ASKEP SISTEM KARDIOVASKULER KELOMPOK I Maria Antonia V 201211068 Montania Dea R201211077 Maria Mierna 201211072 Ni Putu Prischa 201211082 Petra Angelia P 201211087 Reuni Fransiska 201211095 Rina Sulistyowati 201211099 Rafael Imelda 201211091 Riyanti Indri A 201211104 Sara Kurniawati 201211108 Silvia Nita A 201211112 Victoriana Dinata 201211117 Windy Kusumawati 201211121 Yohana Gilang 201211125 Yosenia Wulan 201211130 Yulius Yudas 201211134 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASKEP SISTEM KARDIOVASKULER
KELOMPOK I
Maria Antonia V 201211068
Montania Dea R 201211077
Maria Mierna 201211072
Ni Putu Prischa 201211082
Petra Angelia P 201211087
Reuni Fransiska 201211095
Rina Sulistyowati 201211099
Rafael Imelda 201211091
Riyanti Indri A 201211104
Sara Kurniawati 201211108
Silvia Nita A 201211112
Victoriana Dinata 201211117
Windy Kusumawati 201211121
Yohana Gilang 201211125
Yosenia Wulan 201211130
Yulius Yudas 201211134
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan
darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan
sel/jaringan untuk metabolisme.Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk
dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem
kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi
darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan
melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi
sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler.Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan
kiri.Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar
kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada
kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak.Selain itu otot jantung juga
mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya
adalah ventrikel.Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan
bilik.
B. Tujuan Penulisan
Ø Tujuan Umum
Mengetahui secara umum tentang System Cardiovaskuler.
Ø Tujuan Khusus
· Untuk mengetahui asuhan keperawatan dalam System Cardiovaskuler
BAB II
ASKEP
KASUS 1
An. Dino usia 2 tahun saat ini dirawat dirumah sakit karena mengalami sianosis. Pasien mempunyai riwayat tetralogi of fallot. Dari hasil pemeriksaan TTV T=36,2C, RR=32x/menit,HR=115x/menit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ictus cordis tampak, terdengar bising systole. Hasil BGA PCO2 50% PO2 75%. Saat ini pasien mendapat terapi O2 11 liter/menit. Hasil echokardiografi overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan terdapat. Akan dilakukan operasi dan ibu tampak cemas.
PENGKAJIAN KLINIK PADA PASIEN TOF
Namaperawat yang mengkaji : -
Unit :-
Kamar/ ruang :-
Tanggal/ waktumasuk RS :-
Tanggal/ waktupengkajian :-
Cara pengkajian :-
I. IdentitasKlien
Nama : An. Dino
JenisKelamin :laki-laki
Umur :2 th
Tempat/tgl lahir :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan :-
Agama :-
Suku :-
Alamat :-
Dx :
I. Identitaspenanggungjawab
Nama :
Alamat :-
Hubungandenganklien :-
II. Riwayat penyakit : Tetra of flagi
III. Alasan masuk rumah sakit : pasien mengalami kebiruan dibadan
IV. KeluhanUtama :
V. Kebutuhan
a. Oksigen
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :pasien menggunakan oksigen 11 liter permenit
b. Cairan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :
c. Nutrisi
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :
d. EliminasiFekal
SebelumSakit : tidak terkaji
SaatSakit :
e. EliminasiUrin
Sebelumsakit : tidak terkaji
Saatsakit :
f. Aktivitas
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :
g. Tidur
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
h. Sexualitas
Sebelumsakit : tidak terkaji
Saatsakit : tidak terkaji
i. PrivasidanInteraksiSosial
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
j. Pencegahan masalah kesehatan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
k. PromosiKesehatan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
VI. PemeriksaanFisik
A. keadaan sakit
pasien tampak sakit sedang
B. Tanda-tanda Vital
a) T=36,2C, RR=32x/menit,HR=15x/menit
b)
VII. PemeriksaanDiagnostik
Hasil Lab : Hasil BGA PCO2 50% PO2 75%.
