Top Banner

of 40

BAB 3

Mar 08, 2016

Download

Documents

MaulanaAhmad

bab 3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

9

BAB IIIHASIL PENGKAJIAN

A. Profil Rumah Sakit / Bangsal1. Sejarah RS PKU Muhammadiyah TemanggungRS PKU Muhammadiyah Temanggung merupakan salah satu rumah sakit yang ada di kota Jawa Tengah, Indonesia, merupakan salah satu amal usaha Pembina Kesejahteraan Umat Muhammadiyah yang terdapat di Jalan raya Kedu km.2 Parakan, Temanggung.Berdirinya PKU Muhammadiyah Temanggung Temanggung diawali dari pemberian tanah wakaf pada tahun 1980 oleh Bapak Tukiyo (Alm) kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Parakan yang saat itu dipegang oleh Bapak Muh. Tamjizie. Dermawan yang beralamat di Karangsari Parakan ini menyerahkan pemanfaatan tanahtersebut sepenuhnya kepada Muhammadiyah. Kemudian tanah tersebut dibangun menjadi balkesmas pada tahun 1989. Setelah berdiri balkesmas sekitar 5tahun kemudian diajukan ijin pendirian rumah sakit pada tahun 1994. Dan berdirilah RS PKU Muhammadiyah Temanggung saat itu hingga sekarang tahun 2015 dan sedang menuju proses akreditasi terbaru. 2. Visi RS PKU Muhammadiyah Temamnggung:Terwujudnya RS PKU Muhammadiyah Temanggung sebagai e-world hospital yang mendukung pelayanan kesehatan komprehensif sesuai kebutuhan klien dan menjadi rujukan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah di Indonesia, didasarkan iman kepada Allah SWT. 3. Misi RS PKU Muhammadiyah Temanggung:a. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang komprehensif baik fisikal, jiwa maupun spiritual yang sesuai kebutuhan klien. b. Mengsinergikan antara manusia bersumber-daya, organisasi, teknologi dan lingkungannya untuk mendukung terwujudnya e-world hospital. c. Menjalin dan mengembangkan networking. d. Menjadikan organisasi di rumah sakit sebagai learning organization. 4. Motto RS PKU Muhammadiyah Temanggung:Ikhlas adalah Bakti KamiB. Pengkajian Aspek Manajerial

1. Fungsi Perencanaan

a. Visi dan Misi Organisasi1) Visi Keperawatan Bangsal Ar-RoyyanBerdasarkan hasil wawancara dengan Karu visi bangsal Ar-Royyan mengacu pada visi rumah sakit yaitu Terwujudnya RS PKU Muhammadiyah Temanggung sebagai e-world hospital yang mendukung pelayanan kesehatan komprehensif sesuai kebutuhan klien dan menjadi rujukan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah di Indonesia, didasarkan iman kepada Allah SWT.

.

2) Misi Keperawatan Bangsal Ar-RoyyanBerdasarkan hasil wawancara Karu dan Katim bahwa di bangsal Ar-Royyan belum terdapat misi ruangan dan falsafah bangsal Ar-Royyan belum terbentuk dan disepakati bersama. Berdasarkan observasi, misi bangsal Ar-Royyan belum ada dan tidak tertempel di bangsal Ar-Royyan.3) Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit

Berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara menunjukkan ada keterkaitan antara visi keperawatan dengan rumah sakit sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pasien, perawat sudah mengacu pada visi keperawatan rumah sakit. Untuk misi dan falsafah bangsal Ar-Royyan belum dirumuskan dan disepakati bersama dengan perawat yang lain.b. Filosofi Keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung1) Filosofi Rumah Sakit

Berdasarkan wawancara dengan Kabit filosofi rumah sakit yaitu rumah sakit PKU Muhammadiyah temanggung adalah amal usaha persyarikatan muhammadiyah yang merupakan manifestasi iman kepada Allah SWT berupa amal soleh dan menjadikanya sebagai sarana ibadah sesuai dengan jiwa QS; al baqoroh.24,.mariyam: 96, dan asyuaara;80

2) Filosofi Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Katim menunjukkan bahwa di bangsal Ar-Royyan belum ada filosofi keperawatan, dan berdasarkan hasil studi dokumentasi belum ada filosofi keperawatan di bangsal Ar-Royyan.c. Kebijakan dan Prosedur Organisasi

1) Kebijakan dan Prosedur Rumah SakitBerdasarkan wawancara dengan Katim dan PA di bangsal Ar-Royyan didapatkan data bahwa ada kebijakan berupa :

