2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Rancangan komunikasi visual film pendek animasi dengan judul “Tic Toc” ini disusun dengan mengacu pada data pendukung serta sumber referensi konsep dan visual yang sesuai. Metode referensi yang digunakan oleh Penulis dalam merancang film pendek ini adalah literatur buku, literatur internet, dan referensi video. 2.1.1 Literatur Buku Literatur buku dalam rancangan film pendek digunakan oleh Penulis sebagai referensi dalam membangun konsep serta merujuk gaya visual. Jenis literatur buku yang digunakan diantaranya adalah buku cetak, e-book, dan majalah. 2.1.2 Literatur Internet Selain buku, internet juga dijadikan referensi oleh Penulis dalam merancang film pendek ini. Materi yang dijadikan acuan oleh Penulis dari internet diantaranya berupa artikel, berita, maupun ulasan mengenai materi yang berhubungan dengan konsep film pendek. Sumber-sumber tersebut dipergunakan Penulis untuk memperkaya dan mendukung konsep cerita yang akan digunakan. 2.1.3 Referensi Video Tidak hanya buku dan internet, beberapa video juga digunakan oleh Penulis sebagai sumber referensi, baik referensi bagi film pendek ini sendiri maupun referensi pembanding. Beberapa video yang digunakan Penulis sebagai referensi adalah sebagai berikut : 1. Film “Click” 2. Film “Bruce Almighty”
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Rancangan komunikasi visual film pendek animasi dengan judul “Tic Toc”
ini disusun dengan mengacu pada data pendukung serta sumber referensi konsep
dan visual yang sesuai. Metode referensi yang digunakan oleh Penulis dalam
merancang film pendek ini adalah literatur buku, literatur internet, dan referensi
video.
2.1.1 Literatur Buku
Literatur buku dalam rancangan film pendek digunakan oleh
Penulis sebagai referensi dalam membangun konsep serta merujuk gaya
visual. Jenis literatur buku yang digunakan diantaranya adalah buku
cetak, e-book, dan majalah.
2.1.2 Literatur Internet
Selain buku, internet juga dijadikan referensi oleh Penulis dalam
merancang film pendek ini. Materi yang dijadikan acuan oleh Penulis dari
internet diantaranya berupa artikel, berita, maupun ulasan mengenai
materi yang berhubungan dengan konsep film pendek. Sumber-sumber
tersebut dipergunakan Penulis untuk memperkaya dan mendukung
konsep cerita yang akan digunakan.
2.1.3 Referensi Video
Tidak hanya buku dan internet, beberapa video juga digunakan
oleh Penulis sebagai sumber referensi, baik referensi bagi film pendek ini
sendiri maupun referensi pembanding. Beberapa video yang digunakan
Penulis sebagai referensi adalah sebagai berikut :
1. Film “Click”
2. Film “Bruce Almighty”
3
3. Animasi “Paperman”
4. Animasi “Reverso”
5. Animasi “From The Hoop”
6. Animasi “Le Building”
2.2 Data Umum
2.2.1 Animasi
Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar 2D atau 3D
secara berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya
ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan.Secara umum ilusi
gerakan merupakan perubahan yang dideteksi secara visual oleh mata
penonton sehingga tidak harus perubahan yang terjadi merupakan
perubahan posisi sebagai makna dari istilah.Perubahan seperti perubahan
warna pun dapat dikatakan sebuah animasi.
Sumber : http://true-animationptik.weebly.com/konsep-animasi.html
2.2.2 Sejarah Animasi di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan dunia animasi diiringi dengan
perkembangan zaman, mulai dari zaman pewayangan hingga zaman 3D
seperti saat ini. Sejarah animasi Indonesia mulai diketahui sejak
ditemukannya gambar pada dinding gua (cave painting) yang bercerita
mengenai binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis.Namun, cikal
bakal lahirnya animasi di Indonesia terjadi melalui budaya wayang.
Awalnya,untuk kepentingan politik sejak tahun 1933 di Indonesia
banyak koran lokal yang memuat iklan Walt Disney. Kemudian pada
tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim
seorang seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belajar
animasi di studio Walt Disney.Setelah 3 bulan, ia kembali ke Indonesia
dan membuat film animasi pertama bernama Si Doel Memilih.Animasi
ini awalnya dibuat untuk tujuan kampanye politik. Lalu pada tahun 1963,
Ook hijrah ke TVRI dan mengembangkan animasi di stasiun televisi
4
tersebutmelaluisebuah program acara.Akan tetapi, program
tersebutkemudian dilarang karena dianggap terlalu konsumtif.
Memasukiera tahun 70-an, terdapat studio animasi di Jakarta
bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika.
