ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEMI INTENSIF DI DESA BULU CINDEA KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP REZKY ANDRIANA 105961116616 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK IKAN BANDENG
(Chanos chanos) SEMI INTENSIF DI DESA BULU CINDEA
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
REZKY ANDRIANA
105961116616
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK IKAN BANDENG
(Chanos chanos) SEMI INTENSIF DI DESA BULU CINDEA
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
REZKY ANDRIANA
105961116616
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan
Usaha Tambak Ikan Bandeng Semi Intensif di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep adalah benar merupakan hasil karya yang belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 4 Juli 2020
Rezky Andriana
105961116616
vi
ABSTRACT
REZKY ANDRIANA.105961116616. Feasibility Analysis of Semi-Intensive
Milkfish Farming in Bulu Cindea Village Bungoro District Pangkep Regency.
Supervised by Muh. Arifin Fattah and Rahmawati.
This research aims to determine the income and feasibility of a semi-
intensive milkfish pond business in Bulu Cindea Village Bungoro District
Pangkep Regency. Sampling in this study was carried out by simple random
sampling, namely by taking 15% of the total population, namely 198 people and
producing a sample of 30 people who are involved in the milkfish pond
cultivation business. Data analysis used quantitative, qualitative data analysis and
descriptive analysis.
The result showed that the income of milkfish pond farming in Bulu
Cindea Village Bungoro District Pangkep Regency, the average income obtained
by farmers is Rp. 17,640,183 kg/ha/ stocking season (MT). Analysis of the
feasibility of a milkfish pond business shows that the R/C ratio is equal to 1.34,
B/C ratio of 1.04, production BEP of 93.75 kg, and BEP price of 1,687,582. So
that the milkfish pond business in provides benefits to milkfish pond farmers.
Key words : Milkfish, income, feasibility
vii
ABSTRAK
REZKY ANDRIANA.105961116616. Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan
Bandeng Semi Intensif Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep. Dibimbing oleh Muh. Arifin Fattah dan Rahmawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan
usaha tambak ikan bandeng semi intensif di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan simple random sampling yaitu dengan mengambil 15% dari jumlah
keseluruhan populasi yakni 198 orang dan menghasilkan sampel sebanyak 30
orang yang terlibat dalam kegiatan usaha budidaya tambak ikan bandeng. Analisis
data yang digunakan analisis data kuantitatif, kualitatif dan analisis deskriptif.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep rata-rata
pendapatan yang diperoleh oleh petani sebesar Rp. 17,640,183 kg/ha/musim tebar
(MT).Analisis kelayakan usaha tambak ikan bandeng menunjukkan bahwa nilai
R/C ratio sebesar 1.34, B/C Ratio sebesar 1,04, BEP Produksi sebesar 93.75 kg,
dan BEP Harga sebesar Rp 1,687,582. sehingga usaha tambak ikan bandeng di
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Layak untuk
dijalankan karena memberikan keuntungan kepada petani tambak ikan bandeng.
Kata kunci: ikan bandeng, pendapatan, kelayakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “
“Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan bandeng Semi Intensif di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si, selaku pembimbing I dan Ibu
Rahmawati,S.Pi., M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.P M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua orang tua ayahanda H.Syamsuddin dan Ibunda Hj. Musdalifah,
serta adik- adikku tercinta Suci Arisani dan Ayudia Inara. Orang-orang
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu Dian Eka
Safitri, Anita Latif, dan Andi Reski Amalia dan segenap keluarga yang
ix
senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Pangkep Kecamatan Bungoro
khususnya kepala Desa Bulu Cindea beserta jajarannya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga
akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
kristal-kristal allah senantiasa tercurah kepadanya. Aamiin
Makassar. 4 Juli 2020
Rezky Andriana
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….…....i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..........iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI……………………………………………..iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI …………………………………….…...v
ABSTRAK…...…………………………………………………………………...vi
KATA PENGANTAR………………………………..…………………………viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….….xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….…1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………….....4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..6
2.1 3 Tinjauan Pustaka………………………………………………...............6
2.1.1 Sistem Budidaya Tambak…………………………………................6
2.1.2 Budidaya Ikan Bandeng……………………………………………..8
2.1.3 Teori Biaya dan Pendapatan Usahatani…………………………….10
2.1.3.1 Teori Biaya Usahatani………………………………............10
2.1.3.2 Teori Pendapatan Usahatani………………………………..12
2.1.4 Konsep Kelayakan Usahatani………………………………...……14
xi
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan………………………………………...20
2.3 Kerangka Pemikiran……………………………………………………..23
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….....26
3.1 Lokasi dan Waktu………………………………………………………26
3.2 Metode Penentuan Sampel……………………………………………...26
3.3 Jenis dan Sumber Data……………………………………….................27
3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………...28
3.5 Teknik Analisis Data……………………………………………………28
3.6 Definisi Operasional……………………………………………………33
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN………….…………...35
4.1 Letak Geografis…………………………………………………………35
4.2 kondisi demografis………………………………………...……………36
4.3 Kondisi Perikanan……………………………………………………….39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….40
5.1 Karakteristik Petani Responden…………………………………………40
5.2 Pendapatan Petani Tambak…………………………………………...…45
5.3 Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan Bandeng……………………...47
5.4 Kendala- kendala Petani Tambak…………………………………...….50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………...................53
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………53
6.2 Saran…………………………………………………………..................54
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………55
LAMPIRAN……………………………………………………………………...57
xii
-Rekapitulasi Data………………………………………………………………..60
-Peta Lokasi Penelitian…………………………………………………………..74
-Foto Dokumentasi……………………………………………………………….75
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………79
SURAT IZIN PENELITIAN…………………………………………………….80
xiii
DAFTAR TABEL
Teks
1. Penelitian Terdahulu…………………………………………………….......20
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bulu Cindea…..…...36
3. Penggunaan Lahan di Desa Bulu Cindea……………………...…………….36
4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………...………………37
5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan……………...………………..38
6. Kondisi Perikanan di Desa Bulu Cindea……………………………………39
7. Tingkat Umur Petani Responden………………………..…………………..41
8. Tingkat Pendidikan Petani Responden………………..……………….........42
9. Pengalaman Usaha Tani Petani Responden………….………………….......43
10. Luas Lahan Petani Responden………………………..……………………..44
11. Tanggungan Keluarga Petani Reesponden…………..………………….......45
12. Rata-rata Pendapatan Petani Responden…………..………………………..46
13. Hasil Analisis Kelayakan R/C Ratio ……………………………………….47
14. Hasil Analisis Kelayakan B/C Ratio………………………………………..48
15. Hasil Analisis Kelayakan BEP Usaha………………………………….......49
16. Kendala-Kendala Petani…………………………………………………….51
17. Lampiran……………………………………………………………………58
xiv
DAFTAR GAMBAR
TEKS
1. Peta Administratif Desa Bulu Cindea………...……………………………..76
2. Kantor Desa Bulu Cindea…………………………………………………...77
3. Ikan Bandeng………………………………………………………………..77
4. Wawancara Dengan Petani Responden……….…………………………….78
5. Alat Pompa Air...……………………………………………………............79
6. Alat Jaring………………………………………………………….………..79
7. Alat Pukat…………………………………………………………………...80
8. Alat Linggis...…………………………………………………….…………80
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan Indonesia mempunyai prospek untuk dikembangkan
menjadi suatu kegiatan ekonomi yang tangguh, strategis, dan berkelanjutan
dengan ini memberikan peluang dalam pengembangan sumber daya perairan dan
kelautan di Sulawesi Selatan yang mana potensi perikanannya sangat baik. Hal ini
terbukti dengan keandalan sektor ini memberikan respon atau peluang terhadap
tekanan ekonomi dan lapangan kerja selama masa krisis moneter. Sektor
perikanan Indonesia telah memberikan lapangan pekerjaan kepada lebih dari 4
juta nelayan dan petani ikan, proporsi ini hampir mencakup 5% dari total
angkatan kerja yang ada. Sekitar 46% dari porsi tersebut bekerja untuk budidaya
(aquaculture), 42% berpartisipasi di perikanan laut dan 12% nya untuk perikanan
darat. Lebih lanjut dikatakan bahwa sekitar 2 juta keluarga bergantung pada
sumber daya pantai sebagai sandaran hidupnya (Susilowati, 2002).
Salah satu jenis perikanan air tawar yang menjadi prospek baik dan sangat
diminati di pasar adalah ikan bandeng. Ikan bandeng sebagai komoditas hasil
tambak tidak hanya dikonsumsi dalam negeri tetapi juga diekspor untuk
memenuhi permintaan negara lain. Ikan bandeng dinilai sebagai sumber protein
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Setiap tahun
permintaan ikan bandeng selalu mengalami peningkatan, baik untuk dikonsumsi
lokal, ikan umpan bagi industri perikanan ikan tuna, maupun untuk pasar ekspor.
Kebutuhan bandeng untuk ekspor yang cenderung meningkat merupakan peluang
2
usaha yang positif. Namun peluang tersebut belum dapat terpenuhi karena
terbatasnya produksi dan diikuti tingginya konsumsi lokal (Syamsuddin,2010).
Pertumbuhan produksi ikan bandeng di Sulawesi Selatan mengalami
kenaikan sebesar 6,90 persen dari 59.999 ton tahun 2007 menjadi 78,181 tahun
2010 (DJPB, 2011). Kabupaten Pangkep merupakan salah satu sentra produksi
ikan bandeng di Sulawesi Selatan dengan total produksi 11.823 ton pada tahun
2014 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep, 2015). Hal ini
disebabkan lahan di Kabupaten Pangkep merupakan lahan yang produktif untuk
dikembangkan, sehingga masyarakat di Kabupaten Pangkep terus berusaha untuk
meningkatkankan produktivitas budidaya tambak bandeng.
Desa Bulu Cindea adalah salah satu desa di Kecamatan Bungoro yang
terletak didaerah pesisir pantai yang memiliki potensi cukup tinggi untuk
mengembangkan usaha tambak ikannya dengan total produksi ikan bandeng
sebesar 1.065,5 ton (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep, 2015).
Melihat kondisi yang potensial tersebut masyarakat tidak akan menyia-nyiakan
untuk mengolah tambak tersebut. Selain untuk membudidayakan ikan seperti
udang, nila, bandeng serta masyarakat juga memproduksi garam. Ikan bandeng
menjadi salah satu ikan yang banyak sekali dibudidayakan karena potensi
bertahan hidup dan nilai jual yang cukup tinggi dibanding ikan yang lain.
Usaha budidaya bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
menggunakan perpaduan antara tradisional dan modern yaitu sistem budidaya
Semi Intensif dimana pada padat penebaran nenernya masih tradisional yaitu rata-
rata 3000 ekor/ha dan sistem semi intensif nya yaitu dengan penambahan pakan
3
selama 2 bulan yaitu 2 kali sehari dan pemeliharaan yang biasanya selama 6 bulan
menjadi 4 bulan. Hal ini tidak terlepas dari adanya risiko yang dihadapi oleh
petani, baik risiko produksi maupun risiko finansial.Tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi petani tersebut sangat tergantung pada efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi seperti nener, urea, TSP, pakan, pupuk kandang, obat-obatan dan tenaga
kerja serta faktor pengetahuan pengalaman petani dalam budidaya bandeng.
Faktor lainnya seperti kondisi iklim dan tanah juga sangat mempengaruhi
produksi dan finansial petani.
Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh petani tambak yaitu ketika
menghadapi cuaca yang tidak menentu, yaitu kadang panas dan kadang hujan. Hal
ini membuat suhu cepat berubah dan tidak menentu sehingga mengakibatkan ikan
bandeng banyak yang mati. Ketika hujan yang terus menerus sering terjadi banjir
yang mengakibatkan para petani tambak mengalami kerugian dimana pada saat
terjadi banjir yang berbarengan dengan terjadinya pasang air laut, air dalam
tambak akan meluap sehinga ikan bandeng keluar dari tambak. Adapun
permasalahan lain yaitu rendahnya tingkat pengetahuan, teknologi, dan
pengetahuan dalam agroindustri sehingga kurang efisiennya pengelolaan pasca
panen. Namun walaupun rendahnya tingkat pengetahuan pengelolaan pasca panen
tetapi petani mampu memproduksi ikan bandeng yang relatif banyak dikarenakan
tingkat pengalaman yang diperoleh.
Usaha tambak ikan bandeng menguntungkan atau layak diusahakan bila
analisis usaha tambak menunjukkan hasil layak. Suatu usaha tambak ikan
bandeng dapat dikatakan layak atau tidak untuk dilakukan dapat dilihat dari
4
efisiensi penggunaan biaya dan besarnya perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya. Dalam hal ini diharapkan dengan potensi dan lahan yang
produktif dimiliki oleh petani tambak Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep dapat memberikan penerimaan yang lebih tinggi
dibandingkan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga pendapatan yang
akan diterima petani tersebut tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Ikan
Bandeng Semi Intensif di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas , rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut;
1. Berapa pendapatan usaha tambak ikan bandeng semi intensif di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep ?
2. Bagaimana kelayakan usaha tambak ikan bandeng semi intensif di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep ?
3. Apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi dalam usaha tambak ikan
bandeng semi intensif di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Bungoro, Kabupaten
Pangkep?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pendapatan usaha tambak ikan bandeng semi intensif di
Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
5
b. Untuk menganalisis kelayakan usaha tambak ikan bandeng semi intensif di
Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi petani tambak ikan bandeng semi
intensif di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka kegunaan dari penelitian ini
yaitu:
a. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui kelayakan usaha tambak ikan bandeng semi
intensif di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
b. Bagi Petani
Penelitian ini memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam
kelayakan usahatani yang lebih menguntungkan, dan melakukan upaya-upaya
untuk meningkatkan produksi ikan bandeng semi intensif di Desa Bulu Cindea,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
c. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan acuan bagi
pemerintah dalam membantu mengembangkan budidaya ikan bandeng agar
layak dijadikan sebagai usaha di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Sistem Budidaya Tambak
Kegiatan budidaya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produksi ikan, baik dilakukan secara monokultur ataupun polikultur. Seiring
dengan semakin sempitnya area budidaya perairan darat atau sistem tambak dan
potensi munculnya berbagai permasalahan lingkungan, membuat produksi
bandeng terancam. Sehingga salah satu solusi yang telah ditemukan adalah
penerapan metode Integrated Multi Trophic Aquaqulture (IMTA). Budidaya
sistem IMTA memungkinkan pembudidaya mendapatkan beberapa produk
budidaya pada area yang sama tanpa menambah luasan area budidaya sehingga
diyakini mampu meningkatkan kapasitas produksi tanpa meningkatkan luasan
horizontal area budidaya. Aplikasi IMTA bertujuan untuk mengurangi pelepasan
limbah budidaya, dan memiliki kelebihan yang mungkin termasuk mengurangi
dampak ekologis, meningkatkan diversifikasi produk budidaya, dan meningkatkan
penerimaan sosial dari sistem budidaya tersebut sehingga aplikasi IMTA memiliki
kontribusi pada keberlanjutan budidaya (Triarso dan Putro, 2019).
