Top Banner
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Fisika IPA meliputi tiga ilmu dasar yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda- benda di alam. Laksmini Prihantoro (dalam Trianto, 2010: 137) berpendapat bahwa IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains dan sebagai aplikasi. Menurut Trianto (2010: 137) “Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, 9
56

BAB II

Nov 07, 2015

Download

Documents

Ayu Uls Setyadi

bab II skripsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

41

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori1. Hakekat FisikaIPA meliputi tiga ilmu dasar yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Laksmini Prihantoro (dalam Trianto, 2010: 137) berpendapat bahwa IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains dan sebagai aplikasi. Menurut Trianto (2010: 137) Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yng berlaku secara universal (Trianto, 2010: 137).Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses dimulai dari observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, hingga penemuan teori dan konsep yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebuah produk ilmiah.2. Belajara. Pengertian BelajarKegiatan belajar mengajar merupakan hal pokok dalam kegaiatan pembelajaran di sekolah. Belajar merupakan proses pencarian pengalaman dimana dari yang belum tahu menjadi tahu. Cronbach bependapat bahwa learning is shown by a change in behaviour as a result of experience. Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono 2014: 2). Menurut Slameto (2013: 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syaiful Bahri Djamarah (2011: 13) berpendapat bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor setiap individu yang terjadi sepanjang hidup.b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi BelajarMenurut Muhibbin Syah (2011: 129) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :1) Faktor internal siswa merupakan aspek psikologis siswa. Yang termasuk dalam aspek psikologis siswa yaitu: a) tingkat kecerdasan siswa. b) sikap siswa. c) bakat siswa. d) minat siswa. e) motivasi siswa.2) Faktor eksternalFaktor eksternal yang pertama yaitu faktor lingkungan sosial seperti guru, tenaga kependidikan, teman sekelas, masyarakat, tetangga, keluarga dan orangtua siswa. Faktor eksternal yang kedua adalah lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar dan lain-lain.3) Faktor strategi belajarFaktor strategi belajar merupakan faktor eksternal siswa.c. Teori BelajarSlameto (2013: 12) menjelaskan ada beberapa teori belajar yang dikembangkan dalam aliran psikologi belajar diantaranya:1) Teori belajar dari PiagetMenurut Piaget ada beberapa perkembangan proses belajar pada anak-anak diantaranya:a) Anak-anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.b) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.c) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu tertentu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.d) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:1) Kemasakan2) Pengalaman3) Interaksi social4) Equilibrium (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).e) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:(1) Berpikir secara intuitif 4 tahun(2) Beroperasi secara konkret 7 tahun(3) Beroperasi secara formal 11 tahunBerdasarkan teori belajar Piaget, siswa pada tingkat SMA berada di tahapan operasi formal. Pada perkembangan kognitif siswa SMA dapat membuat keputusan dan hipotesis melalui pembelajaran. Siswa mulai menyelesaikan masalah dengan cara rasional dan lebih sistematik. Hal ini sesuai dengan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek, siswa mencari dan mengembangkan informasi sendiri dengan cara praktikum.2) Teori Belajar BrunerJerome S. Bruner (dalam Sri Lestari, 2008: 44) seorang ahli psikologi, menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Bruner menekankan tentang model belajar penemuan (inquiry learning) yang menganggap bahwa Belajar mengajar dengan proses menemukan sendiri atau (inquiry learning) dapat melatih siswa dalam berfikir kreatif karena siswa diberi kesempatan mencari tahu menemukan sendiri makna segala sesuatu yang dipelajarinya.Bruner (dalam Sri Lestari, 2008: 45) menjelaskan bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui b elajar penemuan. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh siswa, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Materi Fluida sesuai dengan teori belajar bruner yang menekankan belajar dengan cara menemukan sendiri melalui strategi inkuiri terbimbing. Informasi pengetahuan pada strategi inkuiri ini yang disampaikan bukan dengan memberi informasi kepada siswa dengan menerangkanya melainkan siswa diberi pertanyaan yang mendukung materi kemudian mencari tahu sendiri jawaban melalui cara berinteraksi dengan lingkungan. 3. Strategi inkuiri Terbimbinga. Pengertian Strategi inkuiri TerbimbingWina Sanjaya (2013: 196) berpendapat bahwa strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Nurdela (2010: 14) menjelaskan Inkuiri terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang meletakaan dasar-dasar pengembangan cara berfikir ilmiah dan menekankan kemandirian siswa dalam memecahkan masalah. Menurut Svinicki The guided inquiry approach is based on a cognitive model of learning (Elliot dan Chu-Chuan, 2009: 2). Strategi inkuiri terbimbing merupakan dasar strategi pembelajaran kognitif dimana siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan seorang guru hanya sebagai pemandu jalanya proses belajar mengajar.Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi inkuiri terbimbing merupakan strategi yang lebih memusatkan kegiatan pembelajaran melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. guru berperan sebagai pembimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Strategi inkuiri terbimbing berjalan dengan baik jika terpenuhi beberapa syarat yaitu 1) guru harus terampil dalam memilh persoalan yang relevan untuk diajukan kepadaa kelas. 2) guru harus terampil dalam menumbuhkan motifasi belajar siswa. 3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup. 4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi. 5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. 6) guru tidak banyak campur tangan dan interverensi terhadap kegiatan siswa (Saiful Sagala, 2010: 197).b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingWina Sanjaya (2013: 201) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan strategi inkuiri terbimbing melalui beberapa tahapan sebagai berikut:1) Merumuskan masalahKemampuan merumuskan masalah yang diperlukan yaitu kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah dan merumuskan masalah.2) Mengembangkan hipotesisKemampuan mengembangkan hipotesis yang diperlukan adalah meenguji dan menggolongkan data yang diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis.3) Menguji jawabanKemampuan yang dituntut adalah: a) merakit peristiwa, terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan dan mengevaluasi data. b) menyusun data, terdiri dari: mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data. c) analisis data.4) Menarik kesimpulanKemampuan yang dituntut dalam menarik kesimpulan adalah: mencari pola, makna hubungan dan merumuskan kesimpulan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingWina Sanjaya (2013: 208) berpendapat bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam strategi inkuiri terbimbing sebagai berikut:1) Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.2) Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.3) Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.4) Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.Pelaksanaan strategi inkuiri terbimbing selain memiliki keunggulan juga mempunyai kelemahan di antaranya:1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.3) Strategi inkuiri terbimbing akan sulit diimplementasikan ketika kriteria keberhasihan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.4. Metode Eksperimena. Pengertian Metode EksperimenElsy Zuriyani (2012: 5) berpendapat bahwa dalam penerapan inkuiri, jawaban atas masalah yang diberiken oleh guru dapat diselesaikan dengan melakukan observasi atau eksperimen. Menurut Theresia (2010: 22) Metode eksperimen merupakan cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 84) menjelaskan bahwa Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari.Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu teknik mengajar yang menekankan pada pelibatan secara langsung siswa untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil percobaan.b. Sintak Metode EksperimenSintak metode eksperimen sebagai berikut (Sunarno, 2010: 29):1) Mempersiapkan kegiatanMeliputi: a) menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai. b) menetapkan alat-alat, bahan yang akan digunakan, dan sarana lain yang mendukung serta memeriksa alat. c) mengadakan uji coba terlebih dahulu2) Melaksanakan kegiatan Meliputi: a) guru memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan eksperimen. b) guru memberikan fenomena alam untuk menyusun suatu hipotesis dalam bentuk pertanyaan. c) siswa menjawab opini dari fenomena alam. d) guru dan siswa mendiskusikan mengenai langkah-langkah pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakan serta hal-hal yang akan diamati dan dicatat hasil kegiatan eksperimen, siswa melakukan eksperimen, mengamati dan mencatat data-data hasil eksperimen.e) guru mengamati dan membimbing siswa melakukan eksperimen.f) siswa menganalisis data pengamatan, menyimpulkan dan membuat laporan kegitan secara kelompok.

