Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER PARU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat indonesia yang hidup di kota-kota besar tampaknya harus sering berlibur kekawasan udara yang masih bersih, karna dari hasil penelitian terbaru menunjukkan, mereka yang terpapar polusi udara jangka panjang terutama yang sering terpapar polusi industri dan kenalpot dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.paparan polusi ini sama bahayanya dengan hidup bersama dengan seorang perokok dan terkena asap rokoknya setiap hari. Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai salah satu masalahkesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya. Peningkatan angka kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat dari hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan angka kematian karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 1990. Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan. Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli
46

Askep ca paru maya

Jun 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep ca paru maya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER PARU

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar BelakangMasyarakat indonesia yang hidup di kota-kota besar tampaknya harus sering berlibur kekawasan udara yang masih bersih, karna dari hasil penelitian terbaru menunjukkan, mereka yang terpapar polusi udara jangka panjang terutama yang sering terpapar polusi industri dan kenalpot dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.paparan polusi ini sama bahayanya dengan hidup bersama dengan seorang perokok dan terkena asap rokoknya setiap hari.Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai salah satu masalahkesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya. Peningkatan angka kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat dari hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan angka kematian karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 1990. Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan.Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap berbagai jenis pengobatan. Bahkan dalam beberapa kasus penderita kanker paru membutuhkan penangan sesegera mungkin meski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan. Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma). Menurut konsep masa kini kanker adalah penyakit gen. Sebuah sel normal dapat menjadi sel kanker apabila oleh berbagai sebab terjadi ketidak seimbangan antara fungsi onkogen dengan gen tumor suppresor dalam proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel.Perubahan atau mutasi gen yang menyebabkan terjadinya hiperekspresi onkogen dan/atau kurang/hilangnya fungsi gen tumor suppresor menyebabkan sel tumbuh dan berkembang tak terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap atau yang dikenal dengan proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom, misalnya hilangnya

Page 2: Askep ca paru maya

heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanisme ketidak normalan pertumbuhan sel pada sel kanker. Dari berbagai penelitian telah dapat dikenal beberapa onkogen yang berperan dalam proses karsinogenesis kanker paru, antara lain gen myc, gen k-ras sedangkan kelompok gen tumor suppresor antaralain, gen p53, gen rb. Sedangkan perubahan kromosom pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan pada sel kanker paru.Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotor, kuratif dan rehabilitatif.Pada laporan ini akan di bahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker paru.

1.2    Batasan Topik1.    Jelaskan konsep dasar kanker paru!2.    Bagaimana anatomi fisiologi kanker paru?3.    Bagaimana patofisiologi penyakit kanker paru?4.    Bagaimana metode pencegahan untuk menghindari kanker paru?5.    Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru?6.    Buatlah konsep Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dengan materi kemoterapi!7.    Buatlah Standar Operasional Prosedur untuk kemoterapi!

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1    KONSEP DASAR KANKER KEMOTERAPI2.1.1 PengertianTumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru. (Price, Patofisiologi, 1995)Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel–sel yang  mengalami proliferasi dalam paru. (Underwood, Patologi, 2000)Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. (WHO)Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)

Gambaran paru pada orang sehat dan paru pada penderita kanker

2.1.2 EtiologiFaktor utama yang mempengaruhi timbulnya kanker paru, yaitu:    MerokokKanker paru berisiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat dibandingkan dengan bukan perokok. Peningkatan faktor resiko ini berkaitan dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun (jumlah bungkus rokok yang digunakan setiap hari di kali jumlah tahun merokok) serta faktor

Page 3: Askep ca paru maya

saat mulai merokok (semakin muda individu memulai merokok, semakin besar resiko terjadinya kanker paru).

Kandungan pada rokok:-    Aseton digunakan untuk menghapus cat kuku-    M-toluidin dan naftilamin merupakan bahan pembuat cat-    Metanol merupakan bahan sepirtus bakar-    Naftalen merupakan kapur barus-    Kadmium dipakai pada baterai-    Karbon monoksida merupakan gas beracub kan keluar dari knalpot-    Viniklorida merupakan bahan baku plastik PVC-    Polonium merupakan bahan radio aktif-    Butan merupakan bahan bakar korek api-    Fenol dan ammoniak merupakan bahan pembersih lantai-    Arsen merupakan racun tikus-    Toluen merupakan pelarut industry-    Hidrogen sianida merupakan racun yang digunakan untuk melaksanakan hukuman mati

    Polusi udaraAda berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya adalah sulfur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa insiden kanker paru lebih besar di daerah perkotaan sebagai akibat penumpukan polutan dan emisi kendaraan bermotor.

    Polusi lingkungan kerjaPada keadaan tertentu karsinoma bronkogen tampaknya merupakan suatu penyakit akibat polusi di lingkungan kerja. Dari berbagai bahaya industri, yang paling berbahaya adalah asbes yang kini banyak sekali di produksi dan digunakan pada bangunan.

    Rendahnya asupan vitamin ABeberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok yang dietnya rendah vitamin A memperbesar resiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini didapatkan dari beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi utama vitamin A yang turut berperan dalam pengaturan diferensiasi sel.

    GenetikTerdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :-    Proton oncogen-    Tumor suppressor gene-    Gene encoding enzyme

Teori OnkogenesisTerjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau

Page 4: Askep ca paru maya

neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.

2.1.3    Klasifikasi Kanker ParuSecara garis besar, jenis sel kanker dibagi atas 2 kelompok:    Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KBKBSK= NSCLC) yaitu sekitar 85% dari kanker paru-paru. Ada beberapa jenis NSCLC diantaranya:–    Karsinoma sel skuamosaKanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.–    AdenokarsinomaMemperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.–    Karsinoma sel besarMerupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh.

    Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK = SCLC), sekitar 15 % dari kanker paru.Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul pada sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

2.1.4    Manifestasi Klinis

Gejala umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:•    Batuk •    Sesak napas     Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.•    Nyeri dada    Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap.•    Radang paru atau bronkitis berulang

Page 5: Askep ca paru maya

•    Suara serak/parau/bunyi mengi    Karena terjadi penyempitan saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker.

Tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-organ yang dirusak.•    Kelelahan kronis•    Kehilangan selera makan atau turunnya berat badan •    Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya•    Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan•    Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan ingatan sebagian)•    Pembengkakan di wajah atau leher     Kanker tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas sehingga terjadi pembengkakan diwajah.

