Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu atau
berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,
SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian /
seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan
sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut
dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002).
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
ibu bersalin, dan bayi baru lahir, sehingga dapat
memperluas, memperbanyak pengetahuan dan keterampilan
mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan
kegawatdaruratan.
1
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Abortus
2.1.1 Pengertian
Abortus ialah kegagalan kehamilan sebelum berumur
28 mg atau berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba,
2001).
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu
atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde
Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum janin
dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan
penyebabnya (Prof. SulaimanSastrawinata dkk, 2005).
2.1.2 Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam
desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi
benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan
seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang
menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu
keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena
kontraksi rahim, terjadi pedarahan, dan disertai
pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2
Page 3
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1.Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2.Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai
gumpalan
3.Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun,
dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan
darah turun, tampak anemis dan daerah ujung dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:
1.Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum
terbentuk sempurna, dikeluarkan seluruh atau
sebagian dari hasil konsepsi
2.Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta
sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah
diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan proses
persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaturus
3.Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu
sehingga terjadi ancaman dalam bentuk gangguan
pembekuan darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).
2.1.3 Penyebab Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui
secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai
berikut:
1.Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang
baik atau kurang sempurna. Keduanya pembawa tanda,
yang ketika mencari pasangan terjadi penyimpangan
sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna
sehingga tidak mampu tumbuh sampai cukup umur.
3
Page 4
2.Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim
endometrium yang disebabkan kekurangan gizi .
3.Kehamilan jarak pendek.
4.Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti
penyakit jantung, paru, ginjal, tekanan darah
tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan gangguan
hormon pada ibu.
(Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).
2.1.4 Jenis-Jenis Abortus
1.Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi
seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.
2.Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda
dimana hasil konsepsi masih berada pada kavum uteri.
3.Abortus Incomplete
Pedarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari
hasil konsepsi telah keluar.
4.Abortus Complete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil
konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.
5.Abortus Infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai
komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau
toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat
menimbulkan septicemia.
6.Retensi Janin Mati
4
Page 5
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan
retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8
minggu atau lebih.
7.Abortus Resiko Tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup
keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.
2.1.5 Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai
berikut:
1.Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus
dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2.Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi
terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi.
Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-
amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu
segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau perlu histerektomi.
3.Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada
tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada
abortus inkomplete dan lebih sering pada abortus
5
Page 6
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis
dan antisepsis.
4.Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan
(syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik).
2.1.6 Tanda dan Gejala
1. Terlambat haid kurang dari 20 mg.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
atau kesadaran menurun, tekanan darah normal /
menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat.
3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya
jaringan konsepsi.
4. Rasa mules atau kram perut di daerah simpisis,
sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada /
tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak
bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium
uteru terbuka / tertutup, ada / tidak jaringan-
jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan
atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c) Colok vagina
6
Page 7
Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak
jaringan pada kavum uteri, besar uterus sesuai
atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum douglasi tidak
menonjol / tidak nyeri.
2.2 Konsep Dasar Abortus Incomplete
2.2.1 Pengertian
Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian
hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono,
2002).
Abortus incomplete adalah keguguran tidak lengkap
ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi
dari uterus sehingga sisanya memberi gejala klinis.
2.2.2 Etiologi
Penyebab abortus incomplete adalah antara lain:
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan
kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan
hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi
karena:
a. Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom
termasuk kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
7
Page 8
a.Endometrium yang belum siap untuk menerima
implantasi hasil konsepsi
b.Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu
pendek jarak kehamilan
c. Pengaruh luar
a.Infeksi endometrium, endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi
b.Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan
radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi
terganggu
2. Kelainan pada plesenta
a.Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab,
sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada
DM
c.Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah
ke plasenta sehingga terjadi abortus
3. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:
a.Penyakit infeksi seperti pnumonio, tifus
abdominalis, malaria, sifilis
b.Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran
O2 menuju sirkulasi uterus plasenta
c.Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus
d.Kelainan yang terdapat dalam rahim
Rahim merupakan tembat tumbuh kembangnya janin
dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma
uteri bekas operasi serviks.
