Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Fenomena ini membuat leininger menelaah kembali profesi keperawatan. Ia mengidentifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang. Pada tahun 1960, leinger pertama kali menggunakan kata transclutural nursing, ethnonursing, dancross-cultural nursing. Akhirnya, pada tahun 1985, leininger memublikasikan teory nya untuk pertama kali, sedangkan ide-ide dan teoriny sudah di presentasikan pada tahun 1988. Teory leininger kemudian di sebut sebagai cultural care dieversity and universality. tetapi para ahli lebih sering menyebutnyatranscultural nursing theory atau teori keperawatan transcultural Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku 1
33

askep transkultural

Nov 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: askep transkultural

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh

pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United

States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara anak yang

berasal dari budaya yang berbeda. Fenomena ini membuat leininger menelaah kembali

profesi keperawatan. Ia mengidentifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami

budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.

Pada tahun 1960, leinger pertama kali menggunakan kata transclutural nursing,

ethnonursing, dancross-cultural nursing. Akhirnya, pada tahun 1985, leininger

memublikasikan teory nya untuk pertama kali, sedangkan ide-ide dan teoriny sudah di

presentasikan pada tahun 1988. Teory leininger kemudian di sebut sebagai cultural care

dieversity and universality. tetapi para ahli lebih sering menyebutnyatranscultural nursing

theory atau teori keperawatan transcultural

Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang

berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di

dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang

sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowladge

yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu

dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini

menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien

Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,

keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun

culture imposition.Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau

beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien) sedangkan culture

imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam

mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku

1

Page 2: askep transkultural

yang dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka

meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.

Teory keperawatan transkultural matahari terbit, sehinnga di sebut juga sebagai sunrise

modelmatahari terbit (sunrise model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam

transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada

klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus

mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan

budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan yang sempit.

Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh

faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,

Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem

perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional melalui

asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh leininger.oleh

karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan

yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses keperawatan, hal

tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana teori model keperawatan transcultural ?

2) Bagimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan menggunakan pendekatan

transcultural ?

1.3 Tujuan Masalah

1) Untuk mengetahui model keperawatan transcultural.

2) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan menggunkan pendekatan

transcultural.

2

Page 3: askep transkultural

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Model Keperawatan Transcultural in Nursing

2.1.1 Model Keperawatan Transcultural in Nursing

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya padaproses

belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan

diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai budaya

manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakanuntuk memberikan asuhan

keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada manusia (Leininger, 2002).

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensidari

keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakankeperawatan.

Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalammemberikan

dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinyadiberikan kepada

manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai

dikala manusia itu meninggal. Human caring secaraumum dikatakan sebagai segala

sesuatu yang berkaitan dengan dukungan danbimbingan pada manusia yang utuh. Human

caring merupakan fenomena yanguniversal dimana ekspresi, struktur dan polanya

bervariasi diantara kultur satutempat dengan tempat lainnya.

2.1.2 Konsep dalam Transcultural Nursing

1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yangdipelajari, dan

dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak danmengambil keputusan.

2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau

sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi

tindakan dan keputusan.

3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari

pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan

keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai

nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap

3

Page 4: askep transkultural

lingkungan dari individu yang datang danindividu yang mungkin kembali lagi

(Leininger, 1985).

4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggapbahwa

budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimilikioleh orang lain.

5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya

yangdigolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan padamendiskreditkan asal

muasal manusia.

7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologipada

penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran yang

tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskandasar observasi untuk

mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan salingmemberikan timbal balik

diantara keduanya.

8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,dukungan

perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadianuntuk memenuhi

kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkankondisi dan kualitas

kehidupan manusia.

9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan

mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaanyang nyata atau

antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupanmanusia.

10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui

nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,

mendukungatau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok

untukmempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidupdalam

keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatanuntuk

memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya

bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

4

Page 5: askep transkultural

2.1.3 Paradigma Transcultural Nursing

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagaicara

pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhankeperawatan

yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsepsentral keperawatan

yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan

norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan

pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk

mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and

Davidhizar, 1995).

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam

mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan

suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan

untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam

aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin

mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and

Boyle, 1995).

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang

mempengaruhiperkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan

dipandangsebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya

salingberinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia

sepertidaerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah

didaerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada

mataharisepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial

yangberhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke

dalammasyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu

harusmengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan

5

Page 6: askep transkultural

tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol

yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,riwayat

hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar

belakangbudayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu

sesuaidengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan

keperawatanadalah perlindungan/mempertahankan budaya,

mengakomodasi/negoasiasibudaya dan mengubah/mengganti budaya klien

(Leininger, 1991).

a. Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak

bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan

diberikansesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien

sehinggaklien dapat meningkatkan atau mempertahankan status

kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan

untukmembantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang

lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klienagar dapat memilih dan

menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatankesehatan, misalnya

klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat

diganti dengan sumber protein hewani yanglain.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan

status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gayahidup klien yang

biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencanahidup yang dipilih

biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengankeyakinan yang dianut.

