Transcript
RANCANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN TAPIOKA
DAN PRODUK-PRODUKNYA
OlehProf Dr Ir Soemarno, M.S.
PENDAHULUAN
Singkong (Manihot utilissima) disebut juga ubikayu atau ketela pohon, mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi yaitu sebanyak 32.4 dan kalori 567.0 dalam 100 gram singkong. Dengan demikian singkong dapat dipakai sebagai pengganti beras. Aneka olahan dari bahan baku singkong cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti getuk,timus,keripik,gemblong,dll, sampai membuat bahan yang memerlukan proses teknologi lebih lanjut.
Pada dasarnya olahan singkong dalam industri dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek ) dan tepung singkong atau tepung tapioka. Tepung tapioka digunakan dalam industri makanan atau pakan ternak, dekstrin, glukosa (gula). Dekstrin digunakan dalam industri tekstil, industri makanan dan industri kimia seperti etanol dan senyawa organik lainnya.
Tepung tapioka tersusun atas granula-granula pati berukuran 5-35 mikron,memiliki sifat bieerefringent yang kuat serta tersusun atas 20% amilosa dan 80% amilopektin sehingga mempunyai sifat mudah mengembang (swelling) dalam air panas.
Pati singkong sangat cepat dikenal dan telah digunakan secara permanen dalam beberapa industri yang menggunakan pati, sedangkan jenis pati yang lain kurang mendapat tempat penting. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena sifat pati singkong yang unik.
Pati ini dengan cepat akan tergelatinisasi oleh pemanasan dengan air dan larutannya setelah pendinginan secara komparatif tetap cair. Selanjutnya, larutan tersebut secara relatif lebih stabil dalam hal bahwa larutan tersebut tidah cepat memisah kembali ke bentuk yang tidak larut (insoluble form) seperti yang terjadi pada pati jagung dan pati kentang (retrogradasi)
Tepung tapioka yang diinginkan konsumen adalah tepung yang warnanya putih, bubuknya halus (free flowing powder), kering (kadar airnya rendah), bersih, aromanya khas tepung/tidak apek, dan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya. Kemasannya harus kuat dan tidak mudah bocor.
INGREDIENT SPECIFICATIONS
Kualitas suatu produk akhir setelah proses produksi bergantung pada mutu bahan baku. Awal yang terbaik untuk menjaga spesifikasi bahan baku ditentukan oleh pemasok. Kita harus mempunyai salinan daftar spesifikasi bahan baku dari pemasok, kemudian diperiksa dan disesuaikan dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan dapat dinegosiasikan dengan pemasok pada waktu proses kerja sama.Untuk tepung tapioka, singkong yang digunakan harus memiliki spesifikasi sebagai berikut :
SINGKONG / KETELA POHONNOMOR KODE : Q-0037DESKRIPSI PRODUK : Ketela pohon atau singkong yang dipilih untuk
proses pembuatan tepung tapioka adalah singkong yang mempunyai umur panen 9-12 bulan dengan kadar pati 24 % dan masih segar (tidak lebih dari 3 hari setelah panen)
EFFECTIVE DATE : TODAY’S DATE
SPECIFICATION ACTION REJECT LEVEL
LEVELCRITICAL : SALMONELLA NONE POSITIVE IN 100 E.COLI NONE POSITIVEMAJOR : MOISTURE 70% >70% PATI 24% < 24% SERAT 2% < 2% PROTEIN 1% < 1% LAIN-LAIN 3% > 3% WARNA PUTIH HINGGA KREM KUNING HINGGA LEBAM BULK DENSITY 600-650 KG/M3 <600 KG/M3 >650 KG/M3
MINOR : NONE NONE
1
AIR
NOMOR KODE : EFFECTIVE DATE : TODAY’S DATE
Air yang digunakan dalam pembuatan tepung tapioka harus tersedia secara kontinyu. Untuk tahap pembersihan diperlukan air yang jernih, serta bebas dari kotoran dan kadar besi yang tinggi sehingga tidak merusak warna pati.
SO2
NOMOR KODE : EFFECTIVE DATE : TODAY’S DATE
Belerang yang ditambahkan dalam bentuk sulfur dioksida ditujukan untuk membantu memisahkan pati dari substansi lain yang terikat di dalam sel, mengurangi aktivitas bakteri dan enzim selama proses, dan juga bertindak sebagai bleaching agent. Jumlah belerang yang dibakar adalah 1 kg setiap 3 jam.
2
BAKU MUTU PRODUK
DESKRIPSI PRODUK
Tepung tapioka adalah granula pati yang banyak terdapat di dalam sel ketela pohon. Dalam sel selain pati sebagai karbohidrat yang merupakan bagian terbesar juga terdapat protein, lemak dan komponen-komponen yang lainnya dengan jumlah yang relatif sangat sedikit.
Granula-granula pati tapioka terletak di dalam sel umbi dan mempunyai bentuk sama dengan pati kentang. Granula pati tapioka berukuran 5-35 mikron dan mempunyai sifat birefringent yang kuat. Menurut Heid dan Joslyn (1967) pati tapioka tersusun atas 20% amilosa dan 80% amilopektin. Sifat granula beberapa jenis pati dapat dilihat sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini:
PATI TIPEUKURA
NBENTUK
Jagung Biji-bijian 15µm Melingkar, poligonal
Kentang Umbi 33µm Oval, sperikal
Gandum Biji-bijian 5µm Melingkar, lenticular
Tapioka Umbi 20µm Oval, kerucut, terpotong
Bentuk pati yang paling terkenal secara internasional (di dunia)
sebagian besar diperoleh dari jagung dan tapioka karena ketersediannya yang melimpah.
3
SPESIFIKASI PRODUK
TEPUNG TAPIOKACODE NUMBER : EFFECTIVE DATE : Today’s DatePRODUCT CODE
Critical Standard Standard Method
Starch content 86% min (superior Spektrofotometri
quality) Salmonella absent Uji
mikrobiologikYeast and Mold < 10.000 Uji
mikrobiologikE.Coli absent Uji
mikrobiologikTotal Plate Count <100.000 Plate counterMajor standard Standard MethodColour whiteSpektrofotometriMoisture 12.5% max Oven
methodAcid factor 4 ml max TitrasiPH 5-7 pH meter/
kertas pH Viscosity 0f 2% 45 sec minViscometer Soln. in Redwood Viscometer No.1 Particle size 97% pass thru 100mesh PengayakanAsh content 0,2% maxPengamatan visualFibre content 0,2% max Hidrolisis
asam lemahMinor Standard Standard Method
Smell Characteristic Uji organoleptik
SO2 40 ppm max-
4
5
Formulasi Produk
Formulasi yang diterapkan dalam pembuatan tepung tapioka adalah :
TEPUNG TAPIOKACODE NUMBER : EFFECTIVE DATE : Today’s date
Ingredient Code % formula Batch Formula (ton)
Singkong Q-0037 18.6424 11Air Q-0049 81.3524 48SO2 Q-0053 0.0052 0.00165Jumlah 100 59.00165
Batch Yield : 59.00165 tonFinished Product Yield : 2.64 tonIngredient Statement : Singkong, air, SO2
6
MANUFACTURING PROCEDURES
● Bahan baku:
Untuk membuat tapioka berkualitas tinggi sebaiknya dipilih UMBI singkong dari jenis yang baik dan segar , rasanya tidak pahit, serta belum mengalami perubahan warna menjadi kehitaman.
