perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN INTENSITAS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: THOLIB ANWARI K7406149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
99
Embed
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN … · satu unit kemandirian belajar (X commit to user v ABSTRAK Tholib Anwari. K7406149. PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN INTENSITAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN INTENSITAS
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA N 3
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
THOLIB ANWARI
K7406149
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN INTENSITAS
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA N 3
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
THOLIB ANWARI
K7406149
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Tholib Anwari. K7406149. PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN INTENSITAS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. 2) Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. 3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar dan intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Sukoharjo yang terbagi dalam lima kelas dan berjumlah 202 siswa. Sampel diambil dengan teknik proportional random sampling dengan cara undian sejumlah 61 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi: normalitas, linieritas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel kemandirian belajar menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 4,834 > 2,002. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel intensitas pemanfaatan perpustakaan menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 3,147 > 2,002. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar dan intensitas pemanfaatan perpustakaan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel atau 18,581 > 3,156. Berdasarkan persamaan regresi, Y = 20,194 + 0,471 X1 + 0,382 X2. Hal ini berarti bahwa rata-rata satu unit prestasi belajar siswa (Y) akan meningkat atau menurun sebesar 0,471 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit kemandirian belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,382 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah (X2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah: (1) Sumbangan relatif kemandirian belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y) adalah sebesar 68,45%. (2) Sumbangan relatif intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar (Y) adalah sebesar 31,55 %. (3) Sumbangan efektif kemandirian belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y) adalah sebesar 26,76%. (4) Sumbangan efektif intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar (Y) adalah sebesar 12,33%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Tholib Anwari. K7406149. The Effect of Student Learning Independency and School Library Use Intensity on the Economy Subject Learning Achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.
The objectives of research are: 1) to find out whether or not there is a significant effect of student learning independency on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011, 2) to find out whether or not there is a significant effect of school library use intensity on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011, and 3) to find out whether or not there is a significant effect of student learning independency and school library use intensity simultaneously on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011.
This study employed a descriptive quantitative research. The population of research was all XI IPS graders of SMA Negeri 3 Sukoharjo divided into five classes and consisting of 202 students. The sample was taken using proportional random sampling technique in lottery ways consisting of 61 students. Techniques of collecting data used were questionnaire and documentation. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis. The analysis prerequisite test in this research includes: normality, linearity, multicolinearity, autocorrelation and heteroskedasticity.
Considering the result of research, it can be concluded that: 1) there is a significant effect of student learning independency on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011. It can be seen from the result of t test for learning independency variable showing that the tstatistic value > ttable or 4.834 > 2.002. 2) there is a significant effect of school library use intensity on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011. It can be seen from the result of t test for school library use intensity variable showing that the tstatistic value > ttable or 3.147 > 2.002. 3) There is significant effect of student learning independency and school library use intensity simultaneously on the economy subject learning achievement in the XI Graders of SMA N 3 Sukoharjo in the School Year of 2010/2011. It can be seen from the result of F test showing that the Fstatistic value > Ftable or 18.581 > 3.156. Based on the regression equation, Y = 20.194 + 0.471 X1 + 0.382 X2. It means that the mean one unit of student learning achievement (Y) will increase or decrease by 0.471 for each one unit increase or decrease in learning independency (X1) and also will increase or decrease by 0.382 for each one unit increase or decrease in school library use intensity (X2).
The contribution given to each variable is as follows: (1) the relative contribution of learning independency (X1) on learning achievement (Y) is
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
68.45%. (2) the relative contribution of school library use intensity (X2) on learning achievement (Y) is 31.55%. (3) the effective contribution of learning independency (X1) on learning achievement (Y) is 26.76%. (2) the effective contribution of school library use intensity (X2) on learning achievement (Y) is 12.33%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“….Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat…,”
(QS. Al Mujaadalah: 11)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari sesuatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al Insyirah: 6-8)
“Barang siapa melalui suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan
jalan baginya ke surga”
(HR. Muslim)
“Jangan takut, segeralah memulai..kalau salah biar segera bisa diperbaiki, kalau
benar biar segera menikmati hasil”
“Hidup hanya sekali, jadikanlah hidup yang berarti”
(Insan_156 song)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Bapak dan ibuku tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang dan
perngorbanan yang tidak akan aku lupakan
Kakak-kakakku tersayang (Mbak Ipoet dan Mbak Rosy), adikku (Hani’),
keponakanku (Zahra) dan penunggu setiaku terima kasih atas semangat dan
dorongan yang telah kalian berikan selama ini
Sahabat-sahabatku Irul, Rian, Andri, Amat Shoby, Sam, Joko, Yudi, Heru,
Topix, dan yang lain di ARGA_12 dan BASKARA.
Cute’X Community (Atox, Ridwan, Wiwin, Ricky, Hendro, Santoso dan Ardi)
kalian adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki
Rekan-rekan seperjuangan PTN 2006
Almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
izin penulisan skripsi;
2. Drs. Saiful Bachri M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Dr. Wiedy Murtini, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Ekonomi yang
telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Dra. Sri Wahyuni, M. M., Ketua Program Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
5. Dra. Kristiani, M. Si selaku pembimbing I dan Dra. Leny Noviani, S. Pd,
M. Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan
dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan lancar;
6. Dra. Kristiani, M. Si selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan arahan dan dorongan selama menjadi mahasiswa di
Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata
Niaga FKIP UNS;
7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Ekonomi yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
8. Rekan-rekan PTN’06 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan
dalam menyelesaikan skripsi ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
9. Kepala sekolah, pustakawan dan guru-guru ekonomi kelas XI IPS SMA
Negeri 3 Sukoharjo yang telah memberikan ijin dan informasi untuk
memperoleh data penelitian;
10. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juli 2011aret 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................. i
PENGAJUAN SKRIPSI ...................................................................... ii
PERSETUJUAN .................................................................................. iii
PENGESAHAN.................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
MOTTO ............................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................ x
KATA PENGANTAR .......................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar .......................................... 10
a. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 10
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............ 11
2. Tinjauan tentang Kemandirian Belajar .................................. 15
a. Pengertian Belajar.............................................................. 15
b. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................... 16
c. Pengertian Kemandirian Belajar ...................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
d. Ciri-ciri Belajar Mandiri ................................................. 19
e. Keterampilan-Keterampilan Belajar Mandiri ................... 21
f. Keuntungan Belajar Mandiri ........................................... 24
3. Tinjauan tentang Intensitas Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah .................................................... 25
a. Pengertian Perpustakaan ................................................. 25
b. Pengertian Perpustakaan Sekolah .................................... 26
c. Faktor-faktor Utama Intensitas Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah ..................................................... 27
d. Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ................. 38
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.................................................... 39
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 40
D. Hipotesis ................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 44
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 44
1. Populasi ............................................................................... 44
2. Sampel ................................................................................ 45
3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 46
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 46
1. Metode Angket atau Kuesioner ............................................ 47
2. Metode Dokumentasi ........................................................... 54
D. Rancangan Penelitian ................................................................ 55
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 55
(diunduh pada tanggal 24 November 2010). Belajar mandiri lebih mengarah
pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri,
bukan karena pengaruh luar. Kemandirian seseorang mampu menunjukkan
adanya kontrol dari dalam terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian
merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri dan motivasi diri
untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah yang
dibangun dengan bekal pengetahuan yang telah dimiliki.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa kemandirian belajar siswa adalah suatu karakteristik individu
untuk mendayagunakan segenap kemampuannya guna memenuhi kebutuhan
belajarnya, tidak terlalu bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas dan permasalahan belajarnya. Konsekuensi logis dari tanggung jawab
pada belajar adalah siswa harus merencanakan kegiatan dalam belajar,
melaksanakan kegiatan yang direncanakan setepat mungkin, sehingga siswa
mampu mengurus kebutuhan terutama berupa tugas-tugas belajar sendiri
tanpa bergantung pada orang lain serta ada kecenderungan untuk
mendayagunakan segenap kemampuan yang ada sehingga siswa senantiasa
berusaha sendiri mengatasi permasalahannya tanpa menunggu pertolongan
orang lain, dan ciri khas yang selalu ada pada siswa yang mempunyai
kemandirian belajar adalah motivasi yang besar untuk berprestasi.
