Page 1
ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS 2 SDI Al-AZHAR 17
BINTARO
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Hafsah Salima
NIM 11140183000073
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Page 6
i
ABSTRAK
Hafsah Salima (11140183000073). Analisis Kemandirian Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Skripsi Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa kelas 2
SDI Al-Azhar 17 Bintaro dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini di
laksanakan di SDI Al-Azhar 17 Bintaro pada kelas 2 tahun ajaran 2018/2019.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode
deskriptif, yang ditunjang dengan penelitian lapangan dan referensi berkaitan
dengan tema yang dibahas. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan cara reduksi, display dan generalisasi atau kesimpulan. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa di SDI Al-
Azhar 17 Bintaro sudah berkembang dengan baik. Kemandirian belajar menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Siswa yang memiliki
kemandirian belajar yang tinggi akan berusaha menyelesaikan tugas dengan
kemampuannya sendiri. Pembelajaran tematik menjadi wadah dalam
mengembangkan kemandirian belajar siswa. Bentuk kemandirian belajar siswa
yang dikembangkan di SDI Al-Azhar 17 Bintaro didukung dengan diantaranya
percaya diri, aktif dalam belajar, disiplin dan tanggung jawab.
Kata kunci: Kemandirian, Belajar, dan Pembelajaran Tematik.
Page 7
ii
ABSTRACT
Hafsah Salima (11140183000073). Analysis of Student Learning Independence
in Thematic Learning in Class 2 of SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Thesis Study
Program for Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the learning independence of grade 2
students at SDI Al-Azhar 17 Bintaro in thematic learning. This research was
carried out in SDI Al-Azhar 17 Bintaro in class 2 of the 2018/2019 school year.
The approach in this study is a qualitative approach, with descriptive methods,
which are supported by field research and references related to the themes
discussed. The technique of collecting data uses observation, interviews, field
notes and documentation studies. Data are analyzed using reduction methods,
displays and generalizations or conclusions. Based on the results of the study it
can be concluded that the learning independence of students at SDI Al-Azhar 17
Bintaro has been well developed. Independence of learning is one of the factors
that influence the success of learning. Students who have high learning
independence will try to complete the task with their own abilities. Thematic
learning becomes a forum in developing student learning independence. The form
of student learning independence developed at SDI Al-Azhar 17 Bintaro is
supported by including self-confidence, active in learning, discipline and
responsibility.
Keywords: Independence, Learning, and Thematic Learning
Page 8
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Segala inspirasi
dan kemudahan dalam pencapaian sebuah kesuksesan adalah anugerah Tuhan
Yang Maha Kuasa. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw juga kepada Keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah Skripsi dengan judul “Analisis Kemandirian Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Tematik di Kelas SDI AL-Azhar 17 Bintaro” dapat penulis
selesaikan dengan baik. Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan
semangat, untuk itu dengan senang hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi,
MA.
3. Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, Asep Ediana Latip, M.Pd.
4. Dosen penasehat akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat,
serta mempermudah peneliti secara administrasi akademik, sehingga skripsi
ini dapat diajukan dan diujikan, Drs. H. Abdul Shomad, MA.
5. Seluruh dosen dan staf FITK yang telah memberikan banyak pengalaman
dan ilmu yang bermanfaat.
6. Dosen yang sudah seperti ibu dan sangat berjasa dalam hidup penulis selama
perkulihan yang selalu memberikan semangat, berjuang dan selalu mendoakan,
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi.
Page 9
iv
7. Dosen yang sudah seperti seorang ayah bagi penulis selalu memberikan waktu
luangnya, memberikan semangat dan selalu membantu selama perkulihan, Dindin
Ridwanuddin, M.Pd
8. Seluruh dosen dan staf FITK yang telah memberikan banyak pengalaman
dan ilmu yang bermanfaat.
9. Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro yang telah memberikan izin
penelitian dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, Nani
Ariyani, M. Pd.
10. Guru kelas 2 SDI AL-Azhar 17 Bintaro yang telah banyak membantu dan
bersedia menjadi informan selama proses penelitian berlangsung, Tiwi HS,
S.Pd.
11. Orang tua tercinta yang telah mendidik, memberikan ridho, dukungan serta
do‟a hingga kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis, Bapak
Slamet Rediono dan Ibu Elvi Selfiani.
12. Suami tercinta yang selalu mendukung bagaimanapun keadannya serta rela
berkorban jiwa raga dan waktunya sehingga mengikhlaskan diri untuk LDR
agar penulis dapat menyelesaikan S1, Munif Bakhrun Fajri, S.Pd.
13. Anakku tercinta yang sangat mengerti kondisi uminya dan ikhlas
ditinggalkan untuk meneruskan kuliah, Ananda Fauzi Maulana Zaineddin.
14. Ayah dan ibu yang sudah seperti orang tua kandung yang mengizinkan dan
mendoakan selalu agar penulis dapat menyelesaikan S1, H. Moch Isa dan
Ibu Lestari.
15. Adik-adikku tersayang : Nurul, Samudra, Karim, Rahma, Anna, Savina dan
Muhammad, yang sudah mengasuh dan menjaga Zaineddin selama Uminya
Kuliah.
16. Semua kaka dan adik ipar tersayang yang sangat mendukung penulis agar
dapat menyelesaikan study S1.
17. Sahabat-sahabatku „LIMA‟: Wardah, Elena, Umi dan Kiki. Sahabat debat
yang sulit menyatu dalam pikiran namun kita selalu disatukan dalam do‟a,
yang tiada hentinya memberikan dorongan kepada penulis.
Page 10
v
18. Sahabat sehati penulis yang selalu membantu dalam segala keadaan,
Hafidzotul hikmah, S.Pd
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan
balasan kebaikan, ridho dan kasih sayang yang berlipat ganda kepada semuanya.
Aamiin.
Jakarta, Januari 2019
Penulis
Page 11
vi
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................... vi
Daftar Tabel .................................................................................................. ix
Daftar Gambar ............................................................................................. x
Daftar Lampiran ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 11
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemandirian Belajar Siswa .............................................................. 13
1. Definisi Kemandirian Belajar Siswa .......................................... 15
2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar .................................................... 16
3. Faktor-faktor Kemandirian Belajar ............................................ 20
4. Proses Kemandirian Belajar ...................................................... 21
5. Upaya Pengembangan Kemandirian Belajar .............................. 22
B. Pembelajaran Tematik ..................................................................... 24
Page 12
vii
1. Definisi Pembelajaran Tematik.................................................. 24
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik .......................................... 24
3. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ................................... 25
4. Manfaat Pembelajaran Tematik ................................................. 26
C. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................... 27
D. Kerangka Berfikir............................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 30
B. Latar Penelitian ................................................................................. 31
C. Metode Penelitian.............................................................................. 32
D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ................................... 33
1. Observasi ................................................................................... 33
2. Wawancara ................................................................................. 36
3. Dokumentasi .............................................................................. 42
4. Angket ....................................................................................... 43
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data .................................. 45
F. Analisis Data ..................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................... 49
1. Hasil Belajar Pembelajaran Tematik di Kelas 2 ............................ 49
2. Hasil Kemandirian Belajar Siswa kelas 2 ...................................... 61
B. Pembahasan ...................................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 103
B. Implikasi ........................................................................................... 103
C. Saran ................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105
LAMPIRAN .................................................................................................. 110
Page 13
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Alokasi waktu penelitian ............................................................... 30
Tabel 3.2. Peserta didik SDI AL-Azhar 17 Bintaro ........................................ 32
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Observasi Siswa ............................................................ 34
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Wawancara .................................................................... 38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Dokumen yang Diperlukan ............................................ 42
Table 3.6 Kisi-kisi Angket............................................................................ 43
Table 4.1 Rekap Data Observasi Kemandirian Belajar Siswa ....................... 80
Tabel 4.2 Rekap Data Angket Kemandirian Belajar Siswa............................ 82
Tabel 4.3 Rekap Data Wawancara Guru Kelas ............................................. 85
Table 4.4 Rekap Data Hasil Kemandirian Belajar Siswa ............................... 110
Page 14
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 29
Gambar 4.1 Buku Tematik Kelas 2 SDI Al-Azhar 17 BIntaro ........................ 49
Page 15
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 117
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ................................................................... 118
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 119
Lampiran 4 Data Catatan Lapangan ............................................................... 120
Lampiran 5 Data Angket ............................................................................... 134
Lampiran 6 Hasil Wawancara........................................................................ 193
Lampiran 7 Dokumentasi .............................................................................. 210
Lampiran 8 Lembar Uji Referensi ................................................................. 215
Lampiran 9 Biodata Penulis........................................................................... 221
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan
merupakan landasan yang sangat fundamental, sehingga setiap orang
diwajibkan bersekolah sebagai wujud dari seseorang mengenyam pendidikan.
Pada UU No 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 tentang sistem pendidikan yang
berbunyi “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam bangsa yang diatur dengan
undang-undang”.1 Indonesia memiliki panduan dan aturan yang jelas
mengenai sistem pendidikan yang harus diikuti dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan negara
Indonesia.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperluka dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Pendidikan juga merupakan kegiatan membudayakan manusia muda atau
membuat orang muda ini hidup berbudaya sesuai standar yang diterima oleh
masyarakat.3 Selain itu, Jhon Dewey berpendapat pendidikan adalah proses
pembentukkan kecakapan-kecakapan fundamental, emosional ke arah alam,
dan sesama manusia.4
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf),
diunduh pada hari Jumat, 14 September 2018, Pukul 15:20 WIB. 2 Ibid, Pukul 15:41 3 Neolaka Amos, dan Amialia Grace., Landasan Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017),
Cet. 1, h. 2. 4 Ibid, h 11
Page 17
2
Pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan belum berhasil atau
belum berjalan dan berkembang dengan baik layaknya pendidikan di negara
lain, dikarenakan banyaknya permasalahan yang timbul yang sedang dihadapi
bangsa Indonesia saat ini.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan.
Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dapat dilihat dari data Balitbang
yang menunjukkan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya
delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Primary Years Program (PYP).1 Peneltian terbaru yang menyatakan, bahwa
saat ini Indonesia berada pada posisi 108 di dunia dengan skor 0,603. Secara
umum kualitas pendidikan di tanah air berada di bawah Palestina, Samoa dan
Mongolia.2
Akses terhadap pendidikan terutama di tingkat dasar, menjadi salah satu
persoalan paling fundamental dalam peningkatan sumber daya manusia di
sebuah Negara. Pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan yang baik
secara akses, akan tetapi masalah kualitas masih belum ditangani. Contohnya,
performa para siswa secara umum dalam ujian standar internasional tidak
banyak berubah sejak 1999.3
Jika kita lihat peristiwa yang terjadi saat ini, bahwa tidak bisa
dipungkiri di Indonesia telah sering terjadi tindak kriminalitas, kekerasan dan
maraknya video porno yang beredar.4 Masalah tersebut membuktikan bahwa
Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah yang sangat besar yaitu
krisisnya moral dan karakter bangsa
1 Alfatihah Miftaqul, Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar PAI
Siswa kelas III SDN Panularan Surakarta, Jurnal Penelitian Kemandirian Belajar Volume. 1, No.
2, Juli Desember 2016, h 198, (http://ejournal.iainsurakarta.ac.id//), diunduh pada hari
Minggu, tanggal 7 Oktober 2018, Pukul 4:11 WIB 2 Nur Muhammad Ali, Peringkat Pendidikan Indonesia dan Budaya Buruknya,
(https://www.google.co.id/amp/s/siedoo.com/berita-4965-peringkat-pendidikan-indonesia-dan-
budaya-buruknya/amp), diunduh pada hari Senin, Tanggal 22 Oktober 2018, Pukul 21:29 WIB. 3 Folia Rosa, Meski Akses Mudah Kualitas Pendidikan di Indonesia masih Rendah,
(https://www.google.co.id/amp/s/www,idntimes.com/news/Indonesia/amp/rosa-folia/meski-akses-
mudah-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah-1), diunduh pada hari Senin, Tanggal 22
Oktober 2018. Pukul 21:31 WIB. 4 Kurniasih Imas, dan Sani Berlin, Loc.cit h 5.
Page 18
3
Pendidikan saat ini mengarah pada pembentukkan karakter siswa.
Pendidikan karakter bukan hanya penting, tetapi mutlak dilakukan oleh setiap
bangsa jika ingin menjadi bangsa yang beradab. Banyak fakta membuktikan
bahwa bangsa-bangsa yang maju bukan disebabkan bangsa tersebut memiliki
sumber daya alam yang berlimpah, melainkan bangsa yang memiliki karakter
unggul seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab dan lainnya.5
Internalisasi karakter khususnya di sekolah-sekolah diharapkan
mampu mencetak anak bangsa yang cerdas dan berkarakter, serta memiliki
nilai dan moral yang tinggi. Sesuai dengan Perpes nomor 87 Tahun 2017
tentang “Penguatan Pendidikan Karakter” yang telah dikeluarkan oleh
Presiden Joko Widodo. Dalam Perpes ini disebutkan, Penguatan pendidikan
Karakter selanjutnya disingkat PPK.6
Pendidikan karakter yang diimplementasikan sesuai Perpes nomor 87
Tahun 2017 yaitu religius, nasionalis, mandiri dan Integritas. Soekarno,
presiden RI pertama, mengungkapkan bahwa ciri-ciri bangsa yang
berkarakter salah satunya adalah kemandirian (self-reliance) atau menurut
istilah presiden Soekarno adalah “Berdikari” yaitu berdiri di atas kaki sendiri.
Dalam konteks aktual saat ini, kemandirian diharapkan terwujud dalam
percaya akan kemampuan manusia dan penyelenggaraan Republik Indonesia
dalam mengatasi krisis-krisis yang dihadapinya.7 Kemandirian harus
ditanamkan sejak kecil, sehingga akan menjadikannya karakter yang
tertanam kuat dalam dirinya.
Saat anak duduk di bangku sekolah dasar (SD), kemandirian tersebut
sudah dapat dikembangkan. Anak yang berada pada jenjang sekolah dasar
(SD) berada pada rentang usia 6-12 tahun. Pada usia tersebut merupakan tahap
penting dalam pembentukan karakter anak yang sedang mengalami
5 Kurniasih Imas dan Sani Berlin, Pendidikan Karakter Internalisasi dan Metode
Pembelajaran di sekolah, (Jakarta: Kata Pena, 2017), h 21. 6 Ibid, h 5.
7 Wiyani Novan Ardy, Pendidikan Karakter Berbasis Total Quality Management,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h 98
Page 19
4
perkembangan fisik dan motorik, sosial, kognitif, bahasa, kepribadian, watak,
emosional, serta moral.
Karakteristik perkembangan anak usia MI/SD terdiri dari diantaranya:
karateristik perkembangan fisik-motorik, emosi, sosial, kognitif, bahasa moral, dan
agama. Berikut karakteristik perkembangan anak usia MI/SD :
Fisik-motorik Emosi Sosial
Tinggi badan anak laki-
laki dan perempuan
mencakup 33-47 inci
(83,8-119,4 cm)
Bersifat fluktuatif
dikarenakan tingkat
stabilitasnya masih
memerlukan latihan
Pembangkang
(Negativisme), tingkah laku
ini merupakan reaksi
terhadap penerapan suatu
peraturan
Kemampuan memahami
anak semakin
berkembang
Bersifat temporal,
seandainya marah pada
teman tidak berlama-lama
dan tidak ada dendam
Agresi (Agression), perilaku
menyerang balik secara fisik
(non verbal) maupun kata-
kata (verbal)
Pada masa ini anak
sering terluka akibat
terjatuh dan sebagainya
Bersifat incidental, artinya
suasana emosional anak
berkaitan dengan incident
yang mengiringinya
Berselisih (Guarreling), jika
anak merasa tersinggung
atau terganggu oleh sikap
atau perilaku anak lainnya.
Perkembangan anak
melajut pesat sehingga
menunjukkan potensi
alamiah anak.
Bersifat longitudinal,
artinya dapat memberikan
effect yang berkelanjutan
seperti perasaan trauma
bisa berlangsung dalam
waktu yang lama dan
berkelajutan
Menggoda (Teasing),
merupakan serangan mental
terhadap orang lain dalam
bentuk verbal yang
menimbulkan marah pada
orang yang digodanya
Anak-anak semakin aktif
dan energik.
Bersifat cultural, cara
anak mengekpresikan
emosionalnya sangat erat
Persaingan (Rivaly),
keinginan untuk melebihi
orang lain dan selalu di
Page 20
5
kaitannya dengan situasi
social cultural
dorong oelh orang lain.
Kemampuan motoric
anak berkembang ketika
mereka mulai belajar.
Bersifat individual, zona
krisis yang tingkat
possibilitas untuk
emosional sangat tinggi
dan bisa meledak-ledak.
Kerja sama (Cooperation),
sikap mau bekerja sama
dengan orang. Anak sudah
dapat mengembangkannya
dengan lebih baik.
Fungsi tubuh
berkembang lebih baik.
Tingkah laku berkuasa
(Ascendant behavior),
wujud dari sikap ini adalah
memaksa, meminta,
menyuruh, mengancam dan
sebagainya.
Pertumbuhan tubuh anak
laki-laki pada umumnya
sama.
Mementingkan diri sendiri
(Selffishness), anak selalu
ingin dipenuhi
keinginannya.
Simpati (Sympathy), anak
mulai dapat mengurangi
sikap “Selfish” dan anak
mulai mengembangkan rasa
simpati atau peduli kepada
orang lain.
Bahasa Moral Kognitif
Egosentris, kegiatan
yang berpusat pada diri
sendiri walaupun anak
Proses penalaran moral,
berkaitan dengan
pemahaman atas tata
Kognitif simbolis,
kemampuan
pengembangkan kognitif
Page 21
6
tersebut sedang berada
pada kelompok
aturan yang berlaku dalam memaham
lingkungannya secara
simbolis bahasa.
Socialized Spech, ketika
anak berbicara untuk
dapat menyesuaikan
dengan pembicaraan
atau perilaku orang yang
diajak berbicara.
Tindakan moral,
berkembang berdasarkan
pada hukuman, orientasi
kepatuhan dan sampai
pada kesadaran individu
dalam melakukan
tindakan moral
Kognitif imajinatif,
tergambar saat anak dapat
bermain peran dan
merupakan bagian integral
dari kognitif
Berdasarkan proses
perasaan moral
Kognitif intuisif, berkaitan
dengan rasa ingin tahu anak
atas jawaban dari sejumlah
pertanyaan yang dia ajukan.
Kognitif logis, berkembang
secara sederhana
berdasarkan data-data yang
konkrit.
Kognitif rasional,
kemampuan anak dapat
menyelesaikan persoalan
konkrit secara abstrak
contoh (4x6 = 24).
Kognitif hipotetik, berkaitan
dengan kemampuan anak
untuk membuat prediksi
secara hipotetis (dugaan)
Page 22
7
Berdasarkan karakteristik di atas dapat menjelaskan setiap anak usia
MI/SD memiliki perkembangan yang baik dalam segala aspek. Nilai penting
bagi pendidik untuk memahami karakteristik peserta didik di antaranya agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Bentuk kemandrian belajar yang dicontohkan dalam al-Quran terdapat
dalam kisah para Nabi. Seperti Nabi Musa yang melakukan perjalanan untuk
menemui Nabi Khidir dengan motivasi mencari ilmu yang lebih luas dan
dalam (QS. [18]:60-66). Nabi Musa sebagai murid pantang menyerah dalam
memahami hakikat yang diajarkan oleh Nabi Khidir sebagai guru (QS.
[18]:76)8
Nilai kemandirian pada jenjang sekolah dasar yang sangat dasar adalah
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Bukti di lapangan
berdasarkan pengalaman penulis menunjukkan, untuk kelas 1 sekolah dasar
kemandirian minimalnya adalah tidak ditemani orang tua saat disekolah,
karena kegiatan belajar mengajar akan dilakukan anak seorang diri tanpa
bersama dengan orang tua. Pada saat inilah anak harus mulai belajar untuk
percaya diri bahwa dirinya mampu menjalankan kewajibannya untuk
bersekolah tanpa harus ditemani dan tidak akan bolos sekolah.
Saat ini, banyak anak-anak di Indonesia yang membolos sekolah
dengan alasan yang bermacam-macam seperti; tidak ingin ditinggal orang
tuanya, takut dan lain sebagainya. Seperti halnya sebuah kasus yang terjadi di
Desa Gunung Madda, Kota Sampang, Madura , aksi bolos sekolah di
kalangan pelajar kini juga sudah menjadi kebiasaan rutin mereka. Pada harian
kompas (Wiyan: 2018) diberitakan bahwa sebanyak 280 siswa Madrasah
Ibtidaiyah (MI) di Desa Gunung Madda, Kota Sampang, Madura, bolos
belajar secara beramai-ramai. Kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut
8 Abdul Aziz Jamil, Kemandirian Belajar dalam Al-qur‟an dan Psikologi, Tesis, Program
Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam, Yogyakarta, 2017,
h 117, di unduh Pada Hari Rabu, Tanggal 18 Desember 2018, Pukul 22.30 WIB
Page 23
8
lumpuh total karena semua siswa yang berjumlah 280 orang bolos dan tidak
satu pun di antara mereka yang masuk sekolah.9
Selain itu, saat proses pembelajaran harus ditanamkan nilai kemandirian
seperti tidak mencontek saat ujian, karena di Indonesia masih banyak pelajar
yang mencontek untuk mendapatkan nilai yang bagus. Mereka tidak percaya
akan kemampuan dirinya sendiri. Seperti berita yang terdapat pada IDN News
menyatakan bahwa, budaya mencontek masih jadi tradisi di Indonesia.10
Alasan utama yang mendasari siswa masih membudayakan mencontek adalah
keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi.11
Masalah-masalah di atas dapat menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Penyebab kualitas pendidikan
rendah dapat terjadi salah satunya karena kurangnya kemandirian belajar
yang didorong oleh gairah dan semangat yang seharusnya ada dalam diri
pribadi seseorang
Dengan demikian menjadi bukti, bahwa kemandirian belajar belum
terimplementasi dengan baik. Banyak faktor yang sangat mempengaruhinya,
untuk itu menjadi tanggungjawab bersama untuk memperbaiki masalah-
masalah tersebut.
Kemandirian belajar pada dasarnya terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor psikologis, faktor fisiologis dan faktor
lingkungan. Faktor psikologis misalnya intelegensi, bakat dan minat. Faktor
fisiologis misalnya sakit dan cacat tubuh, sedangkan faktor lingkungan dapat
dicontohkan sebagai lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan suasana
rumah.12
Siswa yang tidak memiliki kemandirian belajar berbeda dengan peserta
didik yang mandiri dalam belajar. Perbedaan ini dapat dilihat dari motivasi
9 Wiyani Novan Ardy, Pendidikan Karakter Berbasis Total Quality Management,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h 98 10 Shalihah Indah, ( https://www.idntimes.com// )diunduh pada Jumat, 14 September
2018, pukul 21:24 WIB 11
Ibid 12 Isnawati Nina dan Samian, Kemandirin Belajar ditinjau dari Kreativitas belajar dan
Motivitas Belajar Mahasiswa, Jurnal Penelitian Kemandirian Belajar, h 129,
(Http://journals.ums.ac.id//), diunduh pada hari Kamis, 4 Oktober 2018, Pukul 11:15 WIB.
Page 24
9
dan minat siswa dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi dan minat
dalam belajar tidak akan mampu belajar mandiri dan mengalami berbagai
kesulitan dalam akademiknya. Sedangkan siswa yang memiliki kemandirian
belajar yang tinggi akan termotivasi untuk mempelajari sesuatu dengan
kemampuannya tanpa meminta bantuan orang lain.13
Apabila seorang siswa memiliki kemandirian belajar yang baik maka
mereka sudah memilih jalan yang benar sebagai bentuk tanggungjawab
seorang pelajar. Haris Mudjiman (Miftaqul: 2014) menyatakan bahwa
“Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau
motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah,
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki”14
Menurut Umar Tirtaraharja dan Lasula (Jamil: 2017) kemandirian
belajar secara psikologis bisa diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajar, tidak berasal dari dorongan orang
lain.15
Pada intinya, kunci terbentuknya kemandirian belajar adalah motivasi.
kemandirian belajar tidak akan tumbuh tanpa adanya motivasi belajar yang
baik. Motivasi belajar merupakan hal yang sangat menunjang kemandirian
belajar
Berdasarkan hasil penelitian penulis pada tanggal 15 November 2018 di
sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro, sistem pendidikan sudah terlaksana dan
berjalan dengan sangat baik. Lebih spesifik penulis meneliti kemandirian
belajar siswa di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro sudah terbentuk dengan
sangat baik. Tidak mudah memang untuk membentuk kemandirian belajar,
13
Rafika, Israwati dan Bachtiar, Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar
Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Unsyiah Volume 2 Nomor 1, h 116, Februari 2017, , (http://media.neliti.com/), diunduh pada hari
Kamis, Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 21:27 WIB. 14
Alfatihah Miftaqul, Lok cit, h 198-199 15 Abdul Aziz Jamil, Kemandirian Belajar dalam Al-qur‟an dan Psikologi, Tesis,
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam,
Yogyakarta, 2017, di unduh Pada Hari Rabu, Tanggal 18 Desember 2018, Pukul 22.30 WIB.
Page 25
10
akan tetapi, dengan usaha dan kerja keras semua elemen akhirnya dapat
tercipta kemandirian belajar pada diri siswa. Seperti tidak mudah bergantung
pada orang lain, tidak mencontek saat ujian, dapat menyelesaikan tugas
sendiri dengan sangat baik, dan masih banyak lagi yang lainnya. 16
Dengan demikian, sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro dapat dijadikan
sekolah percontohan untuk sekolah lainya dalam mengembangkan
kemandirian belajar siswa. SDI AL-Azhar 17 Bintaro memiliki visi
mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah, unggul dalam prestasi
dan penguasaan IPTEK. Ada segudang prestasi yang telah diraih oleh SDI
Al-Azhar 17 Bintaro. Tidaklah heran sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
mendapatkan predikat baik.17
Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dikaji dan
diteliti lebih lanjut dan mendalam bagaimana kemandirian belajar pada siswa
dapat terlaksana dan berkembang dengan baik. Kemandirian belajar siswa
menjadi tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan dalam meningkatkan
kualitasnya. Sehubung dengan hal tersebut, peneliti ingin meneliti salah
sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro sebagai sampel penelitian kemandirian
belajar. Penelitian yang akan dilakukan di SDI Al-Azhar 17 Bintaro dengan
judul : “Analisis Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik
di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Budaya mencontek masih menjadi tradisi di Indonesia menggambarkan
tidak adanya percaya diri pada kemampuan diri sendiri.
2. Sebanyak 280 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Gunung Madda,
Kota Sampang, Madura, bolos belajar secara beramai-ramai.
16 Catatan Lapangan 1, SDI Al-Azhar 17 Bintaro 17
Profil SDI Al-Azhar 17 Bintaro, (http://sdialazhar17.sch.id/), diunduh pada hari
Jum‟at, 26 Januari 2018 pukul 13.45 WIB.
Page 26
11
3. SDI Al-azhar 17 Bintaro menjadi percontohan dalam pengembangan
kemandirian belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, untuk memperoleh fokus penelitian ini
maka dibatasi pada masalah: SDI Al-azhar 17 Bintaro menjadi percontohan
dalam pengembangan kemandirian belajar siswa.
Berdasarkan identifikasi masalah, untuk memperoleh fokus penelitian
ini maka dalam penelitian ini dibatasi pada
1. Subjek Penelitian:
Peserta didik kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro tahun ajaran 2018/2019.
2. Objek Penelitian:
Kemandirin belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas 2.
Kemandirian belajar siswa yang diteliti yaitu percaya diri, aktif dalam
belajar, disiplin dalam belajar dan tanggung jawab dalam belajar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan penelitian
tersebut, maka dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik
di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran
tematik di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro.