Secara umum tingkatan budidaya tambak dibedakan menjadi 3 yaitu
ekstensif/tradisional, semi intensif dan intensif. Perbedaan dari ketiga teknologi
budidaya ini dilihat dari padat tebar benih yang diusahakan, jenis pakan yang
diberikan, serta kincir air untuk menambah suplai oksigen dalam air. Teknologi
semi intensif digunakan oleh petani ketika akan meningkatkan produktivitas lahan
7
yang dimiliki. Perkembangan teknologi juga mengarahkan petani dari teknologi
tradisional ke semi intensif (Mahfudlotul dan Nunung, 2017).
Menurut Kordi (2011) terdapat beberapa sistem budidaya perikanan
diantaranya yaitu:
1. Sistem Budidaya Tradisional atau Ekstensif
Pengelolaan budidaya dengan sistem ektensif atau tradisional sangat
sederhana dan padat penebaran rendah. Pada budidaya bandeng di tambak
misalnya, nener ditebar dengan kepadatan 3.000 - 5.000 ekor/ha. Dengan padat
penebaran tersebut dipanen bandeng 300 - 1.000 kg/ha/musim. Tambak di pesisir
yang dikelola secara tradisional seringkali dibuat untuk menjebak ikan dan udang.
Pada saat pasang, pintu tambak dibuka sehingga benih ikan dan udang mengikuti
air pasang masuk ke dalam tambak. Pintu tambak kemudian ditutup dan berbagai
jenis ikan dan udang dibiarkan hidup selama beberapa waktu sampai mencapai
ukuran konsumsi. Ikan dan udang di tambak memanfaatkan berbagai pakan alami
di dalam tambak. Petambak tidak melakukan pemberian pakan dan pengelolaan
kualitas air yang lain. Dengan cara pengelolaan seperti ini produktivitas tambak
sangat rendah. Selain karena pengelolaan yang sangat sederhana, berbagai biota
yang berada di dalam tambak juga merupakan faktor penghambat produktivitas
karena kompetisi dan pemangsaan
2. Sistem Budidaya Semi-Intensif
Sistem budidaya semi intensif memiliki petak (pada tambak) pemeliharaan
biota lebih kecil dibandingkan pada pengelolaan ekstensif dan padat penebaran
lebih tinggi yakni pada ikan bandeng antara 1 - 2 ekor/m2 dan pada udang windu
8
antara 5 - 20 ekor/m2 .Pada tambak, kegiatan dimulai dari 11 pengelolaan tanah,
pengapuran, dan pemupukan.Selama pemeliharaan, biota budidaya juga diberikan
pakan buatan dan tambahan secara teratur 1 - 2 kali/hari dan penggantian air
dilakukan 5 - 20 % setiap hari.
3. Sistem Budidaya Intensif
Pola pengelolaan budidaya perairan intensif banyak diterapkan pada
budidaya air tawar, laut, dan tambak. Teknologi budidaya intensif ditandai dengan
petak tambak yang lebih kecil antara 0,2 - 0,5 ha. Persiapan lahan untuk
pemeliharaan (pengolahan tanah, perbaikan wadah budidaya) dan penggunaan
sarana produksi (kapur, pupuk, bahan kimia) menjadi mutlak dan biota budidaya
bergantung sepenuhnya pada pakan buatan atau pakan yang diberikan secara
teratur. Penggunaan sarana budidaya untuk mendukung usaha seperti pompa dan
aerator. Produksi pada sistem intensif sangat tinggi seperti pada budidaya ikan
bandeng dan udang windu di tambak mencapai > 4 ton/ha/musim tanam.
2.1.2 Budidaya Ikan Bandeng
Bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daya ekonomis
tinggi. Hal tersebut karena ikan bandeng banyak disukai oleh konsumen, harganya
terjangkau, dapat dibudidayakan sepanjang musim, dan teknologi budidaya
maupun reproduksinya telah tersedia dan dikuasai oleh sebagian masyarakat.
Dewasa ini budidaya bandeng sebagian besar masih dilakukan dengan sistem
tradisional di tambak dan kemudian berkembang dengan teknik tradisional plus di
sawah tambak dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui teknologi, terutama
dengan pemberian pakan tambahan dan probiotik. Dalam skala industri
9
aquabisnis, budidaya bandeng dapat ditingkatkan dengan sistem intensif sehingga
produksinya dapat dilipatgandakan sesuai target dan pasar yang dituju. Dalam
sistem budidaya intensif, input pakan menjadi besar karena untuk memenuhi
kebutuhan pakan bagi gelondong dengan kepadatan tinggi (Winarsih, et al.,2011).
Berdasarkan kenyataan dilapangan, panen bandeng dapat dilakukan sesuai
dengan target pasar, yaitu umpan pancing, konsumsi, ekspor, calon induk atau
bandeng kawak untuk tujuan lelang terbatas.Sebagian besar produksi bandeng
ditujukan untuk konsumsi rumah tangga serta sebagian kecil saja yang masuk ke
industri pengolahan. Ukuran rata-rata bandeng konsumsi adalah sekitar 250-350
gram/ekor atau 3-4 ekor/kg. Harga bandeng berkorelasi positif dengan kualitas
kesegaran, tampilan, dan ukuran. Makin besar ukuran bandeng dan semakin bagus
kualitasnya, maka harganya akan semakin mahal. Kendala yang sering terjadi
dalam perdagangan bandeng adalah kuantitas produksi, kontinuitas suplai,
konsistensi mutu terutama dalam hal bobot, rasa, dan penampilan fisik (Winarsih,
et al.,2011).
Rerata produksi ikan bandeng budidaya bergantung pada luas lahan
tambak yang tengah diusahakan dan intensitas panen yang dilakukan.Akan tetapi
produksi yang tinggi tidak selalu berkorelasi positif dengan pendapatan petani
tambak bandeng, karena harga bandeng sangat ditentukan oleh permintaan pasar
dan kesepakatan harga dengan para tengkulak dalam rantai distribusi ikan
bandeng. Hasil survei menunjukkan bahwa 60% pembudidaya mengelola lahan
milik sendiri, namun 40% lainnya tidak memiliki lahan sendiri sehingga
melakukan sewa lahan dengan biaya sewa yang bervariasi sesuai dengan luas
10
lahan yang disewa. Adapun harga bandeng di pasar sangat fluktuatif bergantung
pada tinggi rendahnya permintaan pasar (Wahyuni et al.,2019).
2.1.3 Teori Biaya dan Pendapatan Usahatani
2.1.3.1 Teori Biaya Usahatani
Sukirno (1992), mengemukakan defenisi biaya dengan mengatakannya
sebagai ongkos dan didefenisikan sebagai berikut : “Ongkos produksi adalah
semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut”.
Dari defenisi di atas, istilah biaya dianggap sama dengan istilah ongkos
yang diartikan sebagai biaya yang telah selesai masa berlakunya. Istilah ongkos
merupakan pengorbanan yang harus dibuat dalam setiap peristiwa transaksi
menghasilkan dimana ongkos diukur menurut perbandingannya dengan
pengeluaran barang dan jasa yang diperhitungkan terhadap penghasilan untuk
menentukan pendapatan.
Menurut Taufik, et al., (2013), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu selama masa proses produksi berlangsung. Biaya dalam
suatu kegiatan usaha digolongkan sebagai biaya produksi. Biaya produksi adalah
semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan penunjang lainnya yang dapat digunakan agar
produk tertentu yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik. Biaya
11
produksi digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap, yaitu sebagai
berikut :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya
tetap dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun).
2. Biaya Variabel ( Variable Cost, VC)
Biaya variabel atau sering disebut biaya variabel total (Total Variable
Cost) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya
jumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan
dihasilkan, maka akan besar pula biaya variabel yang akan di keluarkan.
Termasuk dalam biaya ini yaitu biaya usaha tani tambak ikan bandeng, awal
mortalitas, transportasi, biaya obat, dan vaksin biaya akomodasi dan tenaga kerja,
akan tetapi dalam peternakan tradisional tenaga kerja keluarga tidak pernah
diperhitungkan. Padahal perhitungan gaji tenaga kerja keluarga juga penting.
3. Total Biaya
Total Biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya
tetap variable. Biaya tetap yang dibebankan di setiap unit disebut biaya total rata-
rata (Average Total Cost).
Biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya yang
dikeluarkan dari suatu usaha. Berikut rumus untuk menghitung biaya produksi:
(Soekartawi, 2010)
12
TC =TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya produksi ikan bandeng (Rp)
TFC = Total biaya tetap ikan bandeng (Rp)
TVC = Total biaya variabel ikan bandeng (Rp)
Biaya total adalah pengeluaran yang ditanggung perusahaan untuk
membeli berbagai macam input atau faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
keperluan produksinya (Syamsidar, 2012)
2.1.3.2 Teori Pendapatan Usahatani
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan atas kegiatan
usaha yang telah dilaksanakan. Pendapatan berasal dari penyerahan barang
dagangan, dengan kata lain pendapatan tersebut berasal dari penyerahan barang
hasil produksi. Pendapatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pendapatan usaha dan
pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh
berkaitan dengan kegiatan usaha atau hasil usaha utama perusahan, sedangkan
pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh atas kegiatan di luar
usaha pokok seperti pendapatan bunga, sewa, dan komisi (Bachtiar dan Nurfadila,
2019)
Pendapatan usahatani (net farm income) didefinisikan sebagai selisih dari
pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total usaha tani. Selisih pendapatan
usaha tani dapat digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh di tingkat
keluarga petani dari segi penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan
dan modal. Adapun total pendapatan merupakan usaha tani yaitu nilai uang dari
13
total produk atau hasil perkalian antara total produk dan harga produk dengan
asumsi faktor-faktor dianggap konstan (Soekartawi, 1986 dalam Mardani, 2017).
Efisiensi biaya menentukan pendapatan (keuntungan) dalam usaha tani.
Jika penggunaan biaya efisien, maka pendapatan akan lebih besar. Beberapa cara
untuk meningkatkan nilai efisiensi biaya usaha tani adalah dengan meningkatkan
mutu produk melalui perbaikan pada teknik budidaya dan pengelolaan biaya
usaha tani agar pengeluaran seminimal mungkin (Putri,et al., 2015).
Menurut Soekartawi (1995) dalam Putri, et al., (2018), pendapatan dari
suatu model usaha tani ikan bandeng dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
Pd =TR-TC
Keterangan :
Pd=Keuntungan/pendapatan (Rp)
TR =Total Revenue (total penerimaan) (Rp)
TC =Total Cost (total biaya) (Rp)
Untuk mengetahui besarnya total penerimaan adalah dengan cara
mengalikan total produksi dengan harga per satuannya:
TR = Y×Py
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Y = Jumlah Produksi
Py = Harga Produksi
14
2.1.4 Konsep Kelayakan Usaha Tani
Studi kelayakan usaha tani adalah suatu studi apakah suatu proyek apabila
dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuannya atau tidak
(Soetrisno, 1982 dalam Darwis, 2017). Analisis finansial dilakukan karena
analisis ini didasarkan pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan data harga
di lapangan, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian bila proyek tersebut
berlangsung menyimpang dari rencana semula. Sebaliknya, kalau proyek berjalan
seperti tujuan semula dengan analisis ekonomi inilah manfaat proyek yang
sebenarnya dapat dihitung dengan sekaligus mempertimbangkan manfaat
sosialnya. Analisa finansial digunakan untuk mengetahui apakah usaha tani yang
diusahakan layak dan menguntungkan untuk dikembangkan atau dikatakan masih
dalam tingkat efisiensi (Soekartawi,1991 dalam Darwis, 2017).
Menurut Gittinger, (1986), studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai
kelayakan investasi baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan,
sehingga kita mengetahui berhasil atau tidaknya investasi yang telah ditanamkan
baik secara finansial (swasta) maupun ekonomi (pemerintah). Dalam
merencanakan dan menganalisis proyek yang efektif harus mempertimbangkan
banyak aspek yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Seluruh
aspek tersebut saling berhubungan dan suatu putusan mengenai satu aspek akan
mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek lainnya. Secara umum analisis
kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek
sosial, dan aspek finansial yaitu sebagai berikut :
15
1. Aspek Pasar
Aspek pasar sangat penting dalam pelaksanaan studi kelayakan
proyek/usaha. Aspek pasar meliputi rencana pemasaran output yang dihasilkan
proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan
pelaksanaan proyek.
2. Aspek Teknis
Analisis teknis berhubungan dengan input proyek dan ouput berupa
barang-barang nyata dan jasa-jasa. Indikasi suatu proyek dikatakan layak dalam
menjalankan usahanya dapat dilihat dari adanya perkembangan produksi yang
mendukung seperti fasilitas jalan, listrik, transportasi, dan pengadaan bahan baku
serta sarana produksi mudah diperoleh.
3. Aspek Manajemen
Analisis manajemen berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan
pertimbangan mengenai suatu tidaknya proyek dengan pola sosial budaya
masyarakat setempat, susunan organisasi proyek dengan pembentukan tim kerja,
pembagian kerja, pembuatan rencana kerja agar sesuai dengan prosedur organisasi
setempat, dan keahlian staf yang mengelola proyek.
4. Aspek Sosial
Analisis sosial berkenaan dengan implikasi sosial yang lebih luas dari
investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial harus
dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek tanggap
(responsive) terhadap keadaan sosial. Analisis sosial berhubungan dengan
manfaat/dampak secara sosial maupun lingkungan dari suatu proyek terhadap
16
kehidupan masyarakat, bisa berupa dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif pembangunan proyek pada masyarakat sekitar antara lain adalah
ikut menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan penduduk
sekitar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Aspek finansial
Analisis proyek adalah membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya
dan menentukan proyek-proyek yang mempunyai keuntungan yang layak. Suatu
proyek dapat dilaksanakan atau tidak, bila hasil yang diperoleh dari proyek dapat
dibandingkan dengan sumber-sumber yang diperlukan (biaya).
Layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek, setiap
aspek untuk dapat dikatakan layak memiliki suatu standar nilai tertentu, namun
keputusan penilaian tidak hanya dapat dilakukan pada satu aspek. Penilaian untuk
menentukan kelayakan harus didasarkan kepada saluran aspek yang akan dinilai
nantinya. Analisis kelayakan usaha tani juga dapat diartikan sebagai studi
kelayakan suatu usaha ditinjau dari sudut ekonomi yang meliputi analisis biaya
produksi, analisis modal usaha tani, analisis biaya pendapatan, analisis titik impas
pulang modal, analisis tingkat kelayakan usaha tani, dan analisis tingkat efisiensi
penggunaan modal (Cahyono, 2008).
Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan usahatani R/C
adalah singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan
(nisbah) antara penerimaan dan biaya. Untuk kriteria penilaian kelayakan
berdasarkan R/C adalah sebagai berikut :
17
a. Jika R/C > 1, artinya usahatani dalam keadaan menguntungkan atau layak
b. Jika R/C = 1, artinya usahatani dalam keadaan dalam titik impas/break
c. Jika R/C < 1, artinya usahatani dalam keadaan tidak menguntungkan atau
tidak layak.
Dalam kaitannya dengan usaha, Benefit-Cost Ratio dapat dikatakan
sebagai ratio perbandingan antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang
dikeluarkan dalam usaha. Jika ratio menunjukkan hasil nol maka dapat dikatakan
bahwa usaha tidak memberikan keuntungan finansial. Demikian juga jika ratio
menunjukkan angka kurang dari 1 maka usaha yang dilakukan tidak memberikan
keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan (Rahim, 2008).
a. Jika B/C > 1, artinya usahatani dalam keadaan layak dan dilanjutkan
b. Jika B/C < 1, artinya usahatani dalam keadaan tidak layak atau tidak usah
dilanjutkan.
Break even point merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan satu sama
lain dimana biaya menentukan harga jual. Penentuan harga jual persatuan sangat
penting agar harga jual dapat diterima pelanggan. Disamping pertimbangan biaya
yang dikeluarkan, harga jual terkait dengan pesaing yang memiliki produk sejenis.
Untuk menjaga kelangsungan suatu usaha agar tetap berjalan dengan baik, maka
dalam proses kegiatan produksi suatu perusahaan memerlukan manajemen
produksi dan operasi guna menghasilkan keluaran atau output, baik berupa barang
maupun jasa.
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan menganalisa, mengkaji, dan
meneliti untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
18
melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari
suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan
dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat
dalam arti finansial maupun sosial benefit (Ibrahim, 2009).
Analisis finansial dalam suatu usaha tani dapat dilihat dari kriteria
perhitungan R/C ratio dan B/C ratio. Penjelasan dari kriteria yang akan digunakan
yaitu sebagai berikut :
1. R/C Ratio
R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan seluruh
biaya yang digunakan pada saat proses produksi sampai hasil. R/C ratio yang
semakin besar juga kepada petani dalam melaksanakan usaha taninya
(Soekartawi, 2006).
2. B/C Ratio
B/C ratio yaitu rasio perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya yang
digunakan dalam merealisasikan perencanaan pendirian dan mengoperasikan
suatu usaha untuk melihat manfaat yang didapat oleh proyek dengan satu
rupiah pengeluaran.Jika nilai B/C ratio lebih besar dari satu usaha
menguntungkan dan layak untuk dikerjakanJika lebih kecil dari satu usaha
tidak menguntungkan dan sebaiknya tidak dilanjutkan (Ibrahim, 2003).
19
3. Analisis Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) adalah suatu perhitungan batas kuantitas
produksi yang mengalami keuntungan dan kerugian pada usaha perikanan
yang dilakukan oleh petani/nelayan. Analisis BEP adalah suatu cara yang
digunakan oleh seorang pengambil keputusan proyek finansial untuk
mengetahui kondisi batas pada kuantitas produksi atau penjualan berapa
biaya usahatani tersebut mengalami keuntungan atau kerugian (Pasaribu,
2012).
Menurut Wicaksono, 2007 menyebutkan bahwa Break Event Point
merupakan keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak
memperoleh laba tetapi juga tidak menderita kerugian. Biaya yang terjadi dalam
suatu usaha harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan
biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total dan jumlah biaya tetap tidak
berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan
berubah-ubah.
Menurut Susan Irawati,2007 mengatakan harga jual per-unit konstan
selama periode dianalisis. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis
terjual dan perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan
membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka perimbangan hasil
penjualan setiap produk tetap.
20
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Nama Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Annisa Risna,
Lamusa Arifudin,
(2014)
Analisis Kelayakan
Usaha Tambak Ikan
Bandeng di Desa
Dalago Kecamatan
Parigi Selatan
Kabupaten Parigi
Moutong.
Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret sampai
Mei 2013 di Desa Dolago
Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi
Moutong. Penetapan
sampel dilakukan dengan
metode acak sederhana
(Simple Random
Sampling), dimana jumlah
sampel yang digunakan
dalam penelitian 30
responden dari populasi
sebanyak 42 petani budidaya
tambak bandeng. Analisis
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bisnis
pendapatan dan
kelayakan. Hasil analisis
pendapatan yang diperoleh
menunjukkan bahwa rata-
rata pendapatan pada
usaha tambak bandeng di
Desa Dalago Kecamatan
Parigi Selatan Kabupaten
Parigi Moutong sebesar
Rp4.889.042/ha. Hasil
analisis kelayakan yang
diperoleh menunjukkan
Nilai Return Cost Ratio
21
(R/C-ratio) Sebesar 2,7
menunjukkan R/C > 1,
maka usaha tambak
bandeng di Desa Dolago
layak untuk diusahakan.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui besar
pendapatan budidaya
tambak bandeng di Desa
Lalombi Kecamatan
Banawa Selatan
KabupatenDonggala
dengan pertimbangan
bahwa di daerah tersebut
merupakan salah satu
daerah budidaya tambak
bandeng serta letaknya
sangat strategis.
2 Indah, Antara. M,
Afandi
Analisis
Pendapatan Usaha
Tambak Bandeng
di Desa Lalombi
Kecamatan
Banawa Selatan
Kabupaten
Donggala
Penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari
hingga Februari 2018 di
Desa Lalombi
Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten
Donggala, penetapan
sampel dilakukan dengan
metode sensus, dimana
22
jumlah sampel yang
digunakan sebesar 30
responden dari semua
populasi yang aktif
sebagai petani tambak
bandeng. Analisis data
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan
analisis kuanitatif. Untuk
mengetahui biaya dan
pendapatan petani
tambak bandeng hasil
analisis diperoleh
menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan
tambak ikan bandeng di
Desa Lalombi
Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggal
sebesar 15.087.315/ha.
23
2.3 Kerangka Pemikiran
Subsektor perikanan adalah salah satu subsektor dalam bidang pertanian
yang menjadi salah satu penunjang untuk pemenuhan kebutuhan sumber gizi dan
protein di masyarakat. Sektor perikanan baik secara langsung maupun tidak
langsung memegang peranan penting bagi jutaan orang yang bergantung hidupnya
pada sektor perikanan. Subsektor perikanan juga menjadi kontribusi yang cukup
besar bagi perekonomian bangsa. Subsektor perikanan ini menjadi sumber devisa
negara yang dapat menambah serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Indonesia.
Perairan payau merupakan perairan campuran antara air asin (air laut) dan
air tawar. Perikanan payau merupakan usaha perikanan yang banyak diusahakan
dalam bentuk tambak. Salah satu jenis ikan yang sering dibudidayakan dalam
perairan air payau adalah ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan ikan yang
mudah dibudidayakan dan hasil yang diperoleh cukup melimpah. Ikan bandeng
banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan, salah satunya adalah di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
Pada analisis kelayakan suatu proyek kegiatan, biaya produksi dan
pendapatan akan dijadikan dasar dalam mengukur kelayak suatu usaha, karena
kedua hal tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha. Hal ini
disebabkan budidaya ikan bandeng bersifat musiman yaitu dalam satu tahun
belum tentu melakukan budidaya berapa kali. Sehingga dalam kelayakan
budidaya ikan bandeng pada penelitian ini menggunakan nilai R/C Ratio dan Net
B/C Ratio. Sehingga dari semua nilai yang diperoleh akan diketahui bahwa
24
budidaya ikan bandeng di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep layak dikembangkan atau diusahakan atau tidak.
B/C ratio merupakan rasio perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya
yang digunakan dalam merealisasikan perencanaan pendirian dan mengoperasikan
suatu usaha untuk melihat manfaat yang didapat oleh proyek dengan satu rupiah
pengeluaran.
Analisis Break Event Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk
menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama
dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan titik BEP. Dengan mengetahui titik
BEP, analisis dapat mengetahui pada volume penjualan, berapa perusahaan
mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi, tetapi juga tidak untung sehingga
apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapatkan untung
25
Berdasarkan uraian penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan Bandeng
di Desa Bulu Cindea. Kecamatan Bungoro. Kabupaten Pangkep.
Usaha Tambak Ikan Bandeng
Produksi
Harga Output Penerimaan
Harga Input Pendapatan
(I)
Analisis Kelayakan
1. R/C Ratio
2. B/C Ratio
3. Break Event Point
Tidak Layak Layak
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2020 di Desa
Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep dengan pertimbangan
bahwa Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep adalah
wilayah dataran rendah yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian
sebagai petani tambak yang merupakan salah satu penghasil ikan bandeng relatif
besar (banyak), sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis kelayakan usaha
tambak bandeng.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini, metode survei dilakukan pada petani tambak di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep yaitu petani tambak yang
membudidayakan ikan bandeng. Untuk menentukan besarnya sampel, yaitu
sekedar perkiraan maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah
subjek besarnya lebih besar dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%
atau lebih. Penentuan jumlah responden didasarkan pada metode Gay dalam
Husein Umar (2003) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup
mewakili keseluruhan populasi yaitu minimal 10%. Namun untuk memberikan
lebih besar peluang untuk menghasilkan distribusi normal, sebagai salah satu
asumsi yang mesti dipenuhi dalam analisa (statistika) maka jumlah yang diambil
sebanyak 30 petani. Jumlah populasi petani yang ada sebanyak 198 orang dan
27
penulis mengambil 15% yang menghasilkan 30 petani tambak ikan bandeng.
(Sumber : Kantor Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep).
Sampel dalam penelitian ini adalah petani tambak ikan bandeng di Desa
Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep karena dalam analisis
kelayakan usaha tambak, peran petani sebagai sumber informasi (responden atau
sampel) sangat penting. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Simple Random Sampling (metode acak sederhana).
1.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016 : 308) Data primer adalah data yang langsung
diperoleh dari yang memberikan data kepada pengumpul data. Dalam
penelitian ini, data primer yang digunakan adalah wawancara dengan
menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) dengan responden (petambak
ikan bandeng).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari data
yang telah tersedia melalui pihak lain, baik berupa catatan atau laporan yang
telah tersusun dalam arsip misalnya diambil dari referensi buku, jurnal,
artikel dalam media internet, badan pusat statistik, kementrian perikanan, dan
pihak-pihak terkait lainnya.
28
3.4 Teknik pengumpulan Data
Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
proposive sebagai berikut:
1. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap keadaan
lokasi penelitian, terutama yang berhubungan dengan usaha tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
2. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data primer dalam bentuk deskripsi
dan numerik kepada pihak-pihak yang terkait pada Usaha Tambak Bandeng
yang menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang akan dijawab oleh
responden.
3. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data-data yang diperoleh dalam
bentuk catatan-catatan atau gambar yang dapat memberikan keterangan yang
lebih lengkap sehubungan dengan data tentang penelitian ikan bandeng di Desa
Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data terbagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan
kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau
dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.Variabel dalam
ilmu statistika adalah atribut, karakteristik, atau pengukuran yang
mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian. Data yang digunakan untuk
menganalisis aspek kelayakan usaha tambak bandeng yang mencakup kriteria
29
layak yaitu analisis pendapatan, analisis R/C ratio. B/C ratio dan BEP yang
kemudian hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabulasi.
a. Total Biaya
Total biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari
biaya tetap variabel. Secara matematis total biayanya dirumuskan
(Soekartawi, 2006) sebagai berikut:
TC =TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya produksi ikan bandeng (Rp)
TFC =Total biaya tetap ikan bandeng (Rp)
TVC = Total biaya variabel ikan bandeng (Rp)
b. Analisis Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan total dengan biaya total
yang dikeluarkan. Secara matematis pendapatan dirumuskan sebagai :
Pd =TR-TC
Keterangan :
Pd =Keuntungan/pendapatan (Rp)
TR =Total Revenue (total penerimaan) (Rp)
TC =Total Cost (total biaya) (Rp)
Untuk mengetahui besarnya total penerimaan adalah dengan cara
mengalikan total produksi dengan harga per satuannya:
TR = Y×Py
30
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Y = Jumlah Produksi
Py = Harga Produksi
c. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya dengan rumus (Soekartawi, 2006) sebagai berikut :
Revenue Cost Ratio (R/C) =
Keterangan:
R/C ratio = Perbandingan antara Penerimaan dan Biaya
TR = Total Penerimaan/ Total Revenue (Rp)
TC = Biaya Total/ Total Cost (Rp)
Keputusan:
Jika R/C < 1, maka usaha yang dijalankan mengalami kerugian atau tidak
layak untuk tidak dikembangkan.,
Jika R/C = 1, maka usaha berada pada titik impas,
Jika R/C > 1, maka usaha dalam keadaan layak
d. Analisis Benevit Cost Ratio
B/C ratio adalah perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya yang
digunakan untuk merealisasikan perencanaan dan mengoperasikan suatu
usaha yang melihat manfaat yang didapat oleh tambak dengan satuan rupiah
pengeluaran. rumus matematis yang digunakan yaitu (Yacob, 2003) :
31
Benevit Cost Ratio (B/C) =
Dimana :
B/C = Perbandingan antara Total Pendapatan dan Total Biaya
TI = Total Pendapatan (Rp)
T/C = Total Biaya (Rp)
Kriteria (Yacob, 2003) :
B/C > 1, usahatani layak diusahakan
B/C < 1, usahatani tidak layak diusahakan
B/C = 1, usahatani dikatakan impas
e. Break event point (BEP)
Break event point (BEP) merupakan suatu perhitungan batas kuantitas
produksi yang mengalami keuntungan dan kerugian pada usaha perikanan
yang dilakukan oleh petani/nelayan, dengan rumus sebagai berikut:
Rumus matematis untuk mencari Break Even Point (BEP) yaitu
(Wicaksono, 2007):
𝑻𝑭𝑪
BEP Produksi (Kg) =
𝑷 – (𝑻𝑽𝑪 )
Y
𝑻𝑭𝑪
BEP Harga (Rp) =
𝟏− (𝑻𝑽𝑪 )
𝑻𝑹
32
Dimana:
TFC : Total biaya tetap
P : Harga jual per unit
TVC : Biaya variabel per unit
TR : Total Penerimaan
Y : Produksi
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat variabel berupa
simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui proses
penggunaan teknik analisis mendalam dan tidak bisa diperoleh secara
langsung.
a. Data kualitatif yang digunakan pada penelitian ini untuk menguraikan
hasil analisis kuantitatif dan mendeskripsikan gambaran umum
mengenai biaya dan pendapatan petani tambak bandeng di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
b. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan, mengemukakan fakta-fakta dan keadaan subjek atau
objek. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk
mengetahui dan mengkaji pendapat petani tentang apa saja yang
menjadi kendala dalam usaha budidaya tambak ikan bandeng di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
33
3.6 Definisi Operasional
1. Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang hidup di air payau dan
dibudidayakan di tambak oleh petambak di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
2. Usaha tambak merupakan organisasi dari alam, tenaga kerja, dan modal
yang ditujukan pada produksi perikanan di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
3. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh pelaku usaha atas kegiatan usaha
yang telah dilaksanakan di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep.
