Transcript
PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
PKL PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBk
SEMARANG, JAWA TENGAH
Oleh Kelas B
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Indofood Sukses Makmur semula berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang secara yuridis berdiri pada tanggal 27 April 1970. Pabrik pertama kali berdiri di Jakarta, sedangkan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang berdiri pada tanggal 31 Oktober 1987 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tangal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bersama dengan perusahaan-perusahaan lainnya bergabung menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur.
Proses Produksi
Penuangan tepung pada screw Mixing Pressing Steaming Cutting Frying Cooling Packaging
1 . ASPEK HIGIENE PERUSAHAAN2. ASPEK KESELAMATAN KERJA
3 . ASPEK KESEHATAN KERJA4 . ASPEK SISTEM MANAJEMEN K3
5. ASPEK ERGONOMI6. ASPEK LINGKUNGAN (PENANGANAN/PENGELOLAAN
LIMBAH INDUSTRI)
6 ASPEK PEMBAHASAN
1. Intensitas KebisinganHasil Observasi
Intensitas kebisingan PT. Indofood berasal dari mesin scrape (mesin penggiling mie). mesin tersebut menghasilkan kebisingan yang melebihi NAB yaitu sekitar 88 dB.
Pengukuran dan pemantauan intensitas kebisingan telah dilakukan secara berkala 6 bukan sekali oleh Balai Hiperkes Semarang.
Pengendaliannya dengan menyediakan alat pelindung diri berupa ear muff dan memakai alat pelindung diri berupa penutup kepala, masker kain, sarung tangan dan sepatu boat.
Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).
Faktor Fisik
Kesimpulan Pengendalian dan pemantauan intensitas kebisingan di PT. Indofood
sudah sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
Pemberian APD kepada pekerja di PT. Indofood telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).
2. Intensitas Getaran Hasil Observasi
Sumber getaran berasal dari mesin screw (pengayaan tepung). Pengukuran dan pemantauan intensitas getaran di PT. Indofood Sukses
Makmur telah dilakukan secara berkala 6 bulan sekali oleh Balai Hiperkes Semarang.
Pengendaliannya dengan meletakan papan seperti panggung pada mesin Screw untuk mengurangi intensitas getarannya, serta pemberian pelindung alat vital atau spotter.
Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 13 ayat (1).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 2 ayat (1).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).
Kesimpulan Pengukuran dan pengendalian intesitas getaran telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
Penyediaan APD telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
3. Intensitas PeneranganHasil Observasi Sumber penerangan yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur
Divisi Noodle Cabang Semarang menggunakan sumber penerangan buatan (lampu TL) dan alami (jendela dan warna cat pada dinding dibuat terang).
Pengukuran dan pemantauan intensitas penerangan ini telah dilakukan oleh pihak internal dan pihak eksternal, dari pihak internal dilakukan oleh perusahaan sendiri dengan alat lux meter yang bertujuan untuk monitoring saja sedangkan pihak luar dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang.
Landasan Hukum PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan
Penerangan di Tempat KerjaKesimpulan Di PT. Indofood untuk Penggunaan penerangan buatan yaitu berupa lampu
yang dibutuhkan pada siang maupun malam hari, telah sesuai dengan PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2.
4. Iklim KerjaHasil Observasi
Sumber tekanan panas selain berasal dari lingkungan kota Semarang yang panas, namun juga berasal dari proses produksi, yaitu pada bagian proses pengukus dengan suhu standar dari steamer dikondisikan pada suhu sekitar 90-1000C dan frying suhu sekitar 140–1500C dengan beban kerja sedang dan lama waktu pemaparan 7,5-8,5 jam sehari dan 40 jam seminggu, namun pada proses pengukus dan frying, tenaga kerja hanya melakukan pengecekan terhadap pannel control sehingga tidak sepenuhnya berada di ruang frying selama bekerja.
Tenaga kerja yang terpapar hanyalah tenaga kerja yang melakukan pengecekan terhadap pannel control
Tindakan Pengendalian : perusahaan menyediakan air minum dalam galon yang bisa dikonsumsi setiap saat, Memasang ventilasi alami dan ventilasi buatan seperti pemasangan kipas angin dan blower pemasangan AC di ruang operator dan untuk pengendalian di luar ruangan dilakukan penanaman pohon di setiap area. Pengukuran terhadap iklim kerja telah dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang.
Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal pasal 2 ayat (1) dan pasal 13.
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin j dan k.
PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2 poin d.
Kesimpulan • PT. Indofood telah melakukan pengukuran dan pemantauan secara berkala setiap 6
bulan sekali yang dilaksanakan oleh Balai Hiperkes Semarang. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 13 ayat (1)
Upaya-upaya yang telah dilakukan PT. Indofood untuk mengatasi iklim kerja, telah sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin j dan k, Selain itu juga telah sesuai dengan PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2 poin d Hal tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 2 ayat (1).
