Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 2004). Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O 2, pengeluran tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya. Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002). 1.2 Tujuan Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir, sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan kegawatdaruratan. 1
30

Abortus Incomplete

May 02, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Abortus Incomplete

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu atau

berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,

SpOG, 2004).

Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian /

seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan

sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut

dapat terjadi spontan atau seluruhnya.

Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil

konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada

sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002).

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

ibu bersalin, dan bayi baru lahir, sehingga dapat

memperluas, memperbanyak pengetahuan dan keterampilan

mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan

kegawatdaruratan.

1

Page 2: Abortus Incomplete

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Abortus

2.1.1 Pengertian

Abortus ialah kegagalan kehamilan sebelum berumur

28 mg atau berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba,

2001).

Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu

atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde

Manuaba, SpOG, 2004).

Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum janin

dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan

penyebabnya (Prof. SulaimanSastrawinata dkk, 2005).

2.1.2 Patofisiologi

Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam

desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan

sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi

terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi

benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan

uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan

seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang

menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu

keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena

kontraksi rahim, terjadi pedarahan, dan disertai

pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

2

Page 3: Abortus Incomplete

Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:

1.Sedikit-sedikit dan berlangsung lama

2.Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai

gumpalan

3.Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun,

dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan

darah turun, tampak anemis dan daerah ujung dingin.

Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:

1.Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum

terbentuk sempurna, dikeluarkan seluruh atau

sebagian dari hasil konsepsi

2.Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta

sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah

diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan

dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan proses

persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaturus

3.Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu

sehingga terjadi ancaman dalam bentuk gangguan

pembekuan darah.

(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).

2.1.3 Penyebab Abortus

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui

secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai

berikut:

1.Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang

baik atau kurang sempurna. Keduanya pembawa tanda,

yang ketika mencari pasangan terjadi penyimpangan

sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna

sehingga tidak mampu tumbuh sampai cukup umur.

3

Page 4: Abortus Incomplete

2.Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim

endometrium yang disebabkan kekurangan gizi .

3.Kehamilan jarak pendek.

4.Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti

penyakit jantung, paru, ginjal, tekanan darah

tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan gangguan

hormon pada ibu.

(Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).

2.1.4 Jenis-Jenis Abortus

1.Abortus Imminent

Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman

terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi

seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau

dipertahankan.

2.Abortus Insipien

Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda

dimana hasil konsepsi masih berada pada kavum uteri.

3.Abortus Incomplete

Pedarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari

hasil konsepsi telah keluar.

4.Abortus Complete

Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil

konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.

5.Abortus Infeksiosa

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai

komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau

toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat

menimbulkan septicemia.

6.Retensi Janin Mati

4

Page 5: Abortus Incomplete

Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan

retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8

minggu atau lebih.

7.Abortus Resiko Tinggi

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana

pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup

keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga

dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.

2.1.5 Komplikasi Abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai

berikut:

1.Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus

dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu

pemberian transfusi darah. Kematian karena

perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak

diberikan pada waktunya.

2.Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi

terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi.

Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-

amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu

segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari

luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka

perforasi atau perlu histerektomi.

3.Infeksi

Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada

tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada

abortus inkomplete dan lebih sering pada abortus

5

Page 6: Abortus Incomplete

buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis

dan antisepsis.

4.Syok

Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan

(syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok

endoseptik).

2.1.6 Tanda dan Gejala

1. Terlambat haid kurang dari 20 mg.

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah

atau kesadaran menurun, tekanan darah normal /

menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,

suhu badan normal atau meningkat.

3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya

jaringan konsepsi.

4. Rasa mules atau kram perut di daerah simpisis,

sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi

uterus.

