Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Stroke merupakan suatu kedaruratan medik dimana terjadi gangguan sirkulasi darah di
bagian otak tertentu secara mendadak yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi neurologi.
Stroke merupakan masalah kesehatan mayor di dunia, menjadi penyebab kematian ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama.
Menurut penelitian, rata-rata stroke terjadi setiap 45 detik, dan manusia meninggal karena
stroke setiap 3 menit. Di USA insidens stroke adalah lebih dari 400.000 kasus/tahun, dan sejalan
waktu angka ini akan terus melonjak menjadi 1.000.000 kasus/tahun pada tahun 2050.
Belum ada data pasti stroke di Indonesia, namun riset kesehatan dasar (Riskesdas)
Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab
kematian utama di rumah-rumah sakit di Indonesia. Insiden stroke bervariasi di dalam negara
Indonesia, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun.
Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita dengan berbagai variasi usia dari usia muda
sampai usia tua, namun meningkat dengan bertambahnya usia.
Menurut patofisiologinya, stroke dibedakan menjadi 2 yaitu stroke hemoragik dan stroke
non-hemoragik.Stroke hemoragik terjadi perdarahan di otak, sedangkan stroke non-hemoragik
terjadi karena sumbatan aliran darah ke otak sehingga parenkim otak kekurangan nutrisi dan
oksigen untuk mengjalankan aktivitasnya. Insiden stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik
kurang lebih sama di berbagai negara, terutama di Indonesia. Faktor resikoyang paling sering
menyebabkan stroke adalah hipertensi.
II. Manfaat penulisan
1. Mengetahui dan memahami definisi dan klasifikasi stroke
2. Mengetahui dan memahami segala sesuatu mengenai stroke non-hemoragik
1
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI STROKE
Menurut WHO (World Health Organization), stroke adalah gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, tanpa ditemukan penyebabnya
selain gangguan vaskuler.
KLASIFIKASI STROKE
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan gambaran klinik, patologi
anatomi, sistem pembuluh darah, dan stadiumnya. Menurut modifikasi Marshall, klasifikasi
stroke dibedakan berdasarkan 3 hal, yaitu:
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
1. Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan sub-arakhnoid
Berdasarkan stadium
1. TIA
2. Stroke-in-evolution
3. Completed stroke
Berdasarkan sistem pembuluh darah
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebra-basilar
2
Page 3
FAKTOR RESIKO STROKE
Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko. Resiko stroke
yaitu kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan stroke,
terdiri dari:
1. Tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Herediter
d. Ras
2. Dapat dimodifikasi
a. Mayor
Hipertensi
Penyakit jantung
Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis
Diabetes mellitus
Polisitemia
Riwayat stroke
Perokok
b. Minor
Hiperkolesterol
Hematokrit tinggi
Obesitas
Kadar asam urat tinggi
Kadar fibrinogen tinggi
3
Page 4
Gejala klinik
Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik
1. Onset mendadak 1. Onset mendadak
2. Pada waktu istirahat 2. Pada waktu beraktivitas
3. Tanda-tanda TIK meningkat (-) 3. Tanda-tanda TIK meningkat (+) :
Sakit kepala hebat, muntah
proyektil, kesadaran menurun
4. Funduskopi : papil edema (-) 4. Papil edema (+)
5. Rangsang meningeal (-) 5. Rangsang meningeal (+) pada
perdarahan subarakhnoid
6. Lumbal punksi :
- Warna : Jernih
- Tekanan : Normal
- Eritrosit : < 300/mm3
6. Lumbal punksi :
- Warna : Merah
- Tekanan : Meningkat
- Eritrosit : >1000/mm3
7. CT Scan : hipodens 7. CT Scan : hiperdens
4
Page 5
Penderita stroke akut
Penurunan kesadaranNyeri kepala Refleks babinski
Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada (+)
Stroke perdarahan intraserebral
Tidak
Penurunan kesadaran (+)Nyeri kepala (-)Refleks babinski (-)
Tidak
Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (-)Refleks babinski (-)
Stroke perdarahan intraserebral
Stroke iskemik akut atau stroke infark
Ya
Ya
Ya
KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN ALGORITMA
STROKE GADJAH MADA
5
Page 6
STROKE NON-HEMORAGIK
Stroke non-hemoragik disebut juga stroke iskemik karena menghasilkan lesi iskemik di
parenkim otak yang disebabkan oleh gangguan suplai darah otak yang persisten, biasanya baik
oleh sumbatan pembuluh darah yang memberikan suplai (arterial), atau yang lebih jarang, oleh
hambatan aliran vena yang menyebabkan stasis darah di otak, dengan gangguan sekunder
penghantaran oksigen dan iskemia serebri.
