Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Post on 27-Oct-2015

161 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

REVISI MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh

Berthus Yudhistira (105020201111010)

Ratih Mardianti (105020201111027)

Dear Satriya D (105020202111003)

Daniel (105020202111005)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI amp BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TAHUN 20112012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan

Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi

tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap

tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama

Islam

Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata

kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di

masa yang akan datang

Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam

penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya

Malang Mei 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A Pengertian Proposal 2

B Karakteristik Proposal 2

C Tujuan Proposal 2

D Kerangka Penulisan Proposal 3

1 Bagian Awal 3

2 Bagian IsiUtama 3

3 Bagian Penutup 7

BAB III PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

kritik

Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan

    Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi

    tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap

    tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

    kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama

    Islam

    Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan

    dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

    mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

    Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata

    kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

    Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

    sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

    membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di

    masa yang akan datang

    Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam

    penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat

    bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya

    Malang Mei 2012

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II PEMBAHASAN 2

    A Pengertian Proposal 2

    B Karakteristik Proposal 2

    C Tujuan Proposal 2

    D Kerangka Penulisan Proposal 3

    1 Bagian Awal 3

    2 Bagian IsiUtama 3

    3 Bagian Penutup 7

    BAB III PENUTUP 9

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

    makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

    itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

    perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

    penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

    ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

    sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

    Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

    secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

    juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

    akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

    kritik

    Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

    merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

    pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

    karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

    paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

    Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

    atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

    1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

    hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

    ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

    Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

    laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

    sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

    penelitian

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A Pengertian Proposal

    Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

    penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

    mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

    sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

    penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

    bahan skripsinya

    B Karakteristik Proposal

    Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

    sebagai berikut

    a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

    guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

    b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

    yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

    penelitian tersebut

    c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

    mahasiswa

    d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

    memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

    praktisi di lapangan

    C Tujuan Proposal

    Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

    terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

    proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

    D Kerangka Penulisan Proposal

    Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

    dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

    berdasarkan ketentuan sebagai berikut

    1 Bagian Awal

    Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

    halaman persetujuan dan daftar isi

    a Halaman Sampul Judul

    Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

    berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

    kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

    Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

    oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

    mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

    Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

    b Halaman Persetujuan

    Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

    mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

    persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

    mengetahui ketua bagian

    c Daftar Isi

    Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

    dengan nomor halamannya

    2 Bagian IsiUtama

    Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

    masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

    tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

    a Judul Penelitian

    Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

    skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

    bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

    permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

    mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

    mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

    mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

    penafsiran ganda

    Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

    penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

    data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

    pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

    mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

    kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

    dipecah menjadi sub judul

    b Latar Belakang Masalah

    Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

    yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

    dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

    Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

    sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

    dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

    pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

    tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

    manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

    panel majalah ilmiah koran atau internet

    Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

    penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

    dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

    fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

    akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

    dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

    c Perumusan Masalah

    Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

    berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

    masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

    orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

    Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

    pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

    kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

    Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

    Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

    atau Bagaimana (How)

    Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

    peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

    disimpulkan

    d Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

    hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

    mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

    menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

    ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

    atau pertanyaan penelitian

    Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

    penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

    ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

    atau ldquoUntuk menganalisirdquo

    e Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

    secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

    telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

    yang mendasar

    a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

    sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

    tersebut

    b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

    penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

    dengan hasil penelitian seperti

    1 Pembantu kebijakan

    2 Dunia usaha atau industri

    3 Meningkatkan pelayanan

    4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

    5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

    f Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

    ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

    pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

    hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

    Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

    dari karya ilmiah

    Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

    buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

    tahun terakhir)

    Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

    gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

    Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

    penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

    untuk melakukan penelitian yang diusulkan

    Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

    kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

    Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

    g Metode Penelitian

    Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

    dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

    bagaimana menganalisis hasil penelitian

    Metode Penelitian memuat uraian tentang

    Metode pendekatan yang digunakan

    Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

    menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

    diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

    sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

    tersebut diperoleh

    Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

    wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

    pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

    Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

    lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

    dan metode pendekatan yang dipergunakan

    Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

    kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

    danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

    yang diteliti

    h Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

    jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

    banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

    3 Bagian Akhir

    Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

    daftar pustaka dan daftar lampiran

    a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

    kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

    pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

    lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

    menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

    dapat disajikan matriks atau uraian

    b Daftar Pustakat

    Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

    pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

    seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

    Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

    usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

    hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

    adalah

    Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

    Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

    kepustakaan yang sudah kuno)

    Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

    Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

    dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

    pembahasan

    Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

    daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

    c Daftar Lampiran

    Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

    disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

    dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

    dalam teks

    BAB III

    KESIMPULAN

    Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

    yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

    Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

    sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

    kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

    memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

    bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

    (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

    diakses tanggal 08 Mei 2012)

    Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

    Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

    Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

    Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

    Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

    (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

    Mei 2012)

    Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

    Brawijaya Malang

    LAMPIRAN

    CONTOH PROPOSAL

    PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

    PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi

    Disusun Oleh

    MUKHLISA PUTRI

    NIM 0810230111

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2012

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul

    ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

    Kecil dan Menengah

    (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

    Yang disusun oleh

    Nama Mukhlisa Putri

    NIM 0810230111

    Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

    Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

    SUSUNAN DEWAN PENGUJI

    1 Devi Pusposari SEMSiAk

    NIP 19751105 200312 2 001

    (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

    2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

    NIP 19690609 199303 2 004

    (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

    3 Anita Wijayanti SEMSAAk

    NIP 19791217 200812 2 002

    (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

    Mengetahui Maret 2012

    Ketua Jurusan Akuntansi

    Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

    NIP 19690814 199402 1 001

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISIi

    DAFTAR TABELiii

    BAB I PENDAHULUAN

    11 Latar Belakang1

    12 Perumusan Masalah1

    13 Batasan Masalah10

    14 Tujuan Penelitian11

    15 Kontibusi Penelitian11

    16 Sistematika Penulisan12

    TINJAUAN PUSTAKA

    21 Persepsi14

    211 Pengertian Persepsi14

    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

    214 Aspek-aspek Persepsi20

    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

    221 Pengertian UMKM22

    222 Hambatan UMKM24

    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

    (SAK ETAP)26

    231 Intisari SAK ETAP26

    232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

    2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

    2334 Kinerja Keuangan UMKM38

    BAB III METODE PENELITIAN

    31 Pendekatan Penelitian40

    32 Unit Analisis41

    33 Sumber Data41

    34 Teknik Pengumpulan Data42

    35 Teknik Analisis Data43

    DAFTAR PUSTAKA45

    DAFTAR TABEL

    Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

    Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

    Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

    Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

    Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

    Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    11 Latar Belakang

    Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

    perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

    ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

    karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

    yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

    survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

    kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

    peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

    membantu upaya mengurangi pengangguran

    Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

    usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

    pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

    ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

    pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

    pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

    UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

    dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

    guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

    kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

    mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

    itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

    bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

    jumlah pengangguran

    Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

    adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

    orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

    UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

    di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

    dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

    pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

    satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

    serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

    memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

    Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

    usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

    perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

    menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

    yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

    pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

    mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

    Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

    penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

    5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

    4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

    dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

    sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

    Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

    mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

    usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

    belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

    posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

    ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

    Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

    dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

    bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

    ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

    nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

    kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

    Tabel 11

    Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

    dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

    No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

    1Usaha Mikro dan Kecil

    171048 (4045) 183125 (4111) + 706

    2Usaha Menengah

    78524 (1741) 75975 (1561) - 325

    3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

    Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

    Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

    dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

    tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

    mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

    ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

    ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

    perekonomian nasional

    Tabel 12

    Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

    No Skala Usaha 1997 2000 2003

    Pertumbuhan

    2000-2003

    1Usaha Mikro dan Kecil

    39704661 38669335 42326519 946

    2Usaha Menengah

    60449 54632 61986 1346

    3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

    Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

    Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

    ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

    tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

    komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

    saingnya pada masa yang akan datang

    Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

    dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

    Tabel 13

    Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

    No

    Skala Usaha

    Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

    Pangsa ()

    Jumlah (Unit)

    Pangsa ()

    Jumlah

    1 Usaha Mikro

    49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

    2 Usaha Kecil (UK)

    498565 100 520221 101 21656 434

    3 Usaha Menengah (UM)

    38282 008 39657 008 1375 359

    UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

    4 Usaha Besar (UB)

    4463 001 4372 001 (91) (204)

    Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

    Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

    Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

    kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

    2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

    Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

    berlaku

    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

    5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

    17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

    Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

    PDB Nasional menurut harga berlaku

    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

    berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

    berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

    Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

    2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

    9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

    Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

    ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

    perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

    mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

    relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

    diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

    Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

    pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

    pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

    masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

    terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

    pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

    arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

    baru yang tangguh

    Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

    UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

    manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

    umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

    finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

    bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

    maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

    Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

    kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

    pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

    pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

    untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

    Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

    terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

    mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

    berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

    karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

    dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

    berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

    PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

    lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

    dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

    kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

    dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

    eksternal

    Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

    membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

    dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

    perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

    kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

    dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

    tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

    Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

    agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

    pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

    pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

    sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

    UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

    dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

    dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

    yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

    menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

    kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

    usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

    sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

    Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

    standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

    mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

    karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

    Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

    mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

    perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

    Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

    bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

    tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

    pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

    mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

    dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

    dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

    melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

    Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

    (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

    21 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

    penelitian ini adalah sebagai berikut

    Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

    pada UMKM

    13 Batasan Masalah

    Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

    memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

    permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

    Penulis membatasi masalah sebagai berikut

    1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

    Malang

    2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

    14 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

    1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

    ETAP) pada UMKM

    2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

    ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

    15 Kontribusi Penelitian

    Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

    adalah sebagai berikut

    151 Manfaat Teoretis

    Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

    literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

    152 Manfaat Praktis

    Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

    sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

    1 Bagi Akademisi

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

    akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

    standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

    perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

    pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

    2 Bagi UMKM

    Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

    3 Bagi Penulis

    Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

    masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

    mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

    mendapatkan gelar sarjana (S1)

    153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

    Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

    bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

    sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

    16 Sistematika Penulisan

    Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

    penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

    Bab 1 Pendahuluan

    Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

    tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

    Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

    batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

    Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

    Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

    masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

    dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

    Bab 3 Metodologi Penelitian

    Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

    menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

    metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

    objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

    sedang diteliti oleh penulis

    Bab 4 Hasil dan Pembahasan

    Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

    meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

    penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

    mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

    Bab 5 Kesimpulan dan Saran

    Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

    dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

    dengan pembahasan yang telah dilakukan

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    21 Persepsi

    211 Pengertian Persepsi

    Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

    menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

    untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

    Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

    atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

    obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

    terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

    dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

    kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

    mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

    kepada lingkungan mereka

    Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

    proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

    tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

    motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

    hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

    mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

    penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

    terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

    perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

    pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

    sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

    bertindak

    Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

    pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

    mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

    Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

    memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

    bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

    berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

    pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

    Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

    terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

    sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

    akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

    buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

    memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

    mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

    saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

    Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

    menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

    bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

    Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

    merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

    gambaran yang berarti

    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

    Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

    kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

    Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

    yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

    memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

    individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

    dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

    Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

    merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

    1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

    kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

    oleh alat indera manusia

    2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

    indera) melalui saraf-saraf sensoris

    3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

    psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

    stimulus yang diterima reseptor

    4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

    yaitu berupa tanggapan dan perilaku

    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

    persepsi melalui tiga tahap yaitu

    1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

    melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

    2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

    pengorganisasian informasi

    3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

    cakrawala serta pengetahuan individu

    Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

    menyertai proses persepsi yaitu

    1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

    2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

    informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

    dan diserap

    3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

    dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

    dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

    eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

    stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

    Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

    memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

    berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

    memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

    1 Pelaku persepsi (perceiver)

    2 Objek atau yang dipersepsikan

    3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

    gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

    orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

    mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

    (Robbins 2003)

    Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

    oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

    atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

    yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

    diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

    Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

    faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

    1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

    2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

    3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

    4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

    individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

    yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

    lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

    dalam mempresepsikan sesuatu

    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

    (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

    214 Aspek-aspek Persepsi

    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

    komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

    (1991) ada tiga yaitu

    1 Komponen kognitif

    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

    yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

    2 Komponen Afektif

    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

    yang dimilikinya

    3 Komponen Konatif

    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

    berhubungan dengan obyek sikapnya

    Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

    sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

    1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

    berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

    2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

    Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

    merupakan hal yang negatif

    3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

    objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

    seseorang terhadap objek sikap

    Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

    terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

    merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

    sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

    berperilaku

    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

    komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

    yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

    obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

    lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

    tersebut

    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

    221 Pengertian UMKM

    Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

    perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

    asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

    Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

    mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

    menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

    menyerap antara 5-19 tenaga kerja

    Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

    adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

    yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

    perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

    besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

    Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

    Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

    UMKM

    Tabel 21

    Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

    1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

    2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

    3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

    Sumber wwwdepkopgoid

    Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

    (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

    kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

    angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

    sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

    mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

    mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

    selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

    ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

    PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

    kondisi tersebut

    Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

    merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

    permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

    usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

    10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

    222 Hambatan UMKM

    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

    yang dikucurkan kecil

    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

    memadai

    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

    manajerial dan finansial

    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

    (non finansial) adalah

    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

    dengan keinginan pasar

    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

    untuk mengembangkan SDM

    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

    ETAP)

    231 Intisari SAK ETAP

    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

    menyusun laporan keuangan mereka

    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

    sebagai berikut

    Bab 1 Ruang Lingkup

    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

    Bab 4 Neraca

    Bab 5 Laporan Laba Rugi

    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

    Bab 7 Laporan Arus Kas

    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

    Bab 11 Persediaan

    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

    Bab 14 Properti Investasi

    Bab 15 Aset Tetap

    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

    Bab 17 Sewa

    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

    Bab 19 Ekuitas

    Bab 20 Pendapatan

    Bab 21 Biaya Pinjaman

    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

    Bab 23 Imbalan Kerja

    Bab 24 Pajak Penghasilan

    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

    Bab 29 Ketentuan Transisi

    Bab 30 Tanggal Efektif

    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

    Tabel 22

    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

    No Elemen PSAK SAK ETAP

    1 Penyajian Laporan Keuangan

    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

    dalam laporan posisi keuangan

    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

    Sama dengan PSAK

    kecuali informasi yang

    disajikan dalam neraca

    yang menghilangkan pos

    Aset keuangan Properti investasi

    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

    Kewajiban berbunga jangka panjang

    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

    Kepentingan

    nonpengendalian2 Laporan Laba

    Rugi Laporan laba rugi

    komprehensif Informasi yang disajikan

    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

    Laba rugi selama periode Pendapatan

    komprehensif lain selama periode

    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

    laporan laba rugi

    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

    Sama dengan PSAK

    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

    4 Catatan Atas Laporan

    Keuangan

    Catatan atas laporan keuangan

    Struktur Pengungkapan kebijakan

    Akuntansi Sumber estimasi

    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

    Sama dengan PSAK

    kecuali pengungkapan

    modal

    5 Laporan Arus Kas

    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

    Sama dengan PSAK

    kecuali

    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

    Arus kas mata uang asing tidak diatur

    6 Laporan keuangan (LK)

    konsolidasi dan terpisah

    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

    Tidak diatur (Bab 12)

    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

    akuntansi

    estimasi dan kesalahan

    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

    aktivitas normal Operasi yang tidak

    dilanjutkan Perubahan estimasi

    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

    Akuntansi Penerapan suatu standar

    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

    Akuntansi yang lain

    penerapan kebijakan akuntansi

    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

    Perubahan Estimasi akuntansi

    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

    8 Instrumen Keuangan Dasar

    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

    Impairment menggunakan incurred loss concept

    Derecognition Hedging dan derivatif

    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

    Sama dengan PSAK

    10 Investasi pada

    perusahaan

    Ruang lingkup entitas asosiasi

    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

    asosiasi dan

    entitas anak

    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

    PSAK 15)

    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

    metode biaya Entitas anak

    metode ekuitas

    11 Investasi pada

    perusahaan asosiasi dan

    entitas anak

    Jointly controlled operation asset and entity

    Metode akuntansi Metode konsolidasi

    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

    PSAK 12 PBAPBOPBE)

    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

    12 Property Investasi

    Metode akuntansi

    Model nilai wajarModel biaya

    Metode akuntansi

    model biaya

    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

    Pengukuran biaya perolehan

    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

    Penyusutan Tidak perlu review nilai

    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

    Sama dengan PSAK

    kecuali

    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

    Tidak perlu review nilai residu

    14 Asset Tidak Berwujud

    Prinsip umum untuk pengakuan

    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

    Penurunan nilai

    Sama dengan PSAK

    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

    Menggunakan metode pembelian

    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

    Tidak diatur

    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

    Klasifikasi bersifat principle based

    Laporan keuangan lessee dan

    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

    Sama dengan PSAK

    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

    Sama dengan PSAK

    kecuali

    1048696 Reorganisasi

    1048696 Selisih penilaian

    kembali

    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

    pendapatan (ED PSAK 23)

    Sama dengan PSAK

    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

    biaya pinjaman

    Biaya pinjaman

    langsung dibebankan

    19 Penurunan Nilai Aset

    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

    persediaan Penurunan nilai goodwill

    Sama dengan PSAK

    kecuali

    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

    Imbalan jangka panjang lainnya

    Pesangon pemutusan kerja

    Sama dengan PSAK

    kecuali untuk manfaat

    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

    21 Pajak Penghasilan

    Menggunakan deferred tax concept

    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

    Menggunakan tax payable concept

    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

    22 Mata Uang Pelaporan

    Mata uang pencatatan dan pelaporan

    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

    pencatatan dan pelaporan

    Sama dengan PSAK

    Mata Uang Pelaporan

    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

    mata uang asing dalam mata uang fungsional

    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

    23 Peristiwa setelah akhir

    periode pelaporan

    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

    Sama dengan PSAK

    24 Pengungkapan pihakpihak

    yang mempunyai

    hubungan istimewa

    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

    Pengungkapan

    Sama dengan PSAK 7

    25 Aktivitas Khusus

    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

    bumi

    Tidak diatur

    Akuntansi pertambangan umum

    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

    asuransi26 Ketentuan

    Transisi Retrospektif atau

    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

    Sumber wwwiaiglobalorid

    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

    menurut Standar Akuntansi Keuangan

    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

    1 neraca

    2 laporan laba rugi

    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

    4 laporan arus kas dan

    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

    diharapkan akan diperoleh entitas

    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

    kewajiban

    2334 Kinerja Keuangan UMKM

    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

    lanjut sebagai berikut

    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

    kontribusi penanam modal

    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    31 Pendekatan Penelitian

    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

    dalam penelitiannya

    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

    32 Unit Analisis

    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

    33 Sumber Data

    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

    34 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

    Supomo 2002153)

    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

    survei yang tertulis

    35 Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

    orang lain

    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

    dalam analisa data yaitu

    1 Reduksi Data

    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

    2 Penyajian Data

    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

    dengan teks yang bersifat naratif

    3 Penyimpulan Data

    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

    hipotesis atau teori

    DAFTAR PUSTAKA

    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

    • Bab 1 Pendahuluan
    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
    • Bab 3 Metodologi Penelitian
    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
    • 31 Pendekatan Penelitian
    • 33 Sumber Data
    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
    • 34 Teknik Pengumpulan Data
    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
    • 1 Reduksi Data
    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
    • 2 Penyajian Data
    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
    • 3 Penyimpulan Data

      DAFTAR ISI

      KATA PENGANTAR i

      DAFTAR ISI ii

      BAB I PENDAHULUAN 1

      BAB II PEMBAHASAN 2

      A Pengertian Proposal 2

      B Karakteristik Proposal 2

      C Tujuan Proposal 2

      D Kerangka Penulisan Proposal 3

      1 Bagian Awal 3

      2 Bagian IsiUtama 3

      3 Bagian Penutup 7

      BAB III PENUTUP 9

      DAFTAR PUSTAKA

      LAMPIRAN

      BAB I

      PENDAHULUAN

      Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

      makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

      itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

      perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

      penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

      ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

      sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

      Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

      secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

      juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

      akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

      kritik

      Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

      merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

      pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

      karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

      paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

      Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

      atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

      1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

      hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

      ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

      Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

      laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

      sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

      penelitian

      BAB II

      PEMBAHASAN

      A Pengertian Proposal

      Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

      penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

      mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

      sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

      penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

      bahan skripsinya

      B Karakteristik Proposal

      Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

      sebagai berikut

      a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

      guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

      b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

      yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

      penelitian tersebut

      c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

      mahasiswa

      d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

      memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

      praktisi di lapangan

      C Tujuan Proposal

      Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

      terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

      proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

      D Kerangka Penulisan Proposal

      Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

      dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

      berdasarkan ketentuan sebagai berikut

      1 Bagian Awal

      Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

      halaman persetujuan dan daftar isi

      a Halaman Sampul Judul

      Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

      berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

      kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

      Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

      oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

      mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

      Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

      dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

      b Halaman Persetujuan

      Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

      mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

      persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

      mengetahui ketua bagian

      c Daftar Isi

      Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

      dengan nomor halamannya

      2 Bagian IsiUtama

      Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

      masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

      tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

      a Judul Penelitian

      Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

      skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

      bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

      permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

      mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

      mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

      mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

      penafsiran ganda

      Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

      penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

      data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

      pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

      mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

      kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

      dipecah menjadi sub judul

      b Latar Belakang Masalah

      Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

      yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

      dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

      Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

      sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

      dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

      pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

      tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

      manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

      panel majalah ilmiah koran atau internet

      Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

      penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

      dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

      fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

      akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

      dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

      c Perumusan Masalah

      Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

      berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

      masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

      orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

      Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

      pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

      kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

      Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

      Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

      atau Bagaimana (How)

      Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

      peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

      disimpulkan

      d Tujuan Penelitian

      Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

      hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

      mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

      menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

      ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

      atau pertanyaan penelitian

      Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

      penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

      ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

      atau ldquoUntuk menganalisirdquo

      e Manfaat Penelitian

      Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

      secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

      telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

      yang mendasar

      a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

      sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

      tersebut

      b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

      penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

      dengan hasil penelitian seperti

      1 Pembantu kebijakan

      2 Dunia usaha atau industri

      3 Meningkatkan pelayanan

      4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

      5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

      f Tinjauan Pustaka

      Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

      ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

      pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

      hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

      Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

      dari karya ilmiah

      Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

      buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

      tahun terakhir)

      Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

      gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

      Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

      penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

      untuk melakukan penelitian yang diusulkan

      Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

      kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

      Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

      g Metode Penelitian

      Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

      dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

      bagaimana menganalisis hasil penelitian

      Metode Penelitian memuat uraian tentang

      Metode pendekatan yang digunakan

      Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

      menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

      diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

      sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

      tersebut diperoleh

      Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

      wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

      pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

      Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

      lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

      dan metode pendekatan yang dipergunakan

      Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

      kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

      danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

      yang diteliti

      h Sistematika Penulisan

      Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

      jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

      banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

      3 Bagian Akhir

      Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

      daftar pustaka dan daftar lampiran

      a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

      Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

      kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

      pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

      lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

      menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

      dapat disajikan matriks atau uraian

      b Daftar Pustakat

      Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

      pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

      seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

      Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

      usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

      hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

      adalah

      Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

      Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

      kepustakaan yang sudah kuno)

      Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

      Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

      dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

      pembahasan

      Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

      daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

      c Daftar Lampiran

      Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

      disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

      dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

      dalam teks

      BAB III

      KESIMPULAN

      Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

      yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

      Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

      sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

      kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

      memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

      bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

      DAFTAR PUSTAKA

      Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

      (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

      diakses tanggal 08 Mei 2012)

      Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

      Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

      Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

      Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

      Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

      Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

      (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

      Mei 2012)

      Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

      Brawijaya Malang

      LAMPIRAN

      CONTOH PROPOSAL

      PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

      PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

      (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

      SKRIPSI

      Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

      Gelar Sarjana Ekonomi

      Disusun Oleh

      MUKHLISA PUTRI

      NIM 0810230111

      JURUSAN AKUNTANSI

      FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

      UNIVERSITAS BRAWIJAYA

      MALANG

      2012

      LEMBAR PENGESAHAN

      Skripsi dengan judul

      ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

      Kecil dan Menengah

      (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

      Yang disusun oleh

      Nama Mukhlisa Putri

      NIM 0810230111

      Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

      Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

      SUSUNAN DEWAN PENGUJI

      1 Devi Pusposari SEMSiAk

      NIP 19751105 200312 2 001

      (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

      2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

      NIP 19690609 199303 2 004

      (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

      3 Anita Wijayanti SEMSAAk

      NIP 19791217 200812 2 002

      (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

      Mengetahui Maret 2012

      Ketua Jurusan Akuntansi

      Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

      NIP 19690814 199402 1 001

      DAFTAR ISI

      DAFTAR ISIi

      DAFTAR TABELiii

      BAB I PENDAHULUAN

      11 Latar Belakang1

      12 Perumusan Masalah1

      13 Batasan Masalah10

      14 Tujuan Penelitian11

      15 Kontibusi Penelitian11

      16 Sistematika Penulisan12

      TINJAUAN PUSTAKA

      21 Persepsi14

      211 Pengertian Persepsi14

      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

      214 Aspek-aspek Persepsi20

      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

      221 Pengertian UMKM22

      222 Hambatan UMKM24

      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

      (SAK ETAP)26

      231 Intisari SAK ETAP26

      232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

      2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

      2334 Kinerja Keuangan UMKM38

      BAB III METODE PENELITIAN

      31 Pendekatan Penelitian40

      32 Unit Analisis41

      33 Sumber Data41

      34 Teknik Pengumpulan Data42

      35 Teknik Analisis Data43

      DAFTAR PUSTAKA45

      DAFTAR TABEL

      Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

      Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

      Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

      Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

      Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

      Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

      BAB I

      PENDAHULUAN

      11 Latar Belakang

      Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

      perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

      ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

      karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

      yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

      survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

      kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

      peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

      membantu upaya mengurangi pengangguran

      Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

      usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

      pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

      ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

      pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

      pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

      UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

      dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

      guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

      kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

      mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

      itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

      bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

      jumlah pengangguran

      Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

      adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

      orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

      UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

      di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

      dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

      pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

      satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

      serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

      memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

      Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

      usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

      perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

      menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

      yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

      pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

      mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

      Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

      penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

      5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

      4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

      dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

      sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

      Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

      mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

      usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

      belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

      posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

      ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

      Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

      dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

      bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

      ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

      nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

      kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

      Tabel 11

      Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

      dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

      No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

      1Usaha Mikro dan Kecil

      171048 (4045) 183125 (4111) + 706

      2Usaha Menengah

      78524 (1741) 75975 (1561) - 325

      3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

      Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

      Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

      dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

      tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

      mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

      ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

      ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

      perekonomian nasional

      Tabel 12

      Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

      No Skala Usaha 1997 2000 2003

      Pertumbuhan

      2000-2003

      1Usaha Mikro dan Kecil

      39704661 38669335 42326519 946

      2Usaha Menengah

      60449 54632 61986 1346

      3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

      Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

      Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

      ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

      tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

      komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

      saingnya pada masa yang akan datang

      Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

      dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

      Tabel 13

      Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

      No

      Skala Usaha

      Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

      Pangsa ()

      Jumlah (Unit)

      Pangsa ()

      Jumlah

      1 Usaha Mikro

      49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

      2 Usaha Kecil (UK)

      498565 100 520221 101 21656 434

      3 Usaha Menengah (UM)

      38282 008 39657 008 1375 359

      UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

      4 Usaha Besar (UB)

      4463 001 4372 001 (91) (204)

      Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

      Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

      Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

      kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

      2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

      Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

      berlaku

      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

      5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

      17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

      Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

      PDB Nasional menurut harga berlaku

      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

      berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

      berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

      Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

      2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

      9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

      Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

      ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

      Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

      perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

      mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

      relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

      diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

      Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

      pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

      pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

      masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

      terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

      pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

      arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

      baru yang tangguh

      Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

      UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

      manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

      umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

      finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

      bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

      maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

      Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

      kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

      pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

      pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

      untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

      Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

      terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

      mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

      berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

      karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

      dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

      berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

      PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

      lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

      dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

      kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

      dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

      eksternal

      Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

      membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

      dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

      perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

      kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

      dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

      tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

      Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

      agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

      pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

      pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

      sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

      UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

      dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

      dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

      yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

      menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

      kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

      usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

      sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

      Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

      standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

      mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

      karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

      Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

      mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

      perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

      Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

      bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

      tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

      pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

      mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

      dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

      dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

      melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

      Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

      (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

      21 Perumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

      penelitian ini adalah sebagai berikut

      Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

      pada UMKM

      13 Batasan Masalah

      Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

      memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

      permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

      Penulis membatasi masalah sebagai berikut

      1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

      Malang

      2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

      14 Tujuan Penelitian

      Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

      1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

      ETAP) pada UMKM

      2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

      ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

      15 Kontribusi Penelitian

      Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

      adalah sebagai berikut

      151 Manfaat Teoretis

      Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

      literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

      152 Manfaat Praktis

      Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

      sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

      1 Bagi Akademisi

      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

      akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

      standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

      perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

      pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

      2 Bagi UMKM

      Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

      3 Bagi Penulis

      Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

      masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

      mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

      mendapatkan gelar sarjana (S1)

      153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

      Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

      bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

      sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

      16 Sistematika Penulisan

      Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

      penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

      Bab 1 Pendahuluan

      Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

      tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

      Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

      batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

      Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

      Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

      masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

      dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

      Bab 3 Metodologi Penelitian

      Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

      menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

      metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

      objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

      sedang diteliti oleh penulis

      Bab 4 Hasil dan Pembahasan

      Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

      meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

      penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

      mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

      Bab 5 Kesimpulan dan Saran

      Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

      dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

      dengan pembahasan yang telah dilakukan

      BAB II

      TINJAUAN PUSTAKA

      21 Persepsi

      211 Pengertian Persepsi

      Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

      menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

      untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

      Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

      atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

      obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

      terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

      dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

      kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

      mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

      kepada lingkungan mereka

      Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

      proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

      tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

      motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

      hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

      mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

      penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

      terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

      perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

      pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

      sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

      bertindak

      Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

      pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

      mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

      Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

      memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

      bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

      berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

      pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

      Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

      terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

      sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

      akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

      buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

      memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

      mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

      saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

      Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

      menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

      bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

      Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

      merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

      menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

      yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

      gambaran yang berarti

      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

      Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

      kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

      Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

      yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

      memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

      individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

      dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

      Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

      merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

      1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

      kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

      oleh alat indera manusia

      2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

      merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

      indera) melalui saraf-saraf sensoris

      3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

      psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

      stimulus yang diterima reseptor

      4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

      yaitu berupa tanggapan dan perilaku

      Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

      persepsi melalui tiga tahap yaitu

      1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

      melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

      pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

      2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

      pengorganisasian informasi

      3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

      lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

      cakrawala serta pengetahuan individu

      Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

      menyertai proses persepsi yaitu

      1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

      orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

      2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

      arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

      keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

      informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

      dan diserap

      3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

      dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

      Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

      dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

      dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

      eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

      stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

      Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

      memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

      berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

      memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

      1 Pelaku persepsi (perceiver)

      2 Objek atau yang dipersepsikan

      3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

      Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

      gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

      orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

      mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

      Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

      mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

      penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

      pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

      (Robbins 2003)

      Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

      oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

      atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

      yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

      diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

      Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

      faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

      1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

      2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

      3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

      4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

      Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

      fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

      individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

      yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

      lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

      dalam mempresepsikan sesuatu

      Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

      dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

      (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

      214 Aspek-aspek Persepsi

      Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

      komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

      (1991) ada tiga yaitu

      1 Komponen kognitif

      Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

      yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

      akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

      2 Komponen Afektif

      Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

      evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

      yang dimilikinya

      3 Komponen Konatif

      Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

      berhubungan dengan obyek sikapnya

      Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

      sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

      1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

      berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

      berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

      2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

      berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

      Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

      merupakan hal yang negatif

      3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

      komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

      objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

      menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

      seseorang terhadap objek sikap

      Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

      terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

      merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

      sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

      berperilaku

      Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

      komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

      merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

      suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

      yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

      obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

      lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

      tersebut

      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

      221 Pengertian UMKM

      Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

      perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

      asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

      Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

      mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

      menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

      menyerap antara 5-19 tenaga kerja

      Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

      adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

      yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

      Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

      Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

      dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

      perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

      bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

      besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

      Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

      Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

      sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

      merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

      menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

      usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

      sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

      UMKM

      Tabel 21

      Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

      No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

      1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

      2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

      3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

      Sumber wwwdepkopgoid

      Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

      (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

      kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

      angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

      sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

      mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

      mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

      selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

      ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

      PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

      kondisi tersebut

      Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

      merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

      permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

      usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

      10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

      222 Hambatan UMKM

      Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

      berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

      menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

      UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

      bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

      berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

      rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

      Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

      modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

      7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

      Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

      masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

      masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

      1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

      2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

      3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

      cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

      yang dikucurkan kecil

      4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

      ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

      memadai

      5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

      manajerial dan finansial

      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

      (non finansial) adalah

      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

      dengan keinginan pasar

      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

      untuk mengembangkan SDM

      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

      ETAP)

      231 Intisari SAK ETAP

      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

      menyusun laporan keuangan mereka

      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

      sebagai berikut

      Bab 1 Ruang Lingkup

      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

      Bab 4 Neraca

      Bab 5 Laporan Laba Rugi

      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

      Bab 7 Laporan Arus Kas

      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

      Bab 11 Persediaan

      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

      Bab 14 Properti Investasi

      Bab 15 Aset Tetap

      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

      Bab 17 Sewa

      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

      Bab 19 Ekuitas

      Bab 20 Pendapatan

      Bab 21 Biaya Pinjaman

      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

      Bab 23 Imbalan Kerja

      Bab 24 Pajak Penghasilan

      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

      Bab 29 Ketentuan Transisi

      Bab 30 Tanggal Efektif

      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

      Tabel 22

      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

      No Elemen PSAK SAK ETAP

      1 Penyajian Laporan Keuangan

      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

      dalam laporan posisi keuangan

      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

      Sama dengan PSAK

      kecuali informasi yang

      disajikan dalam neraca

      yang menghilangkan pos

      Aset keuangan Properti investasi

      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

      Kewajiban berbunga jangka panjang

      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

      Kepentingan

      nonpengendalian2 Laporan Laba

      Rugi Laporan laba rugi

      komprehensif Informasi yang disajikan

      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

      Laba rugi selama periode Pendapatan

      komprehensif lain selama periode

      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

      laporan laba rugi

      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

      Sama dengan PSAK

      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

      4 Catatan Atas Laporan

      Keuangan

      Catatan atas laporan keuangan

      Struktur Pengungkapan kebijakan

      Akuntansi Sumber estimasi

      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

      Sama dengan PSAK

      kecuali pengungkapan

      modal

      5 Laporan Arus Kas

      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

      Sama dengan PSAK

      kecuali

      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

      Arus kas mata uang asing tidak diatur

      6 Laporan keuangan (LK)

      konsolidasi dan terpisah

      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

      Tidak diatur (Bab 12)

      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

      akuntansi

      estimasi dan kesalahan

      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

      aktivitas normal Operasi yang tidak

      dilanjutkan Perubahan estimasi

      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

      Akuntansi Penerapan suatu standar

      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

      Akuntansi yang lain

      penerapan kebijakan akuntansi

      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

      Perubahan Estimasi akuntansi

      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

      8 Instrumen Keuangan Dasar

      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

      Impairment menggunakan incurred loss concept

      Derecognition Hedging dan derivatif

      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

      Sama dengan PSAK

      10 Investasi pada

      perusahaan

      Ruang lingkup entitas asosiasi

      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

      asosiasi dan

      entitas anak

      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

      PSAK 15)

      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

      metode biaya Entitas anak

      metode ekuitas

      11 Investasi pada

      perusahaan asosiasi dan

      entitas anak

      Jointly controlled operation asset and entity

      Metode akuntansi Metode konsolidasi

      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

      PSAK 12 PBAPBOPBE)

      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

      12 Property Investasi

      Metode akuntansi

      Model nilai wajarModel biaya

      Metode akuntansi

      model biaya

      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

      Pengukuran biaya perolehan

      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

      Penyusutan Tidak perlu review nilai

      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

      Sama dengan PSAK

      kecuali

      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

      Tidak perlu review nilai residu

      14 Asset Tidak Berwujud

      Prinsip umum untuk pengakuan

      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

      Penurunan nilai

      Sama dengan PSAK

      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

      Menggunakan metode pembelian

      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

      Tidak diatur

      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

      Klasifikasi bersifat principle based

      Laporan keuangan lessee dan

      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

      Sama dengan PSAK

      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

      Sama dengan PSAK

      kecuali

      1048696 Reorganisasi

      1048696 Selisih penilaian

      kembali

      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

      pendapatan (ED PSAK 23)

      Sama dengan PSAK

      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

      biaya pinjaman

      Biaya pinjaman

      langsung dibebankan

      19 Penurunan Nilai Aset

      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

      persediaan Penurunan nilai goodwill

      Sama dengan PSAK

      kecuali

      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

      Imbalan jangka panjang lainnya

      Pesangon pemutusan kerja

      Sama dengan PSAK

      kecuali untuk manfaat

      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

      21 Pajak Penghasilan

      Menggunakan deferred tax concept

      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

      Menggunakan tax payable concept

      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

      22 Mata Uang Pelaporan

      Mata uang pencatatan dan pelaporan

      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

      pencatatan dan pelaporan

      Sama dengan PSAK

      Mata Uang Pelaporan

      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

      mata uang asing dalam mata uang fungsional

      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

      23 Peristiwa setelah akhir

      periode pelaporan

      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

      Sama dengan PSAK

      24 Pengungkapan pihakpihak

      yang mempunyai

      hubungan istimewa

      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

      Pengungkapan

      Sama dengan PSAK 7

      25 Aktivitas Khusus

      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

      bumi

      Tidak diatur

      Akuntansi pertambangan umum

      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

      asuransi26 Ketentuan

      Transisi Retrospektif atau

      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

      Sumber wwwiaiglobalorid

      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

      menurut Standar Akuntansi Keuangan

      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

      1 neraca

      2 laporan laba rugi

      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

      4 laporan arus kas dan

      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

      diharapkan akan diperoleh entitas

      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

      kewajiban

      2334 Kinerja Keuangan UMKM

      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

      lanjut sebagai berikut

      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

      kontribusi penanam modal

      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

      BAB III

      METODE PENELITIAN

      31 Pendekatan Penelitian

      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

      dalam penelitiannya

      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

      32 Unit Analisis

      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

      33 Sumber Data

      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

      34 Teknik Pengumpulan Data

      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

      Supomo 2002153)

      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

      survei yang tertulis

      35 Teknik Analisis Data

      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

      orang lain

      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

      dalam analisa data yaitu

      1 Reduksi Data

      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

      2 Penyajian Data

      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

      dengan teks yang bersifat naratif

      3 Penyimpulan Data

      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

      hipotesis atau teori

      DAFTAR PUSTAKA

      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

      • Bab 1 Pendahuluan
      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
      • Bab 3 Metodologi Penelitian
      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
      • 31 Pendekatan Penelitian
      • 33 Sumber Data
      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
      • 34 Teknik Pengumpulan Data
      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
      • 1 Reduksi Data
      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
      • 2 Penyajian Data
      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
      • 3 Penyimpulan Data

        BAB I

        PENDAHULUAN

        Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

        makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

        itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

        perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

        penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

        ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

        sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

        Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

        secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

        juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

        akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

        kritik

        Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

        merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

        pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

        karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

        paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

        Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

        atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

        1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

        hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

        ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

        Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

        laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

        sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

        penelitian

        BAB II

        PEMBAHASAN

        A Pengertian Proposal

        Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

        penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

        mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

        sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

        penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

        bahan skripsinya

        B Karakteristik Proposal

        Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

        sebagai berikut

        a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

        guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

        b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

        yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

        penelitian tersebut

        c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

        mahasiswa

        d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

        memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

        praktisi di lapangan

        C Tujuan Proposal

        Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

        terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

        proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

        D Kerangka Penulisan Proposal

        Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

        dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

        berdasarkan ketentuan sebagai berikut

        1 Bagian Awal

        Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

        halaman persetujuan dan daftar isi

        a Halaman Sampul Judul

        Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

        berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

        kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

        Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

        oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

        mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

        Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

        dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

        b Halaman Persetujuan

        Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

        mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

        persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

        mengetahui ketua bagian

        c Daftar Isi

        Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

        dengan nomor halamannya

        2 Bagian IsiUtama

        Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

        masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

        tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

        a Judul Penelitian

        Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

        skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

        bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

        permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

        mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

        mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

        mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

        penafsiran ganda

        Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

        penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

        data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

        pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

        mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

        kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

        dipecah menjadi sub judul

        b Latar Belakang Masalah

        Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

        yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

        dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

        Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

        sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

        dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

        pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

        tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

        manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

        panel majalah ilmiah koran atau internet

        Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

        penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

        dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

        fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

        akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

        dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

        c Perumusan Masalah

        Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

        berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

        masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

        orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

        Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

        pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

        kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

        Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

        Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

        atau Bagaimana (How)

        Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

        peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

        disimpulkan

        d Tujuan Penelitian

        Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

        hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

        mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

        menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

        ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

        atau pertanyaan penelitian

        Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

        penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

        ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

        atau ldquoUntuk menganalisirdquo

        e Manfaat Penelitian

        Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

        secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

        telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

        yang mendasar

        a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

        sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

        tersebut

        b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

        penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

        dengan hasil penelitian seperti

        1 Pembantu kebijakan

        2 Dunia usaha atau industri

        3 Meningkatkan pelayanan

        4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

        5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

        f Tinjauan Pustaka

        Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

        ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

        pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

        hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

        Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

        dari karya ilmiah

        Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

        buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

        tahun terakhir)

        Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

        gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

        Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

        penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

        untuk melakukan penelitian yang diusulkan

        Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

        kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

        Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

        g Metode Penelitian

        Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

        dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

        bagaimana menganalisis hasil penelitian

        Metode Penelitian memuat uraian tentang

        Metode pendekatan yang digunakan

        Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

        menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

        diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

        sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

        tersebut diperoleh

        Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

        wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

        pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

        Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

        lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

        dan metode pendekatan yang dipergunakan

        Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

        kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

        danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

        yang diteliti

        h Sistematika Penulisan

        Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

        jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

        banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

        3 Bagian Akhir

        Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

        daftar pustaka dan daftar lampiran

        a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

        Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

        kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

        pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

        lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

        menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

        dapat disajikan matriks atau uraian

        b Daftar Pustakat

        Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

        pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

        seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

        Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

        usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

        hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

        adalah

        Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

        Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

        kepustakaan yang sudah kuno)

        Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

        Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

        dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

        pembahasan

        Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

        daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

        c Daftar Lampiran

        Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

        disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

        dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

        dalam teks

        BAB III

        KESIMPULAN

        Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

        yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

        Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

        sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

        kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

        memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

        bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

        DAFTAR PUSTAKA

        Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

        (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

        diakses tanggal 08 Mei 2012)

        Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

        Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

        Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

        Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

        Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

        Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

        (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

        Mei 2012)

        Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

        Brawijaya Malang

        LAMPIRAN

        CONTOH PROPOSAL

        PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

        PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

        (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

        SKRIPSI

        Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

        Gelar Sarjana Ekonomi

        Disusun Oleh

        MUKHLISA PUTRI

        NIM 0810230111

        JURUSAN AKUNTANSI

        FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

        UNIVERSITAS BRAWIJAYA

        MALANG

        2012

        LEMBAR PENGESAHAN

        Skripsi dengan judul

        ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

        Kecil dan Menengah

        (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

        Yang disusun oleh

        Nama Mukhlisa Putri

        NIM 0810230111

        Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

        Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

        SUSUNAN DEWAN PENGUJI

        1 Devi Pusposari SEMSiAk

        NIP 19751105 200312 2 001

        (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

        2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

        NIP 19690609 199303 2 004

        (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

        3 Anita Wijayanti SEMSAAk

        NIP 19791217 200812 2 002

        (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

        Mengetahui Maret 2012

        Ketua Jurusan Akuntansi

        Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

        NIP 19690814 199402 1 001

        DAFTAR ISI

        DAFTAR ISIi

        DAFTAR TABELiii

        BAB I PENDAHULUAN

        11 Latar Belakang1

        12 Perumusan Masalah1

        13 Batasan Masalah10

        14 Tujuan Penelitian11

        15 Kontibusi Penelitian11

        16 Sistematika Penulisan12

        TINJAUAN PUSTAKA

        21 Persepsi14

        211 Pengertian Persepsi14

        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

        214 Aspek-aspek Persepsi20

        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

        221 Pengertian UMKM22

        222 Hambatan UMKM24

        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

        (SAK ETAP)26

        231 Intisari SAK ETAP26

        232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

        2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

        2334 Kinerja Keuangan UMKM38

        BAB III METODE PENELITIAN

        31 Pendekatan Penelitian40

        32 Unit Analisis41

        33 Sumber Data41

        34 Teknik Pengumpulan Data42

        35 Teknik Analisis Data43

        DAFTAR PUSTAKA45

        DAFTAR TABEL

        Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

        Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

        Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

        Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

        Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

        Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

        BAB I

        PENDAHULUAN

        11 Latar Belakang

        Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

        perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

        ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

        karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

        yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

        survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

        kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

        peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

        membantu upaya mengurangi pengangguran

        Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

        usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

        pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

        ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

        pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

        pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

        UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

        dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

        guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

        kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

        mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

        itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

        bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

        jumlah pengangguran

        Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

        adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

        orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

        UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

        di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

        dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

        pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

        satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

        serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

        memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

        Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

        usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

        perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

        menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

        yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

        pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

        mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

        Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

        penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

        5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

        4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

        dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

        sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

        Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

        mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

        usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

        belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

        posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

        ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

        Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

        dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

        bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

        ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

        nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

        kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

        Tabel 11

        Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

        dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

        No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

        1Usaha Mikro dan Kecil

        171048 (4045) 183125 (4111) + 706

        2Usaha Menengah

        78524 (1741) 75975 (1561) - 325

        3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

        Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

        Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

        dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

        tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

        mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

        ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

        ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

        perekonomian nasional

        Tabel 12

        Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

        No Skala Usaha 1997 2000 2003

        Pertumbuhan

        2000-2003

        1Usaha Mikro dan Kecil

        39704661 38669335 42326519 946

        2Usaha Menengah

        60449 54632 61986 1346

        3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

        Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

        Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

        ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

        tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

        komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

        saingnya pada masa yang akan datang

        Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

        dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

        Tabel 13

        Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

        No

        Skala Usaha

        Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

        Pangsa ()

        Jumlah (Unit)

        Pangsa ()

        Jumlah

        1 Usaha Mikro

        49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

        2 Usaha Kecil (UK)

        498565 100 520221 101 21656 434

        3 Usaha Menengah (UM)

        38282 008 39657 008 1375 359

        UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

        4 Usaha Besar (UB)

        4463 001 4372 001 (91) (204)

        Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

        Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

        Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

        kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

        2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

        Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

        berlaku

        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

        5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

        17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

        Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

        PDB Nasional menurut harga berlaku

        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

        berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

        berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

        Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

        2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

        9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

        Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

        ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

        Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

        perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

        mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

        relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

        diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

        Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

        pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

        pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

        masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

        terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

        pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

        arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

        baru yang tangguh

        Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

        UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

        manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

        umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

        finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

        bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

        maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

        Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

        kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

        pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

        pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

        untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

        Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

        terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

        mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

        berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

        karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

        dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

        berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

        PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

        lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

        dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

        kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

        dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

        eksternal

        Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

        membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

        dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

        perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

        kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

        dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

        tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

        Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

        agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

        pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

        pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

        sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

        UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

        dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

        dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

        yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

        menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

        kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

        usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

        sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

        Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

        standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

        mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

        karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

        Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

        mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

        perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

        Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

        bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

        tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

        pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

        mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

        dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

        dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

        melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

        Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

        (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

        21 Perumusan Masalah

        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

        penelitian ini adalah sebagai berikut

        Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

        pada UMKM

        13 Batasan Masalah

        Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

        memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

        permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

        Penulis membatasi masalah sebagai berikut

        1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

        Malang

        2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

        14 Tujuan Penelitian

        Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

        1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

        ETAP) pada UMKM

        2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

        ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

        15 Kontribusi Penelitian

        Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

        adalah sebagai berikut

        151 Manfaat Teoretis

        Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

        literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

        152 Manfaat Praktis

        Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

        sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

        1 Bagi Akademisi

        Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

        akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

        standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

        perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

        pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

        2 Bagi UMKM

        Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

        3 Bagi Penulis

        Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

        masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

        mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

        mendapatkan gelar sarjana (S1)

        153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

        Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

        bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

        sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

        16 Sistematika Penulisan

        Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

        penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

        Bab 1 Pendahuluan

        Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

        tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

        Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

        batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

        Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

        Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

        masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

        dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

        Bab 3 Metodologi Penelitian

        Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

        menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

        metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

        objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

        sedang diteliti oleh penulis

        Bab 4 Hasil dan Pembahasan

        Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

        meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

        penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

        mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

        Bab 5 Kesimpulan dan Saran

        Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

        dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

        dengan pembahasan yang telah dilakukan

        BAB II

        TINJAUAN PUSTAKA

        21 Persepsi

        211 Pengertian Persepsi

        Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

        menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

        untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

        Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

        atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

        obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

        terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

        dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

        kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

        mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

        kepada lingkungan mereka

        Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

        proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

        tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

        motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

        hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

        mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

        penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

        terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

        perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

        pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

        sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

        bertindak

        Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

        pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

        mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

        Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

        memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

        bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

        berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

        pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

        Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

        terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

        sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

        akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

        buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

        memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

        mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

        saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

        Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

        menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

        bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

        Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

        merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

        menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

        yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

        gambaran yang berarti

        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

        Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

        kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

        Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

        yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

        memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

        individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

        dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

        Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

        merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

        1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

        kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

        oleh alat indera manusia

        2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

        merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

        indera) melalui saraf-saraf sensoris

        3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

        psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

        stimulus yang diterima reseptor

        4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

        yaitu berupa tanggapan dan perilaku

        Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

        persepsi melalui tiga tahap yaitu

        1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

        melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

        pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

        2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

        pengorganisasian informasi

        3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

        lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

        cakrawala serta pengetahuan individu

        Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

        menyertai proses persepsi yaitu

        1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

        orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

        2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

        arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

        keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

        informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

        dan diserap

        3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

        dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

        Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

        dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

        dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

        eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

        stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

        memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

        berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

        memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

        1 Pelaku persepsi (perceiver)

        2 Objek atau yang dipersepsikan

        3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

        gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

        orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

        mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

        Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

        mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

        penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

        pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

        (Robbins 2003)

        Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

        oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

        atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

        yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

        diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

        Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

        faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

        1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

        2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

        3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

        4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

        fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

        individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

        yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

        lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

        dalam mempresepsikan sesuatu

        Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

        dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

        (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

        214 Aspek-aspek Persepsi

        Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

        komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

        (1991) ada tiga yaitu

        1 Komponen kognitif

        Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

        yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

        akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

        2 Komponen Afektif

        Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

        evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

        yang dimilikinya

        3 Komponen Konatif

        Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

        berhubungan dengan obyek sikapnya

        Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

        sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

        1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

        berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

        berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

        2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

        berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

        Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

        merupakan hal yang negatif

        3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

        komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

        objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

        menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

        seseorang terhadap objek sikap

        Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

        terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

        merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

        sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

        berperilaku

        Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

        komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

        merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

        suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

        yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

        obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

        lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

        tersebut

        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

        221 Pengertian UMKM

        Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

        perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

        asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

        Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

        mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

        menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

        menyerap antara 5-19 tenaga kerja

        Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

        adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

        yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

        Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

        Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

        dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

        perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

        bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

        besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

        Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

        Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

        sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

        merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

        menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

        usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

        sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

        UMKM

        Tabel 21

        Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

        No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

        1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

        2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

        3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

        Sumber wwwdepkopgoid

        Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

        (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

        kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

        angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

        sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

        mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

        mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

        selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

        ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

        PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

        kondisi tersebut

        Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

        merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

        permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

        usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

        10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

        222 Hambatan UMKM

        Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

        berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

        menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

        UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

        bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

        berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

        rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

        Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

        modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

        7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

        Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

        masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

        masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

        1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

        2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

        3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

        cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

        yang dikucurkan kecil

        4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

        ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

        memadai

        5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

        6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

        manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

        manajerial dan finansial

        Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

        (non finansial) adalah

        1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

        disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

        teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

        2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

        informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

        karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

        dengan keinginan pasar

        3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

        untuk mengembangkan SDM

        4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

        ETAP)

        231 Intisari SAK ETAP

        SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

        standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

        dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

        ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

        menyusun laporan keuangan mereka

        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

        sebagai berikut

        Bab 1 Ruang Lingkup

        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

        Bab 4 Neraca

        Bab 5 Laporan Laba Rugi

        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

        Bab 7 Laporan Arus Kas

        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

        Bab 11 Persediaan

        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

        Bab 14 Properti Investasi

        Bab 15 Aset Tetap

        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

        Bab 17 Sewa

        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

        Bab 19 Ekuitas

        Bab 20 Pendapatan

        Bab 21 Biaya Pinjaman

        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

        Bab 23 Imbalan Kerja

        Bab 24 Pajak Penghasilan

        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

        Bab 29 Ketentuan Transisi

        Bab 30 Tanggal Efektif

        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

        Tabel 22

        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

        No Elemen PSAK SAK ETAP

        1 Penyajian Laporan Keuangan

        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

        dalam laporan posisi keuangan

        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

        Sama dengan PSAK

        kecuali informasi yang

        disajikan dalam neraca

        yang menghilangkan pos

        Aset keuangan Properti investasi

        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

        Kewajiban berbunga jangka panjang

        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

        Kepentingan

        nonpengendalian2 Laporan Laba

        Rugi Laporan laba rugi

        komprehensif Informasi yang disajikan

        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

        Laba rugi selama periode Pendapatan

        komprehensif lain selama periode

        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

        laporan laba rugi

        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

        Sama dengan PSAK

        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

        4 Catatan Atas Laporan

        Keuangan

        Catatan atas laporan keuangan

        Struktur Pengungkapan kebijakan

        Akuntansi Sumber estimasi

        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

        Sama dengan PSAK

        kecuali pengungkapan

        modal

        5 Laporan Arus Kas

        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

        Sama dengan PSAK

        kecuali

        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

        Arus kas mata uang asing tidak diatur

        6 Laporan keuangan (LK)

        konsolidasi dan terpisah

        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

        Tidak diatur (Bab 12)

        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

        akuntansi

        estimasi dan kesalahan

        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

        aktivitas normal Operasi yang tidak

        dilanjutkan Perubahan estimasi

        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

        Akuntansi Penerapan suatu standar

        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

        Akuntansi yang lain

        penerapan kebijakan akuntansi

        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

        Perubahan Estimasi akuntansi

        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

        8 Instrumen Keuangan Dasar

        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

        Impairment menggunakan incurred loss concept

        Derecognition Hedging dan derivatif

        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

        Sama dengan PSAK

        10 Investasi pada

        perusahaan

        Ruang lingkup entitas asosiasi

        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

        asosiasi dan

        entitas anak

        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

        PSAK 15)

        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

        metode biaya Entitas anak

        metode ekuitas

        11 Investasi pada

        perusahaan asosiasi dan

        entitas anak

        Jointly controlled operation asset and entity

        Metode akuntansi Metode konsolidasi

        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

        PSAK 12 PBAPBOPBE)

        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

        12 Property Investasi

        Metode akuntansi

        Model nilai wajarModel biaya

        Metode akuntansi

        model biaya

        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

        Pengukuran biaya perolehan

        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

        Penyusutan Tidak perlu review nilai

        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

        Sama dengan PSAK

        kecuali

        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

        Tidak perlu review nilai residu

        14 Asset Tidak Berwujud

        Prinsip umum untuk pengakuan

        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

        Penurunan nilai

        Sama dengan PSAK

        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

        Menggunakan metode pembelian

        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

        Tidak diatur

        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

        Klasifikasi bersifat principle based

        Laporan keuangan lessee dan

        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

        Sama dengan PSAK

        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

        Sama dengan PSAK

        kecuali

        1048696 Reorganisasi

        1048696 Selisih penilaian

        kembali

        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

        pendapatan (ED PSAK 23)

        Sama dengan PSAK

        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

        biaya pinjaman

        Biaya pinjaman

        langsung dibebankan

        19 Penurunan Nilai Aset

        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

        persediaan Penurunan nilai goodwill

        Sama dengan PSAK

        kecuali

        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

        Imbalan jangka panjang lainnya

        Pesangon pemutusan kerja

        Sama dengan PSAK

        kecuali untuk manfaat

        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

        21 Pajak Penghasilan

        Menggunakan deferred tax concept

        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

        Menggunakan tax payable concept

        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

        22 Mata Uang Pelaporan

        Mata uang pencatatan dan pelaporan

        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

        pencatatan dan pelaporan

        Sama dengan PSAK

        Mata Uang Pelaporan

        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

        mata uang asing dalam mata uang fungsional

        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

        23 Peristiwa setelah akhir

        periode pelaporan

        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

        Sama dengan PSAK

        24 Pengungkapan pihakpihak

        yang mempunyai

        hubungan istimewa

        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

        Pengungkapan

        Sama dengan PSAK 7

        25 Aktivitas Khusus

        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

        bumi

        Tidak diatur

        Akuntansi pertambangan umum

        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

        asuransi26 Ketentuan

        Transisi Retrospektif atau

        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

        Sumber wwwiaiglobalorid

        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

        menurut Standar Akuntansi Keuangan

        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

        1 neraca

        2 laporan laba rugi

        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

        4 laporan arus kas dan

        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

        diharapkan akan diperoleh entitas

        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

        kewajiban

        2334 Kinerja Keuangan UMKM

        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

        lanjut sebagai berikut

        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

        kontribusi penanam modal

        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

        BAB III

        METODE PENELITIAN

        31 Pendekatan Penelitian

        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

        dalam penelitiannya

        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

        32 Unit Analisis

        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

        33 Sumber Data

        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

        34 Teknik Pengumpulan Data

        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

        Supomo 2002153)

        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

        survei yang tertulis

        35 Teknik Analisis Data

        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

        orang lain

        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

        dalam analisa data yaitu

        1 Reduksi Data

        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

        2 Penyajian Data

        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

        dengan teks yang bersifat naratif

        3 Penyimpulan Data

        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

        hipotesis atau teori

        DAFTAR PUSTAKA

        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

        • Bab 1 Pendahuluan
        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
        • Bab 3 Metodologi Penelitian
        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
        • 31 Pendekatan Penelitian
        • 33 Sumber Data
        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
        • 34 Teknik Pengumpulan Data
        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
        • 1 Reduksi Data
        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
        • 2 Penyajian Data
        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
        • 3 Penyimpulan Data

          BAB II

          PEMBAHASAN

          A Pengertian Proposal

          Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

          penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

          mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

          sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

          penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

          bahan skripsinya

          B Karakteristik Proposal

          Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

          sebagai berikut

          a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

          guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

          b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

          yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

          penelitian tersebut

          c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

          mahasiswa

          d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

          memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

          praktisi di lapangan

          C Tujuan Proposal

          Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

          terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

          proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

          D Kerangka Penulisan Proposal

          Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

          dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

          berdasarkan ketentuan sebagai berikut

          1 Bagian Awal

          Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

          halaman persetujuan dan daftar isi

          a Halaman Sampul Judul

          Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

          berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

          kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

          Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

          oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

          mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

          Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

          dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

          b Halaman Persetujuan

          Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

          mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

          persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

          mengetahui ketua bagian

          c Daftar Isi

          Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

          dengan nomor halamannya

          2 Bagian IsiUtama

          Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

          masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

          tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

          a Judul Penelitian

          Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

          skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

          bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

          permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

          mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

          mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

          mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

          penafsiran ganda

          Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

          penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

          data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

          pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

          mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

          kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

          dipecah menjadi sub judul

          b Latar Belakang Masalah

          Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

          yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

          dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

          Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

          sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

          dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

          pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

          tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

          manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

          panel majalah ilmiah koran atau internet

          Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

          penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

          dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

          fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

          akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

          dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

          c Perumusan Masalah

          Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

          berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

          masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

          orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

          Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

          pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

          kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

          Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

          Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

          atau Bagaimana (How)

          Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

          peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

          disimpulkan

          d Tujuan Penelitian

          Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

          hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

          mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

          menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

          ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

          atau pertanyaan penelitian

          Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

          penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

          ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

          atau ldquoUntuk menganalisirdquo

          e Manfaat Penelitian

          Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

          secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

          telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

          yang mendasar

          a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

          sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

          tersebut

          b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

          penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

          dengan hasil penelitian seperti

          1 Pembantu kebijakan

          2 Dunia usaha atau industri

          3 Meningkatkan pelayanan

          4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

          5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

          f Tinjauan Pustaka

          Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

          ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

          pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

          hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

          Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

          dari karya ilmiah

          Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

          buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

          tahun terakhir)

          Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

          gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

          Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

          penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

          untuk melakukan penelitian yang diusulkan

          Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

          kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

          Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

          g Metode Penelitian

          Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

          dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

          bagaimana menganalisis hasil penelitian

          Metode Penelitian memuat uraian tentang

          Metode pendekatan yang digunakan

          Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

          menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

          diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

          sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

          tersebut diperoleh

          Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

          wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

          pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

          Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

          lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

          dan metode pendekatan yang dipergunakan

          Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

          kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

          danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

          yang diteliti

          h Sistematika Penulisan

          Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

          jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

          banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

          3 Bagian Akhir

          Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

          daftar pustaka dan daftar lampiran

          a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

          Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

          kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

          pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

          lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

          menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

          dapat disajikan matriks atau uraian

          b Daftar Pustakat

          Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

          pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

          seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

          Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

          usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

          hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

          adalah

          Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

          Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

          kepustakaan yang sudah kuno)

          Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

          Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

          dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

          pembahasan

          Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

          daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

          c Daftar Lampiran

          Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

          disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

          dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

          dalam teks

          BAB III

          KESIMPULAN

          Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

          yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

          Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

          sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

          kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

          memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

          bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

          DAFTAR PUSTAKA

          Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

          (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

          diakses tanggal 08 Mei 2012)

          Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

          Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

          Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

          Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

          Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

          Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

          (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

          Mei 2012)

          Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

          Brawijaya Malang

          LAMPIRAN

          CONTOH PROPOSAL

          PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

          PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

          (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

          SKRIPSI

          Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

          Gelar Sarjana Ekonomi

          Disusun Oleh

          MUKHLISA PUTRI

          NIM 0810230111

          JURUSAN AKUNTANSI

          FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

          UNIVERSITAS BRAWIJAYA

          MALANG

          2012

          LEMBAR PENGESAHAN

          Skripsi dengan judul

          ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

          Kecil dan Menengah

          (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

          Yang disusun oleh

          Nama Mukhlisa Putri

          NIM 0810230111

          Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

          Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

          SUSUNAN DEWAN PENGUJI

          1 Devi Pusposari SEMSiAk

          NIP 19751105 200312 2 001

          (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

          2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

          NIP 19690609 199303 2 004

          (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

          3 Anita Wijayanti SEMSAAk

          NIP 19791217 200812 2 002

          (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

          Mengetahui Maret 2012

          Ketua Jurusan Akuntansi

          Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

          NIP 19690814 199402 1 001

          DAFTAR ISI

          DAFTAR ISIi

          DAFTAR TABELiii

          BAB I PENDAHULUAN

          11 Latar Belakang1

          12 Perumusan Masalah1

          13 Batasan Masalah10

          14 Tujuan Penelitian11

          15 Kontibusi Penelitian11

          16 Sistematika Penulisan12

          TINJAUAN PUSTAKA

          21 Persepsi14

          211 Pengertian Persepsi14

          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

          214 Aspek-aspek Persepsi20

          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

          221 Pengertian UMKM22

          222 Hambatan UMKM24

          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

          (SAK ETAP)26

          231 Intisari SAK ETAP26

          232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

          2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

          2334 Kinerja Keuangan UMKM38

          BAB III METODE PENELITIAN

          31 Pendekatan Penelitian40

          32 Unit Analisis41

          33 Sumber Data41

          34 Teknik Pengumpulan Data42

          35 Teknik Analisis Data43

          DAFTAR PUSTAKA45

          DAFTAR TABEL

          Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

          Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

          Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

          Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

          Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

          Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

          BAB I

          PENDAHULUAN

          11 Latar Belakang

          Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

          perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

          ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

          karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

          yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

          survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

          kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

          peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

          membantu upaya mengurangi pengangguran

          Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

          usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

          pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

          ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

          pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

          pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

          UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

          dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

          guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

          kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

          mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

          itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

          bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

          jumlah pengangguran

          Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

          adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

          orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

          UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

          di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

          dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

          pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

          satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

          serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

          memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

          Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

          usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

          perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

          menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

          yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

          pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

          mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

          Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

          penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

          5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

          4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

          dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

          sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

          Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

          mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

          usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

          belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

          posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

          ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

          Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

          dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

          bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

          ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

          nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

          kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

          Tabel 11

          Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

          dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

          No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

          1Usaha Mikro dan Kecil

          171048 (4045) 183125 (4111) + 706

          2Usaha Menengah

          78524 (1741) 75975 (1561) - 325

          3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

          Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

          Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

          dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

          tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

          mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

          ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

          ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

          perekonomian nasional

          Tabel 12

          Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

          No Skala Usaha 1997 2000 2003

          Pertumbuhan

          2000-2003

          1Usaha Mikro dan Kecil

          39704661 38669335 42326519 946

          2Usaha Menengah

          60449 54632 61986 1346

          3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

          Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

          Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

          ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

          tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

          komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

          saingnya pada masa yang akan datang

          Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

          dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

          Tabel 13

          Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

          No

          Skala Usaha

          Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

          Pangsa ()

          Jumlah (Unit)

          Pangsa ()

          Jumlah

          1 Usaha Mikro

          49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

          2 Usaha Kecil (UK)

          498565 100 520221 101 21656 434

          3 Usaha Menengah (UM)

          38282 008 39657 008 1375 359

          UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

          4 Usaha Besar (UB)

          4463 001 4372 001 (91) (204)

          Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

          Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

          Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

          kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

          2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

          Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

          berlaku

          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

          5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

          17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

          Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

          PDB Nasional menurut harga berlaku

          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

          berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

          berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

          Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

          2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

          9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

          Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

          ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

          Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

          perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

          mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

          relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

          diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

          Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

          pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

          pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

          masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

          terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

          pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

          arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

          baru yang tangguh

          Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

          UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

          manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

          umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

          finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

          bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

          maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

          Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

          kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

          pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

          pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

          untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

          Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

          terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

          mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

          berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

          karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

          dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

          berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

          PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

          lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

          dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

          kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

          dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

          eksternal

          Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

          membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

          dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

          perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

          kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

          dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

          tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

          Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

          agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

          pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

          pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

          sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

          UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

          dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

          dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

          yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

          menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

          kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

          usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

          sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

          Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

          standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

          mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

          karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

          Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

          mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

          perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

          Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

          bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

          tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

          pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

          mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

          dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

          dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

          melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

          Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

          (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

          21 Perumusan Masalah

          Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

          penelitian ini adalah sebagai berikut

          Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

          pada UMKM

          13 Batasan Masalah

          Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

          memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

          permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

          Penulis membatasi masalah sebagai berikut

          1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

          Malang

          2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

          14 Tujuan Penelitian

          Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

          1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

          ETAP) pada UMKM

          2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

          ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

          15 Kontribusi Penelitian

          Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

          adalah sebagai berikut

          151 Manfaat Teoretis

          Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

          literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

          152 Manfaat Praktis

          Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

          sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

          1 Bagi Akademisi

          Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

          akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

          standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

          perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

          pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

          2 Bagi UMKM

          Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

          3 Bagi Penulis

          Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

          masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

          mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

          mendapatkan gelar sarjana (S1)

          153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

          Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

          bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

          sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

          16 Sistematika Penulisan

          Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

          penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

          Bab 1 Pendahuluan

          Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

          tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

          Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

          batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

          Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

          Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

          masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

          dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

          Bab 3 Metodologi Penelitian

          Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

          menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

          metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

          objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

          sedang diteliti oleh penulis

          Bab 4 Hasil dan Pembahasan

          Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

          meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

          penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

          mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

          Bab 5 Kesimpulan dan Saran

          Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

          dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

          dengan pembahasan yang telah dilakukan

          BAB II

          TINJAUAN PUSTAKA

          21 Persepsi

          211 Pengertian Persepsi

          Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

          menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

          untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

          Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

          atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

          obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

          terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

          dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

          kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

          mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

          kepada lingkungan mereka

          Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

          proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

          tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

          motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

          hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

          mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

          penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

          terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

          perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

          pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

          sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

          bertindak

          Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

          pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

          mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

          Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

          memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

          bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

          berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

          pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

          Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

          terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

          sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

          akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

          buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

          memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

          mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

          saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

          Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

          menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

          bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

          Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

          merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

          menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

          yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

          gambaran yang berarti

          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

          Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

          kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

          Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

          yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

          memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

          individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

          dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

          Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

          merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

          1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

          kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

          oleh alat indera manusia

          2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

          merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

          indera) melalui saraf-saraf sensoris

          3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

          psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

          stimulus yang diterima reseptor

          4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

          yaitu berupa tanggapan dan perilaku

          Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

          persepsi melalui tiga tahap yaitu

          1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

          melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

          pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

          2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

          pengorganisasian informasi

          3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

          lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

          cakrawala serta pengetahuan individu

          Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

          menyertai proses persepsi yaitu

          1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

          orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

          2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

          arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

          keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

          informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

          dan diserap

          3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

          dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

          Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

          dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

          dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

          eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

          stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

          Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

          memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

          berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

          memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

          1 Pelaku persepsi (perceiver)

          2 Objek atau yang dipersepsikan

          3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

          Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

          gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

          orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

          mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

          Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

          mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

          penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

          pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

          (Robbins 2003)

          Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

          oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

          atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

          yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

          diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

          Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

          faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

          1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

          2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

          3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

          4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

          Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

          fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

          individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

          yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

          lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

          dalam mempresepsikan sesuatu

          Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

          dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

          (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

          214 Aspek-aspek Persepsi

          Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

          komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

          (1991) ada tiga yaitu

          1 Komponen kognitif

          Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

          yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

          akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

          2 Komponen Afektif

          Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

          evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

          yang dimilikinya

          3 Komponen Konatif

          Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

          berhubungan dengan obyek sikapnya

          Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

          sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

          1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

          berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

          berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

          2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

          berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

          Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

          merupakan hal yang negatif

          3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

          komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

          objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

          menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

          seseorang terhadap objek sikap

          Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

          terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

          merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

          sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

          berperilaku

          Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

          komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

          merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

          suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

          yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

          obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

          lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

          tersebut

          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

          221 Pengertian UMKM

          Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

          perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

          asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

          Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

          mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

          menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

          menyerap antara 5-19 tenaga kerja

          Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

          adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

          yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

          Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

          Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

          dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

          perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

          bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

          besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

          Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

          Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

          sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

          merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

          menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

          usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

          sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

          UMKM

          Tabel 21

          Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

          No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

          1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

          2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

          3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

          Sumber wwwdepkopgoid

          Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

          (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

          kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

          angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

          sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

          mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

          mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

          selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

          ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

          PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

          kondisi tersebut

          Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

          merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

          permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

          usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

          10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

          222 Hambatan UMKM

          Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

          berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

          menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

          UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

          bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

          berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

          rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

          Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

          modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

          7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

          Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

          masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

          masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

          1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

          2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

          3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

          cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

          yang dikucurkan kecil

          4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

          ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

          memadai

          5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

          6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

          manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

          manajerial dan finansial

          Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

          (non finansial) adalah

          1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

          disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

          teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

          2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

          informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

          karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

          dengan keinginan pasar

          3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

          untuk mengembangkan SDM

          4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

          ETAP)