a) Pemilihan KatimWawancara dengan KARU didapatkan data bahwa KARU dipilih oleh bidang keperawatan, sedangkan untuk pemilihan KATIM diserahkan sepenuhnya pada kebijakan ruangan, sedangkan metode yang digunakan pada pemilihan di bangsal Ar-Royyan terdahulu adalah dengan cara voting, dan suara terbanyak terpilih menjadi KATIM sedangkan yang lain menjadi perawat pelaksana. Namun peraturan sekarang kepala ruang dan katim ditentukan oleh kepala bidang. Perawat pelaksana yang diajukan sebagai kandidat memiliki pendidikan minimal D3.Namun untuk pendelegasian tugas yang bersifat jangka panjang seperti harus mengikuti pendidikan, sudah memiliki pendokumentasian tersendiri.b) PendidikanWawancara dengan Pembimbing Akademik didapatkan hasil bahwa semua perawat boleh melanjutkan studi pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan kebijakan dari rumah sakit bahwa bagi yang mengikuti pendidikan ditambah dengan menjalankan tugas bekerja seperti biasa dan biaya pendidikan ditanggung sendiri.2) Kebijakan dan Prosedur Terkait dengan Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur terkait dengan keperawatan sudah berjalan dengan optimal, berdasarkan hasil observasi dan SAK di ruangan sudah ada. Kepala ruang mengatakan bahwa di ruang Ar-Royan sudah memiliki SOP yang diterbitkan tahun 2010. Dalam setip melakukan tindakan agar disesuaikan dengan SOP yang ada. Berdasarkan hasil obserfasi pelaksanaan tindakan pemberian injeksi dengan SOP pemberian Injeksi didapatkan ada bagian SOP yang tidak dipatuhi oleh perawat yaitu pada poin memberitahu klien dan menjelaskan kepada klien. Berdasarkan wawan cara denan perawat pelaksana dalam melaukan tindakan injeksi berdasarkan rutinitas, jarang membaca SOP pemberian injeksi.d. Peraturan OrganisasiPeraturan organisasi dalam hal ini peraturan rumah sakit di bangsal Ar-Royyan sudah tertempel di setiap ruangan yang meliputi :

1) Pasien, penunggu tidak membawa, meletakkan dan menyimpan barang berharga selama dalam masa perawatan. Apabila terjadi kerusakan atau kehilangan, maka tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit

2) Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi, anak-anak berusia dibawah 12 tahun dilarang masuk ke ruang perawatan

3) Peraturan tidur penunggu (tikar, bantal, dll) hanya boleh dipergunakan mulai pukul 20.00 WIB sampai dengan 06.00 WIB. Diluar jam tersebut mohon disimpan dengan rapi.4) Penunggu atau tamu dilarang duduk atau tidur di tempat tidur pasien.

5) Jam besuk pengunjung yang sudah ditentukan yaitu :a) Siang:Pukul 10.00 WIB s/d 12.00 WIBb) Sore:Pukul 15.00 WIB s/d 21.00 WIBDemi kebersihan keamanan dan ketenangan pasien, maka pintu utama ruangan ditutup pada :

a) Pagi :Pukul 07.00-10.00 WIB : penunggu 1 orang

b) Siang:Pukul 13.00-15.00 WIB : penunggu 1 orang

c) Malam:Pukul 21.00-05.00WIB : penunggu boleh 2 orang, kecuali bangsal bersalin 1 orang6) Pasien, penunggu dan pengunjung wajib menjaga kebersihan dan ketertiban ruang perawatan, sebagai berikut :

a) Tidak merokok di dalam area rumah sakitb) Tidak mengotori ruang perawatam

c) Tidak membuat gaduh dan keributan di ruang perawatan

d) Dilarang menggunakan senjata tajam/senjata api, bahan peledak berbahaya, minuman keras dan obat-obatan terlarang.

7) Pasien, penunggu dan pengunjung wajib menjaga (tidak merusak ataupun membawa pulang) fasilitas yang ada di ruang perawatan.e. Perencanaan Strategi Organisasi1) Rencana strategi rumah sakit (jangka panjang)