PATOFISIOLOGI STROKE SEREBRI
Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah di otak :
Pembuluh darah atau arteri
Dapat menyempit oleh proses aterosklerosis atau tersumbat thrombus / embolus.
Pembuluh darah dapat pula tertekan oleh gerakan dan perkapuran di tulang (vertebrae)
leher.
Kelainan jantung
Dimana jika pompa jantung tidak teratur dan tidak efisien (fibrilasi atau blok
jantung) maka curahnya akan menurun dan mengakibatkan aliran darah di otak
berkurang. Jantung yang sakit dapat pula melepaskan embolus yang kemudian dapat
tersangkut di pembuluh darah otak dan mengakibatkan iskemia
Kelainan darah
Dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai oksigen.Darah yang bertambah
kental, peningkatan viskositas darah, peningkatan hematokrit dapat melambatkan aliran
darah. Pada anemia berat, suplai oksigen dapat pula menurun
Sistem saraf pusat memiliki kebutuhan yang sangat tinggi yang hanya dapat
dipenuhi oleh suplai metabolic yang terus-menerus dan tidak terputus.Pada keadaan
normal, energy tersebut berasal dari metabolism aerob glukosa.Otak tidak memiliki
persediaan energi jika terjadi gangguan dalam penghantaran nutrisi ke otak. Jika tidak
mendapatkan glukosa dan oksigen dalam jumlah tertentu, maka fungsi neuron akan
menurun dalam beberapa detik.
6
Page 7
Kebutuhan aliran darah minimal untuk menjaga & memelihara strukturnya adalah
5-8 ml per 100 gram per menit (pada jam pertama iskemik).Sebaliknya, kebutuhan aliran
darah minimal untuk melanjutkan fungsi adalah 20 ml per 100 gram per menit.
Jika aliran darah yang terancam kembali pulih dengan cepat, seperti oleh
trombolisis spontan atau secara terapeutik, jaringan otak tidak rusak dan berfungsi
kembali seperti sebelumnya.Hal ini merupakan rangkaian kejadian pada Transient
Ischemic Attack (TIA), yang secara klinis didefinisikan sebagai deficit neurologis
sementara dengan durasi tidak lebih dari 24 jam.
Defisit neurologis akibat iskemik kadang-kadang dapat berkurang meskipun telah
berlangsung lebih dari 24 jam, pada kasus tersebut disebut PRIND (prolonged reversible
ischemic neurological deficit).
Jika hipoperfusi bertahan lebih lama, maka akan terjadi kematian sel. Kematian
sel dengan kolaps sawar darah-otak mengakibatkan influks cairan ke dalam jaringan otak
yang infark (edema serebri yang menyertai).
Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat
perbedaan tingkat iskemia, yang terdiri dari 3 lapisan (area), yaitu:
1. Lapisan inti (ischemic-core)
Daerah di tengah yang sangat iskemik karena CBF paling rendah sehingga terlihat
sangat pucat.Tampak degenerasi neuron, pelebaran pembuluh darah tanpa adanya
aliran darah.Kadar asam laktat tinggi dengan PO2 rendah. Daerah ini akan nekrosis
2. Lapisan penumbra (ischemic penumbra)
Daerah di sekitar ischemic core yang CBF-nya juga rendah, tetapi masih lebih
tinggi daripada CBF di ischemic core.Walaupun sel neuron tidak mati, tetapi fungsi
sel terhenti dan terjadi functional paralysis.Kadar asam laktat tinggi, PO2 rendah dan
PCO2 tinggi.Daerah ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan
manajemen yang tepat, sehingga aliran darah kembali ke daerah iskemia tidak
terlambat, sehingga neuron penumbra tidak mengalami nekrosis.
Komponen waktu yang tepat untuk reperfusi, disebut therapeutic window yaitu
jendela waktu reversibilitas sel-sel neuron penumbra sehingga neuron dapat
diselamatkan.
3. Lapisan perfusi berlebihan (luxury perfusion)
7
Page 8
Daerah di sekeliling penumbra yang tampak berwarna kemerahan dan
edema.Pembuluh darah berdilatasi maksimal, PCO2 dan PO2 tinggi dan kolateral
maksimal. Sehingga CBF sangat meninggi
DIAGNOSA
Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat spesifik :
1. Timbul mendadak
2. Menunjukkan gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat
3. Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan pada
stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran
Anamnesis
Akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau bicara
pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.Keadaan ini timbul sangat mendadak.Juga perlu
ditanyakan faktor-faktor resiko yang menyertai stroke.Dicatat obat-obat yang sedang
dipakai.Juga ditanyakan riwayat keluarga dan penyakit lainnya.
