Top Banner
PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 PKL PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBk SEMARANG, JAWA TENGAH Oleh Kelas B
85

rangkuman ppt

Jan 28, 2016

Download

Documents

safetyberhijab

K3 INDUSTRI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: rangkuman ppt

PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

PKL PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBk

SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh Kelas B

Page 2: rangkuman ppt

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Indofood Sukses Makmur semula berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang secara yuridis berdiri pada tanggal 27 April 1970. Pabrik pertama kali berdiri di Jakarta, sedangkan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang berdiri pada tanggal 31 Oktober 1987 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tangal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bersama dengan perusahaan-perusahaan lainnya bergabung menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur.

Page 3: rangkuman ppt

Proses Produksi

Penuangan tepung pada screw Mixing Pressing Steaming Cutting Frying Cooling Packaging

Page 4: rangkuman ppt

1 . ASPEK HIGIENE PERUSAHAAN2. ASPEK KESELAMATAN KERJA

3 . ASPEK KESEHATAN KERJA4 . ASPEK SISTEM MANAJEMEN K3

5. ASPEK ERGONOMI6. ASPEK LINGKUNGAN (PENANGANAN/PENGELOLAAN

LIMBAH INDUSTRI)

6 ASPEK PEMBAHASAN

Page 5: rangkuman ppt

1. ASPEK HIGIENE PERUSAHAAN

Page 6: rangkuman ppt

1. Intensitas KebisinganHasil Observasi

Intensitas kebisingan PT. Indofood berasal dari mesin scrape (mesin penggiling mie). mesin tersebut menghasilkan kebisingan yang melebihi NAB yaitu sekitar 88 dB.

Pengukuran dan pemantauan intensitas kebisingan telah dilakukan secara berkala 6 bukan sekali oleh Balai Hiperkes Semarang.

Pengendaliannya dengan menyediakan alat pelindung diri berupa ear muff dan memakai alat pelindung diri berupa penutup kepala, masker kain, sarung tangan dan sepatu boat.

Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).

Faktor Fisik

Page 7: rangkuman ppt

Kesimpulan Pengendalian dan pemantauan intensitas kebisingan di PT. Indofood

sudah sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.

Pemberian APD kepada pekerja di PT. Indofood telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).

Page 8: rangkuman ppt

2. Intensitas Getaran Hasil Observasi

Sumber getaran berasal dari mesin screw (pengayaan tepung). Pengukuran dan pemantauan intensitas getaran di PT. Indofood Sukses

Makmur telah dilakukan secara berkala 6 bulan sekali oleh Balai Hiperkes Semarang.

Pengendaliannya dengan meletakan papan seperti panggung pada mesin Screw untuk mengurangi intensitas getarannya, serta pemberian pelindung alat vital atau spotter.

Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 13 ayat (1).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 2 ayat (1).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1).

Page 9: rangkuman ppt

Kesimpulan Pengukuran dan pengendalian intesitas getaran telah sesuai dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

Penyediaan APD telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Page 10: rangkuman ppt

3. Intensitas PeneranganHasil Observasi Sumber penerangan yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur

Divisi Noodle Cabang Semarang menggunakan sumber penerangan buatan (lampu TL) dan alami (jendela dan warna cat pada dinding dibuat terang).

Pengukuran dan pemantauan intensitas penerangan ini telah dilakukan oleh pihak internal dan pihak eksternal, dari pihak internal dilakukan oleh perusahaan sendiri dengan alat lux meter yang bertujuan untuk monitoring saja sedangkan pihak luar dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang.

Landasan Hukum PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan

Penerangan di Tempat KerjaKesimpulan Di PT. Indofood untuk Penggunaan penerangan buatan yaitu berupa lampu

yang dibutuhkan pada siang maupun malam hari, telah sesuai dengan PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2.

Page 11: rangkuman ppt

4. Iklim KerjaHasil Observasi

Sumber tekanan panas selain berasal dari lingkungan kota Semarang yang panas, namun juga berasal dari proses produksi, yaitu pada bagian proses pengukus dengan suhu standar dari steamer dikondisikan pada suhu sekitar 90-1000C dan frying suhu sekitar 140–1500C dengan beban kerja sedang dan lama waktu pemaparan 7,5-8,5 jam sehari dan 40 jam seminggu, namun pada proses pengukus dan frying, tenaga kerja hanya melakukan pengecekan terhadap pannel control sehingga tidak sepenuhnya berada di ruang frying selama bekerja.

Tenaga kerja yang terpapar hanyalah tenaga kerja yang melakukan pengecekan terhadap pannel control

Tindakan Pengendalian : perusahaan menyediakan air minum dalam galon yang bisa dikonsumsi setiap saat, Memasang ventilasi alami dan ventilasi buatan seperti pemasangan kipas angin dan blower pemasangan AC di ruang operator dan untuk pengendalian di luar ruangan dilakukan penanaman pohon di setiap area. Pengukuran terhadap iklim kerja telah dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang.

Page 12: rangkuman ppt

Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011

tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal pasal 2 ayat (1) dan pasal 13.

Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin j dan k.

PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2 poin d.

