PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE ...
Post on 08-Dec-2016
255 Views
Preview:
Transcript
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS MULTIPLE
INTELLIGENCES PADA TEMA ENERGI DAN
KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Frieda Wijayanti
4001410013
JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, Agustus 2014
Frieda Wijayanti
NIM 4001410013
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
pada Tema Energi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 19 Agustus 2014
Semarang, Agustus 2014
Pembimbing
Arif Widiyatmoko, M.Pd
198412152009121006
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences pada Tema Energi
dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemmapuan Berpikir Kreatif Siswa
disusun oleh
Frieda Wijayanti
4001410013
telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 19 Agustus 2014
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Prof. Dr. Sudarmin,
196310121988031001 1966012319920310
Ketua Penguji
Prof. Dr. Hartono, M.Pd
196108101986011001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Penguji II Pembimbing
Parmin, M. Pd Arif Widiyatmoko, M.Pd
197901232006041003 198412152009121006
Prof.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan mimpi-mimpinya
(E. Roosevelt).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak, Ibu, Mbak, Mas, Raka kecil, Keluarga Besarku
2. Sahabat Terhebatku: Hida, Elyn, Erna, Risa, Feri,
Danang, A. Bayu, Lilik, Imah, Anif, Wulandari
3. Sahabat Tersuperku: Intan, Yuyun, Novi dan Teman
Seperjuanganku, Arek Pendidikan IPA 2010
4. Rumah Terbaikku: Keluarga Joven 1, Keluarga
Manuver BEM FMIPA, Laskar Think Smart, Keluarga
JODY!, Gank Geje PPL Spenalan (Vivin, Akhyar,
Shofa, Chatarina), Keluarga SMP Negeri 9 Magelang,
Keluarga SMP Negeri 1 Batangan
5. Almamater Tercintaku: Universitas Negeri Semarang
6. Inspirasi Teristimewaku: Denting Sang Pagi yang
selalu memberikan harapan, Serta orang-orang yang
berani menaklukkan mimpi-mimpinya
7. Baktiku: Indonesiaku
Bersama Cinta Kalian semua menjadi mungkin.
vi
PRAKATA
Alhamdulillah. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
pada Tema Energi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa”.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak lepas dari
bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., selaku Ketua Jurusan IPA Terpadu.
3. Arif Widiyatmoko, M.Pd., sebagai dosen pembimbing dan dosen wali yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Prof. Dr. Hartono, M.Pd. dan Parmin, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang berguna untuk penyempurnaan skripsi
ini.
5. Seluruh dosen Jurusan IPA Terpadu Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan semangat dan bekal ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
6. Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd., selaku guru IPA kelas VII di
SMP Negeri 1 Batangan dan validator produk yang selalu memberikan
semangat dan pengarahan serta berkenan membantu penulis dalam pelaksanaan
penelitian.
7. Dr. Woro Sumarni, M.Si., Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum. dan Dr.
Retno Sri Iswari, SU, selaku dosen validator produk yang memberikan arahan,
saran dan masukan yang berguna untuk penyempurnaan produk.
8. Suwarno, S.Pd., Drs. Juari, Karti Indarmi, S.Pd. dan Bambang Sukamto, S.Pd.,
selaku validator produk yang memberikan arahan, saran dan masukan yang
berguna untuk penyempurnaan produk.
vii
9. Susanto, S.Pd., M.M., selaku Kepala SMP Negeri 1 Batangan yang telah
berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam pelaksanaan
penelitian.
10. Keluarga besar SMP Negeri 1 Batangan yang telah bekerja sama dalam
membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPA angkatan 2010, atas hari-hari
perjuangan yang hebat selama 4 tahun yang luar biasa ini.
12. Semuah pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya dapat
memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. Terima Kasih.
Semarang, Agustus 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
Wijayanti, Frieda. 2014. Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Pada Tema Energi Dan Kesehatan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa. Skripsi, Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Arif
Widiyatmoko, M.Pd.
Kata Kunci: LKS, Multiple Intelligences, Kemampuan Berpikir Kreatif
Proses pembelajaran IPA ditingkat SMP dalam kurikulum 2013
dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan (integrative science), sehingga setiap
guru IPA harus memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu.
Keterpaduan ini meliputi integrasi dalam bidang IPA dapat ditunjukan melalui
LKS. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Batangan, LKS yang digunakan
belum dapat mengoptimalkan kecerdasan siswa serta belum menunjukan
keterpaduan konsep IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik,
kelayakan dan keefektifan LKS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa LKS ini dikembangkan
berdasarkan lima kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis,
jasmaniah-kinestetik, visual-spasial, interpersonal dan eksistensial-spiritual.