Gejala klinis
Gejala klinis tergantung daerah pembuluh darah otak yang mengalami gangguan.
1. Sistem Carotis
Disebut juga stroke hemisferik. Gejala yang timbul sangat mendadak, jarang
mengalami penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan
karena struktur-struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio
Reticularis di garis tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior. Fungsi vital
umumnya baik.
Pada pemeriksaan neurologis, saraf otak yang sering terkena adalah :
N. VII dan XII
Mulut mencong, bicara pelo dan deviasi lidah bila dikeluarkan dari mulut
Gangguan konjugat pergerakan bola mata dan lapangan pandang
8
Page 9
Hampir selalu terjadi hemiparesis. Dan dapat dijadikan patokan bahwa
jika ada perbedaan kelumpuhan yang nyata antara lengan dan tungkai hamper
dipastikan bahwa kelainan aliran darah otak berasal dari daerah kortikal.
Sedangkan jika kelumpuhan sama berat, maka gangguan aliran darah terjadi di
daerah subkortikal atau vertebro-basiler. Dapat juga terjadi gangguan
sensorik.Pada fase akut, refleks fisiologis pada sisi yang lumpuh akan
menghilang. Setelah beberapa hari, akan muncul kembali.
2. Sistem Vertebro-basilar
Terdapat penurunan kesadaran yang cukup berat. Disertai kombinasi berbagai
saraf otak yang terganggu, vertigo, diplopia dan gangguan bulbar. Ciri khusus: gangguan
long-tract sign, yaitu parestesi keempat anggota gerak (ujung-ujung distal), parestesi
perioral, hemianopia altitudinal dan skew deviation.
Siriraj score stroke
Adalah penilaian skor yang dipakai untuk menentukan apakah stroke tersebut hemoragik atau
non-hemoragik.
Rumus:
(2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolic) –
(3 x atheroma) – 12
Keterangan:
Stroke hemoragik skor > 1
Stroke non-hemoragik skor < -1
Perlu CT scan skor -1 sampai 1
Derajat kesadaran 0 = kompos mentis, 1 = somnollen, 2 = sopor/koma
Vomitus 0 = tidak ada muntah, 1 = ada muntah
Nyeri kepala 0 = tidak ada, 1 = ada
Atheroma 0 = tidak ada, 1 = ada 1 atau lebih (misal: diabetes, hipertensi dll)
9
Page 10
CT brain
CT brain menunjukkan area iskemik tidak lebih cepat dari 2 jam setelah onset
hipoperfusi. Namun, pemeriksaan ini menunjukkan perdarahan secara cepat. Setiap pasien
dengan onset deficit neurologis akut atau sub-akut sebaiknya dilakukan pemeriksaan CT scan
sesera mungkin. Gambaran radiologis untuk stroke non-hemoragik adalah adanya lesi hipodens
di daerah intra cranial.
PENATALAKSANAAN
Penderita stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat jalan di luar
RS, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus sampai optimal dan mencapai
keadaan fisik maksimal.
Penatalaksanaan Medik
Merupakan intervensi medik dengan tujuan mencegah meluasnya proses sekunder
dengan menyelamatkan neuron-neuron di daerah penumbra serta merestorasikan fungsi
neurologik yang hilang
1. Trombolisis
r-TPA (recombinant – tissue plasminogen activator) yang diberikan dengan syarat-syarat
tertentu dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset stroke.
2. Antikoagulan (3-6 jam)
Heparin atau heparinoid (fraxiparine). Untuk memperkecil thrombus dan mencegah
pembentukan thrombus baru. Saat ini, penggunaan antikoagluan pada stroke hanya untuk
mengobati thrombus vena dalam yang merupakan penyulit stroke akut. Dan belum
direkomendasikan sebagai penanganan rutin stroke akut.
3. Neuroprotektor (lebih dari 6 jam)
Mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di daerah
penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan mengubah reversibilitas neuronal yang
terganggu akibat ischemic cascade.
