Top Banner
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015 Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut BAB III PENGUJIAN KEKUATAN KEJUT 3.1 Tujuan Pengujian a. Mengetahui daya tahan suatu logam terhadap beban dinamis yang menyebabkan terjadinya patahan. b. Mengetahui bentuk patahan. c. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan kejut logam. d. Mengetahui cara pengujian kejut. 3.2 Teori Dasar Pengujian Kekuatan impact adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban dinamis atau mendadak yang dapat menyebabkan rusak atau patah. 3.2.1 Macam-macam Metode Pengujian Impact Percobaan impact yang digunakan untuk menghitung besarnya ketahanan impact suatu logam tergantung dari kerapuhan metal dan penggunaannya ada 3 macam, yaitu : - Pengujian pukul takik (Beam Impact Test) - Pengujian tarik kejut (Tension Impact Test) - Percobaan puntir (Torsion Impact Test) Percobaan pukul takik paling sering digunakan di antara ketiga percobaan di atas. Hasil percobaan pukul takik biasanya tidak dapat langsung digunakan sebagai pemecahan masalah perencanaan, tapi hanya dapat digunakan untuk membandingkan sifat ketangguhan suatu bahan dengan bahan yang lain. Hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi impact strength yang tak dapat dicari hubungan antara kondisi pengujian dengan kondisi pemakaian.
21

FIX BAB III

Sep 27, 2015

Download

Documents

Metfis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    BAB III

    PENGUJIAN KEKUATAN KEJUT

    3.1 Tujuan Pengujian

    a. Mengetahui daya tahan suatu logam terhadap beban dinamis yang menyebabkan

    terjadinya patahan.

    b. Mengetahui bentuk patahan.

    c. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan kejut logam.

    d. Mengetahui cara pengujian kejut.

    3.2 Teori Dasar Pengujian

    Kekuatan impact adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban

    dinamis atau mendadak yang dapat menyebabkan rusak atau patah.

    3.2.1 Macam-macam Metode Pengujian Impact

    Percobaan impact yang digunakan untuk menghitung besarnya ketahanan

    impact suatu logam tergantung dari kerapuhan metal dan penggunaannya ada 3

    macam, yaitu :

    - Pengujian pukul takik (Beam Impact Test)

    - Pengujian tarik kejut (Tension Impact Test)

    - Percobaan puntir (Torsion Impact Test)

    Percobaan pukul takik paling sering digunakan di antara ketiga percobaan di

    atas. Hasil percobaan pukul takik biasanya tidak dapat langsung digunakan sebagai

    pemecahan masalah perencanaan, tapi hanya dapat digunakan untuk membandingkan

    sifat ketangguhan suatu bahan dengan bahan yang lain. Hal ini karena banyak faktor

    yang mempengaruhi impact strength yang tak dapat dicari hubungan antara kondisi

    pengujian dengan kondisi pemakaian.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    1. Percobaan pukul takik ( Beam Impact Test )

    Digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu logam untuk menahan

    pukulan suatu logam. Pada percobaan ini dipakai spesimen yang bertakik, cara

    pembebanan di sini ada dua macam, yaitu :

    a. Cara pembebanan Charpy

    Pada percobaan ini benda kerja punya ukuran dan bentuk yang

    standar. Takik diletakkan pada landasan dengan posisi takik membelakangi

    pendulum yang akan membentuk benda kejut, sehingga mengenai bagian

    punggung dari notch. Teknik yang digunakan umumnya bersudut 45 derajat.

    Percobaan ini sesuai untuk material yang ductile. Cara pembebanan ini

    banyak digunakan terutama di Amerika.

    Gambar 3.1 Prinsip Pengujian Impact Charpy

    Sumber : Geoge E. Dieter, Mechanical metallurgy,Mc Graw Hill,Singapore 1986,

    hal.473

    b. Cara Pembebanan Izod

    Salah satu bagian benda uji dijepit pada bibir takikan dan posisi takik

    berhadapan dengan pendulum yang akan memberi beban kejut. Percobaan ini

    sesuai untuk material yang brittle. Pembebanan ini banyak digunakan di

    Inggris.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Gambar 3.2. Prinsip Pengujian Impact Izod

    Sumber : Geoge E. Dieter, Mechanical metallurgy,Mc Graw Hill,Singapore 1986,

    hal.473

    2. Percobaan tarik kejut ( Tension Impact Test )

    Salah satu ujung spesimen dijepit dan pada ujung yang lain diberi beban

    tarik secara kejut. Percobaan ini biasanya digunakan pada bahan yang bersifat

    ulet. Spesimen bisa diberi notch atau tidak sesuai dengan kebutuhan.