1. Debu yang terhirupHasil Observasi Sumber debu berasal dari pembongkaran tepung di truk, gudang
tepung, gudang batubara, dan pada saat penuangan tepung dalam screw. Intensitas debu yang paling banyak pada pembongkaran tepung dari truk
ke gudang tepung dan pada gudang batubara. belum dilakukan pengukuran terhadap kadar debu di tempat kerja, APD yang disediakan bagi tenaga kerja bongkar tepung yaitu masker
kain. Sedangkan untuk pekerja di gudang batubara APD yang digunakan yaitu berupa helm, sepatu boat, sarung tangan, masker kain dan ear plug.
pengendalian terhadap debu belum dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan serta masih banyak tenaga kerja yang tidak mengenakan masker saat bekerja, dan belum ada sosialisasi atau tindakan tegas yang dilakukan perusahaan terhadap pekerja terutama tenaga kerja bongkar tepung.
Faktor Kimia
Landasan Teori Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 4 ayat (1)
Kesimpulan Pengukuran terhadap kadar debu di PT. Indofood belum sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15.
Penggunaan APD diPT. Indofood belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 4 ayat (1) poin m.
2. Gas bahan kimia Hasil Observasi Gas bahan kimia yang terdapat pada di PT. Indofood Sukses Makmur
Divisi Noodle Cabang Semarang gas emisi berasal dari kendaraan pengangkut barang.
Perusahaan belum melakukan pengendalian untuk gas bahan kimia ini karena belum dilakukann pengujian atau pengukuran gas emisi pada kendaraan pengangkutan barang yang keluar masuk perusahaan.
Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
Kesimpulan Pengukuran atau pengujian gas emisi belum sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15
Faktor Biologi1. Parasit (jamur, protozoa, cacing, vektor)Hasil Observasi Parasit atau vektor penyebar penyakit berasal dari hewan pengerat atau tikus dan
serangga seperti lalat dan kecoa. Tikus biasanya berada pada saluran air, sehingga PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang menyediakan alat environment check disetiap ruangan untuk mendeteksi adanya tikus, yang kemudian ditangkap dengan perangkap tikus dan kemudian dimusnahkan.
Sedangkan untuk pengendalian serangga dibeberapa bagian pintu dipasang insect killer dan menyediakan tempat sampah yang tertutup sehingga tidak menjadi sarang vektor penyakit.
Landasan Hukum Peraturan Menteri Peruburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Persyaratan Kesehatan,
Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja pasal 3 poin 6. Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal
50 ayat (1)
Kesimpulan Pengendalian terhadap serangga di PT.Indofood telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal 50 ayat (1) dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Peruburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Persyaratan Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja
2. Mikrobiologi (virus, bakteri)Hasil Observasi Sumber dari bakteri yaitu tenaga kerja yang kontak secara langsung dengan
bahan-bahan produksi atau hasil produksi. Karena PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan ringan yang harus memperhatikan kebersihan produknya maka PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang menyediakan dan mewajibkan semua tenaga kerja untuk mencuci tangan dengan alkohol sebelum memasuki ruang produksi.
Tindakan pengendalian untuk bakteri ialah mewajibkan semua tenaga kerja untuk mencuci tangan dengan alkohol sebelum memasuki ruang produksi.
Landasan Teori Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat
(1) poin h.Kesimpulan Tindakan Pengendalian bakteri di PT. Indofood telah sesuai dengan
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin h Dan telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal 50 ayat (2)
KESELAMATAN KERJA BIDANG KEBAKARAN
Tim penanggulangan PT. Indofood kebakaran bernama Fire Brigade Indofood dan Rescue Team.
Terdapat 39 hydant Pemeriksaan kesiapan hydrant dilakukan 2 minggu sekali meliputi pengecekan
tekanan air hydrant, kondisi atau kejernihan air hydrant serta pengecekan nozzle dengan kopling hose.
Terdapat 131 APAR
Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 2 minggu sekali yang meliputi pemeriksaan segel, pen pengaman, batas expired, tekanan bar. Pengecekan Hydrant dilakukan setiap dua minggu sekali. pemeriksaan dan peletakan hydrant dan apar telah sesuai dengan permenaker No 04/MEN/1980.
Keselamatan Kerja Bidang Boiler
Sertifikasi Operator: Pada bidang boiler pekerja telah mengikuti pelatihan operator boiler. Boiler: Sudah dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh depnaker setempat
sehingga boiler memberikan cukup jaminan keselamatan dalam pemakaiannya. Bahan Bakar: batubara.
Spesifikasi
Dasar Teori
Undang-Undang No 1 tahun 1970 Bab 1 pasal 1 tentang istilah istilah yang menyatakan bahwa “Pegawai Pengawas” ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga tehnis yang berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang undang ini.