          231 Intisari SAK ETAP

          SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

          standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

          dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

          ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

          mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

          standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

          menyusun laporan keuangan mereka

          Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

          sebagai berikut

          Bab 1 Ruang Lingkup

          Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

          Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

          Bab 4 Neraca

          Bab 5 Laporan Laba Rugi

          Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

          Bab 7 Laporan Arus Kas

          Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

          Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

          Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

          Bab 11 Persediaan

          Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

          Bab 13 Investasi pada Joint Venture

          Bab 14 Properti Investasi

          Bab 15 Aset Tetap

          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

          Bab 17 Sewa

          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

          Bab 19 Ekuitas

          Bab 20 Pendapatan

          Bab 21 Biaya Pinjaman

          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

          Bab 23 Imbalan Kerja

          Bab 24 Pajak Penghasilan

          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

          Bab 29 Ketentuan Transisi

          Bab 30 Tanggal Efektif

          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

          Tabel 22

          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

          No Elemen PSAK SAK ETAP

          1 Penyajian Laporan Keuangan

          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

          dalam laporan posisi keuangan

          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

          Sama dengan PSAK

          kecuali informasi yang

          disajikan dalam neraca

          yang menghilangkan pos

          Aset keuangan Properti investasi

          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

          Kewajiban berbunga jangka panjang

          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

          Kepentingan

          nonpengendalian2 Laporan Laba

          Rugi Laporan laba rugi

          komprehensif Informasi yang disajikan

          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

          Laba rugi selama periode Pendapatan

          komprehensif lain selama periode

          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

          laporan laba rugi

          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

          Sama dengan PSAK

          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

          4 Catatan Atas Laporan

          Keuangan

          Catatan atas laporan keuangan

          Struktur Pengungkapan kebijakan

          Akuntansi Sumber estimasi

          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

          Sama dengan PSAK

          kecuali pengungkapan

          modal

          5 Laporan Arus Kas

          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

          Sama dengan PSAK

          kecuali

          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

          Arus kas mata uang asing tidak diatur

          6 Laporan keuangan (LK)

          konsolidasi dan terpisah

          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

          Tidak diatur (Bab 12)

          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

          akuntansi

          estimasi dan kesalahan

          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

          aktivitas normal Operasi yang tidak

          dilanjutkan Perubahan estimasi

          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

          Akuntansi Penerapan suatu standar

          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

          Akuntansi yang lain

          penerapan kebijakan akuntansi

          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

          Perubahan Estimasi akuntansi

          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

          8 Instrumen Keuangan Dasar

          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

          Impairment menggunakan incurred loss concept

          Derecognition Hedging dan derivatif

          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

          Sama dengan PSAK

          10 Investasi pada

          perusahaan

          Ruang lingkup entitas asosiasi

          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

          asosiasi dan

          entitas anak

          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

          PSAK 15)

          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

          metode biaya Entitas anak

          metode ekuitas

          11 Investasi pada

          perusahaan asosiasi dan

          entitas anak

          Jointly controlled operation asset and entity

          Metode akuntansi Metode konsolidasi

          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

          PSAK 12 PBAPBOPBE)

          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

          12 Property Investasi

          Metode akuntansi

          Model nilai wajarModel biaya

          Metode akuntansi

          model biaya

          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

          Pengukuran biaya perolehan

          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

          Penyusutan Tidak perlu review nilai

          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

          Sama dengan PSAK

          kecuali

          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

          Tidak perlu review nilai residu

          14 Asset Tidak Berwujud

          Prinsip umum untuk pengakuan

          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

          Penurunan nilai

          Sama dengan PSAK

          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

          Menggunakan metode pembelian

          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

          Tidak diatur

          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

          Klasifikasi bersifat principle based

          Laporan keuangan lessee dan

          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

          Sama dengan PSAK

          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

          Sama dengan PSAK

          kecuali

          1048696 Reorganisasi

          1048696 Selisih penilaian

          kembali

          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

          pendapatan (ED PSAK 23)

          Sama dengan PSAK

          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

          biaya pinjaman

          Biaya pinjaman

          langsung dibebankan

          19 Penurunan Nilai Aset

          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

          persediaan Penurunan nilai goodwill

          Sama dengan PSAK

          kecuali

          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

          Imbalan jangka panjang lainnya

          Pesangon pemutusan kerja

          Sama dengan PSAK

          kecuali untuk manfaat

          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

          21 Pajak Penghasilan

          Menggunakan deferred tax concept

          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

          Menggunakan tax payable concept

          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

          22 Mata Uang Pelaporan

          Mata uang pencatatan dan pelaporan

          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

          pencatatan dan pelaporan

          Sama dengan PSAK

          Mata Uang Pelaporan

          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

          mata uang asing dalam mata uang fungsional

          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

          23 Peristiwa setelah akhir

          periode pelaporan

          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

          Sama dengan PSAK

          24 Pengungkapan pihakpihak

          yang mempunyai

          hubungan istimewa

          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

          Pengungkapan

          Sama dengan PSAK 7

          25 Aktivitas Khusus

          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

          bumi

          Tidak diatur

          Akuntansi pertambangan umum

          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

          asuransi26 Ketentuan

          Transisi Retrospektif atau

          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

          Sumber wwwiaiglobalorid

          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

          menurut Standar Akuntansi Keuangan

          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

          1 neraca

          2 laporan laba rugi

          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

          4 laporan arus kas dan

          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

          diharapkan akan diperoleh entitas

          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

          kewajiban

          2334 Kinerja Keuangan UMKM

          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

          lanjut sebagai berikut

          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

          kontribusi penanam modal

          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

          BAB III

          METODE PENELITIAN

          31 Pendekatan Penelitian

          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

          dalam penelitiannya

          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

          32 Unit Analisis

          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

          33 Sumber Data

          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

          34 Teknik Pengumpulan Data

          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

          Supomo 2002153)

          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

          survei yang tertulis

          35 Teknik Analisis Data

          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

          orang lain

          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

          dalam analisa data yaitu

          1 Reduksi Data

          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

          2 Penyajian Data

          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

          dengan teks yang bersifat naratif

          3 Penyimpulan Data

          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

          hipotesis atau teori

          DAFTAR PUSTAKA

          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

          • Bab 1 Pendahuluan
          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
          • Bab 3 Metodologi Penelitian
          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
          • 31 Pendekatan Penelitian
          • 33 Sumber Data
          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
          • 34 Teknik Pengumpulan Data
          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
          • 1 Reduksi Data
          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
          • 2 Penyajian Data
          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
          • 3 Penyimpulan Data

            D Kerangka Penulisan Proposal

            Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

            dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

            berdasarkan ketentuan sebagai berikut

            1 Bagian Awal

            Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

            halaman persetujuan dan daftar isi

            a Halaman Sampul Judul

            Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

            berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

            kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

            Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

            oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

            mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

            Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

            dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

            b Halaman Persetujuan

            Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

            mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

            persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

            mengetahui ketua bagian

            c Daftar Isi

            Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

            dengan nomor halamannya

            2 Bagian IsiUtama

            Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

            masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

            tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

            a Judul Penelitian

            Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

            skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

            bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

            permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

            mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

            mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

            mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

            penafsiran ganda

            Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

            penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

            data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

            pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

            mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

            kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

            dipecah menjadi sub judul

            b Latar Belakang Masalah

            Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

            yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

            dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

            Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

            sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

            dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

            pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

            tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

            manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

            panel majalah ilmiah koran atau internet

            Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

            penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

            dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

            fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

            akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

            dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

            c Perumusan Masalah

            Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

            berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

            masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

            orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

            Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

            pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

            kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

            Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

            Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

            atau Bagaimana (How)

            Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

            peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

            disimpulkan

            d Tujuan Penelitian

            Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

            hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

            mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

            menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

            ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

            atau pertanyaan penelitian

            Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

            penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

            ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

            atau ldquoUntuk menganalisirdquo

            e Manfaat Penelitian

            Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

            secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

            telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

            yang mendasar

            a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

            sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

            tersebut

            b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

            penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

            dengan hasil penelitian seperti

            1 Pembantu kebijakan

            2 Dunia usaha atau industri

            3 Meningkatkan pelayanan

            4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

            5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

            f Tinjauan Pustaka

            Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

            ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

            pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

            hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

            Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

            dari karya ilmiah

            Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

            buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

            tahun terakhir)

            Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

            gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

            Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

            penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

            untuk melakukan penelitian yang diusulkan

            Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

            kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

            Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

            g Metode Penelitian

            Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

            dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

            bagaimana menganalisis hasil penelitian

            Metode Penelitian memuat uraian tentang

            Metode pendekatan yang digunakan

            Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

            menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

            diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

            sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

            tersebut diperoleh

            Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

            wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

            pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

            Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

            lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

            dan metode pendekatan yang dipergunakan

            Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

            kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

            danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

            yang diteliti

            h Sistematika Penulisan

            Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

            jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

            banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

            3 Bagian Akhir

            Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

            daftar pustaka dan daftar lampiran

            a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

            Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

            kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

            pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

            lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

            menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

            dapat disajikan matriks atau uraian

            b Daftar Pustakat

            Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

            pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

            seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

            Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

            usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

            hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

            adalah

            Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

            Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

            kepustakaan yang sudah kuno)

            Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

            Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

            dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

            pembahasan

            Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

            daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

            c Daftar Lampiran

            Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

            disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

            dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

            dalam teks

            BAB III

            KESIMPULAN

            Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

            yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

            Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

            sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

            kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

            memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

            bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

            DAFTAR PUSTAKA

            Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

            (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

            diakses tanggal 08 Mei 2012)

            Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

            Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

            Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

            Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

            Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

            Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

            (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

            Mei 2012)

            Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

            Brawijaya Malang

            LAMPIRAN

            CONTOH PROPOSAL

            PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

            PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

            (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

            SKRIPSI

            Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

            Gelar Sarjana Ekonomi

            Disusun Oleh

            MUKHLISA PUTRI

            NIM 0810230111

            JURUSAN AKUNTANSI

            FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

            UNIVERSITAS BRAWIJAYA

            MALANG

            2012

            LEMBAR PENGESAHAN

            Skripsi dengan judul

            ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

            Kecil dan Menengah

            (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

            Yang disusun oleh

            Nama Mukhlisa Putri

            NIM 0810230111

            Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

            Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

            SUSUNAN DEWAN PENGUJI

            1 Devi Pusposari SEMSiAk

            NIP 19751105 200312 2 001

            (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

            2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

            NIP 19690609 199303 2 004

            (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

            3 Anita Wijayanti SEMSAAk

            NIP 19791217 200812 2 002

            (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

            Mengetahui Maret 2012

            Ketua Jurusan Akuntansi

            Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

            NIP 19690814 199402 1 001

            DAFTAR ISI

            DAFTAR ISIi

            DAFTAR TABELiii

            BAB I PENDAHULUAN

            11 Latar Belakang1

            12 Perumusan Masalah1

            13 Batasan Masalah10

            14 Tujuan Penelitian11

            15 Kontibusi Penelitian11

            16 Sistematika Penulisan12

            TINJAUAN PUSTAKA

            21 Persepsi14

            211 Pengertian Persepsi14

            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

            214 Aspek-aspek Persepsi20

            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

            221 Pengertian UMKM22

            222 Hambatan UMKM24

            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

            (SAK ETAP)26

            231 Intisari SAK ETAP26

            232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

            2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

            2334 Kinerja Keuangan UMKM38

            BAB III METODE PENELITIAN

            31 Pendekatan Penelitian40

            32 Unit Analisis41

            33 Sumber Data41

            34 Teknik Pengumpulan Data42

            35 Teknik Analisis Data43

            DAFTAR PUSTAKA45

            DAFTAR TABEL

            Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

            Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

            Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

            Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

            Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

            Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

            BAB I

            PENDAHULUAN

            11 Latar Belakang

            Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

            perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

            ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

            karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

            yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

            survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

            kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

            peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

            membantu upaya mengurangi pengangguran

            Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

            usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

            pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

            ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

            pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

            pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

            UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

            dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

            guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

            kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

            mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

            itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

            bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

            jumlah pengangguran

            Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

            adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

            orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

            UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

            di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

            dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

            pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

            satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

            serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

            memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

            Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

            usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

            perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

            menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

            yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

            pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

            mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

            Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

            penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

            5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

            4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

            dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

            sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

            Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

            mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

            usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

            belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

            posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

            ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

            Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

            dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

            bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

            ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

            nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

            kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

            Tabel 11

            Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

            dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

            No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

            1Usaha Mikro dan Kecil

            171048 (4045) 183125 (4111) + 706

            2Usaha Menengah

            78524 (1741) 75975 (1561) - 325

            3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

            Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

            Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

            dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

            tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

            mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

            ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

            ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

            perekonomian nasional

            Tabel 12

            Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

            No Skala Usaha 1997 2000 2003

            Pertumbuhan

            2000-2003

            1Usaha Mikro dan Kecil

            39704661 38669335 42326519 946

            2Usaha Menengah

            60449 54632 61986 1346

            3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

            Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

            Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

            ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

            tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

            komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

            saingnya pada masa yang akan datang

            Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

            dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

            Tabel 13

            Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

            No

            Skala Usaha

            Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

            Pangsa ()

            Jumlah (Unit)

            Pangsa ()

            Jumlah

            1 Usaha Mikro

            49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

            2 Usaha Kecil (UK)

            498565 100 520221 101 21656 434

            3 Usaha Menengah (UM)

            38282 008 39657 008 1375 359

            UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

            4 Usaha Besar (UB)

            4463 001 4372 001 (91) (204)

            Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

            Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

            Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

            kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

            2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

            Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

            berlaku

            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

            5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

            17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

            Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

            PDB Nasional menurut harga berlaku

            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

            berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

            berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

            Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

            2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

            9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

            Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

            ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

            Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

            perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

            mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

            relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

            diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

            Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

            pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

            pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

            masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

            terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

            pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

            arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

            baru yang tangguh

            Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

            UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

            manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

            umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

            finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

            bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

            maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

            Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

            kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

            pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

            pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

            untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

            Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

            terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

            mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

            berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

            karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

            dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

            berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

            PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

            lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

            dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

            kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

            dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

            eksternal

            Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

            membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

            dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

            perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

            kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

            dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

            tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

            Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

            agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

            pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

            pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

            sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

            UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

            dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

            dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

            yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

            menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

            kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

            usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

            sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

            Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

            standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

            mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

            karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

            Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

            mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

            perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

            Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

            bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

            tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

            pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

            mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

            dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

            dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

            melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

            Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

            (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

            21 Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

            penelitian ini adalah sebagai berikut

            Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

            pada UMKM

            13 Batasan Masalah

            Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

            memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

            permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

            Penulis membatasi masalah sebagai berikut

            1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

            Malang

            2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

            14 Tujuan Penelitian

            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

            1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

            ETAP) pada UMKM

            2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

            ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

            15 Kontribusi Penelitian

            Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

            adalah sebagai berikut

            151 Manfaat Teoretis

            Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

            literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

            152 Manfaat Praktis

            Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

            sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

            1 Bagi Akademisi

            Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

            akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

            standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

            perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

            pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

            2 Bagi UMKM

            Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

            3 Bagi Penulis

            Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

            masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

            mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

            mendapatkan gelar sarjana (S1)

            153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

            Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

            bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

            sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

            16 Sistematika Penulisan

            Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

            penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

            Bab 1 Pendahuluan

            Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

            tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

            Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

            batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

            Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

            Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

            masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

            dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

            Bab 3 Metodologi Penelitian

            Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

            menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

            metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

            objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

            sedang diteliti oleh penulis

            Bab 4 Hasil dan Pembahasan

            Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

            meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

            penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

            mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

            Bab 5 Kesimpulan dan Saran

            Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

            dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

            dengan pembahasan yang telah dilakukan

            BAB II

            TINJAUAN PUSTAKA

            21 Persepsi

            211 Pengertian Persepsi

            Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

            menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

            untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

            Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

            atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

            obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

            terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

            dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

            kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

            mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

            kepada lingkungan mereka

            Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

            proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

            tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

            motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

            hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

            mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

            penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

            terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

            perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

            pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

            sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

            bertindak

            Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

            pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

            mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

            Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

            memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

            bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

            berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

            pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

            Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

            terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

            sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

            akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

            buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

            memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

            mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

            saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

            Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

            menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

            bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

            Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

            merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

            menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

            yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

            gambaran yang berarti

            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

            Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

            kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

            Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

            yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

            memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

            individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

            dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

            Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

            merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

            1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

            kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

            oleh alat indera manusia

            2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

            merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

            indera) melalui saraf-saraf sensoris

            3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

            psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

            stimulus yang diterima reseptor

            4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

            yaitu berupa tanggapan dan perilaku

            Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

            persepsi melalui tiga tahap yaitu

            1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

            melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

            pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

            2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

            pengorganisasian informasi

            3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

            lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

            cakrawala serta pengetahuan individu

            Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

            menyertai proses persepsi yaitu

            1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

            orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

            2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

            arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

            keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

            informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

            dan diserap

            3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

            dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

            Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

            dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

            dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

            eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

            stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

            Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

            memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

            berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

            memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

            1 Pelaku persepsi (perceiver)

            2 Objek atau yang dipersepsikan

            3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

            Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

            gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

            orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

            mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

            Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

            mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

            penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

            pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

            (Robbins 2003)

            Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

            oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

            atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

            yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

            diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

            Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

            faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

            1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

            2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

            3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

            4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

            Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

            fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

            individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

            yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

            lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

            dalam mempresepsikan sesuatu

            Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

            dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

            (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

            214 Aspek-aspek Persepsi

            Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

            komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

            (1991) ada tiga yaitu

            1 Komponen kognitif

            Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

            yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

            akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

            2 Komponen Afektif

            Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

            evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

            yang dimilikinya

            3 Komponen Konatif

            Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

            berhubungan dengan obyek sikapnya

            Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

            sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

            1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

            berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

            berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

            2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

            berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

            Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

            merupakan hal yang negatif

            3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

            komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

            objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

            menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

            seseorang terhadap objek sikap

            Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

            terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

            merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

            sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

            berperilaku

            Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

            komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

            merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

            suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

            yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

            obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

            lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

            tersebut

            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

            221 Pengertian UMKM

            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

            perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

            asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

            Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

            mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

            menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

            menyerap antara 5-19 tenaga kerja

            Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

            adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

            yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

            Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

            Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

            dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

            perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

            bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

            besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

            Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

            Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

            sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

            merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

            menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

            usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

            sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

            UMKM

            Tabel 21

            Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

            No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

            1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

            2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

            3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

            Sumber wwwdepkopgoid

            Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

            (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

            angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

            sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

            mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

            mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

            selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

            ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

            PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

            kondisi tersebut

            Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

            merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

            permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

            usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

            10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

            222 Hambatan UMKM

            Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

            berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

            menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

            UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

            bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

            berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

            rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

            Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

            modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

            7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

            Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

            masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

            masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

            1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

            2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

            3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

            cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

            yang dikucurkan kecil

            4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

            ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

            memadai

            5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

            6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

            manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

            manajerial dan finansial

            Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

            (non finansial) adalah

            1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

            disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

            teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

            2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

            informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

            karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

            dengan keinginan pasar

            3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

            untuk mengembangkan SDM

            4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

            ETAP)

            231 Intisari SAK ETAP

            SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

            standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

            dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

            ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

            mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

            standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

            menyusun laporan keuangan mereka

            Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

            sebagai berikut

            Bab 1 Ruang Lingkup

            Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

            Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

            Bab 4 Neraca

            Bab 5 Laporan Laba Rugi

            Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

            Bab 7 Laporan Arus Kas

            Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

            Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

            Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

            Bab 11 Persediaan

            Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

            Bab 13 Investasi pada Joint Venture

            Bab 14 Properti Investasi

            Bab 15 Aset Tetap

            Bab 16 Aset Tidak Berwujud

            Bab 17 Sewa

            Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

            Bab 19 Ekuitas

            Bab 20 Pendapatan

            Bab 21 Biaya Pinjaman

            Bab 22 Penurunan Nilai Aset

            Bab 23 Imbalan Kerja

            Bab 24 Pajak Penghasilan

            Bab 25 Mata Uang Pelaporan

            Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

            Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

            Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

            Bab 29 Ketentuan Transisi

            Bab 30 Tanggal Efektif

            Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

            untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

            akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

            Tabel 22

            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

            No Elemen PSAK SAK ETAP

            1 Penyajian Laporan Keuangan

            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

            dalam laporan posisi keuangan

            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

            Sama dengan PSAK

            kecuali informasi yang

            disajikan dalam neraca

            yang menghilangkan pos

            Aset keuangan Properti investasi

            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

            Kewajiban berbunga jangka panjang

            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

            Kepentingan

            nonpengendalian2 Laporan Laba

            Rugi Laporan laba rugi

            komprehensif Informasi yang disajikan

            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

            Laba rugi selama periode Pendapatan

            komprehensif lain selama periode

            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

            laporan laba rugi

            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

            Sama dengan PSAK

            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

            4 Catatan Atas Laporan

            Keuangan

            Catatan atas laporan keuangan

            Struktur Pengungkapan kebijakan

            Akuntansi Sumber estimasi

            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

            Sama dengan PSAK

            kecuali pengungkapan

            modal

            5 Laporan Arus Kas

            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

            Sama dengan PSAK

            kecuali

            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

            Arus kas mata uang asing tidak diatur

            6 Laporan keuangan (LK)

            konsolidasi dan terpisah

            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

            Tidak diatur (Bab 12)

            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

            akuntansi

            estimasi dan kesalahan

            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

            aktivitas normal Operasi yang tidak

            dilanjutkan Perubahan estimasi

            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

            Akuntansi Penerapan suatu standar

            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

            Akuntansi yang lain

            penerapan kebijakan akuntansi

            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

            Perubahan Estimasi akuntansi

            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

            8 Instrumen Keuangan Dasar

            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

            Impairment menggunakan incurred loss concept

            Derecognition Hedging dan derivatif

            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

            Sama dengan PSAK

            10 Investasi pada

            perusahaan

            Ruang lingkup entitas asosiasi

            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

            asosiasi dan

            entitas anak

            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

            PSAK 15)

            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

            metode biaya Entitas anak

            metode ekuitas

            11 Investasi pada

            perusahaan asosiasi dan

            entitas anak

            Jointly controlled operation asset and entity

            Metode akuntansi Metode konsolidasi

            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

            PSAK 12 PBAPBOPBE)

            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

            12 Property Investasi

            Metode akuntansi

            Model nilai wajarModel biaya

            Metode akuntansi

            model biaya

            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

            Pengukuran biaya perolehan

            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

            Penyusutan Tidak perlu review nilai

            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

            Sama dengan PSAK

            kecuali

            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

            Tidak perlu review nilai residu

            14 Asset Tidak Berwujud

            Prinsip umum untuk pengakuan

            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

            Penurunan nilai

            Sama dengan PSAK

            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

            Menggunakan metode pembelian

            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

            Tidak diatur

            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

            Klasifikasi bersifat principle based

            Laporan keuangan lessee dan

            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

            Sama dengan PSAK

            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

            Sama dengan PSAK

            kecuali

            1048696 Reorganisasi

            1048696 Selisih penilaian

            kembali

            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

            pendapatan (ED PSAK 23)

            Sama dengan PSAK

            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

            biaya pinjaman

            Biaya pinjaman

            langsung dibebankan

            19 Penurunan Nilai Aset

            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

            persediaan Penurunan nilai goodwill

            Sama dengan PSAK

            kecuali

            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

            Imbalan jangka panjang lainnya

            Pesangon pemutusan kerja

            Sama dengan PSAK

            kecuali untuk manfaat

            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

            21 Pajak Penghasilan

            Menggunakan deferred tax concept

            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

            Menggunakan tax payable concept

            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

            22 Mata Uang Pelaporan

            Mata uang pencatatan dan pelaporan

            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

            pencatatan dan pelaporan

            Sama dengan PSAK

            Mata Uang Pelaporan

            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

            mata uang asing dalam mata uang fungsional

            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

            23 Peristiwa setelah akhir

            periode pelaporan

            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

            Sama dengan PSAK

            24 Pengungkapan pihakpihak

            yang mempunyai

            hubungan istimewa

            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

            Pengungkapan

            Sama dengan PSAK 7

            25 Aktivitas Khusus

            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

            bumi

            Tidak diatur

            Akuntansi pertambangan umum

            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

            asuransi26 Ketentuan

            Transisi Retrospektif atau

            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

            Sumber wwwiaiglobalorid

            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

            menurut Standar Akuntansi Keuangan

            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

            1 neraca

            2 laporan laba rugi

            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

            4 laporan arus kas dan

            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

            diharapkan akan diperoleh entitas

            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

            kewajiban

            2334 Kinerja Keuangan UMKM

            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

            lanjut sebagai berikut

            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

            kontribusi penanam modal

            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

            BAB III

            METODE PENELITIAN

            31 Pendekatan Penelitian

            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

            dalam penelitiannya

            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

            32 Unit Analisis

            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

            33 Sumber Data

            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

            34 Teknik Pengumpulan Data

            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

            Supomo 2002153)

            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

            survei yang tertulis

            35 Teknik Analisis Data

            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

            orang lain

            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

            dalam analisa data yaitu

            1 Reduksi Data

            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

            2 Penyajian Data

            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

            dengan teks yang bersifat naratif

            3 Penyimpulan Data

            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

            hipotesis atau teori

            DAFTAR PUSTAKA

            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

            • Bab 1 Pendahuluan
            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
            • Bab 3 Metodologi Penelitian
            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
            • 31 Pendekatan Penelitian
            • 33 Sumber Data
            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
            • 34 Teknik Pengumpulan Data
            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
            • 1 Reduksi Data
            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
            • 2 Penyajian Data
            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
            • 3 Penyimpulan Data

              Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

              skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

              bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

              permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

              mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

              mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

              mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

              penafsiran ganda

              Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

              penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

              data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

              pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

              mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

              kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

              dipecah menjadi sub judul

              b Latar Belakang Masalah

              Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

              yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

              dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

              Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

              sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

              dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

              pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

              tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

              manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

              panel majalah ilmiah koran atau internet

              Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

              penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

              dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

              fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

              akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

              dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

              c Perumusan Masalah

              Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

              berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

              masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

              orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

              Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

              pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

              kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

              Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

              Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

              atau Bagaimana (How)

              Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

              peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

              disimpulkan

              d Tujuan Penelitian

              Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

              hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

              mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

              menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

              ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

              atau pertanyaan penelitian

              Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

              penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

              ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

              atau ldquoUntuk menganalisirdquo

              e Manfaat Penelitian

              Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

              secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

              telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

              yang mendasar

              a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

              sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

              tersebut

              b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

              penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

              dengan hasil penelitian seperti

              1 Pembantu kebijakan

              2 Dunia usaha atau industri

              3 Meningkatkan pelayanan

              4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

              5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

              f Tinjauan Pustaka

              Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

              ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

              pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

              hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

              Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

              dari karya ilmiah

              Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

              buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

              tahun terakhir)

              Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

              gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

              Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

              penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

              untuk melakukan penelitian yang diusulkan

              Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

              kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

              Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

              g Metode Penelitian

              Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

              dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

              bagaimana menganalisis hasil penelitian

              Metode Penelitian memuat uraian tentang

              Metode pendekatan yang digunakan

              Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

              menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

              diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

              sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

              tersebut diperoleh

              Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

              wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

              pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

              Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

              lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

              dan metode pendekatan yang dipergunakan

              Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

              kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

              danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

              yang diteliti

              h Sistematika Penulisan

              Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

              jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

              banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

              3 Bagian Akhir

              Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

              daftar pustaka dan daftar lampiran

              a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

              Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

              kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

              pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

              lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

              menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

              dapat disajikan matriks atau uraian

              b Daftar Pustakat

              Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

              pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

              seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

              Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

              usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

              hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

              adalah

              Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

              Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

              kepustakaan yang sudah kuno)

              Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

              Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

              dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

              pembahasan

              Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

              daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

              c Daftar Lampiran

              Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

              disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

              dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

              dalam teks

              BAB III

              KESIMPULAN

              Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

              yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

              Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

              sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

              kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

              memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

              bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

              DAFTAR PUSTAKA

              Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

              (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

              diakses tanggal 08 Mei 2012)

              Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

              Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

              Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

              Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

              Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

              Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

              (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

              Mei 2012)

              Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

              Brawijaya Malang

              LAMPIRAN

              CONTOH PROPOSAL

              PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

              PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

              (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

              SKRIPSI

              Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

              Gelar Sarjana Ekonomi

              Disusun Oleh

              MUKHLISA PUTRI

              NIM 0810230111

              JURUSAN AKUNTANSI

              FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

              UNIVERSITAS BRAWIJAYA

              MALANG

              2012

              LEMBAR PENGESAHAN

              Skripsi dengan judul

              ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

              Kecil dan Menengah

              (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

              Yang disusun oleh

              Nama Mukhlisa Putri

              NIM 0810230111

              Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

              Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

              SUSUNAN DEWAN PENGUJI

              1 Devi Pusposari SEMSiAk

              NIP 19751105 200312 2 001

              (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

              2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

              NIP 19690609 199303 2 004

              (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

              3 Anita Wijayanti SEMSAAk

              NIP 19791217 200812 2 002

              (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

              Mengetahui Maret 2012

              Ketua Jurusan Akuntansi

              Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

              NIP 19690814 199402 1 001

              DAFTAR ISI

              DAFTAR ISIi

              DAFTAR TABELiii

              BAB I PENDAHULUAN

              11 Latar Belakang1

              12 Perumusan Masalah1

              13 Batasan Masalah10

              14 Tujuan Penelitian11

              15 Kontibusi Penelitian11

              16 Sistematika Penulisan12

              TINJAUAN PUSTAKA

              21 Persepsi14

              211 Pengertian Persepsi14

              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

              214 Aspek-aspek Persepsi20

              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

              221 Pengertian UMKM22

              222 Hambatan UMKM24

              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

              (SAK ETAP)26

              231 Intisari SAK ETAP26

              232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

              2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

              2334 Kinerja Keuangan UMKM38

              BAB III METODE PENELITIAN

              31 Pendekatan Penelitian40

              32 Unit Analisis41

              33 Sumber Data41

              34 Teknik Pengumpulan Data42

              35 Teknik Analisis Data43

              DAFTAR PUSTAKA45

              DAFTAR TABEL

              Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

              Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

              Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

              Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

              Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

              Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

              BAB I

              PENDAHULUAN

              11 Latar Belakang

              Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

              perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

              ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

              karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

              yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

              survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

              kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

              peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

              membantu upaya mengurangi pengangguran

              Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

              usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

              pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

              ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

              pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

              pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

              UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

              dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

              guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

              kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

              mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

              itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

              bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

              jumlah pengangguran

              Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

              adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

              orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

              UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

              di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

              dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

              pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

              satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

              serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

              memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

              Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

              usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

              perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

              menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

              yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

              pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

              mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

              Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

              penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

              5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

              4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

              dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

              sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

              Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

              mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

              usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

              belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

              posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

              ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

              Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

              dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

              bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

              ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

              nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

              kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

              Tabel 11

              Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

              dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

              No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

              1Usaha Mikro dan Kecil

              171048 (4045) 183125 (4111) + 706

              2Usaha Menengah

              78524 (1741) 75975 (1561) - 325

              3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

              Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

              Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

              Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

              dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

              tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

              mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

              ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

              ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

              perekonomian nasional

              Tabel 12

              Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

              No Skala Usaha 1997 2000 2003

              Pertumbuhan

              2000-2003

              1Usaha Mikro dan Kecil

              39704661 38669335 42326519 946

              2Usaha Menengah

              60449 54632 61986 1346

              3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

              Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

              Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

              Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

              ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

              tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

              komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

              saingnya pada masa yang akan datang

              Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

              dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

              Tabel 13

              Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

              No

              Skala Usaha

              Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

              Pangsa ()

              Jumlah (Unit)

              Pangsa ()

              Jumlah

              1 Usaha Mikro

              49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

              2 Usaha Kecil (UK)

              498565 100 520221 101 21656 434

              3 Usaha Menengah (UM)

              38282 008 39657 008 1375 359

              UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

              4 Usaha Besar (UB)

              4463 001 4372 001 (91) (204)

              Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

              Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

              Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

              kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

              2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

              Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

              berlaku

              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

              5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

              17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

              Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

              PDB Nasional menurut harga berlaku

              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

              berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

              berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

              Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

              2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

              9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

              Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

              ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

              Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

              perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

              mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

              relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

              diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

              Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

              pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

              pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

              masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

              terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

              pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

              arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

              baru yang tangguh

              Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

              UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

              manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

              umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

              finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

              bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

              maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

              Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

              kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

              pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

              pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

              untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

              Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

              terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

              mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

              berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

              karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

              dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

              berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

              PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

              lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

              dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

              kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

              dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

              eksternal

              Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

              membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

              dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

              perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

              kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

              dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

              tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

              Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

              agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

              pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

              pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

              sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

              UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

              dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

              dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

              yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

              menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

              kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

              usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

              sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

              Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

              standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

              mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

              karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

              Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

              mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

              perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

              Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

              bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

              tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

              pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

              mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

              dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

              dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

              melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

              Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

              (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

              21 Perumusan Masalah

              Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

              penelitian ini adalah sebagai berikut

              Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

              pada UMKM

              13 Batasan Masalah

              Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

              memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

              permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

              Penulis membatasi masalah sebagai berikut

              1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

              Malang

              2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

              14 Tujuan Penelitian

              Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

              1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

              ETAP) pada UMKM

              2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

              ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

              15 Kontribusi Penelitian

              Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

              adalah sebagai berikut

              151 Manfaat Teoretis

              Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

              literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

              152 Manfaat Praktis

              Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

              sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

              1 Bagi Akademisi

              Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

              akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

              standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

              perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

              pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

              2 Bagi UMKM

              Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

              3 Bagi Penulis

              Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

              masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

              mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

              mendapatkan gelar sarjana (S1)

              153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

              Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

              bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

              sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

              16 Sistematika Penulisan

              Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

              penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

              Bab 1 Pendahuluan

              Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

              tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

              Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

              batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

              Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

              Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

              masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

              dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

              Bab 3 Metodologi Penelitian

              Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

              menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

              metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

              objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

              sedang diteliti oleh penulis

              Bab 4 Hasil dan Pembahasan

              Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

              meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

              penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

              mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

              Bab 5 Kesimpulan dan Saran

              Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

              dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

              dengan pembahasan yang telah dilakukan

              BAB II

              TINJAUAN PUSTAKA

              21 Persepsi

              211 Pengertian Persepsi

              Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

              menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

              untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

              Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

              atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

              obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

              terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

              dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

              kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

              mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

              kepada lingkungan mereka

              Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

              proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

              tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

              motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

              hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

              mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

              penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

              terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

              perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

              pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

              sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

              bertindak

              Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

              pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

              mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

              Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

              memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

              bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

              berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

              pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

              Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

              terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

              sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

              akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

              buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

              memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

              mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

              saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

              Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

              menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

              bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

              Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

              merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

              menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

              yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

              gambaran yang berarti

              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

              Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

              kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

              Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

              yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

              memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

              individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

              dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

              Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

              merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

              1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

              kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

              oleh alat indera manusia

              2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

              merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

              indera) melalui saraf-saraf sensoris

              3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

              psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

              stimulus yang diterima reseptor

              4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

              yaitu berupa tanggapan dan perilaku

              Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

              persepsi melalui tiga tahap yaitu

              1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

              melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

              pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

              2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

              pengorganisasian informasi

              3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

              lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

              cakrawala serta pengetahuan individu

              Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

              menyertai proses persepsi yaitu

              1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

              orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

              2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

              arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

              keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

              informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

              dan diserap

              3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

              dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

              Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

              dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

              dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

              eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

              stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

              Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

              memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

              berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

              memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

              1 Pelaku persepsi (perceiver)

              2 Objek atau yang dipersepsikan

              3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

              Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

              gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

              orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

              mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

              Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

              mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

              penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

              pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

              (Robbins 2003)

              Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

              oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

              atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

              yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

              diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

              Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

              faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

              1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

              2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

              3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

              4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

              Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

              fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

              individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

              yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

              lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

              dalam mempresepsikan sesuatu

              Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

              dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

              (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

              214 Aspek-aspek Persepsi

              Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

              komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

              (1991) ada tiga yaitu

              1 Komponen kognitif

              Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

              yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

              akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

              2 Komponen Afektif

              Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

              evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

              yang dimilikinya

              3 Komponen Konatif

              Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

              berhubungan dengan obyek sikapnya

              Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

              sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

              1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

              berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

              berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

              2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

              berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

              Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

              merupakan hal yang negatif

              3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

              komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

              objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

              menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

              seseorang terhadap objek sikap

              Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

              terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

              merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

              sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

              berperilaku

              Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

              komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

              merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

              suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

              yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

              obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

              lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

              tersebut

              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

              221 Pengertian UMKM

              Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

              perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

              asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

              Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

              mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

              menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

              menyerap antara 5-19 tenaga kerja

              Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

              adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

              yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

              Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

              Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

              dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

              perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

              bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

              besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

              Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

              Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

              sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

              merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

              menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

              usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

              sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

              UMKM

              Tabel 21

              Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

              No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

              1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

              2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

              3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

              Sumber wwwdepkopgoid

              Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

              (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

              kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

              angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

              sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

              mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

              mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

              selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

              ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

              PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

              kondisi tersebut

              Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

              merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

              permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

              usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

              10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

              222 Hambatan UMKM

              Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

              berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

              menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

              UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

              bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

              berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

              rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

              Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

              modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

              7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

              Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

              masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

              masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

              1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

              2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

              3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

              cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

              yang dikucurkan kecil

              4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

              ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

              memadai

              5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

              6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

              manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

              manajerial dan finansial

              Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

              (non finansial) adalah

              1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

              disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

              teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

              2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

              informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

              karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

              dengan keinginan pasar

              3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

              untuk mengembangkan SDM

              4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

              ETAP)

              231 Intisari SAK ETAP

              SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

              standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

              dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

              ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

              mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

              standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

              menyusun laporan keuangan mereka

              Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

              sebagai berikut

              Bab 1 Ruang Lingkup

              Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

              Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

              Bab 4 Neraca

              Bab 5 Laporan Laba Rugi

              Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

              Bab 7 Laporan Arus Kas

              Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

              Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

              Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

              Bab 11 Persediaan

              Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

              Bab 13 Investasi pada Joint Venture

              Bab 14 Properti Investasi

              Bab 15 Aset Tetap

              Bab 16 Aset Tidak Berwujud

              Bab 17 Sewa

              Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

              Bab 19 Ekuitas

              Bab 20 Pendapatan

              Bab 21 Biaya Pinjaman

              Bab 22 Penurunan Nilai Aset

              Bab 23 Imbalan Kerja

              Bab 24 Pajak Penghasilan

              Bab 25 Mata Uang Pelaporan

              Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

              Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

              Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

              Bab 29 Ketentuan Transisi

              Bab 30 Tanggal Efektif

              Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

              untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

              akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

              Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

              memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

              pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

              efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

              untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

              atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

              Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

              SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

              standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

              merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

              ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

              SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

              per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

              SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

              and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

              keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

              kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

              memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

              tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

              Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

              daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

              BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

              yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

              SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

              Tabel 22

              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

              No Elemen PSAK SAK ETAP

              1 Penyajian Laporan Keuangan

              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

              dalam laporan posisi keuangan

              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

              Sama dengan PSAK

              kecuali informasi yang

              disajikan dalam neraca

              yang menghilangkan pos

              Aset keuangan Properti investasi

              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

              Kewajiban berbunga jangka panjang

              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

              Kepentingan

              nonpengendalian2 Laporan Laba

              Rugi Laporan laba rugi

              komprehensif Informasi yang disajikan

              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

              Laba rugi selama periode Pendapatan

              komprehensif lain selama periode

              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

              laporan laba rugi

              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

              Sama dengan PSAK

              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

              4 Catatan Atas Laporan

              Keuangan

              Catatan atas laporan keuangan

              Struktur Pengungkapan kebijakan

              Akuntansi Sumber estimasi

              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

              Sama dengan PSAK

              kecuali pengungkapan

              modal

              5 Laporan Arus Kas

              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

              Sama dengan PSAK

              kecuali

              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

              Arus kas mata uang asing tidak diatur

              6 Laporan keuangan (LK)

              konsolidasi dan terpisah

              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

              Tidak diatur (Bab 12)

              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

              akuntansi

              estimasi dan kesalahan

              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

              aktivitas normal Operasi yang tidak

              dilanjutkan Perubahan estimasi

              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

              Akuntansi Penerapan suatu standar

              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

              Akuntansi yang lain

              penerapan kebijakan akuntansi

              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

              Perubahan Estimasi akuntansi

              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

              8 Instrumen Keuangan Dasar

              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

              Impairment menggunakan incurred loss concept

              Derecognition Hedging dan derivatif

              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

              Sama dengan PSAK

              10 Investasi pada

              perusahaan

              Ruang lingkup entitas asosiasi

              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

              asosiasi dan

              entitas anak

              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

              PSAK 15)

              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

              metode biaya Entitas anak

              metode ekuitas

              11 Investasi pada

              perusahaan asosiasi dan

              entitas anak

              Jointly controlled operation asset and entity

              Metode akuntansi Metode konsolidasi

              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

              PSAK 12 PBAPBOPBE)

              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

              12 Property Investasi

              Metode akuntansi

              Model nilai wajarModel biaya

              Metode akuntansi

              model biaya

              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

              Pengukuran biaya perolehan

              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

              Penyusutan Tidak perlu review nilai

              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

              Sama dengan PSAK

              kecuali

              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

              Tidak perlu review nilai residu

              14 Asset Tidak Berwujud

              Prinsip umum untuk pengakuan

              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

              Penurunan nilai

              Sama dengan PSAK

              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

              Menggunakan metode pembelian

              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

              Tidak diatur

              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

              Klasifikasi bersifat principle based

              Laporan keuangan lessee dan

              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

              Sama dengan PSAK

              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

              Sama dengan PSAK

              kecuali

              1048696 Reorganisasi

              1048696 Selisih penilaian

              kembali

              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

              pendapatan (ED PSAK 23)

              Sama dengan PSAK

              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

              biaya pinjaman

              Biaya pinjaman

              langsung dibebankan

              19 Penurunan Nilai Aset

              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

              persediaan Penurunan nilai goodwill

              Sama dengan PSAK

              kecuali

              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

              Imbalan jangka panjang lainnya

              Pesangon pemutusan kerja

              Sama dengan PSAK

              kecuali untuk manfaat

              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

              21 Pajak Penghasilan

              Menggunakan deferred tax concept

              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

              Menggunakan tax payable concept

              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

              22 Mata Uang Pelaporan

              Mata uang pencatatan dan pelaporan

              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

              pencatatan dan pelaporan

              Sama dengan PSAK

              Mata Uang Pelaporan

              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

              mata uang asing dalam mata uang fungsional

              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

              23 Peristiwa setelah akhir

              periode pelaporan

              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

              Sama dengan PSAK

              24 Pengungkapan pihakpihak

              yang mempunyai

              hubungan istimewa

              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

              Pengungkapan

              Sama dengan PSAK 7

              25 Aktivitas Khusus

              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

              bumi

              Tidak diatur

              Akuntansi pertambangan umum

              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

              asuransi26 Ketentuan

              Transisi Retrospektif atau

              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

              Sumber wwwiaiglobalorid

              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

              menurut Standar Akuntansi Keuangan

              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

              1 neraca

              2 laporan laba rugi

              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

              4 laporan arus kas dan

              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

              diharapkan akan diperoleh entitas

              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

              kewajiban

              2334 Kinerja Keuangan UMKM

              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

              lanjut sebagai berikut

              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

              kontribusi penanam modal

              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

              BAB III

              METODE PENELITIAN

              31 Pendekatan Penelitian

              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

              dalam penelitiannya

              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

              32 Unit Analisis

              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

              33 Sumber Data

              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

              34 Teknik Pengumpulan Data

              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

              Supomo 2002153)

              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

              survei yang tertulis

              35 Teknik Analisis Data

              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

              orang lain

              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

              dalam analisa data yaitu

              1 Reduksi Data

              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

              2 Penyajian Data

              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

              dengan teks yang bersifat naratif

              3 Penyimpulan Data

              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

              hipotesis atau teori

              DAFTAR PUSTAKA

              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

              • Bab 1 Pendahuluan
              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
              • Bab 3 Metodologi Penelitian
              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
              • 31 Pendekatan Penelitian
              • 33 Sumber Data
              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
              • 34 Teknik Pengumpulan Data
              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
              • 1 Reduksi Data
              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
              • 2 Penyajian Data
              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
              • 3 Penyimpulan Data

                masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

                orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

                Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

                pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

                kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

                Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

                Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

                atau Bagaimana (How)

                Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

                peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

                disimpulkan

                d Tujuan Penelitian

                Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

                hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

                mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

                menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

                ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

                atau pertanyaan penelitian

                Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

                penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

                ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

                atau ldquoUntuk menganalisirdquo

                e Manfaat Penelitian

                Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

                secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

                telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

                yang mendasar

                a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

                sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

                tersebut

                b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

                penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

                dengan hasil penelitian seperti

                1 Pembantu kebijakan

                2 Dunia usaha atau industri

                3 Meningkatkan pelayanan

                4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

                5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

                f Tinjauan Pustaka

                Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

                ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

                pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

                hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

                Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

                dari karya ilmiah

                Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

                buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

                tahun terakhir)

                Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

                gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

                Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

                penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

                untuk melakukan penelitian yang diusulkan

                Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

                kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

                Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

                g Metode Penelitian

                Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

                dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

                bagaimana menganalisis hasil penelitian

                Metode Penelitian memuat uraian tentang

                Metode pendekatan yang digunakan

                Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

                menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

                diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

                sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

                tersebut diperoleh

                Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

                wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

                pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

                Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

                lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

                dan metode pendekatan yang dipergunakan

                Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

                kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

                danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

                yang diteliti

                h Sistematika Penulisan

                Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

                jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

                banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

                3 Bagian Akhir

                Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

                daftar pustaka dan daftar lampiran

                a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

                Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

                kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

                pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

                lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

                menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

                dapat disajikan matriks atau uraian

                b Daftar Pustakat

                Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

                pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

                seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

                Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

                usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

                hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

                adalah

                Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

                Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

                kepustakaan yang sudah kuno)

                Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

                Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

                dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

                pembahasan

                Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

                daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

                c Daftar Lampiran

                Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

                disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

                dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

                dalam teks

                BAB III

                KESIMPULAN

                Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

                yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

                Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

                sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

                kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

                memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

                bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

                DAFTAR PUSTAKA

                Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                diakses tanggal 08 Mei 2012)

                Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                Mei 2012)

                Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                Brawijaya Malang

                LAMPIRAN

                CONTOH PROPOSAL

                PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                SKRIPSI

                Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                Gelar Sarjana Ekonomi

                Disusun Oleh

                MUKHLISA PUTRI

                NIM 0810230111

                JURUSAN AKUNTANSI

                FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                MALANG

                2012

                LEMBAR PENGESAHAN

                Skripsi dengan judul

                ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                Kecil dan Menengah

                (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                Yang disusun oleh

                Nama Mukhlisa Putri

                NIM 0810230111

                Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                1 Devi Pusposari SEMSiAk

                NIP 19751105 200312 2 001

                (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                NIP 19690609 199303 2 004

                (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                NIP 19791217 200812 2 002

                (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                Mengetahui Maret 2012

                Ketua Jurusan Akuntansi

                Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                NIP 19690814 199402 1 001

                DAFTAR ISI

                DAFTAR ISIi

                DAFTAR TABELiii

                BAB I PENDAHULUAN

                11 Latar Belakang1

                12 Perumusan Masalah1

                13 Batasan Masalah10

                14 Tujuan Penelitian11

                15 Kontibusi Penelitian11

                16 Sistematika Penulisan12

                TINJAUAN PUSTAKA

                21 Persepsi14

                211 Pengertian Persepsi14

                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                214 Aspek-aspek Persepsi20

                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                221 Pengertian UMKM22

                222 Hambatan UMKM24

                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                (SAK ETAP)26

                231 Intisari SAK ETAP26

                232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                BAB III METODE PENELITIAN

                31 Pendekatan Penelitian40

                32 Unit Analisis41

                33 Sumber Data41

                34 Teknik Pengumpulan Data42

                35 Teknik Analisis Data43

                DAFTAR PUSTAKA45

                DAFTAR TABEL

                Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                BAB I

                PENDAHULUAN

                11 Latar Belakang

                Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                membantu upaya mengurangi pengangguran

                Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                jumlah pengangguran

                Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                Tabel 11

                Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                1Usaha Mikro dan Kecil

                171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                2Usaha Menengah

                78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                perekonomian nasional

                Tabel 12

                Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                No Skala Usaha 1997 2000 2003

                Pertumbuhan

                2000-2003

                1Usaha Mikro dan Kecil

                39704661 38669335 42326519 946

                2Usaha Menengah

                60449 54632 61986 1346

                3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                saingnya pada masa yang akan datang

                Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                Tabel 13

                Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                No

                Skala Usaha

                Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                Pangsa ()

                Jumlah (Unit)

                Pangsa ()

                Jumlah

                1 Usaha Mikro

                49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                2 Usaha Kecil (UK)

                498565 100 520221 101 21656 434

                3 Usaha Menengah (UM)

                38282 008 39657 008 1375 359

                UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                4 Usaha Besar (UB)

                4463 001 4372 001 (91) (204)

                Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                berlaku

                1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                PDB Nasional menurut harga berlaku

                1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                baru yang tangguh

                Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                eksternal

                Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                21 Perumusan Masalah

                Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                penelitian ini adalah sebagai berikut

                Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                pada UMKM

                13 Batasan Masalah

                Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                Malang

                2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                14 Tujuan Penelitian

                Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                ETAP) pada UMKM

                2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                15 Kontribusi Penelitian

                Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                adalah sebagai berikut

                151 Manfaat Teoretis

                Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                152 Manfaat Praktis

                Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                1 Bagi Akademisi

                Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                2 Bagi UMKM

                Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                3 Bagi Penulis

                Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                mendapatkan gelar sarjana (S1)

                153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                16 Sistematika Penulisan

                Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                Bab 1 Pendahuluan

                Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                Bab 3 Metodologi Penelitian

                Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                sedang diteliti oleh penulis

                Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                dengan pembahasan yang telah dilakukan

                BAB II

                TINJAUAN PUSTAKA

                21 Persepsi

                211 Pengertian Persepsi

                Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                kepada lingkungan mereka

                Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                bertindak

                Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                gambaran yang berarti

                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                oleh alat indera manusia

                2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                indera) melalui saraf-saraf sensoris

                3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                stimulus yang diterima reseptor

                4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                persepsi melalui tiga tahap yaitu

                1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                pengorganisasian informasi

                3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                cakrawala serta pengetahuan individu

                Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                menyertai proses persepsi yaitu

                1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                dan diserap

                3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                1 Pelaku persepsi (perceiver)

                2 Objek atau yang dipersepsikan

                3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                (Robbins 2003)

                Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                dalam mempresepsikan sesuatu

                Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                214 Aspek-aspek Persepsi

                Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                (1991) ada tiga yaitu

                1 Komponen kognitif

                Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                2 Komponen Afektif

                Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                yang dimilikinya

                3 Komponen Konatif

                Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                berhubungan dengan obyek sikapnya

                Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                merupakan hal yang negatif

                3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                seseorang terhadap objek sikap

                Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                berperilaku

                Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                tersebut

                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                221 Pengertian UMKM

                Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                UMKM

                Tabel 21

                Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                Sumber wwwdepkopgoid

                Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                kondisi tersebut

                Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                222 Hambatan UMKM

                Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                yang dikucurkan kecil

                4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                memadai

                5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                manajerial dan finansial

                Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                (non finansial) adalah

                1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                dengan keinginan pasar

                3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                untuk mengembangkan SDM

                4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                ETAP)

                231 Intisari SAK ETAP

                SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                menyusun laporan keuangan mereka

                Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                sebagai berikut

                Bab 1 Ruang Lingkup

                Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                Bab 4 Neraca

                Bab 5 Laporan Laba Rugi

                Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                Bab 7 Laporan Arus Kas

                Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                Bab 11 Persediaan

                Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                Bab 14 Properti Investasi

                Bab 15 Aset Tetap

                Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                Bab 17 Sewa

                Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                Bab 19 Ekuitas

                Bab 20 Pendapatan

                Bab 21 Biaya Pinjaman

                Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                Bab 23 Imbalan Kerja

                Bab 24 Pajak Penghasilan

                Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                Bab 29 Ketentuan Transisi

                Bab 30 Tanggal Efektif

                Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                Tabel 22

                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                No Elemen PSAK SAK ETAP

                1 Penyajian Laporan Keuangan

                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                dalam laporan posisi keuangan

                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                Sama dengan PSAK

                kecuali informasi yang

                disajikan dalam neraca

                yang menghilangkan pos

                Aset keuangan Properti investasi

                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                Kewajiban berbunga jangka panjang

                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                Kepentingan

                nonpengendalian2 Laporan Laba

                Rugi Laporan laba rugi

                komprehensif Informasi yang disajikan

                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                Laba rugi selama periode Pendapatan

                komprehensif lain selama periode

                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                laporan laba rugi

                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                Sama dengan PSAK

                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                4 Catatan Atas Laporan

                Keuangan

                Catatan atas laporan keuangan

                Struktur Pengungkapan kebijakan

                Akuntansi Sumber estimasi

                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                Sama dengan PSAK

                kecuali pengungkapan

                modal

                5 Laporan Arus Kas

                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                Sama dengan PSAK

                kecuali

                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                6 Laporan keuangan (LK)

                konsolidasi dan terpisah

                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                Tidak diatur (Bab 12)

                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                akuntansi

                estimasi dan kesalahan

                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                aktivitas normal Operasi yang tidak

                dilanjutkan Perubahan estimasi

                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                Akuntansi Penerapan suatu standar

                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                Akuntansi yang lain

                penerapan kebijakan akuntansi

                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                Perubahan Estimasi akuntansi

                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                8 Instrumen Keuangan Dasar

                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                Impairment menggunakan incurred loss concept

                Derecognition Hedging dan derivatif

                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                Sama dengan PSAK

                10 Investasi pada

                perusahaan

                Ruang lingkup entitas asosiasi

                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                asosiasi dan

                entitas anak

                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                PSAK 15)

                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                metode biaya Entitas anak

                metode ekuitas

                11 Investasi pada

                perusahaan asosiasi dan

                entitas anak

                Jointly controlled operation asset and entity

                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                12 Property Investasi

                Metode akuntansi

                Model nilai wajarModel biaya

                Metode akuntansi

                model biaya

                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                Pengukuran biaya perolehan

                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                Sama dengan PSAK

                kecuali

                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                Tidak perlu review nilai residu

                14 Asset Tidak Berwujud

                Prinsip umum untuk pengakuan

                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                Penurunan nilai

                Sama dengan PSAK

                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                Menggunakan metode pembelian

                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                Tidak diatur

                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                Klasifikasi bersifat principle based

                Laporan keuangan lessee dan

                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                Sama dengan PSAK

                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                Sama dengan PSAK

                kecuali

                1048696 Reorganisasi

                1048696 Selisih penilaian

                kembali

                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                pendapatan (ED PSAK 23)

                Sama dengan PSAK

                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                biaya pinjaman

                Biaya pinjaman

                langsung dibebankan

                19 Penurunan Nilai Aset

                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                persediaan Penurunan nilai goodwill

                Sama dengan PSAK

                kecuali

                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                Imbalan jangka panjang lainnya

                Pesangon pemutusan kerja

                Sama dengan PSAK

                kecuali untuk manfaat

                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                21 Pajak Penghasilan

                Menggunakan deferred tax concept

                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                Menggunakan tax payable concept

                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                22 Mata Uang Pelaporan

                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                pencatatan dan pelaporan

                Sama dengan PSAK

                Mata Uang Pelaporan

                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                23 Peristiwa setelah akhir

                periode pelaporan

                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                Sama dengan PSAK

                24 Pengungkapan pihakpihak

                yang mempunyai

                hubungan istimewa

                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                Pengungkapan

                Sama dengan PSAK 7

                25 Aktivitas Khusus

                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                bumi

                Tidak diatur

                Akuntansi pertambangan umum

                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                asuransi26 Ketentuan

                Transisi Retrospektif atau

                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                Sumber wwwiaiglobalorid

                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                1 neraca

                2 laporan laba rugi

                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                4 laporan arus kas dan

                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                diharapkan akan diperoleh entitas

                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                kewajiban

                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                lanjut sebagai berikut

                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                kontribusi penanam modal

                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                BAB III

                METODE PENELITIAN

                31 Pendekatan Penelitian

                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                dalam penelitiannya

                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                32 Unit Analisis

                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                33 Sumber Data

                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                34 Teknik Pengumpulan Data

                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                Supomo 2002153)

                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                survei yang tertulis

                35 Teknik Analisis Data

                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                orang lain

                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                dalam analisa data yaitu

                1 Reduksi Data

                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                2 Penyajian Data

                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                dengan teks yang bersifat naratif

                3 Penyimpulan Data

                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                hipotesis atau teori

                DAFTAR PUSTAKA

                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                • Bab 1 Pendahuluan
                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                • 31 Pendekatan Penelitian
                • 33 Sumber Data
                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                • 1 Reduksi Data
                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                • 2 Penyajian Data
                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                • 3 Penyimpulan Data

                  3 Meningkatkan pelayanan

                  4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

                  5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

                  f Tinjauan Pustaka

                  Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

                  ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

                  pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

                  hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

                  Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

                  dari karya ilmiah

                  Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

                  buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

                  tahun terakhir)

                  Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

                  gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

                  Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

                  penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

                  untuk melakukan penelitian yang diusulkan

                  Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

                  kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

                  Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

                  g Metode Penelitian

                  Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

                  dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

                  bagaimana menganalisis hasil penelitian

                  Metode Penelitian memuat uraian tentang

                  Metode pendekatan yang digunakan

                  Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

                  menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

                  diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

                  sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

                  tersebut diperoleh

                  Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

                  wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

                  pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

                  Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

                  lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

                  dan metode pendekatan yang dipergunakan

                  Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

                  kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

                  danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

                  yang diteliti

                  h Sistematika Penulisan

                  Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

                  jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

                  banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

                  3 Bagian Akhir

                  Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

                  daftar pustaka dan daftar lampiran

                  a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

                  Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

                  kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

                  pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

                  lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

                  menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

                  dapat disajikan matriks atau uraian

                  b Daftar Pustakat

                  Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

                  pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

                  seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

                  Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

                  usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

                  hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

                  adalah

                  Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

                  Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

                  kepustakaan yang sudah kuno)

                  Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

                  Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

                  dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

                  pembahasan

                  Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

                  daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

                  c Daftar Lampiran

                  Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

                  disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

                  dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

                  dalam teks

                  BAB III

                  KESIMPULAN

                  Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

                  yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

                  Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

                  sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

                  kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

                  memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

                  bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

                  DAFTAR PUSTAKA

                  Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                  (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                  diakses tanggal 08 Mei 2012)

                  Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                  Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                  Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                  Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                  Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                  Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                  (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                  Mei 2012)

                  Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                  Brawijaya Malang

                  LAMPIRAN

                  CONTOH PROPOSAL

                  PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                  PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                  (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                  SKRIPSI

                  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                  Gelar Sarjana Ekonomi

                  Disusun Oleh

                  MUKHLISA PUTRI

                  NIM 0810230111

                  JURUSAN AKUNTANSI

                  FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                  UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                  MALANG

                  2012

                  LEMBAR PENGESAHAN

                  Skripsi dengan judul

                  ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                  Kecil dan Menengah

                  (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                  Yang disusun oleh

                  Nama Mukhlisa Putri

                  NIM 0810230111

                  Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                  Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                  SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                  1 Devi Pusposari SEMSiAk

                  NIP 19751105 200312 2 001

                  (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                  2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                  NIP 19690609 199303 2 004

                  (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                  3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                  NIP 19791217 200812 2 002

                  (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                  Mengetahui Maret 2012

                  Ketua Jurusan Akuntansi

                  Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                  NIP 19690814 199402 1 001

                  DAFTAR ISI

                  DAFTAR ISIi

                  DAFTAR TABELiii

                  BAB I PENDAHULUAN

                  11 Latar Belakang1

                  12 Perumusan Masalah1

                  13 Batasan Masalah10

                  14 Tujuan Penelitian11

                  15 Kontibusi Penelitian11

                  16 Sistematika Penulisan12

                  TINJAUAN PUSTAKA

                  21 Persepsi14

                  211 Pengertian Persepsi14

                  212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                  213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                  214 Aspek-aspek Persepsi20

                  22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                  221 Pengertian UMKM22

                  222 Hambatan UMKM24

                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                  (SAK ETAP)26

                  231 Intisari SAK ETAP26

                  232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                  2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                  2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                  BAB III METODE PENELITIAN

                  31 Pendekatan Penelitian40

                  32 Unit Analisis41

                  33 Sumber Data41

                  34 Teknik Pengumpulan Data42

                  35 Teknik Analisis Data43

                  DAFTAR PUSTAKA45

                  DAFTAR TABEL

                  Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                  Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                  Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                  Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                  Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                  Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                  BAB I

                  PENDAHULUAN

                  11 Latar Belakang

                  Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                  perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                  ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                  karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                  yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                  survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                  kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                  peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                  membantu upaya mengurangi pengangguran

                  Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                  usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                  pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                  ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                  pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                  pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                  UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                  dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                  guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                  kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                  mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                  itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                  bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                  jumlah pengangguran

                  Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                  adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                  orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                  UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                  di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                  dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                  pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                  satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                  serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                  memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                  Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                  usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                  perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                  menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                  yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                  pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                  mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                  Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                  penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                  5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                  4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                  dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                  sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                  Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                  mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                  usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                  belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                  posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                  ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                  Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                  dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                  bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                  ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                  nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                  kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                  Tabel 11

                  Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                  dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                  No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                  1Usaha Mikro dan Kecil

                  171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                  2Usaha Menengah

                  78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                  3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                  Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                  Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                  Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                  dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                  tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                  mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                  ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                  ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                  perekonomian nasional

                  Tabel 12

                  Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                  No Skala Usaha 1997 2000 2003

                  Pertumbuhan

                  2000-2003

                  1Usaha Mikro dan Kecil

                  39704661 38669335 42326519 946

                  2Usaha Menengah

                  60449 54632 61986 1346

                  3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                  Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                  Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                  Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                  ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                  tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                  komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                  saingnya pada masa yang akan datang

                  Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                  dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                  Tabel 13

                  Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                  No

                  Skala Usaha

                  Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                  Pangsa ()

                  Jumlah (Unit)

                  Pangsa ()

                  Jumlah

                  1 Usaha Mikro

                  49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                  2 Usaha Kecil (UK)

                  498565 100 520221 101 21656 434

                  3 Usaha Menengah (UM)

                  38282 008 39657 008 1375 359

                  UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                  4 Usaha Besar (UB)

                  4463 001 4372 001 (91) (204)

                  Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                  Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                  Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                  kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                  2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                  Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                  berlaku

                  1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                  5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                  2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                  17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                  Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                  PDB Nasional menurut harga berlaku

                  1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                  berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                  2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                  berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                  Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                  2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                  9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                  Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                  ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                  Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                  perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                  mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                  relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                  diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                  Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                  pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                  pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                  masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                  terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                  pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                  arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                  baru yang tangguh

                  Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                  UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                  manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                  umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                  finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                  bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                  maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                  Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                  kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                  pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                  pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                  untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                  Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                  terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                  mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                  berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                  karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                  dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                  berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                  PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                  lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                  dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                  kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                  dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                  eksternal

                  Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                  membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                  dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                  perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                  kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                  dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                  tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                  Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                  agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                  pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                  pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                  sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                  UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                  dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                  dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                  yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                  menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                  kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                  usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                  sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                  Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                  standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                  mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                  karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                  Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                  mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                  perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                  Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                  bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                  tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                  pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                  mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                  dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                  dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                  melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                  Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                  (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                  21 Perumusan Masalah

                  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                  penelitian ini adalah sebagai berikut

                  Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                  pada UMKM

                  13 Batasan Masalah

                  Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                  memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                  permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                  Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                  1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                  Malang

                  2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                  14 Tujuan Penelitian

                  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                  1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                  ETAP) pada UMKM

                  2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                  ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                  15 Kontribusi Penelitian

                  Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                  adalah sebagai berikut

                  151 Manfaat Teoretis

                  Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                  literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                  152 Manfaat Praktis

                  Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                  sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                  1 Bagi Akademisi

                  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                  akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                  standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                  perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                  pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                  2 Bagi UMKM

                  Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                  3 Bagi Penulis

                  Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                  masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                  mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                  mendapatkan gelar sarjana (S1)

                  153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                  Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                  bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                  sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                  16 Sistematika Penulisan

                  Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                  penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                  Bab 1 Pendahuluan

                  Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                  tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                  Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                  batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                  Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                  Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                  masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                  dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                  Bab 3 Metodologi Penelitian

                  Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                  menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                  metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                  objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                  sedang diteliti oleh penulis

                  Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                  Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                  meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                  penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                  mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                  Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                  Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                  dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                  dengan pembahasan yang telah dilakukan

                  BAB II

                  TINJAUAN PUSTAKA

                  21 Persepsi

                  211 Pengertian Persepsi

                  Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                  menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                  untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                  Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                  atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                  obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                  terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                  dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                  kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                  mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                  kepada lingkungan mereka

                  Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                  proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                  tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                  motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                  hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                  mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                  penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                  terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                  perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                  pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                  sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                  bertindak

                  Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                  pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                  mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                  Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                  memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                  bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                  berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                  pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                  Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                  terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                  sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                  akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                  buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                  memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                  mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                  saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                  Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                  menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                  bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                  Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                  merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                  menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                  yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                  gambaran yang berarti

                  212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                  Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                  kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                  Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                  yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                  memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                  individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                  dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                  Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                  merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                  1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                  kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                  oleh alat indera manusia

                  2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                  merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                  indera) melalui saraf-saraf sensoris

                  3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                  psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                  stimulus yang diterima reseptor

                  4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                  yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                  Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                  persepsi melalui tiga tahap yaitu

                  1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                  melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                  pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                  2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                  pengorganisasian informasi

                  3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                  lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                  cakrawala serta pengetahuan individu

                  Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                  menyertai proses persepsi yaitu

                  1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                  orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                  2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                  arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                  keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                  informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                  dan diserap

                  3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                  dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                  213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                  Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                  dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                  dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                  eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                  stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                  Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                  memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                  berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                  memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                  1 Pelaku persepsi (perceiver)

                  2 Objek atau yang dipersepsikan

                  3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                  Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                  gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                  orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                  mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                  Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                  mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                  penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                  pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                  (Robbins 2003)

                  Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                  oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                  atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                  yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                  diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                  Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                  faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                  1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                  2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                  3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                  4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                  Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                  fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                  individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                  yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                  lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                  dalam mempresepsikan sesuatu

                  Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                  dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                  (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                  214 Aspek-aspek Persepsi

                  Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                  komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                  (1991) ada tiga yaitu

                  1 Komponen kognitif

                  Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                  yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                  akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                  2 Komponen Afektif

                  Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                  evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                  yang dimilikinya

                  3 Komponen Konatif

                  Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                  berhubungan dengan obyek sikapnya

                  Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                  sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                  1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                  berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                  berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                  2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                  berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                  Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                  merupakan hal yang negatif

                  3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                  komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                  objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                  menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                  seseorang terhadap objek sikap

                  Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                  terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                  merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                  sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                  berperilaku

                  Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                  komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                  merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                  suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                  yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                  obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                  lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                  tersebut

                  22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                  221 Pengertian UMKM

                  Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                  perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                  asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                  Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                  mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                  menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                  menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                  Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                  adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                  yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                  Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                  dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                  perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                  bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                  besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                  Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                  Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                  sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                  merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                  menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                  usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                  sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                  UMKM

                  Tabel 21

                  Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                  No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                  1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                  2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                  3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                  Sumber wwwdepkopgoid

                  Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                  (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                  kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                  angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                  sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                  mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                  selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                  ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                  PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                  kondisi tersebut

                  Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                  merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                  permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                  usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                  10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                  222 Hambatan UMKM

                  Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                  berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                  menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                  UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                  bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                  berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                  rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                  Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                  modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                  7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                  Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                  masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                  masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                  1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                  2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                  3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                  cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                  yang dikucurkan kecil

                  4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                  ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                  memadai

                  5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                  6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                  manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                  manajerial dan finansial

                  Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                  (non finansial) adalah

                  1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                  teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                  2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                  informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                  karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                  dengan keinginan pasar

                  3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                  untuk mengembangkan SDM

                  4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                  ETAP)

                  231 Intisari SAK ETAP

                  SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                  standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                  dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                  ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                  mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                  standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                  menyusun laporan keuangan mereka

                  Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                  sebagai berikut

                  Bab 1 Ruang Lingkup

                  Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                  Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                  Bab 4 Neraca

                  Bab 5 Laporan Laba Rugi

                  Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                  Bab 7 Laporan Arus Kas

                  Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                  Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                  Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                  Bab 11 Persediaan

                  Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                  Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                  Bab 14 Properti Investasi

                  Bab 15 Aset Tetap

                  Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                  Bab 17 Sewa

                  Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                  Bab 19 Ekuitas

                  Bab 20 Pendapatan

                  Bab 21 Biaya Pinjaman

                  Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                  Bab 23 Imbalan Kerja

                  Bab 24 Pajak Penghasilan

                  Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                  Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                  Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                  Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                  Bab 29 Ketentuan Transisi

                  Bab 30 Tanggal Efektif

                  Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                  untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                  akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                  Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                  memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                  pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                  efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                  untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                  atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                  Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                  SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                  standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                  merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                  ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                  SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                  per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                  SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                  and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                  keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                  kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                  memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                  tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                  Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                  daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                  BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                  yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                  SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                  tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                  Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                  untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                  2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                  harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                  PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                  Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                  menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                  persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                  tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                  Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                  SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                  publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                  berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                  ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                  ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                  persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                  dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                  232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                  Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                  yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                  sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                  diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                  Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                  entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                  akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                  terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                  2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                  untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                  penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                  SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                  Tabel 22

                  Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                  No Elemen PSAK SAK ETAP

                  1 Penyajian Laporan Keuangan

                  Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                  dalam laporan posisi keuangan

                  Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                  Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                  dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                  (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali informasi yang

                  disajikan dalam neraca

                  yang menghilangkan pos

                  Aset keuangan Properti investasi

                  yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                  Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                  Kewajiban berbunga jangka panjang

                  Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                  Kepentingan

                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                  Rugi Laporan laba rugi

                  komprehensif Informasi yang disajikan

                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                  komprehensif lain selama periode

                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                  laporan laba rugi

                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                  4 Catatan Atas Laporan

                  Keuangan

                  Catatan atas laporan keuangan

                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                  Akuntansi Sumber estimasi

                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali pengungkapan

                  modal

                  5 Laporan Arus Kas

                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali

                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                  6 Laporan keuangan (LK)

                  konsolidasi dan terpisah

                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                  Tidak diatur (Bab 12)

                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                  akuntansi

                  estimasi dan kesalahan

                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                  Akuntansi yang lain

                  penerapan kebijakan akuntansi

                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                  Perubahan Estimasi akuntansi

                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                  Derecognition Hedging dan derivatif

                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                  Sama dengan PSAK

                  10 Investasi pada

                  perusahaan

                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                  asosiasi dan

                  entitas anak

                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                  PSAK 15)

                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                  metode biaya Entitas anak

                  metode ekuitas

                  11 Investasi pada

                  perusahaan asosiasi dan

                  entitas anak

                  Jointly controlled operation asset and entity

                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                  12 Property Investasi

                  Metode akuntansi

                  Model nilai wajarModel biaya

                  Metode akuntansi

                  model biaya

                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                  Pengukuran biaya perolehan

                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali

                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                  Tidak perlu review nilai residu

                  14 Asset Tidak Berwujud

                  Prinsip umum untuk pengakuan

                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                  Penurunan nilai

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                  Menggunakan metode pembelian

                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                  Tidak diatur

                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                  Klasifikasi bersifat principle based

                  Laporan keuangan lessee dan

                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                  Sama dengan PSAK