Anima Indah merupakan salah satu studio yang mempelopori animasi di
Indonesia melalui pemberian kesempatan bagi krunya untuk bersekolah
di Inggris, Jepang,Amerika, dan lain-lain.Walaupun Anima Indah
berkembang dengan baik,akan tetapi perkembangan tersebut hanya
terjadi di bidang periklanan. Di sisi lain, pada era tersebutberkembang
pula film-film yang menggunakan kamera seluloid 8mm.Maraknya
penggunaan kamera untuk membuat film tersebut akhirnya menjadi
penggagas munculnya festival film. Dalam festival film tersebut,terdapat
beberapa film animasi, diantaranya adalah“Batu Setahun”, “Trondolo”,
dan “Timun Mas” yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator
Indonesia Pertama).
Pada era tahun 80-an, tahun yang ditandai sebagai tahun maraknya
animasi Indonesia,lahir sebuah film animasi berjudul “Rimba Si Anak
Angkasa” yang disutradarai Wagiono Sunarto dan dibuat atas kolaborasi
dengan beberapa animator lokal. Ada pula film animasi berjudul
“Petualangan si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan
animasi untuk serial TV. Perkembangan animasi pun berlanjut di era
tahun 1980-1990-an, dimana era tersebut ditandai dengan lahirnya
beberapa studio animasi seperti Asiana Wang Animation yang
bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen,Marsa Juwita
Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di
Yogyakarta dan Tegal Kartun di Tegal.
Di era tahun 90-an, pertelevisian Indonesia bertaburan dengan
berbagai film animasi, diantaranya “Legenda Buriswara”, “Nariswandi
Piliang”, “Satria Nusantara” yang kala itu masih menggunakan kamera
film seluloid 35mm, serta serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film
animasi 3D pertama yang dibuat di Surabaya.Pada tahun 1998, mulai
5
bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat, seperti
“Bawang Merah dan Bawang Putih”, “Timun Mas”, dan “Petualangan Si
Kancil”.Selain itu,di era ini pula banyak terdapat animator lokal yang
menggarap animasi dari Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster.
Memasuki periode 2000-an, diantara sekian banyak studio animasi di
Indonesia, Red Rocket Animation tergolong studio yang paling produktif.
Pada tahun 2000, Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV,
seperti “Dongeng Aku dan Kau”, “Klilip dan Puteri Rembulan”,
“Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek”, serta “Si Kurus
dan Si Macan”.Di masa tersebut, serial animasi cukup populer karena
menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Dimulai sejak tahun
2003, serial 3D animasi mulai merambah ke ranah layar lebar,
diantaranya “Janus Perajurit Terakhir”serta film layar lebar 3D animasi
berdurasi panjang yaitu “Homeland” yang rilis pada bulan Mei 2004.
Sumber :http://dgi-indonesia.com/senangnya-belajar-animasi/
2.2.3 Film Pendek
Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki
durasi dibawah 50 menit (Derek Hill dalam Gatot Prakosa, 1997).
Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di
dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara
konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan
kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya
menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60
detik, yang terpenting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat
berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi
tersebut menciptakan berbagai cara pandang baru tentang bentuk film
secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali
kontribusi bagi perkembangan sinema.
Sumber: http://metrobali.com/?p=19828
6
2.3 Data Khusus
2.3.1 Tingkat Stress
Di zaman sekarang, stress merupakan keluhan yang sulit dihindari,
terutama bagi masyarakat urban. Mengacu pada referensi internet,
ditemukan fakta berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
di Carnegie Mellon University di Pittsburgh yang menyatakan bahwa
sejak tahun 1983 sampai 2009, tingkat stres mengalami peningkatan
sebesar 18% pada wanita dan 24% pada pria, atau naik sebesar 10-30%
dalam interval penelitian tersebut. Kesimpulan ini ditemukan berdasarkan
hasil analisis data yang didapat dari 6.300 responden.Penelitian ini
dilakukan di Amerika Serikat dan dianggap sebagai yang kali pertama
membandingkan tingkat stres.
Hasil lebih lanjut dari penelitian yang dimuat dalam Journal of
Applied Social Psychologytersebutmenemukan bahwa kelompok
responden wanita, orang dengan pendapatan rendah, dan orang
berpendidikan rendah cenderung memiliki tingkat stress yanglebih tinggi.
Peneliti juga menemukan bahwa tingkat stres menurun seiring
pertambahan usia. Selain itu, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa
pria berkulit putih berusia paruh baya yang memiliki gelar sarjana dan
sudah bekerja adalah kelompok yang tingkat stressnya paling terpengaruh
akibat penurunan ekonomi, dimana kenaikan pada kelompok tersebut
hampir 2 kali lipat dari setiap kelompok.
Temuan dari penelitian tersebut mendukung fenomena yang tengah
berlangsung saat ini, dimana sebagian besar penduduk di wilayah
perkotaan mengalami stress. Beberapa aspek yang umumnya menjadi