LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELAUARGA DENGAN ANEMIA PADA LANSIA PENGERTIAN Keluarga adalah kelompok terkecil dari suatu tatanan kehidupan dalam masyarakat dan negara. Biasanya merupakan kumpulan dari orang-orang yang diikat oleh tali perkawinan, darah atupun ikatan adopsi. Sebagai pranata sosial terkecil, keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan berbangsa dalam segala bidang. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan awal atau dasar yang membentuk karakter atau watak setiap individu keluarga tersebut. Sehingga jelas, apabila out put dari pembentukan karakter tersebut baik, maka akan menciptakan sumber daya manusia yang baik, yang selanjutnya dapat membentuk tatanan kehidupan berbangsa yang baik pula. Sumberdaya manusia dalam keluarga menjadi refleksi dari kemajuan dan keberhasilan keluarga tersebut. Apabila diterapkan dalam keluarga inti, sumberdaya manusia keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dimana ketiganya mempunyai peran dan fungsi serta potensi masing-masing. Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELAUARGA DENGAN ANEMIA PADA LANSIA
PENGERTIAN
Keluarga adalah kelompok terkecil dari suatu tatanan kehidupan dalam
masyarakat dan negara. Biasanya merupakan kumpulan dari orang-orang yang
diikat oleh tali perkawinan, darah atupun ikatan adopsi.
Sebagai pranata sosial terkecil, keluarga mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi kehidupan berbangsa dalam segala bidang. Hal ini dikarenakan
keluarga merupakan lingkungan awal atau dasar yang membentuk karakter
atau watak setiap individu keluarga tersebut. Sehingga jelas, apabila out put
dari pembentukan karakter tersebut baik, maka akan menciptakan sumber
daya manusia yang baik, yang selanjutnya dapat membentuk tatanan
kehidupan berbangsa yang baik pula.
Sumberdaya manusia dalam keluarga menjadi refleksi dari kemajuan dan
keberhasilan keluarga tersebut. Apabila diterapkan dalam keluarga inti,
sumberdaya manusia keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dimana
ketiganya mempunyai peran dan fungsi serta potensi masing-masing.
Pada mulanya, ayah dan ibu itu sendiri merupakan sumberdaya manusia yang
terpisah, keduanya mempunyai pandangan yang mungkin sama atau bahkan
berbeda terhadap sesuatu hal. Tetapi, setelah adanya suatu ikatan, maka
keduanya akan mempersatukan pandangan mereka yang lebih baik, dan pada
akhirnya akan ditanamkan pada sumberdaya manusia yang baru (anak),
sehingga tercipta sumberdaya manusia keluarga baru yang lebih handal.
Kualitas sumberdaya manusia dalam keluarga itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah :
- Person as model, tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam hal ini
- Status ekonomi
- Lingkungan
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 1
- Gizi dan program kesehatan
SUMBERDAYA MANUSIA DALAM KELUARGA
a. Pendahuluan
Pembangunan suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut
sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. kedua
sumberdaya tersebut sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu
bangsa. Begitu pula halnya dengan keluarga. Suatu keluarga harus memiliki
sumberdaya manusia yang baik dengan potensi yang unggul dari setiap
anggota keluarga.
b. Pengertian dan Batasan Sumberdaya Manusia.
Berbicara mengenai sumberdaya manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari 2
aspek, yakni aspek kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas menyangkut
jumlah dari sumberdaya manusia tersebut (anggota keluarga), yang bisa
dibilang bahwa hal ini tidak begitu dominan kontribusinya dibadingkan
dengan aspek kualitas. Kuantitas sumberdaya manusia tanpa disertai dengan
kualitas yang baik justru akan menjadi beban dalam suatu keluarga.
Sedangkan aspek kualitas menyangkut mutu dari sumberdaya manusia
tersebut. Hal ini berkaitan dengan kemampuan anggota keluarga, baik
kemampuan fisik maupun nonfisik (kecerdasan dan mentalitas). Status
pendidikan, gizi dan program kesehatan merupakan factor utama dalam
menciptakan kualitas sumberdaya yang baik.
