Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah
165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.KeberadaanAsam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena
oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air
(oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan
utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang
mengandung sulfur (belerang).Asam sulfat terbentuk secara alami
melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang
dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air
asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada
dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang
beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler
menghasilkan besi(II), atau Fe2+:2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 Fe2+ + 4
SO42 + 4 H+Fe2+ dapat kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi
Fe3+:4 Fe2+ + O2 + 4 H+ 4 Fe3+ + 2 H2OFe3+ yang dihasilkan dapat
diendapkan sebagai hidroksida:Fe3+ + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 H+Besi(III)
atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit
besi(III) terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. Nilai pH
yang lebih rendah dari nol telah terukur pada air asam tambang yang
dihasilkan oleh proses ini.Asam sulfat di luar angkasaAtmosfer
VenusAsam sulfat diproduksi di atmosfer bagian atas Venus dari
karbon dioksida, sulfur dioksida, dan uap air secara fotokimia oleh
cahaya matahari. Foton ultraviolet dengan panjang gelombang kurang
dari 169 nm dapat mengakibatkan fotodisosiasi karbon dioksida
menjadi karbon monoksida dan oksigen atomik.Oksigen atomik
sangatlah reaktif. Ketika ia bereaksi dengan sulfur dioksida yang
merupakan sekelumit bagian dari atmosfer Venus, sulfur trioksida
dihasilkan, dan ketika bergabung dengan air, akan menghasilkan asam
sulfat.CO2 CO + OSO2 + O SO3SO3 + H2O H2SO4Di bagian atas atmosfer
Venus yang lebih dingin, asam sulfat terdapat dalam keadaan cair,
dan awan asam sulfat yang tebal menghalangi pandangan permukaan
Venus ketika dipandang dari atas. Awan permanen Venus menghasilkan
hujan asam yang pekat sama halnya atmosfer bumi menghasilkan air
hujan.Atmosfer Venus menunjukkan adanya siklus asam sulfat. Setelah
tetesan hujan asam sulfat jatuh ke lapisan atmosfer yang lebih
panas, asam sulfat akan dipanaskan dan melepaskan uap air, sehingga
asam sulfat tersebut menjadi lebih pekat. Ketika mencapai
temperatur di atas 300C, asam sulfat mulai berdekomposisi menjadi
sulfur trioksida dan air (dalam fase gas). Sulfur trioksida
sangatlah reaktif dan berdisosiasi menjadi sulfur dioksida dan
oksigen atomik, yang akan kemudian mengoksidasi karbon monoksida
menjadi karbon dioksida.Sulfur dioksida dan uap air kemudian naik
secara arus konveksi dari lapisan tengah atmosfer menuju lapisan
atas, di mana keduanya akan diubah kembali lagi menjadi asam
sulfat, dan siklus ini kemudian berulang.Pada permukaan es
EuropaSpektrum inframerah dari misi Galileo NASA menunjukkan adanya
absorpsi khusus pada satelit Yupiter Europa yang mengindikasikan
adanya satu atau lebih hidrat asam sulfat. Interpretasi spektrum
ini kontroversial. Beberapa ilmuwan planet lebih condong
menginterpretasikan spektrum ini sebagai ion sulfat, kemungkinan
sebagai bagian dari mineral Europa.[1]PembuatanAsam sulfat
diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses
kontak.Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan
sulfur dioksida:S (s) + O2 (g) SO2 (g)Sulfur dioksida kemudian
dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis
vanadium(V) oksida:2 SO2 + O2(g) 2 SO3 (g) (dengan keberadaan
V2O5)Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum
(H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian
diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.H2SO4 (l) + SO3
H2S2O7 (l)H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l)Perhatikan bahwa
pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi
sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini
akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.SO3(g) +
H2O (l) H2SO4(l)Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat
diproduksi dengan proses bilik.[2]Sifat-sifat fisikaBentuk-bentuk
asam sulfatWalaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat,
ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam
98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan
bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya
disebut sebagai asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis
konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan:
10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium, 33,53%, asam
baterai, 62,18%, asam bilik atau asam pupuk, 73,61%, asam menara
atau asam glover, 97%, asam pekat.Terdapat juga asam sulfat dalam
berbagai kemurnian. Mutu teknis H2SO4 tidaklah murni dan seringkali
berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk membuat pupuk. Mutu
murni asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat
warna.Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam
asam sulfat, H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai
asam pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun oleum. Konsentrasi
oleum diekspresikan sebagai%SO3 (disebut%oleum) atau%H2SO4 (jumlah
asam sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi
yang umum adalah 40% oleum (109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6%
H2SO4). H2S2O7 murni terdapat dalam bentuk padat dengan titik leleh
36C.Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh
karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan 'minyak vitriol'.Polaritas
dan konduktivitasH2SO4 anhidrat adalah cairan yang sangat polar. Ia
memiliki tetapan dielektrik sekitar 100. Konduktivitas listriknya
juga tinggi. Hal ini diakibatkan oleh disosiasi yang disebabkan
oleh swa-protonasi, disebut sebagai autopirolisis.[3]2 H2SO4 H3SO4+
+ HSO4Konstanta kesetimbangan autopirolisisnya adalah[3]Kap(25C)=
[H3SO4+][HSO4] = 2,7 104.Dibandingkan dengan konstanta keseimbangan
air, Kw = 1014, nilai konstanta kesetimbangan autopirolisis asam
sulfat 1010 (10 triliun) kali lebih kecil.Walaupun asam ini
memiliki viskositas yang cukup tinggi, konduktivitas efektif ion
H3SO4+ dan HSO4 tinggi dikarenakan mekanisme ulang alik proton
intra molekul, menjadikan asam sulfat sebagai konduktor yang baik.
Ia juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak
reaksi.Kesetimbangan kimiawi asam sulfat sebenarnya lebih rumit
daripada yang ditunjukkan di atas; 100% H2SO4 mengandung beragam
spesi dalam kesetimbangan (ditunjukkan dengan nilai milimol per kg
pelarut), yaitu: HSO4 (15,0), H3SO4+ (11,3), H3O+ (8,0), HS2O7
(4,4), H2S2O7 (3,6), H2O (0,1).[3]Sifat-sifat kimiaReaksi dengan
airReaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu
tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air
memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:H2SO4 +
H2O H3O+ + HSO4-HSO4- + H2O H3O+ + SO42-Karena hidrasi asam sulfat
secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat
pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan
buah-buahan. Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat
sedemikiannya ia akan memisahkan atom hidrogen dan oksigen dari
suatu senyawa. Sebagai contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan
asam sulfat pekat akan menghasilkan karbon dan air yang terserap
dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan asam sulfat):(C6H12O6)n
6n C + 6n H2OEfek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat
diteteskan ke permukaan kertas. Selulosa bereaksi dengan asam
sulfat dan menghasilkan karbon yang akan terlihat seperti efek
pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis terjadi apabila asam
sulfat ditambahkan ke dalam satu sendok teh gula. Seketika
ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon berpori-pori yang
mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel.Reaksi
lainnyaSebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa,
menghasilkan garam sulfat. Sebagai contoh, garam tembaga
tembaga(II) sulfat dibuat dari reaksi antara tembaga(II) oksida
dengan asam sulfat:CuO + H2SO4 CuSO4 + H2OAsam sulfat juga dapat
digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih
lemah. Reaksi antara natrium asetat dengan asam sulfat akan
menghasilkan asam asetat, CH3COOH, dan natrium bisulfat:H2SO4 +
CH3COONa NaHSO4 + CH3COOHHal yang sama juga berlaku apabila
mereaksikan asam sulfat dengan kalium nitrat. Reaksi ini akan
menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat. Ketika
dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai
asam sekaligus zat pendehidrasi, membentuk ion nitronium NO2+, yang
penting dalam reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik
elektrofilik. Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia
organik.Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi
penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat.