Adapun tujuan penelitian yang dirinci dalam beberapa pertanyaan
dasar adalah untuk : mengetahui kemandirian belajar siswa yang
berkembang dalam pembelajaran tematik di SDI Al-Azhar 17 Bintaro.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Page 27
12
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, membuktikan dan menguji
teori kemandirian belajar khususnya pada bidang keguruan sehingga
dapat memberikan sumbangan yang berharga pada perkembangan ilmu
keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi akademisi, dapat menjadi tambahan referensi guna
mempermudah akademisi atau pihak lain yang akan melakukan
penelitian, serta mengembangkan wacana pendidikan dalam
kehidupan nyata.
2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan informasi
bahwa menjadi seorang guru dan pendidik diperlukan banyak cara
agar dapat terlaksana kemandirian belajar pada diri siswa..
3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang bermanfaat untuk
mengetahui seperti apa kegiatan yang mencerminkan kemandirian
belajar siswa terimplementasi ketika terjun ke lapangan serta sebagai
wadah untuk mengembangkan pengetahuan.
4. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan
tentang seperti apa kemandirian belajar pada siswa
Page 28
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemandirian Belajar Siswa
1) Definisi kemandirian
Kemandirian merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki
oleh setiap individu. Dengan kemandirian, seseorang akan dapat
menjalankan kehidupannya dengan sebaik-baiknya. Kata dasar
kemandirian adalah “mandiri”. Pengertian mandiri menurut KBBI adalah
keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.1
Kemandirian identik dengan belajar untuk berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain. Kemandirian juga tidak dapat dipisahkan
dengan pendidikan, karena keduanya berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran yang saling mempengaruhi. 2
Desmita (Ade: 2016), menyebutkan kemandirian adalah kemampuan
untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri
secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan
malu dan keragu-raguan.3
Menurut Enung Fatimah (Ade: 2016) kemandirian adalah “keadaan
seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan
tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya”.4
Sedangkan menurut Herman Holstein (Miftaqul: 2016) menyatakan
“kemandirian selalu membantu proses belajar dengan mengaktifkan
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI), (https://www.kbbi.web.id/peran),
diunduh pada hari Sabtu, 15 Oktober 2018 pukul 20:46 WIB 2 Isnawati Nina dan Samian, Lok.cit h 130. 3 Suryani Bunandar, Ade Eny, Analisis Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Biologi di Kelas X MAS Al-Mustaqim Kubu Raya, Skripsi Universitas Muhamadiyah Pontianak,
2016, (http://repository.unmuhpnk.ac.id//), diunduh pada hari Kamis, tanggal 4 Oktober 2018,
Pukul 11:18 WIB. 4 Ibid, h 8
Page 29
14
pengetahuan, pemantapan dan pengamanan yang telah dipelajari, maupun
memberikan motivasi sehubungan dengan kesediaan belajar”1
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kemandirian
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengerjakan
sesuatu dengan penuh tanggung jawab serta dapat mengatasi kesulitan diri
tanpa bantuan dari orang lain.
2) Definisi Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian.2
Long (Sumarmo: 1) memandang belajar sebagai proses kognitif
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan individu,
pengetahuan sebelumnya, sikap, pandangan individu, konten, dan cara
penyajian.3
Menurut Hilgard (Suyono: 2014) belajar adalah suatu proses di
mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap
suatu situasi.4
Sedangkan menurut Gagne (Suyono: 2014) bahwa belajar adalah
sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan
kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan
berbagai jenis kinerja.5
1 Alfatihah Miftaqul, Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar PAI
Siswa kelas III SDN Panularan Surakarta, Jurnal Penelitian Kemandirian Belajar Volume. 1, No.
2, Juli Desember 2016, h 200, (http://ejournal.iainsurakarta.ac.id//), diunduh pada hari
Minggu, tanggal 7 Oktober 2018, Pukul 4:11 WIB 2 Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT FRemaja
Rosdakarya, 2014), h 9 3 Sumarmo Utari, Kemandirian Belajar Apa Mengapa dan Bagaimana dikembangkan
Pada Peserta Didik, Makalah pada Tingkat Nasional FPMIPA UNY Yogyakarta, pada Tanggal 8,
Tahun 2004, (http://Scholar.google.co.id/), diunduh pada hari MInggu, Tanggal 8 Oktober 2018,
Pukul 13:32 WIB. 4 Suyono dan Hariyanto, Lok cit. h 12
5 Ibid
Page 30
15
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bawha belajar
merupakan usaha sadar untuk mencapai tujuan belajar, tujuan belajar
yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam hal ranah kognitif,
afektif, dan psikokomorik
3) Definisi Kemandirian Belajar
Pembahasan istilah kemandirian belajar berhubungan dengan
beberapa istilah lain di antaranya self regulated learning, self regulated
thinking, self directed learning, self efficacy, dan self-esteem.6
Kemandirian belajar perlu ditanamkan kepada siswa agar mereka
mampu bertanggung jawab dan mendisiplinkan diri sendiri dalam
mengembangkan kemampuan belajar dan bakat yang dimilikinya.
Kemandirian belajar adalah aktivitas kesadaran siswa untuk ingin
belajar tanpa paksaan dari lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan
pertanggungjawaban sebagai seorang pelajar dalam menghadapi
kesulitan belajar7
Corno dan Mandinah (Sumarno: 1) mendefinisikan kemandirian
belajar sebagai upaya memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif
dalam suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses
pendalaman yang bersangkutan8
Stephen Brookfield (Ade: 2016) mengemukakan bahwa
kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri
sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya.9
Menurut Moore (Thoken: 2) kemandirian belajar peserta didik
adalah sejauh mana dalam proses pembelajaran itu siswa dapat ikut
6 Sumarmo Utari, Loc.cit 7 Alfatihah Miftaqul, h 199 8 Sumarno, Ibid
9 Suryani Bunandar, Ade Eny, h 11
Page 31
16
menentukan tujuan, bahan dan pengalaman belajar, serta evaluasi
pembelajarannya10
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (Ade: 2016)
Kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri
kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki11
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa Kemandirian
belajar merupakan usaha siswa mencapai tujuan belajar dengan penuh
tanggung jawab tanpa mengantungkan dirinya kepada orang lain
B. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari
kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan
belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri. Untuk mengetahui
apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar maka perlu diketahui
ciri-ciri kemandirian belajar.
Menurut Chabib Thoha, (Prayuda: 2014) ciri-ciri kemandirian belajar
adalah sebagai berikut:
1. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
2. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
3. Tidak lari atau menghindari masalah.
4. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.
5. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan
orang lain.
6. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
7. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
8. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri12
10 Thoken Florensius, Asrori dan Purwati, Analisis Kemandirian Belajar Siswa Kelas X
SMA Kemala Bhayangkari Sungai Raya, Jurnal Kemandirian Belajar Program Studi Bimbingan dan
Konseling FKIP Untan Pontianak, (http://Scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+kemandirian+belajar&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart)
, Diunduh pada Hari Senin, Tanggal 8 Oktober 2018, Pukul 1:40 WIB 11 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit
Page 32
17
Adapun indikator kemandirian belajar menurut Mudjiman (Isnawati:
131) terdiri dari:
1) Percaya diri
Menurut Hakim (dalam Ade: 2016) terdapat beberapa ciri-ciri
tertentu dari orang-orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,
yaitu:
1. Bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu.
2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
3. Mampu menetralisai ketegangan yang muncul didalam berbagai
situasi.
4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya.
6. Memiliki kecerdasan yang cukup.
7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
8. Memiliki keterampilan dan keahlian yang menunjang
kehidupannya, misalnya keterampilan berbahasa asing.
9. Memiliki kemampuan bersosialisasi.
10. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
11. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi
kuat dan tahan didalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
12. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah,
misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam menghadapi
persoalan hidup.13
Rasa percaya diri erat kaitannya dengan konsep diri, maka jika
seseorang memiliki konsep diri yang negatif terhadap dirinya, maka
12
Prayuda reza, Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasl Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA, Artikel Penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014,
(http://jurnal.untan.ac.id//), diunduh pada hari Kamis, Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 11.13 WIB. 13 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit h 15
Page 33
18
akan menyebabkan seseorang tersebut memilki rasa tidak percaya
terhadap dirinya sendiri. Rasa percaya diri yang rendah akan berakibat
pada tindakan yang tidak efektif. Tindakan yang tidak efektif tentu akan
memberikan hasil yang jelek. Hasil yang jelek akan semakin
membenarkan bahwa diri tidak memiliki kompetensi dan akan berakibat
pada rasa percaya diri yang semakin rendah.14
2) Aktif dalam belajar
Dalam proses pembelajaran haruslah mengikutsertakan para
siswanya secara aktif. Jangan sampai hanya didominasi oleh guru saja.
Menurut suryo subroto aktif dalam belajar bila terdapat ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.
b. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.
c. Mencobakan sendiri konsep-konsep
d. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya.15
3) Disiplin dalam belajar
Disiplin siswa dapat diamati dari tingkah laku yang muncul selam
proses pembelajaran berlangsung. Disiplin siswa pada proses
pembelajaran dapat diamati berdasarkan lima aspek yaitu:
e. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
f. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
g. Komitmen yang tinggi terhadap tugas.
h. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya
i. Kemampuan memimpin16
4) Tanggungjawab dalam belajar17
Menurut Zimmerer (Ade: 2016) mengungkapkan ciri-ciri orang yang
memiliki sifat tanggung jawab sebagai berikut:
14 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit h 16 15 Suryo subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rhineka Cipta),
(http://www.buatskripsi.com/2011/02/ciri-siswa-aktif-pembelajaran.html?m=1), Diunduh pada
hari Rabu, 10 Oktober 2015, pukul 00.46 WIB. 16
Suryani Bunandar, Ade Eny, Op.cit 17 Isnawati Nina, dan Samian, h 131
Page 34
19
a. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
b. Mau bertanggung jawab.
c. Energik.
d. Berorientasi ke masa depan.
e. Kemampuan memimpin.
f. Mau belajar dari kegagalan.
g. Yakin pada dirinya.
h. Obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi.18
Menurut Robert Ronger (Hidayati dan Listyani: 4), seseorang
dikatakan mandiri jika:
(1) Dapat bekerja sendiri secara fisik.
(2) Dapat berpikir sendiri.
(3) Dapat menyusun ekspresi atau gagasan yang dimengerti orang lain.
(4) Kegiatan yang dilakukan disahkan sendiri secara emosional.19
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri
kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah
menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung
jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain.
Dengan demikian, sebagai rujukan peneliti maka ciri-ciri kemandirian
belajar yaitu; percaya diri, aktif dalam belajar, disiplin dalam belajar, dan
tanggungjawab dalam belajar.
C. Faktor-faktor Kemandirian Belajar
Menurut Hamalik, (Isnawati: 131) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kemandirian belajar antara lain:
1) Faktor Psikologi, seperti integensi, minat, motivasi.
18 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit 17 19 Hidayati Kana dan Listyati Endang, Improving Instruments Of Students Self-Regulated
Learning, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 14 (1). 2010, FMIPA UNY Mathematics
Education Department, (http://jurnal.untan.ac.id//), diunduh pada hari Sabtu, Tanggal 6 Oktober
2018, Pukul 11.14 WIB
Page 35
20
2) Faktor Fisiologis, seperti sakit, cacat tubuh.
3) Faktor lingkungan, seperti keluarga, suasana rumah, sekolah20
Selain itu, menurut Basri dalam Astuti (Rijal dan Bachtiar: 2015),
mengatakan bahwa kemandirian belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Faktor yang terdapat didalam dirinya sendiri (faktor endogen)
Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber
dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya
sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala
sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi
pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam
sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri
seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan
tubuhnya,
2) Faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen)
Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang
berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan.
Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun
positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam
bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian,
termasuk pula dalam hal kemandiriannya.21
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah dirinya sendiri (internal)
maupun dari luar dirinya sendiri (eksternal).
D. Proses Kemandirian Belajar
20 Isnawati Nina dan Samian, Op.Cit 131 21 Rijal Syamsu dan Bachtiar Suhaedir, Hubungan Antara Sikap, Kemandirian Belajar,
dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa, Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 2
Desember 2015 ISSN: 2338-6630, hal 18, (http://journal.uad.ac.id/), diunduh Pada Hari Kamis,
Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 11.15 WIB.
Page 36
21
Menurut Enung Fatimah (Ade: 2016) kemandirian belajar dapat
dikembangkan melalui latihan-latihan yang dilakukan secara terus menerus dan
dilakukan sejak dini, latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanp
bantuan dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan
kemampuan anak. 22
Menurut Bandura (Hidayati: 5) menyarankan tiga langkah dalam
melaksanakan Kemandirian Belajar (self regulated learning) yaitu:
1. Mengamati dan mengawasi diri sendiri.
2. Membandingkan posisi diri dengan standar tertentu.
3. Memberikan respons sendiri yang meliputi respons positif dan respons
negatif23
Elaine B. Johnson (Ade: 2016) menyatakan bahwa proses belajar mandiri
adalah suatu metode yang melibatkan siswa dalam tindakan-tindakan yang
meliputi beberapa langkah dan menghasilkan. Secara umum, proses yang harus
diikuti siswa yang mandiri mengikuti siklus “Rencanakan, Kerjakan, Pelajari,
Lakukan Tindakan”.24
Adapun proses dalam belajar mandiri sebagai berikut:
1) Siswa mandiri menetapkan tujuan. Siswa memilih, atau berpartisipasi dalam
memilih, untuk bekerja demi sebuah tujuan penting, baik yang tampak
maupun tidak, yang bermakna bagi dirinya atau orang lain. Tujuan bukanlah
akhir dari segalanya. Tujuan itu akan memberi kesempatan untuk
menerapkan keahlian personal dan akademik kedalam kehidupan sehari-hari.
Saat siswa mencapai sebuah tujuan yang berarti dalam kehidupan sehari-
hari, proses tersebut membantu mereka mencapai standar akademik yang
tinggi.
2) Siswa mandiri membuat rencana. Siswa menetapkan langkah-langkah untuk
mencapai tujuan mereka. Merencanakan disini meliputi melihat jauh
kedepan dan memutuskan bagaimana cara untuk berhasil. Rencana yang
22 Suryani Bunandar, Ade Eny, Op.Cit 19 23
Hidayati Kana dan Listyati Endang, Op.cit h 5 24 Suryani Bundar, Ade Eny, Lok.cit 19
Page 37
22
diputuskan 20 siswa bergantung pada apakah mereka ingin menyelesaikan
masalah, menentukan persoalan, atau menciptakan suatu proyek.
3) Siswa mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri. Dari semula,
siswa tidak hanya menyadari tujuan mereka, tetapi juga menyadari akan
keahlian akademik yang harus mereka kembangkan serta kecakapan yang
mereka peroleh dalam proses belajar mandiri. Selama proses tersebut, siswa
terus-menerus mengevaluasi seberapa baik rencananya berjalan. Mereka
memperbaiki kesalahan dan membuat berbagai perubahan yang perlu.
Sebagai tambahan, mereka berkaca pada pola belajar mereka sendiri.
4) Siswa mandiri membuahkan hasil akhir. Siswa mendapatkan suatu hasil
yang bermakna bagi mereka. Hasilnya memuaskan tujuan yang nyata dan
memiliki arti bagi setiap pengalaman siswa, juga yang berarti bagi
kehidupan para siswa tersebut baik dalam keluarga, sekolah, kelompok,
maupun masyarakat.
5) Siswa yang mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik.
Para siswa menunjukkan kecakapan terutama dalam tugas-tugas yang
mandiri dan autentik. Dengan menggunakan standar nilai dan petunjuk
penilaian untuk menilai portofolio, jurnal, presentasi, dan penampilan siswa,
guru dapat memperkirakan tingkat pencapaian akademik mereka. Guru
memperkirakan seberapa banyak pengetahuan akademik yang diperoleh
siswa, dan apa yang mampu mereka lakukan. Penilaian autentik
menunjukkan pada guru sedalam apakah proses belajar yang diperoleh siswa
dari belajar mandiri tersebut.25
E. Upaya Pengembangan Kemandirian Belajar Siswa
Dalam konteks kemandirian belajar siswa, salah satu upaya guru adalah
menumbuhkan kemandirian. Kemandirian adalah kecakapan yang berkembang
sepanjang rentang kehidupan individu.
Pengembangan kemandirian peserta didik meliputi hal-hal berikut ini:
1. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis.
25 Suryani Bunandar, Ade Eny, Ibid h 20
Page 38
23
2. Mendorong individu berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
3. Memberi kebebasan kepada individu untuk mengeksplorasi lingkungan.
4. Penerimaan positif tidak membeda-bedakan individu yang satu dengan yang
lainnya.
5. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan individu.26
Menurut Rafika, dkk menjelaskan upaya guru untuk mengembangkan
kemandirian siswa adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan ketertarikan siswa dengan yang diajarkan sehingga
membantu siswa dalam kegiatan belajar.
2) Memberi motivasi dalam kegiatan belajar, siswa didorong oleh motif untuk
menguasai sesuatu kompetensi yang diharapkan sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
3) Membuat perencanaan mata pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi
dengan yang diajarkan27
Menurut Lipton dan Hubble (Mina: 2017) Dalam menumbuh
kembangkan kemandirian belajar siswa yang harus dilakukan adalah sebagai
beikut:
a. Mampu mengoptimalkan kecerdasan baca-tulis.
b. Membangun lingkungan belajar.
c. Mengevaluasikan perkembangan siswa dalam proses pembelajran.28
Kemandirian belajar yang rendah menunjukkan tanggung jawab dan minat
belajar seorang siswa yang kurang baik. Kunci agar kemandirian belajar siswa
terbentuk yaitu motivasi yang tinggi dalam diri siswa. Dalam upaya
pengembangan kemandirian belajar siswa dibutuhkan kerja keras dan kerja sama
26
Suhada Idad, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal), (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2016), h 133 27 Rafika Israwati dan Bachtiar, Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar
Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 115-123, Februari 2017, (http://media.neliti.com/), diunduh
pada hari Kamis, Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 21:27 WIB. 28 Mina Wihil Israwati dan Vitoria Linda, Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa Melalui Lesson Study di Kelas V SD Negeri Lampageu Aceh Besar, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1 Februari 2017, h 186,
(http://media.neliti.com/), diunduh pada hari Rabu, Tanggal 3 Oktober 2018, Pukul 23:07 WIB
Page 39
24
yang baik antar berbagai elemen, sehingga sikap mandiri seperti percaya diri, aktif
dalam belajar, disiplin dan bertanggung jawab dapat terbentuk dengan baik.
Dengan demikian, kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat dan
mendapatkan pengakuan yang cukup baik, sehingga merubah posisi dan peringkat
Indonesia di kacamata dunia.
B. Pembelajaran Tematik
1. Definisi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang didasarkan pada
sebuah tema sentral sebagai pengkait beberapa mata pelajaran yang
diajarkan atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengkaitkan beberapa
mata pelajaran dalam satu payung tema.29
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial.30
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.31
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran dalam satu tema sehingga menjadi pembelajaran
bermakna.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
29
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 6. 30
Puspita Hendra Jati, Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Pada Kelas VB SD
Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016, h 886,
(http://journal.student.uny.ac.id), diunduh pada hari senin, tanggal 30 September 2018, Pukul 22.13 WIB 31
Indriani Fitri, Kompetensi Pedagogik mahasiswa dalam Mengelola Pembelajaran
Tematik Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta, Jurnal
Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015 : 87 – 94, h 88,
(http://journals.ums.ac.id), diunduh pada hari Senin, Tanggal 30 September 2018, Pukul 22.12
WIB.
Page 40
25
Menurut Karli dan Yuliaritiningsih pembelajaran tematik
mempunyai ciri:
a. Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat tema dikaji dari beberapa
sudut mata pelajaran sekaligus untuk memahami fenomena dari segala
sisi.
b. Bermakna, keterkaitan antara konsep membuat siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-
masalah nyata di dalam kehidupannya.
c. Aktif, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui aktifitas
inkuiri dan discoveri.32
Secara singkat pembelajaran tematik memiliki ciri khas yaitu
holistik, bermakna dan aktif.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Untuk dapat menerapkan pembelajaran tematik di jenjang sekolah
dasar, beberapa hal yang perlu diterapkan oleh guru adalah sebagai
berikut:
a. Memilih tema yang dapat disesuaikan
Tema yang akan dipilih terdapat dalam dokumen kurikulum
2013 bagi sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 ini. Guru
dapat melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih
dahulu. Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi
daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya.
b. Melakukan analisis SKL, KI, KD, membuat indikator
Membaca semua SKL, KI dan KD dari semua mata pelajaran,
karena meskipun semua indikator sudah tersedia, guru dapat
menambahkan indikator yang sesuai dengan tema yang sudah
dipilihnya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
c. Melakukan pemetaan KD, indikator dengan tema
32 Yanti, Herlianti, Op.Cit., h. 7-8
Page 41
26
Setelah indikator selesai dibuat, kemudian guru melakukan
pemetaan terhadap kompetensi dasar dan indikator yang berkaitan
dengan tema yang sudah dipilih dan memasukkannya ke dalam format
agar lebih memudahkan dalam penyajian pembelajaran dan pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
d. Membuat jaringan KD
Setelah dilakukan pemetaan KD, Indikator dengan tema dalam
satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan
Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam
format jaringan KD dan Indikator.
e. Menyusun silabus tematik terpadu
Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk
memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema
sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.49
Guru harus paham dalam menerapkan langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembelajaran tematik agar kegiatan belajar mengajar di
sekolah dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.
4. Manfaat Pembelajaran Tematik
Manfaat Pembelajaran Tematik tidak hanya dirasakan oleh siwa
tetapi guru pun akan merasakan manfaat dari pembelajaran tematik.
Diantara manfaat pembelajaran tematik tersebut adalah33
1. Peningkatan pemahaman konseptual siswa terhadap realitas yang
ada.
2. Pengaktifan proses mental siswa.
3. Pemenuhan terhadap kebutuhan dan keingintahuan anak.
4. Peningkatan kemampuan berfikir siswa.
5. Peningkatan relasi sosial antar siswa.
49
Firdaus Muqarrobin, “Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Guru dalam Pembelajaran
Tematik Integratif”, (https://www.eurekapendidikan.com/2015/04/Langkah-langkah-yang-Perlu-
Dilakukan-Guru-dalam-Pembelajaran-Tematik-Integratif.html), diunduh pada hari Rabu, 31
Januari 2018 pukul 03.49 WIB. 33 Ibid., h. 11.
Page 42
27
6. Peningkatan profesionalisme guru.
7. Penghematan waktu, tenaga dan biaya pembelajaran.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini disebut juga sebagai tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan paparan tentang penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan. Dengan tinjauan pustaka ini penelitian
seseorang dapat diketahui keasliannya dengan cara mempertegas perbedaan
dan persamaan di antara masing-masing judul dan masalah yang akan dibahas
oleh penulis.
Sepanjang penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa tulisan yang
berkaitan dengan skripsi yang penulis tulis yang pertama adalah milik Wihil
Mina, Israwati, dan Vitoria. Penelitian ini berjudul “Upaya Peningkatan
Kemandirian Belajar Siswa Melalui Lesson Study di Kelas kelas V SD Negeri
Lampageu Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Lampageu Aceh Besar, sebanyak 15 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki
dan 9 siswa perempuan. Jenis penelitian ini deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi
aktifitas siswa dan wawancara guru. Teknik pengumpulan data menggunakan
statistic sederhana untuk melihat atau mencari nilai rata-rata jawaban
responden. Berdasarkan hasil analisis data observasi belajar siswa
memperoleh nilai rata-rata pada pertemuan pertama sebanyak 2,896, kedua
3,413, dan ketiga sebanyak 3,6928. Analisis nilai rata-rata sudah ada
peningkatan kemandirian belajar siswa pada setiap pertemuan. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa siswa senang dan sangat bersemangat
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri Lampageu Aceh Besar sangat
antusias dan bersemangat, sehingga interaksi proses belajar mengajar dapat
berlangsung seperti yang diharapkan. Penelitian ini memiliki kesamaan
mengenai keamandirian belajar siswa, yang membedakan pada penelitian ini
melalui Lesson Study sedangkan penulis melalui pembelajaran tematik.
Page 43
28
Penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Rafika, Israwati, dan
Bakhir. Penelitian yang dilakukan dengan judul ”Upaya Guru dalam
Menumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh”.
Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya guru dalam
menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh dan
kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan
wawancara. Teknik observasi dilakukan kepada siswa untuk melihat
kemandirian belajar siswa di kelas tinggi yang berjumlah 18 siswa yang
dipilih secara random dan teknik wawancara dilakukan kepada 9 orang guru
kelas yang mengajar di kelas tinggi. Selanjutnya seluruh data diolah dengan
tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, model data (data display),
penarikan/verifikasi kesimpulan dan persentase. Simpulan penelitian ini
adalah guru di SD Negeri 22 Banda Aceh telah maksimal dalam
menumbuhkan kemandirian belajar siswa yang dilakukan dalam memotivasi
dan membuat perencanaan mata pelajaran. Disamping itu siswa di SD Negeri
22 Banda Aceh termasuk kategori baik dalam kemandirian belajar.
Lalu penelitian sejenis yang terakhir dilakukan oleh Suid, dkk.
Penelitian dengan judul “ Analisis Kemandirian Siswa dalam Proses
Pembelajaran di Kelas III sekolah dasar negeri 1 Banda Aceh . Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kemandirian siswa dalam proses
pembelajaran di kelas III sekolah dasar negeri 1 Banda Aceh. Pendekatan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif.
Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 Banda Aceh berjumlah 28
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Data teknik
analisis melalui reduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Itu
hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian siswa terdiri dari
kepercayaan diri, wiraswasta, dihormati waktu, bersaing untuk maju,
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan untuk membuatnya keputusan.
Kemerdekaan yang berada dalam kategori baik adalah percaya diri, mampu
Page 44
29
bekerja sendiri, menghargai waktu, memiliki keinginan untuk bersaing untuk
maju. Sedangkan kategorinya adalah cukup baik adalah sebagai berikut
bertanggung jawab dan mengambil keputusan. Dalam menumbuhkan sikap
guru kemandirian siswa harus mampu meningkatkan semua aspek sikap
independensi, terutama pada sikap bertanggung jawab dan mengambil
keputusan. Itu pengembangan kemandirian pada siswa dapat dilakukan
dengan mengembangkan demokrasi proses belajar mengajar, mendorong
anak-anak untuk secara aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
memberikan anak-anak kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan,
mendorong siswa keingintahuan, tidak membedakan satu anak dengan yang
lain, hubungan yang baik dan intim dengan anak-anak.
5. Kerangka Berpikir
Pada jalur pendidikan formal terdapat kurikulum yang digunakan
sebagai pedoman pendidikan. Saat ini di Indonesia kurikulum yang berlaku
sebagai pedoman adalah kurikulum 2013. Proses pembelajaran kurikulum
2013 adalah dengan menggunakan tematik.
Pembelajaran tematik memiliki 3 aspek dalam penilaiannya yaitu
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Secara pelaksanaanya, pembelajaran
tematik diarahkan agar kemandirian belajar siswa terbentuk sehingga
membawa perubahan yang positif terhadap intelektualitas siswa. Dengan
demikian kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat. Kemandirian
belajar yang dapat terlaksana dalam pembelajaran tematik yaitu; percaya diri,
aktif dalam belajar, disiplin dalam belajar dan tanggungjawab dalam belajar.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA
Meningkatkan
KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Page 45
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDI Al-Azhar 17
Bintaro, Jl. Bonjol No. 9 Pondok Karya, Banten. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester ganjil terhitung sejak tanggal 12 November sampai dengan 5
Desember 2018.
Agar penelitian ini sesuai dengan target yang ditetapkan, maka peneliti
membuat jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Agust
2018
Sept
2018
Okt
2018
Nov
2018
Des
2018
1.