VIII. Terapi
oksigen binasal 11 ltr/mnt
PENGKAJIAN LAINNYA
PENGERTIAN Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Staf IKA, 2007). Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi Defek septum ventrikel, Stenosis pulmonal, Overriding aorta, dan Hipertrofi ventrikel kanan.
1. Defek septum ventrikel : adanya lubang di sekat pemisah bilik kiri (ventrikel kiri) dengan bilik kanan (ventrikel kanan)2. Stenosis pulmonal : penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan3. Overriding Aorta : pembuluh darah utama yang keluar dari bilik kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan4. Hipertrofi ventrikel kanan :,penebalan otot bilik kanan akibat kerja keras (karena jalan keluarnya terhambat) dan tekanan dalam rongga ini meningkat.Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
B. ETIOLOGIPada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor – factor tersebut antara lain : Faktor Endogen1. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu1. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)2. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella3. Pajanan terhadap sinar –XPara ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai
C. PATOFISIOLOGITetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek septum ventrikel, overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel kanan. Secara anatomis sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek ventrikel subaraortik yang disertai deviasi ke anteriol septum infundibuler (bagian basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar aorta bergeser ke depan (dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia arteri pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasanya tidak melebihi 50 %. Apabila overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya suatu outlet ganda ventrikel kanan.Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan bagian yang paling esensial pada tetralogi fallot.Itulah sebabnya suatu defek septum ventrikel dan overriding aorta yang disertai stenosis pulmonal valvuler misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot apabila tidak terdapat devisiasi septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot disertai pada adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai tetralogi fallotBetapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi infundibuler, tapi dengan adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot, daerah didorong ke kiri masuk ke aorta,
sehingga tekanan dalam ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah sebabnya mungkin mengapa pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda dengan stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemikSianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama.Berat ringanya sianosis ini tergantung dari severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau interventrikuler.Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini menandakan adanya suatu stenosis pulmonal yang berat atau bahkan atresia pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa bulan kemudian pada stenosis pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-lahan dengan bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian ituStenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi ventrkel kanan, sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi. Disamping itu, dengan meningkatnya usia dan meningkatnya tekanan dalam ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering tumbuh luas pada tetralogi fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal, subklavika dan anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta pulmonary collateral arteries )
D. TANDA DAN GEJALAa. Sianosis sianosis. obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat hipertropi infundibulum meningkat Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan b. DispneaTerjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.c. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) umum pada pagi hari.Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat
d. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembanganGangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.e. Denyut pembuluh darah normalJantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.f. Bising sistolikTerdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetapi intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada
E. KOMPLIKASIKomplikasi dari gangguan ini antara lain :1. Penyakit vaskuler pulmonel2. Deformitas arteri pulmoner kanan3. Perdarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia4. Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada polisistemia, anemia, atau sepsis5. Gagal jantung kongestif jika piraunya terlalau besar6. Oklusi dini pada pirau7. Hemotoraks8. Sianosis persisten9. Efusi pleura10. Trombosis Pulmonal
11. Anemia relative
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan laboratoriumDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH. Pasien dengan Hg dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.2. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu. 3. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal4. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru5. KateterisasiDiperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah
G. PENATALAKSANAANPada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/ bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat. Lakukan selanjutnya 1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi3. Hindari dehidrasi
KASUS 1
An. Dino usia 2 tahun saat ini dirawat dirumah sakit karena mengalami sianosis. Pasien mempunyai riwayat tetralogi of fallot. Dari hasil pemeriksaan TTV T=36,2C, RR=32x/menit,HR=115x/menit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ictus cordis tampak, terdengar bising systole. Hasil BGA PCO2 50% PO2 75%. Saat ini pasien mendapat terapi O2 11 liter/menit. Hasil echokardiografi overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan terdapat. Akan dilakukan operasi dan ibu tampak cemas.