c. Langkah-langkah Metode eksperimenRini Budiharti (dalam Theresia, 2010: 22) berpendapat bahwa untuk melaksanakaan eksperimen diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:1) Menyadari adanya suatu masalah yang dirasakan penting oleh siswa, yang timbul dari pengalaman siswa sehari-hari.2) Merumuskan masalah sehingga diketahui tujuan eksperimen.3) Mengumpulkan dan mengorganisasikan data.4) Mengajukan hipotesis yaitu dugaan atau terkaan tentang penyelesaian masalah.5) Menguji kebenaran hipotesis.6) Menarik kesimpulan.7) Menetapkan hasil eksperimen.Dibawah ini langkah-langkah beserta kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen :Tabel 2.2 Matrik Inkuiri Terbimbing dengan Metode EksperimenNoTahapanKegiatan guruKegiatan siswa

1Kegiatan awalMotifasi

Merumuskan hipotesis Menanyakan judul dan tujuan eksperimen Membimbing siswa merumuskan hipotesis Menyebutkn judul dan tujuan eksperimen Merumuskan hipotesis

2

Kegiatan IntiPengumpulan data eksperimen Menunjukan alat dan bahan eksperimen Meminta siswa melakukan eksperimen secara cermat tentang hukum archimedes, hukum pascal, dan hukum Bernoulli Mengambil, memeriksa kondisi alat dan bahan Melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur kerja penerpana hukum archimedes, hukum pascal, dan hukum bernoulli.