d. Ciri-ciri Belajar Mandiri
Kemp. Jerrold E. (1999: 154) mengutarakan ciri-ciri program belajar
mandiri yang bermutu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan dengan cermat dan rinci. Pengajaran sendiri berlangsung dengan baik apabila bahan disusun menjadi langkah-langkah yang terpisah dan kecil, masing-masing membahas satu konsep tunggal atau sebagaian dari bahan yang diajarkan. Besar langkah bisa berbeda-beda, namun urutannya perlu diperhatikan.
2) Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih dengan hati-hati dengan memperhatikan sasaran pengajaran yang dipersyaratkan.
3) Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum ia melanjutkan ke langkah berikutnya. Karena itu, kita perlu menanyai atau menantang siswa untuk menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kepahaman mereka atau penggunaan bahan yang dipelajari. 4) Siswa kemudian harus menerima kepastian (balikan) tentang
kebenaran jawabannya atau upaya lainnya. Setiap keberhasilan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk melanjutkan ke langkah berrikutnya.
5) Apabila muncul kesulitan, siswa perlu mempelajari lagi atau menerima bantuan pengajar. Jadi siswa secara terus-menerus ditantang harus menyelesaikan kegiatan yang diikutinya, langsung mengetahui hasil belajar atau usahanya dan merasakan keberhasilan.
Haris Mudjiman (2006) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar mandiri
adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan belajarnya bersifat self directing (mengarahkan diri sendiri) dan
tidak dependent.
2) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab
sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharap jawabannya dari guru atau
orang luar.
3) Tidak mau didikte guru, karena tidak mengharapkan secara terus menerus
diberitahu what to do.
4) Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah
guru.
5) Activities are experiential, not transmitted and absorbed belajar harus
dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.
Yohanes Babari (2002) membagi ciri-ciri atau kriteria kemandirian
dalam lima jenis, yaitu :
1) Percaya diri
2) Mampu bekerja sendiri
3) Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya
Belajar mandiri merupakan usaha untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Sampai pada tingkat tertentu, setiap program pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
Siswa yang sudah menerapkan kemandirian belajar dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari, maka siswa tersebut akan berhasil dalam proses belajar
mengajar yang dilaluinya.
e. Keterampilan-keterampilan Belajar Mandiri
Siswa hendaknya memahami dan dapat menerapkan keterampilan-
keterampilan belajar secara mandiri sehingga prestasi belajar yang optimal bisa
dicapai. Beberapa keterampilan-keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh
siswa agar dapat meningkatkan kemandirian dalam belajarnya, antara lain :
1) Mengenali diri sendiri
Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang yang
keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena menilai
terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimistik dan menilai
rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk
memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau dicita-citakan, yang
merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.
2) Memotivasi diri sendiri
Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam
orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya ekstrinsik yaitu
yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang tua, guru, teman
ataupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi ini sebenarnya bias
dipelajari yaitu dengan cara membuat daftar keuntungan-keuntungan yang
akan diperoleh tatkala memutuskan untuk mempelajari sesuatu.
3) Mempelajari cara-cara belajar efektif
Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk dirinya
dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain. Namun ada
beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-tindakan yang dapat
membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya :
(a) Membuat rangkuman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Rangkuman adalah ikhtisar tentang hal-hal esensial yang terkandung
dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang kita simak tersebut yang
lebih ramping. Rangkuman membantu seseorang ketika mengulang
pekerjaan atau ketika mencoba mengingat kembali apa yang telah
dibacanya. Setelah selesai membaca dan membuat rangkuman dapat
membuat pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab sendiri.
(b) Membuat pemetaan konsep-konsep penting
Pemetaan merupakan gambaran konsep-konsep yang berhubungan,
dalam hal pemetaan konsep-konsep penting maka ada konsep utama dan
ada konsep pelengkap yang diasosiasikan dengan konsep utama.
Konsep pelengkap dan konsep asosiasi ini dapat diperoleh dari bahan
bacaan itu sendiri.
(c) Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar
Cara mencatat semacam ini dapat dilakukan pada kertas yang terpisah,
yang dibagi menjadi dua bagian; di sebelah kiri dibuat catatancatatan
penting yang sifatnya deskriptif sesuai dengan apa yang dibaca atau
yang didengar. Di sebelah kanan dibuat catatan-catatn yang sifatnya
lebih personal, dapat berupa kesan atau perintah-perintah kepada diri
sendiri untuk mengasosiasikan atau menghubungkan pengalaman
sebelumnya.
(d) Membaca secara efektif
(1) Skimming
Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat
gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan
bagian lainnya secara garis besar.
(2) Scanning
Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul bab kemudian
judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan
membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap paragraf yang sering
disebut topic sentence.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
(3) Membaca simpulan
Setiap simpulan berisi ide-ide pokok tentang apa yang telah
dipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan kembali
kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.
(4) Membaca untuk pendalaman
Dalam membaca untuk mendalami sesuatu, orang melakukannya
secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun,
mendalami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini
seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading between
the lines).
(5) Memanfaatkan indeks
Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau
dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.
(e) Membuat situasi yang kondusif
Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengerahan penglihatan,
pendengaran, latihan dan pikiran. Oleh karena itu diperlukan suasana
yang menunjang seperti tempat yang relatif tenang dan pikiran yang
konsentrasi. Cara belajar yang sehat adalah cara yang rileks tidak
mengganggu postur tubuh dan tidak mengganggu konsentrasi.
