DAFTAR ISI
KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Modul Pelatihan
Penyiapan Petugas Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam
Menunjang Desa siaga ini dapat diselesaikan
Modul Pelatihan Penyiapan Petugas Pelayanan Keperawatan Keluarga
Di Rumah Dalam Menunjang Desa siaga ini diperuntukkan bagi petugas
pemberi pelayanan keperawatan keluarga. Buku ini diharapkan dapat
menjadi acuan teknis dalam menerapkan Model Pelayanan Keperawatan
Keluarga Di Rumah.
Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyusunan modul ini,
oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan demi
penyempurnaan modul tersebut dan terlaksananya penerapan Pelayanan
Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam Menunjang Desa siaga secara
Nasional.
April 2011Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian
MedikSuhartati, S.Kp, M.Kes
NIP 196007271985012001DAFTAR ISI
ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM
KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARANASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
Materi Modul :
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diabetes Mellitus (DM)
Dalam Konteks Keluarga Di Rumah
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti sesi pembelajaran, peserta mampu memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan DM dalam konteks keluarga di
rumahTujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Menggambarkan pengetahuan dasar DM
2. Melakukakan tahapan asuhan keperawatan klien dengan DM3.
Melakukan terapi keperawatan pada klien DMPokok Bahasan dan Sub
Pokok Bahasan :Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai
berikut :
Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan Dasar DM
Pokok Bahasan 2 : Tahapan Asuhan Keperawatan klien dengan DM
Pokok Bahasan 3 : Terapi Keperawatan pada klien DMWaktu :
8 jpl (Teori = 2jpl, Praktik = 2 jpl, Praktik Lapangan = 4
jpl)
Metode : 1. Ceramah2. Penugasan: Pembahasan kasus3. Praktik
lapangan
Media : 1. Modul2. Kasus3. Bahan tayangan digital4. Lembar
Kerja
Alat bantu :
1. Komputer2. White board dan spidol
Referensi :1. Arora, A. (2007). Pres Diabetes. Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer2. Cushman, M.J. & Hoffman, M.J. (2004).
Complementary and alternative health care and the home care
population. Home Health Care Managemen and Practice, 16
(5):3603733. Strakey, C. (2004). Therapeutic modalities.3ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company4. Parmet, S. (2004). Weight gain
and Diabetes. JAMA, 292 (8): 998.5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G.
(2000). Brunners and Suddarts textbook of medical-surgical nursing.
8ed. Philadelphia: Lippincot 6. Stevens, L.M. (2002). The ABCs of
diabetes. JAMA, 287 (19): 26087. Sustarini, L. Alam, S. &
Hadibroto, I. (2005). Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama8. Tjokroprawiro (2006). Perencanaan makan pada diabetesi.
http://www.keluargasehat.com, diperoleh tangal 1 Oktober
2006MATERI
ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM
KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
I. DESKRIPSI SINGKATPerkembangan masalah kesehatan di Indonesia
telah bergeser dari masalah kesehatan akibat penyakit infeksi dan
menular kepada masalah kesehatan akibat Penyakit Tidak Menular
(PTM). Pergeseran tersebut dipengaruhi oleh perkembangan gaya hidup
masyarakat yang telah berubah lebih menggunakan gaya hidup modern,
tetapi tidak diiringi dengan pola perilaku hidup sehat. Hal
tersebut memberikan dampak pada terjadinya peningkatan angka
kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh PTM seperti penyakit
hipertensi dan jantung, Diabetes Melitus (DM), dan ashma. Dampak
yang ditimbulkan sebagai akibat kesakitan karena PTM dapat terjadi
di berbagai level klien baik individu, keluarga, maupun komunitas,
bahkan pemerintah.
DM, sebagai salah satu kategori PTM, dialami oleh individu dalam
berbagai usia. Klien dengan DM, dalam situasi tertentu akan
memerlukan perawatan di instansi pelayanan perawatan baik rumah
sakit maupun Puskesmas dengan fasilitas perawatan. Setelah masa
perawatan berakhir, maka klien dengan DM memerlukan pelayanan
perawatan lanjutan di lingkungan keluarga melalui perawatan di
rumah (Home Care). Perawat bertanggungjawab untuk mengoptimalkan
kemampuan fungsi klien DM dalam keluarga melalui kegiatan asuhan
keperawatan kien DM di rumah.Modul Asuhan Keperawatan Klien dengan
DM mengandung informasi tentang pengetahuan dasar DM, tahapan
asuhan keperawatan keluarga dengan DM, dan terapi keperawatan pada
klien DM. Modul ini bermanfaat sebagai dasar pengetahuan dan
praktik bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan klien
dengan DM di rumah melalui kunjungan rumah.II. TUJUAN
PEMBELAJARANA. Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan DM dalam konteks
keluarga di rumahB. Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Menggambarkan pengetahuan dasar DM2. Melakukankan tahapan
asuhan keperawatan klien dengan DM3. Melakukan terapi keperawatan
pada klien DMIII. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANDalam modul
ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut :
A. Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan Dasar DM
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian DM2. Tanda dan Gejala DM3. Patofisiologi DMB.
Pokok Bahasan 2 : Tahapan Asuhan Keperawatan klien dengan DM Sub
Pokok Bahasan: 1. Pengkajian dan Diagnosis Keperawatan2.
Perencanaan, Pelaksanaan, dan EvaluasiC. Pokok Bahasan 3 : Terapi
Keperawatan pada klien DMSub Pokok Bahasan:
1. Terapi inti keperawatan pada klien DM2. Terapi penunjang
keperawatan pada klien DM
IV. BAHAN BELAJARBahan belajar yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran antara lain :
1. Modul asuhan keperawatan klien dengan DM
2. Kasus asuhan keperawatan klien dengan DM3. Lembar Kerja 4.
Terapi Diet DM
5. Pedoman Pengobatan Tardisional dari Direktorat Obat
Tradisinal Dirjen POM, Jakarta
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANBerikut ini akan
diuraikan langkah-langkah kegiaran pembelajaran yang dilakukan pada
sesi ini. Fasilitator melakukan aktifitas dalam rangka menarik
minat dan perhatian peserta terhadap materi modul :
1. Menyampaikan deskripsi singkat tentang materi modul asuhan
keperawatan dengan klien DM.
2. Mengidentifikasi tingkat pemahaman peserta terkait dengan
materi asuhan keperawatan klien dengan DM.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan
dibahas pada sesi tersebut.
4. Menjelaskan metode pelatihan pada modul ini meliputi ceramah
tanya jawab, diskusi (pembahasan kasus), dan praktik lapangan.5.
Menanyakan harapan peserta terhadap kegiatan pada sesi ini.
6. Menghimbau untuk memperhatikan dan berperan aktif dalam tanya
jawab, diskusi (penugasan), dan praktik lapangan.7. Mengarahkan
untuk memanfaatkan modul agar mampu memahami materi8. Memberikan
kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami terkait
materi yang telah dibahas.
9. Memberikan klarifikasi/tanggapan atas pertanyaan terkait
dengan materi asuhan keperawatan klien dengan DM.
10. Bersama peserta merangkum materi yang telah dibahas.
11. Memberikan pengarahan untuk melakukan kegiatan diskusi
kelompok/praktik lapangan dan memberikan penjelasan tentang tujuan
untuk masing-masing kegiatan tersebut.
12. Untuk kegiatan diskusi kelompok, membagi peserta menjadi 6
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang peserta yang
merupakan campuran dari beberapa institusi tempat kerja peserta.
13. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk melakukan
aktivitas untuk mencapai tujuan untuk masing-masing kegiatan
diskusi kelompok/praktik lapangan.
14. Memfasilitasi bahan-bahan dan menciptakan kondisi lingkungan
yang kondusif untuk keperluan diskusi kelompok/praktik
lapangan.