Mengolah data Membimbing siswa dalam mengolah data eksperimen Mengadakan diskusi dengan siswa Mengolah data eksperimen

Membuat kesimpulan Membimbing siswa dalam menarik kesimpulan Menarik kesimpulan

3Kegiatan penutupPemantapan konsep

Penilaian/ evaluasi Meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan berlngsung dan ditekankan di akhir pembelajaran Mengvaluasi kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen yang telah dilaksanakan Menyebutkan konsep yang didapat dari pembelajaran

Melaksanakan evaluasi yang diberikan guru.

e. Kelebihan dan kekurangan Metode EksperimenMenurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2013: 84) metode eksperimen memiliki kelebihan antara lain: 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.2) Membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaanya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.Selain memiliki kelebihan metode eksperimen juga memiliki kekukarangan antara lain:1) Metode eksperimen lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendaian.Dari uraian di atas, diketahui bahwa dengan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen dapat lebih melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, sehingga siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dan hasil belajar akan bertahan lama. 5. Metode ProyekSyaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2013: 83) berpendapat bahwa metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahanya secara keseluruhan dan bermakna. Ahmadi dan Prasetya (dalam Andi, 2009) berpendapat bahwa metode proyek adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah. Menurut Roestiyah Metode proyek adalah rencana, suatu problem atau kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri. Menurut Santyasa (dalam Agus Siswo, 2013) terdapat 5 langkah utama dalam pelaksanaan metode proyek yaitu:a. Menetapkan tema proyek.Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: 1) memuat gagasan yang penting dan menarik. 2) mendeskripsikan masalah kompleks. 3) mengutamakan pemecahan masalah. b. Menetapkan konteks belajar.Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: 1) mengutamakan otonomi siswa. 2) melakukan inkuiri. 3) siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien. 4) siswa belajar penuh dengan kontrol diri dan bertanggung jawab.c. Merencanakan aktivitasPengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah mencari sumber yang berkait dengan tema proyek.d. Memproses aktivitasIndikator-indikator memroses aktivitas meliputi: 1) membuat sketsa 2) melukiskan analisa rancangan proyek.e. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyekLangkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) mengerjakan proyek berdasarkan sketsa. 2) membuat laporan terkait dengan proyek. 3) mempresentasikan proyek. Dibawah ini langkah-langkah beserta kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing dengan metode proyek:Tabel 2.1 Matrik Inkuiri Terbimbing dengan Metode proyekNoTahapanKegiatan guruKegiatan siswa

1PendahuluanGuru memberi tugas kepada siswa membuat laporan dalam bentuk makalah mengenai hukum Archimedes dan membuat alat peraga hukum pascal serta hukum bernoulli melalui pengamatan keseharian, buku, internet, dll.Siswa membuat laporan dalam bentuk makalah mengenai hukum Archimedes dan membuat alat peraga hukum pascal serta hukum bernoulli melalui pengamatan keseharian, buku, internet, dll.

2

Proses pembentukan konsepGuru menugaskan siswa untuk menganalisis hukum archimedes, hukum pascal, dan hukum bernoulli yang telah mereka temukan dan mempresentasikanSiswa menganalisis hukum archimedes, hukum pascal, dan hukum bernoulli yang telah mereka temukan sesuai kelompok dan mempresentasikan

3Aplikasi KonsepGuru mengajak siswa berfikir bahwa konsep-konsep yang telah dipahami melalui penugasan proyek materi fluida dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Siswa berfikir bahwa konsep-konsep yang telah dipahami melalui penugasan proyek materi fluida dapat di aplikasikan daam kehidupan sehari-hari.

4Pemantapan konsep dalam kehidupanGuru meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan berlangsung dan ditekankan diakhir pembelajaran Siswa menyebutkan kembali konsep yang didapatkan dari pembelajaran.

5Penilaian atau evaluasiGuru mengevaluasi kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode proyek yang telah dilaksanakan.Siswa melaksanakan evaluasi yang diberikan guru.