                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali

                  1048696 Reorganisasi

                  1048696 Selisih penilaian

                  kembali

                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                  pendapatan (ED PSAK 23)

                  Sama dengan PSAK

                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                  biaya pinjaman

                  Biaya pinjaman

                  langsung dibebankan

                  19 Penurunan Nilai Aset

                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali

                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                  Imbalan jangka panjang lainnya

                  Pesangon pemutusan kerja

                  Sama dengan PSAK

                  kecuali untuk manfaat

                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                  21 Pajak Penghasilan

                  Menggunakan deferred tax concept

                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                  Menggunakan tax payable concept

                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                  22 Mata Uang Pelaporan

                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                  pencatatan dan pelaporan

                  Sama dengan PSAK

                  Mata Uang Pelaporan

                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                  23 Peristiwa setelah akhir

                  periode pelaporan

                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                  Sama dengan PSAK

                  24 Pengungkapan pihakpihak

                  yang mempunyai

                  hubungan istimewa

                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                  Pengungkapan

                  Sama dengan PSAK 7

                  25 Aktivitas Khusus

                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                  bumi

                  Tidak diatur

                  Akuntansi pertambangan umum

                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                  asuransi26 Ketentuan

                  Transisi Retrospektif atau

                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                  Sumber wwwiaiglobalorid

                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                  1 neraca

                  2 laporan laba rugi

                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                  4 laporan arus kas dan

                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                  diharapkan akan diperoleh entitas

                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                  kewajiban

                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                  lanjut sebagai berikut

                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                  kontribusi penanam modal

                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                  BAB III

                  METODE PENELITIAN

                  31 Pendekatan Penelitian

                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                  dalam penelitiannya

                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                  32 Unit Analisis

                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                  33 Sumber Data

                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                  34 Teknik Pengumpulan Data

                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                  Supomo 2002153)

                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                  survei yang tertulis

                  35 Teknik Analisis Data

                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                  orang lain

                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                  dalam analisa data yaitu

                  1 Reduksi Data

                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                  2 Penyajian Data

                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                  dengan teks yang bersifat naratif

                  3 Penyimpulan Data

                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                  hipotesis atau teori

                  DAFTAR PUSTAKA

                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                  • Bab 1 Pendahuluan
                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                  • 31 Pendekatan Penelitian
                  • 33 Sumber Data
                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                  • 1 Reduksi Data
                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                  • 2 Penyajian Data
                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                  • 3 Penyimpulan Data

                    Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

                    lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

                    dan metode pendekatan yang dipergunakan

                    Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

                    kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

                    danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

                    yang diteliti

                    h Sistematika Penulisan

                    Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

                    jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

                    banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

                    3 Bagian Akhir

                    Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

                    daftar pustaka dan daftar lampiran

                    a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

                    Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

                    kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

                    pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

                    lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

                    menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

                    dapat disajikan matriks atau uraian

                    b Daftar Pustakat

                    Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

                    pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

                    seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

                    Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

                    usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

                    hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

                    adalah

                    Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

                    Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

                    kepustakaan yang sudah kuno)

                    Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

                    Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

                    dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

                    pembahasan

                    Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

                    daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

                    c Daftar Lampiran

                    Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

                    disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

                    dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

                    dalam teks

                    BAB III

                    KESIMPULAN

                    Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

                    yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

                    Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

                    sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

                    kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

                    memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

                    bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

                    DAFTAR PUSTAKA

                    Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                    (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                    diakses tanggal 08 Mei 2012)

                    Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                    Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                    Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                    Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                    Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                    Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                    (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                    Mei 2012)

                    Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                    Brawijaya Malang

                    LAMPIRAN

                    CONTOH PROPOSAL

                    PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                    PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                    (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                    SKRIPSI

                    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                    Gelar Sarjana Ekonomi

                    Disusun Oleh

                    MUKHLISA PUTRI

                    NIM 0810230111

                    JURUSAN AKUNTANSI

                    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                    MALANG

                    2012

                    LEMBAR PENGESAHAN

                    Skripsi dengan judul

                    ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                    Kecil dan Menengah

                    (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                    Yang disusun oleh

                    Nama Mukhlisa Putri

                    NIM 0810230111

                    Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                    Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                    SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                    1 Devi Pusposari SEMSiAk

                    NIP 19751105 200312 2 001

                    (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                    2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                    NIP 19690609 199303 2 004

                    (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                    3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                    NIP 19791217 200812 2 002

                    (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                    Mengetahui Maret 2012

                    Ketua Jurusan Akuntansi

                    Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                    NIP 19690814 199402 1 001

                    DAFTAR ISI

                    DAFTAR ISIi

                    DAFTAR TABELiii

                    BAB I PENDAHULUAN

                    11 Latar Belakang1

                    12 Perumusan Masalah1

                    13 Batasan Masalah10

                    14 Tujuan Penelitian11

                    15 Kontibusi Penelitian11

                    16 Sistematika Penulisan12

                    TINJAUAN PUSTAKA

                    21 Persepsi14

                    211 Pengertian Persepsi14

                    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                    214 Aspek-aspek Persepsi20

                    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                    221 Pengertian UMKM22

                    222 Hambatan UMKM24

                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                    (SAK ETAP)26

                    231 Intisari SAK ETAP26

                    232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                    2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                    2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                    BAB III METODE PENELITIAN

                    31 Pendekatan Penelitian40

                    32 Unit Analisis41

                    33 Sumber Data41

                    34 Teknik Pengumpulan Data42

                    35 Teknik Analisis Data43

                    DAFTAR PUSTAKA45

                    DAFTAR TABEL

                    Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                    Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                    Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                    Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                    Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                    Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                    BAB I

                    PENDAHULUAN

                    11 Latar Belakang

                    Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                    perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                    ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                    karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                    yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                    survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                    kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                    peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                    membantu upaya mengurangi pengangguran

                    Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                    usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                    pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                    ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                    pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                    pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                    UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                    dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                    guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                    kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                    mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                    itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                    bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                    jumlah pengangguran

                    Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                    adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                    orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                    UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                    di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                    dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                    pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                    satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                    serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                    memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                    Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                    usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                    perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                    menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                    yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                    pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                    mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                    Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                    penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                    5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                    4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                    dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                    sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                    Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                    mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                    usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                    belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                    posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                    ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                    Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                    dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                    bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                    ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                    nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                    kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                    Tabel 11

                    Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                    dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                    No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                    1Usaha Mikro dan Kecil

                    171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                    2Usaha Menengah

                    78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                    3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                    Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                    Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                    dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                    tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                    mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                    ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                    ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                    perekonomian nasional

                    Tabel 12

                    Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                    No Skala Usaha 1997 2000 2003

                    Pertumbuhan

                    2000-2003

                    1Usaha Mikro dan Kecil

                    39704661 38669335 42326519 946

                    2Usaha Menengah

                    60449 54632 61986 1346

                    3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                    Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                    Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                    ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                    tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                    komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                    saingnya pada masa yang akan datang

                    Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                    dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                    Tabel 13

                    Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                    No

                    Skala Usaha

                    Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                    Pangsa ()

                    Jumlah (Unit)

                    Pangsa ()

                    Jumlah

                    1 Usaha Mikro

                    49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                    2 Usaha Kecil (UK)

                    498565 100 520221 101 21656 434

                    3 Usaha Menengah (UM)

                    38282 008 39657 008 1375 359

                    UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                    4 Usaha Besar (UB)

                    4463 001 4372 001 (91) (204)

                    Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                    Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                    Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                    kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                    2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                    Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                    berlaku

                    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                    5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                    17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                    Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                    PDB Nasional menurut harga berlaku

                    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                    berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                    berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                    Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                    2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                    9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                    Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                    ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                    Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                    perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                    mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                    relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                    diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                    Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                    pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                    pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                    masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                    terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                    pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                    arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                    baru yang tangguh

                    Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                    UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                    manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                    umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                    finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                    bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                    maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                    Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                    kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                    pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                    pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                    untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                    Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                    terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                    mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                    berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                    karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                    dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                    berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                    PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                    lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                    dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                    kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                    dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                    eksternal

                    Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                    membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                    dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                    perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                    kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                    dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                    tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                    Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                    agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                    pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                    pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                    sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                    UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                    dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                    dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                    yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                    menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                    kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                    usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                    sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                    Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                    standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                    mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                    karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                    Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                    mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                    perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                    Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                    bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                    tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                    pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                    mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                    dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                    dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                    melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                    Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                    (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                    21 Perumusan Masalah

                    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                    penelitian ini adalah sebagai berikut

                    Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                    pada UMKM

                    13 Batasan Masalah

                    Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                    memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                    permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                    Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                    1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                    Malang

                    2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                    14 Tujuan Penelitian

                    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                    1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                    ETAP) pada UMKM

                    2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                    ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                    15 Kontribusi Penelitian

                    Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                    adalah sebagai berikut

                    151 Manfaat Teoretis

                    Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                    literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                    152 Manfaat Praktis

                    Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                    sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                    1 Bagi Akademisi

                    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                    akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                    standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                    perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                    pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                    2 Bagi UMKM

                    Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                    3 Bagi Penulis

                    Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                    masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                    mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                    mendapatkan gelar sarjana (S1)

                    153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                    Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                    bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                    sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                    16 Sistematika Penulisan

                    Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                    penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                    Bab 1 Pendahuluan

                    Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                    tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                    Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                    batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                    Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                    Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                    masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                    dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                    Bab 3 Metodologi Penelitian

                    Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                    menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                    metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                    objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                    sedang diteliti oleh penulis

                    Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                    Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                    meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                    penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                    mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                    Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                    Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                    dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                    dengan pembahasan yang telah dilakukan

                    BAB II

                    TINJAUAN PUSTAKA

                    21 Persepsi

                    211 Pengertian Persepsi

                    Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                    menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                    untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                    Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                    atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                    obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                    terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                    dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                    kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                    mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                    kepada lingkungan mereka

                    Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                    proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                    tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                    motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                    hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                    mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                    penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                    terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                    perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                    pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                    sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                    bertindak

                    Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                    pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                    mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                    Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                    memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                    bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                    berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                    pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                    Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                    terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                    sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                    akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                    buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                    memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                    mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                    saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                    Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                    menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                    bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                    Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                    merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                    gambaran yang berarti

                    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                    Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                    kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                    Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                    yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                    memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                    individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                    dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                    Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                    merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                    1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                    kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                    oleh alat indera manusia

                    2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                    indera) melalui saraf-saraf sensoris

                    3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                    psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                    stimulus yang diterima reseptor

                    4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                    yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                    persepsi melalui tiga tahap yaitu

                    1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                    melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                    2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                    pengorganisasian informasi

                    3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                    cakrawala serta pengetahuan individu

                    Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                    menyertai proses persepsi yaitu

                    1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                    2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                    informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                    dan diserap

                    3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                    Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                    dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                    dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                    eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                    stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                    Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                    memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                    berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                    memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                    1 Pelaku persepsi (perceiver)

                    2 Objek atau yang dipersepsikan

                    3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                    gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                    orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                    mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                    (Robbins 2003)

                    Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                    oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                    atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                    yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                    diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                    Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                    faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                    1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                    2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                    3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                    4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                    individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                    yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                    lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                    dalam mempresepsikan sesuatu

                    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                    (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                    214 Aspek-aspek Persepsi

                    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                    komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                    (1991) ada tiga yaitu

                    1 Komponen kognitif

                    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                    yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                    2 Komponen Afektif

                    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                    yang dimilikinya

                    3 Komponen Konatif

                    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                    berhubungan dengan obyek sikapnya

                    Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                    sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                    1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                    berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                    2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                    Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                    merupakan hal yang negatif

                    3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                    objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                    seseorang terhadap objek sikap

                    Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                    terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                    merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                    sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                    berperilaku

                    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                    komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                    yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                    obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                    lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                    tersebut

                    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                    221 Pengertian UMKM

                    Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                    perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                    asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                    Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                    mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                    menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                    menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                    Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                    adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                    yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                    Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                    perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                    besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                    Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                    Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                    sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                    UMKM

                    Tabel 21

                    Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                    No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                    1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                    2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                    3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                    Sumber wwwdepkopgoid

                    Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                    (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                    kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                    angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                    sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                    mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                    mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                    selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                    ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                    PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                    kondisi tersebut

                    Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                    merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                    permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                    usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                    10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                    222 Hambatan UMKM

                    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                    yang dikucurkan kecil

                    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                    memadai

                    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                    manajerial dan finansial

                    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                    (non finansial) adalah

                    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                    dengan keinginan pasar

                    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                    untuk mengembangkan SDM

                    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                    ETAP)

                    231 Intisari SAK ETAP

                    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                    menyusun laporan keuangan mereka

                    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                    sebagai berikut

                    Bab 1 Ruang Lingkup

                    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                    Bab 4 Neraca

                    Bab 5 Laporan Laba Rugi

                    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                    Bab 7 Laporan Arus Kas

                    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                    Bab 11 Persediaan

                    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                    Bab 14 Properti Investasi

                    Bab 15 Aset Tetap

                    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                    Bab 17 Sewa

                    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                    Bab 19 Ekuitas

                    Bab 20 Pendapatan

                    Bab 21 Biaya Pinjaman

                    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                    Bab 23 Imbalan Kerja

                    Bab 24 Pajak Penghasilan

                    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                    Bab 29 Ketentuan Transisi

                    Bab 30 Tanggal Efektif

                    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                    Tabel 22

                    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                    No Elemen PSAK SAK ETAP

                    1 Penyajian Laporan Keuangan

                    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                    dalam laporan posisi keuangan

                    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali informasi yang

                    disajikan dalam neraca

                    yang menghilangkan pos

                    Aset keuangan Properti investasi

                    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                    Kewajiban berbunga jangka panjang

                    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                    Kepentingan

                    nonpengendalian2 Laporan Laba

                    Rugi Laporan laba rugi

                    komprehensif Informasi yang disajikan

                    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                    Laba rugi selama periode Pendapatan

                    komprehensif lain selama periode

                    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                    laporan laba rugi

                    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                    4 Catatan Atas Laporan

                    Keuangan

                    Catatan atas laporan keuangan

                    Struktur Pengungkapan kebijakan

                    Akuntansi Sumber estimasi

                    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali pengungkapan

                    modal

                    5 Laporan Arus Kas

                    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali

                    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                    Arus kas mata uang asing tidak diatur

                    6 Laporan keuangan (LK)

                    konsolidasi dan terpisah

                    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                    Tidak diatur (Bab 12)

                    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                    akuntansi

                    estimasi dan kesalahan

                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                    Akuntansi yang lain

                    penerapan kebijakan akuntansi

                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                    Perubahan Estimasi akuntansi

                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                    Derecognition Hedging dan derivatif

                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                    Sama dengan PSAK

                    10 Investasi pada

                    perusahaan

                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                    asosiasi dan

                    entitas anak

                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                    PSAK 15)

                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                    metode biaya Entitas anak

                    metode ekuitas

                    11 Investasi pada

                    perusahaan asosiasi dan

                    entitas anak

                    Jointly controlled operation asset and entity

                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                    12 Property Investasi

                    Metode akuntansi

                    Model nilai wajarModel biaya

                    Metode akuntansi

                    model biaya

                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                    Pengukuran biaya perolehan

                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali

                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                    Tidak perlu review nilai residu

                    14 Asset Tidak Berwujud

                    Prinsip umum untuk pengakuan

                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                    Penurunan nilai

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                    Menggunakan metode pembelian

                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                    Tidak diatur

                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                    Klasifikasi bersifat principle based

                    Laporan keuangan lessee dan

                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                    Sama dengan PSAK

                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali

                    1048696 Reorganisasi

                    1048696 Selisih penilaian

                    kembali

                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                    pendapatan (ED PSAK 23)

                    Sama dengan PSAK

                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                    biaya pinjaman

                    Biaya pinjaman

                    langsung dibebankan

                    19 Penurunan Nilai Aset

                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali

                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                    Imbalan jangka panjang lainnya

                    Pesangon pemutusan kerja

                    Sama dengan PSAK

                    kecuali untuk manfaat

                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                    21 Pajak Penghasilan

                    Menggunakan deferred tax concept

                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                    Menggunakan tax payable concept

                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                    22 Mata Uang Pelaporan

                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                    pencatatan dan pelaporan

                    Sama dengan PSAK

                    Mata Uang Pelaporan

                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                    23 Peristiwa setelah akhir

                    periode pelaporan

                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                    Sama dengan PSAK

                    24 Pengungkapan pihakpihak

                    yang mempunyai

                    hubungan istimewa

                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                    Pengungkapan

                    Sama dengan PSAK 7

                    25 Aktivitas Khusus

                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                    bumi

                    Tidak diatur

                    Akuntansi pertambangan umum

                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                    asuransi26 Ketentuan

                    Transisi Retrospektif atau

                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                    Sumber wwwiaiglobalorid

                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                    1 neraca

                    2 laporan laba rugi

                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                    4 laporan arus kas dan

                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                    diharapkan akan diperoleh entitas

                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                    kewajiban

                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                    lanjut sebagai berikut

                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                    kontribusi penanam modal

                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                    BAB III

                    METODE PENELITIAN

                    31 Pendekatan Penelitian

                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                    dalam penelitiannya

                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                    32 Unit Analisis

                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                    33 Sumber Data

                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                    34 Teknik Pengumpulan Data

                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                    Supomo 2002153)

                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                    survei yang tertulis

                    35 Teknik Analisis Data

                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                    orang lain

                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                    dalam analisa data yaitu

                    1 Reduksi Data

                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                    2 Penyajian Data

                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                    dengan teks yang bersifat naratif

                    3 Penyimpulan Data

                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                    hipotesis atau teori

                    DAFTAR PUSTAKA

                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                    • Bab 1 Pendahuluan
                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                    • 31 Pendekatan Penelitian
                    • 33 Sumber Data
                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                    • 1 Reduksi Data
                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                    • 2 Penyajian Data
                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                    • 3 Penyimpulan Data

                      Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

                      dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

                      pembahasan

                      Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

                      daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

                      c Daftar Lampiran

                      Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

                      disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

                      dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

                      dalam teks

                      BAB III

                      KESIMPULAN

                      Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

                      yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

                      Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

                      sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

                      kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

                      memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

                      bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

                      DAFTAR PUSTAKA

                      Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                      (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                      diakses tanggal 08 Mei 2012)

                      Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                      Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                      Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                      Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                      Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                      Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                      (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                      Mei 2012)

                      Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                      Brawijaya Malang

                      LAMPIRAN

                      CONTOH PROPOSAL

                      PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                      PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                      (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                      SKRIPSI

                      Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                      Gelar Sarjana Ekonomi

                      Disusun Oleh

                      MUKHLISA PUTRI

                      NIM 0810230111

                      JURUSAN AKUNTANSI

                      FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                      UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                      MALANG

                      2012

                      LEMBAR PENGESAHAN

                      Skripsi dengan judul

                      ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                      Kecil dan Menengah

                      (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                      Yang disusun oleh

                      Nama Mukhlisa Putri

                      NIM 0810230111

                      Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                      Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                      SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                      1 Devi Pusposari SEMSiAk

                      NIP 19751105 200312 2 001

                      (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                      2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                      NIP 19690609 199303 2 004

                      (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                      3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                      NIP 19791217 200812 2 002

                      (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                      Mengetahui Maret 2012

                      Ketua Jurusan Akuntansi

                      Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                      NIP 19690814 199402 1 001

                      DAFTAR ISI

                      DAFTAR ISIi

                      DAFTAR TABELiii

                      BAB I PENDAHULUAN

                      11 Latar Belakang1

                      12 Perumusan Masalah1

                      13 Batasan Masalah10

                      14 Tujuan Penelitian11

                      15 Kontibusi Penelitian11

                      16 Sistematika Penulisan12

                      TINJAUAN PUSTAKA

                      21 Persepsi14

                      211 Pengertian Persepsi14

                      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                      214 Aspek-aspek Persepsi20

                      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                      221 Pengertian UMKM22

                      222 Hambatan UMKM24

                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                      (SAK ETAP)26

                      231 Intisari SAK ETAP26

                      232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                      2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                      2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                      BAB III METODE PENELITIAN

                      31 Pendekatan Penelitian40

                      32 Unit Analisis41

                      33 Sumber Data41

                      34 Teknik Pengumpulan Data42

                      35 Teknik Analisis Data43

                      DAFTAR PUSTAKA45

                      DAFTAR TABEL

                      Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                      Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                      Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                      Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                      Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                      Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                      BAB I

                      PENDAHULUAN

                      11 Latar Belakang

                      Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                      perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                      ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                      karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                      yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                      survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                      kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                      peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                      membantu upaya mengurangi pengangguran

                      Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                      usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                      pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                      ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                      pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                      pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                      UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                      dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                      guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                      kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                      mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                      itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                      bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                      jumlah pengangguran

                      Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                      adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                      orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                      UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                      di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                      dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                      pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                      satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                      serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                      memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                      Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                      usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                      perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                      menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                      yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                      pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                      mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                      Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                      penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                      5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                      4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                      dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                      sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                      Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                      mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                      usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                      belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                      posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                      ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                      Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                      dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                      bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                      ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                      nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                      kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                      Tabel 11

                      Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                      dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                      No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                      1Usaha Mikro dan Kecil

                      171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                      2Usaha Menengah

                      78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                      3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                      Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                      Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                      dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                      tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                      mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                      ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                      ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                      perekonomian nasional

                      Tabel 12

                      Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                      No Skala Usaha 1997 2000 2003

                      Pertumbuhan

                      2000-2003

                      1Usaha Mikro dan Kecil

                      39704661 38669335 42326519 946

                      2Usaha Menengah

                      60449 54632 61986 1346

                      3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                      Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                      Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                      ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                      tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                      komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                      saingnya pada masa yang akan datang

                      Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                      dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                      Tabel 13

                      Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                      No

                      Skala Usaha

                      Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                      Pangsa ()

                      Jumlah (Unit)

                      Pangsa ()

                      Jumlah

                      1 Usaha Mikro

                      49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                      2 Usaha Kecil (UK)

                      498565 100 520221 101 21656 434

                      3 Usaha Menengah (UM)

                      38282 008 39657 008 1375 359

                      UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                      4 Usaha Besar (UB)

                      4463 001 4372 001 (91) (204)

                      Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                      Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                      Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                      kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                      2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                      Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                      berlaku

                      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                      5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                      17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                      Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                      PDB Nasional menurut harga berlaku

                      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                      berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                      berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                      Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                      2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                      9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                      Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                      ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                      Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                      perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                      mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                      relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                      diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                      Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                      pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                      pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                      masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                      terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                      pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                      arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                      baru yang tangguh

                      Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                      UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                      manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                      umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                      finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                      bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                      maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                      Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                      kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                      pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                      pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                      untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                      Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                      terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                      mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                      berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                      karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                      dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                      berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                      PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                      lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                      dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                      kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                      dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                      eksternal

                      Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                      membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                      dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                      perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                      kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                      dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                      tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                      Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                      agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                      pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                      pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                      sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                      UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                      dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                      dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                      yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                      menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                      kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                      usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                      sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                      Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                      standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                      mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                      karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                      Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                      mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                      perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                      Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                      bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                      tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                      pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                      mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                      dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                      dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                      melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                      Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                      (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                      21 Perumusan Masalah

                      Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                      penelitian ini adalah sebagai berikut

                      Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                      pada UMKM

                      13 Batasan Masalah

                      Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                      memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                      permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                      Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                      1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                      Malang

                      2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                      14 Tujuan Penelitian

                      Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                      1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                      ETAP) pada UMKM

                      2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                      ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                      15 Kontribusi Penelitian

                      Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                      adalah sebagai berikut

                      151 Manfaat Teoretis

                      Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                      literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                      152 Manfaat Praktis

                      Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                      sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                      1 Bagi Akademisi

                      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                      akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                      standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                      perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                      pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                      2 Bagi UMKM

                      Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                      3 Bagi Penulis

                      Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                      masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                      mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                      mendapatkan gelar sarjana (S1)

                      153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                      Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                      bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                      sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                      16 Sistematika Penulisan

                      Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                      penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                      Bab 1 Pendahuluan

                      Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                      tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                      Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                      batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                      Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                      Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                      masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                      dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                      Bab 3 Metodologi Penelitian

                      Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                      menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                      metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                      objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                      sedang diteliti oleh penulis

                      Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                      Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                      meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                      penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                      mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                      Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                      Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                      dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                      dengan pembahasan yang telah dilakukan

                      BAB II

                      TINJAUAN PUSTAKA

                      21 Persepsi

                      211 Pengertian Persepsi

                      Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                      menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                      untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                      Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                      atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                      obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                      terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                      dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                      kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                      mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                      kepada lingkungan mereka

                      Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                      proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                      tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                      motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                      hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                      mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                      penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                      terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                      perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                      pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                      sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                      bertindak

                      Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                      pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                      mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                      Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                      memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                      bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                      berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                      pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                      Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                      terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                      sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                      akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                      buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                      memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                      mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                      saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                      Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                      menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                      bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                      Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                      merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                      menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                      yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                      gambaran yang berarti

                      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                      Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                      kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                      Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                      yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                      memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                      individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                      dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                      Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                      merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                      1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                      kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                      oleh alat indera manusia

                      2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                      merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                      indera) melalui saraf-saraf sensoris

                      3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                      psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                      stimulus yang diterima reseptor

                      4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                      yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                      Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                      persepsi melalui tiga tahap yaitu

                      1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                      melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                      pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                      2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                      pengorganisasian informasi

                      3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                      lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                      cakrawala serta pengetahuan individu

                      Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                      menyertai proses persepsi yaitu

                      1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                      orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                      2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                      arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                      keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                      informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                      dan diserap

                      3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                      dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                      Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                      dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                      dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                      eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                      stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                      Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                      memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                      berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                      memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                      1 Pelaku persepsi (perceiver)

                      2 Objek atau yang dipersepsikan

                      3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                      Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                      gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                      orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                      mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                      Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                      mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                      penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                      pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                      (Robbins 2003)

                      Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                      oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                      atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                      yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                      diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                      Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                      faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                      1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                      2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                      3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                      4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                      Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                      fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                      individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                      yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                      lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                      dalam mempresepsikan sesuatu

                      Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                      dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                      (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                      214 Aspek-aspek Persepsi

                      Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                      komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                      (1991) ada tiga yaitu

                      1 Komponen kognitif

                      Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                      yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                      akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                      2 Komponen Afektif

                      Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                      evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                      yang dimilikinya

                      3 Komponen Konatif

                      Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                      berhubungan dengan obyek sikapnya

                      Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                      sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                      1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                      berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                      berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                      2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                      berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                      Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                      merupakan hal yang negatif

                      3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                      komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                      objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                      menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                      seseorang terhadap objek sikap

                      Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                      terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                      merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                      sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                      berperilaku

                      Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                      komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                      merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                      suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                      yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                      obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                      lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                      tersebut

                      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                      221 Pengertian UMKM

                      Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                      perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                      asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                      Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                      mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                      menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                      menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                      Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                      adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                      yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                      Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                      Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                      dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                      perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                      bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                      besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                      Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                      Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                      sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                      merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                      menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                      usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                      sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                      UMKM

                      Tabel 21

                      Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                      No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                      1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                      2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                      3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                      Sumber wwwdepkopgoid

                      Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                      (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                      kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                      angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                      sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                      mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                      mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                      selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                      ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                      PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                      kondisi tersebut

                      Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                      merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                      permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                      usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                      10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                      222 Hambatan UMKM

                      Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                      berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                      menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                      UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                      bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                      berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                      rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                      Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                      modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                      7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                      Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                      masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                      masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                      1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                      2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                      3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                      cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                      yang dikucurkan kecil

                      4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                      ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                      memadai

                      5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                      manajerial dan finansial

                      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                      (non finansial) adalah

                      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                      dengan keinginan pasar

                      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                      untuk mengembangkan SDM

                      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                      ETAP)

                      231 Intisari SAK ETAP

                      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                      menyusun laporan keuangan mereka

                      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                      sebagai berikut

                      Bab 1 Ruang Lingkup

                      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                      Bab 4 Neraca

                      Bab 5 Laporan Laba Rugi

                      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                      Bab 7 Laporan Arus Kas

                      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                      Bab 11 Persediaan

                      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                      Bab 14 Properti Investasi

                      Bab 15 Aset Tetap

                      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                      Bab 17 Sewa

                      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                      Bab 19 Ekuitas

                      Bab 20 Pendapatan

                      Bab 21 Biaya Pinjaman

                      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                      Bab 23 Imbalan Kerja

                      Bab 24 Pajak Penghasilan

                      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                      Bab 29 Ketentuan Transisi

                      Bab 30 Tanggal Efektif

                      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                      Tabel 22

                      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                      No Elemen PSAK SAK ETAP

                      1 Penyajian Laporan Keuangan

                      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                      dalam laporan posisi keuangan

                      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali informasi yang

                      disajikan dalam neraca

                      yang menghilangkan pos

                      Aset keuangan Properti investasi

                      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                      Kewajiban berbunga jangka panjang

                      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                      Kepentingan

                      nonpengendalian2 Laporan Laba

                      Rugi Laporan laba rugi

                      komprehensif Informasi yang disajikan

                      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                      Laba rugi selama periode Pendapatan

                      komprehensif lain selama periode

                      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                      laporan laba rugi

                      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                      4 Catatan Atas Laporan

                      Keuangan

                      Catatan atas laporan keuangan

                      Struktur Pengungkapan kebijakan

                      Akuntansi Sumber estimasi

                      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali pengungkapan

                      modal

                      5 Laporan Arus Kas

                      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali

                      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                      Arus kas mata uang asing tidak diatur

                      6 Laporan keuangan (LK)

                      konsolidasi dan terpisah

                      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                      Tidak diatur (Bab 12)

                      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                      akuntansi

                      estimasi dan kesalahan

                      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                      aktivitas normal Operasi yang tidak

                      dilanjutkan Perubahan estimasi

                      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                      Akuntansi Penerapan suatu standar

                      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                      Akuntansi yang lain

                      penerapan kebijakan akuntansi

                      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                      Perubahan Estimasi akuntansi

                      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                      8 Instrumen Keuangan Dasar

                      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                      Impairment menggunakan incurred loss concept

                      Derecognition Hedging dan derivatif

                      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                      Sama dengan PSAK

                      10 Investasi pada

                      perusahaan

                      Ruang lingkup entitas asosiasi

                      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                      asosiasi dan

                      entitas anak

                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                      PSAK 15)

                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                      metode biaya Entitas anak

                      metode ekuitas

                      11 Investasi pada

                      perusahaan asosiasi dan

                      entitas anak

                      Jointly controlled operation asset and entity

                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                      12 Property Investasi

                      Metode akuntansi

                      Model nilai wajarModel biaya

                      Metode akuntansi

                      model biaya

                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                      Pengukuran biaya perolehan

                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali

                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                      Tidak perlu review nilai residu

                      14 Asset Tidak Berwujud

                      Prinsip umum untuk pengakuan

                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                      Penurunan nilai

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                      Menggunakan metode pembelian

                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                      Tidak diatur

                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                      Klasifikasi bersifat principle based

                      Laporan keuangan lessee dan

                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                      Sama dengan PSAK

                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali

                      1048696 Reorganisasi

                      1048696 Selisih penilaian

                      kembali

                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                      pendapatan (ED PSAK 23)

                      Sama dengan PSAK

                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                      biaya pinjaman

                      Biaya pinjaman

                      langsung dibebankan

                      19 Penurunan Nilai Aset

                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali

                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                      Imbalan jangka panjang lainnya

                      Pesangon pemutusan kerja

                      Sama dengan PSAK

                      kecuali untuk manfaat

                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                      21 Pajak Penghasilan

                      Menggunakan deferred tax concept

                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                      Menggunakan tax payable concept

                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                      22 Mata Uang Pelaporan

                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                      pencatatan dan pelaporan

                      Sama dengan PSAK

                      Mata Uang Pelaporan

                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                      23 Peristiwa setelah akhir

                      periode pelaporan

                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                      Sama dengan PSAK

                      24 Pengungkapan pihakpihak

                      yang mempunyai

                      hubungan istimewa

                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                      Pengungkapan

                      Sama dengan PSAK 7

                      25 Aktivitas Khusus

                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                      bumi

                      Tidak diatur

                      Akuntansi pertambangan umum

                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                      asuransi26 Ketentuan

                      Transisi Retrospektif atau

                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                      Sumber wwwiaiglobalorid

                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                      1 neraca

                      2 laporan laba rugi

                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                      4 laporan arus kas dan

                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                      diharapkan akan diperoleh entitas

                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                      kewajiban

                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                      lanjut sebagai berikut

                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                      kontribusi penanam modal

                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                      BAB III

                      METODE PENELITIAN

                      31 Pendekatan Penelitian

                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                      dalam penelitiannya

                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                      32 Unit Analisis

                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                      33 Sumber Data

                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                      34 Teknik Pengumpulan Data

                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                      Supomo 2002153)

                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                      survei yang tertulis

                      35 Teknik Analisis Data

                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                      orang lain

                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                      dalam analisa data yaitu

                      1 Reduksi Data

                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                      2 Penyajian Data

                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                      dengan teks yang bersifat naratif

                      3 Penyimpulan Data

                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                      hipotesis atau teori

                      DAFTAR PUSTAKA

                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                      • Bab 1 Pendahuluan
                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                      • 31 Pendekatan Penelitian
                      • 33 Sumber Data
                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                      • 1 Reduksi Data
                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                      • 2 Penyajian Data
                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                      • 3 Penyimpulan Data

                        BAB III

                        KESIMPULAN

                        Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

                        yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

                        Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

                        sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

                        kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

                        memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

                        bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

                        DAFTAR PUSTAKA

                        Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                        (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                        diakses tanggal 08 Mei 2012)

                        Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                        Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                        Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                        Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                        Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                        Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                        (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                        Mei 2012)

                        Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                        Brawijaya Malang

                        LAMPIRAN

                        CONTOH PROPOSAL

                        PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                        PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                        (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                        SKRIPSI

                        Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                        Gelar Sarjana Ekonomi

                        Disusun Oleh

                        MUKHLISA PUTRI

                        NIM 0810230111

                        JURUSAN AKUNTANSI

                        FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                        UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                        MALANG

                        2012

                        LEMBAR PENGESAHAN

                        Skripsi dengan judul

                        ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                        Kecil dan Menengah

                        (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                        Yang disusun oleh

                        Nama Mukhlisa Putri

                        NIM 0810230111

                        Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                        Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                        SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                        1 Devi Pusposari SEMSiAk

                        NIP 19751105 200312 2 001

                        (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                        2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                        NIP 19690609 199303 2 004

                        (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                        3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                        NIP 19791217 200812 2 002

                        (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                        Mengetahui Maret 2012

                        Ketua Jurusan Akuntansi

                        Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                        NIP 19690814 199402 1 001

                        DAFTAR ISI

                        DAFTAR ISIi

                        DAFTAR TABELiii

                        BAB I PENDAHULUAN

                        11 Latar Belakang1

                        12 Perumusan Masalah1

                        13 Batasan Masalah10

                        14 Tujuan Penelitian11

                        15 Kontibusi Penelitian11

                        16 Sistematika Penulisan12

                        TINJAUAN PUSTAKA

                        21 Persepsi14

                        211 Pengertian Persepsi14

                        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                        214 Aspek-aspek Persepsi20

                        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                        221 Pengertian UMKM22

                        222 Hambatan UMKM24

                        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                        (SAK ETAP)26

                        231 Intisari SAK ETAP26

                        232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                        2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                        2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                        BAB III METODE PENELITIAN

                        31 Pendekatan Penelitian40

                        32 Unit Analisis41

                        33 Sumber Data41

                        34 Teknik Pengumpulan Data42

                        35 Teknik Analisis Data43

                        DAFTAR PUSTAKA45

                        DAFTAR TABEL

                        Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                        Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                        Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                        Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                        Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                        Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                        BAB I

                        PENDAHULUAN

                        11 Latar Belakang

                        Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                        perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                        ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                        karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                        yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                        survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                        kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                        peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                        membantu upaya mengurangi pengangguran

                        Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                        usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                        pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                        ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                        pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                        pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                        UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                        dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                        guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                        kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                        mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                        itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                        bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                        jumlah pengangguran

                        Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                        adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                        orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                        UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                        di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                        dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                        pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                        satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                        serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                        memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                        Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                        usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                        perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                        menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                        yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                        pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                        mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                        Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                        penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                        5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                        4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                        dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                        sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                        Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                        mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                        usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                        belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                        posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                        ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                        Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                        dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                        bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                        ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                        nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                        kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                        Tabel 11

                        Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                        dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                        No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                        1Usaha Mikro dan Kecil

                        171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                        2Usaha Menengah

                        78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                        3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                        Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                        Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                        dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                        tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                        mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                        ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                        ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                        perekonomian nasional

                        Tabel 12

                        Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                        No Skala Usaha 1997 2000 2003

                        Pertumbuhan

                        2000-2003

                        1Usaha Mikro dan Kecil

                        39704661 38669335 42326519 946

                        2Usaha Menengah

                        60449 54632 61986 1346

                        3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                        Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                        Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                        ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                        tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                        komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                        saingnya pada masa yang akan datang

                        Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                        dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                        Tabel 13

                        Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                        No

                        Skala Usaha

                        Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                        Pangsa ()

                        Jumlah (Unit)

                        Pangsa ()

                        Jumlah

                        1 Usaha Mikro

                        49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                        2 Usaha Kecil (UK)

                        498565 100 520221 101 21656 434

                        3 Usaha Menengah (UM)

                        38282 008 39657 008 1375 359

                        UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                        4 Usaha Besar (UB)

                        4463 001 4372 001 (91) (204)

                        Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                        Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                        Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                        kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                        2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                        Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                        berlaku

                        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                        5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                        17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                        Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                        PDB Nasional menurut harga berlaku

                        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                        berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                        berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                        Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                        2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                        9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                        Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                        ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                        Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                        perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                        mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                        relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                        diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                        Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                        pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                        pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                        masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                        terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                        pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                        arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                        baru yang tangguh

                        Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                        UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                        manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                        umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                        finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                        bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                        maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                        Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                        kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                        pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                        pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                        untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                        Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                        terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                        mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                        berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                        karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                        dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                        berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                        PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                        lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                        dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                        kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                        dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                        eksternal

                        Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                        membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                        dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                        perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                        kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                        dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                        tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                        Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                        agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                        pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                        pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                        sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                        UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                        dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                        dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                        yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                        menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                        kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                        usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                        sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                        Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                        standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                        mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                        karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                        Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                        mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                        perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                        Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                        bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                        tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                        pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                        mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                        dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                        dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                        melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                        Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                        (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                        21 Perumusan Masalah

                        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                        penelitian ini adalah sebagai berikut

                        Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                        pada UMKM

                        13 Batasan Masalah

                        Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                        memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                        permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                        Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                        1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                        Malang

                        2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                        14 Tujuan Penelitian

                        Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                        1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                        ETAP) pada UMKM

                        2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                        ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                        15 Kontribusi Penelitian

                        Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                        adalah sebagai berikut

                        151 Manfaat Teoretis

                        Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                        literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                        152 Manfaat Praktis

                        Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                        sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                        1 Bagi Akademisi

                        Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                        akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                        standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                        perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                        pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                        2 Bagi UMKM

                        Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                        3 Bagi Penulis

                        Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                        masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                        mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                        mendapatkan gelar sarjana (S1)

                        153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                        Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                        bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                        sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                        16 Sistematika Penulisan

                        Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                        penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                        Bab 1 Pendahuluan

                        Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                        tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                        Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                        batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                        Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                        Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                        masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                        dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                        Bab 3 Metodologi Penelitian

                        Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                        menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                        metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                        objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                        sedang diteliti oleh penulis

                        Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                        Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                        meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                        penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                        mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                        Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                        Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                        dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                        dengan pembahasan yang telah dilakukan

                        BAB II

                        TINJAUAN PUSTAKA

                        21 Persepsi

                        211 Pengertian Persepsi

                        Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                        menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                        untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                        Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                        atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                        obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                        terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                        dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                        kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                        mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                        kepada lingkungan mereka

                        Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                        proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                        tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                        motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                        hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                        mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                        penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                        terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                        perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                        pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                        sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                        bertindak

                        Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                        pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                        mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                        Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                        memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                        bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                        berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                        pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                        Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                        terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                        sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                        akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                        buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                        memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                        mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                        saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                        Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                        menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                        bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                        Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                        merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                        menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                        yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                        gambaran yang berarti

                        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                        Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                        kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                        Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                        yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                        memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                        individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                        dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                        Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                        merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                        1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                        kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                        oleh alat indera manusia

                        2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                        merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                        indera) melalui saraf-saraf sensoris

                        3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                        psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                        stimulus yang diterima reseptor

                        4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                        yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                        Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                        persepsi melalui tiga tahap yaitu

                        1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                        melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                        pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                        2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                        pengorganisasian informasi

                        3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                        lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                        cakrawala serta pengetahuan individu

                        Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                        menyertai proses persepsi yaitu

                        1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                        orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                        2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                        arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                        keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                        informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                        dan diserap

                        3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                        dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                        Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                        dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                        dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                        eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                        stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                        memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                        berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                        memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                        1 Pelaku persepsi (perceiver)

                        2 Objek atau yang dipersepsikan

                        3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                        gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                        orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                        mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                        Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                        mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                        penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                        pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                        (Robbins 2003)

                        Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                        oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                        atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                        yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                        diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                        Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                        faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                        1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                        2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                        3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                        4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                        fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                        individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                        yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                        lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                        dalam mempresepsikan sesuatu

                        Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                        dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                        (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                        214 Aspek-aspek Persepsi

                        Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                        komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                        (1991) ada tiga yaitu

                        1 Komponen kognitif

                        Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                        yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                        akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                        2 Komponen Afektif

                        Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                        evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                        yang dimilikinya

                        3 Komponen Konatif

                        Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                        berhubungan dengan obyek sikapnya

                        Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                        sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                        1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                        berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                        berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                        2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                        berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                        Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                        merupakan hal yang negatif

                        3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                        komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                        objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                        menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                        seseorang terhadap objek sikap

                        Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                        terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                        merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                        sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                        berperilaku

                        Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                        komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                        merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                        suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                        yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                        obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                        lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                        tersebut

                        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                        221 Pengertian UMKM

                        Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                        perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                        asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                        Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                        mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                        menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                        menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                        Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                        adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                        yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                        Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                        Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                        dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                        perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                        bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                        besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                        Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                        Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                        sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                        merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                        menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                        usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                        sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                        UMKM

                        Tabel 21

                        Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                        No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                        1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                        2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                        3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                        Sumber wwwdepkopgoid

                        Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                        (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                        kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                        angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                        sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                        mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                        mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                        selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                        ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                        PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                        kondisi tersebut

                        Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                        merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                        permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                        usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                        10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                        222 Hambatan UMKM

                        Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                        berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                        menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                        UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                        bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                        berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                        rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                        Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                        modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                        7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                        Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                        masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                        masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                        1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                        2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                        3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                        cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                        yang dikucurkan kecil

                        4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                        ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                        memadai

                        5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                        6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                        manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                        manajerial dan finansial

                        Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                        (non finansial) adalah

                        1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                        disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                        teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                        2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                        informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                        karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                        dengan keinginan pasar

                        3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                        untuk mengembangkan SDM

                        4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                        ETAP)

                        231 Intisari SAK ETAP

                        SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                        standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                        dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                        ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                        menyusun laporan keuangan mereka

                        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                        sebagai berikut

                        Bab 1 Ruang Lingkup

                        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                        Bab 4 Neraca

                        Bab 5 Laporan Laba Rugi

                        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                        Bab 7 Laporan Arus Kas

                        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                        Bab 11 Persediaan

                        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                        Bab 14 Properti Investasi

                        Bab 15 Aset Tetap

                        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                        Bab 17 Sewa

                        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                        Bab 19 Ekuitas

                        Bab 20 Pendapatan

                        Bab 21 Biaya Pinjaman

                        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                        Bab 23 Imbalan Kerja

                        Bab 24 Pajak Penghasilan

                        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                        Bab 29 Ketentuan Transisi

                        Bab 30 Tanggal Efektif

                        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                        Tabel 22

                        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                        No Elemen PSAK SAK ETAP

                        1 Penyajian Laporan Keuangan

                        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                        dalam laporan posisi keuangan

                        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali informasi yang

                        disajikan dalam neraca

                        yang menghilangkan pos

                        Aset keuangan Properti investasi

                        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                        Kewajiban berbunga jangka panjang

                        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                        Kepentingan

                        nonpengendalian2 Laporan Laba

                        Rugi Laporan laba rugi

                        komprehensif Informasi yang disajikan

                        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                        Laba rugi selama periode Pendapatan

                        komprehensif lain selama periode

                        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                        laporan laba rugi

                        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                        4 Catatan Atas Laporan

                        Keuangan

                        Catatan atas laporan keuangan

                        Struktur Pengungkapan kebijakan

                        Akuntansi Sumber estimasi

                        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali pengungkapan

                        modal

                        5 Laporan Arus Kas

                        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali

                        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                        Arus kas mata uang asing tidak diatur

                        6 Laporan keuangan (LK)

                        konsolidasi dan terpisah

                        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                        Tidak diatur (Bab 12)

                        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                        akuntansi

                        estimasi dan kesalahan

                        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                        aktivitas normal Operasi yang tidak

                        dilanjutkan Perubahan estimasi

                        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                        Akuntansi Penerapan suatu standar

                        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                        Akuntansi yang lain

                        penerapan kebijakan akuntansi

                        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                        Perubahan Estimasi akuntansi

                        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                        8 Instrumen Keuangan Dasar

                        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                        Impairment menggunakan incurred loss concept

                        Derecognition Hedging dan derivatif

                        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                        Sama dengan PSAK

                        10 Investasi pada

                        perusahaan

                        Ruang lingkup entitas asosiasi

                        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                        asosiasi dan

                        entitas anak

                        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                        PSAK 15)

                        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                        metode biaya Entitas anak

                        metode ekuitas

                        11 Investasi pada

                        perusahaan asosiasi dan

                        entitas anak

                        Jointly controlled operation asset and entity

                        Metode akuntansi Metode konsolidasi

                        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                        PSAK 12 PBAPBOPBE)

                        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                        12 Property Investasi

                        Metode akuntansi

                        Model nilai wajarModel biaya

                        Metode akuntansi

                        model biaya

                        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                        Pengukuran biaya perolehan

                        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                        Penyusutan Tidak perlu review nilai

                        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali

                        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                        Tidak perlu review nilai residu

                        14 Asset Tidak Berwujud

                        Prinsip umum untuk pengakuan

                        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                        Penurunan nilai

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                        Menggunakan metode pembelian

                        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                        Tidak diatur

                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                        Klasifikasi bersifat principle based

                        Laporan keuangan lessee dan

                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                        Sama dengan PSAK

                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali

                        1048696 Reorganisasi

                        1048696 Selisih penilaian

                        kembali

                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                        pendapatan (ED PSAK 23)

                        Sama dengan PSAK

                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                        biaya pinjaman

                        Biaya pinjaman

                        langsung dibebankan

                        19 Penurunan Nilai Aset

                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali

                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                        Imbalan jangka panjang lainnya

                        Pesangon pemutusan kerja

                        Sama dengan PSAK

                        kecuali untuk manfaat

                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                        21 Pajak Penghasilan

                        Menggunakan deferred tax concept

                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                        Menggunakan tax payable concept

                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                        22 Mata Uang Pelaporan

                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                        pencatatan dan pelaporan

                        Sama dengan PSAK

                        Mata Uang Pelaporan

                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                        23 Peristiwa setelah akhir

                        periode pelaporan

                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                        Sama dengan PSAK

                        24 Pengungkapan pihakpihak

                        yang mempunyai

                        hubungan istimewa

                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                        Pengungkapan

                        Sama dengan PSAK 7

                        25 Aktivitas Khusus

                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                        bumi

                        Tidak diatur

                        Akuntansi pertambangan umum

                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                        asuransi26 Ketentuan

                        Transisi Retrospektif atau

                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                        Sumber wwwiaiglobalorid

                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                        1 neraca

                        2 laporan laba rugi

                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                        4 laporan arus kas dan

                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                        diharapkan akan diperoleh entitas

                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                        kewajiban

                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                        lanjut sebagai berikut

                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                        kontribusi penanam modal

                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                        BAB III

                        METODE PENELITIAN

                        31 Pendekatan Penelitian

                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                        dalam penelitiannya

                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                        32 Unit Analisis

                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                        33 Sumber Data

                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                        34 Teknik Pengumpulan Data

                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                        Supomo 2002153)

                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                        survei yang tertulis

                        35 Teknik Analisis Data

                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                        orang lain

                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                        dalam analisa data yaitu

                        1 Reduksi Data

                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                        2 Penyajian Data

                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                        dengan teks yang bersifat naratif

                        3 Penyimpulan Data

                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                        hipotesis atau teori

                        DAFTAR PUSTAKA

                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                        • Bab 1 Pendahuluan
                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                        • 31 Pendekatan Penelitian
                        • 33 Sumber Data
                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                        • 1 Reduksi Data
                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                        • 2 Penyajian Data
                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                        • 3 Penyimpulan Data

                          DAFTAR PUSTAKA

                          Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

                          (wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

                          diakses tanggal 08 Mei 2012)

                          Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

                          Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

                          Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

                          Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

                          Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

                          Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

                          (httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

                          Mei 2012)

                          Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

                          Brawijaya Malang

                          LAMPIRAN

                          CONTOH PROPOSAL

                          PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                          PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                          (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                          SKRIPSI

                          Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                          Gelar Sarjana Ekonomi

                          Disusun Oleh

                          MUKHLISA PUTRI

                          NIM 0810230111

                          JURUSAN AKUNTANSI

                          FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                          UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                          MALANG

                          2012

                          LEMBAR PENGESAHAN

                          Skripsi dengan judul

                          ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                          Kecil dan Menengah

                          (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                          Yang disusun oleh

                          Nama Mukhlisa Putri

                          NIM 0810230111

                          Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                          Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                          SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                          1 Devi Pusposari SEMSiAk

                          NIP 19751105 200312 2 001

                          (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                          2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                          NIP 19690609 199303 2 004

                          (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                          3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                          NIP 19791217 200812 2 002

                          (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                          Mengetahui Maret 2012

                          Ketua Jurusan Akuntansi

                          Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                          NIP 19690814 199402 1 001

                          DAFTAR ISI

                          DAFTAR ISIi

                          DAFTAR TABELiii

                          BAB I PENDAHULUAN

                          11 Latar Belakang1

                          12 Perumusan Masalah1

                          13 Batasan Masalah10

                          14 Tujuan Penelitian11

                          15 Kontibusi Penelitian11

                          16 Sistematika Penulisan12

                          TINJAUAN PUSTAKA

                          21 Persepsi14

                          211 Pengertian Persepsi14

                          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                          214 Aspek-aspek Persepsi20

                          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                          221 Pengertian UMKM22

                          222 Hambatan UMKM24

                          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                          (SAK ETAP)26

                          231 Intisari SAK ETAP26

                          232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                          2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                          2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                          BAB III METODE PENELITIAN

                          31 Pendekatan Penelitian40

                          32 Unit Analisis41

                          33 Sumber Data41

                          34 Teknik Pengumpulan Data42

                          35 Teknik Analisis Data43

                          DAFTAR PUSTAKA45

                          DAFTAR TABEL

                          Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                          Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                          Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                          Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                          Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                          Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                          BAB I

                          PENDAHULUAN

                          11 Latar Belakang

                          Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                          perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                          ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                          karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                          yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                          survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                          kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                          peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                          membantu upaya mengurangi pengangguran

                          Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                          usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                          pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                          ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                          pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                          pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                          UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                          dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                          guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                          kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                          mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                          itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                          bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                          jumlah pengangguran

                          Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                          adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                          orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                          UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                          di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                          dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                          pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                          satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                          serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                          memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                          Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                          usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                          perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                          menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                          yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                          pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                          mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                          Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                          penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                          5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                          4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                          dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                          sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                          Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                          mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                          usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                          belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                          posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                          ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                          Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                          dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                          bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                          ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                          nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                          kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                          Tabel 11

                          Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                          dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                          No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                          1Usaha Mikro dan Kecil

                          171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                          2Usaha Menengah

                          78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                          3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                          Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                          Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                          dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                          tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                          mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                          ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                          ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                          perekonomian nasional

                          Tabel 12

                          Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                          No Skala Usaha 1997 2000 2003

                          Pertumbuhan

                          2000-2003

                          1Usaha Mikro dan Kecil

                          39704661 38669335 42326519 946

                          2Usaha Menengah

                          60449 54632 61986 1346

                          3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                          Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                          Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                          ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                          tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                          komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                          saingnya pada masa yang akan datang

                          Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                          dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                          Tabel 13

                          Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                          No

                          Skala Usaha

                          Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                          Pangsa ()

                          Jumlah (Unit)

                          Pangsa ()

                          Jumlah

                          1 Usaha Mikro

                          49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                          2 Usaha Kecil (UK)

                          498565 100 520221 101 21656 434

                          3 Usaha Menengah (UM)

                          38282 008 39657 008 1375 359

                          UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                          4 Usaha Besar (UB)

                          4463 001 4372 001 (91) (204)

                          Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                          Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                          Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                          kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                          2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                          Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                          berlaku

                          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                          5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                          17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                          Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                          PDB Nasional menurut harga berlaku

                          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                          berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                          berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                          Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                          2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                          9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                          Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                          ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                          Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                          perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                          mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                          relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                          diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                          Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                          pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                          pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                          masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                          terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                          pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                          arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                          baru yang tangguh

                          Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                          UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                          manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                          umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                          finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                          bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                          maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                          Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                          kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                          pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                          pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                          untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                          Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                          terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                          mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                          berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                          karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                          dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                          berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                          PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                          lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                          dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                          kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                          dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                          eksternal

                          Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                          membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                          dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                          perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                          kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                          dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                          tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                          Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                          agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                          pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                          pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                          sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                          UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                          dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                          dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                          yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                          menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                          kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                          usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                          sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                          Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                          standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                          mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                          karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                          Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                          mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                          perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                          Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                          bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                          tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                          pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                          mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                          dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                          dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                          melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                          Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                          (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                          21 Perumusan Masalah

                          Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                          penelitian ini adalah sebagai berikut

                          Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                          pada UMKM

                          13 Batasan Masalah

                          Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                          memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                          permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                          Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                          1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                          Malang

                          2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                          14 Tujuan Penelitian

                          Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                          1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                          ETAP) pada UMKM

                          2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                          ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                          15 Kontribusi Penelitian

                          Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                          adalah sebagai berikut

                          151 Manfaat Teoretis

                          Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                          literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                          152 Manfaat Praktis

                          Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                          sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                          1 Bagi Akademisi

                          Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                          akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                          standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                          perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                          pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                          2 Bagi UMKM

                          Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                          3 Bagi Penulis

                          Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                          masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                          mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                          mendapatkan gelar sarjana (S1)

                          153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                          Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                          bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                          sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                          16 Sistematika Penulisan

                          Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                          penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                          Bab 1 Pendahuluan

                          Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                          tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                          Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                          batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                          Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                          Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                          masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                          dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                          Bab 3 Metodologi Penelitian

                          Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                          menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                          metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                          objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                          sedang diteliti oleh penulis

                          Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                          Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                          meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                          penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                          mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                          Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                          Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                          dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                          dengan pembahasan yang telah dilakukan

                          BAB II

                          TINJAUAN PUSTAKA

                          21 Persepsi

                          211 Pengertian Persepsi

                          Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                          menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                          untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                          Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                          atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                          obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                          terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                          dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                          kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                          mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                          kepada lingkungan mereka

                          Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                          proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                          tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                          motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                          hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                          mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                          penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                          terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                          perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                          pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                          sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                          bertindak

                          Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                          pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                          mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                          Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                          memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                          bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                          berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                          pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                          Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                          terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                          sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                          akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                          buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                          memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                          mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                          saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                          Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                          menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                          bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                          Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                          merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                          menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                          yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                          gambaran yang berarti

                          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                          Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                          kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                          Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                          yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                          memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                          individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                          dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                          Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                          merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                          1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                          kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                          oleh alat indera manusia

                          2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                          merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                          indera) melalui saraf-saraf sensoris

                          3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                          psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                          stimulus yang diterima reseptor

                          4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                          yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                          Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                          persepsi melalui tiga tahap yaitu

                          1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                          melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                          pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                          2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                          pengorganisasian informasi

                          3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                          lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                          cakrawala serta pengetahuan individu

                          Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                          menyertai proses persepsi yaitu

                          1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                          orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                          2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                          arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                          keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                          informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                          dan diserap

                          3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                          dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                          Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                          dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                          dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                          eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                          stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                          Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                          memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                          berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                          memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                          1 Pelaku persepsi (perceiver)

                          2 Objek atau yang dipersepsikan

                          3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                          Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                          gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                          orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                          mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                          Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                          mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                          penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                          pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                          (Robbins 2003)

                          Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                          oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                          atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                          yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                          diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                          Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                          faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                          1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                          2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                          3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                          4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                          Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                          fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                          individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                          yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                          lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                          dalam mempresepsikan sesuatu

                          Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                          dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                          (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                          214 Aspek-aspek Persepsi

                          Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                          komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                          (1991) ada tiga yaitu

                          1 Komponen kognitif

                          Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                          yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                          akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                          2 Komponen Afektif

                          Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                          evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                          yang dimilikinya

                          3 Komponen Konatif

                          Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                          berhubungan dengan obyek sikapnya

                          Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                          sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                          1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                          berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                          berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                          2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                          berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                          Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                          merupakan hal yang negatif

                          3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                          komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                          objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                          menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                          seseorang terhadap objek sikap

                          Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                          terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                          merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                          sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                          berperilaku

                          Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                          komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                          merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                          suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                          yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                          obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                          lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                          tersebut

                          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                          221 Pengertian UMKM

                          Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                          perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                          asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                          Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                          mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                          menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                          menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                          Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                          adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                          yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                          Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                          Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                          dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                          perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                          bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                          besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                          Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                          Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                          sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                          merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                          menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                          usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                          sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                          UMKM

                          Tabel 21

                          Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                          No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                          1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                          2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                          3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                          Sumber wwwdepkopgoid

                          Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                          (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                          kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                          angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                          sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                          mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                          mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                          selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                          ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                          PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                          kondisi tersebut

                          Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                          merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                          permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                          usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                          10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                          222 Hambatan UMKM

                          Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                          berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                          menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                          UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                          bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                          berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                          rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                          Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                          modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                          7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                          Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                          masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                          masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                          1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                          2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                          3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                          cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                          yang dikucurkan kecil

                          4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                          ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                          memadai

                          5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                          6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                          manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                          manajerial dan finansial

                          Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                          (non finansial) adalah

                          1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                          disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                          teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                          2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                          informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                          karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                          dengan keinginan pasar

                          3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                          untuk mengembangkan SDM

                          4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                          ETAP)

                          231 Intisari SAK ETAP

                          SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                          standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                          dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                          ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                          mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                          standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                          menyusun laporan keuangan mereka

                          Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                          sebagai berikut

                          Bab 1 Ruang Lingkup

                          Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                          Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                          Bab 4 Neraca

                          Bab 5 Laporan Laba Rugi

                          Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                          Bab 7 Laporan Arus Kas

                          Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                          Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                          Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                          Bab 11 Persediaan

                          Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                          Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                          Bab 14 Properti Investasi

                          Bab 15 Aset Tetap

                          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                          Bab 17 Sewa

                          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                          Bab 19 Ekuitas

                          Bab 20 Pendapatan

                          Bab 21 Biaya Pinjaman

                          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                          Bab 23 Imbalan Kerja

                          Bab 24 Pajak Penghasilan

                          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                          Bab 29 Ketentuan Transisi

                          Bab 30 Tanggal Efektif

                          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                          Tabel 22

                          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                          No Elemen PSAK SAK ETAP

                          1 Penyajian Laporan Keuangan

                          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                          dalam laporan posisi keuangan

                          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali informasi yang

                          disajikan dalam neraca

                          yang menghilangkan pos

                          Aset keuangan Properti investasi

                          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                          Kewajiban berbunga jangka panjang

                          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                          Kepentingan

                          nonpengendalian2 Laporan Laba

                          Rugi Laporan laba rugi

                          komprehensif Informasi yang disajikan

                          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                          Laba rugi selama periode Pendapatan

                          komprehensif lain selama periode

                          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                          laporan laba rugi

                          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                          4 Catatan Atas Laporan

                          Keuangan

                          Catatan atas laporan keuangan

                          Struktur Pengungkapan kebijakan

                          Akuntansi Sumber estimasi

                          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali pengungkapan

                          modal

                          5 Laporan Arus Kas

                          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali

                          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                          Arus kas mata uang asing tidak diatur

                          6 Laporan keuangan (LK)

                          konsolidasi dan terpisah

                          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                          Tidak diatur (Bab 12)

                          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                          akuntansi

                          estimasi dan kesalahan

                          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                          aktivitas normal Operasi yang tidak

                          dilanjutkan Perubahan estimasi

                          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                          Akuntansi Penerapan suatu standar

                          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                          Akuntansi yang lain

                          penerapan kebijakan akuntansi

                          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                          Perubahan Estimasi akuntansi

                          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                          8 Instrumen Keuangan Dasar

                          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                          Impairment menggunakan incurred loss concept

                          Derecognition Hedging dan derivatif

                          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                          Sama dengan PSAK

                          10 Investasi pada

                          perusahaan

                          Ruang lingkup entitas asosiasi

                          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                          asosiasi dan

                          entitas anak

                          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                          PSAK 15)

                          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                          metode biaya Entitas anak

                          metode ekuitas

                          11 Investasi pada

                          perusahaan asosiasi dan

                          entitas anak

                          Jointly controlled operation asset and entity

                          Metode akuntansi Metode konsolidasi

                          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                          PSAK 12 PBAPBOPBE)

                          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                          12 Property Investasi

                          Metode akuntansi

                          Model nilai wajarModel biaya

                          Metode akuntansi

                          model biaya

                          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                          Pengukuran biaya perolehan

                          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                          Penyusutan Tidak perlu review nilai

                          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali

                          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                          Tidak perlu review nilai residu

                          14 Asset Tidak Berwujud

                          Prinsip umum untuk pengakuan

                          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                          Penurunan nilai

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                          Menggunakan metode pembelian

                          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                          Tidak diatur

                          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                          Klasifikasi bersifat principle based

                          Laporan keuangan lessee dan

                          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                          Sama dengan PSAK

                          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali

                          1048696 Reorganisasi

                          1048696 Selisih penilaian

                          kembali

                          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                          pendapatan (ED PSAK 23)

                          Sama dengan PSAK

                          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                          biaya pinjaman

                          Biaya pinjaman

                          langsung dibebankan

                          19 Penurunan Nilai Aset

                          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                          persediaan Penurunan nilai goodwill

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali

                          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                          Imbalan jangka panjang lainnya

                          Pesangon pemutusan kerja

                          Sama dengan PSAK

                          kecuali untuk manfaat

                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                          21 Pajak Penghasilan

                          Menggunakan deferred tax concept

                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                          Menggunakan tax payable concept

                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                          22 Mata Uang Pelaporan

                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                          pencatatan dan pelaporan

                          Sama dengan PSAK

                          Mata Uang Pelaporan

                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                          23 Peristiwa setelah akhir

                          periode pelaporan

                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                          Sama dengan PSAK

                          24 Pengungkapan pihakpihak

                          yang mempunyai

                          hubungan istimewa

                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                          Pengungkapan

                          Sama dengan PSAK 7

                          25 Aktivitas Khusus

                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                          bumi

                          Tidak diatur

                          Akuntansi pertambangan umum

                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                          asuransi26 Ketentuan

                          Transisi Retrospektif atau

                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                          Sumber wwwiaiglobalorid

                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                          1 neraca

                          2 laporan laba rugi

                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                          4 laporan arus kas dan

                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                          diharapkan akan diperoleh entitas

                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                          kewajiban

                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                          lanjut sebagai berikut

                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                          kontribusi penanam modal

                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                          BAB III

                          METODE PENELITIAN

                          31 Pendekatan Penelitian

                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                          dalam penelitiannya

                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                          32 Unit Analisis

                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                          33 Sumber Data

                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                          34 Teknik Pengumpulan Data

                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                          Supomo 2002153)

                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                          survei yang tertulis

                          35 Teknik Analisis Data

                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                          orang lain

                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                          dalam analisa data yaitu

                          1 Reduksi Data

                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                          2 Penyajian Data

                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                          dengan teks yang bersifat naratif

                          3 Penyimpulan Data

                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                          hipotesis atau teori

                          DAFTAR PUSTAKA

                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                          • Bab 1 Pendahuluan
                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                          • 31 Pendekatan Penelitian
                          • 33 Sumber Data
                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                          • 1 Reduksi Data
                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                          • 2 Penyajian Data
                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                          • 3 Penyimpulan Data

                            LAMPIRAN

                            CONTOH PROPOSAL

                            PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

                            PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

                            (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

                            SKRIPSI

                            Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

                            Gelar Sarjana Ekonomi

                            Disusun Oleh

                            MUKHLISA PUTRI

                            NIM 0810230111

                            JURUSAN AKUNTANSI

                            FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

                            UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                            MALANG

                            2012

                            LEMBAR PENGESAHAN

                            Skripsi dengan judul

                            ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                            Kecil dan Menengah

                            (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                            Yang disusun oleh

                            Nama Mukhlisa Putri

                            NIM 0810230111

                            Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                            Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                            SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                            1 Devi Pusposari SEMSiAk

                            NIP 19751105 200312 2 001

                            (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                            2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                            NIP 19690609 199303 2 004

                            (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                            3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                            NIP 19791217 200812 2 002

                            (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                            Mengetahui Maret 2012

                            Ketua Jurusan Akuntansi

                            Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                            NIP 19690814 199402 1 001

                            DAFTAR ISI

                            DAFTAR ISIi

                            DAFTAR TABELiii

                            BAB I PENDAHULUAN

                            11 Latar Belakang1

                            12 Perumusan Masalah1

                            13 Batasan Masalah10

                            14 Tujuan Penelitian11

                            15 Kontibusi Penelitian11

                            16 Sistematika Penulisan12

                            TINJAUAN PUSTAKA

                            21 Persepsi14

                            211 Pengertian Persepsi14

                            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                            214 Aspek-aspek Persepsi20

                            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                            221 Pengertian UMKM22

                            222 Hambatan UMKM24

                            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                            (SAK ETAP)26

                            231 Intisari SAK ETAP26

                            232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                            2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                            2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                            BAB III METODE PENELITIAN

                            31 Pendekatan Penelitian40

                            32 Unit Analisis41

                            33 Sumber Data41

                            34 Teknik Pengumpulan Data42

                            35 Teknik Analisis Data43

                            DAFTAR PUSTAKA45

                            DAFTAR TABEL

                            Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                            Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                            Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                            Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                            Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                            Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                            BAB I

                            PENDAHULUAN

                            11 Latar Belakang

                            Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                            perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                            ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                            karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                            yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                            survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                            kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                            peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                            membantu upaya mengurangi pengangguran

                            Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                            usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                            pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                            ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                            pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                            pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                            UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                            dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                            guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                            kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                            mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                            itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                            bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                            jumlah pengangguran

                            Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                            adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                            orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                            UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                            di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                            dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                            pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                            satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                            serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                            memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                            Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                            usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                            perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                            menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                            yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                            pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                            mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                            Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                            penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                            5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                            4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                            dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                            sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                            Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                            mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                            usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                            belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                            posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                            ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                            Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                            dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                            bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                            ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                            nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                            kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                            Tabel 11

                            Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                            dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                            No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                            1Usaha Mikro dan Kecil

                            171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                            2Usaha Menengah

                            78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                            3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                            Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                            Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                            dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                            tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                            mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                            ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                            ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                            perekonomian nasional

                            Tabel 12

                            Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                            No Skala Usaha 1997 2000 2003

                            Pertumbuhan

                            2000-2003

                            1Usaha Mikro dan Kecil

                            39704661 38669335 42326519 946

                            2Usaha Menengah

                            60449 54632 61986 1346

                            3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                            Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                            Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                            ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                            tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                            komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                            saingnya pada masa yang akan datang

                            Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                            dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                            Tabel 13

                            Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                            No

                            Skala Usaha

                            Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                            Pangsa ()

                            Jumlah (Unit)

                            Pangsa ()

                            Jumlah

                            1 Usaha Mikro

                            49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                            2 Usaha Kecil (UK)

                            498565 100 520221 101 21656 434

                            3 Usaha Menengah (UM)

                            38282 008 39657 008 1375 359

                            UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                            4 Usaha Besar (UB)

                            4463 001 4372 001 (91) (204)

                            Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                            Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                            Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                            kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                            2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                            Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                            berlaku

                            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                            5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                            17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                            Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                            PDB Nasional menurut harga berlaku

                            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                            berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                            berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                            Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                            2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                            9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                            Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                            ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                            Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                            perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                            mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                            relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                            diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                            Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                            pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                            pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                            masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                            terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                            pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                            arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                            baru yang tangguh

                            Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                            UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                            manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                            umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                            finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                            bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                            maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                            Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                            kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                            pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                            pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                            untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                            Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                            terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                            mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                            berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                            karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                            dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                            berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                            PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                            lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                            dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                            kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                            dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                            eksternal

                            Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                            membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                            dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                            perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                            kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                            dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                            tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                            Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                            agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                            pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                            pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                            sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                            UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                            dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                            dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                            yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                            menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                            kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                            usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                            sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                            Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                            standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                            mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                            karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                            Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                            mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                            perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                            Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                            bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                            tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                            pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                            mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                            dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                            dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                            melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                            Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                            (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                            21 Perumusan Masalah

                            Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                            penelitian ini adalah sebagai berikut

                            Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                            pada UMKM

                            13 Batasan Masalah

                            Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                            memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                            permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                            Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                            1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                            Malang

                            2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                            14 Tujuan Penelitian

                            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                            1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                            ETAP) pada UMKM

                            2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                            ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                            15 Kontribusi Penelitian

                            Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                            adalah sebagai berikut

                            151 Manfaat Teoretis

                            Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                            literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                            152 Manfaat Praktis

                            Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                            sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                            1 Bagi Akademisi

                            Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                            akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                            standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                            perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                            pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                            2 Bagi UMKM

                            Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                            3 Bagi Penulis

                            Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                            masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                            mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                            mendapatkan gelar sarjana (S1)

                            153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                            Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                            bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                            sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                            16 Sistematika Penulisan

                            Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                            penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                            Bab 1 Pendahuluan

                            Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                            tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                            Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                            batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                            Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                            Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                            masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                            dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                            Bab 3 Metodologi Penelitian

                            Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                            menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                            metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                            objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                            sedang diteliti oleh penulis

                            Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                            Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                            meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                            penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                            mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                            Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                            Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                            dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                            dengan pembahasan yang telah dilakukan

                            BAB II

                            TINJAUAN PUSTAKA

                            21 Persepsi

                            211 Pengertian Persepsi

                            Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                            menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                            untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                            Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                            atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                            obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                            terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                            dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                            kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                            mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                            kepada lingkungan mereka

                            Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                            proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                            tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                            motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                            hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                            mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                            penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                            terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                            perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                            pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                            sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                            bertindak

                            Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                            pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                            mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                            Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                            memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                            bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                            berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                            pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                            Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                            terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                            sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                            akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                            buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                            memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                            mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                            saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                            Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                            menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                            bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                            Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                            merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                            menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                            yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                            gambaran yang berarti

                            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                            Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                            kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                            Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                            yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                            memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                            individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                            dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                            Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                            merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                            1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                            kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                            oleh alat indera manusia

                            2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                            merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                            indera) melalui saraf-saraf sensoris

                            3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                            psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                            stimulus yang diterima reseptor

                            4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                            yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                            Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                            persepsi melalui tiga tahap yaitu

                            1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                            melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                            pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                            2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                            pengorganisasian informasi

                            3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                            lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                            cakrawala serta pengetahuan individu

