Tugas Satuan Operasi dan Proses JURNAL “PERBANDINGAN KRISTALISASI STEVIOSIDA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) ANTARA PELARUT ORGANIK DAN AIR SERTA FORMULASINYA SEBAGAI PEMANIS ALAMI” Dosen pengampu : Arie Febianto Mulyadi STP, MP. Nama kelompok : 1. Dimas Bagus Permadi (115100307113005) 2. Ismi Agus Setyaningsitah (125100318113001) 3. Asnun Alfi Hidayat (125100318113030) 4. Muhammad Misbahul Ma’ruf (125100318113031)
34
Embed
· Web viewSecara umum ekstraksi steviosida terdiri dari empat langkah, yaitu : ekstraksi pelarut atau air, pertukaran ion, presipitasi atau koagulasi dengan filtrasi, kristalisasi,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tugas Satuan Operasi dan Proses
JURNAL “PERBANDINGAN KRISTALISASI STEVIOSIDA DARI Stevia rebaudiana (Bert.)
ANTARA PELARUT ORGANIK DAN AIR SERTA FORMULASINYA SEBAGAI PEMANIS ALAMI”
Dosen pengampu : Arie Febianto Mulyadi STP, MP.
Nama kelompok :
1. Dimas Bagus Permadi (115100307113005)
2. Ismi Agus Setyaningsitah (125100318113001)
3. Asnun Alfi Hidayat (125100318113030)
4. Muhammad Misbahul Ma’ruf (125100318113031)
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Resume jurnal “PERBANDINGAN KRISTALISASI STEVIOSIDA DARI Stevia rebaudiana
(Bert.) ANTARA PELARUT ORGANIK DAN AIR SERTA FORMULASINYA SEBAGAI
PEMANIS ALAMI”
Adanya jenis pemanis alami rendah kalori yang tidak berdampak negatif
terhadap kesehatan tubuh sangat diharapkan oleh masyarakat. Di antara beraneka
ragam jenis pemanis, terdapat senyawa glikosida yang dapat diekstrak dari
tanaman herbal dengan spesies Stevia rebaudiana (Bert.). Senyawa glikosida
steviolnya mempunyai potensi, fungsi dan karakteristik pemanis yang lebih besar dari
jenis-jenis pemanis lainnya . Senyawa glikosida yang dominan adalah steviosida,
sedangkan senyawa glikosida lainnya yaitu rebaudiosida A, B, C, D, E, dan F .
Produk dari S. rebaudiana (Bert.) dapat digunakan sebagai pemanis berkalori
rendah bagi penderita diabetes, orang kegemukan, dan penderita gigi berlubang. S.
rebaudiana (Bert.) dapat dipakai sebagai zat pemanis pada penderita diabetes
karena disamping berkalori rendah mempunyai sifat hipoglikemik yang berarti . Salah
satu cara untuk mendapatkan kristal dari steviosida adalah dengan metoda
ekstraksi. Ekstraksi yang dikembangkan adalah ekstraksi pelarut yang dikombinasi
dengan langkah-langkah yang lain seperti klarifikasi, penyesuaian pH dan kristalisasi.
Pada penelitian ini ada 3 proses kristalisasi menggunakan pelarut berbeda.
A. Kristalisasi Steviosida Dengan Pelarut Organik
Secara umum ekstraksi steviosida terdiri dari empat langkah, yaitu :
ekstraksi pelarut atau air, pertukaran ion, presipitasi atau koagulasi dengan filtrasi,
kristalisasi, dan pengeringan. Pengkristalan dapat dilakukan melalui pemanasan
ekstrak yang kemudian didinginkan secara cepat pada suhu rendah atau
menghilangkan pelarutnya yang sebelumnya dilakukan penyesuaian pH yang bersifat
asam . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelarut etanol memberikan
hasil yang lebih jernih bila dibandingkan dengan menggunakan air dan metanol,
dan relatif aman bagi konsumsi masyarakat. Dalam penelitian ini tahap
penghilangan pengotor juga dilakukan agar tidak menghambat pembentukan kristal.