    3. Percobaan puntir ( Torsion Impact Test )

    Salah satu ujung spesimen dan pada ujung yang lain diberi beban puntir

    secara kejut. Dalam hal ini masih ada batas mulur dan batas pecah tetapi tak ada

    kontraksi dan kontraksi adalah perlawanan bahan terhadap beban akibat adanya

    tegangan dalam. Tegangan puntir pada titik beratnya sama dengan nol dan

    semakin keluar semakin bertambah.

    3.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Impact

    Faktor faktor yang mempengaruhi kekuatan impact, antara lain :

    1. Bentuk dan ukuran Notch

    Takik atau notch dengan sudut yang semakin kecil, maka terjadinya

    patahan akan sering dialami karena takik merupakan tempat pemusatan tegangan

    saat benda diberi beban kejut.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Gambar 3.5.Pengaruh ukuran bentuk notch

    Sumber : Harner E. Davis,The Testing of Engineer Material, Mc Graw Hill

    2. Kadar karbon

    Semakin tinggi kadar karbon maka impact dan strength-nya semakin

    rendah karena karbon mempunyai sifat yang rapuh. Kadar karbon akan

    berpengaruh sampai 1,3% untuk kekerasan. Karena jikalau melebihi dari itu

    tidak akan berpengaruh lagi untuk kekerasannya.

    Gambar 3.6.Pengaruh kadar karbon terhadap impact strength

    Sumber: Geoge E. Dieter, Mechanical metallurgy,Mc Graw Hill,Singapore 1986,hal.

    409

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    3. Temperatur Pemanasan

    Semakin tinggi temperature spesimen maka energi yang diperlukan untuk

    mematahkan spesimen semakin besar. Impact test sebaliknya dilakukan pada

    suatu daerah yang mempunyai temperature yang berbeda sehingga dapat

    sekaligus mempelajari pengaruh temperature tersebut.

    Gambar 3.7.Pengaruh temperature terhadap impact strength

    Sumber : Geoge E. Dieter, Mechanical metallurgy,Mc Graw Hill,Singapore 1986,hal.

    253

    4. Homogenitas Arah Orientasi

    Homogenitas suatu material memiliki arah orientasi butir yang sama

    arahnya sehingga pada saat diberi gaya, butiran tersebut akan berubah arah

    namun memiliki arah yang sama. Kekerasannya pun akan lunak, sehingga butuh

    energi impact yang besar.

    5. Heat Treatment/perlakuan panas

    Proses perlakuan panas yang berbeda akan menghasilkan impact strength-

    nya yang berbeda-beda pula karena setiap proses heat treatment menghasilkan

    perubahan mekanik yang berbeda-beda. Jikalau diurutkan dari kekerasannya

    Hardening, Tempering, Tanpa Perlakuan, Normalizing, Annealing.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    6. Kecepatan pendinginan

    Pendinginan yang cepat akan menurunkan harga impact strength-nya

    karena pendinginan yang cepat setelah pemanasan akan cenderung membentuk

    struktur martensite yang cenderung bersifat keras dan rapuh.

    7. Tensile strength

    Suatu material dengan tensile strength yang tinggi akan memiliki impact

    strength yang rendah. Hal ini menunjukkan tensile strength berbanding terbalik

    dengan impact strength.

    Gambar 3.8.Hubungan Tensile Strength dan Impact Strength

    Sumber : Harner E. Davis,The Testing of Engineer Material,Mc Graw Hill Wesley

    ,NewYork,hal.240

    8. Jenis material

    Jenis material yang berbeda mempunyai susunan atom yang berbeda pula.

    Misalnya unsur paduan pada paduan baja akan menghambat laju dekomposisi

    austenite selama perlakuan panas. Sehingga hasil dekomposisi akan berbeda-

    beda yang menyebabkan penyerapan energi impact tiap jenis material juga

    berbeda besarnya.

    9. Ukuran butir

    Ukuran butir yang besar bersifat lebih ductile dari ukuran butir yang halus.

