Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Stroke merupakan suatu kedaruratan medik dimana terjadi gangguan sirkulasi darah di bagian otak tertentu secara mendadak yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi neurologi. Stroke merupakan masalah kesehatan mayor di dunia, menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama. Menurut penelitian, rata-rata stroke terjadi setiap 45 detik, dan manusia meninggal karena stroke setiap 3 menit. Di USA insidens stroke adalah lebih dari 400.000 kasus/tahun, dan sejalan waktu angka ini akan terus melonjak menjadi 1.000.000 kasus/tahun pada tahun 2050. Belum ada data pasti stroke di Indonesia, namun riset kesehatan dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama di rumah-rumah sakit di Indonesia. Insiden stroke bervariasi di dalam negara Indonesia, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun. Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita dengan berbagai variasi usia dari usia muda sampai usia tua, namun meningkat dengan bertambahnya usia. Menurut patofisiologinya, stroke dibedakan menjadi 2 yaitu stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik.Stroke hemoragik 1
51

BAB I snh dwt

Jan 15, 2016

Download

Documents

Andre Nicholas

das
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I snh dwt

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Stroke merupakan suatu kedaruratan medik dimana terjadi gangguan sirkulasi darah di

bagian otak tertentu secara mendadak yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi neurologi.

Stroke merupakan masalah kesehatan mayor di dunia, menjadi penyebab kematian ketiga setelah

penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama.

Menurut penelitian, rata-rata stroke terjadi setiap 45 detik, dan manusia meninggal karena

stroke setiap 3 menit. Di USA insidens stroke adalah lebih dari 400.000 kasus/tahun, dan sejalan

waktu angka ini akan terus melonjak menjadi 1.000.000 kasus/tahun pada tahun 2050.

Belum ada data pasti stroke di Indonesia, namun riset kesehatan dasar (Riskesdas)

Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab

kematian utama di rumah-rumah sakit di Indonesia. Insiden stroke bervariasi di dalam negara

Indonesia, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun.

Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita dengan berbagai variasi usia dari usia muda

sampai usia tua, namun meningkat dengan bertambahnya usia.

Menurut patofisiologinya, stroke dibedakan menjadi 2 yaitu stroke hemoragik dan stroke

non-hemoragik.Stroke hemoragik terjadi perdarahan di otak, sedangkan stroke non-hemoragik

terjadi karena sumbatan aliran darah ke otak sehingga parenkim otak kekurangan nutrisi dan

oksigen untuk mengjalankan aktivitasnya. Insiden stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik

kurang lebih sama di berbagai negara, terutama di Indonesia. Faktor resikoyang paling sering

menyebabkan stroke adalah hipertensi.

II. Manfaat penulisan

1. Mengetahui dan memahami definisi dan klasifikasi stroke

2. Mengetahui dan memahami segala sesuatu mengenai stroke non-hemoragik

1

Page 2: BAB I snh dwt

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI STROKE

Menurut WHO (World Health Organization), stroke adalah gangguan fungsional otak

yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang

berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, tanpa ditemukan penyebabnya

selain gangguan vaskuler.

KLASIFIKASI STROKE

Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan gambaran klinik, patologi

anatomi, sistem pembuluh darah, dan stadiumnya. Menurut modifikasi Marshall, klasifikasi

stroke dibedakan berdasarkan 3 hal, yaitu:

Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya

1. Stroke iskemik

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

b. Trombosis serebri

c. Emboli serebri

2. Stroke hemoragik

a. Perdarahan intraserebral

b. Perdarahan sub-arakhnoid

Berdasarkan stadium

1. TIA

2. Stroke-in-evolution

3. Completed stroke

Berdasarkan sistem pembuluh darah

1. Sistem karotis

2. Sistem vertebra-basilar

2

Page 3: BAB I snh dwt

FAKTOR RESIKO STROKE

Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko. Resiko stroke

yaitu kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan stroke,

terdiri dari:

1. Tidak dapat dimodifikasi

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Herediter

d. Ras

2. Dapat dimodifikasi

a. Mayor

Hipertensi

Penyakit jantung

Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis

Diabetes mellitus

Polisitemia

Riwayat stroke

Perokok

b. Minor

Hiperkolesterol

Hematokrit tinggi

Obesitas

Kadar asam urat tinggi

Kadar fibrinogen tinggi

3

Page 4: BAB I snh dwt

Gejala klinik

Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik

1. Onset mendadak 1. Onset mendadak

2. Pada waktu istirahat 2. Pada waktu beraktivitas

3. Tanda-tanda TIK meningkat (-) 3. Tanda-tanda TIK meningkat (+) :

Sakit kepala hebat, muntah

proyektil, kesadaran menurun

4. Funduskopi : papil edema (-) 4. Papil edema (+)

5. Rangsang meningeal (-) 5. Rangsang meningeal (+) pada

perdarahan subarakhnoid

6. Lumbal punksi :

- Warna : Jernih

- Tekanan : Normal

- Eritrosit : < 300/mm3

6. Lumbal punksi :

- Warna : Merah

- Tekanan : Meningkat

- Eritrosit : >1000/mm3

7. CT Scan : hipodens 7. CT Scan : hiperdens

4

Page 5: BAB I snh dwt

Penderita stroke akut

Penurunan kesadaranNyeri kepala Refleks babinski

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada (+)