Keselamatan Kerja Bidang Bahan KimiaBerbahaya dan Beracun
Hasil Observasi
Sumber bahaya yang ada diperusahaan indofood berasal dari proses produksi bersumber dari batubara.
Bahaya yang dapat terjadi adalah peledakan dan kebakaran yang berasal dari proses operasi boiler.
Pekerja pada area boiler harus menggunakan APD dan dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Kesimpulan
Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.187/MEN/1999 BAB IV KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Pasal 16.
Keselamatan Kerja Bidang Kelistrikan
Hasil Observasi
1. Sumber listrik yang digunakan oleh Indofood Sukses Makmur adalah PLN, generator dan boiler.
2. Sumber bahaya yang terjadi adalah tersengat listrik dan kebakaran karena konsleting.
3. Pengendalian yang dilakukan adalah Memasang kabel listrik didalam pipa, pengencekan terhadap kabel, dipasang rambu-rambu, Dipasang gawai yang menjamin proteksi dari arus beban lebih maupun arus hubung pendek.
Kesimpulan
Hal ini sesuai dengan Bab 3 syarat-syarat keselamatan kerja pasal 3. Pemasangan gawai proteksi dari arus beban telah sesuai dengan persyaratan 3.24.3.
Sedangkan proteksi hubungan pendek telah sesuai dengan persyaratan 3.24.4.3.1
Keselamatan Kerja Bidang Mekanik
Hasil Observasi Potensi bahaya dibidang mekanik adalah terjepit, terpotong, tergilas. Pengendalian mesin yang dipasang pada mesin-mesin di perusahaan Indofood
Sukses Makmur berupa pagar pengaman. Selain itu penerapan keselamatan kerja bidang mekanik yaitu LOTO.
Kesimpulan
Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang persyaratan-persyaratan K3.
Keselamatan Kerja Bidang Transportasi
Hasil Observasi Di PT. Indofood Sukses Makmur terdapat jalur khusus pejalan kaki berwarna
kuning. Dan di setiap area yang terdapat potensi bahaya dipasang rambu-rambu. Selain itu syarat untuk sopir truk harus memiliki SIM. Dan Sebelum memindahkan
barang ke truk dan bis, kondisi truk diperiksa sehingga truk maupun bis yang digunakan untuk pengiriman dalam kondisi yang baik.
Kesimpulan
Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang persyaratan-persyaratan K3.
A. Penanggung Jawab Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja berada di bawah Sub Departemen Kesehatan Kerja. Penanggungjawab dari kegiatan pelayanan kesehatan kerja pada poliklinik di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terdiri dari:
1. 2 orang dokter2. 3 orang paramedis
Sudah sesuai dengan keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan nomor KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang petunjuk teknis
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan Khusus
2. Pembinaan & Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap Tenaga Kerja
Departemen HRD
Departemen Safety
Berdasarkan Curiculum Vitae (CV) meliputi kualifikasi
pendidikan, usia, pengalaman kerja, serta ketrampilan
Berdasarkan metode pemeriksaan kesehatan dan
analisa riwayat penyakit
Digunakan sebagai bahan untuk menempatkan tenaga kerja sesuai
dengan pekerjaannya.
Setelah tenaga kerja diterima dan ditempatkan maka akan dilakukan pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan.
5R
Seiri. (Ringkas)Membuang
barang barang yang tidak
diperlukan, dan menyimpang barang yang
diperlukan dengan cara tertentu agar
mudah diakses ketika dibutuhkan
Seiton (Rapi)Menyimpan barang
sesuai dengan tempatnya.
Kerapian adalahseberapa
cepat kita menyimpan barang, dan
seberapa cepat kita
mengambilnyakembali ketika
dibutuhkan. Seiso (Resik)Membersihkan
tempat kerja/lingkungan
kerja, mesin / peralatan, dan
barang-barang agar tidak terdapat debu
dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan
dibiasakan oleh tiap karyawan.
Seiketsu (Rawat)Mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R
sebelumnya dengan menstandarisasikan
nya.
Shitsuke (Rajin)Terciptanya
kebiasaan pribadi karyawan untuk
menjaga dan meningkatkan apa
yang sudah dicapai. Rajin di
tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di
tempat kerja.
3. Pembinaan & Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja
4. Pembinaan & Pengawasan Perlengkapan Sanitair
Pembinaan dan pengawasan dilakukan untuk mengembangkan budaya kerja yang efektif di unit pengolahan pangan yang berkaitan dengan semua sarana pengolahan, SOP yaitu :
a. sanitasi bahan baku,
b. sanitasi peralatan,
c. penggunaan bahan sanitaiser,
d. sanitasi karyawan,
e. sanitasi lingkungan,
f. pengendalian hama ( pest rodent control ) , dan
g. kontaminasi silang.