TEPUNG TAPIOKA
DESCRIPTION : Manufacturing ProcedureDATE OF ISSUE : Today’s DateAuthorized Products Code : QCP dicetak miring.
1. Singkong dipotong-potong 5-7 cm, ditimbang hingga 5 kg (tanpa bonggol), dimasukkan dalan air unruk dianalisa kadar pati secara sederhana (test randement). (#1) Operator harus membuang singkong yang basah, busuk, banyak bonggol dan kotoran.QC memonitor.
2. Singkong dikupas untuk menghilangkan kulit ari yang kecoklatan dan kotoran yang melekat dengan menggunakan root-peeler. Operator harus mengoptimalkan jumlah singkong yang akan dikupas sesuai dengan kapasitas mesin.
3. Umbi singkong dicuci untuk menghilangkan kotoran yang masih melekat dan menghilangkan lendir dengan rotary wash machine. (#2)Operator harus memastikan bahwa kotoran dan lendir benar-benar bersih dan mengatur ketepata jumlah air yang digunakan. QC memonitor.
4. Singkong yang sudah bersih dipotong-potong menjadi potongan-potongan kecil setebal 3-5 cm. Operator harus memisahkan umbi yang berkayu, mulai busuk atau terlalu besar dari aliran untuk diperbaiki kondisinya sehingga sesuai dengan ketentuan.
5. Singkong yang telah dipotong diparut untuk memisahkan granula pati dari dinding sel sehingga diperoleh 90% atau lebih granula pati dengan menggunakan high speed raasper. (#3) Operator harus memastikan bahwa jumlah granula pati telah sesuai dengan yang ditetapkan (90%).QC memonitor.
7
6. Bubur pati dari hasil pemaruatan ditambah SO2 untuk mencegah diskolorisasi.Operator harus mengatur jumlah belarang yang dibakar untuk menghasilkan SO2 (1 kg belerang tiap 3 jam).
7. Bubur pati disaring untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terbawa. (#4# Operator harus mengendalikan dengan baik agar proses sempurna. QC memonitor.
8. Bubur pati hasil filtering diekstrak untuk menghilangkan serat dan pemurnian pati dengan menggunakan starch extractor dalam sistem tertutup. (#5)Operator harus mengendalikan mesin dan memastikan bahwa serat telah hilang. QC memonitor.
9. Adonan hasil ekstraksi dikurangi kadar airnya dengan rotary vacuum filter dan dryer untuk mengurangi beban pengeringan. (#6)Operator harus mengatur kadar air yang optimal untuk pengeringan. QC memonitor.
10. Adonan hasil De-watering berupa wet starch (pati basah) dialiri udara panas,kemudian dijatuhkan pada conveyor untuk dibawa ke alat pengering.
11. Pati basah dikeringkan dengan menggunakan pneumatic flash dryer suction type pada suhu optimum (50-60oC). (#7) Operator harus mengatur suhu, kelembaban, waktu pengeringan, laju aliran udara. QC memonitor.
12. Tepung kering didinginkan dan dilakukan sortasi.Operator memisahkan tepung yang masih belum memenuhi standart.
13. Tepung tapioka yang dihasilkan dikemas dalam bag berukuran 25 kg dan disimpan dalam ruang penyimpanan. (#8)Operator memastikan bahwa tepung yang dikemas benar-benar 25 kg dan mengatur kondisi ruang penyimpanan agar sesuai sehingga dapat memperpanjang umur produk. QC memonitor.
8
Proses Pengolahan:
9
CASSAVAROOTS
-Ditentukan konsentrasi pati
PENGUPASAN
- sortasi bahan baku
PENCUCIAN
PEMARUTAN
- menggunakan rotary wash machine - lendir dihilangkan untuk mencegah reaksi Maillard - dilewatkan pada inspection belt untuk menuju pre-cutter
BUBUR PATI
WET STARCH
DE-WATERING
EKSTRAKSI
FILTERING
by Product(Onggok)
- menggunakan pemarut high-speed
- ditambahkan SO2 untuk mencegah diskolorisasi
- menggunakan starch extractor - dilakukan dalam sistem tertutup
- menggunakan rotary vacuum filter dan dryer
Udara panas dari heater
QCP 1
QCP 2
QCP 3
QCP 4
QCP 5
QCP 6
10
PENDINGINAN DAN
SORTASI
PENGERINGAN
TEPUNG TAPIOKAKERING
QCP 7
QCP 8
PENGEMASAN
- menggunakan pneumatic flash dryer suction type
- suhu ruang pengering diatur 50-600C (optimum)
11
TIN
DA
KA
N
NO
T R
EJE
CT
Usi
a si
ngkk
ong
yang
op
tim
um
Kad
rar
pati
ses
uai
stan
dar(
24 %
)
Tan
pa le
ndir
War
na p
utih
cer
ah
Ber
sih
/ tid
ak a
da k
ulit
yan
g m
asih
teri
kut
Ber
sih
tanp
a le
ndir
Kad
ar p
ati >
86
%ka
dar
sera
t ha
lus
rend
ah
Gra
nula
pat
i ya
ng k
elua
r >
90
%
RE
JEC
T
Mem
peng
aruh
i kon
sen-
tras
i pat
i, ka
dar
pada
tan
terl
arut
Mem
peng
aruh
i vis
kosi
tas
bubu
r pa
ti
Prod
uk a
khir
jel
ek;
me
nyeb
abka
n re
aksi
pen
cokl
atan
Mem
peng
aruh
i war
na
tepu
ng
Men
cem
ari t
epun
g se
hing
ga m
enur
unka
n ku
alit
as
prod
uk
Mas
ih a
da le
ndir
yan
gda
pat m
enye
babk
an
penc
okla
tan
Men
urun
kan
kada
r pa
tipr
oduk
Gra
nula
pat
i ya
ng k
elua
r <
90%
KO
RE
KSI
Dig
anti
/ di
kem
bali
kan
ke s
uppl
ier
Dis
esua
ikan
den
gan
skal
a
Dic
uci s
ampa
i len
dir
hila
ng
Dig
anti
(di
kem
bali
kan
ke s
uppl
ier)
Men
gula
ng p
rose
spe
ncuc
ian
; m
eng
gant
i ai
r se
cara
pe
riod
ik
Men
yesu
aika
n ju
mla
h ai
r
Men
yem
purn
akan
pe
mar
utan
Kor
eksi
mes
in
KE
MU
NG
KIN
AN
Ter
lalu
mud
a at
au te
rla
lu t
ua
Kad
ar p
ati r
enda
h
Ban
yak
lend
ir
Waa
rna
kuni
ng h
ingg
a
leba
m
Tid
ak b
ersi
h
Air
terl
alu
bany
ak/
ter
lalu
sed
ikit
Tid
ak s
empu
rna
Gra
nula
pat
i ya
ng k
elua
r te
rlal
u se
diki
t
12
FA
KT
OR
1.In
gred
ien
t
a.)
