah, serta merekomendasikan strategi dan solusi penanggulangan dampak pertambangan yang perlu dilaksanakan guna untuk mengantisipasi dan mencegah dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif akibat pertambangan pasir dan batu di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi,Palu-Sulawesi Tengah.

b. Waktu dan Tempat Observasi

WaktuObservasi dilakukan pada hari Sabtu, 26 April 2014, pukul 09.00-12.30 WITA

TempatTempat penelitian berada dalam wilayah Palu-Sulawesi Tengah, tepatnya di kecamatan Ulujadi, Kelurahan Buluri, RT. 002, RW 004 ditetapkan sebagai lokasi observasi karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota palu dan memungkinkan untuk di teliti.

(Lokasi PT. Sirtu Karya Utama)

c. Tim Observasi1. Muhammad Ilham Munir (A 241 11 019)2. Grace Anasstasia Tunde (A 241 11 003)3. Adi Wawan darmawan (A 241 11 017)4. Yuni Murtiningtyas (A 241 11 024)5. Arbaiyah (A 241 11 028)

(Kelompok IV Kajian Lingkungan Hidup)d. Hasil ObservasiBerdasarkan data hasil survey dan wawancara sebagai data primer dan data sekunder dari berbagai sumber untuk mengkaji berbagai dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan aktifitas perusahaan pertambangan, diperoleh hasil analisis berbagai dampak di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan akibat kegiatan pertambangan di kelurahan Buluri KecamatanUlujadi,Palu Sulawesi Tengah. Adapun dampak tersebut diuraikan di bawah ini :

1. Dampak kegiatan pertambangan terhadap ekonomi masyarakatBerdasarkan hasil observasi berupa wawancara dengan pemilik PT. Sirtu Karya Utama, dalam hal ini Bapak Rocky Marthianus dan Ketua RT 002 RW 004 dalam hal ini Ibu Ijah dapat dikatakan bahwa kehadiran perusahaan tambang pasir & batu di wilayah Kelurahan Buluri Kec. Ulujadi, membawa dampak positif di bidang ekonomi diantaranya dapat meningkatkan pendapatan per bulan masyarakat sekitar pertambangan. Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional, meliputi tenaga managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja pendukung .

(Proses Wawancara dengan Narasumber)Perekrutan masyarakat lokal untuk bekerja di pertambangan pasir dan batu ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan mereka yang pada akhimya akan berpengaruh pada tingkat pendapatan perkapita keluarga pekerja tambang.

2. Dampak kegiatan pertambangan terhadap kehidupan sosial masyarakatKajian dampak keberadaan perusahaan pertambangan pasir dan batu ini terhadap kehidupan sosial masyarakat diarahkan ke bentuk proses sosial yang terjadi di masyarakat Kelurahan Buluri. Secara asosiatif terjadi kerjasama dan akomodatif antara suku pendatang (yang bekerja diperusahaan dengan masyarakat asli) dan secara disosiatif juga terjadi persaingan dan konflik.Dampak positif yang ditunjukkan oleh bidang ekonomi akibat adanya usaha pertambangan ternyata berbanding terbalik dengan dampaknya di bidang sosial. Konflik antara masyarakat dengan perusahaan sebagian besar dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat sekitar dengan masalah debu dan pasir-pasir yang beterbangan yang mengganggu kenyamanan warga sekitar serta alat berat dan mobil pengangkut yang lalu lalang memotong ruas jalan utama warga menggangu kendaraan yang melintas, bukan tidak mungkin dapat menyebabkan kecelakaan bagi pengendara dan menimbulkan kemacetan.

Selain membawa dampak terhadap meningkatan konflik di masyarakat, kehadiran perusahaan tambang pasir dan batu di Kelurahan Buluri ini juga mempengaruhi prilaku gotong royong terutama partisipasi masyarakat dalam mengikuti kerja bakti mengalami penurunan. Waktu kerja di perusahaan ini dimulai sejak pagi hari sampai sore hari bahkan adanya kerja lembur adalah sebagai pemicu terjadinya dampak keikutsertaan masyarakat untuk kegiatan kerja bakti semakin menurun (berdampak negatif).

3. Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkunganKegiatan pertambangan di wilayah ini membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu RT, menunjukan bahwa persentase menurunnya kualitas air akibat debu yang menumpuk dalam sumur. Selain itu air sungai juga mengering kerena banyaknya pertambangan pasir di gunung-gunung sekitar wilayah tersebut. (Rumah Ketua RT. 002 RW. 004)

Dari hasil wawancara diperoleh info, sedikitnya ada 4 perusahaan tambang pasir dan batu yang aktif beroperasi. Dalam waktu dekat juga akan dibuka 2 perusahaan lagi bahkan letaknya semakin dekat dengan pemukiman warga dan yang pasti semakin merusak lingkungan sekitar mereka. (Kondisi Sungai Dan Laut Sekitar Pertambangan)

Jika dikaji lebih mendalam, persentase kondisi kerusakan lingkungan yang lainnya juga mendapatkan penilaian yang tinggi dari masyarakat diantaranya ekploitasi ini membawa dampak terhadap terjadinya longsor dan banjir yang membawa material-material pegunungan berupa pasir-pasir sisa tambang ke jalan utama. Seperti halnya yeng terjadi pada bulan januari 2014 karena hujan yang terus menerus sehingga terjadi banjir disertai longsoran pasir yang menutup jalanan warga dan saluran-saluran air. Selain itu juga terjadi rusaknya jalanan umum akibat mobilisasi bahan dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.Kegiatan penambangan pasir dan batu secara terbuka tersebut temyata berdampak terhadap perubahan bentang alam dari kondisi asalnya. Pengerukan tanah dilakukan pada lahan yang potensial untuk dilakukan penambangan dengan menggunakan bulldozer. Tanah yang di bagian atas (tanah pucuk) yang dikupas yaitu sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Tanah tersebut selanjutnya diangkut dan ditimbun pada tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan truck. Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk tersebut, selanjutnya dilakukan pengerukan pasir dan batu, begitu seterusnya hingga terbentuk bentang lahan gersang dan berdebu yang sangat luas.Bentang lahan gersang dan berdebu yang sangat luas ini berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Padahal lahan yang terbentang ini seharusnya di lakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan. Namun demikian, kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan tersebut sangat sulit dipenuhi oleh perusahaan untuk menutup lahan yang menganggur.Dampak terhadap kebisingan merupakan dampak negatif langsung dari aktivitas pertambangan ini kerena mesin yang sangat keras suaranya. Begitu pula dengan pengangkutan yang menggunakan kendaraan yang beroperasi baik pada tahap persiapan, konstruksi, operasi maupun pada tahap pasca operasi. Kendaraan perusahaan yang lalu-lalang akan menimbulkan kebisingan terhadap para pekerja (karyawan perusahaan) dan masyarakat sekitar. (Salah Satu Mesin dan Kendaraan Berat yang Menimbulkan Kebisingan)

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Sumber kebisingan dapat berasal dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dari aktivitas pertambangan batubara berasal dari penggunaan alat-alat pengangkut yang lalu lalang. Aktivitas pertambangan pasir dan batu juga berdampak terhadap peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi pada laut sekitar pantai dan muara-muara sungai. Tanah yang terbuka akan sangat peka dengan erosi yang pada akhirnya membawa material-material yang akan diendapkan di laut. Apalagi jika datang musim dengan intensitas curah hujan yang tinggi.

2.3 Solusi dari Dampak Pertambangan Pasir dan Batu di Kelurahan BuluriBerdasarkan observasi tersebut ada beberapa solusi dan rekomendasi yang perlu disarankan diantaranya :1. Bagi Pemerintaha. Mengevaluasi kinerja perusahaan pertambangan pasir dan batu yang telah beroperasi dalam melakukan kegiatan penambangan pada setiap tahapan mulai tahapan pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi.b. Badan Perizinan dan pertanahan agar meneliti dengan baik terhadap perusahaan yang ijin lahannya timpang tindih, baik pertambangan pasir yang satu dengan yang lainnya maupun antara perusahaan dengan usaha perkebunan yang menjadi komoditas unggulan di dinas perkebunan.c. Selanjutnya memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang selama ini jarang/tidak pernah dilakukan.