Penyusunan proposal dan
instrumen penelitian X
2. Diskusi proposal X
3. Revisi proposal X
4. Memasuki lapangan X X
5. Pengumpulan data
penelitian X
6. Pengolahan data
penelitian X
7. Analisis dan pembahasan
data X
8. Penyusunan bab IV dan
V X
9. Kelengkapan lampiran-
lampiran X
Page 46
31
B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) SDI Al-
Azhar 17 Bintaro yang beralamat di Jl. Bonjol no. 9, Pondok Karya,
Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini menggambarkan
kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-
Azhar 17 Bintaro.
Nama pendidik dan tenaga kependidikan di SDI Al-Azhar 17 Bintaro
adalah Sebagai Berikut:
1. Nani Ariyani, M.Pd. : Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro.
2. Retno Fitriasih, S.Si. : Wakil Kepala Sekolah
3. Enung Nuraeni, M.Pd. : Wakil Kepala Sekolah
4. Pretiwi HS, S.Pd : Guru kelas II Makkah
5. Dahwani, S.Pd.I. : Guru kelas II Makkah
6. Siti jaenab. S.Pd.I : Guru kelas II Makkah
7. Fitri Riyani, S.Pd : Guru Kelas II Madinah
8. Ika Apriliati, S.Pd. : Guru Kelas II Mina
9. Naida Fitri Aryani, S.Pd. : Guru Kelas II Mina
10. Ema Halimah, S.Pd.l : Guru Kelas II Arafah
11. Dian Kautsari, S.Pd. : Guru Kelas II Arafah
12. Lilih Kholidah, M.Pd : Guru Science Kelas II
13. Abdul Mutholib, S.Ag. : Guru PAI dan Al-Qur‟an kelas II
14. Eko Webriantoro, S.Pd. : Guru PJOK kelas II
15. AStianingsih, S.Pd. : Guru Bahasa Inggris kelas II
Page 47
32
16. Eko Sujatmoko, S.Pd : Guru Musik kelas II
17. Sisha Ristia K, S.Psi. :Guru Bimbingan Konseling (BK) kelas II
18. Ratu Nur Faizah, M.Pd. : Library/PSB (Pusat Sumber Belajar)
Peserta didik kelas 2 SDI AL-Azhar 17 Bintaro adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Peserta Didik MIN 2
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1. II Makkah 17 17 34
2. II Madinah 16 17 33
5. II MIna 15 18 33
6. II Arafah 15 18 33
Jumlah Keseluruhan 63 70 133
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode dengan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif. Alasan digunakannya jenis penelitian ini
adalah karena peneliti ingin mengetahui dan memberikan gambaran secara
jelas, detail dan konkrit kemandirian belajar siswa pada pembelajaran tematik
kelas 2 berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Menurut Muri pendekatan kualitatif merupakan suatu strategi inquiry
yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetode,
bersifat alami dan holistic, mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa
cara, serta disajikan secara naratif.59
Bogdan dan Biklen mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
kehadiran peneliti sangat penting. Oleh karena penelitian kualitatif adalah
59
Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan. (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2014), Cet-1, h. 329.
Page 48
33
studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat tergantung pada kedudukan
peneliti.60
Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intesif, peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di
lapangan, dan membuat laporan penelitian ecara mendetail.61
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan studi kasus, karena sasaran dan kajiannya adalah
untuk menggambarkan dan menjelaskan kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran tematik kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Peneliti akan
menggali dan menganalisis kemandirian belajar siswa dengan landasan teori
yang telah dimiliki sehingga dapat berjalan dengan baik.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan atau terlibat dalam masalah tersebut.62
Dalam penelitian ini
digunakan teknik purposive sampling karena pengambilan sumber data dari
wakil kepala sekolah yang mengetahui keadaan para guru dan siswanya di
sekolah, serta guru kelas yang mengetahui keadaan siswa-siswinya di kelas,
sebab guru kelas sering berinteraksi langsung dengan siswa-siswinya
tersebut.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini
menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.
1. Observasi
60 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), Cet. 15, h. 24. 61 Ibid, h. 14.
62 Sugiyono, Op.Cit., h. 218-219.
Page 49
34
Menurut Sutrisno Hadi (1986), bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun, dari berbagai proses
biologis dan psikologis.63
Dalam observasi terkontrol. Peneliti/pengamat
menentukan dengan jelas dan secara eksplisit apa yang diamati.64
Peneliti melakukan observasi untuk melihat kejadian yang ada di
lapangan dan mendapatkan data dari informan. Observasi yang dilakukan
peneliti yaitu observasi partisipatif pasif, yaitu observasi yang dimana
peneliti datang ke tempat yang diobservasi namun tidak ikut terlibat
dalam kegiatan yang dilakukan oleh obervant.
Sedangkan dari segi instrumentasi, peneliti menggunakan observasi
terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang diamati, kapan, dan di mana tempatnya.
Peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan agar proses
observasi tetap fokus dan sesuai dengan tujuan utama peneliti yaitu
mendeskripsikan nilai-nilai karakter mandiri yang terlaksana dalam
pembelajaran tematik kelas 2 di SDI Al-Azhar 17 Bintaro.
Tabel 3.3
Kisi-kisi observasi siswa
No. Kegiatan Dimensi Indikator
1.
Mengamati
Kemandirian
Belajar Siswa
dalam
pembelajaran
tematik
Percaya diri
a. Bersikap tenang didalam
mengerjakan segala
sesuatu.
b. Mempunyai potensi dan
kemampuan yang
memadai.
c. Mampu menetralisasi
ketegangan yang muncul
63
Ibid, h 145 64 Muri Yusuf, op.cit., h. 388
Page 50
35
didalam berbagai situasi.
d. Mampu menyesuaikan
diri dan berkomunikasi di
berbagai situasi.
e. Memiliki kecerdasan yang
cukup.
f. Memiliki keterampilan
dan keahlian, misalnya
keterampilan berbahasa
asing.
g. Memiliki kemampuan
bersosialisasi.
h. Selalu bereaksi positif
didalam menghadapi
berbagai masalah,
Aktif dalam
belajar
a. Siswa membuat sesuatu
untuk memahami materi
pelajaran.
b. Pengetahuan dipelajari,
dialami, dan ditemukan
oleh siswa.
c. Siswa mencoba sendiri
konsep-konsep.
d. Siswa berani
menyampaikan
pendapatnya
e. Siswa
mengkomunikasikan hasil
pikirannya
Disiplin dalam a. Bertanggung jawab
Page 51
36
belajar terhadap tugas piket yang
diberikan.
b. Semangat dan antusias
dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Mengatasi kesulitan yang
timbul pada dirinya
d. Kemampuan memimpin
Tanggungjaw
ab dalam
belajar
a. Memiliki komitmen yang
tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
b. Mau bertanggung jawab
(menyelesaikan tugas).
c. Mau belajar dari
kegagalan.
d. Yakin pada kemampuan
dirinya.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.65
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam
pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan
wawancara jenis jenis semiterstruktur. Hal ini dikarenakan jenis wawancara
ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
65 Sugiyono, Op.cit., h. 231.
Page 52
37
Wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, di mana pihak peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman
wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide dari responden.66
Sugiyono (2013: 316) mengatakan bahwa wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
dengan orang-orang yang ada di dalamnya.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semiterstruktur agar subjek penelitian lebih terbuka dalam
memberikan data. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk
memperoleh data tentang kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran
tematik di kelas 2 serta hal-hal lain mengenai perencanaan hingga
pelaksanaan dalam pembelajaran tematik di kelas 2 sesuai hasil observasi di
SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Wawancara dilakukan dengan guru kelas 2 di SDI
Al-Azhar 17 Bintaro.
Sebelum mengumpulkan data di lapangan dengan metode wawancara,
peneliti menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman di lapangan agar
proses wawancara tetap fokus sehingga sesuai dengan tujuan utama peneliti
yaitu mendeskripsikan kegiatan dan sikap siswa yang menunjukan
kemandirian belajar dalam pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-Azhar 17
Bintaro. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan fleksibel, sementara
itu pedoman wawancara hanya digunakan sebagai acuan.
Untuk membuat pedoman wawancara dengan guru kelas 2, peneliti
mengembangkan kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut
66 Ibid., h. 232.
Page 53
38
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Wawancara
No Sumber
data Indikator
Pertanyaan
1.
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Kesiswaan
1. Definisi Kemandirian
Belajar Siswa
2. Gambaran
kemandirian siswa
SDI Al-Azhar 17
Bintaro.
3. Sikap Kemandirian
belajar yang
dikembangkan
4. Upaya Pembentukkan
Kemandirian Belajar
Siswa
5. Pengaruh
pengimplementasian
tematik terhadap
kemandirian belajar
siswa
6. Faktor pendukung
dan penghambat
kemandirian belajar
siswa
1. Menurut bapak, apa yang
dimaksud dengan kemandirian
belajar?
2. Secara umum, bagaimana
kemandirian belajar siswa SDI
Al-Azhar 17 Bintaro?
3. Sikap kemandirian apa saja
yang dikembangkan di SDI Al-
Azhar 17 Bintaro? Mengapa
sikap tersebut perlu
dikembangkan?
4. Upaya apa yang dilakukan
dalam membentuk kemandirian
belajar siswa tersebut?
5. Bagaimana
pengimplementasian Tematik
al-azhar dalam
mengembangkan kemandirian
belajar siswa?
6. Faktor apa yang menjadi
pendukung dan penghambat
dalam mengembangkan sikap
kemandirian belajar tersebut?
2. Guru
Kelas
1. Pemahaman guru
kelas tentang
kemandirian belajar
1. Bagaimana pendapat ibu
mengenai definisi kemandirian
belajar?
Page 54
39
2. Nilai kemandirian
belajar yang
dikembangkan di
kelas 2 MI Nurul
Iman Kota Tangerang
Selatan
3. Sikap-sikap siswa
dalam pembelajaran
4. Perencanaan
pembelajaran tematik
5. Hambatan atau
kendala guru kelas
dalam menciptakan
kemandirian belajar
2. Bagaimana kepercayaan diri
siswa pada saat mengikuti
proses pembelajaran?
3. Bagaimana keaktifan siswa
pada saat mengikuti proses
pembelajaran?
4. Bagaimana disiplin siswa pada
saat mengikuti proses
pembelajaran?
5. Bagaimana tanggung jawab
siswa pada saat mengikuti
proses pembelajaran?
6. Nilai kemandirian apa saja
yang ibu kembangkan di kelas
2?
7. Bagaimana cara ibu
mengembangkan kemandirian
tersebut?
8. Bagaimana sikap siswa ketika
nilai kemandirian ibu terapkan
saat proses pembelajaran?
9. Faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambat
ibu dalam membentuk
kemandirian belajar siswa?
10. Apakah ibu memberikan
apresiasi ketika nilai
kemandirian belajar tersebut
tercipta?
11. Bagaimana upaya guru untuk
meningkatkan kemandirian
Page 55
40
belajar siswa?
12. Seperti apa pembelajaran
tematik di kelas 2 SDI Al-
Azhar 17 Bintaro?
13. Apakah melalui pembelajaran
tematik dapat membentuk
kemandirian belajar siswa di
dikelas 2?
14. Apa yang ibu lakukan dalam
merencanakan kegiatan
pembelajaran sebelum
diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar?
15. Apakah menyediakan seluruh
perangkat pembelajaran
sebelum pembelajaran dimulai
(seperti silabus, kurikulum,
RPP, bahan evaluasi, dan
penilaian)?
16. Kapan RPP dan Silabus dibuat?
17. Bagaimana ibu memberi
motivasi siswa dalam kegiatan
belajar agar siswa terus
semangat dan mau berusaha
untuk lebih baik dalam belajar
sehingga kemandirian tersebut
terbentuk?
18. Apakah siswa pernah
memunculkan ide-ide kreatif
mereka?
19. Bagaimana ibu mengatur dan
Page 56
41
menata tempat duduk?
Siswa kelas II
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
5. Apakah kamu senang
mengikuti pembelajaran
tematik?
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
7. Jika ada teman yang kesulitan
memahami pelajaran apakah
kamu membantunya?
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
Page 57
42
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013: 326) studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Menurut Uhar Suharsaputra (2014: 215) dokumen merupakan rekaman kejadian
masa lalu yang ditulis atau dicetak mereka dapat berupa catatan anekdot, surat,
buku harian, dan dokumen-dokumen.
Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dari dokumen-
dokumen yang dimiliki oleh guru kelas 2 yang berupa kurikulum sekolah,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan dokumen pendukung lainnya
dalam menganalisis kemandirian belajar siswa di sekolah. Peneliti juga
mengambil dokumentasi berupa foto di kelas berkaitan dengan kegiatan atau
sikap kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-
Azhar 17 Bintaro.
Tabel 3.5
Dokumen yang diperlukan
No. Dokumen yang Diperlukan Sumber Data
1. Profil Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan
2. RPP Guru tematik kelas 2
3. Jadwal Pelajaran Guru tematik kelas 2
Page 58
43
4. Angket atau kuisioner
Kuisioner atau angket dipakai untuk menyebut metode maupun instrument.
Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuisioner instrument yang
digunakan adalah angket atau kuisoner67 angket merupakan teknik pengumpulan
data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden68.
Angket kemandirian belajar yang digunakan peneliti untuk mendapatkan hasil
kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-Azhar
17 Bintaro sebagai berikut:
Lembar Kemandirian Belajar Siswa
Petunjuk Pengisian: Berikut ini daftar kemandirian belajar siswa. Berikan
penilaian dengan memberi keterangan pada kolom deskripsi berdasarkan
pengamatan yang dilakukan.
No Aspek yang diobservasi Ya Tidak
1. Saya tetap tenang menyelesaikan tugas, meski
teman-teman di kelas sudah selesai
2. Saya berusaha mengerjakan tugas sendiri
3. Saya memilih belajar dari pada bermain dikelas
4. Saya memanfaatkan perpustakaan untuk belajar
apabila guru belum masuk
5. Saya berani menjawab kembali, ketika jawaban
teman salah
6. Saya mengerti ketika guru menjelaskan dengan
menggunakan bahasa Inggris.
67 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suaru Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), cet-15, h 194 68
Pupuh Faturrahman, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.
177
Page 59
44
7. Saya tidak memilih-milih teman saat tugas
kelompok.
8. Ketika teman berbuat salah, saya berani untuk
membenarkannya.
9. Saya lebih senang belajar berkelompok menemukan
pengetahuan sendiri, dibandingkan hanya duduk
mendengarkan penjelasan guru
10. Saya berani maju ke depan untuk mengerjakan tugas
11. Saya memberikan pendapat saat pembelajaran
12. Saya selalu berusaha membuat kesimpulan dari
penjelasan guru
13. Saya menjalankan piket kelas dengan penuh
tanggung jawab
14. Saya menyiapkan buku pelajaran sendiri tanpa harus
disuruh
15. Saya memperhatikan penjelasan dari guru
16. Saya memiliki alat tulis lengkap untuk belajar di
kelas
17. Saya membaca buku pelajaran sendiri di kelas
apabila guru belum masuk
18. Setelah mengerjakan tugas selesai lebih awal, maka
saya mengerjakan tugas lainnya tanpa disuruh
19. Saya ikut menjaga kebersihan saat pelajaran
Page 60
45
20 Saya berani bertanya kepada guru tentang pelajaran
yang belum dimengerti
21. Saya dapat menjalankan semua aturan dan perintah
guru
22. Saya tidak bergurau saat mengerjakan tugas
23. Saya konsentrasi saat mengerjakan tugas
24. Saya terus mencoba jika saya belum berhasil
25. Saya tidak mencontek teman saat ujian
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan
teknik-teknik berikut:
1. Uji Kredibilitas
a. Memperpanjang Waktu Keikutsertaan Peneliti di Lapangan
Kesahihan dan keabsahan data sangat ditentukan oleh
komitmen, keikutsertaan, dan keterlibatan peneliti secara intens
dalam penelitia yang dilakukannya.69
Peneliti melakukan
pengamatan kepada peserta didik kelas II SDI AL-Azhar 17
Bintaro selama proses pembelajaran tematik di kelas untuk
mengetahui kemandirian belajar siswa.
b.Meningkatkan Ketekunan Pengamat
Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan atau
dalam menggunakan teknik lain dalam pengumpulan data
dilapangan akan menentukan pula keabsahan dan kesahihan data
69
Nusa Putra, dan Ninin Dwi Lestari, Penelitian Kualitatif PAUD, (Jakarta: PT RAJA
GRAFINDO, 2013), cet-13, h. 87
Page 61
46
yang terkumpul.70
Pada saat ini peneliti meningkatkan ketekunan
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran tematik di kelas.
c. Melakukan Triangulasi (Sesuai Aturan)
Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam
pengumpulan data untuk mendapatkan temuan dari interpretasi data
yang lebih akurat dan kredibel.71
Triangulasi dikenal sebagai cek
dan ricek yaitu pengecekan data menggunakan beragam sumber,
teknik, dan waktu.72
Peneliti menggunakan hasil wawancara sebagai
sumber data yang lai untuk memperkuat informasi. Peneliti multi
source (triangulasi dengan sumber yang banyak) untuk menguatkan
informasi yang didapat. Wawancara dilakukan dengan wakil kepala
sekolah SDI AL-Azhar 17 Bintaro dan wali kelas II SDI Al-Azhar
17 Bintaro.
d.Analisis Kasus Negatif
Peneliti menganalisis kemandirian belajar siswa setiap
pembelajaran tematik di kelas. Selama pembelajaran aktivitas siswa
dianlisis untuk mengetahui kemandirian belajar siswa kelas II SDI
Al-Azhar 17 Bintaro.
F. Analisis Data
Data penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai sumber dan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam. Setelah proses pengumpulan data
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.
Sugiyono (2013: 333) mendefinisikan analisis data sebagai berikut.
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
70 Ibid, h.394 71
Ibid, h.394 72 Ibid, h.395
Page 62
47
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Selanjutnya, Sugiyono juga menyebutkan analisis data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya dikembangkan pula hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2013: 333).
Miles and Huberman (Sugiyono, 2013: 334) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Sugiyono (2013: 336) menjelaskan bahwa mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Hal ini
perlu dilakukan karena semakin lama peneliti berada di lapangan, maka
akan semakin banyak, kompleks, dan rumit pula jumlah data yang
diperoleh.
Dalam mereduksi data, penelitian ini memfokuskan pada proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran tematik di
dalam kelas. Proses tersebut mulai dari pendahuluan hingga penutup.
Peneliti mengumpulkan data dan telah membuat kesimpulan, catatan atau
memo.
b. Data Display (Penyajian Data)
Miles and Huberman (Sugiyono, 2013: 339) mengemukakan bahwa
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Selanjutya disarankan,
dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
berupa grafik, matrik, network, dan chart.
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data tentang kemandirian
belajar dalam pembelajaran tematik dalam bentuk teks yang bersifat
Page 63
48
deskriptif. Peneliti mengumpulkan informasi kemudian peneliti
menganalisis data yang sudah didapatkan.
c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman (Sugiyono, 2013: 343) adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Pada saat melakukan reduksi data pada hakikatnya sudah
penarikan kesimpulan, dan pada waktu penarikan kesimpulan selalu
bersumber dari reduksi data dan display data. Peneliti melakukan
kesimpulan dengan melihat hasil reduksi dan menganalisis data yang
sudah didapat, kemudian peneliti melakukan kesimpulan kemandirian
belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas II SDI Al-Azhar 17
Bintaro.
Pada intinya, dalam penelitian ini peneliti melewati tahap analisis
sebagai berikut: pertama, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu
untuk mengumpulkan data, Kedua, peneliti melakukan penyebaran angket
kepada siswa dan diperkuat dengan wawancara kepada narasumber. Saat
wawancara peneliti akan metranskip terlebih dahulu hasil wawancara yang
telah didapatkan. Ketiga, peneliti mereduksi data dengan cara seleksi atau
mengkategorikan dari hasil wawancara yang diperoleh yang menurut
peneliti penting dan sesuai dengan tema yang peneliti angkat. Keempat,
peneliti akan menjelaskan hasil data yang telah direduksi dalam bentuk
narasi. Pada tahap terakhir, kelima, menarik kesimpulan dari jawaban
narasumber/data yang diperoleh peneliti untuk melihat dominan
kemandirian belajar siswa yang muncul sesuai dengan tema yang diangkat
oleh peneliti.
Page 64
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Azhar 17
Bintaro dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 13.15 WIB.
Pembelajaran tematik di SDI Al-Azhar 17 Bintaro mengacu kepada
kurikulum 2013. Selanjutnya oleh YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Al-
azhar kurikulum tersebut dikembangkan kembali. Salah satu
pengembangannya adalah membuat bahan ajar sendiri untuk
pembelajaran tematiknya. Berikut bentuk bahan ajar yang dikembangkan
oleh YPI Al-Azhar 17 Bintaro.
Gambar 4.1 Buku Tematik Kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di YPI Al-Azhar berlangsung
dari hari Senin sampai dengan Jumat. Kebijakan dari YPI Al-Azhar
adalah mengembangkan kembali dan membuat buku tematik sesuai
dengan KBM yang berlangsung di Al-azhar agar tujuan dan kompetensi
yang ditetapkan dapat tercapai.73
73
HS Pretiwi, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 15 November
2018, di ruang kelas II
Page 65
50
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik guru
menggunakan berbagai macam metode dan strategi agar KI dan KD
yang telah ditetapkan berjalan dengan baik dan tercapai dengan hasil
yang memuaskan. Pelaksanaan pembelajaran tematik dilaksanakan
sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat sehingga kegiatan pembelajaran tematik dapat berjalan
secara efisien.74
Di antara tema pembelajaran tematik yaitu tema 4 hidup bersih dan
sehat di tempat bermain. Pada awal pembelajaran guru selalu
menanyakan kepada siswa adakah kata yang belum dipahami dari hasil
bacaan siswa. Pada pembelajaran guru selalu menyamakan konsep
terlebih dahulu agar sesuai dengan tujuan yang akan di capai. Untuk
penyampaian materi pembelajaran mengikuti buku tematik yang siswa
miliki. Sebagian dari siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, bahkan di
antara siswa berani tampil di depan untuk menyampaikan pendapatnya.
Siswa sudah mengetahui setiap alur dan tugas yang harus dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, guru hanya
mendampingi dan fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran di
sekoah. Sedangkan pada akhir pembelajaran guru selalu meminta siswa
memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari.
Berikut data hasil penelitian sejak tanggal 15 November sampai
dengan 05 Desember 2018 peneliti melakukan catatan lapangan dengan
mencatat semua aktifitas peserta didik dan guru selama pembelajaran
tematik berlangsung.
Kamis, 15 November 2018. Guru menyiapkan pembelajaran
dengan doa dan shalawat nabi. Siswa yang bertugas pada hari ini yaitu
Reza untuk memipin tadarus bersama. Setelah itu, guru menanyakan
siapa yang tidak shalat?. Adli dan Amar mengacungkan tangannya,
74
HS Pretiwi, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 15 November
2018. di Ruang kelas II
Page 66
51
mereka berani mengakui kesalahannya yaitu tidak melaksanakan shalat.
Sebagai hukumannya, guru meminta mereka sujud sambil membaca doa
pengampunan kepada Allah Swt. Guru mulai mengabsen murid dengan
menggunakan bahasa inggris. Hari ini ada 4 siswa yang tidak hadir yaitu,
Denisya (i), Naema (i), Althaf (s) dan Hanna (s). Sebelum masuk materi
menyusun kata acak menjadi kalimat yang benar dan tepat, guru
melakukan review terlebih dahulu. Setelah itu, guru menggunakan
metode kartu, meminta setiap siswa bergabung sesuai kelompoknya
masing-masing. Tujuannya agar setiap siswa dapat bekerjasama dan
aktif dalam pembelajaran serta menyelesaikan sendiri persoalan yang
sedang di hadapi.75
Setiap meja sudah tersedia kartu yang diacak. Siswa
mulai bermain dengan asyik, semangat, dan kooperatif. Setelah
permainan selesai guru memberikan penguatan kepada siswa. Setelah
penguatan selesai, guru meminta siswa membuka buku hal 64 berisi soal
latihan menyusun kata acak menjadi sebuah kalimat yang benar. Siswa
mengerjakan dengan tertib di meja kelompok masing-masing. Setelah
selesai mengerjakan guru dan siswa membahas secara bersama-sama.
Seluruh siswa, terkecuali Tia dan Daffa, mengacungkan tangannya untuk
menjawab soal . Dengan demikian, guru mengambil kebijakan setiap
siswa menjawab satu soal. Setelah semuanya selesai, siswa dengan
mandiri merapihkan bukunya masing-masing. Dan yang bertugas piket
pada hari ini menyiapkan tikar untuk istirahat. Saat masing-masing siswa
sibuk merapihkan peralatan belajarnya, Keysha dengan mandiri dan
inisiatif sendiri merapihkan buku paket tematik keempat temannya yang
tidak masuk agar buku tematik temannya tidak hilang dan meja menjadi
rapih.76
Setelah semua selesai, guru mempersilahkan siswa untuk
istrahat. Waktu istirahat selesai, seluruh siswa masuk kembali ke dalam
kelas dan melanjutkan pembelajaran tematik. Setelah jam istirahat, para
75
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2018, di
Ruang kelas II 76
Keysha, Wawancara, Peserta didik kelas II, Pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2018,
di Ruang kelas II
Page 67
52
siswa melaksanakan ulangan harian tematik. Guru tetap memandu
membacakan soal sampai selesai agar tidak ada yang terlewatkan oleh
siswa77
, akan tetapi seluruh siswa tetap dengan mandiri mengerjakannya
tanpa menunggu aba-aba dari guru. Terkecuali dengan Tia dan Daffa.
Mereka berdua membutuhkan bimbingan dalam mengerjakannya. Secara
psikologis, Tia memiliki dunianya sendiri berbeda dengan siswa lainnya.
Sedangkan Daffa baru bisa membaca sehingga belum sepenuhnya
memahami makna dari sebuah kata.78
Senin, 19 November 2018. Pada hari ini, pembelajaran tematik
dimulai pukul 08.30 WIB. Disebabkan pada pukul 07-08.30 WIB sedang
diadakan acara maulid Nabi Muhammad SAW.79
Guru menertibkan
seluruh siswa dengan cara melakukan refleksi otak. Setelah siswa
merasa rileks dan nyaman guru mengadakan test penguatan materi
tematik. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib. tidak ada yang
mencontek saat mengerjakan test penguatan tematik. Terkecuali Tia dan
Daffa, mereka berdua tidak mengerjakan sibuk dengan dunianya sendiri.
Para siswa yang sudah selesai terlebih dahulu ada yang tidur-tiduran di
karpet seperti Adlan, Shanaz, Keysha, Ammar. Selain itu ada yang
berbincang-bincang dengan teman lainnya seperti Dennish, Arka,
Melvin, bahkan ada yang melamun seperti Tara, Nara, Alisya, Naema.
Mereka berbuat demikian untuk menunggu waktu beristirahat dari pada
mereka bercanda dan membuat kegaduhan.80
Akan tetapi untuk sejauh
ini tidak ada yang membuat kegaduhan. Setelah semua selesai
mengerjakan, dikarenakan waktu sudah menunjukkan jam istrahat, maka
Kenzi memimpin teman-temannya berdoa masuk kamar mandi dan doa
77 HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2018, di
Ruang kelas II 78 HS Pretiwi, Wawancara,Guru kelas II, Pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2018, di
Ruang kelas II 79
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Senin, Tanggal 19 Oktober 2018, di
Ruang kelas II 80
Dennish dkk, Wawancara, Peserta didik kelas II, Pada Hari Senin, Tanggal 19 Oktober
2018, di Ruang kelas II
Page 68
53
mau makan. Setelah itu yang piket pada hari ini mempersiapkan tikar
untuk makan di depan kelas.