Ket
ela
poho
n
2. P
roce
ssin
g
b.)
Penc
ucia
n
c.)
Pem
arut
an
13
Kad
ar a
ir y
ang
opti
mum
untu
k dr
ying
Prod
uk k
erin
g
Kad
ar a
ir p
rodu
k ya
ng
sera
gam
Tid
ak a
da p
erub
ahan
Dry
ing
suli
t,pro
duk
tida
k
cuku
p ke
ring
Prod
uk b
elum
cuk
up k
erin
g
Kad
ar a
ir p
rodu
k ti
dak
sera
gam
Men
urun
kan
kual
itas
(
bau
apek
, war
na k
unin
g ka
rena
jam
ur)
Kem
bali
ke
(pen
yem
pur
naan
) ta
hap
de-w
ater
ing
Men
yesu
aika
n de
ngan
stan
dar
wak
tu
Stab
ilis
asi l
aju
alir
an u
dara
Peny
impa
nan
asep
tis
Kad
ar a
ir a
wal
pat
i ba
sah
mas
ih t
ingg
i
Wak
tu d
ryin
g te
rlal
u la
ma/
sing
kat
Laj
u al
iran
uda
ra ti
dak
kons
tan
Kon
tam
inas
i m
ikro
ba
Kad
ar i
mpu
riti
es y
ang
rend
ah
Kad
ar p
ati t
ingg
i, ka
dar
sera
t re
ndah
Kem
urni
an ti
nggi
, kad
ar
sera
t re
ndah
Kad
ar a
ir s
udah
ses
uai u
ntuk
dryi
ng
War
na, r
asa,
bau
yan
g
sesu
ai
Prod
uk y
ang
keri
ng
Men
gura
ngi
kem
urni
anpr
oduk
(m
enga
ndun
g
ampa
s)
Men
gura
ngi
kem
urni
an
prod
uk
Mem
peng
aruh
i kem
ur
nian
pro
duk
Men
yuli
tkan
pen
geri
ngan
(be
ban
dryi
ng b
erat
)
prod
uk t
idak
ker
ing
Men
urun
kan
kual
itas
war
na, b
au, d
an r
asa
prod
uk
Prod
uk y
ang
belu
m c
ukup
keri
ng
Mel
akuk
an d
enga
n se
m
purn
a, k
orek
si a
lat
Mel
akuk
an d
enga
n se
m
purn
a
Mel
akuk
an e
kstr
aksi
se
cara
ber
taha
p-ta
hap
Kor
eksi
ala
t; p
utar
an s
i
lind
er d
iatu
r ko
nsta
n 14
50
rpm
Dry
ing
pada
tem
pera
tur
opti
mum
50-
60o C
;
Men
gatu
r ke
lem
baba
n ya
ng
sesu
ai;
men
iupk
an a
lira
n
udar
a pa
nas;
kon
trol
suh
u
Tid
ak s
empu
rna,
pen
ya
ring
rus
ak
Kan
dung
an k
otor
an m
a
sih
ting
gi
Sera
t mas
ih t
erba
wa
Kad
ar a
ir s
usu
pati
ma
sih
ting
i
Suhu
terl
alu
rend
ah a
tau
terl
alu
ting
gi
Kel
emba
ban
ting
gi
d.)
Filt
erin
g
e.)
Eks
trak
si
f.)
De-
Wat
erin
g
g.)
Peng
erin
gan
/dry
ing
14
h.)
Peng
emas
an d
an
p
emyi
npam
am
15
IN-PROCESS RECORDS
Penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada produk dan proses selama produksi berlangsung. Pemeliharaan In-process records merupakan cara untuk memperoleh informasi tersebut. Pemeliharaan In-record tidak terlepas dari partisipasi pekerja dimana partisipasi tersebut dapat memberikan kebanggaan tersendiri bagi pekerja atas kinerjanya. Rekaman proses juga merupakan cara membuat pengaturan terhadap produk atau proses dan mencegah produk yang di bawah standar.
Rekaman proses dalam pembuatan tepung tapioka adalah sebagai berikut:
Ingredient Usage : 4 ton/jamBentuk dan Ukuran : bubuk tepung(free flowing powder);
97% pass thru 100 meshLimbah : limbah padat(onggok yang dipress)Product yield : berat per bag 25 kgMaterial balance : kebutuhan/penggunaan material 50 ton/hari
Seluruh rekaman selama proses diserahkan pada supervisory management untuk diulas pada akhir shift kerja atau pada akhir hari kerja. Ulasan tersebut memberikan kesempatan untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dan membuat perbaikan-perbaikan untuk mencegah masalah terulang kembali.
16
PENGEMASAN DAN PEMBERIAN LABEL
Tepung tapioka dikemas dalam dalam suatu kantong pembungkus (bag) yang terbuat dari kain. Bahan ini merupakan produk pangan kering, oleh karena itu pengemasannya harus mampu mencegah masuknya uap air dari udara ke dalam produk(tidak permeabel terhadap uap air). Selain itu, kemasan harus cukup fleksibel dan cukup tebal untuk mencegah kebocoran.
SPESIFIKASI KEMASAN
KEMASAN TAPIOKA – MULTI WALL PAPER BAG CODE NUMBER : P-T 003EFFECTIVE DATE : Today’s DateSUPPLIER : PT EMPAT MUSIMUKURAN : 25 Kg (55.11 lbs)
KETEBALAN : 5 mm
17
GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN SANITASI
GMP merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh produsen untuk meningkatkan mutu produknya. Apabila suatu perusahaan menerapkan GMP maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan kualitas produk.