10
Page 11
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Tn. D Alamat : Pangkalan Jati, Jakarta Timur
Jenis Kelamin : Laki-laki Masuk : 24 Juni 2014
Umur : 48 tahun Keluar : 28 Juni 2014
Pekerjaan : Wiraswasta Meninggal : -
Pendidikan : SMA Dokter : dr.Tumpal A.Siagian, Sp.S
Agama : Islam Ko-asisten : Dwitya Noviari
ANAMNESIS
Tanggal 24 Juni 2014 pkl. 07.00 WIB
Autoanamnesa
Keluhan Utama : lemas separuh badan kanan
Keluhan Tambahan : sulit berjalan, bicara pelo
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:
Pasien laki-laki berumur 48 tahun datang ke UGD RSU UKI dengan keluhan lemah
separuh badan kanan sejak 4 hari SMRS. Keluhan dirasakan terus-menerus dan semakin hari
semakin berat sampai sulit untuk berjalan. Awalnya pada hari jumat tanggal 20 Juni 2014 pasien
mengeluh bicara pelo setelah bangun tidur pukul 06.00 WIB, dan kemudian mengeluh lemah
separuh badan kanan tetapi masih dapat berjalan, pasien tidur untuk menghilangkan keluhan,
tetapi kondisi pasien tidak membaik. Lama-kelamaan pasien sudah tidak bisa berjalan
menggunakan kaki kanannya. Pasien ke Puskesmas pada tanggal 23 Juni 2014 karena pasien
merasa keadaanya tambah parah, yaitu kaki kanannya sudah tidak bisa berjalan dan tangan
kanannya lemas, dari Puskesmas dirujuk ke RSU UKI. Pasien belum pernah menderita keluhan
seperti ini sebelumnya. Pasien juga mengeluh batuk sejak 7 hari yang lalu.
11
Page 12
Alergi : -
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : Kakak pertama pasien menderita stroke
Riwayat Kebiasaan Pribadi :
Pasien merokok sejak 15 tahun lalu, 1 bungkus per hari
Pasien mengonsumsi kopi setiap hari sejak 10 tahun lalu, 2-3 kali sehari
Minum minuman beralkohol disangkal
Pasien jarang berolahraga
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Glasgow Coma Scale : E 4 V 5 M 6 (15)
Nadi : 76 x/menit
Tekanan darah : 130 / 90 mmHg
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 360C
Umur Klinis : 40 – an
Bentuk badan : piknikus
Gizi : cukup
Kulit : warna sawo matang
STATUS NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk : -
- Brudzinski I : -
- Brudzinski II : - / -
- Kernig : - / -
- Laseque : >700 / >700
12
Page 13
2. Saraf cranialis :
- N. I
Cavum nasi : Lapang
Normosmia kanan = kiri
- N. II
Visus secara kasar : baik
Tes warna : baik
Lapang pandang penglihatan : baik
Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat
- N. III, IV, VI
Kedudukan bola mata : simetris
Pergerakan bola mata : ke segala arah
Ptosis : - / -
Strabismus : - / -
Enoftalmus : - / -
Eksoftalmus : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi Konjugee : - / -
Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,
isokor, 3mm/3mm,
RC langsung : +/ +
RC tidak langsung : +/ +
- N. V
Sensorik
Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri
Motorik
13
Page 14
Buka tutup mulut : baik
Perakan rahang : baik
Reflex
Kornea : + / +
Maseter : +
- N. VII
Sikap wajah : simetris
Mimik wajah : biasa
Kerut dahi : + / +
Angkat alis : +/ +
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : +/ +
Menyeringai : NSL mendatar ke kanan
Chovstek : -
- N. VIII
Nistagmus : - / -
Vertigo : -
Tes gesek jari : +/ +
Tes berbisik : +/ +
Tes rinne : + / +
Tes webber : tidak ada lateralisasi
Tes scwabach : sama dengan pemeriksa
- N. IX &X
Arcus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum mole : intake
Disfoni : -
Disfagi : -
Disartri : +
14
Page 15
Refleks oculocardiac : +
Refleks sinus caroticus : +
Refleks faring : +
- N. XI
Menoleh : kanan dan kiri baik
Angkat : bahu baik
- N. XII
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : deviasi ke kanan
Tremor : -
Fasikulasi : -
Kekuatan otot lidah : kanan > kiri
3. Motorik
- Derajat kekuatan otot : 3333 | 5555
3333 | 5555
- Trofi : eutrofi
- Tonus : normotonus
- Gerakan spontan abnormal : -
4. Koordinasi
- Duduk : baik
- Berdiri : baik
- Berjalan : baik
- Tes Romberg : -
- Tes telunjuk – hidung : baik
- Tes telunjuk – telunjuk : baik
- Tes tumit – lutut : baik
5. Refleks
- Fisiologis
15
Page 16
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
- Patologis
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - / -
Rosolimo : - / -
Mendel bechterew : - / -
Klonus kaki : - / -
Klonus lutut : - / -