                            Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                            menyertai proses persepsi yaitu

                            1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                            orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                            2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                            arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                            keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                            informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                            dan diserap

                            3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                            dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                            Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                            dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                            dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                            eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                            stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                            Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                            memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                            berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                            memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                            1 Pelaku persepsi (perceiver)

                            2 Objek atau yang dipersepsikan

                            3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                            Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                            gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                            orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                            mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                            Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                            mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                            penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                            pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                            (Robbins 2003)

                            Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                            oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                            atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                            yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                            diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                            Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                            faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                            1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                            2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                            3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                            4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                            Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                            fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                            individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                            yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                            lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                            dalam mempresepsikan sesuatu

                            Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                            dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                            (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                            214 Aspek-aspek Persepsi

                            Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                            komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                            (1991) ada tiga yaitu

                            1 Komponen kognitif

                            Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                            yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                            akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                            2 Komponen Afektif

                            Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                            evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                            yang dimilikinya

                            3 Komponen Konatif

                            Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                            berhubungan dengan obyek sikapnya

                            Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                            sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                            1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                            berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                            berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                            2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                            berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                            Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                            merupakan hal yang negatif

                            3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                            komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                            objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                            menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                            seseorang terhadap objek sikap

                            Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                            terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                            merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                            sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                            berperilaku

                            Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                            komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                            merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                            suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                            yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                            obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                            lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                            tersebut

                            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                            221 Pengertian UMKM

                            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                            perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                            asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                            Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                            mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                            menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                            menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                            Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                            adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                            yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                            Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                            Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                            dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                            perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                            bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                            besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                            Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                            Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                            sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                            merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                            menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                            usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                            sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                            UMKM

                            Tabel 21

                            Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                            No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                            1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                            2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                            3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                            Sumber wwwdepkopgoid

                            Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                            (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                            angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                            sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                            mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                            mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                            selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                            ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                            PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                            kondisi tersebut

                            Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                            merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                            permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                            usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                            10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                            222 Hambatan UMKM

                            Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                            berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                            menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                            UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                            bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                            berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                            rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                            Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                            modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                            7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                            Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                            masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                            masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                            1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                            2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                            3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                            cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                            yang dikucurkan kecil

                            4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                            ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                            memadai

                            5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                            6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                            manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                            manajerial dan finansial

                            Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                            (non finansial) adalah

                            1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                            disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                            teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                            2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                            informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                            karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                            dengan keinginan pasar

                            3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                            untuk mengembangkan SDM

                            4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                            ETAP)

                            231 Intisari SAK ETAP

                            SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                            standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                            dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                            ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                            mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                            standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                            menyusun laporan keuangan mereka

                            Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                            sebagai berikut

                            Bab 1 Ruang Lingkup

                            Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                            Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                            Bab 4 Neraca

                            Bab 5 Laporan Laba Rugi

                            Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                            Bab 7 Laporan Arus Kas

                            Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                            Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                            Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                            Bab 11 Persediaan

                            Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                            Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                            Bab 14 Properti Investasi

                            Bab 15 Aset Tetap

                            Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                            Bab 17 Sewa

                            Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                            Bab 19 Ekuitas

                            Bab 20 Pendapatan

                            Bab 21 Biaya Pinjaman

                            Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                            Bab 23 Imbalan Kerja

                            Bab 24 Pajak Penghasilan

                            Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                            Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                            Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                            Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                            Bab 29 Ketentuan Transisi

                            Bab 30 Tanggal Efektif

                            Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                            untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                            akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                            Tabel 22

                            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                            No Elemen PSAK SAK ETAP

                            1 Penyajian Laporan Keuangan

                            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                            dalam laporan posisi keuangan

                            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali informasi yang

                            disajikan dalam neraca

                            yang menghilangkan pos

                            Aset keuangan Properti investasi

                            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                            Kewajiban berbunga jangka panjang

                            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                            Kepentingan

                            nonpengendalian2 Laporan Laba

                            Rugi Laporan laba rugi

                            komprehensif Informasi yang disajikan

                            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                            Laba rugi selama periode Pendapatan

                            komprehensif lain selama periode

                            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                            laporan laba rugi

                            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                            4 Catatan Atas Laporan

                            Keuangan

                            Catatan atas laporan keuangan

                            Struktur Pengungkapan kebijakan

                            Akuntansi Sumber estimasi

                            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali pengungkapan

                            modal

                            5 Laporan Arus Kas

                            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali

                            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                            Arus kas mata uang asing tidak diatur

                            6 Laporan keuangan (LK)

                            konsolidasi dan terpisah

                            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                            Tidak diatur (Bab 12)

                            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                            akuntansi

                            estimasi dan kesalahan

                            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                            aktivitas normal Operasi yang tidak

                            dilanjutkan Perubahan estimasi

                            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                            Akuntansi Penerapan suatu standar

                            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                            Akuntansi yang lain

                            penerapan kebijakan akuntansi

                            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                            Perubahan Estimasi akuntansi

                            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                            8 Instrumen Keuangan Dasar

                            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                            Impairment menggunakan incurred loss concept

                            Derecognition Hedging dan derivatif

                            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                            Sama dengan PSAK

                            10 Investasi pada

                            perusahaan

                            Ruang lingkup entitas asosiasi

                            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                            asosiasi dan

                            entitas anak

                            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                            PSAK 15)

                            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                            metode biaya Entitas anak

                            metode ekuitas

                            11 Investasi pada

                            perusahaan asosiasi dan

                            entitas anak

                            Jointly controlled operation asset and entity

                            Metode akuntansi Metode konsolidasi

                            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                            PSAK 12 PBAPBOPBE)

                            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                            12 Property Investasi

                            Metode akuntansi

                            Model nilai wajarModel biaya

                            Metode akuntansi

                            model biaya

                            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                            Pengukuran biaya perolehan

                            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                            Penyusutan Tidak perlu review nilai

                            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali

                            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                            Tidak perlu review nilai residu

                            14 Asset Tidak Berwujud

                            Prinsip umum untuk pengakuan

                            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                            Penurunan nilai

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                            Menggunakan metode pembelian

                            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                            Tidak diatur

                            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                            Klasifikasi bersifat principle based

                            Laporan keuangan lessee dan

                            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                            Sama dengan PSAK

                            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali

                            1048696 Reorganisasi

                            1048696 Selisih penilaian

                            kembali

                            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                            pendapatan (ED PSAK 23)

                            Sama dengan PSAK

                            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                            biaya pinjaman

                            Biaya pinjaman

                            langsung dibebankan

                            19 Penurunan Nilai Aset

                            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                            persediaan Penurunan nilai goodwill

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali

                            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                            Imbalan jangka panjang lainnya

                            Pesangon pemutusan kerja

                            Sama dengan PSAK

                            kecuali untuk manfaat

                            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                            21 Pajak Penghasilan

                            Menggunakan deferred tax concept

                            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                            Menggunakan tax payable concept

                            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                            22 Mata Uang Pelaporan

                            Mata uang pencatatan dan pelaporan

                            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                            pencatatan dan pelaporan

                            Sama dengan PSAK

                            Mata Uang Pelaporan

                            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                            mata uang asing dalam mata uang fungsional

                            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                            23 Peristiwa setelah akhir

                            periode pelaporan

                            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                            Sama dengan PSAK

                            24 Pengungkapan pihakpihak

                            yang mempunyai

                            hubungan istimewa

                            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                            Pengungkapan

                            Sama dengan PSAK 7

                            25 Aktivitas Khusus

                            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                            bumi

                            Tidak diatur

                            Akuntansi pertambangan umum

                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                            asuransi26 Ketentuan

                            Transisi Retrospektif atau

                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                            Sumber wwwiaiglobalorid

                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                            1 neraca

                            2 laporan laba rugi

                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                            4 laporan arus kas dan

                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                            diharapkan akan diperoleh entitas

                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                            kewajiban

                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                            lanjut sebagai berikut

                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                            kontribusi penanam modal

                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                            BAB III

                            METODE PENELITIAN

                            31 Pendekatan Penelitian

                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                            dalam penelitiannya

                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                            32 Unit Analisis

                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                            33 Sumber Data

                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                            34 Teknik Pengumpulan Data

                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                            Supomo 2002153)

                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                            survei yang tertulis

                            35 Teknik Analisis Data

                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                            orang lain

                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                            dalam analisa data yaitu

                            1 Reduksi Data

                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                            2 Penyajian Data

                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                            dengan teks yang bersifat naratif

                            3 Penyimpulan Data

                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                            hipotesis atau teori

                            DAFTAR PUSTAKA

                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                            • Bab 1 Pendahuluan
                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                            • 31 Pendekatan Penelitian
                            • 33 Sumber Data
                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                            • 1 Reduksi Data
                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                            • 2 Penyajian Data
                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                            • 3 Penyimpulan Data

                              LEMBAR PENGESAHAN

                              Skripsi dengan judul

                              ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

                              Kecil dan Menengah

                              (Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

                              Yang disusun oleh

                              Nama Mukhlisa Putri

                              NIM 0810230111

                              Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

                              Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

                              SUSUNAN DEWAN PENGUJI

                              1 Devi Pusposari SEMSiAk

                              NIP 19751105 200312 2 001

                              (Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                              2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

                              NIP 19690609 199303 2 004

                              (Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                              3 Anita Wijayanti SEMSAAk

                              NIP 19791217 200812 2 002

                              (Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

                              Mengetahui Maret 2012

                              Ketua Jurusan Akuntansi

                              Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

                              NIP 19690814 199402 1 001

                              DAFTAR ISI

                              DAFTAR ISIi

                              DAFTAR TABELiii

                              BAB I PENDAHULUAN

                              11 Latar Belakang1

                              12 Perumusan Masalah1

                              13 Batasan Masalah10

                              14 Tujuan Penelitian11

                              15 Kontibusi Penelitian11

                              16 Sistematika Penulisan12

                              TINJAUAN PUSTAKA

                              21 Persepsi14

                              211 Pengertian Persepsi14

                              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                              214 Aspek-aspek Persepsi20

                              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                              221 Pengertian UMKM22

                              222 Hambatan UMKM24

                              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                              (SAK ETAP)26

                              231 Intisari SAK ETAP26

                              232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                              2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                              2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                              BAB III METODE PENELITIAN

                              31 Pendekatan Penelitian40

                              32 Unit Analisis41

                              33 Sumber Data41

                              34 Teknik Pengumpulan Data42

                              35 Teknik Analisis Data43

                              DAFTAR PUSTAKA45

                              DAFTAR TABEL

                              Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                              Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                              Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                              Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                              Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                              Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                              BAB I

                              PENDAHULUAN

                              11 Latar Belakang

                              Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                              perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                              ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                              karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                              yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                              survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                              kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                              peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                              membantu upaya mengurangi pengangguran

                              Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                              usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                              pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                              ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                              pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                              pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                              UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                              dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                              guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                              kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                              mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                              itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                              bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                              jumlah pengangguran

                              Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                              adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                              orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                              UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                              di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                              dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                              pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                              satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                              serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                              memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                              Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                              usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                              perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                              menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                              yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                              pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                              mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                              Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                              penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                              5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                              4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                              dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                              sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                              Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                              mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                              usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                              belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                              posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                              ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                              Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                              dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                              bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                              ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                              nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                              kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                              Tabel 11

                              Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                              dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                              No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                              1Usaha Mikro dan Kecil

                              171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                              2Usaha Menengah

                              78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                              3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                              Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                              Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                              Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                              dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                              tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                              mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                              ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                              ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                              perekonomian nasional

                              Tabel 12

                              Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                              No Skala Usaha 1997 2000 2003

                              Pertumbuhan

                              2000-2003

                              1Usaha Mikro dan Kecil

                              39704661 38669335 42326519 946

                              2Usaha Menengah

                              60449 54632 61986 1346

                              3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                              Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                              Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                              Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                              ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                              tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                              komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                              saingnya pada masa yang akan datang

                              Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                              dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                              Tabel 13

                              Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                              No

                              Skala Usaha

                              Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                              Pangsa ()

                              Jumlah (Unit)

                              Pangsa ()

                              Jumlah

                              1 Usaha Mikro

                              49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                              2 Usaha Kecil (UK)

                              498565 100 520221 101 21656 434

                              3 Usaha Menengah (UM)

                              38282 008 39657 008 1375 359

                              UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                              4 Usaha Besar (UB)

                              4463 001 4372 001 (91) (204)

                              Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                              Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                              Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                              kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                              2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                              Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                              berlaku

                              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                              5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                              17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                              Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                              PDB Nasional menurut harga berlaku

                              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                              berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                              berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                              Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                              2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                              9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                              Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                              ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                              Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                              perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                              mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                              relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                              diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                              Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                              pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                              pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                              masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                              terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                              pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                              arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                              baru yang tangguh

                              Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                              UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                              manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                              umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                              finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                              bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                              maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                              Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                              kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                              pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                              pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                              untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                              Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                              terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                              mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                              berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                              karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                              dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                              berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                              PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                              lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                              dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                              kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                              dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                              eksternal

                              Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                              membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                              dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                              perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                              kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                              dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                              tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                              Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                              agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                              pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                              pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                              sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                              UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                              dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                              dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                              yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                              menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                              kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                              usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                              sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                              Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                              standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                              mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                              karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                              Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                              mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                              perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                              Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                              bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                              tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                              pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                              mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                              dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                              dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                              melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                              Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                              (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                              21 Perumusan Masalah

                              Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                              penelitian ini adalah sebagai berikut

                              Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                              pada UMKM

                              13 Batasan Masalah

                              Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                              memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                              permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                              Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                              1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                              Malang

                              2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                              14 Tujuan Penelitian

                              Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                              1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                              ETAP) pada UMKM

                              2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                              ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                              15 Kontribusi Penelitian

                              Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                              adalah sebagai berikut

                              151 Manfaat Teoretis

                              Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                              literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                              152 Manfaat Praktis

                              Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                              sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                              1 Bagi Akademisi

                              Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                              akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                              standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                              perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                              pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                              2 Bagi UMKM

                              Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                              3 Bagi Penulis

                              Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                              masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                              mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                              mendapatkan gelar sarjana (S1)

                              153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                              Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                              bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                              sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                              16 Sistematika Penulisan

                              Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                              penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                              Bab 1 Pendahuluan

                              Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                              tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                              Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                              batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                              Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                              Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                              masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                              dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                              Bab 3 Metodologi Penelitian

                              Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                              menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                              metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                              objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                              sedang diteliti oleh penulis

                              Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                              Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                              meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                              penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                              mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                              Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                              Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                              dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                              dengan pembahasan yang telah dilakukan

                              BAB II

                              TINJAUAN PUSTAKA

                              21 Persepsi

                              211 Pengertian Persepsi

                              Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                              menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                              untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                              Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                              atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                              obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                              terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                              dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                              kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                              mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                              kepada lingkungan mereka

                              Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                              proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                              tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                              motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                              hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                              mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                              penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                              terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                              perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                              pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                              sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                              bertindak

                              Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                              pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                              mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                              Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                              memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                              bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                              berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                              pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                              Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                              terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                              sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                              akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                              buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                              memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                              mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                              saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                              Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                              menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                              bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                              Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                              merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                              menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                              yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                              gambaran yang berarti

                              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                              Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                              kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                              Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                              yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                              memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                              individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                              dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                              Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                              merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                              1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                              kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                              oleh alat indera manusia

                              2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                              merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                              indera) melalui saraf-saraf sensoris

                              3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                              psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                              stimulus yang diterima reseptor

                              4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                              yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                              Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                              persepsi melalui tiga tahap yaitu

                              1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                              melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                              pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                              2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                              pengorganisasian informasi

                              3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                              lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                              cakrawala serta pengetahuan individu

                              Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                              menyertai proses persepsi yaitu

                              1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                              orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                              2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                              arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                              keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                              informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                              dan diserap

                              3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                              dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                              Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                              dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                              dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                              eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                              stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                              Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                              memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                              berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                              memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                              1 Pelaku persepsi (perceiver)

                              2 Objek atau yang dipersepsikan

                              3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                              Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                              gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                              orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                              mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                              Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                              mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                              penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                              pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                              (Robbins 2003)

                              Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                              oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                              atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                              yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                              diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                              Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                              faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                              1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                              2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                              3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                              4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                              Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                              fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                              individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                              yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                              lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                              dalam mempresepsikan sesuatu

                              Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                              dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                              (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                              214 Aspek-aspek Persepsi

                              Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                              komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                              (1991) ada tiga yaitu

                              1 Komponen kognitif

                              Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                              yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                              akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                              2 Komponen Afektif

                              Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                              evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                              yang dimilikinya

                              3 Komponen Konatif

                              Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                              berhubungan dengan obyek sikapnya

                              Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                              sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                              1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                              berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                              berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                              2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                              berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                              Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                              merupakan hal yang negatif

                              3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                              komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                              objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                              menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                              seseorang terhadap objek sikap

                              Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                              terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                              merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                              sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                              berperilaku

                              Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                              komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                              merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                              suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                              yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                              obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                              lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                              tersebut

                              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                              221 Pengertian UMKM

                              Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                              perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                              asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                              Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                              mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                              menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                              menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                              Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                              adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                              yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                              Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                              Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                              dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                              perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                              bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                              besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                              Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                              Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                              sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                              merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                              menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                              usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                              sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                              UMKM

                              Tabel 21

                              Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                              No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                              1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                              2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                              3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                              Sumber wwwdepkopgoid

                              Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                              (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                              kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                              angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                              sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                              mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                              mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                              selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                              ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                              PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                              kondisi tersebut

                              Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                              merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                              permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                              usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                              10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                              222 Hambatan UMKM

                              Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                              berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                              menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                              UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                              bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                              berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                              rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                              Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                              modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                              7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                              Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                              masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                              masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                              1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                              2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                              3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                              cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                              yang dikucurkan kecil

                              4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                              ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                              memadai

                              5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                              6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                              manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                              manajerial dan finansial

                              Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                              (non finansial) adalah

                              1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                              disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                              teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                              2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                              informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                              karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                              dengan keinginan pasar

                              3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                              untuk mengembangkan SDM

                              4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                              ETAP)

                              231 Intisari SAK ETAP

                              SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                              standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                              dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                              ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                              mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                              standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                              menyusun laporan keuangan mereka

                              Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                              sebagai berikut

                              Bab 1 Ruang Lingkup

                              Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                              Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                              Bab 4 Neraca

                              Bab 5 Laporan Laba Rugi

                              Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                              Bab 7 Laporan Arus Kas

                              Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                              Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                              Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                              Bab 11 Persediaan

                              Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                              Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                              Bab 14 Properti Investasi

                              Bab 15 Aset Tetap

                              Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                              Bab 17 Sewa

                              Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                              Bab 19 Ekuitas

                              Bab 20 Pendapatan

                              Bab 21 Biaya Pinjaman

                              Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                              Bab 23 Imbalan Kerja

                              Bab 24 Pajak Penghasilan

                              Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                              Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                              Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                              Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                              Bab 29 Ketentuan Transisi

                              Bab 30 Tanggal Efektif

                              Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                              untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                              akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                              Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                              memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                              pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                              efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                              untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                              atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                              Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                              SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                              standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                              merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                              ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                              SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                              per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                              SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                              and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                              keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                              kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                              memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                              tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                              Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                              daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                              BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                              yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                              SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                              Tabel 22

                              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                              No Elemen PSAK SAK ETAP

                              1 Penyajian Laporan Keuangan

                              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                              dalam laporan posisi keuangan

                              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali informasi yang

                              disajikan dalam neraca

                              yang menghilangkan pos

                              Aset keuangan Properti investasi

                              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                              Kewajiban berbunga jangka panjang

                              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                              Kepentingan

                              nonpengendalian2 Laporan Laba

                              Rugi Laporan laba rugi

                              komprehensif Informasi yang disajikan

                              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                              Laba rugi selama periode Pendapatan

                              komprehensif lain selama periode

                              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                              laporan laba rugi

                              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                              4 Catatan Atas Laporan

                              Keuangan

                              Catatan atas laporan keuangan

                              Struktur Pengungkapan kebijakan

                              Akuntansi Sumber estimasi

                              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali pengungkapan

                              modal

                              5 Laporan Arus Kas

                              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali

                              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                              Arus kas mata uang asing tidak diatur

                              6 Laporan keuangan (LK)

                              konsolidasi dan terpisah

                              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                              Tidak diatur (Bab 12)

                              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                              akuntansi

                              estimasi dan kesalahan

                              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                              aktivitas normal Operasi yang tidak

                              dilanjutkan Perubahan estimasi

                              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                              Akuntansi Penerapan suatu standar

                              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                              Akuntansi yang lain

                              penerapan kebijakan akuntansi

                              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                              Perubahan Estimasi akuntansi

                              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                              8 Instrumen Keuangan Dasar

                              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                              Impairment menggunakan incurred loss concept

                              Derecognition Hedging dan derivatif

                              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                              Sama dengan PSAK

                              10 Investasi pada

                              perusahaan

                              Ruang lingkup entitas asosiasi

                              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                              asosiasi dan

                              entitas anak

                              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                              PSAK 15)

                              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                              metode biaya Entitas anak

                              metode ekuitas

                              11 Investasi pada

                              perusahaan asosiasi dan

                              entitas anak

                              Jointly controlled operation asset and entity

                              Metode akuntansi Metode konsolidasi

                              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                              PSAK 12 PBAPBOPBE)

                              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                              12 Property Investasi

                              Metode akuntansi

                              Model nilai wajarModel biaya

                              Metode akuntansi

                              model biaya

                              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                              Pengukuran biaya perolehan

                              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                              Penyusutan Tidak perlu review nilai

                              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali

                              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                              Tidak perlu review nilai residu

                              14 Asset Tidak Berwujud

                              Prinsip umum untuk pengakuan

                              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                              Penurunan nilai

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                              Menggunakan metode pembelian

                              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                              Tidak diatur

                              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                              Klasifikasi bersifat principle based

                              Laporan keuangan lessee dan

                              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                              Sama dengan PSAK

                              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali

                              1048696 Reorganisasi

                              1048696 Selisih penilaian

                              kembali

                              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                              pendapatan (ED PSAK 23)

                              Sama dengan PSAK

                              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                              biaya pinjaman

                              Biaya pinjaman

                              langsung dibebankan

                              19 Penurunan Nilai Aset

                              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                              persediaan Penurunan nilai goodwill

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali

                              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                              Imbalan jangka panjang lainnya

                              Pesangon pemutusan kerja

                              Sama dengan PSAK

                              kecuali untuk manfaat

                              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                              21 Pajak Penghasilan

                              Menggunakan deferred tax concept

                              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                              Menggunakan tax payable concept

                              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                              22 Mata Uang Pelaporan

                              Mata uang pencatatan dan pelaporan

                              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                              pencatatan dan pelaporan

                              Sama dengan PSAK

                              Mata Uang Pelaporan

                              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                              mata uang asing dalam mata uang fungsional

                              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                              23 Peristiwa setelah akhir

                              periode pelaporan

                              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                              Sama dengan PSAK

                              24 Pengungkapan pihakpihak

                              yang mempunyai

                              hubungan istimewa

                              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                              Pengungkapan

                              Sama dengan PSAK 7

                              25 Aktivitas Khusus

                              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                              bumi

                              Tidak diatur

                              Akuntansi pertambangan umum

                              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                              asuransi26 Ketentuan

                              Transisi Retrospektif atau

                              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                              Sumber wwwiaiglobalorid

                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                              menurut Standar Akuntansi Keuangan

                              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                              1 neraca

                              2 laporan laba rugi

                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                              4 laporan arus kas dan

                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                              diharapkan akan diperoleh entitas

                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                              kewajiban

                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                              lanjut sebagai berikut

                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                              kontribusi penanam modal

                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                              BAB III

                              METODE PENELITIAN

                              31 Pendekatan Penelitian

                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                              dalam penelitiannya

                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                              32 Unit Analisis

                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                              33 Sumber Data

                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                              34 Teknik Pengumpulan Data

                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                              Supomo 2002153)

                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                              survei yang tertulis

                              35 Teknik Analisis Data

                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                              orang lain

                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                              dalam analisa data yaitu

                              1 Reduksi Data

                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                              2 Penyajian Data

                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                              dengan teks yang bersifat naratif

                              3 Penyimpulan Data

                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                              hipotesis atau teori

                              DAFTAR PUSTAKA

                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                              • Bab 1 Pendahuluan
                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                              • 31 Pendekatan Penelitian
                              • 33 Sumber Data
                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                              • 1 Reduksi Data
                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                              • 2 Penyajian Data
                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                              • 3 Penyimpulan Data

                                DAFTAR ISI

                                DAFTAR ISIi

                                DAFTAR TABELiii

                                BAB I PENDAHULUAN

                                11 Latar Belakang1

                                12 Perumusan Masalah1

                                13 Batasan Masalah10

                                14 Tujuan Penelitian11

                                15 Kontibusi Penelitian11

                                16 Sistematika Penulisan12

                                TINJAUAN PUSTAKA

                                21 Persepsi14

                                211 Pengertian Persepsi14

                                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

                                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

                                214 Aspek-aspek Persepsi20

                                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

                                221 Pengertian UMKM22

                                222 Hambatan UMKM24

                                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                (SAK ETAP)26

                                231 Intisari SAK ETAP26

                                232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                                2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                                2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                                BAB III METODE PENELITIAN

                                31 Pendekatan Penelitian40

                                32 Unit Analisis41

                                33 Sumber Data41

                                34 Teknik Pengumpulan Data42

                                35 Teknik Analisis Data43

                                DAFTAR PUSTAKA45

                                DAFTAR TABEL

                                Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                                Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                                Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                                Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                                Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                                Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                                BAB I

                                PENDAHULUAN

                                11 Latar Belakang

                                Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                                perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                                ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                                karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                                yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                                survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                                kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                                peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                                membantu upaya mengurangi pengangguran

                                Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                                usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                                pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                                ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                                pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                                pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                                UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                                dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                                guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                                kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                                mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                                itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                                bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                                jumlah pengangguran

                                Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                                adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                                orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                                UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                                di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                                dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                                pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                                satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                                serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                                memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                                Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                                usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                                perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                                menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                                yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                                pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                                mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                                Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                                penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                                5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                Tabel 11

                                Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                1Usaha Mikro dan Kecil

                                171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                2Usaha Menengah

                                78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                perekonomian nasional

                                Tabel 12

                                Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                Pertumbuhan

                                2000-2003

                                1Usaha Mikro dan Kecil

                                39704661 38669335 42326519 946

                                2Usaha Menengah

                                60449 54632 61986 1346

                                3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                saingnya pada masa yang akan datang

                                Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                Tabel 13

                                Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                No

                                Skala Usaha

                                Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                Pangsa ()

                                Jumlah (Unit)

                                Pangsa ()

                                Jumlah

                                1 Usaha Mikro

                                49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                2 Usaha Kecil (UK)

                                498565 100 520221 101 21656 434

                                3 Usaha Menengah (UM)

                                38282 008 39657 008 1375 359

                                UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                4 Usaha Besar (UB)

                                4463 001 4372 001 (91) (204)

                                Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                berlaku

                                1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                PDB Nasional menurut harga berlaku

                                1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                baru yang tangguh

                                Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                eksternal

                                Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                21 Perumusan Masalah

                                Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                penelitian ini adalah sebagai berikut

                                Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                pada UMKM

                                13 Batasan Masalah

                                Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                Malang

                                2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                14 Tujuan Penelitian

                                Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                ETAP) pada UMKM

                                2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                15 Kontribusi Penelitian

                                Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                adalah sebagai berikut

                                151 Manfaat Teoretis

                                Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                152 Manfaat Praktis

                                Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                1 Bagi Akademisi

                                Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                2 Bagi UMKM

                                Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                3 Bagi Penulis

                                Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                16 Sistematika Penulisan

                                Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                Bab 1 Pendahuluan

                                Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                Bab 3 Metodologi Penelitian

                                Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                sedang diteliti oleh penulis

                                Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                BAB II

                                TINJAUAN PUSTAKA

                                21 Persepsi

                                211 Pengertian Persepsi

                                Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                kepada lingkungan mereka

                                Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                bertindak

                                Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                gambaran yang berarti

                                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                oleh alat indera manusia

                                2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                stimulus yang diterima reseptor

                                4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                pengorganisasian informasi

                                3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                cakrawala serta pengetahuan individu

                                Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                menyertai proses persepsi yaitu

                                1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                dan diserap

                                3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                2 Objek atau yang dipersepsikan

                                3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                (Robbins 2003)

                                Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                dalam mempresepsikan sesuatu

                                Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                214 Aspek-aspek Persepsi

                                Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                (1991) ada tiga yaitu

                                1 Komponen kognitif

                                Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                2 Komponen Afektif

                                Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                yang dimilikinya

                                3 Komponen Konatif

                                Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                berhubungan dengan obyek sikapnya

                                Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                merupakan hal yang negatif

                                3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                seseorang terhadap objek sikap

                                Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                berperilaku

                                Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                tersebut

                                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                221 Pengertian UMKM

                                Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                UMKM

                                Tabel 21

                                Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                Sumber wwwdepkopgoid

                                Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                kondisi tersebut

                                Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                222 Hambatan UMKM

                                Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                yang dikucurkan kecil

                                4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                memadai

                                5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                manajerial dan finansial

                                Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                (non finansial) adalah

                                1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                dengan keinginan pasar

                                3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                untuk mengembangkan SDM

                                4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                ETAP)

                                231 Intisari SAK ETAP

                                SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                menyusun laporan keuangan mereka

                                Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                sebagai berikut

                                Bab 1 Ruang Lingkup

                                Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                Bab 4 Neraca

                                Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                Bab 7 Laporan Arus Kas

                                Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                Bab 11 Persediaan

                                Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                Bab 14 Properti Investasi

                                Bab 15 Aset Tetap

                                Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                Bab 17 Sewa

                                Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                Bab 19 Ekuitas

                                Bab 20 Pendapatan

                                Bab 21 Biaya Pinjaman

                                Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                Bab 23 Imbalan Kerja

                                Bab 24 Pajak Penghasilan

                                Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                Bab 29 Ketentuan Transisi

                                Bab 30 Tanggal Efektif

                                Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                Tabel 22

                                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                No Elemen PSAK SAK ETAP

                                1 Penyajian Laporan Keuangan

                                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                dalam laporan posisi keuangan

                                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali informasi yang

                                disajikan dalam neraca

                                yang menghilangkan pos

                                Aset keuangan Properti investasi

                                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                Kewajiban berbunga jangka panjang

                                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                Kepentingan

                                nonpengendalian2 Laporan Laba

                                Rugi Laporan laba rugi

                                komprehensif Informasi yang disajikan

                                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                Laba rugi selama periode Pendapatan

                                komprehensif lain selama periode

                                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                laporan laba rugi

                                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                4 Catatan Atas Laporan

                                Keuangan

                                Catatan atas laporan keuangan

                                Struktur Pengungkapan kebijakan

                                Akuntansi Sumber estimasi

                                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali pengungkapan

                                modal

                                5 Laporan Arus Kas

                                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali

                                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                6 Laporan keuangan (LK)

                                konsolidasi dan terpisah

                                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                Tidak diatur (Bab 12)

                                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                akuntansi

                                estimasi dan kesalahan

                                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                aktivitas normal Operasi yang tidak

                                dilanjutkan Perubahan estimasi

                                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                Akuntansi Penerapan suatu standar

                                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                Akuntansi yang lain

                                penerapan kebijakan akuntansi

                                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                Perubahan Estimasi akuntansi

                                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                8 Instrumen Keuangan Dasar

                                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                Impairment menggunakan incurred loss concept

                                Derecognition Hedging dan derivatif

                                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                Sama dengan PSAK

                                10 Investasi pada

                                perusahaan

                                Ruang lingkup entitas asosiasi

                                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                asosiasi dan

                                entitas anak

                                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                PSAK 15)

                                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                metode biaya Entitas anak

                                metode ekuitas

                                11 Investasi pada

                                perusahaan asosiasi dan

                                entitas anak

                                Jointly controlled operation asset and entity

                                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                12 Property Investasi

                                Metode akuntansi

                                Model nilai wajarModel biaya

                                Metode akuntansi

                                model biaya

                                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                Pengukuran biaya perolehan

                                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali

                                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                Tidak perlu review nilai residu

                                14 Asset Tidak Berwujud

                                Prinsip umum untuk pengakuan

                                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                Penurunan nilai

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                Menggunakan metode pembelian

                                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                Tidak diatur

                                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                Klasifikasi bersifat principle based

                                Laporan keuangan lessee dan

                                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                Sama dengan PSAK

                                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali

                                1048696 Reorganisasi

                                1048696 Selisih penilaian

                                kembali

                                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                pendapatan (ED PSAK 23)

                                Sama dengan PSAK

                                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                biaya pinjaman

                                Biaya pinjaman

                                langsung dibebankan

                                19 Penurunan Nilai Aset

                                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                persediaan Penurunan nilai goodwill

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali

                                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                Imbalan jangka panjang lainnya

                                Pesangon pemutusan kerja

                                Sama dengan PSAK

                                kecuali untuk manfaat

                                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                21 Pajak Penghasilan

                                Menggunakan deferred tax concept

                                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                Menggunakan tax payable concept

                                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                22 Mata Uang Pelaporan

                                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                pencatatan dan pelaporan

                                Sama dengan PSAK

                                Mata Uang Pelaporan

                                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                23 Peristiwa setelah akhir

                                periode pelaporan

                                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                Sama dengan PSAK

                                24 Pengungkapan pihakpihak

                                yang mempunyai

                                hubungan istimewa

                                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                Pengungkapan

                                Sama dengan PSAK 7

                                25 Aktivitas Khusus

                                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                bumi

                                Tidak diatur

                                Akuntansi pertambangan umum

                                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                asuransi26 Ketentuan

                                Transisi Retrospektif atau

                                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                Sumber wwwiaiglobalorid

                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                1 neraca

                                2 laporan laba rugi

                                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                4 laporan arus kas dan

                                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                kewajiban

                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                lanjut sebagai berikut

                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                kontribusi penanam modal

                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                BAB III

                                METODE PENELITIAN

                                31 Pendekatan Penelitian

                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                dalam penelitiannya

                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                32 Unit Analisis

                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                33 Sumber Data

                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                Supomo 2002153)

                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                survei yang tertulis

                                35 Teknik Analisis Data

                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                orang lain

                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                dalam analisa data yaitu

                                1 Reduksi Data

                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                2 Penyajian Data

                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                dengan teks yang bersifat naratif

                                3 Penyimpulan Data

                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                hipotesis atau teori

                                DAFTAR PUSTAKA

                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                • Bab 1 Pendahuluan
                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                • 33 Sumber Data
                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                • 1 Reduksi Data
                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                • 2 Penyajian Data
                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                • 3 Penyimpulan Data

                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

                                  2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM38

                                  BAB III METODE PENELITIAN

                                  31 Pendekatan Penelitian40

                                  32 Unit Analisis41

                                  33 Sumber Data41

                                  34 Teknik Pengumpulan Data42

                                  35 Teknik Analisis Data43

                                  DAFTAR PUSTAKA45

                                  DAFTAR TABEL

                                  Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                                  Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                                  Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                                  Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                                  Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                                  Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                                  BAB I

                                  PENDAHULUAN

                                  11 Latar Belakang

                                  Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                                  perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                                  ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                                  karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                                  yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                                  survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                                  kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                                  peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                                  membantu upaya mengurangi pengangguran

                                  Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                                  usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                                  pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                                  ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                                  pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                                  pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                                  UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                                  dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                                  guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                                  kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                                  mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                                  itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                                  bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                                  jumlah pengangguran

                                  Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                                  adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                                  orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                                  UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                                  di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                                  dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                                  pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                                  satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                                  serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                                  memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                                  Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                                  usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                                  perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                                  menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                                  yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                                  pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                                  mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                                  Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                                  penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                                  5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                  4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                  dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                  sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                  Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                  mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                  usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                  belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                  posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                  ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                  Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                  dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                  bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                  ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                  nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                  kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                  Tabel 11

                                  Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                  dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                  No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                  1Usaha Mikro dan Kecil

                                  171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                  2Usaha Menengah

                                  78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                  3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                  Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                  Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                  Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                  dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                  tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                  mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                  ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                  ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                  perekonomian nasional

                                  Tabel 12

                                  Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                  No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                  Pertumbuhan

                                  2000-2003

                                  1Usaha Mikro dan Kecil

                                  39704661 38669335 42326519 946

                                  2Usaha Menengah

                                  60449 54632 61986 1346

                                  3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                  Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                  Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                  Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                  ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                  tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                  komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                  saingnya pada masa yang akan datang

                                  Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                  dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                  Tabel 13

                                  Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                  No

                                  Skala Usaha

                                  Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                  Pangsa ()

                                  Jumlah (Unit)

                                  Pangsa ()

                                  Jumlah

                                  1 Usaha Mikro

                                  49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                  2 Usaha Kecil (UK)

                                  498565 100 520221 101 21656 434

                                  3 Usaha Menengah (UM)

                                  38282 008 39657 008 1375 359

                                  UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                  4 Usaha Besar (UB)

                                  4463 001 4372 001 (91) (204)

                                  Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                  Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                  Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                  kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                  2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                  Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                  berlaku

                                  1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                  5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                  2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                  17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                  Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                  PDB Nasional menurut harga berlaku

                                  1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                  berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                  2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                  berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                  Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                  2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                  9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                  Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                  ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                  Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                  perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                  mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                  relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                  diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                  Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                  pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                  pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                  masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                  terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                  pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                  arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                  baru yang tangguh

                                  Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                  UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                  manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                  umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                  finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                  bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                  maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                  Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                  kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                  pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                  pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                  untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                  Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                  terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                  mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                  berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                  karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                  dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                  berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                  PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                  lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                  dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                  kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                  dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                  eksternal

                                  Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                  membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                  dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                  perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                  kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                  dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                  tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                  Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                  agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                  pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                  pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                  sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                  UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                  dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                  dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                  yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                  menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                  kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                  usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                  sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                  Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                  standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                  mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                  karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                  Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                  mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                  perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                  Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                  bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                  tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                  pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                  mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                  dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                  dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                  melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                  Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                  (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                  21 Perumusan Masalah

                                  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                  penelitian ini adalah sebagai berikut

                                  Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                  pada UMKM

                                  13 Batasan Masalah

                                  Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                  memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                  permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                  Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                  1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                  Malang

                                  2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                  14 Tujuan Penelitian

                                  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                  1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                  ETAP) pada UMKM

                                  2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                  ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                  15 Kontribusi Penelitian

                                  Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                  adalah sebagai berikut

                                  151 Manfaat Teoretis

                                  Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                  literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                  152 Manfaat Praktis

                                  Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                  sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                  1 Bagi Akademisi

                                  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                  akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                  standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                  perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                  pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                  2 Bagi UMKM

                                  Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                  3 Bagi Penulis

                                  Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                  masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                  mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                  mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                  153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                  Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                  bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                  sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                  16 Sistematika Penulisan

                                  Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                  penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                  Bab 1 Pendahuluan

                                  Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                  tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                  Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                  batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                  Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                  Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                  masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                  dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                  Bab 3 Metodologi Penelitian

                                  Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                  menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                  metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                  objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                  sedang diteliti oleh penulis

                                  Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                  Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                  meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                  penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                  mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                  Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                  Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                  dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                  dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                  BAB II

                                  TINJAUAN PUSTAKA

                                  21 Persepsi

                                  211 Pengertian Persepsi

                                  Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                  menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                  untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                  Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                  atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                  obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                  terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                  dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                  kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                  mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                  kepada lingkungan mereka

                                  Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                  proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                  tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                  motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                  hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                  mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                  penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                  terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                  perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                  pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                  sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                  bertindak

                                  Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                  pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                  mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                  Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                  memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                  bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                  berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                  pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                  Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                  terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                  sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                  akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                  buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                  memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                  mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                  saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                  Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                  menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                  bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                  Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                  merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                  menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                  yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                  gambaran yang berarti

                                  212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                  Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                  kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                  Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                  yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                  memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                  individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                  dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                  Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                  merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                  1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                  kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                  oleh alat indera manusia

                                  2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                  merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                  indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                  3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                  psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                  stimulus yang diterima reseptor

                                  4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                  yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                  Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                  persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                  1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                  melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                  pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                  2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                  pengorganisasian informasi

                                  3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                  lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                  cakrawala serta pengetahuan individu

                                  Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                  menyertai proses persepsi yaitu

                                  1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                  orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                  2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                  arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                  keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                  informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                  dan diserap

                                  3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                  dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                  213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                  Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                  dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                  dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                  eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                  stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                  Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                  memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                  berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                  memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                  1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                  2 Objek atau yang dipersepsikan

                                  3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                  Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                  gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                  orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                  mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                  Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                  mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                  penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                  pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                  (Robbins 2003)

                                  Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                  oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                  atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                  yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                  diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                  Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                  faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                  1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                  2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                  3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                  4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                  Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                  fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                  individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                  yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                  lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                  dalam mempresepsikan sesuatu

                                  Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                  dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                  (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                  214 Aspek-aspek Persepsi

                                  Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                  komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                  (1991) ada tiga yaitu

                                  1 Komponen kognitif

                                  Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                  yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                  akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                  2 Komponen Afektif

                                  Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                  evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                  yang dimilikinya

                                  3 Komponen Konatif

                                  Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                  berhubungan dengan obyek sikapnya

                                  Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                  sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                  1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                  berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                  berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                  2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                  berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                  Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                  merupakan hal yang negatif

                                  3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                  komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                  objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                  menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                  seseorang terhadap objek sikap

                                  Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                  terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                  merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                  sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                  berperilaku

                                  Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                  komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                  merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                  suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                  yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                  obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                  lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                  tersebut

                                  22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                  221 Pengertian UMKM

                                  Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                  perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                  asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                  Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                  mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                  menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                  menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                  Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                  adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                  yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                  Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                  dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                  perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                  bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                  besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                  Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                  Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                  sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                  merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                  menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                  usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                  sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                  UMKM

                                  Tabel 21

                                  Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                  No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                  1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                  2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                  3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                  Sumber wwwdepkopgoid

                                  Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                  (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                  kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                  angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                  sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                  mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                  selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                  ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                  PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                  kondisi tersebut

                                  Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                  merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                  permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                  usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                  10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                  222 Hambatan UMKM

                                  Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                  berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                  menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                  UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                  bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                  berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                  rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                  Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                  modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                  7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                  Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                  masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                  masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                  1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                  2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                  3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                  cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                  yang dikucurkan kecil

                                  4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                  ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                  memadai

                                  5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                  6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                  manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                  manajerial dan finansial

                                  Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                  (non finansial) adalah

                                  1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                  teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                  2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                  informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                  karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                  dengan keinginan pasar

                                  3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                  untuk mengembangkan SDM

                                  4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                  ETAP)

                                  231 Intisari SAK ETAP

                                  SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                  standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                  dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                  ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                  mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                  standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                  menyusun laporan keuangan mereka

                                  Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                  sebagai berikut

                                  Bab 1 Ruang Lingkup

                                  Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                  Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                  Bab 4 Neraca

                                  Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                  Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                  Bab 7 Laporan Arus Kas

                                  Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                  Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                  Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                  Bab 11 Persediaan

                                  Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                  Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                  Bab 14 Properti Investasi

                                  Bab 15 Aset Tetap

                                  Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                  Bab 17 Sewa

                                  Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                  Bab 19 Ekuitas

                                  Bab 20 Pendapatan

                                  Bab 21 Biaya Pinjaman

                                  Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                  Bab 23 Imbalan Kerja

                                  Bab 24 Pajak Penghasilan

                                  Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                  Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                  Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                  Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                  Bab 29 Ketentuan Transisi

                                  Bab 30 Tanggal Efektif

                                  Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                  untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                  akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                  Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                  memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                  pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                  efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                  untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                  atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                  Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                  SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                  standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                  merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                  ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                  SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                  per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                  SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                  and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                  keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                  kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                  memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                  tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                  Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                  daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                  BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                  yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                  SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                  tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                  Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                  untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                  2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                  harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                  PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                  Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                  menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                  persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                  tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                  Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                  SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                  publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                  berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                  ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                  ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                  persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                  dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                  232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                  Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                  yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                  sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                  diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                  Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                  entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                  akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                  terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                  2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                  untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                  penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                  SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                  Tabel 22

                                  Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                  No Elemen PSAK SAK ETAP

                                  1 Penyajian Laporan Keuangan

                                  Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                  dalam laporan posisi keuangan

                                  Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                  Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                  dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                  (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali informasi yang

                                  disajikan dalam neraca

                                  yang menghilangkan pos

                                  Aset keuangan Properti investasi

                                  yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                  Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                  Kewajiban berbunga jangka panjang

                                  Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                  Kepentingan

                                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                                  Rugi Laporan laba rugi

                                  komprehensif Informasi yang disajikan

                                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                                  komprehensif lain selama periode

                                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                  laporan laba rugi

                                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                  4 Catatan Atas Laporan

                                  Keuangan

                                  Catatan atas laporan keuangan

                                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                                  Akuntansi Sumber estimasi

                                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali pengungkapan

                                  modal

                                  5 Laporan Arus Kas

                                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali

                                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                  6 Laporan keuangan (LK)

                                  konsolidasi dan terpisah

                                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                  Tidak diatur (Bab 12)

                                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                  akuntansi

                                  estimasi dan kesalahan

                                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                  Akuntansi yang lain

                                  penerapan kebijakan akuntansi

                                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                  Perubahan Estimasi akuntansi

                                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                                  Derecognition Hedging dan derivatif

                                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                  Sama dengan PSAK

                                  10 Investasi pada

                                  perusahaan

                                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                  asosiasi dan

                                  entitas anak

                                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                  PSAK 15)

                                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                  metode biaya Entitas anak

                                  metode ekuitas

                                  11 Investasi pada

                                  perusahaan asosiasi dan

                                  entitas anak

                                  Jointly controlled operation asset and entity

                                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                  12 Property Investasi

                                  Metode akuntansi

                                  Model nilai wajarModel biaya

                                  Metode akuntansi

                                  model biaya

                                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                  Pengukuran biaya perolehan

                                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali

                                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                  Tidak perlu review nilai residu

                                  14 Asset Tidak Berwujud

                                  Prinsip umum untuk pengakuan

                                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                  Penurunan nilai

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                  Menggunakan metode pembelian

                                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                  Tidak diatur

                                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                  Klasifikasi bersifat principle based

                                  Laporan keuangan lessee dan

                                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                  Sama dengan PSAK

                                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali

                                  1048696 Reorganisasi

                                  1048696 Selisih penilaian

                                  kembali

                                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                  pendapatan (ED PSAK 23)

                                  Sama dengan PSAK

                                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                  biaya pinjaman

                                  Biaya pinjaman

                                  langsung dibebankan

                                  19 Penurunan Nilai Aset

                                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali

                                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                  Imbalan jangka panjang lainnya

                                  Pesangon pemutusan kerja

                                  Sama dengan PSAK

                                  kecuali untuk manfaat

                                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                  21 Pajak Penghasilan

                                  Menggunakan deferred tax concept

                                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                  Menggunakan tax payable concept

                                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                  22 Mata Uang Pelaporan

                                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                  pencatatan dan pelaporan

                                  Sama dengan PSAK

                                  Mata Uang Pelaporan

                                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                  23 Peristiwa setelah akhir

                                  periode pelaporan

                                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                  Sama dengan PSAK

                                  24 Pengungkapan pihakpihak

                                  yang mempunyai

                                  hubungan istimewa

                                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                  Pengungkapan

                                  Sama dengan PSAK 7

                                  25 Aktivitas Khusus

                                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                  bumi

                                  Tidak diatur

                                  Akuntansi pertambangan umum

                                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                  asuransi26 Ketentuan

                                  Transisi Retrospektif atau

                                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                  Sumber wwwiaiglobalorid

                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                  1 neraca

                                  2 laporan laba rugi

                                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                  4 laporan arus kas dan

                                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                  diharapkan akan diperoleh entitas

                                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                  kewajiban

                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                  lanjut sebagai berikut

                                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                  kontribusi penanam modal

                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                  BAB III

                                  METODE PENELITIAN

                                  31 Pendekatan Penelitian

                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                  dalam penelitiannya

                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                  32 Unit Analisis

                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                  33 Sumber Data

                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                  Supomo 2002153)

                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                  survei yang tertulis

                                  35 Teknik Analisis Data

                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                  orang lain

                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                  dalam analisa data yaitu

                                  1 Reduksi Data

                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                  2 Penyajian Data

                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                  3 Penyimpulan Data

                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                  hipotesis atau teori

                                  DAFTAR PUSTAKA

                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                  • 33 Sumber Data
                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                  • 1 Reduksi Data
                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                  • 2 Penyajian Data
                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                  • 3 Penyimpulan Data

                                    DAFTAR TABEL

                                    Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

                                    Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

                                    Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

                                    Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

                                    Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

                                    Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

                                    BAB I

                                    PENDAHULUAN

                                    11 Latar Belakang

                                    Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                                    perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                                    ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                                    karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                                    yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                                    survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                                    kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                                    peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                                    membantu upaya mengurangi pengangguran

                                    Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                                    usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                                    pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                                    ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                                    pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                                    pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                                    UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                                    dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                                    guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                                    kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                                    mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                                    itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                                    bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                                    jumlah pengangguran

                                    Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                                    adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                                    orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                                    UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                                    di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                                    dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                                    pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                                    satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                                    serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                                    memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                                    Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                                    usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                                    perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                                    menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                                    yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                                    pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                                    mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                                    Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                                    penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                                    5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                    4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                    dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                    sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                    Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                    mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                    usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                    belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                    posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                    ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                    Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                    dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                    bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                    ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                    nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                    kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                    Tabel 11

                                    Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                    dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                    No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                    1Usaha Mikro dan Kecil

                                    171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                    2Usaha Menengah

                                    78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                    3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                    Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                    Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                    dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                    tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                    mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                    ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                    ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                    perekonomian nasional

                                    Tabel 12

                                    Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                    No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                    Pertumbuhan

                                    2000-2003

                                    1Usaha Mikro dan Kecil

                                    39704661 38669335 42326519 946

                                    2Usaha Menengah

                                    60449 54632 61986 1346

                                    3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                    Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                    Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                    Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                    ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                    tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                    komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                    saingnya pada masa yang akan datang

                                    Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                    dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                    Tabel 13

                                    Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                    No

                                    Skala Usaha

                                    Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                    Pangsa ()

                                    Jumlah (Unit)

                                    Pangsa ()

                                    Jumlah

                                    1 Usaha Mikro

                                    49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                    2 Usaha Kecil (UK)

                                    498565 100 520221 101 21656 434

                                    3 Usaha Menengah (UM)

                                    38282 008 39657 008 1375 359

                                    UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                    4 Usaha Besar (UB)

                                    4463 001 4372 001 (91) (204)

                                    Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                    Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                    Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                    kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                    2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                    Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                    berlaku

                                    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                    5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                    17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                    Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                    PDB Nasional menurut harga berlaku

                                    1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                    berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                    2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                    berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                    Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                    2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                    9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                    Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                    ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                    Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                    perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                    mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                    relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                    diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                    Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                    pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                    pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                    masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                    terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                    pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                    arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                    baru yang tangguh

                                    Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                    UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                    manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                    umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                    finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                    bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                    maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                    Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                    kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                    pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                    pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                    untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                    Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                    terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                    mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                    berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                    karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                    dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                    berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                    PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                    lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                    dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                    kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                    dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                    eksternal

                                    Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                    membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                    dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                    perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                    kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                    dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                    tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                    Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                    agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                    pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                    pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                    sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                    UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                    dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                    dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                    yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                    menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                    kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                    usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                    sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                    Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                    standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                    mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                    karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                    Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                    mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                    perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                    Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                    bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                    tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                    pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                    mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                    dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                    dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                    melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                    Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                    (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                    21 Perumusan Masalah

                                    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                    penelitian ini adalah sebagai berikut

                                    Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                    pada UMKM

                                    13 Batasan Masalah

                                    Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                    memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                    permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                    Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                    1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                    Malang

                                    2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                    14 Tujuan Penelitian

                                    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                    1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                    ETAP) pada UMKM

                                    2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                    ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                    15 Kontribusi Penelitian

                                    Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                    adalah sebagai berikut

                                    151 Manfaat Teoretis

                                    Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                    literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                    152 Manfaat Praktis

                                    Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                    sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                    1 Bagi Akademisi

                                    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                    akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                    standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                    perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                    pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                    2 Bagi UMKM

                                    Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                    3 Bagi Penulis

                                    Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                    masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                    mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                    mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                    153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                    Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                    bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                    sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                    16 Sistematika Penulisan

                                    Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                    penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                    Bab 1 Pendahuluan

                                    Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                    tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                    Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                    batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                    Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                    Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                    masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                    dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                    Bab 3 Metodologi Penelitian

                                    Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                    menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                    metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                    objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                    sedang diteliti oleh penulis

                                    Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                    Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                    meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                    penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                    mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                    Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                    Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                    dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                    dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                    BAB II

                                    TINJAUAN PUSTAKA

                                    21 Persepsi

                                    211 Pengertian Persepsi

                                    Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                    menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                    untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                    Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                    atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                    obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                    terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                    dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                    kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                    mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                    kepada lingkungan mereka

                                    Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                    proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                    tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                    motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                    hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                    mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                    penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                    terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                    perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                    pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                    sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                    bertindak

                                    Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                    pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                    mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                    Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                    memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                    bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                    berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                    pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                    Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                    terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                    sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                    akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                    buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                    memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                    mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                    saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                    Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                    menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                    bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                    Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                    merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                    gambaran yang berarti

                                    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                    Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                    kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                    Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                    yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                    memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                    individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                    dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                    Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                    merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                    1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                    kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                    oleh alat indera manusia

                                    2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                    indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                    3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                    psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                    stimulus yang diterima reseptor

                                    4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                    yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                    persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                    1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                    melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                    2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                    pengorganisasian informasi

                                    3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                    cakrawala serta pengetahuan individu

                                    Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                    menyertai proses persepsi yaitu

                                    1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                    2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                    informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                    dan diserap

                                    3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                    Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                    dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                    dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                    eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                    stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                    Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                    memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                    berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                    memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                    1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                    2 Objek atau yang dipersepsikan

                                    3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                    gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                    orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                    mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                    (Robbins 2003)

                                    Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                    oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                    atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                    yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                    diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                    Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                    faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                    1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                    2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                    3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                    4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                    individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                    yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                    lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                    dalam mempresepsikan sesuatu

                                    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                    (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                    214 Aspek-aspek Persepsi

                                    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                    komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                    (1991) ada tiga yaitu

                                    1 Komponen kognitif

                                    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                    yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                    2 Komponen Afektif

                                    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                    yang dimilikinya

                                    3 Komponen Konatif

                                    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                    berhubungan dengan obyek sikapnya

                                    Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                    sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                    1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                    berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                    2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                    Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                    merupakan hal yang negatif

                                    3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                    objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                    seseorang terhadap objek sikap

                                    Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                    terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                    merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                    sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                    berperilaku

                                    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                    komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                    yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                    obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                    lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                    tersebut

                                    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                    221 Pengertian UMKM

                                    Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                    perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                    asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                    Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                    mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                    menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                    menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                    Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                    adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                    yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                    Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                    perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                    besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                    Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                    Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                    sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                    UMKM

                                    Tabel 21

                                    Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                    No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                    1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                    2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                    3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                    Sumber wwwdepkopgoid

                                    Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                    (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                    kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                    angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                    sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                    mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                    mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                    selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                    ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                    PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                    kondisi tersebut

                                    Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                    merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                    permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                    usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                    10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                    222 Hambatan UMKM

                                    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                    yang dikucurkan kecil

                                    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                    memadai

                                    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                    manajerial dan finansial

                                    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                    (non finansial) adalah

                                    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                    dengan keinginan pasar

                                    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                    untuk mengembangkan SDM

                                    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                    ETAP)

                                    231 Intisari SAK ETAP

                                    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                    menyusun laporan keuangan mereka

                                    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                    sebagai berikut

                                    Bab 1 Ruang Lingkup

                                    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                    Bab 4 Neraca

                                    Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                    Bab 7 Laporan Arus Kas

                                    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                    Bab 11 Persediaan

                                    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                    Bab 14 Properti Investasi

                                    Bab 15 Aset Tetap

                                    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                    Bab 17 Sewa

                                    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                    Bab 19 Ekuitas

                                    Bab 20 Pendapatan

                                    Bab 21 Biaya Pinjaman

                                    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                    Bab 23 Imbalan Kerja

                                    Bab 24 Pajak Penghasilan

                                    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                    Bab 29 Ketentuan Transisi

                                    Bab 30 Tanggal Efektif

                                    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                    Tabel 22

                                    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                    No Elemen PSAK SAK ETAP

                                    1 Penyajian Laporan Keuangan

                                    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                    dalam laporan posisi keuangan

                                    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali informasi yang

                                    disajikan dalam neraca

                                    yang menghilangkan pos

                                    Aset keuangan Properti investasi

                                    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                    Kewajiban berbunga jangka panjang

                                    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                    Kepentingan

                                    nonpengendalian2 Laporan Laba

                                    Rugi Laporan laba rugi

                                    komprehensif Informasi yang disajikan

                                    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                    Laba rugi selama periode Pendapatan

                                    komprehensif lain selama periode

                                    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                    laporan laba rugi

                                    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                    4 Catatan Atas Laporan

                                    Keuangan

                                    Catatan atas laporan keuangan

                                    Struktur Pengungkapan kebijakan

                                    Akuntansi Sumber estimasi

                                    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali pengungkapan

                                    modal

                                    5 Laporan Arus Kas

                                    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali

                                    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                    Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                    6 Laporan keuangan (LK)

                                    konsolidasi dan terpisah

                                    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                    Tidak diatur (Bab 12)

                                    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                    akuntansi

                                    estimasi dan kesalahan

                                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                    Akuntansi yang lain

                                    penerapan kebijakan akuntansi

                                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                    Perubahan Estimasi akuntansi

                                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                                    Derecognition Hedging dan derivatif

                                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                    Sama dengan PSAK

                                    10 Investasi pada

                                    perusahaan

                                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                    asosiasi dan

                                    entitas anak

                                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                    PSAK 15)

                                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                    metode biaya Entitas anak

                                    metode ekuitas

                                    11 Investasi pada

                                    perusahaan asosiasi dan

                                    entitas anak

                                    Jointly controlled operation asset and entity

                                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                    12 Property Investasi

                                    Metode akuntansi

                                    Model nilai wajarModel biaya

                                    Metode akuntansi

                                    model biaya

                                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                    Pengukuran biaya perolehan

                                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali

                                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                    Tidak perlu review nilai residu

                                    14 Asset Tidak Berwujud

                                    Prinsip umum untuk pengakuan

                                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                    Penurunan nilai

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                    Menggunakan metode pembelian

                                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                    Tidak diatur

                                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                    Klasifikasi bersifat principle based

                                    Laporan keuangan lessee dan

                                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                    Sama dengan PSAK

                                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali

                                    1048696 Reorganisasi

                                    1048696 Selisih penilaian

                                    kembali

                                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                    pendapatan (ED PSAK 23)

                                    Sama dengan PSAK

                                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                    biaya pinjaman

                                    Biaya pinjaman

                                    langsung dibebankan

                                    19 Penurunan Nilai Aset

                                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali

                                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                    Imbalan jangka panjang lainnya

                                    Pesangon pemutusan kerja

                                    Sama dengan PSAK

                                    kecuali untuk manfaat

                                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                    21 Pajak Penghasilan

                                    Menggunakan deferred tax concept

                                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                    Menggunakan tax payable concept

                                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                    22 Mata Uang Pelaporan

                                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                    pencatatan dan pelaporan

                                    Sama dengan PSAK

                                    Mata Uang Pelaporan

                                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                    23 Peristiwa setelah akhir

                                    periode pelaporan

                                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                    Sama dengan PSAK

                                    24 Pengungkapan pihakpihak

                                    yang mempunyai

                                    hubungan istimewa

                                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                    Pengungkapan

                                    Sama dengan PSAK 7

                                    25 Aktivitas Khusus

                                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                    bumi

                                    Tidak diatur

                                    Akuntansi pertambangan umum

                                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                    asuransi26 Ketentuan

                                    Transisi Retrospektif atau

                                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                    Sumber wwwiaiglobalorid

                                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                    1 neraca

                                    2 laporan laba rugi

                                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                    4 laporan arus kas dan

                                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                    diharapkan akan diperoleh entitas

                                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                    kewajiban

                                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                    lanjut sebagai berikut

                                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                    kontribusi penanam modal

                                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                    BAB III

                                    METODE PENELITIAN

                                    31 Pendekatan Penelitian

                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                    dalam penelitiannya

                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                    32 Unit Analisis

                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                    33 Sumber Data

                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                    Supomo 2002153)

                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                    survei yang tertulis

                                    35 Teknik Analisis Data

                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                    orang lain

                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                    dalam analisa data yaitu

                                    1 Reduksi Data

                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                    2 Penyajian Data

                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                    3 Penyimpulan Data

                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                    hipotesis atau teori

                                    DAFTAR PUSTAKA

                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                    • 33 Sumber Data
                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                    • 1 Reduksi Data
                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                    • 2 Penyajian Data
                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                    • 3 Penyimpulan Data

                                      BAB I

                                      PENDAHULUAN

                                      11 Latar Belakang

                                      Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

                                      perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

                                      ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

                                      karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

                                      yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

                                      survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

                                      kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

                                      peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

                                      membantu upaya mengurangi pengangguran

                                      Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

                                      usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

                                      pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

                                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

                                      ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

                                      pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

                                      pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

                                      UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

                                      dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

                                      guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

                                      kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

                                      mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                                      itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                                      bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                                      jumlah pengangguran

                                      Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                                      adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                                      orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                                      UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                                      di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                                      dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                                      pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                                      satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                                      serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                                      memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                                      Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                                      usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                                      perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                                      menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                                      yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                                      pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                                      mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                                      Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                                      penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                                      5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                      4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                      dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                      sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                      Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                      mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                      usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                      belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                      posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                      ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                      Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                      dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                      bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                      ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                      nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                      kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                      Tabel 11

                                      Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                      dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                      No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                      1Usaha Mikro dan Kecil

                                      171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                      2Usaha Menengah

                                      78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                      3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                      Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                      Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                      dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                      tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                      mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                      ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                      ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                      perekonomian nasional

                                      Tabel 12

                                      Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                      No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                      Pertumbuhan

                                      2000-2003

                                      1Usaha Mikro dan Kecil

                                      39704661 38669335 42326519 946

                                      2Usaha Menengah

                                      60449 54632 61986 1346

                                      3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                      Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                      Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                      Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                      ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                      tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                      komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                      saingnya pada masa yang akan datang

                                      Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                      dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                      Tabel 13

                                      Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                      No

                                      Skala Usaha

                                      Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                      Pangsa ()

                                      Jumlah (Unit)

                                      Pangsa ()

                                      Jumlah

                                      1 Usaha Mikro

                                      49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                      2 Usaha Kecil (UK)

                                      498565 100 520221 101 21656 434

                                      3 Usaha Menengah (UM)

                                      38282 008 39657 008 1375 359

                                      UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                      4 Usaha Besar (UB)

                                      4463 001 4372 001 (91) (204)

                                      Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                      Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                      Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                      kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                      2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                      Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                      berlaku

                                      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                      5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                      17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                      Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                      PDB Nasional menurut harga berlaku

                                      1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                      berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                      2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                      berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                      Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                      2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                      9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                      Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                      ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                      Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                      perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                      mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                      relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                      diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                      Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                      pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                      pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                      masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                      terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                      pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                      arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                      baru yang tangguh

                                      Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                      UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                      manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                      umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                      finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                      bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                      maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                      Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                      kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                      pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                      pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                      untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                      Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                      terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                      mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                      berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                      karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                      dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                      berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                      PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                      lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                      dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                      kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                      dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                      eksternal

                                      Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                      membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                      dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                      perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                      kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                      dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                      tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                      Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                      agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                      pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                      pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                      sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                      UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                      dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                      dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                      yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                      menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                      kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                      usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                      sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                      Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                      standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                      mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                      karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                      Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                      mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                      perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                      Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                      bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                      tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                      pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                      mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                      dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                      dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                      melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                      Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                      (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                      21 Perumusan Masalah

                                      Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                      penelitian ini adalah sebagai berikut

                                      Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                      pada UMKM

                                      13 Batasan Masalah

                                      Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                      memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                      permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                      Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                      1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                      Malang

                                      2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                      14 Tujuan Penelitian

                                      Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                      1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                      ETAP) pada UMKM

                                      2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                      ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                      15 Kontribusi Penelitian

                                      Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                      adalah sebagai berikut

                                      151 Manfaat Teoretis

                                      Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                      literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                      152 Manfaat Praktis

                                      Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                      sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                      1 Bagi Akademisi

                                      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                      akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                      standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                      perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                      pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                      2 Bagi UMKM

                                      Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                      3 Bagi Penulis

                                      Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                      masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                      mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                      mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                      153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                      Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                      bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                      sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                      16 Sistematika Penulisan

                                      Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                      penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                      Bab 1 Pendahuluan

                                      Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                      tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                      Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                      batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                      Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                      Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                      masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                      dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                      Bab 3 Metodologi Penelitian

                                      Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                      menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                      metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                      objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                      sedang diteliti oleh penulis

                                      Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                      Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                      meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                      penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                      mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                      Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                      Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                      dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                      dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                      BAB II

                                      TINJAUAN PUSTAKA

                                      21 Persepsi

                                      211 Pengertian Persepsi

                                      Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                      menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                      untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                      Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                      atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                      obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                      terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                      dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                      kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                      mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                      kepada lingkungan mereka

                                      Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                      proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                      tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                      motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                      hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                      mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                      penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                      terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                      perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                      pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                      sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                      bertindak

                                      Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                      pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                      mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                      Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                      memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                      bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                      berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                      pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                      Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                      terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                      sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                      akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                      buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                      memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                      mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                      saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                      Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                      menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                      bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                      Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                      merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                      menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                      yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                      gambaran yang berarti

                                      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                      Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                      kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                      Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                      yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                      memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                      individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                      dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                      Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                      merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                      1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                      kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                      oleh alat indera manusia

                                      2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                      merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                      indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                      3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                      psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                      stimulus yang diterima reseptor

                                      4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                      yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                      Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                      persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                      1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                      melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                      pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                      2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                      pengorganisasian informasi

                                      3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                      lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                      cakrawala serta pengetahuan individu

                                      Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                      menyertai proses persepsi yaitu

                                      1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                      orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                      2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                      arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                      keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                      informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                      dan diserap

                                      3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                      dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                      Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                      dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                      dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                      eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                      stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                      Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                      memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                      berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                      memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                      1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                      2 Objek atau yang dipersepsikan

                                      3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                      Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                      gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                      orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                      mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                      Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                      mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                      penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                      pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                      (Robbins 2003)

                                      Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                      oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                      atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                      yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                      diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                      Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                      faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                      1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                      2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                      3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                      4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                      Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                      fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                      individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                      yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                      lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                      dalam mempresepsikan sesuatu

                                      Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                      dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                      (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                      214 Aspek-aspek Persepsi

                                      Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                      komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                      (1991) ada tiga yaitu

                                      1 Komponen kognitif

                                      Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                      yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                      akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                      2 Komponen Afektif

                                      Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                      evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                      yang dimilikinya

                                      3 Komponen Konatif

                                      Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                      berhubungan dengan obyek sikapnya

                                      Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                      sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                      1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                      berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                      berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                      2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                      berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                      Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                      merupakan hal yang negatif

                                      3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                      komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                      objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                      menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                      seseorang terhadap objek sikap

                                      Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                      terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                      merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                      sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                      berperilaku

                                      Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                      komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                      merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                      suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                      yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                      obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                      lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                      tersebut

                                      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                      221 Pengertian UMKM

                                      Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                      perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                      asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                      Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                      mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                      menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                      menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                      Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                      adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                      yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                      Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                      Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                      dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                      perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                      bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                      besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                      Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                      Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                      sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                      merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                      menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                      usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                      sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                      UMKM

                                      Tabel 21

                                      Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                      No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                      1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                      2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                      3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                      Sumber wwwdepkopgoid

                                      Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                      (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                      kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                      angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                      sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                      mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                      mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                      selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                      ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                      PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                      kondisi tersebut

                                      Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                      merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                      permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                      usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                      10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                      222 Hambatan UMKM

                                      Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                      berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                      menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                      UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                      bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                      berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                      rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                      Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                      modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                      7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                      Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                      masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                      masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                      1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                      2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                      3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                      cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                      yang dikucurkan kecil

                                      4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                      ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                      memadai

                                      5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                      manajerial dan finansial

                                      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                      (non finansial) adalah

                                      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                      dengan keinginan pasar

                                      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                      untuk mengembangkan SDM

                                      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                      ETAP)

                                      231 Intisari SAK ETAP

                                      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                      menyusun laporan keuangan mereka

                                      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                      sebagai berikut

                                      Bab 1 Ruang Lingkup

                                      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                      Bab 4 Neraca

                                      Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                      Bab 7 Laporan Arus Kas

                                      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                      Bab 11 Persediaan

                                      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                      Bab 14 Properti Investasi

                                      Bab 15 Aset Tetap

                                      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                      Bab 17 Sewa

                                      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                      Bab 19 Ekuitas

                                      Bab 20 Pendapatan

                                      Bab 21 Biaya Pinjaman

                                      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                      Bab 23 Imbalan Kerja

                                      Bab 24 Pajak Penghasilan

                                      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                      Bab 29 Ketentuan Transisi

                                      Bab 30 Tanggal Efektif

                                      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                      Tabel 22

                                      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                      No Elemen PSAK SAK ETAP

                                      1 Penyajian Laporan Keuangan

                                      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                      dalam laporan posisi keuangan

                                      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali informasi yang

                                      disajikan dalam neraca

                                      yang menghilangkan pos

                                      Aset keuangan Properti investasi

                                      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                      Kewajiban berbunga jangka panjang

                                      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                      Kepentingan

                                      nonpengendalian2 Laporan Laba

                                      Rugi Laporan laba rugi

                                      komprehensif Informasi yang disajikan

                                      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                      Laba rugi selama periode Pendapatan

                                      komprehensif lain selama periode

                                      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                      laporan laba rugi

                                      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                      4 Catatan Atas Laporan

                                      Keuangan

                                      Catatan atas laporan keuangan

                                      Struktur Pengungkapan kebijakan

                                      Akuntansi Sumber estimasi

                                      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali pengungkapan

                                      modal

                                      5 Laporan Arus Kas

                                      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali

                                      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                      Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                      6 Laporan keuangan (LK)

                                      konsolidasi dan terpisah

                                      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                      Tidak diatur (Bab 12)

                                      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                      akuntansi

                                      estimasi dan kesalahan

                                      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                      aktivitas normal Operasi yang tidak

                                      dilanjutkan Perubahan estimasi

                                      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                      Akuntansi Penerapan suatu standar

                                      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                      Akuntansi yang lain

                                      penerapan kebijakan akuntansi

                                      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                      Perubahan Estimasi akuntansi

                                      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                      8 Instrumen Keuangan Dasar

                                      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                      Impairment menggunakan incurred loss concept

                                      Derecognition Hedging dan derivatif

                                      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                      Sama dengan PSAK

                                      10 Investasi pada

                                      perusahaan

                                      Ruang lingkup entitas asosiasi

                                      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                      asosiasi dan

                                      entitas anak

                                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                      PSAK 15)

                                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                      metode biaya Entitas anak

                                      metode ekuitas

                                      11 Investasi pada

                                      perusahaan asosiasi dan

                                      entitas anak

                                      Jointly controlled operation asset and entity

                                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                      12 Property Investasi

                                      Metode akuntansi

                                      Model nilai wajarModel biaya

                                      Metode akuntansi

                                      model biaya

                                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                      Pengukuran biaya perolehan

                                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali

                                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                      Tidak perlu review nilai residu

                                      14 Asset Tidak Berwujud

                                      Prinsip umum untuk pengakuan

                                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                      Penurunan nilai