Kesimpulan • PT. Indofood telah melakukan pengukuran dan pemantauan secara berkala setiap 6

bulan sekali yang dilaksanakan oleh Balai Hiperkes Semarang. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 13 ayat (1)

Page 13: rangkuman ppt

Upaya-upaya yang telah dilakukan PT. Indofood untuk mengatasi iklim kerja, telah sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin j dan k, Selain itu juga telah sesuai dengan PMP No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja Pasal 2 poin d Hal tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 2 ayat (1).

Page 14: rangkuman ppt

1. Debu yang terhirupHasil Observasi Sumber debu berasal dari pembongkaran tepung di truk, gudang

tepung, gudang batubara, dan pada saat penuangan tepung dalam screw. Intensitas debu yang paling banyak pada pembongkaran tepung dari truk

ke gudang tepung dan pada gudang batubara. belum dilakukan pengukuran terhadap kadar debu di tempat kerja, APD yang disediakan bagi tenaga kerja bongkar tepung yaitu masker

kain. Sedangkan untuk pekerja di gudang batubara APD yang digunakan yaitu berupa helm, sepatu boat, sarung tangan, masker kain dan ear plug.

pengendalian terhadap debu belum dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan serta masih banyak tenaga kerja yang tidak mengenakan masker saat bekerja, dan belum ada sosialisasi atau tindakan tegas yang dilakukan perusahaan terhadap pekerja terutama tenaga kerja bongkar tepung.

Faktor Kimia

Page 15: rangkuman ppt

Landasan Teori Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 4 ayat (1)

Kesimpulan Pengukuran terhadap kadar debu di PT. Indofood belum sesuai dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15.

Penggunaan APD diPT. Indofood belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 4 ayat (1) poin m.

Page 16: rangkuman ppt

2. Gas bahan kimia Hasil Observasi Gas bahan kimia yang terdapat pada di PT. Indofood Sukses Makmur

Divisi Noodle Cabang Semarang gas emisi berasal dari kendaraan pengangkut barang.

Perusahaan belum melakukan pengendalian untuk gas bahan kimia ini karena belum dilakukann pengujian atau pengukuran gas emisi pada kendaraan pengangkutan barang yang keluar masuk perusahaan.

Landasan Hukum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

Kesimpulan Pengukuran atau pengujian gas emisi belum sesuai dengan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 15

Page 17: rangkuman ppt

Faktor Biologi1. Parasit (jamur, protozoa, cacing, vektor)Hasil Observasi Parasit atau vektor penyebar penyakit berasal dari hewan pengerat atau tikus dan

serangga seperti lalat dan kecoa. Tikus biasanya berada pada saluran air, sehingga PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang menyediakan alat environment check disetiap ruangan untuk mendeteksi adanya tikus, yang kemudian ditangkap dengan perangkap tikus dan kemudian dimusnahkan.

Sedangkan untuk pengendalian serangga dibeberapa bagian pintu dipasang insect killer dan menyediakan tempat sampah yang tertutup sehingga tidak menjadi sarang vektor penyakit.

Landasan Hukum Peraturan Menteri Peruburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Persyaratan Kesehatan,

Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja pasal 3 poin 6. Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal

50 ayat (1)

Page 18: rangkuman ppt

Kesimpulan Pengendalian terhadap serangga di PT.Indofood telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal 50 ayat (1) dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Peruburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Persyaratan Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja

Page 19: rangkuman ppt

2. Mikrobiologi (virus, bakteri)Hasil Observasi Sumber dari bakteri yaitu tenaga kerja yang kontak secara langsung dengan

bahan-bahan produksi atau hasil produksi. Karena PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan ringan yang harus memperhatikan kebersihan produknya maka PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang menyediakan dan mewajibkan semua tenaga kerja untuk mencuci tangan dengan alkohol sebelum memasuki ruang produksi.

Tindakan pengendalian untuk bakteri ialah mewajibkan semua tenaga kerja untuk mencuci tangan dengan alkohol sebelum memasuki ruang produksi.

Landasan Teori Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat

(1) poin h.Kesimpulan Tindakan Pengendalian bakteri di PT. Indofood telah sesuai dengan

Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1) poin h Dan telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan Pasal 50 ayat (2)

Page 20: rangkuman ppt

2. ASPEK KESELAMATAN KERJA

Page 21: rangkuman ppt

KESELAMATAN KERJA BIDANG KEBAKARAN

Tim penanggulangan PT. Indofood kebakaran bernama Fire Brigade Indofood dan Rescue Team.

Terdapat 39 hydant Pemeriksaan kesiapan hydrant dilakukan 2 minggu sekali meliputi pengecekan

tekanan air hydrant, kondisi atau kejernihan air hydrant serta pengecekan nozzle dengan kopling hose.

Terdapat 131 APAR

Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 2 minggu sekali yang meliputi pemeriksaan segel, pen pengaman, batas expired, tekanan bar. Pengecekan Hydrant dilakukan setiap dua minggu sekali. pemeriksaan dan peletakan hydrant dan apar telah sesuai dengan permenaker No 04/MEN/1980.

Page 22: rangkuman ppt

Keselamatan Kerja Bidang Boiler

Sertifikasi Operator: Pada bidang boiler pekerja telah mengikuti pelatihan operator boiler. Boiler: Sudah dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh depnaker setempat

sehingga boiler memberikan cukup jaminan keselamatan dalam pemakaiannya. Bahan Bakar: batubara.