Stroke perdarahan intraserebral

Tidak

Penurunan kesadaran (+)Nyeri kepala (-)Refleks babinski (-)

Tidak

Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (-)Refleks babinski (-)

Stroke perdarahan intraserebral

Stroke iskemik akut atau stroke infark

Ya

Ya

Ya

KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN ALGORITMA

STROKE GADJAH MADA

5

Page 6: BAB I snh dwt

STROKE NON-HEMORAGIK

Stroke non-hemoragik disebut juga stroke iskemik karena menghasilkan lesi iskemik di

parenkim otak yang disebabkan oleh gangguan suplai darah otak yang persisten, biasanya baik

oleh sumbatan pembuluh darah yang memberikan suplai (arterial), atau yang lebih jarang, oleh

hambatan aliran vena yang menyebabkan stasis darah di otak, dengan gangguan sekunder

penghantaran oksigen dan iskemia serebri.

PATOFISIOLOGI STROKE SEREBRI

Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah di otak :

Pembuluh darah atau arteri

Dapat menyempit oleh proses aterosklerosis atau tersumbat thrombus / embolus.

Pembuluh darah dapat pula tertekan oleh gerakan dan perkapuran di tulang (vertebrae)

leher.

Kelainan jantung

Dimana jika pompa jantung tidak teratur dan tidak efisien (fibrilasi atau blok

jantung) maka curahnya akan menurun dan mengakibatkan aliran darah di otak

berkurang. Jantung yang sakit dapat pula melepaskan embolus yang kemudian dapat

tersangkut di pembuluh darah otak dan mengakibatkan iskemia

Kelainan darah

Dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai oksigen.Darah yang bertambah

kental, peningkatan viskositas darah, peningkatan hematokrit dapat melambatkan aliran

darah. Pada anemia berat, suplai oksigen dapat pula menurun

Sistem saraf pusat memiliki kebutuhan yang sangat tinggi yang hanya dapat

dipenuhi oleh suplai metabolic yang terus-menerus dan tidak terputus.Pada keadaan

normal, energy tersebut berasal dari metabolism aerob glukosa.Otak tidak memiliki

persediaan energi jika terjadi gangguan dalam penghantaran nutrisi ke otak. Jika tidak

mendapatkan glukosa dan oksigen dalam jumlah tertentu, maka fungsi neuron akan

menurun dalam beberapa detik.

6

Page 7: BAB I snh dwt

Kebutuhan aliran darah minimal untuk menjaga & memelihara strukturnya adalah

5-8 ml per 100 gram per menit (pada jam pertama iskemik).Sebaliknya, kebutuhan aliran

darah minimal untuk melanjutkan fungsi adalah 20 ml per 100 gram per menit.

Jika aliran darah yang terancam kembali pulih dengan cepat, seperti oleh

trombolisis spontan atau secara terapeutik, jaringan otak tidak rusak dan berfungsi

kembali seperti sebelumnya.Hal ini merupakan rangkaian kejadian pada Transient

Ischemic Attack (TIA), yang secara klinis didefinisikan sebagai deficit neurologis

sementara dengan durasi tidak lebih dari 24 jam.

Defisit neurologis akibat iskemik kadang-kadang dapat berkurang meskipun telah

berlangsung lebih dari 24 jam, pada kasus tersebut disebut PRIND (prolonged reversible

ischemic neurological deficit).

Jika hipoperfusi bertahan lebih lama, maka akan terjadi kematian sel. Kematian

sel dengan kolaps sawar darah-otak mengakibatkan influks cairan ke dalam jaringan otak

yang infark (edema serebri yang menyertai).

Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat

perbedaan tingkat iskemia, yang terdiri dari 3 lapisan (area), yaitu:

1. Lapisan inti (ischemic-core)

Daerah di tengah yang sangat iskemik karena CBF paling rendah sehingga terlihat

sangat pucat.Tampak degenerasi neuron, pelebaran pembuluh darah tanpa adanya

aliran darah.Kadar asam laktat tinggi dengan PO2 rendah. Daerah ini akan nekrosis

2. Lapisan penumbra (ischemic penumbra)

Daerah di sekitar ischemic core yang CBF-nya juga rendah, tetapi masih lebih

tinggi daripada CBF di ischemic core.Walaupun sel neuron tidak mati, tetapi fungsi

sel terhenti dan terjadi functional paralysis.Kadar asam laktat tinggi, PO2 rendah dan

PCO2 tinggi.Daerah ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan

manajemen yang tepat, sehingga aliran darah kembali ke daerah iskemia tidak

terlambat, sehingga neuron penumbra tidak mengalami nekrosis.

Komponen waktu yang tepat untuk reperfusi, disebut therapeutic window yaitu

jendela waktu reversibilitas sel-sel neuron penumbra sehingga neuron dapat

diselamatkan.