Ventilasi perfusi Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi ditandai dengan RR=32x/menit,HR=115x/menit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ictus cordis tampak, terdengar bising systole. Hasil BGA PCO2 50% PO2 75%. Saat ini pasien mendapat terapi O2 11 liter/menit
TUJUAN dan KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONALISASI
Gangguan pertukaran gas
dapat teratasi setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24jam
dengan kriteria hasil :
1. Pasien tidak sianosis
2. APGAR skore
meningkat
3. Hasil GDA normal
4. Hasil pemeriksaan
Tanda-Tanda vital
normal
1. Monitor TTV ( HR,
RR, T )
2. Monitor keadaan
umum klien
1.Klien dengan
gangguan pertukaran gas
perlu dimonitor suara
nafasnya untuk mengetahui
adanya suara nafas tambahan
2. Klien dengan
gangguan pertukaran
gas perlu dimonitor
APGAR skore nya
untuk mengetahui
perubahan asfiksia
klien
3. Klien dengan
gangguan pertukaran
gas perlu dilakukan
3. Bantu ADL klien
4. Monitor suara nafas
klien
5. Monitor APGAR
skore klien
6. Lanjutkan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian O₂ 4L/menit
7. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemeriksaan GDA
8. Lanjutkan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian cairan
pemberian O₂ 4L/menit untuk
mempertahankan
kebutuhan O₂ klien
4. Klien mengalami
asidosis respiratorik
jadi perlu dilakukan
pemeriksaan GDA
untuk mengetahui
5.
6. perubahan GDA
klien
7. Kolaborasi pemberian
cairan D10% 10 tetes
dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi klien
D10% 10 tetes/menit
Kasus 2
Bapak Dono (60 tahun) dirawat dirumah sakit dengan keluhan pusing, leher terasa kenceng. dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 200/100 mmHg, nadi 100x/menit kuat, Spo2 94%, RR 20x/menit, S 37 derajat C . saat ini pasien mendapatkan terapi oksigen binasal 2 liter/ menit . pasien tampak lemah, dari hasil pengkajian pasien mengatakan suka makan makanan asin, pedas, dan makanan instan seperti mie dan sosis. dan mempunyai riwayat hipertensi dari ibunya. Pasien mengatakan mendapat obat penurun tensi tetapi tidak pernah diminum dan pasien tidak pernah kontrol ke pelayanan kesehatan karena tidak ada yang mengantar.
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KLINIK PADA PASIEN HIPERTENSI
Namaperawat yang mengkaji : -
Unit :-
Kamar/ ruang :-
Tanggal/ waktumasuk RS :-
Tanggal/ waktupengkajian :-
Cara pengkajian :-
II. IdentitasKlien
Nama : Sdr. D
JenisKelamin :laki-laki
Umur :60 th
Tempat/tgllahir :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan :-
Agama :-
Suku :-
Alamat :-
Dx : hipertensi
III. Identitaspenanggungjawab
Nama :
Alamat :-
Hubungandenganklien :-
IV. Riwayat penyakit : hipertensi
V. Alasanmasukrumahsakit : pasien mengatakan pusing dan leher terasa kenceng
VI. KeluhanUtama : pasien mengatakan pusing
VII. Kebutuhan
l. Oksigen
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :tidak terkaji
m. Cairan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :
n. Nutrisi
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit :
o. EliminasiFekal
SebelumSakit: tidak terkaji
SaatSakit :
p. EliminasiUrin
Sebelumsakit : tidak terkaji
Saatsakit :
q. Aktivitas
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : aktivitas terganggu
r. Tidur
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
s. Sexualitas
Sebelumsakit : tidak terkaji
Saatsakit : tidak terkaji
t. PrivasidanInteraksiSosial
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
u. Pencegahanmasalahkesehatan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
v. PromosiKesehatan
Sebelumsakit : tidak terkaji
SaatSakit : tidak terkaji
VIII. PemeriksaanFisik
C. keadaan sakit
pasien tampak sakit sedang
D. Tanda-tanda Vital
c) Tekanan Darah 200/100 mmHg
d) HR : 100x/menit
IX. PemeriksaanDiagnostik
-Hasil Lab :
X. Terapi
oksigen binasal 2 ltr/mnt
Pengkajian lain
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan
pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna mengetahui berbagai
permasalahan yang ada.
