BAB II ANALISIS DATA Berdasarkan permasalah dalam penelitian ini, maka yang akan dideskripsikan dalam analisis data meliputi bentuk, makna leksikal dan makna kultural dan fungsi yang terkandung dalam sesaji pada rangkaian upacara tradisi dhekahan dhusun di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamataan Nogosari Kabupaten Boyolali. Adapun uraiannya sebagai berikut. A. Bentuk Istilah Perlengkapan Sesaji dalam Tradisi Dhekahan Dhusun di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bentuk Istilah Perlengkapan Sesaji dalam Tradisi Dhekahan Dhusun di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali, berupa monomorfemis, polimorfemis, dan frasa. Bentuk sesaji meliputi semua sesaji yang digunakan dalam upacara tradisi dhekahan dhusun. Uraiannya sebagai berikut. 1. Monomorfemis Monomorfemis adalah kata bermorfem satu, tidak dibagi atas bagian yang lebih kecil, dan merupakan satuan bahasa terkecil. Istilah sesaji yang termasuk monomorfemis adalah sebagai berikut: 26
41
Embed
BAB II ANALISIS DATA · Makna leksikal wija adalah wija. Makna leksikal palawija adalah umbi-umbian. 31) Sambel goreng [samb|l gorEG] 48 Makna leksikal sambel adalah lelawoehan sing
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
26
BAB II
ANALISIS DATA
Berdasarkan permasalah dalam penelitian ini, maka yang akan
dideskripsikan dalam analisis data meliputi bentuk, makna leksikal dan makna
kultural dan fungsi yang terkandung dalam sesaji pada rangkaian upacara tradisi
dhekahan dhusun di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamataan Nogosari
Kabupaten Boyolali. Adapun uraiannya sebagai berikut.
A. Bentuk Istilah Perlengkapan Sesaji dalam Tradisi Dhekahan Dhusun
di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamatan Nogosari Kabupaten
Boyolali
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bentuk Istilah
Perlengkapan Sesaji dalam Tradisi Dhekahan Dhusun di Dusun
Mangurejo Desa Guli Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali, berupa
monomorfemis, polimorfemis, dan frasa. Bentuk sesaji meliputi semua
sesaji yang digunakan dalam upacara tradisi dhekahan dhusun. Uraiannya
sebagai berikut.
1. Monomorfemis
Monomorfemis adalah kata bermorfem satu, tidak dibagi atas
bagian yang lebih kecil, dan merupakan satuan bahasa terkecil. Istilah
sesaji yang termasuk monomorfemis adalah sebagai berikut:
26
27
1) Ambeng [amb|G]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
Ambeng ‘nasi yang dibentuk seperti gunungan’, ambeng
berkategori nomina (N).
2) Ampyang [ampyaG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
ampyang ‘makanan yang terbuat dari gula jawa dan kacang
tanah’, ampyang berkategori nomina (N).
3) Apem [ap|m]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
28
apem ‘makanan yang terbuat dari tepung beras’, apem
berkategori nomina (N).
4) Bawang [bawaG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
bawang ‘bawang putih’, bawang berkategori nomina (N).
5) Bongkrek [boGkrE?]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
bongkrek ‘lauk pauk yang terbuat dari sari kedelai’, bongkrek
berkategori nomina (N).
6) Brambang [brambaG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
29
brambang ‘bawang merah’, brambang berkategori nomina (N).
7) Jadah [jadah]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
jadah ‘makanan yang terbuat dari beras ketan’, jadah
berkategori nomina (N).
8) Jungkat [juGkat]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
jungkat ‘sisir’, jungkat berkategori nomina (N).
9) Kinang [kinaG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
kinang ‘terdiri dari daun sirih, gambir, tembakau, dan enjet’,
kinang berkategori nomina (N).
10) Krupuk [krupU?]
30
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
krupuk ‘kerupuk’, krupuk berkategori nomina (N).
11) Lombok [lOmbO?]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
lombok ‘cabai’, lombok berkategori nomina (N).
12) Peyek [pEyE?]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
peyek ‘sejenis kerupuk yang terbuat dari tepung beras dan
kacang tanah’, peyek berkategori nomina (N).
13) Rengginan [r|Gginan]
31
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
rengginan ‘makanan sejenis kerupuk yang terbuat dari beras
ketan’, rengginan berkategori nomina (N).
14) Tahu [tahu]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
tahu ‘lauk-pauk yang terbuat dari kedelai’, tahu berkategori
nomina (N).
15) Takir [takIr]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
takir ‘wadah yang dalamnya berisi sesaji’, takir berkategori
nomina (N).
32
16) Tampah [tampah]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
tampah ‘anyaman bambu yang berbentuk lingkaran, dijadikan
tempat sesaji’, tampah berkategori nomina (N).
17) Tape [tape]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
tape ‘makanan yang terbuat dari beras ketan’, tape berkategori
nomina (N).
18) Tempe [tempe]
33
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
tempe ‘makanan yang terbuat dari kedelai’, tempe berkategori
nomina (N).
19) Panggang [paGgaG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
panggang ‘ayam yang dipanggang’panggang berkategori
nomina (N).
20) Wajib [wajIb]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
wajib ‘pemberian seikhlasnya berupa uang’, wajib berkategori
nomina (N).