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                      Menggunakan metode pembelian

                                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                      Tidak diatur

                                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                      Klasifikasi bersifat principle based

                                      Laporan keuangan lessee dan

                                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                      Sama dengan PSAK

                                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali

                                      1048696 Reorganisasi

                                      1048696 Selisih penilaian

                                      kembali

                                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                      pendapatan (ED PSAK 23)

                                      Sama dengan PSAK

                                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                      biaya pinjaman

                                      Biaya pinjaman

                                      langsung dibebankan

                                      19 Penurunan Nilai Aset

                                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali

                                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                      Imbalan jangka panjang lainnya

                                      Pesangon pemutusan kerja

                                      Sama dengan PSAK

                                      kecuali untuk manfaat

                                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                      21 Pajak Penghasilan

                                      Menggunakan deferred tax concept

                                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                      Menggunakan tax payable concept

                                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                      22 Mata Uang Pelaporan

                                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                      pencatatan dan pelaporan

                                      Sama dengan PSAK

                                      Mata Uang Pelaporan

                                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                      23 Peristiwa setelah akhir

                                      periode pelaporan

                                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                      Sama dengan PSAK

                                      24 Pengungkapan pihakpihak

                                      yang mempunyai

                                      hubungan istimewa

                                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                      Pengungkapan

                                      Sama dengan PSAK 7

                                      25 Aktivitas Khusus

                                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                      bumi

                                      Tidak diatur

                                      Akuntansi pertambangan umum

                                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                      asuransi26 Ketentuan

                                      Transisi Retrospektif atau

                                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                      Sumber wwwiaiglobalorid

                                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                      1 neraca

                                      2 laporan laba rugi

                                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                      4 laporan arus kas dan

                                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                      diharapkan akan diperoleh entitas

                                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                      kewajiban

                                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                      lanjut sebagai berikut

                                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                      kontribusi penanam modal

                                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                      BAB III

                                      METODE PENELITIAN

                                      31 Pendekatan Penelitian

                                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                      dalam penelitiannya

                                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                      32 Unit Analisis

                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                      33 Sumber Data

                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                      Supomo 2002153)

                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                      survei yang tertulis

                                      35 Teknik Analisis Data

                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                      orang lain

                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                      dalam analisa data yaitu

                                      1 Reduksi Data

                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                      2 Penyajian Data

                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                      3 Penyimpulan Data

                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                      hipotesis atau teori

                                      DAFTAR PUSTAKA

                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                      • 33 Sumber Data
                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                      • 1 Reduksi Data
                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                      • 2 Penyajian Data
                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                      • 3 Penyimpulan Data

                                        mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

                                        itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

                                        bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

                                        jumlah pengangguran

                                        Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

                                        adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

                                        orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

                                        UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

                                        di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

                                        dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

                                        pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

                                        satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

                                        serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

                                        memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

                                        Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

                                        usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

                                        perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

                                        menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

                                        yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

                                        pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

                                        mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

                                        Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

                                        penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

                                        5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                        4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                        dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                        sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                        Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                        mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                        usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                        belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                        posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                        ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                        Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                        dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                        bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                        ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                        nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                        kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                        Tabel 11

                                        Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                        dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                        No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                        1Usaha Mikro dan Kecil

                                        171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                        2Usaha Menengah

                                        78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                        3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                        Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                        Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                        dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                        tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                        mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                        ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                        ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                        perekonomian nasional

                                        Tabel 12

                                        Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                        No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                        Pertumbuhan

                                        2000-2003

                                        1Usaha Mikro dan Kecil

                                        39704661 38669335 42326519 946

                                        2Usaha Menengah

                                        60449 54632 61986 1346

                                        3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                        Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                        Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                        Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                        ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                        tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                        komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                        saingnya pada masa yang akan datang

                                        Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                        dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                        Tabel 13

                                        Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                        No

                                        Skala Usaha

                                        Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                        Pangsa ()

                                        Jumlah (Unit)

                                        Pangsa ()

                                        Jumlah

                                        1 Usaha Mikro

                                        49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                        2 Usaha Kecil (UK)

                                        498565 100 520221 101 21656 434

                                        3 Usaha Menengah (UM)

                                        38282 008 39657 008 1375 359

                                        UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                        4 Usaha Besar (UB)

                                        4463 001 4372 001 (91) (204)

                                        Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                        Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                        Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                        kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                        2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                        Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                        berlaku

                                        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                        5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                        17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                        Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                        PDB Nasional menurut harga berlaku

                                        1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                        berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                        2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                        berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                        Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                        2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                        9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                        Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                        ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                        Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                        perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                        mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                        relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                        diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                        Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                        pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                        pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                        masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                        terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                        pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                        arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                        baru yang tangguh

                                        Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                        UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                        manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                        umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                        finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                        bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                        maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                        Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                        kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                        pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                        pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                        untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                        Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                        terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                        mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                        berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                        karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                        dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                        berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                        PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                        lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                        dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                        kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                        dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                        eksternal

                                        Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                        membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                        dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                        perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                        kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                        dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                        tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                        Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                        agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                        pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                        pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                        sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                        UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                        dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                        dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                        yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                        menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                        kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                        usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                        sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                        Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                        standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                        mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                        karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                        Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                        mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                        perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                        Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                        bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                        tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                        pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                        mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                        dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                        dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                        melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                        Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                        (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                        21 Perumusan Masalah

                                        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                        penelitian ini adalah sebagai berikut

                                        Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                        pada UMKM

                                        13 Batasan Masalah

                                        Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                        memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                        permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                        Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                        1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                        Malang

                                        2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                        14 Tujuan Penelitian

                                        Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                        1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                        ETAP) pada UMKM

                                        2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                        ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                        15 Kontribusi Penelitian

                                        Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                        adalah sebagai berikut

                                        151 Manfaat Teoretis

                                        Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                        literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                        152 Manfaat Praktis

                                        Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                        sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                        1 Bagi Akademisi

                                        Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                        akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                        standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                        perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                        pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                        2 Bagi UMKM

                                        Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                        3 Bagi Penulis

                                        Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                        masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                        mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                        mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                        153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                        Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                        bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                        sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                        16 Sistematika Penulisan

                                        Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                        penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                        Bab 1 Pendahuluan

                                        Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                        tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                        Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                        batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                        Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                        Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                        masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                        dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                        Bab 3 Metodologi Penelitian

                                        Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                        menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                        metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                        objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                        sedang diteliti oleh penulis

                                        Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                        Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                        meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                        penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                        mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                        Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                        Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                        dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                        dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                        BAB II

                                        TINJAUAN PUSTAKA

                                        21 Persepsi

                                        211 Pengertian Persepsi

                                        Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                        menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                        untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                        Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                        atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                        obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                        terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                        dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                        kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                        mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                        kepada lingkungan mereka

                                        Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                        proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                        tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                        motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                        hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                        mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                        penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                        terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                        perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                        pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                        sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                        bertindak

                                        Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                        pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                        mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                        Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                        memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                        bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                        berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                        pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                        Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                        terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                        sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                        akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                        buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                        memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                        mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                        saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                        Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                        menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                        bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                        Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                        merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                        menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                        yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                        gambaran yang berarti

                                        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                        Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                        kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                        Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                        yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                        memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                        individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                        dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                        Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                        merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                        1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                        kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                        oleh alat indera manusia

                                        2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                        merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                        indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                        3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                        psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                        stimulus yang diterima reseptor

                                        4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                        yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                        Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                        persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                        1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                        melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                        pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                        2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                        pengorganisasian informasi

                                        3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                        lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                        cakrawala serta pengetahuan individu

                                        Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                        menyertai proses persepsi yaitu

                                        1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                        orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                        2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                        arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                        keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                        informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                        dan diserap

                                        3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                        dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                        Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                        dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                        dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                        eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                        stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                        memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                        berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                        memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                        1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                        2 Objek atau yang dipersepsikan

                                        3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                        gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                        orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                        mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                        Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                        mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                        penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                        pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                        (Robbins 2003)

                                        Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                        oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                        atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                        yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                        diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                        Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                        faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                        1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                        2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                        3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                        4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                        fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                        individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                        yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                        lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                        dalam mempresepsikan sesuatu

                                        Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                        dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                        (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                        214 Aspek-aspek Persepsi

                                        Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                        komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                        (1991) ada tiga yaitu

                                        1 Komponen kognitif

                                        Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                        yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                        akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                        2 Komponen Afektif

                                        Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                        evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                        yang dimilikinya

                                        3 Komponen Konatif

                                        Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                        berhubungan dengan obyek sikapnya

                                        Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                        sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                        1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                        berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                        berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                        2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                        berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                        Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                        merupakan hal yang negatif

                                        3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                        komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                        objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                        menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                        seseorang terhadap objek sikap

                                        Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                        terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                        merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                        sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                        berperilaku

                                        Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                        komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                        merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                        suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                        yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                        obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                        lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                        tersebut

                                        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                        221 Pengertian UMKM

                                        Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                        perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                        asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                        Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                        mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                        menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                        menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                        Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                        adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                        yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                        Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                        Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                        dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                        perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                        bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                        besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                        Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                        Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                        sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                        merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                        menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                        usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                        sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                        UMKM

                                        Tabel 21

                                        Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                        No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                        1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                        2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                        3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                        Sumber wwwdepkopgoid

                                        Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                        (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                        kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                        angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                        sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                        mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                        mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                        selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                        ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                        PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                        kondisi tersebut

                                        Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                        merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                        permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                        usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                        10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                        222 Hambatan UMKM

                                        Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                        berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                        menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                        UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                        bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                        berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                        rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                        Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                        modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                        7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                        Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                        masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                        masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                        1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                        2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                        3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                        cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                        yang dikucurkan kecil

                                        4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                        ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                        memadai

                                        5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                        6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                        manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                        manajerial dan finansial

                                        Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                        (non finansial) adalah

                                        1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                        disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                        teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                        2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                        informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                        karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                        dengan keinginan pasar

                                        3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                        untuk mengembangkan SDM

                                        4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                        ETAP)

                                        231 Intisari SAK ETAP

                                        SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                        standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                        dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                        ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                        menyusun laporan keuangan mereka

                                        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                        sebagai berikut

                                        Bab 1 Ruang Lingkup

                                        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                        Bab 4 Neraca

                                        Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                        Bab 7 Laporan Arus Kas

                                        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                        Bab 11 Persediaan

                                        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                        Bab 14 Properti Investasi

                                        Bab 15 Aset Tetap

                                        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                        Bab 17 Sewa

                                        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                        Bab 19 Ekuitas

                                        Bab 20 Pendapatan

                                        Bab 21 Biaya Pinjaman

                                        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                        Bab 23 Imbalan Kerja

                                        Bab 24 Pajak Penghasilan

                                        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                        Bab 29 Ketentuan Transisi

                                        Bab 30 Tanggal Efektif

                                        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                        Tabel 22

                                        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                        No Elemen PSAK SAK ETAP

                                        1 Penyajian Laporan Keuangan

                                        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                        dalam laporan posisi keuangan

                                        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali informasi yang

                                        disajikan dalam neraca

                                        yang menghilangkan pos

                                        Aset keuangan Properti investasi

                                        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                        Kewajiban berbunga jangka panjang

                                        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                        Kepentingan

                                        nonpengendalian2 Laporan Laba

                                        Rugi Laporan laba rugi

                                        komprehensif Informasi yang disajikan

                                        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                        Laba rugi selama periode Pendapatan

                                        komprehensif lain selama periode

                                        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                        laporan laba rugi

                                        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                        4 Catatan Atas Laporan

                                        Keuangan

                                        Catatan atas laporan keuangan

                                        Struktur Pengungkapan kebijakan

                                        Akuntansi Sumber estimasi

                                        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali pengungkapan

                                        modal

                                        5 Laporan Arus Kas

                                        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali

                                        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                        Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                        6 Laporan keuangan (LK)

                                        konsolidasi dan terpisah

                                        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                        Tidak diatur (Bab 12)

                                        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                        akuntansi

                                        estimasi dan kesalahan

                                        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                        aktivitas normal Operasi yang tidak

                                        dilanjutkan Perubahan estimasi

                                        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                        Akuntansi Penerapan suatu standar

                                        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                        Akuntansi yang lain

                                        penerapan kebijakan akuntansi

                                        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                        Perubahan Estimasi akuntansi

                                        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                        8 Instrumen Keuangan Dasar

                                        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                        Impairment menggunakan incurred loss concept

                                        Derecognition Hedging dan derivatif

                                        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                        Sama dengan PSAK

                                        10 Investasi pada

                                        perusahaan

                                        Ruang lingkup entitas asosiasi

                                        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                        asosiasi dan

                                        entitas anak

                                        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                        PSAK 15)

                                        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                        metode biaya Entitas anak

                                        metode ekuitas

                                        11 Investasi pada

                                        perusahaan asosiasi dan

                                        entitas anak

                                        Jointly controlled operation asset and entity

                                        Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                        PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                        12 Property Investasi

                                        Metode akuntansi

                                        Model nilai wajarModel biaya

                                        Metode akuntansi

                                        model biaya

                                        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                        Pengukuran biaya perolehan

                                        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                        Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali

                                        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                        Tidak perlu review nilai residu

                                        14 Asset Tidak Berwujud

                                        Prinsip umum untuk pengakuan

                                        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                        Penurunan nilai

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                        Menggunakan metode pembelian

                                        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                        Tidak diatur

                                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                        Klasifikasi bersifat principle based

                                        Laporan keuangan lessee dan

                                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                        Sama dengan PSAK

                                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali

                                        1048696 Reorganisasi

                                        1048696 Selisih penilaian

                                        kembali

                                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                        pendapatan (ED PSAK 23)

                                        Sama dengan PSAK

                                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                        biaya pinjaman

                                        Biaya pinjaman

                                        langsung dibebankan

                                        19 Penurunan Nilai Aset

                                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali

                                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                        Imbalan jangka panjang lainnya

                                        Pesangon pemutusan kerja

                                        Sama dengan PSAK

                                        kecuali untuk manfaat

                                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                        21 Pajak Penghasilan

                                        Menggunakan deferred tax concept

                                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                        Menggunakan tax payable concept

                                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                        22 Mata Uang Pelaporan

                                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                        pencatatan dan pelaporan

                                        Sama dengan PSAK

                                        Mata Uang Pelaporan

                                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                        23 Peristiwa setelah akhir

                                        periode pelaporan

                                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                        Sama dengan PSAK

                                        24 Pengungkapan pihakpihak

                                        yang mempunyai

                                        hubungan istimewa

                                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                        Pengungkapan

                                        Sama dengan PSAK 7

                                        25 Aktivitas Khusus

                                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                        bumi

                                        Tidak diatur

                                        Akuntansi pertambangan umum

                                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                        asuransi26 Ketentuan

                                        Transisi Retrospektif atau

                                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                        Sumber wwwiaiglobalorid

                                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                        1 neraca

                                        2 laporan laba rugi

                                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                        4 laporan arus kas dan

                                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                        diharapkan akan diperoleh entitas

                                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                        kewajiban

                                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                        lanjut sebagai berikut

                                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                        kontribusi penanam modal

                                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                        BAB III

                                        METODE PENELITIAN

                                        31 Pendekatan Penelitian

                                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                        dalam penelitiannya

                                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                        32 Unit Analisis

                                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                        33 Sumber Data

                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                        Supomo 2002153)

                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                        survei yang tertulis

                                        35 Teknik Analisis Data

                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                        orang lain

                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                        dalam analisa data yaitu

                                        1 Reduksi Data

                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                        2 Penyajian Data

                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                        3 Penyimpulan Data

                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                        hipotesis atau teori

                                        DAFTAR PUSTAKA

                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                        • 33 Sumber Data
                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                        • 1 Reduksi Data
                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                        • 2 Penyajian Data
                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                        • 3 Penyimpulan Data

                                          5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

                                          4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

                                          dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

                                          sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

                                          Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

                                          mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

                                          usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

                                          belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

                                          posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

                                          ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

                                          Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

                                          dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

                                          bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

                                          ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

                                          nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

                                          kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

                                          Tabel 11

                                          Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

                                          dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

                                          No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

                                          1Usaha Mikro dan Kecil

                                          171048 (4045) 183125 (4111) + 706

                                          2Usaha Menengah

                                          78524 (1741) 75975 (1561) - 325

                                          3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

                                          Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                          Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                          dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                          tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                          mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                          ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                          ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                          perekonomian nasional

                                          Tabel 12

                                          Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                          No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                          Pertumbuhan

                                          2000-2003

                                          1Usaha Mikro dan Kecil

                                          39704661 38669335 42326519 946

                                          2Usaha Menengah

                                          60449 54632 61986 1346

                                          3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                          Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                          Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                          Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                          ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                          tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                          komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                          saingnya pada masa yang akan datang

                                          Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                          dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                          Tabel 13

                                          Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                          No

                                          Skala Usaha

                                          Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                          Pangsa ()

                                          Jumlah (Unit)

                                          Pangsa ()

                                          Jumlah

                                          1 Usaha Mikro

                                          49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                          2 Usaha Kecil (UK)

                                          498565 100 520221 101 21656 434

                                          3 Usaha Menengah (UM)

                                          38282 008 39657 008 1375 359

                                          UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                          4 Usaha Besar (UB)

                                          4463 001 4372 001 (91) (204)

                                          Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                          Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                          Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                          kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                          2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                          Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                          berlaku

                                          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                          5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                          17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                          Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                          PDB Nasional menurut harga berlaku

                                          1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                          berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                          2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                          berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                          Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                          2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                          9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                          Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                          ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                          Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                          perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                          mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                          relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                          diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                          Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                          pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                          pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                          masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                          terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                          pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                          arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                          baru yang tangguh

                                          Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                          UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                          manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                          umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                          finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                          bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                          maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                          Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                          kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                          pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                          pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                          untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                          Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                          terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                          mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                          berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                          karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                          dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                          berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                          PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                          lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                          dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                          kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                          dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                          eksternal

                                          Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                          membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                          dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                          perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                          kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                          dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                          tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                          Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                          agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                          pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                          pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                          sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                          UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                          dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                          dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                          yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                          menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                          kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                          usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                          sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                          Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                          standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                          mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                          karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                          Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                          mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                          perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                          Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                          bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                          tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                          pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                          mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                          dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                          dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                          melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                          Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                          (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                          21 Perumusan Masalah

                                          Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                          penelitian ini adalah sebagai berikut

                                          Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                          pada UMKM

                                          13 Batasan Masalah

                                          Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                          memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                          permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                          Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                          1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                          Malang

                                          2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                          14 Tujuan Penelitian

                                          Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                          1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                          ETAP) pada UMKM

                                          2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                          ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                          15 Kontribusi Penelitian

                                          Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                          adalah sebagai berikut

                                          151 Manfaat Teoretis

                                          Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                          literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                          152 Manfaat Praktis

                                          Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                          sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                          1 Bagi Akademisi

                                          Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                          akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                          standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                          perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                          pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                          2 Bagi UMKM

                                          Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                          3 Bagi Penulis

                                          Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                          masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                          mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                          mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                          153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                          Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                          bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                          sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                          16 Sistematika Penulisan

                                          Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                          penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                          Bab 1 Pendahuluan

                                          Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                          tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                          Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                          batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                          Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                          Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                          masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                          dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                          Bab 3 Metodologi Penelitian

                                          Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                          menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                          metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                          objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                          sedang diteliti oleh penulis

                                          Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                          Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                          meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                          penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                          mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                          Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                          Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                          dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                          dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                          BAB II

                                          TINJAUAN PUSTAKA

                                          21 Persepsi

                                          211 Pengertian Persepsi

                                          Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                          menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                          untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                          Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                          atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                          obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                          terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                          dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                          kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                          mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                          kepada lingkungan mereka

                                          Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                          proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                          tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                          motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                          hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                          mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                          penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                          terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                          perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                          pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                          sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                          bertindak

                                          Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                          pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                          mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                          Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                          memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                          bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                          berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                          pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                          Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                          terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                          sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                          akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                          buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                          memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                          mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                          saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                          Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                          menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                          bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                          Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                          merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                          menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                          yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                          gambaran yang berarti

                                          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                          Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                          kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                          Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                          yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                          memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                          individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                          dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                          Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                          merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                          1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                          kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                          oleh alat indera manusia

                                          2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                          merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                          indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                          3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                          psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                          stimulus yang diterima reseptor

                                          4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                          yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                          Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                          persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                          1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                          melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                          pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                          2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                          pengorganisasian informasi

                                          3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                          lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                          cakrawala serta pengetahuan individu

                                          Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                          menyertai proses persepsi yaitu

                                          1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                          orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                          2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                          arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                          keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                          informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                          dan diserap

                                          3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                          dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                          Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                          dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                          dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                          eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                          stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                          Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                          memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                          berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                          memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                          1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                          2 Objek atau yang dipersepsikan

                                          3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                          Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                          gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                          orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                          mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                          Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                          mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                          penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                          pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                          (Robbins 2003)

                                          Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                          oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                          atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                          yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                          diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                          Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                          faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                          1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                          2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                          3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                          4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                          Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                          fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                          individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                          yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                          lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                          dalam mempresepsikan sesuatu

                                          Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                          dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                          (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                          214 Aspek-aspek Persepsi

                                          Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                          komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                          (1991) ada tiga yaitu

                                          1 Komponen kognitif

                                          Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                          yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                          akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                          2 Komponen Afektif

                                          Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                          evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                          yang dimilikinya

                                          3 Komponen Konatif

                                          Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                          berhubungan dengan obyek sikapnya

                                          Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                          sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                          1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                          berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                          berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                          2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                          berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                          Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                          merupakan hal yang negatif

                                          3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                          komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                          objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                          menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                          seseorang terhadap objek sikap

                                          Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                          terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                          merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                          sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                          berperilaku

                                          Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                          komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                          merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                          suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                          yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                          obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                          lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                          tersebut

                                          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                          221 Pengertian UMKM

                                          Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                          perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                          asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                          Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                          mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                          menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                          menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                          Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                          adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                          yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                          Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                          Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                          dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                          perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                          bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                          besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                          Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                          Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                          sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                          merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                          menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                          usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                          sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                          UMKM

                                          Tabel 21

                                          Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                          No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                          1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                          2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                          3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                          Sumber wwwdepkopgoid

                                          Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                          (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                          kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                          angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                          sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                          mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                          mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                          selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                          ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                          PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                          kondisi tersebut

                                          Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                          merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                          permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                          usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                          10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                          222 Hambatan UMKM

                                          Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                          berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                          menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                          UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                          bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                          berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                          rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                          Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                          modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                          7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                          Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                          masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                          masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                          1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                          2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                          3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                          cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                          yang dikucurkan kecil

                                          4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                          ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                          memadai

                                          5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                          6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                          manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                          manajerial dan finansial

                                          Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                          (non finansial) adalah

                                          1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                          disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                          teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                          2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                          informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                          karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                          dengan keinginan pasar

                                          3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                          untuk mengembangkan SDM

                                          4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                          ETAP)

                                          231 Intisari SAK ETAP

                                          SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                          standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                          dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                          ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                          mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                          standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                          menyusun laporan keuangan mereka

                                          Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                          sebagai berikut

                                          Bab 1 Ruang Lingkup

                                          Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                          Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                          Bab 4 Neraca

                                          Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                          Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                          Bab 7 Laporan Arus Kas

                                          Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                          Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                          Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                          Bab 11 Persediaan

                                          Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                          Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                          Bab 14 Properti Investasi

                                          Bab 15 Aset Tetap

                                          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                          Bab 17 Sewa

                                          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                          Bab 19 Ekuitas

                                          Bab 20 Pendapatan

                                          Bab 21 Biaya Pinjaman

                                          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                          Bab 23 Imbalan Kerja

                                          Bab 24 Pajak Penghasilan

                                          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                          Bab 29 Ketentuan Transisi

                                          Bab 30 Tanggal Efektif

                                          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                          Tabel 22

                                          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                          No Elemen PSAK SAK ETAP

                                          1 Penyajian Laporan Keuangan

                                          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                          dalam laporan posisi keuangan

                                          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali informasi yang

                                          disajikan dalam neraca

                                          yang menghilangkan pos

                                          Aset keuangan Properti investasi

                                          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                          Kewajiban berbunga jangka panjang

                                          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                          Kepentingan

                                          nonpengendalian2 Laporan Laba

                                          Rugi Laporan laba rugi

                                          komprehensif Informasi yang disajikan

                                          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                          Laba rugi selama periode Pendapatan

                                          komprehensif lain selama periode

                                          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                          laporan laba rugi

                                          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                          4 Catatan Atas Laporan

                                          Keuangan

                                          Catatan atas laporan keuangan

                                          Struktur Pengungkapan kebijakan

                                          Akuntansi Sumber estimasi

                                          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali pengungkapan

                                          modal

                                          5 Laporan Arus Kas

                                          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali

                                          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                          Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                          6 Laporan keuangan (LK)

                                          konsolidasi dan terpisah

                                          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                          Tidak diatur (Bab 12)

                                          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                          akuntansi

                                          estimasi dan kesalahan

                                          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                          aktivitas normal Operasi yang tidak

                                          dilanjutkan Perubahan estimasi

                                          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                          Akuntansi Penerapan suatu standar

                                          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                          Akuntansi yang lain

                                          penerapan kebijakan akuntansi

                                          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                          Perubahan Estimasi akuntansi

                                          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                          8 Instrumen Keuangan Dasar

                                          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                          Impairment menggunakan incurred loss concept

                                          Derecognition Hedging dan derivatif

                                          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                          Sama dengan PSAK

                                          10 Investasi pada

                                          perusahaan

                                          Ruang lingkup entitas asosiasi

                                          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                          asosiasi dan

                                          entitas anak

                                          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                          PSAK 15)

                                          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                          metode biaya Entitas anak

                                          metode ekuitas

                                          11 Investasi pada

                                          perusahaan asosiasi dan

                                          entitas anak

                                          Jointly controlled operation asset and entity

                                          Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                          PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                          12 Property Investasi

                                          Metode akuntansi

                                          Model nilai wajarModel biaya

                                          Metode akuntansi

                                          model biaya

                                          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                          Pengukuran biaya perolehan

                                          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                          Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali

                                          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                          Tidak perlu review nilai residu

                                          14 Asset Tidak Berwujud

                                          Prinsip umum untuk pengakuan

                                          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                          Penurunan nilai

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                          Menggunakan metode pembelian

                                          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                          Tidak diatur

                                          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                          Klasifikasi bersifat principle based

                                          Laporan keuangan lessee dan

                                          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                          Sama dengan PSAK

                                          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali

                                          1048696 Reorganisasi

                                          1048696 Selisih penilaian

                                          kembali

                                          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                          pendapatan (ED PSAK 23)

                                          Sama dengan PSAK

                                          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                          biaya pinjaman

                                          Biaya pinjaman

                                          langsung dibebankan

                                          19 Penurunan Nilai Aset

                                          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                          persediaan Penurunan nilai goodwill

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali

                                          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                          Imbalan jangka panjang lainnya

                                          Pesangon pemutusan kerja

                                          Sama dengan PSAK

                                          kecuali untuk manfaat

                                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                          21 Pajak Penghasilan

                                          Menggunakan deferred tax concept

                                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                          Menggunakan tax payable concept

                                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                          22 Mata Uang Pelaporan

                                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                          pencatatan dan pelaporan

                                          Sama dengan PSAK

                                          Mata Uang Pelaporan

                                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                          23 Peristiwa setelah akhir

                                          periode pelaporan

                                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                          Sama dengan PSAK

                                          24 Pengungkapan pihakpihak

                                          yang mempunyai

                                          hubungan istimewa

                                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                          Pengungkapan

                                          Sama dengan PSAK 7

                                          25 Aktivitas Khusus

                                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                          bumi

                                          Tidak diatur

                                          Akuntansi pertambangan umum

                                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                          asuransi26 Ketentuan

                                          Transisi Retrospektif atau

                                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                          Sumber wwwiaiglobalorid

                                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                          1 neraca

                                          2 laporan laba rugi

                                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                          4 laporan arus kas dan

                                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                          diharapkan akan diperoleh entitas

                                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                          kewajiban

                                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                          lanjut sebagai berikut

                                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                          kontribusi penanam modal

                                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                          BAB III

                                          METODE PENELITIAN

                                          31 Pendekatan Penelitian

                                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                          dalam penelitiannya

                                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                          32 Unit Analisis

                                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                          33 Sumber Data

                                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                          34 Teknik Pengumpulan Data

                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                          Supomo 2002153)

                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                          survei yang tertulis

                                          35 Teknik Analisis Data

                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                          orang lain

                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                          dalam analisa data yaitu

                                          1 Reduksi Data

                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                          2 Penyajian Data

                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                          3 Penyimpulan Data

                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                          hipotesis atau teori

                                          DAFTAR PUSTAKA

                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                          • 33 Sumber Data
                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                          • 1 Reduksi Data
                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                          • 2 Penyajian Data
                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                          • 3 Penyimpulan Data

                                            Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

                                            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                            Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

                                            dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

                                            tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

                                            mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

                                            ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

                                            ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

                                            perekonomian nasional

                                            Tabel 12

                                            Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

                                            No Skala Usaha 1997 2000 2003

                                            Pertumbuhan

                                            2000-2003

                                            1Usaha Mikro dan Kecil

                                            39704661 38669335 42326519 946

                                            2Usaha Menengah

                                            60449 54632 61986 1346

                                            3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

                                            Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

                                            Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

                                            Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

                                            ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

                                            tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

                                            komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

                                            saingnya pada masa yang akan datang

                                            Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                            dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                            Tabel 13

                                            Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                            No

                                            Skala Usaha

                                            Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                            Pangsa ()

                                            Jumlah (Unit)

                                            Pangsa ()

                                            Jumlah

                                            1 Usaha Mikro

                                            49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                            2 Usaha Kecil (UK)

                                            498565 100 520221 101 21656 434

                                            3 Usaha Menengah (UM)

                                            38282 008 39657 008 1375 359

                                            UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                            4 Usaha Besar (UB)

                                            4463 001 4372 001 (91) (204)

                                            Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                            Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                            Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                            kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                            2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                            Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                            berlaku

                                            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                            5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                            17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                            Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                            PDB Nasional menurut harga berlaku

                                            1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                            berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                            2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                            berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                            Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                            2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                            9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                            Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                            ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                            Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                            perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                            mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                            relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                            diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                            Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                            pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                            pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                            masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                            terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                            pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                            arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                            baru yang tangguh

                                            Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                            UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                            manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                            umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                            finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                            bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                            maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                            Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                            kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                            pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                            pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                            untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                            Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                            terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                            mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                            berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                            karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                            dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                            berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                            PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                            lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                            dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                            kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                            dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                            eksternal

                                            Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                            membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                            dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                            perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                            kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                            dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                            tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                            Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                            agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                            pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                            pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                            sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                            UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                            dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                            dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                            yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                            menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                            kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                            usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                            sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                            Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                            standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                            mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                            karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                            Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                            mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                            perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                            Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                            bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                            tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                            pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                            mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                            dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                            dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                            melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                            Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                            (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                            21 Perumusan Masalah

                                            Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                            penelitian ini adalah sebagai berikut

                                            Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                            pada UMKM

                                            13 Batasan Masalah

                                            Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                            memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                            permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                            Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                            1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                            Malang

                                            2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                            14 Tujuan Penelitian

                                            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                            1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                            ETAP) pada UMKM

                                            2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                            ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                            15 Kontribusi Penelitian

                                            Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                            adalah sebagai berikut

                                            151 Manfaat Teoretis

                                            Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                            literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                            152 Manfaat Praktis

                                            Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                            sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                            1 Bagi Akademisi

                                            Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                            akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                            standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                            perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                            pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                            2 Bagi UMKM

                                            Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                            3 Bagi Penulis

                                            Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                            masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                            mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                            mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                            153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                            Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                            bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                            sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                            16 Sistematika Penulisan

                                            Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                            penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                            Bab 1 Pendahuluan

                                            Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                            tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                            Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                            batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                            Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                            Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                            masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                            dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                            Bab 3 Metodologi Penelitian

                                            Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                            menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                            metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                            objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                            sedang diteliti oleh penulis

                                            Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                            Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                            meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                            penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                            mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                            Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                            Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                            dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                            dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                            BAB II

                                            TINJAUAN PUSTAKA

                                            21 Persepsi

                                            211 Pengertian Persepsi

                                            Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                            menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                            untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                            Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                            atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                            obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                            terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                            dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                            kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                            mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                            kepada lingkungan mereka

                                            Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                            proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                            tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                            motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                            hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                            mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                            penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                            terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                            perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                            pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                            sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                            bertindak

                                            Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                            pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                            mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                            Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                            memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                            bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                            berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                            pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                            Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                            terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                            sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                            akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                            buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                            memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                            mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                            saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                            Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                            menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                            bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                            Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                            merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                            menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                            yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                            gambaran yang berarti

                                            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                            Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                            kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                            Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                            yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                            memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                            individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                            dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                            Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                            merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                            1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                            kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                            oleh alat indera manusia

                                            2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                            merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                            indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                            3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                            psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                            stimulus yang diterima reseptor

                                            4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                            yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                            Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                            persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                            1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                            melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                            pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                            2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                            pengorganisasian informasi

                                            3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                            lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                            cakrawala serta pengetahuan individu

                                            Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                            menyertai proses persepsi yaitu

                                            1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                            orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                            2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                            arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                            keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                            informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                            dan diserap

                                            3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                            dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                            Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                            dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                            dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                            eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                            stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                            Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                            memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                            berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                            memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                            1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                            2 Objek atau yang dipersepsikan

                                            3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                            Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                            gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                            orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                            mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                            Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                            mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                            penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                            pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                            (Robbins 2003)

                                            Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                            oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                            atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                            yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                            diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                            Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                            faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                            1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                            2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                            3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                            4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                            Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                            fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                            individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                            yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                            lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                            dalam mempresepsikan sesuatu

                                            Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                            dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                            (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                            214 Aspek-aspek Persepsi

                                            Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                            komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                            (1991) ada tiga yaitu

                                            1 Komponen kognitif

                                            Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                            yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                            akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                            2 Komponen Afektif

                                            Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                            evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                            yang dimilikinya

                                            3 Komponen Konatif

                                            Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                            berhubungan dengan obyek sikapnya

                                            Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                            sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                            1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                            berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                            berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                            2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                            berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                            Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                            merupakan hal yang negatif

                                            3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                            komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                            objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                            menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                            seseorang terhadap objek sikap

                                            Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                            terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                            merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                            sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                            berperilaku

                                            Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                            komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                            merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                            suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                            yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                            obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                            lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                            tersebut

                                            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                            221 Pengertian UMKM

                                            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                            perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                            asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                            Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                            mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                            menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                            menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                            Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                            adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                            yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                            Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                            Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                            dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                            perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                            bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                            besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                            Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                            Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                            sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                            merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                            menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                            usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                            sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                            UMKM

                                            Tabel 21

                                            Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                            No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                            1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                            2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                            3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                            Sumber wwwdepkopgoid

                                            Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                            (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                            angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                            sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                            mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                            mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                            selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                            ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                            PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                            kondisi tersebut

                                            Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                            merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                            permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                            usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                            10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                            222 Hambatan UMKM

                                            Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                            berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                            menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                            UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                            bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                            berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                            rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                            Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                            modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                            7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                            Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                            masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                            masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                            1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                            2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                            3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                            cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                            yang dikucurkan kecil

                                            4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                            ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                            memadai

                                            5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                            6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                            manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                            manajerial dan finansial

                                            Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                            (non finansial) adalah

                                            1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                            disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                            teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                            2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                            informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                            karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                            dengan keinginan pasar

                                            3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                            untuk mengembangkan SDM

                                            4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                            ETAP)

                                            231 Intisari SAK ETAP

                                            SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                            standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                            dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                            ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                            mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                            standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                            menyusun laporan keuangan mereka

                                            Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                            sebagai berikut

                                            Bab 1 Ruang Lingkup

                                            Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                            Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                            Bab 4 Neraca

                                            Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                            Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                            Bab 7 Laporan Arus Kas

                                            Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                            Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                            Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                            Bab 11 Persediaan

                                            Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                            Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                            Bab 14 Properti Investasi

                                            Bab 15 Aset Tetap

                                            Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                            Bab 17 Sewa

                                            Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                            Bab 19 Ekuitas

                                            Bab 20 Pendapatan

                                            Bab 21 Biaya Pinjaman

                                            Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                            Bab 23 Imbalan Kerja

                                            Bab 24 Pajak Penghasilan

                                            Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                            Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                            Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                            Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                            Bab 29 Ketentuan Transisi

                                            Bab 30 Tanggal Efektif

                                            Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                            untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                            akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                            Tabel 22

                                            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                            No Elemen PSAK SAK ETAP

                                            1 Penyajian Laporan Keuangan

                                            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                            dalam laporan posisi keuangan

                                            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali informasi yang

                                            disajikan dalam neraca

                                            yang menghilangkan pos

                                            Aset keuangan Properti investasi

                                            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                            Kewajiban berbunga jangka panjang

                                            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                            Kepentingan

                                            nonpengendalian2 Laporan Laba

                                            Rugi Laporan laba rugi

                                            komprehensif Informasi yang disajikan

                                            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                            Laba rugi selama periode Pendapatan

                                            komprehensif lain selama periode

                                            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                            laporan laba rugi

                                            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                            4 Catatan Atas Laporan

                                            Keuangan

                                            Catatan atas laporan keuangan

                                            Struktur Pengungkapan kebijakan

                                            Akuntansi Sumber estimasi

                                            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali pengungkapan

                                            modal

                                            5 Laporan Arus Kas

                                            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali

                                            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                            Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                            6 Laporan keuangan (LK)

                                            konsolidasi dan terpisah

                                            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                            Tidak diatur (Bab 12)

                                            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                            akuntansi

                                            estimasi dan kesalahan

                                            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                            aktivitas normal Operasi yang tidak

                                            dilanjutkan Perubahan estimasi

                                            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                            Akuntansi Penerapan suatu standar

                                            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                            Akuntansi yang lain

                                            penerapan kebijakan akuntansi

                                            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                            Perubahan Estimasi akuntansi

                                            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                            8 Instrumen Keuangan Dasar

                                            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                            Impairment menggunakan incurred loss concept

                                            Derecognition Hedging dan derivatif

                                            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                            Sama dengan PSAK

                                            10 Investasi pada

                                            perusahaan

                                            Ruang lingkup entitas asosiasi

                                            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                            asosiasi dan

                                            entitas anak

                                            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                            PSAK 15)

                                            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                            metode biaya Entitas anak

                                            metode ekuitas

                                            11 Investasi pada

                                            perusahaan asosiasi dan

                                            entitas anak

                                            Jointly controlled operation asset and entity

                                            Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                            PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                            12 Property Investasi

                                            Metode akuntansi

                                            Model nilai wajarModel biaya

                                            Metode akuntansi

                                            model biaya

                                            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                            Pengukuran biaya perolehan

                                            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                            Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali

                                            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                            Tidak perlu review nilai residu

                                            14 Asset Tidak Berwujud

                                            Prinsip umum untuk pengakuan

                                            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                            Penurunan nilai

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                            Menggunakan metode pembelian

                                            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                            Tidak diatur

                                            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                            Klasifikasi bersifat principle based

                                            Laporan keuangan lessee dan

                                            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                            Sama dengan PSAK

                                            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali

                                            1048696 Reorganisasi

                                            1048696 Selisih penilaian

                                            kembali

                                            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                            pendapatan (ED PSAK 23)

                                            Sama dengan PSAK

                                            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                            biaya pinjaman

                                            Biaya pinjaman

                                            langsung dibebankan

                                            19 Penurunan Nilai Aset

                                            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                            persediaan Penurunan nilai goodwill

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali

                                            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                            Imbalan jangka panjang lainnya

                                            Pesangon pemutusan kerja

                                            Sama dengan PSAK

                                            kecuali untuk manfaat

                                            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                            21 Pajak Penghasilan

                                            Menggunakan deferred tax concept

                                            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                            Menggunakan tax payable concept

                                            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                            22 Mata Uang Pelaporan

                                            Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                            pencatatan dan pelaporan

                                            Sama dengan PSAK

                                            Mata Uang Pelaporan

                                            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                            mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                            23 Peristiwa setelah akhir

                                            periode pelaporan

                                            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                            Sama dengan PSAK

                                            24 Pengungkapan pihakpihak

                                            yang mempunyai

                                            hubungan istimewa

                                            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                            Pengungkapan

                                            Sama dengan PSAK 7

                                            25 Aktivitas Khusus

                                            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                            bumi

                                            Tidak diatur

                                            Akuntansi pertambangan umum

                                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                            asuransi26 Ketentuan

                                            Transisi Retrospektif atau

                                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                            Sumber wwwiaiglobalorid

                                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                            1 neraca

                                            2 laporan laba rugi

                                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                            4 laporan arus kas dan

                                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                            diharapkan akan diperoleh entitas

                                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                            kewajiban

                                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                            lanjut sebagai berikut

                                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                            kontribusi penanam modal

                                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                            BAB III

                                            METODE PENELITIAN

                                            31 Pendekatan Penelitian

                                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                            dalam penelitiannya

                                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                            32 Unit Analisis

                                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                            33 Sumber Data

                                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                            34 Teknik Pengumpulan Data

                                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                            Supomo 2002153)

                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                            survei yang tertulis

                                            35 Teknik Analisis Data

                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                            orang lain

                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                            dalam analisa data yaitu

                                            1 Reduksi Data

                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                            2 Penyajian Data

                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                            3 Penyimpulan Data

                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                            hipotesis atau teori

                                            DAFTAR PUSTAKA

                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                            • 33 Sumber Data
                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                            • 1 Reduksi Data
                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                            • 2 Penyajian Data
                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                            • 3 Penyimpulan Data

                                              Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

                                              dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

                                              Tabel 13

                                              Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

                                              No

                                              Skala Usaha

                                              Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

                                              Pangsa ()

                                              Jumlah (Unit)

                                              Pangsa ()

                                              Jumlah

                                              1 Usaha Mikro

                                              49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

                                              2 Usaha Kecil (UK)

                                              498565 100 520221 101 21656 434

                                              3 Usaha Menengah (UM)

                                              38282 008 39657 008 1375 359

                                              UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

                                              4 Usaha Besar (UB)

                                              4463 001 4372 001 (91) (204)

                                              Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

                                              Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

                                              Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

                                              kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

                                              2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

                                              Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

                                              berlaku

                                              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

                                              5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

                                              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                              17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                              Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                              PDB Nasional menurut harga berlaku

                                              1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                              berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                              2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                              berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                              Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                              2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                              9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                              Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                              ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                              Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                              perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                              mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                              relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                              diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                              Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                              pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                              pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                              masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                              terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                              pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                              arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                              baru yang tangguh

                                              Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                              UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                              manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                              umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                              finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                              bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                              maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                              Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                              kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                              pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                              pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                              untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                              Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                              terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                              mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                              berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                              karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                              dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                              berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                              PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                              lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                              dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                              kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                              dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                              eksternal

                                              Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                              membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                              dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                              perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                              kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                              dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                              tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                              Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                              agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                              pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                              pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                              sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                              UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                              dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                              dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                              yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                              menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                              kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                              usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                              sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                              Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                              standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                              mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                              karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                              Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                              mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                              perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                              Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                              bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                              tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                              pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                              mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                              dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                              dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                              melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                              Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                              (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                              21 Perumusan Masalah

                                              Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                              penelitian ini adalah sebagai berikut

                                              Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                              pada UMKM

                                              13 Batasan Masalah

                                              Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                              memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                              permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                              Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                              1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                              Malang

                                              2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                              14 Tujuan Penelitian

                                              Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                              1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                              ETAP) pada UMKM

                                              2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                              ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                              15 Kontribusi Penelitian

                                              Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                              adalah sebagai berikut

                                              151 Manfaat Teoretis

                                              Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                              literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                              152 Manfaat Praktis

                                              Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                              sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                              1 Bagi Akademisi

                                              Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                              akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                              standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                              perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                              pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                              2 Bagi UMKM

                                              Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                              3 Bagi Penulis

                                              Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                              masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                              mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                              mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                              153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                              Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                              bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                              sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                              16 Sistematika Penulisan

                                              Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                              penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                              Bab 1 Pendahuluan

                                              Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                              tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                              Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                              Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                              batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                              Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                              Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                              masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                              dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                              Bab 3 Metodologi Penelitian

                                              Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                              menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                              metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                              objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                              sedang diteliti oleh penulis

                                              Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                              Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                              meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                              penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                              mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                              Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                              Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                              dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                              dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                              BAB II

                                              TINJAUAN PUSTAKA

                                              21 Persepsi

                                              211 Pengertian Persepsi

                                              Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                              menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                              untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                              Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                              atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                              obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                              terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                              dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                              kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                              mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                              kepada lingkungan mereka

                                              Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                              proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                              tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                              motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                              hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                              mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                              penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                              terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                              perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                              pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                              sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                              bertindak

                                              Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                              pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                              mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                              Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                              memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                              bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                              berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                              pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                              Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                              terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                              sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                              akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                              buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                              memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                              mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                              saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                              Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                              menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                              bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                              Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                              merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                              menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                              yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                              gambaran yang berarti

                                              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                              Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                              kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                              Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                              yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                              memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                              individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                              dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                              Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                              merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                              1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                              kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                              oleh alat indera manusia

                                              2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                              merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                              indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                              3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                              psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                              stimulus yang diterima reseptor

                                              4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                              yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                              Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                              persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                              1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                              melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                              pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                              2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                              pengorganisasian informasi

                                              3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                              lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                              cakrawala serta pengetahuan individu

                                              Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                              menyertai proses persepsi yaitu

                                              1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                              orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                              2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                              arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                              keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                              informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                              dan diserap

                                              3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                              dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                              Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                              dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                              dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                              eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                              stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                              Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                              memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                              berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                              memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                              1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                              2 Objek atau yang dipersepsikan

                                              3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                              Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                              gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                              orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                              mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                              Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                              mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                              penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                              pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                              (Robbins 2003)

                                              Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                              oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                              atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                              yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                              diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                              Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                              faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                              1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                              2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                              3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                              4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                              Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                              fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                              individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                              yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                              lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                              dalam mempresepsikan sesuatu

                                              Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                              dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                              (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                              214 Aspek-aspek Persepsi

                                              Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                              komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                              (1991) ada tiga yaitu

                                              1 Komponen kognitif

                                              Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                              yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                              akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                              2 Komponen Afektif

                                              Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                              evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                              yang dimilikinya

                                              3 Komponen Konatif

                                              Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                              berhubungan dengan obyek sikapnya

                                              Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                              sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                              1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                              berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                              berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                              2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                              berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                              Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                              merupakan hal yang negatif

                                              3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                              komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                              objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                              menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                              seseorang terhadap objek sikap

                                              Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                              terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                              merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                              sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                              berperilaku

                                              Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                              komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                              merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                              suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                              yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                              obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                              lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                              tersebut

                                              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                              221 Pengertian UMKM

                                              Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                              perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                              asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                              Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                              mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                              menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                              menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                              Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                              adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                              yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                              Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                              Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                              dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                              perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                              bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                              besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                              Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                              Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                              sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                              merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                              menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                              usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                              sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                              UMKM

                                              Tabel 21

                                              Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                              No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                              1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                              2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                              3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                              Sumber wwwdepkopgoid

                                              Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                              (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                              kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                              angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                              sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                              mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                              mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                              selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                              ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                              PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                              kondisi tersebut

                                              Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                              merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                              permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                              usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                              10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                              222 Hambatan UMKM

                                              Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                              berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                              menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                              UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                              bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                              berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                              rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                              Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                              modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                              7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                              Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                              masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                              masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                              1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                              2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                              3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                              cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                              yang dikucurkan kecil

                                              4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                              ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                              memadai

                                              5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                              6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                              manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                              manajerial dan finansial

                                              Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                              (non finansial) adalah

                                              1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                              disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                              teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                              2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                              informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                              karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                              dengan keinginan pasar

                                              3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                              untuk mengembangkan SDM

                                              4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                              ETAP)

                                              231 Intisari SAK ETAP

                                              SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                              standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                              dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                              ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                              mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                              standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                              menyusun laporan keuangan mereka

                                              Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                              sebagai berikut

                                              Bab 1 Ruang Lingkup

                                              Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                              Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                              Bab 4 Neraca

                                              Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                              Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                              Bab 7 Laporan Arus Kas

                                              Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                              Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                              Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                              Bab 11 Persediaan

                                              Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                              Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                              Bab 14 Properti Investasi

                                              Bab 15 Aset Tetap

                                              Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                              Bab 17 Sewa

                                              Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                              Bab 19 Ekuitas

                                              Bab 20 Pendapatan

                                              Bab 21 Biaya Pinjaman

                                              Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                              Bab 23 Imbalan Kerja

                                              Bab 24 Pajak Penghasilan

                                              Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                              Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                              Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                              Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                              Bab 29 Ketentuan Transisi

                                              Bab 30 Tanggal Efektif

                                              Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                              untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                              akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                              Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                              memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                              pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                              efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                              untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                              atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                              Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                              SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                              standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                              merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                              ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                              SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                              per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                              SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                              and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                              keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                              kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                              memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                              tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                              Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                              daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                              BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                              yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                              SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                              Tabel 22

                                              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                              No Elemen PSAK SAK ETAP

                                              1 Penyajian Laporan Keuangan

                                              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                              dalam laporan posisi keuangan

                                              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali informasi yang

                                              disajikan dalam neraca

                                              yang menghilangkan pos

                                              Aset keuangan Properti investasi

                                              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                              Kewajiban berbunga jangka panjang

                                              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                              Kepentingan

                                              nonpengendalian2 Laporan Laba

                                              Rugi Laporan laba rugi

                                              komprehensif Informasi yang disajikan

                                              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                              Laba rugi selama periode Pendapatan

                                              komprehensif lain selama periode

                                              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                              laporan laba rugi

                                              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                              4 Catatan Atas Laporan

                                              Keuangan

                                              Catatan atas laporan keuangan

                                              Struktur Pengungkapan kebijakan

                                              Akuntansi Sumber estimasi

                                              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali pengungkapan

                                              modal

                                              5 Laporan Arus Kas

                                              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali

                                              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                              Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                              6 Laporan keuangan (LK)

                                              konsolidasi dan terpisah

                                              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                              Tidak diatur (Bab 12)

                                              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                              akuntansi

                                              estimasi dan kesalahan

                                              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                              aktivitas normal Operasi yang tidak

                                              dilanjutkan Perubahan estimasi

                                              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                              Akuntansi Penerapan suatu standar

                                              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                              Akuntansi yang lain

                                              penerapan kebijakan akuntansi

                                              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                              Perubahan Estimasi akuntansi

                                              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                              8 Instrumen Keuangan Dasar

                                              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                              Impairment menggunakan incurred loss concept

                                              Derecognition Hedging dan derivatif

                                              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                              Sama dengan PSAK

                                              10 Investasi pada

                                              perusahaan

                                              Ruang lingkup entitas asosiasi

                                              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                              asosiasi dan

                                              entitas anak

                                              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                              PSAK 15)

                                              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                              metode biaya Entitas anak

                                              metode ekuitas

                                              11 Investasi pada

                                              perusahaan asosiasi dan

                                              entitas anak

                                              Jointly controlled operation asset and entity

                                              Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                              PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                              12 Property Investasi

                                              Metode akuntansi

                                              Model nilai wajarModel biaya

                                              Metode akuntansi

                                              model biaya

                                              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                              Pengukuran biaya perolehan

                                              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                              Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali

                                              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                              Tidak perlu review nilai residu

                                              14 Asset Tidak Berwujud

                                              Prinsip umum untuk pengakuan

                                              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                              Penurunan nilai

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                              Menggunakan metode pembelian

                                              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                              Tidak diatur

                                              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                              Klasifikasi bersifat principle based

                                              Laporan keuangan lessee dan

                                              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                              Sama dengan PSAK

                                              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali

                                              1048696 Reorganisasi

                                              1048696 Selisih penilaian

                                              kembali

                                              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                              pendapatan (ED PSAK 23)

                                              Sama dengan PSAK

                                              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                              biaya pinjaman

                                              Biaya pinjaman

                                              langsung dibebankan

                                              19 Penurunan Nilai Aset

                                              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                              persediaan Penurunan nilai goodwill

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali

                                              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                              Imbalan jangka panjang lainnya

                                              Pesangon pemutusan kerja

                                              Sama dengan PSAK

                                              kecuali untuk manfaat

                                              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                              21 Pajak Penghasilan

                                              Menggunakan deferred tax concept

                                              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                              Menggunakan tax payable concept

                                              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                              22 Mata Uang Pelaporan

                                              Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                              pencatatan dan pelaporan

                                              Sama dengan PSAK

                                              Mata Uang Pelaporan

                                              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                              mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                              23 Peristiwa setelah akhir

                                              periode pelaporan

                                              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                              Sama dengan PSAK

                                              24 Pengungkapan pihakpihak

                                              yang mempunyai

                                              hubungan istimewa

                                              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                              Pengungkapan

                                              Sama dengan PSAK 7

                                              25 Aktivitas Khusus

                                              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                              bumi

                                              Tidak diatur

                                              Akuntansi pertambangan umum

                                              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                              asuransi26 Ketentuan

                                              Transisi Retrospektif atau

                                              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                              Sumber wwwiaiglobalorid

                                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                              menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                              1 neraca

                                              2 laporan laba rugi

                                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                              4 laporan arus kas dan

                                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                              diharapkan akan diperoleh entitas

                                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                              kewajiban

                                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                              lanjut sebagai berikut

                                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                              kontribusi penanam modal

                                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                              BAB III

                                              METODE PENELITIAN

                                              31 Pendekatan Penelitian

                                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                              dalam penelitiannya

                                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                              32 Unit Analisis

                                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                              33 Sumber Data

                                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                              34 Teknik Pengumpulan Data

                                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                              Supomo 2002153)

                                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                              survei yang tertulis

                                              35 Teknik Analisis Data

                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                              orang lain

                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                              dalam analisa data yaitu

                                              1 Reduksi Data

                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                              2 Penyajian Data

                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                              3 Penyimpulan Data

                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                              hipotesis atau teori

                                              DAFTAR PUSTAKA

                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                              • 33 Sumber Data
                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                              • 1 Reduksi Data
                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                              • 2 Penyajian Data
                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

                                                17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

                                                Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

                                                PDB Nasional menurut harga berlaku

                                                1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                                berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

                                                2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

                                                berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

                                                Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

                                                2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

                                                9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

                                                Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

                                                ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

                                                Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

                                                perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

                                                mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

                                                relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

                                                diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

                                                Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

                                                pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

                                                pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

                                                masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

                                                terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

                                                pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                                arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                                baru yang tangguh

                                                Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                                UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                                manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                                umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                                finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                                bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                                maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                                Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                                kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                                pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                                pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                                untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                                Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                                terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                                mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                                berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                                karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                                dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                                berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                                PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                                lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                                dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                                kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                                dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                                eksternal

                                                Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                                membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                                dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                                perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                                kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                                dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                                tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                                agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                                pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                                pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                                sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                                UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                                dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                                dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                                yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                                menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                                kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                                usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                                sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                                Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                                standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                                mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                                karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                                Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                                mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                                perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                                Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                                bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                                tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                                pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                                mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                                dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                                dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                                melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                                Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                                21 Perumusan Masalah

                                                Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                                penelitian ini adalah sebagai berikut

                                                Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                pada UMKM

                                                13 Batasan Masalah

                                                Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                                memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                                permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                                Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                                1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                                Malang

                                                2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                                14 Tujuan Penelitian

                                                Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                                1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                ETAP) pada UMKM

                                                2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                15 Kontribusi Penelitian

                                                Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                adalah sebagai berikut

                                                151 Manfaat Teoretis

                                                Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                152 Manfaat Praktis

                                                Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                1 Bagi Akademisi

                                                Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                2 Bagi UMKM

                                                Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                3 Bagi Penulis

                                                Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                16 Sistematika Penulisan

                                                Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                Bab 1 Pendahuluan

                                                Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                sedang diteliti oleh penulis

                                                Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                BAB II

                                                TINJAUAN PUSTAKA

                                                21 Persepsi

                                                211 Pengertian Persepsi

                                                Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                kepada lingkungan mereka

                                                Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                bertindak

                                                Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                gambaran yang berarti

                                                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                oleh alat indera manusia

                                                2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                stimulus yang diterima reseptor

                                                4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                pengorganisasian informasi

                                                3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                cakrawala serta pengetahuan individu

                                                Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                menyertai proses persepsi yaitu

                                                1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                dan diserap

                                                3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                (Robbins 2003)

                                                Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                dalam mempresepsikan sesuatu

                                                Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                214 Aspek-aspek Persepsi

                                                Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                (1991) ada tiga yaitu

                                                1 Komponen kognitif

                                                Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                2 Komponen Afektif

                                                Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                yang dimilikinya

                                                3 Komponen Konatif

                                                Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                merupakan hal yang negatif

                                                3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                seseorang terhadap objek sikap

                                                Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                berperilaku

                                                Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                tersebut

                                                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                221 Pengertian UMKM

                                                Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                UMKM

                                                Tabel 21

                                                Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                Sumber wwwdepkopgoid

                                                Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                kondisi tersebut

                                                Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                222 Hambatan UMKM

                                                Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                yang dikucurkan kecil

                                                4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                memadai

                                                5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                manajerial dan finansial

                                                Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                (non finansial) adalah

                                                1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                dengan keinginan pasar

                                                3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                untuk mengembangkan SDM

                                                4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                ETAP)

                                                231 Intisari SAK ETAP

                                                SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                menyusun laporan keuangan mereka

                                                Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                sebagai berikut

                                                Bab 1 Ruang Lingkup

                                                Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                Bab 4 Neraca

                                                Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                Bab 11 Persediaan

                                                Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                Bab 14 Properti Investasi

                                                Bab 15 Aset Tetap

                                                Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                Bab 17 Sewa

                                                Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                Bab 19 Ekuitas

                                                Bab 20 Pendapatan

                                                Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                Bab 23 Imbalan Kerja

                                                Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                Bab 30 Tanggal Efektif

                                                Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                Tabel 22

                                                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                dalam laporan posisi keuangan

                                                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali informasi yang

                                                disajikan dalam neraca

                                                yang menghilangkan pos

                                                Aset keuangan Properti investasi

                                                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                Kepentingan

                                                nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                Rugi Laporan laba rugi

                                                komprehensif Informasi yang disajikan

                                                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                komprehensif lain selama periode

                                                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                laporan laba rugi

                                                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                4 Catatan Atas Laporan

                                                Keuangan

                                                Catatan atas laporan keuangan

                                                Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                Akuntansi Sumber estimasi

                                                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali pengungkapan

                                                modal

                                                5 Laporan Arus Kas

                                                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali

                                                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                6 Laporan keuangan (LK)

                                                konsolidasi dan terpisah

                                                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                Tidak diatur (Bab 12)

                                                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                akuntansi

                                                estimasi dan kesalahan

                                                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                Akuntansi yang lain

                                                penerapan kebijakan akuntansi

                                                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                Perubahan Estimasi akuntansi

                                                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                Derecognition Hedging dan derivatif

                                                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                Sama dengan PSAK

                                                10 Investasi pada

                                                perusahaan

                                                Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                asosiasi dan

                                                entitas anak

                                                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                PSAK 15)

                                                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                metode biaya Entitas anak

                                                metode ekuitas

                                                11 Investasi pada

                                                perusahaan asosiasi dan

                                                entitas anak

                                                Jointly controlled operation asset and entity

                                                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                12 Property Investasi

                                                Metode akuntansi

                                                Model nilai wajarModel biaya

                                                Metode akuntansi

                                                model biaya

                                                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                Pengukuran biaya perolehan

                                                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali

                                                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                Tidak perlu review nilai residu

                                                14 Asset Tidak Berwujud

                                                Prinsip umum untuk pengakuan

                                                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                Penurunan nilai

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                Menggunakan metode pembelian

                                                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                Tidak diatur

                                                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                Klasifikasi bersifat principle based

                                                Laporan keuangan lessee dan

                                                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                Sama dengan PSAK

                                                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali

                                                1048696 Reorganisasi

                                                1048696 Selisih penilaian

                                                kembali

                                                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                pendapatan (ED PSAK 23)

                                                Sama dengan PSAK

                                                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                biaya pinjaman

                                                Biaya pinjaman

                                                langsung dibebankan

                                                19 Penurunan Nilai Aset

                                                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali

                                                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                Imbalan jangka panjang lainnya

                                                Pesangon pemutusan kerja

                                                Sama dengan PSAK

                                                kecuali untuk manfaat

                                                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                21 Pajak Penghasilan

                                                Menggunakan deferred tax concept

                                                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                Menggunakan tax payable concept

                                                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                22 Mata Uang Pelaporan

                                                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                pencatatan dan pelaporan

                                                Sama dengan PSAK

                                                Mata Uang Pelaporan

                                                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                23 Peristiwa setelah akhir

                                                periode pelaporan

                                                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                Sama dengan PSAK

                                                24 Pengungkapan pihakpihak

                                                yang mempunyai

                                                hubungan istimewa

                                                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                Pengungkapan

                                                Sama dengan PSAK 7

                                                25 Aktivitas Khusus

                                                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                bumi

                                                Tidak diatur

                                                Akuntansi pertambangan umum

                                                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                asuransi26 Ketentuan

                                                Transisi Retrospektif atau

                                                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                Sumber wwwiaiglobalorid

                                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                1 neraca

                                                2 laporan laba rugi

                                                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                4 laporan arus kas dan

                                                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                kewajiban

                                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                lanjut sebagai berikut

                                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                kontribusi penanam modal

                                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                BAB III

                                                METODE PENELITIAN

                                                31 Pendekatan Penelitian

                                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                dalam penelitiannya

                                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                32 Unit Analisis

                                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                33 Sumber Data

                                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                Supomo 2002153)

                                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                survei yang tertulis

                                                35 Teknik Analisis Data

                                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                orang lain

                                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                dalam analisa data yaitu

                                                1 Reduksi Data

                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                2 Penyajian Data

                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                3 Penyimpulan Data

                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                hipotesis atau teori

                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                • 33 Sumber Data
                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                • 1 Reduksi Data
                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                • 2 Penyajian Data
                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                  pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

                                                  arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

                                                  baru yang tangguh

                                                  Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

                                                  UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

                                                  manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

                                                  umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

                                                  finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

                                                  bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

                                                  maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

                                                  Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

                                                  kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

                                                  pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

                                                  pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

                                                  untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

                                                  Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

                                                  terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

                                                  mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

                                                  berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

                                                  karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

                                                  dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

                                                  berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

                                                  PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                                  lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                                  dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                                  kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                                  dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                                  eksternal

                                                  Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                                  membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                                  dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                                  perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                                  kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                                  dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                                  tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                  Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                                  agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                                  pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                                  pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                                  sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                                  UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                                  dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                                  dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                                  yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                                  menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                                  kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                                  usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                                  sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                                  Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                                  standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                                  mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                                  karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                                  Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                                  mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                                  perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                                  Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                                  bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                                  tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                                  pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                                  mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                                  dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                                  dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                                  melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                                  Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                  (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                                  21 Perumusan Masalah

                                                  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                                  penelitian ini adalah sebagai berikut

                                                  Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                  pada UMKM

                                                  13 Batasan Masalah

                                                  Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                                  memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                                  permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                                  Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                                  1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                                  Malang

                                                  2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                                  14 Tujuan Penelitian

                                                  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                                  1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                  ETAP) pada UMKM

                                                  2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                  ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                  15 Kontribusi Penelitian

                                                  Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                  adalah sebagai berikut

                                                  151 Manfaat Teoretis

                                                  Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                  literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                  152 Manfaat Praktis

                                                  Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                  sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                  1 Bagi Akademisi

                                                  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                  akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                  standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                  perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                  pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                  2 Bagi UMKM

                                                  Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                  3 Bagi Penulis

                                                  Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                  masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                  mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                  mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                  153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                  Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                  bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                  sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                  16 Sistematika Penulisan

                                                  Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                  penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                  Bab 1 Pendahuluan

                                                  Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                  tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                  Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                  Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                  batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                  Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                  Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                  masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                  dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                  Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                  Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                  Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                  menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                  metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                  objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                  sedang diteliti oleh penulis

                                                  Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                  Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                  meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                  penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                  mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                  Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                  Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                  dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                  dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                  BAB II

                                                  TINJAUAN PUSTAKA

                                                  21 Persepsi

                                                  211 Pengertian Persepsi

                                                  Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                  menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                  untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                  Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                  atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                  obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                  terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                  dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                  kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                  mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                  kepada lingkungan mereka

                                                  Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                  proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                  tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                  motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                  hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                  mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                  penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                  terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                  perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                  pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                  sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                  bertindak

                                                  Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                  pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                  mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                  Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                  memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                  bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                  berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                  pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                  Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                  terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                  sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                  akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                  buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                  memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                  mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                  saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                  Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                  menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                  bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                  Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                  merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                  menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                  yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                  gambaran yang berarti

                                                  212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                  Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                  kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                  Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                  yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                  memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                  individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                  dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                  Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                  merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                  1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                  kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                  oleh alat indera manusia

                                                  2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                  merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                  indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                  3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                  psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                  stimulus yang diterima reseptor

                                                  4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                  yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                  Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                  persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                  1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                  melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                  pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                  2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                  pengorganisasian informasi

                                                  3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                  lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                  cakrawala serta pengetahuan individu

                                                  Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                  menyertai proses persepsi yaitu

                                                  1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                  orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                  2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                  arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                  keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                  informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                  dan diserap

                                                  3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                  dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                  213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                  Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                  dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                  dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                  eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                  stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                  Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                  memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                  berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                  memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                  1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                  2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                  3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                  Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                  gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                  orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                  mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                  Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                  mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                  penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                  pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                  (Robbins 2003)

                                                  Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                  oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                  atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                  yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                  diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                  Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                  faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                  1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                  2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                  3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                  4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                  Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                  fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                  individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                  yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                  lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                  dalam mempresepsikan sesuatu

                                                  Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                  dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                  (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                  214 Aspek-aspek Persepsi

                                                  Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                  komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                  (1991) ada tiga yaitu

                                                  1 Komponen kognitif

                                                  Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                  yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                  akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                  2 Komponen Afektif

                                                  Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                  evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                  yang dimilikinya

                                                  3 Komponen Konatif

                                                  Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                  berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                  Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                  sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                  1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                  berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                  berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                  2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                  berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                  Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                  merupakan hal yang negatif

                                                  3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                  komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                  objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                  menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                  seseorang terhadap objek sikap

                                                  Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                  terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                  merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                  sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                  berperilaku

                                                  Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                  komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                  merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                  suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                  yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                  obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                  lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                  tersebut

                                                  22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                  221 Pengertian UMKM

                                                  Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                  perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                  asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                  Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                  mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                  menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                  menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                  Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                  adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                  yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                  Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                  dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                  perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                  bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                  besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                  Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                  Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                  sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                  merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                  menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                  usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                  sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                  UMKM

                                                  Tabel 21

                                                  Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                  No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                  1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                  2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                  3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                  Sumber wwwdepkopgoid

                                                  Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                  (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                  kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                  angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                  sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                  mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                  selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                  ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                  PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                  kondisi tersebut

                                                  Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                  merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                  permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                  usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                  10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                  222 Hambatan UMKM

                                                  Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                  berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                  menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                  UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                  bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                  berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                  rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                  Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                  modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                  7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                  Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                  masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                  masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                  1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                  2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                  3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                  cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                  yang dikucurkan kecil

                                                  4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                  ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                  memadai

                                                  5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                  6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                  manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                  manajerial dan finansial

                                                  Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                  (non finansial) adalah

                                                  1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                  teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                  2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                  informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                  karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                  dengan keinginan pasar

                                                  3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                  untuk mengembangkan SDM

                                                  4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                  ETAP)

                                                  231 Intisari SAK ETAP

                                                  SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                  standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                  dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                  ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                  mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                  standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                  menyusun laporan keuangan mereka

                                                  Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                  sebagai berikut

                                                  Bab 1 Ruang Lingkup

                                                  Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                  Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                  Bab 4 Neraca

                                                  Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                  Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                  Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                  Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                  Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                  Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                  Bab 11 Persediaan

                                                  Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                  Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                  Bab 14 Properti Investasi

                                                  Bab 15 Aset Tetap

                                                  Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                  Bab 17 Sewa

                                                  Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                  Bab 19 Ekuitas

                                                  Bab 20 Pendapatan

                                                  Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                  Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                  Bab 23 Imbalan Kerja

                                                  Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                  Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                  Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                  Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                  Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                  Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                  Bab 30 Tanggal Efektif

                                                  Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                  untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                  akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                  Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                  memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                  pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                  efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                  untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                  atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                  Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                  SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                  standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                  merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                  ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                  SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                  per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                  SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                  and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                  keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                  kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                  memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                  tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                  Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                  daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                  BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                  yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                  SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                  tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                  Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                  untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                  2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                  harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                  PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                  Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                  menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                  persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                  tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                  Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                  SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                  publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                  berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                  ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                  ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                  persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                  dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                  232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                  Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                  yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                  sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                  diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                  Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                  entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                  akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                  terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                  2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                  untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                  penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                  SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                  Tabel 22

                                                  Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                  No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                  1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                  Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                  dalam laporan posisi keuangan

                                                  Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                  Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                  dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                  (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali informasi yang

                                                  disajikan dalam neraca

                                                  yang menghilangkan pos

                                                  Aset keuangan Properti investasi

                                                  yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                  Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                  Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                  Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                  Kepentingan

                                                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                  Rugi Laporan laba rugi

                                                  komprehensif Informasi yang disajikan

                                                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                  komprehensif lain selama periode

                                                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                  laporan laba rugi

                                                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                  4 Catatan Atas Laporan

                                                  Keuangan

                                                  Catatan atas laporan keuangan

                                                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                  Akuntansi Sumber estimasi

                                                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali pengungkapan

                                                  modal

                                                  5 Laporan Arus Kas

                                                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali

                                                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                  6 Laporan keuangan (LK)

                                                  konsolidasi dan terpisah

                                                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                  Tidak diatur (Bab 12)

                                                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                  akuntansi

                                                  estimasi dan kesalahan

                                                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                  Akuntansi yang lain

                                                  penerapan kebijakan akuntansi

                                                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                  Perubahan Estimasi akuntansi

                                                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                  Derecognition Hedging dan derivatif

                                                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  10 Investasi pada

                                                  perusahaan

                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                  asosiasi dan

                                                  entitas anak

                                                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                  PSAK 15)

                                                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                  metode biaya Entitas anak

                                                  metode ekuitas

                                                  11 Investasi pada

                                                  perusahaan asosiasi dan

                                                  entitas anak

                                                  Jointly controlled operation asset and entity

                                                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                  12 Property Investasi

                                                  Metode akuntansi

                                                  Model nilai wajarModel biaya

                                                  Metode akuntansi

                                                  model biaya

                                                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                  Pengukuran biaya perolehan

                                                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali

                                                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                  Tidak perlu review nilai residu

                                                  14 Asset Tidak Berwujud

                                                  Prinsip umum untuk pengakuan

                                                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                  Penurunan nilai

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                  Menggunakan metode pembelian

                                                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                  Tidak diatur

                                                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                  Klasifikasi bersifat principle based

                                                  Laporan keuangan lessee dan

                                                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali

                                                  1048696 Reorganisasi

                                                  1048696 Selisih penilaian

                                                  kembali

                                                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                  pendapatan (ED PSAK 23)

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                  biaya pinjaman

                                                  Biaya pinjaman

                                                  langsung dibebankan

                                                  19 Penurunan Nilai Aset

                                                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali

                                                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                  Imbalan jangka panjang lainnya

                                                  Pesangon pemutusan kerja

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  kecuali untuk manfaat

                                                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                  21 Pajak Penghasilan

                                                  Menggunakan deferred tax concept

                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                  Menggunakan tax payable concept

                                                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                  22 Mata Uang Pelaporan