Mengenai kualitas sumberdaya itu sendiri, menyangkut 2 aspek pula, yaitu
aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non fisik (kualitas non fisik) yang
menyangkut kemampuan bekerja, berfikir, dan keterampilan-keterampilan
lain. Oleh sebab itu, Upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam
keluarga ini juga dapat diarahkan kedalam dua aspek tersebut. Untuk
meningkatkan kualitas fisik SDM keluaraga, dapat diupayakan melalui
program-program kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas
atau kemampuan nonfisik, maka Upaya pendidikan dan pelatihan adalah yang
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 2
paling diperlukan. Upaya-upaya inilah yang dimaksud dengan pengembangan
sumberdaya manusia dalam keluarga.
Sesuai dengan hierarki kebutuhan menurut maslow, yaitu salah satunya
kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar bagi manusia.
Kebutuhan ini bersifat kebendaan atau disebut juga kebutuhan fisik, yakni
berupa kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sebagai kebutuhan dasar, maka
dalam pemenuhan ke tiga kebutuhan ini harus terpenuhi secara maksimum.
Dengan demikian, manusia baik secara individu maupun kelompok (keluarga)
seyogyanya mampu untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara
optimal. Dalam mencukupi kebutuhan tersebut, tentunya mereka harus bekerja
dan berusaha, yang hal ini dapat dilakukan apabila mereka memiliki
kemampuan ataupun keterampilan yang memadai.
Kemampuan untuk bekerja ini dapat diterima atau dimiliki melaui beberapa
cara, diantaranya
(1). Melalui proses indentifikasi dari orang tua. Anak seorang petani biasanya
akan cenderung memiliki kemampuan dalam bertani yang diturunkan dari
orang tuanya. Begitu pula dengan anak seorang nelayan, mereka tentu mampu
menangkap ikan demi pemenuhan kebutuhan dasarnya.
(2). Berasal dari pengalaman, jelaslah bahwa pengalaman yang didapat
seseorang ini akan lebih menambah kemampuan maupun keterampilan
seseorang. Biasanya kemampuan ini bisa didapat melaui pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sumberdaya
Manusia.
Pengenbangan sumberdaya manusia secara makro dan mikro adalah penting
dalam rangka mencapai tujuan keluarga secara efektif, dan merupakan bentuk
investasi dalam suatu keluarga. Dalam pelaksanaan pengembangan SDM ini
perlu memppertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik dari
dalam maupun dari luar.
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 3
1. Faktor internal yang dimaksud mencakup keseluruhan kehidupan keluarga
yang dapat dikendalikan baik oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga
yang bersangkutan. Secara terinci faktor-faktor tersebut adalah :
Misi dan tujuan keluarga
Setiap keluarga memiliki misi dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang baik serta
implementasi dari perencanaan tersebut secara tepat. Pelaksanaan kegiatan
dalam keluarga untuk mencapai tujuan ini maka diperlukan kemempuan
sumber daya manusia dalam keluarga tersebut.
Strategi pencapaian tujuan
Misi dan tujuan suatu keluarga mungkin mempunyai persamaan dengan
keluarga lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut
berbeda. Oleh sebab itu setiap keluarga mempunayi strategi tertentu. untuk
itu maka diperlukan kemampuan anggota keluarga dalam memperkirakan
dan mengantisipasi keadaan yang dapat mempunyai dampak terhadap
keluarga itu sendiri, sehingga strategi yang disusunnya sudah dapat
memperhitungkan yang dampak yang akan terjadi dalam keluarga itu
sendiri, hal ini akan mempengaruhi pengembangan SDM dalam keluaga
itu sendiri.
Sifat dan jenis kegiatan
Sifat dan jenis kegiatan keluarga sanagt penting pengaruhnya dalam
pengembngan SDM dalam keluarga yang bersangkutan, suatu keluarga
sebagian besar mlaksanakan teknis maka pola pengembangan SDM akan
berbeda dengan keluarga yang bersifat ilmiah. Demikian pula strategi dan
program penegembangan SDM akan berbeda antara keluarga yang
kegiatanya rutin dengan keluarga yang kegiatannya memerlukan inovasi
dan keatif.
Jenis teknologi yang digunakan
Sudah tak asing lagi bahwa setiap keluarga dewasa ini telah menggunakan
teknologi yang bermacam-macam dari yang paling sederhana sampai yan
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 4
gdenag nyang paling canggih hal ini perlu diperitungkan dalam program
pengembangan SDM dalam keluarga tersebut.
