7/13/2019 82192774 Referat Omsk
1/20
II.2. Otitis Media Supuratif Kronik
II.2.1. Definisi
Ot i t i s Med i a Supur a t i f Kr on i k ( OMSK) mer upakan s ua t u r adang
kroni s t e l inga t engah dengan per foras i membran t impani dan r iwayat
keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.
II.2.2. Epidemiologi
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden
OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosio-ekonomi. Misaln ya, OMSK lebih
sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin
Austr al ia dan orang kuli t hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban
dunia akibat OMSK in i d ip ik ul ol eh ne gar a -n eg ara di Asi a T en gga ra, da er ah
Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial
ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek
merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara
yang sedang berkembang.
Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal
definisi penyakit, metode sampl ing serta mutu metodologi, menunjukkan beban
dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta orang dengan telinga berair, 60% di
antaranya (39200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara
umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan
25% dari pasien -pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.
II.2.3. Etiologi
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang
dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis,
rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang
abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan
Downs syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan
faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden
OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
2/20
hipogammaglobulinemia) dan cell- mediated ( seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit)
dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.
Penyebab OMSK antara lain:
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai
hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana kelompok
sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini
berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.
Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden OMSK
berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel
udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer
atau sekunder.
Otitis media sebelumnya.
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media
akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang menyebabkan
satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis
Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hampir tidak bervariasi
pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur yang digunakan adalah
tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa
organisme lainnya.
Infeksi saluran nafas atas
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas.
Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan
tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga
memudahkan pertumbuhan bakteri. Organisme-organisme dari meatus auditoris
eksternal termasuk Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan
Aspergil lus . Organisme dari nasofaring diantaranya Streptococcus viridians(Streptococcus
-hemolitikus, Streptococcus -hemolitikus danPneumococcus).
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
3/20
Autoimun
Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis
media kronis.
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang
bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap
antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti
kemungkinannya.
Gangguan fungsi tuba eustachius.
Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi
apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga
yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan
umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi
normal.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada
OMSK :
1. Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekrettelinga purulen berlanjut.
2. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan padaperforasi.
3. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasiepitel.
4. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepatdiatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan
dari perforasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis
majemuk, antara lain :
1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
2. Perforasi membran timpani yang menetap.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
4/20
3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telingatengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkanoleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis.
5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.
II.2.4. Patogenesis
Banyak penelitian pada hewan percobaan dan preparat tulang temporal menemukan
bahwa adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan
rongga di belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah (kavum timpani),
merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah ini (otitis media).
Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan
membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan
udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi tuba yang
belum sempurna, tuba yang pendek , penampang re la ti f besar pada an ak dan posi si
tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada
anak akan leb ih mudah menjala r ke t elinga tengah sehi ngga l ebih sering
menimbulkan Otitis Media daripada dewasa.
Gambar Anatomi Tuba Eustachius Anak dan Dewasa
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
5/20
Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari
nasofaring melalui tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya
infeksi dari telinga tengah. Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator
peradangan pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil,
monosit, dan l eukos i t s er t a se l lokal seper t i kera t in os i t dan se l mas tos i t
ak i ba t p r os es i n f eks i t e r s ebu t akan menambah pe r mi ab i l i t a s pembul uh
darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya
peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena
stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga tengah.
Bagan perjalanan penyakit Otitis Media Supuratif Kronik
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
6/20
Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari
s a t u l ap i s an , ep i t e l s kuamos a s ede r hana , men j ad i pseudostratified respiratory
epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini
mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta
pembuluh dar ah . Penyembuh an Ot it is Media dit and ai dengan hi langnya se l -sel
tambahan ter sebut dan kembal i ke bentuk lapisan epitel sederhana.
II.2.5 Klasifikasi
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala
klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Beberapa faktor lain
yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi Tuba eustachius, infeksi
saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada
pasi en den gan daya tahan t u buh yan g re n d ah , d i s ampi ng i t u c ampuran
bak t e r i ae ro b d an ana e r ob , l uas dan d er a j a t pe ru bah an muk osa , s e r t a
migras i sekun der dar i ep i t e l skuam ous . Sekr e t mukoid kroni s
berhubungan dengan hiperplasia gobl et se l, met ap las ia dar i mukos a telinga
tengah pada tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:
A. Kongen i t a lKriteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital, menurut Derlaki dan Clemis (1965)
adalah :
Berkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh. Tidak ada riwayat otitis media sebelumnya.
