Bidang itm u-itmu pertanian BKs-prN *,'ru.nt;:;I'l:ffI#l ISBN : 978-979-8389-18-4 DAMPAK REKLAMASI LAHAN PASANG SURUT TYPE B TERHADAP KUALITAS LAHAN DAN POTENSI PRODUKSI TANAMAN SAWIT (Elaeis Guineensis. Jacq) Dl SCHEME KUALA CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU Armainil) Besri Nasrul2), Gulat Medali Emas Manurungr) I)Bidang Ilmu Agronomi, Fakultqs Petarniqn (Jnri, pekanbaru 2)Bidang IImu Tanah, Fakultas Petarnian (Jnri, pekanbaru ABSTRACT Type B tidal land in the District of Indragtri HuIu Regency Kiala Cenaku reclaimedfor cultivqtion offood crops in 1997 and 20ok of the land is converted to oil palm plantations. Reclamatton for thg settings cause changes in pH of soil drainage and pyrite is oxidized, thus offecting nutrient availability to plants. It should be examined on land quality, crop nutrient uptake, oil production potential, the implementation of oil palm cultivation technology and its relation to social economic and farming system analysis in order to determine the impact of reclamation and the ability of communities in land management. The research wos conducted through a survey approach, purposively sampling random sampling and by selecting a planting site that hii Ueen piodicing o'il with a maximum of I0 years of age. The results showed that soil texture component is dust> 70ok, clay 2l-29ol, and sand <3ok. Leaching and loss of land caused a layer of peat and organic matter in the soil surface decreased. Soit water content and bulk density ts still on the threshold of adequate. Based on the content of base cations, it include in Zone II land and the influence of sea water with fresh water are balance. The level of soil fertility is low to moderate deficiency of macro element and non-visible symptoms of excess and deficiency of micro elements. Production of 23% -44% of potential oil production BPKS. Implementatioin of the cultivation technologt of 90% in the-medium category, which examtned social factors are not dominant in influencing the implementation. It is'expected that the role offarmers to maintain channels and buildingfloodgates, technical application specific culture through the study of fertilizer applieatlon fficiency,: - physical tmprovements and maintain the sustainability of soil fertility and crop farm with-multtple cropping pattern. . PENDAHULUAN Ektensifikasi sektor perkebunan dihadapakan kepada pemanfaatan lahan marginal diantaranya lahan pasang surut. Lahan ini mempunyai keierbatasan kondisi fisik dan kimia, seperti keracunan sulfat, besi dan Al, kesuburan rendah dan adakalanya toksisitas salinitas. Kecamatan Kuala Cenaku merupakan kawasaan pasang surut type B yang direklamasi tahun 1997 untuk pengembangan tanaman pargan. Sebahagian lahin ini didi[ fungsikan menjadi perkebunan sawit, karena tingginya minat masyarakal pada sektor ini. Infrasruktur pola tata air yakni jaringan pengairan pad.a scheme Kuala Cinaku, terdiri dari saluran pembawa prirner, sekunder, tersier dan kuirter, beserta bangunan pintu air sekunder @inas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Inhu, lggg). perbaikan drainase akan menentukan kualitas lahan, namun belum diketahui apakah kebutuhan air 'ntuk tanaman tahunan (sawit) dapat terpenuhi, sehingga tanaman tidak mengalami kelebihan atau stress air, yang akan mempengaruhi serapan hara dan tampilan potensi genetik tanaman .Menurut Hastin.E.N.C.C, (2001). Tanaman sawit cukup beradaptasi untuk diusahakan pada lahan rawa, dengan persyaratan bahwa komuditas ini dapat dipenuhi kebutuhan airnya, dengan muka ai padakedalaman 50-75 cm Kualitas dan karakteristik lahan basah pada masing-masing zota dapat ditetapkan -]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bidang itm u-itmu pertanian BKs-prN *,'ru.nt;:;I'l:ffI#lISBN : 978-979-8389-18-4
DAMPAK REKLAMASI LAHAN PASANG SURUT TYPE B TERHADAPKUALITAS LAHAN DAN POTENSI PRODUKSI TANAMAN SAWIT
(Elaeis Guineensis. Jacq) Dl SCHEME KUALA CENAKUKABUPATEN INDRAGIRI HULU