Hoffman Trommer : - / -
6. Sensibilitas
Eksteroseptif
Rasa raba kanan = kiri
Rasa nyeri kanan = kiri
Rasa suhu kanan = kiri
Proprioseptif
Rasa sikap kanan = kiri
Rasa getar kanan = kiri
Rasa gerak kanan = kiri
7. Fungsi luhur
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
Visuospasial : baik
Afek emosi : baik
16
Page 17
8. Fungsi vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
RINGKASAN
Pasien laki-laki berumur 48 tahun datang ke UGD RSU UKI dengan keluhan lemah
separuh badan kanan sejak 4 hari SMRS. Keluhan dirasakan terus-menerus dan semakin hari
semakin berat sampai sulit untuk berjalan. Awalnya pada hari jumat tanggal 20 Juni 2014 pasien
mengeluh bicara pelo setelah bangun tidur pukul 06.00 WIB, dan kemudian mengeluh lemah
separuh badan kanan tetapi masih dapat berjalan, tetapi lama kelamaan pasien sudah tidak bisa
berjalan menggunakan kaki kanannya. Pasien ke Puskesmas pada tanggal 23 Juni 2014 karena
pasien merasa keadaanya tambah parah, yaitu kaki kanannya sudah tidak bisa berjalan dan
tangan kanannya lemas, dari Puskesmas dirujuk ke RSU UKI. Pasien belum pernah menderita
keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien juga mengeluh batuk sudah seminggu. Riwayat alergi
disangkal, riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal.
Pemeriksaan fisik
Status generalis
KU : TSS N : 76 x/menit
Kes : CM S : 36oC
GCS : E4V5M6 RR : 20 x/menit
TD : 130 / 90 mmHg
Status neurologis
Rangsang meningen : - / -
Nervus kranialis
N I : tidak ada kelainan
N II : tidak ada kelainan
N III, IV, VI : tidak ada kelainan
N V : tidak ada kelainan
N VII : menyeringai SNL mendatar ke kanan
17
Page 18
N VIII : tidak ada kelainan
N IX, X : disartri (+)
N XI : tidak ada kelainan
N XII : julur lidah deviasi ke kanan, kekuatan otot lidah kiri < kanan
Motorik
Derajat kekuatan otot : 3333 | 5555
3333 | 5555
Refleks Fisiologis: ++/++
Refleks Patologis: Babinski -/-
Siriraj Score = (2,5 x Kesadaran) + (2 x Vomitus) + (2 x Nyeri Kepala) + (0,1 x Tekanan
Diastol) – (3x Ateroma) – 12
= (2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x 90) – (3x0) – 12
= 0 + 0 + 0 + 9 – 0 – 12
= -3 (Kesimpulan: Stroke Non Hemoragik)
Gajah Mada Skor = Penurunan Kesadaran (-), Babinski (-), Nyeri kepala (-) (Kesimpulan: Stroke
Non Hemoragik)
DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII
dextra tipe sentral.
DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
DD : Stroke Hemoragik, Bell’s Palsy
TERAPI :
Diet : biasa RG III , rendah lemak
IVFD : I RL + I Citicolin
MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)
PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)
18
Page 19
Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)
Calsium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)
Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)
PEMERIKSAAN ANJURAN :
Laboratorium : H2TL, Elektrolit, Elektrolit, Profil Lipid, GDP
Hasil :
Leukosit : 10.700 /µl
Hemoglobin : 15,9 g/dl
Hematokrit : 35%
Trombosit : 224.000/µl
Cholesterol total : 258 mg/dl
Triglycerides : 285 mg/dl
Kolesterol HDL : 37 mg/dl
Kolesterol LDL : 145 mg/dl
Glukosa sewaktu : 204 mg/dl
Gula darah puasa : 111 mg/dl
Gula 2 jam PP : 306 mg/dl
Natrium : 148 mmo l/L
Kalium : 4,1 mmo l/L
Chlorida : 108 mmo l /L
Ureum darah : 39 mg/dl
Creatinin darah : 0,77 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
CT-SCAN OTAK : tidak dilakukan
Follow Up
Hari / tanggal : Rabu, 25 Juni 2014 (PH : 1)
19
Page 20
S : Bagian tubuh sebelah kanan terasa berat, bicara pelo
O : Status generalis :
KU : Tampak sakit sedang TD : 140/90 mmHg S : 36,3 ºC
Kes : Composmentis N : 65 x/ menit
GCS : E4M6V5 RR : 24 x/ menit
STATUS NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk : -
- Brudzinski I : -
- Brudzinski II : - / -
- Kernig : - / -
- Laseque : >700 / >700
2. Syaraf cranialis :
- N. I
Cavum nasi : Lapang
Normosmia kanan = kiri
- N. II
Visus secara kasar : baik
Tes warna : baik
Lapang pandang penglihatan : baik
Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat
- N. III, IV, VI
Kedudukan bola mata : simetris
Pergerakan bola mata : ke segala arah
Ptosis : - / -
Strabismus : - / -
Enoftalmus : - / -
Eksoftalmus : - / -
20
Page 21
Diplopia : - / -
Deviasi Konjugee : - / -
Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,
isokor, 3mm/3mm,
RC langsung : +/ +
RC tidak langsung : +/ +
- N. V
Sensorik
Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri
Motorik
Buka tutup mulut : baik
Perakan rahang : baik
Reflex
Kornea : + / +
Maseter : +
- N. VII
Sikap wajah : simetris
Mimik wajah : biasa
Kerut dahi : + / +
Angkat alis : +/ +
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : +/ +
Menyeringai : SNL mendatar ke kanan
Chovstek : -
- N. VIII
Nistagmus : - / -
Vertigo : -
Tes gesek jari : +/ +
21
Page 22
Tes berbisik : +/ +
Tes rinne : + / +
Tes webber : tidak ada lateralisasi
Tes scwabach : sama dengan pemeriksa
- N. IX &X
Arcus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum mole : intake
Disfoni : -
Disfagi : -
Disartri : +
Refleks oculocardiac : +
Refleks sinus caroticus : +
Refleks faring : +
- N. XI
Menoleh : kanan dan kiri baik
Angkat : bahu baik
- N. XII
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : deviasi ke kanan
Tremor : -
Fasikulasi : -
Kekuatan otot lidah : kanan > kiri
3. Motorik
- Derajat kekuatan otot : 4444 | 5555
4444 | 5555
- Trofi : eutrofi
- Tonus : normotonus
22
Page 23
- Gerakan spontan abnormal : -
4. Koordinasi
- Duduk : baik
- Berdiri : baik
- Berjalan : baik
- Tes Romberg : -
- Tes telunjuk – hidung : baik
- Tes telunjuk – telunjuk : baik
- Tes tumit – lutut : baik
5. Refleks
- Fisiologis
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
- Patologis
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - / -
Rosolimo : - / -
Mendel bechterew: - / -
Klonus kaki : - / -
Klonus lutut : - / -
Hoffman Trommer: - / -
9. Sensibilitas
Eksteroseptif
Rasa raba kanan = kiri
23
Page 24
Rasa nyeri kanan = kiri
Rasa suhu kanan = kiri
Proprioseptif
Rasa sikap kanan = kiri
Rasa getar kanan = kiri
Rasa gerak kanan = kiri
10. Fungsi luhur
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
Visuospasial : baik
Afek emosi : baik
11. Fungsi vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII
dextra tipe sentral.
DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
TERAPI :
Diet : biasa RG III , rendah lemak
IVFD : I RL + I Citicolin
MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)
PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)
Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)
Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)
Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)
Hari / tanggal : Kamis, 26 Juni 2014 (PH : 2)
24
Page 25
S : -
O : Status generalis :
KU : Tampak sakit sedang TD : 150/90 mmHg S : 36 ºC
Kes : Composmentis N : 68 x/ menit
GCS : E4M6V5 RR : 22 x/ menit
STATUS NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk : -
- Brudzinski I : -
- Brudzinski II : - / -
- Kernig : - / -
- Laseque : >700 / >700
2. Syaraf cranialis :
- N. I
Cavum nasi : Lapang
Normosmia kanan = kiri
- N. II
Visus secara kasar : baik
Tes warna : baik
Lapang pandang penglihatan : baik
Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat
- N. III, IV, VI
Kedudukcan bola mata : simetris
Pergerakan bola mata : ke segala arah
Ptosis : - / -
Strabismus : - / -
Enoftalmus : - / -
25
Page 26
Eksoftalmus : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi Konjugee : - / -
Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,
isokor, 3mm/3mm,
RC langsung : +/ +
RC tidak langsung : +/ +
- N. V
Sensorik
Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri
Motorik
Buka tutup mulut : baik
Perakan rahang : baik
Reflex
Kornea : + / +
Maseter : +
- N. VII
Sikap wajah : simetris
Mimik wajah : biasa
Kerut dahi : + / +
Angkat alis : +/ +
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : +/ +
Menyeringai : SNL mendatar ke kanan
Chovstek : -
- N. VIII
Nistagmus : - / -
Vertigo : -
26
Page 27
Tes gesek jari : +/ +
Tes berbisik : +/ +
Tes rinne : + / +
Tes webber : tidak ada lateralisasi
Tes scwabach : sama dengan pemeriksa
- N. IX &X
Arcus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum mole : intake
Disfoni : -
Disfagi : -
Disartri : +
Refleks oculocardiac : +
Refleks sinus caroticus : +
Refleks faring : +
- N. XI
Menoleh : kanan dan kiri baik
Angkat : bahu baik
- N. XII
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : deviasi ke kanan
Tremor : -
Fasikulasi : -
