1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi mahasiswa yang telah melakukan kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi khususnya Sekolah Tinggi Teknonogi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan jurusan D3 teknik pengolahan Migas, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kerja praktek demi melengkapi salah satu SKS yang telah ditetapkan dalam perkuliahan. Pada kesempatan kali ini , kerja praktek di lakukan di Chevron Indonesia Company yang di mulai pada tanggal 20 Februari s/d 19 Maret 2012. Dalam kerja praktek ini, mahasiswa di tempatkan di Terminal Produksi Lawe - lawe South Operation Onshore. Masing-masing mahasiswa diberikan tugas khusus dari dosen pembimbing, pada kesempatan ini penulis mencoba mengevaluasi kinerja pompa yang digunakan di area Proses Plant Drain System Lawe – Lawe Terminal. Dari data yang diperoleh bahwasanya alat tersebut mempunyai beberapa spesifikasi khusus dan fungsi utamanya yang digunakan untuk memompakan air hasil drainase yang telah mengalami penurunan oil content sehingga memenuhi standar air buang yaitu < 25 ppm, diketahui pula laju alir, kekuatan pompa, tekanan pompa (baik data design maupun aktual), maka berkaitan dengan hal tersebut maka penulis mencoba untuk mengambil tugas khusus yaitu “Menghitung Efesiensi Centrfugal Waste Water Stabilizer Pump (1207 A/B/C) di Chevron Terminal Lawe – lawe” Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan diperoleh suatu kesimpulan efisiensi kinerja dari perbandingan antara data design alat dan data kondisi aktual operasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi mahasiswa yang telah
melakukan kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi khususnya Sekolah Tinggi
Teknonogi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan jurusan D3 teknik pengolahan Migas,
mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kerja praktek demi melengkapi salah satu
SKS yang telah ditetapkan dalam perkuliahan.
Pada kesempatan kali ini , kerja praktek di lakukan di Chevron Indonesia
Company yang di mulai pada tanggal 20 Februari s/d 19 Maret 2012. Dalam kerja
praktek ini, mahasiswa di tempatkan di Terminal Produksi Lawe - lawe South
Operation Onshore. Masing-masing mahasiswa diberikan tugas khusus dari dosen
pembimbing, pada kesempatan ini penulis mencoba mengevaluasi kinerja pompa
yang digunakan di area Proses Plant Drain System Lawe – Lawe Terminal.
Dari data yang diperoleh bahwasanya alat tersebut mempunyai beberapa
spesifikasi khusus dan fungsi utamanya yang digunakan untuk memompakan air hasil
drainase yang telah mengalami penurunan oil content sehingga memenuhi standar air
buang yaitu < 25 ppm, diketahui pula laju alir, kekuatan pompa, tekanan pompa
(baik data design maupun aktual), maka berkaitan dengan hal tersebut maka penulis
mencoba untuk mengambil tugas khusus yaitu “Menghitung Efesiensi Centrfugal
Waste Water Stabilizer Pump (1207 A/B/C) di Chevron Terminal Lawe – lawe”
Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan diperoleh suatu kesimpulan efisiensi
kinerja dari perbandingan antara data design alat dan data kondisi aktual operasi.
2
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari kegiatan Kerja Praktek adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat kelulusan D3 Teknik Pengolahan Migas untuk program Kerja
Praktek di STT MIGAS Balikpapan.
2. Memberikan laporan tertulis tentang hasil orientasi penulis selama menjalani
Program Kerja Praktek di Chevron Indonesa Co. Terminal Lawe-lawe.
3. Mengetahui proses pengolahan gas yang terdapat di Lawe-lawe terminal
production.
4. Mengetahui dan memahami analisa Room Control yang ada di CICo Lawe-
lawe terminal.
5. Mempelajari kinerja alat secara umum pada unit yang ada di Terminal Lawe-
Lawe Production, melakukan Evaluasi terhadap Waste Water Stabilizer Pump
serta memberikan kesimpulan terhadap pengolahan data desain maupun data
aktual.
6. Menambah pengalaman praktek di lapangan dan mampu mengaplikasikan
semua teori kuliah dengan di lapangan yang sebenarnya, sehingga pada
nantinya dapat digunakan sebagai bekal dikemudian hari.