(f) Mengenal lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan belajar atau
sumber-sumber belajar yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-sumber
belajar berupa orang, bahan bacaan, lembaga atau institusi, maupun
setting yang sengaja maupun yang semula tidak disengaja untuk
dijadikan sumber belajar tetapi dapat berfungsi sebagai sumber belajar.
4) Mengarahkan diri sendiri dalam belajar
Yang dimaksud dengan mengarahkan diri sendiri dalam belajar adalah
memulai kegiatan belajar karena lingkungan yang mendorongnya
melakukan sesuatu. Adapula orang yang mengarahkan diri sendiri di dalam
belajar karena memang sistem dalam lingkungannya memberikan peluang,
selain itu ada juga orang yang melaksanakan kegiatan pengarahan diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dalam belajar itu karena faktor kebetulan ketika ia sudah mempunyai waktu
luang untuk mempelajari sesuatu yang menjadi minatnya.
5) Catatan harian
Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan, apa
yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-masalah yang
harus diselesaikan, dengan catatan harian ini membantu ingatan seseorang.
(A. Suhaenah Suparno, 2001)
f. Keuntungan Belajar Mandiri
Jerrold E. Kemp (1999 : 156) mengemukakan bahwa keuntungan dari
belajar mandiri adalah sebagai berikut :
1) Menghasilkan peningkatan baik dari segi jenjang belajar maupun kadar ingatan. Jumlah siswa yang gagal dalam menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan dapat dikurangi secara nyata.
2) Memberikan kesempatan baik kepada siswa yang lamban maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam kondisi belajar yang cocok.
3) Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa berlanjut sebagai kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain, tanggung jawab atas pekerjaan dan tingkah laku pribadi.
4) Menyebabkan lebih banyak perhatian tercurah kepada siswa perseorangan dan memberi kesempatan yang lebih luas untuk berlangsungnya interaksi antar siswa.
Dalam pendapat diatas dapat dilihat bahwa belajar mandiri
memberikan beberapa keuntungan, diantaranya siswa menjadi belajar lebih
keras, lebih banyak, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan mampu
mengingat sesuatu yang dipelajarinya lebih lama dibandingkan dengan yang
tidak melakukan kegiatan belajar mandiri. Siswa merasa mempunyai
tanggungjawab akan keberhasilan belajarnya sehingga semangat untuk
mengerti dan memahami pelajaran akan meningkat.
Berdasarkan berbagai uraian dan pendapat para ahli tersebut maka
indikator-indikator yang mengacu pada kemandirian belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1. Siswa bertanggung jawab terhadap kebutuhan belajar.
2. Tidak bergantung pada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
4. Penuh inisiatif dalam memecahkan tugas dan permasalahan belajar.
3. Tinjauan tentang Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
a. Pengertian Perpustakaan
Setiap lembaga pendidikan atau sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai dengan sekolah menengah, hampir dapat dipastikan terdapat
perpustakaan sekolah. Keberadaan perpustakaan sekolah adalah sebagai
penunjang jalannya kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan
sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa
serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Dalam rangka lebih mendalami mengenai keberadaan perpustakaan,
berikut ini perlu kiranya penulis kemukakan beberapa definisi dan pengertian
perpustakaan. Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar (2007 : 1) mengemukakan
bahwa:
Perpustakaan mempunyai arti sebagai tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebararluasan (pelayanan) segalan macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Menurut Darmono (2004: 2) “Perpustakaan adalah salah satu unit kerja
yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan
mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh
pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang
menyenangkan”. Ibrahim Bafadal (2005: 3) mengartikan bahwa “Perpustakaan
adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang
mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan
buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap
pemakainya.” Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
bahwa perpustakaan adalah suatu bangunan unit kerja yang digunakan untuk
menyimpan buku, terbitan, kumpulan bahan informasi yang disusun dengan
tata susunan atau sistem tertentu yang dimanfaatkan oleh pembaca secara
kontinu.
b. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang ada dalam
lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, sekolah
umum maupun sekolah kejuruan. Konsep pendidikan modern lebih
mementingkan aktivitas dan kreativitas siswa sendiri daripada menerima
secara pasif segala ajaran yang didapat dari para guru di sekolah. Melalui
perpustakaan sekolah, para siswa dapat dilatih ke arah keaktifan sendiri
Pengertian perpustakaan sekolah menurut Pawit M Yusuf dan Yaya
Suhendar (2007 : 2), ”Perpustakan sekolah adalah perpustakaan yang ada di
lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan
memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang
bersangkutan, khususnya para guru dan murid”. Dalam pendapat tersebut
nampak bahwa perpustakaan sekolah merupakan media yang digunakan untuk
menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah.
Ibrahim Bafadal (2005: 4-5) mengemukakan bahwa “Perpustakaan
sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan buku (non book material) yang diorganisasi secara sistematis dalam
suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam
proses belajar mengajar di sekolah”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah
yang menyediakan bahanbahan pustaka yang berupa buku-buku maupun
sumber bahan informasi (non book material) lainnya yang diorganisasi
secara sistematis dalam suatu ruangan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan
pendidikan yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Faktor-faktor Utama Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk menimbulkan
motivasi dalam penyediaan sumber-sumber belajar. Salah satu sumber
belajar yang sangat penting adalah perpustakaan, yang harus
memungkinkan para tenaga kependidikan dan para peserta didik
memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan
melalui membaca buku dan koleksi lain yang diperlukan.
Sebelum menguraikan tentang intensitas permanfaatan perpustakaan
sekolah terlebih dahulu akan diuraikan mengenai unsur-unsur perpustakaan
sekolah, antara lain:
1) Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk
mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi juga
diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-
tugas dalam proses belajar mengajar. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah
akan bermanfaat apabila dapat memperlancar pencapaian tujuan dalam
proses belajar mengajar. Dalam hal ini para siswa diharapkan mampu
mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, belajar mandiri,
bertanggung jawab dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Menurut Ibrahim Bafadal (2001: 5), “Tujuan penyelenggaraan
perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan
bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan
sekolah diharapkan dapat membantu murid dan guru menyelesaikan
tugas-tugas dalam proses belajar mengajar”.
Pendapat dari Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar (2007 : 3), tujuan
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
b) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
c) Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
d) Menyediakan berbagai macam informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
e) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
f) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
g) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut tergambar dengan jelas arah dan
capaian yang dimaksudkan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah,
yang dalam jangka panjangnya adalah untuk menambah dasar-dasar
pengetahuan untuk menjadi fondasi bagi perkembangan selanjutnya.