                                                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                  pencatatan dan pelaporan

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  Mata Uang Pelaporan

                                                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                  23 Peristiwa setelah akhir

                                                  periode pelaporan

                                                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                  Sama dengan PSAK

                                                  24 Pengungkapan pihakpihak

                                                  yang mempunyai

                                                  hubungan istimewa

                                                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                  Pengungkapan

                                                  Sama dengan PSAK 7

                                                  25 Aktivitas Khusus

                                                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                  bumi

                                                  Tidak diatur

                                                  Akuntansi pertambangan umum

                                                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                  asuransi26 Ketentuan

                                                  Transisi Retrospektif atau

                                                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                  Sumber wwwiaiglobalorid

                                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                  1 neraca

                                                  2 laporan laba rugi

                                                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                  4 laporan arus kas dan

                                                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                  diharapkan akan diperoleh entitas

                                                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                  kewajiban

                                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                  lanjut sebagai berikut

                                                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                  kontribusi penanam modal

                                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                  BAB III

                                                  METODE PENELITIAN

                                                  31 Pendekatan Penelitian

                                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                  dalam penelitiannya

                                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                  32 Unit Analisis

                                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                  33 Sumber Data

                                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                  Supomo 2002153)

                                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                  survei yang tertulis

                                                  35 Teknik Analisis Data

                                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                  orang lain

                                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                  dalam analisa data yaitu

                                                  1 Reduksi Data

                                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                  2 Penyajian Data

                                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                                  3 Penyimpulan Data

                                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                  hipotesis atau teori

                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                  • 33 Sumber Data
                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                  • 1 Reduksi Data
                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                  • 2 Penyajian Data
                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                    PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

                                                    lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

                                                    dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

                                                    kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

                                                    dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

                                                    eksternal

                                                    Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

                                                    membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

                                                    dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

                                                    perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

                                                    kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

                                                    dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

                                                    tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                    Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

                                                    agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

                                                    pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

                                                    pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

                                                    sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

                                                    UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

                                                    dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

                                                    dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

                                                    yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

                                                    menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                                    kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                                    usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                                    sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                                    Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                                    standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                                    mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                                    karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                                    Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                                    mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                                    perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                                    Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                                    bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                                    tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                                    pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                                    mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                                    dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                                    dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                                    melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                                    Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                    (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                                    21 Perumusan Masalah

                                                    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                                    penelitian ini adalah sebagai berikut

                                                    Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                    pada UMKM

                                                    13 Batasan Masalah

                                                    Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                                    memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                                    permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                                    Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                                    1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                                    Malang

                                                    2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                                    14 Tujuan Penelitian

                                                    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                                    1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                    ETAP) pada UMKM

                                                    2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                    ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                    15 Kontribusi Penelitian

                                                    Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                    adalah sebagai berikut

                                                    151 Manfaat Teoretis

                                                    Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                    literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                    152 Manfaat Praktis

                                                    Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                    sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                    1 Bagi Akademisi

                                                    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                    akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                    standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                    perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                    pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                    2 Bagi UMKM

                                                    Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                    3 Bagi Penulis

                                                    Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                    masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                    mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                    mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                    153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                    Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                    bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                    sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                    16 Sistematika Penulisan

                                                    Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                    penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                    Bab 1 Pendahuluan

                                                    Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                    tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                    Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                    batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                    Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                    Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                    masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                    dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                    Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                    Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                    Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                    menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                    metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                    objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                    sedang diteliti oleh penulis

                                                    Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                    Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                    meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                    penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                    mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                    Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                    Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                    dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                    dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                    BAB II

                                                    TINJAUAN PUSTAKA

                                                    21 Persepsi

                                                    211 Pengertian Persepsi

                                                    Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                    menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                    untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                    Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                    atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                    obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                    terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                    dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                    kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                    mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                    kepada lingkungan mereka

                                                    Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                    proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                    tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                    motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                    hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                    mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                    penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                    terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                    perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                    pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                    sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                    bertindak

                                                    Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                    pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                    mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                    Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                    memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                    bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                    berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                    pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                    Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                    terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                    sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                    akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                    buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                    memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                    mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                    saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                    Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                    menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                    bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                    Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                    merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                    gambaran yang berarti

                                                    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                    Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                    kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                    Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                    yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                    memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                    individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                    dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                    Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                    merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                    1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                    kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                    oleh alat indera manusia

                                                    2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                    indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                    3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                    psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                    stimulus yang diterima reseptor

                                                    4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                    yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                    persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                    1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                    melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                    2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                    pengorganisasian informasi

                                                    3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                    cakrawala serta pengetahuan individu

                                                    Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                    menyertai proses persepsi yaitu

                                                    1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                    2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                    informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                    dan diserap

                                                    3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                    Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                    dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                    dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                    eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                    stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                    Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                    memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                    berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                    memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                    1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                    2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                    3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                    gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                    orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                    mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                    (Robbins 2003)

                                                    Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                    oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                    atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                    yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                    diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                    Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                    faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                    1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                    2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                    3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                    4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                    individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                    yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                    lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                    dalam mempresepsikan sesuatu

                                                    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                    (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                    214 Aspek-aspek Persepsi

                                                    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                    komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                    (1991) ada tiga yaitu

                                                    1 Komponen kognitif

                                                    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                    yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                    2 Komponen Afektif

                                                    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                    yang dimilikinya

                                                    3 Komponen Konatif

                                                    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                    berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                    Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                    sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                    1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                    berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                    2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                    Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                    merupakan hal yang negatif

                                                    3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                    objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                    seseorang terhadap objek sikap

                                                    Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                    terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                    merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                    sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                    berperilaku

                                                    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                    komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                    yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                    obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                    lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                    tersebut

                                                    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                    221 Pengertian UMKM

                                                    Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                    perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                    asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                    Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                    mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                    menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                    menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                    Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                    adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                    yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                    Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                    perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                    besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                    Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                    Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                    sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                    UMKM

                                                    Tabel 21

                                                    Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                    No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                    1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                    2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                    3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                    Sumber wwwdepkopgoid

                                                    Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                    (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                    kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                    angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                    sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                    mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                    mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                    selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                    ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                    PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                    kondisi tersebut

                                                    Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                    merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                    permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                    usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                    10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                    222 Hambatan UMKM

                                                    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                    yang dikucurkan kecil

                                                    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                    memadai

                                                    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                    manajerial dan finansial

                                                    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                    (non finansial) adalah

                                                    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                    dengan keinginan pasar

                                                    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                    untuk mengembangkan SDM

                                                    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                    ETAP)

                                                    231 Intisari SAK ETAP

                                                    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                    menyusun laporan keuangan mereka

                                                    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                    sebagai berikut

                                                    Bab 1 Ruang Lingkup

                                                    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                    Bab 4 Neraca

                                                    Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                    Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                    Bab 11 Persediaan

                                                    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                    Bab 14 Properti Investasi

                                                    Bab 15 Aset Tetap

                                                    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                    Bab 17 Sewa

                                                    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                    Bab 19 Ekuitas

                                                    Bab 20 Pendapatan

                                                    Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                    Bab 23 Imbalan Kerja

                                                    Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                    Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                    Bab 30 Tanggal Efektif

                                                    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                    Tabel 22

                                                    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                    No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                    1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                    dalam laporan posisi keuangan

                                                    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali informasi yang

                                                    disajikan dalam neraca

                                                    yang menghilangkan pos

                                                    Aset keuangan Properti investasi

                                                    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                    Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                    Kepentingan

                                                    nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                    Rugi Laporan laba rugi

                                                    komprehensif Informasi yang disajikan

                                                    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                    Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                    komprehensif lain selama periode

                                                    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                    laporan laba rugi

                                                    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                    4 Catatan Atas Laporan

                                                    Keuangan

                                                    Catatan atas laporan keuangan

                                                    Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                    Akuntansi Sumber estimasi

                                                    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali pengungkapan

                                                    modal

                                                    5 Laporan Arus Kas

                                                    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali

                                                    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                    Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                    6 Laporan keuangan (LK)

                                                    konsolidasi dan terpisah

                                                    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                    Tidak diatur (Bab 12)

                                                    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                    akuntansi

                                                    estimasi dan kesalahan

                                                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                    Akuntansi yang lain

                                                    penerapan kebijakan akuntansi

                                                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                    Perubahan Estimasi akuntansi

                                                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                    Derecognition Hedging dan derivatif

                                                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    10 Investasi pada

                                                    perusahaan

                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                    asosiasi dan

                                                    entitas anak

                                                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                    PSAK 15)

                                                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                    metode biaya Entitas anak

                                                    metode ekuitas

                                                    11 Investasi pada

                                                    perusahaan asosiasi dan

                                                    entitas anak

                                                    Jointly controlled operation asset and entity

                                                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                    12 Property Investasi

                                                    Metode akuntansi

                                                    Model nilai wajarModel biaya

                                                    Metode akuntansi

                                                    model biaya

                                                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                    Pengukuran biaya perolehan

                                                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali

                                                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                    Tidak perlu review nilai residu

                                                    14 Asset Tidak Berwujud

                                                    Prinsip umum untuk pengakuan

                                                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                    Penurunan nilai

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                    Menggunakan metode pembelian

                                                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                    Tidak diatur

                                                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                    Klasifikasi bersifat principle based

                                                    Laporan keuangan lessee dan

                                                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali

                                                    1048696 Reorganisasi

                                                    1048696 Selisih penilaian

                                                    kembali

                                                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                    pendapatan (ED PSAK 23)

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                    biaya pinjaman

                                                    Biaya pinjaman

                                                    langsung dibebankan

                                                    19 Penurunan Nilai Aset

                                                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali

                                                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                    Imbalan jangka panjang lainnya

                                                    Pesangon pemutusan kerja

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    kecuali untuk manfaat

                                                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                    21 Pajak Penghasilan

                                                    Menggunakan deferred tax concept

                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                    Menggunakan tax payable concept

                                                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                    22 Mata Uang Pelaporan

                                                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                    pencatatan dan pelaporan

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    Mata Uang Pelaporan

                                                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                    23 Peristiwa setelah akhir

                                                    periode pelaporan

                                                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                    Sama dengan PSAK

                                                    24 Pengungkapan pihakpihak

                                                    yang mempunyai

                                                    hubungan istimewa

                                                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                    Pengungkapan

                                                    Sama dengan PSAK 7

                                                    25 Aktivitas Khusus

                                                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                    bumi

                                                    Tidak diatur

                                                    Akuntansi pertambangan umum

                                                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                    asuransi26 Ketentuan

                                                    Transisi Retrospektif atau

                                                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                    Sumber wwwiaiglobalorid

                                                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                    1 neraca

                                                    2 laporan laba rugi

                                                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                    4 laporan arus kas dan

                                                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                    diharapkan akan diperoleh entitas

                                                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                    kewajiban

                                                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                    lanjut sebagai berikut

                                                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                    kontribusi penanam modal

                                                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                    BAB III

                                                    METODE PENELITIAN

                                                    31 Pendekatan Penelitian

                                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                    dalam penelitiannya

                                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                    32 Unit Analisis

                                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                    33 Sumber Data

                                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                    Supomo 2002153)

                                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                    survei yang tertulis

                                                    35 Teknik Analisis Data

                                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                    orang lain

                                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                    dalam analisa data yaitu

                                                    1 Reduksi Data

                                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                    2 Penyajian Data

                                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                                    3 Penyimpulan Data

                                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                    hipotesis atau teori

                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                    • 33 Sumber Data
                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                    • 1 Reduksi Data
                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                    • 2 Penyajian Data
                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                      menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

                                                      kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

                                                      usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

                                                      sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

                                                      Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

                                                      standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

                                                      mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

                                                      karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

                                                      Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

                                                      mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

                                                      perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

                                                      Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

                                                      bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

                                                      tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

                                                      pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

                                                      mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

                                                      dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

                                                      dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

                                                      melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

                                                      Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                      (SAK ETAP) pada UMKMrdquo

                                                      21 Perumusan Masalah

                                                      Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                                      penelitian ini adalah sebagai berikut

                                                      Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                      pada UMKM

                                                      13 Batasan Masalah

                                                      Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                                      memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                                      permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                                      Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                                      1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                                      Malang

                                                      2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                                      14 Tujuan Penelitian

                                                      Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                                      1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                      ETAP) pada UMKM

                                                      2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                      ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                      15 Kontribusi Penelitian

                                                      Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                      adalah sebagai berikut

                                                      151 Manfaat Teoretis

                                                      Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                      literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                      152 Manfaat Praktis

                                                      Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                      sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                      1 Bagi Akademisi

                                                      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                      akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                      standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                      perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                      pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                      2 Bagi UMKM

                                                      Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                      3 Bagi Penulis

                                                      Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                      masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                      mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                      mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                      153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                      Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                      bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                      sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                      16 Sistematika Penulisan

                                                      Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                      penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                      Bab 1 Pendahuluan

                                                      Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                      tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                      Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                      Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                      batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                      Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                      Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                      masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                      dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                      Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                      Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                      Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                      menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                      metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                      objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                      sedang diteliti oleh penulis

                                                      Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                      Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                      meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                      penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                      mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                      Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                      Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                      dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                      dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                      BAB II

                                                      TINJAUAN PUSTAKA

                                                      21 Persepsi

                                                      211 Pengertian Persepsi

                                                      Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                      menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                      untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                      Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                      atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                      obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                      terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                      dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                      kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                      mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                      kepada lingkungan mereka

                                                      Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                      proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                      tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                      motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                      hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                      mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                      penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                      terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                      perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                      pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                      sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                      bertindak

                                                      Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                      pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                      mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                      Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                      memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                      bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                      berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                      pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                      Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                      terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                      sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                      akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                      buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                      memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                      mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                      saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                      Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                      menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                      bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                      Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                      merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                      menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                      yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                      gambaran yang berarti

                                                      212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                      Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                      kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                      Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                      yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                      memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                      individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                      dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                      Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                      merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                      1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                      kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                      oleh alat indera manusia

                                                      2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                      merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                      indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                      3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                      psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                      stimulus yang diterima reseptor

                                                      4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                      yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                      Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                      persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                      1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                      melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                      pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                      2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                      pengorganisasian informasi

                                                      3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                      lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                      cakrawala serta pengetahuan individu

                                                      Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                      menyertai proses persepsi yaitu

                                                      1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                      orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                      2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                      arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                      keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                      informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                      dan diserap

                                                      3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                      dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                      Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                      dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                      dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                      eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                      stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                      Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                      memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                      berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                      memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                      1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                      2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                      3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                      Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                      gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                      orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                      mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                      Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                      mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                      penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                      pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                      (Robbins 2003)

                                                      Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                      oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                      atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                      yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                      diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                      Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                      faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                      1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                      2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                      3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                      4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                      Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                      fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                      individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                      yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                      lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                      dalam mempresepsikan sesuatu

                                                      Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                      dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                      (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                      214 Aspek-aspek Persepsi

                                                      Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                      komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                      (1991) ada tiga yaitu

                                                      1 Komponen kognitif

                                                      Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                      yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                      akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                      2 Komponen Afektif

                                                      Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                      evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                      yang dimilikinya

                                                      3 Komponen Konatif

                                                      Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                      berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                      Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                      sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                      1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                      berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                      berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                      2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                      berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                      Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                      merupakan hal yang negatif

                                                      3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                      komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                      objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                      menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                      seseorang terhadap objek sikap

                                                      Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                      terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                      merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                      sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                      berperilaku

                                                      Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                      komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                      merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                      suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                      yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                      obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                      lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                      tersebut

                                                      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                      221 Pengertian UMKM

                                                      Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                      perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                      asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                      Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                      mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                      menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                      menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                      Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                      adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                      yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                      Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                      Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                      dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                      perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                      bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                      besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                      Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                      Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                      sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                      merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                      menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                      usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                      sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                      UMKM

                                                      Tabel 21

                                                      Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                      No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                      1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                      2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                      3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                      Sumber wwwdepkopgoid

                                                      Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                      (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                      kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                      angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                      sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                      mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                      mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                      selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                      ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                      PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                      kondisi tersebut

                                                      Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                      merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                      permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                      usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                      10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                      222 Hambatan UMKM

                                                      Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                      berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                      menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                      UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                      bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                      berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                      rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                      Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                      modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                      7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                      Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                      masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                      masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                      1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                      2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                      3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                      cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                      yang dikucurkan kecil

                                                      4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                      ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                      memadai

                                                      5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                      manajerial dan finansial

                                                      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                      (non finansial) adalah

                                                      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                      dengan keinginan pasar

                                                      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                      untuk mengembangkan SDM

                                                      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                      ETAP)

                                                      231 Intisari SAK ETAP

                                                      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                      menyusun laporan keuangan mereka

                                                      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                      sebagai berikut

                                                      Bab 1 Ruang Lingkup

                                                      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                      Bab 4 Neraca

                                                      Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                      Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                      Bab 11 Persediaan

                                                      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                      Bab 14 Properti Investasi

                                                      Bab 15 Aset Tetap

                                                      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                      Bab 17 Sewa

                                                      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                      Bab 19 Ekuitas

                                                      Bab 20 Pendapatan

                                                      Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                      Bab 23 Imbalan Kerja

                                                      Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                      Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                      Bab 30 Tanggal Efektif

                                                      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                      Tabel 22

                                                      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                      No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                      1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                      dalam laporan posisi keuangan

                                                      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali informasi yang

                                                      disajikan dalam neraca

                                                      yang menghilangkan pos

                                                      Aset keuangan Properti investasi

                                                      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                      Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                      Kepentingan

                                                      nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                      Rugi Laporan laba rugi

                                                      komprehensif Informasi yang disajikan

                                                      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                      Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                      komprehensif lain selama periode

                                                      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                      laporan laba rugi

                                                      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                      4 Catatan Atas Laporan

                                                      Keuangan

                                                      Catatan atas laporan keuangan

                                                      Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                      Akuntansi Sumber estimasi

                                                      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali pengungkapan

                                                      modal

                                                      5 Laporan Arus Kas

                                                      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali

                                                      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                      Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                      6 Laporan keuangan (LK)

                                                      konsolidasi dan terpisah

                                                      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                      Tidak diatur (Bab 12)

                                                      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                      akuntansi

                                                      estimasi dan kesalahan

                                                      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                      aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                      dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                      Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                      Akuntansi yang lain

                                                      penerapan kebijakan akuntansi

                                                      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                      Perubahan Estimasi akuntansi

                                                      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                      8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                      Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                      Derecognition Hedging dan derivatif

                                                      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      10 Investasi pada

                                                      perusahaan

                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                      asosiasi dan

                                                      entitas anak

                                                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                      PSAK 15)

                                                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                      metode biaya Entitas anak

                                                      metode ekuitas

                                                      11 Investasi pada

                                                      perusahaan asosiasi dan

                                                      entitas anak

                                                      Jointly controlled operation asset and entity

                                                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                      12 Property Investasi

                                                      Metode akuntansi

                                                      Model nilai wajarModel biaya

                                                      Metode akuntansi

                                                      model biaya

                                                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                      Pengukuran biaya perolehan

                                                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali

                                                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                      Tidak perlu review nilai residu

                                                      14 Asset Tidak Berwujud

                                                      Prinsip umum untuk pengakuan

                                                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                      Penurunan nilai

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                      Menggunakan metode pembelian

                                                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                      Tidak diatur

                                                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                      Klasifikasi bersifat principle based

                                                      Laporan keuangan lessee dan

                                                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali

                                                      1048696 Reorganisasi

                                                      1048696 Selisih penilaian

                                                      kembali

                                                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                      pendapatan (ED PSAK 23)

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                      biaya pinjaman

                                                      Biaya pinjaman

                                                      langsung dibebankan

                                                      19 Penurunan Nilai Aset

                                                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali

                                                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                      Imbalan jangka panjang lainnya

                                                      Pesangon pemutusan kerja

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      kecuali untuk manfaat

                                                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                      21 Pajak Penghasilan

                                                      Menggunakan deferred tax concept

                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                      Menggunakan tax payable concept

                                                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                      22 Mata Uang Pelaporan

                                                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                      pencatatan dan pelaporan

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      Mata Uang Pelaporan

                                                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                      23 Peristiwa setelah akhir

                                                      periode pelaporan

                                                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                      Sama dengan PSAK

                                                      24 Pengungkapan pihakpihak

                                                      yang mempunyai

                                                      hubungan istimewa

                                                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                      Pengungkapan

                                                      Sama dengan PSAK 7

                                                      25 Aktivitas Khusus

                                                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                      bumi

                                                      Tidak diatur

                                                      Akuntansi pertambangan umum

                                                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                      asuransi26 Ketentuan

                                                      Transisi Retrospektif atau

                                                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                      Sumber wwwiaiglobalorid

                                                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                      1 neraca

                                                      2 laporan laba rugi

                                                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                      4 laporan arus kas dan

                                                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                      diharapkan akan diperoleh entitas

                                                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                      kewajiban

                                                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                      lanjut sebagai berikut

                                                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                      kontribusi penanam modal

                                                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                      BAB III

                                                      METODE PENELITIAN

                                                      31 Pendekatan Penelitian

                                                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                      dalam penelitiannya

                                                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                      32 Unit Analisis

                                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                      33 Sumber Data

                                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                      Supomo 2002153)

                                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                      survei yang tertulis

                                                      35 Teknik Analisis Data

                                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                      orang lain

                                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                      dalam analisa data yaitu

                                                      1 Reduksi Data

                                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                      2 Penyajian Data

                                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                                      3 Penyimpulan Data

                                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                      hipotesis atau teori

                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                      • 33 Sumber Data
                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                      • 1 Reduksi Data
                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                      • 2 Penyajian Data
                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                        21 Perumusan Masalah

                                                        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

                                                        penelitian ini adalah sebagai berikut

                                                        Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

                                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                        pada UMKM

                                                        13 Batasan Masalah

                                                        Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

                                                        memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

                                                        permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

                                                        Penulis membatasi masalah sebagai berikut

                                                        1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

                                                        Malang

                                                        2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

                                                        14 Tujuan Penelitian

                                                        Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

                                                        1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

                                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                        ETAP) pada UMKM

                                                        2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                        ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                        15 Kontribusi Penelitian

                                                        Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                        adalah sebagai berikut

                                                        151 Manfaat Teoretis

                                                        Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                        literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                        152 Manfaat Praktis

                                                        Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                        sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                        1 Bagi Akademisi

                                                        Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                        akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                        standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                        perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                        pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                        2 Bagi UMKM

                                                        Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                        3 Bagi Penulis

                                                        Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                        masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                        mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                        mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                        153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                        Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                        bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                        sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                        16 Sistematika Penulisan

                                                        Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                        penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                        Bab 1 Pendahuluan

                                                        Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                        tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                        Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                        Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                        batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                        Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                        Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                        masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                        dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                        Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                        Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                        Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                        menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                        metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                        objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                        sedang diteliti oleh penulis

                                                        Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                        Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                        meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                        penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                        mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                        Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                        Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                        dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                        dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                        BAB II

                                                        TINJAUAN PUSTAKA

                                                        21 Persepsi

                                                        211 Pengertian Persepsi

                                                        Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                        menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                        untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                        Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                        atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                        obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                        terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                        dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                        kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                        mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                        kepada lingkungan mereka

                                                        Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                        proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                        tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                        motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                        hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                        mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                        penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                        terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                        perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                        pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                        sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                        bertindak

                                                        Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                        pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                        mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                        Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                        memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                        bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                        berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                        pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                        Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                        terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                        sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                        akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                        buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                        memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                        mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                        saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                        Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                        menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                        bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                        Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                        merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                        menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                        yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                        gambaran yang berarti

                                                        212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                        Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                        kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                        Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                        yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                        memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                        individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                        dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                        Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                        merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                        1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                        kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                        oleh alat indera manusia

                                                        2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                        merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                        indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                        3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                        psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                        stimulus yang diterima reseptor

                                                        4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                        yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                        Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                        persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                        1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                        melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                        pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                        2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                        pengorganisasian informasi

                                                        3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                        lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                        cakrawala serta pengetahuan individu

                                                        Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                        menyertai proses persepsi yaitu

                                                        1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                        orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                        2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                        arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                        keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                        informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                        dan diserap

                                                        3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                        dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                        Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                        dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                        dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                        eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                        stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                        memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                        berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                        memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                        1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                        2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                        3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                        gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                        orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                        mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                        Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                        mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                        penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                        pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                        (Robbins 2003)

                                                        Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                        oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                        atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                        yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                        diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                        Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                        faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                        1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                        2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                        3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                        4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                        fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                        individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                        yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                        lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                        dalam mempresepsikan sesuatu

                                                        Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                        dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                        (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                        214 Aspek-aspek Persepsi

                                                        Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                        komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                        (1991) ada tiga yaitu

                                                        1 Komponen kognitif

                                                        Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                        yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                        akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                        2 Komponen Afektif

                                                        Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                        evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                        yang dimilikinya

                                                        3 Komponen Konatif

                                                        Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                        berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                        Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                        sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                        1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                        berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                        berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                        2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                        berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                        Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                        merupakan hal yang negatif

                                                        3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                        komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                        objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                        menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                        seseorang terhadap objek sikap

                                                        Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                        terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                        merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                        sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                        berperilaku

                                                        Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                        komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                        merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                        suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                        yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                        obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                        lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                        tersebut

                                                        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                        221 Pengertian UMKM

                                                        Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                        perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                        asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                        Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                        mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                        menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                        menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                        Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                        adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                        yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                        Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                        Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                        dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                        perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                        bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                        besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                        Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                        Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                        sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                        merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                        menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                        usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                        sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                        UMKM

                                                        Tabel 21

                                                        Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                        No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                        1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                        2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                        3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                        Sumber wwwdepkopgoid

                                                        Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                        (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                        kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                        angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                        sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                        mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                        mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                        selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                        ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                        PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                        kondisi tersebut

                                                        Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                        merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                        permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                        usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                        10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                        222 Hambatan UMKM

                                                        Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                        berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                        menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                        UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                        bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                        berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                        rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                        Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                        modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                        7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                        Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                        masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                        masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                        1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                        2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                        3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                        cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                        yang dikucurkan kecil

                                                        4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                        ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                        memadai

                                                        5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                        6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                        manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                        manajerial dan finansial

                                                        Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                        (non finansial) adalah

                                                        1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                        disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                        teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                        2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                        informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                        karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                        dengan keinginan pasar

                                                        3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                        untuk mengembangkan SDM

                                                        4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                        ETAP)

                                                        231 Intisari SAK ETAP

                                                        SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                        standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                        dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                        ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                        menyusun laporan keuangan mereka

                                                        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                        sebagai berikut

                                                        Bab 1 Ruang Lingkup

                                                        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                        Bab 4 Neraca

                                                        Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                        Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                        Bab 11 Persediaan

                                                        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                        Bab 14 Properti Investasi

                                                        Bab 15 Aset Tetap

                                                        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                        Bab 17 Sewa

                                                        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                        Bab 19 Ekuitas

                                                        Bab 20 Pendapatan

                                                        Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                        Bab 23 Imbalan Kerja

                                                        Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                        Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                        Bab 30 Tanggal Efektif

                                                        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                        Tabel 22

                                                        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                        No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                        1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                        dalam laporan posisi keuangan

                                                        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali informasi yang

                                                        disajikan dalam neraca

                                                        yang menghilangkan pos

                                                        Aset keuangan Properti investasi

                                                        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                        Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                        Kepentingan

                                                        nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                        Rugi Laporan laba rugi

                                                        komprehensif Informasi yang disajikan

                                                        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                        Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                        komprehensif lain selama periode

                                                        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                        laporan laba rugi

                                                        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                        4 Catatan Atas Laporan

                                                        Keuangan

                                                        Catatan atas laporan keuangan

                                                        Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                        Akuntansi Sumber estimasi

                                                        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali pengungkapan

                                                        modal

                                                        5 Laporan Arus Kas

                                                        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali

                                                        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                        Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                        6 Laporan keuangan (LK)

                                                        konsolidasi dan terpisah

                                                        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                        Tidak diatur (Bab 12)

                                                        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                        akuntansi

                                                        estimasi dan kesalahan

                                                        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                        aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                        dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                        Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                        Akuntansi yang lain

                                                        penerapan kebijakan akuntansi

                                                        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                        Perubahan Estimasi akuntansi

                                                        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                        8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                        Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                        Derecognition Hedging dan derivatif

                                                        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        10 Investasi pada

                                                        perusahaan

                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                        asosiasi dan

                                                        entitas anak

                                                        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                        PSAK 15)

                                                        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                        metode biaya Entitas anak

                                                        metode ekuitas

                                                        11 Investasi pada

                                                        perusahaan asosiasi dan

                                                        entitas anak

                                                        Jointly controlled operation asset and entity

                                                        Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                        PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                        12 Property Investasi

                                                        Metode akuntansi

                                                        Model nilai wajarModel biaya

                                                        Metode akuntansi

                                                        model biaya

                                                        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                        Pengukuran biaya perolehan

                                                        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                        Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali

                                                        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                        Tidak perlu review nilai residu

                                                        14 Asset Tidak Berwujud

                                                        Prinsip umum untuk pengakuan

                                                        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                        Penurunan nilai

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                        Menggunakan metode pembelian

                                                        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                        Tidak diatur

                                                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                        Klasifikasi bersifat principle based

                                                        Laporan keuangan lessee dan

                                                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali

                                                        1048696 Reorganisasi

                                                        1048696 Selisih penilaian

                                                        kembali

                                                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                        pendapatan (ED PSAK 23)

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                        biaya pinjaman

                                                        Biaya pinjaman

                                                        langsung dibebankan

                                                        19 Penurunan Nilai Aset

                                                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali

                                                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                        Imbalan jangka panjang lainnya

                                                        Pesangon pemutusan kerja

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        kecuali untuk manfaat

                                                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                        21 Pajak Penghasilan

                                                        Menggunakan deferred tax concept

                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                        Menggunakan tax payable concept

                                                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                        22 Mata Uang Pelaporan

                                                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                        pencatatan dan pelaporan

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        Mata Uang Pelaporan

                                                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                        23 Peristiwa setelah akhir

                                                        periode pelaporan

                                                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                        Sama dengan PSAK

                                                        24 Pengungkapan pihakpihak

                                                        yang mempunyai

                                                        hubungan istimewa

                                                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                        Pengungkapan

                                                        Sama dengan PSAK 7

                                                        25 Aktivitas Khusus

                                                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                        bumi

                                                        Tidak diatur

                                                        Akuntansi pertambangan umum

                                                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                        asuransi26 Ketentuan

                                                        Transisi Retrospektif atau

                                                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                        Sumber wwwiaiglobalorid

                                                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                        1 neraca

                                                        2 laporan laba rugi

                                                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                        4 laporan arus kas dan

                                                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                        diharapkan akan diperoleh entitas

                                                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                        kewajiban

                                                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                        lanjut sebagai berikut

                                                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                        kontribusi penanam modal

                                                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                        BAB III

                                                        METODE PENELITIAN

                                                        31 Pendekatan Penelitian

                                                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                        dalam penelitiannya

                                                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                        32 Unit Analisis

                                                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                        33 Sumber Data

                                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                        Supomo 2002153)

                                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                        survei yang tertulis

                                                        35 Teknik Analisis Data

                                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                        orang lain

                                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                        dalam analisa data yaitu

                                                        1 Reduksi Data

                                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                        2 Penyajian Data

                                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                                        3 Penyimpulan Data

                                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                        hipotesis atau teori

                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                                        • 33 Sumber Data
                                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                        • 1 Reduksi Data
                                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                        • 2 Penyajian Data
                                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                        • 3 Penyimpulan Data

                                                          2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

                                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                          ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

                                                          15 Kontribusi Penelitian

                                                          Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

                                                          adalah sebagai berikut

                                                          151 Manfaat Teoretis

                                                          Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

                                                          literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

                                                          152 Manfaat Praktis

                                                          Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

                                                          sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

                                                          1 Bagi Akademisi

                                                          Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

                                                          akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

                                                          standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

                                                          perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

                                                          pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

                                                          2 Bagi UMKM

                                                          Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

                                                          3 Bagi Penulis

                                                          Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                          masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                          mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                          mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                          153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                          Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                          bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                          sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                          16 Sistematika Penulisan

                                                          Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                          penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                          Bab 1 Pendahuluan

                                                          Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                          tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                          Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                          Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                          batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                          Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                          Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                          masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                          dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                          Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                          Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                          Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                          menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                          metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                          objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                          sedang diteliti oleh penulis

                                                          Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                          Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                          meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                          penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                          mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                          Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                          Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                          dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                          dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                          BAB II

                                                          TINJAUAN PUSTAKA

                                                          21 Persepsi

                                                          211 Pengertian Persepsi

                                                          Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                          menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                          untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                          Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                          atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                          obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                          terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                          dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                          kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                          mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                          kepada lingkungan mereka

                                                          Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                          proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                          tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                          motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                          hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                          mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                          penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                          terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                          perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                          pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                          sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                          bertindak

                                                          Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                          pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                          mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                          Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                          memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                          bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                          berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                          pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                          Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                          terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                          sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                          akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                          buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                          memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                          mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                          saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                          Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                          menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                          bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                          Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                          merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                          menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                          yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                          gambaran yang berarti

                                                          212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                          Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                          kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                          Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                          yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                          memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                          individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                          dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                          Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                          merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                          1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                          kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                          oleh alat indera manusia

                                                          2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                          merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                          indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                          3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                          psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                          stimulus yang diterima reseptor

                                                          4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                          yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                          Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                          persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                          1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                          melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                          pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                          2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                          pengorganisasian informasi

                                                          3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                          lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                          cakrawala serta pengetahuan individu

                                                          Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                          menyertai proses persepsi yaitu

                                                          1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                          orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                          2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                          arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                          keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                          informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                          dan diserap

                                                          3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                          dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                          213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                          Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                          dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                          dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                          eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                          stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                          Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                          memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                          berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                          memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                          1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                          2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                          3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                          Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                          gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                          orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                          mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                          Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                          mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                          penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                          pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                          (Robbins 2003)

                                                          Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                          oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                          atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                          yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                          diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                          Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                          faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                          1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                          2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                          3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                          4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                          Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                          fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                          individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                          yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                          lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                          dalam mempresepsikan sesuatu

                                                          Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                          dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                          (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                          214 Aspek-aspek Persepsi

                                                          Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                          komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                          (1991) ada tiga yaitu

                                                          1 Komponen kognitif

                                                          Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                          yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                          akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                          2 Komponen Afektif

                                                          Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                          evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                          yang dimilikinya

                                                          3 Komponen Konatif

                                                          Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                          berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                          Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                          sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                          1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                          berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                          berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                          2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                          berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                          Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                          merupakan hal yang negatif

                                                          3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                          komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                          objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                          menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                          seseorang terhadap objek sikap

                                                          Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                          terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                          merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                          sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                          berperilaku

                                                          Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                          komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                          merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                          suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                          yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                          obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                          lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                          tersebut

                                                          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                          221 Pengertian UMKM

                                                          Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                          perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                          asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                          Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                          mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                          menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                          menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                          Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                          adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                          yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                          Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                          Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                          dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                          perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                          bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                          besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                          Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                          Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                          sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                          merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                          menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                          usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                          sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                          UMKM

                                                          Tabel 21

                                                          Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                          No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                          1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                          2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                          3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                          Sumber wwwdepkopgoid

                                                          Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                          (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                          kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                          angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                          sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                          mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                          mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                          selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                          ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                          PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                          kondisi tersebut

                                                          Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                          merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                          permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                          usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                          10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                          222 Hambatan UMKM

                                                          Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                          berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                          menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                          UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                          bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                          berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                          rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                          Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                          modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                          7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                          Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                          masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                          masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                          1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                          2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                          3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                          cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                          yang dikucurkan kecil

                                                          4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                          ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                          memadai

                                                          5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                          6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                          manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                          manajerial dan finansial

                                                          Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                          (non finansial) adalah

                                                          1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                          disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                          teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                          2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                          informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                          karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                          dengan keinginan pasar

                                                          3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                          untuk mengembangkan SDM

                                                          4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                          ETAP)

                                                          231 Intisari SAK ETAP

                                                          SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                          standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                          dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                          ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                          mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                          standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                          menyusun laporan keuangan mereka

                                                          Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                          sebagai berikut

                                                          Bab 1 Ruang Lingkup

                                                          Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                          Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                          Bab 4 Neraca

                                                          Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                          Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                          Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                          Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                          Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                          Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                          Bab 11 Persediaan

                                                          Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                          Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                          Bab 14 Properti Investasi

                                                          Bab 15 Aset Tetap

                                                          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                          Bab 17 Sewa

                                                          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                          Bab 19 Ekuitas

                                                          Bab 20 Pendapatan

                                                          Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                          Bab 23 Imbalan Kerja

                                                          Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                          Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                          Bab 30 Tanggal Efektif

                                                          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                          Tabel 22

                                                          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                          No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                          1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                          dalam laporan posisi keuangan

                                                          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali informasi yang

                                                          disajikan dalam neraca

                                                          yang menghilangkan pos

                                                          Aset keuangan Properti investasi

                                                          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                          Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                          Kepentingan

                                                          nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                          Rugi Laporan laba rugi

                                                          komprehensif Informasi yang disajikan

                                                          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                          Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                          komprehensif lain selama periode

                                                          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                          laporan laba rugi

                                                          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                          4 Catatan Atas Laporan

                                                          Keuangan

                                                          Catatan atas laporan keuangan

                                                          Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                          Akuntansi Sumber estimasi

                                                          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali pengungkapan

                                                          modal

                                                          5 Laporan Arus Kas

                                                          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali

                                                          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                          Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                          6 Laporan keuangan (LK)

                                                          konsolidasi dan terpisah

                                                          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                          Tidak diatur (Bab 12)

                                                          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                          akuntansi

                                                          estimasi dan kesalahan

                                                          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                          aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                          dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                          Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                          Akuntansi yang lain

                                                          penerapan kebijakan akuntansi

                                                          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                          Perubahan Estimasi akuntansi

                                                          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                          8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                          Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                          Derecognition Hedging dan derivatif

                                                          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          10 Investasi pada

                                                          perusahaan

                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                          asosiasi dan

                                                          entitas anak

                                                          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                          PSAK 15)

                                                          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                          metode biaya Entitas anak

                                                          metode ekuitas

                                                          11 Investasi pada

                                                          perusahaan asosiasi dan

                                                          entitas anak

                                                          Jointly controlled operation asset and entity

                                                          Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                          PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                          12 Property Investasi

                                                          Metode akuntansi

                                                          Model nilai wajarModel biaya

                                                          Metode akuntansi

                                                          model biaya

                                                          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                          Pengukuran biaya perolehan

                                                          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                          Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali

                                                          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                          Tidak perlu review nilai residu

                                                          14 Asset Tidak Berwujud

                                                          Prinsip umum untuk pengakuan

                                                          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                          Penurunan nilai

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                          Menggunakan metode pembelian

                                                          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                          Tidak diatur

                                                          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                          Klasifikasi bersifat principle based

                                                          Laporan keuangan lessee dan

                                                          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali

                                                          1048696 Reorganisasi

                                                          1048696 Selisih penilaian

                                                          kembali

                                                          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                          pendapatan (ED PSAK 23)

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                          biaya pinjaman

                                                          Biaya pinjaman

                                                          langsung dibebankan

                                                          19 Penurunan Nilai Aset

                                                          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                          persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali

                                                          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                          Imbalan jangka panjang lainnya

                                                          Pesangon pemutusan kerja

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          kecuali untuk manfaat

                                                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                          21 Pajak Penghasilan

                                                          Menggunakan deferred tax concept

                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                          Menggunakan tax payable concept

                                                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                          22 Mata Uang Pelaporan

                                                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                          pencatatan dan pelaporan

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          Mata Uang Pelaporan

                                                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                          23 Peristiwa setelah akhir

                                                          periode pelaporan

                                                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                          Sama dengan PSAK

                                                          24 Pengungkapan pihakpihak

                                                          yang mempunyai

                                                          hubungan istimewa

                                                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                          Pengungkapan

                                                          Sama dengan PSAK 7

                                                          25 Aktivitas Khusus

                                                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                          bumi

                                                          Tidak diatur

                                                          Akuntansi pertambangan umum

                                                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                          asuransi26 Ketentuan

                                                          Transisi Retrospektif atau

                                                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                          Sumber wwwiaiglobalorid

                                                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                          1 neraca

                                                          2 laporan laba rugi

                                                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                          4 laporan arus kas dan

                                                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                          diharapkan akan diperoleh entitas

                                                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                          kewajiban

                                                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                          lanjut sebagai berikut

                                                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                          kontribusi penanam modal

                                                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                          BAB III

                                                          METODE PENELITIAN

                                                          31 Pendekatan Penelitian

                                                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                          dalam penelitiannya

                                                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                          32 Unit Analisis

                                                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                          33 Sumber Data

                                                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                          34 Teknik Pengumpulan Data

                                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                          Supomo 2002153)

                                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                          survei yang tertulis

                                                          35 Teknik Analisis Data

                                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                          orang lain

                                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                          dalam analisa data yaitu

                                                          1 Reduksi Data

                                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                          2 Penyajian Data

                                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                                          3 Penyimpulan Data

                                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                          hipotesis atau teori

                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                                          • 33 Sumber Data
                                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                          • 1 Reduksi Data
                                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                          • 2 Penyajian Data
                                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                          • 3 Penyimpulan Data

                                                            3 Bagi Penulis

                                                            Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

                                                            masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

                                                            mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

                                                            mendapatkan gelar sarjana (S1)

                                                            153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

                                                            Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

                                                            bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

                                                            sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

                                                            16 Sistematika Penulisan

                                                            Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

                                                            penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

                                                            Bab 1 Pendahuluan

                                                            Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

                                                            tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

                                                            Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

                                                            Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

                                                            batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

                                                            Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

                                                            Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

                                                            masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

                                                            dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                            Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                            Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                            Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                            menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                            metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                            objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                            sedang diteliti oleh penulis

                                                            Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                            Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                            meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                            penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                            mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                            Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                            Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                            dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                            dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                            BAB II

                                                            TINJAUAN PUSTAKA

                                                            21 Persepsi

                                                            211 Pengertian Persepsi

                                                            Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                            menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                            untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                            Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                            atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                            obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                            terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                            dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                            kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                            mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                            kepada lingkungan mereka

                                                            Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                            proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                            tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                            motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                            hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                            mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                            penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                            terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                            perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                            pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                            sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                            bertindak

                                                            Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                            pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                            mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                            Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                            memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                            bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                            berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                            pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                            Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                            terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                            sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                            akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                            buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                            memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                            mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                            saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                            Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                            menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                            bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                            Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                            merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                            menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                            yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                            gambaran yang berarti

                                                            212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                            Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                            kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                            Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                            yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                            memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                            individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                            dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                            Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                            merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                            1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                            kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                            oleh alat indera manusia

                                                            2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                            merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                            indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                            3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                            psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                            stimulus yang diterima reseptor

                                                            4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                            yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                            Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                            persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                            1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                            melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                            pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                            2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                            pengorganisasian informasi

                                                            3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                            lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                            cakrawala serta pengetahuan individu

                                                            Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                            menyertai proses persepsi yaitu

                                                            1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                            orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                            2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                            arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                            keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                            informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                            dan diserap

                                                            3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                            dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                            213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                            Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                            dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                            dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                            eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                            stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                            Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                            memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                            berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                            memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                            1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                            2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                            3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                            Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                            gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                            orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                            mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                            Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                            mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                            penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                            pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                            (Robbins 2003)

                                                            Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                            oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                            atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                            yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                            diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                            Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                            faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                            1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                            2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                            3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                            4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                            Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                            fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                            individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                            yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                            lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                            dalam mempresepsikan sesuatu

                                                            Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                            dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                            (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                            214 Aspek-aspek Persepsi

                                                            Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                            komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                            (1991) ada tiga yaitu

                                                            1 Komponen kognitif

                                                            Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                            yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                            akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                            2 Komponen Afektif

                                                            Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                            evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                            yang dimilikinya

                                                            3 Komponen Konatif

                                                            Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                            berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                            Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                            sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                            1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                            berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                            berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                            2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                            berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                            Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                            merupakan hal yang negatif

                                                            3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                            komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                            objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                            menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                            seseorang terhadap objek sikap

                                                            Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                            terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                            merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                            sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                            berperilaku

                                                            Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                            komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                            merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                            suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                            yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                            obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                            lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                            tersebut

                                                            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                            221 Pengertian UMKM

                                                            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                            perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                            asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                            Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                            mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                            menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                            menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                            Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                            adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                            yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                            Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                            Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                            dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                            perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                            bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                            besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                            Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                            Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                            sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                            merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                            menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                            usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                            sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                            UMKM

                                                            Tabel 21

                                                            Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                            No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                            1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                            2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                            3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                            Sumber wwwdepkopgoid

                                                            Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                            (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                            angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                            sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                            mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                            mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                            selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                            ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                            PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                            kondisi tersebut

                                                            Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                            merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                            permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                            usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                            10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                            222 Hambatan UMKM

                                                            Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                            berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                            menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                            UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                            bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                            berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                            rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                            Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                            modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                            7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                            Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                            masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                            masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                            1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                            2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                            3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                            cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                            yang dikucurkan kecil

                                                            4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                            ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                            memadai

                                                            5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                            6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                            manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                            manajerial dan finansial

                                                            Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                            (non finansial) adalah

                                                            1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                            disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                            teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                            2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                            informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                            karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                            dengan keinginan pasar

                                                            3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                            untuk mengembangkan SDM

                                                            4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                            ETAP)

                                                            231 Intisari SAK ETAP

                                                            SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                            standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                            dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                            ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                            mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                            standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                            menyusun laporan keuangan mereka

                                                            Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                            sebagai berikut

                                                            Bab 1 Ruang Lingkup

                                                            Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                            Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                            Bab 4 Neraca

                                                            Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                            Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                            Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                            Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                            Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                            Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                            Bab 11 Persediaan

                                                            Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                            Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                            Bab 14 Properti Investasi

                                                            Bab 15 Aset Tetap

                                                            Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                            Bab 17 Sewa

                                                            Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                            Bab 19 Ekuitas

                                                            Bab 20 Pendapatan

                                                            Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                            Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                            Bab 23 Imbalan Kerja

                                                            Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                            Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                            Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                            Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                            Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                            Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                            Bab 30 Tanggal Efektif

                                                            Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                            untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                            akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                            Tabel 22

                                                            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                            No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                            1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                            dalam laporan posisi keuangan

                                                            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali informasi yang

                                                            disajikan dalam neraca

                                                            yang menghilangkan pos

                                                            Aset keuangan Properti investasi

                                                            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                            Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                            Kepentingan

                                                            nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                            Rugi Laporan laba rugi

                                                            komprehensif Informasi yang disajikan

                                                            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                            Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                            komprehensif lain selama periode

                                                            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                            laporan laba rugi

                                                            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                            4 Catatan Atas Laporan

                                                            Keuangan

                                                            Catatan atas laporan keuangan

                                                            Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                            Akuntansi Sumber estimasi

                                                            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali pengungkapan

                                                            modal

                                                            5 Laporan Arus Kas

                                                            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali

                                                            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                            Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                            6 Laporan keuangan (LK)

                                                            konsolidasi dan terpisah

                                                            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                            Tidak diatur (Bab 12)

                                                            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                            akuntansi

                                                            estimasi dan kesalahan

                                                            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                            aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                            dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                            Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                            Akuntansi yang lain

                                                            penerapan kebijakan akuntansi

                                                            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                            Perubahan Estimasi akuntansi

                                                            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                            8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                            Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                            Derecognition Hedging dan derivatif

                                                            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            10 Investasi pada

                                                            perusahaan

                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                            asosiasi dan

                                                            entitas anak

                                                            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                            PSAK 15)

                                                            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                            metode biaya Entitas anak

                                                            metode ekuitas

                                                            11 Investasi pada

                                                            perusahaan asosiasi dan

                                                            entitas anak

                                                            Jointly controlled operation asset and entity

                                                            Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                            PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                            12 Property Investasi

                                                            Metode akuntansi

                                                            Model nilai wajarModel biaya

                                                            Metode akuntansi

                                                            model biaya

                                                            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                            Pengukuran biaya perolehan

                                                            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                            Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali

                                                            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                            Tidak perlu review nilai residu

                                                            14 Asset Tidak Berwujud

                                                            Prinsip umum untuk pengakuan

                                                            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                            Penurunan nilai

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                            Menggunakan metode pembelian

                                                            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                            Tidak diatur

                                                            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                            Klasifikasi bersifat principle based

                                                            Laporan keuangan lessee dan

                                                            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali

                                                            1048696 Reorganisasi

                                                            1048696 Selisih penilaian

                                                            kembali

                                                            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                            pendapatan (ED PSAK 23)

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                            biaya pinjaman

                                                            Biaya pinjaman

                                                            langsung dibebankan

                                                            19 Penurunan Nilai Aset

                                                            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                            persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali

                                                            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                            Imbalan jangka panjang lainnya

                                                            Pesangon pemutusan kerja

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            kecuali untuk manfaat

                                                            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                            21 Pajak Penghasilan

                                                            Menggunakan deferred tax concept

                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                            Menggunakan tax payable concept

                                                            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                            22 Mata Uang Pelaporan

                                                            Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                            pencatatan dan pelaporan

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            Mata Uang Pelaporan

                                                            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                            mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                            23 Peristiwa setelah akhir

                                                            periode pelaporan

                                                            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                            Sama dengan PSAK

                                                            24 Pengungkapan pihakpihak

                                                            yang mempunyai

                                                            hubungan istimewa

                                                            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                            Pengungkapan

                                                            Sama dengan PSAK 7

                                                            25 Aktivitas Khusus

                                                            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                            bumi

                                                            Tidak diatur

                                                            Akuntansi pertambangan umum

                                                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                            asuransi26 Ketentuan

                                                            Transisi Retrospektif atau

                                                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                            Sumber wwwiaiglobalorid

                                                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                            1 neraca

                                                            2 laporan laba rugi

                                                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                            4 laporan arus kas dan

                                                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                            diharapkan akan diperoleh entitas

                                                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                            kewajiban

                                                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                            lanjut sebagai berikut

                                                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                            kontribusi penanam modal

                                                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                            BAB III

                                                            METODE PENELITIAN

                                                            31 Pendekatan Penelitian

                                                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                            dalam penelitiannya

                                                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                            32 Unit Analisis

                                                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                            33 Sumber Data

                                                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                            34 Teknik Pengumpulan Data

                                                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                            Supomo 2002153)

                                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                            survei yang tertulis

                                                            35 Teknik Analisis Data

                                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                            orang lain

                                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                            dalam analisa data yaitu

                                                            1 Reduksi Data

                                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                            2 Penyajian Data

                                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                                            3 Penyimpulan Data

                                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                            hipotesis atau teori

                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                                            • 33 Sumber Data
                                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                            • 1 Reduksi Data
                                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                            • 2 Penyajian Data
                                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                            • 3 Penyimpulan Data

                                                              dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

                                                              Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

                                                              Bab 3 Metodologi Penelitian

                                                              Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

                                                              menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

                                                              metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

                                                              objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

                                                              sedang diteliti oleh penulis

                                                              Bab 4 Hasil dan Pembahasan

                                                              Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

                                                              meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

                                                              penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

                                                              mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

                                                              Bab 5 Kesimpulan dan Saran

                                                              Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

                                                              dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

                                                              dengan pembahasan yang telah dilakukan

                                                              BAB II

                                                              TINJAUAN PUSTAKA

                                                              21 Persepsi

                                                              211 Pengertian Persepsi

                                                              Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                              menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                              untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                              Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                              atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                              obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                              terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                              dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                              kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                              mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                              kepada lingkungan mereka

                                                              Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                              proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                              tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                              motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                              hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                              mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                              penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                              terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                              perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                              pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                              sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                              bertindak

                                                              Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                              pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                              mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                              Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                              memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                              bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                              berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                              pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                              Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                              terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                              sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                              akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                              buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                              memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                              mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                              saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                              Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                              menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                              bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                              Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                              merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                              menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                              yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                              gambaran yang berarti

                                                              212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                              Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                              kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                              Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                              yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                              memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                              individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                              dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                              Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                              merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                              1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                              kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                              oleh alat indera manusia

                                                              2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                              merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                              indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                              3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                              psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                              stimulus yang diterima reseptor

                                                              4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                              yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                              Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                              persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                              1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                              melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                              pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                              2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                              pengorganisasian informasi

                                                              3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                              lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                              cakrawala serta pengetahuan individu

                                                              Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                              menyertai proses persepsi yaitu

                                                              1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                              orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                              2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                              arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                              keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                              informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                              dan diserap

                                                              3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                              dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                              213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                              Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                              dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                              dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                              eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                              stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                              Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                              memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                              berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                              memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                              1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                              2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                              3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                              Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                              gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                              orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                              mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                              Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                              mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                              penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                              pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                              (Robbins 2003)

                                                              Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                              oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                              atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                              yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                              diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                              Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                              faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                              1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                              2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                              3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                              4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                              Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                              fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                              individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                              yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                              lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                              dalam mempresepsikan sesuatu

                                                              Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                              dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                              (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                              214 Aspek-aspek Persepsi

                                                              Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                              komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                              (1991) ada tiga yaitu

                                                              1 Komponen kognitif

                                                              Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                              yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                              akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                              2 Komponen Afektif

                                                              Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                              evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                              yang dimilikinya

                                                              3 Komponen Konatif

                                                              Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                              berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                              Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                              sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                              1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                              berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                              berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                              2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                              berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                              Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                              merupakan hal yang negatif

                                                              3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                              komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                              objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                              menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                              seseorang terhadap objek sikap

                                                              Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                              terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                              merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                              sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                              berperilaku

                                                              Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                              komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                              merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                              suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                              yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                              obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                              lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                              tersebut

                                                              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                              221 Pengertian UMKM

                                                              Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                              perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                              asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                              Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                              mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                              menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                              menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                              Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                              adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                              yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                              Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                              Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                              dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                              perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                              bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                              besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                              Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                              Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                              sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                              merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                              menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                              usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                              sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                              UMKM

                                                              Tabel 21

                                                              Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                              No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                              1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                              2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                              3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                              Sumber wwwdepkopgoid

                                                              Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                              (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                              kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                              angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                              sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                              mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                              mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                              selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                              ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                              PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                              kondisi tersebut

                                                              Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                              merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                              permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                              usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                              10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                              222 Hambatan UMKM

                                                              Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                              berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                              menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                              UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                              bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                              berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                              rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                              Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                              modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                              7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                              Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                              masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                              masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                              1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                              2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                              3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                              cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                              yang dikucurkan kecil

                                                              4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                              ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                              memadai

                                                              5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                              6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                              manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                              manajerial dan finansial

                                                              Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                              (non finansial) adalah

                                                              1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                              disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                              teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                              2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                              informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                              karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                              dengan keinginan pasar

                                                              3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                              untuk mengembangkan SDM

                                                              4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                              ETAP)

                                                              231 Intisari SAK ETAP

                                                              SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                              standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                              dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                              ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                              mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                              standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                              menyusun laporan keuangan mereka

                                                              Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                              sebagai berikut

                                                              Bab 1 Ruang Lingkup

                                                              Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                              Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                              Bab 4 Neraca

                                                              Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                              Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                              Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                              Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                              Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                              Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                              Bab 11 Persediaan

                                                              Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                              Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                              Bab 14 Properti Investasi

                                                              Bab 15 Aset Tetap

                                                              Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                              Bab 17 Sewa

                                                              Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                              Bab 19 Ekuitas

                                                              Bab 20 Pendapatan

                                                              Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                              Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                              Bab 23 Imbalan Kerja

                                                              Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                              Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                              Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                              Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                              Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                              Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                              Bab 30 Tanggal Efektif

                                                              Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                              untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                              akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                              Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                              memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                              pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                              efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                              untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                              atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                              Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                              SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                              standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                              merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                              ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                              SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                              per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                              SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                              and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                              keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                              kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                              memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                              tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                              Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                              daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                              BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                              yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                              SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                              Tabel 22

                                                              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                              No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                              1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                              dalam laporan posisi keuangan

                                                              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali informasi yang

                                                              disajikan dalam neraca

                                                              yang menghilangkan pos

                                                              Aset keuangan Properti investasi

                                                              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                              Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                              Kepentingan

                                                              nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                              Rugi Laporan laba rugi

                                                              komprehensif Informasi yang disajikan

                                                              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                              Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                              komprehensif lain selama periode

                                                              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                              laporan laba rugi

                                                              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                              4 Catatan Atas Laporan

                                                              Keuangan

                                                              Catatan atas laporan keuangan

                                                              Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                              Akuntansi Sumber estimasi

                                                              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali pengungkapan

                                                              modal

                                                              5 Laporan Arus Kas

                                                              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali

                                                              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                              Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                              6 Laporan keuangan (LK)

                                                              konsolidasi dan terpisah

                                                              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                              Tidak diatur (Bab 12)

                                                              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                              akuntansi

                                                              estimasi dan kesalahan

                                                              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                              aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                              dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                              Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                              Akuntansi yang lain

                                                              penerapan kebijakan akuntansi

                                                              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                              Perubahan Estimasi akuntansi

                                                              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                              8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                              Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                              Derecognition Hedging dan derivatif

                                                              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              10 Investasi pada

                                                              perusahaan

                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                              asosiasi dan

                                                              entitas anak

                                                              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                              PSAK 15)

                                                              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                              metode biaya Entitas anak

                                                              metode ekuitas

                                                              11 Investasi pada

                                                              perusahaan asosiasi dan

                                                              entitas anak

                                                              Jointly controlled operation asset and entity

                                                              Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                              PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                              12 Property Investasi

                                                              Metode akuntansi

                                                              Model nilai wajarModel biaya

                                                              Metode akuntansi

                                                              model biaya

                                                              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                              Pengukuran biaya perolehan

                                                              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                              Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali

                                                              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                              Tidak perlu review nilai residu

                                                              14 Asset Tidak Berwujud

                                                              Prinsip umum untuk pengakuan

                                                              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                              Penurunan nilai

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                              Menggunakan metode pembelian

                                                              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                              Tidak diatur

                                                              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                              Klasifikasi bersifat principle based

                                                              Laporan keuangan lessee dan

                                                              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali

                                                              1048696 Reorganisasi

                                                              1048696 Selisih penilaian

                                                              kembali

                                                              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                              pendapatan (ED PSAK 23)

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                              biaya pinjaman

                                                              Biaya pinjaman

                                                              langsung dibebankan

                                                              19 Penurunan Nilai Aset

                                                              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                              persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali

                                                              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                              Imbalan jangka panjang lainnya

                                                              Pesangon pemutusan kerja

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              kecuali untuk manfaat

                                                              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                              21 Pajak Penghasilan

                                                              Menggunakan deferred tax concept

                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                              Menggunakan tax payable concept

                                                              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                              22 Mata Uang Pelaporan

                                                              Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                              pencatatan dan pelaporan

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              Mata Uang Pelaporan

                                                              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                              mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                              23 Peristiwa setelah akhir

                                                              periode pelaporan

                                                              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                              Sama dengan PSAK

                                                              24 Pengungkapan pihakpihak

                                                              yang mempunyai

                                                              hubungan istimewa

                                                              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                              Pengungkapan

                                                              Sama dengan PSAK 7

                                                              25 Aktivitas Khusus

                                                              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                              bumi

                                                              Tidak diatur

                                                              Akuntansi pertambangan umum

                                                              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                              asuransi26 Ketentuan

                                                              Transisi Retrospektif atau

                                                              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                              Sumber wwwiaiglobalorid

                                                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                              menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                              1 neraca

                                                              2 laporan laba rugi

                                                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                              4 laporan arus kas dan

                                                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                              diharapkan akan diperoleh entitas

                                                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                              kewajiban

                                                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                              lanjut sebagai berikut

                                                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                              kontribusi penanam modal

                                                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                              BAB III

                                                              METODE PENELITIAN

                                                              31 Pendekatan Penelitian

                                                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                              dalam penelitiannya

                                                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                              32 Unit Analisis

                                                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                              33 Sumber Data

                                                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                              34 Teknik Pengumpulan Data

                                                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                              Supomo 2002153)

                                                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                              survei yang tertulis

                                                              35 Teknik Analisis Data

                                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                              orang lain

                                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                              dalam analisa data yaitu

                                                              1 Reduksi Data

                                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                              2 Penyajian Data

                                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                                              3 Penyimpulan Data

                                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                              hipotesis atau teori

                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                                              • 33 Sumber Data
                                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                              • 1 Reduksi Data
                                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                              • 2 Penyajian Data
                                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                                21 Persepsi

                                                                211 Pengertian Persepsi

                                                                Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

                                                                menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

                                                                untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

                                                                Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

                                                                atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

                                                                obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

                                                                terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

                                                                dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

                                                                kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

                                                                mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

                                                                kepada lingkungan mereka

                                                                Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

                                                                proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

                                                                tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

                                                                motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

                                                                hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

                                                                mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

                                                                penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

                                                                terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

                                                                perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

                                                                pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

                                                                sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                                bertindak

                                                                Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                                pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                                mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                                Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                                memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                                bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                                berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                                pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                                Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                                terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                                sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                                akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                                buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                                memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                                mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                                saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                                Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                                menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                                bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                                Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                                merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                                menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                                yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                                gambaran yang berarti

                                                                212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                                Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                                kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                                Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                                yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                                memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                                individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                                dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                                Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                                merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                                1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                                oleh alat indera manusia

                                                                2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                                merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                                indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                                3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                                stimulus yang diterima reseptor

                                                                4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                                yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                                Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                                persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                                1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                                melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                                pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                                2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                                pengorganisasian informasi

                                                                3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                                lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                                cakrawala serta pengetahuan individu

                                                                Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                                menyertai proses persepsi yaitu

                                                                1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                                orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                                2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                                arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                                keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                                informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                                dan diserap

                                                                3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                                dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                                213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                                Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                                dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                                dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                                eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                                stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                                Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                                memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                                berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                                memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                                1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                                2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                                3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                                Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                                gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                                orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                                mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                                Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                                mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                                penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                                pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                                (Robbins 2003)

                                                                Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                (1991) ada tiga yaitu

                                                                1 Komponen kognitif

                                                                Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                2 Komponen Afektif

                                                                Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                yang dimilikinya

                                                                3 Komponen Konatif

                                                                Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                merupakan hal yang negatif

                                                                3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                seseorang terhadap objek sikap

                                                                Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                berperilaku

                                                                Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                tersebut

                                                                22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                221 Pengertian UMKM

                                                                Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                UMKM

                                                                Tabel 21

                                                                Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                Sumber wwwdepkopgoid

                                                                Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                kondisi tersebut

                                                                Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                222 Hambatan UMKM

                                                                Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                yang dikucurkan kecil

                                                                4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                memadai

                                                                5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                manajerial dan finansial

                                                                Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                (non finansial) adalah

                                                                1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                dengan keinginan pasar

                                                                3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                untuk mengembangkan SDM

                                                                4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                ETAP)

                                                                231 Intisari SAK ETAP

                                                                SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                menyusun laporan keuangan mereka

                                                                Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                sebagai berikut

                                                                Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                Bab 4 Neraca

                                                                Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                Bab 11 Persediaan

                                                                Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                Bab 14 Properti Investasi

                                                                Bab 15 Aset Tetap

                                                                Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                Bab 17 Sewa

                                                                Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                Bab 19 Ekuitas

                                                                Bab 20 Pendapatan

                                                                Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                Tabel 22

                                                                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                dalam laporan posisi keuangan

                                                                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali informasi yang

                                                                disajikan dalam neraca

                                                                yang menghilangkan pos

                                                                Aset keuangan Properti investasi

                                                                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                Kepentingan

                                                                nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                Rugi Laporan laba rugi

                                                                komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                komprehensif lain selama periode

                                                                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                laporan laba rugi

                                                                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                4 Catatan Atas Laporan

                                                                Keuangan

                                                                Catatan atas laporan keuangan

                                                                Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                Akuntansi Sumber estimasi

                                                                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali pengungkapan

                                                                modal

                                                                5 Laporan Arus Kas

                                                                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali

                                                                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                6 Laporan keuangan (LK)

                                                                konsolidasi dan terpisah

                                                                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                Tidak diatur (Bab 12)

                                                                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                akuntansi

                                                                estimasi dan kesalahan

                                                                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                Akuntansi yang lain

                                                                penerapan kebijakan akuntansi

                                                                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                10 Investasi pada

                                                                perusahaan

                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                asosiasi dan

                                                                entitas anak

                                                                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                PSAK 15)

                                                                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                metode biaya Entitas anak

                                                                metode ekuitas

                                                                11 Investasi pada

                                                                perusahaan asosiasi dan

                                                                entitas anak

                                                                Jointly controlled operation asset and entity

                                                                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                12 Property Investasi

                                                                Metode akuntansi

                                                                Model nilai wajarModel biaya

                                                                Metode akuntansi

                                                                model biaya

                                                                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                Pengukuran biaya perolehan

                                                                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali

                                                                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                Tidak perlu review nilai residu

                                                                14 Asset Tidak Berwujud

                                                                Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                Penurunan nilai

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                Menggunakan metode pembelian

                                                                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                Tidak diatur

                                                                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                Klasifikasi bersifat principle based

                                                                Laporan keuangan lessee dan

                                                                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali

                                                                1048696 Reorganisasi

                                                                1048696 Selisih penilaian

                                                                kembali

                                                                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                biaya pinjaman

                                                                Biaya pinjaman

                                                                langsung dibebankan

                                                                19 Penurunan Nilai Aset

                                                                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali

                                                                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                Pesangon pemutusan kerja

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                kecuali untuk manfaat

                                                                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                21 Pajak Penghasilan

                                                                Menggunakan deferred tax concept

                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                Menggunakan tax payable concept

                                                                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                22 Mata Uang Pelaporan

                                                                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                pencatatan dan pelaporan

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                Mata Uang Pelaporan

                                                                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                23 Peristiwa setelah akhir

                                                                periode pelaporan

                                                                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                Sama dengan PSAK

                                                                24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                yang mempunyai

                                                                hubungan istimewa

                                                                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                Pengungkapan

                                                                Sama dengan PSAK 7

                                                                25 Aktivitas Khusus

                                                                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                bumi

                                                                Tidak diatur

                                                                Akuntansi pertambangan umum

                                                                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                asuransi26 Ketentuan

                                                                Transisi Retrospektif atau

                                                                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                1 neraca

                                                                2 laporan laba rugi

                                                                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                4 laporan arus kas dan

                                                                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                kewajiban

                                                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                lanjut sebagai berikut

                                                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                kontribusi penanam modal

                                                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                BAB III

                                                                METODE PENELITIAN

                                                                31 Pendekatan Penelitian

                                                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                dalam penelitiannya

                                                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                32 Unit Analisis

                                                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                33 Sumber Data

                                                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                Supomo 2002153)

                                                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                survei yang tertulis

                                                                35 Teknik Analisis Data

                                                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                orang lain

                                                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                dalam analisa data yaitu

                                                                1 Reduksi Data

                                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                2 Penyajian Data

                                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                                3 Penyimpulan Data

                                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                hipotesis atau teori

                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                • 33 Sumber Data
                                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                • 1 Reduksi Data
                                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                • 2 Penyajian Data
                                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                                  sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

                                                                  bertindak

                                                                  Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

                                                                  pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

                                                                  mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

                                                                  Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

                                                                  memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

                                                                  bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

                                                                  berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

                                                                  pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

                                                                  Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

                                                                  terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

                                                                  sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

                                                                  akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

                                                                  buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

                                                                  memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

                                                                  mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

                                                                  saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

                                                                  Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

                                                                  menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

                                                                  bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

                                                                  Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

                                                                  merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

                                                                  menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                                  yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                                  gambaran yang berarti

                                                                  212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                                  Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                                  kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                                  Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                                  yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                                  memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                                  individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                                  dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                                  Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                                  merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                                  1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                  kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                                  oleh alat indera manusia

                                                                  2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                                  merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                                  indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                                  3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                  psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                                  stimulus yang diterima reseptor

                                                                  4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                                  yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                                  Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                                  persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                                  1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                                  melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                                  pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                                  2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                                  pengorganisasian informasi

                                                                  3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                                  lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                                  cakrawala serta pengetahuan individu

                                                                  Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                                  menyertai proses persepsi yaitu

                                                                  1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                                  orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                                  2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                                  arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                                  keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                                  informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                                  dan diserap

                                                                  3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                                  dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                                  213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                                  Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                                  dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                                  dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                                  eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                                  stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                                  Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                                  memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                                  berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                                  memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                                  1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                                  2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                                  3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                                  Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                                  gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                                  orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                                  mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                                  Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                                  mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                                  penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                                  pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                                  (Robbins 2003)

                                                                  Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                  oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                  atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                  yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                  diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                  Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                  faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                  1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                  2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                  3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                  4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                  Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                  fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                  individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                  yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                  lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                  dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                  Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                  dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                  (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                  214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                  Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                  komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                  (1991) ada tiga yaitu

                                                                  1 Komponen kognitif

                                                                  Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                  yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                  akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                  2 Komponen Afektif

                                                                  Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                  evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                  yang dimilikinya

                                                                  3 Komponen Konatif

                                                                  Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                  berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                  Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                  sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                  1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                  berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                  berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                  2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                  berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                  Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                  merupakan hal yang negatif

                                                                  3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                  komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                  objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                  menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                  seseorang terhadap objek sikap

                                                                  Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                  terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                  merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                  sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                  berperilaku

                                                                  Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                  komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                  merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                  suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                  yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                  obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                  lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                  tersebut

                                                                  22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                  221 Pengertian UMKM

                                                                  Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                  perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                  asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                  Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                  mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                  menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                  menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                  Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                  adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                  yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                  Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                  dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                  perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                  bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                  besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                  Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                  Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                  sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                  merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                  menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                  usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                  sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                  UMKM

                                                                  Tabel 21

                                                                  Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                  No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                  1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                  2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                  3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                  Sumber wwwdepkopgoid

                                                                  Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                  (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                  kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                  angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                  sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                  mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                  selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                  ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                  PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                  kondisi tersebut

                                                                  Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                  merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                  permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                  usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                  10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                  222 Hambatan UMKM

                                                                  Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                  berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                  menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                  UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                  bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                  berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                  rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                  Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                  modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                  7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                  Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                  masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                  masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                  1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                  2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                  3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                  cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                  yang dikucurkan kecil

                                                                  4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                  ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                  memadai

                                                                  5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                  6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                  manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                  manajerial dan finansial

                                                                  Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                  (non finansial) adalah

                                                                  1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                  teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                  2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                  informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                  karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                  dengan keinginan pasar

                                                                  3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                  untuk mengembangkan SDM

                                                                  4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                  ETAP)

                                                                  231 Intisari SAK ETAP

                                                                  SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                  standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                  dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                  ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                  mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                  standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                  menyusun laporan keuangan mereka

                                                                  Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                  sebagai berikut

                                                                  Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                  Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                  Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                  Bab 4 Neraca

                                                                  Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                  Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                  Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                  Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                  Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                  Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                  Bab 11 Persediaan

                                                                  Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                  Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                  Bab 14 Properti Investasi

                                                                  Bab 15 Aset Tetap

                                                                  Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                  Bab 17 Sewa

                                                                  Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                  Bab 19 Ekuitas

                                                                  Bab 20 Pendapatan

                                                                  Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                  Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                  Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                  Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                  Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                  Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                  Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                  Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                  Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                  Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                  Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                  untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                  akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                  Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                  memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                  pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                  efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                  untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                  atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                  Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                  SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                  standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                  merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                  ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                  SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                  per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                  SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                  and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                  keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                  kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                  memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                  tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                  Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                  daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                  BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                  yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                  SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                  tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                  Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                  untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                  2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                  harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                  PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                  Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                  menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                  persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                  tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                  Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                  SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                  publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                  berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                  ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                  ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                  persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                  dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                  232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                  Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                  yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                  sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                  diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                  Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                  entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                  akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                  terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                  2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                  untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                  penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                  SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                  Tabel 22

