I am Edy El Nino Mencoba mengaktifkan dan menjalankan blog yang sudah lama dibuat! :) Senin, 08 April 2013 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Lansia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dani keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan. Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena sampai setengah abad yang lalu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I am Edy El Nino Mencoba mengaktifkan dan menjalankan blog yang sudah lama dibuat! :)
Senin, 08 April 2013
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dani
keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu
individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan
kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan
kesehatan.
Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
karena sampai setengah abad yang lalu. Dan berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut
usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri serta keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatrik.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisisk yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk gerakan
lambat, dn figur tubuh yang tidak proporsional.
Saat ini, diseluruh dunian, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu
dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 22025, lanjut usia akan mencapai 1,2
milyar. Di negara maju, pertambahan populasi/penduduk lansia telah diantisipasi sejak awal abad
ke 20. Tidak heran bila masyarakat di negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan
populasi lansia dengan aneka tantangannya. Namun, saat ini negara berkembang pun mulai
menghadapi masalah yang sama.
Fenomena diatas jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya
masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama
kelainan degeneratif. Sering kali keberadaan lansia dipersepsikan secra negatif, dianggap sebagai
beban keluarga dan masyarakat sekitar. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari
sekelompok orang yang sakit-sakitan.
Kurangnya perhatian yang memadai terhadap populasi lansia ini menciptakan ruang
kosong, yang kemudian diisi oleh dunia medis. Disatu sisi, perhatian besar dari kalangan
kedokteran ini harus disambut secara positif oleh dunia keperawatan sehingga masalah kesehatan
lansia dapat teratasi. Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan pada
kehidupan lansia. Semakin tua seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka.
Dalam kaitan ini, kajian terhadap keperawatan lansia (keperawatan gerontik dan geriatrik) perlu
ditingkatkan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, memahami, dan menguasai konsep dasar keperawatan keluarga: gerontik
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Konsep dasar keperawatan kesehatan keluarga
b. Konsep keperawatan keluarga: gerontik
c. Asuhan keperawatan keluarga: gerontik
d. Memahami masalah keperawatan keluarga: gerontik
C. Metode penulisan
Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah-
masalah yang ada dan menggunakan studi keperpustakaan dari literatur yang ada baik di
perpustakaan maupun dimedia internet sebagai pelengkap.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari IV Bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II : landasan teoritis yang terdiri dari konsep dasar keperawatan keluarga, konsep dasar
keperawatan keluarga:gerontik
Bab III : Laporan Kasus
Bab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung
kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis dari
untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat definisi yang berorientasi pada
tradisi dan dingunakan sebagai referensi secara luas:
- Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan
adopsi.
- Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika
mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah tangga tersebut sebagai rumah
mereka.
- Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran sosial
keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari
- Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari masyarakat
dengan beberpa ciri unik tersendiri.
Meskipun definisi-definisi ini sering digunakan, namun terbatas kepada kemapuan
aplikasinya dan sifat komprehensifnya definisi apa saja tentang keluarga harus menggambarkan
bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang, dan definis tradisional seperti diats bisa memberikan
gambaran tentang definisi yang dimaksud.
Whall (1986) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam
perawatan, ia mendefiniskan keluarga sebagai ”kelompok yang mendefinisikan diri” dengan
anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah istilah usus,
yang boleh jadi tidak di ikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian
macam sehingga mereka menggagap diri meraka sebagai sebuah keluarga (hal 241).
Mengingat siapakah individu-individu yang diindetifikasikan sebagai anggota keluarga
merupaka sebuah komponen yanh sangat penting dari definisi ini.
Bozett (1987) menyatukan definisi individu dengan merujuk keluarga sebagai “siapa yang
disebut pasien itulah keluarga” ( hal 4). Family service amerika (tahun 1984) mendefisikan
keluarga dalam suatu cara yang komprehensif-yaitu sebagai “2orang” atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman ( hal 7).
2. Tipe keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi)
Tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman
terhadap literatur tentang kelurga. (friedman, 1987 hal: 12)
1) Keluarga inti (konjugal) merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian
nafkah. Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga orientasi (keluarga asal) merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang
dilahirkan
3) Keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang
paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti, berikut ini
termasuk “sanak keluarga” seperti kakek atau nenek, tante, paman, dan sepupu.
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokn tipe keluarga selain tipe diatas berkembang menjadi:
1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adlah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan
yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga menjadi tren karena
adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga
seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangan cenderung hidup sendiri untuk membesarkan
anak-anaknya.
2) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
4) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single
adult living alone). Kecenderungan di indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau
direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.
5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual cohabiting
family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya
mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan
tersebut telah tua demi status anak-anaknya.
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gaya and lesbian family).
3. Fungsi keluarga
Umumnya diakui bahwa keberadaan keluarga adalah dalam frangka untuk memenuhi fungsi-
fungsi dasar tertentu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia (kebutuhan
kemsyarakatan) yakni pemberian nafkah dan mengasuh anak. Disamping itu, keluarga bertindak
sebagai mediator yang penting antara masyarakat dan individu dan membentuk matriks dimana
kebutuhan-kebutuhan pribadi dipenuhi.