4. Total Biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh petambak
atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya tetap
variabel yang dikeluarkan oleh petambak di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
5. Revenue Cost Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
6. B/C Ratio adalah perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya yang
digunakan untuk merealisasikan perencanaan dan mengoperasikan usaha
tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro kabupaten
Pangkep.
34
7. Break Event Point (BEP) merupakan suatu perhitungan batas kuantitas
produksi yang mengalami keuntungan dan kerugian pada usaha tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
8. Kelayakan usaha adalah studi tentang apakah usaha tambak ikan bandeng di
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep apabila
dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai tujuannya atau tidak.
9. Kendala dalam usaha adalah sesuatu yang menghalangi atau membatasi
usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep untuk berjalan dan berkembang.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
4.1.1 Letak Wilayah
Kabupaten Pangkep merupakan salah satu Kabupaten yang ada di
Sulawesi Selatan. Secara geografis, Kabupaten Pangkep terletak pada koordinat
antara 110’LS dan 4’40’ sampai 8.00’BT, atau terletak di Pantai Barat Sulawesi
Selatan dengan batas-batas administrasi :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Barru;
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Maros;
Sebelum Timur dengan Kabupaten Bone dan
Sebelum Barat dengan Pulau Kalimantan, Jawa, Madura ,Nusa Tenggara dan
Bali.
Desa Bulu Cindea merupakan salah satu dari 8 Desa dan Kelurahan di
Kecamatan Bungoro yang berada di Kabupaten Pangkep. Desa Bulu Cindea
meiliki 4 Dusun yang tersebar dalam wilayah seluas 7 kilometer persegi dan
terletak 7 kilometer dari Bungoro. Batas administratif Desa Bulu Cindea yaitu :
Sebelah Utara : Kecamatan Labakkang
Sebelah Selatan : Kelurahan BoriAppaka
Sebelah Barat : Kecamatan Liukang Tupabbiring
Sebelah Timur : Desa Bowong Cindea
Desa Bulu Cindea sebagai tempat Pariwisata dengan letak desa yang
berada di Pesisir Laut dan keanekaragaman hayatinya, akses menuju Desa Bulu
Cindea tidak jauh dari jalan Kabupaten.
36
4.2 Kondisi Demografis
4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin
Jumlah penduduk di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep adalah 5.180 Jiwa dengan jumlah besar hal ini mungkin karena tingginya
perputaran ekonomi yang padat.
Tabel 1. Jumlah Penduduk, berdasarkan jenis kelamin di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2019
No Jenis Kelamin Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. Laki – Laki 2.562 49,46
2. Perempuan 2.618 50,54
Jumlah 5.180 100,00
Sumber: Profil Desa Bulu Cindea, 2019
Tabel 1 menjelaskan bahwa dari jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin laki-laki 2.562 orang atau (49,46%), sedangkan perempuan 2.618 orang
atau (50,54%)
Segi alokasi penggunan lahan, sebagian besar dari wilayah Desa Bulu
Cindea digunakan untuk pembuatan empang yakni sebesar 123 ha dan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Penggunaan Lahan di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep,2019
No Lahan Luas (ha)
1. Sawah 67
2. Empang 123
3. Hutan Bakau/Mangrove 10
Jumlah 200
Sumber: Profil Desa Bulu Cindea, 2019
37
Tabel 2 menjelaskan bahwa penggunaan lahan di Desa Bulu Cindea,
yang paling banyak yaitu Empang sebanyak 123 ha. Sedangkan yang paling
sedikit yaitu Mangrove/ Hutan Bakau sebanyak 10 ha.
4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Bulu Cindea adalah
petani. Hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dahulu bahwa
mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan juga minimnya
tingkat pendidikan yang menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan
akhirnya tidak punya pilihan selain menjadi petani dapat dilihat pada Tabel 3
Sebagai berikut:
Tabel 3. Keadaan Penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2019
No Mata Pencaharian Jumlah
(orang)
1. Petani 425
2. Pegawai Negeri Sipil 14
3. Peternak 65
4. Pedagang 200
5. Nelayan 343
6. Buruh 316
Jumlah 1.363
Sumber : Profil Desa Bulu Cindea,2019
Tabel 3 menjelaskan bahwa keadaan mata pencarian di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, Penduduk yang paling banyak yaitu
pada jenis pekerjaan adalah sebagai petani sebanyak 425 orang yang terdiri dari
38
petani tambak dan petani sawah. Sedangkan yang paling sedikit yaitu pada jenis
pekerjaan adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 14 orang.
4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Keadaan penduduk berdasarkan pendidikan adalah untuk melihat sejauh
mana tingkat pendidikan penduduk yang ada di Desa Bulu Cindea. Dalam
melakukan usahatani, petani yang berwawasan luas dan cepat menangkap
informasi yang baru sesuai dangan kemampuan ilmu pengetahuan serta teknologi
baru sangat berpengaruh terhadap teknik usahatani yang baik dan benar. Keadaan
penduduk Desa Bulu Cindea, berdasarkan pendidikan terbagi atas: SD,
SLTP,SLTA dan Perguruan Tinggi, selengkapnya dapat diliat pada Tabel 4
sebagai berikut:
Tabel 4. Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2019
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1. SD 423 43,00
2. SLTP 362 36,80
3. SLTA 132 13,40
4. Perguruan Tinggi 67 6,80
Jumlah 984 100,00
Sumber: Pofil Desa Bulu Cindea, 2019
Tabel 4 menunjukan bahwa keadaan penduduk berdasarkan pendidikan di
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Penduduk yang
paling banyak pada tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 423 orang atau
39
(43,00%). Sedangkan penduduk yang paling sedikit pada tingkat pendidikannya
adalah Perguruan Tinggi sebanyak 67 orang atau (6,80%).
4.3 Kondisi Perikanan
Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Pangkep sesuai dan layak
untuk mendukung kegiatan pengembangan kegiatan penangkapan, budidaya serta
kegiatan jasa wisata bahari dan pantai yang belum dikembangkan secara optimal.
Adapun data potensi wilayah di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep di bidang perikananan. Potensi perikanan budidaya di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep terdiri dari empang dan
perikanan tangkap. Hasil produksi empang terdiri dari bandeng, udang dan garam
selengkapnya dapat dilihat pada table sebagai berikut :
No Potensi perikanan Jumlah
(ton/tahun)
Persentase
(%)
1. Bandeng dan Udang
(Tambak) 670 59,5
2. Garam (Tambak) 350 31.1
3. Perikanan Tangkap 106 9.4
Jumlah 1.126 100.00
Sumber: profil Desa Bulu Cindea, 2019
Tabel 5 menunjukan bahwa berdasarkan potensi perikanan di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Potensi perikanan yang paling
banyak pada Bandeng dan Udang yaitu 670 ton/tahun atau (59,5%). Sedangkan
potensi perikanan yang paling sedikit pada perikanan tangkap sebanyak 106
ton/tahun atau (9,4%).
40
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Responden
Seorang petani harus memiliki kemampuan yang berhubungan dengan
umur, pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan usahatani dan besarnya
anggota keluarga yang akan mempengaruhi petani dalam mengelola lahan
usahataninya.
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur
Umur seorang petani mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja
dan beraktifitas. Petani yang lebih mudah mempunyai kemampuan fisik yang
lebih besar dari petani yang lebih tua. Juga lebih cenderung lebih mudah
menerima hal-hal baru dianjurkan menambah pengalaman, sehingga cepat
mendapat pengaaman-pengalaman baru yang berharga dalam berusahatani.
Mantra (2004) menyatakan bahwa umur produktif secara ekonomi dibagi
menjadi 3 klasifikasi, yaitu kelompok umur 0-14 tahun merupakan usia belum
produktif, kelompok umur 15-64 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan
kelompok umur di atas 65 tahun merupakan kelompok usia tidak lagi produktif.
Untuk lebih jelasnya umur petani dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
41
Tabel 6. Tingkat Umur Petani Responden di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Klasifikasi Umur
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa) Presentase
(%)
1 28-32 3 10
2 33-37 5 16.67
3 38-42 2 6.67
4 43-47 8 26.67
5 48-52 7 23.32
6 53-58 5 16.67
Jumlah 30 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020
Tabel 6 menjelaskan bahwa umur petani responden yang yang memiliki
jumlah petani responden terbanyak yaitu pada kelompok umur 43-47 tahun
sebanyak 8 orang atau (26,67) yang merupakan kelas umur yang masih produktif.
Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit yaitu pada kelompok umur 38-42
tahun sebanyak 2 orang atau (6,67%), yang merupakan kelas umur yang sangat
produktif untuk melakukan usahatani.
Tabel 6 menunjukan bahwa umur petani responden adalah masih tergolong
petani yang masih produktif dan masih mampu mengelolah dan menerima
informasi baru yang diberikan kepadanya untuk diterapkan dalam usahataninya.
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi seseorang dalam kemampuan
berfikir memahami arti pentingnya usahatani dengan tepat mempertimbangkan
konservasi tanah secara baik dan mencari solusi/pemecahan dalam setiap
permasalahan usaha tani (Adhawati, 1997).
42
Tingkat pendidikan petani responden yang dimaksud dalam penelitian ini
diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti, umtuk lebih
jelasnya tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep,2020
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Jiwa)
Presentase
(%)
1 TT SD 2 6.67
2 SD 10 33.33
3 SLTP 7 23.33
4 SLTA 10 33.33
5 SARJANA 1 3.33
Jumlah 30 100.00
Sumber : Data Primer setelah Diolah, 2020
Tabel 7 menjelaskan bahwa petani responden yang terbanyak adalah
petani responden yang berada pada tingkatan pendidikan SLTA sebanyak 10
orang atau (33,33%). Sedangkan responden yang paling sedikit tingkat
pendidikannya adalah SARJANA 1 orang atau (3,33%). Dari tabel tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan petani responden Desa Bulu Cindea
masih sangat baik karena jumlah responden yang tingkat pendidikannya SLTA
cukup tinggi. Selain sangat memperhatikan petani responden dalam mengelolah
usahataninya yaitu dalam pengembangan keputusan dan penerimaan inovasi-
inovasi baru
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani
Pengalaman usahatani merupakan faktor utama dalam menentukan
kualitas sumberdaya seseorang. Semakin lama orang bekerja pada pekerjaan
dianggap berpengalaman pada bidang yang ditekuninya.
43
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan
anjuran penyuluh daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang
lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil
keputusan (Kusuma, 2006). Adapun tingkat pengalaman usahatani responden
dapat diliat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Pengalaman Petani Responden di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Pengalaman Usaha Tani
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa)
Presentase
(%)
1 5-9 2 6.7
2 10-14 4 13.3
3 15-19 3 10.0
4 20-24 7 23.3
5 25-29 6 20.0
6 30-35 8 26.7
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020
Tabel 8 menjelaskan bahwa petani responden yang paling banyak
memiliki pengalaman berusahatani yaitu pada kisaran 30-35 tahun yaitu sebanyak
8 orang atau (26,7%). Sedangkan petani responden yang paling sedikit yaitu 5-9
yaitu 2 orang (6,7%). Hal ini menunjukan bahwa petani responden di Desa Bulu
Cindea lebih banyak memiliki pengalaman berusahatani yaitu selama 26-30 tahun
atau (26,7%), dengan pengalaman yang cukup lama para petani tambak mampu
mengelola usaha budidaya tambak ikan bandeng dengan baik.
44
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan
Luas lahan merupakan faktor yang paling penting, karena semakin luas
lahan yang di kelolah oleh petani , memungkinkan tercapainya tingkat produksi
yang semakin tinggi. Untuk mengetahui penyebaran petani responden berdasarkan
luas lahan seperti terterah pada Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Luas Lahan Petani Responden di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep, 2020
No Luas Lahan
(ha)
Jumlah
(Jiwa)
Presentase
(%)
1 0,80- 1,30 4 13.33
2 1,40-1,90 4 13.33
3 2,00-2,50 7 23.33
4 2,60-3,10 5 16.67
5 3,20> 10 33.33
Jumlah 30 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020
Tabel 9 menjelaskan bahwa luas lahan yang dikelola petani responden
terbanyak sekitar lebih dari 3,20 ha yaitu sebanyak 10 orang atau (33,33%), dan
terkecil sekitar 0,80-1,30 ha dan 1,40-1,90 ha yaitu masing-masing sebanyak 4
orang atau (13,33%). Hal ini menunjukkan rata-rata luas lahan yang dimiliki
petani tambak di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
memiliki luas lahan yang cukup luas untuk memproduksi banyak ikan bandeng.
5.1.5 Karakteristik Responsden Berdasarkan Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah semua orang yang di tanggung oleh kepala
keluarga dalam hal ini adalah petani responden. Jumlah tanggungan keluarga
mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan tenaga kerja, untuk lebih
jelasnya dapat diliat pada Tabel 10 sebagai berikut:
45
Tabel 10. Tanggungan Keluarga di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep, 2020
No. Jumlah Tanggungan
Keluarga (orang)
Jumlah
(Jiwa) Presentase
(%)
1 1-2 5 16.67
2 3-4 22 73.33
3 5 3 10.00
Jumlah 30 100.00
Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2020
Tabel 10 menjelaskan bahwa petani responden yang memiliki tanggungan
keluarga terbanyak adalah terdapat pada kelompok 3-4 yaitu dengan jumlah 22
orang atau (73,33%). Sedangkan petani yang memiliki tanggungan terkecil yaitu
dengan jumlah 5 orang atau (10%). Hal ini menjelaskan bahwa petani responden
di Desa Bulu Cindea lebih banyak memiliki tanggungan keluarga yang sedikit di
banding yang memiliki tanggungan keluarga yang banyak.