Spesifikasi

Page 23: rangkuman ppt

Dasar Teori

Undang-Undang No 1 tahun 1970 Bab 1 pasal 1 tentang istilah istilah yang menyatakan bahwa “Pegawai Pengawas” ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga tehnis yang berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang undang ini.

Page 24: rangkuman ppt

Keselamatan Kerja Bidang Bahan KimiaBerbahaya dan Beracun

Hasil Observasi

Sumber bahaya yang ada diperusahaan indofood berasal dari proses produksi bersumber dari batubara.

Bahaya yang dapat terjadi adalah peledakan dan kebakaran yang berasal dari proses operasi boiler.

Pekerja pada area boiler harus menggunakan APD dan dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Kesimpulan

Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.187/MEN/1999 BAB IV KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS Pasal 16.

Page 25: rangkuman ppt

Keselamatan Kerja Bidang Kelistrikan

Hasil Observasi

1. Sumber listrik yang digunakan oleh Indofood Sukses Makmur adalah PLN, generator dan boiler.

2. Sumber bahaya yang terjadi adalah tersengat listrik dan kebakaran karena konsleting.

3. Pengendalian yang dilakukan adalah Memasang kabel listrik didalam pipa, pengencekan terhadap kabel, dipasang rambu-rambu, Dipasang gawai yang menjamin proteksi dari arus beban lebih maupun arus hubung pendek.

Kesimpulan

Hal ini sesuai dengan Bab 3 syarat-syarat keselamatan kerja pasal 3. Pemasangan gawai proteksi dari arus beban telah sesuai dengan persyaratan 3.24.3.

Sedangkan proteksi hubungan pendek telah sesuai dengan persyaratan 3.24.4.3.1

Page 26: rangkuman ppt

Keselamatan Kerja Bidang Mekanik

Hasil Observasi Potensi bahaya dibidang mekanik adalah terjepit, terpotong, tergilas. Pengendalian mesin yang dipasang pada mesin-mesin di perusahaan Indofood

Sukses Makmur berupa pagar pengaman. Selain itu penerapan keselamatan kerja bidang mekanik yaitu LOTO.

Kesimpulan

Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang persyaratan-persyaratan K3.

Page 27: rangkuman ppt

Keselamatan Kerja Bidang Transportasi

Hasil Observasi Di PT. Indofood Sukses Makmur terdapat jalur khusus pejalan kaki berwarna

kuning. Dan di setiap area yang terdapat potensi bahaya dipasang rambu-rambu. Selain itu syarat untuk sopir truk harus memiliki SIM. Dan Sebelum memindahkan

barang ke truk dan bis, kondisi truk diperiksa sehingga truk maupun bis yang digunakan untuk pengiriman dalam kondisi yang baik.

Kesimpulan

Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang persyaratan-persyaratan K3.

Page 28: rangkuman ppt

3. ASPEK KESEHATAN KERJA

Page 29: rangkuman ppt

A. Penanggung Jawab Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan kerja berada di bawah Sub Departemen Kesehatan Kerja. Penanggungjawab dari kegiatan pelayanan kesehatan kerja pada poliklinik di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terdiri dari:

1. 2 orang dokter2. 3 orang paramedis

Sudah sesuai dengan keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan nomor KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang petunjuk teknis

penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja

Page 30: rangkuman ppt

B. 12 Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

Page 31: rangkuman ppt

1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan Khusus

Page 32: rangkuman ppt

2. Pembinaan & Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap Tenaga Kerja

Departemen HRD

Departemen Safety

Berdasarkan Curiculum Vitae (CV) meliputi kualifikasi

pendidikan, usia, pengalaman kerja, serta ketrampilan

Berdasarkan metode pemeriksaan kesehatan dan

analisa riwayat penyakit

Digunakan sebagai bahan untuk menempatkan tenaga kerja sesuai

dengan pekerjaannya.

Setelah tenaga kerja diterima dan ditempatkan maka akan dilakukan pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan.

Page 33: rangkuman ppt

5R

Seiri. (Ringkas)Membuang

barang barang yang tidak

diperlukan, dan menyimpang barang yang

diperlukan dengan cara tertentu agar

mudah diakses ketika dibutuhkan

Seiton (Rapi)Menyimpan barang

sesuai dengan tempatnya.

Kerapian adalahseberapa

cepat kita menyimpan barang, dan

seberapa cepat kita

mengambilnyakembali ketika

dibutuhkan. Seiso (Resik)Membersihkan

tempat kerja/lingkungan

kerja, mesin / peralatan, dan

barang-barang agar tidak terdapat debu

dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan

dibiasakan oleh tiap karyawan.

Seiketsu (Rawat)Mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R

sebelumnya dengan menstandarisasikan

nya.

Shitsuke (Rajin)Terciptanya

kebiasaan pribadi karyawan untuk

menjaga dan meningkatkan apa

yang sudah dicapai. Rajin di

tempat kerja berarti

pengembangan kebiasaan positif di

tempat kerja.

3. Pembinaan & Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja

Page 34: rangkuman ppt

4. Pembinaan & Pengawasan Perlengkapan Sanitair

Pembinaan dan pengawasan dilakukan untuk mengembangkan budaya kerja yang efektif di unit pengolahan pangan yang berkaitan dengan semua sarana pengolahan, SOP yaitu :

a. sanitasi bahan baku,

b. sanitasi peralatan,

c. penggunaan bahan sanitaiser,

d. sanitasi karyawan,

e. sanitasi lingkungan,

f. pengendalian hama  ( pest rodent control ) , dan

g. kontaminasi silang.