Inti dari GMP adalah komitmen dari semua pihak,baik karyawan,manajer,sampai pemimpin perusahaan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk menunjang kelangsungan proses produksi.
Beberapa hal yang harus memenuhi persyaratan dari GMP adalah :
LOKASI
Lokasi produksi yang dipilih mempetimbangkan beberapa hal, seperti kondisi lingkungan sekitarnya,apakah dekat dengan sungai,persawahan,tempat pembuangan sampah atau industri lainnya.
Halaman di sekitar pabrik dipelihara agar tetap bersih untuk menghindarkan kontaminasi pada produk.
Sistem drainase juga dipelihara dimana air buangan sudah memiliki saluran tersendiri dengan aliran yang lancar untuk menghindari timbulnya genangan air yang bisa mengakibatkan pencemaran.
Pabrik sudah memiliki tempat pembuangan limbah dari hasil produksi beserta tampat daur ulang dan pengolahan sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya.Selain itu limbah juga bisa menjadi sumber kontaminasi bagi produk.
18
BANGUNAN
Aspek bangunan yang mendapat perhatian adalah mulai dari perencanaan konstruksi bangunan,pemilihan bahan konstruksi hingga pemeliharaannya.Konstruksi bangunan dibuat memenuhi persyaratan yang mudah dibersihkan, mudah pemeliharaanyadan kokoh serta tahan terhadap goncangan.Pemilihan lantai dilakukan dengan mempertimbangkan baik buruknya bahan terhadap proses produksi yang dilakukan.Persyaratan utama untuk lantai yaitu tidak licin, permukaannya rata,tahan terhadap asam,basa dan larutan garam. Jenis lantai yang digunakan adalah yang tidak mendukung pertumbuhan mikroorganisme untuk menghindari resiko kontaminasi.Dinding untuk kegiatan industri posisinya 20 cm di atas permukaan lantai, bersifat kedap air, permukaannya halus, tahan asam,basa,garam, mudah dibersihkan dan berwarna terang.Pertemuan antara dinding dengan lantai melengkungdan kedap air.Atap terbuat dari bahan yang tahan air,tidak bocor dan mudah dibersihkan.Atap ruang pengolahan yang menimbulkan uap air bersifat rapat air.Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang tahan lama,mudah dibersihkan,permukaannya halus,mudah membuka dan menutup.Yang juga mendapat perhatian adalah adanya ventilasi ,pengatur suhu dan pencahayaan yang baik pada ruangan baik yang berasal dari lampu maupun sinar matahari.
SANITASI
Dibuat sarana tempat pembuangan sampah dilengkapi dengan pengolahan pembuangan.Dibuat sarana penyediaan air bersih untuk membersihkan ruangan,alat-alat,dsb.Dibuat sarana toilet yang berfungsi dengan baik dan dilengkapi dengan tempat-tempat pencuci tangan.Sarana untuk mencuci tangan hendaknya diletakkan pada tempat-tempat yang dianggap perlu,dilengkapi dengan sabun pencuci dan pengering tangan.Menerapkan teknologi biokonversi yang mengkonversi limbah secara enzimatik dan biologis,sehingga limbah dapat
19
dimanfaatkan lebih lanjut dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya dan tidak menimbulkan bau yang mengganggu penduduk di sekitarnya.
ALAT PRODUKSI
Selama proses produksi sering sekali terjadi pengendapan dan menempelnya sisa-sisa bahan pada peralatan.Kenyataan ini dapat menggagalkan usaha untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi,kerja dari alat terganggu dan mungkin akan memperpendek umur pakainya.
Berdasarkan bentuk,desain dan fungsi peralatan dan mesin-mesin,aplikasi metode pembersihan dan penpensanitasian mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu antara lain :
ManualProses pembersihan menggunakan alat pembersih seperti sikat, spon, karet dan pengikis.
Metode CIPAdalah metode pembersihan yang digunakan pada berbagai alat atau system tertutup.
Metode semprotanPada metode ini terdapat berbagai sistem atau unit untuk menyemprotkan sejumlah air dan larutan pembersih ke permukaan yang akan dibersihkan.
Disamping itu, karakter material mesin-mesin dan peralatan produksi harus diperhatikan, dimana pembersihan, pensanitasian dan perawatan berbeda antara jenis material yang satu dengan material yang lain.
Dengan pertimbangan karakteristik material peralatan dan tingkat kekotorannya, terdapat program sanitasi mesin dan peralatan pada :
PEELERPerontok digunakan untuk membersihkan bahan secara kering,maka dari itu banyak terdapat kotoran-kotoran tanah atau kulit luar ketela yang melekat, oleh karena itu dilakukan pembersihan setiap kali sudah terlihat kotoran yang menempel
20
telah menumpuk. Dilakukan dengan cara menyisir kotoran-kotoran itu dan menyemprotnya dengan air. Selain bersih, pembersihan akan menjadikan kerja mesin maksimal.
WASHERPembersihan dilakukan sejalan dengan berjalannya proses dengan adanya pipa-pipa penyemprot yang menyemprotkan air bersih, selain itu juga senantiasa dilakukan penggantian air bersih tiap kali air sudah terlihat keruh dengan mengalirkan air kotor pada saluran pembuangannya.
EXTRACTORExtractor dibersihkan setiap 2 jam, terutama pada saringannya. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyumbatan yang dapat menyebabkan proses ekstraksi tidak berjalan maksimal. Pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan air dengan semprotan yang kuat. Pada unit-unit sentrik pembersihan dilakukan dengan campuran ½ kg kaporit dan 10 liter air. Disamping itu juga menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
SEPARATORSeparator dibersihkan setiap proses produksi berhenti. Pembersihannya dilakukan dengan mengalirkan air ke dalamnya dan disk-disk direndam dalam air dan soda api. Pembersihan pada nozzle tidak kalah pentingnya karena sangat menentukan keberhasilan prosesproduksi.Nozzle dibersihkan dengan menyemprotkan udara bertekanan untuk mencegah terjadinya penyumbatan.
ALAT DE-WATERINGAlat De-watering dibersihkan tiap 4 jam sekali,khususnya pada kain penyaringnya, bertujuan agar proses pengurangan air dapat berjalan optimal.