                                                                  Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                  No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                  1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                  Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                  dalam laporan posisi keuangan

                                                                  Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                  Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                  dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                  (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali informasi yang

                                                                  disajikan dalam neraca

                                                                  yang menghilangkan pos

                                                                  Aset keuangan Properti investasi

                                                                  yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                  Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                  Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                  Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                  Kepentingan

                                                                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                  Rugi Laporan laba rugi

                                                                  komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                  komprehensif lain selama periode

                                                                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                  laporan laba rugi

                                                                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                  4 Catatan Atas Laporan

                                                                  Keuangan

                                                                  Catatan atas laporan keuangan

                                                                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                  Akuntansi Sumber estimasi

                                                                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali pengungkapan

                                                                  modal

                                                                  5 Laporan Arus Kas

                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali

                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                  6 Laporan keuangan (LK)

                                                                  konsolidasi dan terpisah

                                                                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                  Tidak diatur (Bab 12)

                                                                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                  akuntansi

                                                                  estimasi dan kesalahan

                                                                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                  Akuntansi yang lain

                                                                  penerapan kebijakan akuntansi

                                                                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                  Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                  Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  10 Investasi pada

                                                                  perusahaan

                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                  asosiasi dan

                                                                  entitas anak

                                                                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                  PSAK 15)

                                                                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                  metode biaya Entitas anak

                                                                  metode ekuitas

                                                                  11 Investasi pada

                                                                  perusahaan asosiasi dan

                                                                  entitas anak

                                                                  Jointly controlled operation asset and entity

                                                                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                  12 Property Investasi

                                                                  Metode akuntansi

                                                                  Model nilai wajarModel biaya

                                                                  Metode akuntansi

                                                                  model biaya

                                                                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                  Pengukuran biaya perolehan

                                                                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali

                                                                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                  Tidak perlu review nilai residu

                                                                  14 Asset Tidak Berwujud

                                                                  Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                  Penurunan nilai

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                  Menggunakan metode pembelian

                                                                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                  Tidak diatur

                                                                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                  Klasifikasi bersifat principle based

                                                                  Laporan keuangan lessee dan

                                                                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali

                                                                  1048696 Reorganisasi

                                                                  1048696 Selisih penilaian

                                                                  kembali

                                                                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                  pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                  biaya pinjaman

                                                                  Biaya pinjaman

                                                                  langsung dibebankan

                                                                  19 Penurunan Nilai Aset

                                                                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali

                                                                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                  Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                  Pesangon pemutusan kerja

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  kecuali untuk manfaat

                                                                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                  21 Pajak Penghasilan

                                                                  Menggunakan deferred tax concept

                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                  Menggunakan tax payable concept

                                                                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                  22 Mata Uang Pelaporan

                                                                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                  pencatatan dan pelaporan

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  Mata Uang Pelaporan

                                                                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                  23 Peristiwa setelah akhir

                                                                  periode pelaporan

                                                                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                  24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                  yang mempunyai

                                                                  hubungan istimewa

                                                                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                  Pengungkapan

                                                                  Sama dengan PSAK 7

                                                                  25 Aktivitas Khusus

                                                                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                  bumi

                                                                  Tidak diatur

                                                                  Akuntansi pertambangan umum

                                                                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                  asuransi26 Ketentuan

                                                                  Transisi Retrospektif atau

                                                                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                  Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                  1 neraca

                                                                  2 laporan laba rugi

                                                                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                  4 laporan arus kas dan

                                                                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                  diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                  kewajiban

                                                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                  lanjut sebagai berikut

                                                                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                  kontribusi penanam modal

                                                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                  BAB III

                                                                  METODE PENELITIAN

                                                                  31 Pendekatan Penelitian

                                                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                  dalam penelitiannya

                                                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                  32 Unit Analisis

                                                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                  33 Sumber Data

                                                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                  Supomo 2002153)

                                                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                  survei yang tertulis

                                                                  35 Teknik Analisis Data

                                                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                  orang lain

                                                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                  dalam analisa data yaitu

                                                                  1 Reduksi Data

                                                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                  2 Penyajian Data

                                                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                                                  3 Penyimpulan Data

                                                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                  hipotesis atau teori

                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                  • 33 Sumber Data
                                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                  • 1 Reduksi Data
                                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                  • 2 Penyajian Data
                                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                                    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

                                                                    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

                                                                    gambaran yang berarti

                                                                    212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

                                                                    Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

                                                                    kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

                                                                    Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

                                                                    yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

                                                                    memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

                                                                    individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

                                                                    dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

                                                                    Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

                                                                    merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

                                                                    1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                    kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

                                                                    oleh alat indera manusia

                                                                    2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

                                                                    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

                                                                    indera) melalui saraf-saraf sensoris

                                                                    3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

                                                                    psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

                                                                    stimulus yang diterima reseptor

                                                                    4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                                    yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                                    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                                    persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                                    1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                                    melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                                    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                                    2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                                    pengorganisasian informasi

                                                                    3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                                    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                                    cakrawala serta pengetahuan individu

                                                                    Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                                    menyertai proses persepsi yaitu

                                                                    1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                                    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                                    2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                                    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                                    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                                    informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                                    dan diserap

                                                                    3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                                    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                                    213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                                    Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                                    dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                                    dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                                    eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                                    stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                                    Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                                    memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                                    berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                                    memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                                    1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                                    2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                                    3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                                    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                                    gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                                    orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                                    mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                                    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                                    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                                    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                                    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                                    (Robbins 2003)

                                                                    Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                    oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                    atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                    yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                    diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                    Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                    faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                    1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                    2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                    3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                    4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                    individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                    yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                    lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                    dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                    (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                    214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                    komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                    (1991) ada tiga yaitu

                                                                    1 Komponen kognitif

                                                                    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                    yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                    2 Komponen Afektif

                                                                    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                    yang dimilikinya

                                                                    3 Komponen Konatif

                                                                    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                    berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                    Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                    sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                    1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                    berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                    2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                    Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                    merupakan hal yang negatif

                                                                    3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                    objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                    seseorang terhadap objek sikap

                                                                    Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                    terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                    merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                    sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                    berperilaku

                                                                    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                    komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                    yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                    obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                    lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                    tersebut

                                                                    22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                    221 Pengertian UMKM

                                                                    Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                    perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                    asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                    Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                    mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                    menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                    menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                    Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                    adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                    yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                    Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                    perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                    besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                    Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                    Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                    sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                    UMKM

                                                                    Tabel 21

                                                                    Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                    No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                    1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                    2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                    3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                    Sumber wwwdepkopgoid

                                                                    Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                    (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                    kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                    angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                    sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                    mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                    mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                    selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                    ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                    PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                    kondisi tersebut

                                                                    Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                    merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                    permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                    usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                    10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                    222 Hambatan UMKM

                                                                    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                    yang dikucurkan kecil

                                                                    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                    memadai

                                                                    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                    manajerial dan finansial

                                                                    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                    (non finansial) adalah

                                                                    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                    dengan keinginan pasar

                                                                    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                    untuk mengembangkan SDM

                                                                    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                    ETAP)

                                                                    231 Intisari SAK ETAP

                                                                    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                    menyusun laporan keuangan mereka

                                                                    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                    sebagai berikut

                                                                    Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                    Bab 4 Neraca

                                                                    Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                    Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                    Bab 11 Persediaan

                                                                    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                    Bab 14 Properti Investasi

                                                                    Bab 15 Aset Tetap

                                                                    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                    Bab 17 Sewa

                                                                    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                    Bab 19 Ekuitas

                                                                    Bab 20 Pendapatan

                                                                    Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                    Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                    Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                    Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                    Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                    Tabel 22

                                                                    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                    No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                    1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                    dalam laporan posisi keuangan

                                                                    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali informasi yang

                                                                    disajikan dalam neraca

                                                                    yang menghilangkan pos

                                                                    Aset keuangan Properti investasi

                                                                    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                    Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                    Kepentingan

                                                                    nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                    Rugi Laporan laba rugi

                                                                    komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                    Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                    komprehensif lain selama periode

                                                                    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                    laporan laba rugi

                                                                    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                    4 Catatan Atas Laporan

                                                                    Keuangan

                                                                    Catatan atas laporan keuangan

                                                                    Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                    Akuntansi Sumber estimasi

                                                                    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali pengungkapan

                                                                    modal

                                                                    5 Laporan Arus Kas

                                                                    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali

                                                                    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                    Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                    6 Laporan keuangan (LK)

                                                                    konsolidasi dan terpisah

                                                                    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                    Tidak diatur (Bab 12)

                                                                    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                    akuntansi

                                                                    estimasi dan kesalahan

                                                                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                    Akuntansi yang lain

                                                                    penerapan kebijakan akuntansi

                                                                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                    Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                    Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    10 Investasi pada

                                                                    perusahaan

                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                    asosiasi dan

                                                                    entitas anak

                                                                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                    PSAK 15)

                                                                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                    metode biaya Entitas anak

                                                                    metode ekuitas

                                                                    11 Investasi pada

                                                                    perusahaan asosiasi dan

                                                                    entitas anak

                                                                    Jointly controlled operation asset and entity

                                                                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                    12 Property Investasi

                                                                    Metode akuntansi

                                                                    Model nilai wajarModel biaya

                                                                    Metode akuntansi

                                                                    model biaya

                                                                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                    Pengukuran biaya perolehan

                                                                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali

                                                                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                    Tidak perlu review nilai residu

                                                                    14 Asset Tidak Berwujud

                                                                    Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                    Penurunan nilai

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                    Menggunakan metode pembelian

                                                                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                    Tidak diatur

                                                                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                    Klasifikasi bersifat principle based

                                                                    Laporan keuangan lessee dan

                                                                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali

                                                                    1048696 Reorganisasi

                                                                    1048696 Selisih penilaian

                                                                    kembali

                                                                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                    pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                    biaya pinjaman

                                                                    Biaya pinjaman

                                                                    langsung dibebankan

                                                                    19 Penurunan Nilai Aset

                                                                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali

                                                                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                    Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                    Pesangon pemutusan kerja

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    kecuali untuk manfaat

                                                                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                    21 Pajak Penghasilan

                                                                    Menggunakan deferred tax concept

                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                    Menggunakan tax payable concept

                                                                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                    22 Mata Uang Pelaporan

                                                                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                    pencatatan dan pelaporan

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    Mata Uang Pelaporan

                                                                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                    23 Peristiwa setelah akhir

                                                                    periode pelaporan

                                                                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                    24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                    yang mempunyai

                                                                    hubungan istimewa

                                                                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                    Pengungkapan

                                                                    Sama dengan PSAK 7

                                                                    25 Aktivitas Khusus

                                                                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                    bumi

                                                                    Tidak diatur

                                                                    Akuntansi pertambangan umum

                                                                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                    asuransi26 Ketentuan

                                                                    Transisi Retrospektif atau

                                                                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                    Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                    1 neraca

                                                                    2 laporan laba rugi

                                                                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                    4 laporan arus kas dan

                                                                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                    diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                    kewajiban

                                                                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                    lanjut sebagai berikut

                                                                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                    kontribusi penanam modal

                                                                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                    BAB III

                                                                    METODE PENELITIAN

                                                                    31 Pendekatan Penelitian

                                                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                    dalam penelitiannya

                                                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                    32 Unit Analisis

                                                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                    33 Sumber Data

                                                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                    Supomo 2002153)

                                                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                    survei yang tertulis

                                                                    35 Teknik Analisis Data

                                                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                    orang lain

                                                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                    dalam analisa data yaitu

                                                                    1 Reduksi Data

                                                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                    2 Penyajian Data

                                                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                                                    3 Penyimpulan Data

                                                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                    hipotesis atau teori

                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                    • 33 Sumber Data
                                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                    • 1 Reduksi Data
                                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                    • 2 Penyajian Data
                                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                                      4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

                                                                      yaitu berupa tanggapan dan perilaku

                                                                      Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

                                                                      persepsi melalui tiga tahap yaitu

                                                                      1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

                                                                      melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

                                                                      pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

                                                                      2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

                                                                      pengorganisasian informasi

                                                                      3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

                                                                      lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

                                                                      cakrawala serta pengetahuan individu

                                                                      Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

                                                                      menyertai proses persepsi yaitu

                                                                      1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

                                                                      orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

                                                                      2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

                                                                      arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

                                                                      keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

                                                                      informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

                                                                      dan diserap

                                                                      3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

                                                                      dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

                                                                      213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                                      Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                                      dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                                      dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                                      eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                                      stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                                      Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                                      memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                                      berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                                      memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                                      1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                                      2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                                      3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                                      Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                                      gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                                      orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                                      mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                                      Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                                      mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                                      penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                                      pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                                      (Robbins 2003)

                                                                      Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                      oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                      atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                      yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                      diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                      Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                      faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                      1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                      2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                      3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                      4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                      Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                      fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                      individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                      yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                      lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                      dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                      Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                      dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                      (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                      214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                      Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                      komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                      (1991) ada tiga yaitu

                                                                      1 Komponen kognitif

                                                                      Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                      yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                      akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                      2 Komponen Afektif

                                                                      Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                      evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                      yang dimilikinya

                                                                      3 Komponen Konatif

                                                                      Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                      berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                      Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                      sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                      1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                      berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                      berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                      2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                      berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                      Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                      merupakan hal yang negatif

                                                                      3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                      komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                      objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                      menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                      seseorang terhadap objek sikap

                                                                      Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                      terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                      merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                      sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                      berperilaku

                                                                      Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                      komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                      merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                      suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                      yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                      obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                      lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                      tersebut

                                                                      22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                      221 Pengertian UMKM

                                                                      Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                      perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                      asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                      Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                      mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                      menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                      menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                      Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                      Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                      adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                      yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                      Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                      Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                      dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                      perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                      bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                      besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                      Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                      Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                      sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                      merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                      menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                      usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                      sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                      UMKM

                                                                      Tabel 21

                                                                      Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                      No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                      1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                      2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                      3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                      Sumber wwwdepkopgoid

                                                                      Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                      (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                      kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                      angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                      sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                      mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                      mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                      selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                      ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                      PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                      kondisi tersebut

                                                                      Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                      merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                      permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                      usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                      10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                      222 Hambatan UMKM

                                                                      Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                      berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                      menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                      UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                      bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                      berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                      rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                      Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                      modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                      7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                      Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                      masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                      masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                      1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                      2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                      3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                      cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                      yang dikucurkan kecil

                                                                      4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                      ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                      memadai

                                                                      5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                      manajerial dan finansial

                                                                      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                      (non finansial) adalah

                                                                      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                      dengan keinginan pasar

                                                                      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                      untuk mengembangkan SDM

                                                                      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                      ETAP)

                                                                      231 Intisari SAK ETAP

                                                                      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                      menyusun laporan keuangan mereka

                                                                      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                      sebagai berikut

                                                                      Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                      Bab 4 Neraca

                                                                      Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                      Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                      Bab 11 Persediaan

                                                                      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                      Bab 14 Properti Investasi

                                                                      Bab 15 Aset Tetap

                                                                      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                      Bab 17 Sewa

                                                                      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                      Bab 19 Ekuitas

                                                                      Bab 20 Pendapatan

                                                                      Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                      Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                      Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                      Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                      Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                      Tabel 22

                                                                      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                      No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                      1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                      dalam laporan posisi keuangan

                                                                      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali informasi yang

                                                                      disajikan dalam neraca

                                                                      yang menghilangkan pos

                                                                      Aset keuangan Properti investasi

                                                                      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                      Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                      Kepentingan

                                                                      nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                      Rugi Laporan laba rugi

                                                                      komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                      Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                      komprehensif lain selama periode

                                                                      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                      laporan laba rugi

                                                                      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                      4 Catatan Atas Laporan

                                                                      Keuangan

                                                                      Catatan atas laporan keuangan

                                                                      Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                      Akuntansi Sumber estimasi

                                                                      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali pengungkapan

                                                                      modal

                                                                      5 Laporan Arus Kas

                                                                      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali

                                                                      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                      Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                      6 Laporan keuangan (LK)

                                                                      konsolidasi dan terpisah

                                                                      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                      Tidak diatur (Bab 12)

                                                                      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                      akuntansi

                                                                      estimasi dan kesalahan

                                                                      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                      aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                      dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                      Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                      Akuntansi yang lain

                                                                      penerapan kebijakan akuntansi

                                                                      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                      Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                      8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                      Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                      Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      10 Investasi pada

                                                                      perusahaan

                                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                      asosiasi dan

                                                                      entitas anak

                                                                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                      PSAK 15)

                                                                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                      metode biaya Entitas anak

                                                                      metode ekuitas

                                                                      11 Investasi pada

                                                                      perusahaan asosiasi dan

                                                                      entitas anak

                                                                      Jointly controlled operation asset and entity

                                                                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                      12 Property Investasi

                                                                      Metode akuntansi

                                                                      Model nilai wajarModel biaya

                                                                      Metode akuntansi

                                                                      model biaya

                                                                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                      Pengukuran biaya perolehan

                                                                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali

                                                                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                      Tidak perlu review nilai residu

                                                                      14 Asset Tidak Berwujud

                                                                      Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                      Penurunan nilai

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                      Menggunakan metode pembelian

                                                                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                      Tidak diatur

                                                                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                      Klasifikasi bersifat principle based

                                                                      Laporan keuangan lessee dan

                                                                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali

                                                                      1048696 Reorganisasi

                                                                      1048696 Selisih penilaian

                                                                      kembali

                                                                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                      pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                      biaya pinjaman

                                                                      Biaya pinjaman

                                                                      langsung dibebankan

                                                                      19 Penurunan Nilai Aset

                                                                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali

                                                                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                      Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                      Pesangon pemutusan kerja

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      kecuali untuk manfaat

                                                                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                      21 Pajak Penghasilan

                                                                      Menggunakan deferred tax concept

                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                      Menggunakan tax payable concept

                                                                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                      22 Mata Uang Pelaporan

                                                                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                      pencatatan dan pelaporan

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      Mata Uang Pelaporan

                                                                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                      23 Peristiwa setelah akhir

                                                                      periode pelaporan

                                                                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                      24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                      yang mempunyai

                                                                      hubungan istimewa

                                                                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                      Pengungkapan

                                                                      Sama dengan PSAK 7

                                                                      25 Aktivitas Khusus

                                                                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                      bumi

                                                                      Tidak diatur

                                                                      Akuntansi pertambangan umum

                                                                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                      asuransi26 Ketentuan

                                                                      Transisi Retrospektif atau

                                                                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                      Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                      1 neraca

                                                                      2 laporan laba rugi

                                                                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                      4 laporan arus kas dan

                                                                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                      diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                      kewajiban

                                                                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                      lanjut sebagai berikut

                                                                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                      kontribusi penanam modal

                                                                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                      BAB III

                                                                      METODE PENELITIAN

                                                                      31 Pendekatan Penelitian

                                                                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                      dalam penelitiannya

                                                                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                      32 Unit Analisis

                                                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                      33 Sumber Data

                                                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                      Supomo 2002153)

                                                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                      survei yang tertulis

                                                                      35 Teknik Analisis Data

                                                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                      orang lain

                                                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                      dalam analisa data yaitu

                                                                      1 Reduksi Data

                                                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                      2 Penyajian Data

                                                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                                                      3 Penyimpulan Data

                                                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                      hipotesis atau teori

                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                      • 33 Sumber Data
                                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                      • 1 Reduksi Data
                                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                      • 2 Penyajian Data
                                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                                        213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

                                                                        Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

                                                                        dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

                                                                        dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

                                                                        eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

                                                                        stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

                                                                        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

                                                                        memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

                                                                        berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

                                                                        memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

                                                                        1 Pelaku persepsi (perceiver)

                                                                        2 Objek atau yang dipersepsikan

                                                                        3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

                                                                        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

                                                                        gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

                                                                        orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

                                                                        mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

                                                                        Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

                                                                        mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

                                                                        penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

                                                                        pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

                                                                        (Robbins 2003)

                                                                        Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                        oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                        atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                        yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                        diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                        Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                        faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                        1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                        2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                        3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                        4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                        fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                        individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                        yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                        lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                        dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                        Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                        dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                        (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                        214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                        Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                        komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                        (1991) ada tiga yaitu

                                                                        1 Komponen kognitif

                                                                        Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                        yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                        akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                        2 Komponen Afektif

                                                                        Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                        evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                        yang dimilikinya

                                                                        3 Komponen Konatif

                                                                        Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                        berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                        Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                        sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                        1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                        berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                        berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                        2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                        berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                        Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                        merupakan hal yang negatif

                                                                        3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                        komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                        objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                        menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                        seseorang terhadap objek sikap

                                                                        Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                        terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                        merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                        sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                        berperilaku

                                                                        Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                        komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                        merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                        suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                        yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                        obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                        lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                        tersebut

                                                                        22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                        221 Pengertian UMKM

                                                                        Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                        perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                        asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                        Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                        mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                        menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                        menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                        Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                        Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                        adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                        yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                        Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                        Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                        dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                        perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                        bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                        besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                        Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                        Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                        sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                        merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                        menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                        usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                        sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                        UMKM

                                                                        Tabel 21

                                                                        Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                        No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                        1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                        2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                        3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                        Sumber wwwdepkopgoid

                                                                        Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                        (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                        kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                        angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                        sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                        mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                        mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                        selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                        ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                        PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                        kondisi tersebut

                                                                        Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                        merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                        permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                        usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                        10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                        222 Hambatan UMKM

                                                                        Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                        berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                        menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                        UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                        bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                        berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                        rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                        Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                        modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                        7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                        Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                        masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                        masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                        1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                        2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                        3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                        cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                        yang dikucurkan kecil

                                                                        4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                        ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                        memadai

                                                                        5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                        6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                        manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                        manajerial dan finansial

                                                                        Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                        (non finansial) adalah

                                                                        1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                        disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                        teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                        2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                        informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                        karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                        dengan keinginan pasar

                                                                        3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                        untuk mengembangkan SDM

                                                                        4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                        23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                        ETAP)

                                                                        231 Intisari SAK ETAP

                                                                        SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                        standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                        dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                        ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                        menyusun laporan keuangan mereka

                                                                        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                        sebagai berikut

                                                                        Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                        Bab 4 Neraca

                                                                        Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                        Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                        Bab 11 Persediaan

                                                                        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                        Bab 14 Properti Investasi

                                                                        Bab 15 Aset Tetap

                                                                        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                        Bab 17 Sewa

                                                                        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                        Bab 19 Ekuitas

                                                                        Bab 20 Pendapatan

                                                                        Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                        Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                        Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                        Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                        Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                        Tabel 22

                                                                        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                        No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                        1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                        dalam laporan posisi keuangan

                                                                        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali informasi yang

                                                                        disajikan dalam neraca

                                                                        yang menghilangkan pos

                                                                        Aset keuangan Properti investasi

                                                                        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                        Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                        Kepentingan

                                                                        nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                        Rugi Laporan laba rugi

                                                                        komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                        Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                        komprehensif lain selama periode

                                                                        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                        laporan laba rugi

                                                                        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                        4 Catatan Atas Laporan

                                                                        Keuangan

                                                                        Catatan atas laporan keuangan

                                                                        Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                        Akuntansi Sumber estimasi

                                                                        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali pengungkapan

                                                                        modal

                                                                        5 Laporan Arus Kas

                                                                        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali

                                                                        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                        Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                        6 Laporan keuangan (LK)

                                                                        konsolidasi dan terpisah

                                                                        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                        Tidak diatur (Bab 12)

                                                                        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                        akuntansi

                                                                        estimasi dan kesalahan

                                                                        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                        aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                        dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                        Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                        Akuntansi yang lain

                                                                        penerapan kebijakan akuntansi

                                                                        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                        Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                        8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                        Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                        Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        10 Investasi pada

                                                                        perusahaan

                                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                        asosiasi dan

                                                                        entitas anak

                                                                        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                        PSAK 15)

                                                                        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                        metode biaya Entitas anak

                                                                        metode ekuitas

                                                                        11 Investasi pada

                                                                        perusahaan asosiasi dan

                                                                        entitas anak

                                                                        Jointly controlled operation asset and entity

                                                                        Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                        PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                        12 Property Investasi

                                                                        Metode akuntansi

                                                                        Model nilai wajarModel biaya

                                                                        Metode akuntansi

                                                                        model biaya

                                                                        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                        Pengukuran biaya perolehan

                                                                        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                        Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali

                                                                        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                        Tidak perlu review nilai residu

                                                                        14 Asset Tidak Berwujud

                                                                        Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                        Penurunan nilai

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                        Menggunakan metode pembelian

                                                                        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                        Tidak diatur

                                                                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                        Klasifikasi bersifat principle based

                                                                        Laporan keuangan lessee dan

                                                                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali

                                                                        1048696 Reorganisasi

                                                                        1048696 Selisih penilaian

                                                                        kembali

                                                                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                        pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                        biaya pinjaman

                                                                        Biaya pinjaman

                                                                        langsung dibebankan

                                                                        19 Penurunan Nilai Aset

                                                                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali

                                                                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                        Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                        Pesangon pemutusan kerja

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        kecuali untuk manfaat

                                                                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                        21 Pajak Penghasilan

                                                                        Menggunakan deferred tax concept

                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                        Menggunakan tax payable concept

                                                                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                        22 Mata Uang Pelaporan

                                                                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                        pencatatan dan pelaporan

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        Mata Uang Pelaporan

                                                                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                        23 Peristiwa setelah akhir

                                                                        periode pelaporan

                                                                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                        24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                        yang mempunyai

                                                                        hubungan istimewa

                                                                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                        Pengungkapan

                                                                        Sama dengan PSAK 7

                                                                        25 Aktivitas Khusus

                                                                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                        bumi

                                                                        Tidak diatur

                                                                        Akuntansi pertambangan umum

                                                                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                        asuransi26 Ketentuan

                                                                        Transisi Retrospektif atau

                                                                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                        Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                        1 neraca

                                                                        2 laporan laba rugi

                                                                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                        4 laporan arus kas dan

                                                                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                        diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                        kewajiban

                                                                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                        lanjut sebagai berikut

                                                                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                        kontribusi penanam modal

                                                                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                        BAB III

                                                                        METODE PENELITIAN

                                                                        31 Pendekatan Penelitian

                                                                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                        dalam penelitiannya

                                                                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                        32 Unit Analisis

                                                                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                        33 Sumber Data

                                                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                        Supomo 2002153)

                                                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                        survei yang tertulis

                                                                        35 Teknik Analisis Data

                                                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                        orang lain

                                                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                        dalam analisa data yaitu

                                                                        1 Reduksi Data

                                                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                        2 Penyajian Data

                                                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                                                        3 Penyimpulan Data

                                                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                        hipotesis atau teori

                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                        • 33 Sumber Data
                                                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                        • 1 Reduksi Data
                                                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                        • 2 Penyajian Data
                                                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                        • 3 Penyimpulan Data

                                                                          Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

                                                                          oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

                                                                          atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

                                                                          yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

                                                                          diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

                                                                          Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

                                                                          faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

                                                                          1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

                                                                          2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

                                                                          3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

                                                                          4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

                                                                          Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

                                                                          fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

                                                                          individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

                                                                          yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

                                                                          lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

                                                                          dalam mempresepsikan sesuatu

                                                                          Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

                                                                          dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

                                                                          (perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

                                                                          214 Aspek-aspek Persepsi

                                                                          Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                          komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                          (1991) ada tiga yaitu

                                                                          1 Komponen kognitif

                                                                          Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                          yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                          akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                          2 Komponen Afektif

                                                                          Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                          evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                          yang dimilikinya

                                                                          3 Komponen Konatif

                                                                          Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                          berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                          Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                          sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                          1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                          berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                          berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                          2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                          berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                          Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                          merupakan hal yang negatif

                                                                          3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                          komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                          objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                          menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                          seseorang terhadap objek sikap

                                                                          Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                          terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                          merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                          sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                          berperilaku

                                                                          Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                          komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                          merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                          suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                          yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                          obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                          lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                          tersebut

                                                                          22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                          221 Pengertian UMKM

                                                                          Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                          perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                          asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                          Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                          mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                          menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                          menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                          Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                          Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                          adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                          yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                          Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                          Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                          dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                          perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                          bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                          besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                          Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                          Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                          sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                          merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                          menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                          usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                          sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                          UMKM

                                                                          Tabel 21

                                                                          Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                          No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                          1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                          2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                          3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                          Sumber wwwdepkopgoid

                                                                          Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                          (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                          kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                          angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                          sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                          mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                          mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                          selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                          ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                          PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                          kondisi tersebut

                                                                          Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                          merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                          permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                          usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                          10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                          222 Hambatan UMKM

                                                                          Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                          berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                          menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                          UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                          bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                          berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                          rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                          Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                          modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                          7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                          Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                          masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                          masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                          1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                          2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                          3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                          cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                          yang dikucurkan kecil

                                                                          4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                          ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                          memadai

                                                                          5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                          6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                          manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                          manajerial dan finansial

                                                                          Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                          (non finansial) adalah

                                                                          1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                          disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                          teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                          2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                          informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                          karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                          dengan keinginan pasar

                                                                          3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                          untuk mengembangkan SDM

                                                                          4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                          23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                          ETAP)

                                                                          231 Intisari SAK ETAP

                                                                          SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                          standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                          dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                          ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                          mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                          standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                          menyusun laporan keuangan mereka

                                                                          Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                          sebagai berikut

                                                                          Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                          Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                          Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                          Bab 4 Neraca

                                                                          Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                          Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                          Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                          Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                          Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                          Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                          Bab 11 Persediaan

                                                                          Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                          Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                          Bab 14 Properti Investasi

                                                                          Bab 15 Aset Tetap

                                                                          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                          Bab 17 Sewa

                                                                          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                          Bab 19 Ekuitas

                                                                          Bab 20 Pendapatan

                                                                          Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                          Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                          Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                          Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                          Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                          Tabel 22

                                                                          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                          No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                          1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                          dalam laporan posisi keuangan

                                                                          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali informasi yang

                                                                          disajikan dalam neraca

                                                                          yang menghilangkan pos

                                                                          Aset keuangan Properti investasi

                                                                          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                          Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                          Kepentingan

                                                                          nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                          Rugi Laporan laba rugi

                                                                          komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                          Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                          komprehensif lain selama periode

                                                                          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                          laporan laba rugi

                                                                          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                          4 Catatan Atas Laporan

                                                                          Keuangan

                                                                          Catatan atas laporan keuangan

                                                                          Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                          Akuntansi Sumber estimasi

                                                                          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali pengungkapan

                                                                          modal

                                                                          5 Laporan Arus Kas

                                                                          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali

                                                                          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                          Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                          6 Laporan keuangan (LK)

                                                                          konsolidasi dan terpisah

                                                                          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                          Tidak diatur (Bab 12)

                                                                          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                          akuntansi

                                                                          estimasi dan kesalahan

                                                                          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                          aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                          dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                          Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                          Akuntansi yang lain

                                                                          penerapan kebijakan akuntansi

                                                                          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                          Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                          8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                          Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                          Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          10 Investasi pada

                                                                          perusahaan

                                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                          asosiasi dan

                                                                          entitas anak

                                                                          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                          PSAK 15)

                                                                          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                          metode biaya Entitas anak

                                                                          metode ekuitas

                                                                          11 Investasi pada

                                                                          perusahaan asosiasi dan

                                                                          entitas anak

                                                                          Jointly controlled operation asset and entity

                                                                          Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                          PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                          12 Property Investasi

                                                                          Metode akuntansi

                                                                          Model nilai wajarModel biaya

                                                                          Metode akuntansi

                                                                          model biaya

                                                                          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                          Pengukuran biaya perolehan

                                                                          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                          Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali

                                                                          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                          Tidak perlu review nilai residu

                                                                          14 Asset Tidak Berwujud

                                                                          Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                          Penurunan nilai

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                          Menggunakan metode pembelian

                                                                          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                          Tidak diatur

                                                                          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                          Klasifikasi bersifat principle based

                                                                          Laporan keuangan lessee dan

                                                                          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali

                                                                          1048696 Reorganisasi

                                                                          1048696 Selisih penilaian

                                                                          kembali

                                                                          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                          pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                          biaya pinjaman

                                                                          Biaya pinjaman

                                                                          langsung dibebankan

                                                                          19 Penurunan Nilai Aset

                                                                          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                          persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali

                                                                          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                          Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                          Pesangon pemutusan kerja

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          kecuali untuk manfaat

                                                                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                          21 Pajak Penghasilan

                                                                          Menggunakan deferred tax concept

                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                          Menggunakan tax payable concept

                                                                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                          22 Mata Uang Pelaporan

                                                                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                          pencatatan dan pelaporan

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          Mata Uang Pelaporan

                                                                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                          23 Peristiwa setelah akhir

                                                                          periode pelaporan

                                                                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                          24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                          yang mempunyai

                                                                          hubungan istimewa

                                                                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                          Pengungkapan

                                                                          Sama dengan PSAK 7

                                                                          25 Aktivitas Khusus

                                                                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                          bumi

                                                                          Tidak diatur

                                                                          Akuntansi pertambangan umum

                                                                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                          asuransi26 Ketentuan

                                                                          Transisi Retrospektif atau

                                                                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                          Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                          1 neraca

                                                                          2 laporan laba rugi

                                                                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                          4 laporan arus kas dan

                                                                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                          diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                          kewajiban

                                                                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                          lanjut sebagai berikut

                                                                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                          kontribusi penanam modal

                                                                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                          BAB III

                                                                          METODE PENELITIAN

                                                                          31 Pendekatan Penelitian

                                                                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                          dalam penelitiannya

                                                                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                          32 Unit Analisis

                                                                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                          33 Sumber Data

                                                                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                          34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                          Supomo 2002153)

                                                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                          survei yang tertulis

                                                                          35 Teknik Analisis Data

                                                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                          orang lain

                                                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                          dalam analisa data yaitu

                                                                          1 Reduksi Data

                                                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                          2 Penyajian Data

                                                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                                                          3 Penyimpulan Data

                                                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                          hipotesis atau teori

                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                          • 33 Sumber Data
                                                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                          • 1 Reduksi Data
                                                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                          • 2 Penyajian Data
                                                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                          • 3 Penyimpulan Data

                                                                            Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

                                                                            komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

                                                                            (1991) ada tiga yaitu

                                                                            1 Komponen kognitif

                                                                            Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

                                                                            yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

                                                                            akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

                                                                            2 Komponen Afektif

                                                                            Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

                                                                            evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

                                                                            yang dimilikinya

                                                                            3 Komponen Konatif

                                                                            Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

                                                                            berhubungan dengan obyek sikapnya

                                                                            Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

                                                                            sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

                                                                            1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

                                                                            berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

                                                                            berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

                                                                            2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

                                                                            berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

                                                                            Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

                                                                            merupakan hal yang negatif

                                                                            3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                            komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                            objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                            menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                            seseorang terhadap objek sikap

                                                                            Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                            terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                            merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                            sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                            berperilaku

                                                                            Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                            komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                            merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                            suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                            yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                            obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                            lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                            tersebut

                                                                            22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                            221 Pengertian UMKM

                                                                            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                            perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                            asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                            Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                            mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                            menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                            menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                            Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                            Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                            adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                            yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                            Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                            Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                            dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                            perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                            bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                            besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                            Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                            Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                            sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                            merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                            menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                            usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                            sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                            UMKM

                                                                            Tabel 21

                                                                            Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                            No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                            1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                            2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                            3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                            Sumber wwwdepkopgoid

                                                                            Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                            (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                            angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                            sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                            mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                            mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                            selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                            ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                            PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                            kondisi tersebut

                                                                            Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                            merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                            permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                            usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                            10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                            222 Hambatan UMKM

                                                                            Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                            berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                            menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                            UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                            bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                            berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                            rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                            Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                            modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                            7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                            Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                            masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                            masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                            1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                            2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                            3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                            cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                            yang dikucurkan kecil

                                                                            4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                            ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                            memadai

                                                                            5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                            6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                            manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                            manajerial dan finansial

                                                                            Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                            (non finansial) adalah

                                                                            1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                            disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                            teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                            2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                            informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                            karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                            dengan keinginan pasar

                                                                            3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                            untuk mengembangkan SDM

                                                                            4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                            23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                            ETAP)

                                                                            231 Intisari SAK ETAP

                                                                            SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                            standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                            dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                            ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                            mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                            standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                            menyusun laporan keuangan mereka

                                                                            Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                            sebagai berikut

                                                                            Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                            Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                            Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                            Bab 4 Neraca

                                                                            Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                            Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                            Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                            Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                            Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                            Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                            Bab 11 Persediaan

                                                                            Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                            Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                            Bab 14 Properti Investasi

                                                                            Bab 15 Aset Tetap

                                                                            Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                            Bab 17 Sewa

                                                                            Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                            Bab 19 Ekuitas

                                                                            Bab 20 Pendapatan

                                                                            Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                            Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                            Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                            Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                            Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                            Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                            Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                            Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                            Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                            Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                            Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                            untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                            akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                            akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                            tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                            Tabel 22

                                                                            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                            No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                            1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                            dalam laporan posisi keuangan

                                                                            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali informasi yang

                                                                            disajikan dalam neraca

                                                                            yang menghilangkan pos

                                                                            Aset keuangan Properti investasi

                                                                            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                            Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                            Kepentingan

                                                                            nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                            Rugi Laporan laba rugi

                                                                            komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                            Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                            komprehensif lain selama periode

                                                                            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                            laporan laba rugi

                                                                            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                            4 Catatan Atas Laporan

                                                                            Keuangan

                                                                            Catatan atas laporan keuangan

                                                                            Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                            Akuntansi Sumber estimasi

                                                                            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali pengungkapan

                                                                            modal

                                                                            5 Laporan Arus Kas

                                                                            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali

                                                                            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                            Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                            6 Laporan keuangan (LK)

                                                                            konsolidasi dan terpisah

                                                                            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                            Tidak diatur (Bab 12)

                                                                            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                            akuntansi

                                                                            estimasi dan kesalahan

                                                                            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                            aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                            dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                            Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                            Akuntansi yang lain

                                                                            penerapan kebijakan akuntansi

                                                                            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                            Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                            8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                            Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                            Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            10 Investasi pada

                                                                            perusahaan

                                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                            asosiasi dan

                                                                            entitas anak

                                                                            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                            PSAK 15)

                                                                            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                            metode biaya Entitas anak

                                                                            metode ekuitas

                                                                            11 Investasi pada

                                                                            perusahaan asosiasi dan

                                                                            entitas anak

                                                                            Jointly controlled operation asset and entity

                                                                            Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                            PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                            12 Property Investasi

                                                                            Metode akuntansi

                                                                            Model nilai wajarModel biaya

                                                                            Metode akuntansi

                                                                            model biaya

                                                                            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                            Pengukuran biaya perolehan

                                                                            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                            Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali

                                                                            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                            Tidak perlu review nilai residu

                                                                            14 Asset Tidak Berwujud

                                                                            Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                            Penurunan nilai

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                            Menggunakan metode pembelian

                                                                            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                            Tidak diatur

                                                                            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                            Klasifikasi bersifat principle based

                                                                            Laporan keuangan lessee dan

                                                                            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali

                                                                            1048696 Reorganisasi

                                                                            1048696 Selisih penilaian

                                                                            kembali

                                                                            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                            pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                            biaya pinjaman

                                                                            Biaya pinjaman

                                                                            langsung dibebankan

                                                                            19 Penurunan Nilai Aset

                                                                            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                            persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali

                                                                            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                            Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                            Pesangon pemutusan kerja

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            kecuali untuk manfaat

                                                                            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                            21 Pajak Penghasilan

                                                                            Menggunakan deferred tax concept

                                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                            Menggunakan tax payable concept

                                                                            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                            22 Mata Uang Pelaporan

                                                                            Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                            pencatatan dan pelaporan

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            Mata Uang Pelaporan

                                                                            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                            mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                            23 Peristiwa setelah akhir

                                                                            periode pelaporan

                                                                            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                            24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                            yang mempunyai

                                                                            hubungan istimewa

                                                                            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                            Pengungkapan

                                                                            Sama dengan PSAK 7

                                                                            25 Aktivitas Khusus

                                                                            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                            bumi

                                                                            Tidak diatur

                                                                            Akuntansi pertambangan umum

                                                                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                            asuransi26 Ketentuan

                                                                            Transisi Retrospektif atau

                                                                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                            Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                            1 neraca

                                                                            2 laporan laba rugi

                                                                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                            4 laporan arus kas dan

                                                                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                            diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                            kewajiban

                                                                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                            lanjut sebagai berikut

                                                                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                            kontribusi penanam modal

                                                                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                            BAB III

                                                                            METODE PENELITIAN

                                                                            31 Pendekatan Penelitian

                                                                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                            dalam penelitiannya

                                                                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                            32 Unit Analisis

                                                                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                            33 Sumber Data

                                                                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                            34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                            Supomo 2002153)

                                                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                            survei yang tertulis

                                                                            35 Teknik Analisis Data

                                                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                            orang lain

                                                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                            dalam analisa data yaitu

                                                                            1 Reduksi Data

                                                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                            2 Penyajian Data

                                                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                                                            3 Penyimpulan Data

                                                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                            hipotesis atau teori

                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                            • 33 Sumber Data
                                                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                            • 1 Reduksi Data
                                                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                            • 2 Penyajian Data
                                                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                            • 3 Penyimpulan Data

                                                                              3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

                                                                              komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

                                                                              objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

                                                                              menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

                                                                              seseorang terhadap objek sikap

                                                                              Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

                                                                              terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

                                                                              merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

                                                                              sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

                                                                              berperilaku

                                                                              Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

                                                                              komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

                                                                              merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

                                                                              suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

                                                                              yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

                                                                              obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

                                                                              lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

                                                                              tersebut

                                                                              22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

                                                                              221 Pengertian UMKM

                                                                              Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

                                                                              perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

                                                                              asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

                                                                              Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                              mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                              menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                              menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                              Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                              Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                              adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                              yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                              Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                              Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                              dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                              perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                              bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                              besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                              Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                              Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                              sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                              merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                              menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                              usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                              sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                              UMKM

                                                                              Tabel 21

                                                                              Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                              No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                              1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                              2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                              3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                              Sumber wwwdepkopgoid

                                                                              Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                              (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                              kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                              angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                              sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                              mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                              mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                              selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                              ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                              PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                              kondisi tersebut

                                                                              Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                              merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                              permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                              usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                              10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                              222 Hambatan UMKM

                                                                              Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                              berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                              menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                              UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                              bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                              berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                              rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                              Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                              modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                              7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                              Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                              masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                              masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                              1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                              2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                              3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                              cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                              yang dikucurkan kecil

                                                                              4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                              ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                              memadai

                                                                              5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                              6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                              manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                              manajerial dan finansial

                                                                              Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                              (non finansial) adalah

                                                                              1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                              disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                              teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                              2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                              informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                              karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                              dengan keinginan pasar

                                                                              3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                              untuk mengembangkan SDM

                                                                              4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                              23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                              ETAP)

                                                                              231 Intisari SAK ETAP

                                                                              SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                              standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                              dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                              ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                              mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                              standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                              menyusun laporan keuangan mereka

                                                                              Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                              sebagai berikut

                                                                              Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                              Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                              Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                              Bab 4 Neraca

                                                                              Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                              Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                              Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                              Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                              Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                              Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                              Bab 11 Persediaan

                                                                              Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                              Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                              Bab 14 Properti Investasi

                                                                              Bab 15 Aset Tetap

                                                                              Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                              Bab 17 Sewa

                                                                              Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                              Bab 19 Ekuitas

                                                                              Bab 20 Pendapatan

                                                                              Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                              Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                              Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                              Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                              Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                              Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                              Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                              Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                              Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                              Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                              Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                              untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                              akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                              akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                              tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                              Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                              memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                              pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                              efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                              untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                              atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                              Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                              SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                              standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                              merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                              ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                              SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                              per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                              SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                              and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                              keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                              kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                              memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                              tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                              Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                              daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                              BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                              yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                              SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                              Tabel 22

                                                                              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                              No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                              1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                              dalam laporan posisi keuangan

                                                                              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali informasi yang

                                                                              disajikan dalam neraca

                                                                              yang menghilangkan pos

                                                                              Aset keuangan Properti investasi

                                                                              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                              Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                              Kepentingan

                                                                              nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                              Rugi Laporan laba rugi

                                                                              komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                              Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                              komprehensif lain selama periode

                                                                              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                              laporan laba rugi

                                                                              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                              4 Catatan Atas Laporan

                                                                              Keuangan

                                                                              Catatan atas laporan keuangan

                                                                              Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                              Akuntansi Sumber estimasi

                                                                              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali pengungkapan

                                                                              modal

                                                                              5 Laporan Arus Kas

                                                                              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali

                                                                              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                              Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                              6 Laporan keuangan (LK)

                                                                              konsolidasi dan terpisah

                                                                              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                              Tidak diatur (Bab 12)

                                                                              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                              akuntansi

                                                                              estimasi dan kesalahan

                                                                              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                              aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                              dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                              Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                              Akuntansi yang lain

                                                                              penerapan kebijakan akuntansi

                                                                              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                              Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                              8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                              Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                              Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              10 Investasi pada

                                                                              perusahaan

                                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                              asosiasi dan

                                                                              entitas anak

                                                                              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                              PSAK 15)

                                                                              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                              metode biaya Entitas anak

                                                                              metode ekuitas

                                                                              11 Investasi pada

                                                                              perusahaan asosiasi dan

                                                                              entitas anak

                                                                              Jointly controlled operation asset and entity

                                                                              Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                              PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                              12 Property Investasi

                                                                              Metode akuntansi

                                                                              Model nilai wajarModel biaya

                                                                              Metode akuntansi

                                                                              model biaya

                                                                              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                              Pengukuran biaya perolehan

                                                                              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                              Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali

                                                                              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                              Tidak perlu review nilai residu

                                                                              14 Asset Tidak Berwujud

                                                                              Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                              Penurunan nilai

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                              Menggunakan metode pembelian

                                                                              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                              Tidak diatur

                                                                              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                              Klasifikasi bersifat principle based

                                                                              Laporan keuangan lessee dan

                                                                              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali

                                                                              1048696 Reorganisasi

                                                                              1048696 Selisih penilaian

                                                                              kembali

                                                                              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                              pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                              biaya pinjaman

                                                                              Biaya pinjaman

                                                                              langsung dibebankan

                                                                              19 Penurunan Nilai Aset

                                                                              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                              persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali

                                                                              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                              Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                              Pesangon pemutusan kerja

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              kecuali untuk manfaat

                                                                              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                              21 Pajak Penghasilan

                                                                              Menggunakan deferred tax concept

                                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                              Menggunakan tax payable concept

                                                                              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                              22 Mata Uang Pelaporan

                                                                              Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                              pencatatan dan pelaporan

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              Mata Uang Pelaporan

                                                                              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                              mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                              23 Peristiwa setelah akhir

                                                                              periode pelaporan

                                                                              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                              24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                              yang mempunyai

                                                                              hubungan istimewa

                                                                              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                              Pengungkapan

                                                                              Sama dengan PSAK 7

                                                                              25 Aktivitas Khusus

                                                                              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                              bumi

                                                                              Tidak diatur

                                                                              Akuntansi pertambangan umum

                                                                              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                              asuransi26 Ketentuan

                                                                              Transisi Retrospektif atau

                                                                              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                              Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                              menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                              1 neraca

                                                                              2 laporan laba rugi

                                                                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                              4 laporan arus kas dan

                                                                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                              diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                              kewajiban

                                                                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                              lanjut sebagai berikut

                                                                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                              kontribusi penanam modal

                                                                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                              BAB III

                                                                              METODE PENELITIAN

                                                                              31 Pendekatan Penelitian

                                                                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                              dalam penelitiannya

                                                                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                              32 Unit Analisis

                                                                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                              33 Sumber Data

                                                                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                              34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                              Supomo 2002153)

                                                                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                              survei yang tertulis

                                                                              35 Teknik Analisis Data

                                                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                              orang lain

                                                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                              dalam analisa data yaitu

                                                                              1 Reduksi Data

                                                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                              2 Penyajian Data

                                                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                                                              3 Penyimpulan Data

                                                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                              hipotesis atau teori

                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                              • 33 Sumber Data
                                                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                              • 1 Reduksi Data
                                                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                              • 2 Penyajian Data
                                                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                                                Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

                                                                                mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

                                                                                menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

                                                                                menyerap antara 5-19 tenaga kerja

                                                                                Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                                Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

                                                                                adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

                                                                                yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

                                                                                Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                                Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

                                                                                dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

                                                                                perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

                                                                                bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

                                                                                besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

                                                                                Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

                                                                                Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

                                                                                sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

                                                                                merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

                                                                                menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

                                                                                usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

                                                                                sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

                                                                                UMKM

                                                                                Tabel 21

                                                                                Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                                No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                                1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                                2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                                3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                                Sumber wwwdepkopgoid

                                                                                Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                                (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                                kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                                angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                                sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                                mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                                mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                                selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                                ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                                PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                                kondisi tersebut

                                                                                Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                                merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                                permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                                usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                                10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                                222 Hambatan UMKM

                                                                                Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                                berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                                menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                                UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                                bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                                berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                                rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                                Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                                modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                                7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                                Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                                masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                                masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                                1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                                2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                                3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                                cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                                yang dikucurkan kecil

                                                                                4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                                ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                                memadai

                                                                                5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                                6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                                manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                                manajerial dan finansial

                                                                                Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                                (non finansial) adalah

                                                                                1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                                disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                                teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                                2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                                informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                                karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                                dengan keinginan pasar

                                                                                3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                                untuk mengembangkan SDM

                                                                                4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                                23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                                ETAP)

                                                                                231 Intisari SAK ETAP

                                                                                SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                                standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                                dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                                ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                                mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                                standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                                menyusun laporan keuangan mereka

                                                                                Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                                sebagai berikut

                                                                                Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                                Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                                Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                Bab 4 Neraca

                                                                                Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                                Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                                Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                                Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                                Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                                Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                                Bab 11 Persediaan

                                                                                Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                                Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                                Bab 14 Properti Investasi

                                                                                Bab 15 Aset Tetap

                                                                                Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                Bab 17 Sewa

                                                                                Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                Bab 19 Ekuitas

                                                                                Bab 20 Pendapatan

                                                                                Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                Tabel 22

                                                                                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                dalam laporan posisi keuangan

                                                                                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali informasi yang

                                                                                disajikan dalam neraca

                                                                                yang menghilangkan pos

                                                                                Aset keuangan Properti investasi

                                                                                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                Kepentingan

                                                                                nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                Rugi Laporan laba rugi

                                                                                komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                komprehensif lain selama periode

                                                                                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                laporan laba rugi

                                                                                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                4 Catatan Atas Laporan

                                                                                Keuangan

                                                                                Catatan atas laporan keuangan

                                                                                Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali pengungkapan

                                                                                modal

                                                                                5 Laporan Arus Kas

                                                                                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali

                                                                                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                konsolidasi dan terpisah

                                                                                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                akuntansi

                                                                                estimasi dan kesalahan

                                                                                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                Akuntansi yang lain

                                                                                penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                10 Investasi pada

                                                                                perusahaan

                                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                asosiasi dan

                                                                                entitas anak

                                                                                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                PSAK 15)

                                                                                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                metode biaya Entitas anak

                                                                                metode ekuitas

                                                                                11 Investasi pada

                                                                                perusahaan asosiasi dan

                                                                                entitas anak

                                                                                Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                12 Property Investasi

                                                                                Metode akuntansi

                                                                                Model nilai wajarModel biaya

                                                                                Metode akuntansi

                                                                                model biaya

                                                                                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                Pengukuran biaya perolehan

                                                                                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali

                                                                                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                Tidak perlu review nilai residu

                                                                                14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                Penurunan nilai

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                Menggunakan metode pembelian

                                                                                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                Tidak diatur

                                                                                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                Laporan keuangan lessee dan

                                                                                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali

                                                                                1048696 Reorganisasi

                                                                                1048696 Selisih penilaian

                                                                                kembali

                                                                                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                biaya pinjaman

                                                                                Biaya pinjaman

                                                                                langsung dibebankan

                                                                                19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali

                                                                                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                Pesangon pemutusan kerja

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                kecuali untuk manfaat

                                                                                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                21 Pajak Penghasilan

                                                                                Menggunakan deferred tax concept

                                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                Menggunakan tax payable concept

                                                                                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                pencatatan dan pelaporan

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                Mata Uang Pelaporan

                                                                                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                periode pelaporan

                                                                                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                yang mempunyai

                                                                                hubungan istimewa

                                                                                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                Pengungkapan

                                                                                Sama dengan PSAK 7

                                                                                25 Aktivitas Khusus

                                                                                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                bumi

                                                                                Tidak diatur

                                                                                Akuntansi pertambangan umum

                                                                                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                asuransi26 Ketentuan

                                                                                Transisi Retrospektif atau

                                                                                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                1 neraca

                                                                                2 laporan laba rugi

                                                                                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                4 laporan arus kas dan

                                                                                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                kewajiban

                                                                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                lanjut sebagai berikut

                                                                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                kontribusi penanam modal

                                                                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                BAB III

                                                                                METODE PENELITIAN

                                                                                31 Pendekatan Penelitian

                                                                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                dalam penelitiannya

                                                                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                32 Unit Analisis

                                                                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                33 Sumber Data

                                                                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                Supomo 2002153)

                                                                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                survei yang tertulis

                                                                                35 Teknik Analisis Data

                                                                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                orang lain

                                                                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                dalam analisa data yaitu

                                                                                1 Reduksi Data

                                                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                2 Penyajian Data

                                                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                3 Penyimpulan Data

                                                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                hipotesis atau teori

                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                • 33 Sumber Data
                                                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                • 1 Reduksi Data
                                                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                • 2 Penyajian Data
                                                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                                                  Tabel 21

                                                                                  Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

                                                                                  No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

                                                                                  1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

                                                                                  2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

                                                                                  3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

                                                                                  Sumber wwwdepkopgoid

                                                                                  Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

                                                                                  (999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

                                                                                  kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

                                                                                  angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

                                                                                  sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

                                                                                  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

                                                                                  mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

                                                                                  selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

                                                                                  ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

                                                                                  PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

                                                                                  kondisi tersebut

                                                                                  Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

                                                                                  merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

                                                                                  permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

                                                                                  usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

                                                                                  10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

                                                                                  222 Hambatan UMKM

                                                                                  Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                                  berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                                  menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                                  UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                                  bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                                  berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                                  rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                                  Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                                  modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                                  7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                                  Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                                  masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                                  masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                                  1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                                  2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                                  3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                                  cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                                  yang dikucurkan kecil

                                                                                  4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                                  ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                                  memadai

                                                                                  5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                                  6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                                  manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                                  manajerial dan finansial

                                                                                  Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                                  (non finansial) adalah

                                                                                  1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                                  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                                  teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                                  2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                                  informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                                  karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                                  dengan keinginan pasar

                                                                                  3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                                  untuk mengembangkan SDM

                                                                                  4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                                  23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                                  ETAP)

                                                                                  231 Intisari SAK ETAP

                                                                                  SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                                  standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                                  dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                                  ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                                  mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                                  standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                                  menyusun laporan keuangan mereka

                                                                                  Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                                  sebagai berikut

                                                                                  Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                                  Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                                  Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                  Bab 4 Neraca

                                                                                  Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                                  Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                                  Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                                  Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                                  Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                                  Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                                  Bab 11 Persediaan

                                                                                  Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                                  Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                                  Bab 14 Properti Investasi

                                                                                  Bab 15 Aset Tetap

                                                                                  Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                  Bab 17 Sewa

                                                                                  Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                  Bab 19 Ekuitas

                                                                                  Bab 20 Pendapatan

                                                                                  Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                  Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                  Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                  Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                  Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                  Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                  Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                  Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                  Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                  Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                  Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                  untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                  akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                  akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                  tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                  Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                  memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                  pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                  efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                  untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                  atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                  Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                  SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                  standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                  merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                  ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                  SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                  per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                  SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                  and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                  keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                  kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                  memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                  tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                  Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                  daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                  BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                  yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                  SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                  tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                  Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                  untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                  2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                  harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                  PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                  Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                  menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                  persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                  tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                  Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                  SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                  publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                  berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                  ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                  ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                  persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                  dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                  232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                  Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                  yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                  sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                  diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                  Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                  entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                  akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                  terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                  2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                  untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                  penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                  SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                  Tabel 22

                                                                                  Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                  No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                  1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                  Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                  dalam laporan posisi keuangan

                                                                                  Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                  Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                  dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                  (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali informasi yang

                                                                                  disajikan dalam neraca

                                                                                  yang menghilangkan pos

                                                                                  Aset keuangan Properti investasi

                                                                                  yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                  Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                  Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                  Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                  Kepentingan

                                                                                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                  Rugi Laporan laba rugi

                                                                                  komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                  komprehensif lain selama periode

                                                                                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                  laporan laba rugi

                                                                                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                  4 Catatan Atas Laporan

                                                                                  Keuangan

                                                                                  Catatan atas laporan keuangan

                                                                                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                  Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali pengungkapan

                                                                                  modal

                                                                                  5 Laporan Arus Kas

                                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali

                                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                  6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                  konsolidasi dan terpisah

                                                                                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                  Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                  akuntansi

                                                                                  estimasi dan kesalahan

                                                                                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                  Akuntansi yang lain

                                                                                  penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                  Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                  Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  10 Investasi pada

                                                                                  perusahaan

                                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                  asosiasi dan

                                                                                  entitas anak

                                                                                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                  PSAK 15)

                                                                                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                  metode biaya Entitas anak

                                                                                  metode ekuitas

                                                                                  11 Investasi pada

                                                                                  perusahaan asosiasi dan

                                                                                  entitas anak

                                                                                  Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                  12 Property Investasi

                                                                                  Metode akuntansi

                                                                                  Model nilai wajarModel biaya

                                                                                  Metode akuntansi

                                                                                  model biaya

                                                                                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                  Pengukuran biaya perolehan

                                                                                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali

                                                                                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                  Tidak perlu review nilai residu

                                                                                  14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                  Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                  Penurunan nilai

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                  Menggunakan metode pembelian

                                                                                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                  Tidak diatur

                                                                                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                  Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                  Laporan keuangan lessee dan

                                                                                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali

                                                                                  1048696 Reorganisasi

                                                                                  1048696 Selisih penilaian

                                                                                  kembali

                                                                                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                  pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                  biaya pinjaman

                                                                                  Biaya pinjaman

                                                                                  langsung dibebankan

                                                                                  19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali

                                                                                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                  Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                  Pesangon pemutusan kerja

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  kecuali untuk manfaat

                                                                                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                  21 Pajak Penghasilan

                                                                                  Menggunakan deferred tax concept

                                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                  Menggunakan tax payable concept

                                                                                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                  22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                  pencatatan dan pelaporan

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  Mata Uang Pelaporan

                                                                                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                  23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                  periode pelaporan

                                                                                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                  24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                  yang mempunyai

                                                                                  hubungan istimewa

                                                                                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                  Pengungkapan

                                                                                  Sama dengan PSAK 7

                                                                                  25 Aktivitas Khusus

                                                                                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                  bumi

                                                                                  Tidak diatur

                                                                                  Akuntansi pertambangan umum

                                                                                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                  asuransi26 Ketentuan

                                                                                  Transisi Retrospektif atau

                                                                                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                  Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                  1 neraca

                                                                                  2 laporan laba rugi

                                                                                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                  4 laporan arus kas dan

                                                                                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                  diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                  kewajiban

                                                                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                  lanjut sebagai berikut

                                                                                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                  kontribusi penanam modal

                                                                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                  BAB III

                                                                                  METODE PENELITIAN

                                                                                  31 Pendekatan Penelitian

                                                                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                  dalam penelitiannya

                                                                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                  32 Unit Analisis

                                                                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                  33 Sumber Data

                                                                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                  Supomo 2002153)

                                                                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                  survei yang tertulis

                                                                                  35 Teknik Analisis Data

                                                                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                  orang lain

                                                                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                  dalam analisa data yaitu

                                                                                  1 Reduksi Data

                                                                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                  2 Penyajian Data

                                                                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                  3 Penyimpulan Data

                                                                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                  hipotesis atau teori

                                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                  • 33 Sumber Data
                                                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                  • 1 Reduksi Data
                                                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                  • 2 Penyajian Data
                                                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                                                    222 Hambatan UMKM

                                                                                    Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

                                                                                    berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

                                                                                    menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

                                                                                    UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

                                                                                    bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

                                                                                    berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

                                                                                    rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

                                                                                    Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

                                                                                    modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

                                                                                    7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

                                                                                    Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

                                                                                    masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

                                                                                    masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

                                                                                    1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

                                                                                    2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

                                                                                    3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

                                                                                    cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

                                                                                    yang dikucurkan kecil

                                                                                    4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

                                                                                    ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

                                                                                    memadai

                                                                                    5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

                                                                                    6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                                    manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                                    manajerial dan finansial

                                                                                    Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                                    (non finansial) adalah

                                                                                    1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                                    disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                                    teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                                    2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                                    informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                                    karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                                    dengan keinginan pasar

                                                                                    3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                                    untuk mengembangkan SDM

                                                                                    4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                                    23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                                    ETAP)

                                                                                    231 Intisari SAK ETAP

                                                                                    SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                                    standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                                    dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                                    ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                                    mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                                    standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                                    menyusun laporan keuangan mereka

                                                                                    Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                                    sebagai berikut

                                                                                    Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                                    Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                                    Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                    Bab 4 Neraca

                                                                                    Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                                    Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                                    Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                                    Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                                    Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                                    Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                                    Bab 11 Persediaan

                                                                                    Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                                    Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                                    Bab 14 Properti Investasi

                                                                                    Bab 15 Aset Tetap

                                                                                    Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                    Bab 17 Sewa

                                                                                    Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                    Bab 19 Ekuitas

                                                                                    Bab 20 Pendapatan

                                                                                    Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                    Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                    Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                    Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                    Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                    Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                    Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                    Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                    Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                    Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                    Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                    untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                    akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                    akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                    tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                    Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                    memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                    pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                    efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                    untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                    atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                    Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                    SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                    standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                    merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                    ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                    SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                    per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                    SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                    and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                    keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                    kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                    memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                    tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                    Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                    daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                    BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                    yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                    SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                    tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                    Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                    untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                    2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                    harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                    PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                    Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                    persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                    tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                    Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                    SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                    publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                    berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                    ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                    ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                    persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                    dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                    232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                    Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                    yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                    sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                    diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                    Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                    entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                    akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                    terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                    2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                    untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                    penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                    SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                    Tabel 22

                                                                                    Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                    No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                    1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                    Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                    dalam laporan posisi keuangan

                                                                                    Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                    Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                    dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                    (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali informasi yang

                                                                                    disajikan dalam neraca

                                                                                    yang menghilangkan pos

                                                                                    Aset keuangan Properti investasi

                                                                                    yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                    Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                    Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                    Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                    Kepentingan

                                                                                    nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                    Rugi Laporan laba rugi

                                                                                    komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                    dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                    Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                    komprehensif lain selama periode

                                                                                    Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                    Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                    laporan laba rugi

                                                                                    komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                    3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                    4 Catatan Atas Laporan

                                                                                    Keuangan

                                                                                    Catatan atas laporan keuangan

                                                                                    Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                    Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                    ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali pengungkapan

                                                                                    modal

                                                                                    5 Laporan Arus Kas

                                                                                    Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                    Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                    pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                    dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali

                                                                                    Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                    Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                    6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                    konsolidasi dan terpisah

                                                                                    Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                    Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                    Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                    7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                    akuntansi

                                                                                    estimasi dan kesalahan

                                                                                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                    Akuntansi yang lain

                                                                                    penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                    Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                    Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    10 Investasi pada

                                                                                    perusahaan

                                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                    asosiasi dan

                                                                                    entitas anak

                                                                                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                    PSAK 15)

                                                                                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                    metode biaya Entitas anak

                                                                                    metode ekuitas

                                                                                    11 Investasi pada

                                                                                    perusahaan asosiasi dan

                                                                                    entitas anak

                                                                                    Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                    12 Property Investasi

                                                                                    Metode akuntansi

                                                                                    Model nilai wajarModel biaya

                                                                                    Metode akuntansi

                                                                                    model biaya

                                                                                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                    Pengukuran biaya perolehan

                                                                                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali

                                                                                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                    Tidak perlu review nilai residu

                                                                                    14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                    Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                    Penurunan nilai

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                    Menggunakan metode pembelian

                                                                                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                    Tidak diatur

                                                                                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                    Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                    Laporan keuangan lessee dan

                                                                                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali

                                                                                    1048696 Reorganisasi

                                                                                    1048696 Selisih penilaian

                                                                                    kembali

                                                                                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                    pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                    biaya pinjaman

                                                                                    Biaya pinjaman

                                                                                    langsung dibebankan

                                                                                    19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali

                                                                                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                    Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                    Pesangon pemutusan kerja

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    kecuali untuk manfaat

                                                                                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                    21 Pajak Penghasilan

                                                                                    Menggunakan deferred tax concept

                                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                    Menggunakan tax payable concept

                                                                                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                    22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                    pencatatan dan pelaporan

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    Mata Uang Pelaporan

                                                                                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                    23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                    periode pelaporan

                                                                                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                    24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                    yang mempunyai

                                                                                    hubungan istimewa

                                                                                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                    Pengungkapan

                                                                                    Sama dengan PSAK 7

                                                                                    25 Aktivitas Khusus

                                                                                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                    bumi

                                                                                    Tidak diatur

                                                                                    Akuntansi pertambangan umum

                                                                                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                    asuransi26 Ketentuan

                                                                                    Transisi Retrospektif atau

                                                                                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                    Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                    1 neraca

                                                                                    2 laporan laba rugi

                                                                                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                    4 laporan arus kas dan

                                                                                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                    diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                    kewajiban

                                                                                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                    lanjut sebagai berikut

                                                                                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                    kontribusi penanam modal

                                                                                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                    BAB III

                                                                                    METODE PENELITIAN

                                                                                    31 Pendekatan Penelitian

                                                                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                    dalam penelitiannya

                                                                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                    32 Unit Analisis

                                                                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                    33 Sumber Data

                                                                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                    Supomo 2002153)

                                                                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                    survei yang tertulis

                                                                                    35 Teknik Analisis Data

                                                                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                    orang lain

                                                                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                    dalam analisa data yaitu

                                                                                    1 Reduksi Data

                                                                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                    2 Penyajian Data

                                                                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                    3 Penyimpulan Data

                                                                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                    hipotesis atau teori

                                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                    • 33 Sumber Data
                                                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                    • 1 Reduksi Data
                                                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                    • 2 Penyajian Data
                                                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                                                      6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

                                                                                      manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

                                                                                      manajerial dan finansial

                                                                                      Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

                                                                                      (non finansial) adalah

                                                                                      1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

                                                                                      disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

                                                                                      teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

                                                                                      2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

                                                                                      informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

                                                                                      karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

                                                                                      dengan keinginan pasar

                                                                                      3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

                                                                                      untuk mengembangkan SDM

                                                                                      4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

                                                                                      23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

                                                                                      ETAP)

                                                                                      231 Intisari SAK ETAP

                                                                                      SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

                                                                                      standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

                                                                                      dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

                                                                                      ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

                                                                                      mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                                      standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                                      menyusun laporan keuangan mereka

                                                                                      Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                                      sebagai berikut

                                                                                      Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                                      Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                                      Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                      Bab 4 Neraca

                                                                                      Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                                      Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                                      Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                                      Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                                      Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                                      Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                                      Bab 11 Persediaan

                                                                                      Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                                      Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                                      Bab 14 Properti Investasi

                                                                                      Bab 15 Aset Tetap

                                                                                      Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                      Bab 17 Sewa

                                                                                      Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                      Bab 19 Ekuitas

                                                                                      Bab 20 Pendapatan

                                                                                      Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                      Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                      Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                      Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                      Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                      Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                      Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                      Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                      Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                      Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                      Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                      untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                      akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                      akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                      tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                      Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                      memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                      pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                      efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                      untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                      atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                      Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                      SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                      standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                      merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                      ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                      SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                      per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                      SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                      and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                      keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                      kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                      memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                      tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                      Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                      daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                      BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                      yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                      SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                      tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                      Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                      untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                      2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                      harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                      PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                      Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                      menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                      persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                      tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                      Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                      SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                      publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                      berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                      ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                      ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                      persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                      dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                      232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                      Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                      yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                      sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                      diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                      Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                      entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                      akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                      terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                      2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                      untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                      penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                      SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                      Tabel 22

                                                                                      Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                      No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                      1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                      Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                      dalam laporan posisi keuangan

                                                                                      Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                      Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                      dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                      (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali informasi yang

                                                                                      disajikan dalam neraca

                                                                                      yang menghilangkan pos

                                                                                      Aset keuangan Properti investasi

                                                                                      yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                      Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                      Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                      Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                      Kepentingan

                                                                                      nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                      Rugi Laporan laba rugi

                                                                                      komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                      dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                      Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                      komprehensif lain selama periode

                                                                                      Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                      Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                      laporan laba rugi

                                                                                      komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                      3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                      4 Catatan Atas Laporan

                                                                                      Keuangan

                                                                                      Catatan atas laporan keuangan

                                                                                      Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                      Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                      ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali pengungkapan

                                                                                      modal

                                                                                      5 Laporan Arus Kas

                                                                                      Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                      Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                      pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                      dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali

                                                                                      Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                      Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                      6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                      konsolidasi dan terpisah

                                                                                      Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                      Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                      Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                      7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                      akuntansi

                                                                                      estimasi dan kesalahan

                                                                                      Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                      Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                      aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                      dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                      Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                      Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                      Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                      Akuntansi yang lain

                                                                                      penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                      Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                      Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                      Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                      8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                      Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                      Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                      wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                      Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                      Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                      Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                      Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                      9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                      jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      10 Investasi pada

                                                                                      perusahaan

                                                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                      Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                      asosiasi dan

                                                                                      entitas anak

                                                                                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                      PSAK 15)

                                                                                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                      metode biaya Entitas anak

                                                                                      metode ekuitas

                                                                                      11 Investasi pada

                                                                                      perusahaan asosiasi dan

                                                                                      entitas anak

                                                                                      Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                      12 Property Investasi

                                                                                      Metode akuntansi

                                                                                      Model nilai wajarModel biaya

                                                                                      Metode akuntansi

                                                                                      model biaya

                                                                                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                      Pengukuran biaya perolehan

                                                                                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali

                                                                                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                      Tidak perlu review nilai residu

                                                                                      14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                      Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                      Penurunan nilai

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                      Menggunakan metode pembelian

                                                                                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                      Tidak diatur

                                                                                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                      Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                      Laporan keuangan lessee dan

                                                                                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali

                                                                                      1048696 Reorganisasi

                                                                                      1048696 Selisih penilaian

                                                                                      kembali

                                                                                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                      pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                      biaya pinjaman

                                                                                      Biaya pinjaman

                                                                                      langsung dibebankan

                                                                                      19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali

                                                                                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                      Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                      Pesangon pemutusan kerja

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      kecuali untuk manfaat

                                                                                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                      21 Pajak Penghasilan

                                                                                      Menggunakan deferred tax concept

                                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                      Menggunakan tax payable concept

                                                                                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                      22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                      pencatatan dan pelaporan

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      Mata Uang Pelaporan

                                                                                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                      23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                      periode pelaporan

                                                                                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                      24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                      yang mempunyai

                                                                                      hubungan istimewa

                                                                                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                      Pengungkapan

                                                                                      Sama dengan PSAK 7

                                                                                      25 Aktivitas Khusus

                                                                                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                      bumi

                                                                                      Tidak diatur

                                                                                      Akuntansi pertambangan umum

                                                                                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                      asuransi26 Ketentuan

                                                                                      Transisi Retrospektif atau

                                                                                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                      Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                      1 neraca

                                                                                      2 laporan laba rugi

                                                                                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                      4 laporan arus kas dan

                                                                                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                      diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                      kewajiban

                                                                                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                      lanjut sebagai berikut

                                                                                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                      kontribusi penanam modal

                                                                                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                      BAB III