Metode proyek memiliki kelebihan ketika diterapkan dalam pembelajaran (Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, 2013: 83) yaitu:a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupanb. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.c. Metode ini sesuai dengan prinsip didakti modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan:1) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.2) bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan rill sehari-hari yang penuh dengan masalah.3) Pengembangan aktifitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan.4) Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkanMenurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2013: 84) Selain kelebihan, metode proyek juga memiliki kelemahan yaitu:a. Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini baik secara horizontal maupun vertikal belum menunjang pelaksanaan metode proyek.b. Pemilihan topik yang tepat sesuia dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan bukanlah pekerjaan yang mudah.c. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

6. KreativitasAnggun Prameswari (dalam Dewi A. Sagitasari, 2010: 11) menjelaskan ada beberapa teori-teori kreativitas sebagai berikut:a. Menurut Clark Moustakis, ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri. dengan alam, dan dengan orang lain.b. Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Empat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.c. Menurut Hulbeck, Creative action is an imposing of ones own whole personality on the environment in an unique and characteristic way. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.d. Menurut Torrance, Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang masalah, menilai dan menguji hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.Berdasarkan definisi kreativitas diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupan sebuah kemampuan dalam berfikir imajinatif yang dapat menghasilkan sebuah inovasi baru bersifat asli berasal dari dalam diri individu maupun lingkungan.Satiadarma (dalam Susi, 2012) menjelaskan ada 5 ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu: a) Rasa ingin tahu yang mendorong individu lebih banyak mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek dan situasi serta membuatnya lebih peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. b) Memiliki imajinasi yang hidup, yakni kemampuan memperagakan untuk membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. c) Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendirongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit. d) Sifat berani mengambil resiko yang membuat orang kretif tidak takut gagal atau mendapatkan kritik. e) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan.Berdasarkan pendapat Satiadarma tentang ciri-ciri kreativitas, penulis menggunakan 5 indikator kreatifitas untuk pembuatan angket yang digambarkan melalui tabel sikap siswa dibawah ini:Tabel 2.4 Indikator Kreatifitas IndikatorSikap Siswa

Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalama. Bertanyab. Mencari banyak sumber pengetahuanc. Memperhatikan penjelasan dari guru

Mempunyai daya imajinasi.a. Mampu mencari hubunganhubungan baru dari sesuatu yang sudah adab. Mampu membuat dugaanmampu mengembangkanc. Mampu merencanakan

Tertantang oleh kemajuan dalam mengatasi masalaha. Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lainb. Menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-maluc. Suka kerja keras, berusaha terus menerus supaya berhasil, tidak cepat putus asa

Berani mengambil resikoa. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya tidak mudah terpengaruh orang lainb. Bersedia mengakui kesalahanc. Berani mencoba hal-hal baru

Menghargaia. Mempunyai atau menghargai rasa keindahanb. Mendengarkan dan menganalisa pendapat orang lain

