1 LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000) Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi penyebab yang tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995). B. Etiologi Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain: 1. Thrombosis Cerebral. Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi penyebab yang tiba-tiba defisit
neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai
darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap
embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur
arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995).
B. Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis
seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi
melalui mekanisme berikut:
Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
Merupakan tempat terbentuknya thrombus, dan kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
Dinding arteri menjadi lemah, terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
2
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis (radang pada arteri)
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli :
1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).
2) Myokard infark
3) Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
a. Aneurisma Berry, biasanya defek congenital
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh
darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan
dan degenerasi pembuluh darah.
3
C. Faktor – faktor resiko stroke
1) Hipertensi: faktor resiko utama
2) Penyakit kardiovaskuler, emboli serebral berasal dari jantung: gagal jantung, penyakit
jantung kongestif
3) Kolesterol tinggi, obesitas
4) Peningkatan hemolitik meningkatkan resiko infark serebral
5) Diabetes: dikaitkan dengan aterogenesise terakseberasi
6) Kontrasepsi oral (khusus dengan disertai hypertensi, merokok dan kadar estrogen
sehubungan dengan penurunan fungsi neuromotorik akibat kematian jaringan di otak (gangguan suplai darah otak) menyebabkan kematian jaringan DS : Klien mengatakan tubuhnya
lemah. Klien mengeluh tangan dan kaki
kanannya masih agak kaku dan paresthesi (baal).
DS Keadaan tubuh klien lemah. Klien mengatakan tangan dan
kaki kanan masih kaku dan parasthesi
DO : Keadaan tubuh lemah terdapat
keterbatasan gerak pada extremitas.
Kebutuhan mobilisasi fisik klien terpenuhi dengan kriteria :Jangka Panjang Tonus otot baik Kekuatan otot
meningkat.
Jangka Pendek Kelemahan pada
persendiaan yang lain tidak terjadi
Tidak terjadi atropi otot Posisi persendan letak
anatomis Extremitas tidak kaku
dan paras thesi
1. Bantu klien melakukan gerakan sendi secara pasif.
2. Lakukan latihan extremitas atas dan bawah
3. Buat posisi seluruh persendian dalam letak anatomis dengan memberi penyangga pada lekukan sendi.
4. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas dan beri pujian bila klien dapat melakukannya dengan baik dan anti spasmodik sesuai dengan program pengobatan.
1. Dengan melakukan gerakan sendi secara pasif dan latihan extremitas atas dan bawah, sirkulasi darah akan lancar dan melancarkan O2 di otak.
2. Dengan memotivasi klien agar pujian klien akan terus berlatih melakukan gerakan dan sendi-sendi tidak kaku.
3. Dengan kolaborasi dengan dokter diharapkan dapat mendapat obat-obatan untuk kesembuhannya selain latihan gerakan sendi.
2 Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sehubungan dengan adanya nyeri kepala yang
Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi dengan kriteria :
1. Batasi aktifitas klien yang berat di luar latihan pergerakan (ROM)
1. Dengan membatasi latihan klien diharapkan tidak terjadi kontraktur
13
sangat.DS: Klien mengeluh tidak bisa tidur
karena kepalanya terasa nyeri
DO: Klien tampak sering terjaga dan
memegang kepala. Klien tampak lesu, wajah pucat Tampak lingkaran hitam pada
palpebra tensi, 160/100mmHg Waktu kurang dari 6 jam/hari.
Jangka Pendek Sakit kepala berkurang Klien dapat tidur
nyenyak (7-8jam/hari)
Jangka Panjang Kebutuhan istirahat dan
tidur terpenuhi Tidur siang 2-3 jam Tidur malam 7-8 jam
2. Latih dan anjutkan klien untuk melakukan teknik relaxasi
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang menjelang dan selama klin tidur
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain(dokter) untuk pemberian terapi analgetik.
otot dan sendi2. Dengan melakukan teknik
relaxasi diharapkan klien tenang dan dapat melancarkan sirkulasi O2
dan darah ke otak.3. Dengan menciptakan
lingkungan yang tenang misalnya teknik distraksi, mendengarkan musik sehingga klien dapat tidur dan merasa tenang.
3 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan melemahnya otot-otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan.
DS: Klien mengeluh kurang nafsu
makan Klien makannya lambat
DO: Klien tampak lambat
mengunyah dan menelan Porsi makan tidak habis Kehilangan sensasi kecap Klien lemah
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria :Jangka Pendek Tanda-tanda mal nutrisi
tidak ada BB normal
Jangka Panjang Porsi makan bertambah
atau bisa habis 1 porsi Klien tidak lemah
1. Berikan makan sesuai diet sedikit secara perlahan.
2. Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk pengaturan diet.