Langkah penting lain dalam penelitian ini adalah menghilangkan pengaruh warna
hijau pigmen daun dengan cara deklorofilasi menggunakan metode elektrokoagulasi
selama 2,5 jam. Hal ini dimaksudkan supaya warna hijau dari pigmen nantinya tidak
mempengaruhi visualisasi kristal saat pemisahan. Metode elektrokoagulasi yang
dikembangkan dapat mengahsilkan deklorofilasi dengan efektifitas hingga 98,80%.
Penyusutan intensitas warna diakibatkan dari pemecahan klorofil menjadi turunannya
yaitu feofitin yang dikarenakan kehilangan atom Mg. Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian dan yang menyatakan bahwa deklorofilasi menghilangkan pigmen dan
memperbaiki visualisasi kristal. Setelah deklorofilasi, proses klarifikasi dilakukan
dengan mengatur pH-nya menjadi 3 kemudian penambahan kaolin untuk
menghilangkan sisa klorofil. Klarifikasi merupakan langkah penting karena akan
memberikan kualitas visual produk yang lebih baik.
Pembentukan kristal juga dipengaruhi oleh perubahan pH larutan secara ekstrim.
Oleh karena itu, pada penelitian ini, pH larutan steviosida dirubah secara ekstrim
dari pH 3 menjadi pH 10,5. Pada penelitian ini, pH larutan disesuaikan ke
lingkungan asam dengan menggunakan asam sitrat 50%. Penggunaan asam sitrat ini
berfungsi untuk mengikat logam, protein, dan warna sebagai pengotor agar
diperoleh kristal yang lebih baik.
B. Kristalisasi Steviosida Dengan Air
Pada optimasi lanjutan ini difokuskan pada kristalisasi berbasis air. Dasar
perbaikan metode ini adalah menghasilkan kristal yang larut air, meningkatkan %
yield, menghilangkan penggunaan eter. Metode yang dioptimalkan diharapkan lebih
efisien dan efektif dalam pembentukan kristal. Beberapa dasar ekstraksi-kristalisasi
yang dikembangkan adalah penyesuaian pH larutan dengan bahan-bahan yang lebih
efisien dan mudah didapatkan, penjernihan larutan dengan klarifikasi menggunakan
arang aktif dan bentonit, serta pencapaian keadaan larutan lewat jenuh yang dapat
membentuk kristal steviosida. Penggunaan air pada suhu 50 ⁰C ternyata dapat
mengestrak steviosida. Hal ini seiring dengan penelitian [6] yang menggunakan
akuades sebagai pelarut untuk ekstraksi. Pelarut akuades yang digunakan juga
berkaitan dengan aplikasi kristal steviol glikosida yang akan digunakan sebagai
pemanis alami dan peningkatan kelarutannya dalam air. Langkah penting lain dalam
penelitian ini adalah menghilangkan pengaruh warna pigmen pada larutan dengan
cara deklorofilasi menggunakan bentonit sebagai adsorben. Hal ini dimaksudkan
supaya warna hijau dari pigmen nantinya tidak mempengaruhi visualisasi dan
pembentukan kristal saat pemisahan [12]. Bentonit adalah lempung montmorillonit
yang mampu menyerap berbagai logam dan kelompok protein. Adanya tiga lapisan
struktur kompleks pada montmorilonit memungkinkan penyerapan ion ke dalam
lembar antar permukaan pada bentonit [15]. Hal ini berfungsi untuk menghilangkan
berbagai senyawa selain steviosida pada daun stevia terutama klorofil.
Kristalisasi dapat dicapai dengan perubahan pH larutan secara ekstrim [4].
Oleh karena itu, pada optimasi ini, perubahan pH larutan dari 3 menjadi 10 tetap
dipertahankan dengan menggunakan bahan yang lebih ekonomis yaitu kalsium
karbonat dan asam sitrat. Dalam kristalisasi, hal tersebut dipengaruhi oleh
keseimbangan dan model pertumbuhan nukleasi dari kristal seperti pada
permodelan klasik Arrhenius 9]. Dalam hal ini adalah senyawa glikosida steviol. Dalam
permodelan klasik Arrhenius didasarkan pada persamaan (1), dengan asumsi bahwa
titik kritis (nukleasi) akan segera terbentuk, setelah pembentukan kristal mulai
tumbuh pada tingkat pertumbuhan nukleasi secara optimum. an kristal maksimum
tidak akan tercapai Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh pencapaian larutan
super jenuh, dimana setelah larutan super jenuh tercapai maka bila ditambahkan
pelarut yag tidak melarutkan kristal maka akan mempercepat pembentukan kristal.