(Aziz Alimul. 2009 : h 85)
Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah
1. Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan penyakit
screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk menaikkan
diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan vertikel kiri / hipertrofi
vertical kiri).
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah kronis (dapat
mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan
Hubungan dengan keluarga?Hubungan dengan tetangga?Hubungan dengan
lingkungan atau tempat kerja?
j. Pencegahan masalah keperawatan
Cara mencegah masalah ketika sakit?Olahraga?Mencuci tangan?Diit
seimbang?
k. Promosi kesehatan
Pernah mengikuti penyuluhan? Penyuluhan apa saja? Penyuluhan tentang
jantung/ gagal jantung?
VI. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : somnolen
Antropometri
Berat Badan : 80 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 100 / 80 mmHg
- Nadi : 122 x/menit, frekuensi teratur,
- Pernafasan : 28 x /menit
- Suhu : 360 C
- Spo2 : -
Head to toe
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, bunyi jantung S3, suara paru krekels.
Terdapat edema anasarka dan haluaran urine 30ml/jam.
VII. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostic rontgen didapatkan hasil kardiomegali dan edema
paru.Pemeriksaan EKG dengan hasil sinus takikardi.
VIII. Terapi
Pasien mendapat terapi Debutamine 20mcg, Digoxin 4 tab/hari, nitrogliserin 15
mcg.
IX. Analisa data :
Data Fokus Masalah
keperawatan
Etiologi Diagnose keperawatan
Dx: -
Do:
- Td: 100/80 mmHg
- Dari pemeriksaan fisik
didapatkan, bunyi
jantung S3, suara paru
krekels.
- Pemeriksaan diagnostic
rontgen didapatkan
hasil kardiomegali dan
edema paru.
- Pemeriksaan EKG
dengan hasil sinus
takikardi.
- Terpasang O2 5 L/mnt
Intoleran
aktivitas
Ketidakseimbangan
antara suplay darah
dan kebutuhan
oksigen
Intoleran aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
antara suplay darah
dan kebutuhan oksigen
ke paru dan jantung
ditandai dengan data
TD menurun,
pemeriksaan fisik
didapatkan, bunyi
jantung S3, suara paru
krekels.Pemeriksaan
diagnostic rontgen
didapatkan hasil
kardiomegali dan
edema paru,
Pemeriksaan EKG
dengan hasil sinus
takikardi.Terpasang
O2 5 L/mnt
X. FORMAT PERENCANAAN :
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasionalisasi
Intoleran aktivitas pada
Tn. B teratasi setelah
dilakukan tindakan 7x24
jam dengan criteria hasil :
- Tekanan darah normal
1. Monitor TTV per 8
jam
1. Gagal jantung dapat
menyebabkan perubahan TTV
terutama pada HR, TD dan
RR.
2. Pemeriksaan ekg merupakan
berada dalam kisaran
120/80 mmHg
- Respon jantung normal
saat beraktivitas ( HR
60-100 x/mnt)
- Perubahan EKG dari
takikardi >100
menjadi 60-100 x/mnt.
- Kesadaran
composmentis.
- Adl klien terpenuhi
- Hasil rontgen
menunjukkan
kardiomegali dan
edema paru berkurang.
2. Lanjutkan
pemeriksaan EKG
setiap pagi.
3. Lanjutkan terapi
pemberian nitrogliserin
15 mcg via oral
4. Lanjutkan terapi
pemberian oksigen 5
L/mnt
5. Lanjutkan terapi
pemberian Dobutamine
20 mcg via oral
6. Bantu ADL klien
7. Lanjutkan terapi
pemberian Digoxin 4
tablet / hari
rekam jantung untuk
mengetahui irama dan
gangguan pada jantung
terutama klien dengan gagal
jantung mempunyai gangguan
takikardi.