Kreativitas belajar fisika adalah kemampuan seseorang untuk memunculkan gagasan-gagasan baru dari suatu masalah yang diperoleh dari latihan-latihan melalui pembelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan diri dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah. Kreativitas belajar dapat dikembangkan dengan memberikan tindakan intensif secara terus-menerus. Skala sikap kreatif dapat dioperasionalkan melalui keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap gagasan sendiri dan kemandirian dalam memberi pertimbangan. Kreativitas berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran fisika. Siswa yang kreatif cenderung aktif dalam pembelajaran, berani memunculkan gagasan yang dimiliki, merumuskan pertanyaan dengan mengacu pada materi dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang mungkin terjadi saat pembelajaran berlangsung. Siswa kreatif tertarik untuk menghadapi tantangan, memiliki rasa ingin tahu yang besar dan semangat dalam menampilkan hasil pekerjaan. Kebiasaan tersebut memudahkan siswa untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang ada pada mata pelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa serta mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.Dedi Supriadi (dalam Theresia, 2010: 26) menjelaskan tentang cara untuk mengukur kreativitas seseorang secara akurat dapat digunakan alat ukur kreativitas berupa angket. Angket berisi indikator-indikator yang dijabarkan dalam instrumen dengan menggunakan alternatif jawaban berupa skala sikap. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Angket diujikan epada siswa dan hasil jawaban siswa tersebut dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tinggi rendahnya kreativitas yang dimiliki oleh siswa.7. Hasil Belajara. Pengertian Hasil BelajarPada akhir kegiatan pembelajaran selalu diadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar seorang siswa, dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar tentu, hasil belajarnya tidak akan jauh dari kemampuan siswa itu sendiri. Nana Sudjana (2008: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam Nana Sudjana (2008: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: 1) keterampilan dan kebiasaan; 2) pengetahuan dan pengertian; 3) sikap dan cita-cita. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 175) Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Purwanto (2013: 54) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran.b. Taksonomi Hasil BelajarPurwanto (2013: 50) berpendapat bahwa taksonomi hasil belajar di bagi menjadi 3 yaitu1) Taksonomi Hasil Belajar KognitifBenjamin S Bloom membagi enam tingkatan hasil belajar kognitif. Enam tingkatan itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), evaluasi (C6). Kemampaun menghafal (knowledge) merupakan kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Kemampuan pemahaman (Comprehension) diartikan sebagai kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu. Kemampuan penerapan (application) adalah kemampuan memahami aturan, hukum, rumus, untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya kedalam unsur-unsur. Kemampuan sintesis (synthesis) adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian kedalam kesatuan. Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. 2) Taksonomi Hasil Belajar AfektifKrathwohl membagi taksonomi hasil belajar afektif menjadi lima tingkatan yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Tingkat penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian adalah proses pembentukan sikap dan prilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya stimulus tertentu sebagai wujud dari minat. Tingkat partisipasi atau merespon (responding) adalah suatu sikap tentang kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi ketika proses belajar berlangsung.Tingkat penilaian (valuing) adalah kemampuan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang sadar bahwa objek tersebut memiliki nilai. dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau prilaku positif maupun negatif. Tingkat organisasi adalah kemampuan untuk mengorganisasikan nilai, menentukan hubungan antara nilai, dan menerima bahwa suatu nilai lebih dominan di bandingkan nilai yang lain, menilai sesuatu dari keunggulan dan kelebihanya. Tingkat karakterisasi (characterization) adalah nilai-nilai yang diorganisasikan sebagai wujud dari moral yang digunakan untuk menjadi pedoman perilaku dan juga menjadi bagian dari pribadi dalam prilaku sehari-hari. Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting dari penjelasan diatas yaitu minat, sikap, nilai, konsep diri dan moral. Lima karakter afektif diatas dijadikan sebagai acuan pembuatan indikator pada angket penilaian hasil belajar afektif. Sikap yang termasuk dalam karakter moral diantaranya kejujuran, rasa ingin tahu, disiplin, kreativitas, kerja keras, gemar membaca dan peduli lingkungan.3) Taksonomi Hasil Belajar PsikomotorikTaksonomi hasil belajar psikomotorik adalah taksonomi hasil belajar yang berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Sehingga hasil belajar psikomotorik berhubungan dengan tindakan anggota tubuh dalam melaksanakan kerja yang menghasilkan tingkatan keterampilan fisik tertentu. Daves (dalam Anisah Firdaus, 2013) membagi taksonomi hasil belajar psikomotorik menjadi lima kelompok sebagai