5.2 Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng
Pendapatan yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu pendapatan bersih
dari usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep.
Pendapatan atau laba, dihitung dengan cara mengurangi biaya keseluruhan
yang meliputi biaya variabel dan biaya tetap dari penerimaan. Menurut
Soekartawi (2006), pendapatan merupakan selisih daripenerimaan total dengan
biaya total yang dikeluarkan.Pendapatan usaha tambak ikan bandeng dalam satu
musim tebar diperoleh dari pengurangan total penerimaan dengan total biaya.
Biaya terbagi atas dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Analisis biaya
produksi dan pendapatan dalam satu musim tebar dapat dilihat dalam Tabel 11.
46
Tabel 11. Rata-rata Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Uraian Jumlah
(unit/ha)
Harga per
unit (Rp)
Nilai
(Rp/MT)
1 Produksi (kg) 980 18000/kg 17,640,183
2 Biaya Variabel
•Nener (ekor) 2,047 90 199,695
•Pestisida (kg) 1.73 7000 12,110
•ZPT (Liter) 2 37,000 74,000
•Pupuk :
–Urea (kg) 437 2000 874,000
–TSP (kg) 87 2500 215,500
•Pakan :
–Comfeed (kg) 187 3,600 673,200
–Mie kadaluarsa (kg) 189 305 189,000
•Tenaga Kerja :
–Perbaikan Pematang (HOK) 2 24,085 175,661
–Pemberian Pestisida (HOK) 1 24,746 43,293
–Pemupukan (HOK) 1 28,862 110,264
–Pengairan (HOK) 1 24,949 59,858
–Penebaran Nener (HOK) 1 24,492 80,996
–Pemberian Pakan (HOK) 9 7,520 492,378
–Pemberian ZPT (HOK) 3 15,346 126,423
–Pemanenan (HOK) 4 30,488 420,732
3 Biaya Tetap :
•Penyusutan Alat (Rp) 141,809
•Pajak (Rp) 2,462,500
•Kontrak Lahan (Rp) 1,641,667
4 Pendapatan 17,640,183
Sumber : Data primer setelah diolah, 2020
Tabel 11. menjelaskan bahwa jumlah rata-rata produksi per musim per
hektar sebanyak 980 kg/ha/Musim tebar (MT) dan jumlah rata-rata harga/kg
sebesar Rp.18.000, pada biaya variabel ada beberapa jenis biaya yang dikeluarkan
dengan rata-rata biaya perhektar permusim tebar (MT) yaitu: Nener Rp.199,695,
Pestisida Rp. 12,110, ZPT Rp. 74,000, pupuk urea Rp. 874,000, pupuk TSP Rp.
215,000, pakan Comfeed Rp. 673,000, pakan Mie Rp. 189,000, dan pembagian
biaya tenaga kerja diantaranya seperti: Perbaikan Pematang Rp. 175,661,
Pemberian Pestisida Rp. 43,293, Pemupukan Rp. 110,264, Pengairan Rp. 59,858,
47
.Penebaran Nener Rp. 80,996, Pemberian Pakan Rp. 492,378, Pemberian ZPT Rp.
126,423, Pemanenan Rp. 420,732. Sedangkan rata-rata biaya tetap perhektar
permusim tebar (MT) yang dikeluarkan diantaranya: Penyusutan Alat Rp.
141,809, pajak Rp. 2,462,500, dan Kontrak lahan sebesar Rp. 1,641,667.
Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh
petani tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep dengan menggunakan rumus I = TR-TC sebesar Rp.
17,640,183 kg/ha/Musim tebar (MT).
5.3 Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan Bandeng
Menurut Soekartawi, (2006) menjelaskan bahwa kelayakan juga dapat
diartikan suatu usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan
non finansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak atau tidaknnya suatu
usaha dapat dilihat dari berbagai aspek, setiap aspek untuk dapat dikatakan layak
memiliki suatu standar nilai tertentu, namun kepetusan penilaian tidak hanya
dapat dilakukan pada satu aspek. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus
didasarkan kepada saluran aspek yanag akan dinilai nantinya.
5.3.1 Analisis Kelayakan R/C Ratio
R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan
seluruh biaya yang digunakan pada saat proses produksi sampai hasil. R/C ratio
yang semakin besar akan memberikan keuntungan semakin besar juga kepada
petani dalam melaksanakan usahataninya (Soekartawi, 2006).
48
Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang analisis kelayakan R/C Ratio
usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12. Hasil Analisis kelayakan R/C Ratio Usaha Tambak Ikan Bandeng di
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Uraian Jumlah rata-rata permusim/ha
1 R/C Ratio 1.34
Sumber : Data primer setelah diolah, 2020.
Tabel 12. Menjelaskan bahwa hasil analisis kelayakan R/C Ratio sebesar
1.34, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep layak
untuk diusahakan. Hasil tersebut sesuai dengan teori (Soekartawi, 2006) bahwa
setiap pengeluaran Rp.1 akan menghasilkan penerimaan cost (R/C) sebesar 1.43.
Jika R/C > 1, maka usaha yang di jalankan mengalami keuntungan atau layak
untuk dikembangkan.
5.3.2 Analisis Kelayakan B/C ratio
B/C ratio adalah rasio perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya yang
digunakan dalam merealisasikan perencanaan pendirian dan mengoperasikan
suatu usaha untuk melihat manfaat yang didapat oleh proyek dengan satu rupiah
pengeluaran.
Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang analisis kelayakan B/C Ratio
usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
49
Tabel 13. Hasil Analisis kelayakan B/C Ratio Usaha Tambak Ikan Bandeng di
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Uraian Jumlah rata-rata permusim/ha
1 B/C Ratio 1.04
Sumber : Data primer setelah diolah 2020
Tabel 13. Menjelaskan bahwa hasil analisis kelayakan B/C Ratio sebesar
1.04, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep layak
untuk dikembangkan atau dikerjakan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1 usaha
menguntungkan dan layak untuk dikerjakan. Jika lebih kecil dari 1 usaha tidak
menguntungkan dan sebaiknya tidak dilanjutkan (Yacob, 2003).
5.3.2 Analisis Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point (BEP) merupakan suatu cara untuk
mengetahui dan menentukan harga produksi terendah petani agar tidak mengalami
rugi atau tidak untung. Break Event Point(BEP) atau titik impas merupakan total
penerimaan (Total Revenue) pada kondisi sama dengan total biaya (Total Cost)
pada kondisi tersebut dikatakan usahatani mengalami impas.
Tabel 14. Hasil Analisis BEP Usaha Tambak Ikan Bandeng di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, 2020
No Uraian Jumlah rata-rata permusim/ha
1 BEP Produksi (kg) 93.75
2 BEP Harga (Rp) 1,687,582
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
50
Tabel 14 Menjelaskan bahwa nilai Break Event Point (BEP) produksi pada
usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep yaitu sebesar 93,75 kg, jadi petani usaha tambak ikan bandeng harus
menjual ikan bandeng sebesar 93,75 kg/Musim tebar agar BEP. Sedangkan hasil
Break Event Point (BEP) harga yaitu sebesar Rp 1,687,582 dalam satu musim
tebar, jadi petani usaha tambak ikan bandeng harus memperoleh penerimaan Rp.
1,687,582 agar BEP sehingga petani tidak rugi maupun untung, dengan hasil
analisis Break Event Point (BEP) tersebut maka petani usaha tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep sudah
memperoleh keuntungan dengan melampui nilai BEPnya.
5.4 Kendala-Kendala yang dihadapi oleh Petani Tambak Ikan Bandeng
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Dalam budidaya tambak seringkali petani menghadapi permasalahan-
permasalahan yang dapat mempengaruhi jumlah produksi dan pendapatan suatu
usaha. Oleh karena itu petani tambak ikan bandeng harus lebih cermat dalam
memperhatikan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi sehingga bias
menemukan solusi untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sehingga produksi
dan pendapatan akan lebih meningkat. Untuk lebih jelasnya kendala-kendala yang
dihadapi petani tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut :
51
Tabel 15. Kendala-Kendala Petani Responden Pada Usaha Tambak Ikan Bandeng
di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep 2020
No Kendala/ hambatan Jumlah Orang Presentase (%)
1
Kekeringan pada musim
kemarau “setiap musim
kemarau kami yang cuma
mengandalkan sumur bor
sangat kesulitan air apalagi
tambak kami yang jauh dari
laut makanya ketika musim
kemarau selalu terjadi
kekeringan karena sumur
bor yang dipakai juga
kadang kering ”
9 30
2
Cuaca yang tidak menentu
sehingga banyak ikan
bandeng yang mati “ cuaca
yang kadang hujan kadang
juga panas jadi suhu
berubah-ubah ketika suhu
beubah-ubah banyak ikan
yang mati”
10 33.33
3
Penyuluhan yang Jarang
dilakukan “kami hanya
mengandalkan pengalaman,
karena kurangnya
penyuluhan masalah
budidaya tambak ikan
bandeng,”
6 20
4
Saat musim hujan air
meluap sehingga banyak
ikan bandeng hilang di
tambak
5 16.67
Jumlah 30 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020
Tabel 15. Menjelaskan bahwa Kendala-kendala yang dialami oleh petani
tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep yang bisa mempengaruhi pendapatan petani yaitu kendala yang paling
banyak adalah cuaca yang tidak menentu dengan 10 responden, cuaca yang
kadang panas dan kadang hujan mengakibatkan banyak ikan bandeng yang mati
52
disebabkan pengaruh suhu yang tidak menentu. Kendala yang paling sedikit
dengan 5 orang responden yang tambaknya terletak di pinggir laut yaitu ketika
sedang musim hujan karena pada saat musim hujan yang berbarengan dengan
pasang air laut sehingga volume air naik, dan ketika volume air naik, air di dalam
tambak pun akan meluap sehingga banyak ikan bandeng yang hilang dari tambak
disebabkan oleh meluapnya air. Dari informasi diatas dapat diketahui bahwa rata-
rata kendala yang dihadapi oleh petani yaitu cuaca yang tidak menentu yang
banyak mengakibatkan ikan mati dan tambak yang selalu mengalami volume air
yang besar sehingga meluap hanya sedikit karena tidak semua tambak berada di
pinggir laut dan hanya sedikit.
Itulah beberapa informasi tentang kendala yang dihadapi oleh petani
tambak di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang
penulis dapatkan dari kegiatan penelitian selama sebulan di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
53
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha Tambak
Ikan Bandeng Semi Intensif di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep yang telah di analisis dan dikemukakan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendapatan usahatani tambak ikan bandeng semi intensif di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep rata-rata pendapatan yang
diperoleh oleh petani sebesar Rp. 17,640,183 kg/ha/Musim tebar (MT).
2. Dari hasil analisis kelayakan usaha tambak ikan bandeng semi intensif
menunjukkan bahwa nilai R/C ratio sebesar 1.34, B/C Ratio sebesar 1,04,
BEP Produksi sebesar 93.75 kg, dan BEP Harga sebesar Rp. 1,687,582.
sehingga usaha tambak ikan bandeng di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Layak untuk dijalankan karena memberikan
keuntungan kepada petani tambak ikan bandeng.
3. Kendala-kendala yang sering dialami petani tambak di desa tersebut
diantaranya musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan sulitnya air
didapatkan, Cuaca yang tidak menentu sehingga banyak ikan bandeng yang
mati, ketika musim hujan dan pasang air laut terjadi banjir dan kurang
penyuluhan yang diberikan kepada petani tambak sehingga mereka
mengandalkan pengalam dalam mengelola usaha budidaya tambak ikan
bandeng.
54
1.2 Saran
Setelah melakukan penelitian di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep, peneliti memberikan saran kepada pihak yang terkait sebagai
berikut:
a. Untuk petani, gunakanlah nener yang unggul dalam berusaha tambak ikan
bandeng, dan lebih memperhatikan proses pemelirahaan agar dapat
meningkatkan produksi dan keuntungan kepada petani tambak ikan
bandeng.
b. Bagi Pemerintah, untuk lebih memperhatikan kebutuhan petani tambak ikan
bandeng di Desa Bulu Cindea dengan memberikan bantuan dari Kementrian
Perikanan dan Kelautan dan pihak-pihak swasta yang terkait.
55
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, R., dan Lamusa, A. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tambak Bandeng di
Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal
Agrotekbis. Volume 2. Nomor 3.
Bachtiar, I. H. dan Nurfadila. 2019. Akuntansi Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S, K.
Mangiri, penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.
Ibrahim, Yacob, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Indah, Antara, M., dan Afandi. 2019. Analisis Pendapatan Usaha Tambak
Bandeng di desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala.
Jurnal Pembangunan Agribisnis. Volume 2. Nomor 1.
Kordi, M. G. H. 2011. Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di laut dan Tambak.
Yogyakarta : ANDI OFFSET.134 Hal.
Luthfi, M. Z., Rejeki, S., dan Elfitasari, T. 2017.Analisa Kelayakan Usaha
Budidaya Polikultur Udang Windu (Penaeus Monodon) dan Ikan Koi
(Cyprinus Carpio) di Desa Bangsri, Kabupaten Brebes. Jurnal Sains
Akuakultur Tropis. Volume 1.Nomor 1.
Mardani, Nur, T. M., dan Satriawan, H. Analisis Usaha Tani Tanaman Pangan
Jagung di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jurnal S. Pertanian. Volume
1. Nomor 3.Hal : 203 – 204.
Pasaribu, Ali Musa. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis (Konsep
dan Aplikasi).
Putri, E. A., Suwandari, A. dan Ridjal, J. A. 2015. Analisis Pendapatan Dan
Efisiensi Biaya Usahatani Tembakau Maesan 2 Di Kabupaten Bondowoso.
Jurnal SEP. Volume 8 Nomor 1.
Putri, A., Widjaya, S., dan Kasymir, E., 2018.Pendapatan Usahatani Polikultur
Udang Windu–Ikan Bandeng Dan Efisiensi Pemasaran Ikan Bandeng Di
Kecamatan Pasir SaktiKabupaten Lampung Timur. Jurnal IIA.Volume 6.
Nomor 3.
Soekartawi. 2006. Analisis Reveniu Cost. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta : UI Press.
Sukirno. 1992. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
56
Syamsidar. 2012. Analisis pendapatan pada sistem integrasi tanaman semusim-
ternak sapi potong (integrated farming system) di Kecamatan Sinjai Tengah,
Kabupaten Sinjai. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Syamsuddin, R. 2010. Sektor Perikanan Kawasan Indonesia Timur: Potensi,
Permasalahan, dan Prospek. Jakarta: PT. Perca.