3. Nitrogliserin intravena atau
sublingual (dibawah lidah)
akan menyebabkan pelebaran
vena, sehingga mengurangi
jumlah darah yang melalui
paru-paru. Dapat mengurangi
sesak nafas dan mengurangi
keletihan
4. Kelemahan yang disebabkan
oleh karena kekurangan
oksigen dan suplay darah
dapat teratasi karena asupan
oksigen dari alat bantu nafas.
5. Dobutamine dapat
mempengauhi kontraktilitas
kerja jantung sehingga jantung
dapat berkontraksi kembali
dan dapat memenuhi asupan
darah ke otak.
6. Klien dengan gagal jantung,
memiliki ADL yang menurun
karena aktivitas dapat
mempengaruhi HR, sehingga
perlu di bantu untuk
mengurangi kenaikan HR.
7. Edema dapat dikurtangi
dengan cara diuretic yaitu
dengan dikelurakan lewat urin
klien sehingga dengan
pemberian digoxin dapat
membantu untuk
mengeluarkan cairan yang
8.
berada di paru dan jantung
untuk mengurangi edema.
8.
KASUS 4
Pengertian penyakit AMIa. Definisi
AMI adalah proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang, jika iskemia berlangsung dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan Nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu, atau yang biasa dikenal dengan nama Infark Miokardium.
b. EtiologiSuplai oksigen ke miocard berkurang
Faktor pembuluh darah Faktor sirkulasi Faktor darah
Curah jantung yang meningkat Kebutuhan oksigen miocard meningkat
Kerusakan miocard Hipertropi miocard
Hipertensi diastolicFaktor biologis yang tidak bisa dirubah
Usia lebih dari 40 tahun Jenis kelamin Hereditas Ras
c. Tanda dan Gejala1. Nyeri
Mendadak dan terus menerus tidak mereda
Seperti tertusuk – tusuk, menjalar ke bahu dan kebawah menuju lengan kiri
Mulai secara spontan, menetap beberapa jam dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
Menjalar ke leher dan rahang
Disertai dengan sesak napas, pucat, dingin dan pening, serta melayang,mual dan muntah
A. Penatalaksanaan Medis
Bagi pasien dengan penyakit Infark Miokard penatalaksanaan madis yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam2. Tirah baring, posisi semi fowler.3. Monitor EKG pasien untuk mengetahui aliran konduksi arus listrik di jantung pasien4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit5. Oksigen 2 – 4 lt/menit.6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg8. Bowel care : laksadin9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infuse10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
d. Gizi
Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam
mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk
pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah,
Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah
dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita
tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam,
bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih.
Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam
membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
e. Farmakologi
Pada poasien dengan penyakit Infark Miokard dapat diberikan terapi obat sebagai
berikut:
Anti angina ( nitrat organik, nitrocine, ISDN)
Untuk mengurangi nyeri dada (angina) yang dirasakan akibat dari komplikasi dari
penyakit jantung koroner
Antikoagulan : heparin
Untuk mengencerkan darah yang membeku dan menyumbat di pembuluh arteri
koroner
Trombolitik : streptokinase
Sebagai antikoagulan dan pengencer darah-rah yang mengalami pembekuan
Bowel care : laksadin
Sedatif :diazepam
Sebagai antikonvulsan jika pasien sampai mengalami kekejangan
Analgesik : Morphin atau Pethidine
Untuk mengurangi nyeri yang dirasakann oleh pasien
f. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas bd. Kecemasan, Hiperventilasi
Penurunan cardiac out put bd gangguan stroke volume (preload, afterload,
kontraktilitas)
Nyeri akut bd Agen injuri (fisik)
Intoleransi aktivitas b/d fatigue
Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurangnya informasi
Kasus 4
Tn. Juno (34 tahun) di rawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnose medis AMI.
Pasien saat ini masih mengeluh dada terasa berat, nafas sesak, dan kadang nyeri muncul di dada
sebelah kiri menjalar ke punggung, Skala nyeri 8.Pasien mendapat terapi oksigenasi 5