Selasa, 20 November 2018. Guru mempersiapkan kelas seperti
biasa dengan membaca doa dan shalawat Nabi, bertadarus, dan
mengabsensi siswa dengan bahasa Inggris. Untuk memberikan
semangat, kondisi kelas tertib dan memberikan aura kesemangatan yang
positif kepada seluruh siswa, guru memberikan aba-aba “aku bisa”.81
Maka dengan serentak seluruh siswa langsung mengatakan “aku bisa,
aku hebat, aku luar biasa, Insya Allah” .. Seluruh siswa dengan sigap dan
mandiri menyiapkan peralatan belajar dan kembali duduk di karpet
dengan tertib. Guru menampilkan teks bacaan hidup sehat dan bersih di
tempat bermain. Dengan percaya diri, Bara menunjuk tangan untuk
membacakan teks tersebut. Bara ingin menunjukkan bahwa dirinya
sudah mahir membaca.82
Pada saat Bara membacakan teks, terdengar
suara gaduh Melvin yang ternyata sedang mengejek Tia. Guru
menyelesaikan permasalahan tersebut dan kelas kembali tertib. Setelah
selesai dibacakan, guru menanyakan adakah kata-kata yang belum
dipahami siswa. Tara, Shanaz, Arka, Ammar, dan Aiko mengacungkan
tangannya secara bergantian menanyakan kata yang mereka belum
pahami. Lalu Dennish mengacungkan tangganya untuk memberikan
pendapatnya mengenai makna atau arti dari kata yang teman-temannya
belum pahami. Setelah pembacaan teks tentang Hidup Bersih dan Sehat
di Tempat bermain, guru meminta siswa ke atas meja sesuai
kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi mengenai contoh nyata di
kehidupan mereka.
Guru menggunakan metode diskusi saat materi Hidup Bersih dan
Sehat di Tempat bermain. Siswa berdiskusi agar siswa dapat mandiri dan
menemukan sendiri materi yang akan dipelajari, guru hanya
81
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Oktober 2018, di
Ruang kelas II 82
Bara, Wawancara, Peserta Didik kelas II, Bintaro, Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Oktober
2018, di Ruang kelas II
Page 69
54
mengarahkan dan memperkuat sehingga siswa dapat dengan mudah
menyerap pengetahuan dan akan selalu mereka ingat.83
Saat seluruh siswa sedang asyik berdiskusi, Tia menghampiri guru
untuk membantunya mengambil buku tematik diloker tas yang berada di
luar kelas. Tia mengatakan bukunya hilang tidak ada di loker bukunya.
Awalnya ibu tiwi menolaknya agar Tia mencari sendiri, akan tetapi Tia
ngambek dan tidak mau mengikuti pembelajaran. Pada akhirnya guru
membantu Tia mencarikan buku tematiknya di Loker tas.
Setelah semua selesai berdiskusi, setiap kelompok maju
menyampaikan hasil diskusinya. Guru memberikan penguatan kembali
dan setelah semua selesai kenzi maju ke depan kelas untuk memimpin
doa pulang.
Kamis, 22 November 2018. Jam pertama anak-anak test Math
terlebih dahulu, selesai test. Dengan mandiri siswa langsung mengambil
buku tematiknya di atas meja. Saat pembelajaran baru dimulai, tiba-tiba
Bibis lari ke belakang, menuju kursi guru untuk mengambil tisu,
kemudian duduk dikursi. Sedangkan siswa lainya belajar di karpet.
Peneliti bertanya: Bibis ada apa? Ko tidak di karpet ikut
pembelajaran? Dengan tangan yang memegang tisu kedalam hidung
bibis berkata: Saya mimisan, bu. Kenapa tidak bilang ibu Tiwi, nak?
Tanya peneliti. Tidak, bu. Nanti juga akan berhenti. Biar ibu Tiwi
mengajarkan teman-teman saja, bu.84
Saat ibu Tiwi sedang mempersiapkan proyektor dan alat
pembelajaran lainnya, Randi, Zalika, Aimi, Alisha, Nara, Hana sibuk
83
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Bintaro, Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Oktober
2018, di Ruang kelas II 84
Bibis, Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 22 November
2018, di Ruang Kelas II.
Page 70
55
membaca buku dengan alas an sambil menunggu ibu Tiwi dari pada
bercanda dan ngbrol85
Setelah semua siap, pembelajarn dimulai. Guru nampilkan sebuah
gambar dan menanyakan maksud dari gambar tersebut. Dannish
langsung mengacungkan tangannya, dan menyampaikan pendapatnya
dengan penuh percaya diri. Kemudian disusul dengan Althaf, dan Gibran
menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan penjelasan mengenai
gambar tersebut. Setelah itu guru menampilkan sebuah teks, dengan
cepat Gibran, Dannish, Aimi, Adlan, Denisha mengacungkan tangannya
untuk membacakan teks tersebut. Guru mengambil kebijakan dengan
meminta mereka membaca teks tersebut secara bergantian. Setelah teks
selesai dibacakan, guru melontarkan pertanyaan apakah ada yang ingin
ditanyakan?. Kenzi, Gibran, Shanaz, mengajukan pertanyaan secara
bergantian. Guru menjelaskan dan semua memahaminya. Dannish lalu
mengacungkan tangannya, meminta ibu Tiwi memberikan kesempatan
untuk dirinya menyampaikan pendapatnya dari pertanyaan teman-
temannya.
Saat Danish sedang menyampaikan pendapatnya, Daffa bercanda
dengan Gibran. Akan tetapi Gibran tidak menanggapi. Dengan alas an
Danish sedang berbicara di depan, saya ingin mengetahuinya.86
Setelah Danish selesai menanggapi, Saladdin mengacungkan
tangannya memberikan pertanyaan baru, guru pun menjelaskannya.
Setelah semua memahami konsep yang sama dan memahami teks
tentang “Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat” guru
meminta siswa mengerjakan tugas secara mandiri di atas meja.
85 Randi, dkk, , Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 22
November 2018, di Ruang Kelas II. 86 Gibran , Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 22
November 2018, di Ruang Kelas II.
Page 71
56
Perintah guru segera dilaksanakan seluruh siswa, Gibran yang
terlihat sangat tertib dalam mengerjakan. Saat siswa lain mengerjakan
Melvin berbincang-bincang dengan Kenzi dan Bibis. Sedangkan Daffa
masih harus dibimbing oleh guru dikarenakan baru bisa membaca dan
belum sepenuhnya memahami makna kata. Dannish, Asha dan Reza
selesai terlebih dahulu. Mereka langsung mengerjakan tugas berikutnya
tanpa diminta oleh guru. Sedangkan Tia hanya bermain-main saja sibuk
dengan dunianya. Saat teman yang lain masih mengerjakan, Melvin tetap
bercanda, ia melempar-lempar mainan.
Tiba-tiba ada lego terlempar ke ibu Tiwi. Setelah dicari tahu,
ternyata itu lego punya Althaf, Melvin yang melemparnya dengan
maksud ingin memberikan kepda Althaf. Akhirnya Althaf dan Melvin
mengakui kesalahan mereka.
Setelah selesai mengerjakan tugas tersebut. Seluruh siswa
melanjutkan tugas perkalian. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib.
Jam istirahat pun tiba dan tugas perkalian terhenti sejenak, Savindra
memimpin doa masuk kamar mandi dan mau makan. Setelah tu Savindra
dan Nara menyiapkan karpet untuk istirahat makan siang.
Setelah selesai makan, tiba-tiba beberapa siswa masuk ke dalam
kelas yaitu, Saladdin, Gibran, Althaf, Ammar, Arka, Dannish, Haryo,
Shanca, Zalika, Nara, Alisha, Tara, Asha, Bibis, Kenzi, dan Khansa.
Mereka ternyata dengan mandiri dan inisiatif sendiri melanjutkan tugas
perkalian padahal jam istirahat belum selesai.
Mengapa kalian mengerjakan tugas perkalian? Waktu istirahat kan
masih ada? Tanya peneliti kepada mereka. Iya,bu biar cepat selesai.
Jawab mereka.87
Setelah jam istirahat selesai, seluruh siswa melanjutkan tugas
perkalian. Setelah tugas perkalian selesai, guru dan siswa membahas
87
Saladdin dkk, Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 22
November 2018, di Ruang Kelas II
Page 72
57
bersama-sama. Siswa melanjutkan untuk mengerjakan latihan berikutnya
soal kompetensi yang ada di buku lks tematik. Nara, Shevila, Alisha, dan
Dannish selesai terlebih dahulu, lalu dengan inisiatif sendiri mereka
melanjutkan untuk mengerjakan latihan berikutnya tanpa diperintah oleh
guru.
Kenapa kalian mengerjakan tugas berikutnya? Kan ibu Tiwi tidak
memintanya!. Agar tidak bercanda, bu. Jawab Nara, Alisha dan Shevila.
Agar saya bisa menyelesaikan semuanya bu dan ibu Tiwi bangga, jawab
Dannish.88
Setelah semua selesai guru dan siswa membahasnya bersama-sama.
Kemudian Nara memimpin doa pulang.
Jum’at, 23 November 2018. Seperti biasanya kelas dimulai dengan
membaca doa dan shalawat nabi serta bertadarus. Guru menanyakan siapa yang
tidak shalat kepada seluruh siswa. Ammar dan Daffa mengakui kesalahanya lalu
dengan cepat melakukan sujud dan membaca doa pengampunan.
Hari ini masih tema 4 sub tema 4 hidup bersih dan sehat di lingkungan
masyarakt. Hari ini evaluasi pembelajaran tematik hal 94. Dengan segera dan
mandiri siswa mengambik buku tamtiknya di atas meja. Dengan segera langsung
duduk di karpet sesuai dengan keompoknya masing-masing. Dan seluruh siswa
rapih seketika tanpa diarahkan guru. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib.
Selesai mengerjakan siswa bersama guru membahasnya bersama-sama. Althaf
meminta membacakan no 1, dan bisa menjawab dengan tepat. Saat pembahasan
soal baru dimulai Kenzi dan Melvin bercanda, lalu bu Tiwi memberikan peringat
pertama dan akhirnya mereka berdua diam. Dannish juga meminta membacakan
soal dan dapat menjawabnya dengan tepat. Setelah selesai guru memberikan
penguatan. Kenzi mengangkat tangannya untuk menyampaikan pendapatnya.
Dannish pun juga mengacungkan tangannya untuk memberikan kesimpulan.
88
Nara dkk, Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 22
November 2018, di Ruang Kelas II
Page 73
58
Senin, 26 November 2018. Pembelajaran pada hari ini dimulai pukul 09.00
WIB dikarenakan ada acara memperingati hari guru. Seluruh siswa terlihat
sedikit lelah dan kurang semangat sedangkan jam istirahat masih 20 Menit lagi.
Guru menertibkan siswa dan memulainya dengan membaca doa saja untuk
mempersingkat waktu. Guru mengabsen kehadiran siswa, dan hanya 1 siswa
yang tidak hadir yaitu Gibran (i).
Guru meriview acara yang tadi telah dilaksanakan yaitu,memperingati Hari
Guru. Seluruh siswa berkata “ibu, hari guru itu kan tanggal 25 November!. Guru
menjelaskan karena pada tanggal 25 November itu jatuh pada hari Minggu, maka
sebagai bentuk apresiasi maka kita tetap memperingatinya meskipun telah lewat
satu hari saja. Siswa mendengarkan guru menjelaskan arti guru secara luas. Dan
guru mengingatkan siswa untuk selalu menjaga nama baik, dan mengikuti
peraturan dan tata tertib dimana saja anak-anak berada. Saat guru sedang
menjelaskan, Adlan bercanda dengan melakukan aksi jungkir balik berulang-
ulang di belakang. Guru memperingati Adlan untuk bersikap baik, merubah
sikapnya dan akan memindahkan Adlan dari kelompoknya, selain itu akan
memberikan predikat tidak shaleh di papan sikap yang berada di samping papan
tulis. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa harus menjadi anak yang baik dan
memberikan pesan moril kepada siswa. Guru membagikan oleh-oleh dari
Naimah yang telah kembali pulang dari Singapura kepada seluruh siswa. Jam
istirahat telah tiba, dengan segera Reza memipin doa masuk kamar mandi dan
mau makan.
Setelah jam isirahat selesai, guru merilekskan siswa dengan bernyanyi
“Rasul Menyuruh Kita” cipt Bimbo.
Siswa diberikan motivasi agar semangat mereka muncul kembali. Ketika
guru sedang berbicara, daffa berisik dan membunuh hewan kecoa. Guru
memberikan arahan agar jangan selalu membunuh hewan. Guru memberikan
contoh Nabi Sulaiman As yang selalu menghargai hewan. Siswa mendengarkan
Page 74
59
cerita ibu Tiwi dengan baik dan tenang. Kesimpulannya siswa jangan menyiksa
hewan dan mempermainkannya.
Guru meriview kembali materi yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa
diminta agar mengerjakan uji kompetensi hal 98. Seluruh siswa mengerjakan
dengan tertib, tenang, dan mandiri. Setelah semua selesai. Guru dan siswa
membahas secara bersama-sama. Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk
membacakan soal dan jawabannya. Guru memberikan kebijakan agar setiap anak
membahas 1 soal sehingga seluruh siswa mendaptkan bagiannya.
Di pertengahan soal terdapat materi tentang 3 M yaitu, Menguras, Menutup
dan Mengubur. Guru memberikan penguatan kembali mengenai materi tersebut.
Pada waktu materi 3 M yang menyampaikan adalah ibu Atikah, guru baru yang
sedang Orientasi di SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Setelah guru memberikan
penguatan Kenzi menyampaikan pendapatnya mengenai M pertama yaitu
menguras. Dilanjutkan oleh Saladin menyampaikan pendapatnya mengenai M
kedua yaitu Menutup. Terakhir Haryo menyampaikan pendapatnya mengenai M
ketiga yaitu Mengubur. Setelah seluruh siswa paham, guru dan siswa
melanjutkan pembahasan soal berikutnya.
Selasa, 27 November 2018. Pada hari ini siswa akan melaksanakan
ulangan harian tematik. Guru mempersiapkan seluruhnya dan tetap menuntun
untuk membacakan soal dari awal hingga akhir agar tidak ada yang terlewatkan
oleh siswa.89
Meskipun guru menuntun membacakan soal, seluruh siswa tetap
mengerjakan masing-masing tidak menunggu aba-aba dari ibu Tiwi. Mereka
beralasan sudah bisa membaca dan sudah tau jawabannya sehingga cepat selesai
mengerjakannya90
Terkecuali dengan Daffa dan Tia yang harus dibimbing dari awal sampai
akhir agar mau menyelesaikan ulangan harian tematik.91
89 HS Pretiwi, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Selasa, Pada Tanggal 27 November
2018, di Ruang Kelas II 90
Dennish dkk, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Selasa, Pada Tanggal 27 November
2018, di Ruang Kelas II 91
HS Pretiwi, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Selasa, Pada Tanggal 27 November
2018, di Ruang Kelas II
Page 75
60
Randi, Dannish, Hanna, Shanaz telah lebih awal menyelesaikan ulangan
harian tematik. Sedangkan yang paling terakhir mengerjakan adalah Daffa.
Setelah ulangan harian selesai, guru melanjutkan pembelajarn tematik
materi pembagian dengan menggunakan games. Siswa mendengarkan aturan dan
cara mainnya. Akan tetapi di sela-sela penjelasan, Dannish mengacungkan
tangannya dan langsung berpendapat mengenai games tersebut dengan alasan
karena saya sudah mengetahuinya. Setelah mengetahui semuanya, seluruh siswa
bermain dengan sangat senang. Mereka sangat kooperatif, sportif, dan kreatif.
Setelah games pembagian selesai, guru memberikan penguatan. Siswa
mendnegarkan dengan baik. Guru memberikan kesemapatan bagi yang ingin
mencoba perkalian dan pembagian di depan papan tulis. Randi, Dannish, Haryo,
Ammar, Adlan, Tara dan Naima maju kedepan secara bergantian untuk mencoba
perkalian dan pembagian secara mandiri.
Kamis, 29 November 2018. Guru membuka pagi ini dengan senam otak
untuk memfokuskan seluruh siswa sehingga dapat dengan mudah menyerap
pembelajaran.92
Guru memegang buku tematik siswa, lalu dengan sigap seluruh anak
menginginkan dan berebut untuk membagikannya. Dengan bijaksana guru
meminta setiap anak mengambil 1 buku milik temannya dan memberikan kepada
pemiliknya. Dengan begitu, seluruh siswa mendapatkan bagian untuk
memberikan buku teman-temannya.
Setelah seluruh siswa telah memegang bukunya masing-masing dan
langsung duduk di karpet sesuai dengan kelompoknya tiba-tiba Dannish marah-
marah kepada Tara. Dannish marah karena Tara terlalu dekat dengannya
sehingga tidak ada jarak dan membuat Dannish menjadi tidak leluasa untuk
bergerak. Lalu Dannish mengatur anggota kelompoknya agar Tara pindah duduk
di barisan depan dan yang paling depan mundur ke belakang begitu seterusnya
sampai Tara dapat duduk di barisan depan.
92
HS Pretiwi, Wawancara, Guru Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 29 November
2018, di Ruang Kelas II
Page 76
61
Setelah kelas kembali kondusif, seluruh siswa mengerjakan latihan hal 23
di buku tematik sumber dari DIKNAS tentang Hidup Bersih dan Sehat. Seluruh
siswa mengerjakan bersama-sama dengan tertib dan mandiri. Dannish, Gibran,
Khansa, Hanna, Nara, Tara, Ammar, Bara, Reza, Alisha, dan Haryo selesai lebih
awal. Lalu, dengan inisiatif sendiri langsung mengerjakan latihan di halaman
selanjutnya padahal tidak diminta oleh guru.
Kenapa kalian mengerjakan latihan lagi? Bukankah kalian sudah selesai?.
Tanya peneliti kepada setiap anak tersebut. Iya, bu agar tidak ngobrol. Jawab
Khansa, Hanna, Alisha, Nara dan Tara. Supaya tidak bercanda dan main-main
bu. Jawab Dannish, Gibran, Ammar, Bara, Reza dan Haryo.93
Tia tiba-tiba datang kepada guru meminta untuk membantunya untuk
mengerjakan. Akan tetapi ibu Tiwi menolaknya, agar Tia mengerjakan sendiri
dan mencobanya terlebih dahulu. Akan tetapi, Tia bukannya mengerjakan sendiri
dan mencontek kepada Bara.
Ibu Tiwi tidak mengetahuinnya sehigga tidak ada tindakan tegas kepada
Tia. Bara pun merasa kasihan karena Tia tidak Bisa, sehingga membiarkannya
melihat jawabannya dengan maksud membantu Tia.94
Setelah semua selesai, seperti biasa seluruh siswa mengacungkan
tangannya untuk membacakan soal beserta jawabannya. Guru memberikan
kebijakan seperti biasa, setiap anak membacakan 1 soal dan jawaban secara
bergantian. Dengan demikian setiap anak mendapatkan bagian dan menjadikan
suasana kelas menjadi tertib dan tenang.
2. Data Hasil Kemandirian Belajar Siswa
Data kegiatan pembelajaran tematik, kemudian dilakukan analisis dengan
cara mereduksi tingkat kemandirian belajar siswa sesuai dengan tujuan penelitian
tentang kemandirian belajar siswa. Untuk memudahkan analisa, mereduksi
dengan cara memberikan warna pada setiap kegiatan belajar yang mengandung
93
Dannish dkk, Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 29
November 2018, di Ruang Kelas II 94
Bara, Wawancara, Peserta Didik Kelas II, Bintaro, Kamis, Pada Tanggal 29 November
2018, di Ruang Kelas II
Page 77
62
nilai kemandirian belajar siswa yang meliputi; percaya diri, aktif, disiplin, dan
tanggung jawab. Warna Hijau untuk menandakan Percaya Diri, warna Biru untuk
menandakan Aktif, warna merah muda/pink untuk menandakan Disiplin, lalu
terakhir warna kuning untuk menandakan tanggung jawab.
: Percaya Diri
: Aktif
: Disiplin
: Tanggung Jawab
Pertemuan Kamis, 15 November 2018.
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Kamis, 15 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
Guru menyiapkan pembelajaran dengan doa dan shalawat nabi. Siswa yang bertugas pada
hari ini yaitu Reza untuk memipin tadarus bersama. Setelah itu, guru menanyakan siapa
yang tidak shalat. Adli dan Amar mengacungkan tangannya, mereka berani mengakui
kesalahannya yaitu tidak melaksanakan shalat. Sebagai hukumannya, guru meminta
mereka sujud sambil membaca doa pengampunan kepada Allah Swt. Sebelum masuk
materi menyusun kata acak menjadi kalimat yang benar dan tepat, guru melakukan review
terlebih dahulu. Setelah itu, guru menggunakan metode kartu, meminta setiap siswa
bergabung sesuai kelompoknya masing-masing. Tujuannya agar setiap siswa dapat
bekerjasama dan aktif dalam pembelajaran serta menyelesaikan sendiri persoalan yang
sedang di hadapi.1 Setiap meja sudah tersedia kartu yang diacak. Siswa mulai bermain
dengan asyik, semangat, dan kooperatif. Setelah permainan selesai guru memberikan
penguatan kepada siswa.
Setelah penguatan selesai, guru meminta siswa membuka buku hal 64 berisi soal latihan.
Siswa mengerjakan dengan tertib di meja kelompok masing-masing. Setelah selesai
mengerjakan guru dan siswa membahas secara bersama-sama. Seluruh siswa, terkecuali
Tia dan Daffa, mengacungkan tangannya untuk menjawab soal . Dengan demikian, guru
mengambil kebijakan setiap siswa menjawab satu soal. Setelah semuanya selesai, siswa
dengan mandiri merapihkan bukunya masing-masing. Dan yang bertugas piket pada hari
ini menyiapkan tikar untuk istirahat. Saat masing-masing siswa sibuk merapihkan
peralatan belajarnya, Keysha dengan mandiri dan inisiatif sendiri merapihkan buku paket
tematik keempat temannya yang tidak masuk agar buku tematik temannya tidak hilang dan
meja menjadi rapih.1
Guru tetap memandu membacakan soal sampai selesai agar tidak ada yang terlewatkan
oleh siswa1, akan tetapi seluruh siswa tetap dengan mandiri mengerjakannya tanpa
menunggu aba-aba dari guru.
Page 78
63
a) Percaya Diri
1. Siswa mengerjakan dengan tertib. Sesuai dengan indikator pencapaian
percaya diri yaitu, bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.
2. Siswa mengacungkan tangan untuk menjawab soal. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki kecerdasan yang cukup.
3. Seluruh siswa tetap mengerjakan ulangan tanpa menunggu aba-aba dari
guru. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, mempunyai
potensi dan kemampuan yang memadai.
b) Aktif dalam belajar
1. Guru menggunakan metode kartu, meminta setiap siswa bergabung
sesuai kelompoknya masing-masing. Sesuai dengan indikator
pencapaian aktif dalam belajar yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami,
dan ditemukan oleh siswa.
2. Setiap meja sudah tersedia kartu yang diacak. Siswa mulai bermain
dengan asyik, semangat, dan kooperatif. Sesuai dengan indikator
pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa mencoba sendiri konsep-
konsep.
c) Disiplin dalam belajar
1. Dan yang bertugas piket pada hari ini menyiapkan tikar untuk istirahat.
Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
d) Tanggung Jawab dalam belajar
1. Reza memimpin tadarus bersama. Sesuai dengan indokator pencapaian
Tanggung jawab dalam belajar yaitu, memiliki komitmen yang tinggi
terhadap tugas atau pekerjaannya.
2. Adli dan Amar mengacungkan tangannya, mereka berani mengakui
kesalahannya yaitu tidak melaksanakan shalat. Sesuai dengan
indokator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, mau belajar
dari kegagalan.
Page 79
64
3. Setelah selesai mengerjakan guru dan siswa membahas secara
bersama-sama. Sesuai dengan indokator pencapaian tanggung jawab
dalam belajar yaitu, mau bertanggung jawab menyelesaikan tugas.
4. Keysha dengan mandiri dan inisiatif sendiri merapihkan buku paket
tematik keempat temannya yang tidak masuk agar buku tematik
temannya tidak hilang dan meja menjadi rapih. Sesuai dengan
indokator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, yakin pada
kemampuan dirinya.
Pertemuan Senin, 19 November 2018
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Senin, 15 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
a) Percaya diri
Pada hari ini, pembelajaran tematik dimulai pukul 08.30 WIB. Disebabkan pada pukul
07-08.30 WIB sedang diadakan acara maulid Nabi Muhammad SAW.1 Guru
menertibkan seluruh siswa dengan cara melakukan refleksi otak. Setelah siswa merasa
rileks dan nyaman guru mengadakan test penguatan materi tematik. Seluruh siswa
mengerjakan dengan tertib. Tidak ada yang mencontek saat mengerjakan test penguatan
tematik. Terkecuali Tia dan Daffa, mereka berdua tidak mengerjakan sibuk dengan
dunianya sendiri. Para siswa yang sudah selesai terlebih dahulu ada yang tidur-tiduran di
karpet seperti Adlan, Shanaz, Keysha, Ammar. Selain itu ada yang berbincang-bincang
dengan teman lainnya seperti Dennish, Arka, Melvin, bahkan ada yang melamun seperti
Tara, Nara, Alisya, Naema. Mereka berbuat demikian untuk menunggu waktu
beristirahat dari pada mereka bercanda dan membuat kegaduhan.1 Akan tetapi untuk
sejauh ini tidak ada yang membuat kegaduhan. Setelah semua selesai mengerjakan,
dikarenakan waktu sudah menunjukkan jam istrahat, maka Kenzi memimpin teman-
temannya berdoa masuk kamar mandi dan doa mau makan. Setelah itu yang piket pada
hari ini mempersiapkan tikar untuk makan di depan kelas.
Page 80
65
1. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib. Sesuai dengan indikator
pencapaian Percaya diri yaitu, bersikap tenang di dalam mengerjakan
segala sesuatu.
2. Tidak ada yang mencontek saat mengerjakan test penguatan tematik.
Sesuai dengan indikator pencapian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdassan yang cukup.
3. Para siswa yang sudah selesai terlebih dahulu ada yang tidur-tiduran di
karpet seperti Adlan, Shanaz, Keysha, Ammar. Selain itu ada yang
berbincang-bincang dengan teman lainnya seperti Dennish, Arka, Melvin,
bahkan ada yang melamun seperti Tara, Nara, Alisya, Naema. Mereka
berbuat demikian untuk menunggu waktu beristirahat dari pada mereka
bercanda dan membuat kegaduhan. Sesuai dengan indokator pencapaian
peraya diri yaitu, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di
berbagai situasi.
b) Disiplin dalam belajar
1. Kenzi memimpin teman-temannya berdoa masuk kamar mandi dan doa
mau makan. Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
2. Siswa yang piket pada hari ini mempersiapkan tikar untuk makan di
depan kelas. Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
Pertemuan Selasa, 20 November 2018
Seluruh siswa dengan sigap dan mandiri menyiapkan peralatan belajar. Setelah itu,
seluruh siswa kembali duduk di karpet dengan tertib. Guru menampilkan teks bacaan.
Dengan percaya diri, Bara menunjuk tangan untuk membacakan teks tersebut. Bara
ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah mahir membaca. Pada saat Bara membacakan
teks, terdengar suara gaduh Melvin yang ternyata sedang mengejek Tia. Guru
menyelesaikan permasalahan tersebut dan kelas kembali tertib. Setelah selesai
dibacakan, guru menanyakan adakah kata-kata yang belum dipahami siswa.
Page 81
66
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Selasa, 20 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
a) Percaya diri
1. Seluruh siswa kembali duduk di karpet dengan tertib. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, bersikap tenang di dalam
mengerjakan segala sesuatu.
2. Dengan percaya diri, Bara menunjuk tangan untuk membacakan teks
tersebut. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
3. Dennish mengacungkan tangganya untuk memberikan pendapatnya
mengenai makna atau arti dari kata yang teman-temannya belum pahami.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup.
b) Aktif dalam belajar
1. Guru menggunakan metode diskusi saat materi Hidup Bersih dan Sehat di
Tempat bermain. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa.