15. Memberikan klarifikasi dan tanggapan terhadap kegiatan
diskusi kelompok/praktik lapangan serta kaitannya dengan tujuan
kegiatan belajar.
16. Memberikan feedback/ umpan balik terhadap pencapaian
keberhasilan peserta mengikuti masing-masing kegiatan diskusi
kelompok/praktik lapangan.VI. URAIAN MATERIA. POKOK BAHASAN 1:
PENGETAHUAN DASAR DM1. Pengertian DMDiabates Melitus (DM) adalah
variasi gangguan yang dikarakteristikan oleh peningkatan kadar
glukosa dalam darah, atau dikenal dengan istilah hiperglikemia.
Seseorang didiagnosa DM ketika paling tidak pada dua kejadian
pemeriksaan menunjukan: 1) Nilai glukosa plasma acak lebih dari 200
mg/dl (11.1 mmol/L) atau 2) nilai glugosa puasa lebih dari 140
mg/dl (7.8 mmol/L) atau 3) nilai glukosa setelah 2 jam test
terhadap toleransi glukosa oral lebih dari 200 mg/dl (11.1 mmol/L)
(Smeltzer & Bare, 2000).
DM merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dimana
penderitanya tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif
sehingga terjadi kelebihan glukosa dalam darah (Brunner &
Suddart, dalam Smeltzer & Bare, 2000). Oleh karena itu,
penyebab DM adalah tidak aduquatnya sekresi hormon insulin atau
gangguan pada fungsi insulin, yaitu resistensi insulin atau justru
gangguan dari keduanya.Secara garis besar, DM dikelompokan menjadi
dua kategori, yaitu: DM tergantung pada insulin, dikenal dengan DM
tipe 1 dan DM tidak tergantung pada insulin, dikenal dengan DM tipe
2 (Stevens, 2002). Perbedaan karakteristik kedua DM tersebut adalah
usia saat terjadinya penyakit DM (Soewondo, 2006). Pada umumnya, DM
tipe 2 didiagnosis pada usia di atas 30 tahun, sekitar 50% DM tipe
2 terjadi pada kelompok usia 55 tahun atau lebih. Oleh karena itu,
DM tipe 2 lebih dikenal sebagai DM yang menyerang usia dewasa
(Parmet, 2004). Melihat keberlangsungan masalah dan sifat dari tipe
DM dalam kaitanya dengan tanggungjawab perawat komunitas, gambaran
selanjutnya akan memfokuskan pada DM tipe 2. 2. Tanda dan
gejala
DM adalah kumpulan gejala yang dirasakan seseorang akibat tubuh
mengalami gangguan dalam mengontrol kadar glukosa darah. Gejalanya
sangat bervariasi, dapat timbul secara perlahan, diantaranya minum
lebih banyak (polidipsia), buang air kecil lebih sering (poliuria),
lemas, ataupun berat badan yang menurun (Ilmu Penyakit Dalam,
1996). Umumnya, gejala lanjut yang dirasakan oleh penderita DM
adalah penurunan berat badan secara drastis, keletihan, kelemahan,
kesemutan pada tangan dan kaki, kulit kering, perubahan
penglihatan, luka sulit sembuh, dan sering muncul infeksi (Brunner
& Suddart, dalam Smetlzer & Bare 2000.3. Patofisiologi
Pada DM tipe 2, resistensi insulin dihubungkan dengan penurunan
sensitifitas jaringan pada insulin sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan reaksi intraseluler. Insulin menjadi kurang efektif pada
stimulasi penyerapan glukosa jaringan. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan untuk mencegah pembentukan glukosa dalam darah, harus
terjadi peningkatan dalam jumlah sekresi insulin. Pada individu
dengan gangguan toleransi glukosa, terjadi sekresi insulin berlebih
sehingga kadar gula darah dipertahankan normal atau sedikit
meningkat. Akan tetapi, sel beta tidak mampu bertahan dengan
tuntutan kebutuhan insulin, glukosa darah meningkat, dan tipe 2 DM
akan terjadi. Karena DM tipe 2 dihubungkan dengan intoleransi
glukosa yang berkembang secara perlahan, kejadian DM tipe 2 mungkin
tidak terdeteksi. Konsekwensinya adalah komplikasi terjadi sebelum
DM terdeteksi. Karena resistensi insulin dihubungkan dengan
kegemukan, treatmen utama untuk DM tipe 2 adalah menurunkan berat
badan. Olah raga penting dilakukan untuk meningkatkan efektifitas
insulin.Secara umum, DM yang tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh
seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, dan syaraf.
Glukosa adalah bahan energi utama untuk otak. Kekurangan glukosa
sebagaimana kekurangan oksigen, akan menimbulkan gangguan fungsi
otak, kerusakan jaringan, atau mungkin kematian jika kekurangan
tersebut berlangsung dalam waktu lama.B. POKOK BAHASAN 2: TAHAPAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM1. Pengkajian dan Diagnosis
Keperawatan.Pengkajian fisik dan riwayat kesehatan difokuskan pada
tanda dan gejala hiperglikemia dan pada faktor fisik, sosial, dan
emosional yang mungkin mempengaruhi kemampuan klien untuk
mempelajari dan menampilkan aktifitas perawatan diri DM. Riwayat
kesehatan mengkaji gambaran tanda yang mengawali diagnosis diabetes
seperti poliuria, polidipsia, poliphagia, kulit kering, mata kabur,
kehilangan berat badan, gatal di area vagina, dan luka yang tidak
sembuh-sembuh. Untuk mendapatkan gambaran tanda umum dari penyakit
DM, perawat mengkaji status poliuria dengan menanyakan frekuensi
buang air kecil (BAK) dan jumlah urin yang dikeluarkan saat BAK.
Status polidipsia dikaji dengan jumlah dan frekuensi minum setiap
hari. Poliphagia dikaji dengan jumlah dan frekuensi makan per hari.
Manifestasi atau dampak dari status polidipsia dan poliphagia pada
klien menyebakan pengaruh pada status keseimbangan cairan dan
elektrolit, dikaji dengan mengukur perbandingan pemasukan dan
pengeluaran cairan per hari; melakukan pemeriksaan fisik dengan
mengkaji kelembaban mukosa (mulut dan bibir) dan kulit dan turgor
kulit; dan status kesehatan kulit . Dampak polipgahia dikaji dengan
mengukur berat badan dan perubahanya dalam kurun waktu tertentu.
Kadar gula darah diperiksa untuk memastikan test diagnostik DM.Jika
keadaan gula darah melebihi atau kurang dari normal, biasanya klien
akan merasakan pusing atau sakit kepala. Kaji keluhan pusing yang
dirasakan, dan keluhan yang menyertainya seperti keseimbangan
neurologis, lemas, rasa ingin jatuh atau pingsan. Periksa tanda
vital terutama tekanan darah dan nadi.
Pengkajian faktor fisik yang mempengaruhi kemampuan untuk
mempelajari atau menampilkan keterampilan perawatan diri,
meliputi:
Keterbatasan penglihatan: kaji kemampuan klien untuk membaca
angka atau huruf Keterbatasan dalam koordinasi motorik: observasi
tampilan perilaku pelaksanaan tugas/aktifitas, misalnya: cara makan
dan memegang benda
Keterbatasan neurologis/persyarafan: kaji kemampuan bicara atau
menurunya kemampuan mengikuti perintah sederhana.