2.1.4 Proses keperawatan Transcultural Nursing

6

Page 7: askep transkultural

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan

keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise

Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses

keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan solusi

terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan

dilaksanakan dari mulai tahappengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah

kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar,

1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang adapada “Sunrise Model”

yaitu :

a. Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih ataumendapat

penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanankesehatan. Perawat perlu

mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaanberobat atau mengatasi masalah

kesehatan, alasan mencari bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan

alternatif dan persepsi kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk

mengatasipermasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat

realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat kuat

untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya

sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut,

status pernikahan, cara pandang klienterhadap penyebab penyakit, cara

pengobatan dan kebiasaan agama yangberdampak positif terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama

panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga,

pengambilan keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala

keluarga.

7

Page 8: askep transkultural

d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh

penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-normabudaya adalah

suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbataspada penganut budaya

terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang

oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan, makanan yang

dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari

dan kebiasaanmembersihkan diri.

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang

mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya

(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan

kebijakan yang berkaitan denganjam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang

boleh menunggu, carapembayaran untuk klien yang dirawat.

f. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumbermaterial

yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi

yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaanklien, sumber biaya

pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,biaya dari sumber lain

misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantoratau patungan antar anggota

keluarga.

g. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalammenempuh

jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggipendidikan klien maka

keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang rasional dan

individu tersebut dapat belajar beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan

kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat

pendidikan klien, jenispendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif

mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

2.1.5 Diagnosa keperawatan

8

Page 9: askep transkultural

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakangbudayanya yang

dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger and

Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan dalam

asuhan keperawatan transkulturalyaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan

dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural

danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

2.1.6 Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses

keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih

strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai

denganlatar belakang budaya klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang

ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :

mempertahankanbudaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan

dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan

kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki klien bertentangan dengan

kesehatan.

a. Cultural care preservation/maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan

dan perawatan bayi

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

b. Cultural careaccomodation/negotiation

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan

berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan kliendan standar etik

c. Cultual care repartening/reconstruction

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan

melaksanakannya

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok

9

Page 10: askep transkultural

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat

dipahami oleh klien dan orang tua

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan. Perawat dan

klien harus mencoba untuk memahami budayamasingmasing melalui proses

akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan danperbedaan budaya yang

akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.

Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya

sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu.

Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan

hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

2.1.7 Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadapkeberhasilan klien

tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, mengurangi budaya klien

yang tidak sesuai dengan kesehatan atauberadaptasi dengan budaya baru yang mungkin

sangat bertentangan denganbudaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui

asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

10

Page 11: askep transkultural

BAB III

TINJAUAN KASUS

Kasus :

An.A usia 7 tahun mengalami penyakit epilepsi atau biasa disebut dengan ayan, keluarga

menganggap bahwa penyakit ini diakibatkan karena adanya roh halus yang merasuki di dalam

tubuh anaknya diakibatkan karena anaknya telah mandi di sungai belakang rumah mereka karena

sungai tersebut dianggap sangat keramat oleh keluarga. Keluarga hanya melakukan pengobatan

ke orang pintar saja karena mereka meyakini bahwa orang pintar dapat menyembuhkan penyakit

anaknya tersebut. Disana disarankan untuk minum air putih saat penyakit anaknya tersebut

kambuh dimana air putih tersebut sudah diberi doa atau mantra yang diyakini dapat

menghilangkan roh halus di dalam tubuh anaknya tersebut, selain itu juga diberikan ramuan

tradisional yang diminumkan sebanyak 2 kali sehari kepada An.B tersebut. Keluarga tidak mau

melakukan pengobatan ke dokter atau petugas kesehatan lain, karena keluarga menganggap jika

berobat ke dokter dapat semakin memperparah keadaan anaknya.

3.1 Pengkajian

1) Faktor teknologi

Keluarga menganggap bahwa dirinya sehat apabila ia mampu melakukan aktivitasnya

sehari-hari, dan menganggap bahwa dirinya sakit apabila tubuhnya terasa lemas dan hanya

bisa terbaring di tempat tidur. Apabila ada keluarga yang sakit mereka hanya berobat di

orang pintar yang dianggap dapat menyembuhkan penyakitnya tersebut. Disana diberikan

ramuan-ramuan tradisional serta doa atau mantra yang diyakini dapat menyembuhkan

penyakit. Keluarga menganggap bahwa berobat di dokter membuat penyakitnya semakin

parah.

