BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dapat terjadi pada setiap tingkatan usia, tetapi yang paling sering terjadi adalah pada usia lanjut antara 75 sampai dengan usia 85 tahun, sekitar 50% dari semua orang dewasa yang dirawat pada rumah sakit syaraf disebabkan oleh suatu penyakit pembuluh darah. Penulis berpendapat bahwa penyakit stroke ini jika tidak ditangani dengan segera maka akan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu penyakit stroke ini harus benar-benar diperhatikan karena walaupun sembuh sering menimbulkan gejala sisa atau kecacatan. Penyakit stroke ini sering dihubungkan dengan adanya riwayat hipertensi atau darah tinggi serta kebiasaan pola kehidupan yang tidak sehat. Atas dasar tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn.E Dengan Gangguan Persyarafan Stroke di Ruang Perawatan XIII Rumah Sakit Dustira. “Asuhan Keperawatan Stroke” 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke dapat terjadi pada setiap tingkatan usia, tetapi yang
paling sering terjadi adalah pada usia lanjut antara 75 sampai
dengan usia 85 tahun, sekitar 50% dari semua orang dewasa yang
dirawat pada rumah sakit syaraf disebabkan oleh suatu penyakit
pembuluh darah.
Penulis berpendapat bahwa penyakit stroke ini jika tidak
ditangani dengan segera maka akan dapat menimbulkan kematian.
Oleh karena itu penyakit stroke ini harus benar-benar diperhatikan
karena walaupun sembuh sering menimbulkan gejala sisa atau
kecacatan.
Penyakit stroke ini sering dihubungkan dengan adanya
riwayat hipertensi atau darah tinggi serta kebiasaan pola kehidupan
yang tidak sehat.
Atas dasar tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
Asuhan Keperawatan Pada Tn.E Dengan Gangguan
Persyarafan Stroke di Ruang Perawatan XIII Rumah Sakit
Dustira.
1.2. Tujuan
1. Penulis memahami dan dapat menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan persyarafan
stroke.
“Asuhan Keperawatan Stroke” 1
2. Melakukan pengkajian yang terdiri dari proses
pengumpulan data sampai analisa dan menetapkan
diagnosa keperawatan
3. Membuat perencanaan, menerapkan tujuan yang ingin
dicapai dari menyusun rencana tindakan untuk
memecahkan masalah.
4. Melaksanakan implementasi berdasarkan rencana yang
telah disusun
5. Menilai hasil yang dicapai meliputi reaksi klien terhadap
tindakan yang dilakukan
1.3. Metoda
Laporan kasus disusun menggunakan metoda deskriptif
dengan melakukan pendekatan proses keperawatan, adapun teknik
dalam pengumpulan data yaitu dengan teknik studi literatur
(mencari bahan atau sumber yang berhubungan dengan materi
yang penulis teliti), observasi (peneliti langsung terjun ke
lapangan), wawancara (tanya jawab secara langsung kepada
klien), dan studi dokumentasi (peneliti memeriksa, mengkaji dan
menganalisa catatan riwayat penyakit dari klien).
1.4. Sistematika
Laporan kasus ini terdiri dari empat bab, yaitu :
Bab I : Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang,
tujuan, metode dan sistematika penulisan.
Bab II : Bab ini menguraikan tentang tinjauan teoritis dari
masalah yang sedang dibahas yaitu mengenai stroke.
Bab III : Pada Bab III ini penulis membahas tentang tinjauan
kasus nyata pada Tn.A yang berisi pengkajian, analisa
“Asuhan Keperawatan Stroke” 2
data, rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi dan catatan perkembangan.
Bab IV : Bab IV berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Stroke
Menurut dr. Budhi Suwarna, Stroke adalah timbulnya defisit
neurologis fokal/umum secara mendadak akibat gangguan
pembuluh darah otak primer, berhubungan dengan pola
waktu.
2.2. Penyebab
1. Thrombosit Ceregral
Disebabkan karena adanya Atherosclerosis dan pada
umumnya menyerang usia lanjut
2. Emboli Ceregral
Penyumbatan pembuluh darah otak karena adanya
bekuan darah lemak atau udara
3. Intracerebral Hemorrhagik
Karena akibat pecahnya pembuluh darah otak akibat
tekanan yang tinggi atau aneurisma yang pecah
“Asuhan Keperawatan Stroke” 3
Faktor resiko stroke mayor adalah hipertensi, diabetes, dan
kelainan jantung. Sedangkan faktor resiko sekunder adalah
merokok, hyperlipidema, obesitas, gaya hidup, dan tingkat stress
yang tinggi.
2.3. Patofisiologi
Otak mendapat suplai darah secara konstan dari jantung
guna mendukung metabolisme cerebral. Otak sangat sensitive
terhadap kekurangan oksigen karena aktivitas otak selalu
berlangsung. Otak tidak memiliki pembuluh darah kolateral.
Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa, jika otak
tidak mendapat suplai darah yang cukup akan menyebabkan
kerusakan jaringan. Hipoxia akan menyebabkan iskemi. Iskemi lebih
dari 15 menit menyebabkan defisit neurology permanen sedangkan
kurang dari 15 menit menyebabkan defisit sementara.
Gangguan auran darah otak yang mengakibatkan stroke
dapat disebabkan oleh penyempitan atau tertutupnya salah satu
pembuluh darah ke otak yang terjadi karena adanya : Trombosis
Cerebral, Emboli Cerebral dan Perdarahan Intracerebral
2.4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala stroke tergantung pada pembuluh darah
yang terkena
1. Veterbro-basilans
2. Arteri Karotis Internal
3. Arteri Seregri Anterior
4. Arteri Seregri Posterior
5. Arteri Seregri Media
“Asuhan Keperawatan Stroke” 4
2.5. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas penderita
2. Anamnese riwayat penyakit sekarang masa lalu
dan riwayat keluarga
3. Kebiasaan pola hidup sehari-hari
4. Pemeriksaan fisik
a) Ada satu atau tidak kehilangan kesadaran
b) Kelumpuhan kaki atau tangan
c) TTV, eliminasi, nutrisi dan cairan
d) Nyeri kepala
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap
b) LED
c) Lumbal fungsi
d) CT Scan otak
e) ECG
b. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin dijumpai antara
lain :
1. Perubahan perfusi otak
2. Gangguan aktivitas dan gerak
3. Gangguan komunikasi
4. Ketidakmampuan merawat diri
5. Gangguan pemenuhan nutrisi
6. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala
7. Gangguan konsep diri
“Asuhan Keperawatan Stroke” 5
8. Injkonteresia urin
Tujuan
1. Fungsi neurologi normal
2. Kebutuhan gerak dan aktivitas
3. Klien dapat berkomunikasi
4. Klien dapat merawat diri
5. Gangguan pemenuhan nutrisi terpenuhi
6. Rasa nyeri hilang
7. Pasien dapat menerima keadaan
8. Klien dapat mempertahankan pungsi ginjal
c. Perencanaan
Pada penatalaksanaan tergantung atau disesuikan
dengan diagnosa yang diangkat atau yang
dimunculkan.
Contoh :
- Untuk diagnosa gangguan rasa nyaman/nyeri
1. Kaji tingkat rasa nyeri pasien menggunakan
skala nyeri 1-5
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman
3. Observasi TTV
4. Pasang penghalang pada tempat tidur jika
pasien gelisah
5. Dampingi pasien selama gelisah
6. Beri analgetik sesui dengan program
- Untuk diagnosa ketidakmampuan merawat diri
“Asuhan Keperawatan Stroke” 6
1. Beri support pada klien untuk beraktivitas
2. Bantu klien dalam pemenuhan ADL.
3. Dekatkan segala sesuatu sehingga klien
dapat melakukannya sendiri
4. Kaji kebiasaan BAB dan BAK.
BAB III
TINJAUAN KASUS
“Asuhan Keperawatan Stroke” 7
Tanggal Masuk : 23 Desember 2002
Tanggal dikaji : 23 Desember 2002
Nomor Register : 2598/HI/XII/2002
Diagnosa : Stroke
3.1. Pengkajian
A. Biodata
Nama : Tn. E
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : Pensiunan TNI-AD (HI-Sertu)
Alamat : Kp. Bojong Picung RT.02/03
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Alasan masuk rumah sakit
Pada tanggal 18 Desember 2002 tepatnya 5 hari
sebelum klien masuk rumah sakit klien mengeluh
pusing, pandangan tidak jelas, apabila klien
berdiri tangan dan kaki terasa lemas, bicara tidak
jelas, tangan kiri tidak dapat digerakan. Kemudian
setelah muncul tanda-tanda tersebut klien dibawa
pihak keluarganya ke Rumah Sakit Dustira
poliklinik syarag dan akhirnya menurut dokter
syaraf klien harus diopname di Rumah Sakit
Dustira Ruang Perawatan XIII.
b. Keluhan utama saat didata
“Asuhan Keperawatan Stroke” 8
Tn.E menengeluh pusing, pandangan tidak jelas,
apabila klien berdiri tangan dan kaki terasa
lemas, bicara tidak jelas, tangan kiri tidak dapat
digerakan dan keluhan tersebut akan terasa berat
jika klien terlalu banyak beraktivitas dan keluhan
klien akan berkurang apabila klien beristirahat.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Pihak keluarga mengatakan bahwa klien mempunyai
darah tinggi atau hipertensi dan klien pernah diopname
di Rumah Sakit Dustira dengan penyakit yang sama
dengan sekarang yaitu pada bulan Maret tahun 2000.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak
ada yang menderita hipertensi atau stroke dan tidak
ada yang mempunyai penyakit berat atau menular
lainnya.