Armainil) Besri Nasrul2), Gulat Medali Emas Manurungr)I)Bidang Ilmu Agronomi, Fakultqs Petarniqn (Jnri, pekanbaru
2)Bidang IImu Tanah, Fakultas Petarnian (Jnri, pekanbaru
ABSTRACTType B tidal land in the District of Indragtri HuIu Regency Kiala Cenaku
reclaimedfor cultivqtion offood crops in 1997 and 20ok of the land is converted to oilpalm plantations. Reclamatton for thg settings cause changes in pH of soil drainage andpyrite is oxidized, thus offecting nutrient availability to plants. It should be examined onland quality, crop nutrient uptake, oil production potential, the implementation of oil palmcultivation technology and its relation to social economic and farming system analysis inorder to determine the impact of reclamation and the ability of communities in landmanagement. The research wos conducted through a survey approach, purposivelysampling random sampling and by selecting a planting site that hii Ueen piodicing o'ilwith a maximum of I0 years of age. The results showed that soil texture component isdust> 70ok, clay 2l-29ol, and sand <3ok. Leaching and loss of land caused a layer of peatand organic matter in the soil surface decreased. Soit water content and bulk density tsstill on the threshold of adequate. Based on the content of base cations, it include in ZoneII land and the influence of sea water with fresh water are balance. The level of soilfertility is low to moderate deficiency of macro element and non-visible symptoms of excessand deficiency of micro elements. Production of 23% -44% of potential oil productionBPKS. Implementatioin of the cultivation technologt of 90% in the-medium category, whichexamtned social factors are not dominant in influencing the implementation. It is'expectedthat the role offarmers to maintain channels and buildingfloodgates, technical applicationspecific culture through the study of fertilizer applieatlon fficiency,:
-
physicaltmprovements and maintain the sustainability of soil fertility and crop farm with-multtplecropping pattern.
. PENDAHULUANEktensifikasi sektor perkebunan dihadapakan kepada pemanfaatan lahan marginal
diantaranya lahan pasang surut. Lahan ini mempunyai keierbatasan kondisi fisik dankimia, seperti keracunan sulfat, besi dan Al, kesuburan rendah dan adakalanya toksisitassalinitas. Kecamatan Kuala Cenaku merupakan kawasaan pasang surut type B yangdireklamasi tahun 1997 untuk pengembangan tanaman pargan. Sebahagian lahin ini didi[fungsikan menjadi perkebunan sawit, karena tingginya minat masyarakal pada sektor ini.
Infrasruktur pola tata air yakni jaringan pengairan pad.a scheme Kuala Cinaku,terdiri dari saluran pembawa prirner, sekunder, tersier dan kuirter, beserta bangunan pintuair sekunder @inas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Inhu, lggg). perbaikan drainaseakan menentukan kualitas lahan, namun belum diketahui apakah kebutuhan air
'ntuktanaman tahunan (sawit) dapat terpenuhi, sehingga tanaman tidak mengalami kelebihanatau stress air, yang akan mempengaruhi serapan hara dan tampilan potensi genetiktanaman .Menurut Hastin.E.N.C.C, (2001). Tanaman sawit cukup beradaptasi untukdiusahakan pada lahan rawa, dengan persyaratan bahwa komuditas ini dapat dipenuhikebutuhan airnya, dengan muka ai padakedalaman 50-75 cm
Kualitas dan karakteristik lahan basah pada masing-masing zota dapat ditetapkan
-]
Prosiding Semirata
B i d a n g i t m u -i I m u P e rt a n i a n B KS * - TJlx] : Hj;; J-xll!]f;i
apabila jenis tanahnya diketahui. Jenis tanah dominan pada lahan basah adalah aluvial,sulfat masam dan tanah bergambut atau gambut. Pada umunnya sifat-sifat tanah pada
lahan basah berhubungan erat dengan fisiografi dimana tanah tersebut ditemukan.Fisiografi utama pada zona I termasuk grup marin dan kubah gambut. Pada zona IItermasuk grup aluvial, marin dan kubah gambut, sedangkan pada zona III termasuk grtipaluvial dan kubah gambut. hiformasi tentang tipologi geo-fisik lahan basah itu dapat
digunakan sebagai arahan pemanfaatan, pengembalrgan dan pengelolaaruiya (Anonimous,2000).