Dari hasil wawancara dengan Karu rencana bangsal Ar-Royyan untuk 2 tahun ke depan adalah menjadi bangsal Ar-Royyan yang dapat menerapkan metode MPKP dengan benar. Sistem pendokumentasian seperti asuhan keperawatan sesuai dengan teori dan perawat Ar-Royyan dapat meningkatkan jenjang pendidikan. 2) Rencana Operasionala) Rencana jangka pendek tahunanMenurut (WHO & FKUI, 2006), rencana tahunan adalah setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuhan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup :(1) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.(2) Melaksanakan rotasi untuk penyelenggaraan anggota masing masing tim.(3) Penyelenggaraan terkaait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapainnya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang.(4) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan pelatihan.Dari hasil wawancara dengan KARU, didapatkan data bahwa untuk rencana tahunan belum pernah dilakukan dan belum dijadwalkan. Dari wawancara dengan PA mengatakan bahwa rapat tahunan jarang dilakukan karena motivasi yang kurang dan belum terjadwal oleh Karu dan berdasarkan hasil observasi belum terdapat rencana tahunan yang tercatat di buku penanggung jawab shift.b) Rencana bulananMenurut (WHO & FKUI, 2006) rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh karu dan katim sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada akhir bulan. Isi kegiatan berdasarkan hasil evaluasi dan pembuatan rencana tindak lanjut. (1) Rencana bulanan karuSetiap akhir bulan kepala ruang melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:(a) Membuat jadwal dan memimpin case conference(b) Membuat jadwal dinas(c) Membuat jadawal petugas TAK(d) Membuat laporan bulanan. (2) Rencana bulanan katimSetiap akhir bulan ketua timmelakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan timnya. Kegiatan kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah :(a) Mempersentasikan kasus dalam case conference(b) Melakukan supervisi perawat pelaksanaDari hasil wawancara dengan KARU didapatkan data bahwa, Karu sudah membuat rencana bulanan dan sudah terdokumentasi, yaitu penjadwalan rapat bangsal serta pembuatan jadwal dinas setiap akhir bulan yang sudah ada buku permintaan dinas untuk perawat untuk menentukan jadwal. Jika ada keperluan mendadak bisa ditukar dan dikonfirmasi kepada KARU. Untuk KATIM belum terdapat pendokumentasian rencana bulanan, serta ada jadwal breefing bulanan.Dari hasil observasi didapatkan data bahwa untuk rapat bangsal di bulan januari ini belum terjadwalkan di ruanganc) Rencana harianMenurut (WHO & FKUI, 2006) rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat pre-conference dan post-conference serta operan.(1) Rencana harian kepala ruangIsi rencana harian kepala ruang meliputi asuhan keperawatan, supervisi Katim dan Perawat Pelaksana, dan supervisi tenaga selain perawat dan kerjasama dengan unit terkait.(2) Rencana harian Ketua TimIsi rencana harian Ka Tim meliputi penyelenggaraaan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan supervisi perawat pelaksana, berkolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain, dan mengalokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.(3) Rencana harian perawat pelaksanaIsi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.(4) Penilaian rencana harian perawatUntuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrument jurnal harian. Setiap ketua tim mempunyai instrument dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.Dari hasil wawancara dengan KARU dan KATIM didapatkan data bahwa, Katim belum melakukan rencana harian khusus, Karu mengatakan rencana harian sudah tertulis di buku PJ shift.Dari hasil observasi yang sudah dilakukan ditemukan belum ada catatan harian di ruangan. d) Manajemen waktu bekerjaDari wawancara dengan KARU didapatkan hasil bahwa manajemen waktu pelayanan asuhan keperawatan kurang maksimal dan optimal sehingga pekerjaan perawat menjadi bertambah karena kurangnya ketersediaan SDM di bangsal Ar-Royyan. e) Perencanaan keuanganBerdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang, sumber pendanaan bangsal Ar-Royyan berasal dari anggaran dana rumah sakit. Kepala ruang mengajukan rencana pendanaan ke rumah sakit. Apabila pihak rumah sakit menyetujui pengajuan rencana tersebut maka pengajuan dilimpahkan ke bagian Rumah Tangga agar selanjutnya barang-barang yang diperluakan dapat diambil di bagian Rumah Tangga.3) Keterlibatan perawat dalam rencana kegiatan ruangana) Memberikan asuhan keperawatan pada pasienb) Melakukan pendokumentasianc) Melakukan interaksi dengan pasienDari hasil wawancara rencana bangsal Ar-Royyan untuk beberapa tahun ke depan adalah bangsal Ar-Royyan dapat menerapkan metode MPKP dengan benar. Sistem pendokumentasian seperti asuhan keperawatan sesuai dengan teori dan perawat Ar-Royyan dapat meningkatkan jenjang pendidikan. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa di bangsal Ar-Royyan sudah ada SOP dan sudah terdapat SAK anak. Sementara SAK yang lain belum tercopikan. Untuk job desk pengisian belum tersedia. Penyusunan dan pembaharuan SAK dilakukan oleh pihak komite di RS PKU Muhammadiyah Temanggung2. Fungsi Pengorganisasiana. Struktur OrganisasiSTRUKTUR ORGANISASI RUANG ARROYYANRS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNGTAHUN 2015

Dari hasil wawancara dengan Kepala ruangan yaitu sudah adanya struktur organisasi di ruang Ar-Royan menggambarkan rantai dan garis komunikasi serta mengatur personil dalam hubungan kerja. Setiap personil dalam struktur tersebut mempunyai peran, fungsi, dan tanggung jawab yang berbeda. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diruangan sudah terbentuk struktur organisasi seperti kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana. b. Pengorganisasian perawatan pasienSystem penugasan yang diterapkan di ruang Ar-Royan yaitu dengan penugasan model Tim yang dibagi hanya 1 tim dan tiap tim beserta anggotanya bertanggung jawab atas pasien kelolaannya masing-masing namun pemberian asuhan keperawatan pada pasien dilakukan secara bersama-sama mekipun masih ada yang mempunyai penugasan ganda seperti karu juga berperan sebagai perawat pelaksana.Hasil wawancara dengan kepala ruang untuk pengorganisasian asuhan keperawatan bisa mengunkan model MPKP, model ini dipandang ideal untuk memberikan pelayanan pada ruang VIP. Kendala untuk mewujudkan ruang MPKP cukup banyak diantaranya: jumlah SDM, pendidikan SDM, pengetahuan SDM tentangmodel pelayanan MPKP.c. Uraian TugasHasil wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan mengatakan bahwa kami masing-masing Asmen, katim, perawat pelaksana secara umum belum mempunyai uraian tugas. Untuk pelaksanaan tugas berdasarkan kebutuhan dari pasien. Berdasarkan obserfasi di ruang Ar-Royan belum ada uraian tugas yang diberikan oleh keperawatan kepada masing-masing staf perawat untuk menjalankan fungsinya. Tidak ada buku uraian kegiatan masing-masing staf di ruang Ar-royan. Hasil wawancara denganstaf mereka menjalankan kegiatan berdasarkan rutinitas yang ada dan berdasarkan kebutuhan dari pasien.