2.1.5    Pembagian Stadium Kanker ParuTabel  Sistem Stadium TNM untuk kanker Paru – paru: 1986 American Joint Committee on Cancer.Tumor Primer (T)    Kelenjar Limfe Regional (N)    Metastasis Jauh (M)T0    Tidak ada tumor    N0    Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional     M0    Tidak ada metastasis jauh

Tx    Kanker yang tidak terlihat pada radiologis atau bronkoskopi    N1    Metastasis pada peribronkial dan kelenjar–kelenjar hilus ipsilateral    M1    Ada metastasis jauhTis    Karsinoma in situ    N2    Metastasis pada mediastinal ipsi lateral atau kelenjar limfe subkarina        T1    Tumor dengan diameter ≤ 3 cm dikelilingi paru – paru atau pleura viseralis yang normal    N3    Metastasis pada mediastinal atau kelenjar – kelenjar limfe hilus kontralateral; kelenjar – kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral        T2    Tumor dengan diameter 3 cm atau dalam setiap ukuran dimana sudah menyerang pleura viseralis atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus                T3    Tumor dalam setiap ukuran dengan perluasan tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra                T4    Tumor dalam setiap ukuran yang sudah menyerang mediastinum atau mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, atau karina               

Stadium    Tumor    N    MI    T1    N0    M0    T2    N0    M0II    T1    N1    M0    T2    N1    M0IIIA    T3    N0    M0IIIB    Any T    N3    M0    T4    Any N    M0IV    Any T    Any N    M1

Page 6: Askep ca paru maya

2.1.6    Tempat Tumbuh Kanker Paru

Kanker paru dapat menjalar kebagian tubuh lain disebabkan karena Pembuluh darah yang menjadi saluran pemindah menjalarnya kanker ke bagian tubuh yang lain.1.    Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari: •    Penutupan kelopak mata •    Pupil yang kecil •    Mata cekung •    Berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah2.    Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.3.    Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan. Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan bronki, menyebabkan batuk hebat selama proses menelan berlangsung, karena makanan dan cairan masuk ke dalam paru-paru.4.    Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan: •    Irama jantung yang abnormal •    Pembesaran jantung •    Penimbunan cairan di kantong perikardial.5.    Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas: •    Vena di dinding dada akan membesar •    Wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) akan membengkak dan tampak berwarna keunguan. Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan memburuk jika penderita membungkuk ke depan atau berbaring.6.    Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke hati, otak, kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada karsinoma sel kecil. Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan, kejang dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan.

2.2    ANATOMI DAN FISIOLOGI KANKER PARU    Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

    Anatomi sistem pernafasan

•    Saluran pernafasan bagian atas

Page 7: Askep ca paru maya

a)    Rongga hidungRongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru – paru.

b)    FaringAdalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif.c)    LaringAdalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

•    Saluran pernafasan bagian bawaha)    TrakheaDisokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.b)    BronkusTerdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring.Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas.c)    AlveoliParu terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting.d)    Paru-paru

Keterangan Gambara.    Saluran napasb.    Jantung

Page 8: Askep ca paru maya

c.     Kantung udara

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi) yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan ditranfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah.Secara khusus dikatakan paru adalah tempat tubuh mengambil darah bersih (kaya O2) dan tempat pencucian darah yang berasal dari seluruh tubuh (banyak mengandung CO2) sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan ke seluruh tubuh.Secara umum gangguan pada pada saluran napas dapat berupa sumbatan pada jalan napas (obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran napas dapat menyebabkan sumbatan pada saluran napas. Tumor yang menekan dinding dada dapat menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding dada dan menimbulkan nyeri. Cairan di rongga pleura yang sering ditmukan pada kanker paru juga menganggu fungsi paru.

•    Fisiologi sistem pernafasan     Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :•    Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran carbondioksida (CO2) secara keseluruhan.•    Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel).Proses fisiologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup 3 proses yaitu :∞    Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmosfir ke alveoli paru.∞    Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke dalam kapiler paru.∞    Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

2.3    PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat  berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.

Page 9: Askep ca paru maya

Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.WOC (klik disini)

2.4    ASPEK LEGAL ETIK PENATALAKSANAAN KANKER PARUTujuan pengobatan kanker dapat berupa :a.    KuratifMemperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b.    Paliatif.Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.c.    Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.d.    Supotif.Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)1.    PembedahanHanya dilakukan untuk KPKBSK staging I atau II atau untuk pengobatan paliatif yaitu pada kondisi mengancam nyawa misal batuk darah masif, gawat napas yang mengancam jiwa, atau nyeri hebat. Bedah yang dilakukan adalah dengan membuang 1 lobus paru (kadang lebih) tempat ditemukannya tumor dan juga membuang semua kelenjar getah bening mediastinal. Diagnosis sebelum bedah mungkin saja akan berubah setelah bedah. Hal itu terjadi karena keterbatasan alat bantu diagnosis atau penyakit telah berkembang selama putusan bedah dilakukan. Akibatnya mungkin saja setelah bedah pasien harus mendapat radiasi atau kemoterapi segera setelah luka operasinya sembuh.Pada kasus khusus misal dengan penyebaran kepala dan hanya ditemukan 1 tumor di otak dan mengganggu kualiti hidup pasien dapat dilakukan pembuangan tumor di kepala dengan bedah. Di Indonesia (Jakarta) telah dapat melakukan terapi tampa pembedahan di kepala dengan menggunakan cyber knife.

2.    RadioterapiRadioterapi atau iradiasi diberikan pada staging III dan IV KPKBSK, dapat diberikan tunggal untuk mengatasi masalah di paru (terapi lokal) atau gabungan dengan kemoterapi. Pasien yang diputuskan akan mendapat radioterapi akan dirujuk dokter spesialis paru ke dokter spesialis radioterapi dan akan kembali ke dokter semula jika terapi tidak memberikan respons atau radioterpai telah selesai atau muncul efek samping akibat radioterapi itu.Radioterapi dapat diberikan jika sistem homeostatik (HB, jumlah sel darah putih atau leukosit dan trombosit darah) baik. Radioterapi biasanya diberikan 5 hari dalam seminggu dengan dosis rata rata 200 cGy perhari hingga dosis 5000 – 6000 cGy. Sinar yang diberikan tergantung pada alat yang ada di rumah sakit, misalnya COBALT atau LINAC Evaluasi efek samping dilakukan setiap setelah pemberian 5x (1.000 cGy) jika ada gangguan radiasi akan dihentikan sementara, misal HB < 10 gr%. Leukosit < 3000/dl atau trombosit < 100.000/dl. Dokter akan melakukan koreksi dan jika telah memenuhi syarat maka radiasi dapat dilakukan.kembali.Untuk melihat respons radiasi dokter akan melakukan foto toraks setiap setelah radiasi diberikan