Taufik, D.K., Isbandi., dan Dyah M. 2013. Analisis pengaruh sikap peternak
terhadap pendapatan pada usaha peternakan itik di Kelurahan Pesurungan
Lor Kota Tegal. JITP. Volume 2. Nomor 3 : 201-208.
Triarso, I dan Putro, S. 2019. Pengembangan Budidaya Perikanan Produktif
Berkelanjutan Sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) (Studi
Kasus di Kep. Karimunjawa, Jepara). Jurnal Life Science.Volume 8. Nomor
2.
Wicaksono, Yudhy. 2007. Membuat Fungsi dan Program Bantu Microsoft Excel.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Winarsih, W. H., Priyambodo, Rahardjo, T., dan Husein A. 2011. Budidaya dan
Pengelolaan Bandeng. Surabaya: Airlangga University Press.
57
LAMPIRAN
58
DAFTAR KUISIONER RESPONDEN
Judul Penelitian :
Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan Bandeng
Di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
Hari/tanggal : ……………………………………………………..
No. Responden : ……………………………………………………..
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .......………………………..................................
2. Umur : ..…..…….. tahun
3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana
4. Pekerjaan Pokok : .......………………………..................................
5. Pekerjaan Sampingan : .......………………………..................................
6. Pengalaman Berusahatani : ..…..…….. tahun
7. Luas Lahan Usahatani : .......p........... ha
8. Jumlah tanggungan keluarga : ..…..…….. orang
B. BIAYA USAHA TAMBAK IKAN BANDENG
1. Biaya Variabel (Sarana Produksi dan Tenaga Kerja)
Persiapan Lahan
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah Tk
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. Tenaga Kerja HOK
Penyebaran Nener
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. Nener ekor
b. Tenaga Kerja HOK
59
Pemberian Pupuk
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. kg
b. kg
c. Tenaga Kerja HOK
Pemberian Pakan
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. kg
b. kg
c. Tenaga Kerja HOK
Obat-obatan
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. kg
b. kg
c. Tenaga Kerja HOK
Pestisida
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. kg
b. kg
e. Tenaga Kerja HOK
Pengairan
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. Tenaga Kerja HOK
Panen
Uraian Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Jumlah Hk
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
a. Tenaga Kerja HOK
60
Produksi
Produksi Satuan
(unit)
Jumlah
(unit)
Harga
(Rp/unit)
Nilai
(Rp)
Kg
1. Biaya Tetap
Penyusutan Alat
Nama alat
Jumlah
(unit)
Nilai
Awal
(Rp)
Nilai
Akhir
(Rp)
Umur
Ekonomis
(tahun)
Penyusutan
(Rp/musim)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Total Penyusutan
Pengeluaran lain-lain
a. Pajak Tanah : Rp ......................... /musim
b. Sewa Lahan : Rp ........................... /musim
C. PENDAPATAN USAHA TAMBAK IKAN BANDENG
1) Panen : …..kali
2) Jumlah panen ikan bandeng :…...Ekor
3) Harga jual ikan bandeng :Rp……./Ekor
4) Pemasaran ikan bandeng :………….
D. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PETANI TAMBAK
1. Apakah ada kendala- kendala yang Bapak/Ibu alami dalam usaha tambak
ikan bandeng?
a. Ada
b. Tdak
2. Jika ada, hambatan apa saja yang Bapak/Ibu alami dari usaha tambak ikan
bandeng?
61
Lampiran 3. Identitas Petani Responden Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No Nama Umur
(Tahun
)
Tingkat
Pendidika
n
Jml.
Tngg.Klrg
(orang)
Luas
Lahan
(ha)
Pengalama
n Usahatani
(thn)
1 Abdul Sapa 55 SD 1 1.2 30
2 Mustafa 40 SD 4 1 10
3 Abdul Jabbar 50 TT SD 5 2.5 30
4 Hamzah 45 SLTP 3 1.5 20
5 Saharuddin 30 SLTA 3 0.8 5
6 Dg. Lante 45 SD 4 1.5 20
7 Zakariah 35 SLTA 3 3 15
8 Abdul Hamid 43 SLTP 3 2 20
9 Basri 30 SLTP 3 1 10
10 Rusli 28 SLTA 2 1.5 8
11 Dg. Koddo 52 SD 5 3 30
12 Tepu 50 SD 3 4 30
13 Muhammad 35 SLTP 2 2 15
14 Dg. Naba 47 SD 4 2 27
15 Dg. Baso 35 SLTP 2 1.5 15
16 Saharuddin 48 SD 3 5 26
17 Abdul Haris 45 SLTP 4 4 27
18 H. Tuo 55 TT SD 4 8 35
19 Ambo Dalle 50 SLTA 4 3 25
20 Muhammad
Nasir 35 SLTA 3 2 13
21 Anwar 45 SLTA 3 3 20
22 Dg. Yongka 50 SD 3 4 30
23 Aswar 35 SLTA 2 2 12
24 Muh. Nur 55 SD 5 6 30
25 Abdul Munir 43 SARJANA 3 5 20
26 Abdul Muis 45 SLTA 4 7 20
27 Lukman 50 SLTP 3 2 28
28 H. Syamsuddin 42 SLTA 4 3 22
29 H. Abdul Latif 55 SLTA 3 6 25
30 H. Sultan 58 SD 3 10 38
Jumlah 1331 98 98.5 656
Rata-rata 44.37 3.27 3.28 21.87
Maksimum 58 5 10 38
Minimum 28 1 0.8 5
62
Lampiran 4. Rekapitulasi Biaya Nener Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Luas Lahan
(ha)
Jumlah
Nener (ekor)
Harga Satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
1 1.2 3,200 90 250,000
2 1 3,000 90 200,000
3 2.5 4,500 90 450,000
4 1.5 3,500 90 300,000
5 0.8 1,200 90 120,000
6 1.5 3,500 90 300,000
7 3 5,000 90 500,000
8 2 4,000 90 400,000
9 1 2,000 90 200,000
10 1.5 3,500 90 300,000
11 3 6,000 90 600,000
12 4 8,000 90 750,000
13 2 4,000 90 400,000
14 2 4,000 90 400,000
15 1.5 3,500 90 300,000
16 5 10,000 90 1,000,000
17 4 8,000 90 800,000
18 8 17,500 90 1,750,000
19 3 6,000 90 600,000
20 2 4,000 90 400,000
21 3 5,500 90 550,000
22 4 8,000 90 730,000
23 2 4,000 90 400,000
24 6 12,000 90 1,200,000
25 5 11,000 90 1,100,000
26 7 14,000 90 1,400,000
27 2 4,000 90 400,000
28 3 6,000 90 600,000
29 6 12,500 90 1,250,000
30 10 20,000 90 2,000,000
Jumlah 98.5 201,400 2,700 19,650,000
Rata-rata 3.28 6,713 90 655,000
per ha 1 2,047 90 199,695
63
Lampiran 5. Rekapitulasi Biaya Pestisida Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Pestisida
Nlai (Rp/Mt) Saponin
kg Rp/unit
1 2 7,000 14,000
2 2 7,000 14,000
3 4 7,000 28,000
4 3 7,000 21,000
5 2 7,000 14,000
6 3 7,000 21,000
7 5 7,000 35,000
8 3 7,000 21,000
9 2 7,000 14,000
10 3 7,000 21,000
11 6 7,000 42,000
12 8 7,000 56,000
13 3 7,000 21,000
14 3 7,000 21,000
15 3 7,000 21,000
16 10 7,000 70,000
17 8 7,000 56,000
18 15 7,000 105,000
19 6 7,000 42,000
20 3 7,000 21,000
21 5 7,000 35,000
22 8 7,000 56,000
23 3 7,000 21,000
24 9 7,000 63,000
25 7 7,000 49,000
26 11 7,000 77,000
27 3 7,000 21,000
28 6 7,000 42,000
29 9 7,000 63,000
30 15 7,000 105,000
Jumlah 170 210,000 1,190,000
Rata-rata 5.67 7,000 39,667
Maximum 15 7,000 150,000
Minimum 2 7,000 20,000
per ha 1.73 7000 12,110
64
Lampiran 6. Rekapitulasi Biaya Pupuk Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Biaya Pupuk Total Biaya
Pupuk Pupuk Urea Pupuk TSP
kg Rp/unit Nilai (Rp) kg Rp/unit Nilai (Rp)
1 150 2,000 300,000 100 2,500 250,000 550,000
2 150 2,000 300,000 100 2,500 250,000 550,000
3 500 2,000 1,000,000 150 2,500 375,000 1,375,000
4 150 2,000 300,000 50 2,500 125,000 425,000
5 100 2,000 200,000 50 2,500 125,000 325,000
6 150 2,000 300,000 50 2,500 125,000 425,000
7 250 2,000 500,000 200 2,500 500,000 1,000,000
8 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
9 150 2,000 300,000 75 2,500 187,500 487,500
10 150 2,000 300,000 50 2,500 125,000 425,000
11 500 2,000 1,000,000 300 2,500 750,000 1,750,000
12 500 2,000 1,000,000 400 2,500 1,000,000 2,000,000
13 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
14 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
15 150 2,000 300,000 50 2,500 125,000 425,000
16 500 2,000 1,000,000 500 2,500 1,250,000 2,250,000
17 500 2,000 1,000,000 400 2,500 1,000,000 2,000,000
18 1,000 2,000 2,000,000 600 2,500 1,500,000 3,500,000
19 500 2,000 1,000,000 300 2,500 750,000 1,750,000
20 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
21 500 2,000 1,000,000 200 2,500 500,000 1,500,000
22 500 2,000 1,000,000 400 2,500 1,000,000 2,000,000
23 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
24 500 2,000 1,000,000 700 2,500 1,750,000 2,750,000
25 500 2,000 1,000,000 670 2,500 1,675,000 2,675,000
26 1,000 2,000 2,000,000 800 2,500 2,000,000 4,000,000
27 500 2,000 1,000,000 100 2,500 250,000 1,250,000
28 500 2,000 1,000,000 300 2,500 750,000 1,750,000
29 500 2,000 1,000,000 720 2,500 1,800,000 2,800,000
30 1,000 2,000 2,000,000 800 2,500 2,000,000 4,000,000
Jumlah 13,40 60,000 26,800,000 8,565 75,000 21,412,500 48,212,500
Rata-rata 1,433 2,000 893,333 286 2,500 713,750 1,607,083
Maksimum 4,500 2,000 9,000,000 800 2,500 2,000,000 9,250,000
Minimum 100 2,000 200,000 50 2,500 125,000 325,000
per ha 437 2,000 874,000 87 2,500 215,500 1,089,500
65
Lampiran 7. Rekapitulasi Biaya Pakan Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Biaya Pakan Total Biaya
Pakan
(Rp/Mt) CP. Prima 885 Mie Instant Riject
kg Rp/unit Nilai (Rp) kg Rp/unit Nilai (Rp)
1 150 3,600 540,000 150 1,000 150,000 690,000
2 150 3,600 540,000 255 1,000 255,000 795,000
3 480 3,600 1,728,000 480 1,000 480,000 2,208,000
4 300 3,600 1,080,000 300 1,000 300,000 1,380,000
5 375 3,600 1,350,000 375 1,000 375,000 1,725,000
6 300 3,600 1,080,000 300 1,000 300,000 1,380,000
7 450 3,600 1,620,000 450 1,000 450,000 2,070,000
8 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
9 150 3,600 540,000 225 1,000 225,000 765,000
10 300 3,600 1,080,000 300 1,000 300,000 1,380,000
11 675 3,600 2,430,000 675 1,000 675,000 3,105,000
12 675 3,600 2,430,000 675 1,000 675,000 3,105,000
13 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
14 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
15 300 3,600 1,080,000 300 1,000 300,000 1,380,000
16 750 3,600 2,700,000 750 1,000 750,000 3,450,000
17 900 3,600 3,240,000 900 1,000 900,000 4,140,000
18 1,575 3,600 5,670,000 1,575 1,000 1,575,000 7,245,000
19 675 3,600 2,430,000 675 1,000 675,000 3,105,000
20 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
21 450 3,600 1,620,000 450 1,000 450,000 2,070,000
22 675 3,600 2,430,000 675 1,000 675,000 3,105,000
23 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
24 1,000 3,600 3,600,000 1,000 1,000 1,000,000 4,600,000
25 900 3,600 3,240,000 900 1,000 900,000 4,140,000
26 1,200 3,600 4,320,000 1,200 1,000 1,200,000 5,520,000
27 420 3,600 1,512,000 420 1,000 420,000 1,932,000
28 675 3,600 2,430,000 675 1,000 675,000 3,105,000
29 1,100 3,600 3,960,000 1,100 1,000 1,100,000 5,060,000
30 1,710 3,600 6,156,000 1,710 1,000 1,710,000 7,866,000
Jumlah 18,435 108,000 66,366,000 18,615 30,000 18,615,000 84,981,000
Rata-Rata 615 3,600 2,212,200 621 1,000 620,500 2,832,700
Maksimum 1,710 3,600 6,156,000 1,710 1,000 1,710,000 7,866,000
Minimum 150 3,600 540,000 150 1,000 150,000 690,000
per Ha 187 3,600 673,200 189 1000 189,000 862,200
66
Lampiran 8. Rekapitulasi Biaya ZPT Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa Bulu
Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Zat Perangsang Tumbuh Nilai (Rp/ Mt)
Liter Rp/unit
1 3 37,000 111,000
2 2 37,000 74,000
3 5 37,000 185,000
4 4 37,000 148,000
5 2 37,000 74,000
6 4 37,000 148,000
7 6 37,000 222,000
8 4 37,000 148,000
9 2 37,000 74,000
10 4 37,000 148,000
11 8 37,000 296,000
12 10 37,000 370,000
13 4 37,000 148,000
14 4 37,000 148,000
15 4 37,000 148,000
16 15 37,000 555,000
17 10 37,000 370,000
18 20 37,000 740,000
19 8 37,000 296,000
20 3 37,000 111,000
21 6 37,000 222,000
22 10 37,000 370,000
23 4 37,000 148,000
24 10 37,000 370,000
25 8 37,000 296,000
26 12 37,000 444,000
27 4 37,000 148,000
28 8 37,000 296,000
29 10 37,000 370,000
30 20 37,000 740,000
Jumlah 214 1,073,000 7,918,000
Rata-rata 7 37,000 30
Maksimum 20 37,000 740,000
Minimum 2 37,000 74,000
per ha 2 10,904 9
67
Lampiran 9. Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep
Total HOK
Nilai (Rp)
HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp) HOK Rp/HOK Nilai(Rp)
1 2 75,000 150,000 1 75,000 75,000 3 75,000 225,000 1 75,000 75,000 2 75,000 150,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 8 100,000 800,000 540,000 3,225,000