2. Bagi Perusahaana.Menginventarisasi lahan-lahan milik masyarakat yang akan dibebaskan untuk kegiatan pertambangan dengan memberikan ganti rugi lahan dan tanam tumbuh yang memadai sesuai dengan kesepakatan antara perusahanan dan masyarakat pemilik lahan yang difasilitasi oleh pemerintah setempat.b. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar pertambangan tentang rencana pembukaan usaha tambang di sekiar permukiman agar masyarakat mengetahui dan memahami dampak penambangan pasir dan batu di wilayahnyac. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada masyarakat lokal untuk direkrut sebagai karyawan perusahaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.d. Pembersihan lahan untuk pembukaan tambang dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang lainnya dilakukan tanpa pembakaran untuk menghindari punahnya satwa-satwa yang ada di lingkungan tersebut.e. Melakukan pengontrolan dan pemeriksaan kualitas air sumur warga, sungai, laut dan kualitas udara secara berkala sesuai peraturan yang ada di sekitar permukiman masyarakat dan lokasi penambangan.f. Melakukan reklamasi dan revegetasi lahan bekas penambangan pasir tersebut melalui peningkatan kualitas tanahg. Pengangkutan peralatan tambang yang melewati jalan umum sebaiknya dilakukan pada malam hari dan mendahulukan kendaraan umum jika terdapat kedaraan umum yang akan lewat.h. Melakukan penyiraman jalan tambang minimal dua kali sehari terutama jalan tambang yang dekat dengan permukiman masyarakat saat kegiatan angkut pasir dan batu berlangsung

3. Bagi Masyarakata. Diharapkan selalu menyelesaikan masalah konflik sosial di lapangan dengan cara musyawarah dan mufakat.b. Membuat program untuk diajukan kepada perusahaan yang dapat dibiayai melalui program pemberdayaan masyarakat.c. Mengevaluasi dan mengontrol program reklamasi yang dilaksanakan perusahaan.

Dokumentasi Hasil Observasi Ruang Komando tambang Clusser (Tampak atas)

Clusser (Tampak Samping)Alat-alat berat yang beroperasi

Kapal Pengangkut Pasir dan Batu Ke Luar PulauLokasi PT. Sirtu Karya Utama

Kondisi Lingkungan Sekitar PT. Sirtu Karya Utama1. Kondisi Lingkungan Sekitar Laut

2. Kondisi Lingkungan Sekitar Pabrik

3. Kondisi Lingkungan Perumahan Warga

Kelompok IV

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian, dirumuskan berbagai kesimpulan sebagai berikut :1. Pertambangan pasir dan batu memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memberbaiki ekonomi masyarakat.2. Kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak positif dan negatif terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Dampak negatifnya adalah Kehadiran usaha pertambangan meningkatkan konflik antara masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah debu, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpangtindih lahan, dan tidak optimalnya perusahaan dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Selain itu, keberadaan perusahaan pasir dan batu ini memberikan dampak terhadap menurunnya aktifitas keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan gotong royong terutama kerja bakti dan kegiatan-kegiatan keagamaan, tetapi memberikan dampak positif terhadap kepedulian pemberian bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial.3. Kegiatan usaha pertambangan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranyakerusakan bentang lahan, penurunan kesuburan tanah, hilangnya flora dan fauna meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu banjir, longsor, kebisingan, rusaknya jalanan umum akibat alat berat perusahaan, dan banyak pasir yang mengendap di laut yang dapat merusak flora, fauna dan lingkungan laut.

3.2 SaranPemerintah harus dapat menanggulangi permasalahan yang dihasilkan dari aktifitas pertambangan pasir ini guna mencegah terjadinya konflik antar masyarakat dengan perusahaan tersebut dengan jalan memerintahkan pihak perusahaan untuk memberi ganti rugi kepada masyarakat setempat dan pemerintah juga harus memberikan tempat layak huni yang nyaman kepada masyarakat.

27