1.3. Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Mahasiswa/i
a) Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan.
b) Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan dan kreatifitas
mahasiswa/i.
2. Bagi Akademik
a) Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah
diterapkan sehingga diciptakan tenaga kerja yang berkualitas di
bidangnya.
3
1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Ruang lingkup penulisan laporan kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari dan memahami proses pengolahan minyak.
2. Mempelajari proses di Waste Water Stabilizer Pump pada Proses Plant Drain
System.
3. Menganalisa efisiensi penggunaan Waste Water Stabilizer Pump di lapangan.
1.5. Sistematik Penulisan
Laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 ( lima ) Bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Berisi pendahuluan berupa latar belakang kerja praktek, tujuan kerja
praktek, dan sistematik penulisan.
Bab II Tinjauan Umum
Berisi gambaran umum Chevron Indonesia Company dan Lawe-Lawe
Terminal Production, dan orientasi.
Bab III Deskripsi Proses
Berisi orientasi umum, dan deskripsi proses pada Process Plant di
Terminal Lawe-Lawe Terminal produksi.
Bab IV Dasar Teori
Berisi tentang pengetahuan minyak bumi, peroses pengolahanya ,serta
pengertian pompa dengan jenis–jenis dan karakteristik pompa.
Bab V Pembahasan
Berisi pembahasan tugas khusus tentang Evaluasi penggunaan Waste
Water Stabilizer Pump pada Proses Plant Drain System.
Bab VI Penutup
Berisi kesimpulan dan saran yang merupakan bagian penutup laporan
ini.
4
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Sejarah Chevron Indonesia Company
Chevron Indonesia Company (dulu Unocal Indonesia Company/ UICo) telah
beroperasi di Indonesia selama 38 tahun. Chevron bekerja sebagai mitra Pemerintah
Republik Indonesia melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS.
Pada tahun 1968 Chevron Indonesia Company menandatangani kontrak
kerjasama produksinya yang pertama untuk blok lepas pantai di barat laut Sumatera.
Namun justru pada KKS kedua, yang ditandatangani pada tahun yang sama, yang
memungkinkan didirikannya perusahaan, yang waktu itu dinamakan Unocal
Indonesia Company. KKS yang terletak di Kalimantan Timur mencakup daerah
konsesi di daratan dan lepas pantai. Tahun 1970, Chevron Indonesia Company
menemukan lapangan minyak dan gas lepas pantai terbesar di Indonesia, lapangan
Attaka, di Selat Makassar.
Kegiatan eksplorasi dilanjutkan, dan dalam kurun waktu tahun 1973 sampai
1995 Chevron Indonesia Company menemukan lapangan-lapangan Sepinggan,
Yakin, Melahin, Kerindingan, dan Santan; semua terletak di lepas pantai Kalimantan
Timur. Pada tahun 1996, Chevron menggeser fokus kegiatan eksplorasinya ke laut
dalam di Selat Makassar, yang ditandai dengan penemuan penting lapangan-lapangan
West Seno dan Merah Besar setahun kemudian. West Seno terletak di kedalaman laut
antara 2,400 sampai 3,400 kaki (800 sampai 1,100 meter).
Saat ini Chevron Indonesia Company mengoperasikan 12 lapangan di KKS
Kalimantan Timur dan 1 lapangan di KKS Selat Makasar mencakup daerah seluas
6,6 juta hektar atau 27.000 kilometer persegi. Chevron Indonesia Company juga
mempunyai kontrak untuk menyediakan pasokan gas ke Bontang, instalasi
pengolahan gas alam (LNG) terbesar di dunia.
5
2.2. Profil Chevron Indonesia Company
Pemegang saham Chevron Indonesia Company, Chevron Corporation,
termasuk salah satu perusahaan energi terbesar di dunia. Anak-anak perusahaan
Chevron beroperasi di 180 negara di seluruh dunia dan mempekerjakan kurang lebih
53.000 karyawan. Di Indonesia, Chevron beroperasi di bawah IndoAsia Business
Unit (IBU) yang mencakup kegiatan operasi di Indonesia dan Filipina (Panas Bumi/
Geotermal).