Menurut Marsi (2002) salinitas lahan pasang surut akibat luapan air laut terjadi,karena air laut mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut. Unsur*unsur yang dominanadalah Na, Ca, Mg, K, Cl, dan S, yang secara rata-ratamempunyai kosentrasi 10.77Q;4I2;1.290;380; 18.800 dan 905 ppm. Menurut Sitorus dan Djoko S dalam Marsi (2002),lahanpasang surut dibagi menjadi 3 tipologi berdasarkan dominasi kation yang ada paCa
kompleks jerapan. Tipologi I adalah pengaruh air laut sangat besar dan pengaruh air tarnrar
sangat kecil, kompleks jerapan didominasi oleh Na > Mg > Ca atau K. Tipologi II adalahpengaruh air laut dan air tawar relatif seirnbang dan disebut dengan pengaruh air payau,kompleks jerapan didominasi oleh Mg > Ca > Na atau K, sedangkan Tipologi III adalahpengaruh air laut sangat kecil dan pengaruh air tawar sangat besar, sehingga kompleksjerapan didominasi oleh Ca > Mg > K atau Na
METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di kecamatan Kuala Cenaku bulan April sampai Nopember
2AI0, dengan menggunakan metoda survey. Penentuan sampel secara purposif rendomsampling, dengan memilih iokasi yang ditanami sawit berumw maksimal 10 tahun.Pengumpulan data dilakukan di desa Suka jadi, Tanjungsari dan Kuala Mulia, baik fisik-kimia tanah, serapan hara, maupun tingkai implementasi t"kttologi budidaya dan falctorsosial yang mepengaruhinya. Metode yang digunakan untuk analisis tanah berdasarkanMethod of Soil Analyst's (USDA). Untuk pengamatan profil frsik tanah yang diukur adalahwarna tanah, tekstur, kemantapan agregat, bulk density, rumg pori total, kadar air, dankedalaman efektif. Pengambilan sampel untuk analisis kimia tanah, dilalcukan bersamaandengan penentuan sifat fisik tanah. Penentuan serapan hara makro dan mikro dilakukandengan mengambil jaringan tanaman, yakni helaian daun yang berada ditengah padapelepah yang ke 17. Setiap satuan lahan diambil 3 sampel, dan setiap sampel terdiri dari 6pohon tanaman sawit.
Pengamatan sosial masyarakat bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknikpengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin terjadidiantara variabel yang diamati (Singarimbun dan Effendi,1995). Teknis pengumpulan dataadalah wawancara, pencatatan, dan pengamatan.
Data fisik/kimia tanah dibandingkan dengan standar kriteria penilaian sifat kimiatanah SPPT Bogor 1983. Kadar serapan hara dikategorikan defisiensi, optimum dantinggi dengan membandingkan hasil analisis jaringan tanaman dengan kategori serapanmenurut standar Von Uexkull, and fairhurst, T.H, (1991). Data aplikasi teknis budida"Siadianalis secara deskriptif dan diCitabulasikan dalam bentuk tabel, dan di bandingkandengan system dan teknis budidaya Versi Baku SOP BPKS.Medan.
Implementasi tindak budidaya analisis secara diskriptif kuantitatif, setiap indikatordiberi skor mulai dari t hingga 3. Jumlah indikator yang diteliti dalam implementasikegiatan budidaya hanya 7 (tujuh), yaitu asal bibit, umur bibit pindah tanam, populasitanaman/ha, kastrasi, pegaturan pelepah, pengendalian gulma, dan pemupukan. Masingmasing indikator diajukan pertanyaan pada responden, sehingga responden mendapatkanskor minimal 7 dan maksimal 21. Skor dikategorikan menjadi implementasi rend;ii jiiia
Bidang irmu-irmu pertanian BKs_prN
ml#:iji:::ffiil'#lr"t?if":Hl rii.tfrlf1-*'asi
sedang perolehan skornva t2-t6 dan implementasi
0,,*##*"ffi:l.i5ff1#;.Tf-ffiTLff#i imprementasi teknis budidayaY: a + brXr +b,Xr +.bziz tlrt+ bde * bsXs +eY : lmplementasi budidaya ai rJi*g*, X r : p"rr&ait* formal, Xz : UsiaX 3 : Jumlah Tanggungan, X 4 : pendapatan, xr: ;;"s.Lahan dan X 6 : pengaramanberusaha tani untuk t"ng.turrui rig"in.* 'h;*;;
imprem"ntari t"r.oi, budidayaoptimal dengan faktor faktoriers.Orril*rk"" JJ;il uji F, d* ;;i;Lempermudahpengolahan data digunakan softw*. spss. a""i*r.G.ri t"igu'au iJJlrurapkan dapatmengungkapkan variabel variabel v*g golT"n n""r;;ra, sehingga digunakan metodabackward' vans mensanalisis 'ucuu"iauri b"r.k;;:;;;i r"-,ru ,i?i"u"?iianalisis, dandilanjutkan dengan unufiri, p."gu*f,
"ariabel besarnya.