8
Page 9
2.2.3 Patofisiologis
Patofisiologi terjadi abortus melalui dari
terlepasnya sebagian / seluruhnya jaringan plasenta.
Yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan
nutrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat terjadi
spontan seluruhnya / sebagian masih tertinggal yang
menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu
keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena
kontraksi rahim. Terjadinya perdarahan dan disertai
pengeluaran seluruh / sebagian hasil konsepsi.
a.Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1.Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2.Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai
gumpalan
3.Akibat perdarahan tidak menumbuhkan gangguan
apapun tapi dapat menimbulkan shock, nadi
meningkat, tekanan darah menurn, anemia
b.Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervarisi:
1.Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana
plasenta terbentuk sempurna dikeluarkan /
sebagian hasil konsepsi.
2.Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6
minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk
gangguan pembukaan darah (Sarwono, 2002).
2.2.4 Gejala Abortus Incomplete
1.Nyeri abdomen
Nyeri kram supra pubik terjadi akibat kontraksi
uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-
9
Page 10
mula nyeri cenderung ringan dan secara bertahap
menjadi lebih hebat.
2.Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam merupakan gejala yang paling
khas dari abortus incomplete. Jumlah perdarahan
cenderung lebih banyak dari pada darah haid masa
perdarahan mungkin hebat dan bahkan cukup
berlebihan untuk menyebabkan syok hipovolomik.
3.Selama jaringan plasenta masih tetap melekat
sebagian pada dinding uterus, maka kontraksi
miometrium terganggu. Pembuluh darah didalam segmen
telanjang pada tempat plasenta berdarah hebat
pasien dapat mengeluarkan banyak bekuan darah atau
janin yang dapat dikenal sebagai jarinagan
plasenta.
4.Haid
Biasanya pasien melewatkan 2 siklus haid, kerena
abortus incomplete cenderung terjadi kira-kira 10
minggu setelah mulainya siklus haid terakhir.
5.Gejala kehamilan
Banyak pasien yang sadar akan kehilangan,
kehamilan, gejala kehamilan subjektif. Gejala ini
mungkin menendakan kematian janin intra uterine
yang mendahului abortus incomplete.
2.2.5 Gejala Klinik yang mungkin Terjadi
1. Gejala klinis abortus incomplete
10
Page 11
a.Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan
anemis.
b.Perdarahan mendadak, banyak menimbulkan keadaan
gawat.
c.Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi.
d.Dapat terjadi degenerasi ganas.
2. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran
a.Kanalis servikalis terbuka.
b.Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis
servikalis.
c.Kanalis servikalis tertutup dengan perdarahan
berlangsung terus.
d.Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bartahan.
3. Pada pemeriksaan umum
a.Suhu badan normal, kecuali ada infeksi, penyerta
nadi, tekanan darah, respirasi normal, kecuali
abortus terinfeksi atau hipovolemia akibat
perdarahan berlebihan.
b.Abdomen massanya lunak dan tidak nyeri tekan.
c.Pelvis : pada pemeriksaaan spekulum sering vagina
banyak mengandung bekuan dan serviks tampak
mendatar dan dilatasi jaringan plasenta dapat
terlihat di ostium uteri atau vagina.
d.Vagina : serviks lunak, dilatasi dan mendatar
jaringan plasenta atau bekuan darah, uterus
membesar dan lunak.
4. Test laboratorium
Hitung sel darah lengkap dengan apusan darah,
hitung leukosit biasanya dalam batas normal,
kecuali ada infeksi penyerta. Apusan darah,
11
Page 12
hemoglobin, nilai hemotokrit menunjukan perdarahan
sebelumnya atau anemia terlebih dahulu.
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan
kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara : bertahap dan sistematis, melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan, manajemen
kebidanan menurut Varney, 1997.
Proses pemecahan masalah :
1. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
2. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis.