Diharapkan adanya perpustakaan sekolah dapat membantu murid dan
guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
Selain dari tujuan, keberadaan perpustakaan sekolah juga
mempunyai manfaat yang sangat penting. Adapun manfaat perpustakaan
sekolah yang diselenggarakan di sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2005:
5-6) antara lain adalah sebagai berikut sebagai berikut:
a) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca
b) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
c) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
d) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
e) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru menemukan sumber belajar
f) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru -guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perpustakaan sekolah memegang peranan penting untuk menunjang
proses belajar mengajar di kelas. Dalam praktiknya, siswa kadang kurang
mengetahui bagaimana cara menggunakan fasilitas yang sudah ada itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
guna menunjang keberhasilan kegiatan belajar dan mempengaruhi
prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
Adapun ditinjau secara umum perpustakaan sekolah merupakan
pusat belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan
siswa adalah belajar mengenai masalah yang berhubungan dengan mata
pelajaran. Bila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan
sekolah maka ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk
memperoleh informasi, bahkan ada juga siswa yang mengunjungi
perpustakaan sekolah hanya sekedar untuk mengisi waktu senggangnya atau
kunjungan yang bersifat rekreatif.
Beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yaitu :
a) Fungsi edukatif
Dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun
non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid belajar
mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun
berkelompok.
b) Fungsi informatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan
pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan
yang bukan berupa buku (non book material). Semuanya akan
memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-
murid.
c) Fungsi tanggung jawab administratif
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-sehari di perpustakaan
sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu
di catat oleh guru pustakawan dan apabila ada suatu kehilangan
maka peminjam diwajibkan untuk mengganti buku tersebut dengan
membeli yang baru di toko ataupun menggandakannya. Semua ini
mendidik murid-murid ke arah tanggung jawab dan membiasakan
murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d) Fungsi riset
Dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka, dengan adanya
bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat
melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan
yang diperlukan.
e) Fungsi rekreatif
Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Ini tidak
berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu,
tetapi secara psikologisnya fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan
sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti
pada waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel,
roman, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
(Ibrahim Bafadal, 2005)
Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar (2007) mengemukakan bahwa
fungsi perpustakaan sekolah antara lain :
a) Fungsi edukatif merupakan keseluruhan segala aktifitas dan sarana yang
ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya
banyak membantu para siswa sekolah untuk belajardan memperoleh
kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan,
sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut.
b) Fungsi informatif berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi
perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu” akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
c) Fungsi rekreasi bertujuan untuk menyediakan koleksi yang bersifat
ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku fiksi, dan sebagainya,
diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.
d) Fungsi riset atau penelitian dimaksudkan bahwa koleksi perpustakaan
sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan
penelitian sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan berbagai uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai tujuan, manfaat,
dan fungsi yang dapat menunjang siswa di dalam proses belajar
mengajar. Selain itu, juga dapat menambah pengalaman ilmu pengetahuan
siswa di luar jam pelajaran sekolah.
2) Pemakai Perpustakaan Sekolah
Pemakai perpustakaan adalah mereka yang mempunyai
kepentingan terhadap perpustakaan sekolah. Pemakai perpustakaan
tersebut tergantung atau sesuai dengan unit kerjanya. Menurut Pawit M
Yusuf dan Yaya Suhendar (2007 : 2), ”Perpustakan sekolah adalah
perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan
sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi
masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru
dan murid”. Di dalam perpustakaan sekolah, maka pemakainya adalah
siswa, guru dan anggota sekolah lainnya. Kunjungan siswa ke
perpustakaan dapat dilakukan pada saat jam istirahat atau pada saat jam
pelajaran kosong. Kepentingan yang dimiliki siswa saat mengunjungi
perpustakaanpun berbeda-beda, misalnya ada yang hanya sekedar
mengisi waktu luangnya saja ataupun karena adanya tugas dari guru. Pada
umumnya setiap siswa mempunyai tingkat keseringan yang berbeda-beda
dalam mengunjungi perpustakaan sekolah.
3) Ruang perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap murid-murid. Dalam
penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta perlengkapannya.
Ruang perpustakaan sekolah bisa berupa ruang seperti ruang kelas dan bisa
berupa gedung khusus yang dalam pembangunannya memang direncanakan
untuk perpustakaan sekolah. Untuk itu ada beberapa asas atau pedoman
yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan
sekolah, atau dalam memilih salah satu ruang untuk kepentingan
perpustakaan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Menurut Ibrahim Bafadal (2005: 152), asas atau pedoman dalam
memilih ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah adalah sebagai
berikut: a) Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber
belajar. Keberadaaannya berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas. Oleh sebab itu gedung atau ruang perpustakaan sekolah berdekatan dengan kelas-kelas yang ada.
b) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari kebisingan yang sekiranya mengganggu ketenangan murid-murid yang sedang belajar di perpustakaan sekolah.
c) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari bahaya kebakaran, kebanjiran, ataupun dari pencurian.
d) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan di lokasi yang kemungkinannya mudah diperluas pada masa yang akan datang.
Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya berpedoman pada asas-
asas tersebut di atas, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar
yang baik dan para siswa maupun guru dapat merasakan kenyamanan
selama menggunakan ruang perpustakaan sekolah.
Kondisi tata ruang perpustakaan sekolah cukup menentukan
keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah bersangkutan. Oleh karena itu
perpustakaan sekolah harus ditata sebaik-baiknya, supaya dapat
menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya.
Menurut Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar (2007: 99) melalui tata ruang
perpustakaan diharapkan tercipta hal-hal sebagai berikut :
a) Komunikasi dan hubungan antar ruang, staf, dan pengguna perpustakaan tidak terganggu.
b) Pengawasan dan pengamanan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan baik.
c) Aktivitas layanan bisa dilakukan dengan lancar. d) Udara dapat masuk ke ruangan perpustakaan dengan leluasa,
namun harus dihindari sinar matahari menembus koleksi perpustakaan secara langsung.
e) Tidak menimbulkan gangguan terhadap pembaca/pengguna dan staf perpustakaan.
Perpustakaan sekolah tidak mementingkan kemegahan tetapi yang
penting perencanaan pembangunan yang matang sehingga menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bangunan yang berkualitas tinggi dan berfungsi secara tepat guna dan berdaya
guna.
4) Sistem Pelayanan Perpustakaan
Semua perpustakaan sekolah harus memegang prinsip demokratisasi
informasi. Maksudnya, dalam melakukan berbagai kegiatan harus dapat
melayani semua peserta didik tanpa membedakan status sosial, budaya,
ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status-status lainnya. Semua
peserta didik dan pengguna perpustakaan lainnya bebas memanfaatkan
layanan jasa perpustakaan sekolah, namun tentunya harus sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Perpustakaan memiliki dua jenis layanan, yaitu layanan tertutup
(closes access) dan layanan terbuka (open access):
a. Layanan Tertutup
Layanan ini dilakukan dengan pertimbangan keselamatan koleksi.