3. Lapisan perfusi berlebihan (luxury perfusion)

7

Page 8: BAB I snh dwt

Daerah di sekeliling penumbra yang tampak berwarna kemerahan dan

edema.Pembuluh darah berdilatasi maksimal, PCO2 dan PO2 tinggi dan kolateral

maksimal. Sehingga CBF sangat meninggi

DIAGNOSA

Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat spesifik :

1. Timbul mendadak

2. Menunjukkan gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat

3. Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan pada

stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran

Anamnesis

Akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau bicara

pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.Keadaan ini timbul sangat mendadak.Juga perlu

ditanyakan faktor-faktor resiko yang menyertai stroke.Dicatat obat-obat yang sedang

dipakai.Juga ditanyakan riwayat keluarga dan penyakit lainnya.

Gejala klinis

Gejala klinis tergantung daerah pembuluh darah otak yang mengalami gangguan.

1. Sistem Carotis

Disebut juga stroke hemisferik. Gejala yang timbul sangat mendadak, jarang

mengalami penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan

karena struktur-struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio

Reticularis di garis tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior. Fungsi vital

umumnya baik.

Pada pemeriksaan neurologis, saraf otak yang sering terkena adalah :

N. VII dan XII

Mulut mencong, bicara pelo dan deviasi lidah bila dikeluarkan dari mulut

Gangguan konjugat pergerakan bola mata dan lapangan pandang

8

Page 9: BAB I snh dwt

Hampir selalu terjadi hemiparesis. Dan dapat dijadikan patokan bahwa

jika ada perbedaan kelumpuhan yang nyata antara lengan dan tungkai hamper

dipastikan bahwa kelainan aliran darah otak berasal dari daerah kortikal.

Sedangkan jika kelumpuhan sama berat, maka gangguan aliran darah terjadi di

daerah subkortikal atau vertebro-basiler. Dapat juga terjadi gangguan

sensorik.Pada fase akut, refleks fisiologis pada sisi yang lumpuh akan

menghilang. Setelah beberapa hari, akan muncul kembali.

2. Sistem Vertebro-basilar

Terdapat penurunan kesadaran yang cukup berat. Disertai kombinasi berbagai

saraf otak yang terganggu, vertigo, diplopia dan gangguan bulbar. Ciri khusus: gangguan

long-tract sign, yaitu parestesi keempat anggota gerak (ujung-ujung distal), parestesi

perioral, hemianopia altitudinal dan skew deviation.

Siriraj score stroke

Adalah penilaian skor yang dipakai untuk menentukan apakah stroke tersebut hemoragik atau

non-hemoragik.

Rumus:

(2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolic) –

(3 x atheroma) – 12

Keterangan:

Stroke hemoragik skor > 1

Stroke non-hemoragik skor < -1

Perlu CT scan skor -1 sampai 1

Derajat kesadaran 0 = kompos mentis, 1 = somnollen, 2 = sopor/koma

Vomitus 0 = tidak ada muntah, 1 = ada muntah

Nyeri kepala 0 = tidak ada, 1 = ada

Atheroma 0 = tidak ada, 1 = ada 1 atau lebih (misal: diabetes, hipertensi dll)

9

Page 10: BAB I snh dwt

CT brain

CT brain menunjukkan area iskemik tidak lebih cepat dari 2 jam setelah onset

hipoperfusi. Namun, pemeriksaan ini menunjukkan perdarahan secara cepat. Setiap pasien

dengan onset deficit neurologis akut atau sub-akut sebaiknya dilakukan pemeriksaan CT scan

sesera mungkin. Gambaran radiologis untuk stroke non-hemoragik adalah adanya lesi hipodens

di daerah intra cranial.

PENATALAKSANAAN

Penderita stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat jalan di luar

RS, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus sampai optimal dan mencapai

keadaan fisik maksimal.

Penatalaksanaan Medik

Merupakan intervensi medik dengan tujuan mencegah meluasnya proses sekunder

dengan menyelamatkan neuron-neuron di daerah penumbra serta merestorasikan fungsi

neurologik yang hilang

1. Trombolisis

r-TPA (recombinant – tissue plasminogen activator) yang diberikan dengan syarat-syarat

tertentu dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset stroke.

2. Antikoagulan (3-6 jam)

Heparin atau heparinoid (fraxiparine). Untuk memperkecil thrombus dan mencegah

pembentukan thrombus baru. Saat ini, penggunaan antikoagluan pada stroke hanya untuk

mengobati thrombus vena dalam yang merupakan penyulit stroke akut. Dan belum

direkomendasikan sebagai penanganan rutin stroke akut.

3. Neuroprotektor (lebih dari 6 jam)

Mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di daerah

penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan mengubah reversibilitas neuronal yang

terganggu akibat ischemic cascade.