2. Sedangkan factor external yang mempengaruhinyna adalah :
Keluarga berada dalam lingkungan masyarakat dan tidkaterlepas dari
pengbaruh lingkungan dimana keluarga itu berada, agar suatu keluarga
dapat melakukan misi & tujuannya maka harus memperhitungkan factor-
faktor sosio-budaya masyarakat. Hal ini dapat dipahmi karena suatu
kelurga yang didirikan mempunyai latar belakang sosio-budaya yang
berbeda, oleh sebab itu pengembangan SDM factor ini perlu
dipertibangkan. Factor eksternal ini dipengruhi juga oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah barang tentu suatu keluarga harus
mengikuti arus tersebut. Untuk itu maka, keluarga harus mampu memilih
teknologi yang tepat untuk keluarganya yaitu dengan adaptasi anggota
keluarga terhadap kondisi tersebut.
Pendidikan adalah upaya untuk pengembangan SDM dalam keluarga terutama
untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian anggota
keluarga.
Pendidikan dapat diapandang sebagai salah satu bentuk infestasi. Oleh karena
itu setiap keluarga yang ingin berkembang maka pendidikan bagi nggota
keluarganya harus mendapat perhatian yang besar. Pendidikan merupakan
siklus yang harus terjadi secara terus menerus. Hal ini dikarenakan keluarga
harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan diluar keluarga tersebut
untuk itu maka kemampuan SDM setiap anggota keluarga harus ditingkatkan
seirama dengan kemajuan dan perkembangan keluarga.
A. Pandangan keluarga terhadap penigkatan kualitas SDM
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama pada setiap anak. Dari
keluarga anak mendapat rangsagan, hambatan atau pengaruh yang
pertama- tama daklam pertumbuhan dan perkembangan, baik
perkembangan biologis maupun perkembangan jiwanya dalam
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 5
peningkatan kualitas SDM. Dalam keluarga, anak mempunyai aturan
dan norma-norma bermain dalam hidup bermasyarakat anak dilatih
tidak hanya mengenal tetapi juga menghargai dan mengikuti aturan
dan norma hidup lewat masyarakat melalui kehidupan dalam keluarga.
Meurut A.LS. susilo menjelaskan bahwa keluarga adalah lembaga
pertama dalam kehidupan pertama, tempat ia belajar dan menyatakan
diri sebagai mahluk sosial. (A.LS. Soesilo, 1985 : 19). Disni dilelaskan
bahwa kwluarga umumnya anak ada hubungan interaksi yang intern,
keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral
dan pendidkan kepada anak. Pengalaman interaksi dalam keluarga
akan menentukan pola tingakah laku anak terhadap oarang lain dalam
masyarakat.
Denagn demikian peningkatan SDM slalu diawali dari keluarga yang
juga merupakan tempat awal bagi proses sosialisasi anak.
Pengertian keluarga menurut Sigmun Freud bahwa keuarga adalah :
“perwujudan adaya perkawinan antara pria dan wanita sehingga
keluarga itu merupakan tiga hal yang saling berkaitan. Diantara 3 hal
tersebut, maka keluarga mempunya ikunci sentral. Pengaruh keluarga
sangat besar pada proses perkembangan potensi dan pembeentukan
pribadi anak serta meningkatkan sumber daya keluarga. Ineraksi yang
baik antara orang tua dan anak akan membawa pada keidupan anak
dimasa kini mapun dimasa tuanya.
Denagn demikian bahwa penigkatan kualitas SDM ada ditangan
keluarga, maka jalas bahwa itu penting dalam memberikan pengertian
dan perhatian pada anak. Sudah selayaknya keluarga dalam hal ini
ayah dan ibu menyadari pengaruh dan tanggung jawab pada anak yang
menjadi penerus bangsa dan akan menigkatkan sumber daya manusia.
untuk mengembangkan diri anak secara utuh dan menyeluruh dalam
penigkatan sumber daya manusia, hanya jika dimungkinkan jika
seseorang mempengaruhi suasana, cara dan sarana yang sedemikian
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 6
rupa dalam proses yang perkembangan dirinya menjadi anak yang
mandiri dan dewasa. Sehingga pada prinsipnya dikagakan suatu
keluarga apabila didasari oleh suatu perkawinan yang sah baik aturan
maupun nokrma agama yang pada akhirnya dari keluarga memberikan
peningkatan SDM.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian keluarga adalah suatu wadah
diamana dalam lembaga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
terjalin suatu poses sosialisasi primer dalam peningkatn kualitas SDM.