Koleksi yang dilayani secara tertutup biasanya adalah koleksi jurnal dan
buku referensi (buku langka atau buku mahal). Dalam layanan tertutup
ini pengunjung tidak boleh mengambil sendiri bahan pustaka yang
diinginkan, akan tetapi diambilkan petugas setelah mengisi formulir
tertentu yang telah disediakan. Konsekuensi dari layanan ini adalah
harus tersedianya katalog buku. Pengunjung dapat mencari buku yang
diinginkannya melalui katalog ini.
b. Layanan Terbuka
Dalam layanan ini pengunjung bebas untuk meminjam koleksi apapun.
Tentu saja setelah melalui proses administrasi yang telah dibuat oleh
perpustakaan. Sistem simpan pinjam bahan pustaka dibuat supaya
semua transaksi terkontrol untuk menghindari kemungkinan hilangnya
bahan pustaka.
(Suherman, 2009)
Dalam memberikan pelayanan harus memperhatikan kebutuhan
pemakai sekaligus memperhatikan kondisi pada saat memberikan
pelayanan sehingga bisa menempatkan mana layanan yang seharusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diberikan dan bisa berjalan secara tepat, cepat dan cermat tanpa
meninggalkan aturan-aturan yang ada serta tidak memerlukan prosedur
yang berbelit-belit. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan oleh
pustakawan, maka akan menimbulkan kesan yang baik bagi siswa, sehingga
siswa akan senang dan tanpa segan meminta bantuan kepada petugas
perpustakaan.
5) Bahan Pustaka
Dalam usaha melaksanakan proses belajar mengajar yang
dinamis, perpustakan sekolah diharapkan menjadi pusat pelayanan yang
menyuguhkan berbagai jenis bahan pustaka yang dipilih dengan seksama
mengenai semua mata pelajaran dan tingkatan kemampuan kebutuhan
siswa. Tidak ada koleksi perpustakaan yang lengkap, yang ada adalah
koleksi yang berdasarkan pada kebutuhan. Dengan adanya bahan pustaka
siswa dapat belajar dan mencari informasi yang diinginkan. Sedangkan
perpustakaan yang kurang memiliki bahan-bahan pustaka atau jarang bahkan
tidak pernah ditambah dengan bahan-bahan pustaka yang baru akan
ketinggalan jaman dan lambat laun siswa kurang senang mengunjungi
perpustakaan sekolah. Isi perpustakaaan sekolah mencakup bukan hanya
buku-buku saja, tetapi juga fasilitas selain buku seperti pamflet,
gambar/lukisan, guntingan-guntingan surat kabar, slide, film, globe, peta,
tape, brosur dan bahan-bahan audio visual lainnya. Hal itu dikarenakan
perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk membaca, tetapi
juga sebagai tempat untuk mendengarkan, belajar dan mengerjakan
sesuatu.
Menurut Ibrahim Bafadal (2005: 25), “Pengadaan bahan pustaka
adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki
perpustakaan sekolah dan menambah bahan-bahan pustaka yang sudah
dimiliki perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang.
Perkembangan bahan pustaka atau koleksi yang terus menerus merupakan
keniscayaan untuk menjamin pengguna memperoleh pilihan materi baru
secara berkesinambungan.” Hal tersebut juga mengharuskan pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
perpustakaan sekolah untuk bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru
agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.
Kebijakan tersebut juga harus didasarkan pada kurikulum, kebutuhan
khusus, dan kepentingan komunitas sekolah, serta mencerminkan
keanekaragaman masyarakat di luar sekolah.
Cara-cara yang dapat ditempuh dalam usaha pengadaan serta
pengembangan bahan pustaka dalam perpustakaan, yakni:
a) Pembelian
Dapat dilakukan langsung di toko buku, pameran, atau kepada penerbit.
Untuk menentukan atau memilih buku apa saja yang akan dibeli, kita
dapat memilihnya melalui katalog terbitan yang biasanya dibagikan
secara cuma-cuma oleh penerbit.
b) Tukar Menukar
Hal ini dilakukan ketika sebuah perpustakaan memiliki koleksi buku
melampaui kebutuhannya dengan cara menawarkan penukaran kepada
perpustakaan lain untuk judul yang belum dimilikinya. Hal ini pun
dilakukan untuk buku-buku yang dianggap tidak berguna bagi lembaga
atau instansi yang bersangkutan dilihat dari segi subjek buku-buku
tersebut.
c) Hadiah
Terdapat dua macam hadiah, yaitu :
(1) Hadiah yang diberikan begitu saja secara cuma-cuma tanpa diminta.
Jadi sebuah perpustakaan atau lembaga riset maupun perorangan
secara spontan mengirimkan publikasi mereka ke perpustakaan,
karena mereka merasa publikasi tersebut akan lebih bermanfaat bila
diberikan kepada perpustakaan.
(2) Hadiah cuma-cuma yang diberikan apabila ada surat permintaan
dari kita. Biasanya terbitan ini adalah terbitan dari lembaga-lembaga
pemerintah, riset, dan perorangan yang tujuannya tidak komersil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Fotokopi
Penambahan koleksi ini biasanya dilakukan apabila membutuhkan
publikasi yang sudah tidak tersedia lagi pada penerbit atau habis dari
persediaan dan tidak dicetak kembali.
e) Kliping
Pembuatan kliping ini dapat menambah bahan pustaka, caranya dengan
menggunting artikel-artikel, berita-berita, data statistik yang
ditempelkan pada kertas. Kliping dapat dijadikan sebagai sebuah koleksi
alternatif dalam arti dapat memenuhi kekurangan koleksi yang berupa
buku.
f) Publikasi
Pembuatan literatur sekunder perlu dilakukan oleh petugas perpustakaan
dalam rangka pengadaan bahan pustaka. Umumnya literatur sekunder
merupakan karya referensi yang berisi informasi ataupun bibliografi
mengenai literatur primer. Jenis literatur sekunder dapat berupa
bibliografi, majalah indeks, abstrak, dan lain-lain.
(Suherman, 2009).
Berikut ini jenis bahan pustaka atau jenis koleksi yang seharusnya
ada dalam perpustakaan sekolah yang dikemukakan oleh Pawit M Yusuf
dan Yaya Suhendar (2007: 9) meliputi :
a) Koleksi Buku (1) Buku-buku nonfiksi.
(a) buku teks atau buku pelajaran (b) buku teks pelengkap (c) buku penunjang (d) buku referens atau rujukan, seperti kamus, ensiklopedi,
buku tahunan, buku pedoman, direktori, almanak, bibliografi, indeks, abstrak, atlas, dokumen pemerintah
(2) Buku-buku fiksi (3) Komik atau buku cerita bergambar
b) Koleksi non Buku (1) Terbitan berkala (majalah dan surat kabar) (2) Pamflet (3) Brosur (4) Guntingan surat kabar (5) Gambar atau lukisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(6) Globe (7) Koleksi bahan bukan buku lainnya
c) Koleksi bahan Pandang Dengar
6) Pustakawan
Menurut International Federation Librarian Asociation (IFLA) dalam
Suherman (2009: 30), ”Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan
berkualifikasi serta profesional yang bertanggungjawab atas perencanaan
dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga komunitas
sekolah, dan berhubungan dengan perpustakaan umum, dan lain-lainnya”.
Kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah sangat bergantung pada
kapasitas sumber daya tenaga pengelolanya. Dengan alasan inilah, maka
penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta
bermotivasi tinggi, jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan
kebutuhan khusus sekolah menyangkut jasa perpustakaan.
Menurut Suherman (2009: 31), ”Peran utama pustakawan ialah
memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah, termasuk prosedur
evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan
perpustakaan sekolah”. Pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
pustakawan sekolah harus mampu memenuhi komunitas sekolah. Di
samping itu, pustakawan hendaknya berperan dalam kampanye membaca
dan promosi bacaan anak, media, dan budaya.
Secara terinci seseorang yang diangkat sebagai petugas
perpustakaan sekolah harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang
perpustakaan sekolah.
b) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang
pendidikan.
c) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki minat terhadap
penyelenggaraan perpustakaan.
d) Petugas perpustakaan sekolah harus bersikap suka bekerja dan teliti,
tekun dan disiplin dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
e) Petugas perpustakaan sekolah harus terampil mengelola perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sekolah.
f) Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki sifat suka membantu
orang lain.
g) Petugas perpustakaan sekolah harus ramah dan jujur.
(Ibrahim Bafadal, 2001)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab pustakawan tidak sekedar memberikan layanan kepada
siswa saja melainkan juga menciptakan lingkungan yang nyaman, tenang,
tertib sehingga para siswa yang mengunjungi perpustakaan merasa betah
tinggal di dalam perpustakaan. Dalam memberikan pelayanan juga
memperhatikan kebutuhan dan kondisi siswa sehingga siswa tidak kecewa
dengan pelayanan yang diberikan oleh pustakawan. Pelayanan yang
diberikan diusahakan secara cepat, tepat, dan cermat sehingga dapat
berjalan seoptimal mungkin dengan dilandasi peraturan yang jelas. Selain itu,
pustakawan juga berperan dalam kampanye gemar membaca dan
mempromosikan literatur anak, media untuk peserta didik.
d. Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Menurut Eysenk dalam Suryabrata (2002: 42) “Intensitas merupakan
salah satu frekuensi kejadian terhadap perilaku makhluk hidup atau manusia
yang timbul karena adanya dorongan-dorongan dari dalam individu, baik secara
psikologis ataupun fisiologis”. Dalam penelitian ini intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah merupakan keadaan tingkatan frekuensi kehadiran
siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah .
Dalam rangka perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan secara
optimal oleh para siswa, diharapkan dalam perpustakaan sekolah tersedia
berbagai macam bahan pustaka yang lengkap sehingga perpustakaan sekolah
dapat dimanfaatkan secara berulang-ulang sebagai sarana penting proses
belajar mengajar di sekolah. Dengan adanya bahan-bahan pustaka yang
lengkap dan sesuai dengan kebutuhan siswa, akan menimbulkan minat untuk
mengunjungi perpustakaan sekolah. Bagi para siswa yang merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
membutuhkan banyak informasi mereka akan memanfaatkan keberadaan
perpustakaan sekolah, apalagi bagi mereka yang tidak dapat memecahkan
suatu masalah dalam pelajaran, mereka akan datang ke perpustakaan sekolah
untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah
tingkat frekuensi kehadiran siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah
sebagai sarana penting dalam proses belajar mengajar di lingkup sekolah demi
pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1) Kunjungan siswa.
2) Motivasi dan tujuan siswa datang ke perpustakaan sekolah.
belajarnya, tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan
permasalahan belajarnya. Sehingga dalam melakukan aktivitas belajar setiap
siswa dituntut kemandiriannya karena dengan adanya kemandirian tersebut
akan mampu mencapai hasil belajar yang optimal. Dan ciri khas yang selalu
ada pada siswa yang mempunyai kemandirian belajar adalah motivasi yang
besar untuk berprestasi. Kemandirian belajar dipandang sebagai salah satu faktor
penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Indikator dari kemandirian
belajar ini meliputi : a) siswa bertanggung jawab terhadap kebutuhan belajar, b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
tidak bergantung pada orang lain, c) mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, d)
penuh inisiatif dalam memecahkan tugas dan permasalahan belajar. Dengan
demikian semakin tinggi kemandirian belajar siswa diduga semakin tinggi pula
prestasi belajar yang diperolehnya, sebaliknya semakin rendah kemandirian
belajar siswa diduga semakin rendah pula prestasi belajar yang diperolehnya.
2. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yang dapat mempengaruhi pencapaian
prestasi belajar siswa adalah dengan tersedianya perpustakaan sekolah sebagai
media atau sarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan proses belajar
mengajar di tingkat sekolah. Intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh
siswa adalah tingkat frekuensi kehadiran siswa dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah sebagai sarana penting dalam proses belajar mengajar di
lingkup sekolah demi pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Indikator
yang digunakan untuk mengukur intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah
adalah sebagai berikut : a) kunjungan siswa, b) motivasi dan tujuan siswa datang
ke perpustakaan sekolah, c) pelayanan pustakawan. Siswa dengan intensitas
yang tinggi memanfaatkan perpustakaan sekolah dan melakukan kunjungan
setiap saat dalam rangka mencari bahan referensi untuk keperluan
belajarnya diduga mempunyai prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan
siswa yang memiliki intensitas rendah dalam memanfaatkan perpustakaan
sekolah sebagai sumber belajarnya diduga memiliki prestasi belajar yang
rendah atau kurang optimal.
3. Kemandirian belajar dan intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah secara
sendiri-sendiri mampu mempengaruhi terhadap pencapaian prestasi belajar
yang baik, hal tersebut juga dimungkinkan jika berlaku secara bersama-sama.
Siswa yang telah mempunyai kemandirian dalam belajarnya apabila didukung
dengan intensitas pemanfaatan perpustakaan yang tinggi karena kondisi
perpustakaan sekolah yang suasananya kondusif dan mendukung serta bahan
pustaka yang lengkap dan menarik, diduga akan semakin baik pula prestasi
belajar yang diperolehnya.
Ilustrasi pengaruh antara kemandirian belajar dan intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar di atas baik secara parsial maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
bersama-sama akan lebih mudah dipahami dengan bantuan gambar kerangka
pemikiran berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dari penelitian
ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubungkan
sejumlah bukti empiris.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa
Prestasi Belajar (Y) Dengan indikator: Nilai ujian semester I Ekonomi siswa kelas XI IPS
2
Intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah (X2)
Dengan indikator : 1) Kunjungan siswa 2) Motivasi dan tujuan
siswa datang ke perpustakaan sekolah
3) Pelayanan pustakawan
3
1 Kemandirian Belajar (X1)
Dengan indikator : 1) Siswa bertanggung
jawab terhadap kebutuhan belajar.