Pada mulanya dari jaringan embrional dari epitel skuamous atau dari epitel undiferential
yang berubah menjadi epitel skuamous selama perkembangan. Kongenital kolesteatom lebih
sering ditemukan pada telinga tengah atau tulang temporal, umumnya pada apeks
petrosa. Dapat menyebabkan fasialis parese, tuli saraf berat unilateral, dan gangguan
keseimbangan.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
7/20
B . Di dapa t .Ko l es t ea t oma yang d i dapa t s e r i ngnya be r kembang da r i s ua t u kan t ong
retraksi. Jika telah terbentuk adhesi antara permukaan bawah kantong retraksi
dengan komponen telinga tengah, kantong tersebut sulit untuk mengalami perbaikan
bahkan jika ven ti las i te linga tengah kembal i normal : mereka menj ad i area kolaps
pada segmen atik atau segmen posterior pars tensa membrane timpani.
Epitel skuamosa pada membrane timpani normalnya membuang lapisan sel-sel
mati dan tidak terjadi akumulasi debris, tapi jika terbentuk kantong retraksi da n p r oses
p embe rs i han in i gaga l , de br i s ke ra t in a kan t e rk umpul d an p ad a akhirnya
membentuk kolesteatoma.
Pengeluaran epitel melalui leher kantong yang sempit menjadi sangat sulit dan lesi
tersebut membesar. Membran timpani tidak mengalami perforasi dalam arti kata yang
sebenarnya : lubang yang terlihat sangat kecil, merupakan suatu lubang sempit yang
tampak seperti suatu kantong retraksi yang berbentuk seperti botol, botol itu sendiri penuh
dengan debris epitel yang menyerupai lilin.
Teori lain pembentukan kolesteatoma menyatakan bahwa metaplasia skuamosa
pada mukosa te li nga tengah ter jad i sebaga i respon terhadap in feksi kroni k at au
adan ya suatu pertumbuhan ke dal am dari ep itel sku amosa di sekitar pinggir perforasi,
terutama pada perforasi marginal.
Destruksi tulang merupakan suatu gambaran dari kolesteatoma didapat, yang
dapat terjadi akibat aktivitas enzimatik pada lapisan subepitel. Granuloma
kolesterol tidak memiliki hubungan dengan kolesteatoma, meskipun namanya
hampir mirip dan kedua kondisi ini dapat terjadi secara bersamaan pada telinga
tengah atau mastoid.
Gr anu l oma ko l es t e r o l , d i s ebabkan o l eh adanya k r i s t a l ko l es t e r o l da r i
eksudat serosanguin yang ada sebelumnya. Kristal ini menyebabkan reaksi benda asing, dengan
cirsi khas sel raksasa dan jaringan granulomatosa.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
8/20
Gambar 2: perjalanan penyakit OMSK
II.2.6 Manifestasi Klinis
1. Telinga berair (otorrhoe)Sekr e t be r s i f a t pu r u l en ( ken t a l , pu t i h ) a t au muko i d ( s epe r t i a i r
dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan
oleh akt ivitas kelenjar sek reto r ik tel ing a ten gah dan mas toid .
Pad a O MSK t ip e j i nak , c ai ra n ya ng kel uar mukopus yang t idak
berbau busuk yang sering kal i sebagai reaksi ir it as i mukos a tel inga ten gah
oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya
hilang-timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran
nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada
OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang
sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degener as in ya . Dapat te rl ih at kep ing-keping keci l, ber warna putih,
mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hi lan g ka rena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
9/20
bercampur darah berhubungan dengan adan ya jar in gan granu las i dan po lip te li nga
dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret
yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya
dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan
pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah
yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif
ke fe ne str a ov ali s . Bi la t i da k dijumpai kolesteatom, tul i konduktif kurang
dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan
dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih
dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat
ka r ena pu t us nya r an t a i t u l ang pendengar an , t e t ap i s e r i ng ka l i j uga
kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang
pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati.
Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan
beru langn ya i n f eks i k a r en a pen e t r as i t oks in m el a lu i j en de l a b ul a t
(foramen rotundum) atau f is tel labir in tanpa terjadinya labir ini t is
supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat,
hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.
3. Otalgia ( nyeri telinga)Nyeri tida k lazim dikeluhkan penderi ta OMSK, dan bila ada
merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena
terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman
komplikas i akibat hambatan pengal i ran sekret , terpaparnya durameter
atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan absesotak. Nyeri
telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.
Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal
abses atau trombosis sinus lateralis.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
10/20
4. VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan
vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada pan deri ta yang sensi ti f
keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani
yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu.
Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo.
Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan
temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga
tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana
mungkin berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus
OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif
dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga
telinga tengah.
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna
Adanya Abses atau fistel retroaurikular Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani
Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom) Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
11/20
Bagan manifestasi klinis Otitis Media Supuratif Kronik
II.2.7 Pemeriksaan Klinis
Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut :
1. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli
konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
12/20
ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobili tas sis tim penghantaran sua ra di tel in ga te ng ah .
Papar e l a , Br ady dan Hoe l ( 1970) me l apor kan pada pender i t a
OMSK ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk
toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga
menyebabkan pe nu ru na n am ba ng h an ta ra n tu la ng s ec ar a
temporer /permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal
kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea.
Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang
berat, dan ketulian total, t e rgan t u ng da r i has i l p em er i ks aan (a ud i omet r i
atau test berbisik) . Derajat ketulian ditentukan dengan membandingkan
rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan
terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969. Derajat
ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.
Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran
Normal : -10 dB sampai 26 Db Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB Tuli total : lebih dari 90 dB.
Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea.
Dengan menggunakan aud i omet r i nada mur n i pada han t a r an uda r a
dan tulang serta penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang
penden garan dapat diperkir akan , dan bisa ditentukan manfaat operasi
rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. Untuk melakukan evaluasi
ini, observasi berikut bisa membantu:
1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50
dB apabila disertai perforasi.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
13/20
3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuhmenyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.
4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaanhantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.
Pemeriksaan audiologi pada OMSK harus dimulai oleh penilaian
pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test Barani. Audiometri tutur dengan
maskingadalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur.
2. Pemeriksaan Radiologi.Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai
diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.
Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak
sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid
yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi
kesan kolesteatom. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah :
1. Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arahlateraldan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi
sinus lateral dan tegm en. Pad a kea daa n mas toid yang skl er i t ik,
gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari
dura atau sinus lateral.
2. Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat
diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.
3. Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosusdan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan
kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan
melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.
4. Pr oyeks i Chaus e I I I , member i gambar an a t i k s eca r a l ong i t ud i na lsehingga dapatmemperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik.
Politomografi dan atau CT scandapat menggambarkan kerusakan tulang
oleh karena kolesteatom, ada atau tidak tulang-tulang pendengaran dan
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
14/20
b eb e rap a kas us t e r l i ha t f i s t u l a p ad a k an al i s s emis i r kul a r i s
horizontal. Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya
dengan has i lX- ray sa ja . Pada keadaan t er t entu seper t i b i l a
dijumpai sinus lateralis terletak lebihanterior menunjukan adanya
penyakit mastoid.
Cholesteatoma yang terjadi pada daerah atik atau pars flasida. Banyak
teori yang diajukan sebagai penyebab cholesteatoma didapat primer, tetapi sampai
sekarang belum ada yang bisa menunjukan penyebab yang sebenarnya.
Secondary acquired cholesteatoma. Berkembang dari suatu kantong retraksi
yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars
tensa. Khasnya perforasi marginalpada bagian posterosuperior. Terbentuknya dari
epitel kanal aurikula eksternayang masuk ke kavum timpani melalui
pe r f or as i memb r an t i mp an i a t au kantong retraksi membran timpani pars tensa.