berikut:a) Peniruan (Imitation) yaitu kemampuan mengamat sesuatu untuk dipraktekan setelah orang lain melakukanya.b) Penggunaan (Manipulation) yaitu kemampuan untuk melakukan suatu tindakan tertentu dengan mengikuti instruksi dan berlatih.c) Ketepatan (Precision) yaitu tindakan mengulangi pengalaman serupa untuk mendapatkan hasil yang ke arah yang lebih baik.d) Perangkaian (Articulation) yaitu serangkain tahapan untuk dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek agar mendapatkan keselarasan dan konsisten.e) Naturalisasi (Naturalization) yaitu suatu penampilan hasil kinerja dari apa yang telah dilakukan yang tampak lebih baik dan akurat.Dalam penelitian ini imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi dijadikan indikator pada angket penilaian hasil belajar psikomotorik.8. Bahan Ajar FluidaFluida merupakan kumpulan molekul yang tersusun secara acak dan melekat bersama-sama akibat suatu gaya kohesi lemah akibat gaya-gaya yang dikerjakan oleh dinding-dinding wadah. Baik benda cair maupun benda gas tergolong sebagai fluida, Fluida di bagi menjadi 2 yaitu fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Dalam penelitian ini membahas tentang fluida statis saja dengan subab yaitu Tekanan Hidrostatis, Hukum Pascal Dan Hukum Archimedes.a. TekananTekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suau bidang dibagi dengan luas bidang tersebut. Tekanan dapat diukur dengan alat yang ditunjukan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Alat sederhana untuk mengukur tekanan fluida.Alat ini terdiri dari silinder kosong yang melingkupi suatu piston ringan yng dihubungkan ke sebuah pegas. ketika alat ini tenggelam ke dalam sebuah fluida, maka fluida akan menekan bagian atas piston dan menekan pegas hingga gaya masuk dari fluida diseimbangkan oleh gaya keluar dari pegas. Jika F adalah besar gaya yang bekerja pada piston, A adalah luas permukaan piston maka P merupakan tekanan dari fluida pada kedaaman dimana alat tersebut ditenggelamkan. Sehingga persamaanya dapat diperoleh :P = .......persamaan 2.1 Tekanan dapat berubah seiring dengan perubahan kedalaman nya. Perhatikan gambar dibawah ini:Gambar 2.2 Pengaruh kedalaman terhadap tekananPada gambar 2.2 terlihat suatu benda cair dengan massa jenis yang pada keadaan diam, kita asumsikan bahwa sama untuk semua bagian cairanya. Ketika benda cair berada pada suatu tabung yang luas penampang silangnya A, dari kedalaman d ke d+h. Tekanan yang bekerja pada bagian bawah sampel adalah P, dan tekanan pada bagian atas nya adalah PO. Oleh karena itu gaya keatas yang dikerjakan oleh cairan diluar sampel pada bagian bawah tabung adalah POA. Massa cairan tabung M = . V = .A.h maka berat cairan pada silinder adalah Mg = .A.h.g. Gaya netto yang bekerja pada tabung yang berada dalam kesetimbangan harus = 0, Sehingga didapat persamaan:P.A Po.A .A.h.g = 0 P.A Po.A = .A.h.g P = Po + .g.h .......persamaan 2.2Tekanan P pada kedalaman h di bawah suatu titik di dalam cairan yang tekanannya Po maka lebih besar sebanyak .g.h. Ketika tekanan udara luar (Tekanan atmosfer) tidak diperhitungkan maka maka didapat persamaan : P0 = .g.h .......persamaan 2.3Tekanan fluida bergantung pada kedalaman dan nilai dari P0 maka setiap penambahan pada tekanan permukaan diteruskan ke semua titik dalam fluida. konsep ini pertama kali diamati oleh Blaise Pascal, seorang ilmuan prancis yang sering disebut dengan hukum paskal. Bunyi hukum pascal Perubahan dalam tekanan yang bekerja pada fluida diteruskan tanpa berkurang sama sekali kesemua titik pada fluida dan juga pada dinding-dinding wadahnya. Alat yang menggunakan prisip hukum pascal yaitu dongkrak hidrolis seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Prinsip kerja dongkrak hidrolisSebuah gaya dengan besar F1 dierikan kepada piston kecil pada luas daerah A1. Tekanan tersebut diteruskan ke benda cair yang tidak dapat ditekan kesebuah piston yang lebih besar luasnya A2 sehingga tekanan harus sama antara kedua sisinya sehingga = maka gaya F2 lebih besar dari pada gaya F1, sebesar faktor . Persamaan untuk tekanan pada prinsip dongkrak hidrolik sebagai berikut: P1 = dan P2 = P1 = P2 = = x .......persamaan 2.4Salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer adalah barometer umum, ditemukan oleh Evangelista Torricelli (1608-1647). Sebuah tabung panjang yang ditutup pada salah satu ujungnya diisi dengan air raksa dan kemudian terbalik menjadi sajian merkuri (Gambar 2.3). Ujung tertutup dari tabung hampir vakum, sehingga tekanan di bagian atas kolom merkuri dapat dianggap nol. Pada Gambar 2.3 tekanan di titik A, karena kolom air raksa, harus sama dengan tekanan di titik B, karena ke atmosfer. Jika itu tidak terjadi, akan ada gaya total yang akan menggerakkan merkuri dari satu titik ke titik yang lain sampai kesetimbangan didapatkan. Oleh karena itu, P0 = Hggh, di mana Hg adalah massa jenis (massa jenis) merkuri dan h adalah tinggi kolom merkuri. Ketika tekanan atmosfer bervariasi, ketinggian kolom merkuri bervariasi, sehingga ketinggian dapat dikalibrasi untuk mengukur tekanan atmosfer. Mari kita menentukan tinggi kolom merkuri untuk tekanan satu atmosfer, P0 = 1 atm = 1.013 x 105 PaPo = hg.g.h dengan h = Berdasarkan perhitungan tersebut, satu atmosfer tekanan didefinisikan menjadi setara dengan tekanan kolom air raksa yaitu 0.760 0 m pada ketinggian di 00C.