34
2. Polimorfemis
Polimorfemis merupakan kata yang telah mengalami proses
morfologis, yang meliputi pengimbuhan/afiksasi,
pengulangan/reduplikasi, pemajemukan/komposisi. Adapun istilah
sesaji yang termasuk dalam polimorfemis adalah sebagai berikut.
2.1 Pengimbuhan atau afiksasi
21) Gudhangan [guDaGan]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
gudhangan
gudhang -an (sufiks)
gudhang [guDaG] ‘beberapa macam dedaunan yang dimasak’
gudhangan [guDaGan] ‘makanan yang terbuat dari beberapa
dedauan biasanya daun bayam dan daun kacang panjang yang
dikasih bumbu’.
gudhangan merupakan Nomina.
22) Ngilon [GilOn]
35
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
ngilon
ngilo -an (sufiks)
ngilo [Gilo] ‘melihat wujudnya di kaca atau cermin’
ngilon [GilOn] ‘cermin atau kaca digunakan untuk melihat
wujud bayangan dirinya’.
ngilon merupakan Nomina.
23) Sonthongan [sonToGan]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
sonthongan
sonthong -an (sufiks)
sonthong [sOnTOG] ‘daun pisang yang dibentuk seperti wadah
yang dipincuk kedua pinggirnya mengunakan lidi’
36
sonthongan [sOnTOGan] ‘suatu wadah yang terbuat dari daun
pisang yang berisi berbagai macam makanan yang diletakkan
di atas tampah’.
sonthongan merupakan Nomina.
2.2 Pemajemukan atau komposisi
24) Gedhang raja [g|DaG rOjO]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
gedhang raja
gedhang raja
Merupakan pemajemukan dari kata gedhang ‘pisang’ dan raja
gedhang raja ‘jenis pisang yang rasanya paling enak dan
bentuknya tidak terlalu panjang.’
gedhang raja merupakan kategori Nomina.
25) Jenang sengkala [j|naG s|GkOlO]
37
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
jenang sengkala
jenang sengkala
Merupakan pemajemukan dari kata jenang ‘sejenis bubur yang
terbuat dari tepung beras ’ dan sengkala ‘marabahaya’ jenang
sengkala ‘sejenis bubur yang berwarna putih dan merah.’
jenang sengkala merupakan kategori Nomina.
26) Kembang setaman [k|mbaG s|taman]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
kembang setaman
kembang setaman
Merupakan pemajemukan dari kata kembang ‘bunga’ dan
setaman ‘ada beberapa macam’ kembang setaman ‘bunga
38
yang terdiri dari empat macam yaitu bunga mawar, bunga
melati, bunga kantil, dan bunga kenanga.’
kembang setaman merupakan kategori Nomina.
27) Sambel goreng [samb|l gorEG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
sambel goreng
sambel goreng
Merupakan pemajemukan dari kata sambel ‘sambal yang
terbuat dari cabe rawit’ dan goreng ‘memasak menggunakan
minyak’ sambel goreng ‘sejenis sayuran yang bersantan dan
rasanya pedas.’
sambel goreng merupakan kategori Nomina.
28) Sega asahan [s|gO asahan]
39
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
sega asahan
sega asahan
Merupakan pemajemukan dari kata sega ‘nasi’ dan asahan
‘nasi yang dibentuk gunungan atau setengah lingkaran’ sega
asahan ‘nasi yang ditaruh di atas tampah lengkap dengan lauk
pauknya, digunakan untuk kenduri.’
sega asahan merupakan kategori Nomina.
29) Sega golong [s|gO gOlOG]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
sega golong
sega golong
40
Merupakan pemajemukan dari kata sega’nasi’ dan golong
‘berbentuk lingkaran’ sega golong ‘nasi yang dibentuk bulan
untuk kenduri dan biasanya jumlahnya ganjil.’
sega golong merupakan kategori Nomina.
30) Endhog jawa [|nDOg jOwO]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
endhog jawa
endhog jawa
Merupakan pemajemukan dari kata endhog ‘telur’ dan jawa
‘nama pulau’ endhog jawa ‘telur ayam kampung.’
Endhog jawa merupakan kategori Nomina.
31) Palawija [pOlOwijO]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
41
palawija
pala wija
Merupakan pemajemukan dari kata pala dan wija
palawija ‘hasil bumi berupa umbi-umbian’
palawija merupakan kategori Nomina.
32) Dhuwit receh [DuwIt rEcEh]
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
dhuwit receh
dhuwit receh
Merupakan pemajemukan dari kata dhuwit dan receh
dhuwit receh ‘uang koin/logam yang jumlahnya lebiah dari
satu’
dhuwit receh merupakan Nomina.
33) Jajan pasar [jajan pasar]
42
(dokumen Lina, 07 Agustus 2015)
Jajan pasar
Jajan pasar
Merupakan pemajemukan dari kata jajan dan pasar
Jajan pasar ‘makanan yang dibeli di pasar’
jajan pasar merupakan Nomina.
B. Makna Leksikal dan Makna Kultural Bentuk Istilah Sesaji dalam
Tradisi Dhekahan Dhusun di Dusun Mangurejo Desa Guli Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali
1. Makna Leksikal
1.1 Monomorfemis
1) Ambeng [amb|G]
Makna leksikal ambeng adalah sega sarampadane kang dikepoeng
ing nalikane slametan (Poerwadarminta, 1939:8) ‘nasi seisinya
yang dikepung ketika selamatan.’
2) Ampyang [ampyaG]
43
Makna leksikal ampyang adalah panganan (katjang ditjampoer