Pengkajian faktor sosial yang mempengaruhi penatalaksanaan
diabetes dan perencanaan pendidikan kesehatan, meliputi:
Kemampuan baca tulis: dikaji bersamaan dengan kemampuan
membaca
Kemampuan sumber keuangan atau jaminan kesehatan
Kepemilikan dukungan keluarga Kebiasaan sehari-hari: kaji waktu
dan jumlah makan, waktu kerja dan olahragaPengkajian status
emosional, meliputi: Observasi penampilan secara umum (misalnya:
menarik diri, kecemasan) dan bahasa tubuh (kontak mata) Perhatian
dan kekhawatiran tentang diabetes (bertujuan mengkaji terjadinya
miskonsepsi dan misinformasi mengenai diabetes)
Kemampuan koping: kaji bagaimana mengatasi kesulitan situasi
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan pengkajian terhadap klien yang mengalami tanda-tanda
DM, beberapa diagnosis dapat dirumuskan tergantung data yang
diidentifikasi. Diagnosis yang umum terjadi pada klien dengan DM
diantaranya:
1. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan
ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan2. Perubahan
nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakseimbangan pemasukan3. Gangguan perfusi jaringan ferifer
berhubungan dengan menurunya sensitifitas
4. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran ketidakmampuan
menangani DM
5. Keterbatasan dalam melakukan perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan
2. Perencanaan, Pelaksanaan, PenilaianBerikut ini akan
digambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dari tiga
diagnosis keperawatan yang umumnya dirasakan oleh klien dengan DM.
Dua diagnosis yang belum diuraikan dalam perencanaan, implemetasi,
dan penilaianya akan menjadi bahan pembahasan pada saat penugasan
diskusi kelompok.a. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan
berhubungan dengan ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran
cairan
Tujuan Umum
Mencapai/mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan khusus:
1) Mempertahankan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
2) Mempertahankan kelembaban mukosa (mulut dan bibir) dan
kulit3) Mempertahankan turgor kulit
4) Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi: tachicardi dan hipotensi
ortostatik
Rencana Intervensi:1) Anjurkan untuk minum sesuai kebutuhan
(minimal 50 cc per kg brat badan) jika tidak ada komplikasi2) Minta
klien/keluarga untuk mencatat pemasukan segera setelah minum3)
Minta klien/keluarga untuk mencatat jumlah urin yang dikeluarkan
saat BAK
4) Bersama klien dan keluarga mengukur pemasukan dan pengeluaran
cairan per hari, dan membandingkanya untuk mengidentifikasi adanya
tanda-tanda dehidrasi
5) Mengukur tanda-tanda vital, khususnya nadi dan tekanan darah
untuk mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi
6) Minta klien/keluarga untuk segera melapor pada perawat jika
ditemukan tanda-tanda dehidrasi, yaitu denyut nadi lebih cepat dan
adanya keluhan berkunang-kunang/pusing ketika berubah posisi dari
duduk ke berdiri.Pelaksanaan
1) Libatkan klien dan keluarga dalam melaksanakan rencana
intervensi
2) Buat tabel pemasukan dan pengeluaran cairan untuk memastikan
keluarga mencatat dalam format tersebut
3) Minta keluarga untuk membuat kesimpulan dari hasil pencatatan
terhadap pemasukan dan pengeluaran cairan
4) Diskusikan dengan klien dan keluarga rencana tindak lanjut
berdasarkan hasil kesimpulan pemasukan dan pengeluaran cairan
Penilaian
1) Jumlah cairan yang diminum mendekati sama dengan jumlah urin
yang dikeluarkan
2) Mukosa (mulut dan bibir) dan kulit dalam keadaan lembab
3) Turgor kulit baik
4) Tanda-tanda vital dalam batas normal b. Perubahan nutrisi:
kurang/lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakseimbangan pemasukan
Tujuan Umum
Tidak terjadi perubahan nutrisi Tujuan Khusus:
1) Mencapai/mempertahankan status nutrisi normal
2) Mempertahankan pemasukan nutrisi sesuai kebutuhan klien
DM
3) Mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal
Rencana Intervensi:
1) Anjurkan untuk makan semua makanan dan makanan selingan
sesuai dengan diet DM (lihat lampiran D)2) Anjurkan untuk memenuhi
pola makan sesuai dengan pola makan klien DM 3) Anjurkan klien
untuk berolahraga secara teratur untuk menstimulasi penyerapan gula
darah oleh jaringan
Pelaksanaan
1) Libatkan kilen dan keluarga dalam melaksanakan rencana
intervensi
2) Diet dilaksanakan untuk mengontrol kadar gula darah dengan
mempertimbangkan gaya hidup, latar belakang budaya, tingkat
aktifitas, dan kebiasaan makan
3) Buat format food record untuk mencatat pemasukan makanan
4) Minta keluarga untuk membuat kesimpulan dari hasil pencatatan
food record terhadap pemasukan makanan5) Diskusikan dengan klien
dan keluarga rencana tindak lanjut berdasarkan hasil kesimpulan
pemasukan makananPenilaian
1) Tidak ada tanda-tanda hipo/hiperglikemia
2) Berat badan dalam batas normal
3) Gula darah dalam batas normal
c. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunya sensitifitasTujuan Umum
Gangguan perfusi jaringan perifer dapat diatasi
Tujuan Khusus:1) Peningkatan sensitifitas jaringan perifer
2) Kebebasan dalam melakukan mobilisasi
3) Tidak terjadi kecelakaan/injuri
Rencana Intervensi
1) Berikan penghangatan dengan merendam ektremitas dalam air
hangat
2) Lakukan senam kaki dan senam DM untuk meningkatkan
vaskularisasi (lihat lampiran E dan F)3) Lakukan perawatan kaki
untuk mencegah terjadinya luka dan injuriPelaksanaan
1) Libatkan klien dan keluarga dalam implementasi rencana
intervensi
2) Perhatikan urutan pergerakan dalam melakukan senam kaki dan
senam DM
Penilaian
1) Capilary refil kurang dari 3 detik
2) Tidak terjadi kesemutan di daerah ektremitas3) Sensitifitas
perifer positif
4) Kemampuan mobilisasi bebasC. POKOK BAHASAN 3: TERAPI
KEPERAWATAN PADA KLIEN DMTerapi keperawatan dibagi menjadi terapi
inti keperawatan dan tarapi ang menunjang teapi inti keperawatan.
Tujuan dari terapi inti keperawatan dari penanganan DM adalah
mencoba untuk menormalkan aktifitas insulin dan kadar gula darah
untuk meminimalkan perkembangan komplikasi vaskular dan neuropatik.
Tujuan terapeutik perawatan DM adalah mencapai kadar gula darah
normal (euglikemia) tanpa hipoglikemia dan tanpa gangguan serius
pada pola aktifitas pasien.
Komponen utama yang termasuk dalam terapi inti keperawatan,
yaitu:
1. DietDiet dan mengontrol berat badan adalah intervensi utama
dalam penanganan DM. Manajemen nutrisi pada klien DM bertujuan
untuk: 1) Mengawasi kandungan esensial nutrisi, 2) Mencapai dan
mempertahankan berat badan normal, 3) Memenuhi kebutuhan energi, 4)
Mencegah fluktuasi kadar gula darah, dan 5) Mempertahankan kadar
lemak dalam darah dalam batas normal (Brunner & Suddart dalam
Smeltzer & Bar, 2000).Diet klien DM harus disesuaikan dengan
kebiasaan hidup. Prinsip yang harus diperhatikan dalam memnuhi diet
klien DM adalah 3J, meliputi jumlah, jadwal, dan jenis makanan.
Jumlah/porsi makan harus dihabiskan, jadwal makan harus dipatuhi
dan jenis makanan juga harus dipatuhi. Takaran jumlah makanan
tergantung dari tinggi badan, berat badan, jenis aktifitas, dan
penyakit penyerta yang diderita klien DM. Makanan yang dianjurkan
pada klien DM adalah makanan seimbang dengan komposisi energi yang
berasal dari lemak, protein, dan karbohidrat; dengan komposisi
karbohidrat 6070%, protein 1015%, dan lemak 2025%; dan tidak ada
jenis makanan yang dilarang untuk klien DM (Tjokroprawiro, 2006).
