FAKTOR KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (STUDI KASUS : SDN Rejosari 01 Kab.Semarang & SDN Noborejo 02 Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Amelia Dwi Puspita Sari NIM : 702012034 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga September 2016
24
Embed
FAKTOR KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR …€¦ · kemandirian belajar siswa dalam memahami penggunaan TIK dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
(STUDI KASUS : SDN Rejosari 01 Kab.Semarang & SDN Noborejo
02 Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Amelia Dwi Puspita Sari
NIM : 702012034
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Perkembangan TIK telah memberikan dampak yang sangat signifikan ke
semua aspek kehidupan manusia [1]. Banyak penerapan dari TIK yang dapat
ditemui dan sudah melekat pada tiap-tiap individu di daerah perkotaan. Hal ini
diakibatkan oleh perkembangan zaman yang sudah masuk era globalisasi dan
perkembangan TIK yang sangat pesat sehingga setiap individu di daerah
perkotaan hampir bisa dipastikan sebagian besar bahkan semuanya mengenal
teknologi. Selain itu, TIK juga telah menyentuh kehidupan masyarakat di
daerah-daerah pedesaan. Walaupun tidak semaju jika dibandingkan dengan
daerah perkotaan, keadaan tersebut menandakan bahwa TIK sudah mulai
mempengaruhi kehidupan masyarakat pedesaan, antara lain kegiatan pendidikan
atau pembelajaran di sekolah. Menurut Sudirman Siahaan selain TIK dalam
konteks internet dan komputer, di pedesaan penerapan TIK sebagai alat
komunikasi juga sudah mulai mempengaruhi dan mendominasi masyarakat di
sana. Kepemilikan dan penggunaan TIK tidak lagi hanya sebatas sebagai simbol
prestise sosial tetapi sudah cenderung menjadi salah satu tuntutan kebutuhan
hidup [2].
TIK merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikuasai dalam era
globalisasi saat ini [3]. Pengguna TIK di Indonesia bukan hanya orang dewasa
saja, namun juga menyasar ke kalangan remaja bahkan anak-anak, menurut
survei PPI Kominfo (2014) proporsi kepemilikan handphone sebagai salah satu
alat berbasis TIK pada anak sekolah dasar di Indonesia mencapai 62,77% [4]
hal ini mengindikasikan adanya potensi yang besar untuk memanfaatkan TIK
dalam aktivitas belajar. Namun pada kenyataannya di Indonesia sendiri masih
banyak sekolah yang tidak memberikan mata pelajaran TIK atau tidak
mengintegrasikan TIK ke dalam mata pelajaran lain. Salah satu hal yang menarik
dalam perubahan Kurikulum 2013 adalah dihilangkannya mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga menimbulkan pro dan
kontra baik dari pihak akademisi maupun praktisi pendidikan [5]. TIK dalam
kurikulum 2013 merupakan sarana pembelajaran dan digunakan sebagai mata
pembelajaran yang lain sehingga guru dan siswa dituntut akrab dengan TIK dan
menjadikannya alat komunikasi sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai [6]
Pemerintah melalui wakil menteri Pendidikan dan Kebudayaan beranggapan
bahwa: 1) Anak TK dan SD sudah bisa mengakses informasi melalui internet;
2) TIK bisa terintegrasi dengan pelajaran lain; 3) Pembelajaran sudah seharusnya
berbasis TIK sebagai alat bantu mengajar guru dan bukan sebagai mata
pelajaran khusus; 4) Pemerintah tidak sanggup mengadakan laboratorium
komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia; 5) Banyak sekolah belum teraliri
listrik [7].