10

Page 11: BAB I snh dwt

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama : Tn. D Alamat : Pangkalan Jati, Jakarta Timur

Jenis Kelamin : Laki-laki Masuk : 24 Juni 2014

Umur : 48 tahun Keluar : 28 Juni 2014

Pekerjaan : Wiraswasta Meninggal : -

Pendidikan : SMA Dokter : dr.Tumpal A.Siagian, Sp.S

Agama : Islam Ko-asisten : Dwitya Noviari

ANAMNESIS

Tanggal 24 Juni 2014 pkl. 07.00 WIB

Autoanamnesa

Keluhan Utama : lemas separuh badan kanan

Keluhan Tambahan : sulit berjalan, bicara pelo

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki berumur 48 tahun datang ke UGD RSU UKI dengan keluhan lemah

separuh badan kanan sejak 4 hari SMRS. Keluhan dirasakan terus-menerus dan semakin hari

semakin berat sampai sulit untuk berjalan. Awalnya pada hari jumat tanggal 20 Juni 2014 pasien

mengeluh bicara pelo setelah bangun tidur pukul 06.00 WIB, dan kemudian mengeluh lemah

separuh badan kanan tetapi masih dapat berjalan, pasien tidur untuk menghilangkan keluhan,

tetapi kondisi pasien tidak membaik. Lama-kelamaan pasien sudah tidak bisa berjalan

menggunakan kaki kanannya. Pasien ke Puskesmas pada tanggal 23 Juni 2014 karena pasien

merasa keadaanya tambah parah, yaitu kaki kanannya sudah tidak bisa berjalan dan tangan

kanannya lemas, dari Puskesmas dirujuk ke RSU UKI. Pasien belum pernah menderita keluhan

seperti ini sebelumnya. Pasien juga mengeluh batuk sejak 7 hari yang lalu.

11

Page 12: BAB I snh dwt

Alergi : -

Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Kakak pertama pasien menderita stroke

Riwayat Kebiasaan Pribadi :

Pasien merokok sejak 15 tahun lalu, 1 bungkus per hari

Pasien mengonsumsi kopi setiap hari sejak 10 tahun lalu, 2-3 kali sehari

Minum minuman beralkohol disangkal

Pasien jarang berolahraga

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Glasgow Coma Scale : E 4 V 5 M 6 (15)

Nadi : 76 x/menit

Tekanan darah : 130 / 90 mmHg

Pernafasan : 20 x / menit

Suhu : 360C

Umur Klinis : 40 – an

Bentuk badan : piknikus

Gizi : cukup

Kulit : warna sawo matang

STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang meningen

- Kaku kuduk : -

- Brudzinski I : -

- Brudzinski II : - / -

- Kernig : - / -

- Laseque : >700 / >700

12

Page 13: BAB I snh dwt

2. Saraf cranialis :

- N. I

Cavum nasi : Lapang

Normosmia kanan = kiri

- N. II

Visus secara kasar : baik

Tes warna : baik

Lapang pandang penglihatan : baik

Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat

- N. III, IV, VI

Kedudukan bola mata : simetris

Pergerakan bola mata : ke segala arah

Ptosis : - / -

Strabismus : - / -

Enoftalmus : - / -

Eksoftalmus : - / -

Diplopia : - / -

Deviasi Konjugee : - / -

Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,

isokor, 3mm/3mm,

RC langsung : +/ +

RC tidak langsung : +/ +

- N. V

Sensorik

Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri

Motorik

13

Page 14: BAB I snh dwt

Buka tutup mulut : baik

Perakan rahang : baik

Reflex

Kornea : + / +

Maseter : +

- N. VII

Sikap wajah : simetris

Mimik wajah : biasa

Kerut dahi : + / +

Angkat alis : +/ +

Lagoftalmus : - / -

Kembung pipi : +/ +

Menyeringai : NSL mendatar ke kanan

Chovstek : -

- N. VIII

Nistagmus : - / -

Vertigo : -

Tes gesek jari : +/ +

Tes berbisik : +/ +

Tes rinne : + / +

Tes webber : tidak ada lateralisasi

Tes scwabach : sama dengan pemeriksa

- N. IX &X

Arcus faring : simetris

Uvula : di tengah

Palatum mole : intake

Disfoni : -

Disfagi : -

Disartri : +

14

Page 15: BAB I snh dwt

Refleks oculocardiac : +

Refleks sinus caroticus : +

Refleks faring : +

- N. XI

Menoleh : kanan dan kiri baik

Angkat : bahu baik

- N. XII

Sikap lidah dalam mulut : simetris

Julur lidah : deviasi ke kanan

Tremor : -

Fasikulasi : -

Kekuatan otot lidah : kanan > kiri

3. Motorik

- Derajat kekuatan otot : 3333 | 5555

3333 | 5555

- Trofi : eutrofi

- Tonus : normotonus

- Gerakan spontan abnormal : -

4. Koordinasi

- Duduk : baik

- Berdiri : baik

- Berjalan : baik

- Tes Romberg : -

- Tes telunjuk – hidung : baik

- Tes telunjuk – telunjuk : baik

- Tes tumit – lutut : baik

5. Refleks

- Fisiologis

15

Page 16: BAB I snh dwt

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

KPR : ++/++

APR : ++/++

- Patologis

Oppenheim : - / -

Gordon : - / -

Schaefer : - / -

Babinski : - / -

Chaddock : - / -

Rosolimo : - / -

Mendel bechterew : - / -

Klonus kaki : - / -

Klonus lutut : - / -

Hoffman Trommer : - / -

6. Sensibilitas

Eksteroseptif

Rasa raba kanan = kiri

Rasa nyeri kanan = kiri

Rasa suhu kanan = kiri

Proprioseptif

Rasa sikap kanan = kiri

Rasa getar kanan = kiri

Rasa gerak kanan = kiri

7. Fungsi luhur

Bahasa : baik

Memori : baik

Kognitif : baik

Visuospasial : baik

Afek emosi : baik

16

Page 17: BAB I snh dwt

8. Fungsi vegetatif

Miksi : baik

Defekasi : baik

RINGKASAN

Pasien laki-laki berumur 48 tahun datang ke UGD RSU UKI dengan keluhan lemah

separuh badan kanan sejak 4 hari SMRS. Keluhan dirasakan terus-menerus dan semakin hari