H2SO4 encer menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan
nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat
yang panas dan pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan
asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat dengan logam biasanya akan
menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan pada persamaan di
bawah ini. Namun reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur
dioksida daripada hidrogen.Fe (s) + H2SO4 (aq) H2 (g) + FeSO4
(aq)Sn (s) + 2 H2SO4 (aq) SnSO4 (aq) + 2 H2O (l) + SO2 (g)Hal ini
dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator,
manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika
asam pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan
menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida, manakahal asam encer
yang beraksi dengan logam seperti seng akan menghasilkan garam dan
hidrogen.Asam sulfat menjalani reaksi substitusi aromatik
elektrofilik dengan senyawa-senyawa aromatik, menghasilkan asam
sulfonat terkait:[4]
KegunaanAsam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat
penting, dan sebenarnya pula, produksi asam sulfat suatu negara
merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara
tersebut.[5] Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh
dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam
fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga
trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat
digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya.
Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini
merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi.
Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan
kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF
dipisahan sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat
ditulis:Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3
H3PO4Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri
besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air
sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang telah digunakan
sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent
Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas
dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun sumber
bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas
sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian
digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".Amonium sulfat,
yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi
sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi
besi dan baja. Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi
termal batu bara dengan asam sulfat bekas mengijinkan amonia
dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat
karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri
agrokimia.Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan
sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan
aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk
membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 +
3 H2OAsam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia.
Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya
digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam,
yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat
asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4
digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis
untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan
isooktana.Siklus sulfur-iodinSiklus sulfur-iodin merupakan sederet
proses termokimia yang digunakan untuk mendapatkan hidrogen. Ia
terdiri dari tiga reaksi kimia yang keseluruhan reaktannya adalah
air dan keseluruhan produknya adalah hidrogen dan oksigen.2 H2SO4 2
SO2 + 2 H2O + O2(830C)
I2 + SO2 + 2 H2O 2 HI + H2SO4(120C)
2 HI I2 + H2(320C)
Senyawa sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini
bersifat endotermik dan haruslah terjadi pada suhu yang tinggi.
Siklus sulfur iodin sekarang ini sedang diteliti sebagai metode
yang praktis untuk mendapatkan hidrogen. Namun karena penggunaan
asam korosif yang pekat pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan
risiko bahaya keselamatan yang besar apabila proses ini dibangun
dalam skala besar.Sejarah
Besi(II) sulfat heptahidrat
Tembaga(II) sulfat pentahidratAlkimiawan abad ke-8 Abu Musa
Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai sebagai penemu asam sulfat.
Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter Persia abad
ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi
kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4
7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 5H2O. Ketika
dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II)
oksida dan tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur
trioksida yang akan bergabung menjadi larutan asam sulfat. Metode
ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-buku
Arab dan Persia.Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad
pertengahan sebagai minyak vitriol. Kata vitriol berasal dari
bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas', merujuk pada penampilan
garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol.
Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng
sulfat (vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III)
sulfat (vitriol Mars), dan kobalt(II) sulfat (vitriol
merah).Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling
penting dalam alkimia, yang digunakan untuk menemukan batu filsuf.
Vitriol yang sangat murni digunakan sebagai media reaksi zat-zat
lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol tidak bereaksi dengan
emas. Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto alkimia
Visita Interiora Terrae Rectificando Invenies Occultum Lapidem
('Kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah, anda akan menemukan
batu rahasia') yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya
alkimiawan abad ke-15 Basilius Valentinus, .Pada abad ke-17,
kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat dengan
membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan
keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi
sulfur menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam
sulfat. Pada tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London,
menggunakan metode ini untuk memulai produksi asam sulfat berskala
besar.Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan
metode ini ke dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam
sulfat lebih banyak. Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang
mengijinkan produksi asam sulfat secara efektif. Setelah berbagai
perbaikan, metode ini menjadi proses standar produksi asam sulfat
selama hampir dua abad.Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania
Peregrine Phillips mematenkan proses kontak, yang lebih ekonomis
dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang,
hampir semua produksi asam sulfat dunia menggunakan proses
ini.KeselamatanBahaya laboratorium
Tetesan 98% asam sulfat akan dengan segera membakar kertas tisu
menjadi karbonSifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh
reaksi eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam sulfat
berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat
lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan jaringan
dikarenakan dehidrasi dan kerusakan termal sekunder akibat
pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.Bahaya akan
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam
sulfat. Namun, bahkan asam sulfat encer (sekitar 1M, 10%) akan
dapat mendehidrasi kertas apabila tetesan asam sulfat tersebut
dibiarkan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, larutan asam
sulfat yang sama atau lebih dari 1,5M diberi label "CORROSIVE"
(korosif), manakala larutan lebih besar dari 0,5M dan lebih kecil
dari 1,5M diberi label "IRRITANT" (iritan). Asam sulfat berasap
(oleum) tidaklah dianjurkan untuk digunakan dalam sekolah oleh
karena bahaya keselamatannya yang sangat tinggi.Perawatan pertama
yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah
dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya.
Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan
jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari kerusakan
sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat harulah
dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak
dengan pakaian tersebut.Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya
oleh karena pelepasan panas selama proses pengenceran. Asam sulfat
pekat haruslah selalu ditambahkan ke air, dan bukannya sebaliknya.
Penambahan air ke asam sulfat pekat dapat menyebabkan tersebarnya
aerosol asam sulfat dan bahkan dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan
larutan lebih dari 6M (35%) adalah yang paling berbahaya, karena
panas yang dihasilkan cukup panas untuk mendidihkan asam encer
tersebut.Bahaya industriWalaupun asam sulfat tidak mudah terbakar,
kontak dengan logam dalam kasus tumpahan asam dapat menyebabkan
pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur
dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.Asam
sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam
pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran
pernapasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda
dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru
apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah,
simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling
umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan
kronis saluran pernapasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat,
batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1mg/m.
Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan
defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut.Sifat
fisika dan sifat kimia zat kimia
beberapa sifat fisikaa dan sifat kimia zat kimia adalah sbb :
(yang di bold itu yang buat praktikum besok ya 7/3/20121.Na2CO3A.
Sifat Fisika :1.Padatan Kristal Berwarna putih2.Titik Lebur
851C3.Densitas (anhydrous) : pada 20C 2.5 Kg/L4.Densitas
(Dekahidrat) : pada 20C 1.4 Kg/L5.Nama Dagang : Soda Hablur / Soda
CuciB. Sifat Kimia :1.Mudah Melapuk oleh udara2.Beracun3.Dapat
digunakan sebagai pembersih4.Pelunak Air sadah5.Pereksi dalam
pembuatan Kaca2.Ba(OH)2A. Sifat Fisika :1. Berbentuk Kristal2.
Berwarna Putih3. Titik Lebur : 78C4. Densitas : pada suhu 20C 2,13
kg/L5. Tidak BerbauB. Sifat Kimia :1. Merupakan larutan Basa2.
Larutan Anorganik3. Pereaksi Analitik4. Pereaksi dalam pemurnian
Gula5. Tidak beracun3. HClA. Sifat Fisika1. Massa atom : 36,452.
Massa jenis : 3,21 gr/cm3.3. Titik leleh : -1010C4. Energi ionisasi
: 1250 kj/mol5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C6. Pada suhu kamar, HCl
berbentuk gas yang tak berwarna7. Berbau tajam.B. Sifat Kimia1.HCl
akan berasap tebal di udara lembab.2. Gasnya berwarna kuning
kehijauan dan berbau merangsang.3.Dapat larut dalam alkali
hidroksida, kloroform, dan eter.4.Merupakan oksidator
kuat.5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya,
sehingga dapat6. Racun bagi pernapasan.3.2.6.2 Anion Khromat
:1.NH4OHA. Sifat Fisika :1.Berbentuk Cair2.berbau tidak
sedap3.Tidak Berwarna4.Titik Lebur : -78 C5.Titik Didih : - 33,5CB.