Klien dengan DM dianjurkan makan besar tiga kali sehari, makanan
selingan tiga kali. Interval antara makan besar adalah 6 jam dan
antara makan besar dan makan selingan adalah 3 jam. Jenis makanan
tinggi serat diperlukan oleh klien DM karena memberikan keuntungan
perasaan kenyang dan ppuas sehingga mengendalikan nafsu makan dan
berat badan. 2. OlahragaLatihan fisik sangat penting dalam
penatalaksanaan klien dengan DM karena olah raga dapat menurunkan
kadar gula darah serta dapat mempengaruhi metabolisme lemak tubuh.
Latihan fisik menurunkan kadar gula darah dengan cara pengguanaan
glukosa oleh tubuh dan memperbaiki penggunaan insulin. Latihan
fisik akan meningkatkan masa otot yang tidak berlemak sehingga efek
ini sangat dibutuhkan untuk penurunan berat badan. Latihan fisik
yang disertai penurunan berat badan akan memperbaiki sensitifitas
insulin (Smeltzer & Bar dalam Brunner & Suddart,
2000).Klien DM dianjurkan untuk melakukan olahraga pada waktu yang
sama dan lebih baik pada saat kadar gula darah mencapai puncak,
yaitu setelah makan. Latihan fisik baik dilakukan selama 30 menit
tanpa istirahat, dilakukan secara teratur setiap hari, minimal tiga
kali seminggu. Latihan fisik dilakukan secara bertahap, meningkat
dalam durasi. Bejalan adalah jenis olahraga yang aman dan
bermanfaat untuk klien DM (Smeltzer & Bar dalam Brunner &
Sudart, 2000). 3. Perawatan luka (kotor)
Perawatan luka kotor yang dimaksud dalam modul DM ini adalah
perawatan luka yang disebabkan oleh luka akibat DM. Bengkak,
kemerahan, cairan atau mungkin berkembang menjadi luka ganggren
adalah tanda-tanda adanta masalah pada kaki. Treatmen luka pada
kaki klien DM meliputi bedrest, penggunaan antibiotik, dan
debridemen jika diperlukan. Pada pasie dengan penyakit vaskuler
perifer, luka kaki mungkin sulit sembuhkarena terjadinya penurunan
kemampuan oksigen, zat gizi, dan antibiotik untuk mencapai jaringan
luka. Amputasi mungkin dperlukan untuk mencegah penyebaran
infeksi.Terapi penunjang keperawatan dakategorikan menjadi terapi
modalitan dan tarapi komplementer. Terapi modalitas adalah sarana
penyembuhan yang diterapkan pada klien dengan DM, dengan tanpa
disadari dapat menimbulkan respons tubuh berupa energi sehingga
mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004). Terapi modalitas yang
dapat diterapkan pada klien DM diantaranya perawatan kaki melaluai
terapi thermal pada daerah ektremitas, massage, dan senam kaki.
Kondisi klien DM yang berkontribusi pada peningkatan risiko infeksi
pada kaki adalah: 1) Status sensasi syaraf yang menyebabkan
kehilangan sensasi terhadap rasa nyeri dan sensasi tekan, 2)
Kurangnya sirkulasi ektremitas bawah berkontribusi pada lambatnya
penyembuhan lukan dan kemungkinan untuk berkembangnya ganggren, dan
3) Hiperglikemia merusak kemampuan leukosit untuk mematikan
bakteri. Kondisi ini akan memberikan dampak pada gangguan lanjut di
ektremitas bagian bawah, sehingga pada klien DM diperlukan
perawatan kaki.
Arora (2007) menjelaskan bahwa perawatan kaki bermanfaat untuk
mengurangi kesemutan, menghindari terjadinya luka, melancarkan
peredaran darah, dan menghindari terjadinya kerusakan syaraf.
Perawatan kaki termasuk kegiatan merendam, mengeringkan, dan
memberikan pelembab pada kaki. Kaki seharusnya diperiksa setiap
hari untuk mengidentifikasi adanya tanda kemerahan, kalus, luka.
Klien seharusnya diajarkan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman
dan tertutup, menggunting kuku lurus tanpa harus memotong kuku di
sekitar sudut kaki. Terapi Komplemeter adalah penyembuhan
alternatif untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional
maupun biomedis (Cushman & Hoffman, 2004). Terapi
komplementermenangani penyebab penyakit serta memacu tubuh sendiri
untuk menyembuhkan penyakit yang dideita (Sustarini, Alam, &
Hadibroto, 2005). Terapi komplementer keperawatan pada klien DM,
diantaranya terapi jus dan terapi herbal (Baca Buku Pedoman Terapi
Obat Tradisional dari Direktorat Obat Tradisional Dirjen POM,
DepKes) .VII. REFERENSI1. Arora, A. (2007). Pres Diabetes. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer2. Cushman, M.J. & Hoffman, M.J. (2004).
Complementary and alternative health care and the home care
population. Home Health Care Managemen and Practice, 16
(5):3603733. Strakey, C. (2004). Therapeutic modalities.3ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company4. Parmet, S. (2004). Weight gain
and Diabetes. JAMA, 292 (8): 998.5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G.
(2000). Brunners and Suddarts textbook of medical-surgical nursing.
8ed. Philadelphia: Lippincot 6. Stevens, L.M. (2002). The ABCs of
diabetes. JAMA, 287 (19): 26087. Sustarini, L. Alam, S. &
Hadibroto, I. (2005). Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama8. Tjokroprawiro (2006). Perencanaan makan pada diabetesi.9.
http://www.keluargasehat.com, diperoleh tangal 1 Oktober
2006LAMPIRAN 1 FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
DM
NoAspek Yang DikajiDiagnosa Keperawatan
1Data Subjektif:
a. Frekuensi buang air kecil (BAK) lebih dari biasanya (Normal
5--6 kali per hari)
b. Jumlah air seni (urin) setiap BAK lebih dari biasanya atau
lebih dari 200 cc (setara dengan 1 gelas aqua) c. Frekuensi minum
setiap hari lebih dari biasanya atau lebih dari 8 gelas per hari
atau lebih dari 2 liter per hari Data Objektif:
a. Jumlah air seni melebihi air yang yang diminum b. Mukosa
mulut kering c. Mukosa bibir kering d. Turgor kulit tidak
elastis
e. Tekanan darah kurang dari normal (hipotensi) f. Nadi lebih
dari normal (lebih dari 100 kali per menit)
Risiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan
ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan (jika data O.d.
tidak teridentifikasi)
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan
pemasukan dan pengeluaran cairan ((terutama jika ditemukan data
O.d.)
NoAspek Yang DikajiDiagnosa Keperawatan
2Data Subjektif:
a. Jumlah/porsi makan lebih dari biasanya b. Frekuensi makan per
hari lebih dari 3 kali sehari c. Perubahan berat badan dalam kurun
waktu 3 bulan terakhir d. Pusing atau sakit kepala e. Merasa
lemas
f. Merasa ingin jatuh/pingsan
Data Objektif:
a. Berat badan saat ini.............kg
b. Tinggi badan.......................cm
c. Berat badan saat ini dibandingkan tinggi badan kurang/lebih
dari normal (coret yang tidak teridentifikasi)
d. Kadar gula darah.........mm/dl
Risiko perubahan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh
(*coret yang tidak teridentifikasi) berhubungan dengan
ketidakseimbangan pemasukan (jika data O.c. tidak
teridentifikasi)
Perubahan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh (*coret
yang tidak teridentifikasi) berhubungan dengan ketidakseimbangan
pemasukan (jika data O.c. teridentifikasi)
NoAspek Yang DikajiDiagnosa Keperawatan
3Data Subjektif:
a. Merasa kesemutan di daerah ekstremitas atas dan bawah b.