2 3 75,000 225,000 1 75,000 75,000 2 75,000 150,000 1 75,000 75,000 2 75,000 150,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 6 100,000 600,000 540,000 3,025,000
3 3 75,000 225,000 1 80,000 80,000 5 100,000 500,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 12 100,000 1,200,000 580,000 4,075,000
4 3 80,000 240,000 1 80,000 80,000 3 100,000 300,000 1 80,000 80,000 2 80,000 160,000 60 25,000 1,500,000 8 50,000 400,000 6 100,000 600,000 595,000 3,360,000
5 3 70,000 210,000 1 75,000 75,000 1 100,000 100,000 1 70,000 70,000 1 75,000 75,000 60 15,000 900,000 4 60,000 240,000 2 100,000 200,000 565,000 1,870,000
6 4 75,000 300,000 1 75,000 75,000 2 75,000 150,000 1 80,000 80,000 2 75,000 150,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 1 100,000 100,000 545,000 2,605,000
7 5 80,000 400,000 2 85,000 170,000 5 100,000 500,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 60 30,000 1,800,000 8 50,000 400,000 18 100,000 1,800,000 605,000 5,390,000
8 4 75,000 300,000 1 80,000 80,000 4 80,000 320,000 2 75,000 150,000 2 75,000 150,000 60 30,000 1,800,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 565,000 4,200,000
9 3 75,000 225,000 1 75,000 75,000 2 100,000 200,000 1 80,000 80,000 1 75,000 75,000 60 25,000 1,500,000 4 50,000 200,000 6 100,000 600,000 580,000 2,955,000
10 3 75,000 225,000 1 75,000 75,000 1 100,000 100,000 1 80,000 80,000 1 75,000 75,000 60 20,000 1,200,000 4 50,000 200,000 6 100,000 600,000 575,000 2,555,000
11 3 80,000 240,000 2 75,000 150,000 5 100,000 500,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 50 30,000 1,500,000 8 50,000 400,000 21 100,000 2,100,000 595,000 5,210,000
12 6 80,000 480,000 2 100,000 200,000 5 100,000 500,000 4 80,000 320,000 4 80,000 320,000 60 40,000 2,400,000 8 50,000 400,000 24 100,000 2,400,000 630,000 7,020,000
13 6 75,000 450,000 2 80,000 160,000 4 80,000 320,000 2 90,000 180,000 3 70,000 210,000 60 20,000 1,200,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 565,000 3,920,000
14 6 80,000 480,000 2 80,000 160,000 3 70,000 210,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 60 20,000 1,200,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 560,000 3,770,000
15 3 75,000 225,000 1 75,000 75,000 1 100,000 100,000 1 80,000 80,000 1 75,000 75,000 60 20,000 1,200,000 4 50,000 200,000 6 100,000 600,000 575,000 2,555,000
16 8 80,000 640,000 3 80,000 240,000 5 100,000 500,000 5 80,000 400,000 5 80,000 400,000 90 20,000 1,800,000 8 50,000 400,000 20 100,000 2,000,000 590,000 6,380,000
17 6 80,000 480,000 2 80,000 160,000 5 100,000 500,000 4 80,000 320,000 4 80,000 320,000 60 30,000 1,800,000 8 50,000 400,000 24 100,000 2,400,000 600,000 6,380,000
18 15 90,000 1,350,000 3 90,000 270,000 5 100,000 500,000 5 90,000 450,000 8 100,000 800,000 60 40,000 2,400,000 12 50,000 600,000 30 100,000 3,000,000 660,000 9,370,000
19 6 80,000 480,000 2 80,000 160,000 4 80,000 320,000 2 90,000 180,000 2 80,000 160,000 120 15,000 1,800,000 8 50,000 400,000 18 100,000 1,800,000 575,000 5,300,000
20 5 80,000 400,000 2 75,000 150,000 4 80,000 320,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 560,000 3,940,000
21 9 80,000 720,000 1 90,000 90,000 3 90,000 270,000 2 90,000 180,000 3 80,000 240,000 60 20,000 1,200,000 8 50,000 400,000 15 100,000 1,500,000 600,000 4,600,000
22 9 80,000 720,000 2 90,000 180,000 5 100,000 500,000 4 80,000 320,000 3 80,000 240,000 90 20,000 1,800,000 8 50,000 400,000 18 100,000 1,800,000 600,000 5,960,000
23 6 80,000 480,000 2 80,000 160,000 4 80,000 320,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 60 20,000 1,200,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 570,000 3,880,000
24 15 90,000 1,350,000 2 90,000 180,000 6 100,000 600,000 2 90,000 180,000 6 80,000 480,000 50 40,000 2,000,000 8 50,000 400,000 20 100,000 2,000,000 640,000 7,190,000
25 15 80,000 1,200,000 2 90,000 180,000 5 100,000 500,000 4 70,000 280,000 5 80,000 400,000 60 35,000 2,100,000 8 50,000 400,000 15 100,000 1,500,000 605,000 6,560,000
26 16 90,000 1,440,000 2 80,000 160,000 4 100,000 400,000 3 90,000 270,000 7 100,000 700,000 50 50,000 2,500,000 12 50,000 600,000 21 100,000 2,100,000 660,000 8,170,000
27 6 75,000 450,000 1 80,000 80,000 3 75,000 225,000 2 80,000 160,000 2 80,000 160,000 60 20,000 1,200,000 8 50,000 400,000 8 100,000 800,000 560,000 3,475,000
28 9 80,000 720,000 2 80,000 160,000 4 80,000 320,000 3 80,000 240,000 3 80,000 240,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 10 100,000 1,000,000 565,000 4,430,000
29 13 80,000 1,040,000 1 85,000 85,000 4 100,000 400,000 2 90,000 180,000 6 80,000 480,000 90 15,000 1,350,000 8 50,000 400,000 21 100,000 2,100,000 600,000 6,035,000
30 18 80,000 1,440,000 5 80,000 400,000 5 200,000 1,000,000 5 100,000 500,000 8 100,000 800,000 60 50,000 3,000,000 24 50,000 1,200,000 28 100,000 2,800,000 760,000 11,140,000
Jumlah 213 2,370,000 17,285,000 52 2,435,000 4,260,000 112 2,840,000 10,850,000 71 2,455,000 5,890,000 95 2,410,000 7,970,000 2,100 740,000 48,450,000 248 1,510,000 12,440,000 414 3,000,000 41,400,000 17,760,000 148,545,000
Rata-Rata 7 79,000 576,167 2 81,167 142,000 4 94,667 361,667 2 81,833 196,333 3 80,333 265,667 30 24,667 1,615,000 8 50,333 414,667 14 100,000 1,380,000 592,000 4,951,500
maksimum 30 90,000 2,430,000 8 90,000 640,000 6 200,000 1,000,000 5 100,000 500,000 8 100,000 800,000 120 50,000 3,000,000 24 50,000 1,200,000 28 100,000 2,800,000 760,000 12,340,000
Minimum 3 75,000 210,000 1 75,000 75,000 1 75,000 100,000 1 70,000 70,000 1 70,000 75,000 50 15,000 900,000 4 50,000 200,000 1 100,000 100,000 540,000 1,870,000
per ha 2 24,085 175,661 1 24,746 43,293 1 28,862 110,264 1 24,949 59,858 1 24,492 80,996 9 7,520 492,378 3 15,346 126,423 4 30,488 420,732 180,488 1,509,604
No.
Responden
Biaya Tenaga Kerja Total Biaya
Tenaga Kerja
Rp/MT
Perbaikan Pematang Pemberian Pestisida Pemupukan Pengairan Pemberian Nener Pemberian Pakan Pemberian ZPT Pemanenan
68
Lampiran 10. Rekapitulasi Biaya Variabel Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Pestisida (Rp)Pupuk (Rp) Nener (Rp) Pakan (Rp) ZPT (Rp)
Tenaga Kerja
(Rp)
1 14,000 550,000 250,000 600,000 111,000 3,450,000 4,975,000
2 14,000 550,000 200,000 705,000 74,000 3,250,000 4,793,000
3 28,000 1,375,000 450,000 930,000 185,000 4,385,000 7,353,000
4 21,000 425,000 300,000 750,000 148,000 3,600,000 5,244,000
5 14,000 325,000 120,000 825,000 74,000 1,870,000 3,228,000
6 21,000 425,000 300,000 750,000 148,000 2,680,000 4,324,000
7 35,000 1,000,000 500,000 900,000 222,000 5,640,000 8,297,000
8 21,000 1,250,000 400,000 870,000 148,000 4,280,000 6,969,000
9 14,000 487,500 200,000 675,000 74,000 3,030,000 4,480,500
10 21,000 425,000 300,000 750,000 148,000 2,630,000 4,274,000
11 42,000 1,750,000 600,000 1,125,000 296,000 5,600,000 9,413,000
12 56,000 2,000,000 750,000 1,125,000 370,000 7,380,000 11,681,000
13 21,000 1,250,000 400,000 870,000 148,000 4,080,000 6,769,000
14 21,000 1,250,000 400,000 870,000 148,000 3,930,000 6,619,000
15 21,000 425,000 300,000 750,000 148,000 2,630,000 4,274,000
16 70,000 2,250,000 1,000,000 1,200,000 555,000 6,860,000 11,935,000
17 56,000 2,000,000 800,000 1,350,000 370,000 6,780,000 11,356,000
18 105,000 3,500,000 1,750,000 2,025,000 740,000 10,720,000 18,840,000
19 42,000 1,750,000 600,000 1,125,000 296,000 5,460,000 9,273,000
20 21,000 1,250,000 400,000 870,000 111,000 4,090,000 6,742,000
21 35,000 1,500,000 550,000 900,000 222,000 4,780,000 7,987,000
22 56,000 2,000,000 730,000 1,125,000 370,000 6,140,000 10,421,000
23 21,000 1,250,000 400,000 870,000 148,000 4,040,000 6,729,000
24 63,000 2,750,000 1,200,000 900,000 370,000 8,450,000 13,733,000
25 49,000 2,675,000 1,100,000 1,125,000 296,000 7,130,000 12,375,000
26 77,000 4,000,000 1,400,000 870,000 444,000 9,400,000 16,191,000
27 21,000 1,250,000 400,000 1,900,000 148,000 3,555,000 7,274,000
28 42,000 1,750,000 600,000 1,350,000 296,000 4,510,000 8,548,000
29 63,000 2,800,000 1,250,000 1,650,000 370,000 6,845,000 12,978,000
30 105,000 4,000,000 2,000,000 870,000 740,000 12,340,000 20,055,000
Jumlah 1,190,000 48,212,500 19,650,000 30,625,000 7,918,000 159,535,000 267,130,500
rata-rata 39,667 1,607,083 655,000 1,020,833 263,933 5,317,833 8,904,350
Maksimum 150,000 7,200,000 2,000,000 1,900,000 800,000 12,340,000 23,360,000
Minimum 20,000 325,000 120,000 675,000 80,000 1,870,000 3,240,000
per ha 12,093 489,964 199,695 311,230 80,467 1,621,291 2,714,741
Biaya Variabel Total Biaya Variabel
(Rp/MT)
No.
Responden
69
Lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Penyusutan Alat Usaha Tambak Ikan Bandeng
Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Pompa Air
No.
Responden
Jumlah
(Unit)
Nilai Awal
(Rp/Unit)
Nilai Akhir
(Rp/Unit)
Lama
Pemakaian
(Thn)
Nilai
Penyusutan
(Rp/MT)
1 1 2,500,000 400,000 3 233,333
2 1 3,500,000 1,000,000 4 208,333
3 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
4 1 2,500,000 400,000 3 233,333
5 1 3,500,000 1,000,000 4 208,333
6 1 2,500,000 400,000 3 233,333
7 1 3,800,000 1,200,000 4 216,667
8 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
9 1 3,500,000 1,000,000 4 208,333
10 1 2,500,000 400,000 3 233,333
11 1 3,800,000 1,200,000 4 216,667
12 2 3,000,000 500,000 4 416,667
13 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
14 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
15 1 2,500,000 400,000 3 233,333
16 1 3,000,000 1,000,000 3 222,222
17 2 3,000,000 500,000 4 416,667
18 7 3,500,000 1,000,000 4 1,458,333
19 1 3,000,000 1,000,000 3 222,222
20 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
21 2 3,500,000 1,150,000 3 522,222
22 2 3,000,000 500,000 4 416,667
23 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
24 1 3,000,000 1,000,000 3 222,222
25 1 3,000,000 1,000,000 3 222,222
26 6 3,500,000 1,000,000 4 1,250,000
27 2 3,850,000 1,250,000 4 433,333
28 2 3,500,000 1,150,000 3 522,222
29 1 3,000,000 1,000,000 3 222,222
30 7 3,500,000 1,000,000 4 1,458,333
Jumlah 59 99,050,000 27,950,000 108 12,830,550
Rata-Rata 2 3,301,667 931,667 4 427,685
Maksimum 7 3,850,000 1,250,000 4 1,458,333
Minimum 1 2,500,000 400,000 3 208,333
70
Lanjutan lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Penyusutan Alat Usaha Tambak Ikan
Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Pukat
No.
Responden Jumlah
(Unit)
Nilai Awal
(Rp/Unit)
Nilai Akhir
(Rp/ Unit)
Lama
Pemakaian
(Thn)
Nilai
Penyusutan
1 1 750,000 65,000 5 45,667
2 1 750,000 100,000 4 54,167
3 2 800,000 85,000 5 95,333
4 1 750,000 65,000 5 45,667
5 1 750,000 80,000 4 55,833
6 1 750,000 65,000 5 45,667
7 3 900,000 185,000 4 178,750
8 2 800,000 85,000 5 95,333
9 1 750,000 100,000 4 54,167
10 1 750,000 65,000 5 45,667
11 3 900,000 185,000 4 178,750
12 2 800,000 120,000 4 113,333
13 2 800,000 85,000 5 95,333
14 2 800,000 85,000 5 95,333
15 1 750,000 65,000 5 45,667
16 1 850,000 150,000 4 58,333
17 2 800,000 120,000 4 113,333
18 4 800,000 100,000 5 186,667
19 4 900,000 170,000 5 194,667
20 2 800,000 85,000 5 95,333
21 4 900,000 170,000 5 194,667
22 2 800,000 120,000 4 113,333
23 2 800,000 85,000 5 95,333
24 1 850,000 150,000 4 58,333
25 1 850,000 150,000 4 58,333
26 4 800,000 100,000 5 186,667
27 2 800,000 85,000 5 95,333
28 4 900,000 170,000 5 194,667
29 1 850,000 150,000 4 58,333
30 4 800,000 100,000 5 186,667
Jumlah 62 24,300,000 3,340,000 138 3,134,667
Rata-Rata 2 810,000 111,333 5 104,489
Maksimun 4 900,000 185,000 5 194,667
Minimum 1 750,000 65,000 4 45,667
71
Lanjutan Lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Penyusutan Alat Usaha Tambak Ikan
Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep
No.