Sentuhan keluarga yang pertama dalam penigkatan SDM itu diperoleh
anak melalui intern keluarga itu sebab keluarga merupakan proses
utama dalam pendidikan, sebelum anak itu terun di dalam lingkungan
sosial budaya, pengaruh itu ber[roses lewat orang tua, kerabat dekat,
tetangga, teman, pendidikan sekolah dan lain-lain.
2. konsep keluarga tentang SDM
pembangunan suatu bagsa merupakan aset pokok yang disebut sumber
daya baik Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam. Namun
sumber daya amnusialah yang lebih penting, sebab pengembangan dari
berbagai sumber, maka manusianya dulu dikembangkan. Dan
tentunnya pengembangan SDM ini diawali dari dalam keluarga itu
sendiri. Diamana pengembangan kualitas keluarga yang baik, jika
memberikan indicator keberhasilan pembangunan bangsa.
Menurut Dr. Soekdjo Notoatmojo tentang konsep SDM adalah : “Suatu
Upaya untuk pengembangan kualitas atau kemampuan SDM, agar
mampu mengelola sumber daya alam. Menyangkut masalah konsep
keluarga dalam peningkatan SDM, maka dilihat dari dua aspek yaitu
kauantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut masalah SDM yang
kurang penting kontribusinya dalam pembangunan dibandinkan
dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas SDM, tanpa disertgai dengan
kualitas yang baik akan menjadi beban bangsa. Sedangkan kualitas
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 7
menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemapuan
non fisik.
Masalah SDM dalam keluarga ada dua aspek yang dibangun yaitu
aspek fisik dan non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja,
kemampuan berfikir dan keterampilan, olkeh karena itu letaknya
peningkatan kualitas SDM diarah pada dua aspek tersebut melalui
keluarga. Untuk peningkatan kualitas fisik melalui program kesehatan
dan pemberian dan gizi keluarga. Sedangkan untuk peningkatan
kualitas kemampuan non fisik tersebut, maka Upaya pendidikan dan
pelatihan merupakan jaminan akan keberhasilan keluarga tanpa
dikurangi dengan kualitas dari pembinaan orang tua dalam
peningkagan SDM, khususnya peningkatan sumber daya keluarga.
Faktor-faktor yang mempenagruhi peingkatan kualitas SDM dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
Factor dalam keluarga
Adanya factor dalam keluarga ini sangt menunjang peranan penting
dalam mendidik anak yang nantinya diharapkan mampu
mengembangkan kualitas SDM, setiap keluarga memiliki tugas dan
tjuan keluarga yang ingin dicapainya. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan perencanaan yang baik, serta dapat diimplementasikan
perwncanaan eersebut tepat pada anak-anak sebagaimutu
pengembangan sumberdaya dalam keluarga. Ini dibbutuhkan
keterlibatgan oarang tua dalam menumbhkan SDM. Tiap kelurga telah
menggunakan media yang yang bermacam-macam untuk
meningkatkan SDM.
Factor diluar keluarga
Factor sosial budaya masyarakat idak dapat diabaikan beitu saja,
karena peningkatan SDM jelas memiliki latar belakang yang berbeda-
beda begitu pula denagn ilmu pengetahuan, dalam keluarga ahrus
mampu memiliki pengetahuan dan teknologi untuk keluarganya.
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 8
3. pemahaman terhadap keluarganya
fungsi keluarga itu sebagai tempatg atagu wahana pembentukan
kepribadian anak dan keutamaan keluarga uang merupakan pelanjut
dalampenigktan sumberday keluarga dan juga merupakn wahan
pendidikan dalam mengembangkan keluarga sehat serta pengalaman
yang didapat dari kaidah-kaidah keluarga sehat. Demikian puala
wawancara dengan Drs.H. Abdul rasyid, MS bahwa fungsi keluarga
adalah sebagai wadah pendidikan dan sosialisasi anak. Disampng itu
secara tradisisonal keluarga harus bertanggung jawab atas pengasuhan
dan bimbingan anak.