Asumsi Pemerintah dalam kebijakan kurikulum 2013 yang menganggap
semua anak sudah mahir dalam menggunakan TIK berdampak pada
penghapusan mata pelajaran TIK. Hal ini mendorong siswa untuk dapat
menggunakan TIK secara mandiri, siswa dituntut harus aktif, dan memiliki
inisiatif dalam belajar mandiri. Menurut Haris Mujiman kemandirian belajar
dapat diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai
3
sesuatu kompetensi yang telah dimiliki [8]. Meskipun pada pendidikan formal
anak tidak mendapatkan ilmu mengenai TIK tetapi perkembangan TIK dapat
selalu mereka ikuti atau pelajari sendiri dengan pendampingan guru, orangtua
dan teman. Salah satu penerapan TIK di kalangan anak-anak adalah penggunaan
gadget dalam usia dini. Adapun dampak positif yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut: 1) Membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak; 2) Menambah
pengetahuan; 3) Memperluas jaringan persahabatan; 4) Mempermudah
komunikasi; 5) Membangun kreatifitas anak [9]. Berdasaran point tersebut dapat
dilihat dampak TIK mampu mempengaruhi anak dalam kehidupan sehari-hari,
dengan adanya TIK yang semakin berkembang anak dapat selalu mengikuti
dengan cara belajar secara mandiri di luar sekolah dan tidak harus bergantung
dengan sekolah yang mengajarkan TIK untuk dapat memahami dan
mengembangkan TIK.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi siswa sekolah dasar dalam pengembangan
kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan
mata pelajaran TIK, namun mereka tetap dapat memahami atau
mengembangkan penggunaan TIK yang saat ini semakin maju teknologinya,
kemudian akan dilihat bagaimana penggunaan TIK pada anak sekolah dasar di
dua wilayah yang berbeda yaitu desa dan kota sehingga dapat diketahui dan
dilihat perbedaanya mengenai kepemilikan TIK, penggunaan TIK, tingkat
kemampuan TIK dan sumber belajar dalam mempelajari TIK.
2. Tinjauan Pustaka Penelitian ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam
mengembangkan kompetensi TIK secara mandiri di sekolah dasar, ada beberapa
penelitian terkait yang telah dilakukan yaitu penelitian Isniatun Munawaroh
pada tahun 2012, Syarifuddin pada tahun 2015, dan Andyana Septi pada tahun
2015.
Isniatun Munawaroh (2012), dalam penelitian“Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas Dan Kemandirian
Belajar”, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi peserta belajar
bukanlah sebagai peserta yang pasif, pemanfaatan TIK mendorong terciptanya
kreativitas dan kemandirian dalam belajar, kreatif dalam memunculkan dan
menciptakan informasi atau pengetahuan baru serta mandiri dalam mencari
beragam sumber belajar untuk mendukung proses pembelajaran [1]. Penelitian
Isniatun telah membuktikan bahwa TIK mempengaruhi kemandirian dan
kreativitas anak dalam pembelajaran, namun tidak dijelaskan jenis penggunaan
dan perlengkapan TIK yang digunakan, sehingga dalam penelitian ini akan
dijelaskan penggunaan TIK secara lebih rinci pada setiap peralatan TIK.
Syarifuddin (2015), dalam penelitian “Motif Penggunaan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Pada Anak Sekolah Dasar (Studi Kasus : Sekolah
Dasar Negeri Kelurahan Lakkang Kec. Tallo Kota Makassar)” , menunjukkan
bahwa pemahaman alat TIK tertinggi pada handphone, responden menggunakan
TIK kebanyakan untuk bermain game daripada untuk chatting, mengetik,
menggambar, dan berkomunikasi, namun demikian pada umumnya responden
4
menjawab bahwa pemanfaatan TIK dapat memenuhi harapannya yaitu
mendapatkan informasi lebih cepat [10]. Penelitian Syarifudin memiliki
persamaan dengan Penelitian yang dilakukan, yaitu mengidentifikasi
penggunaan TIK apa saja yang digunakan oleh anak sekolah dasar, penelitian
terdahulu hanya mengukur tingkat penguasaan atau penggunaan TIK seperti
handphone, komputer dan internet, namun hal yang akan diteliti pada penelitian
ini lebih kompleks dan berkembang karena akan dilihat juga tingkat kemampuan
menggunakan TIK berdasarkan persepsi diri sendiri dan sumber belajar anak
dapat mempelajari TIK.
Andyana Septi Wiyanti (2015), dalam penelitian “Evaluasi Kemandirian
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dalam Penerapan Kurikulum
2013Di SMK Negeri 1 Pengasih 2014/2015”, kemandirian belajar siswa yang sebagian besar baik mengisyaratkan bahwa faktor pendukung baik dalam diri siswa sendiri maupun dari luar siswa, siswa mampu menetapkan tujuan rencananya dalam pembelajaran dan hasil yang didapat. Sehingga hal tersebut sangat mendukung siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dan termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran terutama dengan proses pembelajaran menggunakan diskusi [11]. Penelitian Andyana menjelaskan faktor belajar mandiri berasal dari
siswa dan luar siswa akan tetapi tidak dijelaskan secara terperinci faktor-faktor
yang mempengaruhi siswa dan bagaimana cara siswa belajar.
Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari penelitian
terdahulu yang telah disebutkan di atas, sehingga penelitian akan lebih terarah
dan berkembang.