5. Pembinaan & Pengawasan Perlengkapan Kesehatan Tenaga Kerja
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja dilakukan secara rutin oleh Departemen HSE dengan checklist, di dalam checklist tersebut terdapat penanggungjawab pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja. Pembinaan dan pengawasan dilakukan 3 bulan sekali, meliputi perlengkapan kesehatan di poliklinik, stok obat, kotak P3K, washtafel, kompresor pembersih debu dan tepung.
6. Pencegahan & Pengobatan Terhadap Penyakit Umum dan PAK
Terdiri dari :a. Program Bantuan Rawat Jalan bagi Pekerja
b. Program Bantuan Biaya Rawat Inap di Rumah Sakit bagi pekerja
c. Program Bantuan Pembelian Kacamata
d. Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala bagi Pekerja:
» Dilaksanakan setahun sekali yaitu pada bulan Februari
» Pembiayaannya dan tata cara pelaksanaan diatur tersendiri.
» Penyediaan Poliklinik Pabrik
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Kotak P3K disediakan di setiap departemen sehingga
kepala bertanggungjawab atas P3K. b. Isi kotak P3K antara lain; obat merah, betadine,
paracetamol. Antalgin, obat diare, hansaplast, kapas pembalut, kain kasa, dan lain-lain.
8. Pendidikan Kesehatan untuk Tenaga Kerja dan Latihan untuk Petugas P3K
a. Training K3 bagi petugas K3
b. Hiperkes bagi dokter dan
paramedis
c. Pelatihan P3K industri bagi setiap
pekerja disetiap area
d. Pelatihan pemadam kebakaran.
e. Pelatihan tanggap darurat
dan penaggulangan bencana
serta bahaya
f. Food Safety
g. Konselor HIV / AIDS
h. Konselor ASI
9. Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilikan Alat Pelindung Diri Yang Diperlukan dan Gizi Serta Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja
• APD disediakan di setiap unit kerja dan sesuai dengan potensi bahaya di masing-
masing unit.
• Terdapat poster-poster mengenai pentingnya pemakaian APD yang tertempel di
beberapa bagaian perusahaan.
• Untuk menjaga kesehatan kerja karyawan yang bekerja lebih dari 4 jam diberikan
fasilitas makan dikantin perusahaan yang telah diambil sampel dan diukur jumlah
kalori dan proteinnya serta telah diperiksa hygiene makanan dikantin perusahaan,
untuk karyawan pada shift malam selain makan juga diberikan fasilitas ektra
fooding serta suplemen vitamin.
10. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan atau PAK
Usaha membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK :• Biaya pengangkutan pekerja dari tempat
kecelakaan ke rumahnya atau ke rumah sakit. • Biaya Perawatan. • Ganti rugi cacat. • Biaya Pemakaman. • Tunjangan Kematian.`
11. Pembinaan & Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja dengan Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya
Dilakukan terhadap karyawan dari hasil pemeriksaan mengidap penyakit tertentu yang membahayakan terhadap kesehatan diri dan berpotensi menimbulkan penularan dan pelanggaran GMP yaitu dengan cara merotasi atau mutasi karyawan dari pekerjaan sebelumnya ke pekerjaan lain sesuai dengan kondisi terbarunya.
12. Memberikan Laporan Berkala Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Kepada Pengurus.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk telah melakukan pelaporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus, dibuktikan dengan form pelaporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja.
12 pokok pelayanan kesehatan telah sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi NO.PER.03/MEN/1982 pasal 2
tentang Pelayanan Kesehatan
C. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Kerja
POLIKLINIK- Buka 24 jam- Melayani karyawan, 1 istri, 3 anak- Bekerja dengan rumah sakit elizabeth dan rumah sakit telogorejo
P3K- disediakan di setiap departemen
Sudah sesuai dengan keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan nomor KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang petunjuk teknis
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja mengenai sarana dasar dan sarana penunjang dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.
D. Gizi Kerja
– Menyediakan ketering dengan bekerjasama dengan 2 perusahaan
ketering yang diberikan secara cuma-cuma dengan sistem nasi sesuai
keinginan dan lauk dibatasi
– Kebersihan kantin diaudit oleh P2K3 2 kali setiap minggu
– Selain makanan utama diberikan pula makanan tambahan untuk
pekerja shift malam berupa snack dan minuman berupa kopi atau
susu.Telah sesuai dengan SE Menaker
No. 1 Tahun 1979 Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan
E. Jaminan Kesehatan Pekerja
Jaminan kesehatan pekerja ditanggung oleh PT Jamsostek yang kini berubah nama menjadi
BPJS Ketenagakerjaan. Kewajiban perusahaan untuk mengadakan jaminan kesehatan pekerja ini
tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Sudah sesuai dengan Undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan dan pasal 15 ayat (1) UU BPJS
Prinsip SMK3
Kebijakan K3
Perencanaan K3
Implementasi
K3
Pemantauan & Evaluasi
Tinjauan Ulang
PP No. 50
Tahun 2012
tentang
Penerapan
SMK3
Kebijakan K3 Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terkoordinasi. Perencanaan dilakukan dengan diadakannya rapat dengan pihak top management menyangkut peningkatan mutu di perusahaan tersebut.
Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang diletakkan dalam posisi wakil sekretaris. Hal tersebut berarti bahwa organisasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam posisi yang dapat ikut menentukan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Perusahaan telah melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pemilihan tenaga kerja yang berkualitas dapat dilihat dari kepedulian perusahaan mengadakan tes kesehatan sebelum masuk kerja. Sarana penunjang untuk keselamatan dan kesehatan kerja seperti work intruction, alat pemadam kebakaran, poster K3 dan disediakannya alat pelindung diri (topi, masker, sepatu).
Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. perusahaan ini dibentuk rescue tim yang berfungsi dalam keadaan darurat dan di dalamnya dibentuk struktur organisasi agar masing-masing orang mempunyai tugas sesuai kedudukannya.
Sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 pasal 7
Perencanaan K3 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang telah mengidentifikasi bahaya yang ada kemudian hasil temuan tersebut dinilai dan dilakukan pengendalian agar bahaya yang ada di area kerja tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya : Perusahaan ini telah membandingkan hasil temuan atau identifikasi bahaya yang telah dinilai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan ini dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, ahli K3 dan P2K3 serta ditinjau secara teratur sesuai dengan perkembangan.
Indikator Kinerja : Indikator kinerja dalam perusahaan dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang berlangsung. Perencanaan awal di perusahaan dilakukan dengan menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, ahli K3 dan P2K3.Sesuai dengan
PP No. 50 tahun 2012 pasal 9 (3),
Implementasi Pihak perusahaan telah berusaha dengan
menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi dengan melakukan tes sebelum masuk kerja. Sarana dan dana yang memadai juga dipersiapkan utuk proses produksi supaya berjalan lancar.
Pihak perusahaan belum melakukan pelatihan bagi seluruh pekerja. Pelatihan hanya diberikan pada pekerja yang ditunjuk menjadi anggota dalam suatu organisasi seperti Fire Brigade Indofood yang bertugas untuk sistem tanggap darurat dalam perusahaan.
Sesuai dengan PP No. 50
tahun 2012 pasal 10,
Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana PT.Indofood jika terjadi kebakaran.
Organisasi keadaan darurat : Fire Brigade Indofood (FBI) yang memiliki kompetensi kerja.
Prosedur Menghadapi Insiden dengan meminimalisir pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden, perusahaan telah memiliki proteksi yang meliputi :
1. Proteksi aktif yaitu penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan APAR.
2. Proteksi pasif yaitu proses perawatan lanjutan di rumah sakit dan prosedur Rencana
Pemulihan Keadaan Darurat.
Ketika terjadi keadaan darurat kebakaran menjadi tanggungjawab semua pekerja perusahaan, dan penyelesaiannya akan bekerjasama dengan PMI atau Pemadam Kebakaran setempat.
Sesuai dengan PP No. 50
tahun 2012 pasal 10,
Pemantauan & evaluasi
Pihak perusahaan melakukan inspeksi setiap waktu agar kerusakan pada sistem kerja dapat segera diperbaiki.
Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit internal secara berkala setiap 3 bulan sekali untuk melihat apakah hasil inspeksi dan langkah pengendalian yang telah dilakukan tersebut masih berfungsi dengan baik. Belum audit ekternal, tidak adanya sertifikasi nasional maupun internasional tentang K3.
Sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 pasal 14,
Tinjauan Ulang
Pihak keselamatan dan kesehatan kerja PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang telah melakukan tinjauan ulang dari hasil perbaikan yang telah dilakukan kemudian pihak perusahaan melakukan peningkatan berkelanjutan agar produktivitas perusahaan meningkat.
Sesuai dengan PP No. 50
tahun 2012 pasal 15,
WAKTU KERJAHasil Observasi Waktu kerja 6 (enam) hari seminggu, 7 jam sehari atau 40 (empat
puluh) jam seminggu Shift Kerja 3 shift, @shift 7 jam kerja sehari Kerja Lembur pada hari biasa & hari-hari istirahat mingguan/ hari
libur resmi yg dilakukan sekurang-kurangnya empat jam berturut-turut
Landasan Hukum
Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Kesimpulan
PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang
Semarang, dalam menerapkan waktu kerja normal, shift kerja dan kerja
lembur telah sesuai Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
DISPLAY Hasil Observasi
Display informasi dan tanda-tanda atau poster tentang K3 serta
informasi sinyal dan peringatan seperti fire alarm , smoke detector.