HASIL DAN PBMBAHASAN
1 Diskripsi Lokasi penelitian.
f"ii?ffi nff Xffil*'i :?TPi:il :^:1.5:.an ke;
1qr atan Ren g at tahun z0 0 4,dengan total luas wilayahnyu:Sf ,6-K;;. il;J",yta ikrrr-pi,:;";;;;fi';##'i";)ii'i3::Tjjyf:1,,u--"-l oilir":1*tan raut,s€paryang.t3hun, suhu terendah 230C danfffif];#"*{H,#H"t*:*":\"".",x__&#l#1,#l'ii"i,Tl,#.#*ii?"*;
Menurut Bappeda TK I Riau (1993) Kuala cenaku merupakan kawasan gambutdengan ketebalan o'4 cm-<oo "-- ru*^"ir oiry""tl potensial untuk dikembangkan.Pada tahun 1997 lahan direkramasi-dengan -;;;;;"" Irur dan jaringan pengairanyakni: saluran pembawa'primer +,g50 Kilr.#;*1*o,,rruKm, tersier 33,600 Km dankwarter 23,000 Km (Dina, p"rtuniun Tanaman pangan (Iggg).
2 Fisik Tanah.Tekstur tanah di lokasi penelitian didominasi oreh tekstur debu > 70 yo,riat2r -2gYo, dan sisanya berupa tekstur p;*;;;gaa kadar lebih kecil dari 3 %o.
Tabel, 1. Beberapa Sifat Fisik T h di Lokasi penelitian
No Parameter Tanjung Sari Suka Jadi Kuala Mulia/p._ Ju'matuii 1 uiiz
1UII I qii_?
1,50u.ii I tlii 2r cKsrur(Zo pasir) 0,30 2,17
70,651,94
2 Tekstur(% a"Url 78,5I2l,lg
l.0r 6,6470,55 42,27a
J Tekstur(% Iiafl 6 /,E4 72,6127,19 27,61 56,294 Kadar air lt^11 20,7518%lJsA"d
31%5 BulkDensity 33 yo 28%1.1
g/ml1,12 glml 1,05
g/mlTekstur melgntykln besarnya pertukaran ion-ion dalam tanah. Debu adarahpecahan tehalus dari butir-buti. *i".iul ;";t, t.bii,r* tingkat pelepasan haranya untuk
;:?xff?,.\:frifl:H. memesang air vang cukup uulf. riJt tl-st v, sehingga daya
Bidang ilmu-ilmu Pertanian BKs-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-18"4
Tabel2. Tekstur dan Wama Tanah di Lokasi Penelitian'
Warna sesuai tingkat kedalarnan didominanasi abu-abu, memberikan indikasi
bahwa tanah mengalami genangan air atau jeleknya drainase, tanah tereduksi biasanya
rendah persediaan oksigennya, sehingga mudah terjadi perubahan ferri menjadi ferro yang
mobil, dan diikuti hancurnya mineral-mi.neral. Kandungan Fe 50-80 ppm menunjukanbahwa Fe sebahagian besar tercuci, dan sebagian membentuk sulfida. Kandungan bahan
organik rendah (<2oA, akibat tercuci karena kurang optimalnya fungsi dan kondisi pintuair. Menurut Hardjowigeno H (2003) pada lahan kering bahan organik sekitar 3-5aA,
sedangkan pada lahan pasang surut kandungan bahan organik dipermukaan tanah 20 o/o
nntuk tanah pasir dan 30 Yo untuk tanah liat.Kadar air tanah 18-33 Yo, dan bulk density >1 g/ml (1,1 -1,35 g/rnl). Data
menunjukan berlanjutnya proses dekomposisi, dan terbentuknya pori-pori tanah. Pada
nmnmnya bulk density berkisar antara 1,1-1,6 g/ml. Berdasarkan hal tersebut, maka lahanini sesuai untuk budidaya tanaman sawit ditinjau dari ketersediaan air. Kedalamaan aiitanah 9 cm-30 cm, suhu air normal berada pada rank 20-30 0C.
iiiI
4i
T
Prosiding SemirataBidang ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-18-4
bel Kandu
3. Kimia Tanah.
Kandungan unsur makro rendah dan sangat rendah.Unsur mikro kecuali Fe danFeSz. berada dalam kondisi cukup toleran untuk kebutuhan tanaman. Kapasitas tukarkation (KTK) dan Kejenuhan basa (KB) tergolong sedang dan rendah. Kejenuhan basarendah (< 35 %) menunjukan bahwa sudah terjadi pencucian kation basa tingkat lanjut.Kation kation basa yang ada juga berada dalam kategori rendah kecuali Na dan Mg, haf inidapat dimaklumi karena lahan berada di kawasan pasang surut. Jika pada situasi ini tidakdilakukan penambahan pasokan bahan organik kedalam tanah, akan terjadi pengurasanhara dan lahan menuju kondisi penuunan kualitas.Hal ini terbukti dengan-rendahaya
aqel 3. Kandungan air Pada Lokasi Pengambilan Sam I
Lokasi KoordinatKandungan air
Kcllts
NaclKO
TDL(nnm) Suhu oC Air tanah
(cm)l. Tanjung Sari S:002738.4 LS
E:1024286.0 BT59,84 16,7 5 37,92 29,5 9
2. Tanjung Sari S:002738.9 LSE:10242A7.7 BT
37,12 26,91 23,61 29,8 30
3.Suka Jadi S:002644.4 LSE:1023935.287
85,44 11,37 54,20 28,90 l3
4. SukaJadi S:002628.1 LSE:1023949.487
86,72 11,58 54,65 30,9 l8
5. Pulau Jum'at S:002634.5 LSE;1024038.2 BT
66,23 15,17 41,49 3 1,8 26
6. Suka Mulia S:002722.8 LSE:1024040.0 BT
42,02 23,97 26,20 39,10 13
Tabel4. Status Hara Makro di Kawasan Sceme Kuala Cenaku.