Page 10: Askep ca paru maya

10X (2.000 cGy) . Jika pada penelian respons positif (tumor mengecil atau menetap) maka radiasi dapat diteruskan, tetapi jika respons negatif (tumor membesar atau tumbuh yang baru) radiasi harus dihentikan.Radioterapi juga dapat diberikan pada lokasi bukan tumor primer, misalnya radiasi kepala jika tumor telah menyebar ke kepala, radiasi tulang jika tumor telah menyebar ke tulang. Untuk kasus KPKSK radiasi kepala harus diberikan setelah kemoterapi selesai diberikan 6 siklus.3.    KemoterapiKemoterapi adalah memberikan obat anti-kanker pada pasien dengan cara diinfuskan. Pada kemoterapi diberikan lebih dari 1 jenis obat antikanker dan biasanya 2 macam, tujuannya agar lebih banyak sel kanker yang dapat dibunuh dengan jalur yang berbeda. Pemberian kemoterapi harus dilakukan di rumah sakit karena diberikan dalam prosedur tertentu atau ptotokol yang berbeda tergantung pada jenis obat anti-kanker yang digunakan.Kemoterapi dapat diberikan pada semua jenis kanker paru dan tujuannya bukan hanya membunuh sel kanker pada tumor primer tetapi juga mengejar sel kanker yang menyebar di tempat lain. Kemoterapi adalah pilihan terapi untuk KPKSK dan KPKBSK stage III/IV.Pemberian kemoterapi memerlukan beberapa syarat antar lain kondisi umum pasien baik yaitu masih dapat melakukan aktiviti sendiri, fungsi hati, fungsi ginjal dan fungsi hemostatik (HB, jumlah sel darah putih atau lekosit dan jumlah trombosit darah) harus baik. Kemoterapi dihitung dengan siklus pemberian yang dapat dilakukan setiap 21 – 28 hari setiap siklusnya.Efek samping kemoterapi kadang sangat mengganggu, misalnya rontoknya rambut s/d botak, mual muntah, semutan, mencret dan bahkan alergi. Efek samping itu tidak sama waktu muncul dan berat ringannya pada setiap orang dan juga tergantung pada jenis obat yang digunakan. Efek samping lain yang dapat menganggu proses pemberian adalah gangguan fungsi hemostatik HB < 10 gr%. Leukosit < 3.000/dl atau trombosit < 100.000/dl. Efek samping dinilai sejak mulai kemoterapi I diberikan. Efek samping yang berat dapat menghentikan jadwal pemberian, dokter akan mengkoreksi efek samping yang muncul dengan memberikan obat dan tranfusi darah jika perlu.Evaluasi hasil kemoterapi dinilai minimal setelah 2 siklus pemberian (sebelum kemoterapi III diberikan) yang dapat merupa respons subyektif yaitu apkah BB meningkat atau keluhan berkurang dan foto toraks untuk melihat kelainan di paru. Evaluasi dengan menggunakan CT-scan toraks dilakukan setelah pemberian 3 siklus ( sebelum pemberian kemoterapi IV). Jika pada penelian tumor hilang (komplit respons) mengecil sebagian (respons partial) atau tumor menetap tapi respons subyektif baik maka kemoterapi dapat diterudskan samapi 4 – 6 siklus. Tetapi jika pada evaluasi terjadi perburukan misalnya tumor membesar atau tumbuh tumor yang baru, kemoterapi harus dihentikan dan diganti dengan jenis obat anti-kanker yang lain.4.    Targeted.therapyPada banyak kondisi pasien tidak dapat memenuhi syarat untuk dilakukan pembedahan, radioterapi atau kemoterapi maka dapat ditawarkan pemberian obat golongan baru dengan mekanisme kerja yang telah teruji dikenal dengan istilah targeted therapy. Obat golongan ini diberikan 1x perhari dengan cara diminum. Sampai saat ini anjuran penggunaan targeted therapy untuk kanker paru adalah sebaiknya setelah kemoterapi diberikan kecuali pada kasus kasus pilihan terapi utama tidak dapat dilakukan.

CATATAN PENTING•    Pengobatan kanker paru bukan hanya tergantung pada jenis dan staging tetapi pada kondoisi umum pasien. Dapat terjadi semua memenuhi syarat kecuali kondosi umum maka dokter tidak

Page 11: Askep ca paru maya

akan memberikan pilihan terapi apapun lagi. •    Pengobatan lain yang diberikan adalah obat obat penghilang gejala taua simptomatis, obat obatn itu sebaiknya dengan resep dokter spesilais yang merawat karena menerlukan perubahan sesuai kondosi pasien.•    Selama pengobatan standar pasien sangat dianjurkan memakan dengan komposisi seimbang karena tidak ada larangan khusus untuk itu kecuali karena penyakit lain. Mengkonsumsi vitamin, banyak sayuran dan buahan dalah baik sekali.

2.5    TAHAP PENCEGAHAN KANKER PARUDalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah penyakit kanker paru-paru di kenal tiga tahap pencegahan, yaitu sebagai berikut:1)    Pencegahan primer (Health promotion dan spesific protection)Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit Adapun kiat-kiat yang dilakukan untuk pencegahan primer pada kanker paru-paru diantaranya adalah menghentikan kebiasaan merokok yang sudah berlangsung dan mencegah bukan perokok menjadi perokok. Pencegahan atau pengurangan merokok dapat juga ditempuh melalui penerapan kebijaksanaan dan regulasi tentang rokok. Pencegahan lainnya adalah menghindari pajanan dari bahan-bahan lain yang bersifat karsinogenik. Efek yang diharapkan dari pencegahan primer adalah mengurangi insidensi penyakit kanker paru-paru.2)    Pencegahan sekunder (Early diagnosis,prompt treatment,dan disability limitation)Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu sudah mulai sakit. Adapun kiat-kiat yang dilakukan untuk pencegahan sekunder pada kanker paru-paru diantaranya adalah mengadakan deteksi dini, kemoterapi pencegahan (chemoprevention) dan mironutrisi. Kanker paru dini secara praktis adalah kanker paru dengan ukuran 1-2 cm, masih termasuk stadium satu dan pada kasus tersebut pembedahan masih dapat dilaksanakan. Hasil yang diharapkan dari pencegahan sekunder adalah penurunan prevalensi kanker paru.3)    Pencegahan tersier (Rehabilitation)Pada proses ini diusahakan agar cact yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,mental, dan sosial. Usaha-usaha yang dilakukan pada tahap tersier (rehabilitation) adalah sebagai berikut :•    Pada masa penyembuhan dan pengobatan si penderita diberi kekutan rohani sesuai dengan kepercayaan si penderita•    Dukungan keluarga atau seseorang yang disayangi terhadap penderita•    Sering mengajak penderita berkomunikasi atau berbagi cerita ketika penderita sudah boleh diajak bicara•    Kunjungan sanak saudara atas kepedulian si penderita