II.2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OMSK yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor penyebab
dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian haruslah dievaluasi faktor-faktor
yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahan-perubahan anatomi yang
menghalangi penyembuhan serta mengganggu fungsi, dan proses infeksi yang
terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi
obat-obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas:
1. Konservatif2. Operasi
Penatalaksanaan OMSK Benigna Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera
berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
15/20
dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah
infeks i berulang serta gangguan pendengaran.
Penatalaksanaan OMSK Benigna Aktif
Prinsip pengobatan OMSK benigna aktif adalah:
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani (aural toilet)Tujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk
perkembangan mikroorganisme, kar ena sekret te linga merupak an media yang
baik bagi per kembangan mikroorganisme.
Bagan pengerjaan aural toilet
Cara pembersihan liang telinga (aural toilet)
a. Aural toilet secara kering ( dry mopping).Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril, setelah dibersihkan dapat
di beri antibiotik berbentuk serbuk. Car a ini sebaiknya dilakukan di klinik
atau dapat juga dilakukan olehanggota keluarga. Pembersihan liang telinga
dapat dil akukan setiap hari sampai telingakering.
b. Aural toilet secara basah ( syringing)Telinga disemprot dengan cairan untuk membuang debris dan nanah,
kemudian dengan kapas l id i s t e r i l dan d iber i serbuk ant ib io t ik .
Meskipun cara ini sangat efektif untuk membersihkan telinga tengah, tetapi
dapat mengakibatkan penyebaran infeksi ke bagian lain dan ke mastoid. Pemberian
serbuk antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi sens it if itas
pada ku li t. Dalam hal in i dapat di ganti dengan serbuk antiseptik, misalnya asam
boric dengan Iodine.
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
16/20
c. Aural toilet dengan pengisapan ( suction toilet)Pembersihan dengan suction pada nanah, dengan bantuan mikroskopis
operasi adalah metode yang paling populer saat ini. Kemudian dilakukan
pengangkatan mukosa yangberproliferasi dan polipoid sehingga sumber infeksi dapat
dihilangkan. Akibatnya terjadi drainase yang baik dan resorbsi mukosa.
Pada orang dewasa yang koperat i f cara inidi lakukan tanpa anas tes i
tetapi pada anak-anak diperlukan anastesi. Pencucian telinga dengan H2O2
3% akan mencapa i s a s a r annya b i l a d i l akukan dengan d i s p l acemen t
methode seperti yang dianjurkan oleh Mawson dan Ludmann.
2. Pemberian antibiotika :
a. Antibiotika/antimikroba topikal
Terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan antibiotika
topikal untuk OMSK. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan
secret yang banyak tanpa dibe rsihkan dulu, adalah tidak efekt if. Bila sekret
berkurang/ tidak progresi f lagi diberikan ob at te tes yang men gandun g antibiotik dan
kort ikosteroid. Dianjurkan ir igasi dengan garam faal agar l ingkungan bersifat
as am da n me rup ak an me di a yan g b ur uk untuk tumbuhnya kuman. Selain itu
dikatakan bahwa tempat infeksi pada OMSK sulitdicapai oleh antibiotika topikal.
Djaafar dan Gitowirjono menggunakan antibiotik topical sesudah irigasi sekret
p ro fus d en gan ha s i l cuku p m emu askan , ke cu al i kasus d en gan jaringan
patologi s yang menetap pada te li nga ten gah dan kavum mastoid. Menginga t
p embe r i an ob at t op i ka l d i maks ud k an aga r ma suk s a mpa i t e l i nga t en ga h,
maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya
tidak lebih dari 1minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik adalah dengan
berdasarkan kul tu r kuman penyebab dan uj i re sist ensi . Oba t-oba tan topikal dap at
berupa bubuk at au tet es telinga yang biasanya dipakai setelah telinga dibersihkan dahulu.
Bubuk telinga yang digunakan seperti:
1) Acidum boricum dengan atau tanpa iodine2) Terramycin3) Acidum boricum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
17/20
Pengobatan antibiotika topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif,
dikombinasi dengan pembersihan telinga, baik pada anak maupun dewasa. Neomisin
dapat melawan kuman Pr oteus dan Staphylococcus aureus tetapi tidak aktif
melawan gram negat i f anaerob dan mempunyai ker j a yang t erba tas melawan
P s eu do monas ka re na meningkatnya resistensi. Polimiksin efektif melawan
Pseudomonas aeruginosa dan bebe rapa gram negat i f t e t ap i t ida k ef ekt i f
melawan organisme gram posi t i f . Seper t i aminogl ikos ida yang lain,
Gentamisin dan Framisetin sulfat aktif melawan basil gram negative. Tidak ada satu
pun aminoglikosida yang efektif melawan kuman anaerob.