Kekuatan otot lidah : kanan > kiri
3. Motorik
- Derajat kekuatan otot : 4444 | 5555
4444 | 5555
- Trofi : eutrofi
27
Page 28
- Tonus : normotonus
- Gerakan spontan abnormal : -
4. Koordinasi
- Duduk : baik
- Berdiri : baik
- Berjalan : baik
- Tes Romberg : -
- Tes telunjuk – hidung : baik
- Tes telunjuk – telunjuk : baik
- Tes tumit – lutut : baik
5. Refleks
- Fisiologis
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
- Patologis
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - / -
Rosolimo : - / -
Mendel bechterew : - / -
Klonus kaki : - / -
Klonus lutut : - / -
Hoffman Trommer : - / -
12. Sensibilitas
Eksteroseptif
28
Page 29
Rasa raba kanan = kiri
Rasa nyeri kanan = kiri
Rasa suhu kanan = kiri
Proprioseptif
Rasa sikap kanan = kiri
Rasa getar kanan = kiri
Rasa gerak kanan = kiri
13. Fungsi luhur
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
Visuospasial : baik
Afek emosi : baik
14. Fungsi vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII
dextra tipe sentral.
DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
TERAPI :
Diet : biasa RG III , rendah lemak
IVFD : I RL + I Citicolin
MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)
PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)
Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)
Calcium Channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)
Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)
Hari / tanggal : Jumat, 27 Juni 2014 (PH : 3)
29
Page 30
S : -
O : Status generalis :
KU : Tampak sakit ringan TD : 150/90 mmHg S : 36,1 ºC
Kes : Composmentis N : 65 x/ menit
GCS : E4M6V5 RR : 24 x/ menit
STATUS NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk : -
- Brudzinski I : -
- Brudzinski II : - / -
- Kernig : - / -
- Laseque : >700 / >700
2. Syaraf cranialis :
- N. I
Cavum nasi : Lapang
Normosmia kanan = kiri
- N. II
Visus secara kasar : baik
Tes warna : baik
Lapang pandang penglihatan : baik
Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat
- N. III, IV, VI
Kedudukan bola mata : simetris
Pergerakan bola mata : ke segala arah
Ptosis : - / -
Strabismus : - / -
Enoftalmus : - / -
Eksoftalmus : - / -
30
Page 31
Diplopia : - / -
Deviasi Konjugee : - / -
Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,
isokor, 3mm/3mm,
RC langsung : +/ +
RC tidak langsung : +/ +
- N. V
Sensorik
Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri
Motorik
Buka tutup mulut : baik
Perakan rahang : baik
Reflex
Kornea : + / +
Maseter : +
- N. VII
Sikap wajah : simetris
Mimik wajah : biasa
Kerut dahi : + / +
Angkat alis : +/ +
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : +/ +
Menyeringai : SNL mendatar ke kanan
Chovstek : -
- N. VIII
Nistagmus : - / -
Vertigo : -
Tes gesek jari : +/ +
31
Page 32
Tes berbisik : +/ +
Tes rinne : + / +
Tes webber : tidak ada lateralisasi
Tes scwabach : sama dengan pemeriksa
- N. IX &X
Arcus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum mole : intake
Disfoni : -
Disfagi : -
Disartri : +
Refleks oculocardiac : +
Refleks sinus caroticus : +
Refleks faring : +
- N. XI
Menoleh : kanan dan kiri baik
Angkat : bahu baik
- N. XII
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : deviasi ke kanan
Tremor : -
Fasikulasi : -
Kekuatan otot lidah : kanan > kiri
3. Motorik
- Derajat kekuatan otot : 5555 | 5555
5555 | 5555
- Trofi : eutrofi
- Tonus : normotonus
32
Page 33
- Gerakan spontan abnormal : -
4. Koordinasi
- Duduk : baik
- Berdiri : baik
- Berjalan : baik
- Tes Romberg : -
- Tes telunjuk – hidung : baik
- Tes telunjuk – telunjuk : baik
- Tes tumit – lutut : baik
5. Refleks
- Fisiologis
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
- Patologis
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - / -
Rosolimo : - / -
Mendel bechterew : - / -
Klonus kaki : - / -
Klonus lutut : - / -
Hoffman Trommer : - / -
15. Sensibilitas
Eksteroseptif
Rasa raba kanan = kiri
33
Page 34
Rasa nyeri kanan = kiri
Rasa suhu kanan = kiri
Proprioseptif
Rasa sikap kanan = kiri
Rasa getar kanan = kiri
Rasa gerak kanan = kiri
16. Fungsi luhur
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
Visuospasial : baik
Afek emosi : baik
17. Fungsi vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII
dextra tipe sentral.
DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
TERAPI :
Diet : biasa RG III , rendah lemak
IVFD : AAF Infus
MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)
PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)
Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)
Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)
Hari / tanggal : Sabtu, 28 Juni 2014 (PH : 4)
S : -
34
Page 35
O : Status generalis :
KU : Tampak sakit ringan TD : 130/80 mmHg S : 36,6 ºC
Kes : Composmentis N : 80 x/ menit
GCS : E4M6V5 RR : 25 x/ menit
STATUS NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk : -
- Brudzinski I : -
- Brudzinski II : - / -
- Kernig : - / -
- Laseque : >700 / >700
2. Syaraf cranialis :
- N. I
Cavum nasi : Lapang
Normosmia kanan = kiri
- N. II
Visus secara kasar : baik
Tes warna : baik
Lapang pandang penglihatan : baik
Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat
- N. III, IV, VI
Kedudukan bola mata : simetris
Pergerakan bola mata : ke segala arah
Ptosis : - / -
Strabismus : - / -
Enoftalmus : - / -
Eksoftalmus : - / -
Diplopia : - / -
35
Page 36
Deviasi Konjugee : - / -
Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,
isokor, 3mm/3mm,
RC langsung : +/ +
RC tidak langsung : +/ +
- N. V
Sensorik
Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri
Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri
Motorik
Buka tutup mulut : baik
Perakan rahang : baik
Reflex
Kornea : + / +
Maseter : +
- N. VII
Sikap wajah : simetris
Mimik wajah : biasa
Kerut dahi : + / +
Angkat alis : +/ +
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : +/ +
Menyeringai : SNL mendatar ke kanan
Chovstek : -
- N. VIII
Nistagmus : - / -
Vertigo : -
Tes gesek jari : +/ +
Tes berbisik : +/ +
36
Page 37
Tes rinne : + / +
Tes webber : tidak ada lateralisasi
Tes scwabach : sama dengan pemeriksa
- N. IX &X
Arcus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum mole : intake
Disfoni : -
Disfagi : -
Disartri : +
Refleks oculocardiac : +
Refleks sinus caroticus : +
Refleks faring : +
- N. XI
Menoleh : kanan dan kiri baik
Angkat : bahu baik
- N. XII
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : deviasi ke kanan
Tremor : -
Fasikulasi : -
Kekuatan otot lidah : kanan > kiri
3. Motorik
- Derajat kekuatan otot : 5555 | 5555
5555 | 5555
- Trofi : eutrofi
- Tonus : normotonus
37
Page 38
- Gerakan spontan abnormal : -
4. Koordinasi
- Duduk : baik
- Berdiri : baik
- Berjalan : baik
- Tes Romberg : -
- Tes telunjuk – hidung : baik
- Tes telunjuk – telunjuk : baik
- Tes tumit – lutut : baik
5. Refleks
- Fisiologis
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
- Patologis
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - / -
Rosolimo : - / -
Mendel bechterew : - / -
Klonus kaki : - / -
Klonus lutut : - / -
Hoffman Trommer : - / -
18. Sensibilitas
Eksteroseptif
Rasa raba kanan = kiri
38
Page 39
Rasa nyeri kanan = kiri
Rasa suhu kanan = kiri
Proprioseptif
Rasa sikap kanan = kiri
Rasa getar kanan = kiri
Rasa gerak kanan = kiri
19. Fungsi luhur
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
Visuospasial : baik
Afek emosi : baik
20. Fungsi vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII
dextra tipe sentral.
DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
TERAPI :
Diet : biasa RG III , rendah lemak
IVFD : AAF Infus
MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)
PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)
Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)
Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)
39