Tara, Shanaz, Arka, Ammar, dan Aiko mengacungkan tangannya secara bergantian
menanyakan kata yang mereka belum pahami. Lalu Dennish mengacungkan
tangganya untuk memberikan pendapatnya mengenai makna atau arti dari kata yang
teman-temannya belum pahami. Setelah pembacaan teks tentang Hidup Bersih dan
Sehat di Tempat bermain, guru meminta siswa ke atas meja sesuai kelompoknya
masing-masing untuk berdiskusi mengenai contoh nyata di kehidupan mereka.
Guru menggunakan metode diskusi saat materi Hidup Bersih dan Sehat di Tempat
bermain. Siswa berdiskusi agar siswa dapat mandiri dan menemukan sendiri materi
yang akan dipelajari, guru hanya mengarahkan dan memperkuat sehingga siswa dapat
dengan mudah menyerap pengetahuan dan akan selalu mereka ingat.
Setelah semua selesai berdiskusi, setiap kelompok maju menyampaikan hasil
diskusinya. Guru memberikan penguatan kembali dan setelah semua selesai kenzi
maju ke depan kelas untuk memimpin doa pulang.
Page 82
67
2. Guru meminta siswa ke atas meja sesuai kelompoknya masing-masing
untuk berdiskusi mengenai contoh nyata di kehidupan mereka. Sesuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa Seuai dengan
indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, pengetahuan dipelajari,
dialami dan ditemukan oleh siswa.
3. Setiap kelompok maju menyampaikan hasil diskusinya. Sesuai dengan
indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa mengkomunikasikan
hasil pikirannya.
c) Disiplin dalam belajar
1. Seluruh siswa dengan sigap dan mandiri menyiapkan peralatan belajar.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, semangat
dan antusias dalam kegiatan pembelajaran
2. Tara, Shanaz, Arka, Ammar, dan Aiko mengacungkan tangannya secara
bergantian menanyakan kata yang mereka belum pahami. . Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, mengatasi kesulitan yang
timbul pada dirinya.
3. kenzi maju ke depan kelas untuk memimpin doa pulang. . Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, bertanggung jawab
terhadap tugas piket yang diberikan.
d) Tanggung Jawab dalam belajar
1. Seluruh siswa selesai membacaan teks tentang Hidup Bersih dan Sehat di
Tempat bermain. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggug jawab dalam
belajar yaitu, memiliki komitemen yang tinggi terhadap tugas dan
pekerjaannya.
2. Seluruh siswa menyelesaikan diskusinya. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggug jawab dalam belajar yaitu, memiliki komitemen yang
tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya.
Page 83
68
Pertemuan Kamis, 22 November 2018
Jam pertama anak-anak test Math terlebih dahulu, selesai test. Dengan mandiri siswa langsung
mengambil buku tematiknya di atas meja. Saat pembelajaran baru dimulai, tiba-tiba Bibis lari
ke belakang, menuju kursi guru untuk mengambil tisu, kemudian duduk dikursi. Sedangkan
siswa lainya belajar di karpet.Peneliti bertanya: Bibis ada apa? Ko tidak di karpet ikut
pembelajaran? Dengan tangan yang memegang tisu kedalam hidung bibis berkata: Saya
mimisan, bu. Kenapa tidak bilang ibu Tiwi, nak? Tanya peneliti. Tidak, bu. Nanti juga akan
berhenti. Biar ibu Tiwi mengajarkan teman-teman saja, bu. Saat ibu Tiwi sedang
mempersiapkan proyektor dan alat pembelajaran lainnya, Randi, Zalika, Aimi, Alisha, Nara,
Hana sibuk membaca buku dengan alasan sambil menunggu ibu Tiwi dari pada bercanda dan
ngbrol. Setelah semua siap, pembelajarn dimulai. Guru nampilkan sebuah gambar dan
menanyakan maksud dari gambar tersebut. Dannish langsung mengacungkan tangannya, dan
menyampaikan pendapatnya dengan penuh percaya diri. Kemudian disusul dengan Althaf, dan
Gibran menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan penjelasan mengenai gambar tersebut.
Setelah itu guru menampilkan sebuah teks, dengan cepat Gibran, Dannish, Aimi, Adlan,
Denisha mengacungkan tangannya untuk membacakan teks tersebut. Guru mengambil
kebijakan dengan meminta mereka membaca teks tersebut secara bergantian. Setelah teks
selesai dibacakan, guru melontarkan pertanyaan apakah ada yang ingin ditanyakan?. Kenzi,
Gibran, Shanaz, mengajukan pertanyaan secara bergantian. Guru menjelaskan dan semua
memahaminya. Dannish lalu mengacungkan tangannya, meminta ibu Tiwi memberikan
kesempatan untuk dirinya menyampaikan pendapatnya dari pertanyaan teman-temannya.
Page 84
69
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Kamis, 22 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
a) Percaya Diri
1. Bibis tidak ikut pembelajaran di awal. Dengan tangan yang memegang
tisu kedalam hidung bibis berkata: Saya mimisan, bu. Kenapa tidak
bilang ibu Tiwi, nak? Tanya peneliti. Tidak, bu. Nanti juga akan
berhenti. Biar ibu Tiwi mengajarkan teman-teman saja, bu. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, mampu menetralisasi
ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.
2. Randi, Zalika, Aimi, Alisha, Nara, Hana sibuk membaca buku dengan
alasan sambil menunggu ibu Tiwi dari pada bercanda dan ngbrol. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, Selalu bereaksi positif
didalam menghadapi berbagai masalah.
b) Aktif dalam belajar
1. Dannish langsung mengacungkan tangannya, dan menyampaikan
pendapatnya. Kemudian disusul dengan Althaf, dan Gibran
Saat Danish sedang menyampaikan pendapatnya, Daffa bercanda dengan Gibran. Akan tetapi
Gibran tidak menanggapi. Dengan alasan Danish sedang berbicara di depan, saya ingin
mengetahuinya.Setelah Danish selesai menanggapi, Saladdin mengacungkan tangannya
memberikan pertanyaan baru, guru pun menjelaskannya. Setelah semua memahami konsep yang
sama dan memahami teks tentang “Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat” guru
meminta siswa mengerjakan tugas secara mandiri di atas meja. Perintah guru segera dilaksanakan
seluruh siswa, Gibran yang terlihat sangat tertib dalam mengerjakan. Saat siswa lain mengerjakan
Melvin berbincang-bincang dengan Kenzi dan Bibis. Sedangkan Daffa masih harus dibimbing
oleh guru dikarenakan baru bisa membaca dan belum sepenuhnya memahami makna kata.
Dannish, Asha dan Reza selesai terlebih dahulu. Mereka langsung mengerjakan tugas berikutnya
tanpa diminta oleh guru. Sedangkan Tia hanya bermain-main saja sibuk dengan dunianya. Saat
teman yang lain masih mengerjakan, Melvin tetap bercanda, ia melempar-lempar mainan.
Page 85
70
menyampaikan pendapatnya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif
dalam belajar yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya.
2. Dannish lalu mengacungkan tangannya, meminta ibu Tiwi memberikan
kesempatan untuk dirinya menyampaikan pendapatnya dari pertanyaan
teman-temannya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya
c) Disiplin dalam belajar
1. Dengan mandiri siswa langsung mengambil buku tematiknya di atas
meja. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran
2. Gibran, Dannish, Aimi, Adlan, Denisha mengacungkan tangannya
untuk membacakan teks. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin
dalam belajar yaitu, Semangat dan antusias dalam kegiatan
pembelajaran
3. Kenzi, Gibran, Shanaz, mengajukan pertanyaan secara bergantian.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya
4. Saladdin mengacungkan tangannya memberikan pertanyaan baru.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya
d) Tanggung jawab dalam belajar
1. Daffa bercanda dengan Gibran. Akan tetapi Gibran tidak menanggapi.
Dengan alasan Danish sedang berbicara di depan, saya ingin
mengetahuinya. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggung jawab
dalam belajar yaitu, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
Page 86
71
2. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri di atas meja. Sesuai dengan
indikator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, mau
bertanggung jawab (menyelesaikan tugas)
3. Dannish, Asha dan Reza selesai terlebih dahulu. Mereka langsung
mengerjakan tugas berikutnya tanpa diminta oleh guru. Sesuai dengan
indikator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, memiliki
komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya.
Pertemuan Jum’at, 23 November 2018.
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Jum‟at, 23 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
Seperti biasanya kelas dimulai dengan membaca doa dan shalawat nabi serta
bertadarus. Guru menanyakan siapa yang tidak shalat kepada seluruh siswa. Ammar dan
Daffa mengakui kesalahanya lalu dengan cepat melakukan sujud dan membaca doa
pengampunan.
Hari ini masih tema 4 sub tema 4 hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakt.
Hari ini evaluasi pembelajaran tematik hal 94. Dengan segera dan mandiri siswa
mengambik buku tamtiknya di atas meja. Dengan segera langsung duduk di karpet
sesuai dengan keompoknya masing-masing. Dan seluruh siswa rapih seketika duduk di
karpet tanpa diarahkan guru. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib.
Selesai mengerjakan siswa bersama guru membahasnya bersama-sama. Althaf
meminta membacakan no 1, dan bisa menjawab dengan tepat. Saat pembahasan soal
baru dimulai Kenzi dan Melvin bercanda, lalu bu Tiwi memberikan peringat pertama
dan akhirnya mereka berdua diam. Dannish juga meminta membacakan soal dan dapat
menjawabnya dengan tepat. Setelah selesai guru memberikan penguatan. Kenzi
mengangkat tangannya untuk menyampaikan pendapatnya. Dannish pun juga
mengacungkan tangannya untuk memberikan kesimpulan.
Page 87
72
a) Percaya Diri
1. Althaf meminta membacakan no 1, dan bisa menjawab dengan tepat.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup
2. Dannish juga meminta membacakan soal dan dapat menjawabnya dengan
tepat. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup
b) Aktif dalam belajar
1. Kenzi mengangkat tangannya untuk menyampaikan pendapatnya. Sesuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani
menyampaikan pendapatnya
2. Dannish pun juga mengacungkan tangannya untuk memberikan
kesimpulan. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya
c) Disiplin dalam belajar
1. Dengan segera dan mandiri siswa mengambil buku tamtiknya di atas
meja. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
2. Seluruh siswa rapih seketika duduk di karpet tanpa diarahkan guru.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran
d) Tanggung jawab dalam belajar
1. Guru menanyakan siapa yang tidak shalat kepada seluruh siswa. Ammar
dan Daffa mengakui kesalahanya lalu dengan cepat melakukan sujud dan
membaca doa pengampunan. Sesuai dengan indikator pencapaian
tanggung jawabdalam belajar yaitu, mau belajar dari kegagalan.
Page 88
73
2. Siswa menyelesaikan evaluasi pembelajaran tematik hal 94. Sesuai
dengan indikator pencapaian tanggung jawabdalam belajar yaitu, mau
bertanggung jawab (menyelesaikan tugas).
Pertemuan Senin, 26 November 2018.
.
Guru meriview acara yang tadi telah dilaksanakan yaitu,memperingati Hari Guru. Seluruh
siswa berkata “ibu, hari guru itu kan tanggal 25 November!. Guru menjelaskan karena
pada tanggal 25 November itu jatuh pada hari Minggu, maka sebagai bentuk apresiasi
maka kita tetap memperingatinya meskipun telah lewat satu hari saja. Siswa
mendengarkan guru menjelaskan arti guru secara luas. Dan guru mengingatkan siswa
untuk selalu menjaga nama baik, dan mengikuti peraturan dan tata tertib dimana saja
anak-anak berada. Saat guru sedang menjelaskan, Adlan bercanda dengan melakukan aksi
jungkir balik berulang-ulang di belakang. Guru memperingati Adlan untuk bersikap baik,
merubah sikapnya dan akan memindahkan Adlan dari kelompoknya, selain itu akan
memberikan predikat tidak shaleh di papan sikap yang berada di samping papan tulis.
Adlan pun meminta maaf kepada ibu Tiwi dan berjanji tidak mengulanginya kembali.
Guru menjelaskan kepada seluruh siswa harus menjadi anak yang baik dan memberikan
pesan moril kepada siswa. Guru membagikan oleh-oleh dari Naimah yang telah kembali
pulang dari Singapura kepada seluruh siswa. Jam istirahat telah tiba, dengan segera Reza
memipin doa masuk kamar mandi dan mau makan.
Setelah jam isirahat selesai, guru merilekskan siswa dengan bernyanyi “Rasul Menyuruh
Kita” cipt Bimbo.
Siswa diberikan motivasi agar semangat mereka muncul kembali. Ketika guru sedang
berbicara, daffa berisik dan membunuh hewan kecoa. Guru memberikan arahan agar
jangan selalu membunuh hewan. Guru memberikan contoh Nabi Sulaiman As yang
selalu menghargai hewan. Siswa mendengarkan cerita ibu Tiwi dengan baik dan tenang.
Kesimpulannya siswa jangan menyiksa hewan dan mempermainkannya
Page 89
74
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Senin, 26 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
b) Percaya Diri
1. Seluruh siswa berkata “ibu, hari guru itu kan tanggal 25 November!.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup.
2. Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk membacakan soal dan
jawabannya. Guru memberikan kebijakan agar setiap anak membahas 1
soal sehingga seluruh siswa mendaptkan bagiannya. !. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki kecerdasan yang cukup.
c) Aktif dalam belajar
Guru meriview kembali materi yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa diminta agar
mengerjakan uji kompetensi hal 98. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib, tenang,
dan mandiri. Setelah semua selesai. Guru dan siswa membahas secara bersama-sama.
Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk membacakan soal dan jawabannya.
Guru memberikan kebijakan agar setiap anak membahas 1 soal sehingga seluruh siswa
mendaptkan bagiannya.
Di pertengahan soal terdapat materi tentang 3 M yaitu, Menguras, Menutup dan
Mengubur. Guru memberikan penguatan kembali mengenai materi tersebut. Pada
waktu materi 3 M yang menyampaikan adalah ibu Atikah, guru baru yang sedang
orientasi di SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Setelah guru memberikan penguatan Kenzi
menyampaikan pendapatnya mengenai M pertama yaitu menguras. Dilanjutkan oleh
Saladin menyampaikan pendapatnya mengenai M kedua yaitu Menutup. Terakhir
Haryo menyampaikan pendapatnya mengenai M ketiga yaitu Mengubur. Setelah
seluruh siswa paham, guru dan siswa melanjutkan pembahasan soal berikutnya
Page 90
75
1. Kenzi menyampaikan pendapatnya mengenai M pertama yaitu menguras.
Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani
menyampaikan pendapatnya.
2. Saladin menyampaikan pendapatnya mengenai M kedua yaitu Menutup.
Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani
menyampaikan pendapatnya.
3. Haryo menyampaikan pendapatnya mengenai M ketiga yaitu Mengubur.
Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani
menyampaikan pendapatnya.
d) Disiplin dalam belajar
1. Siswa mendengarkan guru menjelaskan arti guru secara luas. Sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa semangat
dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
2. Reza memipin doa masuk kamar mandi dan mau makan. Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa bertanggung
jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
3. Siswa mendengarkan cerita ibu Tiwi dengan baik. . Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa semangat dan
antusias dalam kegiatan pembelajaran.
e) Tanggung jawab dalam belajar
1. Adlan pun meminta maaf kepada ibu Tiwi dan berjanji tidak
mengulanginya kembali. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggung
jawab dalam belajar yaitu, siswa mau belajar dari kegagalan.
2. Seluruh siswa mengerjakan dengan mandiri. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, siswa mau bertanggung
jawab (menyelesaikan tugas).
Page 91
76
Pertemuan Selasa, 27 November 2018.
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Selasa, 27 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
a) Percaya diri
1. Seluruh siswa tetap mengerjakan masing-masing tidak menunggu aba-aba
dari ibu Tiwi. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
2. Dannish mengacungkan tangannya dan langsung berpendapat mengenai
games tersebut dengan alasan karena saya sudah mengetahuinya. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa memiliki
kecerdasan yang memadai.
Meskipun guru menuntun membacakan soal, seluruh siswa tetap mengerjakan
masing-masing tidak menunggu aba-aba dari ibu Tiwi. Mereka beralasan sudah bisa
membaca dan sudah tau jawabannya sehingga cepat selesai mengerjakannya
Terkecuali dengan Daffa dan Tia yang harus dibimbing dari awal sampai akhir agar
mau menyelesaikan ulangan harian tematik.
Randi, Dannish, Hanna, Shanaz telah lebih awal menyelesaikan ulangan harian
tematik. Sedangkan yang paling terakhir mengerjakan adalah Daffa. Setelah
ulangan harian selesai, guru melanjutkan pembelajarn tematik materi pembagian
dengan menggunakan games. Siswa mendengarkan aturan dan cara mainnya. Akan
tetapi di sela-sela penjelasan, Dannish mengacungkan tangannya dan langsung
berpendapat mengenai games tersebut dengan alasan karena saya sudah
mengetahuinya. Setelah mengetahui semuanya, seluruh siswa bermain dengan
sangat senang. Mereka sangat kooperatif, sportif, dan kreatif.
Setelah games pembagian selesai, guru memberikan penguatan. Siswa
mendengarkan dengan baik. Guru memberikan kesemapatan bagi yang ingin
mencoba perkalian dan pembagian di depan papan tulis. Randi, Dannish, Haryo,
Ammar, Adlan, Tara dan Naima maju kedepan secara bergantian untuk mencoba
perkalian dan pembagian secara mandiri.
Page 92
77
b) Aktif dalam belajar
1. Guru melanjutkan pembelajarn tematik materi pembagian dengan
menggunakan games. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.
2. Seluruh siswa bermain dengan sangat senang. Mereka sangat kooperatif,
sportif, dan kreatif. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.
3. Randi, Dannish, Haryo, Ammar, Adlan, Tara dan Naima maju kedepan
secara bergantian untuk mencoba perkalian dan pembagian secara
mandiri. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu,
siswa mencoba sendiri konsep-konsep
c) Disiplin dalam belajar
1. Guru memberikan penguatan dan siswa mendengarkan dengan baik.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa
semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran
d) Tanggung Jawab dalam belajar
1. Randi, Dannish, Hanna, Shanaz telah lebih awal menyelesaikan ulangan
harian tematik. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam
belajar yaitu, Siswa memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
Pertemuan Kamis, 29 November 2018.
Setelah seluruh siswa telah memegang bukunya masing-masing dan
Guru membuka pagi ini dengan senam otak untuk memfokuskan seluruh siswa
sehingga dapat dengan mudah menyerap pembelajaran. Guru memegang buku
tematik siswa, lalu dengan sigap seluruh anak menginginkan dan berebut untuk
membagikannya. Dengan bijaksana guru meminta setiap anak mengambil 1 buku
milik temannya dan memberikan kepada pemiliknya. Dengan begitu, seluruh siswa
mendapatkan bagian untuk memberikan buku teman-temannya.
Page 93
78
Berdasarkan data Kemandirin belajar siswa pada Kamis, 29 November
2018. Direduksi sesuai dengan kategori kemandirian belajar sebagai berikut:
a) Percaya diri
1. Dengan sigap seluruh anak menginginkan dan berebut untuk
membagikannya. Dengan bijaksana guru meminta setiap anak
mengambil 1 buku milik temannya dan memberikan kepada
pemiliknya. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
siswa mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi
Setelah seluruh siswa telah memegang bukunya masing-masing dan langsung
duduk di karpet sesuai dengan kelompoknya tiba-tiba Dannish marah-marah kepada
Tara. Dannish marah karena Tara terlalu dekat dengannya sehingga tidak ada jarak
dan membuat Dannish menjadi tidak leluasa untuk bergerak. Lalu Dannish mengatur
anggota kelompoknya agar Tara pindah duduk di barisan depan dan yang paling
depan mundur ke belakang begitu seterusnya sampai Tara dapat duduk di barisan
depan.
Setelah kelas kembali kondusif, seluruh siswa mengerjakan latihan hal 23 di
buku tematik sumber dari DIKNAS tentang Hidup Bersih dan Sehat. Seluruh siswa
mengerjakan bersama-sama dengan tertib dan mandiri. Dannish, Gibran, Khansa,
Hanna, Nara, Tara, Ammar, Bara, Reza, Alisha, dan Haryo selesai lebih awal. Lalu,
dengan inisiatif sendiri langsung mengerjakan latihan di halaman selanjutnya padahal
tidak diminta oleh guru.
Ibu Tiwi tidak mengetahuinnya sehigga tidak ada tindakan tegas kepada Tia.
Bara pun merasa kasihan karena Tia tidak Bisa, sehingga membiarkannya melihat
jawabannya dengan maksud membantu Tia.
Setelah semua selesai mengerjakan tugas, seperti biasa seluruh siswa mengacungkan
tangannya untuk membacakan soal beserta jawabannya. Guru memberikan kebijakan
seperti biasa, setiap anak membacakan 1 soal dan jawaban secara bergantian. Dengan
demikian setiap anak mendapatkan bagian dan menjadikan suasana kelas menjadi
tertib dan tenang.
Page 94
79
2. Seluruh siswa mengerjakan bersama-sama dengan tertib dan
mandiri. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
siswa bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu.
3. Dengan inisiatif sendiri langsung mengerjakan latihan di halaman
selanjutnya padahal tidak diminta oleh guru. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa memiliki kecerdasan
yang cukup.
4. Bara pun merasa kasihan karena Tia tidak Bisa, sehingga
membiarkannya melihat jawabannya dengan maksud membantu
Tia. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa
mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
b) Aktif dalam belajar
1. Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk membacakan soal
beserta jawabannya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif
dalam belajar yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya.
2. Guru memberikan kebijakan seperti biasa, setiap anak membacakan
1 soal dan jawaban secara bergantian. Sesuai dengan indikator
pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani menyampaikan
pendapatnya
c) Disiplin dalam belajar
1. Dannish mengatur anggota kelompoknya agar Tara pindah duduk di
barisan depan dan yang paling depan mundur ke belakang begitu
seterusnya sampai Tara dapat duduk di barisan depan. Sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa
memiliki kemampuan memimpin.
Page 95
80
d) Tanggung jawab dalam belajar
1. Seluruh siswa mengerjakan latihan hal 23 di buku tematik sumber
dari DIKNAS tentang Hidup Bersih dan Sehat. Sesuai dengan
indikator pencapaian tanggung Jawab dalam belajar yaitu, siswa
Mau bertanggung jawab (menyelesaikan tugas).
2. Dannish, Gibran, Khansa, Hanna, Nara, Tara, Ammar, Bara, Reza,
Alisha, dan Haryo selesai lebih awal. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggung Jawab dalam belajar yaitu, memiliki
komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya.
Selanjutnya dilakukan generalisasi terhadap kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro melalui data hasil
reduksi dengan cara mengumpulkan aktivitas siswa kemudian mengelompokkan
aktivitas siswa di kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro terhadap kemandirian belajar
siswa. Adapun hasil generalisasi yang diperoleh dalam aktivitas siswa di kelas 2
SDI Al-Azhar 17 Bintaro terdiri dari nilai kemandirian yakni, percaya diri, aktif
dalam belajar, disiplin dalam belajar, dan tanggung jawab dalam belajar. Dari
sejumlah aktivitas belajar dalam pembelajaran tematik, seluruh siswa selama 3
minggu pertemuan kemandirian belajar siswa sudah terbentuk dengan sangat
baik. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tercapainya
KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) sesuai yang ditargetkan. Berikut
tabel hasil observasi kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik:
Tabel 4.1
Rekap Data Observasi Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Tematik di Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama
Bentuk Kemandirian yang dikembangkan
Penilaian Percaya
Diri
Aktif Disiplin Tanggung
Jawab
AF X X X X Mandiri
Page 96
81
AS X X X X Mandiri
AR X X X X Mandiri
AACP X X X X Mandiri
AN X X X X Mandiri
BAN X X X X Mandiri
DGA X X X X Mandiri
DAC X X X X Mandiri
DPN X X X X Mandiri
FNP X X X X Mandiri
HIV X X X X Mandiri
KAD X X X X Mandiri
KIS X X X X Mandiri
KPK X X X X Mandiri
KFA X X X X Mandiri
MAA _ X _ _ Belum
Mandiri
MAAN X X X X Mandiri
MDA X X X X Mandiri
MKG X X X X Mandiri
MZA X X X X Mandiri
NNAA _ _ _ _ Belum
Mandiri
RRNSS X X X X Mandiri
RAR X X X X Mandiri
RGS X X X X Mandiri
Page 97
82
RMP X X X X Mandiri
SKS X X X X Mandiri
SAA X X X X Mandiri
SAVP X X X X Mandiri
SSA X X X X Mandiri
SAPS X X X X Mandiri
SAM X X X X Mandiri
TAHY X X X X Mandiri
TBM X X X X Mandiri
ZSD X X X X Mandiri
Berdasarkan table di atas menunjukkan, bahwa kemandirian belajar siswa
selama observasi berlangsung sudah berkembang dengan sangat baik. Dari 34
siswa kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro hanya 2 siswa saja yang membutuhkan
bimbingan khusus agar kemandirian belajar saat pembelajaran tematik, selebihnya
untuk 32 siswa sudah memiliki kemandirian belajar yang sangat baik.
Selanjutnya setelah diperoleh kesimpulan dari catatan lapangan, peneliti
menggunakan lembar angket yang harus siswa isi secara mandiri untuk
mendapatkan data yang lebih akurat. berikut rekap data hasil observasi siswa:
Tabel 4.2
Rekap Data Observasi Siswa Mengenai Kemandirian Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Tematik di Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama
Bentuk Kemandirian yang dikembangkan
Penilaian Percaya
Diri
Aktif Disiplin Tanggung
Jawab
AF X X X X Mandiri
AS X X X X Mandiri
Page 98
83
AR X X X X Mandiri
AACP X X X X Mandiri
AN X X X X Mandiri
BAN X X X X Mandiri
DGA X X X X Mandiri
DAC X X X X Mandiri
DPN X X X X Mandiri
FNP X X X X Mandiri
HIV X X X X Mandiri
KAD X X X X Mandiri
KIS X X X X Mandiri
KPK X X X X Mandiri
KFA X X X X Mandiri
MAA _ X _ _ Belum
Mandiri
MAAN X X X X Mandiri
MDA X X X X Mandiri
MKG X X X X Mandiri
MZA X X X X Mandiri
NNAA _ _ _ _ Belum
Mandiri
RRNSS X X X X Mandiri
RAR X X X X Mandiri
RGS X X X X Mandiri
RMP X X X X Mandiri
SKS X X X X Mandiri
SAA X X X X Mandiri
SAVP X X X X Mandiri
SSA X X X X Mandiri
SAPS X X X X Mandiri
SAM X X X X Mandiri
TAHY X X X X Mandiri
TBM X X X X Mandiri
ZSD X X X X Mandiri
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan, bahwa kemandirian belajar siswa
kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro sudah terbentuk dengan cukup baik. Hasilnya
sama seperti data saat observasi dilakukan yaitu hanya 2 siswa saja yang
Page 99
84
membutuhkan bimbingan khusus agar mereka dapat mandiri saat pembelajaran
tematik berlangsung. Faktor kedua siswa tersebut membutuhkan bimbingan
khusus adalah memiliki kelainan secara psikologi (ADAD) dan belum cukup
umur. Selebihnya, umtuk 32 siswa lainnya sudah mandiri dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik. Salah satu faktor kuat dalam kemandirian belajar siswa
terbentuk adalah service orang tua siswa saat di rumah. Dengan demikian sangat
membantu guru dalam pembentukkan kemandirian belajar siswa di sekolah.