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

KasusNy. S berusia 45 tahun, mengalami batuk darah disertai nyeri dada dan sesak napas. Dokter memutuskan untuk melakukan endoskopi dan pemeriksaan sitologi. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan sel kanker yang telah menyebar ke seluruh lapang paru. Pada akhir tindakan, dokter memutuskan bahwa Ny. S harus segera dilakukan tindakan kemoterapi yang di delegasikan kepada perawat yang telah ahli.

Page 12: Askep ca paru maya

    Dalam memasukkan obat-obat kemoterapi, perawat harus menggunakan standar precaution untuk perlindungan dari radiasi obat kemoterapi.

3.1    PengkajianI.    Identitas1.    Nama            : Ny. S2.    Jenis kelamin        : Perempuan3.    Umur            : 45 tahun4.    Status perkawinan    : Menikah5.    Pendidikan        : SMP6.    Suku/Bangsa              : Indonesia7.    Alamat             : Jl. Pramuka No. 08 Tuban8.    Pekerjaan        : Ibu rumah tangga9.    Sumber informasi      : Klien dan KeluargaII.    Keluhan Utama/Alasan Masuk RS : Batuk berdahakIII.    Riwayat Keperawatan•    Riwayat Penyakit DahuluKlien pernah mengalami demam, flu, dan batuk –batuk ringan. Bila demam, flu atau batuk-batuk biasa beli obat di apotik. 2 tahun lalu klien mengalami batuk berdahak dan nyeri dada. Kemudian klien pergi ke RS dan dokter mengatakan klien menderita bronkitis akut.  Setelah obat  jalan selama 2 bulan, klien di nyatakan sembuh.•    Riwayat Penyakit Sekarang–    P : Pajanan asap rokok dan faktor genetik–    Q : Rasa nyeri mulai timbul  9 bulan yang lalu, nyerinya semakin ditusuk-tusuk terasa 3 bulan yang lalu disertai batuk-batuk berdahak. Sesak 2 minggu yang lalu kemudian batuk berdahak disertai darah sejak 1 minggu yang lalu–    R : Batuk berdarah dirasa semakin berat 1 hari SMRS–    S : Pola aktifitas sehari-hari klien terganggu karena nyeri yang datang mendadak mengakibatkan klien harus banyak beristirahat terutama setelah adanya batuk darah–    T : Sesak dan nyeri semakin meningkat di sertai batuk-batuk terutama saat klien tidur terlentang•    Riwayat Penyakit KeluargaKlien mengatakan bahwa dulu ketika klien masih kecil ayah klien pernah  menjalani operasi karena tumor paru kanan. Anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami sakit batuk-batuk selama satu tahun terakhir. Suami klien adalah seorang perokok yang sehari menghabiskan 15 batang rokok.IV.    Observasi dan Pemeriksaan Fisik•    Keadaan Umum :–    Wajah tampak pucat –    Malaise –    BB menurun•    TTV :–    S : 380C –    N : 110x/menit    –    TD : 150/90 mmHg–    RR : 24 x/menit

Page 13: Askep ca paru maya

•    Body Systema.    Pernapasan (B1)•    Inspeksi : Pernafasan cepat, klien sesak nafas, menggunakan otot bantu nafas. Ada cyanosis pada bibir dan dasar kuku, warna kulit agak pucat.•    Palpasi : Taktil fremitus menurun.•    Perkusi : Hyperresonan pada area paru.•    Auskultasi : Ditemukan bunyi stridor lokal dan wheezing.b.    Cardiovaskuler (B2)•    Inspeksi : Adanya obstruksi vena kava. Adanya clubbing finger.•    Palpasi : Teraba ictus cordis pada ics 5 mid sternal kiri. Capillary Refill Time lebih dari 3 detik. Ada palpitasi. Peningkatan denyut jantung.•    Perkusi : Pekak pada area jantung.•    Auskultasi : Ada gesekan perikardial.c.    Persyarafan (B3)–    Kesadaran menurun, wajah simetris. –    Bentuk mata simetris, pupil ukuran 2 mm isokor, reflek pupil dan reflek kornea normal.–    Persepsi sensori o    Tidak ada gangguan pendengarano    Fungsi penciuman normalo    Fungsi pengecapan normal, dapat membedakan rasa manis, asin, pahito    Fungsi penglihatan baiko    Tidak ada gangguan fungsi perabaan, bisa membedakan panas dan dingind.    Perkemihan (B4)Peningkatan frekuensi/jumlah urine.e.    Pencernaan (B5)–    Klien mual, nyeri lambung dan menyebabkan klien tidak nafsu makan. Peristaltik meningkat menyebabkan klien sering BAB, diare yang hilang timbul, adanya gangguan menelan akibat invasi sel kanker ke kerongkongan.–    Abdomen simetris bilateral, datar dan warna sama dengan kulit sekitarnya, adanya nyeri tekan.f.    Tulang-Otot-Integumen (B6)•    Karena pengguanaan otot bantu nafas yang lama klien terlihat kelelahan, didapatkan intoleransi aktifitas dan gangguan pemenuhan ADL.        •    Kulit : Warna kulit sawo matang, pucat, tidak ada bekas perlukaan, peradangan maupun edema. V.    Pemeriksaan Penunjang    Pemeriksaan RadiologiNodula soliter terbatas yang disebut coin lesion pada radiogram dada sangat penting dan mungkin merupakan petunjuk awal untuk mendeteksi adanya karsinoma bronkogenik meski dapat juga ditemukan pada banyak keadaan lainnya. Penggunaan CT scan mungkin dapat memberikan bantuan lebih lanjut dalam membedakan lesi-lesi yang dicurigai.