Biasanya tetes telinga mengandung kombinasi neomisin, polimiksin dan
hidrokortison, bila sensitif dengan obat ini dapat digunakan sulfanilaid-steroid tetes
mata. Kloram fenikol t e t es t e l inga t e r sed ia da l am a cid ca r r i e r d an t e l inga
akan sakit bila diteteskan. Kloramfenikol aktif melawan basil gram positif dan
gram negative kecuali Pseudomonas aeruginosa, tetapi juga efektif melawan kuman
anaerob, khususnya. Pemakaian jangka panjang lama obat t etes te linga yang
mengandung aminoglikosida akan merusak foramen rotundum, yang akan menyebabkan
ototoksik.
Ant i b i o t i ka t op i ka l yang s e r i ng d i gunakan pada pengoba t an Ot i t i s
Me di a Supu ra ti f Kronik (OMSK) adalah
Bagan antibiotika topikal pada pengobatan OMSK
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
18/20
Sebagai catatan, terapi topikal lebih baik dibandingkan dengan terapi sistemik.
Tujuannya untuk mendapatkan konsentrasi antib iotik yang lebih tinggi. Pilihan
antibiotik yang memilikiaktifitas terhadap bakterigram negatif, terutama pseudomonas, dan
gram positifterutamaStaphylococcus aureus. Pemberian antibiotik seringkali gagal, hal
ini dapat disebabkanadanya debris selain juga akibat resistensi kuman. Terapi sistemik
diberikan pada pasienyang gagal dengan terapi topikal. Jika fokus infeksi di mastoid,
tentunya tidak dapathanya dengan terapi topikal saja, pemb erian antibiotik sistemik
(seringkali IV) dapatmembantu mengeliminasi infeksi. Pada kondisi ini sebaiknya pasien di
rawat di RS untuk men dap atk an aura l toi let yang leb ih int ens i f . Ter api
dilanjutkan hingga 3-4 minggusetelah otore hilang.
Antibiotika sistemik
Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan
kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus
disertaipembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan , perlu diperhatikan
faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.
Dalam penggunaan antimikroba, perlu diketahui daya bunuh antimikrobaterhadap
masing- masing jenis kuman penyebab, kadar hambat minimal terhadap masing-masing kuman
pen yebab , daya penet rasi ant imik roba di mas ing-mas ing ja ringan tubuhdan toksisitas
obat terhadap kondisi tubuh. Berdasarkan konsentrasi obat dan daya bunuh t e rh adap
mi kr oba , an t i mi k r oba dapa t d i bag i men j ad i 2 go l ongan . Go l ongan pe r t ama
antimikroba dengan daya bunuh yang tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat,
makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dan kuinolon.
Gol ongan kedua ada l ah an t i mi k r oba yang pada kons en t r a s i t e r t en t u daya
b u nu hn ya pali ng baik . Pen ingg ian dos is tidak menambah da ya bunuh an timikroba
golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
19/20
Tabel pilihan antibiotic sistemik dalam pengobatan OMSK
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) mempunyai aktifitas anti
pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan diberikan untuk anak dengan
umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi III (sefotaksim, seftazidim dan
seftriakson) juga aktif terhadap Ps eudomonas , tetapi harusdiberikan secara parenteral.
Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun
dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempun yai efek bakterisid un tuk kuman
anaerob. Metronidazol dapat diberikan pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam
selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu.
Penatalaksanaan OMSK Maligna
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan
konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum
dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses
seba iknyadilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan
pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:
1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)2. Mastoidektomi radikal3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi4. Miringoplasti
7/13/2019 82192774 Referat Omsk
20/20
5. Ti mpanop l as t i6. Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)
Bagan pembedahan pada tatalaksana OMSK
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki
membrantimpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaranyang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
Algoritma pedoman umum pengobatan penderita OMSK