Selain Chevron Indonesia Company, IBU juga mengelola PT. Chevron
Pacific Indonesia, perusahaan KKS yang beroperasi di Provinsi Riau dan Sumatera
Utara, dan badan usaha di bidang geothermal & power, di Indonesia: Chevron
Geothermal Indonesia, Ltd., dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., dan di Filipina:
Chevron Geothermal Philippines Holding Inc. (CGPHI).
Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company berlandaskan pada The
Chevron Way, yang mengandung nilai-nilai universal dan menuntut tingkat integritas
dan kemampuan tertinggi dari karyawannya dalam bekerja bersama mitra kerja,
masyarakat, pelanggan, dan rekan sekerja. Chevron menjunjung tinggi dan menaati
peraturan yang berlaku, mendukung hak asasi manusia, melindungi lingkungan dan
memberikan manfaat bagi masyarakat di tempat perusahaan beroperasi.
Sampai bulan Juni 2006, kegiatan operasi Chevron Indonesia Company didukung
oleh sekitar 1.734 karyawan, yang mana 1.221 ditugaskan di Kalimantan Timur, dan
513 lainnya di Jakarta. Chevron Indonesia Company juga didukung oleh lebih dari
1.300 pekerja kontrak. Pada tahun 2005, Chevron Indonesia Company memproduksi
sekitar 54,000 BOPD minyak/ fluida dan 218 MMCFD gas.
6
Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company dibelah oleh Delta Makaham
sebagai batas imajiner, menjadi dua daerah utama: Utara dan Selatan; dan West Seno,
proyek laut dalam di Selat Makasar. Di daerah operasi Utara, Chevron Indonesia
Company mengoperasikan lapangan-lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang
dan West Seno, serta Terminal Santan. Sedangkan di daerah operasi Selatan,
Chevron Indonesia Company mengelola lapangan-lapangan Sepinggan dan Yakin ,
Terminal Lawe-Lawe dan Base Camp, Pusat Logistik Penajam (PSB) dan Kantor
Pasir Ridge, Balikpapan.
Chevron Indonesia Company mempunyai tiga lapangan utama, yaitu:
Sepinggan & Yakin, Attaka dan West Seno. Terletak di sebelah selatan Delta
Mahakam, lapangan Sepinggan & Yakin telah memproduksi minyak dan gas selama
30 tahun. Sepinggan mulai beroperasi pada bulan April 1975, dan mencapai puncak
produksinya tahun 1991 dengan produksi sebanyak 26,000 ribu barel minyak per hari
(BOPD). Yakin mulai berproduksi setahun kemudian dan mencapai produksi
sebanyak 13,200 BOPD pada tahun 1986.
Minyak dan gas dari lapangan Sepinggan dan Yakin dikirim ke terminal darat
Chevron di Lawe-lawe yang terletak di Penajam Paser utara. Terminal Lawe-Lawe
merupakan tempat pengumpulan minyak yang kemudian diekspor dengan
menggunakan tanker atau dialirkan melalui pipa ke penyulingan Pertamina di
Balikpapan. Produksi gas juga dikirimkan melalui pipa ke tempat penyulingan dan
digunakan sebagai bahan bakar.
Attaka diakui dunia sebagai lapangan minyak raksasa dan dicatat sebagai
lapangan lepas pantai terbesar di Indonesia. Terletak sekitar 12 mil laut dari Tanjung
Santan, lapangan Attaka memulai produksi dari sumur pertamanya pada tahun 1972.
Gas dari Attaka diproses di fasilitas pemurnian fluida (LEX) di Terminal Santan dan
gas kering dikirim ke instalasi pengolahan gas alam di Bontang, Kalimantan Timur.
Penemuan lapangan West Seno menandai tahap baru pada pengembangan
proyek energi di Indonesia, produksi laut dalam. Lapangan West Seno terletak di
KKS Selat Makasar dengan kedalaman antara 2.400 sampai 3.400 kaki. Di West
Seno, Chevron Indonesia Company mengaplikasikan kaki landasan bertegangan kecil
7
(TLP) dengan menara pengeboran yang disangga secara fleksibel. Minyak yang
diproduksi diproses di unit produksi apung (FPU) yang terletak berdekatan dengan
TLP. Minyak dan gas dari FPU dikirim lewat pipa bawah air berdiameter 12” ke
terminal darat di Santan.