                                                                                      METODE PENELITIAN

                                                                                      31 Pendekatan Penelitian

                                                                                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                      dalam penelitiannya

                                                                                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                      32 Unit Analisis

                                                                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                      33 Sumber Data

                                                                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                      Supomo 2002153)

                                                                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                      survei yang tertulis

                                                                                      35 Teknik Analisis Data

                                                                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                      orang lain

                                                                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                      dalam analisa data yaitu

                                                                                      1 Reduksi Data

                                                                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                      2 Penyajian Data

                                                                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                      3 Penyimpulan Data

                                                                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                      hipotesis atau teori

                                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                      • 33 Sumber Data
                                                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                      • 1 Reduksi Data
                                                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                      • 2 Penyajian Data
                                                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                                                        mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

                                                                                        standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

                                                                                        menyusun laporan keuangan mereka

                                                                                        Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

                                                                                        sebagai berikut

                                                                                        Bab 1 Ruang Lingkup

                                                                                        Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

                                                                                        Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                        Bab 4 Neraca

                                                                                        Bab 5 Laporan Laba Rugi

                                                                                        Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

                                                                                        Bab 7 Laporan Arus Kas

                                                                                        Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

                                                                                        Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

                                                                                        Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

                                                                                        Bab 11 Persediaan

                                                                                        Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

                                                                                        Bab 13 Investasi pada Joint Venture

                                                                                        Bab 14 Properti Investasi

                                                                                        Bab 15 Aset Tetap

                                                                                        Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                        Bab 17 Sewa

                                                                                        Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                        Bab 19 Ekuitas

                                                                                        Bab 20 Pendapatan

                                                                                        Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                        Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                        Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                        Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                        Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                        Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                        Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                        Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                        Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                        Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                        Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                        untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                        akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                        akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                        tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                        Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                        memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                        pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                        efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                        untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                        atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                        Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                        SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                        standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                        merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                        ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                        SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                        per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                        SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                        and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                        keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                        kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                        memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                        tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                        Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                        daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                        BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                        yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                        SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                        tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                        Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                        untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                        2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                        harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                        PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                        Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                        menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                        persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                        tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                        Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                        SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                        publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                        berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                        ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                        ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                        persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                        dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                        232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                        Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                        yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                        sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                        diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                        Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                        entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                        akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                        terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                        2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                        untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                        penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                        SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                        Tabel 22

                                                                                        Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                        No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                        1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                        Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                        dalam laporan posisi keuangan

                                                                                        Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                        Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                        dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                        (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali informasi yang

                                                                                        disajikan dalam neraca

                                                                                        yang menghilangkan pos

                                                                                        Aset keuangan Properti investasi

                                                                                        yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                        Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                        Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                        Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                        Kepentingan

                                                                                        nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                        Rugi Laporan laba rugi

                                                                                        komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                        dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                        Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                        komprehensif lain selama periode

                                                                                        Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                        Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                        laporan laba rugi

                                                                                        komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                        3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                        4 Catatan Atas Laporan

                                                                                        Keuangan

                                                                                        Catatan atas laporan keuangan

                                                                                        Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                        Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                        ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali pengungkapan

                                                                                        modal

                                                                                        5 Laporan Arus Kas

                                                                                        Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                        Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                        pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                        dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali

                                                                                        Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                        Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                        6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                        konsolidasi dan terpisah

                                                                                        Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                        Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                        Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                        7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                        akuntansi

                                                                                        estimasi dan kesalahan

                                                                                        Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                        Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                        aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                        dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                        Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                        Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                        Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                        Akuntansi yang lain

                                                                                        penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                        Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                        Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                        Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                        8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                        Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                        Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                        wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                        Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                        Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                        Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                        Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                        9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                        jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        10 Investasi pada

                                                                                        perusahaan

                                                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                        Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                        asosiasi dan

                                                                                        entitas anak

                                                                                        Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                        PSAK 15)

                                                                                        entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                        metode biaya Entitas anak

                                                                                        metode ekuitas

                                                                                        11 Investasi pada

                                                                                        perusahaan asosiasi dan

                                                                                        entitas anak

                                                                                        Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                        Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                        proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                        PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                        Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                        12 Property Investasi

                                                                                        Metode akuntansi

                                                                                        Model nilai wajarModel biaya

                                                                                        Metode akuntansi

                                                                                        model biaya

                                                                                        13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                        Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                        Pengukuran biaya perolehan

                                                                                        Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                        Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                        residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali

                                                                                        Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                        Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                        Tidak perlu review nilai residu

                                                                                        14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                        Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                        Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                        Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                        Penurunan nilai

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                        Menggunakan metode pembelian

                                                                                        Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                        Tidak diatur

                                                                                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                        Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                        Laporan keuangan lessee dan

                                                                                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali

                                                                                        1048696 Reorganisasi

                                                                                        1048696 Selisih penilaian

                                                                                        kembali

                                                                                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                        pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                        biaya pinjaman

                                                                                        Biaya pinjaman

                                                                                        langsung dibebankan

                                                                                        19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali

                                                                                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                        Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                        Pesangon pemutusan kerja

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        kecuali untuk manfaat

                                                                                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                        21 Pajak Penghasilan

                                                                                        Menggunakan deferred tax concept

                                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                        Menggunakan tax payable concept

                                                                                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                        22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                        pencatatan dan pelaporan

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        Mata Uang Pelaporan

                                                                                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                        23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                        periode pelaporan

                                                                                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                        24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                        yang mempunyai

                                                                                        hubungan istimewa

                                                                                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                        Pengungkapan

                                                                                        Sama dengan PSAK 7

                                                                                        25 Aktivitas Khusus

                                                                                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                        bumi

                                                                                        Tidak diatur

                                                                                        Akuntansi pertambangan umum

                                                                                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                        asuransi26 Ketentuan

                                                                                        Transisi Retrospektif atau

                                                                                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                        Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                        1 neraca

                                                                                        2 laporan laba rugi

                                                                                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                        4 laporan arus kas dan

                                                                                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                        diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                        kewajiban

                                                                                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                        lanjut sebagai berikut

                                                                                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                        kontribusi penanam modal

                                                                                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                        BAB III

                                                                                        METODE PENELITIAN

                                                                                        31 Pendekatan Penelitian

                                                                                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                        dalam penelitiannya

                                                                                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                        32 Unit Analisis

                                                                                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                        33 Sumber Data

                                                                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                        Supomo 2002153)

                                                                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                        survei yang tertulis

                                                                                        35 Teknik Analisis Data

                                                                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                        orang lain

                                                                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                        dalam analisa data yaitu

                                                                                        1 Reduksi Data

                                                                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                        2 Penyajian Data

                                                                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                        3 Penyimpulan Data

                                                                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                        hipotesis atau teori

                                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                        • 33 Sumber Data
                                                                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                        • 1 Reduksi Data
                                                                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                        • 2 Penyajian Data
                                                                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                        • 3 Penyimpulan Data

                                                                                          Bab 16 Aset Tidak Berwujud

                                                                                          Bab 17 Sewa

                                                                                          Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

                                                                                          Bab 19 Ekuitas

                                                                                          Bab 20 Pendapatan

                                                                                          Bab 21 Biaya Pinjaman

                                                                                          Bab 22 Penurunan Nilai Aset

                                                                                          Bab 23 Imbalan Kerja

                                                                                          Bab 24 Pajak Penghasilan

                                                                                          Bab 25 Mata Uang Pelaporan

                                                                                          Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

                                                                                          Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

                                                                                          Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

                                                                                          Bab 29 Ketentuan Transisi

                                                                                          Bab 30 Tanggal Efektif

                                                                                          Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

                                                                                          untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

                                                                                          akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

                                                                                          akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

                                                                                          tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

                                                                                          Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                          memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                          pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                          efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                          untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                          atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                          Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                          SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                          standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                          merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                          ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                          SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                          per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                          SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                          and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                          keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                          kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                          memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                          tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                          Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                          daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                          BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                          yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                          SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                          tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                          Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                          untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                          2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                          harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                          PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                          Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                          menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                          persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                          tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                          Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                          SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                          publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                          berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                          ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                          ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                          persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                          dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                          232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                          Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                          yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                          sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                          diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                          Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                          entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                          akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                          terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                          2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                          untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                          penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                          SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                          Tabel 22

                                                                                          Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                          No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                          1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                          Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                          dalam laporan posisi keuangan

                                                                                          Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                          Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                          dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                          (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali informasi yang

                                                                                          disajikan dalam neraca

                                                                                          yang menghilangkan pos

                                                                                          Aset keuangan Properti investasi

                                                                                          yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                          Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                          Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                          Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                          Kepentingan

                                                                                          nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                          Rugi Laporan laba rugi

                                                                                          komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                          dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                          Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                          komprehensif lain selama periode

                                                                                          Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                          Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                          laporan laba rugi

                                                                                          komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                          3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                          4 Catatan Atas Laporan

                                                                                          Keuangan

                                                                                          Catatan atas laporan keuangan

                                                                                          Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                          Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                          ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali pengungkapan

                                                                                          modal

                                                                                          5 Laporan Arus Kas

                                                                                          Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                          Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                          pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                          dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali

                                                                                          Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                          Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                          6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                          konsolidasi dan terpisah

                                                                                          Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                          Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                          Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                          7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                          akuntansi

                                                                                          estimasi dan kesalahan

                                                                                          Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                          Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                          aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                          dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                          Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                          Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                          Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                          Akuntansi yang lain

                                                                                          penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                          Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                          Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                          Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                          8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                          Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                          Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                          wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                          Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                          Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                          Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                          Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                          9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                          jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          10 Investasi pada

                                                                                          perusahaan

                                                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                          Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                          asosiasi dan

                                                                                          entitas anak

                                                                                          Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                          PSAK 15)

                                                                                          entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                          metode biaya Entitas anak

                                                                                          metode ekuitas

                                                                                          11 Investasi pada

                                                                                          perusahaan asosiasi dan

                                                                                          entitas anak

                                                                                          Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                          Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                          proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                          PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                          Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                          12 Property Investasi

                                                                                          Metode akuntansi

                                                                                          Model nilai wajarModel biaya

                                                                                          Metode akuntansi

                                                                                          model biaya

                                                                                          13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                          Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                          Pengukuran biaya perolehan

                                                                                          Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                          Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                          residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali

                                                                                          Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                          Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                          Tidak perlu review nilai residu

                                                                                          14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                          Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                          Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                          Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                          Penurunan nilai

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                          Menggunakan metode pembelian

                                                                                          Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                          Tidak diatur

                                                                                          15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                          Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                          Laporan keuangan lessee dan

                                                                                          Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                          lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                          Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                          Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                          badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                          badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali

                                                                                          1048696 Reorganisasi

                                                                                          1048696 Selisih penilaian

                                                                                          kembali

                                                                                          17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                          pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                          biaya pinjaman

                                                                                          Biaya pinjaman

                                                                                          langsung dibebankan

                                                                                          19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                          Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                          persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali

                                                                                          Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                          Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                          Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                          Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                          Pesangon pemutusan kerja

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          kecuali untuk manfaat

                                                                                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                          21 Pajak Penghasilan

                                                                                          Menggunakan deferred tax concept

                                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                          Menggunakan tax payable concept

                                                                                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                          22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                          pencatatan dan pelaporan

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          Mata Uang Pelaporan

                                                                                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                          23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                          periode pelaporan

                                                                                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                          24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                          yang mempunyai

                                                                                          hubungan istimewa

                                                                                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                          Pengungkapan

                                                                                          Sama dengan PSAK 7

                                                                                          25 Aktivitas Khusus

                                                                                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                          bumi

                                                                                          Tidak diatur

                                                                                          Akuntansi pertambangan umum

                                                                                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                          asuransi26 Ketentuan

                                                                                          Transisi Retrospektif atau

                                                                                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                          Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                          1 neraca

                                                                                          2 laporan laba rugi

                                                                                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                          4 laporan arus kas dan

                                                                                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                          diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                          kewajiban

                                                                                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                          lanjut sebagai berikut

                                                                                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                          kontribusi penanam modal

                                                                                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                          BAB III

                                                                                          METODE PENELITIAN

                                                                                          31 Pendekatan Penelitian

                                                                                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                          dalam penelitiannya

                                                                                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                          32 Unit Analisis

                                                                                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                          33 Sumber Data

                                                                                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                          34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                          Supomo 2002153)

                                                                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                          survei yang tertulis

                                                                                          35 Teknik Analisis Data

                                                                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                          orang lain

                                                                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                          dalam analisa data yaitu

                                                                                          1 Reduksi Data

                                                                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                          2 Penyajian Data

                                                                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                          3 Penyimpulan Data

                                                                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                          hipotesis atau teori

                                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                          • 33 Sumber Data
                                                                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                          • 1 Reduksi Data
                                                                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                          • 2 Penyajian Data
                                                                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                          • 3 Penyimpulan Data

                                                                                            Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

                                                                                            memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

                                                                                            pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

                                                                                            efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

                                                                                            untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

                                                                                            atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

                                                                                            Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

                                                                                            SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

                                                                                            standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

                                                                                            merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

                                                                                            ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

                                                                                            SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

                                                                                            per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

                                                                                            SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

                                                                                            and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

                                                                                            keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

                                                                                            kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

                                                                                            memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

                                                                                            tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

                                                                                            Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

                                                                                            daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

                                                                                            BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

                                                                                            yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

                                                                                            SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

                                                                                            tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                            Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                            untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                            2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                            harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                            PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                            Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                            menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                            persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                            tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                            Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                            SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                            publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                            berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                            ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                            ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                            persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                            dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                            232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                            Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                            yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                            sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                            diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                            Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                            entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                            akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                            terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                            2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                            untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                            penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                            SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                            Tabel 22

                                                                                            Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                            No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                            1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                            Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                            dalam laporan posisi keuangan

                                                                                            Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                            Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                            dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                            (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali informasi yang

                                                                                            disajikan dalam neraca

                                                                                            yang menghilangkan pos

                                                                                            Aset keuangan Properti investasi

                                                                                            yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                            Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                            Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                            Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                            Kepentingan

                                                                                            nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                            Rugi Laporan laba rugi

                                                                                            komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                            dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                            Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                            komprehensif lain selama periode

                                                                                            Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                            Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                            laporan laba rugi

                                                                                            komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                            3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                            4 Catatan Atas Laporan

                                                                                            Keuangan

                                                                                            Catatan atas laporan keuangan

                                                                                            Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                            Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                            ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali pengungkapan

                                                                                            modal

                                                                                            5 Laporan Arus Kas

                                                                                            Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                            Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                            pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                            dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali

                                                                                            Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                            Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                            6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                            konsolidasi dan terpisah

                                                                                            Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                            Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                            Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                            7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                            akuntansi

                                                                                            estimasi dan kesalahan

                                                                                            Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                            Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                            aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                            dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                            Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                            Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                            Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                            Akuntansi yang lain

                                                                                            penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                            Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                            Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                            Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                            8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                            Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                            Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                            wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                            Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                            Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                            Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                            Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                            9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                            jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            10 Investasi pada

                                                                                            perusahaan

                                                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                            Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                            asosiasi dan

                                                                                            entitas anak

                                                                                            Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                            PSAK 15)

                                                                                            entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                            metode biaya Entitas anak

                                                                                            metode ekuitas

                                                                                            11 Investasi pada

                                                                                            perusahaan asosiasi dan

                                                                                            entitas anak

                                                                                            Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                            Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                            proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                            PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                            Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                            12 Property Investasi

                                                                                            Metode akuntansi

                                                                                            Model nilai wajarModel biaya

                                                                                            Metode akuntansi

                                                                                            model biaya

                                                                                            13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                            Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                            Pengukuran biaya perolehan

                                                                                            Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                            Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                            residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali

                                                                                            Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                            Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                            Tidak perlu review nilai residu

                                                                                            14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                            Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                            Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                            Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                            Penurunan nilai

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                            Menggunakan metode pembelian

                                                                                            Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                            Tidak diatur

                                                                                            15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                            Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                            Laporan keuangan lessee dan

                                                                                            Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                            lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                            Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                            Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                            badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                            badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali

                                                                                            1048696 Reorganisasi

                                                                                            1048696 Selisih penilaian

                                                                                            kembali

                                                                                            17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                            pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                            biaya pinjaman

                                                                                            Biaya pinjaman

                                                                                            langsung dibebankan

                                                                                            19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                            Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                            persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali

                                                                                            Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                            Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                            Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                            diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                            20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                            Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                            Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                            Pesangon pemutusan kerja

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            kecuali untuk manfaat

                                                                                            pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                            21 Pajak Penghasilan

                                                                                            Menggunakan deferred tax concept

                                                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                            Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                            Menggunakan tax payable concept

                                                                                            Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                            22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                            Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                            Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                            pencatatan dan pelaporan

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            Mata Uang Pelaporan

                                                                                            Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                            mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                            Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                            23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                            periode pelaporan

                                                                                            Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                            Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                            Sama dengan PSAK

                                                                                            24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                            yang mempunyai

                                                                                            hubungan istimewa

                                                                                            Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                            Pengungkapan

                                                                                            Sama dengan PSAK 7

                                                                                            25 Aktivitas Khusus

                                                                                            Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                            bumi

                                                                                            Tidak diatur

                                                                                            Akuntansi pertambangan umum

                                                                                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                            asuransi26 Ketentuan

                                                                                            Transisi Retrospektif atau

                                                                                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                            Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                            1 neraca

                                                                                            2 laporan laba rugi

                                                                                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                            4 laporan arus kas dan

                                                                                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                            diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                            kewajiban

                                                                                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                            lanjut sebagai berikut

                                                                                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                            kontribusi penanam modal

                                                                                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                            BAB III

                                                                                            METODE PENELITIAN

                                                                                            31 Pendekatan Penelitian

                                                                                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                            dalam penelitiannya

                                                                                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                            32 Unit Analisis

                                                                                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                            33 Sumber Data

                                                                                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                            34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                            Supomo 2002153)

                                                                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                            survei yang tertulis

                                                                                            35 Teknik Analisis Data

                                                                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                            orang lain

                                                                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                            dalam analisa data yaitu

                                                                                            1 Reduksi Data

                                                                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                            2 Penyajian Data

                                                                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                            3 Penyimpulan Data

                                                                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                            hipotesis atau teori

                                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                            • 33 Sumber Data
                                                                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                            • 1 Reduksi Data
                                                                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                            • 2 Penyajian Data
                                                                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                            • 3 Penyimpulan Data

                                                                                              tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

                                                                                              Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

                                                                                              untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

                                                                                              2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

                                                                                              harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

                                                                                              PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

                                                                                              Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

                                                                                              menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

                                                                                              persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                              tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

                                                                                              Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

                                                                                              SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

                                                                                              publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

                                                                                              berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

                                                                                              ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

                                                                                              ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

                                                                                              persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

                                                                                              dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

                                                                                              232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

                                                                                              Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

                                                                                              yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

                                                                                              sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

                                                                                              diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                              Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                              entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                              akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                              terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                              2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                              untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                              penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                              SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                              Tabel 22

                                                                                              Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                              No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                              1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                              Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                              dalam laporan posisi keuangan

                                                                                              Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                              Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                              dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                              (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali informasi yang

                                                                                              disajikan dalam neraca

                                                                                              yang menghilangkan pos

                                                                                              Aset keuangan Properti investasi

                                                                                              yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                              Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                              Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                              Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                              Kepentingan

                                                                                              nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                              Rugi Laporan laba rugi

                                                                                              komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                              dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                              Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                              komprehensif lain selama periode

                                                                                              Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                              Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                              laporan laba rugi

                                                                                              komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                              3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                              4 Catatan Atas Laporan

                                                                                              Keuangan

                                                                                              Catatan atas laporan keuangan

                                                                                              Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                              Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                              ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali pengungkapan

                                                                                              modal

                                                                                              5 Laporan Arus Kas

                                                                                              Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                              Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                              pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                              dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali

                                                                                              Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                              Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                              6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                              konsolidasi dan terpisah

                                                                                              Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                              Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                              Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                              7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                              akuntansi

                                                                                              estimasi dan kesalahan

                                                                                              Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                              Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                              aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                              dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                              Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                              Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                              Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                              Akuntansi yang lain

                                                                                              penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                              Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                              Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                              Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                              8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                              Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                              Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                              wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                              Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                              Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                              Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                              Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                              9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                              jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              10 Investasi pada

                                                                                              perusahaan

                                                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                              Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                              asosiasi dan

                                                                                              entitas anak

                                                                                              Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                              PSAK 15)

                                                                                              entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                              metode biaya Entitas anak

                                                                                              metode ekuitas

                                                                                              11 Investasi pada

                                                                                              perusahaan asosiasi dan

                                                                                              entitas anak

                                                                                              Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                              Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                              proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                              PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                              Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                              12 Property Investasi

                                                                                              Metode akuntansi

                                                                                              Model nilai wajarModel biaya

                                                                                              Metode akuntansi

                                                                                              model biaya

                                                                                              13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                              Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                              Pengukuran biaya perolehan

                                                                                              Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                              Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                              residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali

                                                                                              Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                              Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                              Tidak perlu review nilai residu

                                                                                              14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                              Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                              Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                              Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                              Penurunan nilai

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                              Menggunakan metode pembelian

                                                                                              Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                              Tidak diatur

                                                                                              15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                              Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                              Laporan keuangan lessee dan

                                                                                              Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                              lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                              Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                              Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                              badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                              badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali

                                                                                              1048696 Reorganisasi

                                                                                              1048696 Selisih penilaian

                                                                                              kembali

                                                                                              17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                              pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                              biaya pinjaman

                                                                                              Biaya pinjaman

                                                                                              langsung dibebankan

                                                                                              19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                              Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                              persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali

                                                                                              Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                              Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                              Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                              diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                              20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                              Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                              Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                              Pesangon pemutusan kerja

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              kecuali untuk manfaat

                                                                                              pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                              21 Pajak Penghasilan

                                                                                              Menggunakan deferred tax concept

                                                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                              Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                              Menggunakan tax payable concept

                                                                                              Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                              22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                              Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                              Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                              pencatatan dan pelaporan

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              Mata Uang Pelaporan

                                                                                              Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                              mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                              Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                              23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                              periode pelaporan

                                                                                              Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                              Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                              Sama dengan PSAK

                                                                                              24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                              yang mempunyai

                                                                                              hubungan istimewa

                                                                                              Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                              Pengungkapan

                                                                                              Sama dengan PSAK 7

                                                                                              25 Aktivitas Khusus

                                                                                              Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                              bumi

                                                                                              Tidak diatur

                                                                                              Akuntansi pertambangan umum

                                                                                              Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                              asuransi26 Ketentuan

                                                                                              Transisi Retrospektif atau

                                                                                              prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                              Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                              27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                              laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                              Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                              233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                              2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                              Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                              pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                              kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                              pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                              menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                              ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                              1 neraca

                                                                                              2 laporan laba rugi

                                                                                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                              4 laporan arus kas dan

                                                                                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                              diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                              kewajiban

                                                                                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                              lanjut sebagai berikut

                                                                                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                              kontribusi penanam modal

                                                                                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                              BAB III

                                                                                              METODE PENELITIAN

                                                                                              31 Pendekatan Penelitian

                                                                                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                              dalam penelitiannya

                                                                                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                              32 Unit Analisis

                                                                                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                              33 Sumber Data

                                                                                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                              34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                              Supomo 2002153)

                                                                                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                              survei yang tertulis

                                                                                              35 Teknik Analisis Data

                                                                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                              orang lain

                                                                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                              dalam analisa data yaitu

                                                                                              1 Reduksi Data

                                                                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                              2 Penyajian Data

                                                                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                              3 Penyimpulan Data

                                                                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                              hipotesis atau teori

                                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                              • 33 Sumber Data
                                                                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                              • 1 Reduksi Data
                                                                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                              • 2 Penyajian Data
                                                                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

                                                                                                Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

                                                                                                entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

                                                                                                akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

                                                                                                terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

                                                                                                2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

                                                                                                untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

                                                                                                penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

                                                                                                SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

                                                                                                Tabel 22

                                                                                                Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

                                                                                                No Elemen PSAK SAK ETAP

                                                                                                1 Penyajian Laporan Keuangan

                                                                                                Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

                                                                                                dalam laporan posisi keuangan

                                                                                                Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

                                                                                                Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

                                                                                                dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                                (Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali informasi yang

                                                                                                disajikan dalam neraca

                                                                                                yang menghilangkan pos

                                                                                                Aset keuangan Properti investasi

                                                                                                yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                                Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

                                                                                                Kewajiban berbunga jangka panjang

                                                                                                Aset dan kewajiban pajak tangguhan

                                                                                                Kepentingan

                                                                                                nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                                Rugi Laporan laba rugi

                                                                                                komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                                dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                                Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                                komprehensif lain selama periode

                                                                                                Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                                Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                                laporan laba rugi

                                                                                                komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                                3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                                4 Catatan Atas Laporan

                                                                                                Keuangan

                                                                                                Catatan atas laporan keuangan

                                                                                                Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                                Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                                ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali pengungkapan

                                                                                                modal

                                                                                                5 Laporan Arus Kas

                                                                                                Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                                Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                                pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                                dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali

                                                                                                Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                                Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                                6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                                konsolidasi dan terpisah

                                                                                                Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                                Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                                Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                                7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                                akuntansi

                                                                                                estimasi dan kesalahan

                                                                                                Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                                Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                                aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                                dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                                Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                                Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                                Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                                Akuntansi yang lain

                                                                                                penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                                Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                                Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                                Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                                8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                                Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                                Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                                wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                                Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                                Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                                Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                                Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                                9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                                jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                10 Investasi pada

                                                                                                perusahaan

                                                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                                Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                                asosiasi dan

                                                                                                entitas anak

                                                                                                Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                PSAK 15)

                                                                                                entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                                metode biaya Entitas anak

                                                                                                metode ekuitas

                                                                                                11 Investasi pada

                                                                                                perusahaan asosiasi dan

                                                                                                entitas anak

                                                                                                Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                                Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                                proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                                Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                                12 Property Investasi

                                                                                                Metode akuntansi

                                                                                                Model nilai wajarModel biaya

                                                                                                Metode akuntansi

                                                                                                model biaya

                                                                                                13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                                Pengukuran biaya perolehan

                                                                                                Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                                Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                                residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali

                                                                                                Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                                Tidak perlu review nilai residu

                                                                                                14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                                Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                                Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                                Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                                Penurunan nilai

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                                Menggunakan metode pembelian

                                                                                                Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                                Tidak diatur

                                                                                                15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                                Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                                Laporan keuangan lessee dan

                                                                                                Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                                lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                                Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                                Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                                badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                                badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali

                                                                                                1048696 Reorganisasi

                                                                                                1048696 Selisih penilaian

                                                                                                kembali

                                                                                                17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                                pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                                biaya pinjaman

                                                                                                Biaya pinjaman

                                                                                                langsung dibebankan

                                                                                                19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                                Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                                persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali

                                                                                                Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                                Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                                Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                                diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                kecuali untuk manfaat

                                                                                                pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                21 Pajak Penghasilan

                                                                                                Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                Menggunakan tax payable concept

                                                                                                Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                pencatatan dan pelaporan

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                Mata Uang Pelaporan

                                                                                                Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                periode pelaporan

                                                                                                Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                Sama dengan PSAK

                                                                                                24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                yang mempunyai

                                                                                                hubungan istimewa

                                                                                                Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                Pengungkapan

                                                                                                Sama dengan PSAK 7

                                                                                                25 Aktivitas Khusus

                                                                                                Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                bumi

                                                                                                Tidak diatur

                                                                                                Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                asuransi26 Ketentuan

                                                                                                Transisi Retrospektif atau

                                                                                                prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                1 neraca

                                                                                                2 laporan laba rugi

                                                                                                3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                4 laporan arus kas dan

                                                                                                5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                kewajiban

                                                                                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                lanjut sebagai berikut

                                                                                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                kontribusi penanam modal

                                                                                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                BAB III

                                                                                                METODE PENELITIAN

                                                                                                31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                dalam penelitiannya

                                                                                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                32 Unit Analisis

                                                                                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                33 Sumber Data

                                                                                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                Supomo 2002153)

                                                                                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                survei yang tertulis

                                                                                                35 Teknik Analisis Data

                                                                                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                orang lain

                                                                                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                dalam analisa data yaitu

                                                                                                1 Reduksi Data

                                                                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                2 Penyajian Data

                                                                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                3 Penyimpulan Data

                                                                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                hipotesis atau teori

                                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                • 33 Sumber Data
                                                                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                • 1 Reduksi Data
                                                                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                • 2 Penyajian Data
                                                                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                  nonpengendalian2 Laporan Laba

                                                                                                  Rugi Laporan laba rugi

                                                                                                  komprehensif Informasi yang disajikan

                                                                                                  dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

                                                                                                  Laba rugi selama periode Pendapatan

                                                                                                  komprehensif lain selama periode

                                                                                                  Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

                                                                                                  Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

                                                                                                  laporan laba rugi

                                                                                                  komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

                                                                                                  3 Penyajian Perubahan Ekuitas

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

                                                                                                  4 Catatan Atas Laporan

                                                                                                  Keuangan

                                                                                                  Catatan atas laporan keuangan

                                                                                                  Struktur Pengungkapan kebijakan

                                                                                                  Akuntansi Sumber estimasi

                                                                                                  ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali pengungkapan

                                                                                                  modal

                                                                                                  5 Laporan Arus Kas

                                                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

                                                                                                  Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

                                                                                                  pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

                                                                                                  dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali

                                                                                                  Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

                                                                                                  Arus kas mata uang asing tidak diatur

                                                                                                  6 Laporan keuangan (LK)

                                                                                                  konsolidasi dan terpisah

                                                                                                  Persyaratan penyajian LK konsolidasi

                                                                                                  Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

                                                                                                  Tidak diatur (Bab 12)

                                                                                                  7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

                                                                                                  akuntansi

                                                                                                  estimasi dan kesalahan

                                                                                                  Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                                  Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                                  aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                                  dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                                  Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                                  Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                                  Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                                  Akuntansi yang lain

                                                                                                  penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                                  Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                                  Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                                  Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                                  8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                                  Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                                  Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                                  wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                                  Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                                  Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                                  Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                                  Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                                  9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                                  jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  10 Investasi pada

                                                                                                  perusahaan

                                                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                                  Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                                  asosiasi dan

                                                                                                  entitas anak

                                                                                                  Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                  PSAK 15)

                                                                                                  entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                                  metode biaya Entitas anak

                                                                                                  metode ekuitas

                                                                                                  11 Investasi pada

                                                                                                  perusahaan asosiasi dan

                                                                                                  entitas anak

                                                                                                  Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                                  Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                                  proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                  PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                                  Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                                  12 Property Investasi

                                                                                                  Metode akuntansi

                                                                                                  Model nilai wajarModel biaya

                                                                                                  Metode akuntansi

                                                                                                  model biaya

                                                                                                  13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                  Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                                  Pengukuran biaya perolehan

                                                                                                  Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                                  Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                                  residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali

                                                                                                  Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                  Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                                  Tidak perlu review nilai residu

                                                                                                  14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                                  Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                                  Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                                  Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                                  Penurunan nilai

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                                  Menggunakan metode pembelian

                                                                                                  Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                                  Tidak diatur

                                                                                                  15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                                  Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                                  Laporan keuangan lessee dan

                                                                                                  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                                  lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                                  Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                                  Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                                  badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                                  badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali

                                                                                                  1048696 Reorganisasi

                                                                                                  1048696 Selisih penilaian

                                                                                                  kembali

                                                                                                  17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                                  pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                                  biaya pinjaman

                                                                                                  Biaya pinjaman

                                                                                                  langsung dibebankan

                                                                                                  19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                                  Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                                  persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali

                                                                                                  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                                  Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                                  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                                  diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                  20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                  Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                  Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                  Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  kecuali untuk manfaat

                                                                                                  pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                  21 Pajak Penghasilan

                                                                                                  Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                  Menggunakan tax payable concept

                                                                                                  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                  22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                  Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                  Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                  pencatatan dan pelaporan

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  Mata Uang Pelaporan

                                                                                                  Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                  mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                  23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                  periode pelaporan

                                                                                                  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                  Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                  Sama dengan PSAK

                                                                                                  24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                  yang mempunyai

                                                                                                  hubungan istimewa

                                                                                                  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                  Pengungkapan

                                                                                                  Sama dengan PSAK 7

                                                                                                  25 Aktivitas Khusus

                                                                                                  Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                  bumi

                                                                                                  Tidak diatur

                                                                                                  Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                  Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                  asuransi26 Ketentuan

                                                                                                  Transisi Retrospektif atau

                                                                                                  prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                  Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                  27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                  laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                  Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                  233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                  2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                  pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                  kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                  pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                  menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                  ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                  SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                  menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                  suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                  keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                  keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                  memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                  dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                  sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                  Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                  mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                  sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                  2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                  1 neraca

                                                                                                  2 laporan laba rugi

                                                                                                  3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                  seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                  perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                  pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                  4 laporan arus kas dan

                                                                                                  5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                  yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                  2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                  Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                  langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                  Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                  1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                  peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                  diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                  2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                  peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                  keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                  3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                  kewajiban

                                                                                                  2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                  Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                  penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                  Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                  pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                  Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                  laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                  lanjut sebagai berikut

                                                                                                  1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                  pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                  kontribusi penanam modal

                                                                                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                  BAB III

                                                                                                  METODE PENELITIAN

                                                                                                  31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                  dalam penelitiannya

                                                                                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                  32 Unit Analisis

                                                                                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                  33 Sumber Data

                                                                                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                  Supomo 2002153)

                                                                                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                  survei yang tertulis

                                                                                                  35 Teknik Analisis Data

                                                                                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                  orang lain

                                                                                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                  dalam analisa data yaitu

                                                                                                  1 Reduksi Data

                                                                                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                  2 Penyajian Data

                                                                                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                  3 Penyimpulan Data

                                                                                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                  hipotesis atau teori

                                                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                  • 33 Sumber Data
                                                                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                  • 1 Reduksi Data
                                                                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                  • 2 Penyajian Data
                                                                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                    akuntansi

                                                                                                    estimasi dan kesalahan

                                                                                                    Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

                                                                                                    Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

                                                                                                    aktivitas normal Operasi yang tidak

                                                                                                    dilanjutkan Perubahan estimasi

                                                                                                    Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

                                                                                                    Akuntansi Penerapan suatu standar

                                                                                                    Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

                                                                                                    Akuntansi yang lain

                                                                                                    penerapan kebijakan akuntansi

                                                                                                    Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

                                                                                                    Perubahan Estimasi akuntansi

                                                                                                    Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

                                                                                                    8 Instrumen Keuangan Dasar

                                                                                                    Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

                                                                                                    Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

                                                                                                    wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

                                                                                                    Impairment menggunakan incurred loss concept

                                                                                                    Derecognition Hedging dan derivatif

                                                                                                    Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

                                                                                                    Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

                                                                                                    9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

                                                                                                    jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    10 Investasi pada

                                                                                                    perusahaan

                                                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi

                                                                                                    Ruang lingkup entitas asosiasi dan

                                                                                                    asosiasi dan

                                                                                                    entitas anak

                                                                                                    Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                    PSAK 15)

                                                                                                    entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                                    metode biaya Entitas anak

                                                                                                    metode ekuitas

                                                                                                    11 Investasi pada

                                                                                                    perusahaan asosiasi dan

                                                                                                    entitas anak

                                                                                                    Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                                    Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                                    proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                    PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                                    Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                                    12 Property Investasi

                                                                                                    Metode akuntansi

                                                                                                    Model nilai wajarModel biaya

                                                                                                    Metode akuntansi

                                                                                                    model biaya

                                                                                                    13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                    Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                                    Pengukuran biaya perolehan

                                                                                                    Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                                    Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                                    residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    kecuali

                                                                                                    Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                    Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                                    Tidak perlu review nilai residu

                                                                                                    14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                                    Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                                    Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                                    Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                                    Penurunan nilai

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                                    Menggunakan metode pembelian

                                                                                                    Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                                    Tidak diatur

                                                                                                    15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                                    Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                                    Laporan keuangan lessee dan

                                                                                                    Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                                    lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                                    Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                                    Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                                    badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                                    badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    kecuali

                                                                                                    1048696 Reorganisasi

                                                                                                    1048696 Selisih penilaian

                                                                                                    kembali

                                                                                                    17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                                    pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                                    biaya pinjaman

                                                                                                    Biaya pinjaman

                                                                                                    langsung dibebankan

                                                                                                    19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                                    Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                                    persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    kecuali

                                                                                                    Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                                    Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                                    Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                                    diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                    20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                    Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                    Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                    Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    kecuali untuk manfaat

                                                                                                    pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                    21 Pajak Penghasilan

                                                                                                    Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                    Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                    Menggunakan tax payable concept

                                                                                                    Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                    22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                    Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                    Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                    pencatatan dan pelaporan

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    Mata Uang Pelaporan

                                                                                                    Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                    mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                    Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                    23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                    periode pelaporan

                                                                                                    Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                    Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                    Sama dengan PSAK

                                                                                                    24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                    yang mempunyai

                                                                                                    hubungan istimewa

                                                                                                    Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                    Pengungkapan

                                                                                                    Sama dengan PSAK 7

                                                                                                    25 Aktivitas Khusus

                                                                                                    Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                    bumi

                                                                                                    Tidak diatur

                                                                                                    Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                    Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                    asuransi26 Ketentuan

                                                                                                    Transisi Retrospektif atau

                                                                                                    prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                    Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                    27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                    laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                    Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                    233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                    2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                    pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                    kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                    pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                    menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                    ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                    SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                    menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                    suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                    keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                    memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                    dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                    sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                    Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                    mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                    2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                    1 neraca

                                                                                                    2 laporan laba rugi

                                                                                                    3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                    seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                    perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                    4 laporan arus kas dan

                                                                                                    5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                    yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                    2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                    Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                    langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                    Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                    1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                    diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                    2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                    peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                    keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                    3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                    kewajiban

                                                                                                    2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                    Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                    penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                    Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                    pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                    Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                    laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                    lanjut sebagai berikut

                                                                                                    1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                    pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                    kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                    kontribusi penanam modal

                                                                                                    2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                    periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                    terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                    BAB III

                                                                                                    METODE PENELITIAN

                                                                                                    31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                    dalam penelitiannya

                                                                                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                    32 Unit Analisis

                                                                                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                    33 Sumber Data

                                                                                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                    Supomo 2002153)

                                                                                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                    survei yang tertulis

                                                                                                    35 Teknik Analisis Data

                                                                                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                    orang lain

                                                                                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                    dalam analisa data yaitu

                                                                                                    1 Reduksi Data

                                                                                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                    2 Penyajian Data

                                                                                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                    3 Penyimpulan Data

                                                                                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                    hipotesis atau teori

                                                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                    • 33 Sumber Data
                                                                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                    • 1 Reduksi Data
                                                                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                    • 2 Penyajian Data
                                                                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                      asosiasi dan

                                                                                                      entitas anak

                                                                                                      Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                      PSAK 15)

                                                                                                      entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

                                                                                                      metode biaya Entitas anak

                                                                                                      metode ekuitas

                                                                                                      11 Investasi pada

                                                                                                      perusahaan asosiasi dan

                                                                                                      entitas anak

                                                                                                      Jointly controlled operation asset and entity

                                                                                                      Metode akuntansi Metode konsolidasi

                                                                                                      proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

                                                                                                      PSAK 12 PBAPBOPBE)

                                                                                                      Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

                                                                                                      12 Property Investasi

                                                                                                      Metode akuntansi

                                                                                                      Model nilai wajarModel biaya

                                                                                                      Metode akuntansi

                                                                                                      model biaya

                                                                                                      13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                      Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

                                                                                                      Pengukuran biaya perolehan

                                                                                                      Pengakuan pengeluaran selanjutnya

                                                                                                      Penyusutan Tidak perlu review nilai

                                                                                                      residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      kecuali

                                                                                                      Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

                                                                                                      Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

                                                                                                      Tidak perlu review nilai residu

                                                                                                      14 Asset Tidak Berwujud

                                                                                                      Prinsip umum untuk pengakuan

                                                                                                      Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

                                                                                                      Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

                                                                                                      Penurunan nilai

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

                                                                                                      Menggunakan metode pembelian

                                                                                                      Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

                                                                                                      Tidak diatur

                                                                                                      15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                                      Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                                      Laporan keuangan lessee dan

                                                                                                      Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                                      lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                                      Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                                      Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                                      badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                                      badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      kecuali

                                                                                                      1048696 Reorganisasi

                                                                                                      1048696 Selisih penilaian

                                                                                                      kembali

                                                                                                      17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                                      pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                                      biaya pinjaman

                                                                                                      Biaya pinjaman

                                                                                                      langsung dibebankan

                                                                                                      19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                                      Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                                      persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      kecuali

                                                                                                      Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                                      Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                                      Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                                      diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                      20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                      Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                      Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                      Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      kecuali untuk manfaat

                                                                                                      pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                      21 Pajak Penghasilan

                                                                                                      Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                      Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                      Menggunakan tax payable concept

                                                                                                      Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                      22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                      Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                      Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                      pencatatan dan pelaporan

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      Mata Uang Pelaporan

                                                                                                      Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                      mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                      Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                      23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                      periode pelaporan

                                                                                                      Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                      Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                      Sama dengan PSAK

                                                                                                      24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                      yang mempunyai

                                                                                                      hubungan istimewa

                                                                                                      Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                      Pengungkapan

                                                                                                      Sama dengan PSAK 7

                                                                                                      25 Aktivitas Khusus

                                                                                                      Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                      bumi

                                                                                                      Tidak diatur

                                                                                                      Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                      Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                      asuransi26 Ketentuan

                                                                                                      Transisi Retrospektif atau

                                                                                                      prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                      Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                      27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                      laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                      Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                      233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                      2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                      Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                      pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                      kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                      pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                      menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                      ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                      SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                      menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                      suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                      keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                      keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                      memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                      dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                      sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                      Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                      mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                      sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                      2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                      1 neraca

                                                                                                      2 laporan laba rugi

                                                                                                      3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                      seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                      perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                      pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                      4 laporan arus kas dan

                                                                                                      5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                      yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                      2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                      Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                      langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                      Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                      1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                      peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                      diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                      2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                      peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                      keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                      3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                      kewajiban

                                                                                                      2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                      Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                      penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                      Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                      pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                      Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                      laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                      lanjut sebagai berikut

                                                                                                      1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                      pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                      kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                      kontribusi penanam modal

                                                                                                      2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                      periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                      terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                      terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                      BAB III

                                                                                                      METODE PENELITIAN

                                                                                                      31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                      Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                      yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                      penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                      berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                      teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                      dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                      penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                      dalam penelitiannya

                                                                                                      Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                      metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                      penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                      kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                      apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                      tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                      bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                      memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                      (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                      kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                      menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                      kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                      32 Unit Analisis

                                                                                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                      33 Sumber Data

                                                                                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                      Supomo 2002153)

                                                                                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                      survei yang tertulis

                                                                                                      35 Teknik Analisis Data

                                                                                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                      orang lain

                                                                                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                      dalam analisa data yaitu

                                                                                                      1 Reduksi Data

                                                                                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                      2 Penyajian Data

                                                                                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                      3 Penyimpulan Data

                                                                                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                      hipotesis atau teori

                                                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                      • 33 Sumber Data
                                                                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                      • 1 Reduksi Data
                                                                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                      • 2 Penyajian Data
                                                                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                        15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

                                                                                                        Klasifikasi bersifat principle based

                                                                                                        Laporan keuangan lessee dan

                                                                                                        Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

                                                                                                        lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

                                                                                                        Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

                                                                                                        Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

                                                                                                        badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

                                                                                                        badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        kecuali

                                                                                                        1048696 Reorganisasi

                                                                                                        1048696 Selisih penilaian

                                                                                                        kembali

                                                                                                        17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

                                                                                                        pendapatan (ED PSAK 23)

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

                                                                                                        biaya pinjaman

                                                                                                        Biaya pinjaman

                                                                                                        langsung dibebankan

                                                                                                        19 Penurunan Nilai Aset

                                                                                                        Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

                                                                                                        persediaan Penurunan nilai goodwill

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        kecuali

                                                                                                        Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

                                                                                                        Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

                                                                                                        Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

                                                                                                        diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                        20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                        Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                        Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                        Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        kecuali untuk manfaat

                                                                                                        pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                        21 Pajak Penghasilan

                                                                                                        Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                        Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                        Menggunakan tax payable concept

                                                                                                        Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                        22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                        Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                        Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                        pencatatan dan pelaporan

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        Mata Uang Pelaporan

                                                                                                        Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                        mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                        Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                        23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                        periode pelaporan

                                                                                                        Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                        Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                        Sama dengan PSAK

                                                                                                        24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                        yang mempunyai

                                                                                                        hubungan istimewa

                                                                                                        Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                        Pengungkapan

                                                                                                        Sama dengan PSAK 7

                                                                                                        25 Aktivitas Khusus

                                                                                                        Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                        bumi

                                                                                                        Tidak diatur

                                                                                                        Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                        Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                        asuransi26 Ketentuan

                                                                                                        Transisi Retrospektif atau

                                                                                                        prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                        Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                        27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                        laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                        Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                        233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                        2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                        Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                        pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                        kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                        pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                        menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                        ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                        SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                        menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                        suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                        keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                        keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                        memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                        dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                        sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                        Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                        mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                        sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                        2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                        1 neraca

                                                                                                        2 laporan laba rugi

                                                                                                        3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                        seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                        perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                        pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                        4 laporan arus kas dan

                                                                                                        5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                        yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                        2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                        Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                        langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                        Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                        1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                        peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                        diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                        2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                        peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                        keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                        3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                        kewajiban

                                                                                                        2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                        Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                        penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                        Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                        pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                        Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                        laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                        lanjut sebagai berikut

                                                                                                        1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                        pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                        kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                        kontribusi penanam modal

                                                                                                        2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                        periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                        terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                        terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                        BAB III

                                                                                                        METODE PENELITIAN

                                                                                                        31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                        Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                        yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                        penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                        berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                        teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                        dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                        penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                        dalam penelitiannya

                                                                                                        Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                        metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                        penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                        kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                        apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                        tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                        bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                        memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                        (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                        kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                        menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                        kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                        32 Unit Analisis

                                                                                                        Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                        deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                        menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                        dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                        Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                        akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                        analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                        mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                        berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                        33 Sumber Data

                                                                                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                        Supomo 2002153)

                                                                                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                        survei yang tertulis

                                                                                                        35 Teknik Analisis Data

                                                                                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                        orang lain

                                                                                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                        dalam analisa data yaitu

                                                                                                        1 Reduksi Data

                                                                                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                        2 Penyajian Data

                                                                                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                        3 Penyimpulan Data

                                                                                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                        hipotesis atau teori

                                                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                        • 33 Sumber Data
                                                                                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                        • 1 Reduksi Data
                                                                                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                        • 2 Penyajian Data
                                                                                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                        • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                          diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

                                                                                                          20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

                                                                                                          Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

                                                                                                          Imbalan jangka panjang lainnya

                                                                                                          Pesangon pemutusan kerja

                                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                                          kecuali untuk manfaat

                                                                                                          pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

                                                                                                          21 Pajak Penghasilan

                                                                                                          Menggunakan deferred tax concept

                                                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak kini

                                                                                                          Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                          Menggunakan tax payable concept

                                                                                                          Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

                                                                                                          22 Mata Uang Pelaporan

                                                                                                          Mata uang pencatatan dan pelaporan

                                                                                                          Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

                                                                                                          pencatatan dan pelaporan

                                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                                          Mata Uang Pelaporan

                                                                                                          Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

                                                                                                          mata uang asing dalam mata uang fungsional

                                                                                                          Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

                                                                                                          23 Peristiwa setelah akhir

                                                                                                          periode pelaporan

                                                                                                          Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

                                                                                                          Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

                                                                                                          Sama dengan PSAK

                                                                                                          24 Pengungkapan pihakpihak

                                                                                                          yang mempunyai

                                                                                                          hubungan istimewa

                                                                                                          Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

                                                                                                          Pengungkapan

                                                                                                          Sama dengan PSAK 7

                                                                                                          25 Aktivitas Khusus

                                                                                                          Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

                                                                                                          bumi

                                                                                                          Tidak diatur

                                                                                                          Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                          Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                          asuransi26 Ketentuan

                                                                                                          Transisi Retrospektif atau

                                                                                                          prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                          Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                          27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                          laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                          Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                          233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                          2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                          Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                          pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                          kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                          pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                          menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                          ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                          SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                          menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                          suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                          keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                          keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                          memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                          dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                          sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                          Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                          mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                          sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                          2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                          1 neraca

                                                                                                          2 laporan laba rugi

                                                                                                          3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                          seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                          perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                          pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                          4 laporan arus kas dan

                                                                                                          5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                          yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                          2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                          Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                          langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                          Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                          1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                          peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                          diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                          2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                          peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                          keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                          3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                          kewajiban

                                                                                                          2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                          Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                          penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                          Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                          pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                          Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                          laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                          lanjut sebagai berikut

                                                                                                          1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                          pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                          kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                          kontribusi penanam modal

                                                                                                          2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                          periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                          terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                          terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                          BAB III

                                                                                                          METODE PENELITIAN

                                                                                                          31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                          Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                          yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                          penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                          berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                          teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                          dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                          penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                          dalam penelitiannya

                                                                                                          Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                          metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                          penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                          kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                          apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                          tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                          bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                          memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                          (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                          kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                          menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                          kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                          32 Unit Analisis

                                                                                                          Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                          deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                          menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                          dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                          Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                          akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                          analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                          mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                          berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                          33 Sumber Data

                                                                                                          Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                          sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                          yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                          yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                          yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                          keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                          orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                          Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                          adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                          dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                          mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                          34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                          Supomo 2002153)

                                                                                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                          survei yang tertulis

                                                                                                          35 Teknik Analisis Data

                                                                                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                          orang lain

                                                                                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                          dalam analisa data yaitu

                                                                                                          1 Reduksi Data

                                                                                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                          2 Penyajian Data

                                                                                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                          3 Penyimpulan Data

                                                                                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                          hipotesis atau teori

                                                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                          • 33 Sumber Data
                                                                                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                          • 1 Reduksi Data
                                                                                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                          • 2 Penyajian Data
                                                                                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                          • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                            Akuntansi pertambangan umum

                                                                                                            Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

                                                                                                            asuransi26 Ketentuan

                                                                                                            Transisi Retrospektif atau

                                                                                                            prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

                                                                                                            Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

                                                                                                            27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

                                                                                                            laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

                                                                                                            Sumber wwwiaiglobalorid

                                                                                                            233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

                                                                                                            2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

                                                                                                            Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

                                                                                                            pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

                                                                                                            kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

                                                                                                            pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

                                                                                                            menurut Standar Akuntansi Keuangan

                                                                                                            ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

                                                                                                            SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                            menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                            suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                            keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                            keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                            memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                            dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                            sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                            Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                            mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                            sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                            2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                            1 neraca

                                                                                                            2 laporan laba rugi

                                                                                                            3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                            seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                            perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                            pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                            4 laporan arus kas dan

                                                                                                            5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                            yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                            2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                            Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                            langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                            Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                            1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                            peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                            diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                            2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                            peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                            keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                            3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                            kewajiban

                                                                                                            2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                            Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                            penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                            Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                            pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                            Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                            laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                            lanjut sebagai berikut

                                                                                                            1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                            pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                            kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                            kontribusi penanam modal

                                                                                                            2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                            periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                            terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                            terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                            BAB III

                                                                                                            METODE PENELITIAN

                                                                                                            31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                            Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                            yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                            penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                            berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                            teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                            dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                            penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                            dalam penelitiannya

                                                                                                            Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                            metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                            penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                            kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                            apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                            tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                            bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                            memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                            (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                            kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                            menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                            kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                            32 Unit Analisis

                                                                                                            Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                            deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                            menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                            dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                            Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                            akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                            analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                            mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                            berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                            33 Sumber Data

                                                                                                            Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                            sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                            yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                            yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                            yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                            keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                            orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                            Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                            adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                            dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                            mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                            34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                            Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                            dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                            digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                            Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                            secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                            Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                            wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                            muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                            wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                            memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                            menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                            lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                            juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                            Supomo 2002153)

                                                                                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                            survei yang tertulis

                                                                                                            35 Teknik Analisis Data

                                                                                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                            orang lain

                                                                                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                            dalam analisa data yaitu

                                                                                                            1 Reduksi Data

                                                                                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                            2 Penyajian Data

                                                                                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                            3 Penyimpulan Data

                                                                                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                            hipotesis atau teori

                                                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                            • 33 Sumber Data
                                                                                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                            • 1 Reduksi Data
                                                                                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                            • 2 Penyajian Data
                                                                                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                            • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                              SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

                                                                                                              menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

                                                                                                              suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

                                                                                                              keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

                                                                                                              keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

                                                                                                              memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

                                                                                                              dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

                                                                                                              sumber daya yang dipercayakan kepadanya

                                                                                                              Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

                                                                                                              mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

                                                                                                              sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

                                                                                                              2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

                                                                                                              1 neraca

                                                                                                              2 laporan laba rugi

                                                                                                              3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

                                                                                                              seluruh perubahan dalam ekuitas atau

                                                                                                              perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

                                                                                                              pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

                                                                                                              4 laporan arus kas dan

                                                                                                              5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

                                                                                                              yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

                                                                                                              2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                              Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                              langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                              Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                              1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                              peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                              diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                              2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                              peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                              keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                              3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                              kewajiban

                                                                                                              2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                              Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                              penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                              Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                              pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                              Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                              laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                              lanjut sebagai berikut

                                                                                                              1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                              pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                              kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                              kontribusi penanam modal

                                                                                                              2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                              periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                              terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                              terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                              BAB III

                                                                                                              METODE PENELITIAN

                                                                                                              31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                              Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                              yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                              penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                              berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                              teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                              dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                              penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                              dalam penelitiannya

                                                                                                              Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                              metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                              penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                              kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                              apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                              tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                              bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                              memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                              (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                              kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                              menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                              kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                              32 Unit Analisis

                                                                                                              Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                              deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                              menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                              dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                              Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                              akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                              analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                              mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                              berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                              33 Sumber Data

                                                                                                              Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                              sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                              yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                              yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                              yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                              keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                              orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                              Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                              adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                              dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                              mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                              34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                              Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                              dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                              digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                              secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                              Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                              wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                              muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                              wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                              memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                              menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                              lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                              juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                              Supomo 2002153)

                                                                                                              Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                              dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                              pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                              kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                              mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                              penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                              Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                              oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                              Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                              mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                              harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                              perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                              Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                              berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                              berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                              Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                              dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                              ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                              dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                              sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                              bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                              partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                              partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                              survei yang tertulis

                                                                                                              35 Teknik Analisis Data

                                                                                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                              orang lain

                                                                                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                              dalam analisa data yaitu

                                                                                                              1 Reduksi Data

                                                                                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                              2 Penyajian Data

                                                                                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                              3 Penyimpulan Data

                                                                                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                              hipotesis atau teori

                                                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                              • 33 Sumber Data
                                                                                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                              • 1 Reduksi Data
                                                                                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                              • 2 Penyajian Data
                                                                                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

                                                                                                                Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

                                                                                                                langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

                                                                                                                Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

                                                                                                                1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

                                                                                                                peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

                                                                                                                diharapkan akan diperoleh entitas

                                                                                                                2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

                                                                                                                peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

                                                                                                                keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

                                                                                                                3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

                                                                                                                kewajiban

                                                                                                                2334 Kinerja Keuangan UMKM

                                                                                                                Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

                                                                                                                penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

                                                                                                                Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

                                                                                                                pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

                                                                                                                Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

                                                                                                                laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

                                                                                                                lanjut sebagai berikut

                                                                                                                1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

                                                                                                                pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

                                                                                                                kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                                kontribusi penanam modal

                                                                                                                2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                                periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                                terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                                terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                                BAB III

                                                                                                                METODE PENELITIAN

                                                                                                                31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                                Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                                yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                                penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                                berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                                teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                                dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                                penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                                dalam penelitiannya

                                                                                                                Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                                metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                                penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                                kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                                apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                                tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                                bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                                memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                                (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                                kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                                menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                                kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                                32 Unit Analisis

                                                                                                                Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                                deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                                menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                                dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                                Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                                akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                                analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                                mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                                berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                                33 Sumber Data

                                                                                                                Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                                sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                                yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                                yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                                yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                                keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                                orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                                Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                                adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                                dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                                mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                                34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                                Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                Supomo 2002153)

                                                                                                                Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                survei yang tertulis

                                                                                                                35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                orang lain

                                                                                                                Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                dalam analisa data yaitu

                                                                                                                1 Reduksi Data

                                                                                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                2 Penyajian Data

                                                                                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                3 Penyimpulan Data

                                                                                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                hipotesis atau teori

                                                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                • 33 Sumber Data
                                                                                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                • 1 Reduksi Data
                                                                                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                • 2 Penyajian Data
                                                                                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                  kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

                                                                                                                  kontribusi penanam modal

                                                                                                                  2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

                                                                                                                  periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

                                                                                                                  terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

                                                                                                                  terkait dengan distribusi kepada penanam modal

                                                                                                                  BAB III

                                                                                                                  METODE PENELITIAN

                                                                                                                  31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                                  Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                                  yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                                  penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                                  berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                                  teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                                  dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                                  penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                                  dalam penelitiannya

                                                                                                                  Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                                  metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                                  penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                                  kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                                  apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                                  tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                                  bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                                  memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                                  (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                                  kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                                  menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                                  kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                                  32 Unit Analisis

                                                                                                                  Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                                  deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                                  menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                                  dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                                  Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                                  akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                                  analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                                  mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                                  berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                                  33 Sumber Data

                                                                                                                  Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                                  sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                                  yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                                  yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                                  yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                                  keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                                  orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                                  Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                                  adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                                  dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                                  mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                                  34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                                  Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                  dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                  Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                  secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                  wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                  muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                  wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                  memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                  menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                  lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                  juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                  Supomo 2002153)

                                                                                                                  Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                  dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                  pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                  kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                  mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                  penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                  Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                  oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                  Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                  mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                  harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                  perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                  Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                  berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                  berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                  Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                  dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                  ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                  dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                  sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                  bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                  partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                  partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                  Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                  pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                  penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                  bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                  Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                  penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                  data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                  yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                  sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                  survei yang tertulis

                                                                                                                  35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                  Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                  diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                  mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                  data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                  unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                  dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                  orang lain

                                                                                                                  Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                  jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                  sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                  penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                  diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                  Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                  aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                  secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                  dalam analisa data yaitu

                                                                                                                  1 Reduksi Data

                                                                                                                  Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                  memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                  demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                  jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                  selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                  2 Penyajian Data

                                                                                                                  Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                  Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                  uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                  Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                  digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                  dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                  3 Penyimpulan Data

                                                                                                                  Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                  sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                  gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                  diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                  hipotesis atau teori

                                                                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                  • 33 Sumber Data
                                                                                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                  • 1 Reduksi Data
                                                                                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                  • 2 Penyajian Data
                                                                                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                    31 Pendekatan Penelitian

                                                                                                                    Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

                                                                                                                    yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

                                                                                                                    penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

                                                                                                                    berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

                                                                                                                    teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

                                                                                                                    dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

                                                                                                                    penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

                                                                                                                    dalam penelitiannya

                                                                                                                    Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

                                                                                                                    metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

                                                                                                                    penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

                                                                                                                    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

                                                                                                                    apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

                                                                                                                    tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

                                                                                                                    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

                                                                                                                    memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

                                                                                                                    (1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

                                                                                                                    kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

                                                                                                                    menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

                                                                                                                    kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

                                                                                                                    32 Unit Analisis

                                                                                                                    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                                    deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                                    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                                    dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                                    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                                    akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                                    analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                                    mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                                    berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                                    33 Sumber Data

                                                                                                                    Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                                    sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                                    yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                                    yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                                    yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                                    keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                                    orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                                    Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                                    adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                                    dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                                    mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                                    34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                                    Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                    dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                    digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                    secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                    Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                    wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                    muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                    wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                    memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                    menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                    lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                    juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                    Supomo 2002153)

                                                                                                                    Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                    dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                    pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                    kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                    mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                    penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                    Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                    oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                    Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                    mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                    harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                    perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                    Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                    berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                    berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                    Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                    dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                    ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                    dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                    sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                    bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                    partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                    partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                    Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                    pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                    penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                    bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                    Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                    penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                    data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                    yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                    sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                    survei yang tertulis

                                                                                                                    35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                    Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                    diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                    mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                    data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                    unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                    dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                    orang lain

                                                                                                                    Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                    jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                    sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                    penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                    diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                    Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                    aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                    secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                    dalam analisa data yaitu

                                                                                                                    1 Reduksi Data

                                                                                                                    Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                    jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                    selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                    2 Penyajian Data

                                                                                                                    Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                    uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                    Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                    dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                    3 Penyimpulan Data

                                                                                                                    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                    sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                    gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                    diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                    hipotesis atau teori

                                                                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                    ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                    Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                    Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                    Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                    Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                    Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                    • 33 Sumber Data
                                                                                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                    • 1 Reduksi Data
                                                                                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                    • 2 Penyajian Data
                                                                                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                      Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

                                                                                                                      deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

                                                                                                                      menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

                                                                                                                      dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

                                                                                                                      Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

                                                                                                                      akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

                                                                                                                      analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

                                                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

                                                                                                                      mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

                                                                                                                      berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

                                                                                                                      33 Sumber Data

                                                                                                                      Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                                      sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                                      yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                                      yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                                      yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                                      keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                                      orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                                      Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                                      adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                                      dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                                      mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                                      34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                                      Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                      dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                      digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                      Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                      secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                      Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                      wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                      muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                      wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                      memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                      menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                      lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                      juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                      Supomo 2002153)

                                                                                                                      Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                      dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                      pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                      kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                      mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                      penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                      Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                      oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                      Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                      mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                      harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                      perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                      Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                      berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                      berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                      Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                      dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                      ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                      dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                      sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                      bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                      partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                      partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                      Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                      pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                      penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                      bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                      Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                      penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                      data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                      yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                      sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                      survei yang tertulis

                                                                                                                      35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                      Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                      diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                      mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                      data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                      unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                      dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                      orang lain

                                                                                                                      Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                      jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                      sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                      penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                      diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                      Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                      aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                      secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                      dalam analisa data yaitu

                                                                                                                      1 Reduksi Data

                                                                                                                      Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                      memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                      demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                      jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                      selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                      2 Penyajian Data

                                                                                                                      Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                      Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                      uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                      Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                      digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                      dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                      3 Penyimpulan Data

                                                                                                                      Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                      sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                      gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                      diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                      hipotesis atau teori

                                                                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                      ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                      Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                      Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                      Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                      Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                      Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                      Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                      IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                      Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                      Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                      Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                      Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                      Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                      Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                      Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                      Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                      • 33 Sumber Data
                                                                                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                      • 1 Reduksi Data
                                                                                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                      • 2 Penyajian Data
                                                                                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                        33 Sumber Data

                                                                                                                        Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

                                                                                                                        sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

                                                                                                                        yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

                                                                                                                        yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

                                                                                                                        yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

                                                                                                                        keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

                                                                                                                        orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

                                                                                                                        Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

                                                                                                                        adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

                                                                                                                        dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

                                                                                                                        mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

                                                                                                                        34 Teknik Pengumpulan Data

                                                                                                                        Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                        dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                        digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                        Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                        secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                        Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                        wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                        muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                        wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                        memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                        menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                        lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                        juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                        Supomo 2002153)

                                                                                                                        Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                        dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                        pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                        kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                        mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                        penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                        Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                        oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                        Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                        mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                        harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                        perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                        Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                        berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                        berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                        Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                        dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                        ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                        dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                        sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                        bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                        partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                        partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                        Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                        pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                        penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                        bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                        Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                        penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                        data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                        yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                        sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                        survei yang tertulis

                                                                                                                        35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                        Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                        diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                        mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                        data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                        unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                        dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                        orang lain

                                                                                                                        Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                        jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                        sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                        penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                        diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                        Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                        aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                        secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                        dalam analisa data yaitu

                                                                                                                        1 Reduksi Data

                                                                                                                        Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                        memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                        demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                        jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                        selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                        2 Penyajian Data

                                                                                                                        Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                        Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                        uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                        Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                        digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                        dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                        3 Penyimpulan Data

                                                                                                                        Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                        sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                        gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                        diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                        hipotesis atau teori

                                                                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                        ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                        Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                        Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                        Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                        Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                        Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                        Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                        IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                        Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                        Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                        Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                        Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                        Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                        Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                        Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                        Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                        Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                        Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                        • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                        • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                        • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                        • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                        • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                        • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                        • 33 Sumber Data
                                                                                                                        • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                        • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                        • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                        • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                        • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                        • 1 Reduksi Data
                                                                                                                        • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                        • 2 Penyajian Data
                                                                                                                        • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                        • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                          Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

                                                                                                                          dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

                                                                                                                          digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

                                                                                                                          Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

                                                                                                                          secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

                                                                                                                          Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

                                                                                                                          wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

                                                                                                                          muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

                                                                                                                          wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

                                                                                                                          memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

                                                                                                                          menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

                                                                                                                          lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

                                                                                                                          juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

                                                                                                                          Supomo 2002153)

                                                                                                                          Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                          dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                          pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                          kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                          mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                          penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                          Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                          oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                          Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                          mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                          harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                          perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                          Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                          berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                          berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                          Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                          dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                          ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                          dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                          sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                          bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                          partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                          partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                          Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                          pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                          penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                          bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                          Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                          penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                          data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                          yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                          sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                          survei yang tertulis

                                                                                                                          35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                          Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                          diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                          mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                          data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                          unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                          dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                          orang lain

                                                                                                                          Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                          jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                          sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                          penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                          diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                          Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                          aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                          secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                          dalam analisa data yaitu

                                                                                                                          1 Reduksi Data

                                                                                                                          Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                          memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                          demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                          jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                          selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                          2 Penyajian Data

                                                                                                                          Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                          Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                          uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                          Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                          digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                          dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                          3 Penyimpulan Data

                                                                                                                          Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                          sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                          gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                          diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                          hipotesis atau teori

                                                                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                          ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                          Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                          Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                          Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                          Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                          Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                          Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                          IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                          Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                          Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                          Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                          Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                          Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                          Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                          Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                          Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                          Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                          Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                          • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                          • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                          • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                          • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                          • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                          • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                          • 33 Sumber Data
                                                                                                                          • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                          • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                          • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                          • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                          • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                          • 1 Reduksi Data
                                                                                                                          • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                          • 2 Penyajian Data
                                                                                                                          • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                          • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                            Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

                                                                                                                            dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

                                                                                                                            pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

                                                                                                                            kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

                                                                                                                            mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

                                                                                                                            penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

                                                                                                                            Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

                                                                                                                            oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

                                                                                                                            Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

                                                                                                                            mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

                                                                                                                            harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

                                                                                                                            perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

                                                                                                                            Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

                                                                                                                            berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

                                                                                                                            berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

                                                                                                                            Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

                                                                                                                            dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

                                                                                                                            ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

                                                                                                                            dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

                                                                                                                            sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

                                                                                                                            bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

                                                                                                                            partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

                                                                                                                            partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

                                                                                                                            Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                            pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                            penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                            bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                            Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                            penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                            data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                            yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                            sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                            survei yang tertulis

                                                                                                                            35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                            Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                            diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                            mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                            data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                            unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                            dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                            orang lain

                                                                                                                            Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                            jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                            sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                            penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                            diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                            Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                            aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                            secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                            dalam analisa data yaitu

                                                                                                                            1 Reduksi Data

                                                                                                                            Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                            memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                            demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                            jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                            selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                            2 Penyajian Data

                                                                                                                            Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                            Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                            uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                            Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                            digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                            dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                            3 Penyimpulan Data

                                                                                                                            Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                            sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                            gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                            diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                            hipotesis atau teori

                                                                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                            ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                            Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                            Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                            Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                            Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                            Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                            Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                            IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                            Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                            Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                            Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                            Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                            Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                            Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                            Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                            Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                            Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                            Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                            • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                            • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                            • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                            • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                            • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                            • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                            • 33 Sumber Data
                                                                                                                            • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                            • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                            • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                            • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                            • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                            • 1 Reduksi Data
                                                                                                                            • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                            • 2 Penyajian Data
                                                                                                                            • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                            • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                              Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

                                                                                                                              pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

                                                                                                                              penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

                                                                                                                              bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

                                                                                                                              Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

                                                                                                                              penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

                                                                                                                              data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

                                                                                                                              yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

                                                                                                                              sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

                                                                                                                              survei yang tertulis

                                                                                                                              35 Teknik Analisis Data

                                                                                                                              Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

                                                                                                                              diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

                                                                                                                              mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

                                                                                                                              data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

                                                                                                                              unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

                                                                                                                              dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

                                                                                                                              orang lain

                                                                                                                              Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

                                                                                                                              jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

                                                                                                                              sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

                                                                                                                              penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

                                                                                                                              diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

                                                                                                                              Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                              aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                              secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                              dalam analisa data yaitu

                                                                                                                              1 Reduksi Data

                                                                                                                              Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                              memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                              demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                              jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                              selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                              2 Penyajian Data

                                                                                                                              Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                              Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                              uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                              Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                              digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                              dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                              3 Penyimpulan Data

                                                                                                                              Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                              sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                              gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                              diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                              hipotesis atau teori

                                                                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                              ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                              Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                              Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                              Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                              Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                              Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                              Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                              IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                              Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                              Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                              Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                              Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                              Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                              Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                              Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                              Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                              Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                              Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                              • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                              • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                              • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                              • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                              • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                              • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                              • 33 Sumber Data
                                                                                                                              • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                              • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                              • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                              • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                              • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                              • 1 Reduksi Data
                                                                                                                              • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                              • 2 Penyajian Data
                                                                                                                              • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                              • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

                                                                                                                                aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

                                                                                                                                secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

                                                                                                                                dalam analisa data yaitu

                                                                                                                                1 Reduksi Data

                                                                                                                                Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

                                                                                                                                memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

                                                                                                                                demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

                                                                                                                                jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

                                                                                                                                selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

                                                                                                                                2 Penyajian Data

                                                                                                                                Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

                                                                                                                                Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

                                                                                                                                uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

                                                                                                                                Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

                                                                                                                                digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

                                                                                                                                dengan teks yang bersifat naratif

                                                                                                                                3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

                                                                                                                                sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

                                                                                                                                gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

                                                                                                                                diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

                                                                                                                                hipotesis atau teori

                                                                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                                ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                                Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                                IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                                Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                                Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                                Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                                Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                                Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                                Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                                Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                                Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                                Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                                • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                                • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                                • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                                • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                                • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                                • 33 Sumber Data
                                                                                                                                • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                                • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                                • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                                • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                                • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                                • 1 Reduksi Data
                                                                                                                                • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                                • 2 Penyajian Data
                                                                                                                                • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                                • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                                  ______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

                                                                                                                                  Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                  Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                  Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                  Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                  Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

                                                                                                                                  Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                                  IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                                  Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                                  Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                                  Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                                  Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                                  Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                                  Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                                  Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                                  Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                  Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                                  Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                  • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                                  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                                  • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                                  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                                  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                                  • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                                  • 33 Sumber Data
                                                                                                                                  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                                  • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                                  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                                  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                                  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                                  • 1 Reduksi Data
                                                                                                                                  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                                  • 2 Penyajian Data
                                                                                                                                  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                                  • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                    Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

                                                                                                                                    IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

                                                                                                                                    Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

                                                                                                                                    Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

                                                                                                                                    Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

                                                                                                                                    Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

                                                                                                                                    Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

                                                                                                                                    Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

                                                                                                                                    Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

                                                                                                                                    Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                    Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                                    Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                    • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                                    • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                                    • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                                    • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                                    • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                                    • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                                    • 33 Sumber Data
                                                                                                                                    • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                                    • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                                    • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                                    • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                                    • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                                    • 1 Reduksi Data
                                                                                                                                    • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                                    • 2 Penyajian Data
                                                                                                                                    • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                                    • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                      Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

                                                                                                                                      Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

                                                                                                                                      • Bab 1 Pendahuluan
                                                                                                                                      • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
                                                                                                                                      • Bab 3 Metodologi Penelitian
                                                                                                                                      • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
                                                                                                                                      • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
                                                                                                                                      • 31 Pendekatan Penelitian
                                                                                                                                      • 33 Sumber Data
                                                                                                                                      • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
                                                                                                                                      • 34 Teknik Pengumpulan Data
                                                                                                                                      • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
                                                                                                                                      • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
                                                                                                                                      • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
                                                                                                                                      • 1 Reduksi Data
                                                                                                                                      • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
                                                                                                                                      • 2 Penyajian Data
                                                                                                                                      • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
                                                                                                                                      • 3 Penyimpulan Data

                                                                                                                                        top related