5. Pemeriksaan ginekologi

a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada /

tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak

bau busuk dari vulva.

b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium

uteru terbuka / tertutup, ada / tidak jaringan-

jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan

atau jaringan berbau busuk dari ostium.

c) Colok vagina

6

Page 7: Abortus Incomplete

Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak

jaringan pada kavum uteri, besar uterus sesuai

atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak

nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri pada

perabaan adneksa, kavum douglasi tidak

menonjol / tidak nyeri.

2.2 Konsep Dasar Abortus Incomplete

2.2.1 Pengertian

Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian

hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono,

2002).

Abortus incomplete adalah keguguran tidak lengkap

ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi

dari uterus sehingga sisanya memberi gejala klinis.

2.2.2 Etiologi

Penyebab abortus incomplete adalah antara lain:

1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan

kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan

hasil konsepsi dikeluarkan.

Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi

karena:

a. Faktor kromosom

Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom

termasuk kromosom seks.

b. Faktor lingkungan endometrium

7

Page 8: Abortus Incomplete

a.Endometrium yang belum siap untuk menerima

implantasi hasil konsepsi

b.Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu

pendek jarak kehamilan

c. Pengaruh luar

a.Infeksi endometrium, endometrium belum siap

menerima hasil konsepsi

b.Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan

radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi

terganggu

2. Kelainan pada plesenta

a.Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab,

sehingga plasenta tidak dapat berfungsi

b.Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada

DM

c.Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah

ke plasenta sehingga terjadi abortus

3. Penyakit ibu

Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi

pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:

a.Penyakit infeksi seperti pnumonio, tifus

abdominalis, malaria, sifilis

b.Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran

O2 menuju sirkulasi uterus plasenta

c.Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit

ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus

d.Kelainan yang terdapat dalam rahim

Rahim merupakan tembat tumbuh kembangnya janin

dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma

uteri bekas operasi serviks.

8

Page 9: Abortus Incomplete

2.2.3 Patofisiologis

Patofisiologi terjadi abortus melalui dari

terlepasnya sebagian / seluruhnya jaringan plasenta.

Yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan

nutrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat terjadi

spontan seluruhnya / sebagian masih tertinggal yang

menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu

keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena

kontraksi rahim. Terjadinya perdarahan dan disertai

pengeluaran seluruh / sebagian hasil konsepsi.

a.Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:

1.Sedikit-sedikit dan berlangsung lama

2.Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai

gumpalan

3.Akibat perdarahan tidak menumbuhkan gangguan

apapun tapi dapat menimbulkan shock, nadi

meningkat, tekanan darah menurn, anemia

b.Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervarisi:

1.Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana

plasenta terbentuk sempurna dikeluarkan /

sebagian hasil konsepsi.

2.Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6

minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk

gangguan pembukaan darah (Sarwono, 2002).

2.2.4 Gejala Abortus Incomplete

1.Nyeri abdomen

Nyeri kram supra pubik terjadi akibat kontraksi

uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-

9

Page 10: Abortus Incomplete

mula nyeri cenderung ringan dan secara bertahap

menjadi lebih hebat.

2.Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam merupakan gejala yang paling

khas dari abortus incomplete. Jumlah perdarahan

cenderung lebih banyak dari pada darah haid masa

perdarahan mungkin hebat dan bahkan cukup

berlebihan untuk menyebabkan syok hipovolomik.

3.Selama jaringan plasenta masih tetap melekat

sebagian pada dinding uterus, maka kontraksi

miometrium terganggu. Pembuluh darah didalam segmen

telanjang pada tempat plasenta berdarah hebat

pasien dapat mengeluarkan banyak bekuan darah atau

janin yang dapat dikenal sebagai jarinagan

plasenta.

4.Haid

Biasanya pasien melewatkan 2 siklus haid, kerena

abortus incomplete cenderung terjadi kira-kira 10

minggu setelah mulainya siklus haid terakhir.

5.Gejala kehamilan

Banyak pasien yang sadar akan kehilangan,

kehamilan, gejala kehamilan subjektif. Gejala ini

mungkin menendakan kematian janin intra uterine

yang mendahului abortus incomplete.