Terletak sekitar 170 km dari Balikpapan, Terminal Santan yang selesai
dibangun pada tahun 1973 menandai dimulainya operasi komersial gas Chevron
Indonesia Company di Indonesia. Terminal Santan memroses gas dari fasilitas
pemurnian fluida (LEX), memasok logistik untuk menara-menara lepas pantai,
stabilisasi minyak mentah dan kondensat, serta kompresi gas. Produksi gas dari
lapangan-lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang dan Santan di daerah
produksi Utara melewati terminal Santan dalam perjalanannya menuju instalasi
raksasa gas alam (LNG) di Bontang atau untuk diproses di instalasi LEX.
Chevron Indonesia Company telah memasok gas ke instalasi LNG di Bontang
Kalimantan Timur sejak tahun 1979.
Pada saat ini Chevron sedang mengembangkan proyek laut dalam di lepas
pantai Kalimantan Timur. Produksi dari pengembangan proyek laut dalam akan
sangat membantu usaha Chevron Indonesia untuk menambah pasokan gas wiayah
Bontang.
• Teknologi Mutakhir dan Perlindungan Lingkungan
Sebagai perusahaan energi terkemuka di dunia, Chevron Indonesia Company
menerapkan teknologi mutakhir dan inovasi terbaik di setiap aspek operasi minyak
dan gas. Teknologi seperti visualisasi tiga dimensi (3D) dan empat dimensi (4 D),
serta pengeboran terarah adalah beberapa contoh dari teknologi maju yang
diterapkan.
8
Chevron Indonesia Company berkomitmen untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan karyawan dan melindungi lingkungan. Kinerja lingkungan dan
keselamatan merupakan kunci utama dari sistim manajemen yang diaplikasikan
Chevron untuk mencapai keunggulan operasi.
• Karyawan adalah Aset Utama
Masa depan Chevron Indonesia Company ditentukan oleh satu faktor utama,
karyawan nasional. Saat ini, 96 % dari karyawan Chevron Indonesia Company
adalah bangsa Indonesia. Untuk mengembangkan profesionalisme dan kemampuan
manajerial, karyawan diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, penugasan kerja dan pelatihan hingga ke Amerika atau negara lain.
Sejak beroperasi, Chevron Indonesia Company telah menciptakan lebih dari
5.000 pekerjaan dengan gaji dan upah yang memadai. Perusahaan juga menyediakan
pinjaman rumah bebas bunga untuk karyawan tetap, dan fasilitas lain yang membantu
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarga serta masyarakat setempat.
Operasi global Chevron juga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
menambah pengalaman internasional. Saat ini terdapat 9 karyawan nasional Chevron
Indonesia Company yang ditugaskan di jajaran karyawan global Chevron yang
prestisius di benua-benua Amerika, Asia, dan Afrika.
• Bekerja Bersama Masyarakat
Chevron Indonesia Company secara konsisten menerapkan nilai-nilai
dasarnya yang terkandung di dalam The Chevron Way yaitu: memaksimalkan
dampak positif dari kehadiran perusahaan di daerah tempatan, memadukan aspirasi
sosial dan kepentingan ekonomi, termasuk kehati-hatian lingkungan dalam operasi
dan tujuan bisnis perusahaan, serta menimbang secara seksama kebutuhan para
pemangku kepentingan.
Chevron Indonesia Company telah menjalankan program pengembangan
masyarakat (CD) sejak tahun 1970-an. Dalam menjalankan program pengembangan
masyarakatnya, Chevron Indonesia Company lebih mengarah kepada program yang
9
terstruktur, terencana, berdasarkan kebutuhan masyarakat, dan berkesinambungan
untuk membina masyarakat agar mandiri. Lebih penting lagi ialah program CD
direncanakan untuk melengkapi, atau membantu program pemerintah daerah, dan
bukan untuk mengambil alih. Program CD difokuskan pada empat bidang utama
yaitu: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan revitalisasi ekonomi.