d. Kuantitas dan kualitas pendokumentasian proses keperawatan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi studi dokumentasi, sistem pendokumentasian di bangsal Arroyyan sudah dilakukan. Lembar pendokumentasian terdiri dari pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1) Pengkajian Perawat sudah mengisi point pengkajian dengan baik, tetapi terdapat point 100% yang tidak diisi yaitu point pengkajian nutrisi bagian antropometri, dengan alasan BB diukur hanya untuk pasien yang membutuhkan obat tertentu yang dosis pemberiannya dihitung menurut BB, sedangkan TB tidak pernah diukur. Selain itu terdapat 64% point reproduksi tidak diisi. 2) Diagnosa keperawatan Perawat sudah menegakkan diagnosa sesuai dengan NANDA, akan tetapi pada saat dilakukan observasi masih terdapat asuhan keperawatan yang mencantumkan satu diagnosa saja3) Intervensi keperawatanPoint tujuan dan kriteria hasil sudah menggunakan analisa SMART. Intervensi yang dilakukan sudah mencakup tindakan observasi, tindakan keperawatan, edukasi dan kolaborasi, akan tetapi belum maksimal. Intervensi yang didokumentasikan seharusnya mencakup minimal 4 intervensi.4) Implementasi Implementasi yang ditulis sudah sesuai dengan tindakan yang dilakukan, termasuk jam tindakan akan tetapi belum didokumentasikan secara spesifik, misalnya saat mendokumentasikan pemberian obat oral atau injeksi, perawat tidak menuliskan jenis obat yang diberikan, tetapi hanya menuliskan memberikan obat sesuai program.5) Evaluasi Evaluasi sudah dilakukan dengan menggunakan analisa SOAP, tetapi masih ada point yang kurang optimal, seperti assesment dan planning. Pada assesment masih sering ditulis masalah teratasi sebagian. Pada point planning belum ditulis intervensi selanjutnya, perawat masih menulis lanjutkan intervensi, intervensi yang dimaksud belum tertera secara jelas sehingga perawat yang dinas selanjutnya belum bisa membaca planning yang dilanjutkan.e. Ketenagakerjaan bangsal ArroyyanBerdasarkan observasi jumlah perawat yang ada di bangsal Arroyyan yaitu 12, 1 sebagai kepala ruang, 1 sebagai kepala tim, dan 10 sebagai anggota tim. Tenaga perawat di bangsal Arroyyan berpendidikan S1 Keperawatan dan DIII keperawatan. Adapun uraiannya sebagai berikut:DATA TENAGA KEPERAWATAN BANGSAL ARROYYANNoNamaPelatihanMasa Berlaku SertifikatPenyelenggara

1Laili FatmawatiBTCLS2013-2017119 Jakarta

2NurohmatPPGD119 Jakarta

3Arif SaifudinPPGD2009-2014119 Jakarta

4Ahmad Budi

5Wahyu Sulistyo

6Abdul RohmanPPGD2013-2017119 Jakarta

7Prasintawati

8Khusni FatmawatiPPGD2010-2015118 Jakarta

9Hendri Riwayanti

10Savitri

11AlifannazirohPPGD2013-2017119 karta

Berdasarkan tabel di atas didapatkan sebagian besar perawat di bangsal Arroyan masuk pada bulan Mei 2014. Pendidikan perawat di bangsal Arroyyan sebagian besar (92 %) adalah D III keperawatan. f. Jumlah Tenaga Keperawatan di Unit Layanan KeperawatanMenurut Douglas tenaga perawat sudah mencukupi tetapi hasil dari wawancara beberapa perawat mengatakan masih mengalami kekurangan tenanga kesehatan sedangkan menurut Gillies tenaga perawat di ruang Arroyan mengalami kekurangan. Adapun uraiannya sebaga berikut : 1) GilliesTenaga perawat :

Keterangan :A: jam perawatan/24 jam ( waktu perawatan yang dihasilkan pasien)B: sensus harian-BOR x jumlah TTC: jumlah hari libur365: jumlah hari kerja selama setahunPerhitungan di bangsal ArroyyanBOR= = 120%Sensus harian: TT x BOR = 10 x 120% = 12Tenaga perawat yang dibutuhkan :Sehingga menurut perhitungan Gilles (2002) diperoleh hasil bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan di bangsal Arroyan adalah 14 perawat. Sedangkan berdasarkan observasi jumlah perawat saat ini adalah 12 perawat.2) DouglasDalam penelitiannya, Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift pagi, sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien pada tabel dibawah ini :Penentuan Jumlah Perawat Menurut Douglas (1975)Jumlah PasienKLASIFIKASI PASIEN

MinimalIntermediate careTotal

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

10,170,140,070,270,150,100,360,300,20

20,340,280,140,540,300,200,720,600,40

30,510,420,210,810,450,301,080,900,60

40,680,560,281,080,600,401,441,200,80

50,850,700,351,350,750,501,801,501,00

61,020,840,421,620,900,602,161,801,20

71,190,980,491,891,050,702,522,101,40

81,361,120,562,161,200,802,882,401,60

91,531,260,632,431,350,903,242,701,80

101,701,400,702,701,501,003,603,002,00

Dengan rumus diatas maka hasil perhitungan jumlah pasien per tingkat ketergantungan pasien per dua bulan di bangsal Arroyan sebagai berikut:Kategori pasienJumlah pasienDinas pagiDinas siangDinas malam

Minimal care22x0,17=0,342x0,14=0,282x0,07=0,14

Intermediate care141141x0,27=38,07141x0,15=21,15141x0,10=14,1

Total care305305x0,51=155,55305x0,42=128,1305x0,21=64,05

Intensive care99 x 0,36 = 3,249 x 0,30 =2,79 x 0,20 =1,8

Jumlah 457197,2152,2380,09

Hasil perhitungan jumlah tenaga kerja per shif di bangsal Arroyyan sebagai berikut:Kategori pasienJumlah pasienDinas pagiDinas siangDinas malam