2.2.5 Gejala Klinik yang mungkin Terjadi

1. Gejala klinis abortus incomplete

10

Page 11: Abortus Incomplete

a.Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan

anemis.

b.Perdarahan mendadak, banyak menimbulkan keadaan

gawat.

c.Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi.

d.Dapat terjadi degenerasi ganas.

2. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran

a.Kanalis servikalis terbuka.

b.Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis

servikalis.

c.Kanalis servikalis tertutup dengan perdarahan

berlangsung terus.

d.Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bartahan.

3. Pada pemeriksaan umum

a.Suhu badan normal, kecuali ada infeksi, penyerta

nadi, tekanan darah, respirasi normal, kecuali

abortus terinfeksi atau hipovolemia akibat

perdarahan berlebihan.

b.Abdomen massanya lunak dan tidak nyeri tekan.

c.Pelvis : pada pemeriksaaan spekulum sering vagina

banyak mengandung bekuan dan serviks tampak

mendatar dan dilatasi jaringan plasenta dapat

terlihat di ostium uteri atau vagina.

d.Vagina : serviks lunak, dilatasi dan mendatar

jaringan plasenta atau bekuan darah, uterus

membesar dan lunak.

4. Test laboratorium

Hitung sel darah lengkap dengan apusan darah,

hitung leukosit biasanya dalam batas normal,

kecuali ada infeksi penyerta. Apusan darah,

11

Page 12: Abortus Incomplete

hemoglobin, nilai hemotokrit menunjukan perdarahan

sebelumnya atau anemia terlebih dahulu.

2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan

kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya

dilakukan dengan cara : bertahap dan sistematis, melalui

suatu proses yang disebut manajemen kebidanan, manajemen

kebidanan menurut Varney, 1997.

Proses pemecahan masalah :

1. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.

2. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis.

3. Untuk pengambilan suatu keputusan.

4. Yang berfokus pada klien.

Langkah-langkah

1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai

keadaan klien secara keseluruhan.

2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa

atau masalah.

3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

12

Page 13: Abortus Incomplete

serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat

dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada

langkah-langkah sebelumnya.

6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan,

mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek

asuhan yang tidak efektif.

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Terdiri dari data subjektif data objektif. Data

subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Termasuk data

subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat

kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,

psikologi, spiritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test

diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data

objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan

kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan

khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan

penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

Langkah II : Menganalisa Diagnosa dan Masalah

Pada langkah ini dilakukan analisa terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan.

13

Page 14: Abortus Incomplete

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah

Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah

yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan

diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau

masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera,

untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi.

Langkah VI : Pelaksanaan langsung Asuhan dengan efisien dan

aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya

oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim

14

Page 15: Abortus Incomplete

kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia

tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam

diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika

memang benar dalam pelaksanaannya.

15

Page 16: Abortus Incomplete

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data

Tanggal : 17 Februari 2015

Jam : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Bersalin RS Bhayangkara Hasta Brata Batu

No. Reg : 02-22-67

A.Data Subjektif

1.Biodata

Nama Ibu : Ny "M" Nama Suami : Tn "I"

Umur : 19 tahun Umur : 23 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :

Tukang

Alamat : Dewi Sri RT 30 RW 14, Pujon

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang ketiga

dengan usia kehamilan 3 bulan dan mengeluh nyeri pada

perut bagian bawah dan mengeluarkan darah bergumpal-

gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015 hingga sekarang.

3. Riwayat Kesehatan Ibu Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,

seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis, tidak

mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, kencing

manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak

ada keturunan kembar.

16

Page 17: Abortus Incomplete

4. Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular,

seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis, tidak

mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, kencing

manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak

ada keturunan kembar.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit

menular, seperti TBC, sakit kuning atau hepatitis,

tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,

kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma.

Keluarga ibu dan suami tidak memiliki keturunan kembar.

6. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : 7 hari

HPHT : 14-11-2014

TP : 21-08-2015

7. Riwayat Perkawinan

Nikah : 1 (satu)

Lama menikah: 3 tahun

Usia saat nikah :16 tahun

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak Yang Lalu

Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak

yang lalu

No

Kehamilan PersalinanNifa

s

Anak

ASI

Hami

l

Ke UK

Penyul

Jeni

s

Penolo

ngPe

nyul

Sex

BBL

Umur

17

Page 18: Abortus Incomplete

1Ke-

1

Ater

m-

Spt

B

Bida

n-

±40

hrL

270

0

9

thn

2

thn

2 RIWAYAT ABORTUS

3 KEHAMILAN INI

9. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga. Pada awal

kehamilan ibu merasa mual muntah dan diberikan vitamin

B6 oleh bidan. Pada umur kehamilan 13 minggu ibu

mengeluh nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan

darah bergumpal-gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015.

Saat periksa USG di diagnosa dokter bahwa ibu mengalami

keguguran dan harus dilakukan curretage.

10. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB Suntik 3 bulan

selama 1 tahun terakhir setelah melahirkan anak yang

pertama.

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Tabel 3.2 Pola Kebiasaan sehari-hari

POLA SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL

Nutrisi

Ibu makan dengan

porsi cukup dan

lauk seimbang. Ibu

minum 6-7

gelas/hari.

Ibu makan dengan

porsi lebih sedikit

namun sering. Ibu

minum 7-8 gelas/hari.

Istirahat Ibu tidur malam 7- Ibu tidur siang 1-2

18

Page 19: Abortus Incomplete

8 jam/hari.jam/hari. Ibu tidur

malam 7-8 jam/hari.

EliminasiIbu BAB 1x/hari

dan BAK 4-5x/hari.

Ibu BAB 1x/hari dan

BAK 5-6x/hari.

Aktivitas

Ibu melakukan

pekerjaan rumah

seperti biasa.

Ibu mengurangi

aktivitas pekerjaan

rumah dan berat

lainnya.

Kebersiha

n

Ibu mandi 2x/hari,

gosok gigi

2x/hari, keramas

3x/minggu, dan

ganti CD setiap

kali mandi.

Ibu mandi 2x/hari,

gosok gigi 2x/hari,

keramas 2x/minggu,

dan ganti CD setiap

kali mandi.

Seksual

Ibu melakukan

hubungan

3x/minggu.

Ibu melakukan

hubungan 1x/minggu.

12. Data Psikososial

Psikososial : Ibu mengatakan merasa sedih karena

mengalami keguguran.

Budaya : Ibu menganut adat jawa seperti tingkeban,

dll.

Spiritual : Ibu mengatakan beragama islam.

B.Data Objektif

1.Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TB : 158 cm

19

Page 20: Abortus Incomplete

BB : 60 kg

TTV : TD : 100/70 mmHg

N : 81 x / menit

S : 36,5 °C

RR : 26 x / menit

2.Pemeriksaan Fisik

a.Inspeksi

Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik

Kepala Bentuk kepala bulat, rambut hitam, bersih.

MukaBentuk muka bulat, wajah terlihat pucat,

tidak sembab, tidak ada cloasma gravidarum.

MataKedua mata simetris, warna konjungtiva merah

muda, warna sklera putih, reflek pupil

normal.

HidungKedua lubang hidung simetris, warna mukosa

hidung normal, bersih, tidak ada polip, tidak

ada pernafasan cuping hidung.

TelingaKedua daun telinga simetris, daun telinga

lengkap, bersih, tidak ada benjolan abnormal.

Mulut

Kedua mukosa bibir simteris, warna mukosa

bibir merah muda, bibir lembab, gigi bersih

dan tidak berlubang, tidak caries, tidak ada

sariawan, tidak ada tonsillitis.

Leher Tidak ada pembesaran pada vena junggularis.