Merasa kebal/kebas di daerah ekstremitas atas dan bawah c. Merasa
tidak mampu/tidak kuat untuk berjalan
Data Objektif:
a. Kadar gula darah.........mm/dl
b. Capillary refil lebih dari 3 detik
c. Sensitifitas negative
d. Mobilisasi bebas
Risiko gangguan perfusi jaringan ferifer berhubungan dengan
menurunya sensitifitas (jika data O.c. tidak teridentifikasi)
Gangguan perfusi jaringan ferifer berhubungan dengan menurunya
sensitifitas (jika data O.c. teridentifikasi)
LAMPIRAN 2 FORMAT PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM
NoDiagnosa Kpwtn
Dan TujuanPerencanaanPelaksanaanEvaluasi
1Diagnosa 5.1:
Tujuan Umum
Mencapai/mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan khusus:
Mempertahankan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
Mempertahankan kelembaban mukosa (mulut dan bibir) dan kulit
Mempertahankan turgor kulit
Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi: tachicardi dan hipotensi
ortostatik Anjurkan untuk minum sesuai kebutuhan (minimal 50 cc per
kg berat badan) jika tidak ada komplikasi Minta klien/keluarga
untuk mencatat pemasukan segera setelah minum Minta klien/keluarga
untuk mencatat jumlah urin yang dikeluarkan saat BAK
Bersama klien dan keluarga mengukur pemasukan dan pengeluaran
cairan per hari, dan membandingkanya untuk mengidentifikasi adanya
tanda-tanda dehidrasi Mengukur tanda-tanda vital, khususnya nadi
dan tekanan darah untuk mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi
Minta klien/keluarga untuk segera melapor pada perawat jika
ditemukan tanda-tanda dehidrasi, yaitu denyut nadi lebih cepat dan
adanya keluhan berkunang-kunang/pusing ketika berubah posisi dari
duduk ke berdiri
Sesuai Rencana (catat jika perawat melakukan intervensi selain
kegiatan yang tercantum dalam perencanaan) Jumlah cairan yang
diminum mendekati sama dengan jumlah urin yang dikeluarkan
Mukosa (mulut dan bibir) dan kulit dalam keadaan lembab
Turgor kulit elastis Tekanan darah dalam batas normal
Nadi dalam batas normal
Lain-lain...................................................................................................
Tandatangan dan tanggal
NoDiagnosa Kpwtn
Dan TujuanPerencanaanPelaksanaanEvaluasi
2Diagnosa 5.2.
Tujuan Umum
Tidak terjadi perubahan nutrisi
Tujuan Khusus:
Mencapai/mempertahankan status nutrisi normal Mempertahankan
pemasukan nutrisi sesuai kebutuhan klien DM Mempertahankan kadar
gula darah dalam batas normal Anjurkan untuk makan semua makanan
dan makanan selingan sesuai dengan diet DM (lihat lampiran tentang
diet DM) Anjurkan untuk memenuhi pola makan sesuai dengan pola
makan klien DM Anjurkan klien untuk berolahraga secara teratur
untuk menstimulasi penyerapan gula darah oleh jaringan Tidak ada
tanda-tanda hipo/hiperglikemia Berat badan dalam batas normal Gula
darah dalam batas normal Keluhan pusing/sakit kepala tidak
dirasakan Jumlah/porsi makan sesuai kebutuhan diet DM
Lain-lain....................................
Tandatangan dan tanggal
NoDiagnosa Kpwtn
Dan TujuanPerencanaanPelaksanaanEvaluasi
3Diagnosa 5.3.
Tujuan Umum
Gangguan perfusi jaringan perifer dapat diatasi
Tujuan Khusus:
Peningkatan sensitifitas jaringan perifer Kebebasan dalam
melakukan mobilisasi
Tidak terjadi kecelakaan/injuri Berikan penghangatan dengan
merendam ektremitas dalam air hangat Lakukan senam kaki dan senam
DM untuk meningkatkan vaskularisasi Lakukan perawatan kaki untuk
mencegah terjadinya luka dan injuri Capilary refil kurang dari 3
detik Tidak terjadi kesemutan di daerah ektremitas
Kemampuan mobilisasi bebas
Lain-lain...................................................................................................
Tandatangan dan tanggal
LAMPIRAN 3FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM
NoDiagnosa KeperawatanPerkembangan Asuhan KeperawatanNama,
paraf, tanggal
1Diagnosa
5.1.S:..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
O:
........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
A:
.........................................................................
.............................................................................
P:
.........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
I:
..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
E:
.........................................................................
.............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
.............................................................................
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM
NoDiagnosa KeperawatanPerkembangan Asuhan KeperawatanNama,
paraf, tanggal
1Diagnosa
5.2.S:..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
O:
........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
A:
.........................................................................
.............................................................................
P:
.........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
I:
..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
E:
.........................................................................
.............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
.............................................................................
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM
NoDiagnosa KeperawatanPerkembangan
Asuhan KeperawatanNama, paraf, tanggal
1Diagnosa
5.3.S:..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
O:
........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
A:
.........................................................................
.............................................................................
P:
.........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
I:
..........................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
E:
.........................................................................
.............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
.............................................................................
LAMPIRAN 4PANDUAN DIET DM DI RUMAH
A. Apakah tujuan diet DM ?
1. Menurunkan gula darah hingga normal
2. Menurunkan gula dalam air seni hingga negatif
3. Mencapai berat badan normal
4. Dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa
B. Bagaimanakah perbedaan diet DM dengan makanan biasa ?
1. Penggunaan karbohidrat (makanan pokok) diatur
2. Jumlah makanan sehari dan pembagiannya perlu diatur dengan
baik
C. Bagaimanakah prinsip diet DM ?
1. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat
badan, tinggi badan, aktivitas, dan kondisi kesehatan
2. Penggunaan karbohidrat komplek dibatasi dan menghindari
penggunaan karbohidrat sederhana / mudah diserap
3. Makanan cukup protein, vitamin, dan mineral
4. Makanan tinggi serat
5. Jumlah makanan sehari dan pembagiannya diatur dengan baik
terutama pada DM yang belum terkontrol atau yang mendapat suntikan
insulin
D. Makanan apa sajakah yang banyak mengandung karbohidrat ?
Sumber karbohidrat ada dua, yaitu :
1. Karbohidrat komplek :
Nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong, talas,
kentang, sagu, mie, bihun, makaroni, dan tepung-tepungan
2. Karbohidrat sederhana :
Gula seperti gula pasir, gula merah
E. Bahan makanan apakah yang diperbolehkan ?
Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah
ditentukan atau sesuai dengan daftar diet yang ditetapkan
F. Bahan makanan apakah yang tidak diperbolehkan ?
1. Gula pasir, gula jawa
2. Sirop, selai, jeli, manisan buah-buahan, susu kental manis,
minuman botol ringan, es krim
3. Kue manis, dodol, bolu, tarcis
4. Abon, dendeng, sarden
G. Bagaimanakah cara mengatur diet ?
1. Makanlah secara teratur
2. Aturlah penggunaan makanan sumber karbohidrat komplek
3. Makanlah anekaragam sayuran sebanyak-banyaknya
4. Semua macam buah boleh dimakan
5. Gunakanlah daftar bahan makanan penukar
H. Bagaimanakah cara memasak yang dianjurkan ?
1. Cara memasak dapat dilakukan seperti untuk anggota keluarga
lain
2. Bila dalam keluarga ingin masakan yang manis ambilah porsi
masakan untuk pasien DM sebelum ditambahkan gula
I. Hal-hal apasajakah yang perlu diperhatikan ?
1. Makanlah sesuai dengan ukuran besar porsi makanan seperti
yang tertulis pada daftar diet yang dianjurkan
2. Laksanakan diet dengan disiplin
3. Lakukan olahraga secara teratur disamping berdiet
4. Pasien DM dianjurkan membawa permen untuk mengatasi bila
terjadi hipoglikemiHal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan bila
terjadi hipoglikemia ?