2) Faktor agama dan falsafah hidup

Agama yang dianut oleh keluarga adalah agama islam, di dalam keluarga terdapat ayah,

ibu dan satu orang anak, Ny.A menganggap bahwa penyakit anaknya itu merupakan karena

adanya roh ghaib yang merasuki tubuh anaknya karena dahulu anaknya tersebut pernah

11

Page 12: askep transkultural

mandi di sungai belakang rumahnya yang dianggap keramat oleh keluarganya. Keluarga

banyak berdzikir jika penyakit anaknya tersebut kambuh.

3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga

Nama Suami : Tn. A

Panggilan : Tn. A

Usia : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Nama Istri : Ny. A

Panggilan : Ny. A

Usia : 30 tahun

Jenis kelamin :Perempuan

Status : Kawin

Nama Anak : An. B

Panggilan : An.B

Usia : 7 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum kawin

Tipe keluarga yaitu “Nuclear family” atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang

terdiri dari suami, istri dan anak kandung. Suami sebagai pengambil keputusan dalam

keluarga.Tn.A adalah seorang ayah dalam keluarga tersebut. Hubungan antar keluarga

cukup baik.

4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup

12

Page 13: askep transkultural

Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga adalah petani, bahasa yang

digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa, keluarga biasa makan sebanyak 3x sehari dengan

menu sangat sederhana karena penghasilan Tn.A tidak mencukupi untuk membeli makanan

yang enak-enak. An.B memiliki pantangan makan ikan laut dikarenakan alergi terhadap

makanan tersebut.

Jika penyakit An.B kambuh, biasanya Ny.A diberikan minum air putih dan tubuh An.B

diberi cipratan air yang sudah di doakan oleh orang pintar. Selain itu An.B juga diberikan

ramuan tradisional yang diminumkan sebanyak 2 kali sehari. Semenjak An.B sakit, Ny.A

biasa memandikannya dengan air kembang yang diakui dapat menghilangkan roh halus yang

ada dalam tubuh anaknya tersebut.

5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku

Tn.A menetapkan peraturan kepada seluruh anggota keluarga bahwa tidak boleh keluar

rumah setelah menjelang waktu maghrib karena keluarga beranggapan jika keluar rumah

setelah menjelang maghrib akan diculik oleh makhluk ghoib dan dibawa ke alamnya. Selain

itu, tidak boleh ada keluarga yang melakukan aktivitas apapun di sungai belakang rumahnya,

karena sungai tersebut dianggap sangat keramat oleh keluarga.

6) Faktor ekonomi

Tn. A bekerja sehari-hari sebagai petani, untuk menambah penghasilan Ny.A mencari

kayu bakar untuk dijual. Kelurga berobat ke orang pintar dengan biaya pengobatan

seikhlasnya saja. Keluarga tidak memiliki tabungan karena penghasilannya hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.

7) Faktor pendidikan

Tn. A dan Ny. S berpendidikan hanya sampai SD saja, sedangkan An.K sedang menjalani

pendidikan SD kelas 1.

13

Page 14: askep transkultural

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1.

2.

DS:

- Ny.A mengatakan

bahwa jika penyakit

anaknya kambuh, ia

memberikan minum

air putih kepada

anaknya yang sudah

didoakan oleh orang

pintar.

DO:

- Tampak Ny.A

memberikan minum

air putih saat penyakit

anaknya kambuh.

DS:

- Ny.A mengatakan

jika sakit melakukan

pengobatan ke orang

pintar dan

menggunakan obat-

obatan tradisional.

- Ny.A mengatakan

bahwa An.B diberi

minum ramuan

tradisional yang

diberikan oleh orang

Keluarga meyakini bahwa

memberikan minum air

putih yang sudah didoakan

dapat menyingkirkan roh

halus yang menempel di

tubuh anaknya tersebut.

Keluarga meyakini bahwa

dengan mantra atau doa

yang dibacakan oleh orang

pintar, dapat menyembuhkan

penyakit anaknya.

Ketidakmampuan

pemeliharaan kesehatan

Ketidakpercayaan

keluarga terhadap

pengobatan medis

14

Page 15: askep transkultural

pintar sebanyak 2 kali

sehari.

DO:

- Tampak Ny.A

memberi minum

kepada An.B ramuan

tradisional yang

diberikan oleh orang

pintar.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakmampuan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan keyakinan nilai budaya

yang diyakini.

2. Ketidakpercayaan keluarga terhadap pengobatan medis berhubungan dengan keyakinan

yang dimiliki

3.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Ketidakmampuan

pemeliharaan

kesehatan

berhubungan dengan

keyakinan nilai

budaya yang

diyakini.

Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 1 hari

diharapkan

keluarga mampu

memelihara

kesehatan

KH :

- Keluarga tidak

memberikan

makanan atau

a. Identifikasi perbedaan

persepsi antara keluarga dan

perawat

b. Beritahu keluarga tentang

proses penyakit yang dialami

An.B

c. Ajarkan keluarga mengenai

cara penatalaksanaan yang

benar saat penyakit An.B

kambuh.

d. Reconstruction :

Beritahu agar keluarga tidak

15

Page 16: askep transkultural

2 Ketidakpercayaan

keluarga terhadap

pengobatan medis

berhubungan dengan

keyakinan yang

dimiliki

minuman

apapun saat

penyakit An.B

kambuh.