Page 35: rangkuman ppt

5. Pembinaan & Pengawasan Perlengkapan Kesehatan Tenaga Kerja

Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja dilakukan secara rutin oleh Departemen HSE dengan checklist, di dalam checklist tersebut terdapat penanggungjawab pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja. Pembinaan dan pengawasan dilakukan 3 bulan sekali, meliputi perlengkapan kesehatan di poliklinik, stok obat, kotak P3K, washtafel, kompresor pembersih debu dan tepung.

Page 36: rangkuman ppt

6. Pencegahan & Pengobatan Terhadap Penyakit Umum dan PAK

Terdiri dari :a. Program Bantuan Rawat Jalan bagi Pekerja

b. Program Bantuan Biaya Rawat Inap di Rumah Sakit bagi pekerja

c. Program Bantuan Pembelian Kacamata

d. Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala bagi Pekerja:

» Dilaksanakan setahun sekali yaitu pada bulan Februari

» Pembiayaannya dan tata cara pelaksanaan diatur tersendiri.

» Penyediaan Poliklinik Pabrik

Page 37: rangkuman ppt

7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. Kotak P3K disediakan di setiap departemen sehingga

kepala bertanggungjawab atas P3K. b. Isi kotak P3K antara lain; obat merah, betadine,

paracetamol. Antalgin, obat diare, hansaplast, kapas pembalut, kain kasa, dan lain-lain.

Page 38: rangkuman ppt

8. Pendidikan Kesehatan untuk Tenaga Kerja dan Latihan untuk Petugas P3K

a. Training K3 bagi petugas K3

b. Hiperkes bagi dokter dan

paramedis

c. Pelatihan P3K industri bagi setiap

pekerja disetiap area

d. Pelatihan pemadam kebakaran.

e. Pelatihan tanggap darurat

dan penaggulangan bencana

serta bahaya

f. Food Safety

g. Konselor HIV / AIDS

h. Konselor ASI

Page 39: rangkuman ppt

9. Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilikan Alat Pelindung Diri Yang Diperlukan dan Gizi Serta Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja

• APD disediakan di setiap unit kerja dan sesuai dengan potensi bahaya di masing-

masing unit.

• Terdapat poster-poster mengenai pentingnya pemakaian APD yang tertempel di

beberapa bagaian perusahaan.

• Untuk menjaga kesehatan kerja karyawan yang bekerja lebih dari 4 jam diberikan

fasilitas makan dikantin perusahaan yang telah diambil sampel dan diukur jumlah

kalori dan proteinnya serta telah diperiksa hygiene makanan dikantin perusahaan,

untuk karyawan pada shift malam selain makan juga diberikan fasilitas ektra

fooding serta suplemen vitamin.

Page 40: rangkuman ppt

10. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan atau PAK

Usaha membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK :• Biaya pengangkutan pekerja dari tempat

kecelakaan ke rumahnya atau ke rumah sakit. • Biaya Perawatan. • Ganti rugi cacat. • Biaya Pemakaman. • Tunjangan Kematian.`

Page 41: rangkuman ppt

11. Pembinaan & Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja dengan Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya

Dilakukan terhadap karyawan dari hasil pemeriksaan mengidap penyakit tertentu yang membahayakan terhadap kesehatan diri dan berpotensi menimbulkan penularan dan pelanggaran GMP yaitu dengan cara merotasi atau mutasi karyawan dari pekerjaan sebelumnya ke pekerjaan lain sesuai dengan kondisi terbarunya.

Page 42: rangkuman ppt

12. Memberikan Laporan Berkala Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Kepada Pengurus.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk telah melakukan pelaporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus, dibuktikan dengan form pelaporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja.

12 pokok pelayanan kesehatan telah sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi NO.PER.03/MEN/1982 pasal 2

tentang Pelayanan Kesehatan

Page 43: rangkuman ppt

C. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja

Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Kerja

POLIKLINIK- Buka 24 jam- Melayani karyawan, 1 istri, 3 anak- Bekerja dengan rumah sakit elizabeth dan rumah sakit telogorejo

P3K- disediakan di setiap departemen

Sudah sesuai dengan keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan nomor KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang petunjuk teknis

penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja mengenai sarana dasar dan sarana penunjang dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.

Page 44: rangkuman ppt

D. Gizi Kerja

– Menyediakan ketering dengan bekerjasama dengan 2 perusahaan

ketering yang diberikan secara cuma-cuma dengan sistem nasi sesuai

keinginan dan lauk dibatasi

– Kebersihan kantin diaudit oleh P2K3 2 kali setiap minggu

– Selain makanan utama diberikan pula makanan tambahan untuk

pekerja shift malam berupa snack dan minuman berupa kopi atau

susu.Telah sesuai dengan SE Menaker

No. 1 Tahun 1979 Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan

Page 45: rangkuman ppt

E. Jaminan Kesehatan Pekerja

Jaminan kesehatan pekerja ditanggung oleh PT Jamsostek yang kini berubah nama menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Kewajiban perusahaan untuk mengadakan jaminan kesehatan pekerja ini

tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Sudah sesuai dengan Undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan dan pasal 15 ayat (1) UU BPJS

Page 46: rangkuman ppt

4. ASPEK SISTEM MANAJEMEN K3

Page 47: rangkuman ppt

Prinsip SMK3

Kebijakan K3

Perencanaan K3

Implementasi

K3

Pemantauan & Evaluasi

Tinjauan Ulang

PP No. 50

Tahun 2012

tentang

Penerapan

SMK3

Page 48: rangkuman ppt

Kebijakan K3 Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang

terkoordinasi. Perencanaan dilakukan dengan diadakannya rapat dengan pihak top management menyangkut peningkatan mutu di perusahaan tersebut.

Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi  yang dapat menentukan keputusan perusahaan. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang diletakkan dalam posisi wakil sekretaris. Hal tersebut berarti bahwa organisasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam posisi yang dapat ikut menentukan dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Perusahaan telah melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 49: rangkuman ppt

Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pemilihan tenaga kerja yang berkualitas dapat dilihat dari kepedulian perusahaan mengadakan tes kesehatan sebelum masuk kerja. Sarana penunjang untuk keselamatan dan kesehatan kerja seperti work intruction, alat pemadam kebakaran, poster K3 dan disediakannya alat pelindung diri (topi, masker, sepatu).

Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. perusahaan ini dibentuk rescue tim yang berfungsi dalam  keadaan darurat dan di dalamnya dibentuk struktur organisasi agar masing-masing orang mempunyai tugas sesuai kedudukannya.

Sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 pasal 7

Page 50: rangkuman ppt

Perencanaan K3 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian

Risiko : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang telah mengidentifikasi bahaya yang ada kemudian hasil temuan tersebut dinilai  dan dilakukan pengendalian agar bahaya yang ada di area kerja tidak menimbulkan kecelakaan kerja.

Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya  : Perusahaan ini telah membandingkan hasil temuan atau identifikasi bahaya yang telah dinilai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja  di perusahaan ini dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, ahli K3 dan P2K3 serta ditinjau secara teratur sesuai dengan perkembangan.

Page 51: rangkuman ppt

Indikator Kinerja : Indikator kinerja dalam perusahaan dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan informasi  mengenai keberhasilan pencapaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang berlangsung. Perencanaan awal di perusahaan dilakukan dengan menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, ahli K3 dan P2K3.Sesuai dengan

PP No. 50 tahun 2012 pasal 9 (3),

Page 52: rangkuman ppt

Implementasi Pihak perusahaan telah berusaha dengan

menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi dengan melakukan tes sebelum masuk kerja. Sarana dan dana yang memadai juga dipersiapkan utuk proses produksi supaya berjalan lancar.

Pihak perusahaan belum melakukan pelatihan bagi seluruh pekerja. Pelatihan hanya diberikan pada pekerja yang ditunjuk menjadi anggota dalam suatu organisasi seperti Fire Brigade Indofood yang bertugas untuk sistem tanggap darurat dalam perusahaan.

Sesuai dengan PP No. 50

tahun 2012 pasal 10,

Page 53: rangkuman ppt

Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana PT.Indofood jika terjadi kebakaran.

Organisasi keadaan darurat : Fire Brigade Indofood (FBI) yang memiliki kompetensi kerja.

Prosedur Menghadapi Insiden dengan meminimalisir pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden, perusahaan telah memiliki proteksi yang meliputi :

1. Proteksi aktif yaitu penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan APAR.

2. Proteksi pasif yaitu proses perawatan lanjutan di rumah sakit dan prosedur Rencana

Pemulihan Keadaan Darurat.

Ketika terjadi keadaan darurat kebakaran menjadi tanggungjawab semua pekerja perusahaan, dan penyelesaiannya akan bekerjasama dengan PMI atau Pemadam Kebakaran setempat.

Sesuai dengan PP No. 50

tahun 2012 pasal 10,

Page 54: rangkuman ppt

Pemantauan & evaluasi

Pihak perusahaan melakukan inspeksi setiap waktu agar kerusakan pada sistem kerja dapat segera diperbaiki.

Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit internal secara berkala setiap 3 bulan sekali untuk melihat apakah hasil inspeksi dan langkah pengendalian yang telah dilakukan tersebut masih berfungsi dengan baik. Belum audit ekternal, tidak adanya sertifikasi nasional maupun internasional tentang K3.

Sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 pasal 14,

Page 55: rangkuman ppt

Tinjauan Ulang

Pihak keselamatan dan kesehatan kerja PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang telah melakukan tinjauan ulang dari hasil perbaikan yang telah dilakukan kemudian pihak perusahaan melakukan peningkatan berkelanjutan agar produktivitas perusahaan meningkat.

Sesuai dengan PP No. 50

tahun 2012 pasal 15,

Page 56: rangkuman ppt

5. ASPEK ERGONOMI

Page 57: rangkuman ppt

WAKTU KERJAHasil Observasi Waktu kerja 6 (enam) hari seminggu, 7 jam sehari atau 40 (empat

puluh) jam seminggu Shift Kerja 3 shift, @shift 7 jam kerja sehari Kerja Lembur pada hari biasa & hari-hari istirahat mingguan/ hari

libur resmi yg dilakukan sekurang-kurangnya empat jam berturut-turut

Landasan Hukum

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kesimpulan

PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang

Semarang, dalam menerapkan waktu kerja normal, shift kerja dan kerja

lembur telah sesuai Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Page 58: rangkuman ppt

DISPLAY Hasil Observasi

Display informasi dan tanda-tanda atau poster tentang K3 serta

informasi sinyal dan peringatan seperti fire alarm , smoke detector.