3. Untuk pengambilan suatu keputusan.
4. Yang berfokus pada klien.
Langkah-langkah
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa
atau masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
12
Page 13
serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat
dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada
langkah-langkah sebelumnya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan,
mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek
asuhan yang tidak efektif.
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Terdiri dari data subjektif data objektif. Data
subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Termasuk data
subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
psikologi, spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test
diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
Langkah II : Menganalisa Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan analisa terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan.
13
Page 14
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera,
untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan langsung Asuhan dengan efisien dan
aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
14
Page 15
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika
memang benar dalam pelaksanaannya.
15
Page 16
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
Tanggal : 17 Februari 2015
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Bersalin RS Bhayangkara Hasta Brata Batu
No. Reg : 02-22-67
A.Data Subjektif
1.Biodata
Nama Ibu : Ny "M" Nama Suami : Tn "I"
Umur : 19 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Tukang
Alamat : Dewi Sri RT 30 RW 14, Pujon
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang ketiga
dengan usia kehamilan 3 bulan dan mengeluh nyeri pada
perut bagian bawah dan mengeluarkan darah bergumpal-
gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015 hingga sekarang.
3. Riwayat Kesehatan Ibu Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,
seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis, tidak
mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, kencing
manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak
ada keturunan kembar.
16
Page 17
4. Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular,
seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis, tidak
mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, kencing
manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak
ada keturunan kembar.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menular, seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis,
tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma.
Keluarga ibu dan suami tidak memiliki keturunan kembar.
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
HPHT : 14-11-2014
TP : 21-08-2015
7. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 (satu)
Lama menikah: 3 tahun
Usia saat nikah :16 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak Yang Lalu
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak
yang lalu
No
Kehamilan PersalinanNifa
s
Anak
ASI
Hami
l
Ke UK
Penyul
Jeni
s
Penolo
ngPe
nyul
Sex
BBL
Umur
17
Page 18
1Ke-
1
Ater
m-
Spt
B
Bida
n-
±40
hrL
270
0
9
thn
2
thn
2 RIWAYAT ABORTUS
3 KEHAMILAN INI
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga. Pada awal
kehamilan ibu merasa mual muntah dan diberikan vitamin
B6 oleh bidan. Pada umur kehamilan 13 minggu ibu
mengeluh nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan
darah bergumpal-gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015.
Saat periksa USG di diagnosa dokter bahwa ibu mengalami
keguguran dan harus dilakukan curretage.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB Suntik 3 bulan
selama 1 tahun terakhir setelah melahirkan anak yang
pertama.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Tabel 3.2 Pola Kebiasaan sehari-hari
POLA SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL
Nutrisi
Ibu makan dengan
porsi cukup dan
lauk seimbang. Ibu
minum 6-7
gelas/hari.
Ibu makan dengan
porsi lebih sedikit
namun sering. Ibu
minum 7-8 gelas/hari.
Istirahat Ibu tidur malam 7- Ibu tidur siang 1-2
18
Page 19
8 jam/hari.jam/hari. Ibu tidur
malam 7-8 jam/hari.
EliminasiIbu BAB 1x/hari
dan BAK 4-5x/hari.
Ibu BAB 1x/hari dan
BAK 5-6x/hari.
Aktivitas
Ibu melakukan
pekerjaan rumah
seperti biasa.
Ibu mengurangi
aktivitas pekerjaan
rumah dan berat
lainnya.
Kebersiha
n
Ibu mandi 2x/hari,
gosok gigi
2x/hari, keramas
3x/minggu, dan
ganti CD setiap
kali mandi.
Ibu mandi 2x/hari,
gosok gigi 2x/hari,
keramas 2x/minggu,
dan ganti CD setiap
kali mandi.
Seksual
Ibu melakukan
hubungan
3x/minggu.
Ibu melakukan
hubungan 1x/minggu.
12. Data Psikososial
Psikososial : Ibu mengatakan merasa sedih karena
mengalami keguguran.