No Parameter Uji Kisaran Nilai Status HaraI C Ore (%) 1,27 - 1,97 Rendah2 N Total (%) 0,04 -O,22 Rendah s/d SedaneaJ C/N 8,18 - 30,25 Rendah s/d Saneat tinesi4 PzOs PPm 12,56 - 23,19 Rendah s/d Sedans5 K (me/l00s) 0,13 - 0,30 Rendah s/d Sedans6 Ca (me/l00e) 0,94 - 1.86 Sangat rendah7 Ms (me/100s) 1,56 - 3,31 Sedang s/d TinssiB Na (me/l00e) 0,77 - 0,97 Sedans s/d Tinesi9 KTK'(me/l00e) 19,31-24,00 Sedang10 KB (%) 14,63 - 30,59 Sangat rendah s/d Rendah11 PH HzO 4,93 - 5,82 Masam s/d Aeak masamt2 pH Kcl 4,3 - 5,07 Sangat masam dan masam13 Cu (ppm) 6.28 - 14.88 RendahT4 Zn (ppm) 4,32 -9,73 Rendahi5 Mn (ppm) 9,06 - 13,44 Rendaht6 Fe (ppm) 50,00 - 91,92 Rendahl7 Fe 52 (ppm) 53,80 - 97,55 Rendah18 Al (me/l00e) 0,00 - 2,3 Rendah1M H- (me/l00e) 0,3 1,3
Prosiding Semirata
B id a n g i I m u- i I m u P e rta n ia n B KS-PrN
YJllli !ff; J_._iil-1Ti
perolehan produksi tanaman sawit yang diperoleh petani yakni tidak dapat mencapai 50 %produksi sawit PPKS
4.Kemampuan Serapan Hara Makro dan Mikro Tanaman Sawit.
abel 5. Seraoan Hara Makro Tanaman Sawit di Scheme Kuala Cenaku
Lokasi SampelJumlah Seranan (oz ) dan Ka egori Serapan llara Makro
N P K Ca Me S
Tan uns Sari 1.82 D 0,25 0 0.79 D 0,36 (-) 0,43 0 0,29 0Tan ung Sari 1,63 D 0,13 D 1.09 0 0,38 (-) 0,49 o 0,17 DTan ung Sari 2.07 D 0,i7 0 0.92 D 0,32 (-) 0,39 0 0,19 DRata-Rata desa 1.84 D 0.18 D 0.93 D 0.35 (-) 0,44 O 0,22 DSuka Jadi 2,73 0 0.26 T 1.35 D 0.29 D 0.35 0 0,18 DSuka Jadi 1,84 D 0.17 0 0"71 D 0,35 (-) 0,41 0 0.24 DSuka Jadi 2,28 D 0,15 D 1,16 0 0"21 D 0.25(-) 0,26 0Rata-Rata desa 2,28 D 0.L9 0 1,07 D 0.28 D 0.34 0 0"27 DKuala Mulia 3.68 T 0,I7 0 1.31 O 0.16 D 0.19 D 0"17 DKuala Mulia 3,76 T 0.23 0 0,75 D 0.24 D 0.28r-) 0.17 DKuala Mulia 234 D 0.17 0 0,54 D 0.28 D 0.33 0 0.22 DRata-rata desa 3,25 T 0,19 O 0.89 D 0.23 D 0.27G\ 0.19 DRata-Rata SchemeK.C
2,46 D 0,186 O 0,96 D 0,29 D 0,24(-) 0,27 D
Acuan Kategori: Von Vexhall and Fairhurst T.H (1991)D : defisiensi, O : Serapan Optimum, T: Serapan tinggi,(-) : tidak defisiensi dan belum optimum
Rata rata serapiul hara makro N, P, K dan S di desa Tanjung Sari berada dalamkategori defisiensi, tetapi serapan hara Ca tidak defisiensi dan belum optimum, dan Mgdalam kategori optimum, sedangkan di desa Sukajadi N, K, Ca dan S dalam kategoridefisiensi, dan P dan Mg diserap dalam kategori optimum. Untuk desa Kuala Muliaserapan N cukup tinggi, P diserap optimum Mg berada dalam kategori belum optimumtapi tidak defisiensi, sedangkan K, Ca, dan S diserap dalam kategori rendah. Dari ketigadesa tersebut dapat dikatakan bahwa serapan hara makro tanaman sawit di Scheme KualaCenaku dalam kategori rendah dan defisiensi terhadap beberapa unsur yakni hara N, K, Mgdan S, dan Ca belum optimum tetapi tidak defrsiensi, sedangkan hara P diserap dalamkategori optimum. Kahat N, K, Ca dan S, akan mengurangi peran unsur tersebut dalamproses metabolisme.