2) Tidak bergantung pada orang lain.
3) Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
4) Penuh inisiatif dalam menjalankan tugas dan permasalahan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa dan
intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMA
Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sukoharjo yang berlokasi di
Jalan Jenderal Sudirman no 197, Sukoharjo. Subyek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Alasan
dilakukannya penelitian di tempat tersebut adalah :
a. Tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Di SMA Negeri 3 Sukoharjo belum pernah diadakan penelitian dengan
masalah yang sama, sehingga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
sekolah.
c. Terbatasnya tenaga, dana, dan pikiran peneliti.
d. Masalah yang ditemukan peneliti terkait dengan variabel penelitian, adalah
pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun ajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai
penulisan laporan penelitian dari mulai bulan November 2010.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2009: 80) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), “Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian.”
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
SMA Negeri 3 Sukoharjo yang terbagi dalam lima kelas, dengan jumlah masing-
masing tiap kelas yaitu XI IPS 1 sejumlah 41 siswa, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa,
XI IPS 3 sejumlah 41 siswa, XI IPS 4 sejumlah 41 siswa , dan XI IPS 5 sejumlah
39 siswa, sehingga populasi dalam penelitian ini berjumlah 202 siswa.
2. Sampel
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran peneliti, maka
tidak mungkin seluruh populasi diteliti, untuk itu dari populasi yang ada perlu
diambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Menurut Iskandar (2008:
69) , “Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau
mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”. Menurut
Sugiyono (2009: 81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut penulis
dapat menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan
diamati.
Digunakan sebagai pertimbangan penggunaan sampel dalam penelitian ini,
Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa: “Untuk sekadar ancer–ancer,
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih...”. Hal ini tergantung
setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Penelitian yang resikonya
besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 202 siswa.
Berdasarkan pertimbangan di atas peneliti mengambil sampel penelitian sebesar
30% dari jumlah populasi, jadi sampel dalam penelitian ini adalah 30% x 202 =
60,6 siswa atau dibulatkan menjadi 61 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel yang representatif harus dilakukan dengan teknik
sampling sehingga diperoleh sampel yang benar–benar mewakili atau
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel
merupakan cara yang ditempuh untuk menentukan sampel penelitian dari populasi
yang telah ditentukan sebelumnya.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
proportional random sampling yaitu kombinasi antara proportional sampling dan
random sampling. Teknik proportional sampling yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang seimbang dalam
tiap-tiap kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 127),“…untuk memperoleh
sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap
wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam
masing-masing strata atau wilayah”. Teknik random sampling yang digunakan
dalam penelitian ini bertujuan agar subyek yang diteliti memperoleh kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Caranya adalah dengan undian, yaitu
dengan menggunakan kertas-kertas kecil yang ditulisi nomor-nomor subyek
kemudian kertas tersebut digulung dan diambil secara acak sejumlah sampel yang
ditentukan, sehingga nomor-nomor yang tertera dalam gulungan kertas yang
terambil merupakan nomor subyek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pemecahan masalah dalam suatu penelitian memerlukan data yang relevan
dengan permasalahannya, untuk mendapatkan data tersebut peneliti memerlukan
teknik pengumpulan data. Diperlukan kemampuan memilih dan menyusun teknik
dan alat pengumpul data di dalam suatu penelitian karena hal ini sangat
berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian, dengan kata lain teknik dan alat
pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan memungkinkan
dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner), dan
dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1. Metode Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151), ”Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.”
Nasution (2003: 128), ”Angket atau quetionnaire adalah daftar pertanyaan
yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga
dijawab di bawah pengawasan peneliti.” Berdasarkan beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
diisi dan dikembalikan responden atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.
Peneliti menggunakan teknik ini untuk mendapatkan data variabel bebas yaitu
variabel kemandirian belajar siswa dan intensitas pemanfaatan perpustakaan
sekolah.
b. Jenis-Jenis Angket
Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa angket atau
kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan beberapa sudut
pandang, yaitu:
1) Dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dari jawaban yang diberikan
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3) Dari bentuknya
a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup.
b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Check List, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan
tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
d) Rating Scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai
dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Bentuk kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, yaitu kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang sudah disediakan
jawabannya yang menunjukkan tingkatan, mulai dari setuju sampai tidak
setuju, sehingga responden dapat menjawab sesuai dengan keadaan dirinya.
Bentuk kuesioner ini digunakan untuk mengungkapkan data variabel bebas,
yaitu variabel kemandirian belajar dan variabel intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah.
c. Langkah-Langkah Menyusun Angket
Seorang peneliti yang mengumpulkan data dengan menggunakan
angket terlebih dahulu harus mempersiapkan dan menyusun angket tersebut.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan pembuatan angket
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data tentang pengaruh kemandirian belajar dan intensitas pemanfaatan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur
Perlu dibuat suatu matrik yang disebut matrik spesifikasi data untuk
memperjelas pernyataan-pernyataan yang akan disusun. Matrik ini
merupakan suatu penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk
memperjelas permasalahan yang akan dituangkan dalam angket. Isi dan
matrik ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Adapun isi dari matrik spesifikasi data ini antara lain batasan konsep yang
akan diteliti, variabel-variabel, serta indikator-indikator yang perlu
diidentifikasi dan diukur.
3) Menyusun petunjuk pengisian angket
4) Menyusun pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan variabel-variabel
yang akan diteliti
Pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam angket harus sesuai
dengan aspek-aspek yang tertuang dalam matrik spesifikasi data yang telah
disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator yang dapat
diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan
rating-scale atau skala bertingkat, dan untuk menentukan nilai jawaban
angket dari masing-masing angket dari masing-masing pertanyaan yang
diajukan, digunakan skala Likert.
Iskandar (2008) mengatakan bahwa skala Likert merupakan skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006), untuk alternatif jawaban yang berupa
pendapat, alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat Setuju”,
“Setuju”, “Abstein/ragu-ragu”, “Kurang Setuju”, dan “Tidak Setuju”.
Alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif
jawaban tersebut menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih
alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi
Arikunto (2006: 241) yang menyatakan bahwa :
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju”, dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu ”Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak Setuju”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka setiap instrumen mempunyai
empat alternatif jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat
berupa kata Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
Masing-masing alternatif jawaban diberi bobot penilaian antara 1 sampai
dengan 4.
Cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Setiap pernyataan terdiri dari empat pilihan jawaban.
2) Dalam menjawab pertanyaan, responden memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda check (√) pada
kolom jawaban yang dipilih.