semakin berat sampai sulit untuk berjalan. Awalnya pada hari jumat tanggal 20 Juni 2014 pasien

mengeluh bicara pelo setelah bangun tidur pukul 06.00 WIB, dan kemudian mengeluh lemah

separuh badan kanan tetapi masih dapat berjalan, tetapi lama kelamaan pasien sudah tidak bisa

berjalan menggunakan kaki kanannya. Pasien ke Puskesmas pada tanggal 23 Juni 2014 karena

pasien merasa keadaanya tambah parah, yaitu kaki kanannya sudah tidak bisa berjalan dan

tangan kanannya lemas, dari Puskesmas dirujuk ke RSU UKI. Pasien belum pernah menderita

keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien juga mengeluh batuk sudah seminggu. Riwayat alergi

disangkal, riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal.

Pemeriksaan fisik

Status generalis

KU : TSS N : 76 x/menit

Kes : CM S : 36oC

GCS : E4V5M6 RR : 20 x/menit

TD : 130 / 90 mmHg

Status neurologis

Rangsang meningen : - / -

Nervus kranialis

N I : tidak ada kelainan

N II : tidak ada kelainan

N III, IV, VI : tidak ada kelainan

N V : tidak ada kelainan

N VII : menyeringai SNL mendatar ke kanan

17

Page 18: BAB I snh dwt

N VIII : tidak ada kelainan

N IX, X : disartri (+)

N XI : tidak ada kelainan

N XII : julur lidah deviasi ke kanan, kekuatan otot lidah kiri < kanan

Motorik

Derajat kekuatan otot : 3333 | 5555

3333 | 5555

Refleks Fisiologis: ++/++

Refleks Patologis: Babinski -/-

Siriraj Score = (2,5 x Kesadaran) + (2 x Vomitus) + (2 x Nyeri Kepala) + (0,1 x Tekanan

Diastol) – (3x Ateroma) – 12

= (2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x 90) – (3x0) – 12

= 0 + 0 + 0 + 9 – 0 – 12

= -3 (Kesimpulan: Stroke Non Hemoragik)

Gajah Mada Skor = Penurunan Kesadaran (-), Babinski (-), Nyeri kepala (-) (Kesimpulan: Stroke

Non Hemoragik)

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII

dextra tipe sentral.

DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra

DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik

DD : Stroke Hemoragik, Bell’s Palsy

TERAPI :

Diet : biasa RG III , rendah lemak

IVFD : I RL + I Citicolin

MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)

PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)

18

Page 19: BAB I snh dwt

Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)

Calsium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)

Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)

PEMERIKSAAN ANJURAN :

Laboratorium : H2TL, Elektrolit, Elektrolit, Profil Lipid, GDP

Hasil :

Leukosit : 10.700 /µl

Hemoglobin : 15,9 g/dl

Hematokrit : 35%

Trombosit : 224.000/µl

Cholesterol total : 258 mg/dl

Triglycerides : 285 mg/dl

Kolesterol HDL : 37 mg/dl

Kolesterol LDL : 145 mg/dl

Glukosa sewaktu : 204 mg/dl

Gula darah puasa : 111 mg/dl

Gula 2 jam PP : 306 mg/dl

Natrium : 148 mmo l/L

Kalium : 4,1 mmo l/L

Chlorida : 108 mmo l /L

Ureum darah : 39 mg/dl

Creatinin darah : 0,77 mg/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

CT-SCAN OTAK : tidak dilakukan

Follow Up

Hari / tanggal : Rabu, 25 Juni 2014 (PH : 1)

19

Page 20: BAB I snh dwt

S : Bagian tubuh sebelah kanan terasa berat, bicara pelo

O : Status generalis :