Minimal care00x0,17=00x0,14=00x0,07=0

Parsial care33x0,27=0.813x0,15=0,453x0,10=0,3

Total care77x0,36=2,527x0,30=2,17x0,20=1,4

Jumlah 10332

Berdasarkan perhitungan tenaga kerja dengan jumlah pasien 10 yaitu 0 orang minimal care, 3 orang intermediate care dan 7 orang total care dan jumlah perawat total di bangsal Arroyyan adalah 12 orang maka jumlah perawat yang dinas pagi 3 orang, dinas siang 3 orang, dan dinas malam orang 2.g. Jadwal dinas shiffPengaturan shift dibuat 1 bulan sekali. Penentuan jadwal dinas dibuat oleh kepala ruangan, disesuaikan dengan kondisi perawat, jika ada perawat yang meminta jadwal dinas bisa disetujui dengan alasan yang tepat. Bidang keperawatan memberikan kebebasan pada ruangan untuk mengatur shift, tetapi pelaksanaannya tetap diawasi.Untuk shiff pagi terdapat asmen dan katim yang menjadi tumpupelayanan. Sementara untuk shif sore dan malam asmen menunjuk dari salah satu perawat yangjagauntuk menjadi penanggung jawab shiff.h. Staffing1) Rekruitmen pegawai ArroyyanPemilihan kepala ruang melalui test kelayakan yang diadakan dari pihak RS. Calon kepala ruang bangsal Arroyan yang terpilih diwajibkan membuat karya tulis mengenai pengembangan bangsal Arroyyan. Pengrekutan perawat bangsal Arroyan dilakukan berdasarkan peminatan. Setelah pendataan peminatan dilakukan seleksi test tertulis meliputi : pendokumentasian asuhan keperawatan, manajerial. Perawat yang dinyatakan lolos pada tahap seleksi tertulis akan diorientasikan bangsal Arroyyan, sekaligus pendokumentasian alkes dan materi bangsal.2) Bagi kepala ruang dan perawat yang terpilih diorientasi selama 3 hari meliputi : penataan ruang dan penataan alat kesehatan.Berdasarkan hasil wawancara dengan asmen didapatkan hasil bahwa setiap ada perawat baru di orientasikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Orientasi dilakukan dengan pemberian shift pagi selama kurang lebih 1 minggu dan penjelasan tentang uraian tugas perawat pelaksanan secara lisan serta orientasi alat dan ruangan bagi pengawai baru. Tetapi bagi perawat yang sudah punya masa kerja di bangsal lain kemudian rotasi ke Ar-Royan, hanya dilakukan orietensi ruangan dan kegiatan rutin yang dilakukan di ruang Ar-Royan yang mungkin berbeda dengan ruangan sebelumnya.i. Pelatihan Perawat yang pernah diiukutiBerdasarkan studi dokumentasi dari 12 perawat belum mengikuti pelatihan perawatan luka, menurut observasi belum dapat mematuhi tindakan medikasi yang sesuai dengan SOP, hal ini dapat dilihat saat observasi dimana mereka melewati tahapan orientasi tanpa menjelaskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya tindakan medikasi. Kemudian 66% dari seluruh tenaga perawat di bangsal Arroyyan telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Adapun uraiannya sebagai berikut : Data Tenaga Terlatih Di Bangsal Arroyyan

NONAMAPELATIHANMASA BERLAKU SERTIFIKATPENYELENGGARA

1Laili FatmawatiBTCLS2013 2017119 Jakarta

2Bagus KurniawanBTCLS2013 2017119 Jakarta

3Wahyu Sulistyo--

4Arif SaifudinPPGD2009 2014119 Jakarta

5Ahmad AmzadBTCLS2011 2016118 Jogjakarta

6Nur RohmatPPGD 119 Jakarta

7Abdul RohmanPPGD2013 2017119 Jakarta

8Safitri-

9Khusni fatmawatiPPGD2010-2015118 Jogjakarta

10Prasintawati-

11Hendri Riwayati-

12AlifPPGD2013 2017119 Jakarta

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan perawat selain pelatihan PPGD ada beberapa pelatihan yang seharusnya diikuti oleh perawat bangsal Arroyan, diantaranya : pelatihan diklat, pelatihan pasien safety dan pelatihan Soft Skill.

3. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan

a. MotivasiBerdasarkan hasil wawancara dengan Karu pemberian motivasi pada perawat adalah setiap pasien yag dirawat diharapkan merasa puas , memberikan pelayanan yang baik, melakukan komunikasi serta mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan. Cara motivasi yang diterapkan untuk menigkatkan kinerja perawat di ruang Ar-Royyan yaitu memberikan pujian jika kinerja perawat dinilai baik.

b. Komunikasi

1) Sistem Komunikasi Kerja Antar Perawat

Bangsal Ar-Royyan menggunakan MPKP Tim modifikasi fungsional, memiliki 1 tim, yaitu ketua tim dan anggota tim. Katim dan PJ shift melaporkan kegiatan melalui buku PJ shift. Operan kepada perawat shift dilakukan 5 menit sebelum jam selesai jaga.2) Sistem Komunikasi kerja Antar ProfesiBerdasarkan hasil wawancara dengan katim mengatakan sistem komunikasi kerja di ruang Ar-Royyan sudah berjalan dengan baik dibuktikan dengan hasil observasi setiap katim atau pj shitf melaporkan kegiatan melalui buku pj shift. Operan kepada perawat shift dilakukan 5 menit sebelum jam selesai jaga.c. Sistem Supevisi terhadap Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang, supervisi yang biasa dilakukan pada perawat dilakukan dari pihak RS adapun yang disupervisi yaitu mencangkup dengan jumlah pasien di ruangan dan administrasi, sedangkan supervisi di bangsal Ar-Royyan, belum ada dan belum diprogramkan. d. Pendelegasian