Hipoglikemia atau gula darah rendah ialah keadaan dimana kadar
gula darah rendah karena tidak ada keseimbangan antara makanan yang
dimakan, gerak badan dan obat yang digunakan. Gejalanya antara lain
berkeringat dingin, gemetar, pusing, lemas, mata berkunang-kunang,
dan rasa perih di ulu hari seperti orang kelaparan. Bila anda
mengalami gejala ini minumlah segera 1 gelas teh manis/sirop.
Segera periksakan kesehatan anda ke dokter.
J. Petunjuk umum diit DM
1. Diit diabetes diberikan dengan tiga kali makanan utama dan
tiga kalin makanan antara (snacks) dengan jarak antara (interval)
tiga jam.
Contoh : Pukul 06.30 makan pagi pukul 09.30 makanan kecil atau
buah 12.30 makan siang 15.30 makanan kecil atau buah 18.30 makan
malam 21.30 makanan kecil atau buah.
2. Buah-buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis
atau disebut buah golongan B, misalnya pepaya, apel, kedondong,
pisang, tomat dan semangka yang kurang manis. Buah golongan A,
misalnya sawo, mangga, jeruk, rambutan, durian, anggur dan
lain-lain. Buah tersebut boleh dimakan asal dalam jumlah sedikit
dan jarang-jarang saja.
3. Pedoman melaksanakan diit diabetes sehari-hari adalah 3 J
(Jumlah, Jadwal, Jenis).
J1: Jumlah kalori yang diberikan harus habis
J2: Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya yaitu 3
jam
J3: Jenis makanan yang manis harus dihindari, termasuk pantang
buah golongan A
5. Melaksanakan olah raga, untuk penderita yang glukosa darahnya
sulit normal (resisten) perlu olahraga 1-11/2 jam sesudah makan
makanan utama. Untuk kasus diabetes mellitus yang mudah dirawat,
olah raga cukup dua kali sehari yaitu pagi dan sore.
Penentuan Jumlah Diit Diabetes
1. Penentuann gizi penderita dengan menghitung BBR (Berat Bada
Relatif), rumus :
BB (kg) x 100% BBR = TB- 100
Klasifikasi status gizi Berat Badan Relatif (BBR)
1. Kurang gizi < 80%
2. Kurus 80- 110%
5. Obesitas, bila BBR > 120% Obesitas ringan BBR 120-130%
Obesitas sedang BBR130-140%
Obesitas berat BBR > 140%
Obesitas morbid > 200%
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM
yang bekerja biasa adalah :
1. Kurus : Berat Badan x 40-60 kalori
2. Normal: Berat Badan x 30 kalori
3. Gemuk: Berat Badan x 20 kalori
4. Obesitas: Berat Badan x 10-15 kalori
Komposisi Diit B
Komposisi dan Sifat Diit B
Karbohidrat
Protein
Lemak
Kolesterol per hari
Serat
Frekuensi per hari
Distribusi per hari60-70%
10-12%
20-25%
+ 100-150 mg
Sayuran golongan A dan B
6 kali
20%, 10%, 25%, 10%, 25%, 10%
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Contoh : Menu sehari untuk penderita DM dengan kebutuhan kalori
2100
Pagi pukul 06.30 Siang Pukul 12.30 Malam pukul 18.30
Nasi: 110 gram Nasi : 150 gram Nasi: 150 gram
Daging: 25 gram Daging: 25 gram Daging: 25 gram
Tempe: 25 gram Tempe: 25 gram Tempe: 25 gram
Sayuran A: 100 gram Sayuran A :100 gram Sayuran A: 100 gram
Sayuran B: 25 gram Sayuran B: 50 gram Sayuran B: 50 gram
Minyak: 7,5 gram Minyak: 10 gram Minyak: 10 gram
Makanan kecil pukul 09.30 Makanan kecil 15.30 Makanan kecil
21.30
Kentang : 200 gram Pisang : 200 gram Kentang : 200 gram
Pepaya : 100 gram Pepaya : 100 gram Pepaya : 350 gram
Daftar Makanan Pengganti
Golongan I :Nasi & penggantinya (100 gram nasi mengandung
175 kalori)
100 gram nasi= 400 gram bubur beras = 11/2 gelas
200 gram nasi tim
= 1 gelas
100 gram nasi jagung= gelas
200 gram kentang
= 4 biji sedang
100 gram singkong= 1 potong sedang
150 gram ubi
= 1 biji sedang
50 gram mie kering= 1 gelas direbus
100 gram mie basah= 1 gelas
50 gram bihun
= gelas
50 gram tepung beras= 8 sdm
40 gram tepung singkong= 8 sdm
50 gram tepung terigu= 12 sdm
Golongan II : Daging & penggantinya (50 gram daging = 95
kalori)
50 gram daging sapi = 50 gram daging ayam = 1 potong sedang
50 gram daging sapi = 1 potong sedang
60 gram babat
= 2 potong sedang
75 gram telur ayam biasa= 2 butir
60 gram telur ayam bebek= 1 butir
60 gram telur ayam negeri= 1 butir
50 gram ikan segar = 1 poyong ikan segar
25 gram ikan asin
= 1 potong ikan segar
25 gram ikan teri
= 2 sdm
50 gram udang basah = gelas
100 gram bakso daging = 10 biji besar
30 gram keju = 1 potong sedang
Golongan III : Tempe & penggantinya (50 gram tempe = 80
kalori)
50 gram tempe = 100 gram tahu= 1 biji
50 gram oncom
= 2 potong sedang
25 gram kacang hijau= gelas di rebus
25 gram kedelei
= 21/2 sdm
25 gram kacang merah= 21/2 sdm
20 gram kacang tanah= 2 sdm
25 gram kacang tolo= 21/2 sdm
20 gram kacang tanah= 2 sdm
Golongan IV : Sayuran dan penggantinya
Sayuran golongan A : 100 gram sayuran gol A. mengandung 50
kalori
Terdiri dari : Bayam, buncis, daun lompong, daun bluntas, daun
melinjo, daun pepaya, daun singkong, daun ubi jalar, jagung muda,
jantung pisang, kacang kapri, kacang panjang, labu siam, nangka
muda, parew, wortel
Sayuran golongan B : mengandung sedikit kalori, sayuran ini
dapat digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan, asal dalam jumlah
yang wajar, sayuran ini terdiri dari :cabai hijau besar, daun koro,
daun labu siam, gambas, jamur segar, kangkung, kecipir, kembang
kol, kobis, labu air, sawi, selada, taoge, terong, tomat, mentimun,
rebung.
Golongan V : Buah dan penggantinya
50 gram pisang mengandung 40 kalori, sebaiknya tidak menggunakan
buah golongan A
Buah golongan A :
50 gram mangga= buah sedang
75 gram nanas= 1/6 buah sedang
50 gram nangka masak= 3 biji
75 gram anggur= 10 buah
75 gram rambutan = 8 biji
50 gram durian= 3 biji (beton)
50 gram sawo = 1 buah sedang
100 gram jeruk manis= 2 buah sedang
50 gram sirsak= gelas
Buah golongan B :
100 gram jambu air= 2 buah sedang
50 gram apokat= buah segar
75 gram jambu bol= buah sedang
125 gram belimbing= 1 buah besar
100 gram kedondong= 1 buah sedang
75 gram bengkoang= 1 buah besar
100 gram pepaya= 1 potong
75 gram pisang = 1 buah sedang
75 gram salak=1 potong besar
Jangan makan pisang raja, pisang emas, dan pisang tanduk
150 gram semangka= buah sedang
Golongan VI: Susu dan pengantinya (200 gram susu sapi mengandung
110 kalori)
200 gram susu sapi = 100 gram susu kental tak bergula = 1
gelas
200 gram susu asam (yoghurt) = 1 gelas
25 gram tepung susu penuh
= 4 sdm
20 gram tepung susu skim
= 4 sdm
25 gram tepung susu sari kedele = 4 sdm
Golongan VII : Minyak dan penggantinya (5 gram minyak mengandung
45 kalori)
5 gram minyak goreng = 5 gram margarine= sdm
5 gram mentega
= sdm
30 gram kelapa
= 1 potong kecil
30 gram kelapa parut= 5 sdm
5 gram lemak
= sdm
50 gram kelapa santan= gelas
5 gram lemak sapi= 1 potong kecil
5 gram lemak babi= 1 potong kecil
DAFTAR PUSTAKA
Bodinski, Lois H. (1987). The Nurses guide ti diet therapy.