DadaDada cembung, tidak ada retraksi dinding

dada.

PayudaraKedua payudara simetris, warna areola mamae

hiperpigmentasi, kelenjar monsgomeri baik,

puting menonjol.

AbdomenBelum tampak pembesaran pada perut, tidak

ada luka bekas operasi.

20

Page 21: Abortus Incomplete

Axilla Pertumbuhan rambut merata, bersih.

Ekstrimit

as

Kedua bagian ekstrimitas simetris, tidak

oedema, tidak varises, tidak polidaktil,

adaptil, sindaktil, warna kuku merah muda.

Genetalia

Kedua labia mayora dan minora simtris,

lengkap, tidak oedema, tidak varises, tidak

ada condilomatalata dan condilo acuminata,

tampak darah di vagina, tidak tampak cairan

ketuban , lubang anus (+).

b.Palpasi

Kepala : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan

abnormal.

Mata : Tidak ada nyeri tekan pada palpebra.

Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan tanda

sinusitis.

Leher :Tidak teraba pembesaran pada kelenjar

limfe, vena junggularis, dan kelenjar

tiroid.

Payudara : Tidak tegang, tidak ada benjolan

abnormal, colostrum -/-.

Extremitas : Tidak ada oedema, turgor kulit (-).

Abdomen : Belum teraba ballotement.

Axilla : Tidak teraba benjolan pada kelenjar

getah bening.

Ekstrimitas : Tugor kulit (+)

c.Auskultasi

Dada : Detak jantung normal, irama pernafasan

reguler, tidak ada ronchi dan wheezing.

Abdomen : Bising usus : (+)

21

Page 22: Abortus Incomplete

d.Perkusi

Reflek Patela : +/+

3. Pemeriksaan Dalam

Pembukaan 1 cm dan sebagian jaringan telah keluar.

3.2 Analisa Diagnosa dan Masalah

Dx : Ny “M” GIII P1001 Ab001 UK 13-14 minggu dengan Abortus

Incomplete.

Ds : Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan ketiganya

dengan usia kehamilan 3 bulan dan mengeluarkan darah

bergumpal-gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015 hingga

sekarang.

Do : Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD: 100/70 mmHg

N : 81 x / menit

S : 36,5 °C

RR : 26 x / menit

Inspeksi : Tampak adanya pengeluaran darah dan

sebagian jaringan di vagina.

Palpasi : Belum teraba ballotement.

Pemeriksaan dalam :

Pembukaan 1 cm dan sebagian jaringan telah keluar.

3.3 Identifikasi Masalah Potensial

1. Perdarahan

2. Infeksi

3. Anemis

22

Page 23: Abortus Incomplete

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Kolaborasi dengan dokter SpOG.

KIE tentang masalah ibu dan penanganannya.

3.5 Intervensi

Dx : Ny “M” GIII P1001 Ab001 UK 13-14 minggu dengan

Abortus Incomplete.

Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi komplikasi.

Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi.

Mengantisipasi agar tidak terjadi perdarahan

berlebihan.

Kriteria Hasil : Keadaan umum baik.

TTV dalam batas normal.

Keadaan ibu baik.

Tidak terjadi komplikasi.

Tidak terjadi perdarahan.

Intervensi :

1.Lakukan pendekatan pada terapeutik pada ibu dan

keluarga.R / Agar tercipta hubungan saling percaya dan lebih

kooperatif dalam tindakan yang akan dilakukan.

2.Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.R / Ibu dapat mengerti dan lebih menerima keadaannya.

3.Anjurkan ibu untuk mengisi lembar inform concent dalam

pemberian advis dokter.R / Untuk persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan

pada ibu.

23

Page 24: Abortus Incomplete

4.Lakukan observasi tanda-tanda vital.R / Sebagai parameter keadaan ibu.

5.Lakukan observasi perdarahan.R / Sebagai parameter keadaan ibu.