2.3. Visi dan Misi Chevron Indonesia Company
Visi chevron tertanam di dalam The Chevron Way yaitu : Menjadi perusahaan
energy dunia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan kinerjanya. Dari visi
tersebut chevron memiliki misi sebagai berikut :
• Menyediakan produk-produk energy yang sangat penting untuk kemajuan
ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan manusia di seluruh dunia.
• Chevron adalah orang-orang dan suatu organisasi dengan kemampuan dan
komitmen tinggi.
• Chevron adalah mitra terpercaya.
• Memberikan kinerja berkelas dunia.
• Dikagumi oleh semua pihak yang berkepentingan – investor, pelanggan,
Negara tempat kami beroperasi, masyarakat setempat dan karyawan kami,
tidak saja dari hasil yang kami capai tetapi juga dari bagaimana kami
mencapainya.
2.4. Struktur Organisasi Chevron Indonesia Company
Organisasi Chevron di seluruh unit Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu organisasi yang berpusat di Jakarta dan oganisasi yang berpusat di
Balikpapan. Pembagian ini juga memperlihatkan adanya pembagian dari segi
operasional, dalam hal ini produksi berpusat di Balikpapan kedua bagian ini seperti
ditunjukan pada bagian yang sesungguhnya saling berkaitan antara basis di Jakarta
dengan yang ada di Balikpapan mempunyai hubungan yang hirarkis.
10
Chevron Indonesia Company dipimpin oleh President and Managing Director
yang dibantu oleh Vice President yang membawahi seluruh kegiatan di Indonesia.
Vice President yang berada di Balikpapan dalam hal ini merangkap sebagai General
Manager. Secara teknis ia membawahi seluruh operasi yang berpusat di Balikpapan,
koordinasi dengan pusat di Jakarta yang mana turut pula menentukan arah dan
kebijakan organisasi dari sudut operasional.
Untuk lokasi di Balikpapan sesungguhnya dalam kaitan struktur komando dan
koordinasi memiliki hubungan langsung dan melewati beberapa jalur. Jalur yang
paling utama yaitu antara President dan Vice President untuk General Manager
praktis merupakan perwakilan President untuk kegiatan operasional di lapangan.
Vice President ini yang memimpin setiap Departement. Dalam setiap
management, Chevron Indonesia Company menganut sistem line and staff
organitation system, yang memiliki beberapa departement dan sub departement.
Struktur organisasi yang di Chevron Indonesia Company dapat dibagi menjadi dua
sub bagian yaitu :
a. Bagian management yang bertanggung jawab dalam pengaturan, pengarahan
dan pengawasan jalannya operasi dilapangan.
b. Bagian operasi yang bertanggung jawab dalam hal penanganan masalah
operasi lapangan baik di onshore maupun offshore yang bertanggung jawab
pada Management.
Bagian operasi untuk terminal Balikpapan terbagi menjadi dua bagian yaitu
opeasi wilayah Selatan dan operasi wilayah Utara yang berada langsung dibawah
pengawasan dan koordinasi superitendent lapangan masing-masing. Pada dasarnya
struktur organisasi di lapangan terdiri dari :
1. Terminal Superintendent
Mempunyai tugas untuk merencanakan, mengendalikan serta mengawasi
seluruh kegiatan operasi perusahaan yang berada diwilayahnya. Selain itu
11
terminal superintendent bertugas melakukan pembinaan pada seluruh
karyawan yang ada. Serta bertanggung jawab pada pihak menagement di
kantor pusat.
2. Head of Process (HOP) Process Operation
Mempunyai tugas utntuk mengontrol seluruh kegiatan proses produksi
minyak dan gas bumi yang ada di terminal Lawe-lawe. HOP process
operation juga bertanggung jawab kepada Superintendent.
3. Head of Maintaenance (HOM) Process Maintaenance
Mempunyai tanggung jawab dalam pemeliharaan dan perawatan semua unit-
unit yang ada di Process Plant dalam masalah tekhnikal. Seluruh hasil
kerjanya juga dilaporkan kepada Superintendent.
4. Head of Maintaenance (HOM) Terminal Maintaenance
Mempunyai tugas untuk memantau dan mengawasi seluruh pemeliharaan