KU : Tampak sakit sedang TD : 140/90 mmHg S : 36,3 ºC

Kes : Composmentis N : 65 x/ menit

GCS : E4M6V5 RR : 24 x/ menit

STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang meningen

- Kaku kuduk : -

- Brudzinski I : -

- Brudzinski II : - / -

- Kernig : - / -

- Laseque : >700 / >700

2. Syaraf cranialis :

- N. I

Cavum nasi : Lapang

Normosmia kanan = kiri

- N. II

Visus secara kasar : baik

Tes warna : baik

Lapang pandang penglihatan : baik

Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat

- N. III, IV, VI

Kedudukan bola mata : simetris

Pergerakan bola mata : ke segala arah

Ptosis : - / -

Strabismus : - / -

Enoftalmus : - / -

Eksoftalmus : - / -

20

Page 21: BAB I snh dwt

Diplopia : - / -

Deviasi Konjugee : - / -

Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,

isokor, 3mm/3mm,

RC langsung : +/ +

RC tidak langsung : +/ +

- N. V

Sensorik

Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri

Motorik

Buka tutup mulut : baik

Perakan rahang : baik

Reflex

Kornea : + / +

Maseter : +

- N. VII

Sikap wajah : simetris

Mimik wajah : biasa

Kerut dahi : + / +

Angkat alis : +/ +

Lagoftalmus : - / -

Kembung pipi : +/ +

Menyeringai : SNL mendatar ke kanan

Chovstek : -

- N. VIII

Nistagmus : - / -

Vertigo : -

Tes gesek jari : +/ +

21

Page 22: BAB I snh dwt

Tes berbisik : +/ +

Tes rinne : + / +

Tes webber : tidak ada lateralisasi

Tes scwabach : sama dengan pemeriksa

- N. IX &X

Arcus faring : simetris

Uvula : di tengah

Palatum mole : intake

Disfoni : -

Disfagi : -

Disartri : +

Refleks oculocardiac : +

Refleks sinus caroticus : +

Refleks faring : +

- N. XI

Menoleh : kanan dan kiri baik

Angkat : bahu baik

- N. XII

Sikap lidah dalam mulut : simetris

Julur lidah : deviasi ke kanan

Tremor : -

Fasikulasi : -

Kekuatan otot lidah : kanan > kiri

3. Motorik

- Derajat kekuatan otot : 4444 | 5555

4444 | 5555

- Trofi : eutrofi

- Tonus : normotonus

22

Page 23: BAB I snh dwt

- Gerakan spontan abnormal : -

4. Koordinasi

- Duduk : baik

- Berdiri : baik

- Berjalan : baik

- Tes Romberg : -

- Tes telunjuk – hidung : baik

- Tes telunjuk – telunjuk : baik

- Tes tumit – lutut : baik

5. Refleks

- Fisiologis

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

KPR : ++/++

APR : ++/++

- Patologis

Oppenheim : - / -

Gordon : - / -

Schaefer : - / -

Babinski : - / -

Chaddock : - / -

Rosolimo : - / -

Mendel bechterew: - / -

Klonus kaki : - / -

Klonus lutut : - / -

Hoffman Trommer: - / -

9. Sensibilitas

Eksteroseptif

Rasa raba kanan = kiri

23

Page 24: BAB I snh dwt

Rasa nyeri kanan = kiri

Rasa suhu kanan = kiri

Proprioseptif

Rasa sikap kanan = kiri

Rasa getar kanan = kiri

Rasa gerak kanan = kiri

10. Fungsi luhur

Bahasa : baik

Memori : baik

Kognitif : baik

Visuospasial : baik

Afek emosi : baik

11. Fungsi vegetatif

Miksi : baik

Defekasi : baik

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII

dextra tipe sentral.

DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra

DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik

TERAPI :

Diet : biasa RG III , rendah lemak

IVFD : I RL + I Citicolin

MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)

PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)

Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)

Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)

Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)

Hari / tanggal : Kamis, 26 Juni 2014 (PH : 2)

24

Page 25: BAB I snh dwt

S : -

O : Status generalis :