Terdapat panel control yang berisi tombol-tombol dan tanda lampu
led yang digunakan untuk mengontrol jalannya mesin pada proses
produksi
Landasan Hukum
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal
14 ayat 2
Kesimpulan
PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang
Semarang, dalam pemasangan dan desain display telah sesuai
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal
14 ayat 2
MANAJEMEN STRESHasil Observasi
PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan
kerjasama dengan RS mitra kerja untuk mensosialisasikan tentang manajemen stress
dari level atas sampai level akhir. Serikat pekerja membuat program agar karyawan
tidak stress dengan membuat sarana olahraga bertujuan untuk mempererat hubungan
antara atasan dengan bawahan maupun sesama karyawan. Program tersebut juga
bertujuan agar hubungan atasan dan bawahan tidak ada rasa takut dan mencairkan
stress kerja.
Landasan Hukum
Rekomendasi tentang pencegahan dan pengendalian stress di tempat kerja Sauter,
et.al.(1990) dikutip dari National Institute for Occupational Safety and Health
( NIOSH)
Kesimpulan
Telah sesuai dengan rekomendasi tentang pencegahan dan pengendalian stress di
tempat kerja Sauter, et.al.(1990) dikutip dari National Institute for Occupational
Safety and Health ( NIOSH)
KELELAHAN KERJAHasil Observasi
Di PT Indofood terdapat beberapa aktivitas produksi yang masih dilakukan secara manual oleh tenaga manusia (tenaga pekerja). Berikut aktivitas pada proses produksi packing metode manual : Pengecekan kondisi mie setelah proses cooling. Pemberian bumbu, sauce, minyak goreng. Pengecekan bumbu dan minyak. Pengepakan mie dalam kardus. Pemberian lakban kardus juga ada yang dilakukan secara manual oleh
pekerja.
Faktor kelelahan dari aktivitas tersebut : Kerja Statis Kerja bersifat monoton Sikap paksa
Landasan Hukum
Suma’mur (1982); Grandjean (1993) menyatakan bahwa kerja otot statis merupakan kerja berat (Strenous)
Kesimpulan
Aktivitas Produksi yang menyebabkan kelelahan di PT Indofood Tbk Semarang masih tergolong kerja berat yang dapat menyebabkan kelelahan kerja.
KETIDAKSESUAIAN POSTUR KERJA
Hasil Observasi
Dari seluruh proses produksi yang terdapat di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang, terutama pada proses manual handling postur kerja pekerja dengan stasiun kerja sudah sesuai, sehingga kemungkinan terjadinya gangguan musculoskeletal karena postur maupun sarana prasarannya kecil
Dasar Teori
Menurut Tarwaka, 2011 “Penilaian sarana dan prasarana untuk tenaga kerja menggunakan tiga metode Ovako Working Posture Analysis System (OWAS), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Nordic Body Map (NBM)”
Kesimpulan
Penilaian dan pengukuran ketidaksesuaian postur kerja telah dilaksanakan dengan sample acak dengan analisis RULA dan REBA untuk mengetahui tingkat resiko gangguan mosculoskeletal dan juga untuk menentukan redesain, untuk mengantisipasi walaupun postur kerja sudah sesuai.
BEBAN KERJA FISIKHasil Observasi
PT. Indofood memberlakukan jam kerja menjadi 3 shift. Shift 1 dimulai dari pukul 07.00-14.30 WIB dengan 6 hari kerja selam 1 minggu, shift II mulai pukul 14.30-22.30 WIB dengan 6 hari kerja selama 1 minggu, shift III mulai pukul 22.30-07.00 WIB dengan 5 hari kerja selama 1 minggu, posisi kerja kebanyakan dilakukan dengan duduk tetapi untuk dokumen pengukuran beban kerja fisik dikendalikan oleh perusahaan
Dasar teori
Christensen (1991:1699). Encyclopedia of Occuptional Health and Safety/ ILO. Geneva
Kesimpulan
Pengukuran beban kerja fisik telah dilakukan oleh PT. Indofood namun data dikendalikan oleh perusahaan sehingga belum bisa mengkategorikan beban kerja fisik menurut Christensen (1991:1699). Encyclopedia of Occuptional Health and Safety/ ILO. Geneva
KELELAHAN MUSCULOSKELETAL
Hasil Observasi
Di PT Indofood terdapat pekerjaan angkat angkut material secara manual, aktivitas ini terdapat pada bagian pengepakan (packing) walaupun sudah menggunakan bantuan mesin seperti conveyor namun untuk menaikannya ke mobuil box masih menggunakan tenaga manusia laki laki dan dalam aktivitas pemberian bumbu mie Seperti diketahui bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secara berulang – ulang dan sangat cepat sehingga berpotensi terhadap kelelahan musculoskeletal.