    Hal ini dikarenakan ukuran butir yang besar memiliki gaya ikatan antar atom

    yang lebih besar, sehingga harga impact strength-nya tinggi.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Gambar 3.9.Pengaruh ukuran butir terhadap Impact Strength

    Sumber : Harner E. Davis,The Testing of Engineer Material,Mc Graw Hill Wesley ,

    NewYork,hal.240

    10. Kekerasan

    Semakin tinggi tingkat kekerasan suatu material maka harga impact

    strength-nya semakin rendah karena semakin tinggi kekerasan material

    cenderung bersifat semakin rapuh.

    Gambar 3.10.Pengaruh kekerasan terhadap Impact Strength

    Sumber : Harner E. Davis,The Testing of Engineer Material,Mc Graw Hill Wesley,

    NewYork, hal.24

    11. Ketebalan bahan

    Dengan uji impact charpy, benda uji dengan ketebalan standar (0,394)

    memiliki impact strength yang lebih tinggi daripada benda uji yang sama

    dengan ketebalan yang lebih besar.

    12. Unsur Paduan

    Baja dengan paduan yang berbeda akan menyebabkan susunan atom yang

    berlainan dengan logam induknya. Karena susunannya berbeda dari sifat

    mekanik baja karena pengaruh paduan yang berbeda. Paduan ini mempengaruhi

    nilai impact strength.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    3.3. Pelaksanaan Pengujian

    3.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Spesifikasi Alat yang Digunakan

    1. Charpy Impact

    Digunakan untuk mengukur kekuatan kejut.

    Gambar 3.11. Charpy Impact Testing Machine

    Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    2. Kertas Gosok

    Digunakan untuk membersihkan spesimen dari kotoran dan kerak.

    3. Baja Bohler Spesial K

    Bentuk dan dimensi standar ASTM A370 V- notch digunakan sebagai

    spesimen yang akan diuji.

    Komposisi Kimia Spesimen

    Spesimen bahan pada pengujian impact kali ini menggunakan baja boher

    special K yang berbentuk v-notch dengan bentuk dan dimensi yang telah sesuai

    standar , diharapkan dapat mempermudah praktikan dalam melaksanakan pengujian

    impact. Dengan komposisi kimia penyusunnya antara lain

    1. Karbon ( C ) : 2 %

    2. Krom ( Cr) : 12%

    3. Mangan ( Mn ) : 0.3 %

    4. Silikon ( Si ) : 0.2%

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Pergeseran Titik Eutectoid

    Tabel 3.1 Pergeseran titik eutectoid

    Komposisi

    Bahan Prosentase Bahan

    Titik Eutectoid

    Bahan

    Komposisi

    Eutectoid

    Cr

    Mn

    Si

    12 %

    0,3 %

    0,2 %

    840 oC

    727 oC

    735 oC

    0,375 %

    0,73 %

    0,72 %

    Gambar 3.12. Pergeseran Titik Eutectoid

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    % 59 , 0 735 727 840

    ) 72 , 0 735 ( ) 73 , 0 727 ( ) 375 , 0 840 ( %

    3 , 754 72 , 0 73 , 0 375 , 0

    ) 72 , 0 735 ( ) 73 , 0 727 ( ) 375 , 0 840 (

    x x x C

    C x x x

    Tc o

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Bentuk dan Dimensi Spesimen

    skala : 1:1 satuan : mm

    Gambar 3.13 Bentuk dan dimensi spesimen uji kejut

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    3.3.2. Prosedur Pengujian

    1. Benda kerja diberi heat treatment.

    2. Spesimen dibersihkan dari kotoran dan terak.

    3. Dilakukan dry run tes sebagai berikut:

    Pendulum alat uji charphy diatur agar benar-benar menggantung bebas dan

    dalam keadaaan diam.

    Lengan pengikat diturunkan dengan roda pemutar.

    Tombol pengunci ditekan selanjutnya jika kedudukan lengan pengikat sudah

    tepat terhadap pendulum , pengunci dapat dilepas tanpa menggeser kedudukan

    pendulum.

    Kedua jarum penunjuk diatur pada posisi vertikal.

    Pendulum beserta lengannya diangkat dengan roda pemutar sehingga jarum

    luar menunjukkan skala yang sesuai dengan kedudukan pendulum dalam

    posisi horizontal ( 900 ).

    Dilakukan dry run test untuk mengetahui energi yang dilepas mesin karena

    kerugian mekanik . Dilakukan pencatatan sudut yang ditunjuk oleh jarum.