Gambar 2.4 BarometerSebuah alat untuk mengukur tekanan gas yang terkandung dalam kapal adalah manometer opentube yang diilustrasikan pada Gambar 2.4 Salah satu ujung tabung berbentuk U yang mengandung cairan terbuka untuk atmosfer, dan ujung lainnya terhubung ke kontainer gas pada tekanan P. Dalam situasi keseimbangan, tekanan pada titik-titik A dan B harus sama (jika , bagian melengkung cairan akan mengalami gaya total dan akan dipercepat), dan tekanan di A adalah tekanan gas yang diketahui. Oleh karena itu, menyamakan tekanan P yang diketahui dengan tekanan pada titik B, kita melihat bahwa P = P0 + gh. Sekali lagi, kita dapat mengkalibrasi ketinggian h dengan tekanan P.Perbedaan tekanan dalam setiap bagian dari Gambar 2.4 (yaitu, P - P0) adalah sama dengan gh. Tekanan P disebut tekanan mutlak, dan perbedaan P - P0 disebut pengukur tekanan. Misalnya, tekanan yang Anda ukur dalam ban sepeda Anda adalah pengukur tekanan.

Gambar 2.5 Manometer tabung terbuka.b. Hukum Archimedes dan gaya apungHukum Archimedes berbunyi Besarnya gaya apung sama dengan besarnya fluida yang dipindahkan oleh benda. Dalam hukum archimedes terdapat peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang.Peristiwa tenggelamnya benda secara keseluruhan dapat di jelaskan dengan memperhatikan gambar 2.6 dibawah ini:(a) (b)Gambar 2.6 Benda tenggelam (a) benda < fluida (b) benda > fluidaBendak terendam total, Ketika sebuah bendaek benar-benar tenggelam dalam fluida dengan kepadatan fluid, volume fluida yang dipindahkan Vfluida sama dengan volume bendaek Vbenda, maka besarnya gaya apung ke atas adalah B = fluidgVbenda. Jika bendaek memiliki massa M dan kepadatan benda, beratnya sama dengan Fg = Mg = bendagVbenda, dan gaya total pada benda tersebut adalah B - Fg = (fluid - benda)gVbenda. Oleh karena itu, jika massa jenis bendaek kurang dari massa jenis fluida, gaya gravitasi ke bawah kurang dari gaya apung dan bendaek yang tidak didukung dipercepat ke atas (Gambar 2.6a). Jika massa jenis bendaek lebih besar dari massa jenis fluida, gaya apung ke atas kurang dari gaya gravitasi ke bawah dan bendak tenggelam yang tidak didukung (Gambar 2.6b). Jika massa jenis bendaek yang terendam sama dengan massa jenis fluida, gaya total pada benda adalah nol dan bendaek tetap dalam keseimbangan.Suatu benda dengan volume Vbenda dan kepadatan benda < fluid dalam kesetimbangan statis mengambang di permukaan cairan, yaitu sebuah benda yang hanya sebagiannya terendam (Gambar 2.7) Dalam kasus ini, gaya apung ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah yang bekerja pada benda tersebut. Jika Vfluida adalah volume fluida yang dipindahkan oleh benda (volume ini adalah sama dengan volume bagian dari bendaek di bawah permukaan cairan), gaya apung memiliki besaran B = fluid gVfluida. Karena berat benda adalah Fg = Mg = benda gVbenda dan karena Fg = B, kita melihat bahwa fluid gVfluida = benda gVbenda, atau:.......persamaan 2.5