Setelah data di dapatkan, peneliti melakukan wawancara lebih dalam
kepada wali kelas untuk memperkuat data yang telah diperoleh melalui lembar
observasi siswa. Setelah proses wawancara dilakukan, berikut hasil rekap data
kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas 2 SDI Al-Azhar
17 Bintaro. Berikut data hasil wawancara mengenai kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran tematik:
Tabel 4.3
Rekap Data Hasil Wawancara Guru Kelas Mengenai Kemandirian Belajar
siswa dalam Pembelaran Tematikdi kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No
Nama Siswa
Kemandirian Belajar
(Percaya diri, aktif, disiplin dan tanggung jawab)
Mandiri dalam Belajar Belum Mandiri dalam
Belajar
1. AF X
2. AS X
3. AR X
4. AACP X
5. AN X
6. BAN X
7. DGA X
Page 100
85
8. DAC X
9. DPN X
10. FNP X
11. HIV X
12. KAD X
13. KIS X
14. KPK X
15. KFA X
16. MAA X
17. MAAN X
18. MDA X
19. MKG X
20. MZA X
21. NNAA X
22. RRNSS X
23. RAR X
24. RGS X
25. RMP X
26. SKS X
27. SAA X
28. SAVP X
29. SSA X
30. SAPS X
Page 101
86
31. SAM X
32. TAHY X
33. TBM X
34. ZSD X
Dari hasil data yang telah diperoleh di atas menunjukkan, kemandirian
belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
sudah terbentuk dengan sangat baik. Siswa yang sudah mandiri dalam belajar
sebanyak 32 siswa, sedangkan yang belum mandiri hanya 2 siswa saja yaitu, Nada
Nadifa dan Masagus Adlan. Setelah dilakukan penelitian, guru memiliki kendala
dalam membentuk kemandirian hanya pada kedua siswa tersebut saja, untuk
selebihnya sudah terbentuk dengan sangat baik.
Bentuk ketidakmandirian untuk Nadifa yaitu selalu bergantung dan
meminta bantuan kepada guru dalam hal apapun misalnya, menyiapkan buku di
meja, menjawab soal, marah jika tidak ditanggapi dan lain sebagainya. Berikut
foto bentuk ketidakmandirian Tia saat pembelajaran tematik berlangsung.
Faktor penghambat untuk tia adalah memiliki dunianya sendiri atau dapat
disebut sebagai anak ADAD sehingga guru memiliki kesulitan dalam membentuk
kemandirian belajar pada dirinya. Sedangkan faktor penghambat untuk Adlan
adalah belum cukup umur. SDI Al-Azhar mendapatkan data yang keliru mengenai
usia Adlan saat mendaftar sekolah. Selain itu service orang tua juga yang
membuat kemandirian pada Adlan belum terbentuk dengan baik. Meskipun Tia
dan Adlan belum memiliki kemandirian belajar yang baik, dalam segi kognitif
atau akademik mereka tidak tertinggal jauh dengan teman-teman yang lainnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran tematik tema 4 Hidup Bersih dan Sehat di kelas II SDI AL-Azhar
17 Bintaro yang dilakukan peneliti selama 3 minggu dari Kamis tanggal 15
Page 102
87
November 2018 sampai dengan 5 Desember 2018, kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran tematik di kelas II SDI Al-azhar 17 Bintaro pada data hasil
catatan lapangan memperoleh hasil data yang sangat memuaskan yaitu, telah
terbentuk kemandirian belajar siswa dengan sangat baik. Bentuk kemandirian
belajar siswa yang dikembangkan di SDI AL-Azhar 17 Bintaro yang terdiri dari
percaya diri, aktif dalam belajar, disiplin dalam belajar dan tanggung jawab dalam
belajar. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh guru kelas II SDI AL-Azhar 17
Bintaro “ kemandirian belajar siswa di kelas II SDI AL-Azhar sudah terbentuk
dengan sangat baik, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan
tujuannya tercapai”.95
Adapun aktivitas yang menunjukkan sikap kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran tematik di kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro selama
penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Aktivitas siswa yang menunjukkan sikap kemandirian belajar siswa adalah
sebagai berikut:
a. Siswa mengerjakan dengan tertib. Sesuai dengan indikator pencapaian
percaya diri yaitu, bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.
b. Siswa mengacungkan tangan untuk menjawab soal. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki kecerdasan yang cukup.
c. Seluruh siswa tetap mengerjakan ulangan tanpa menunggu aba-aba dari
guru. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, mempunyai
potensi dan kemampuan yang memadai.
d. Tidak ada yang mencontek saat mengerjakan test penguatan tematik.
Sesuai dengan indikator pencapian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdassan yang cukup.
e. Para siswa yang sudah selesai terlebih dahulu ada yang tidur-tiduran di
karpet seperti Adlan, Shanaz, Keysha, Ammar. Selain itu ada yang
berbincang-bincang dengan teman lainnya seperti Dennish, Arka, Melvin,
95
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Selasa, Tanggal 4 Desember 2018, di Ruang
kelas II
Page 103
88
bahkan ada yang melamun seperti Tara, Nara, Alisya, Naema. Mereka
berbuat demikian untuk menunggu waktu beristirahat dari pada mereka
bercanda dan membuat kegaduhan. Sesuai dengan indokator pencapaian
peraya diri yaitu, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di
berbagai situasi.
f. Seluruh siswa kembali duduk di karpet dengan tertib. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, bersikap tenang di dalam
mengerjakan segala sesuatu.
g. Dengan percaya diri, Bara menunjuk tangan untuk membacakan teks
tersebut. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
h. Dennish mengacungkan tangganya untuk memberikan pendapatnya
mengenai makna atau arti dari kata yang teman-temannya belum pahami.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup.
i. Bibis tidak ikut pembelajaran di awal. Dengan tangan yang memegang
tisu kedalam hidung bibis berkata: Saya mimisan, bu. Kenapa tidak
bilang ibu Tiwi, nak? Tanya peneliti. Tidak, bu. Nanti juga akan berhenti.
Biar ibu Tiwi mengajarkan teman-teman saja, bu. Sesuai dengan indikator
pencapaian percaya diri yaitu, mampu menetralisasi ketegangan yang
muncul didalam berbagai situasi.
j. Randi, Zalika, Aimi, Alisha, Nara, Hana sibuk membaca buku dengan
alasan sambil menunggu ibu Tiwi dari pada bercanda dan ngbrol. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, Selalu bereaksi positif
didalam menghadapi berbagai masalah.
k. Althaf meminta membacakan no 1, dan bisa menjawab dengan tepat.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup
l. Dannish juga meminta membacakan soal dan dapat menjawabnya dengan
tepat. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup.
Page 104
89
m. Seluruh siswa berkata “ibu, hari guru itu kan tanggal 25 November!.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki
kecerdasan yang cukup.
n. Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk membacakan soal dan
jawabannya. Guru memberikan kebijakan agar setiap anak membahas 1
soal sehingga seluruh siswa mendaptkan bagiannya. !. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, memiliki kecerdasan yang cukup.
o. Seluruh siswa tetap mengerjakan masing-masing tidak menunggu aba-aba
dari ibu Tiwi. Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu,
siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
p. Dannish mengacungkan tangannya dan langsung berpendapat mengenai
games tersebut dengan alasan karena saya sudah mengetahuinya. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa memiliki
kecerdasan yang memadai.
q. Dengan sigap seluruh anak menginginkan dan berebut untuk
membagikannya. Dengan bijaksana guru meminta setiap anak mengambil
1 buku milik temannya dan memberikan kepada pemiliknya. Sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa mampu
menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
r. Seluruh siswa mengerjakan bersama-sama dengan tertib dan mandiri.
Sesuai dengan indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa bersikap
tenang didalam mengerjakan segala sesuatu.
s. Dengan inisiatif sendiri langsung mengerjakan latihan di halaman
selanjutnya padahal tidak diminta oleh guru. Sesuai dengan indikator
pencapaian percaya diri yaitu, siswa memiliki kecerdasan yang cukup.
t. Bara pun merasa kasihan karena Tia tidak Bisa, sehingga membiarkannya
melihat jawabannya dengan maksud membantu Tia. Sesuai dengan
indikator pencapaian percaya diri yaitu, siswa mempunyai potensi dan
kemampuan yang memadai.
Page 105
90
Data aktivitas siswa mengenai kemandirian belajar di atas telah sesuai
dengan indikator pencapaian percaya diri. Menurut Hakim ciri-ciri dari orang-
orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, yaitu:
1. Bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu.
2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
3. Mampu menetralisai ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.
4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya.
6. Memiliki kecerdasan yang cukup.
7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
8. Memiliki keterampilan dan keahlian yang menunjang kehidupannya,
misalnya keterampilan berbahasa asing.
9. Memiliki kemampuan bersosialisasi.
10. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
11. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan didalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
12. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah, misalnya
dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.96
Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri lebih, ia merasa yakin dengan
kemampuannya sendiri sehingga dapat dilihat tingginya keberanian, hubungan
sosial, tanggung jawab serta harga dirinya.97
2. Aktif dalam Belajar
Aktivitas siswa yang menunjukkan sikap kemandirian belajar siswa adalah
sebagai berikut:
96 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit h 15 97 Triningtyas, Diana Ariswanti, Studi Kasus Tentang Rasa Percaya Diri Faktot
Penyebabnya dan Upaya Memperbaiki dengan Menggunakan Konseling Individual, Jurnal
Elektronik Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun.
(http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JBK/article/download/239211). Diunduh pada hari Rabu,
Tanggal 28 Desember 2018m Pukul 22.34 WIB.
Page 106
91
1) Guru menggunakan metode kartu, meminta setiap siswa bergabung
sesuai kelompoknya masing-masing. Sesuai dengan indikator
pencapaian aktif dalam belajar yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami,
dan ditemukan oleh siswa.
2) Setiap meja sudah tersedia kartu yang diacak. Siswa mulai bermain
dengan asyik, semangat, dan kooperatif. Sesuai dengan indikator
pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa mencoba sendiri konsep-
konsep.
3) Guru menggunakan metode diskusi saat materi Hidup Bersih dan Sehat
di Tempat bermain. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa.
4) Guru meminta siswa ke atas meja sesuai kelompoknya masing-masing
untuk berdiskusi mengenai contoh nyata di kehidupan mereka. Sesuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa Seuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, pengetahuan
dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa.
5) Setiap kelompok maju menyampaikan hasil diskusinya. Sesuai dengan
indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa
mengkomunikasikan hasil pikirannya.
6) Dannish langsung mengacungkan tangannya, dan menyampaikan
pendapatnya. Kemudian disusul dengan Althaf, dan Gibran
menyampaikan pendapatnya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif
dalam belajar yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya.
7) Dannish lalu mengacungkan tangannya, meminta ibu Tiwi memberikan
kesempatan untuk dirinya menyampaikan pendapatnya dari pertanyaan
teman-temannya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya.
8) Kenzi mengangkat tangannya untuk menyampaikan pendapatnya. Sesuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa berani
menyampaikan pendapatnya.
Page 107
92
9) Dannish pun juga mengacungkan tangannya untuk memberikan
kesimpulan. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya.
10) Kenzi menyampaikan pendapatnya mengenai M pertama yaitu
menguras. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu,
siswa berani menyampaikan pendapatnya..
11) Saladin menyampaikan pendapatnya mengenai M kedua yaitu Menutup.
Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa
berani menyampaikan pendapatnya.
12) Haryo menyampaikan pendapatnya mengenai M ketiga yaitu Mengubur.
Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu, siswa
berani menyampaikan pendapatnya.
13) Guru melanjutkan pembelajarn tematik materi pembagian dengan
menggunakan games. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.
14) Seluruh siswa bermain dengan sangat senang. Mereka sangat kooperatif,
sportif, dan kreatif. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.
15) Randi, Dannish, Haryo, Ammar, Adlan, Tara dan Naima maju kedepan
secara bergantian untuk mencoba perkalian dan pembagian secara
mandiri. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar yaitu,
siswa mencoba sendiri konsep-konsep.
16) Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk membacakan soal beserta
jawabannya. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar
yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan
kebijakan seperti biasa, setiap anak membacakan 1 soal dan jawaban
secara bergantian. Sesuai dengan indikator pencapaian aktif dalam
belajar yaitu, siswa berani menyampaikan pendapatnya
Page 108
93
Data aktivitas siswa mengenai kemandirian belajar di atas telah sesuai
dengan indikator pencapaian aktif dalam belajar. Menurut Suryo Subroto aktif
dalam belajar bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
1. Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.
2. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.
3. Mencobakan sendiri konsep-konsep
4. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya.98
Dalvi (2006) mengatakan pembelajaran aktif (active learning) sebagai suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang bermuara pada belajar mandiri, maka
kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus mampu melibatkan siswa secara
aktif. Sehingga siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari guru,
akan tetapi juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan kegiatan siswa yang
terakhir adalah melakukan atau mencobanya secara langsung.99
3. Disiplin dalam Belajar
Aktivitas siswa yang menunjukkan sikap kemandirian belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1. Dan yang bertugas piket pada hari ini menyiapkan tikar untuk istirahat.
Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
2. Kenzi memimpin teman-temannya berdoa masuk kamar mandi dan doa
mau makan. Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
3. Siswa yang piket pada hari ini mempersiapkan tikar untuk makan di
depan kelas. Sesuai dengan indokator pencapaian disiplin yaitu,
bertanggung jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
98 Suryo subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rhineka Cipta),
(http://www.buatskripsi.com/2011/02/ciri-siswa-aktif-pembelajaran.html?m=1), Diunduh pada
hari Senin, 07 Januari 2019, pukul 06.30 WIB. 99 Rosida Postalina dan SupriatinTitin, Pengaruh Pembelajaran Aktif Dalam Meingkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas 2 SMU, Jurnal Proyeksi, Vol. 6 (2) 2011, 89-102 93 ISSN :
1907-8455 h 92-93 Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang,
(http://jurnal.unnisula.ac.id/index,php/proyeksi/article/download/250/226). Diunduh pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.39 WIB.
Page 109
94
4. Seluruh siswa dengan sigap dan mandiri menyiapkan peralatan belajar.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
5. Tara, Shanaz, Arka, Ammar, dan Aiko mengacungkan tangannya secara
bergantian menanyakan kata yang mereka belum pahami. . Sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, mengatasi
kesulitan yang timbul pada dirinya.
6. Kenzi maju ke depan kelas untuk memimpin doa pulang. . Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, bertanggung jawab
terhadap tugas piket yang diberikan.
7. Dengan mandiri siswa langsung mengambil buku tematiknya di atas
meja. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
8. Gibran, Dannish, Aimi, Adlan, Denisha mengacungkan tangannya untuk
membacakan teks. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam
belajar yaitu, Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
9. Kenzi, Gibran, Shanaz, mengajukan pertanyaan secara bergantian.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya.
10. Saladdin mengacungkan tangannya memberikan pertanyaan baru. Sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, mengatasi
kesulitan yang timbul pada dirinya.
11. Dengan segera dan mandiri siswa mengambil buku tamtiknya di atas
meja. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
12. Seluruh siswa rapih seketika duduk di karpet tanpa diarahkan guru.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu,
Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
13. Siswa mendengarkan guru menjelaskan arti guru secara luas. Sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa
semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
Page 110
95
14. Reza memipin doa masuk kamar mandi dan mau makan. Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa bertanggung
jawab terhadap tugas piket yang diberikan.
15. Siswa mendengarkan cerita ibu Tiwi dengan baik. Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa semangat dan
antusias dalam kegiatan pembelajaran.
16. Guru memberikan penguatan dan siswa mendengarkan dengan baik.
Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa
semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
17. Dannish mengatur anggota kelompoknya agar Tara pindah duduk di
barisan depan dan yang paling depan mundur ke belakang begitu
seterusnya sampai Tara dapat duduk di barisan depan. Sesuai dengan
indikator pencapaian disiplin dalam belajar yaitu, siswa memiliki
kemampuan memimpin.
Data aktivitas siswa mengenai kemandirian belajar di atas telah sesuai
dengan indikator pencapaian disiplin dalam belajar. Menurut Mudjiman
(Isnawati: 131) disiplin siswa pada proses pembelajaran dapat diamati
berdasarkan lima aspek yaitu:
1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
2. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
3. Komitmen yang tinggi terhadap tugas.
4. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya
5. Kemampuan memimpin100
Perbedaan tingkat percaya diri yang dimiliki individu tentu akan
mempengaruhi perolehan prestasi belajar. Individu yang memiliki percaya
diri yang tinggi akan memperoleh pretasi yang baik karena selalu
beranggapan positif dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri.
Begitupun sebaliknya, individu yang memiliki percaya diri yang rendah
100 Suryani Bunandar, Ade Eny, Op.cit
Page 111
96
akan memiliki prestasi belajar yang kurang memuaskan karena selalu
beranggapan negatif dan tidak percaya akan kemampuan dan potensi yang
dimilikinya.101
Sikap kedisiplinan penting dan harus dimiliki oleh setiap siswa.
Disiplin membantu siswa dalam proses pembentukan sikap, prilaku dan
akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan ketika bekerja
nanti.102
4. Tanggung Jawab dalam Belajar
Aktivitas siswa yang menunjukkan sikap kemandirian belajar siswa
adalah sebagai berikut:
1. Reza memimpin tadarus bersama. Sesuai dengan indokator pencapaian
Tanggung jawab dalam belajar yaitu, memiliki komitmen yang tinggi
terhadap tugas atau pekerjaannya.
2. Adli dan Amar mengacungkan tangannya, mereka berani mengakui
kesalahannya yaitu tidak melaksanakan shalat. Sesuai dengan indokator
pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, mau belajar dari
kegagalan.
3. Setelah selesai mengerjakan guru dan siswa membahas secara bersama-
sama. Sesuai dengan indokator pencapaian tanggung jawab dalam
belajar yaitu, mau bertanggung jawab menyelesaikan tugas.
4. Keysha dengan mandiri dan inisiatif sendiri merapihkan buku paket
tematik keempat temannya yang tidak masuk agar buku tematik
temannya tidak hilang dan meja menjadi rapih. Sesuai dengan indokator
101 Asrullah Syam dan Amri, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis
Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus di Program Pendidikan
Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Parepare), Jurnal
Biotek Volume 5 Nomor 1 Juni 2017 h 89, (http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/viewFile/3448/3243), diunduh pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.33 WIB.
102 Ariananda Eka dkk, Pengaruh Kedisiplinan Siswa di Sekolah Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Teknik Pendinginan, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 1, No.2,
Desember 2014 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia h 235, (http://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/3805/2711), diunduh pada hari Rabu, Tanggal
28 Desember 2018, Pukul 22.41 WIB
Page 112
97
pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, yakin pada kemampuan
dirinya.
5. Seluruh siswa selesai membacaan teks tentang Hidup Bersih dan Sehat
di Tempat bermain. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggug jawab
dalam belajar yaitu, memiliki komitemen yang tinggi terhadap tugas dan
pekerjaannya.
6. Seluruh siswa menyelesaikan diskusinya. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggug jawab dalam belajar yaitu, memiliki komitemen
yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya.
7. Daffa bercanda dengan Gibran. Akan tetapi Gibran tidak menanggapi.
Dengan alasan Danish sedang berbicara di depan, saya ingin
mengetahuinya. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggung jawab
dalam belajar yaitu, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
8. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri di atas meja. Sesuai dengan
indikator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, mau
bertanggung jawab (menyelesaikan tugas).
9. Dannish, Asha dan Reza selesai terlebih dahulu. Mereka langsung
mengerjakan tugas berikutnya tanpa diminta oleh guru. Sesuai dengan
indikator pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, memiliki
komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya.
10. Guru menanyakan siapa yang tidak shalat kepada seluruh siswa. Ammar
dan Daffa mengakui kesalahanya lalu dengan cepat melakukan sujud dan
membaca doa pengampunan. Sesuai dengan indikator pencapaian
tanggung jawabdalam belajar yaitu, mau belajar dari kegagalan.
11. Siswa menyelesaikan evaluasi pembelajaran tematik hal 94. Sesuai
dengan indikator pencapaian tanggung jawabdalam belajar yaitu, mau
bertanggung jawab (menyelesaikan tugas).
12. Adlan pun meminta maaf kepada ibu Tiwi dan berjanji tidak
mengulanginya kembali. Sesuai dengan indikator pencapaian tanggung
jawab dalam belajar yaitu, siswa mau belajar dari kegagalan.
Page 113
98
13. Seluruh siswa mengerjakan dengan mandiri. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggung jawab dalam belajar yaitu, siswa mau bertanggung
jawab (menyelesaikan tugas).
14. Randi, Dannish, Hanna, Shanaz telah lebih awal menyelesaikan ulangan
harian tematik. Sesuai dengan indikator pencapaian disiplin dalam
belajar yaitu, Siswa memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau
pekerjaannya.
15. Seluruh siswa mengerjakan latihan hal 23 di buku tematik sumber dari
DIKNAS tentang Hidup Bersih dan Sehat. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggung Jawab dalam belajar yaitu, siswa Mau bertanggung
jawab (menyelesaikan tugas).
16. Dannish, Gibran, Khansa, Hanna, Nara, Tara, Ammar, Bara, Reza,
Alisha, dan Haryo selesai lebih awal. Sesuai dengan indikator
pencapaian tanggung Jawab dalam belajar yaitu, memiliki komitmen
yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya.
Data aktivitas siswa mengenai kemandirian belajar di atas telah sesuai
dengan indikator pencapaian tanggung jawab dalam belajar. Menurut
Zimmerer (Ade: 2016) mengungkapkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya.
2. Mau bertanggung jawab.
3. Energik.
4. Berorientasi ke masa depan.
5. Kemampuan memimpin.
6. Mau belajar dari kegagalan.
7. Yakin pada dirinya.
8. Obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi.103
Dengan terbentuknya tanggung jawab peserta didik, dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar serta kemampuan kognitif peserta didik,
103 Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit 17
Page 114
99
sehingga dapat dijadikan solusi untuk memperbaiki kesuksesan hasil
belajar.104
Kemandirian belajar siswa di sekolah dasar SDI Al-Azhar 17 Bintaro
tidak dengan serta merta dapat terbentuk dan terwujud dengan baik.
Membutuhkan kerja keras dan kerja sama antara pihak sekolah dengan
orang tua. Service orang tua yang baik sangat berpengaruh terhadap
kemandirian belajar siswa di sekolah. Seperti yang telah dikatakan oleh
guru kelas II SDI Al-Azhar Bintaro bahwa;
“Yang paling utama dalam pembentukkan kemandirian pada
siswa itu adalah tetap keluarganya terutama orang tua. Sekeras
apapun guru atau pihak sekolah mengupayakannya, namun jika tidak
diimbangi dengan service orang tua di rumah, maka akan sulit untuk
mencapainya.”105
Pada prakteknya di kelas, seluruh siswa sudah mengetahui ritme atau
alur yang harus mereka ikuti selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan begitu membuktikan mereka sudah memahami apa tugas dan
aturan yang berlaku dan harus mereka ikuti. Berikut data hasil rekap
mengenai kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik:
Keterangan:
PD = Percaya Diri DP = Disiplin
A = Aktif TJ = Tanggug Jawab
Tabel 4.4
Rekap Data Observasi Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Tematik di Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama
Observasi
Penilaian Diri
Wawancara
Hasil
PD A DP TJ PD A DP TJ PD A DP TJ Mandiri
AF X X X X X X X X X X X X Mandiri
104 Haqiqi dkk, Karakter Tanggung Jawab dan Keterampilan Komunikasi Matematis
pada Pembelajaran Berpendekatan PMRI Berbantuan Scaffolding Materi Pecahan, Journal of
Primary Education Prodi Pendidikan Dasar, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia JPE
6 (1) (2017) : 21 – 26, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ipe), diunduh pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.43 WIB.
105 HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Selasa, Tanggal 4 Desember 2018,
di Ruang kelas II
Page 115
100
AS X X X X X X X X X X X X Mandiri
AR X X X X X X X X X X X X Mandiri
AACP X X X X X X X X X X X X Mandiri
AN X X X X X X X X X X X X Mandiri
BAN X X X X X X X X X X X X Mandiri
DGA X X X X X X X X X X X X Mandiri
DAC X X X X X X X X X X X X Mandiri
DPN X X X X X X X X X X X X Mandiri
FNP X X X X X X X X X X X X Mandiri
HIV X X X X X X X X X X X X Mandiri
KAD X X X X X X X X X X X X Mandiri
KIS X X X X X X X X X X X X Mandiri
KPK X X X X X X X X X X X X Mandiri
KFA X X X X X X X X X X X X Mandiri
MAA _ X _ _ _ X _ _ _ X _ X Belum
Mandiri
MAAN X X X X X X X X X X X X Mandiri
MDA X X X X X X X X X X X X Mandiri
MKG X X X X X X X X X X X X Mandiri
MZA X X X X X X X X X X X X Mandiri
NNAA _ _ _ X _ _ _ X _ _ _ X Belum
Mandiri
RRNS
S
X X X X X X X X X X X X Mandiri
RAR X X X X X X X X X X X X Mandiri
RGS X X X X X X X X X X X X Mandiri
RMP X X X X X X X X X X X X Mandiri
SKS X X X X X X X X X X X X Mandiri
SAA X X X X X X X X X X X X Mandiri
SAVP X X X X X X X X X X X X Mandiri
SSA X X X X X X X X X X X X Mandiri
SAPS X X X X X X X X X X X X Mandiri
SAM X X X X X X X X X X X X Mandiri
TAHY X X X X X X X X X X X X Mandiri
TBM X X X X X X X X X X X X Mandiri
ZSD X X X X X X X X X X X X Mandiri
Berdasarkan tabel di atas, telah didapatkan hasil data mengenai
kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik sudah terlaksana
dengan sangat baik. Kemandirian belajar siswa SDI Al-Azhar dapat dilihat
salah satunya dari pengembangan nilai-nilai kemandirian seperti percaya diri,
aktif dalam belajar, disiplin dan tanggung jawab. Berdasarkan pengembangan
Page 116
101
nilai-nilai tersebutlah peneliti dapat mengetahui kemandirian belajar siswa.
Karena pada dasarnya kemandirian belajar itu siswa mampu berdiri sendiri,
mengerjakan segala sesuatu sendiri dan menyelesaikan segala tanggung
jawab yang diterima dengan baik.
Menurut ibu Tiwi selaku guru kelas II SDI Al-Azhar Bintaro yang
paling utama dalam pembentukkan kemandirian belajar siswa saat
pembelajaran berlangsung yaitu mengetahui dan memahami dulu ritme nya.
Maka dengan sendirinya seluruh siswa akan menjalankannya sendiri tanpa
aba-aba dan perintah dari guru. 106
Seperti yang dikatakan oleh Sharin Hashim dan Yusuf Boon (Asep
dan Nafia: 2015) bahwa, perkembangan psikologi anak-anak pada masa
sekolah salah satunya adalah mampu berfikir secara abstrak sehingga
membolehkan anak-anak tersebut menerima hal-hal seperti teori-teori dan
peraturan-peraturan tertentu. 107
Dalam segi psikologi sudah jelas, bahwa
anak sudah dapat diajarkan aturan-aturan tertentu sehingga dapat dengan
sendirinya anak akan melaksanakan aturan yang telah dibuat.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menganalisis upaya guru
dalam membentuk dan mengembangkan kemandirian belajar siswa di kelas 2
SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Berikut upaya guru dalam membentuk dan
mengembangkan kemandirian belajar siswa di SDI Al-Azhar 17 Bintaro:
1. Merencanakan pembelajaran yang actif learning.
2. Pembelajaran berpusat pada siswa
3. Menggunakan metode yang bervariasi
4. Selalu memberikan semangat dan motivasi pada awal pembelajaran
5. Mengajak siswa untuk selalu bersyukur atas nikmat tuhan
6. Memberikan kesempatan untuk tampil di depan kelas
7. Memberikan penghargaan bagi siswa teladan
8. Menerapkan aturan yang harus ditaati
9. Memberikan peringatan atas setiap perilaku yang kurang baik
106
HS Pretiwi, Wawancara, Guru kelas II, Pada Hari Selasa, Tanggal 4 Desember 2018,
di Ruang kelas II 107
Wafiqni Nafia dan Latif Asep Ediana, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta:
UIN Press, 2015), h 29.