Budaya : Ibu menganut adat jawa seperti tingkeban,
dll.
Spiritual : Ibu mengatakan beragama islam.
B.Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
19
Page 20
BB : 60 kg
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 81 x / menit
S : 36,5 °C
RR : 26 x / menit
2.Pemeriksaan Fisik
a.Inspeksi
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk kepala bulat, rambut hitam, bersih.
MukaBentuk muka bulat, wajah terlihat pucat,
tidak sembab, tidak ada cloasma gravidarum.
MataKedua mata simetris, warna konjungtiva merah
muda, warna sklera putih, reflek pupil
normal.
HidungKedua lubang hidung simetris, warna mukosa
hidung normal, bersih, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
TelingaKedua daun telinga simetris, daun telinga
lengkap, bersih, tidak ada benjolan abnormal.
Mulut
Kedua mukosa bibir simteris, warna mukosa
bibir merah muda, bibir lembab, gigi bersih
dan tidak berlubang, tidak caries, tidak ada
sariawan, tidak ada tonsillitis.
Leher Tidak ada pembesaran pada vena junggularis.
DadaDada cembung, tidak ada retraksi dinding
dada.
PayudaraKedua payudara simetris, warna areola mamae
hiperpigmentasi, kelenjar monsgomeri baik,
puting menonjol.
AbdomenBelum tampak pembesaran pada perut, tidak
ada luka bekas operasi.
20
Page 21
Axilla Pertumbuhan rambut merata, bersih.
Ekstrimit
as
Kedua bagian ekstrimitas simetris, tidak
oedema, tidak varises, tidak polidaktil,
adaptil, sindaktil, warna kuku merah muda.
Genetalia
Kedua labia mayora dan minora simtris,
lengkap, tidak oedema, tidak varises, tidak
ada condilomatalata dan condilo acuminata,
tampak darah di vagina, tidak tampak cairan
ketuban , lubang anus (+).
b.Palpasi
Kepala : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
abnormal.
Mata : Tidak ada nyeri tekan pada palpebra.
Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan tanda
sinusitis.
Leher :Tidak teraba pembesaran pada kelenjar
limfe, vena junggularis, dan kelenjar
tiroid.
Payudara : Tidak tegang, tidak ada benjolan
abnormal, colostrum -/-.
Extremitas : Tidak ada oedema, turgor kulit (-).
Abdomen : Belum teraba ballotement.
Axilla : Tidak teraba benjolan pada kelenjar
getah bening.
Ekstrimitas : Tugor kulit (+)
c.Auskultasi
Dada : Detak jantung normal, irama pernafasan
reguler, tidak ada ronchi dan wheezing.
Abdomen : Bising usus : (+)
21
Page 22
d.Perkusi
Reflek Patela : +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pembukaan 1 cm dan sebagian jaringan telah keluar.
3.2 Analisa Diagnosa dan Masalah
Dx : Ny “M” GIII P1001 Ab001 UK 13-14 minggu dengan Abortus
Incomplete.
Ds : Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan ketiganya
dengan usia kehamilan 3 bulan dan mengeluarkan darah
bergumpal-gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015 hingga
sekarang.
Do : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD: 100/70 mmHg
N : 81 x / menit
S : 36,5 °C
RR : 26 x / menit
Inspeksi : Tampak adanya pengeluaran darah dan
sebagian jaringan di vagina.
Palpasi : Belum teraba ballotement.
Pemeriksaan dalam :
Pembukaan 1 cm dan sebagian jaringan telah keluar.
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Anemis
22
Page 23
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter SpOG.
KIE tentang masalah ibu dan penanganannya.
3.5 Intervensi
Dx : Ny “M” GIII P1001 Ab001 UK 13-14 minggu dengan
Abortus Incomplete.
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi komplikasi.
Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi.
Mengantisipasi agar tidak terjadi perdarahan
berlebihan.
Kriteria Hasil : Keadaan umum baik.
TTV dalam batas normal.
Keadaan ibu baik.
Tidak terjadi komplikasi.