    4. Dilakukan Pengujian sebagai berikut:

    Spesimen diletakkan pada tempatnya sehingga bagian punggung takik tepat

    pada posisi jatuhnya pendulum.

    Dilakukan seperti pada dry run test.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Rumus Rumus yang digunakan :

    a. Enegi yang dibutuhkan secara ideal

    A0 = ( m x g x h1 ) ( m x g x h2 )

    = G x ( h1 - h2 )

    = G x R x { Cos ( 900 - 10 ) Cos0 }

    b. Kerugian energi pada alat

    f = G x R x { Cos ( 900 - 00 ) Cos0 }

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = A0 - f

    d. Enegi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang

    Ak = A / F0

    Dengan :

    R = Radius Lintasan ( mm )

    G = Berat Pendulum ( Kg )

    F0 = Luas Penampang ( mm2 )

    = Sudut awal (o)

    0 = Sudut dry run (o)

    1 = Sudut akhir (o)

    3.4 Hipotesa

    Spesimen Kelompok dan Spesimen Tanpa Perlakuan

    Pada uji kekuatan kejut, semakin tinggi temperaturnya maka semakin

    tinggi pula kekuatan impact strength-nya. Semakin tinggi tingkat kekerasannya suatu

    material maka harga impact strength-nya semakin rendah karena semakin tinggi

    kekerasan material cenderung bersifat semakin getas maka dari itu spesimen dengan

    perlakuan annealing akan menghasilkan impact strength yang lebih tinggi

    dibandingkan tanpa perlakuan

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Spesimen Kelompok dan Spesimen antar Kelompok

    Semakin tinggi tingkat kekerasannya suatu material maka harga impact

    strength-nya semakin rendah karena semakin tinggi kekerasan material cenderung

    bersifat semakin getas. Maka dari itu dapat disimpulkan harga impact strength

    terendah sampai tertinggi: Hardening, Tempering, Normalizing, Annealing.

    3.5 Pengolahan Data

    3.5.1 Data Kelompok

    - Spesimen tanpa Perlakuan

    R = 600 mm o = 90

    G = 24 kg o = 4

    fo= 600 mm2 1 = 7

    a. Energi yang diperlukan secara ideal

    Ao = (m.g.h1) (m.g.h2)

    = G (h1 - h2)

    = G.R ( cos (o- 1) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-7) cos 90 )

    = 14400 (cos 83 cos 90 )

    = 14400 (0.12186)

    = 1754,8 kg.mm

    b. Kerugian energi pada alat

    F = G.R ( cos (o- o) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-4) cos 90 )

    = 14400 (cos 86 cos 90 )

    = 14400 (0,069)

    = 1004,49 kg.mm

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = Ao F = 1754,8 1004,49 = 750,43 kg.mm

    d. Energi patah yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang .

    =

    0 =

    750,43 .

    600 2 = 1,25

    .

    2

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    - Spesimen dengan perlakuan Annealing 9500.

    R = 600 mm o = 90

    G = 24 kg o = 4

    fo= 600 mm2 1 = 17

    a. Energi yang diperlukan secara ideal

    Ao = (m.g.h1) (m.g.h2)

    = G (h1 - h2)

    = G.R ( cos (o- 1) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-17) cos 90 )

    = 14400 (cos 73 cos 90 )

    = 14400 (0,2923)

    = 4210,15 kg.mm

    b. Kerugian energi pada alat

    F = G.R ( cos (o- o) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-4) cos 90 )

    = 14400 (cos 86 cos 90 )

    = 14400 (0,0697)

    = 1004,49 kg.mm

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = Ao F = 4210,15 1004,49 = 3205,65 kg.mm

    d. Energi patah yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang .

    =

    0

    =3205,65 .

    600 2

    = 5,34 .

    2

    3.5.2 Data Antar Kelompok

    - Spesimen dengan perlakuan Normalizing 9500.

    R = 600 mm o = 90

    G = 24 kg o = 4

    fo= 600 mm2 1 = 8

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    a. Energi yang diperlukan secara ideal

    Ao = (m.g.h1) (m.g.h2)

    = G (h1 - h2)

    = G.R ( cos (o- 1) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-8) cos 90 )

    = 14400 (cos 82 cos 90 )

    = 14400 (0,1391)

    = 2004,09 kg.mm

    b. Kerugian energi pada alat

    F = G.R ( cos (o- o) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-4) cos 90 )

    = 14400 (cos 86 cos 90 )

    = 14400 (0,069)

    = 1004,49 kg.mm

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = Ao F = 2004,09 1004,49 = 999,59 kg.mm

    d. Energi patah yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang .

    =

    0

    =999,59 .

    600 2

    = 1,665 .

    2

    - Spesimen dengan perlakuan Hardening 9500.

    R = 600 mm o = 90

    G = 24 kg o = 4

    fo= 600 mm2 1 = 5

    a. Energi yang diperlukan secara ideal

    Ao = (m.g.h1) (m.g.h2)

    = G (h1 - h2)

    = G.R ( cos (o- 1) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-5) cos 90 )

    = 14400 (cos 85 cos 90 )

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    = 14400 (0,087)

    = 1255,04 kg.mm

    b. Kerugian energi pada alat

    F = G.R ( cos (o- o) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-4) cos 90 )

    = 14400 (cos 86 cos 90 )

    = 14400 (0,069)

    = 1004,49 kg.mm

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = Ao F = 1255,04 1004,49 = 250,54 kg.mm

    d. Energi patah yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang .

    =

    0

    =250,54 .

    600 2

    = 0,4175 .

    2

    - Spesimen dengan perlakuan Tempering 9500.

    R = 600 mm o = 90

    G = 24 kg o = 3

    fo= 600 mm2 1 = 9

    a. Energi yang diperlukan secara ideal

    Ao = (m.g.h1) (m.g.h2)

    = G (h1 - h2)

    = G.R ( cos (o- 1) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-9) cos 90 )

    = 14400 (cos 81 cos 90 )

    = 14400 (0,156)

    = 2252,65 kg.mm

    b. Kerugian energi pada alat

    F = G.R ( cos (o- o) cos o )

    = 24 x 600 ( cos(90-3) cos 90 )

    = 14400 (cos 87 cos 90 )

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    = 14400 (0,0523)

    = 753,63 kg.mm

    c. Energi aktual yang diperlukan

    A = Ao F = 2252,65 753,63 = 1499,01 kg.mm

    d. Energi patah yang diperlukan untuk mematahkan spesimen tiap satuan luas

    penampang .

    =

    0

    =1499,01 .

    600 2

    = 2,498 .

    2

    Tabel 3.2 Data Data Hasil Pengujian Berbagai Macam Perlakuan

    No Perlakuan

    0

    o

    Energi

    Ideal

    (kg.mm)

    Kerugian

    Energi

    (kg.mm)

    Energi

    Aktual

    (kg.mm)

    Energi

    Patah

    (kg.mm/mm2)

    1 Tanpa Perlakuan 4o 7o 1754,92 1004,49 750,43 1,25

    2 Annealing (950oC) 4o 17o 4210,15 1004,49 3205,65 5,34

    3 Normalizing(950oC) 4o 8o 2004,09 1004,49 999,59 1,66

    4 Hardening (950oC) 4o 5o 1255,04 1004,49 250,54 0,41

    5 Tempering (950oC) 3o 9o 2252,65 753,63 1499,01 2,49

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Pembahasan

    a. Data kelompok

    Gam

    bar

    3.6

    : G

    rafi

    k H

    ub

    un

    gan

    Du

    a P

    erla

    kuan

    Pan

    as D

    enga

    n E

    ner

    gi P

    atah

    Gra

    fik

    3.1

    . Gra

    fik

    Hu

    bu

    nga

    n D

    ua

    Per

    laku

    an P

    anas

    den

    gan

    En

    ergi

    Pat

    ah

    Gra

    fik

    3.1

    . Gra

    fik

    Hu

    bu

    nga

    n D

    ua

    Per

    laku

    an P

    anas

    den

    gan

    En

    ergi

    Pat

    ah

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Dari grafik di atas dijelaskan tentang perbandingan tingkat kekuatan kejut

    dua perlakuan panas yang diberikan, dan diperoleh nilai energi kejut dari Annealing

    lebih tinggi daripada Tanpa Perlakuan.

    Pada awal pengujian ini, didapatkan nilai energi kekuatan kejut tanpa

    perlakuan sebesar 1,25 kgmm/mm2 dan energi kekuatan kejut Annealing sebesar 5,34

    kgmm/mm2. Dari nilai tersebut, nilai dan grafik energi kejut dua perlakuan ini sesuai

    dengan teori yang menyatakan nilai dari Annealing lebih besar daripada nilai Tanpa

    Perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena Annealing memiliki ukuran butiran yang

    besar jika dibandingkan dengan Tanpa Perlakuan.