DRYERBagian dari dryer yang biasa dibersihkan adalah agitator, fotosensor, drying tube, serat valve. Pada agitator biasanya banyak benang yang melekat terutama pada reprocesses dari cake.Alat yang digunakan untuk proses produksi hendaknya tidak berkarat, tidak mempengaruhi produk, memenuhi syarat hygiene,
21
permukaan yang berhubungan dengan produk tidak menyeap air dan tidak berlubang.Untuk perawatan mesin-mesin pengolahan hendaknya dibersihkan tiap selesai proses sehingga dapat menghindari tumbuhnya mikroorganisme.
BAHAN BAKU
Bahan baku maupun bahan tambahan yang lain yang ditambahkan sudah memenuhi standar mutu dari instansi yang terkait, tidak beracun dan tidak melebihi batas yang telah ditentukan, serta lolos dari hasil pemeriksaan secara kimiawi, fisika, organoleptik dan biologi.Untuk menghindari terjadinya kontaminasi antara ketela pohon yang baru datang dengan ketela pohon lama yang menunggu proses yang kemungkinan ada yang sudah mengalami pembusukan, maka dilakukan pemisahan-pemisahan dan pengelompokan.Diterapkan prinsip FIFO (first in first out) yaitu bahan yang datang pertama merupakan bahan baku yang pertama diolah.
PROSES PENGOLAHAN
Pada awal pengolahan, dilakukan pembersihan ketela dari kotoran-kotoran yang melekat dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara kering untuk menghilangkan tanah dan kulit yang kering dengan melewatkan ketela pada mesin perontok yang berputar. Cara basah dilakukan untuk menyempurnakan pembersihan dari proses kering dengan menggunakan air.Ketela yang busuk harus dihilangkan karena dapat menjadi sumber kontaminan yang berpengaruh terhadap mutu akhir produk.Harus jelas mengenai jenis bahan baku maupun bahan tambahan yang digunakan dan harus memenuhi persyaratan mutu.Sesuai dengan tahap pengolahan dengan memperhatikan langkah-langkah penting yang terkait selama proses termasuk pengaturan suhu, kelembaban, dll.Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kontaminasi pada bahan.
22
PRODUK AKHIRProduk akhir yang dihasilkan harus sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, tidak beracun dan tidak berbahaya bila dikonsumsi manusia.
LABORATORIUMDigunakan untuk pemeriksaan produk akhir yang diambil secara acak untuk diteliti apakah terdapat kemungkinan terkontaminasi atau tidak.Digunakan penelitian pengembangan produk supaya jadi lebih baik.
KARYAWANBerhubungan langsung dengan produk yang dihasilkan bisa menjadi sumber kontaminasi yang utama.Diperhatikan masalah kesehatan, kebersihan, bebas dari luka, infeksi, dsb.Bagian pengepakan tepung dilengkapi dengan masker penutup mulut dan hidung.Menggunakan alat pelindung diri untuk mencegah kemungkinan adanya kontak langsung dengan produk, seperti sarung tangan, masker, sepatu boot, penutup kepala, dll.Mencuci tangan dengan pembersih antiseptik sebelum dan sesudah bekerja.Tidak melakukan kegiatan lain selain bekerja, seperti makan, minum, merokok dan hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap produk.Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik.
23
WAREHOUSING
Penerimaan Bahan Baku
SINGKONG : xxKONDISI PENGANGKUT : Normal (Tidak ada bau
busuk, serangga dan, cemaran)
CONDITION OF CONTAINERS : Normal (Tidak ada kerusakan yang bisa menjadi suMber kontaminasi
HASIL EVALUASI SAMPEL ACAK : Nilai rata-rata dari kadar pati 3 buah sampel yang masing-masing berukuran 5 kg tidak memenuhi syarat Bahan baku ditolak
DOCK TIME : 24 Jam (MAX 2 x 24 JAM)DATE CODE (For stock rotation) : Tanggal penerimaan
Penyimpanan Produk
Tepung tapioka disimpan dalam ruangan bersuhu kamar (25oC), yang kering dan terhindar dari cahaya matahari dengan masa simpan (Shelf Life) 24 bulan sejak tanggal produksi
Pengiriman Produk
Pengiriman barang dilakukan dengan dasar first-in-first-out dan langkah-langkah yang sama seperti pada penerimaan
24
ANALISA LABORATORIUM
Suatu badan usaha tidak akan ada artinya tanpa analisa laboratorium atau suatu program evaluasi. Analisa laboratorium adalah sautu fase dimana quality control program diimplementasikan setelah produk akhir diproduksi. Rencana sampling berkaitan dengan frekuensi analisa (time schedule mendefinisikan seberapa sering analisis dibutuhkan), sangatlah dibutuhkan.
Metode analisa kimia dan fisik meliputi analisa kadar air dan kandungan pati dari tepung tapioka. Sampel yang diperiksa diambil secara acak dari produk yang sudah jadi dan dianggap memenuhi ketentuan in-control. Analisa tersebut antara lain :
Pemeriksaan kadar pati. Untuk pemeriksaan kandungan pati dalam tepung,5sampel unit yang masing-masing 100 gr tepung tapioka,diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Masing-masing sampel dilarutkan dengan aquadesh dalam cuvette (+ 10 ml), kemudian diukur dengan spektrofotometer berapa besar absorbansinya yang menunjukkan konsentrasi larutan. Nilai absorbansi tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel standar serapan optimum pati pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui persentase kandungan pati tiap sampelnya. Kandungan pati yang diinginkan minimal 86% menurut standard.Dari kelima sampel, paling tidak 4 dari sampel memiliki kandungan pati lebih dari 86% dimana sisa sampel mengandung pati tidak kurang dari 86%.
Pemeriksaan kadar air. Pemeriksaan kadar air dilakukan menggunakan metode pendidihan sampel dengan xylena (titik didih 135oC) dan mengumpulkan air yang terusir dalam bentuk uap air yang terpisah dari xylena setelah kondensasi dalam tabung bertingkat-tingkat (graduated tube).
Pemeriksaan warna (kenampakan kering). Untuk mengukur kecerahan atau keputihan tepung, sampel yang digunakan diukur nilai reflektivitas (pemantulan) relatifnya dengan menggunakan peralatan spektrofotometrik. Kemudian nilai tersebut dibandingkan terhadap nilai reflektivitas dari suatu
25
standar keputihan yang cukup tahan lama (misalnya Barium sulfat).