Page 117
102
10. Mengarahkan siswa untuk melakukan hal positif
11. Mengajarkan siswa untuk mengahargai setiap kebaikan
12. Mendidik siswa untuk terus berusaha dan berjuang meskipun sulit dilakukan
13. Mengajarkan siswa untuk bersikap kooperatif dan sprotif
14. Mengajak siswa untuk merenungkan diri di akhir pembelajaran
Berdasarkan data di atas, upaya guru dalam mengembangkan
kemandirian belajar siswa sesuai dengan beberapa pendapat para ahli.
Berikut upaya guru dalam mengembangkan kemandirian belajar siswa:
1. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis.
2. Mendorong individu berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
3. Memberi kebebasan kepada individu untuk mengeksplorasi lingkungan.
4. Penerimaan positif tidak membeda-bedakan individu yang satu dengan yang
lainnya.
5. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan individu.108
6. Menumbuhkan ketertarikan siswa dengan yang diajarkan sehingga
membantu siswa dalam kegiatan belajar.
7. Memberi motivasi dalam kegiatan belajar, siswa didorong oleh motif untuk
menguasai sesuatu kompetensi yang diharapkan sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
8. Membuat perencanaan mata pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi
dengan yang diajarkan109
9. Mampu mengoptimalkan kecerdasan baca-tulis.
10. Membangun lingkungan belajar.
11. Mengevaluasikan perkembangan siswa dalam proses pembelajran.110
108
Suhada Idad, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal), (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2016), h 133 109 Rafika Israwati dan Bachtiar, Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar
Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 115-123, Februari 2017, (http://media.neliti.com/), diunduh
pada hari Kamis, Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 21:27 WIB. 110 Mina Wihil Israwati dan Vitoria Linda, Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa Melalui Lesson Study di Kelas V SD Negeri Lampageu Aceh Besar, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1 Februari 2017, h 186,
(http://media.neliti.com/), diunduh pada hari Rabu, Tanggal 3 Oktober 2018, Pukul 23:07 WIB
Page 118
103
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan, bahwa
kemandirian belajar siswa di SDI Al-Azhar 17 Bintaro berkembang dengan
sangat baik. Kemandirian belajar siswa yang dikembangkan di SDI Al-Azhar
17 Bintaro didukung dengan di antaranya percaya diri, aktif dalam belajar,
disiplin dan tanggung jawab. Upaya guru dalam mengembangkan kemandirian
belajar siswa tersebut dengan cara memberikan ritme (alur) dan aturan yang
harus mereka laksanakan setiap harinya. Diberlakukannya sanksi bagi siswa
yang melanggar aturan dan diberikannya penghargaan bagi siswa yang
teladan. Selain itu, membiasakan mereka untuk melakukan segala sesuatu
dengan berusaha sendiri tanpa bantuan guru. Dari pembiasan tersebut maka
menjadikannya karakter kemandirian belajar siswa yang melekat erat dalam
diri siswa sehinggga akan mempermudah siswa dalam melaksanakan
pembelajaran tematik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan.
B. Implikasi
Mengetahui kemandirian belajar siswa sangat penting dalam menunjang
keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, maka
guru harus mengembangkannya dengan sangat baik sehingga siswa yang akan
menjadi generasi penerus memiliki karakter yang kuat dan dapat memajukan
bangsa Indonesia baik dalam segi pendidikan maupaun yang lainnya. Yang
paling utama adalah pembiasaan dan kerjasama yang baik serta didukung
dengan motivasi yang tinggi dalam diri sisiwa sehingga dapat dengan mudah
kemandirian tersebut terbentuk.
Page 119
104
C. Saran
Dari kesimpulan yang telah peneliti paparkan, dapat diajukan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, hendaknya dapat lebih meningkatkan kualitas dalam
menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua pihak melalui program
kegiatan sekolah terbaru.
2. Bagi guru, memberikan motivasi dan inovasi dengan berbagai kegiatan
dan aktivitas yang bisa mengembangkan kemandirian belajar siswa.
3. Bagi orang tua, hendaknya memberikan service yang baik serta
membentuk lingkungan yang baik agar kemandirian siswa yang sudah
terlaksana di sekolah dapat dilaksanakan di rumah dengan baik. Upaya
yang telah dilakukan guru di sekolah dapat diterapkan di rumah
sehingga anak terbiasa dengan kemandirian tersebut dan dapat
mengembangkannya di lingkungan masyarakat.
4. Bagi peneliti lain, perlu adanya penelitian lanjutan terkait kemandirian
belajar siswa di luar pembelajaran tematik dan pada sekolah dasar
lainnya untuk dijadikan rujukan sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Page 120
105
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Jamil, Kemandirian Belajar dalam Al-qur‟an dan Psikologi, Tesis,
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Psikologi
Pendidikan Islam, Yogyakarta, 2017, di unduh Pada Hari Rabu, Tanggal 18
Desember 2018, Pukul 22.30 WIB.
Alfatihah Miftaqul, Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi
Belajar PAI Siswa kelas III SDN Panularan Surakarta, Jurnal Penelitian
Kemandirian Belajar Volume. 1, No. 2, Juli Desember 2016, h 198,
(http://ejournal.iainsurakarta.ac.id//), diunduh pada hari Minggu, tanggal 7
Oktober 2018, Pukul 4:11 WIB.
Ariananda Eka dkk, Pengaruh Kedisiplinan Siswa di Sekolah Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Teknik Pendinginan, Journal of Mechanical Engineering
Education, Vol. 1, No.2, Desember 2014 Departemen Pendidikan Teknik
Mesin Universitas Pendidikan Indonesia h 235,
(http://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/3805/2711),
diunduh pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.41 WIB
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013, Cet. 15
Asrullah Syam dan Amri, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis
Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus di
Program Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhamadiyah Parepare), Jurnal Biotek Volume 5 Nomor 1
Juni 2017 h 89, (http://journal.uin
alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/viewFile/3448/3243), diunduh pada
hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.33 WIB.
Firdaus Muqarrobin, “Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Guru dalam
Pembelajaran Tematik Integratif”,
(https://www.eurekapendidikan.com/2015/04/Langkah-langkah-yang-Perlu-
Page 121
106
Dilakukan-Guru-dalam-Pembelajaran-Tematik-Integratif.html), diunduh
pada hari Rabu, 31 Januari 2018 pukul 03.49 WIB.
Haqiqi dkk, Karakter Tanggung Jawab dan Keterampilan Komunikasi Matematis
pada Pembelajaran Berpendekatan PMRI Berbantuan Scaffolding Materi
Pecahan, Journal of Primary Education Prodi Pendidikan Dasar,
Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia JPE 6 (1) (2017) :
21 – 26, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ipe), diunduh pada hari
Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.43 WIB.
Hidayati Kana dan Listyati Endang, Improving Instruments Of Students Self-
Regulated Learning, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 14 (1).
2010, FMIPA UNY Mathematics Education Department,
(http://jurnal.untan.ac.id//), diunduh pada hari Sabtu, Tanggal 6 Oktober
2018, Pukul 11.14 WIB.
Indriani Fitri, Kompetensi Pedagogik mahasiswa dalam Mengelola Pembelajaran
Tematik Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD
Yogyakarta, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015
: 87 – 94, h 88, (http://journals.ums.ac.id), diunduh pada hari Senin,
Tanggal 30 September 2018, Pukul 22.12 WIB.
Isnawati Nina dan Samian, Kemandirin Belajar ditinjau dari Kreativitas belajar
dan Motivitas Belajar Mahasiswa, Jurnal Penelitian Kemandirian Belajar, h
129, (Http://journals.ums.ac.id//), diunduh pada hari Kamis, 4 Oktober
2018, Pukul 11:15 WIB.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI), (https://www.kbbi.web.id/peran),
diunduh pada hari Sabtu, 15 Oktober 2018 pukul 20:46 WIB.
Kurniasih Imas dan Sani Berlin. Pendidikan Karakter Internalisasi dan Metode
Pembelajaran di sekolah. Jakarta: Kata Pena. 2017.
Mina Wihil Israwati dan Vitoria Linda, Upaya Meningkatkan Kemandirian
Belajar Siswa Melalui Lesson Study di Kelas V SD Negeri Lampageu Aceh
Besar, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume
Page 122
107
2 Nomor 1 Februari 2017, h 186, (http://media.neliti.com/), diunduh pada
hari Rabu, Tanggal 3 Oktober 2018, Pukul 23:07 WIB.
Nafia Wafiqni dan Latif Asep Ediana, Psikologi Perkembangan Anak Usia
MI/SD, Jakarta: UIN Press, 2015
Neolaka Amos, dan Amialia Grace. Landasan Pendidikan, Depok: Kencana.
2017.
Nur Muhammad Ali, Peringkat Pendidikan Indonesia dan Budaya Buruknya,
(https://www.google.co.id/amp/s/siedoo.com/berita-4965-peringkat-
pendidikan-indonesia-dan-budaya-buruknya/amp), diunduh pada hari Senin,
Tanggal 22 Oktober 2018, Pukul 21:29 WIB
Prayuda reza, Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasl Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi di SMA, Artikel Penelitian Universitas
Tanjungpura Pontianak, 2014, (http://jurnal.untan.ac.id//), diunduh pada
hari Kamis, Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 11.13 WIB.
Puspita Hendra Jati, Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Pada Kelas VB
SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Edisi 9 Tahun ke-5 2016, h 886, (http://journal.student.uny.ac.id), diunduh
pada hari senin, tanggal 30 September 2018, Pukul 22.13 WIB.
Rafika Israwati dan Bachtiar, Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian
Belajar Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 115-123
Februari 2017, (http://media.neliti.com/), diunduh pada hari Kamis,
Tanggal 4 Oktober 2018, Pukul 21:27 WIB.
Rijal Syamsu dan Bachtiar Suhaedir, Hubungan Antara Sikap, Kemandirian
Belajar, dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa, Jurnal
BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 2 Desember 2015 ISSN: 2338-6630, hal 18,
(http://journal.uad.ac.id/), diunduh Pada Hari Kamis, Tanggal 4 Oktober
2018, Pukul 11.15 WIB.
Rosida Postalina dan SupriatinTitin, Pengaruh Pembelajaran Aktif Dalam
Meingkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas 2 SMU, Jurnal
Proyeksi, Vol. 6 (2) 2011, 89-102 93 ISSN : 1907-8455 h 92-93 Fakultas
Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang,
Page 123
108
(http://jurnal.unnisula.ac.id/index,php/proyeksi/article/download/250/226).
Diunduh pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018, Pukul 22.39 WIB.
Folia Rosa, Meski Akses Mudah Kualitas Pendidikan di Indonesia masih Rendah,
(https://www.google.co.id/amp/s/www,idntimes.com/news/Indonesia/amp/r
osa-folia/meski-akses-mudah-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih-
rendah-1), diunduh pada hari Senin, Tanggal 22 Oktober 2018. Pukul 21:31
WIB.
Kementrian Agama, (https://banten2.kemenag.go.id/berita/461483/min-2-kota-
tangsel-madrasah-dengan-segudang-prestasi), diunduh pada hari Jum‟at, 26
Januari 2018 pukul 13.45 WIB.
Shalihah, Indah. https://www.idntimes.com// diunduh pada Jumat, 14 September
2018, pukul 21:24 WIB.
Suhada, Idad. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2011.
Sumarmo Utari, Kemandirian Belajar Apa Mengapa dan Bagaimana
dikembangkan Pada Peserta Didik, Makalah pada Tingkat Nasional
FPMIPA UNY Yogyakarta, pada Tanggal 8, Tahun 2004,
(http://Scholar.google.co.id/), diunduh pada hari MInggu, Tanggal 8
Oktober 2018, Pukul 13:32 WIB.
Suryani Bunandar, Ade Eny, Analisis Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Biologi di Kelas X MAS Al-Mustaqim Kubu Raya, Skripsi
Universitas Muhamadiyah Pontianak, 2016,
(http://repository.unmuhpnk.ac.id//), diunduh pada hari Kamis, tanggal 4
Oktober 2018, Pukul 11:18 WIB.
Suryo subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rhineka Cipta),
(http://www.buatskripsi.com/2011/02/ciri-siswa-aktif-
pembelajaran.html?m=1), Diunduh pada hari Senin, 07 Januari 2019, pukul
06.30 WIB.
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Fremaja
Rosdakarya, 2014
Thoken Florensius, Asrori dan Purwati, Analisis Kemandirian Belajar Siswa
Kelas X SMA Kemala Bhayangkari Sungai Raya, Jurnal Kemandirian
Belajar Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak,
(http://Scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+kemandirian+belajar&hl=id&
as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart), Diunduh pada Hari Senin, Tanggal 8
Oktober 2018, Pukul 1:40 WIB.
Page 124
109
Triningtyas, Diana Ariswanti, Studi Kasus Tentang Rasa Percaya Diri Faktot
Penyebabnya dan Upaya Memperbaiki dengan Menggunakan Konseling
Individual, Jurnal Elektronik Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas
Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun. (http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JBK/article/download/239211). Diunduh
pada hari Rabu, Tanggal 28 Desember 2018m Pukul 22.34 WIB.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf), diunduh pada hari
Jumat, 14 September 2018, Pukul 15:20 WIB.
Wiyani Novan Ardy, Pendidikan Karakter Berbasis Total Quality Management,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018
Yanti, Herlanti. Pembelajaran Tematik. Jakarta: UIN Press. 2005
Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan. (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2014), Cet-1,
Page 128
113
Lembar Catatan Lapangan ke-1
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Kamis, 15 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 3 (Hidup bersih dan Sehat di Tempat Bermain)
Pembelajaran : Ke-1
Guru menyiapkan pembelajaran dengan doa dan shalawat nabi. Guru mulai
mengabsen murid dengan menggunakan bahasa inggris. Hari ini ada 4 siswa yang
tidak hadir yaitu, Denisya (i), Naema (i), Althaf (s) dan Hanna (s). Sebelum
masuk materi menyusun kata acak menjadi kalimat yang benar dan tepat, guru
melakukan review terlebih dahulu. Setelah itu, guru menggunakan metode kartu,
meminta setiap siswa bergabung sesuai kelompoknya masing-masing. Tujuannya
agar setiap siswa dapat bekerjasama dan aktif dalam pembelajaran serta
menyelesaikan sendiri persoalan yang sedang di hadapi. Setiap meja sudah
tersedia kartu yang diacak. Siswa mulai bermain dengan asyik, semangat, dan
kooperatif. Setelah permainan selesai guru memberikan penguatan kepada siswa.
Setelah penguatan selesai, guru meminta siswa membuka buku hal 64 berisi
soal latihan menyusun kata acak menjadi sebuah kalimat yang benar. Siswa
mengerjakan dengan tertib di meja kelompok masing-masing. Setelah selesai
mengerjakan guru dan siswa membahas secara bersama-sama. Seluruh siswa,
terkecuali Tia dan Daffa, mengacungkan tangannya untuk menjawab soal .
Dengan demikian, guru mengambil kebijakan setiap siswa menjawab satu soal.
Setelah semuanya selesai, siswa dengan mandiri merapihkan bukunya masing-
masing. Dan yang bertugas piket pada hari ini menyiapkan tikar untuk istirahat.
Saat masing-masing siswa sibuk merapihkan peralatan belajarnya, Keysha dengan
mandiri dan inisiatif sendiri merapihkan buku paket tematik keempat temannya
Page 129
114
yang tidak masuk agar buku tematik temannya tidak hilang dan meja menjadi
rapih.
Setelah semua selesai, guru mempersilahkan siswa untuk istrahat. Waktu
istirahat selesai, seluruh siswa masuk kembali ke dalam kelas dan melanjutkan
pembelajaran tematik. Setelah jam istirahat, para siswa melaksanakan ulangan
harian tematik. Guru tetap memandu membacakan soal sampai selesai agar tidak
ada yang terlewatkan oleh siswa, akan tetapi seluruh siswa tetap dengan mandiri
mengerjakannya tanpa menunggu aba-aba dari guru. Terkecuali dengan Tia dan
Daffa. Mereka berdua membutuhkan bimbingan dalam mengerjakannya. Secara
psikologis, Tia memiliki dunianya sendiri berbeda dengan siswa lainnya.
Sedangkan Daffa baru bisa membaca sehingga belum sepenuhnya memahami
makna dari sebuah kata. Setelah ulangan harian selesai, Dennish memimpin
teman-temannya untuk membaca doa penutup majlis dan surat Al-Ashr.
Page 130
115
Lembar Catatan Lapangan Ke-2
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Senin, 19 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 3 (Hidup bersih dan Sehat di Tempat Bermain)
Pembelajaran : Ke-2
Pada hari ini, pembelajaran tematik dimulai pukul 08.30 WIB. Disebabkan
pada pukul 07-08.30 WIB sedang diadakan acara maulid Nabi Muhammad SAW.
Guru menertibkan seluruh siswa dengan cara melakukan refleksi otak. Setelah
siswa merasa rileks dan nyaman guru mengadakan test penguatan materi tematik.
Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib. tidak ada yang mencontek saat
mengerjakan test penguatan tematik. Terkecuali Tia dan Daffa, mereka berdua
tidak mengerjakan sibuk dengan dunianya sendiri. Para siswa yang sudah selesai
terlebih dahulu ada yang tidur-tiduran di karpet seperti Adlan, Shanaz, Keysha,
Ammar. Selain itu ada yang berbincang-bincang dengan teman lainnya seperti
Dennish, Arka, Melvin, bahkan ada yang melamun seperti Tara, Nara, Alisya,
Naema. Mereka berbuat demikian untuk menunggu waktu beristirahat dari pada
mereka bercanda dan membuat kegaduhan. Akan tetapi untuk sejauh ini tidak ada
yang membuat kegaduhan. Setelah semua selesai mengerjakan, dikarenakan
waktu sudah menunjukkan jam istrahat, maka Kenzi memimpin teman-temannya
berdoa masuk kamar mandi dan doa mau makan. Setelah itu yang piket pada hari
ini mempersiapkan tikar untuk makan di depan kelas.
Setelah jam istirahat selesai, seluruh siswa masuk kembali untuk belajar
Al-Qur‟an Hadis. Saat pembelajaran seluruh siswa senang karena guru
menggunakan metode role playing (bermain peran). Setelah selesai guru
memberikan pengutan dan meminta ketua kelas untuk mempin doa pulang.
Page 131
116
Lembar Catatan Lapangan Ke-3
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Selasa, 20 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 3 (Hidup bersih dan Sehat di Tempat Bermain)
Pembelajaran : Ke-3
Guru mempersiapkan kelas seperti biasa dengan membaca doa dan
shalawat Nabi, bertadarus, dan mengabsensi siswa dengan bahasa Inggris. Untuk
memberikan semangat, kondisi kelas tertib dan memberikan aura kesemangatan
yang positif kepada seluruh siswa, guru memberikan aba-aba “aku bisa”. Maka
dengan serentak seluruh siswa langsung mengatakan “aku bisa, aku hebat, aku
luar biasa, Insya Allah” .. Seluruh siswa dengan sigap dan mandiri menyiapkan
peralatan belajar dan kembali duduk di karpet dengan tertib. Guru menampilkan
teks bacaan hidup sehat dan bersih di tempat bermain. Dengan percaya diri, Bara
menunjuk tangan untuk membacakan teks tersebut. Bara ingin menunjukkan
bahwa dirinya sudah mahir membaca. Pada saat Bara membacakan teks,
terdengar suara gaduh Melvin yang ternyata sedang mengejek Tia. Guru
menyelesaikan permasalahan tersebut dan kelas kembali tertib. Setelah selesai
dibacakan, guru menanyakan adakah kata-kata yang belum dipahami siswa. Tara,
Shanaz, Arka, Ammar, dan Aiko mengacungkan tangannya secara bergantian
menanyakan kata yang mereka belum pahami. Lalu Dennish mengacungkan
tangganya untuk memberikan pendapatnya mengenai makna atau arti dari kata
yang teman-temannya belum pahami. Setelah pembacaan teks tentang Hidup
Bersih dan Sehat di Tempat bermain, guru meminta siswa ke atas meja sesuai
kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi mengenai contoh nyata di
kehidupan mereka.
Page 132
117
Guru menggunakan metode diskusi saat materi Hidup Bersih dan Sehat di
Tempat bermain. Siswa berdiskusi agar siswa dapat mandiri dan menemukan
sendiri materi yang akan dipelajari, guru hanya mengarahkan dan memperkuat
sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap pengetahuan dan akan selalu
mereka ingat.
Saat seluruh siswa sedang asyik berdiskusi, Tia menghampiri guru untuk
membantunya mengambil buku tematik diloker tas yang berada di luar kelas. Tia
mengatakan bukunya hilang tidak ada di loker bukunya. Awalnya ibu tiwi
menolaknya agar Tia mencari sendiri, akan tetapi Tia ngambek dan tidak mau
mengikuti pembelajaran. Pada akhirnya guru membantu Tia mencarikan buku
tematiknya di Loker tas.
Setelah semua selesai berdiskusi, setiap kelompok maju menyampaikan
hasil diskusinya. Guru memberikan penguatan kembali dan setelah semua selesai
kenzi maju ke depan kelas untuk memimpin doa pulang.
Page 133
118
Lembar Catatan Lapangan Ke-4
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Kamis, 22 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat)
Pembelajaran : Ke-4
Jam pertama anak-anak test Math terlebih dahulu, selesai test. Dengan
mandiri siswa langsung mengambil buku tematiknya di atas meja. Saat
pembelajaran baru dimulai, tiba-tiba Bibis lari ke belakang, menuju kursi guru
untuk mengambil tisu, kemudian duduk dikursi. Sedangkan siswa lainya belajar
di karpet.
Peneliti bertanya: Bibis ada apa? Ko tidak di karpet ikut pembelajaran?
Dengan tangan yang memegang tisu kedalam hidung bibis berkata: Saya
mimisan, bu. Kenapa tidak bilang ibu Tiwi, nak? Tanya peneliti. Tidak, bu. Nanti
juga akan berhenti. Biar ibu Tiwi mengajarkan teman-teman saja, bu.
Saat ibu Tiwi sedang mempersiapkan proyektor dan alat pembelajaran
lainnya, Randi, Zalika, Aimi, Alisha, Nara, Hana sibuk membaca buku dengan
alas an sambil menunggu ibu Tiwi dari pada bercanda dan ngbrol
Setelah semua siap, pembelajarn dimulai. Guru nampilkan sebuah gambar
dan menanyakan maksud dari gambar tersebut. Dannish langsung mengacungkan
tangannya, dan menyampaikan pendapatnya dengan penuh percaya diri.
Kemudian disusul dengan Althaf, dan Gibran menyampaikan pendapatnya. Guru
memberikan penjelasan mengenai gambar tersebut. Setelah itu guru
menampilkan sebuah teks, dengan cepat Gibran, Dannish, Aimi, Adlan, Denisha
mengacungkan tangannya untuk membacakan teks tersebut. Guru mengambil
kebijakan dengan meminta mereka membaca teks tersebut secara bergantian.
Page 134
119
Setelah teks selesai dibacakan, guru melontarkan pertanyaan apakah ada yang
ingin ditanyakan?. Kenzi, Gibran, Shanaz, mengajukan pertanyaan secara
bergantian. Guru menjelaskan dan semua memahaminya. Dannish lalu
mengacungkan tangannya, meminta ibu Tiwi memberikan kesempatan untuk
dirinya menyampaikan pendapatnya dari pertanyaan teman-temannya.
Saat Danish sedang menyampaikan pendapatnya, Daffa bercanda dengan
Gibran. Akan tetapi Gibran tidak menanggapi. Dengan alasan Danish sedang
berbicara di depan, saya ingin mengetahuinya.
Setelah Danish selesai menanggapi, Saladdin mengacungkan tangannya
memberikan pertanyaan baru, guru pun menjelaskannya. Setelah semua
memahami konsep yang sama dan memahami teks tentang “Hidup Bersih dan
Sehat di Lingkungan Masyarakat” guru meminta siswa mengerjakan tugas secara
mandiri di atas meja.
Perintah guru segera dilaksanakan seluruh siswa, Gibran yang terlihat
sangat tertib dalam mengerjakan. Saat siswa lain mengerjakan Melvin
berbincang-bincang dengan Kenzi dan Bibis. Sedangkan Daffa masih harus
dibimbing oleh guru dikarenakan baru bisa membaca dan belum sepenuhnya
memahami makna kata. Dannish, Asha dan Reza selesai terlebih dahulu. Mereka
langsung mengerjakan tugas berikutnya tanpa diminta oleh guru. Sedangkan Tia
hanya bermain-main saja sibuk dengan dunianya. Saat teman yang lain masih
mengerjakan, Melvin tetap bercanda, ia melempar-lempar mainan.
Tiba-tiba ada lego terlempar ke ibu Tiwi. Setelah dicari tahu, ternyata itu
lego punya Althaf, Melvin yang melemparnya dengan maksud ingin memberikan
kepda Althaf. Akhirnya Althaf dan Melvin mengakui kesalahan mereka.
Setelah selesai mengerjakan tugas tersebut. Seluruh siswa melanjutkan
tugas perkalian. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib. Jam istirahat pun tiba
dan tugas perkalian terhenti sejenak, Savindra memimpin doa masuk kamar
mandi dan mau makan. Setelah tu Savindra dan Nara menyiapkan karpet untuk
istirahat makan siang.
Page 135
120
Setelah selesai makan, tiba-tiba beberapa siswa masuk ke dalam kelas
yaitu, Saladdin, Gibran, Althaf, Ammar, Arka, Dannish, Haryo, Shanca, Zalika,
Nara, Alisha, Tara, Asha, Bibis, Kenzi, dan Khansa. Mereka ternyata dengan
mandiri dan inisiatif sendiri melanjutkan tugas perkalian padahal jam istirahat
belum selesai.
Mengapa kalian mengerjakan tugas perkalian? Waktu istirahat kan masih
ada? Tanya peneliti kepada mereka. Iya,bu biar cepat selesai. Jawab mereka.
Setelah jam istirahat selesai, seluruh siswa melanjutkan tugas perkalian.
Setelah tugas perkalian selesai, guru dan siswa membahas bersama-sama. Siswa
melanjutkan untuk mengerjakan latihan berikutnya soal kompetensi yang ada di
buku lks tematik. Nara, Shevila, Alisha, dan Dannish selesai terlebih dahulu, lalu
dengan inisiatif sendiri mereka melanjutkan untuk mengerjakan latihan
berikutnya tanpa diperintah oleh guru.
Kenapa kalian mengerjakan tugas berikutnya? Kan ibu Tiwi tidak
memintanya!. Agar tidak bercanda, bu. Jawab Nara, Alisha dan Shevila. Agar
saya bisa menyelesaikan semuanya bu dan ibu Tiwi bangga, jawab Dannish.
Setelah semua selesai guru dan siswa membahasnya bersama-sama.
Kemudian Nara memimpin doa pulang.
Page 136
121
Lembar Catatan Lapangan Ke-5
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Jum‟at, 23 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat)
Pembelajaran : Ke-5
Seperti biasanya kelas dimulai dengan membaca doa dan shalawat nabi
serta bertadarus. Guru menanyakan siapa yang tidak shalat kepada seluruh siswa.
Ammar dan Daffa mengakui kesalahanya lalu dengan cepat melakukan sujud dan
membaca doa pengampunan.
Hari ini masih tema 4 sub tema 4 hidup bersih dan sehat di lingkungan
masyarakt. Hari ini evaluasi pembelajaran tematik hal 94. Dengan segera dan
mandiri siswa mengambik buku tamtiknya di atas meja. Dengan segera langsung
duduk di karpet sesuai dengan keompoknya masing-masing. Dan seluruh siswa
rapih seketika tanpa diarahkan guru. Seluruh siswa mengerjakan dengan tertib.