    Bronkoskopi    Adalah teknik yang paling baik dalam mendiagnosis karsinoma sel skuamosa yang biasanya terletak di daerah sentral paru. Pelaksanaan bronkoskopi yang paling sering adalah menggunakan bronkoskopi serat optik. Tindakan memungkinkan visualisasi (besarnya karsinoma bronkogenik

Page 14: Askep ca paru maya

dapat diketahui).

    Pemeriksaan Sitologi    Pemeriksaan sitologi sputum dan pemeriksaan cairan pleura juga memainkan peranan penting dalam menegakkan diagnosis kanker paru.    Pemeriksaan fungsi paru dan GDA     Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.    Biopsy JarumPengambilan sampel jaringan/cairan dengan cara di sedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa/lokasi yang diinginkan.

    Biopsy Jarum dengan bantuan Endoskopi    Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pencernaan, pernapasan  dan kandungan.

    ANALISA DATADATA    ETIOLOGI    MASALAHDs : -    Klien mengeluh batuk darah disertai nyeri dada dan sesak napas

Do :    TTV :S : 380C N : 110x/menitTD : 150/90 mmHgRR : 24 x/menit    Dari hasil pemeriksaan endoskopi dan sitologi didapatkan sel kanker yang telah menyebar ke seluruh lapang paru     Faktor predisposisi inhalasi zat karsinogen dari asap rokok

Perubahan epitel termasuk metaplasia, hiperplasia dan displasia sel-sel ganas

Kanker paru

Massa tumor dalam bronkus

Bronkospasme

Penurunan ekspansi paru

Kerja napas meningkat

Page 15: Askep ca paru maya

Dyspnea

Kerusakan pertukaran gas    Kerusakan pertukaran gas

3.2    Diagnosa KeperawatanKerusakan pertukaran gas b.d spasme bronkus. 3.3    Intervensi & Implementasi KeperawatanDiagnosa    Intervensi    Rasional    ImplementasiKerusakan pertukaran gas b.d spasme bronkus

Tujuan :-    Pertukaran gas kembali efektif dalam waktu 1x24 jam

Kriteria hasil :-    TTV dalam batas normal-    Menunjukkan ventilasi yang adekuat-    Oksigenasi adekuat-    Perbaikan distress pernapasan    -    Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot bantu dan napas melalui mulut. Auskultasi paru untuk penurunan bunyi napas dan adanya bunyi tambahan krekels.-    Observasi perfusi daerah akral dan sianosis (daun telinga, bibir, lidah, dan membran lidah).-    Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.-    Kaji tingkat kesadaran.-    Kaji toleransi aktivitas.-    Kolaborasi:•    Berikan oksigen dengan metode yang tepat    -    Takipnea dan dispnea menyertai obstruksi paru. Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi napas.-    Menunjukkan hipoksemia sistemis.-    Meningkatkan ekspansi dada maksimal sehingga membuat mudah bernapas dan meningkatkan kenyamanan klien.-    Hipoksemia sistemik dapat ditunjukkan pertama kali oleh gelisah disertai penurunan kesadaran.-    Hipoksemia menurunkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas tanpa dispnea berat, takikardi, dan disritmia.-    Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas.    Rabu, 26 Oktober 2011-    Mencatat frekuensi dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot bantu dan napas melalui mulut. Mengauskultasi paru untuk penurunan bunyi napas dan adanya bunyi tambahan krekels.-    Mengobservasi perfusi daerah akral dan sianosis (daun telinga, bibir, lidah, dan membran lidah).-    Meninggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.-    Mengkaji tingkat kesadaran.-    Mengkaji toleransi aktivitas.-    Memberikan oksigen dengan metode yang tepat.

3.4    Evaluasi KeperawatanDiagnosa    Tanggal    SOAP

Page 16: Askep ca paru maya

Kerusakan pertukaran gas b.d spasme bronkus    27 Oktober 2011Jam 10.00    S :–    Klien mengatakan masih batuk disertai nyeri–    Klien mengatakan tidak bisa tidur semalaman karena sesakO :–    Klien tampak meringis dan gelisah–    Klien terlihat memegang dada saat batuk–    Frekuensi pernafasan 22x/menit A : Masalah belum teratasi P : Lanjutksan intervensi

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian

Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, 1995) atau Kanker

paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (underwood,

patologi 2000).

B.      Etiologi

Seperti kanker yang lain penyebab pasti dari pada kanker paru belum diketahui, tapi

paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan penyebab

utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain.

Lombard dan doering (1928) telah melaporkan tingginya insiden kanker paru pada

perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah

rokok yang dihisap perhari dengan tingginya insiden kanker paru. Dikatakan bahwa 1 dari 9

perokok berat ankan menderita kanker paru. Belakangan, dari laporan beberapa penelitian

mengatakan bahwa perokok pasifpun akan beresiko terkena kanker paru. Anak-anak yang

terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena resiko kanker paru 2 kali

lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar dan perempuan yang hidup dengan

suami/pasangan perokok juga terkena resiko kanker paru 2-3 kali lipat.

ada beberapa faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :

1.      Merokok

Tidak diragukan lagi merokok merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistic yang defenitif

telah ditegakkan antara perokok berat (>20 batang sehari) dari kanker paru. Perokok seperti ini

Page 17: Askep ca paru maya

mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang

perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaanya akan kembali kepola resiko

bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsiogenik telah ditemukan dalam

ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan dapat menimbulkan tumor. Selain

itu diperkirakan terdapat metabolit dalam asap rokok yang bersifat karsinogen terhadap organ

tubuh tersebut. Zat-zat yang bersifat karsinogen (C), cocarsinogenik (CC), tumor promoter (TP),

mutagen (M), yang telah dibuktikan terdapat dalam rokok dapat dilihat pada table :

Substance Effect Model

Particulate phase

a.      Neutral fraction

  Benzo (a) pyrene

  Dibenz (a) anthracene

b.      Basic fraction

  Nicotine

  Nitrosamine

c.       Acidic fraction

  Cathecol

  Unidentified

d.      Residu

  Nickel

  Cadmium

  210po

  Gaseous phase

  Hydrazine

  Vinyl chloride

C

C

C

C

CC + TP

TP

C

C

C

C

C + M

C

M

Rodents

Rodents

Mice

Ames

2.      Kanker paru akibat kerja (paparan zat karsinogen)

Page 18: Askep ca paru maya

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbon nikel (pelebur

nikel) ,arsenic , asbestos (sering menimbulkan mesotelioma), radiasi ion pada pekerja tambang

uranium

3.      Polusi udara

Mereka yang tinggal dikota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka

yang tinggal di desa. Karena telah diketahui adanya karsinogen dari industry dan uap diesel

dalam atmosfer di kota.