- Keluarga

mengerti cara

pentalaksanaa

n yang benar.

Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 1 hari

diharapkan

percaya terhadap

pengobatan

medis

KH :

- Keluarga mau

membawa

An.B untuk

berobat ke

rumah sakit

memberi makanan atau

minuman apapun saat

penyakit An.B kambuh

karena dapat menyebabkan

makanan atau minuman

tersebut masuk ke dalam

saluran pernapasannya.

1. Beri penjelasan tentang

proses penyakit yang

dialami

2. Beritahu keluarga tentang

pentingnya menjalani

pengobatan medis secara

rutin.

3. Negotiation :

Perbolehkan keluarga tetap

berobat ke orang pintar

selama tidak bertentangan

dengan kesehatannya, tetapi

juga berobat ke rumah sakit

3.4 Implementasi Keperawatan

No. Tanggal Implementasi Pelaksana

16

Page 17: askep transkultural

Dx

1.

2.

21 Oktober

2013

21 Oktober

2013

1. Mengidentifikasi perbedaan persepsi

antara keluarga dan perawat.

2. Memberitahu keluarga tentang proses

penyakit yang dialami An.B.

3. Mengajarkan keluarga mengenai cara

penatalaksanaan yang benar saat

penyakit An.B kambuh.

4. Memberitahu agar keluarga tidak

memberi makanan atau minuman

apapun saat penyakit An.B kambuh

karena dapat menyebabkan makanan

atau minuman tersebut masuk ke

dalam saluran pernapasannya.

1. Memberi penjelasan tentang proses

penyakit yang dialami

2. Memberitahu keluarga tentang

pentingnya menjalani pengobatan

medis secara rutin

3. Melakukan negosiasi dengan

memperbolehkan keluarga tetap

berobat ke tabib, tetapi juga berobat

ke rumah sakit

Zulfida

Zulfida

17

Page 18: askep transkultural

3.5 Evaluasi Keperawatan

No No Diagnosa Catatan perkembangan Pelaksana

1. Tanggal

22 Oktober

2013

S :

- Ny.A mengatakan bahwa ia telah

mengerti cara penatalaksanaan yang

benar saat penyakit anaknya kambuh.

- Ny.A mengatakan sudah tidak

memberikan minuman apapun saat

penyakit anaknya kambuh.

O :

- Ny.A dapat melakukan cara

penatalaksanaan yang benar saat penyakit

anaknya kambuh.

- Ny.A sudah tidak memberikan minuman

apapun saat penyakit anaknya tersebut

kambuh.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Zulfida

2. 21 Oktober 2013 S :

- Ny.A mengatakan bahwa ia masih belum

membawa anaknya untuk pergi ke dokter

atau petugas kesehatan.

- Ny.A mengatakan masih membawa

anaknya berobat ke orang pintar dan

Zulfida

18

Page 19: askep transkultural

masih memberi minuman kepada

anaknya ramuan tradisional yang diberi

oleh orang pintar sebanyak 2 kali sehari.

O :

- Tampak Ny.A memberi minum kepada

anaknya ramuan tradisional yang

diberikan oleh orang pintar.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan

19

Page 20: askep transkultural

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Transcultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada proses

belajar dan keperawatan yangh fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya

dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,

keoercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan

khussnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Model

konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan

dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti

yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini

digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah

klien (Andrew & Boyle, 1995).

Pengkajian pada model transkultural in nursing meliputi, faktor teknologi (technological

factors), faktor agama dan falsafah hidup (religious & philosopical factors), faktir sosial dan

keterkaitan kekeluargaan (kinship & sosial factors), faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

(cultural values & lifeways), faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku

(political & legal factors), faktorekonomi (economical factors), faktor pendidikan

(educational factors).

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transcultural adalah suatu proses

keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilh strategi

yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar

belakang budaya klien (Gigerand Daviddhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang yang dimiliki

20

Page 21: askep transkultural

klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya kien

bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya

yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

4.2 Saran

Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem

perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional melalui

asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh leininger.oleh

karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan

yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses keperawatan, hal

tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.

21

Page 22: askep transkultural

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4th Ed.). Norwalk CT

: Alpleton & Lange.

http://widantivirgian.wordpress.com/2013/03/29/konsep-keperawatan-keluarga/ (diakses pada

tanggal 25 September 2013; 19.00 WIB)

http://okfridacanismutputri.blogspot.com/p/pengkajian-transkultural.html (diakses pada tanggal

25 September 2013; 19.00 WIB)

22