3. Timbang berat badan setiap satu minggu sekali untuk mengontrol asupan
1. Dengan memberikan makan sesuai diet rendah natrium dan colestrol membantu proses penyembuhan.
2. Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi membantu dan meringankan kerja otot-otot pengunyah dan menelan.
3. Dengan melakukan penimbangan, BB diketahui status nutrisi dan perkembangan kondisi tubuhnya.
4. Gangguan rasa aman cemas Gangguan rasa aman 1. Kaji pengetahuan 1. Dengan pengkajian
14
berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengetahuan keluarga tentang keadaan klien :
DS : Keluarga dan klien menanyakan
tentang keadaan penyakit dan kondisinya.
DO : Keluarga tampak bertanya-
tanya.
nyaman cemas teratasi dengan kriteria :Jangka Pendek Pengtahuan keluarga
dan klien tentang penyakitnya bertambah atau baik.
Kondisi klien membaik.
Jangka Panjang Keluarga mengetahui
kondisi klien
Keluarga menyadari dan menerima kondisi penyakit klien.
keluarga tentang penyakit klien dan beri rasa empati dan beri kesempatan kepada keluarga untuk mengekspresikan perasaannya
2. Beri penjelasan kepada keluarga tentang kondisi klien.
3. Libatkan keluarga dalam pengambilan keputusan dan perencanaan program yang dilaksanakan.
4. Berikan support kepada klien dan keluarga dalam proses penyembuhan klien.
pengetahuan keluarga tentang penyakit klien tidak diharapkan kesalah pahaman tentang penyakit yang diderita, klien dan keluarga sedikitnya tahu apa yang terjadi dengan klien.
2. Dengan melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan dan perencanaan di harapkan terwujudnya penatalaksaannya kekuatan yang baik antar perawat, keluarga dan klien.
3. Dengan memberikan support terhadap klien diharapkan klien mempunyai motivasi dan semangat untuk kesembuhaanya dan tabah dalam menghadapi kenyataan yang dialaminya.
5 Defisit perawatan diri sehubungan ketidakmampuan klien untuk bergerakDS : Klien mengatakan mandi
dengan bantuan istri dan anaknya.
Defisit perawatan diri teratasi dengan kriteria :Jangka Pendek Klien bisa mandi
dengan mandiri. Kulit klien tidak lengket Klien tampak segar
1. Observasi kebersihan klien
2. Menjelaskan manfaat pentingnya menjaga kebersihan diri klien
3. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk mandi minimal 2xsehari.
1. Untuk mengetahui klien tentang kebersihan diri
2. Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang kebersihan diri.
3. Untuk menjaga kebersihan diri dan mengikutsertakan peran
15
DO : Selama di rawat klien di bantu
bahkan kadang diseka oleh keluarganya.
Klien tampak kusam Kulit klien agak lengket
Jangka Panjang Kulit klien tampak segar
dan berseri Keluarga dan klien dapat
menjaga kebersihan.
keluarga dalam merawat klien tentang kebersihan diri.
4. untuk membantu keluarga dan klien menjaga kebersihan diri.
6 Potensial gangguan integritas kulit sehubungan dengan penekanan area punggung dan bokong terus-menerus akibat tirah baring yang lama.DS : Klien mengatakan slit untuk
digerakan badan bagian kanan
DO : Klien bedrest Pungung teraba panas Punggung terlihat merah Klien selalu terlentang
Potensial ganggua integritas kulit teratasi dengan kriteria:Jangka Pendek Klien setelah
melakukan tindakan diharapkan
Area punggung dan bokong tidak teraba panas
Area punggung dan bokong tidak merah
Jangka Panjang Tidak terdapat tanda-
tanda dekubitus
1. Atur posisi klien tiap 2 jam sekali.
2. Massage daerah punggung dan bokong
3. Pertahankan alat tenun dan pakaian agar tetap kering, berih dan teratur.
4. Dorong klien untuk berlatih sendiri
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.
1. Mengatur posisi akan mengurangi tekanan pada suatu daerah tertentu.
2. Untuk mengurangi rasa sakit.
3. Untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah dekubitus.
4. Membantu memenuhi pemulihan kakunya dan meningkatkan kekuatan otot.
16
L. PENANGANAN STROKE
- Terapi modalitas
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat
penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa
dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau
streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3
jam setelah timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi
dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan
menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk
memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan
(misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran
darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu
biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan
atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa
yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita
stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang
sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk
mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus
kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya
luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang
menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan
darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan
suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin 2008, asuhan keperawatan dengan ganguan system persarafan,