Tidak terjadi perdarahan.
Intervensi :
1.Lakukan pendekatan pada terapeutik pada ibu dan
keluarga.R / Agar tercipta hubungan saling percaya dan lebih
kooperatif dalam tindakan yang akan dilakukan.
2.Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.R / Ibu dapat mengerti dan lebih menerima keadaannya.
3.Anjurkan ibu untuk mengisi lembar inform concent dalam
pemberian advis dokter.R / Untuk persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan
pada ibu.
23
Page 24
4.Lakukan observasi tanda-tanda vital.R / Sebagai parameter keadaan ibu.
5.Lakukan observasi perdarahan.R / Sebagai parameter keadaan ibu.
6.Jelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan.R / Meningkatkan kooperatif ibu.
7.Lakukan kolaborasi dengan dokter anastesi dan dokter
SpOG.R / Melakukan curetage.
3.6 Implementasi
Tanggal : 17 Februari 2015 Jam :
08.00 WIB
1.Melakukan pendekatan pada klien secara terapeutik agar
ada kerja sama yang baik pada ibu dan keluarga.
2.Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada
ibu dan keluarga.
3.Memberikan inform concent pada ibu untuk ditandatangani
sebagai bukti persetujuan terhadap tindakan medis yang
akan dilakukan.
4.Melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
ibu untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi yang
diketahui dengan adanya peningkatan suhu tubuh.
5.Melakukan observasi perdarahan untuk mengetahui adanya
perdarahan terus-menerus dan berlebihan.
6.Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
7.Melakukan kerja sama dengan dokter SpOG dan dokter
anastesi untuk melakukan tindakan curetage.
24
Page 25
8.Mendampingi dokter SpOG melakukan curetage.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 17 Februari 2015 Jam :
09.30 WIB
S : Ibu mengatakan merasa lega karena proses curetage
telah berjalan dengan lancar.
O : Keadaan Umum: Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD: 110/70 mmHg
N : 81 x/menit
S : 37 °C
RR : 24 x/menit
Telah dilakukan curretage tanggal 17 Februari 2015 jam
09.00 oleh dokter SpOG dengan hasil terdapat gumpalan-
gumpalan darah dan sisa-sisa jaringan.
A : Ny “M” P1001 Ab002 Post Curretage dengan indikasi Abortus
Incomplete
P : Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Melakukan observasi TTV.
Melakukan observasi perdarahan.
Menganjurkan ibu untuk istirahat dan makan minum tanpa
pantang.
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian
obat :
Ciprofloxaxim 3 x 1
Bledstop 3 x 1
Menganjurkan pasien untuk kontrol.
25
Page 27
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian studi kasus yang membahas
kesenjangan yang ditemukan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus. Untuk memudahkan dalam penyusunan bab
pembahasan maka penyusun mengelompokkan sesuai dengan 7
langkah manajemen kebidanan.
Dalam studi kasus ini tidak didapatkan kesenjangan yang
ditemukan oleh penyusun selama melaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny.”M” GIII P1001 Ab001 Uk 13-14 minggu dengan Abortus
Incomplete.
27
Page 28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian /
seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan
sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluaran
tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu atau
berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,
SpOG, 2004).
Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002).
Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”M” GIII P1001
Ab001 Uk 13-14 minggu dengan Abortus Incomplete yaitu pada
tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif diperoleh
data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian
digunakan sebagai dasar dalam menemukan indentifikasi
diagnosa.
5.2 Saran
Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu
pengetahuan khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu
memberikan asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil , ibu
bersalin , ibu nifas bayi dan anak dalam praktek kebidanan
klinik.
28
Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Chuningham. 1995. Obstetri William. EGC, Jakarta
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC, Jakarta
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. EGC, Jakarta
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
3.Jilid1.Media Aesculapius FKUI, Jakarta
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi.Cetakan ke-II. EGC,
Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2001.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka, Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka, Jakarta
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. FKUP Bandung,
Bandung
Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.YBP-SP, Jakarta
Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta
30