abel 6. Serapan Hara Mik ro Tanaman Sawit di Scheme Kuala Cenaku
Lokasi SampelJumIa h Serapan dan Kategori Serapan Hara Mikro
Na (%) Cu{nnm) Zn (nnm) Mn (ppm) Fe (ppm)Taniung Sari 0,16 330 259 259 1509Taniune Sari 0,20 307 124 356 1691Tanlung Sari 0,r7 260 151 2t9 1782Rata-Rata desa 4,176 299 178 281 1667Suka Jadi 0,24 214 168 256 1600Suka Jadi 0,13 284 2As r44 TT64Suka Jadi 0,21 223 141 250 1382Rata-Rata desa 0,193 240 t71 217 1382Kuala Mulia 0,25 242 t57 144 t255Kuala Mulia 0,15 293 195 t94 r636Kuala Mulia 0,11 381 232 294 t709Rata-rata desa 0,L70 305 19s 2lt 1533Rata-Rata Scheme K.C 0,180 281 181 236 1525
belT
Prosiding SemirataBidang ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-18-4
Untuk serapan hara mikro tanaman di desa Suka Mulia lebih sedikit dibandingdesa Tanjung Sari dan Suka jadi, kecuali untuk serapan unsur unsur Cu dan Zn.Dari semuaunsur mikro, Fe diserap lebih banyak dibanding unsur lainnya, karena unsur Fe lebihtinggi dibanding unsur lainnya (Tabel 4).
5. Produksi dan Aplikasi Teknologi Budidaya Kelapa Sawit Ditingkat Petani.
Tabel 7 K likasi teknis budida
Data pada Tabel 7. menunjukan bahwa aplikasi teknis budidaya oleh respondenbeium sesuai anjuran, karena kemampuan dan pengetahuan responden belum membaik.Faktor penting menetukan produksi adalah bibit, pemupukan dan pemulsaan. Ketiga factorini paling rendah tingkat kesesuaianya. sehingga potensi produksi tidak tercapai secaraopiimal (50 % potensi produksi sawit BPKS).
I Bibir Mengenal asal dan bersetifikat 0 1002 Umur bibit 12 - 14 bulan 56,67 43.33aJ Lobang tanam 60 x60 x60 s/d 80x80x80 3.33 96.674 Jarak tanam 9,09 x 8,33 (populai l32lhla\ 66.67 JJ,JJ5 Pola tanam -Segi lima 0.0 1006 Penyulaman Menyrlam tanaman 96,67 3,337 'Pemulsaan Penanaman LCC 0 1008 Penyiangan Mekanis dan Kimia 100 09 Pangkas pelepah Songol hingga songo 2-3 100 010 Dosis pupuk Tepat dosis dan waktu 0 100l1 Kastrasi Kastrasi sesuai umur 36,67 63,33Rata-Rata Kesesuaian 41,82 58,1 8
8. Distribusi Re n ]erdasarkan Produks Sesuai Tin atan Umur.
No Umur
Produksi Kelapa SawitPetani sampel(Ton/flalThn) Rata-
rata
PersentaseCapaianProduksi
Standar produksiBPKS untuk KKL52 (Tonifla/Thn)Suka
Bidang ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-18-4
Tabel
Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari serangkaian proses kegiatan yangmenentukan umw produktif dan potensi produksi. Menurut Risza (2001) bibit yangadalah Tenera, dengan keunggulan rendemen minyak tinggi, perkembangan cepat, dayatahan terhadap penyakit cukup baik. Kajian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2003)menyatakan bahwa produksi tandan buah segar (TBS) Tenera adalah 32 -39 tonllha/ltln,dengan potensi produksi minyak 7 - 9 ton CPo,{ialthn.