Pemeriksaan kadar serat. Jumlah nyata dari serat selulosik di dalam tepung dan bahan tidak larut asing dapat ditentukan dengan menimbang berat residu setelah titrasi sampel dengan asam lemah. Dua sampai tiga gram tepung dididihkan dengan 100 mililiter asam Hidroklorat 0,04% selama 1 jam. Cairan tersebut kemudian disaring melewati ‘crucible filter’ yang sudah ditimbang dan sudah dipasangi kertas saring.Setelah pencucian dengan air panas, crucible dikeringakan pada suhu 105-110oC sampai beratnya konstan. Berat crucible yang diperoleh dikali 100 dibagi dengan berat sampel (test portion) merupakan persentase dari serat dan impurities.
26
RECALL PLAN
Penarikan (Recall) produk adalah penarikan kembali produk dari sistem distribusi. Rencana yang terorganisasi dengan baik perlu diterapkan selama penarikan untuk mencegah rusaknya public image terhadap perusahaan.
Potensi terjadinya penarikan terhadap produk dari distibusinya selalu ada, oleh karena itu perusahaan harus siap menghadapi situasi yang terburuk.
Recall Plan:
PRODUK : TEPUNG TAPIOKAKODE PRODUK : T-003 ( Best Before 2003 )DISTRIBUSI : Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan ALASAN PENARIKAN : ♪ Kontaminasi bahan beracun
(mikrobiologik atau kimiawi) - Class I
♪ Kontaminasi mikroorganisme pathogen - Class II
♪ Tidak sesuai dengan standar yang tercantum pada kemasan (standard of identity) - Class III
KEY PERSONNEL : ♦ QUALITY CONTROL: Membuat prosedur AND RESPONSIBILITY evaluasi dan koreksi kedaan
♦ PRODUKSI: Koreksi bagian proses yang
menyebabkan kerusakan produk♦ MARKETING: Komunikasi ke
saluran distribusi pemasaran,
pengiriman / penerimaan
♦ SHIPPING/ RECEIVING: Penarikan produk
27
♦ LEGAL COUNSEL: Komunikasi ke legal counsel pada saluran distribusi
Kandungan Nutrisi pada Tepung Tapioka
KomposisiJumlah
Kalori (per 100 gr) 363Karbohidrat (%) 88,2
Kadar air (%) 9Lemak (%) 0.5Protein (%) 1.1
Ca (mg/100gr) 84P (mg/100gr) 125Fe (mg/100gr) 1.0
Vitamin B1 (mg/100gr) 0.4Vitamin C (mg/100gr) 0
28
APLIKASI DARI TEPUNG TAPIOKA
Tepung tapioka diaplikasikan sebagai bahan baku dalam beberapa industri,antara lain sebagai berikut:
Industri kertas
Tepung tapioka digunakan dlam tiga tahapan dalm proses produksi,yaitu : Beater Sizing atau Wet-end, Surface Sizing atau Size-press dan Surface Coating.
Pertama adalah tahapan memeras bagian yang lunak sebelum proses menjadi lembaran. Kondensitas dari bagian yang lunak (pulp) berkisar antara 2-3%. Penambahan pati tapioka, pre-gelatinisasi pati modifikasi dan pati kation akan meningkatkan kondensitasnya.
Ke dua adalah tahapan proses pengubahan pulp menjadi lembaran. Larutan pati tapioka tidak hanya akan mengisi pari pada lembaran saat passng through dan oven pengering, tetapi juga menambah kelicinan permukaan lembaran, membuat lembaran halus untuk ditulisi dan mencegah tinta menembus lembaran. Contoh pati yang digunakan dalam tahapan ini adalah pati teroksidasi, pati asam termodifikasi dan pati kation.
Ke tiga adalah tahapan produksi kertas dengan kondensitas khusus untuk sampul buku, kertas kalender, dan kardus. Contoh patinya adalah pati teroksidasi, Hydroxyethl modifikasi dan pati ester fosfat.
Industri tekstil Pati mempunyai peranan penting dalam tiga tahapan produksi
tekstil yaitu : mixing,printing dan finishing.
Pertama, pati tapioka digunakan untuk membuat jalinan benang menjadi halus permukaannya dan memberikan ketegangan yang baik pada kain. Contoh pati yang digunakan dalam tahapan ini adalah pati teroksidasi dan Pati Hydroxyethyl.
29
Dalam proses pencetakan, tepung tapioka berperan dalam pencetakan dan mencegah kontaminasi pencetakan sementara. Pati yang digunakan adalah Pregelatinized Starch Ether.
Pada tahapan penyelesaian, pati tapioka digunakan dalam berbagai proporsi untuk membuat kain (baju) berkilau (licin) dan permanen, sebagai contoh,12% untuk kain katun, 8% untuk rayon dan 18% untuk kain sintetis.
Industri Food and Beverage
Dalam industri ini,pati tapioka digunakan untuk meningkatkan densitas, juga untuk menurunkan harga dan memberi kekakuan yang konsisten. Mie instant, mie, mie transparan dan sago banyak mengandung tepung tapioka karena memiliki harga yang lebih rendah dibanding pati yang lainnya.
30
Cause effect diagram
MAKANAN TRADISIONAL BERBASIS UBIKAYU/TAPIOKA
31
Kapasitas
Kebersihan
Um
ur
PencucianA
ir
Banyak
SedikitFiltering
Impurities B
anyak
Sedikit
De-W
ateringK
adar air susu pati
Tinggi
Rendah
Pati kering
Kontam
inasi m
ikroba
Tepung tapioka
Pekerja
Kebersihan
Kesalahan
pekerja
Pemarutan
Singkong
Um
ur
Kadar pati
Warna
Kadar serat
Ekstraksi
Pengeringan
Kelem
baban Tinggi
Rendah W
aktu
Singkat
Lam
a
Suhu
Tinggi
Rendah
Kadar air
pati basah
Laju aliran udara
konstanIn-konstan
Kadar serat
Mesin dan peralatan
Presisi
Pengupasan
GETUK PANGGANG
I. Pendahuluan
Upaya peningkatan manfaat ubikayu dan ubijalar dapat dilakukan melalui diversifikasi pengolahan produk pangan baru maupun produk pangan tradisional. Ubi jalar mempunyai potensi sebagai bahan baku dalam pembuatan getuk, yang dapat dimodifikasi untuk mencapai mutu produk yang memenuhi selera konsumen dan perkembangan masyarakat.
Getuk pada umumnya terbuat dari bahan ubi kayu, dengan bahan lain yaitu gula, garam, vanili dan variasi lainnya. Untuk memperpanjang umur simpannya dapat dilakukan proses pemanggangan untuk menurunkan kadar air getuk, sehingga tidak mudah rusak.