Tetapi apabila penambahan ini berlebihan maka kristal akan kembali larut. Oleh
karena itu, penambahan etanol pada larutan super jenuh dapat menyebabkan
pembentukan kristal. Berdasarkan optimasi lanjutan ini, persen yield maksimal yang
diperoleh adalah 6,25%. Hasil ini meningkat dari optimasi awal yang hanya
menghasilkan persen yield dibawah 1,00 %. Kristal yang diperoleh kemudian
diidentifikasi dan dianalisis kadar steviosidanya menggunakan KCKT.
c. Formulasi Kristal Steviosida Dengan Maltodekstrin
Kristal steviosida sampel 2 digunakan untuk formulasi pemanis alami
dengan maltodekstrin. Fungsi maltodekstrin adalah sebagai bahan pembawa. Kristal
steviosida yang diperoleh dari kristalisasi menggunakan pelarut air mempunyai
kelarutan yang tinggi dalam air, sehingga pada formulasi ini tidak menggunakan
bahan pengikat antara maltodekstrin dan kristal steviosida.
Untuk menentukan tingkat kemanisan kristal steviosida maka dilakukan uji
organoleptik. Pada uji ini digunakan pembanding larutan sukrosa 5%. Hasil uji
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil uji organoleptik ini menunjukkan bahwa kristal steviosida 0,05 g yang
diformulasikan dengan 0,075 g maltodekstrin (pemanis 2) ternyata memberikan
tingkat kemanisan yang lebih tinggi dari larutan sukrosa 5% (pemanis 5). Hal
tersebut menunjukkan bahwa kristal steviosida memiliki tingkat kemanisan lebih
dari 100 kali sukrosa. Hasil uji organoleptik ini menunjukkan bahwa kristal
steviosida yang diperoleh berpotensi menjadi pemanis alami dengan tingkat
kemanisan 100 kali lebih tinggi daripada sukrosa.
Metode kristalisasi yang dikembangkan dengan pelarut air lebih efektif dan
efisien dengan persen yield 6,25% dibandingkan dengan pelarut organik yang
menghasilkan persen yield < 1%. Kandungan steviosida dalam kristal yang
dihasilkan dengan metode kristalisasi berbasis air lebih tinggi, yaitu 92, 97%
dibandingkan kristal yang dihasilkan dari metode pelarut organik, yaitu 20, 16%. Selain
itu, kristal yang dihasilkan dari metode kristalisasi berbasis air lebih terlarut dalam
air. Berdasarkan uji organoleptik, tingkat kemanisan pemanis alami steviosida lebih
dari 100 kali sukrosa (gula).
Alat – alat kristalisasi yang digunakan pada jurnal “ PERBANDINGAN KRISTALISASI
STEVIOSIDA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) ANTARA PELARUT ORGANIK DAN AIR
SERTA FORMULASINYA SEBAGAI PEMANIS ALAMI “
A. Rotary Vakum Evaporator
Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industry kimia untuk
memekatkan suatu larutan. Terdapat banyak tipe evaporator yang dapat digunakan
dalam industri kimia. Umumnya evaporator dioperasikan pada kondisi vakum untuk
menurunkan temperatur didih larutan. Cara lain untuk menurunkan temperatur didih
larutan adalah dengan mengalirkan gas inert (udara) panas yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan parsial uap, sehingga menurunkan temperatur didih larutan. Hal
ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum yang memungkinkan penguapan
dengan temperatur rendah. Namun sistem vakum memerlukan biaya tinggi, ada cara
lain untuk menurunkan temperatur penguapan yaitu dengan cara menurunkan tekanan
parsial uap air didalam fase gas dengan cara pengaliran udara. Untuk memekatkan
larutan yang peka terhadap panas diperlukan alat dengan waktu kontak yang singkat
dan pemanasan dengan temperatur yang tidak terlalu tinggi,salah satu alat yang
digunakan adalah Vaccum Rotary Evaporator.
a. Prinsip kerja evaporator
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara
beberapa instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini
dinamakan rotary vakum evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen
yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini
terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas
bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik
didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat.
Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik
pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka
bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen
ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan
teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak
pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan
memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga
suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak
ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih
pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu
tinggi.
b. Bagian – bagian dari rotary vakum evaporator
1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan
temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu
alas yang berisi “sampel”.
3. Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang
airnya disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses
perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung
pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat
penampung bergantung.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan saat penggunaan rotary evaporator
A. Pada saat pemasangan, pengoperasian juga pelepasan harus secara
berurutan. Terutama saat melepas labu alas bulat. Jika labu alas bulat sulit
dilepas, kemungkinan masih tersisa tekanan pada kondensor, bukalah kran
pengatur untuk mengurangi tekanannya.
B. Suhu & tekanan. Suhu pada waterbath harus disesuaikan dengan sampel
yang akan digunakan.
C. Kemampuan alat pompa vakum.
D. Selang air serta takanan in dan out.
E. Setiap alat punya batas operasi, jadi penggunaannya harus sesingkat dan
seoptimal mungkin intuk menjaga keawetan umur alat tersebut.
F. Jika terjadi kejanggalan, segera hubungi pihak laboran atau teknisi. Jika baru
pertama kali menggunakan alat ini, minta bimbingan orang yang lebih
berpengalaman.
d. Aplikasi Rotary vakum evaporator dalam industry
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan
adalah pembuatan susu kental manis.
a) PT. CHEIL JEDANG INDONESIA , PASURUAN yang menerapkan metode
evaporator pada proses pengolahan limbah cair
b) P.G REJO AGUNG BARU, MADIUN menerapkan metode evaporator pada
proses penguapan air dari nira sampai mendekati titik jenuhnya dan
mendapatkan kepekaatan yang diinginkan.
c) PT. KEBON AGUNG , MALANG menerapkanya pada sistem pengolahan
tebu menjadi gula.
d) PG MODJOPANGGOONG, TULUNGAGUNG menerapkan pada proses
pemurnian nira.
B. Centrifuge
Centrifuge merupakan alat laboratorium yang memanfaatkan gaya sentrifugal ,
yaitu gaya yang timbul akibat benda yang diputar dari satu titik sebagai porosnya .
untuk memisahkan partikel dari satu benda cair atau dengan kata lain memisahkan
benda cair dari kepadatan yang berbeda. Benda cair ini merupakan cairan tubuh ,
contoh darah , serum , air seni , bahan reaksi lainnya , atau campuran dari kedua
duanya dengan zat tambahan lain.
a. Prinsip kerja centrifuge
Centrifuge, instrumen ini sering kita temui dalam suatu alat laboratorium kimia
biologi, medis, atau lab industri dimana fungsi centrifuge ini adalah untuk
memisahkan bahan tersuspensi dari medianya. Prinsip kerja centrifuge adalah
dengan memanfaatkan gaya centrifugal sehingga bahan tersebut terpisah. Hal ini
dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat dan bertumpu pada
titik pusat. Centrifuge sering sekali digunakan untuk memisahkan suatu padatan dari
cairan misalnya memisahkan plasma dari sel darah.
Cara menggunakan centrifuge inipun sangat mudah. Kita cukup memasang
tabung didalam centrifuge secara berlawanan, dan pastikan massa kedua tabung
tersebut mendekati (hal ini untuk menjaga peralatan centrifuge awet dan tahan
lama dan terhindar dari kerusakan), kemudian masukkan pengaturan rpm (rotary
per minute) dan pastikan tutup dari centrifuge benar-benar tertutup sebelum kita
menjalankannya. Jika analisa sudah selesai lepaskan tabung secara hati-hati