4.      Diet

Redahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena

kanker paru.

C.      Klasifikasi

Klasifikasi menurut WHO untuk neoplasma pleura dan paru-paru (1977) :

a.      Karsinoma epidermoid (skuamosa). Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.

Perubahan epitel termasuk metaplasia atau dysplasia akibat merokok jangka panjang, secara khas

mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus dan menonjol kedalam bronki besar,

cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

b.      Karsinoma sel kecil. Biasanya terletak ditengah sekitar percabangan utama bronki. Tumor ini

timbul dari sel-sel khulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel-sel

kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediatinum dan

kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ-organ distal.

c.       Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar). Memperlihatkan susunan selular seperti

kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus. Kebanyakan timbul pada bagian perifer segmen

bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru-paru dan

fibrosis interstisial kronik. Lesi sering kali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada

stadium dini.

d.      Karsinoma sel besar. Merupakan sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk

dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel –sel ini cenderung akan

timbul pada jaringan paru-paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat

ketempat-tempat yang jauh.

Page 19: Askep ca paru maya

D.     Manifestasi klinis

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila sudah

menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.

Gejala-gejala dapat bersifat :

  Lokal (tumor tumbuh setempat)

-          Batuk baru/lebih hebat pada batuk kronis. Batuk kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan

oleh massa tumor.

-          Hemoptisis. Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami

ulserasi.

-          Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas

-          Kadang terdapat kavitas seperti abses paru

-          Atelektasis

  Infasi lokal

-          Nyeri dada

-          Dispnea karena efusi pleura

-          Invasi kepericardium

-          Sindrom vena cava superior

-          Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent

-          Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis serfikalis

  Gejala penyakit metastasis

-          Pada otak, tulang, hati, adrenal

-          Limfadenopati servikal dan supraklafikula (sering menyertai metastasis)

  Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10 % kanker paru dengan gejala :

-          Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia dan demam

-          Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

-          Hipertrofi osteoartropati

-          Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer

-          Neuromiopati

-          Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)

Page 20: Askep ca paru maya

-          Dermatologic : eritema multiform, hyperkeratosis

-          Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)

E.      Patofisiologi

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan cilia

hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan

karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia, dan dysplasia.

Bila lesi perifernya disebabkan oleh metaplasia,hyperplasia dan dysplasia menembus

ruang pleura, biasanya timbul efusi pleura, dan biasa diikuti infasi langsung pada kosta dan

korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.

Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan suprasi dibagian

distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam dan dingin.

Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan

biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase

ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esophagus, pericardium, otak dan

tulang rangka.

F.       Pemeriksaan diagnostic

Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intra torakal tersebut

sebagai tumor jinak atau ganas. Kemudian tentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang

bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pengambilan jaringan tumor. Adapun jenis

pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :

1.      Radiologi

a.      Foto thorax posterior-anterior (PA) dan lateral serta tomografi dada. Merupakan pemeriksaan

awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan

likasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleura, atelektasis erosi

tulang rusuk atau vertebra. Pada kanker paru, pemeriksaan foto rontgen dada ulang diperlukan

juga untuk menilai dobling timenya. Doubling time antara 37-465 hari. Bila doubling time > 18

bulan, berarti tumornya benigna. Tanda-tanda tumor benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat

konsentris, solid dan adanya klasifikasi yang tegas.

Page 21: Askep ca paru maya

Pemeriksaan foto rontgen dada dengan cara tomografi lebih akurat menunjang kemungkinan

adanya tumor paru, bila dengan cara foto dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tumor.

b.      Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2.      Laboratorium

a.      Sitologi. Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan batuk.

Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena tergantung dari :

-          Letak tumor terhadap bronkus

-          Jenis tumor

-          Teknik mengeluarkan sputum

-          Jumlah sputum yang diperiksa. Dianjurkan pemeriksaan 3-5 hari berturut-turut.

-          Waktu pemeriksaan sputum ( sputum harus segar)

Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil

positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamosa. Pemeriksaan sitologi sputum dianjurkan

sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru. Pemeriksaan sitologi

lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah

bening servikal, bilasan dan sikatan bronkoskopi.

b.      Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi

kebutuhan ventilasi.

c.       Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun pada

kanker paru.

3.      Hispatologi. Adalah pemeriksaan standar emas diagnosis kanker paru untuk mendapatkan

spesimennya dapat dengan cara biopsy melalui :

a.      Bronkoskopi. Untuk mengetahui besarnya karsinoma bronkogenik. Hasil positif dengan

bronkoskopi ini dapat mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk

tumor yang letaknya perifer.

b.      Biopsy trans torakal (TTB). Biopsy dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer

dengan ukuran > 2cm snsitivitasnya mencapai 90-95%.

c.       Torakoskopi. Biopsy tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara

torakoskopi dari pada cara membuta (blind).

d.      Mediastinoskopi. Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

Page 22: Askep ca paru maya

e.      Torakotomi. Untuk diagnosis kanker paru dikerjakan jika berbagai prosedur non invasif dan

invasive sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

4.      Pencitraan

a.      Ct-scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura

b.      MRI untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

G.     Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan kanker yaitu :

1.      Kuratif. Dimana tenaga kesehatan berupaya memperpanjang masa bebas penyakit dan

meningkatkan angka harapan hidup klien.

2.      Paliatif. Untuk mengurangi dampak kanker dan meningkatkan kualitas hidup.

3.      Rawat rumah (hospice care) pada kasus terminal. Untuk mengurangi dampak fisis maupun

psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

4.      Suportif. Untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi

serta obat-obatan.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu melakukan :

1.      Pembedahan. Tujuannya untuk mengangkat semua jaringan yang sakit dan mempertahankan

sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker. Adapun jenis tindakannya yaitu :

-          Toraktomi eksplorasi. Untuk mengkonfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru/thoraks

khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.

-          Pneumoktomi (pengankatan paru)

-          Lobektomi (pengangkatan lobus)

2.      Radioterapi. Pada beberapa kasus yang inoperable, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan

kuratif dan bias juga sebagai terapi paliatif pada tumor dengan komplikasi yang bertujuan untuk

mengurangi efek obstruksi/penekanan terhadap pembuluh darah/bronkus.