KU : Tampak sakit sedang TD : 150/90 mmHg S : 36 ºC

Kes : Composmentis N : 68 x/ menit

GCS : E4M6V5 RR : 22 x/ menit

STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang meningen

- Kaku kuduk : -

- Brudzinski I : -

- Brudzinski II : - / -

- Kernig : - / -

- Laseque : >700 / >700

2. Syaraf cranialis :

- N. I

Cavum nasi : Lapang

Normosmia kanan = kiri

- N. II

Visus secara kasar : baik

Tes warna : baik

Lapang pandang penglihatan : baik

Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat

- N. III, IV, VI

Kedudukcan bola mata : simetris

Pergerakan bola mata : ke segala arah

Ptosis : - / -

Strabismus : - / -

Enoftalmus : - / -

25

Page 26: BAB I snh dwt

Eksoftalmus : - / -

Diplopia : - / -

Deviasi Konjugee : - / -

Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,

isokor, 3mm/3mm,

RC langsung : +/ +

RC tidak langsung : +/ +

- N. V

Sensorik

Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri

Motorik

Buka tutup mulut : baik

Perakan rahang : baik

Reflex

Kornea : + / +

Maseter : +

- N. VII

Sikap wajah : simetris

Mimik wajah : biasa

Kerut dahi : + / +

Angkat alis : +/ +

Lagoftalmus : - / -

Kembung pipi : +/ +

Menyeringai : SNL mendatar ke kanan

Chovstek : -

- N. VIII

Nistagmus : - / -

Vertigo : -

26

Page 27: BAB I snh dwt

Tes gesek jari : +/ +

Tes berbisik : +/ +

Tes rinne : + / +

Tes webber : tidak ada lateralisasi

Tes scwabach : sama dengan pemeriksa

- N. IX &X

Arcus faring : simetris

Uvula : di tengah

Palatum mole : intake

Disfoni : -

Disfagi : -

Disartri : +

Refleks oculocardiac : +

Refleks sinus caroticus : +

Refleks faring : +

- N. XI

Menoleh : kanan dan kiri baik

Angkat : bahu baik

- N. XII

Sikap lidah dalam mulut : simetris

Julur lidah : deviasi ke kanan

Tremor : -

Fasikulasi : -

Kekuatan otot lidah : kanan > kiri

3. Motorik

- Derajat kekuatan otot : 4444 | 5555

4444 | 5555

- Trofi : eutrofi

27

Page 28: BAB I snh dwt

- Tonus : normotonus

- Gerakan spontan abnormal : -

4. Koordinasi

- Duduk : baik

- Berdiri : baik

- Berjalan : baik

- Tes Romberg : -

- Tes telunjuk – hidung : baik

- Tes telunjuk – telunjuk : baik

- Tes tumit – lutut : baik

5. Refleks

- Fisiologis

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

KPR : ++/++

APR : ++/++

- Patologis

Oppenheim : - / -

Gordon : - / -

Schaefer : - / -

Babinski : - / -

Chaddock : - / -

Rosolimo : - / -

Mendel bechterew : - / -

Klonus kaki : - / -

Klonus lutut : - / -

Hoffman Trommer : - / -

12. Sensibilitas

Eksteroseptif

28

Page 29: BAB I snh dwt

Rasa raba kanan = kiri

Rasa nyeri kanan = kiri

Rasa suhu kanan = kiri

Proprioseptif

Rasa sikap kanan = kiri

Rasa getar kanan = kiri

Rasa gerak kanan = kiri

13. Fungsi luhur

Bahasa : baik

Memori : baik

Kognitif : baik

Visuospasial : baik

Afek emosi : baik

14. Fungsi vegetatif

Miksi : baik

Defekasi : baik

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII

dextra tipe sentral.

DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra

DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik

TERAPI :

Diet : biasa RG III , rendah lemak

IVFD : I RL + I Citicolin

MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)

PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)

Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)

Calcium Channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)

Neuroprotektor : Citicolin 500 mg (1 Ampul) (IV)

Hari / tanggal : Jumat, 27 Juni 2014 (PH : 3)

29

Page 30: BAB I snh dwt

S : -

O : Status generalis :

KU : Tampak sakit ringan TD : 150/90 mmHg S : 36,1 ºC

Kes : Composmentis N : 65 x/ menit

GCS : E4M6V5 RR : 24 x/ menit

STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang meningen

- Kaku kuduk : -

- Brudzinski I : -

- Brudzinski II : - / -

- Kernig : - / -

- Laseque : >700 / >700

2. Syaraf cranialis :

- N. I

Cavum nasi : Lapang

Normosmia kanan = kiri

- N. II

Visus secara kasar : baik

Tes warna : baik

Lapang pandang penglihatan : baik

Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat

- N. III, IV, VI

Kedudukan bola mata : simetris

Pergerakan bola mata : ke segala arah

Ptosis : - / -

Strabismus : - / -

Enoftalmus : - / -

Eksoftalmus : - / -

30

Page 31: BAB I snh dwt

Diplopia : - / -

Deviasi Konjugee : - / -

Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,

isokor, 3mm/3mm,

RC langsung : +/ +

RC tidak langsung : +/ +

- N. V

Sensorik

Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri

Motorik

Buka tutup mulut : baik

Perakan rahang : baik

Reflex

Kornea : + / +

Maseter : +

- N. VII

Sikap wajah : simetris

Mimik wajah : biasa

Kerut dahi : + / +

Angkat alis : +/ +

Lagoftalmus : - / -

Kembung pipi : +/ +

Menyeringai : SNL mendatar ke kanan

Chovstek : -

- N. VIII

Nistagmus : - / -

Vertigo : -

Tes gesek jari : +/ +

31

Page 32: BAB I snh dwt

Tes berbisik : +/ +

Tes rinne : + / +

Tes webber : tidak ada lateralisasi

Tes scwabach : sama dengan pemeriksa

- N. IX &X

Arcus faring : simetris

Uvula : di tengah

Palatum mole : intake

Disfoni : -

Disfagi : -

Disartri : +

Refleks oculocardiac : +

Refleks sinus caroticus : +

Refleks faring : +

- N. XI

Menoleh : kanan dan kiri baik

Angkat : bahu baik

- N. XII

Sikap lidah dalam mulut : simetris

Julur lidah : deviasi ke kanan

Tremor : -

Fasikulasi : -

Kekuatan otot lidah : kanan > kiri

3. Motorik

- Derajat kekuatan otot : 5555 | 5555

5555 | 5555

- Trofi : eutrofi

- Tonus : normotonus

32

Page 33: BAB I snh dwt

- Gerakan spontan abnormal : -

4. Koordinasi

- Duduk : baik

- Berdiri : baik

- Berjalan : baik

- Tes Romberg : -

- Tes telunjuk – hidung : baik

- Tes telunjuk – telunjuk : baik

- Tes tumit – lutut : baik

5. Refleks

- Fisiologis

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

KPR : ++/++

APR : ++/++

- Patologis

Oppenheim : - / -

Gordon : - / -

Schaefer : - / -

Babinski : - / -

Chaddock : - / -

Rosolimo : - / -

Mendel bechterew : - / -

Klonus kaki : - / -

Klonus lutut : - / -

Hoffman Trommer : - / -

15. Sensibilitas

Eksteroseptif

Rasa raba kanan = kiri

33

Page 34: BAB I snh dwt

Rasa nyeri kanan = kiri

Rasa suhu kanan = kiri

Proprioseptif

Rasa sikap kanan = kiri

Rasa getar kanan = kiri

Rasa gerak kanan = kiri

16. Fungsi luhur

Bahasa : baik

Memori : baik

Kognitif : baik

Visuospasial : baik

Afek emosi : baik

17. Fungsi vegetatif

Miksi : baik

Defekasi : baik

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII

dextra tipe sentral.

DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra

DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik

TERAPI :

Diet : biasa RG III , rendah lemak

IVFD : AAF Infus

MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)

PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)

Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)

Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)

Hari / tanggal : Sabtu, 28 Juni 2014 (PH : 4)

S : -

34

Page 35: BAB I snh dwt

O : Status generalis :

KU : Tampak sakit ringan TD : 130/80 mmHg S : 36,6 ºC

Kes : Composmentis N : 80 x/ menit

GCS : E4M6V5 RR : 25 x/ menit

STATUS NEUROLOGIS

1. Rangsang meningen

- Kaku kuduk : -

- Brudzinski I : -

- Brudzinski II : - / -

- Kernig : - / -

- Laseque : >700 / >700

2. Syaraf cranialis :

- N. I

Cavum nasi : Lapang

Normosmia kanan = kiri

- N. II

Visus secara kasar : baik

Tes warna : baik

Lapang pandang penglihatan : baik

Funduskopi : tidak dilakukan karena tidak ada alat

- N. III, IV, VI

Kedudukan bola mata : simetris

Pergerakan bola mata : ke segala arah

Ptosis : - / -

Strabismus : - / -

Enoftalmus : - / -

Eksoftalmus : - / -

Diplopia : - / -

35

Page 36: BAB I snh dwt

Deviasi Konjugee : - / -

Pupil : Bentuk bulat, tepi rata, letak ditengah,

isokor, 3mm/3mm,

RC langsung : +/ +

RC tidak langsung : +/ +

- N. V

Sensorik

Rasa raba : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa nyeri : simetris kanan sama dengan kiri

Rasa suhu : simetris kanan sama dengan kiri

Motorik

Buka tutup mulut : baik

Perakan rahang : baik

Reflex

Kornea : + / +

Maseter : +

- N. VII

Sikap wajah : simetris

Mimik wajah : biasa

Kerut dahi : + / +

Angkat alis : +/ +

Lagoftalmus : - / -

Kembung pipi : +/ +

Menyeringai : SNL mendatar ke kanan

Chovstek : -

- N. VIII

Nistagmus : - / -

Vertigo : -

Tes gesek jari : +/ +

Tes berbisik : +/ +

36

Page 37: BAB I snh dwt

Tes rinne : + / +

Tes webber : tidak ada lateralisasi

Tes scwabach : sama dengan pemeriksa

- N. IX &X

Arcus faring : simetris

Uvula : di tengah

Palatum mole : intake

Disfoni : -

Disfagi : -

Disartri : +

Refleks oculocardiac : +

Refleks sinus caroticus : +

Refleks faring : +

- N. XI

Menoleh : kanan dan kiri baik

Angkat : bahu baik

- N. XII

Sikap lidah dalam mulut : simetris

Julur lidah : deviasi ke kanan

Tremor : -

Fasikulasi : -

Kekuatan otot lidah : kanan > kiri

3. Motorik

- Derajat kekuatan otot : 5555 | 5555

5555 | 5555

- Trofi : eutrofi

- Tonus : normotonus

37

Page 38: BAB I snh dwt

- Gerakan spontan abnormal : -

4. Koordinasi

- Duduk : baik

- Berdiri : baik

- Berjalan : baik

- Tes Romberg : -

- Tes telunjuk – hidung : baik

- Tes telunjuk – telunjuk : baik

- Tes tumit – lutut : baik

5. Refleks

- Fisiologis

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

KPR : ++/++

APR : ++/++

- Patologis

Oppenheim : - / -

Gordon : - / -

Schaefer : - / -

Babinski : - / -

Chaddock : - / -

Rosolimo : - / -

Mendel bechterew : - / -

Klonus kaki : - / -

Klonus lutut : - / -

Hoffman Trommer : - / -

18. Sensibilitas

Eksteroseptif

Rasa raba kanan = kiri

38

Page 39: BAB I snh dwt

Rasa nyeri kanan = kiri

Rasa suhu kanan = kiri

Proprioseptif

Rasa sikap kanan = kiri

Rasa getar kanan = kiri

Rasa gerak kanan = kiri

19. Fungsi luhur

Bahasa : baik

Memori : baik

Kognitif : baik

Visuospasial : baik

Afek emosi : baik

20. Fungsi vegetatif

Miksi : baik

Defekasi : baik

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese dextra, parese N.VII dextra tipe sentral, parese N.XII

dextra tipe sentral.

DIAGNOSA TOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra

DIAGNOSA ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik

TERAPI :

Diet : biasa RG III , rendah lemak

IVFD : AAF Infus

MM : Ekspektoransia : Ambroxol 3 x 1 Cyrup (PO)

PPI : Omeprazole 2 x1 Cap (PO)

Anti agregasi trombosit : Aspirin 1 x 8 tab (PO)

Calcium channel blocker : Amlodipine 1 x 10mg tab (PO)

39