Selesai mengerjakan siswa bersama guru membahasnya bersama-sama. Althaf
meminta membacakan no 1, dan bisa menjawab dengan tepat. Saat pembahasan
soal baru dimulai Kenzi dan Melvin bercanda, lalu bu Tiwi memberikan peringat
pertama dan akhirnya mereka berdua diam. Dannish juga meminta membacakan
soal dan dapat menjawabnya dengan tepat. Setelah selesai guru memberikan
penguatan. Kenzi mengangkat tangannya untuk menyampaikan pendapatnya.
Dannish pun juga mengacungkan tangannya untuk memberikan kesimpulan.
Page 137
122
Lembar Catatan Lapangan Ke-6
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Senin, 26 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat)
Pembelajaran : Ke-6
Pembelajaran pada hari ini dimulai pukul 09.00 WIB dikarenakan ada acara
memperingati hari guru. Seluruh siswa terlihat sedikit lelah dan kurang semangat
sedangkan jam istirahat masih 20 Menit lagi. Guru menertibkan siswa dan
memulainya dengan membaca doa saja untuk mempersingkat waktu. Guru
mengabsen kehadiran siswa, dan hanya 1 siswa yang tidak hadir yaitu Gibran (i).
Guru meriview acara yang tadi telah dilaksanakan yaitu,memperingati Hari
Guru. Seluruh siswa berkata “ibu, hari guru itu kan tanggal 25 November!. Guru
menjelaskan karena pada tanggal 25 November itu jatuh pada hari Minggu, maka
sebagai bentuk apresiasi maka kita tetap memperingatinya meskipun telah lewat
satu hari saja. Siswa mendengarkan guru menjelaskan arti guru secara luas. Dan
guru mengingatkan siswa untuk selalu menjaga nama baik, dan mengikuti
peraturan dan tata tertib dimana saja anak-anak berada. Saat guru sedang
menjelaskan, Adlan bercanda dengan melakukan aksi jungkir balik berulang-
ulang di belakang. Guru memperingati Adlan untuk bersikap baik, merubah
sikapnya dan akan memindahkan Adlan dari kelompoknya, selain itu akan
memberikan predikat tidak shaleh di papan sikap yang berada di samping papan
tulis. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa harus menjadi anak yang baik dan
memberikan pesan moril kepada siswa. Guru membagikan oleh-oleh dari
Naimah yang telah kembali pulang dari Singapura kepada seluruh siswa. Jam
istirahat telah tiba, dengan segera Reza memipin doa masuk kamar mandi dan
mau makan.
Page 138
123
Setelah jam isirahat selesai, guru merilekskan siswa dengan bernyanyi
“Rasul Menyuruh Kita” cipt Bimbo.
Siswa diberikan motivasi agar semangat mereka muncul kembali. Ketika
guru sedang berbicara, daffa berisik dan membunuh hewan kecoa. Guru
memberikan arahan agar jangan selalu membunuh hewan. Guru memberikan
contoh Nabi Sulaiman As yang selalu menghargai hewan. Siswa mendengarkan
cerita ibu Tiwi dengan baik dan tenang. Kesimpulannya siswa jangan menyiksa
hewan dan mempermainkannya.
Guru meriview kembali materi yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa
diminta agar mengerjakan uji kompetensi hal 98. Seluruh siswa mengerjakan
dengan tertib, tenang, dan mandiri. Setelah semua selesai. Guru dan siswa
membahas secara bersama-sama. Seluruh siswa mengacungkan tangannya untuk
membacakan soal dan jawabannya. Guru memberikan kebijakan agar setiap anak
membahas 1 soal sehingga seluruh siswa mendaptkan bagiannya.
Di pertengahan soal terdapat materi tentang 3 M yaitu, Menguras, Menutup
dan Mengubur. Guru memberikan penguatan kembali mengenai materi tersebut.
Pada waktu materi 3 M yang menyampaikan adalah ibu Atikah, guru baru yang
sedang Orientasi di SDI Al-Azhar 17 Bintaro. Setelah guru memberikan
penguatan Kenzi menyampaikan pendapatnya mengenai M pertama yaitu
menguras. Dilanjutkan oleh Saladin menyampaikan pendapatnya mengenai M
kedua yaitu Menutup. Terakhir Haryo menyampaikan pendapatnya mengenai M
ketiga yaitu Mengubur. Setelah seluruh siswa paham, guru dan siswa
melanjutkan pembahasan soal berikutnya.
Page 139
124
Lembar Catatan Lapangan Ke-7
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Selasa, 27 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat)
Pembelajaran : Ke-7
Pada hari ini siswa akan melaksanakan ulangan harian tematik. Guru
mempersiapkan seluruhnya dan tetap menuntun untuk membacakan soal dari
awal hingga akhir agar tidak ada yang terlewatkan oleh siswa.
Meskipun guru menuntun membacakan soal, seluruh siswa tetap
mengerjakan masing-masing tidak menunggu aba-aba dari ibu Tiwi. Mereka
beralasan sudah bisa membaca dan sudah tau jawabannya sehingga cepat selesai
mengerjakannya
Terkecuali dengan Daffa dan Tia yang harus dibimbing dari awal sampai
akhir agar mau menyelesaikan ulangan harian tematik.
Randi, Dannish, Hanna, Shanaz telah lebih awal menyelesaikan ulangan
harian tematik. Sedangkan yang paling terakhir mengerjakan adalah Daffa.
Setelah ulangan harian selesai, guru melanjutkan pembelajarn tematik
materi pembagian dengan menggunakan games. Siswa mendengarkan aturan dan
cara mainnya. Akan tetapi di sela-sela penjelasan, Dannish mengacungkan
tangannya dan langsung berpendapat mengenai games tersebut dengan alasan
karena saya sudah mengetahuinya. Setelah mengetahui semuanya, seluruh siswa
bermain dengan sangat senang. Mereka sangat kooperatif, sportif, dan kreatif.
Setelah games pembagian selesai, guru memberikan penguatan. Siswa
mendnegarkan dengan baik. Guru memberikan kesemapatan bagi yang ingin
mencoba perkalian dan pembagian di depan papan tulis. Randi, Dannish, Haryo,
Ammar, Adlan, Tara dan Naima maju kedepan secara bergantian untuk mencoba
perkalian dan pembagian secara mandiri.
Page 140
125
Lembar Catatan Lapangan Ke-8
Analisis Kemandirian Belajar Siswa kelas II SDI AL-Azhar 17 Bintaro
Tanggal Observasi : Kamis, 29 November 2018
Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat)
Sub-Tema : 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Masyarakat)
Pembelajaran : Ke-8
Guru membuka pagi ini dengan senam otak untuk memfokuskan seluruh
siswa sehingga dapat dengan mudah menyerap pembelajaran. Guru memegang
buku tematik siswa, lalu dengan sigap seluruh anak menginginkan dan berebut
untuk membagikannya. Dengan bijaksana guru meminta setiap anak mengambil
1 buku milik temannya dan memberikan kepada pemiliknya. Dengan begitu,
seluruh siswa mendapatkan bagian untuk memberikan buku teman-temannya.
Setelah seluruh siswa telah memegang bukunya masing-masing dan
langsung duduk di karpet sesuai dengan kelompoknya tiba-tiba Dannish marah-
marah kepada Tara. Dannish marah karena Tara terlalu dekat dengannya
sehingga tidak ada jarak dan membuat Dannish menjadi tidak leluasa untuk
bergerak. Lalu Dannish mengatur anggota kelompoknya agar Tara pindah duduk
di barisan depan dan yang paling depan mundur ke belakang begitu seterusnya
sampai Tara dapat duduk di barisan depan.
Setelah kelas kembali kondusif, seluruh siswa mengerjakan latihan hal 23
di buku tematik sumber dari DIKNAS tentang Hidup Bersih dan Sehat. Seluruh
siswa mengerjakan bersama-sama dengan tertib dan mandiri. Dannish, Gibran,
Khansa, Hanna, Nara, Tara, Ammar, Bara, Reza, Alisha, dan Haryo selesai lebih
awal. Lalu, dengan inisiatif sendiri langsung mengerjakan latihan di halaman
selanjutnya padahal tidak diminta oleh guru.
Kenapa kalian mengerjakan latihan lagi? Bukankah kalian sudah selesai?.
Tanya peneliti kepada setiap anak tersebut. Iya, bu agar tidak ngobrol. Jawab
Page 141
126
Khansa, Hanna, Alisha, Nara dan Tara. Supaya tidak bercanda dan main-main
bu. Jawab Dannish, Gibran, Ammar, Bara, Reza dan Haryo.
Tia tiba-tiba datang kepada guru meminta untuk membantunya untuk
mengerjakan. Akan tetapi ibu Tiwi menolaknya, agar Tia mengerjakan sendiri
dan mencobanya terlebih dahulu. Akan tetapi, Tia bukannya mengerjakan sendiri
dan
mencontek kepada Bara.
Ibu Tiwi tidak mengetahuinnya sehigga tidak ada tindakan tegas kepada
Tia. Bara pun merasa kasihan karena Tia tidak Bisa, sehingga membiarkannya
melihat jawabannya dengan maksud membantu Tia.
Setelah semua selesai, seperti biasa seluruh siswa mengacungkan
tangannya untuk membacakan soal beserta jawabannya. Guru memberikan
kebijakan seperti biasa, setiap anak membacakan 1 soal dan jawaban secara
bergantian. Dengan demikian setiap anak mendapatkan bagian dan menjadikan
suasana kelas menjadi tertib dan tenang.
Page 157
142
Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama Wakil Sekolah : Masluin, S.A g
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Desember 2018
Waktu : 09.46 WIB
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Menurut bapak, apa yang
dimaksud dengan
kemandirian belajar?
Kemandirian belajar adalah apabila murid-murid
mampu mengatur waktunya sendiri kapan dia
membaca buku, mengerjakan tugas-tugas sekolah,
mengakses informasi dan dia terampil untuk
mengelola kegiatan belajar yang terkait dengan
usia sekolahnya meskipun terkadang masih perlu
membutuhkan bantuan dari orang lain atau
gurunya.
2. Secara umum, bagaimana
kemandirian belajar siswa
SDI Al-Azhar 17
Bintaro?
Secara umum kelas dua ya belum terlalu mandiri
tetap membutuhkan bimbingan. Menurut
pandangan saya secara persentasi sebagian kecil
anak sekitar 25% mandiri dan 75% masih
membutuhkan bantuan.
3. Sikap kemandirian apa
saja yang dikembangkan
di SDI Al-Azhar 17
Kalau untuk sesuai dengan usia mereka lebih
difokuskan pada kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung. Supaya mereka mandiri dan dapat
Page 158
143
Bintaro? menyerap informasi lainnya. Khusus untuk dikelas
2 metode yang digunakan guru harus merangsang
murid agar aktif dan mandiri meskipun itu dengan
metode berkelompok dan murid tau apa yang
harus dikerjakan dan diselesaikan serta mampu
menyelesaikan tugasnya termasuk mandiri dalam
hal pembiasaan yaa wudhu, makan, doa sebelum
dan sesudah pembelajaran dan lain sebagainya.
4. Mengapa sikap
kemandirian belajar perlu
dikembangkan?
Ya di abad 21 ini memang keterampilan personal
seseorang apalagi anak murid kita yang hidup di
abad ini maka setiap anak harus memiliki bekal
dalam menjalankan kemandirian tersebut agar
dapat bertahan hidup.
5. Upaya apa yang
dilakukan dalam
membentuk kemandirian
belajar siswa tersebut?
Di antaranya yang pertama memberikan
pendidikan pembiasaan yang lebih sering dikelas-
kelas bawah supaya mereka mempunyai life skill.
Kalau yang umumnya mampu hidup dengan
lingkungan baru karena itu membutuhkan
kemandirian
6. Bagaimana
pengimplementasian
Tematik al-azhar dalam
mengembangkan
kemandirian belajar
siswa?
Untuk tematik karena di Al-Azhar punya kekhasan
sudah mampu memproduksi dan membuat buku
sendiri untuk kurikulum tetap 2013 akan tetap kita
adopsi agar kekhasan agamanya lebih dalam dan
dikedepankan. Dengan buku tematik yang yayasan
produksi maka lebih banyak menerapkan
kemandirian belajar siswa dan agamanya.
7. Faktor apa yang menjadi
pendukung dan
penghambat dalam
Faktor pendukung tentu fasiltisan sekolah,
kemampuan guru yang memadai dan guru di Al-
Azhar merupakan guru pilihan melalui seleksi,
Page 159
144
mengembangkan sikap
kemandirian belajar
tersebut?
selain itu keluwesan metode yang kreatif dan
potensi anak juga. Untuk penghambat perlakuan
orang tua di rumah kadang bertentangan atau
kurang searah dengan yang dibiasakan disekolah
misalkan kita tekankan untuk shalat maghrib di
masjid tetapi orang tua murid kerja pulang malam
sehingga tidak terpantau dan akhirnya tidak
menjalankan.
Bintaro, Kamis 06 Desember 2018
Narasumber: Wakil Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Masluin, S.Ag
NIP. 1070212114
Page 160
145
Pedoman Wawancara Guru Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama Wali Kelas : Pertiwi Sumhudi, S. Pd
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Desember 2018
Waktu : 09.46 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat ibu
mengenai definisi
kemandirian belajar?
Kemandirian itu yaa bertanggung jawab atas diri
sendiri sesuai tingkatan masing-masing seperti
tanggung jawab terhadap buku/LKS mereka
masing-masing, tugas, PR, peralatan tulis,
peralatan kelas, saat makan dan lain sebagainya.
2. Bagaimana kepercayaan
diri siswa pada saat
mengikuti proses
pembelajaran?
Kalau siswa bisa pasti akan percaya diri, dan kalau
belum paham biasanya mereka diam. Semua bisa
percaya diri ketika mereka merasa tau dan benar
dan biasanya harus diberi contoh terlebih dahulu
harus seperti apa.
3. Bagaimana keaktifan
siswa pada saat mengikuti
proses pembelajaran?
Seluruh siswa kelas II sangat aktif ya. Misalkan
mereka aktif saat pengkoreksian, melakukan tugas
saat diskusi, kerja sama group, merespon bahasa
dan selalu ada reaksi timbal balik saat proses
pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat
Page 161
146
berjalan dengan sangat baik
4. Bagaimana disiplin siswa
pada saat mengikuti
proses pembelajaran?
Disiplin siswa di kelas II ini lebih ditekankan pada
mereka itu dapat mengikuti ritme yang berlaku
contoh harus meletakan buku di tempatnya,
meletakkan tas di loker yang berada di luar kelas,
dapat menyusun sepatu dengan rapih dan lain
sebagainya. Ketika pembelajaran dimulai mereka
harus mengetahui jadwal, peran dan tugas
mereka, serta melakukan aturan yang berlaku.
5. Bagaimana tanggung
jawab siswa pada saat
mengikuti proses
pembelajaran?
Tanggung jawab siswa saat pembelajaran itu
pekerjaan atau tugas mereka selesai dan tidak
acak-acakan.
6. Nilai kemandirian apa
saja yang dikembangkan
di kelas 2?
Nilai kemandirian yang utama seluruh siswa
mengetahui segala hal yang harus mereka lakukan
dan bertanggung jawab pada barang-barang dan
tugasnya masing-masing.
7. Bagaimana cara ibu
mengembangkan
kemandirian tersebut?
tersebut?
Yang pasti sih disini ada tata tertib dan aturan
kelas yang harus mereka lakukan dan diajarkan
sebenanrnya dari mereka kelas 1
8. Bagaimana sikap siswa
ketika nilai kemandirian
ibu terapkan saat proses
Berbeda-beda respon antar siswa ada yang belum
langsung merespon, kan anak mengetahui
siklusnya dan aturannya, misalnya buku ketika
Page 162
147
pembelajaran?
datang langusng ditempatkan di atas meja secara
mandiri tidak harus dikasih aba-aba terlebih
dahulu.
9. Faktor apa saja yang
menjadi pendukung dan
penghambat ibu dalam
membentuk kemandirian
belajar siswa?
Faktor pendukungnya yang utama itu perlakuan
orang tua di rumah, ketika pelayanan dan
perlakuan orang tua di rumah terlalu berlebihan
maka menjadikan anak itu tidak mandiri. Faktor
selajutnya teknologi karena ada teknologi biasanya
anak lebih mudah mengakses informasi dan
membuat anak menyepelekan belajar mandiri dan
terlalu asyik juga dengan teknologi membuat
mereka tidak tanggap situasi. Faktor terakhir itu
usia, karena usia sangat menentukan dan
mendukung kemandirian sesorang berdasarkan
pengalaman mereka masing=masing.
10. Apakah ibu memberikan
apresiasi/reward ketika
nilai kemandirian belajar
tersebut tercipta?
Iya, saya memberikan penghargaan seerti melalui
ucapan, memberi stempel/stiker di papan nama
siswa.
11. Bagaimana upaya guru
untuk meningkatkan
kemandirian belajar
siswa?
Yang paling utama adalah membangun
komunikasi yang baik dengan orang tua siswa.
Dan selanjutkan ketika di kelas diterapkannya
aturan yang harus mereka jalankan
12. Seperti apa pembelajaran
tematik di kelas 2 SDI
Sama seperti pada umumnya menggunkan RPP
dan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan.
Hanya saja bahan ajar/ buku tematik Al-Azhar
Page 163
148
Al-Azhar 17 Bintaro?
diproduksi sendiri oleh YPI AL-Azhar. Yang
membedakan kalau di Al-Azhar mata pelajaran
SBDP dan Art dipisahkan tidak masuk dalam
tematik.
13. Apakah melalui
pembelajaran tematik
dapat membentuk
kemandirian belajar siswa
di dikelas 2?
Sangat membantu dalam membentuk kemandirian
belajar siswa. Karena dalam pengimplementasian
tematik mengharuskan siswa aktif dan berdiskusi.
Guru hanya sebagai fasilitator, motivator
selebihnya lebih kepada siswa. Karena pendekatan
student center.
14. Apa yang ibu lakukan
dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran
sebelum diterapkan
dalam kegiatan belajar
mengajar?
Sudah pasti membuat RPP dahulu agar semuanya
berjalan dengan baik. Setelah itu memilih metode
sebijak mungkin agar lebih mudah siswa
menyerap materi dan membuat mereka aktif dalam
belajar. Setelah itu saya melakukan evaluasi
sejauh mana keberhasilan pembelajaran pada hari
ini.
Bintaro, Kamis 06 Desember 2018
Narasumber: Wali Kelas II Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Pertiwi Sumhudi, S.Pd
NIP. 109051609
Page 164
149
Pedoman Wawancara Siswa Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama : Dannish
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
Iya dong, karena aku tau bu.
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
Selalu bu, tapi kadang pernah sekali
melanggar. Karena aku kepancing
emosi ibu.
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
tidak pernah, bu. Karena aku selalu tau
dan aku belajar
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
Membawa, bu. Pernah si aku pinjam
sama teman soalnya waktu itu aku
lupa ditaro di mana. Eh pas dicari
ketemu, bu.
5. Apakah kamu senang mengikuti
pembelajaran tematik?
Kadang-kadang senang dan enggak,
bu. Kalau lagi ga mood aku ga senang,
bu. Tetapi aku tetap belajar di kelas.
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
Ada sih bu kesulitan, tapi bukan
pelajarannya. Aku sulit konsentrasi
kalau berisik.
7. Jika ada teman yang kesulitan Membantunya dong, bu. Karena
Page 165
150
memahami pelajaran apakah
kamu membantunya?
kebiasaan social.
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
selalu aku selesaiin,bu. Agar aku
memiliki nilai lebih bagus.
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
selalu aku laksanakan, bu. Aku
piketnya hari Senin.
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
Perhatikan, bu. Tapi kadang pernah
tidak perhatikan, bu. Biasanya kalau
dari awal aku udah bercanda dan seru
bercandanya jadi suka keterusan.
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
Pernah sama Kenzi, bu. Kenzinya
sombong dan buat saya kesal, bu.
Akhirnya diem-dieman. Besoknya
baru ngobrol lagi dan maaf-maafan.
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
Menegur, bu. Diminta membaca
istigfhar dan meminta maaf.
Page 166
151
Pedoman Wawancara Siswa Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama : Melvin
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
Kadang-kadang, bu. Kalau saya tahu
saya sampaikan, bu
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
selalu mentaati peraturan, bu
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
tidak pernah, bu. Nanti nilainya
dikurangin sama bu Tiwi
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
Kadang-kadang tidak bawa. Soalnya
saya suka lupa taro dan hilang
5. Apakah kamu senang mengikuti
pembelajaran tematik?
Senang soalnya seru, bu. Selalu ada
permainannya.
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
Ada, bu. Saat materi puisi. Saya belum
bisa.
7. Jika ada teman yang kesulitan
memahami pelajaran apakah
kamu membantunya?
Kadang-kadang bantu kalau lagi tidak
males, bu.
Page 167
152
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
selalu menyelesaikan, bu. Agar dapat
nilai
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
selalu melaksanakan, bu. Agar bersih
dan tidak dihukum. Saya piket hari
Rabu.
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
Kadang-kadang, bu. Saya senang
bercanda dan bermain.
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
pernah, bu. Saya tidak membuat tugas
Art karena susah. Akhirnya ibu Tiwi
kasih saya waktu untuk mengerjakan
dan mengumpulkan. Terus saya
kerjakan dan terlambat
mengumpulkannya.
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
Iya, bu. Saya diminta berdiri di depan
kelas.
Page 168
153
Pedoman Wawancara Siswa Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama : Randi
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
Iya, bu. Soalnya aya tahu.
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
Mentaati, bu. Tapi pernah juga
melanggar soalnya saya main, bu.
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
Tidak pernah, bu.
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
Selalu membawa dari rumah, bu.
Soalnya kata ibu tidak boleh pinjam-
pinjam.
5. Apakah kamu senang mengikuti
pembelajaran tematik?
Senang, karena pelajarannya mudah.
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
Tidak ada, bu. Semua saya bisa.
7. Jika ada teman yang kesulitan
memahami pelajaran apakah
Bantu, bu. Agar tau dan bisa
Page 169
154
kamu membantunya?
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru?
Selalu, bu. Karena diminta selesaikan
sama ibu Tiwi.
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
Selalu piket, bu. Agar kelasnya bersih.
Saya piket hari Kamis.
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
Iya perhatikan ibu Tiwi. Agar saya tau
dan mengerti, bu.
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
Pernah, bu. Banyak saya punya salah.
Tapi saya lupa, bu hehehe
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
Menegur, bu. Ibu Tiwi mengingatkan
baik-baik.
Page 170
155
Pedoman Wawancara Siswa Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama : Tara
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
Iya, bu. Tapi kadang diem aja kalau
bosan.
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
Iya, karena biar ga dihukum
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
Pernah sekali, karena gak tau jawaban.
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
Selalu bawa, bu. Takut dihukum ibu
Tiwi kalau tidak bawa.
5. Apakah kamu senang mengikuti
pembelajaran tematik?
Senang, bu. Soalnya gak susah
belajarnya.
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
Ada pas materi puisi, bu. Itu susah
saya gak bisa.
7. Jika ada teman yang kesulitan
memahami pelajaran apakah
kamu membantunya?
Gak bantu, alasannya ya gak apa-apa
sih, bu. Soalnya saya gak tau sulitnya
dia di mana.
Page 171
156
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru?
Selalu saya selesaikan, bu.
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
Piket dong, bu. Agar kelasnya tidak
kotor. Saya piket hari Jum‟at.
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
Perhatikan, supaya saya tau dan bisa.
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
Pernah sama ibu Tiwi. Saat ulangan
jawaban saya salah. Ibu Tiwi meminta
saat menjawab ulang.
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
Menegur, bu. Membacakan istigfar
Page 172
157
Pedoman Wawancara Siswa Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Nama : Shanaz
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II SDI Al-Azhar 17 Bintaro
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyampaikan
pendapatmu saat proses
pembelajaran?
Tidak, bu. Karena saya malu, bu.
2. Apakah kamu selalu mentaati
peraturan ?
Selalu. Kalau tidak mentaati peraturan
nanti dapat hukuman, bu.
3. Apakah kamu pernah
mencontek saat ujian?
Tidak pernah, bu. Karena mencontek
dosa, bu.
4. Apakah kamu selalu membawa
peralatan sekolah?
Selalu bawa, bu. Shanaz tidak pernah
lupa.
5. Apakah kamu senang mengikuti
pembelajaran tematik?
Senang, bu. Karena mengerjakannya
berkelompok dan bersama-sama.
6. Apakah kamu memiliki
kesulitan saat pembelajaran
tematik?
Tidak ada, bu.
7. Jika ada teman yang kesulitan
memahami pelajaran apakah
kamu membantunya?
Saya bantu, bu. Karena kasihan kalau
tidak dibantu.
Page 173
158
8. Apakah kamu selalu
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru?
Selalu shanaz selesaikan, bu. Agar
dapat nilai.
9. Apakah kamu melaksanakan
piket kebersihan? Kapan kamu
melaksanakan piket?
Piket, bu. Kelasnya nanti jadi bersih
dan bantu teman-teman juga. Shanaz
piket hari Jum‟at.
10. Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru atau teman
yang sedang berbicara di depan
kelas?
Iya selalu perhatiin, bu. Kalau shanaz
tidak perhatiin nanti shanaz tidak bisa,
bu.
11. Apakah kamu pernah berbuat
kesalahan? Kesalahan apa yang
pernah kamu buat? Kemudian
apa yang kamu lakukan?
Tidak, bu. Karena shanaz tidak pernah
salah.
12. Apakah Bu Tiwi menegur dan
menghukum kamu jika kamu
melakukan kesalahan?
Biasanya ibu Tiwi selalu menegur
teman-teman shanaz yang melakukan
kesalahan. Misalnya baca istigfar,
terus berdiri di depan kelas, diminta
maaf-maafan, dan sujud mohon
pengampunan.
Page 174
159
Foto-foto Dokumentasi
1. Proses Kegiatan Pembelajaran Tematik
Kegiatan setelah berdiskusi
Seluruh siswa mendengarkan guru
menjelaskan materi
Seluruh siswa berdiskusi kelompok
Seluruh Siswa Mengerjakan Tugas
dengan Tertib
Page 175
160
Alysha dengan inisiatif sendiri merapihkan
buku teman-temannya yang tidak masuk
Shanaz mengobati mimisan sendiri
tanpa meminta tolong guru
Denisha dengan inisiatif sendiri
merapihkan buku temannya yang tidak
masuk
Saat mengerjakan tugas kelompok
dengan tertib
Page 176
161
Saat mengerjakan Evaluasi dengan tenang
dan tertib
Saat mengerjakan Evaluasi dengan
tenang dan tertib
Dannish Menyampaikan pendapatnya di
depan kelas
Saat seluruh siswa ulangan
mengerjakan dengan tenang dan
tertib
Page 177
162
2. Proses Wawancara
Wawancara dengan Tara Wawancara dengan Randi
Wawancara dengan Melvin Wawancara dengan Dannish
Wawancara dengan Shanaz Wawancara dengan Ibu Tiwi (Guru
Kelas)
Page 178
163
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 17 Bintaro
Page 184
169
Biodata Penulis
Hafsah Salima Lahir di Jakarta, 23 Juli
1996. Bertempat tinggal Jl. Gang Zaman
Rt 03/02 no 64 Pondok Aren, Tangerang
Selatan. Anak pertama dari delapan
bersaudara pasangan Slamet Rediono
dan Elfi Selviani. Sudah menikah
dengan Munif Bakhrun Fajri S, Pdi dan
memiliki seorang anak bernama ananda
Fauzi Maulana Zaineddin. Penulis menempuh pendidikan di TK IBUNDA,
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman (2002-2008), Madrasah Tsanawiyah Al-
Ikhwaniyah (2008-2011), Madrasah Aliyah Al-Ikhwaniyah (2011-2014)
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jurusan Pendidikan Guru MI/SD. Skripsi ini penulis persembahkan untuk suami
dan anak tercinta, orang tua, kaka, adik, dan kerabat. Skripsi ini sebagai bukti
bahwa menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga bukan penghalang untuk dapat
menyelesaikan S1. Terimakasih.