B. Pola pembiknaan keluarga dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia
1. Type-type dalam keluarga
Dalam hal ini mengenai keluiarga akan dibatasi pada keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah. Dalam
keluarga inti maka itulah yang paling dominan didalam perawatan dan
penagsuhan
Anak. Berdasarkan hasil penelitian penyebaan angket dari responden
dapt dirinci mengenai tugas-tugas ibu dan ayah dalam fungsinya
sebagai kepala rumah tangga dalam keluarga iti adalah :
1. megenal anak bila tidak benar dalam mengerjakan pekerjaan 50%
2. memberi tugas pada anak-anak (belajar/bekerja)30%
3. menyuruh untuk makan bersama-sama 20%
2 Bentuk-bentuk pembinaan keluarga
- pemahaman nilai pada anak
- pembinaan siakp sopan santun
- membina rasa tanggung jawab
3. wujud inteaksi dalam kelaurga
- pola interaksi antara ayah dan anak laki-laki
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 9
kebanyaakan keluarga itu anaka laki-laki dianggap sebagai tenaga
produktif dalam keluarganya. Sehubunagan dengan itu interaksi antara
ayah dan anak laki-laki lebih dilakukan dengan melalui hubungan
pekerjaan, karena meman anak laki-laki menggantikan pernan ayahnya,
jika suatu saat ayah itu meninggal san gay h sendiri dala memberikan
perintah pada anak brsifa lunak.
- poal interaksi antara ayah dan anak perempuan
ingteraksi ayah dan anak perempuan dal mpergaulannya agak formal
apalagi setelah anak perempuannya itu beranjak dewasa. Dalam
berkmunikasi, anak perem0puan biasa-biasa saja tetapi tidak sekrab ayah
dengan anak lki-laki. Jadi interaksi antara ayah dan anak permpuan akan
terajdi bila terjadi campur tangan ibu. Maka fakor dominan dalam
pembinaan keluarga adal sang ibu.
- pola intraksi antara ibu denagan anak laki-laki
pergaulan uibu dan anak-anaknya baik anak laki-laki maupun anak
perempuan, padaumumnya lebih dekat daripada ayahnya. Ibumengontgrol
dan mengurusi pakaian anaknyah dan menegur anaknya apabila berprilaku
tidak pada tempatnya, dengan demikian ibu merupakan sentral
perlindungan bagi anak-anaknya.
- poal intgerkasi ibu dengan nak perempuan
interaksi yang terjadi antara ibu dan anak permpuannya tidak hanya
masalah yangh gberhubungan dengan tugas pekerjaan perempuan, tetapi
jujga masalah-masalah pribadi. Pergaulan mereka saling emnngisi teman
bicara dalam menagatasi masalah. Perintagh-perintah dari sang ibu untuk
anak perempuannya, bias any secara otomatis sudah diketahui dan
dimengeri oleh sang anak perempuannya.
-pola interaksi antara saudara sekandung
antara sauadara sekandun harus saling mengasihi, masing-masing harua
tau kedudukannya sebagai saudara tua atau saudar muda, pergaulan
antagra saudarakandung lebih akrab karena mereka sering ada dirumah,
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 10
khusunya perempuan. Menyangkut pla interaksi antara kaka permempuan
dan adik laki-laki biasanya saling bekejasama.
4. Upaya-upaya keluarga meningkakan kualitas SDM
- menumbuhkansikap mandiri
- memupuk kreatifitas
- Upaya penanaman disiplin
C keluarga dan fungsinya dalam menigkatgkan kualitas SDM
1. fungsi pendidkan
dalam bikdang pendidiakn peranan keluarga merupakan sumber utama
karena segala pengetahuan dan kecerdasan maniusia diperoleh pertma-
tama dari orang tua dan dari anggota keluarga iu sendiri, fungsi
pendidiakan keluarga diserahkan pada lembaga-lembaga sekolah sehingga
tugas orang tua dalam memberiakn peningkatan mutu sumberdaya anak
sedikit mengalami keringanan. Keluarga berfungsi sebagai tugas
pendidiakn dalam lingkungan masyarakat. Fungsi pendidikan dalam
meningkagkatkan kualitas SDM, memberikan suatu gambaran bahwa
anak-anak dalam menyesuaikan tugasnay slalu bertanya pada orang tua.
