6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris „Science‟, Trianto (2010:136). Kata „science‟ sendiri berasal dari kata dlam Bahasa Latin „Scientia‟ yang berarti tahu. Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010) dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang bearti Ilmu Pengetahuan Alam saja. Walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Menurut Wahyana dalam Trianto (2010) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam pengguanaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Fowler dalam Trianto (2010) IPA merupakan pengetahuan sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. 2.1.2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Tujuan mata pelajaran IPA dalam Trianto (2010:143) adalah sebagai berikut: 1. Kesadaran akan keindahan dan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan dan hubungan antara sains dan teknologi.
16
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alamrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13029/2/T1... · · 2017-11-176 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris „Science‟, Trianto (2010:136).
Kata „science‟ sendiri berasal dari kata dlam Bahasa Latin „Scientia‟ yang berarti
tahu. Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010) dalam perkembangannya
science sering diterjemahkan sebagai sains yang bearti Ilmu Pengetahuan Alam
saja. Walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi.
Menurut Wahyana dalam Trianto (2010) IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam pengguanaannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Menurut Fowler dalam Trianto (2010) IPA merupakan pengetahuan
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam.
Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh
adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan IPA
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
2.1.2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Tujuan mata pelajaran IPA dalam Trianto (2010:143) adalah sebagai
berikut:
1. Kesadaran akan keindahan dan dan keteraturan alam untuk
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep,
fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan dan hubungan
antara sains dan teknologi.
7
3. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah, dan melakukan observasi.
4. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur,
terbuka,benar dan dapat bekerja sama.
5. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam.
6. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan
alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ruang
lingkup mata pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan
gas
3. Energi dan perubahannya, yang meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
mengajarkan IPA mempunyai tujuan untuk menanamkan sikap ilmiah
pada siswa dan nilai positif melalui proses ipa dalam memecahkan
masalah.
2.1.3. Hasil Belajar
Menurut Illeris dan Ormorod dalam Suyono (2011:11) hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan guru. Dari sisi
siswa merupakan tingkat perkembangan mental tersebut pada jenis-jenis ranah
kognitif, efektif dan psikomotor. Sedangkan dari guru hasil belajar merupakan
tercapainya tujuan pelajaran. Menurut Wordworth dalam Dimyanti (2009) hasil
8
belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama saat evaluasi dan kemampuan aktual yang
diukur langsung.
Menurut Sudjana, N (2011:22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Horwoks Kingsley dalam Sudjana, N (2011) membagi hasil belajar siswa kedalam
3 macam yaitu: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan penelitian, sikap
dan cita-cita. Menurut Gagne dalam Sudjana, N (2011) membagi 5 kategori hasil
belajar yaitu: Informasi Verbal, Keterampilan intelektual, Strategi Kognitif, Sikap,
Keterampilan Motoris. Sedangkan menurut Benyamin Bloom yang secara garis
besar membagi hasil belajar kedalam tiga ranah yaitu: Kognitif, Afektif, dan
Psikomotoris.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar yang diiringi oleh perubahan tingkah laku dan memiliki ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut digunakan guru untuk
mengukur kemampuan siswa dalam proses belajar.
Menurut peneliti hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh
siswa dalam mengikuti proses belajar dalam suatu materi yang berupa data angka/
hasil tes. Hasil belajar akan diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan
pemberian evaluasi siswa dan dilakukan dalam kelas. Pengambilan hasil belajar
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan belajar dan menunjukkan kompetensi
siswa melalui pengadaan tes bagi siswa.
2.1.4. Pengukuran Hasil Belajar IPA
Menurut Allen dan Yen dalam Wardani, N.S, dkk (2012:49) pengukuran
adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan
individu. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran perlu instrumen. Instrumen
dalam dunia pendidikan meliputi tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala
sikap dan angket.
9
Tes adalah salah satu instrumen atau alat pengukuran yang paling banyak
dipergunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang. Menurut
Suryanto Adi dalam Wardani, N.S, dkk (2012) tes adalah seperangkat pertanyaan
atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat
atau atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban
atau ketentuan yang dianggap benar.
Menurut Sudjana, N (2011) penilaian hasil belajar merupakan proses
pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Teknik penilaian atau penetapan angka terhadap siswa dapat dilakukan dengan
beberapa teknik baik berupa proses belajar maupun hasil belajar.
Menurut Wardani, N.S, dkk (2012:79) teknik penilaian dapat dikelompokan
menjadi 2, yaitu teknik tes dan non tes:
1. Tes
Teknik tes terdiri dari tes lisan, tes tulisan dan tes tindakan. Tes
lisan menuntut jawaban secara lisan, tes tulisan menuntut jawaban
secara tulisan, sedangkan tes tindakan menuntut jawaban secara
tindakan atau perbuatan.
2. Non tes
Teknik non tes berbentuk unjuk kerja, penugasan, tugas individu,
tugas kelompok, laporan, responsi/ ujian praktik dan portofolio.
Menurut Wardani, N.S, dkk (2012:72,73) dilihat dari tujuannya dalam
bidang pendidikan, tes dapat dibagi menjadi 7 yaitu:
1) Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengakses peserta tes dalam hal kecepatan
berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik)
maupun hapalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang
dihayati.
2) Tes Kemampuan (Power Test)
Tes ini bertujuan untuk mengakses peserta tes dalam
mengungkapkan kemampuan nya (dalam bidang tertentu) dengan
tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.
10
3) Tes hasil belajar (Achivement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengakses hal yang telah diperoleh
dalam suatu kegiatan seperti Tes Hasil belajar (THB), Tes Harian
(formatif), dan Tes Akhir Semester (sumatif).
4) Tes kemajuan belajar (Gains/ Achievement)
Disebut juga dengan tes perolehan. Tes ini untuk mengetahui
kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi akhir testi
setelah pembelajaran.
5) Tes Diagnotis (Diagnotic Test)
Tes yang dilakukan untuk mendiaknosis atau mengidentifikasi
kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara
mengatasi kesukaran atau kesulitan dalam belajar.
6) Tes Formatif
Tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam suatu
program pembelajaran.
7) Tes Sumatif
Tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik
terhadap sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah
dipelajari.
Menurut Wardani, N. S, dkk (2012:145,146) berbagai bentuk instrumen
penilaian:
Tabel 2.1 Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Tes Tertulis 1. Tes Pilihan : Pilihan Ganda, Benar
Salah, dan Menjodohkan.
2. Tes Isian : Isian Singkat dan Uraian
2. Tes Lisan Daftar Pertanyaan
3. Tes Prakti (Kinerja) 1. Tes Identifikasi
11
2. Tes Simulasi
3. Tes Uji Petik Kinerja
4. Penugasan Individual atau Kelompok 1. Pekerjaan Rumah