Dari Tabel 9 diketahui bahwa pupuk yang diberikan responden belum mencukupi,terutama TSP, sehingga produksi btidak optimal. Kesuburan tanah di lokasi penelitian jugatergolong rendah, dengan tekstur tanah yang fraksi liatnya cukup tinggi, dan kand"ng*bahan organik rendah, menyebabkan kurang aktifnya pertukaran kation antar koloid,sehingga hambatan akar menyerap hara cukup semakin tinggi.
6. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Implementasi Budidaya Tanarnan SawitPersentase responden yang mengimplemenasikan teknologi kategori sedang cukup
tinggi, yakni 90 % dari petani sampel. Dari analisis regresi dengan tetoda backwarddiketahui variabel sosial yang mempengaruhi implementasi-budidayu Oi tcuaia Cenaku.
aProsiding Semirata
Bidang ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011ISBN : 978-979-8389-18-4
bel
Tabel 11. Koefisien Regresi Parsial yang Diduga Mempengaruhi ImplementasiTeknis Budidaya Kelapa Sawit di Scheme Kuala Cenaku.
a tngkat Implementasi teknis Tudida Sawit di scheme K CenakrrNo Tingkat implementasi budidava Frekuensi Persentase1 Kategori rendah 2 6,662 Kategori sedang 27 90,003 Kategori tinggi I J,JJJumlah 30 100
Model VariabelA Constanta
Pendidikan formalUsiaJumlah TanggunganPendapatanLuas Lahan
Nilai Koefisien
0,116-0,1120,097-,059-0,024-0,164
6,3790,487-0,4420,427-0,251-0.103-0,774
Sis-t0.0000,6310,6630,6730,9040,919
aman berusaha taniConstantaPendidikan formalUsiaJumlah Tanggunganpendapatan
0,1 15-0,1040,092-0,069
7,3190,494'-4,40
0,424-0,309-,0753
0.4640,0000,6260,6640,6760,160
Pengalaman berusaha tani --0161ConstantaPendidikan formalUsiaJumlah Tariggnngan
4.459
0,1 1g
0,1020,0'14-0,180
7,4640,519-0,4380,360-0,993
0,0000,6080.6650,7220,390Penglaman berusaha tani
ConstantaPendidikan formalUsia
0,774-0,096-0,163
7,9470,507-0,391
0,0000,6170,7060,405
ConstantaPendidikan formal
16,0910,844
0,0000,4060,1 5g
0,1 53Pengalaman berusaha taniPendidikan formal
-0.814 0.4230,169 21,444
0,9070,0000,372
Constanta 49.827 0,000t- Tabel adalah 2,046
Hasil analisis koefisien regresi, semua variabel tidak memperlihatkan hubunganyang signifikan dengan tingkat implementasi teknis budidaya tanaman sawit, karena semuanilai sig-t jauh lebih kecil dari t- tabel (2,046).
Prosiding Semirata
Bidang ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-18-4
Tabel 12. Analisis Koefisien Determinasi Faktor Sosial Terhadap Implementasi TeknologiBudidaya Kelapa sawit
Model R Squere Adjusted RSquereSid Eror of
The EstimasiABCDEFG
6,66,66,25,75,22,9
17,812,98,85,21,8
0,6
T,57854r,545661,517441,491931,468021,45914
00 0.000 1.4s468
Koofisen determinasi variabel berkisar 2,9o - 6,60A, dan koofisen determinasiuntuk variabel bebas lebih dari dua digunakan Adjusted R square yakni dengan ntlai 0,6%-17,\yo, berarti implementasi teknis budidaya lebih ditentukan oleh variabel lainnya yangbelum masuk dalam model ini. Dari model A, ke 6 variabel sosial berperan sangat rendah(11,8%) dalam menentukan implementasi budidaya. Untuk melihat derjat maknapersamaan regresi dilakukan r.rji F, dimana perolehan semua nilai F hitung dari setiapmodel (A s/d F)
Tabel 14. Karakteristik Prakteristik Petani dan Variabe Penentu lementasi Teknis Budida a
Bid a n g i rm u- i I m u p e rta n i a n I Ks-prN witaya ; ;ff :1 +:ffIj...llISBN : 978-979-8389-18-4
Tabel ini memberikan gamba"ran dan analisis deskriptif kondisi sosial masyarakat,baik ditinjau dari tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani sawit, serta faktor lairmyayang diprediksi cukup berpegaruh bagi petani dalam mengambil keputusan untukmelakukan tindak budidaya yang mereka tekuni.Data menunjukan bahwa status sosialresponden hampir homogen, dimana semua responden pendidikan formalnya terbatas,tidak berpengalaman usaha tani sawit, pendapatan kurang, luas lahan minimal, jumlahtanggungan besar, meskipun umur masih tergolong produktif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan1. Lahan pasang surut type B di scheme Kuala Cenaku berada padaZona II (pengaruh air
laut seimbang dengan pengaruh air tawar). Pengaturan tata air kurang berfungsi dan 65% dali bangunan pintu air skunder rusak. Tekstur tanah didominasi oleh debu > 70Yo,liat 21 - 28 0%, pasir < 3 ' , dan tidak ditemui lapisan gambut di permukaan tanah.