3) Apabila pernyataan yang digunakan positif diberi penilaian sebagai
berikut :
Jawaban sangat setuju nilai = 4
Jawaban setuju nilai = 3
Jawaban tidak setuju nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1
4) Apabila pernyataan yang digunakan negatif diberi penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 1
Jawaban setuju nilai = 2
Jawaban tidak setuju nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4
5) Membuat surat pengantar
6) Mengadakan uji coba (try out)
Angket yang telah disusun selanjutnya diuji coba untuk mengetahui
kelemahan atau kekurangan yang dapat menyulitkan responden dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Uji coba (try out) ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
YYYX NN
YXXYNrxy 2222
bertujuan untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket tersebut.
Suharsimi Arikunto (2006:167) mengemukakan sebagai berikut :
Tujuan diadakan uji coba : a) Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah
responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
b) Untuk mengetahui teknik paling efektif. c) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden
dalam mengisi angket. d) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket
sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan. Guna mengetahui validitas dan reliabilitas angket digunakan alat ukur
sebagai berikut :
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang kita inginkan dan dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat.
Suharsimi Arikunto (2006) mengatakan bahwa ada dua macam
validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas internal dan
validitas eksternal. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas internal, yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian
antara bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Pengujian
validitas internal dalam penelitian ini dilakukan melalui analisa butir
dengan cara skor yang ada pada butir dikorelasikan dengan skor total
dengan korelasi product moment pearson, yaitu :
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
N = jumlah subjek atau responden
X = skor butir
Y = skor total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
t
b
kkr 2
2
11 11
∑X2 = jumlah kuadrat nilai X
∑Y2 = jumlah kuadrat niali Y
(Suharsimi Arikunto 2006: 170)
Pengujian validitas internal dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS. Menurut Duwi Priyatno (2008), kriteria
pengujian validitas adalah :
(1) Jika rhitung ≥ rtabel (dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
(2) Jika rhitung < rtabel (dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
b) Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dapat diartikan bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,
karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasikan data yang dapat dipercaya juga.
Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen
menggunakan rumus alpha, karena instrumen dalam penelitian ini
berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan nilai antara 1 – 4,
seperti yang dinyatakan Suharsimi Arikunto (2006: 196), “Rumus alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1
dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σ b 2 = jumlah varians butir
σ t2 = varians total
(Suharsimi Arikunto 2006: 196)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Kriteria pengujian adalah jika nilai cronbach alpha > rtabel kritis
product moment pada taraf signifikansi 5% berarti angket tersebut
dikatakan reliabel atau dapat dipercaya (Duwi Priyatno, 2008). Uji
realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS.
7) Revisi angket
Setelah angket diujicobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi.
Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan item-item pertanyaan yang
tidak valid atau tidak reliabel.
8) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak
sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel. Angket siap untuk
disebarkan kepada responden.
9) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan
sudah mendapatkan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul
data yang kemudian dianalisis.
d. Kelebihan dan Kelemahan Angket
Kuesioner memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dibandingkan
teknik pengumpulan data yang lain. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152-
153):
Keuntungan kuesioner: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2) Dapat dibagikan serentak kepada banyak responden. 3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-
masing dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak
malu-malu menjawab. 5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama. Kelemahan kuesioner: 1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
2) Sering sukar dicari validitasnya. 3) Walaupun dibuat anonim, terkadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak benar atau tidak jujur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan terkadang ada yang terlalu lama sehingga telambat.
Peneliti dalam penelitian ini memanfaatkan kelebihan angket sebagai
instrumen dalam melakukan penelitian dan berusaha mengatasi kekurangan
yang ada yaitu dengan menyusun angket yang tepat dan berkualitas, sehingga
data yang diperoleh valid dan reliabel.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
yang berupa catatan atau dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data yang sifatnya dokumenter dari instansi terkait. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 158), “Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Teknik
dokumentasi digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini karena:
a) Lebih mudah mendapatkan data, karena telah tersedia sehingga lebih
menghemat waktu dan biaya.
b) Data yang diperoleh dapat dipercaya.
c) Data dapat dilihat lagi jika diperlukan.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengungkapkan data tentang jumlah siswa yang diteliti, perkembangan koleksi
buku perpustakaan SMA Negeri 3 Sukoharjo, serta untuk mengetahui data
prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011. Adapun data tentang prestasi belajar siswa ini peneliti peroleh dari
nilai ujian semester I mata pelajaran ekonomi.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang
akan diteliti yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1. Variabel Dependen
“Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.” (Sugiyono, 2009: 39). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi siswa.
2. Variabel Independen
“Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.”
(Sugiyono, 2009: 39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Kemandirian Belajar
b. Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Kedua variabel akan melalui pemrosesan data untuk diorganisasikan ke
dalam bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur urutan data serta mengorganisasikan ke
dalam suatu pola dasar sehingga mudah dilakukan penafsiran. Hubungan antar
variabel diidentifikasi sebagai hubungan mempengaruhi yaitu variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen yang akan diuji melalui analisis statistik
meliputi uji analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan oleh penulis
yang dilakukan setelah data terkumpul dan disusun dengan baik, kemudian
menganalisis data tersebut untuk mendapatkan keputusan yang terbaik guna
mencapai tujuan dari suatu penelitian. Proses analisis data dalam penelitian ini di
bantu dengan program SPSS.
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat analisis digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis sudah memenuhi syarat atau belum. Uji prasyarat yang digunakan
adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk atau mempunyai distribusi normal atau tidak. Deteksi
normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu
diagonal pada grafik normal probability plot. Singgih Santoso (2001)
menetapkan dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
linier antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Uji linearitas
variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y yaitu untuk mengetahui tingkat
kelinearan data atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga
diikuti peningkatan variabel Y dengan menetapkan harga-harga. Uji linieritas
di dalam penelitian ini pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity
pada taraf signifikansi 0,05. Duwi Priyatno (2008: 36) menyatakan bahwa,
”Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi
(Linearity) kurang dari 0,05”.
c. Uji Multikolinearitas
Singgih Santoso (2001: 203) mengatakan bahwa, “Uji multikolinearitas
digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independent". Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar
variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkolerasi, untuk
mendeteksi multikolinearitas digunakan uji kolerasi pearson. Uji
multikolinearitas di dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati nilai
VIF dan TOLERANCE. Jika nilai VIF di sekitar angka 1 dan angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
TOLERANCE mendekati 1, maka dapat dikatakan suatu model regresi bebas
multikolinearitas (Singgih Santoso, 2001).
d. Uji Autokorelasi
Singgih Santoso (2001: 216) mengatakan bahwa, ”Uji autokorelasi
digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya)”. Pendekatan D-W (Durbin-Watson) dapat digunakan
untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi.
Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada tiga, yaitu:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berarti ada variabel pengganggu dalam
persamaan model regresi yang mempunyai varian yang sama atau tidak, untuk
mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression
Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value.
Menurut Singgih Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan keputusan
berkaitan dengan gambar tersebut adalah :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2. Uji Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah uji prasyarat terpenuhi adalah melakukan
pengujian hipotesis yang telah diajukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dalam