Sekarang ini keluarga tampak lebih khusus dn aktivitas-aktivitasnya yang secara tradisional
berlangsung dalam rumah dan atau melibatkan seluruh anggota keluarga kini berlangsung
dimana-mana dan hanya melibatkan segmen-segmen keluarga atau anggota keluarga secara
individual.
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)
1) fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai perlindungan
dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melakukan tugas-tugas yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anggotanya, Mulai dari tahun-tahun awal kehidupan
individu dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis
sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit keluarga (stair, 1972)
Komponen fungsi afektif meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini,. Maka keluarga menjalankan
tujuan-tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat-sifat kemanusiaan dalam diri
mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin berhubungan secara lebih
akrab dan harga diri.
2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah
fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn
menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
4. Dimensi struktur dasar keluarga
Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di
masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada
empat struktur keluarga yaitu:
1) Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
2) Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh
keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu
(orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga
besar) dengan keluarga inti.
4) Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
Struktur keluarga ini nantinya perlu dikaji oleh perawat yang memberikan asuhan. Berdasarkan
ke empat elemen dalam struktur keluarga, diasumsikan bahwa (Leslie & Komar, 1989: Parsons
& Bales, 1995) :
1) Keluarga merupakan sistem sosial uang memiliki fungsi sendiri
2) Keluarga merupakan sistem sosial yang mampu menyelesaikan masalah individu dan
lingkungannya.
3) Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi kelompok lain.
4) Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku
dalam keluarga.
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya dan aktualisasi keluarga dimasyarakat, serta
memperhatikan perkembangan negara indonesia menuju negara industri, indonesia
menginginkan keluarga dikelompokan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut .
1) Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Keluarga Sejahtera Tahap I.
2) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
liungkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh
informasi.
4) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara
teratur(dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial kemasyarkatan,
juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau
yayasasn sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan lain sebagaianya.
5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhhi
seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta
telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
5. Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga sudah dianggap
sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Perananan perawat keluarga membantu keluarga
untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dengan meningkatkan kesanggupan
mereka untuk melaksanakan tugas-tugs kesehatan.
Proses membantu keluarga meningkatkan kesanggupan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan, perawat dapat berperan sebagai :
- Pengenal kesehatan (health monitor)
- Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
- Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
- Facilitator
- Guru
- Penasihat
B. Konsep Keperawatan Keluarga: gerontik
1. Pengertian
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
psikologis.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Bab I
Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono (1994)
mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaikikeruskan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat
mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia, termasuk kehidupan seksualnya.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan
umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Proses menua merupakan kombinasi bermacam-
macam faktor yang sling berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan
tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan sebagai
perubahan yang terkit waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan untuk dapat bertahan hidup berikut akan dikemukakan bermacam-macam teori
proses menua yang penting.
2. Teory proses menua
Proses menua bersifat individual
1) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2) Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3) Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
a. Teori biologis
a) Teori genetik
Teori genetic lock. Teori ini merupakan teori instrinsik yang menjelskan bahwa didalam tubuh
terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan
bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam
inti selnya memiliki suatu jam genetik/ jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas
usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini
berhenti berputar, ia akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup nomor dua terpanjang
setelah bulus. Secara teoritis, memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa
waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dengan pemberian obat-obatan atau tindakan tertentu.
Teori mutasi somatik. Menurut teori ini penuaan terjadi krena adanya mutasi somatik akibat
pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsiu DNA atau RNA
dan dalam proses translasi RNA protein/enzim.
Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau
perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,
sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel (Suhana, 1994: Constantinides, 1994)
b) Teori nongenetik
Auto-immune theory. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi yang
merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga
merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pad lansia (Goldstein,
1989). Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus pada usi dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi
kelainan auto-imun.
Free radical theory. Dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya
proses metabolisme atau proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan
suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan
sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan
atau peruibahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan
oksidasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 19944). Radikal bebas dianggap sebagai
penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan
Bailon, Salvacion G.1978.Family Health Nursing.University of The Philippines : Diliman
Diposkan oleh Edy Novriadi di 22.34 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: Keperawatan Keluarga
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Lencana Facebook
Edhy El-Niñov
Buat Lencana Anda
Welcome
Kalau membutuhkan artikel ini dalam bentuk word, inbox saja saya!
Mengenai Saya
Edy Novriadi Ini blog pertama kali saya buat sejak baru lulus SMA, tapi karena saat itu masih tinggal dikampung dan belum punya laptop pribadi,akhirnya cuma bisa buat dan nggak pernah diurus, hehe.. Baru setelah 2 tahun kemudian, disela-sela jeda aktivitas kuliah sy coba buat buka blog yang udah lama dibuat ini. Mencoba mengisi blog ini sembari mengisi waktu luang. Salam kenal blogger.. :)
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2013 (8) o April (8)
Sindrom Cushing Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Tahap Perkemban...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Usia Dewasa Per...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
2012 (36)
Pengikut
Total Pengunjung
42962
Nelly
Free Music at divine-music.info
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.