Sifat Kimia :1.Tidak dapat diisolasi2.Tidak Stabil3.Merupakan
larutan basa4.Mudah larut dalam Air5.Autoniosasi
2. BaCl2A. Sifat Fisika :1. Berbentuk Kristal2. Tidak Berwarna3.
Titik Lebur : 960C4. Densitas : pada suhu 20C 3,10 kg/L5. Tidak
Berbau B. Sifat Kimia1. Merupakan Garam Organik2. Mudah Larut dalam
Air3. Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas4. Beracun5. Tidak
bereaksi dengan Udara3.2.6.3Anion Clorida, Bromida, Iodida
:1.HNO3A. Sifat fisika :1. Massa jenis : 1,502 gr/cm32. Titik didih
: 86C3. Titik lebur : -42C4. Energi evaporasi : 9,43 kkal/mol pada
20oC5. Berat molekul : 63,02 gram/mol6. Nilai entropi : 37,19
kkal/mol oK pada 25oC7. Tidak berwarna
B. Sifat kimia :1.Merupakan oksidator yang kuat dan asam
kuat2.Reaksi dengan amonia menghasilkan amonium nitrat, menurut
reaksi:HNO3 + NH3 NH4NO33.Reaksi dengan nikel sulfida menghasilkan
garam nikel nitrat, nitrogen monoksida, belerang, dan air.3 NiS + 8
HNO3 3 Ni(NO3)2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O4.Reaksi dengan NiS yang
ditambah asam klorida, menghasilkan garam nikel klorida.3 NiS + 2
HNO3 + 6 HCl 3 NiCl2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O5.Reaksi dengan logam
perak akan membentuk perak nitrat dan nitrogen dioksida.Ag + 2 HNO3
AgNO3 + NO2 + H2O2. AgNO3A. Sifat Fisika :1.Padatan Kristal2.Tidak
Berwarna3.Tidak Berbau4.Tidak Aromatis5.Rumus Kimianya AgNO3B.
Sifat Kimia :1.Larut dalam air2.Merupakan Garam3.Oksidator
Kuat4.Dapat diisolasi5.Beracun3. CCl4A. Sifat Fisika :1. Berbentuk
Cair2. Densitas : pada suhu 20C 2,238 kg/L3. Tidak Berwarna4. Hf :
-135.44 kJ/mol5. Memiliki bau KhasB. Sifat Kimia :1.Sangat reaktif
terhadap zat lain2.Dapat diisolasi3.Beracun4.Tidak larut dalam
Air5.Tidak stabil
Asam kloridaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebasBelum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Asam klorida
merujuk pada larutan HCl dalam air, untuk senyawa HCl dalam keadaan
murni (gas), lihat Hidrogen kloridaAsam klorida
Nama IUPAC[sembunyikan]Asam klorida
Nama lain[sembunyikan]Klorana
Identifikasi
Nomor CAS[7647-01-0]
PubChem313
Nomor EINECS231-595-7
Nomor RTECSMW4025000
Sifat
Rumus molekulHCl dalam air (H2O)
Massa molar36,46g/mol (HCl)
PenampilanCairan tak berwarnasampai dengan kuning pucat
Densitas1,18 g/cm3 (variable)
Titik lebur27,32C (247K)larutan 38%
Titik didih110C (383 K),larutan 20,2%;48C (321 K),larutan
38%.
Kelarutan dalam airTercampur penuh
Keasaman (pKa)8,0
Viskositas1,9 mPas pada 25C,larutan 31,5%
Bahaya
MSDSExternal MSDS
Klasifikasi EUKorosif (C)
Indeks EU017-002-01-X
NFPA 704031COR
Frasa-RR34, R37
Frasa-S(S1/2), S26, S45
Titik nyalaTak ternyalakan.
Senyawa terkait
Anion lainnyaF-, Br-, I-
Asam terkaitAsam bromidaAsam fluoridaAsam iodidaAsam sulfat
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlakupada
temperatur dan tekanan standar (25C, 100kPa)Sangkalan dan
referensi
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
(HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam
lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri.
Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat
karena merupakan cairan yang sangat korosif.Asam klorida pernah
menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal
sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin
Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf,
dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber,
Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia
modern.Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting
dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal
senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan
MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi
penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif
makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap
tahunnya.Daftar isi 1 Sejarah 2 Kimia 3 Sifat-sifat fisika 4
Produksi 4.1 Pasar industri 5 Keberadaan dalam organisme hidup 6
Keselamatan 7 Referensi 8 Pranala luarSejarahAsam klorida pertama
kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh ahli kimia
Jabir bin Hayyan (Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan
asam sulfat ("vitriol").[1][2] Jabir menemukan banyak
senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke
dalam lebih dari dua puluh buku. Penemuan Jabir atas air raja yang
dapat melarutkan emas mengandung asam klorida dan asam
nitrat.[1][2][3]Pada Abad Pertengahan, asam klorida dikenal oleh
ahli kimia Eropa sebagai spirits of salt atau acidum salis (asam
garam). Istilah asam garam ini pun masih digunakan di beberapa
bahasa dunia, misalnya dalam bahasa Jerman Salzsure, bahasa Belanda
Zoutzuur, bahasa Mandarin (yansuan), dan bahasa Jepang (ensan). Gas
HCl disebut sebagai udara asam laut.Produksi asam klorida secara
signifikan dicatat oleh Basilius Valentinus pada abad ke-15. Pada
abad ke-17, Johann Rudolf Glauber dari Karlstadt am Main, Jerman
menggunakan natrium klorida dan asam sulfat untuk membuat natrium
sulfat melalui proses Mannheim. Proses ini akan melepaskan gas
hidrogen klorida sebagai produk sampingannya. Joseph Priestley dari
Leeds berhasil menghasilkan hidrogen klorida murni pada tahun 1772,
dan pada tahun 1818, Humphry Davy dari Penzance, Inggris,
membuktikan bahwa komposisi kimia zat tersebut terdiri dari
hidrogen dan klorin.[1][2][3]
Jabir bin Hayyan dalam gambar abad pertengahanSemasa Revolusi
Industri di Eropa, permintaan atas senyawa-senyawa alkalin
meningkat. Proses industri baru yang mengijinkan produksi natrium
karbonat (soda abu) dalam skala besar berhasil dikembangkan oleh
Nicolas Leblanc. Dalam proses Leblanc, natrium klorida diubah
menjadi natrium karbonat menggunakan asam sulfat, batu kapur, dan
batubara. Proses ini melepaskan hidrogen klorida sebagai produk
samping.Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Alkali tahun 1863
oleh Britania, HCl yang berlebih dilepaskan ke udara bebas. Setelah
berlakunya undang-undang ini, produsen soda abu diwajibkan untuk
melarutkan gas ini ke dalam air dan menghasilkan asam klorida dalam
skala industri.[1][3][4]Pada abad ke-20, proses Leblanc digantikan
oleh proses Solvay yang tidak menghasilkan asam klorida sebagai
produk sampingan. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan
dihasilkan dari pelarutan produk samping hidrogen klorida dari
produksi industri senyawa organik.[3][4][5]Sejak tahun 1988, asam
klorida telah dimasukkan ke dalam Tabel II Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan
Psikotropika karena ia dapat digunakan dalam produksi heroin,
kokaina, dan metamfetamina.[6] Konvensi ini disahkan di Indonesia
oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997.[7]Kimia
Titrasi asamHidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang
berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya
sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul
air membentuk ion hidronium, H3O+:[8][9]HCl + H2O H3O+ + ClIon lain
yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium
klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh
dalam air.[8][9]Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi
asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam
air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa
usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai
Ka HCl.[10] Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke
larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat
lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut.
Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+
sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai
empat digit angka bermakna.[8][9]Dari tujuh asam mineral kuat dalam
kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit
menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling
tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat
lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak
reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah
cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan
konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan
reagen pengasam yang sangat baik.Asam klorida merupakan asam
pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih
kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir
yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat
digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif,
walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika
dibuat.[11]Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk
"mencerna" sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan
banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen.
Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan
tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat
dianalisa.[8][9]Sifat-sifat fisikaCiri-ciri fisika asam klorida,
seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung
pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut.