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang pendelegasian di bangsal Ar-Royyan sudah berjalan, dimana kepala ruang mendelegasikan tugasnya kepada ketua tim apabila kepala ruang sedang berhalangan atau ada suatu kegiatan atau tugas yang tidak dapat ditinggalkan oleh kepala ruang. Namun sistem pendelegasian pada bangsal Ar-Royyan masih secara lisan, untuk mempertanggungjawabkan pendelegasian tersebut. e. Manajemen Konflik

Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu jika ada masalah di ruangan diselesaikan secara lisan dan masalah paling sering terjadi adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu dalam pengisian data-data pengkajian pasien.f. Kolaborasi dan Koordinasi (Directing)Berdasarkan hasil wawancara dengan katim di bangsal Ar-Royyan masih belum melakukan pre-conference dan post-conference saat operan karena keterbatasan tenaga dan kurangnya pengetahuan tentang tujuan diadakanya pre-confren dan post-confrence . Pada saat dilakukan observasi didapatkan bahwa setelah menerima operan jaga dari shift malam, katim yang melakukan jaga shift pagi belum melakukan pre conference pada anggotanya, katim belum mendelegasikan apa saja tugas yang harus dilakukan pada shift tersebut dan ketika jam sudah mendekati waktu pulang katim juga tidak mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan oleh anggota (post conference) hanya langsung mengoperkan pada shift selanjutnyag. Operan Berdasarkan hasil wawancara dengan karu mengatakan selalu memimpin operan saat operan jaga. Karu memimpin operan terutama pada saat shift pagi dan pergantian operan ke sift siang. Kemudian operan selanjutnya dipimpin oleh Katim atau penanggung jawab pada sift tersebut. Berdasarkan observasi dan wawancara pada Karu menunjukkan bahwa operan di bangsal Ar-Royyan sudah baik. Operan yang disampaikan meliputi nama klien, diagnose,keluhan utama klien, TTV dan kesadaran, hasil pemeriksaan laboratorium dan masalah keperawatan serta terapi dan rencana medis selanjutnya. Operan dilakukan di nurse station, kemudian keliling ke klien. 4. Fungsi Pengendaliana. Program Pengendalian Mutu1) Indicator Mutu Rumah Sakit Secara UmumHasil dari wawancara dengan kepala ruang bahwa indicator mutu yang ditetapkan di ruangan Ar-Royan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan, kepuasan pelanggan, keluarga, perawat dan dokter. Selain itu Indikator mutu yang yang harus dilaporkan pada laporan tribulan adalah BOR, LOS, TOI, dan angka Infeksi nosokomial.a) Bed Occupancy Rate (BOR)Dari hasil wawancara dengan kepala ruang terdapat pendokumentasian /pembukuan tentang jumlah BOR yang dilakukan tiap bulannya. Dari hasil observasi pembukuan perhitungan BOR terakhir dilakukan pada bulan September 2015, sementara untuk bulan oktober BOR belum dihitung karena jumlah hari dibulan oktober belum habis. Berdasarkan obserfasi BOR 3 bulan terakhir diruang Ar-Royan adalah:Tabel 3. BOR Bangsal Ar-Royyan

BOR/BulanBulan

JuliAgustusSeptember

BOR56,774,5166,67

Idealnya BOR : 60 85 %.Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai BOR pada bulan Juli rendah tidak sesuai dengan nilai ideal. Sementara pada bulan Agustus dan Sepetember masih termasuk ideal >60%.b) Average Length Of Stay (A LOS)Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan perhitungan ALOS sudah dilakukan setiap bulannya, dan berdasarkan hasil observasi Ar-Royan sudah mempunyai buku register, dari buku tersebut berisi informasi mengenai tanggal pasien masuk/dirawat dibangsal dan tanggal pasien pulang sehingga dengan pemdokumetasian tersebut dapat dihitung jumlah ALOS tiap bulannya. Dari hasil observasi pembukuan perhitungan ALOS terakhir dilakukan pada bulan September 2015, sementara dibulan oktober belum bisa dihitung karena jumlah hari di bulanoktober belum habis. Penghitungan jumlah ALOS dibangsal Ar-Royan 3 bulan terakhir adalah: Tabel 4. ALOS Bangsal Ar-RoyyanALOS/BulanBulan

JuliAgustusSeptember

ALOS3,64,914,3

Idealnya : 6 9 hari.Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai ALOS di bawah nilai ideal 6-9 hari. Artinya hari rawat pasien rata-rata sesuai dengan nilai ALOS: menunjukan bahwa perawatan sangat efisien.c) Turn Over Interval (TOI)Dari hasil wawancara di Ar-Royan terdapat pendokumentasian/pembukuan tentang jumlah TOI yang dilakukan tiap bulannya, tapi perhitungan TOI terakhir dilakukan pada bulan September 2015. Pada saat dilakukan pengkajian perhitungan TOI belum Oktober belaum dilakukan karena jumlah hari dibulan oktober belum habis. Angka TOI 3bulan terakhir di ruang Ar-Royan adalah:Tabel 5. TOI Bangsal Ar-RoyyanTOI/BulanBulan

JuliAgustusSeptember

TOI2,11,11,7

Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 3 hari.Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai TOI masih termasuk ideal yaitu 1-3 hari. d) Infeksi NosokomialBerdasarkan wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan untuk pencatatan infeksi nosokomial sudah dilakuakn pada tiap bulannya. Adapun pencatatan infeksi nosokomial 3 bulan terakhir di bangaal Ar-Royan adalah:Tabel 6. Infeksi NosokomialNoJenisJuliAgustusSeptemberJumlah