Newyork: A Wiley Medical Publication
CARPA. (1997). Standart treatment manual. (3 th ed.),
Australia
Tyson, S. R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia:
W.B. Saunders
Tjokroprawiro, A. (1999). Hidup sehat dan bahagia bersama
diabetes, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
WHO. (2000). Pencegahan Diabetes Mellitus: alih bahasa, Jakarta:
Hipokrates.
LAMPIRAN 5
SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
I. Pengertian
Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling
ditakuti. Angka amputasi akibat diabetes masih tinggi. Biaya
pengobatan yang sangat tinggi sering tidak terjangkau oleh
masyarakat umum.
Ada tiga alasan mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi
resikonya mengalami masalah kaki, yaitu : sirkulasi darah kaki dari
tungkai yang menurun (gangguan pembuluh darah); berkurangnya
perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf); dan berkurangnya daya
tahan tubuh terhadap infeksi. Intervensi yang dapat dilakukan
adalah dengan senam kaki. Senam kaki adalah senam yang dilakukan
untuk kaki penderita DM mulai dari lutut sampai jari-jari kaki
II. Tujuan
1. Membantu melancarkan sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil kaki
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
III. Prosedur
3.1 Persiapan
1. Posisi rileks.
2. Memakai celana yang tidak ketat (longgar).
3. Tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki
4. Dilakukan sesuai tahapan
3.2 Tahapan latihan
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
Duduk secara benar di atas kursi dengan meletakkan kaki di
lantai.
Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak 10
kali.
Dengan meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas.
Kemudian, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini diulangi sebanyak 10 kali
Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke
atas dan buat putaran 360 dengan pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat
putaran 360 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali
Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Buat putaran 360
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
Lutut diluruskan lalu dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak 10
kali. Ulangi langkah ini untuk kaki yang sebelahnya.
Letakkan sehelai kertas surat kabar di lantai. Bentuk kertas itu
menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
IV. Evaluasi
A. Respon verbal
Klien mengatakan kaki lebih ringan dan rasa kesemutan di kaki
berkurang
B. Respon non verbal
Klien berjalan dengan ringan
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto. (2007). Diabetes mellitus pada usia lanjut.
Kepaniteraan Gerontologi Medik FK Trumanegara.
Rosser Mo. (1997). Sport therapy. London: Hodder and
StoughtonLAMPIRAN 6SENAM DIABETES MELLITUS
I . Pengertian
Olah raga merupakan salah satu pilar utama dalam pengelolaan
diabetes mellitus. Berbagai mekanisme olah raga dapat memperbaiki
metabolisme, sehingga memungkinkan penderita bersahabat dengan
diabetesnya (Rosser Mo, 1997).
II. Tujuan senam diabetes mellitus adalah
a. Menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki profil lemak
dengan jalan memperbaiki metabolisme.
b. Meningkatkan kebugaran dan kemampuan fisik dengan jalan
memperbaiki kerja jantung dan paru.
c. Meminimalkan dosis obat dengan jalan membantu masuknya
glukosa ke sel, sehingga kebutuhan obat berkurang.
d. Mengurangi keluhan penderita dengan jalan memperbaiki fungsi
jantung dan pembuluh darah.
III. Prosedur
1. Persiapan
a. Klien memakai pakaian yang cukup longgar dan dari bahan yang
mudah menyerap keringat
b. Memakai kaos kaki cukup tebal dengan sepatu yang empuk dan
pas di kaki, boleh tanpa alas kaki asalkan lantai bersih dan
aman
c. Lakukan latihan sesuai kemampuan tubuh
d. Minum obat satu jam atau lebih sebelum latihan dan tetap
minum air putih.
2. Tahapan
a. Pemanasan
Tujuan pemansan adalah mempercepat denyut jantung sedikit demi
sedikit sehingga sampai sampai pada denyut jantung latihan serta
menggerakkan otot besar (kaki, punggung) dan meregang seluruh otot
secara perlahan. Gerakannya sebagai berikut :
1) Ambil nafas
Lihat gb. 1. Sambil jalan di tempat, ambil nafas lewat hidung
dan buang lewat mulut dengan mengangkat kedua lengan dan membuka
tutup tangan untuk memperlancar aliran darah tepi. Rasakan aliran
darah ke ujung tangan.
Gambar 1. Ambil nafas
2) Kibas tangan
Lihat Gb.2. langkah satu kaki jinjit bergantian dan kibaskan
tangan. Rasakan aliran darah ke tangan dan ujung kaki.
Gambar 2. Kibas tangan
3) Regang leher
Lihat Gb.3. Dengan satu tangan di bahu yang berlawanan, patahkan
leher ke arah bahu. Kombinasikan dengan tolehan kepala. Lakukan
bergantian kanan dan kiri dengan menggoyangkan badan.
Gambar 3. Regang leher4) Regang bahu
Lihat Gb.4. Putar bahu ke belakang dan depan sambil
menggoyangkan badan.
Gambar 4. regang bahu
5) Regang punggung
Lihat Gb.5. Bungkukkan badan, angkat satu kaki bergantian dengan
gerakan tangan seperti menarik tali.
Gambar 5. Regang punggung
6) Regang otot samping
Lihat Gb.6. Dengan menggoyangkan badan, julur satu tangan ke
atas dan tarik ke bawah seperti menarik tali. Setelah beberapa kali
gerakan, pertahankan pada posisi regang samping beberapa saat.
Lakukan bergantian kanan dan kiri.
Gambar 6. Regang otot samping
7) Putar pinggang
Lihat Gb.7. Langkahkan kaki ke samping dan putar pinggang untuk
kemudian kembali ke posisi semula. Rasakan peregangan pada
pinggang.
Gambar 7. Putar pinggang
8) Langkah kaki ke belakang
Lihat Gb.8. Langkahkan kaki kebelakang bergantian dengan kedua
tangan ke atas dan ke bawah.
Gambar 8. Langkahkan kaki ke belakang
B. Latihan inti
Gerakan latihan inti disamping ditujukan untuk memacu detak
jantung dan membakar energi, juga ditujukan untuk melatih
keseimbangan serta koordinasi. Penguatan otot kaki menjadi salah
satu sasaran utama dalam latihan inti. Dikarenakan biasanya terjadi
pengecilan otot kaki pada penderita diabetes mellitus terutama
apabila telah menderita cukup lama.
Gerakan pada latihan inti adalah sebagai berikut :
1. Jalan ke depan selangkah
Lihat Gb.1. Langkahkan kaki ke depan dan mundur kembali dengan
gerakan tangan ke atas dan ke bawah. Lanjutkan dengan gerakan kaki
yang sama, namun gerakan tangan ke bawah dan ke samping.
Gambar 1. Jalan ke depan selangkah
2. Jalan ke samping selangkah
Lihat Gb.2. Dengan melakukan satu langkah ke samping dan
kemudian kembali, lakukan gerakan tangan seperti memompa dan
kombinasikan dengan melingkarkan satu tangan ke samping.
Gambar 2. Jalan ke samping selangkah
3. Jalan mundur selangkah
Lihat Gb.3. Melakukan satu langkah mundur dan gerakan tangan
menyilang ke depan dada, lakukan pula gerakan jinjit setelah
masing-masing langkah. Kombinasikan langkah mundur-maju ini dengan
gerakan tangan ke samping dan ke atas.