Dasar Teori
Menurut Tarwaka Peregangan otot yg berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik,dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal
DESAIN STASIUN KERJA
Hasil Observasi
Desain stasiun kerja dipengaruhi oleh 3 hal yang saling terkait yaitu mesin, manusia, lingkungan fisik kerja. PT indofood terdapat 10 tahapan pekerjaan yang menggunakan mesin, dan terdapat beberapa tahap dilakukan secara manual dengan menyesuaikan manusia dengan alat dilakukan pada waktu open recriutmen pekerja baru dan juga dalam penerapan kedua hal tersebut dari mesin dan manusia juga memperhatikan aspek lingkungan fisik kerja yang terpantau
Dasar Teori
Menurut Sutalaksana dalam mendesain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain yang berpusat pada manusia pemakainya atau human centered desaign.
HANDLINGHasil Observasi
Handling terdiri dari 2 jenis yaitu manual handling dan otomatis handling. Di PT Indofood penerapan
1. Otomatis handling yaitu Dari proses bahan baku sampai dengan pengepakan sampai dengan dengan penyimpanan menggunakan conveyor dan untuk penyimpanan menggunakan alat bantu forklift
2. Manual handling pada saat pemberian bumbu pada mie dan pengepakan secara manual dan dibantu oleh conveyor
Dasar Teori
3. Peraturan mentri tenaga kerja No Per 05/Men/ 1985 tentang Pesawat Angkat Angkut
4. Menurut Tarwaka, PGDip.SC.,M.Erg ,2010 untuk mengurangi cidera yang diakibatkan manual handling dilakukan enginering control dan Administrasi Control
HOUSE KEEPINGHasil Observasi
PT. Indofood Semarang secara umum untuk penerapkan Housekeeping yaitu
1. Membudaya dan menjadi bagian dari budaya karyawan pada tiap lapis jabatannya Hal ini terlihat dari lingkungan baik produsi makanan telah terlihat Hygiene.
2. Ruang kantor terlihat rapi dan barang barang telah mempunyai tempat nya masing masing .
3. Pengolahan limbah juga telah menerapkan konsep resik dan memberlakukan standar operasi tertentu untuk memasuki wilayah bagi tamu dan lain lain.
Dasar Teori
Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja pasal 3 ayat 1
BEBAN KERJA MENTALHasil observasi
Beban kerja mental di sebabkan karena tuntutan beban pekerjaan, di PT Indofood untuk mengutamakan kualitas produk bahan pangan, pengurus P2K3 melakukan kerja sama dengan semua karyawan di PT. Indofood untuk menjaga komitmen pribadi untuk mensukseskan peningkatan secara terus menerus. upaya untuk menjaga agar karyawan tidak terkena beban kerja mental baik dari faktor pekerjan, faktor tempat kerja dan faktor hubungan antar karyawan, dalam menjaga itu semua pihak manajemen PT. Indofood melakukan tidakan preventif dengan melakuakan reword dan punishmen pada karyawan, mengadakan lomba antar bagian, dan melakukan tupoksi kerja sesuai dengan kemampuan karyawan dan melakukan pemberian beban kerja sesuai dengan kemampuan karyawan serta memberi pelatihan kepada karyawan baru agar terampil dan menghindari stres kerja.
Dasar Teori
Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang disimpan
HUBUNGAN KERJAHasil Observasi
Pihak management selalu membina hubungan baik dengan karyawan, baik yang di pabrik dan juga di kantor
Untuk menampung berbagai aspirasi pekerja Serikat Pekerja Perusahaan mengakui adanya Serikat Pekerja (Perjanjian Kerja Bersama/PKB) Untuk penanganan masalah dilakukan melalui proses perundingan atau
musyawarah untuk mufakat yg dilakukan antara pihak perusahaan dengan serikat pekerja.
Serikat pekerja terdiri dari sejumlah pekerja dari setiap unit kerja dan berjumlah kurang lebih 15 orang.
Dasar Teori
Pembentukan Serikat Pekerja telah sesuai dengan perUU yg berlaku, antara lain :
1) UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, pasal 4 ayat (1);
pasal 4 ayat (2); pasal 5 ayat (2) ; pasal 9; dan pasal 35
2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pasal 104 ayat (1)
ANTROPOMETRIHasil Observasi
Pengukuran antropometri di PT Indofood sudah dilakukan oleh pihak perusahaan namun dokumen hasil pengukuran antropometri dikendalikan tetapi outputnya digunakan untuk mendesain stasiun kerja yang ada di PT indofood
Kesimpulan
Hasil pengukuran antropometri digunakan untuk melakukan desain stasiun kerja yang ada di PT Indofood
Organisasi dan Tanggung jawab kegiatan pengelolaan lingkungan
Hasil Observasi Pengelolaan lingkungan hidup di PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle
cabang Semarang berada dibawah penanganan P2K3. Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau manajemen mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan ditempat kerja.