1ILO0000

2ILI3058

3Dicubitus0000

4Pnemonia0000

5ISK0000

Jumlah3058

Berdasarkan table diatas masih cukup tinggi kejadian infeksi luka infuse, dalamkurun waktu 3 bulan terakhir terdapat 8 kejadian infeksi luka infuse. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang, untuk kejadian infeksi luka infuse belum pernah ilakukan analisa mengapa masih cukup tinggi kejadian infeksi luka infuse.

e) Distribusi klien meninggal duniaTabel 7. Distribusi Klien Meninggal DuniaNoKasusJuli Agustus September Jumlah

1Meninggal > 48 jam1012

2Meninggal < 48 jam0 011

Jumlah1023

Berdasarkan table diatas masih ada kejadian meninggal kurang dari 24 jam perawatan. f) Distribusi Klien pulang paksaTabel 8. Distribusi Klien Pulang PaksaNoSebab Pulang PaksaJuli Agustus September Jumlah

1Alasan Biaya0000

2Alasan Kondisi20 02

3ketidak puasan/ pindah RS lain0000

Jumlah2002

Berdasarkan table diatas terdapat pasien pulang atas permintaan sendiri dengan alasan karena kondisi penyakitnya pasien yang tidak kunjung sembuh. Sehingga keluarga mengambil keputusan untuk dirawat dirumah, walaupun dokter belum mengijinkan pulang. 2) Kepuasan PasienBerdasarkan survey mengenai kepuasan pasien yang telah dilakukan di ruang Ar-Royan didapatkan tabulasi data: a) Perawat menyambut dengan ramah saat anda datang Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas dalam perawat menyambut dengan ramah saat anda datang.b) Perawat memperkenalkan diri Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas c) Perawat menjelaskan sarana di ruangan yang dapat dimanfaatkanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas d) Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku selama perawatanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 50% pasien merasa tidak puas, 50% merasa puas e) Perawat menanyakan masalah-masalah yang saudara alami terkait dengan kondisi kesehatan saudara Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas f) Perawat menjelaskan masalah kesehatan yang saudara alami Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas g) Perawat menjelaskan tujuan perawatan yang hendak dipakai Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas h) Perawat meminta pendapat saudara dalam merancang tindakan yang akan diberikan kepada saudara Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 80% pasien merasa tidak puas, 20% merasa puas i) Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih untuk dilakukan secara mandiri Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas j) Perawat melakukan penyuluhan kesehatan untuk mengatasi masalah saudara Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas k) Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar saudara (makan, minum) ketika saudara mengalami kesulitan Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas l) Perawat mau mendengarkan keluhan saudara dengan sabar Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 50% pasien merasa tidak puas, 50% merasa puas m) Perawat segera menanggapi keluhan saudara Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 50% pasien merasa tidak puas, 50% merasa puas n) Perawat mendampingi saudara ketika dilakukan pemeriksaan dokterBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 50% pasien merasa tidak puas, 50% merasa puas o) Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan tindakan keperawatan Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas p) Perawat selalu membuat perjanjian dengan saudara Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas q) Perawat selalu menepati janji yang ditetapkan Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas r) Perawat bersikap sopan Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 20% pasien merasa tidak puas, 80% merasa puas s) Perawat berpenampilan rapi Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas t) Perawat menjelaskan kegiatan yang harus saudara lakukanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas u) Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus diminum Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% pasien merasa tidak puas, 60% merasa puas v) Perawat menjelaskan waktu controlBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 60% pasien merasa tidak puas, 40% merasa puas 3) Kepuasan KaryawanDari 18 item intstrumen kepuasan keperawatan terdapat 4 item yang menunjukkan 4 pernyataan ketidakpuasan kinerja perawat, antara lain: a) Kebebasan melakukan tindakan secara mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam perawatan klienBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 100% merasa puas dalam melakukan tindakan secara mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam perawatan klienb) Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 100% merasa puas karena memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahanc) Kesempatan Untuk Mendapat Posisi yang Lebih Tinggi Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan didapatkan 90% perawat merasa tidak puas, 10% merasa puas karena memiliki kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi.d) Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat kenaikan pangkatBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 100% perawat merasa tidak puas, untuk membuat suatu presentasi dan mendapat kenaikan pangkat.e) Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan,100% mverasa puas dengan kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan.f) Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan sayaBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 70% perawat merasa tidak puas, 30% merasa puas dengan kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan saya.g) Sistem penyelesaian masalah yang dilakukan di bangsal Ar-RoyyanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 30% perawat tidak puas, 70% merasa puas dengan sistem penyelesaian masalah yang dilakukan di bangsal Ar-Royyan.h) Pelayanan Askes yang diterima selama ini Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 24% merasa tidak puas, dan 60% merasa puas dengan pelayanan Askes yang diterima.i) Perhatian instansi rumah sakit terhadap perawat.Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 30% merasa tidak puas, dan 70 % merasa puas dengan perhatian instansi kepada perawat.j) Imbalan yang diterima sesuai dengan kinerja perawat.Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% perawat merasa tidak puas, dan 60% merasa puas dengan imbalan yang diterima sesuai dengan kinerja perawat.k) Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaanBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 40% merasa tidak puas, dan 60% perawat merasa puas dengan tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan.l) Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar ganti pakaian, ruangan makan, ruangan sholatBerdasarkan hasil tabulasi didapatkan 100% merasa puas dengan tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar ganti pakaian ruangan makan dan ruangan sholat.b. Pelaksanaan standar dan ketersediaan (SAK, SOP)1) Standar Asuhan KeperawatanBerdasarkan hasil observasi dan wawancara sudah terdapat Standar Asuhan Keperawatan (SAK) anak, sementara SAK yang lain belum terkopikan. Untuk juknis pengisian belum tersedia. Penyusunan dan pembaharuan SAK dilakukan oleh pihak komite di RS PKU Muhammadiyah Temanggung.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala ruang dan Katim, perawat pelaksana sudah melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi dengan baik tetapi masih kurang ideal. Dalam pengisian format pengkajian, perawat sudah mengisi point pengkajian dengan baik, tetapi terdapat point 100% yang tidak diisi yaitu point pengkajian nutrisi bagian antropometri, dengan alasan BB diukur hanya untuk pasien yang membutuhkan obat tertentu yang dosis pemberiannya dihitung menurut BB, sedangkan TB tidak pernah diukur.Untuk diagnosa keperawatan, perawat sudah menegakkan diagnosa, meskipun belum sesuai dengan panduan penegakan diagnose yang terbaru (NANDA), akan tetapi pada saat dilakukan observasi masih terdapat asuhan keperawatan yang mencantumkan satu diagnosa saja, padahal klien mengeluh lebih dari satu diagnose. Dalam format intervensi, point tujuan dan kriteria hasil sudah menggunakan analisa ONEC. Intervensi yang dilakukan sudah mencakup tidakan observasi, tindakan keperawatan, edukasi dan kolaborasi, akan tetapi belum maksimal. Dari hasil observasi terhadap implementasi keperawatan didapatkan bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien merupakan tindakan mandiri perawat berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat disamping itu tindakan keperawatan juga dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan dokter, ada bentuk pendokumentasian lain dalam hal rencana tindakan, yaitu rencana pemberian obat sesuai jadwal pemberian obat. Akan tetapi pendokumentasian asuhan keperawatan khususnya pada implementasi masih ada yang belum sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang baik, misalnya tidak tertulis keterangan jam pada setiap tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi penulisan implementasi dilakukan diawal shif, selain itu belum semua tindakan yang telah dilakukan ditulis dalam lembar implementasi.Evaluasi sudah dilakukan dengan menggunakan analisa SOAP, tetapi masih ada point yang kurang optimal, seperti assesment dan planning. Pada assesment masih sering ditulis masalah teratasi sebagian. Pada point planning belum ditulis intervensi selanjutnya, perawat masih menulis lanjutkan intervensi, intervensi yang dimaksud belum tertera secara jelas sehingga perawat yang dinas selanjutnya belum bisa membaca planning yang dilanjutkan.Berdasarkan hasil dari wawancara dengan perawat pendokumentasian asuhan keperawatan hanya sebagai rutinitas ruangan saja.Tabel 9. Survey Masalah Keperawatan di ruang Ar-RoyyanNoMasalah KeperawatanBulan