3.      Kemoterapi. Kemoterapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium IIIA

dan untuk pengobatan paliatif. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kegagalan target

pencapaian pengobatan antara lain :

-          Resistensi terhadap sitostatika

Page 23: Askep ca paru maya

-          Penurunan dosis sitostatika dimana penurunan dosis sebesar 20% akan menurunkan angka

harapan sembuh sekitar 50%.

-          Penurunan intensitas obat dimana jumlah obat yang diterima selama kurun waktu tertentu

kurang.

Untuk mengatasi hal tersebut dosis obat harus diberikan secara optimal dan sesuai jadwal

penmberian.

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KANKER PARU

A.     Pengkajian

Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti merupakan kunci terhadap diagnosis

yang tepat. Untuk itu beberapa faktor perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru yaitu

: faktor umur, kebiasaan merokok, adanya riwayat kanker dalam keluarga, terpapar zat

karsinogen, dan infeksi yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.

1.      Pengkajian preoperasi

  Aktivitas/istirahat .

Gejala : kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispneu karena aktifitas

dan lesu.

  Sirkulasi

Gejala : obstruksi vena kava, bunyi jantung (gesekan pericardial) menunjukkan efusi,

takikardia/distritmia.

  Integritas ego

Gejala : rasa takut terhadap proses pembedahan, menolak kondisi yang berat, gelisah, insomnia,

dan pertanyaan yang diulang-ulang.

  Eliminasi

Gejala : diare yang hilang timbul, peningkatan frekwensi jumalh urine (ketidak seimbangan

hormonal)

  Makanan atau cairan

Page 24: Askep ca paru maya

Gejala : penurunan berat badan, anoreksia,

  Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri dada

  Pernapasan

Gejala : batuk ringan atau perubahan pola batuk, produksi sputum, dispneu, mengi pada inspirasi

atau ekspirasi dan hemoptisis.

2.      Pengkajian pascaoperasi

  Aktifitas atau istirahat

Gejala : perubahan aktifitas, dan frekwensi tidur berkurang

  Sirkulasi

Tanda : denyut nadi cepat dan tekanan darah meningkat

  Eliminasi

Gejala : menurunnya frekwensi eliminasi BAB. Tandanya kateter urinarius terpasang atau tidak,

karakyeristik urine, bising usus

  Makana dan cairan

Gejala : mual atau muntah

  Neurosensori

Gejala : gangguan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anastesi.

  Nyeri dan ketidaknyaman

   

B.      Diagnosa keperawatan

  Preoperasi

1)      Kerusakan pertukaran gas b/d hipoventilasi

2)      Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan jumlah secret paru, meningkatnya tahanan

jalan napas

3)      Ansietas b/d perubahan status kesehatan, takut mati

4)      Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan b/d kurang informasi

  Pascaoperasi

1)      Kerusakan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai oksigen,

2)      Bersihan jalan napas tidak efektif b/d viskositas secret, keterbatasan gerakan dada, kelemahan

3)      Nyeri akut b/d trauma jaringan, insisi bedah

Page 25: Askep ca paru maya

4)      Ansietas b/d perubahan status kesehatan, ancaman kematian

C.      Intervensi keperawatan

  Preoperasi

DX 1

Kriteria hasil :

-          Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan GDA dalam rentang

normaldan bebas gejala distress pernapasan.

-          Klien berpartisipasi dalam program pengobatan

Intervensi :

-          Kaji status pernapasan, catat peningkatan frekwensi. Rasionalnya dispneu merupakan

kompensasi adanya tahan jalan napas

-          Catat ada tidaknya bunyi tambahan. Rasionalnya bunyi napas dapat menurun. Krekles adalah

bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat peningkatan permeabilitas

membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan napas

sehubungan dengan mucus atau edema serta tumor.

-          Kaji adanya sianosis. Rasionalnya penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum sianosis.

-          Kolaborasi pemberian oksigen. Rasionalnya memaksimalkan sediaan oksigen sesuai kebutuhan

tubuh.

Dx.2

Kriteria hasil :

-          Hilangnya dispneu

-          Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih

-          Mengeluarkan secret tanpa kesulitan

-          Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan jalan napas

Intervensi :

-          Catat perubahan dan upaya pola napas. Rasionalnya penggunaan otot interkostal/abdominal dan

pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernapas.

-          Obserfasi penurunan ekspansi dinding dada. Rasionalnya ekspansiadada sehubungan dengan

akumulasi cairan, edema dan secret pada lobus.

Page 26: Askep ca paru maya

-          Catat karakteristik batuk juga produksi dan karakteristik sputum. Rasionalnya karakteristik

batuk dapat berubah tergantung pada penyebebnya, sputum bila ada mungkin banyak, merah atau

purulen.

-          Pertahankan posisi tubuh atau kepala dan gunakan alat bantu napas sesuai kebutuhan.

Rasionalnya menudahkan memelihara jalan napas atas paten.

-          Kolaborasi pemberian bronkodilator (aminofilin, albuterol dll). Awasi untuk efek samping

merugikan dari obat (takikardi, hipertensi, insommnia dan tremor). Rasionalnya obat diberkan

untuk menghialngkan spasme bronkus, menurunkan viskositas secret, memperbaiki venrilasi dan

memudahkan pengeluaran secret.

DX. 3

Kriteria Hasil :

-          Mengakui dan mendiskusikan rasa takutnya

-          Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun

-          Menunjukkan pemecahan masalah

Intervensi

-          Obserfasi peningkatan gelisah, emosi labil. Rasional memburuknya penyakit dapat

menyebabkan / meningkatkan ansietas.

-          Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit rangsangan. Rasionalnya menurunkan ansietas

dengan meningkatkan relaksasi dan penghematan energy.

-          Tunjukkan/bantu dengan teknik relaksasi . rasionalnya memberikan kesempatan bagi pasien

untuk menangani ansietasnya sendir idan merasa terkontrol.

-          Identifikasi presepsi klien terhadap ancaman yang ada. Rasionalnya membantu pengenalan

ansietas/takut dan mengidentifikasi tindakan yang dapat membantu klien.

-          Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan. Rasionalnya merupakan langkah

awal dalam mengatasi perasaan

Dx. 4

Kriteria hasil :

-          Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi

-          Menggambarkan/ menyatakan diet, obat dan program aktifitas

-          Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medic.