Keanggotaan P2K3 tersebut terdiri dari unsur organisasi pekerja dan pengusaha manajemen.
Dasar Teori undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 27
Kesimpulan
PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam penerapan organisasi dan tanggung jawab kegiatan pengelolaan lingkungan telah sesuai dengan undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup
Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT. Indofood Sukses Makmur
Divisi Noodle Cabang Semarang
Pengelolaan Limbah
Hasil Observasi
1. Limbah Cair
a. Sumber Limbah cair Limbah cair produksi Limbah cair Laboratorium Limbah Boiler Limbah kantin dan toilet
b. Pengolahan Limbah cair Proses Primer meliputi trapping dan ekualisasi Proses Sekunder meliputi proses anaerob, aerasi, sedimentasi, bak
control, koagulasi, sedimentasi, klorinasi, dan penampungan.
c. Monitoring kinerja IPAL atau kualitas air limbah.
Data monitoring limbah dilakukan selain pihak internal melalui petugas IPAL juga oleh pihak eksternal, serta didasarkan atas Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair , didapatkan hasil sebagai berikut :• Kadar COD yang diperkenakan sebesar 100 mg/lt sedangkan kadar COD
di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 35,71 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai .
• Kadar BOD yang diperkenakan sebesar 50 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 3,894 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai
• Kadar TSS yang diperkenakan sebesar 100 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 19 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai.
• PH yang diperkenankan sebesar 6-9 sedangkan pH di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 7,2. Sehingga dapat dikatakan sesuai.
• Kadar minyak yang diperkenakan sebesar 2 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 0,10 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai .
Dasar hukum
Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan Perda Prop. Jateng No.5 Tahun 2012 Industri Makanan Spesifik.Kesimpulan
PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah cair telah sesuai dengan Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair.
2. Limbah udara
Hasil Observasi Limbah udara (gas) di PT Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle
Semarang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara. Pemantauan asap dilakukan setiap hari, pembuangan dikelola oleh pihak
luar.
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada BAB III pasal 16
Kesimpulan
PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah Udara telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
3. Limbah Padat (Sampah)
Hasil Observasi
a. Sumber Limbah Ceceran adonan mie dan produk kadaluarsa : mie gagal produksi, mie
basah, mie hancur pecah dan mie hancur halus, yang berasal dari pembentukan mie, pengukusan mie, dan saat penggorengan mie.
Bekas kemasan bahan baku, bahan penolong, dan kemasan rusak : plastik, karton, kantong tepung, bobin, kertas dari gudang Raw, material, gudang Finished Good, dan mesin pengemas.
Limbah padat domestik : karton dan sampah yang berasal darikantor dan kantin.
b. Pengelolaan Limbah Pengelolaan limbah padat dengan cara didaur ulang atau dengan dibakar
di areap pembakaran sampah milik PT Indofood divisi Noodle Semarang di Jl. Tambak Aji No. V.
Landasan Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah.
Kesimpulan
PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah Padat telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah.
Program lingkungan hidup
Hasil Observasi
Bebarapa programnya Program lingkungan hidup yang diselengarakan oleh PT.Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu :
1. Menjaga Kelestarian Lingkungan.
2. Kepedulian PT. Indofood di bidang pendidikan.
3. Pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jaringan drainase, pengaspalan jalan, perbaikan jembatan dan pendirian rumah ibadah di lingkungan fasilitas produksi dan perkebunan Indofood di seluruh Indonesia.
4. berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
5. membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para stakeholders, dalam hal ini para mitra usaha yang terdiri dari petani, peternak dan pengusaha UKM.
Landasan Hukum
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM),
Kesimpulan
Program lingkungan hidup yang diterapkan di PT. Indofood telah sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM).
Penghargaan dan sertifikasi hasil pengelolaan lingkungan
Hasil Observasi
Selain menerapkan SML (sistem manajemen lingkungan) PT Indofood
Sukses Makmur divisi Noodle Semarang juga menerapkan beberapa ISO untuk
standar acuannya, yaitu :
1. SNI ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan.
2. SNI ISO 17025 : 2008 tentang Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.
3. SNI ISO 14001 : 2005 tentang Sistem Manajemen Lingkungan-Persyaratan
dan Panduan Penggunaan.
4. SNI ISO 19011 : 2005 tentang Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
dan/atau Lingkungan.
5. ISO 22000 : 2005 tentang Sistem Manajemen Keamanan Pangan-
Persyaratan untuk Organisasi dalam Rantai Pangan.
top related