JuliAgustusSeptember

1Nyeri

2Nutrisi kurang dari kebutuhan

3Resiko infeksi

4Gangguan perfusi jaringan serebral

5Gangguan mobilitas fisik

6Hipertermi

7Intoleransi aktifitas

8Gangguan integritas kulit

Dari table diatas masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang dan staf untuk pengkajian nyeri belum menggunakan pengkajian nyeri secara komprehensif. Dalam melakukan asuhan masalah nyeri tidak menggunakan SAK yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri hanya menggunakan tehnik relaksasi distraksi dan kolaborasi. Belum pernah dilakukan diklat tentang managemen nyeri. 2) Standar Operational ProsedurKepala ruang mengatakan bahwa di ruang Ar-Royan sudah memiliki SOP yang diterbitkan tahun 2010. Dalam setip melakukan tindakan agar disesuaikan dengan SOP yang ada. Berdasarkan hasil obserfasi pelaksanaan tindakan pemberian injeksi dengan SOP pemberian Injeksi didapatkan ada bagian SOP yang tidak dipatuhi oleh perawat yaitu pada poin memberitahu klien dan menjelaskan kepada klien. Berdasarkan wawan cara denan perawat pelaksana dalam melaukan tindakan injeksi berdasarkan rutinitas, jarang membaca SOP pemberian injeksi. c. Penilaian Penampilan KerjaBerdasarkan wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan penilaian kerja staf dilakukan menggunakan angket yang sudah ditentukan oleh bagian manajemen keperawatan yang berada di PKU Muhammadiyah Temanggung. Dimana Kepala ruang akan menilai Katim dan anggotanya, dan katim juga akan menilai anggota. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan alat yang digunakan untuk melakukan penilaian kerja yaitu dengan form Indikator kinerja individu (IKI).Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang Ar-Royan waktu penilaian nya dilakukan sebelum tanggal 25 dan diserahkan kepada kepegawaian untuk dimasukan apakah individu akan memperoleh tunjangan prestasi kerja atau tidak.Perawat Pelaksana/ Perawat Assosite

Arif Saifudin, AMK

Ahmad Budi, AMK

Wahyu Sulistyo, AMK

Abdul Rohman, AMK

Prasintawati, AMK

Khusni Fatmawati, AMK

Hendri Riwayanti, AMK

Savitri, AMK

Alifannaziroh, AMK

Ketua Tim

Nurohmat, S.Kep

Kepala Ruang (Asman)

Laili Fatmawati, AMK

8