Gambar 2.7 Benda mengapungB. Kerangka BerfikirBerdasarkan teori yang telah diuraikan, dapatlah disusun suatu kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan, adapun kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Perbedaan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa.Penggunaan strategi dan metode mengajar yang tepat dapat menciptakan kondisi belajar yang bermakna. Strategi dan Metode yang dipilih guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran hendaknya mendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin tepat dan sesuai dalam memilih metode mengajar, berarti memberikan hasil yang lebih baik.Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi yang sama dengan metode yang berbeda, namun materi yang sama pada kelas yang berbeda diprediksikan akan memberikan hasil yang berbeda. Kelas yang berbeda telah diasumsikan bahwa kedua kelas tersebut kemampuan awalnya terdistribusi normal dan homogen, sehingga faktor treatmen berbeda yang dijadikan sebagai tolak ukur akan diperoleh hasil yang berbeda. Strategi inkuiri terbimbing melalui proyek diprediksikan akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan strategi inkuiri terbimbing melalui eksperimen dengan instrumen penilaian yang sama.Pada pembelajaran menggunakan metode proyek guru memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya. siswa akan menjadi lebih paham konsep suatu materi apabila dalam proses pembelajaran tersebut menemukan sendiri atau mengalami secara langsung. Dengan penemuan sendiri dan mengalami secara langsung siswa akan menjadi lebih paham terhadap konsep suatu materi sehingga pengetahuannya dapat melekat dalam pikiran. Pada pembelajaran menggunakan metode eksperimen guru sudah mengatur jalannya percobaan sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Siswa melakukan percobaan dengan petunjuk LKS. Pembelajaran dengan metode eksprimen kurang bermakna sehingga pengetahuan yang mereka peroleh terbatas dan tidak bertahan lama. Pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode proyek akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode eksperimen.Penelitian relevan yang mendukung kesimpulan sementara diatas dilakukan oleh Orhan AKINOGLU (2008) dengan judul Assessment Of The Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon Students Points Of Views. Pada penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran inkuiri berbasis proyek meningkatkan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, terbukti dengan meningkatnya nilai ujian siswa selama dan setelah pekerjaan proyeknya berlangsung. Berdasarkan uraian di atas maka dikemukakan hipotesis: Ada perbedaan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa.2. Perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa.Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas juga sebagai proses mental yang kompleks dari berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinil, dan baru. faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri individu kreatif yaitu 1) kelancaran berfikir. 2) keluwesan. 3) elaborasi. 4) keaslian.Pembelajaran fisika pada materi fluida ini diperlukan kreativitas siswa untuk menciptakan gagasan baru, memodifikasi, menghubungkan ide-ide dengan pengungkapan yang unik sehingga terbentuklah konsep, hukum, maupun teori Fisika. Contohnya pada hukum Archimedes, prinsip hukum archimedes dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti peristiwa terapung tenggelam dan melayang. Siswa yang kreatif dapat menyebutkan contoh-contoh dari peristiwa terapung, tenggelam dan melayang yang belum ada pada penjelasan materi.Kreativitas sangat penting dalam proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dengan mengkaitkan aplikasi materi fluida dalam kehidupan sehari hari. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi, tidak sekedar tahu atau meniru orang lain, mereka akan mencari tahu melalui interaksi dengan guru, teman, dan melalui sumber lain. Siswa yang memiliki kreativitas rendah, dalam mengikuti pelajaran kurang aktif sehingga kurang bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru, disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah dalam pembelajaranHasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Nagamurali Eragamreddy (2013) dengan judul Teaching Creative Thinking Skills. Pada penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kreativitas memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dapat memacu mereka untuk berpikir mencari pengetahuan baru dari berbagai sumber, dapat menghasilkan ide ide yang beragam dan dapat memecahkan permasalahan, sehingga siswa yang memiliki kreativitas tinggi, tidak sekedar mencari tahu dari sumber lain dan meniru orang lain namun mereka akan hasil ide-ide inovatif dari hasil penyeledikan mereka. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis: Terdapat perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa.3. Interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.Kreatifitas adalah cara berfikir di mulai dari mengidentifikasi susatu masalah, memperdalam masalah dengan mencari informasi menyangkut masalah tersebut, menimbulkan sebuah ide baru dari beberapa informasi yang didapat, kemudian membuktikan dan mengimplementasikan ide tersebut. Kreatifitas perlu dikembangkan dalam segala bidang. Penggunaan metode ekserimen dan proyek membutuhkan kerja kelompok antara siswa satu dengan siswa yang lain agar dapat bertukar pikiran, ide dan pengetahuan. Penggunaan metode proyek memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk menggunakan kreativitasnya dalam menyelesaikan masalah yang mereka temukan sendiri. Siswa dengan kreaivitas tinggi akan lebih mudah dalam menerima informasi yang ada. Ketika menggunakan metode eksperimen guru memberikan cara penyelesaian masalah, siswa yang mempunyai kreativitas rendah dapat menerima karena mendapat petunjuk penyelesaian dari guru, sehingga siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan metode proyek mempunyai hasil belajar yang lebih baik. Siswa yang mempunyai kreativitas rendah dengan metode eksperimen mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada dengan metode proyek. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian U. A deta, suparmi (2013) yang berjudul Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kreativitas sangat diperlukan dalam pembelajaran dengan inkuiri terbimbing metode proyek terutama dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis: Terdapat interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. C. Hipotesis penelitianBerdasarkan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut:1. Terdapat perbedaan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa.2. Terdapat perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa.3. Terdapat interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.9