Dalam hal [eningakatan mutu belajar anak cukup diberikan motivasi pada
anak untuk memajukan kualitas sumber daya keluarga. Penagturan jam
belajar pada anak jals memberikan suatu peningkatan kualitas SDM,
pendidiakn yang dialakukan dalam anggota keluarga adal hpendidian
rohani, sopan santun, penanaman nilai kepribadian dan jika sudah
memasuki usia sekolah system pengajaran dan pendidiakan berubah
bahkan ditambah dengan pengetahuan umum.
Dalam kelaurga itulah yang lebih banyak memberikan pendidikan
dialkukan dengan kasih sayang, karena kasih sayang, merupakan proses
utama dalam menanam konsep budaya pada anak sebagai mahluk sosial.
2. fungsi sosial
dalam fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya
bekal dengan memprekenalkan nilai-nilai dan sikap yang dianut oleh
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 11
masyarakat. Fungsi sosial dalam keluarga, khususnya dalam pergaulan
anak dengan orang tua sangat karab. Dimana keluarga merupakan lembaga
untuk menanamkan dan melestarikan norma-norma sosial. Maka, fungsi
sosial dalam keluarga harus benar-benar diterapkan guna memberikan
bekal pada anak dimasa depan.
Fungsi sosial dalam keluarga, dalam proses sosialisasi antara keluarga
dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya selalu dijalankan sesuai
dengan pola tingkah laku peranan yang telah diwariskan pada anaknya,
dan merupakan naluri manusia sejak dilahirkan untuk bergaul dan
memenuhi kebutuhan untuk hidup bersama dengan lingkungan sekitarnya.
3. funsi ekonomi.
Dalam keluarga mereka berusaha melengkapi kebutuhan jasmani, dimana
keluarga (orang tua) dituntut untuk berusaha agar naggota keluarganya
mendapat perlengkapan jasmaniah, baik yang bersifat umum maupun
individu. Perlengapan jasmani yang bersifat umum misalnya kursi, meja,
tmapt tidur, lampu dan lain-lain. Sedangkna jasmani yang bersifat individu
misalnya alat sekolah, perelngkapan belajar, pakaian dan sebagainya.
Disamping itujuga digolongkan sebagai perlengkapan jasmani yaitu
permainan anak. Permainan anak ini memiliki nilai-nilai pada anak untuk
mengemvangkan daya ciptanya disamping sebagai alat rekreasinya. Salah
satu cara yang paling positif yang dikembangkan pada anak sebagi fungsi
ekonomi keluarga adalah mendewasakan anak dengan cara menganjurkan
menabung. Cara menabung ini merupakan kebiasaan untuk memberi arah
dalam meningkatkan mutu SDM. Fungsi keluarga dalam bidang ekonomi
memberikan suatu gambaran bahwa dalam pencarian nafkah hidup
keluarga sangat memberikan arti dalam kelangsungan hidup dan
peningkatan kualitas SDM.
4. fungsi keagamaan
fungsi agama dalam keluarag dilakukan oleh orangtua sewaktu-waktu
dengan membiasakan anak bertingkah laku sesuai dengan apa yang
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 12
diajarkan oleh agama. Fungsi agama dalam suatu keluarga jelas akan
membantu anak dalam kehidupan kelak. Pendidikan agama ditujukan
dalam pembimbingan keluarag akeraha kedewasaan, supaya anak
memperolah keseimbangan antara ketakwaan, budi luhur serta dapat
diwujudkan secara seibang anatar jasmani dan rohani.
Dengan demikian maka penanaman nilai agama erat kaitannya dengan
aspek lain. Pendidikan agam dapat dijadikan fundamen atau dasar mental
bagi anak dan menjadi bagian dalam berfikir dan bersikap pada semua
aspek kehidupan yang dihadapi anak. Namun demikian perlu disadari
bahwa masa depan anak tidak hanya memerlukan mentalitas religius
semata, ia juga perlu keterampilan serta kecakapan dalam penciptaan
kualitas SDM.