II. Bahan dan Alat
Bahan : - ubi jalar - tepung tapioka- gula pasir- garam dan vanili
Alat :- seperangkat peralatan dapur- kompor; oven; cetakan; loyang
III. Proses Pembuatan
1. Ubi jalar (kuning) dibersihkan dari tanah, dikupas dan direndam air untuk menghilangkan kotoran dan getah yang mungkin masih menempel.
2. Dilakukan pemotongan dan pencucian supaya pada saat pengukusan uap panas dapat mencapai seluruh permukaan ubi.
3. Pengukusan dilakukan untuk mematangkan dan memperlunak ubi sehingga memudahkan dalam proses selanjutnya
32
4. Penggilingan atau penghalusan dilakukan pada saat masih panas dan didinginkan.
5. Pencampuran bahan-bahan lain (gula, tapioka, garam dan vanili) dilakukan setelah ubi jalar digiling halus dan pencampuran harus merata baru kemudian dilakukan pencetakan getuk pada loyang dengan ukuran sesuai selera.
6. Getuk yang telah dicetak dipanggang dalam oven dengan suhu 180oC selama 45 menit.
7. Getuk ubi jalar panggang didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas dalam plastik.
33
Ubikayu Kuning(1 kg)
Pengupasan
Perendamandalam air
Pemotongan danpencucian
Pengukusan(80 - 90oC, selama 30 menit)
Ubikayu Kukus
Penggilingangula12,5%,garam 0,5% vanili 0,25 %
Pencampuran Tepung tapioka 2,5 %
Pencetakan
Pemanggangan 180oC, selama 45 menit
Getuk Panggang
Pengemasan (plastik)
34
TAPE UBIKAYU/UBIJALAR PANGGANG
I. Pendahuluan
Ubikayu dan ubijalar merupakan salah satu umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat. Selain itu ubi juga mengandung vitamin A dan C, dan sumber mineral (Ca), sehingga diharapkan dengan mengkonsumsi ubi sebagai makanan tambahan dapat meningkatkan nilai gizi. Adanya keterbatasan pemanfaatan ubi jalar disebabkan karena adanya senyawa penyebab flatulensi (yang juga merupakan senyawa karbohidrat, penyebab perut terasa kembung) yang tidak tercerna oleh tubuh.
Kandungan senyawa ini dapat dikurangi/dihilangkan dengan pertunasan atau fermentasi. Ubijalar dapat difermentasikan menjadi tape untuk menurunkan kadar senyawa penyebab kembung tersebut. Untuk memperpanjang umur simpan tape ubi dapat dilakukan proses pemanggangan.
II. Bahan dan Alat
Bahan :- ubi jalar dan telurAlat :- seperangkat peralatan dapur- timbangan; kompor- penggiling, DAN oven
III. Proses Pembuatan
1. Persiapan bahan, yaitu penimbangan ubi, pengupasan, pencucian dengan air, pemotongan lalu pengukusan selama 20 menit.
2. Ubi jalar yang telah dikukus didinginkan dalam nyiru yang dialasi daun pisang selama 1 jam pada suhu ruang.
3. Setelah dingin, ubi disusun dalam wadah besek yang dialasi dengan daun pisang dan ditaburi secara merata ragi tape NKL 5% dari berat ubi kemudian difermentasi pada suhu ruang selama 60 jam.
4. Tape ubi jalar dihaluskan dan dicampur dengan telur 5 %, kemudian dicetak dengan ukuran sesuai keinginan.
5. Adonan yang telah dicetak ditempatkan dalam loyang yang dilapisi plastik atau aluminium foil agar tidak lengket.
35
6. Dilakukan pemanggangan dalam oven pada suhu 150oC selama 45 menit.
UBIKAYU KUNING
Pengupasan dan Pencucian
Pemotongan
Pengukusanair mendidih, selama 20 menit
Pendinginan dan Penimbangan
Ragi NKL 0,5 % Inokulasi
Fermentasi, suhu kamar, 60 jam
Tape Ubikayu / ubijalar
Penghalusan dan Penimbangan
Telur 5 % Pencampuran
Pencetakan
Pemanggangan oven suhu 150oC, 45 menit
36
Tape Ubikayu/ jalar Panggang
37
SUWAR SUWIR
I. Pendahuluan
Ubi kayu banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan maupun non pangan. Salah satu bentuk pengolahan pangan adalah tape yang merupakan produk tradisional. Suwar suwir merupakan bentuk makanan olahan dari tape ubi kayu yang memiliki daya simpan relatif lama yaitu beberapa hari hingga berbulan-bulan, merupakan makanan sejenis dodol dan salah satu jenis makanan setengah basah. Suwar suwir memiliki rasa manis (legit), tekstur halus dan lunak serta kenampakan menarik.
II. Bahan dan Alat
Bahan :- tape ubi kayu kuning- pati garut- gula pasir- plastikAlat :- seperangkat peralatan dapur- timbangan- kompor- penggiling- loyang
III. Proses Pembuatan
1. Tape ubi kayu yang telah jadi dihilangkan sumbunya, dihancurkan hingga halus.
2. Kemudian dilakukan pemasakan setelah terlebih dahulu dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan gula : tape = 1 : 1. Suhu pemasakan 90oC selama 20 menit dan selama proses dilakukan pengadukan secara terus menerus.
3. Setelah masak, diangkat dari api dan dilakukan pemasiran yaitu pengadukan sampai terbentuk kristal selama 5 menit.
4. Kemudian dilakukan pemadatan dan pendinginan, baru dipotong-potong dengan ukuran tertentu dan dikemas dalam plastik.
38
Tape Ubi Kayu
Penghalusan
Gula pasir Pemasakan(Gula : Tape = 1 : 1) (suhu 90oC, 20 menit)
Pemasiran (pengadukan, 5 menit)
Pemadatan dan Pendinginan
Pemotongan
Pengemasan (plastik)
Suwar-suwir
Diagram Alir Proses Pembuatan Suwar Suwir
39
TIWUL INSTAN
Pendahuluan
Ubikayu termasuk tumbuhan penghasil pati dan digunakan sebagai sumber karbohidrat. Pada saat panen berlimpah umumnya ubi kayu dikeringkan untuk memperpanjang umur simpannya, hasil pengeringannya disebut gaplek. Gaplek yang dihasilkan dapat dijadikan tepung dan digunakan sebagai bahan pensubstitusi tepung lain seperti tapioka, beras, garut dan lain-lain. Tiwul merupakan makanan khas Jawa yang memanfaatkan gaplek sebagai bahan baku. Untuk memperpanjang umur simpan tiwul dapat diolah menjadi bentuk siap saji (instan).