Konsep TIK
TIK menurut Noni Nurdin terdiri dari dua aspek, yaitu teknologi informasi
dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data
dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, menguasai TIK mempunyai
arti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum, termasuk
komputer (computer literate) dan pemahaman informasi (information literate)
[12]. Menurut John Daniel teknologi informasi dan komunikasi atau TIK,
didefinisikan sebagai kombinasi antara teknologi informatika dengan teknologi-
teknolgi lainnya yang terkait, khususnya teknologi komunikasi [13]. Morsund
dalam UNESCO mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi
sebagai berikut: piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas
telekomunikasi, mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer, perangkat
proyektor / LCD, LAN (local area network) dan WAN (wide area networks),
kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit
telekomunikasi dan serat optik, mesin komputer dan robot.[14]
Penggunaan TIK
Penggunaan TIK ini sangat penting bagi pendidikan di era globalisasi ini
khususnya untuk Indonesia. Dengan TIK kita bisa meningkatkan kualitas
pendidikan kita agar sederajat dengan pendidikan internasional yang mungkin
5
jauh lebih berkembang dari pada di Indonesia. Terdapat beberapa Penggunaan
TIK dalam Pengajaran dan Pembelajaran menurut Paryanti, yaitu: (1) Tutorial
sebagai demonstrasi dan latihan; (2) Explorasi untuk mencari dan mengakses
informasi dari internet; (3) Alat aplikasi; (4)Komunikasi [3]. Menurut Rahzen,
TIK dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di bidang komunikasi,
informasi, kegiatan perdagangan, gaya hidup atau entertainment, dan penyokong
pekerjaan[15].
Menurut Mimin Nur Aisyah, tingkat penggunaan TIK cukup tinggi
dibuktikan melalui kepemilikan alat-alat berbasis IT yang cukup tinggi,
pengenalan komputer dan internet lebih dari 7 tahun, mayoritas mahasiswa
mengakses internet setiap hari, dan penggunaan internet untuk mencari
informasi mengenai tugas perkuliahan, untuk tingkat penguasaan terhadap
program aplikasi komputer seperti Microsoft Word, Excel, dan Power Point
cukup baik, namun pada program lain khususnya software akuntansi dan statistik
penguasaannya masih kurang [16].
Belajar Mandiri
Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo kemandirian belajar diartikan
sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan
sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari diri
pembelajar[17].
Menurut Muhammad Nur Syam dalam Widodo ada dua faktor yang
mempengaruhi, kemandirian belajar pertama faktor internal yaitu: (1) Sikap
bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan,
(2) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang
menjadi tingkah laku, (3) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai
berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur), (4) Kesadaran
mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang
sehat, kebersihan dan olahraga, (5) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib
yang berlaku, sadar hak dan kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati
orang lain, dan melaksanakan kewajiban. Kedua faktor eksternal sebagai
pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar meliputi: potensi jasmani
rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya
alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan
suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan
tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara komulatif [18]
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh informasi dan mendeskripsikan sebuah masalah tentang
faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam menggunakan TIK secara
mandiri. Hasil dari data penelitian yang dilakukan akan diperoleh dua jenis data
yaitu data kuantitatif (berbentuk angka) dan data kualitatif.
Populasi pada penelitian ini berada pada dua cakupan wilayah yang
berbeda, yaitu di SDN Rejosari 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
yang termasuk ke dalam wilayah pedesaan dan SDN Noborejo 02 Kecamatan
6
Argomulyo Kota Salatiga. Sedangkan sampelnya adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
simple random sampling karena anggota populasi dianggap homogen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner wawancara. Kuesioner atau angket yang disusun merupakan
pengembangan dari penelitian Evaluasi TIK dalam Pendidikan di Kota Salatiga
(2015). Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui kepemilikan TIK,
penggunaan TIK, tingkat kemampuan TIK, dan sumber belajar siswa dapat
menggunakan TIK. Metode pengumpulan data lain yang digunakan adalah
wawancara. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak
terstruktur, wawancara dilakukan dengan guru dan beberapa siswa dengan garis
besar pertanyaan tentang pemanfaatan TIK dan kendalanya, beberapa
pertanyaan lainnya yang diajukan pada saat wawancara merupakan konfirmasi
jawaban dan pelengkap hasil kuesioner yang telah dibagikan.
Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah, tahap ini
dilakukan untuk merumuskan masalah penelitian dengan melihat keadaan yang
terjadi saat ini yaitu perkembangan TIK yang semakin pesat dan dapat diikuti
oleh anak-anak, tetapi justru banyak sekolah formal yang tidak mengajarkan
mata pelajaran TIK, setelah merumuskan masalah, tujuan penelitian juga
disusun agar penelitian dapat berjalan mencapai target yang diinginkan.
Tahap yang kedua adalah studi literatur. Tujuan dari studi literatur adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Informasi yang dicari berhubungan dengan konsep TIK, penggunaan TIK, dan
belajar mandiri, hal tersebut dilakukan untuk mengkaji teori dasar yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian mengkaji temuan penelitian
terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Tahap yang ketiga adalah pengumpulan data, sebelum melakukan
pengumpulan data penyusunan instrumen penelitian akan lebih mudah jika
digunakan matrik kisi-kisi instrumen atau pengembangan instrumen.
Instrumen penelitian berupa kuesioner dibagikan kepada responden untuk
diisikan dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian dan tujuan
kuesioner. Penelitian dilakukan dilakukan dengan seizin sekolah dan guru
pengampu kelas.
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah analisis dan penyajian data,
setelah data yang diperoleh dari lokasi penelitian terkumpul langkah selajutnya
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis dan Penyajian Data
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Studi Literatur
7
adalah mengklasifikasikan data tersebut dengan membuat tabel. Analisis data
wawancara dilakukan dengan sederhana untuk konfirmasi dari temuan yang
ada terhadap siswa maupun guru dalam penggunaan TIK. Hasil wawancara
kemudian dianalisis dan dijabarkan secara deskriptif. Analisis data angket
dilakukan dengan cara memilih, memilah, mengelompokkan, data yang ada,
merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau
dipahami. Presentase hasil dari kuesioner menggunakan perhitungan berikut
ini:
F
P = x 100%
N
Keterangan:
P = Persentasi
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
anak dalam mengembangkan kompetensi TIK secara mandiri ini mencangkup lima
topik utama dalam pembahasannya, yaitu meliputi: 1) karakteristik responden, 2)
kepemilikan TIK, 3) penggunaan TIK, 4) tingkat kemampuan TIK, dan 5) sumber
belajar dalam mempelajari TIK. Berikut ini merupakan paparan data hasil penelitian
yang diperoleh dari instrumen kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.
4.1 Karakteristik Responden
Berikut ini merupakan hasil kuesioner yang telah diisikan berdasarkan data
demografis responden, dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran
umum responden di SDN Rejosari 01 dan SDN Noborejo 02 berdasarkan usia dan
jenis kelamin yang mendukung dan melengkapi hasil analisis data penelitian.
Tabel 1
Jumlah Responden SDN Noborejo 02 Kota Salatiga
Jumlah Usia
Jumlah 8-9 10-11 12-13 15-14
Responden Putra 7 11 5 1 24
Responden Putri 10 13 2 1 26
Total 17 25 8 2 50
Tabel 2
Jumlah Responden SDN Rejosari 01 Kabupaten Semarang
Jumlah Usia
Jumlah 8-9 10-11 12-13 15-14
Responden Putra 8 13 5 1 27
Responden Putri 7 11 5 0 23
Total 15 24 10 1 50
8
HP TV PS KOMP & LAPTOP KAMERA TABLET RADIO LAINNYA
SDN Noborejo 02 100% 100% 44% 70% 68% 74% 54% 2%
SDN Rejosari 01 100% 100% 48% 52% 58% 70% 70% 2%
4.2 Kepemilikan TIK
Kepemilikan TIK sebagai indikator untuk mengetahui alat-alat berbasis TIK
yang dimiliki oleh responden dan pengetahuan responden tentang peralatan TIK,
aspek yang diteliti berkaitan dengan peralatan TIK yang diketahui dan pernah
digunakan, kepemilikan handphone pribadi, dan kepemilikan peralatan TIK di
rumah.
4.2.1 Peralatan TIK yang digunakan
Berikut ini merupakan paparan peralatan TIK yang diketahui dan pernah
digunakan oleh responden : Tabel 3
Peralatan TIK yang digunakan
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui 100% responden di dua sekolah
seluruhnya pernah menggunakan handphone dan televisi, sedangkan beberapa
TIK lain yang cukup tinggi di SDN Noborejo adalah tablet (74%) dan komputer
laptop (70%), sedangkan di SDN Rejosari 01 TIK yang cukup tinggi adalah
tablet (70%) dan radio (70%). Presentase beberapa TIK lain yang pernah
digunakan responden dapat dilihat secara detail pada tabel 3. Beberapa jawaban
lain yang didapat tentang peralatan TIK yang pernah digunakan adalah nitendo,
namun hanya terdapat kurang dari 5 anak yang menjawab pernah menggunakan
peralatan TIK lainnya.