Dengan demikian maka pendidikan agama pada anak sangat cocok
dikembangkan dari dalam keluarga melaui panutan orangtua dalam
kehidupan sehari-hari. Ajarn agama lebih tertanam dalam diri anak yang
mempunyai orangtua yang hidup dalam suasana keagamaan. Bagimanapun
juga, bila dalam keluarga terdapat suasana kekeluargaan dan keagamaan
dan hidup dengan penuh dengan kasih sayang seta menjaga sopan santun,
ini akan membentuk pribadi anak yang baik.
5. fungsi kebudayaan.
Dalam fumgsi kebudayaan ini, keluarga merupakan eksponen dari
kebudayaan masyarakat. Oleh sebab itu keluarg menjadi posisi kunci
dalam penerimaan kebudayaan. Keluarga sebagi jenjang dan perantara
pertama dalam transmisi kebudayaan.
Salah satu contoh peningkatan sumberdaya manusia dalam keluarga pada
anaka dalah dengan mengikuti kursus-kursus. Hal ini memberikan
gambaran lain penggunaan alat atau media dalam belajar. Sudah banyak
fasilitas yang memungkinkan dan memenuhi syarat belajar. Bahkan dalam
beberapa keluarga sudah memakai alat elektronik dalam belajarnya.
Apabila system budaya belajar masih bersifat tradisional yaitu dengan
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 13
menggunakan media apa adanya, maka tetap penanaman budaya belajar
terhadap anak terus dilestarikan dan tetap berjalan sesuai dengan budaya
dan adat istiadat yang berkembang. Fungsi budaya dalam keluarga
memberikan andil besar dalam peningkatan kualitas SDM, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya kebiasaan anak dalam melakukan
penyumbangan bencana alam, maupun penyumbangan pembangunan
rumah-rumah ibadah.
6. fungsi kesehatan.
Fungsi keluarag dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses untuk
menciptakan kondisi yang sehat dakam keluarga. Hal ini memberi arti
bahwa fungsi kesehatan bagi keluarga itu sangat dibutuhkan. Sebab
manakala dalam keluarga itu menyadari penting daripada kesehatan, mak
jelas dalam peningkatan SDM itu akan terjamin pelaksanaannya. Oleh
karena itu, fungsi kesehatan dalam keluarga merupaka fungsi yang sangat
besar, karena dalam peningkatan SDM terutama sekali ditingkatkan atau
dibanguan adalam kesehatan keluarga.
Pengembangan kesehatan demi meningkatakan SDM memerlukan proses.
Proses ini jelas ada dasar-dasarnya untuk mengarah pada kesehatan. Dasar
utama dari sumberdaya tiu sendiri harus sehat jasmani maupun sehat
rohani, sehingga input informasi dan upaya dalam meningkatkan SDM
dapat diserap dan dikembangkan. Sebab jika SDM itu sendiri tidak sehat,
jelas akan sulit dikembangkan kemampuan berfikir dan daya nalatnya.
Peningkatan SDM melalui kesehatan ini perlu dipersiapkan sejak awal
karena kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber
daya keluarga.
Peningkatan fungsi kesehatan ini dapat dilakukan melaui Upaya
pembinaan, terutama bagi para petugas kesehatan tradisional salah satu
contohnya dukun bersalin.
D. peningkatan kualitas SDM melalui pembinaan keluarga.
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 14
Dalam pemahaman keluarga terhadap peningkatan kualitas SDM,
meberikan gambaran bahwa peningkatan mutu SDM itu adalah sangat
perlu dan sangat penting untuk dapat dikembangkan dalam keluarga.
Sebab, peningkatan kualitas SDM secara umum, kunci pokoknya adalah
peningkatan sumber daya keluarga.
Keluarga sebagai modal dasar dalam peningkatan mutu sumber daya
manusia tentu akan memberikan perkembangan dalam memahami sumber
daya manusia itu. Pemahaman terhadap peningkatan SDM itu dapat diartikan
bahwa keluarga itu adalah sebagai pelindung dan sekaligus wahana dalam
pembentukan kepribadian anak yang nantinya anak merupakan penerus
apakah terjadi kemajuan dalam kualitas SDM nya atau malah sebaliknya.