Terdapat panel control yang berisi tombol-tombol dan tanda lampu

led yang digunakan untuk mengontrol jalannya mesin pada proses

produksi

Landasan Hukum

Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal

14 ayat 2

Kesimpulan

PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang

Semarang, dalam pemasangan dan desain display telah sesuai

Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal

14 ayat 2

Page 59: rangkuman ppt

MANAJEMEN STRESHasil Observasi

PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan

kerjasama dengan RS mitra kerja untuk mensosialisasikan tentang manajemen stress

dari level atas sampai level akhir. Serikat pekerja membuat program agar karyawan

tidak stress dengan membuat sarana olahraga bertujuan untuk mempererat hubungan

antara atasan dengan bawahan maupun sesama karyawan. Program tersebut juga

bertujuan agar hubungan atasan dan bawahan tidak ada rasa takut dan mencairkan

stress kerja.

Landasan Hukum

Rekomendasi tentang pencegahan dan pengendalian stress di tempat kerja Sauter,

et.al.(1990) dikutip dari National Institute for Occupational Safety and Health

( NIOSH)

Kesimpulan

Telah sesuai dengan rekomendasi tentang pencegahan dan pengendalian stress di

tempat kerja Sauter, et.al.(1990) dikutip dari National Institute for Occupational

Safety and Health ( NIOSH)

Page 60: rangkuman ppt

KELELAHAN KERJAHasil Observasi

Di PT Indofood terdapat beberapa aktivitas produksi yang masih dilakukan secara manual oleh tenaga manusia (tenaga pekerja). Berikut aktivitas pada proses produksi packing metode manual : Pengecekan kondisi mie setelah proses cooling. Pemberian bumbu, sauce, minyak goreng. Pengecekan bumbu dan minyak. Pengepakan mie dalam kardus. Pemberian lakban kardus juga ada yang dilakukan secara manual oleh

pekerja.

Faktor kelelahan dari aktivitas tersebut : Kerja Statis Kerja bersifat monoton Sikap paksa

Page 61: rangkuman ppt

Landasan Hukum

Suma’mur (1982); Grandjean (1993) menyatakan bahwa kerja otot statis merupakan kerja berat (Strenous)

Kesimpulan

Aktivitas Produksi yang menyebabkan kelelahan di PT Indofood Tbk Semarang masih tergolong kerja berat yang dapat menyebabkan kelelahan kerja.

Page 62: rangkuman ppt

KETIDAKSESUAIAN POSTUR KERJA

Hasil Observasi

Dari seluruh proses produksi yang terdapat di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang, terutama pada proses manual handling postur kerja pekerja dengan stasiun kerja sudah sesuai, sehingga kemungkinan terjadinya gangguan musculoskeletal karena postur maupun sarana prasarannya kecil

Dasar Teori

Menurut Tarwaka, 2011 “Penilaian sarana dan prasarana untuk tenaga kerja menggunakan tiga metode Ovako Working Posture Analysis System (OWAS), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Nordic Body Map (NBM)”

Kesimpulan

Penilaian dan pengukuran ketidaksesuaian postur kerja telah dilaksanakan dengan sample acak dengan analisis RULA dan REBA untuk mengetahui tingkat resiko gangguan mosculoskeletal dan juga untuk menentukan redesain, untuk mengantisipasi walaupun postur kerja sudah sesuai.

Page 63: rangkuman ppt

BEBAN KERJA FISIKHasil Observasi

PT. Indofood memberlakukan jam kerja menjadi 3 shift. Shift 1 dimulai dari pukul 07.00-14.30 WIB dengan 6 hari kerja selam 1 minggu, shift II mulai pukul 14.30-22.30 WIB dengan 6 hari kerja selama 1 minggu, shift III mulai pukul 22.30-07.00 WIB dengan 5 hari kerja selama 1 minggu, posisi kerja kebanyakan dilakukan dengan duduk tetapi untuk dokumen pengukuran beban kerja fisik dikendalikan oleh perusahaan

Dasar teori

Christensen (1991:1699). Encyclopedia of Occuptional Health and Safety/ ILO. Geneva

Kesimpulan

Pengukuran beban kerja fisik telah dilakukan oleh PT. Indofood namun data dikendalikan oleh perusahaan sehingga belum bisa mengkategorikan beban kerja fisik menurut Christensen (1991:1699). Encyclopedia of Occuptional Health and Safety/ ILO. Geneva

Page 64: rangkuman ppt

KELELAHAN MUSCULOSKELETAL

Hasil Observasi

Di PT Indofood terdapat pekerjaan angkat angkut material secara manual, aktivitas ini terdapat pada bagian pengepakan (packing) walaupun sudah menggunakan bantuan mesin seperti conveyor namun untuk menaikannya ke mobuil box masih menggunakan tenaga manusia laki laki dan dalam aktivitas pemberian bumbu mie Seperti diketahui bahwa pekerjaan ini harus dilakukan secara berulang – ulang dan sangat cepat sehingga berpotensi terhadap kelelahan musculoskeletal.