6.Jelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan.R / Meningkatkan kooperatif ibu.

7.Lakukan kolaborasi dengan dokter anastesi dan dokter

SpOG.R / Melakukan curetage.

3.6 Implementasi

Tanggal : 17 Februari 2015 Jam :

08.00 WIB

1.Melakukan pendekatan pada klien secara terapeutik agar

ada kerja sama yang baik pada ibu dan keluarga.

2.Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada

ibu dan keluarga.

3.Memberikan inform concent pada ibu untuk ditandatangani

sebagai bukti persetujuan terhadap tindakan medis yang

akan dilakukan.

4.Melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum

ibu untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi yang

diketahui dengan adanya peningkatan suhu tubuh.

5.Melakukan observasi perdarahan untuk mengetahui adanya

perdarahan terus-menerus dan berlebihan.

6.Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan pada

pasien.

7.Melakukan kerja sama dengan dokter SpOG dan dokter

anastesi untuk melakukan tindakan curetage.

24

Page 25: Abortus Incomplete

8.Mendampingi dokter SpOG melakukan curetage.

3.7 Evaluasi

Tanggal : 17 Februari 2015 Jam :

09.30 WIB

S : Ibu mengatakan merasa lega karena proses curetage

telah berjalan dengan lancar.

O : Keadaan Umum: Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD: 110/70 mmHg

N : 81 x/menit

S : 37 °C

RR : 24 x/menit

Telah dilakukan curretage tanggal 17 Februari 2015 jam

09.00 oleh dokter SpOG dengan hasil terdapat gumpalan-

gumpalan darah dan sisa-sisa jaringan.

A : Ny “M” P1001 Ab002 Post Curretage dengan indikasi Abortus

Incomplete

P : Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Melakukan observasi TTV.

Melakukan observasi perdarahan.

Menganjurkan ibu untuk istirahat dan makan minum tanpa

pantang.

Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian

obat :

Ciprofloxaxim 3 x 1

Bledstop 3 x 1

Menganjurkan pasien untuk kontrol.

25

Page 26: Abortus Incomplete

26

Page 27: Abortus Incomplete

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian studi kasus yang membahas

kesenjangan yang ditemukan antara tinjauan teori dan

tinjauan kasus. Untuk memudahkan dalam penyusunan bab

pembahasan maka penyusun mengelompokkan sesuai dengan 7

langkah manajemen kebidanan.

Dalam studi kasus ini tidak didapatkan kesenjangan yang

ditemukan oleh penyusun selama melaksanakan asuhan kebidanan

pada Ny.”M” GIII P1001 Ab001 Uk 13-14 minggu dengan Abortus

Incomplete.

27

Page 28: Abortus Incomplete

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian /

seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan

sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluaran

tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.

Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai berat 500 gram atau kurang dari 28 minggu atau

berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,

SpOG, 2004).

Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil

konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada

sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002).

Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”M” GIII P1001

Ab001 Uk 13-14 minggu dengan Abortus Incomplete yaitu pada

tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif diperoleh

data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian

digunakan sebagai dasar dalam menemukan indentifikasi

diagnosa.

5.2 Saran

Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu

pengetahuan khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu

memberikan asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil , ibu

bersalin , ibu nifas bayi dan anak dalam praktek kebidanan

klinik.

28

Page 29: Abortus Incomplete

29

Page 30: Abortus Incomplete

DAFTAR PUSTAKA

Chuningham. 1995. Obstetri William. EGC, Jakarta

Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC, Jakarta

Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana. EGC, Jakarta

Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi

3.Jilid1.Media Aesculapius FKUI, Jakarta

Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi.Cetakan ke-II. EGC,

Jakarta

Prawirohario.Sarwono, 2001.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina

Pustaka, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

Prawirohario.Sarwono, 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina

Pustaka, Jakarta

Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. FKUP Bandung,

Bandung

Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.YBP-SP, Jakarta

Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta

30