Gambar 3. Jalan mundur selangkah 4. Jalan ke samping dua
langkah
Lihat Gb.4. Melakukan dua langkah ke samping, lakukan gerakan
tekuk siku dan buka tutup di depan dada. Kombinasikan dengan
gerakan kedua tangan ke bawah belakang untuk mengurangi rasa pegal
di bahu.
Gambar 4. Jalan kesamping dua langkah
5. Jalan ke depan dua langkah
Lihat Gb.5. Berjalan ke depan satu langkah, kemudian lakukan
gerakan ngeper dengan ayunan tangan. Langkahkan sekali lagi dengan
gerakan yang sama, kemudian lakukan dua langkah, mundur dengan pola
gerak yang sama.
Gambar 5. Jalan ke depan dua langkah
C. Pendinginan
Pendinginan bertujuan menurunkan detak jantung secara perlahan
sehingga kembali ke detak jantung istirahat. Gerakannya lambat
dengan sasaran pada aliran darah tepi, peregangan otot dan
pencegahan stroke dengan banyak menggerakkan jari.Gerakan
pendinginan adalah sebagai berikut :
1. Kibas tangan
Lihat Gb.1. Langkahkan satu kaki jinjit bergantian dan kibarkan
tangan. Rasakan aliran darah ke tangan dan ke ujung kaki.
Gambar 1. Kibas tangan
2. Regang otot samping
Lihat Gb.2. Menggoyangkan badan, julurkan satu tangan ke atas
dan tarik ke bawah seperti manarik tali. Setelah beberapa kali
gerakan, pertahankan pada posisi regang samping beberapa saat.
Lakukan bergantian kanan dan kiri.
Gambar 2. Regang otot samping
3. Regang pinggang
Lihat Gb.3. Lempar satu kaki menyilang dengan ayunan tangan
menyilang berlawanan di depan dan di belakang tubuh.
Gambar 3. Regang pinggang4. Putar bahu
Lihat Gb.3. Kedua tangan di atas bahu, putar bahu ke belakang
dan ke depan sambil menggoyangkan badan.
Gambar 3. Putar bahu
5. Buka tutup jari
Lihat Gb.5. Berjalan di tempat, bukalah tangan, kemudian tutup
jari satu persatu mulai dari ibu jari. Bukalah kembali jari mulai
jari kelingking. Goyangkan tangan ke samping kiri dan kanan.
Gambar 5. Buka tutup jariV. Evaluasi
A. Respon verbal
1. Klien mengatakan tubuhnya terasa segar
2. Klien tidak mengeluh rasa mual, pusiang dan keringat
dingin
B. Respon non verbal
1. Klien tampak segar
2. Terjadi penurunan kadar gula darah
DAFTAR PUSTAKABasmajian J.V. (1980). Therapeutic exercise.
Baltimore: The Williams and Wilkins Company
Rosser Mo. (1997). Sport therapy. London : Hodder and
Sthoughton
LEMBAR KERJA 1
LEMBAR KERJA 2
LEMBAR KERJA 3
4. Panduan Diet DM Di Rumah
..............................................................................
5. Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Mellitus
.................................................
6. Senam Diabetes Mellitus
...................................................................................
Lembar Kerja 1. Harapan Saya Dalam Sesi Ini
......................................................
Lembar Kerja 2. Panduan Diskusi Kelompok
.........................................................
Lembar Kerja 3. Panduan Praktik Lapangan
..........................................................
31
39
42
51
5253
KATA PENGANTAR
...............................................................................................
DAFTAR ISI
............................................................................................................
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
......................................................
MATERI MODUL MI 04. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIABETES MELLITUS (DM) DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH
............
DESKRIPSI SINGKAT
....................................................................................
TUJUAN PEMBELAJARAN
............................................................................
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
........................................
BAHAN BELAJAR
..........................................................................................
LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
................................
URAIAN MATERI
............................................................................................
Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan Dasar DM
.............................................
Pokok Bahasan 2 : Tahapan Asuhan Keperawatan klien dengan DM
......
Pokok Bahasan 3 : Terapi Keperawatan pada klien DM
...........................
REFERENSI
...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
1. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Klien dengan DM
.............................
2. Format Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Asuhan Keperawatan
Klien
dengan DM
.........................................................................................................
3. Format Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Klien dengan
................
1
2
4
6
6
7
7
8
8
9
9
11
17
20
21
24
28
PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN
Setiap peserta pelatihan, diberikan waktu untuk melakukan
praktik asuhan keperawatan di wilayah tertentu yang ditentukan oleh
panitia.
Dalam kegiatan praktik lapangan, setiap peserta yang mendapatkan
kesempatan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan DM,
tugas peserta adalah:
Melakukan pengkajian keperawatan sesuai kasus klien dengan
DM
Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan keluhan utama
klien DM
Menyusun perencanaan keperawatan sesuai data yang
teridentifikasi pada klien DM
Melakukan implementasi terhadap diagnosa keperawatan utama yang
teridentifikasi dari klien DM
Mengevaluasi implementasi keperawatan sesuai rencana intervensi
untuk klien DM
Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakkan pada klien
DM
Mendesiminisaikan hasil asuhan keperawatan sesuai jadwal yang
ditentukan
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
Bagi kelas menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 peserta yang merupakan campuran dari beberapa institusi
tempat kerja peserta. Masing-masing kelompok menunjuk ketua,
sekretaris, dan penyaji.
Lakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah sesuai
kasus dalam waktu 1 jpl (45 menit). Kasus 1 dibahas oleh kelompok 1
dan 2, kasus 2 dibahas oleh kelompok 3 dan 4, dan kasus 3 oleh
kelompok 5 dan 6.
Pilih 3 kelompok untuk menyajikan hasil diskusi dalam kegiatan
presentasi dalam bentuk panel, 3 kelompok lain menjadi penyanggah
untuk kasus yang sama.
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dalam waktu 15 menit
termasuk kegiatan tanya jawab.
Kasus 1
Bapak M, usia 55 tahun, tinggal bersama dengan istri dan anak
menantu. Sejak 3 bulan yang lalu, Bapak M merasa sering mengalami
cepat lapar, sering haus, dan sering kencing. Bapak M merasa
gelisah memikirkan apa penyakitnya yang dideritanya, merasa
berdebar dan was-was jika memikirkan gejala yang dirasakan. Selama
ini tidak melakukan perawatan khusus untuk mengatasi masalahnya
karena bapak M merasa ini penyakit orang yang sudah tua.
Kasus 2
Ibu S, usia 45 tahun, mengeluh sering pusing dan sakit kepala.
Akhir-akhir ini badanya sering merasa lemas dan cepat capek
sehingga malas melakukan aktifitas termasuk merawat dirinya
sendiri. Pola makan tidak ada perubahan, sementara ibu S sering
merasa haus.
Kasus 3
Bapak D, usia 40 tahun, adalah seorang pembuat tempe dengan cara
tradisional. Kedua kaki Bapak D merasakan kebal. Kegiatan bapak D
kebanyakan menggunakan kaki, dan cenderung tidak menggunakan alas
kaki karena harus kontak langsung dengan bahan kacang kedelai
ketika proses pengolahan tempe. Terdapat luka kecil di sela-sela
kelingking dari kedua kakinya.
Tugas Kelompok
Rumuskan diagnosa keperawatan sesuai kasus
Buat rencana keperawatan yang terdiri dari tujuan umum, tujuan
khusus, rencana tindakan, dan criteria evaluasi
Presentasikan
Harapan saya dalam sesi ini :
( Tuliskan apa yang saudara harapkan dari sesi pembelajaran ini
)
PAGE 8ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM
KONTEKS KELUARGA DI RUMAH