Page 27: Askep ca paru maya

Intervensi :

-          Bantu klien untuk belajar memenuhi kebutuhannya. Berikan informasi yang jelas dan ringkas

pada klien. Rasionalnya untuk meningkatkan konsentrasi dan energy untuk penerimaan tugas

baru.

-          Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat. Rasionalnya pemberian instruksi penggunaan

obat yang aman membantu pasien untuk mengikuti dengan tepet program pengobatan.

-          Kaji konseling nutrisi tentang kebutuhan makanan dan kalori klien. Rasionalnya pasien dengan

pernapasan berat biasanya mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehingga

memerlukan peningkatan nutrisis untuk proses penyembuhan.

-          Berikan pedoman untuk aktifitas. Rasionalnya pasien tidak boleh terlalau lelah dan

mengimbangi periode istirahat dan aktifitas untuk meningkatkan stamina dan menjegak

kebutuhan oksigen yang berlebihan.

  Pasca operasi

Dx. 1

Kriteria hasil :

-          Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jarinhan adekuat degan gda dlam rentang

normal

-          Bebas gejala distress pernapasan

Intervensi :

-          Catat frekwensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan. Obserfasi penggunaan otot bantu napas

dan perubahan kulit. Rasionalnya pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai akibat

mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru.

-          Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tidak normal. Rasionalnya konsolidasi

dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi noemal pada pasien pneumonoktomi.

Namun pasien lubektomi harus menunjukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada.

Page 28: Askep ca paru maya

-          Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikan posisi, pengisapan dan

penggunaan alat bantu pernapasan. Rasionalnya obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi

yang dapat mengganggu pertukaran gas.

-          Ubah posisi sesering mungkin, letakkan pasien pada posisi duduk juga terlentang sampai posisi

miring. Rasionalnya : memaksimalken ekspansi paru dan drainase secret.

-          Bantu dengan latihan napas dalam dan napas mulut dengan tepat. Rasionalnya meningkatkan

ventilasi maksimal dan oksigenasi serta mencegah atelektasis.

Dx. 2

Kriteria hasil :

-          Menunjukkan patensi napas dengan cairan secret mudah dikeluarkan, bunyi napas jelas dan

pernapasan tidak bising.

Intervensi :

-          Auskultasi dada untuk karakterisitik bunyi napas dan adanya secret. Rasionalnya pernapasan

bising, rinki dan mengi menunjukkan tertahannya secret dan obstruksi jalan napas.

-          Bantu pasien /instruksikan untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk dan

menekan daerah insisi. Rasionalnya posisis duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan

penekanan menguatkan upaya batuk untuk mobilisasi dan pembuangan secret.

-          Obserfasi jumlah dan karakteristik sputum. Rasionalnya peningkatan jumalah secret tidak

berwarna/berair awalnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.

-          Dorong masikan cairan peroral (2500 ml/hari). Rasionalnya hidrasi adekuat untuk

mempertahankan secret hilang/peningkatan pengeluaran

-          Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran dan analgetik sesuai indikasi. Rasionalnya

menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan

menurunkan viskositas secret.

Dx. 3

Kriteria hasil :

-          Klien melaporkan nyeri hilang/terkontrol

-          Tampak rileks dan istirahat dengan baik

-          Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan

Intervensi :

Page 29: Askep ca paru maya

-          Tanyakan pasien tentang nyeri, tentukan karakteristik nyeri (skala 0-10). Rasionalnya membantu

evaluasi gejala nyeri karana kanker. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam mengkaji

tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaliasi keefektifan analgesic dan meningkatkan control

nyeri.

-          Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien. Rasionalnya ketidaksesuaian antara

petunjuk verbal /nonverbal dapat memberikan pentunjuk derajat nyeri, kebutuhan/kekefektifan

intervensi.

-          Catat kemungkinan penyebab nyeri. Rasionalnya insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk

pasien dari pada insisi anterolateral.

-          Dorong klien untuk menyatakan perasaannya tentang nyeri. Rasionalnya takut dapat

meningkatkan tegangan otot dan meningkatkan ambang presepsi nyeri

-          Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan ajarkan penggunaan teknik relaksasi.

Dx.4

Kriteria hasil :

-          Mengakui dan mendiskusikan masalah

-          Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan tampak rileks

Intervensi :

-          Evaluasi tingkat pemahaman pasien atau orang terdekat tentang penyakit klien. Rasionalnya

pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang meliputi adanya

perubahan pola hidup

-          Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan. Rasionalnya bila penyangkalan ekstrim

atau ansietas mempengaruhi kemajuan penyembuhan

-          Berikan kesempatan untuk bertanya da jawab dengan jujur. Rasionalnya menurunkan presepsi

kesalahan interpretasi terhadap informasi.

-          Libatkan pasien dan orang terdekat dalam perencanana perawatan. Rasionalnya dapat membantu

memperbaiki perasaan/kemandirian pasien yang merasa tak berdaya.

Page 30: Askep ca paru maya

Pencegahan   Pencegahan yang paling penting adalah tidak merokok sejak usia muda. Berhenti merokok dapat

mengurangi resiko terkena kanker paru.

  Pencegahan dengan chemoprevention yakni dengan memakai drivat asam retinoid, carotenoid,

vitamin C, selenium dll. Jika seseorang beresiko terkena kanker paru maka penggunaan

betakaroten, retinol, isotritenoin dapat meningkatkan resiko kanker paru pada perokok.

DAFTAR PUSTAKA   Kapita selekta kedokteran / editor, Mansjoer arif,Ed. 3, cet.1. Jakarta :Media Aesculapius, 2000

  Marilyn E. doenges. Mary frances Moorhouse. Alice C. Geissler. RencanaAsuhan Keperawatan,

pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Penerbit buku

kedokteran. EGC.

  Aru w.sudoyo dkk. 2009. Ilmu penyakit dalam jilid III edisi V. Jakarta : internal publishing.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

1.      Radiologi.

a.       Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.

Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.

Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian

hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.

b.      Bronkhografi.

Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2.      Laboratorium.

a.       Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.

b.      Pemeriksaan fungsi paru dan GDA

Page 31: Askep ca paru maya

Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.

c.       Tes kulit, jumlah absolute limfosit.

Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

3.      Histopatologi.

a.       Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma

bronkogenik dapat diketahui).

b.      Biopsi Trans Torakal (TTB).

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,

sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.

c.       Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.

d.      Mediastinosopi.

Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

e.       Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non

invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

4.      Pencitraan.

a.       CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.

b.      MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.