    Gam

    bar

    3.1

    Hu

    bu

    nga

    nEn

    ergi

    Pat

    ah A

    nta

    ra S

    pes

    imen

    Den

    gan

    Per

    laku

    anP

    anas

    Den

    gan

    Spes

    imen

    Tan

    paP

    erla

    kuan

    Pan

    as

    Gra

    fik

    3.1

    Gra

    fikH

    ub

    un

    gan

    Du

    aPer

    laku

    anP

    anas

    Den

    gan

    Ener

    giP

    atah

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    b. Data antar kelompok

    Gra

    fik

    3.2

    . Gra

    fik

    Hu

    bu

    nga

    n M

    acam

    M

    acam

    Per

    laku

    an P

    anas

    den

    gan

    En

    ergi

    Pat

    ah

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    Dari grafik tersebut juga dijelaskan tingkat kekuatan kejut dari masing

    masing perlakuan panas yang diberikan. Dan telah diperoleh energi kejut dari yang

    tertinggi sampai terendah adalah Annealing, Tempering, Normalizing, Tanpa

    Perlakuan, Hardening.

    Pada hasil pengujian ini, didapatkan bahwa Annealing yang memiliki energi

    kejut paling tinggi yaitu 5,34 kgmm/mm2. Normalizing nilainya 1,66 kgmm/mm2,

    hal ini sesuai dengan teori yang meyatakan bahwa Annealing memiliki energi kejut

    tertinggi. Pada Annealing, material dipanaskan untuk meningkatkan keuletan,

    menghilangkan tegangan dalam, menghaluskan ukuran butir dan meningkatkan sifat

    mampu mesin. Oleh karena itu, Annealing memiliki tingkat keuletan yang cukup

    tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan Normalizing sehingga energi untuk

    mematahkan spesimen tersebut pada uji impact juga besar.

    Dari grafik di atas juga didapatkan bahwa nilai Hardening memiliki energi

    kejut yang lebih rendah dibandingkan Tanpa Perlakuan dan Tempering yaitu sebesar

    0,417 kgmm/mm2 sedangkan Tanpa Perlakuan sebesar 1,25 kgmm/mm2 dan

    Tempering sebesar 2,498 kgmm/mm2. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

    bahwa Hardening memiliki energi kejut yang terendah karena pendinginan dengan

    media pendingin menghasilkan struktur yang keras dan getas sehingga mudah patah

    apabila diberikan beban dinamis. Hal ini telah sesuai dengan dasar teori karena pada

    Hardening terdapat struktur yang keras dan getas. Hal ini menyebabkan material

    menjadi rapuh.

  • LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

    Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2014/2015

    Kelompok 11 Pengujian Kekuatan Kejut

    3.7 Kesimpulan Dan Saran

    3.7.1 Kesimpulan

    1. Sifat mekanik spesimen dipengaruhi oleh perlakuan panas yang diberikan

    kepada spesimen tersebut.

    2. Urutan energi patah pada uji kejut spesimen berdasarkan hasil pengujian

    adalah Annealing, Tempering, Normalizing, Tanpa Perlakuan, Hardening.

    Urutan energi patah pada spesimen uji kejut berdasarkan teori tidak sesuai.

    Sehingga hasil pengujian ada penyimpangan dari dasar teori.

    3. Dari grafik, yang mengalami Annealing memiliki energi kejut tertinggi

    karena ukuran butir yang terbentuk homogen besar-besar. Tempering

    memiliki energi kejut tertinggi kedua karena ukuran butir yang dihasilkan

    lebih besar dari Normalizing dan Hardening yang terendah karena

    strukturnya yang getas dan keras.

    3.7.2 Saran

    1. Alangkah baiknya pada pengujian kejut tidak hanya mengunakan

    pembebanan Charpy karena hasil pengujian kurang tepat dimanfaatkan dalam

    perancanaan disebabkan oleh level tegangan yang diberikan tidak merata

    2. Alat alat pengujian di Laboratorium Pengujian Bahan ditambah dan sarana

    seperti kursi diperbaiki agar meningkatkan kinerja dari praktikan.

    3. Praktikan harus lebih memahami dan mengerti materi praktikum.

    4. Praktikan harus teliti dalam mengambil data pengujian kejut.

    5. Untuk jam aktif asistensi mohon ditambah.