Reponden
Jaring
Jumlah
(Unit)
Nilai Awal
(Rp/Unit)
Nilai
Akhir
(Rp/Unit)
Lama
pemakaian
(Thn)
Nilai Pnystn
(Rp/Mt)
1 1 300,000 30,000 4 22,500
2 1 400,000 45,000 4 29,583
3 1 380,000 37,000 5 22,867
4 1 300,000 30,000 4 22,500
5 1 350,000 35,000 5 21,000
6 1 300,000 30,000 4 22,500
7 1 400,000 40,000 5 24,000
8 1 380,000 37,000 5 22,867
9 1 400,000 45,000 4 29,583
10 1 300,000 30,000 4 22,500
11 1 400,000 40,000 5 24,000
12 1 400,000 42,000 5 23,867
13 1 380,000 37,000 5 22,867
14 1 380,000 37,000 5 22,867
15 1 300,000 30,000 4 22,500
16 1 350,000 40,000 4 25,833
17 1 400,000 42,000 5 23,867
18 1 400,000 45,000 4 29,583
19 1 350,000 40,000 4 25,833
20 1 380,000 37,000 5 22,867
21 1 300,000 35,000 4 22,083
22 1 400,000 42,000 5 23,867
23 1 380,000 37,000 5 22,867
24 1 350,000 40,000 4 25,833
25 1 350,000 40,000 4 25,833
26 1 400,000 45,000 4 29,583
27 1 380,000 37,000 5 22,867
28 1 300,000 35,000 4 22,083
29 1 350,000 40,000 4 25,833
30 1 400,000 45,000 4 29,583
Jumlah 30 10,860,000 1,145,000 133 734,416
Rata-Rata 1 362,000 38,167 4.4 24,481
Maksimum 1 400,000 45,000 5 29,583
Minimum 1 300,000 30,000 4 21,000
72
Lanjutan Lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Penyusutan Alat Usaha Tambak Ikan
Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep
No.
Reponden
Linggis
Jumlah
(Unit)
Nilai
Awal
(Rp/Unit)
Nilai
Akhir
(Rp/Unit)
Lama
pemakaian
(Thn)
Nilai Pnystn
(Rp/Mt)
1 1 100,000 25,000 4 6,250
2 1 100,000 45,000 3 6,111
3 1 150,000 25,000 3 13,889
4 1 100,000 25,000 4 6,250
5 1 150,000 50,000 5 6,667
6 1 100,000 25,000 4 6,250
7 1 150,000 25,000 3 13,889
8 1 150,000 25,000 3 13,889
9 1 100,000 45,000 3 6,111
10 1 100,000 25,000 4 6,250
11 1 150,000 25,000 3 13,889
12 2 100,000 50,000 4 8,333
13 1 150,000 25,000 3 13,889
14 1 150,000 25,000 3 13,889
15 1 100,000 25,000 4 6,250
16 1 80,000 20,000 5 4,000
17 2 100,000 50,000 4 8,333
18 5 100,000 35,000 4 27,083
19 1 150,000 50,000 5 6,667
20 1 150,000 25,000 3 13,889
21 1 150,000 50,000 5 6,667
22 2 100,000 50,000 4 8,333
23 1 150,000 25,000 3 13,889
24 1 80,000 20,000 5 4,000
25 1 80,000 20,000 5 4,000
26 5 100,000 35,000 4 27,083
27 1 150,000 25,000 3 13,889
28 1 150,000 50,000 5 6,667
29 1 80,000 20,000 5 4,000
30 5 100,000 35,000 4 27,083
Jumlah 45 3,570,000 975,000 117 317,389
Rata-Rata 1.5 119,000 32,500 3.9 10,580
Maks 5 150,000 50,000 5 27,083
Min 1 80,000 20,000 3 4,000
73
Lampiran 12. Rekapitulasi Biaya Tetap Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No.
Responden
Luas
Lahan
(ha)
Pompa Air
(Rp)Jaring (Rp) Pukat (Rp)
Linggis
(Rp)
Pajak Lahan
(Rp)
Sewa Lahan
(Rp)
Total Biaya
Tetap (Rp)
1 1.2 233,333 22,500 45,667 6,250 900,000 600,000 1,807,750
2 1 208,333 29,583 54,167 6,111 750,000 500,000 1,548,194
3 2.5 433,333 22,867 95,333 13,889 1,875,000 1,250,000 3,690,422
4 1.5 233,333 22,500 45,667 6,250 1,125,000 750,000 2,182,750
5 0.8 208,333 21,000 55,833 6,667 600,000 400,000 1,291,833
6 1.5 233,333 22,500 45,667 6,250 1,125,000 750,000 2,182,750
7 3 216,667 24,000 178,750 13,889 2,250,000 1,500,000 4,183,306
8 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
9 1 208,333 29,583 54,167 6,111 750,000 500,000 1,548,194
10 1.5 233,333 22,500 45,667 6,250 1,125,000 750,000 2,182,750
11 3 216,667 24,000 178,750 13,889 2,250,000 1,500,000 4,183,306
12 4 416,667 23,867 113,333 8,333 3,000,000 2,000,000 5,562,201
13 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
14 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
15 1.5 233,333 22,500 45,667 6,250 1,125,000 750,000 2,182,750
16 5 222,222 25,833 58,333 4,000 3,750,000 2,500,000 6,560,388
17 4 416,667 23,867 113,333 8,333 3,000,000 2,000,000 5,562,201
18 8 1,458,333 29,583 186,667 27,083 6,000,000 4,000,000 11,701,666
19 3 222,222 25,833 194,667 6,667 2,250,000 1,500,000 4,199,388
20 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
21 3 522,222 22,083 194,667 6,667 2,250,000 1,500,000 4,495,638
22 4 416,667 23,867 113,333 8,333 3,000,000 2,000,000 5,562,201
23 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
24 6 222,222 25,833 58,333 4,000 4,500,000 3,000,000 7,810,388
25 5 222,222 25,833 58,333 4,000 3,750,000 2,500,000 6,560,388
26 7 1,250,000 29,583 186,667 27,083 5,250,000 3,500,000 10,243,333
27 2 433,333 22,867 95,333 13,889 1,500,000 1,000,000 3,065,422
28 3 522,222 22,083 194,667 6,667 2,250,000 1,500,000 4,495,638
29 6 222,222 25,833 58,333 4,000 4,500,000 3,000,000 7,810,388
30 10 1,458,333 29,583 186,667 27,083 7,500,000 5,000,000 14,201,666
Jumlah 98.5 12,830,550 734,416 3,134,667 317,389 73,875,000 49,250,000 140,142,022
Rata-Rata 3.3 427,685 24,481 104,489 10,580 2,462,500 1,641,667 4,671,401
Maksimum 10 1,458,333 29,583 194,667 27,083 7,500,000 5,000,000 14,201,666
Minimum 0.8 208,333 21,000 45,667 4,000 600,000 400,000 1,291,833
74
Lampiran 13. Rekapitulasi Pendapatan dan Penerimaan Pada Usaha Tambak Ikan
Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep
No. Responden
Luas lahan
Produksi (Kg)
Harga Rp/Kg
Penerimaan (Rp)
Biaya (Rp)
Pendapatan (Rp) Biaya
Variabel Biaya Tetap
1 1.20 1,950 18,000 35,100,000 4,975,000 1,807,970 28,317,030
2 1.00 1,867 18,000 33,606,000 4,793,000 1,548,194 27,264,806
3 2.50 2,600 18,000 46,800,000 7,353,000 3,690,423 35,756,577
4 1.50 2,033 18,000 36,594,000 5,244,000 2,182,750 29,167,250
5 0.80 1,033 18,000 18,594,000 3,228,000 1,291,833 14,074,167
6 1.50 2,033 18,000 36,594,000 4,324,000 2,182,750 30,087,250
7 3.00 2,800 18,000 50,400,000 8,297,000 4,182,971 37,920,029
8 2.00 2,200 18,000 39,600,000 6,969,000 3,065,423 29,565,577
9 1.00 1,867 18,000 33,606,000 4,480,500 1,548,194 27,577,306
10 1.50 2,060 18,000 37,080,000 4,274,000 2,182,750 30,623,250
11 3.00 2,900 18,000 52,200,000 9,413,000 4,182,971 38,604,029
12 4.00 4,200 18,000 75,600,000 11,681,000 5,561,866 58,357,134
13 2.00 2,200 18,000 39,600,000 6,769,000 3,065,422 29,765,578
14 2.00 2,200 18,000 39,600,000 6,619,000 3,064,422 29,916,578
15 1.50 2,088 18,000 37,584,000 4,274,000 2,182,750 31,127,250
16 5.00 5,000 18,000 90,000,000 11,935,000 6,560,388 71,504,612
17 4.00 4,200 18,000 75,600,000 11,356,000 5,562,200 58,681,800
18 8.00 7,000 18,000 126,000,000 18,840,000 11,709,666 95,450,334
19 3.00 2,700 18,000 48,600,000 9,273,000 4,199,389 35,127,611
20 2.00 2,230 18,000 40,140,000 6,742,000 3,065,422 30,332,578
21 3.00 2,855 18,000 51,390,000 7,987,000 4,495,639 38,907,361
22 4.00 3,223 18,000 58,014,000 10,421,000 5,539,534 42,053,466
23 2.00 2,115 18,000 38,070,000 6,729,000 3,065,423 28,275,577
24 6.00 5,000 18,000 90,000,000 13,733,000 7,810,388 68,456,612
25 5.00 4,210 18,000 75,780,000 12,375,000 6,560,388 56,844,612
26 7.00 5,900 18,000 106,200,000 16,191,000 10,451,666 79,557,334
27 2.00 2,210 18,000 39,780,000 7,274,000 3,065,422 29,440,578
28 3.00 2,939 18,000 52,902,000 8,548,000 4,435,639 39,918,361
29 6.00 4,500 18,000 81,000,000 12,978,000 7,810,388 60,211,612
30 10.00 8,320 18,000 149,760,000 20,055,000 14,201,666 115,503,334
Jumlah 99 96,433 540,000 1,735,794,000 267,130,500 140,273,907 1,328,389,593
rata-rata 3 3,214 18,000 57,859,800 8,904,350 4,675,797 44,279,653
per ha 1 980 18,000 17,640,183 2,714,741 1,425,548 13,499,894
maksimum 10 7,800 18,000 140,400,000 23,360,000 14,201,666 102,838,334
Minimum 1 1 18,000 18,594,000 3,240,000 1,291,833 14,062,167
75
Lampiran 14. Rekapitulasi Analisis Kelayakan R/C, B/C Ratio dan BEP Pada
Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa Bulu Cindea Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep
No
Respond
en
R/C
Ratio B/C Ratio
BEP
Produksi
(kg)
BEP Harga (Rp)
1 5.17 4.17 117.03 2,106,548
2 5.30 4.30 100.32 1,805,734
3 4.24 3.24 243.24 4,378,325
4 4.93 3.93 141.55 2,547,865
5 4.11 3.11 86.85 1,563,214
6 5.62 4.62 137.51 2,475,226
7 4.04 3.04 278.18 5,007,285
8 3.95 2.95 206.67 3,720,105
9 5.57 4.57 99.24 1,786,359
10 5.74 4.74 137.06 2,467,121
11 3.84 2.84 283.51 5,103,211
12 4.38 3.38 365.46 6,578,280
13 4.03 3.03 205.41 3,697,442
14 4.09 3.09 204.41 3,679,425
15 5.82 4.82 136.82 2,462,818
16 4.87 3.87 420.19 7,563,376
17 4.47 3.47 363.63 6,545,394
18 4.12 3.12 764.91 13,768,364
19 3.61 2.61 288.31 5,189,572
20 4.09 3.09 204.68 3,684,234
21 4.12 3.12 295.72 5,322,924
22 3.63 2.63 375.14 6,752,475
23 3.89 2.89 206.87 3,723,578
24 4.18 3.18 512.04 9,216,764
25 4.00 3.00 435.60 7,840,804
26 3.99 2.99 685.10 12,331,733
27 3.85 2.85 208.41 3,751,384
28 4.07 3.07 293.92 5,290,485
29 3.90 2.90 516.70 9,300,541
30 4.37 3.37 910.97 16,397,529
Jumlah 131.99 101.99 9225.45 166,058,115
Rata-Rata 4.40 3.40 307.52 5,535,271
Per Ha 1.34 1.04 93.75 1,687,582
76
Peta Lokasi Penelitian
Sumber: Peta Administrasi Desa Bulu Cindea
77
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian Pada Usaha Tambak Ikan Bandeng Di Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Gambar 1. Kantor Desa Bulu Cindea
Gambar 2. Ikan Bandeng
78
Gambar 3. Proses Wawancara Dengan Responden
Gambar 4. Proses Wawancara Dengan Responden
79
Gambar 5. Pompa Air
Gambar 6. Jaring
80
Gambar 7. Linggis
Gambar 8. Pukat
81
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Juli 1998 di Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep dari ayah H.Syamsuddin dan ibu
Hj.Musdalifah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara.
Jenjang Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD Negeri 19
Malewang dan lulus pada tahun 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Bungoro dan lulus tahun 2013, dilanjut SMA Negeri
1 Pangkep dan lulus tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi
masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif di Himpunan
Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) sebagai Anggota periode 2018-2019 dan juga
aktif berorganisasi di Ikatan Pelajar Pemuda Mahasiswa Pangkep Koodinator
Unismuh Makassar (IPPM Pangkep) , penulis juga pernah melakukan kegiatan
Magang di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku Kabupaten Gowa pada
tahun 2019 selama 40 hari dan Penulis juga pernah Mengikuti kegiatan KKP
(Kuliah Kerja Profesi) di Kelurahan Bonto Kadatto Kecamatan Polong Bangkeng
Selatan Kabupaten Takalar selama kurang lebih 2 bulan.
Tugas terakhir dalam pendidikan perguruan tinggi diselesaikan dengan menulis
skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Tambak Ikan Bandeng Semi
Intensif Di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep”.
82
SURAT IZIN PENELITIAN
83
84