2. Kandungan hara tanah berkategori rendah sampai sedang. Kemampuan serapanharamakro rendah, sebahagian besar berada pada level defisiensi, sedangkan untukserapan mikro serapan mencukupi dan tidak terlihat gejala kelebihan dan kekuranganunsur mikro.
3. Produksi kelapa sawit petani sangat rendah, berkisar dari 23 % - 44 o/o dari potensiproduksi tanaman sawit BPKS pada kesesuaian lahan kelas 2.
4. Implementasi teknologi budidaya kelapa sawit petani 90 % dengan kagegori sedang,dan belum ada petani yang mengimplementasikan teknis budidaya sesuai anjuran.Faktor faktor sosial yang diuji tidak dominan dalam mempengaruhi implemtasi teknisbudidaya, setiap" faktor sosial hampir sama pengaruhnya dalam penentuan tingkatimplementasi.
' - ':,', .-,
Saran1. Masyarakat dianjurkan mempunyai peran dan bekerjasama dengan pemerintatr dalam
memelihara infrastruktur pengairan dan optimalisasi fungsi pintu air.2. Petani perlu mengimplementasikan teknis budidaya tanaman sawit secara utuh
berdasarkan kajian spesifik lokasi. Perbaikan tingkat fisik, kesuburan dan kesehatantanah perlu diprioritaskan, demi terwujudnya prinsip pembangunan berkelanjutan dikawasan scheme Kuala Cenaku.
3. Perlu dilakukan kajian efisiensi aplikasi pemakaian pupuk, baik organik maupunanoorganik. Petani harus tetap mempertahankan dan dipertahankan berusaha tanitanaman pangan, guna menjamin ketahanan pangan di daerah tersebut, melaluipenerapan sistem dan pola mutiple cropping.
DAF'TAR PUSTAKA
Anoniinous (2000). Pedoman Penyusunan Amdal Kegiatan Pembangunan Lahan Basah.Kantor Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta
Bernas .S.M, Bakri (2002). Perencanaan Reklamasi. Survey dan Evaluasi Fisik Lahan.Pelatihan Nasional Manajemen Daerah Rawa Untuk Pembangunan Berkelanjutan.Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya Bekerjasama dengan Dirjen DiktiDepartemen Pendidikan Nasional.Palembang.
1t
Prosiding Semirata
Bid a n s ir m u _i r m u pe rta n i a n B Ks_prN
th]: ffiil-X1i!1X1i
Dinas Tanaman Pangan. (1999). Rencana Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Lebak danPasang Surut Indragiri Hulu.Rengat.
Djafar. Z.R (2002). Pengembangan dan Pengelolaan Lahan Rawa Untuk KetahananPangan yang Berkelanjutan. Lembaga Penelitian Universitas SriwijayaBekerj asama dengan Dirj en Dikti Departemen Pendidikan Nasional.Palembang.
Fauzi, Y.Y.E Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono (2005). Kelapa Sawit. PebnebarSwadaya Jakarta.
Hardjowigeno S (2003). Ilmu Tanah. Akademika Pressindo Lahan Lingkungan danMitigasi Bencana 2(1) 3-6 BPP Teknologi Jakarta..
Lahuddin. (2007).Aspek Unsur Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Program Studi IlmuTanah. Fakultas pertanian Sumatra Utara
Marsi, 20A2. Karakteristik Kimia dan Kesuburan Tanah Serta Kualitas Air Daerah RawaPasang Surut. Pelatihan Nasional Manajemen Daerah Rawa Untuk PembangunanBerkelanjutan. Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya Bekerjasama denganDirj en Dikti D epartemen P endidikan Nasional. P al emban g.
Menas.T (2007). Pentingnya lv{enjaga Keseimbangan Unsur Hara Makro dan Mikro UntukTanaman. Pemerhati Masalah Perlanian Makasar
Suhardi, 2005. Pengaruh Penggunaan Tanah Gambut Sebagai lahan Pertanian
Terhadap perubahan Pola Laju Mineralisasi Nitrogen. Jurnal llmu-IlmuPertanian.vol 7 no 2 Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian UniversitasBengkulu ISSN 141l- 0067
Susanto.R. H. (2002). Manajemen Air Daerah Reklamasi Dalam kompleksitas SistemUsaha Tani. Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya Bekerjasama den gan DirjenDikti Departemen Pendidikan Nasional.Palembang.