Peran orang tua sebagai model, tentunya menjadi faktor utama dalam hal ini.
Pembinaan yang bisa dilakukan dalam meningkatkan sumber daya
manusia keluarga ini dapat dicapai dengan adanya penanaman budi pekerti,
kreatifitas dan rasa disiplin. Pembinann ini terutama dilakukan sejak anak usia
pra sekolah, karena manakal pembinaan itu mengalami kematangan, ini akan
memberi nilai tambah dalam keluarga terutama dalam peningkatan mutu
keluarga.
Pembinaan anggota keluarga (anak), dimulai dari pembinan mentalitas.
Karena perkembangan mentalitas ini akan dapat mempengaruhi segala
aktivitas, baik keterampilan, pendidikan, pergaulan, maupun aktivitas lain
yang dapat menumbuhkan kemandirian. Pembinaan ini tentunya harus juga
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sedangkan untuk pembinaan moral, itu dapat dicapai melalui suri tauladan
orangtua dan pendidikan moral seperti, mengandakan hubungan interaksi
antara orangtua dan anak. Dongeng-dongeng yang menceriterakan tetang
kesatriaan dan berbudi pekerti luhur juga dapat digunakan dalam proses
pembinaan sikap terhadap anak.
E. peningkatan kualitas SDM melalui pendayagunaan fungsi keluarga.
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 15
A. Lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan
yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi,
penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber
daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan
satu kelompok sosial sendiri.
WHO menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,
Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
B. Status Kesehatan Lansia
Kesehatan dan status fungsional seorang lansia ditentukan oleh resultante
dari faktor–faktor fisik, psikologik dan sosio-ekonomik. Faktor-faktor
tersebut tidak selalu sama besar peranannya sehingga selalu harus diperbaiki
bersamaan dengan perawatan pasien secara menyeluruh. Di negara - negara
sedang berkembang faktor sosio-ekonomik/finansial hampir selalu
merupakan kendala yang penting.
Pada umumnya perjalanan penyakit lansia adalah kronik (menahun),
diselingi dengan eksaserbasi akut. Selain dari pada itu penyakitnya bersifat
progresif dan sering menyebabkan kecacatan (invalide) yang lama sebelum
Asuhan Keperawatan Gerontik Page | 16
akhirnya penderita meninggal dunia. Penyakit yang progresif ini berbeda
dengan penyakit pada usia remaja/dewasa yaitu tidak memberikan proteksi
atau imunitas tetapi justru menjadikan orang lansia rentan terhadap penyakit
lain karena daya tahan tubuh yang makin menurun
Dari pengamatan selama ini, terlihat bahwa penyakit kronik pada 50
tahun terakhir ini dianggap sebagai penyebab nomor satu terjadinya
morbiditas dan mortalitas. Untuk orang–orang lanjut usia (lansia) memang
prevalensi dan akumulasi penyakit kronik meningkat. Hal ini mungkin
disebabkan oleh menurunnya atau berubahnya respons terhadap stres,
termasuk stres terhadap penyakit. Demikian juga dengan intensitas gejala dan
persepsi terhadap penyakit juga berkurang. Berbagai penyakit kronik yang
dialami pasien lansia seringkali menyebabkan masalah yang muncul berbeda
dengan masalah pada pasien usia muda. Awitan (onset) mungkin tidak jelas,
manifestasi klinis juga tidak khas. Banyak gejala dan tanda tidak disebabkan
oleh penyakitnya sendiri melainkan oleh respons tubuh terhadap penyakit–
penyakit tersebut.
Salah satu penyakit yang sering diderita orang–orang lansia yaitu
anemia dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai
pada lansia. Penyebab anemia yang paling sering pada lansia yaitu penyakit
kronik dan defisiensi besi. Anemia sebenarnya bukanlah merupahkan
diagnosa akhir dari sesuatu penyakit akan tetapi merupakan hasil dari
berbagai gangguan dan hampir selalu membutuhkan evaluasi lanjutan atau
boleh juga dikatakan bahwa anemia merupakan salah satu gejala dari sesuatu
penyakit dasar. Ada juga yang mengatakan bahwa anemia merupakan
ekspresi kompleks gejala klinis suatu penyakit yang mempengaruhi