Dasar Teori

Menurut Tarwaka Peregangan otot yg berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik,dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal

Page 65: rangkuman ppt

DESAIN STASIUN KERJA

Hasil Observasi

Desain stasiun kerja dipengaruhi oleh 3 hal yang saling terkait yaitu mesin, manusia, lingkungan fisik kerja. PT indofood terdapat 10 tahapan pekerjaan yang menggunakan mesin, dan terdapat beberapa tahap dilakukan secara manual dengan menyesuaikan manusia dengan alat dilakukan pada waktu open recriutmen pekerja baru dan juga dalam penerapan kedua hal tersebut dari mesin dan manusia juga memperhatikan aspek lingkungan fisik kerja yang terpantau

Dasar Teori

Menurut Sutalaksana dalam mendesain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain yang berpusat pada manusia pemakainya atau human centered desaign.

Page 66: rangkuman ppt

HANDLINGHasil Observasi

Handling terdiri dari 2 jenis yaitu manual handling dan otomatis handling. Di PT Indofood penerapan

1. Otomatis handling yaitu Dari proses bahan baku sampai dengan pengepakan sampai dengan dengan penyimpanan menggunakan conveyor dan untuk penyimpanan menggunakan alat bantu forklift

2. Manual handling pada saat pemberian bumbu pada mie dan pengepakan secara manual dan dibantu oleh conveyor

Dasar Teori

3. Peraturan mentri tenaga kerja No Per 05/Men/ 1985 tentang Pesawat Angkat Angkut

4. Menurut Tarwaka, PGDip.SC.,M.Erg ,2010 untuk mengurangi cidera yang diakibatkan manual handling dilakukan enginering control dan Administrasi Control

Page 67: rangkuman ppt

HOUSE KEEPINGHasil Observasi

PT. Indofood Semarang secara umum untuk penerapkan Housekeeping yaitu

1. Membudaya dan menjadi bagian dari budaya karyawan pada tiap lapis jabatannya Hal ini terlihat dari lingkungan baik produsi makanan telah terlihat Hygiene.

2. Ruang kantor terlihat rapi dan barang barang telah mempunyai tempat nya masing masing .

3. Pengolahan limbah juga telah menerapkan konsep resik dan memberlakukan standar operasi tertentu untuk memasuki wilayah bagi tamu dan lain lain.

Dasar Teori

Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja pasal 3 ayat 1

Page 68: rangkuman ppt

BEBAN KERJA MENTALHasil observasi

Beban kerja mental di sebabkan karena tuntutan beban pekerjaan, di PT Indofood untuk mengutamakan kualitas produk bahan pangan, pengurus P2K3 melakukan kerja sama dengan semua karyawan di PT. Indofood untuk menjaga komitmen pribadi untuk mensukseskan peningkatan secara terus menerus. upaya untuk menjaga agar karyawan tidak terkena beban kerja mental baik dari faktor pekerjan, faktor tempat kerja dan faktor hubungan antar karyawan, dalam menjaga itu semua pihak manajemen PT. Indofood melakukan tidakan preventif dengan melakuakan reword dan punishmen pada karyawan, mengadakan lomba antar bagian, dan melakukan tupoksi kerja sesuai dengan kemampuan karyawan dan melakukan pemberian beban kerja sesuai dengan kemampuan karyawan serta memberi pelatihan kepada karyawan baru agar terampil dan menghindari stres kerja.

Dasar Teori

Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang disimpan

Page 69: rangkuman ppt

HUBUNGAN KERJAHasil Observasi

Pihak management selalu membina hubungan baik dengan karyawan, baik yang di pabrik dan juga di kantor

Untuk menampung berbagai aspirasi pekerja Serikat Pekerja Perusahaan mengakui adanya Serikat Pekerja (Perjanjian Kerja Bersama/PKB) Untuk penanganan masalah dilakukan melalui proses perundingan atau

musyawarah untuk mufakat yg dilakukan antara pihak perusahaan dengan serikat pekerja.

Serikat pekerja terdiri dari sejumlah pekerja dari setiap unit kerja dan berjumlah kurang lebih 15 orang.

Dasar Teori

Pembentukan Serikat Pekerja telah sesuai dengan perUU yg berlaku, antara lain :

1) UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, pasal 4 ayat (1);

pasal 4 ayat (2); pasal 5 ayat (2) ; pasal 9; dan pasal 35

2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

pasal 104 ayat (1)

Page 70: rangkuman ppt

ANTROPOMETRIHasil Observasi

Pengukuran antropometri di PT Indofood sudah dilakukan oleh pihak perusahaan namun dokumen hasil pengukuran antropometri dikendalikan tetapi outputnya digunakan untuk mendesain stasiun kerja yang ada di PT indofood

Kesimpulan

Hasil pengukuran antropometri digunakan untuk melakukan desain stasiun kerja yang ada di PT Indofood

Page 71: rangkuman ppt

6. ASPEK LINGKUNGAN

Page 72: rangkuman ppt

Organisasi dan Tanggung jawab kegiatan pengelolaan lingkungan

Hasil Observasi Pengelolaan lingkungan hidup di PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle

cabang Semarang berada dibawah penanganan P2K3. Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun

tidak kepada pengusaha atau manajemen mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan ditempat kerja.

Keanggotaan P2K3 tersebut terdiri dari unsur organisasi pekerja dan pengusaha manajemen.