Bahan dan Alat
Bahan :- ubi kayu kuning- tepung tempe- gula
Alat-alat :- seperangkat alat dapur- kompor- penggiling
Proses Pembuatan
1. Persiapan bahan meliputi, pengupasan, pemotongan dan pencucian, kemudian dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari hingga kering (ka. 12%)
2. Setelah ubi kayu kering dilakukan penggilingan hingga menjadi tepung.
3. Tepung gaplek dicampur secara merata dengan tepung tempe (15%) dan diberi larutan gula sedikit demi sedikit sehingga terbentuk butiran-butiran kasar .
4. Pengukusan dilakukan untuk mematangkan adonan dilakukan selama 20-25 menit dengan suhu 85-90oC sehingga dihasilkan tiwul
40
5. Tiwul yang telah dikukus dikeringkan kembali dalam oven atau sinar matahari sehingga cukup kering (diperoleh tiwul instan), sebelum dikemas tiwul harus didinginkan terlebih dahulu pada suhu ruang.
Ketela pohon
Pengupasan dan pemotongan
Pencucian
Penjemuran 1-2 minggu
Penggilingan
Larutan gula Tepung Gaplek Tepung tempe(40 %) (15 %)
Pencampuran
Pengukusan
Tiwul
Pengeringan
Tiwul Instan
41
POHON INDUSTRI UBIJALAR
PENDAHULUAN
Ubi jalar merupakan salah satu tanaman dari jenis ubi-ubian yang banyak disenangi , karena selain bisa dinikmati dalam bentuk berbagai macam makanan. Ubi jalar (Ipomoea baratas) merupakan penghasil karbohidrat keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu. Komposisi kimia ubi jalar menurut Kay (1973) : kalori 123 kal, air 50-81%, Karbohidrat 8.0-29.0%, protein 1.80-6.400%, lemak 0.95 – 2.40%, mineral 0.88 – 1.38%, vitamin A 7700 SI, Thiamine 0.10 mg, Riboflavin 0.68 mg.
Dengan komposisi kimia seperti diatas, ubi jalar dapat dijadikan sebagai salah satu komoditi yang menghasilkan bahan pangan berkualitas seperti tape, brem, tepung dan jenis makanan lainnya. Selain itu dalam industri kimia, ubi jalar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri obat-obatan / farmasi serta kosmetik sedangkan bagian batang serta daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak/ikan (pellet).
Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah ubi jalar menjadi bahan pangan atau bahan lainnya. Dalam leaflet ini disajikan 5 proses produksi ubi jalar antara lain tape ubi jalar, brem ubi jalar, tepung ubi jalar, ubi jalar kering bentuk kubus dan keripik ubi jalar.
42
43
UMBI
INDUSTRI MAKANAN
INDUSTRI KIMIA
MEDIA PEMBIAKAN BAKTERI
SUMBER GAS BIO
BATANG
DAUN
PAKAN TERNAK/IKAN (PELLET)
PAKAN TERNAK
MAKANAN KALENG
GULA FRUKTOSA
TEPUNG
SIRUP
MANISAN
MAKANAN BAYI
BAHAN MINUMAN UNTUK MEDIA GULA SIRUP
INDUSTRI MAKANAN
OBAT-OBATAN
KOSMETIKA
PEMBUATAN SANTAN POLISAKARIDA EKSOSEKELER
UBI JALA
R
1. TAPE UBI JALAR
Ubi jalar dipilih yang tua,bersih dan tak terkena penyakit
dan umbinya berwarna kekuninganDI CUCI DIKUPAS
DIPOTONG KECIL-KECILDIKUKUS PADA UAP
PANAS 100OC(15-20 MENIT)
DIDINGINKAN
DENGAN
MENGANGIN-
ANGINKAN
DITABURI RAGI 1KG( 1 Kg UBI DITABURI 0,5
GR RAGI)
DITUTUP RAPAT BEBAS UDARA (ANAEROB)
DIPERAM SELAMA 2 HARI PADA SUHU KAMAR
TAPE UBI JALAR
2. BREM UBI JALAR
3. KRIPIK UBI JALAR
DICUCI
DIPOTONG TIPIS-TIPISDIGORENG DALAM
MINYAK PANAS
DIMASUKKAN DALAM CAIRAN GULA PASIR YANG MENGENTAL SAMPAI GULA
CAIR MENGERING
KRIPIK UBI
JALAR
UBI JALAR
DIFERMENTASI 3-4 HARI
DIAMBIL FILTRATNYA DENGAN PENYARINGAN YANG BERULANG-ULANG SAMPAI BENAR-BENAR TIDAK ADA FILTRAT YANG TERTINGGAL
DICAMPURI DENGAN TAPE BERAS KETAN PUTIH DENGAN KOMPOSISI FILTRAT TAPE BERAS KETAN PUTIH : FILTRAT TAPE UBI JALAR ADALAH 1:3
DIUAPKAN PADA SUHU 80OC (1 JAM)
DITAMBAHKAN PATI 4% ATAU GELATAN 0,5% PADA FILTRAT
SETELAH MENGENTAL PENGUAPAN DIHENTIKAN
FILTRAT KENTAL DITEMPATKAN PADA WADAH YANG DATAR DAN DITATAKAN AGAR KETEBALANNYA MERATA
DISIMPAN PADA SUHU KAMAR SELAMA 5 HARI SAMPAI DIPEROLEH BREM YANG PADAT
BREM YANG PADAT
TAPE UBI
JALAR
2
4. TEPUNG UBI JALAR
TEPUNG UBI JALAR DIKUPAS DIIRIS DENGAN KETEBALAN 2
MILIMETER
DIRENDAM DENGAN LARUTAN NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O3)
0,3% (5 MENIT)
DIKERINGKAN DIBAWAH SINAR MATAHARI ATAU
PENGERING BUATAN (600C) SAMPAI BISA
DIGILING ATAU DITUMBUK (12 JAM)
DIGILING / DITUMBUK
DISARING
TEPUNG UBI
JALAR
3
5. UBI JALAR BENTUK KUBUS
UBI JALARDIKUPAS
DIRENDAM DENGAN AIR KAPUR
DIIRIS DALAM BENTUK KUBUS
DENGAN UKURAN 9,5 MM
DIBLANCHING DALAM SODIUM BISULFIT DALAM
WAKTU 6-10 MENIT
DIKERINGKAN PADA SUHU 63-660C
UBI JALAR
KERING
4
DITUTUPI RAPAT BEBAS UDARA (ANAEROB) DIPERAM SELAMA 2 HARI PADA SUHU KAMAR
TAPE UBI JALAR
1
top related