4. Struktur keluarga
Klien adalah anak ke 1 dari 2 bersaudara dan klien
-Klien berbicara dengan terarah meskipun masih sakit
-Klien bisa mengerti dengan bahasa isyarat perawat
-Klien mendapatkan speech therapy dari bagian fisiotherapy
-Klien berubah posisinya menjadi miring kiri atau kanan, menyender atau terlentang
-Sebagian kebutuhan klien terbantu
-Klien bisa melatih pergerakan sendiri
-Klien terlihat lebih
“Asuhan Keperawatan Stroke” 27
5 23-12-‘02
-Memberi dorongan
-Berkolaborasi dengan ahli fisiotherapy
-Memberi dukungan dan pengertian untuk merawat diri
-Mendekatkan kebutuhan utama klien
-Melatih klien merawat diri
-Mengajarkan untuk melatih diri dan merawat klien kepada keluarga
-Memberikan pengertian kepada klien mengenai penyakitnya
-Memberikan motivasi kepada klien
-Memberi penyuluhan kepada keluarga mengenai perawatan yang bisa dilakukan oleh keluarga
tenang
-Klien mendapatkan pengobatan fisiotherapy
-Klien lebih tenang dan mengerti terhadap penjelasan
-Kebutuhan utama menjadi dekat dengan klien
-Klien mengetahui dan akan menuruti utnuk merawat diri
-Keluarga paham dan melaksanakannya
-Klien paham dan mengerti
-Wajah klien terlihat tenang
-Keluarga paham dan bisa mengerti
“Asuhan Keperawatan Stroke” 28
3.6. Catatan Perkembangan
DxCATATAN PERKEMBANGAN
“Asuhan Keperawatan Stroke” 29
1
2
3
4
5
1
2
3
S : Keluarga mengatakan klien tidak pernah meringis lagi dan memegang kepalaO : Klien tidak pernah meringis lagi dan memegang kepala dan terlihat tenagA : Masalah belum dapat teratasi sepenuhnyaP : Intervensi tetep dipertahankan
S : Keluarga klien mengatakan klien jarang berbicara tapipembicaraan dapat dimengertiO : Bicara dapat dimengertiA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan tangan kiri masih lumpuh dan terasa tubuh lemasO : Tangan kiri belum bisa digerakkan, tangan kanan bisa mengangak bebanA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
S : Keperluan pasien masih dibantuO : Aktivitas klien masih dibantuA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan sudah tenangO : Klien terlihat tenangA : Masalah belum teratasi sepenuhnyaP : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan kepala tidak nyeriO : Klien terlihat tenang dan segarA : Masalah belum teratasi sepenuhnyaP : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan sudah bisa berbicara dengan lancar meskipun tidak terlalu lancarO : Bicara klien lancar meskipun sedikitA : Masalah belum teratasi sepenuhnyaP : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan tangan kiri sudah bisa menggerakan jariO : Jari mulai bisa digerakkanA : Masalah belum teratasi sepenuhnyaP : Intervensi dilanjutkan
“Asuhan Keperawatan Stroke” 30
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Tn.E menengeluh pusing, pandangan tidak jelas, apabila klien
berdiri tangan dan kaki terasa lemas, bicara tidak jelas,
tangan kiri tidak dapat digerakan dan keluhan tersebut akan
terasa berat jika klien terlalu banyak beraktivitas dan keluhan
klien akan berkurang apabila klien beristirahat.
2. Penyakit stroke ini bukan penyakit menular. Penyakit ini
biasanya ada hubungannya dengan penyakit-penyakit seperti
hipertensi, jantung dan diabetes militus (DM).
3. Penyakit stroke ini sering menimbulkan kematian dan gejala
sisa pada penderitanya maka perawatannya harus benar-
benar serius dan sesegera mungkin
4.2. Saran
1. Tn.E
“Asuhan Keperawatan Stroke” 31
Rencana tindakan Asuhan Keperawatan yang sudah disusun
hendaklah dilaksankan sesuai dengan prosedur :
- Mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan resep
dan petunjuk dokter
- Rajin berlatih pergerakan secara teratur dan rutin
sesuai dengan petunjuk yang diberikan
- Hindari faktor-faktor yang mendukung timbulnya
kembali penyakit stroke seperti makana yang terlalu
tinggi mengandung asin, merokok, minuman yang
mengandung alkohol, membiasakan hidup teratur dan
hygiene, dll.
- Kontrol ke rumah sakit secara rutin
2. Perawat
Pahami dan laksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang mengalami gangguan persyarafan stroke sesuai dengan
ketentuan dan tata cara yang telah dipelajari selama di
bangku kuliah dan selama praktek di lapangan.
“Asuhan Keperawatan Stroke” 32
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long, 1996, Perawatan Medical Bedah, Bandung.
FKPP SPK Se-Jawa Barat, 1997, Perawatan VC , Bandung.
Silvia A. Prince, 1995, Pathofisiologi, Buku I, Edisi 4, EGC,