Dasar Teori undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan

Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 27

Kesimpulan

PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam penerapan organisasi dan tanggung jawab kegiatan pengelolaan lingkungan telah sesuai dengan undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 73: rangkuman ppt

Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT. Indofood Sukses Makmur

Divisi Noodle Cabang Semarang

Page 74: rangkuman ppt

Pengelolaan Limbah

Hasil Observasi

1. Limbah Cair

a. Sumber Limbah cair Limbah cair produksi Limbah cair Laboratorium Limbah Boiler Limbah kantin dan toilet

b. Pengolahan Limbah cair Proses Primer meliputi trapping dan ekualisasi Proses Sekunder meliputi proses anaerob, aerasi, sedimentasi, bak

control, koagulasi, sedimentasi, klorinasi, dan penampungan. 

Page 75: rangkuman ppt

Alur proses pengolahan limbah cair

Page 76: rangkuman ppt

c. Monitoring kinerja IPAL atau kualitas air limbah.

Data monitoring limbah dilakukan selain pihak internal melalui petugas IPAL juga oleh pihak eksternal, serta didasarkan atas Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair , didapatkan hasil sebagai berikut :• Kadar COD yang diperkenakan sebesar 100 mg/lt sedangkan kadar COD

di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 35,71 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai .

• Kadar BOD yang diperkenakan sebesar 50 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 3,894 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai

• Kadar TSS yang diperkenakan sebesar 100 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 19 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai.

• PH yang diperkenankan sebesar 6-9 sedangkan pH di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 7,2. Sehingga dapat dikatakan sesuai.

Page 77: rangkuman ppt

• Kadar minyak yang diperkenakan sebesar 2 mg/lt sedangkan kadar COD di PT Indofood Divisi Noodle Semarang sebesar 0,10 mg/lt. Sehingga dapat dikatakan sesuai .

Dasar hukum

Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan Perda Prop. Jateng No.5 Tahun 2012 Industri Makanan Spesifik.Kesimpulan

PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah cair telah sesuai dengan Kepmen LH No.51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair.

Page 78: rangkuman ppt

2. Limbah udara

Hasil Observasi Limbah udara (gas) di PT Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle

Semarang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara. Pemantauan asap dilakukan setiap hari, pembuangan dikelola oleh pihak

luar.

Dasar Hukum

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada BAB III pasal 16

Kesimpulan

PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah Udara telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Page 79: rangkuman ppt

3. Limbah Padat (Sampah)

Hasil Observasi

a. Sumber Limbah Ceceran adonan mie dan produk kadaluarsa : mie gagal produksi, mie

basah, mie hancur pecah dan mie hancur halus, yang berasal dari pembentukan mie, pengukusan mie, dan saat penggorengan mie.

Bekas kemasan bahan baku, bahan penolong, dan kemasan rusak : plastik, karton, kantong tepung, bobin, kertas dari gudang Raw, material, gudang Finished Good, dan mesin pengemas.

Limbah padat domestik : karton dan sampah yang berasal darikantor dan kantin.

b. Pengelolaan Limbah Pengelolaan limbah padat dengan cara didaur ulang atau dengan dibakar

di areap pembakaran sampah milik PT Indofood divisi Noodle Semarang di Jl. Tambak Aji No. V.

Page 80: rangkuman ppt

Landasan Hukum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah.

Kesimpulan

PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pengelolaan limbah Padat telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah.

Page 81: rangkuman ppt

Program lingkungan hidup

Hasil Observasi

Bebarapa programnya Program lingkungan hidup yang diselengarakan oleh PT.Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu :

1. Menjaga Kelestarian Lingkungan.

2. Kepedulian PT. Indofood di bidang pendidikan.

3. Pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jaringan drainase, pengaspalan jalan, perbaikan jembatan dan pendirian rumah ibadah di lingkungan fasilitas produksi dan perkebunan Indofood di seluruh Indonesia.

4. berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

5. membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para stakeholders, dalam hal ini para mitra usaha yang terdiri dari petani, peternak dan pengusaha UKM.

Page 82: rangkuman ppt

Landasan Hukum

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM),

Kesimpulan

Program lingkungan hidup yang diterapkan di PT. Indofood telah sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM).

Page 83: rangkuman ppt

Penghargaan dan sertifikasi hasil pengelolaan lingkungan

Hasil Observasi

Selain menerapkan SML (sistem manajemen lingkungan) PT Indofood

Sukses Makmur divisi Noodle Semarang juga menerapkan beberapa ISO untuk

standar acuannya, yaitu :

1. SNI ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan.

2. SNI ISO 17025 : 2008 tentang Persyaratan Umum Kompetensi

Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

3. SNI ISO 14001 : 2005 tentang Sistem Manajemen Lingkungan-Persyaratan

dan Panduan Penggunaan.

4. SNI ISO 19011 : 2005 tentang Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu

dan/atau Lingkungan.

5. ISO 22000 : 2005 tentang Sistem Manajemen Keamanan Pangan-

Persyaratan untuk Organisasi dalam Rantai Pangan.

Page 84: rangkuman ppt

Untuk Peringkat PROPER pada tahun 2010-2011 PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk mendapatkan PROPER BIRU.

Page 85: rangkuman ppt

Terima kasih atas perhatiannya dan telah

berpartisipasi dalam presentasi kami

Tertanda Kelas B