4.2.2 Kepemilikan Handphone Pribadi dan Akses Internet
Menurut Syarifuddin (2015) handphone sebagai salah satu peralatan TIK
yang paling dipahami penggunaannya oleh anak sekolah dasar [10]. Data
kepemilikan handphone pribadi dan adanya akses internet dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini : Tabel 4
Kepemilikan Handphone Pribadi dan Akses Internet
Berdasarkan tabel 4 didapatkan data bahwa dari total responden (100) rata-
rata memiliki handphone pribadi, di SDN Noborejo 02 Kota Salatiga sebanyak
76% dan SDN Rejosari 01 Kabupaten Semarang dengan presentase 78%. Rata-
rata tipe handphone pribadi yang dimiliki tergolong smartphone dan bisa
mengakses internet, presentase secara detail dapat dilihat pada tabel 4.
Keragaman alasan responden lebih memilih handphone dengan tipe android
adalah trend dari teman, fitur yang lengkap, dan harga yang terjangkau.
Sedangkan di SDN Rejosari 01 tipe handphone symbian masih banyak
ditemukan karena anggapan yang penting fungsi handphone bisa untuk telfon
dan sms.
Tidak Punya Punya Tidak Ada Android IOS Windows Phone Symbian
SDN Noborejo 02 24% 76% 24% 76% 70% 4% 2% 2%
SDN Rejosari 01 22% 78% 40% 60% 54% 2% 4% 18%
HP Sendiri Akses Internet OS HP
9
4.2.3 Peralatan TIK yang dimiliki di Rumah
Peralatan TIK yang diketahui dan pernah digunakan belum tentu dimiliki
oleh responden, berikut ini merupakan data peralatan TIK yang dimiliki di
rumah responden :
Tabel 5
Peralatan TIK yang dimiliki
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa responden SDN Noborejo 02
menjawab lebih banyak alat TIK yang dimiliki dengan menyebutkan speaker,
namun hanya 4% yang memiliki speaker. Seluruh responden (100%) di kedua
sekolah mempunyai handphone dan televisi di rumahnya. Kepemilikan
peralatan TIK lain yang unggul di SDN Noborejo 02 adalah tablet, komputer,
dan laptop sedangkan di SDN Rejosari 01 kepemilikan radio cukup tinggi
dengan presentase 52%. Berbagai peralatan TIK yang dimiliki responden
menunjukkan bahwa peralatan TIK mendukung aktivitas sehari-hari.
Presentase kepemilikan TIK dapat dilihat secara detail pada tabel 6.
Berdasarkan wawancara dengan guru di SDN Noborejo 02 keadaan
ekonomi orang tua siswa tergolong menengah dan pekerjaan orang tua
responden banyak yang berprofesi sebagai pegawai maupun karyawan di
pabrik yang tidak jauh dari Noborejo sehingga mereka mampu untuk membeli
beberapa peralatan TIK untuk menunjang pekerjaan maupun sebagai hiburan.
Sedangkan di SDN Rejosari 01 menurut kepala sekolah salah satu alasan
kepemilikan laptop dan komputer rendah adalah dari keadaan sosial ekonomi
responden dan anggapan alat TIK tersebut belum terlalu penting untuk anak
sekolah dasar.
4.3 Penggunaan TIK
Penggunaan TIK sebagai indikator untuk mengetahui pemanfaatan berbagai
peralatan berbasis TIK yang digunakan responden, yaitu durasi waktu
penggunaan, tujuan penggunaan dan beberapa software yang digunakan. TIK
yang dimaksud dibatasi pada handphone, tablet, laptop, komputer, televisi,
kamera, playstation, dan lainnya.
4.3.1 Durasi Waktu Penggunaan TIK
Durasi waktu penggunaan TIK merupakan pertanyaan yang diajukan
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa sering atau intensitas penggunaan
TIK. Waktu penggunaan TIK dibatasi pada penggunaan di sekolah, di rumah, di
rumah teman, dan di warnet atau tempat umum. Berikut ini tabel yang
menjelaskan seberapa sering dan tempat responden menggunakan TIK.
HP TV RADIO KAMERA TABLET KOMPUTER LAPTOP PS DVD SPEAKER