Sifat-sifat ini berkisar dari larutan dengan konsentrasi HCl
mendekati 0% sampai dengan asam klorida berasap 40% HCl
[8][9][12]KonsentrasiMassa jenisMolaritaspHViskositasKapasitaskalor
jenisTekanan uapTitik didihTitik leleh
kgHCl/kgkgHCl/m3Baumkg/lmol/dm3mPaskJ/(kgK)PaCC
10%104,806,61,0482,870.51,163,470,52710318
20%219,60131,0986,020,81,372,9927,310859
30%344,70191,1499,451,01,702,601.4109052
32%370,88201,15910,171,01,802,553.1308443
34%397,46211,16910,901,01,902,506.7337136
36%424,44221,17911,641,11,992,4614.1006130
38%451,82231,18912,391,12,102,4328.0004826
Suhu dan tekanan referensi untuk tabel di atas adalah 20C dan 1
atm (101,325kPa).Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl
dan H2O mempunyai titik didih-konstan azeotrop pada 20,2% HCl dan
108,6C (227F). Asam klorida memiliki empat titik eutektik
kristalisasi-konstan, berada di antara kristal HClH2O (68% HCl),
HCl2H2O (51% HCl), HCl3H2O (41% HCl), HCl6H2O (25% HCl), dan es (0%
HCl). Terdapat pula titik eutektik metastabil pada 24,8% antara es
dan kristalisasi dari HCl3H2O. [12]ProduksiAsam klorida dibuat
dengan melarutkan hidrogen klorida ke dalam air. Hidrogen klorida
dapat dihasilkan melalui beberapa cara. Produksi skala besar asam
klorida hampir selalu merupakan produk sampingan dari produksi
industri senyawa kimia lainnya.[3]Pasar industriAsam klorida
diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat). Konsentrasi yang
lebih besar daripada 40% dimungkinkan secara kimiawi, namun laju
penguapan sangatlah tinggi, sehingga penyimpanan dan penanganannya
harus dilakukan dalam suhu rendah. Konsentrasi HCl yang paling
optimal untuk pengantaran produk adalah 30% sampai dengan 34%.
Kandungan asam klorida pada kebanyakan cairan pembersih umumnya
berkisar antara 10% sampai dengan 12%.[3] Cairan pembersih tersebut
harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan.Produsen asam
klorida terbesar di dunia adalah Perusahaan Dow Chemical dengan
total produksi sebesar 2 juta ton per tahun (pengukuran dalam
bentuk gas HCl). Produksi HCl dunia diperkirakan sebesar 20 juta
ton per tahun, dengan 3 juta ton berasal dari sintesis langsung,
dan sisanya merupakan hasil dari produk sampingan sintesis
organik.[3]Keberadaan dalam organisme hidupAsam lambung merupakan
salah satu sekresi utama lambung. Ia utamanya terdiri dari asam
klorida dan mengasamkan kandungan perut hingga mencapai pH sekitar
1 sampai dengan 2.[13] Ion klorida (Cl) dan hidrogen (H+)
disekresikan secara terpisah di bagian fundus perut yang berada di
bagian teratas lambung oleh sel parietal mukosa lambung ke dalam
jaringan sekretori kanalikulus sebelum memasuki lumen
perut.[14]Asam lambung berfungsi untuk membantu pencernaan makanan
dan mencegah mikroorganisme masuk lebih jauh ke dalam usus. pH asam
lambung yang rendah akan mendenaturasi protein, sehingga akan lebih
mudah dicerna oleh enzim pepsin. pH yang rendah ini juga akan
mengaktivasi prekursor enzim pepsinogen. Setelah meninggalkan
lambung, asam klorida dalam kim akan dinetralisasi oleh natrium
bikarbonat dalam usus dua belas jari.[13]Lambung itu sendiri
terlindung dari asam kuat oleh sekresi lapisan mukosa yang tebal
dan penyanggaan oleh natrium bikarbonat yang diinduksi oleh
sekretin. Nyeri ulu hati dan sakit maag dapat berkembang apabila
mekanisme perlindungan ini gagal bekerja. Obat-obat antihistamin
dan inhibitor pompa proton dapat menghambat produksi asam dalam
perut, dan antasid digunakan untuk menetralisasi asam yang
ada.[13][15]KeselamatanTanda bahaya
Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut
asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif terhadap
jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan,
mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan
kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO)
atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan
terbentuk.NaClO + 2 HCl H2O + NaCl + Cl22 KMnO4 + 16 HCl 2 MnCl2 +
8H2O + 2 KCl + 5 Cl2Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC
atau karet, pelindung mata, dan pakaian pelindung haruslah
digunakan ketika menangani asam klorida.[1]Bahaya larutan asam
klorida bergantung pada konsentrasi larutannya. Tabel di bawah ini
merupakan klasifikasi bahaya larutan asam klorida Uni
Eropa.[16]Konsentrasiberdasarkan beratKlasifikasiFrasa R
1025%Iritan (Xi)R36/37/38
> 25%Korosif (C)R34 R37