Pengembangan LKS IPA berbasis multiple inteeligences ini dinyatakan layak
sesuai instrumen BSNP dengan rata-rata skor validasi komponen isi 3,70,
komponen kebahasaan 3,87 dan komponen penyajian 3,67. Penerapan LKS IPA
berbasis multiple inteeligences diukur dengan uji gain dengan nilai peningkatan
sebesar 0,71 berkriteria tinggi. Kemudian sikap kreatif pada setiap pertemuan
mengalami peningkatan dengan skor rata-rata ≥62%. Hal ini menunjukan adanya
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada penerapan LKS IPA berbasis
multiple inteligences, sehingga LKS ini dinyatakan efektif.
ix
ABSTRACT
Wijayanti, Frieda. 2014. Development of Science Worksheet Based Multiple
Intelligences Energy And Healthness Theme To Increase Student Creative
Thinking Skill. Final Project, Science Education Program, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, Semarang State University. Advisor: Arif Widiyatmoko,
M.Pd.
Keyword: Student Worksheet, Multiple Intelligences, Creative Thinking Skill
The process of science learning for the junior high in 2013 implemented
based integerated science curiculum, so every science teacher should have
competence to teach it. This integration can be shown by student worksheets.
Based on the observation in SMP Negeri 1 Batangan, it was that use student
worksheet for science activity. It is not yet optimalization for student multiple
intelligences and creativity, also unknown integrated science concept about it.
This research aims to determine characteristics, the feasibility and effectiveness of
multiple intelligences-science worksheet. This research used of Research and
Development (R&D) design. The result is it develope based on five multiple
intelligences for students. They are logic-matematic, kinestethic, visual-spacial,
interpersonal and exsistensial-spiritual intelligences. Based on the results of the
study it was found on that the feasibility of multiple-intelligences student
worksheet showed eligible criteria based on BSNP with average score of content
validation is 3.70, then average score of linguistic validation is 3.87 and average
score of presentation validation is 3.67. Based on implementation, it was that
multiple intelligences-science worksheet found the results indicate that the
increase creative thinking skill in learning outcomes with N-gain was 0.71 with a
high criteria. Then, creative attitude of student is increase for every meeting with
average score ≥62%. This shows an increase in students' creative thinking skill for
the application of science-based multiple intelligences-worksheets, so this
worksheet declared effective.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN ........................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
1.5 Penegasan Istilah ...................................................................................... 6
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembar Kerja Siswa ............................................................................... 9
2.1.1 LKS Sebagai Bahan Ajar IPA .................................................... 9
2.1.2 Pengembangan LKS IPA ............................................................ 11
2.2 Pembelajaran IPA Di Kurikulum 2013 .................................................. 13
2.3 Multiple Intelligences .............................................................................. 15
2.4 Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................................. 18
2.5 Tema Energi dan Kesehatan.................................................................... 20
2.6 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 22
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................. 22
xi
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 24
3.2 Subjek Penelitian ..................................................................................... 24
3.3 Langkah Penelitian ................................................................................. 24
3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................. 25
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29
3.6 Metode Analisis Data .............................................................................. 30
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 38
4.1.1 Deskripsi Penelitian ..................................................................... 38
4.1.2 Hasil Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences . 41
4.1.3 Hasil Validasi Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ................................................................................. 43
4.1.4 Keefektifan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ................................................................................. 52
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 56
4.2.1 Karakteristik dan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ................................................................................. 56
4.2.2 Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligence .... 61
4.2.3 Keefektifan Penggunaan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ................................................................................... 71
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................. 77
5.2 Saran ........................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79
LAMPIRAN ...................................................................................................... 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Model Keterpaduan Connected .................................................................. 15
Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tema Energi dan Kesehatan ...... 20
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal Kelas VIII A ............................... 31
Tabel 3.2 Klasifikasi Realibilitas ............................................................................... 31
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ...................................................................... 32
Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Soal Kelas VIII A .............. 33
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal................................................................ 33
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Soal Kelas VIII A ........ 34
Tabel 3.7 Kategori Kelayakan LKS ........................................................................... 35
Tabel 3.8 Kategori Sikap Kreatif Siswa ..................................................................... 36
Tabel 3.9 Kategori Aktivitas Motorik Siswa ............................................................. 36
Tabel 4.1 Hasil Tes Kedentifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa ............................... 39
Tabel 4.2 Makna Simbol Kecerdasan Majemuk Siswa ............................................ 40
Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences Tahap I .................................................................................... 43
Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences Tahap II ................................................................................ 44
Tabel 4.5 Penilaian Kelayakan Komponen Penyajian ............................................... 45
Tabel 4.6 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Penyajian ............................................ 45
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kelayakan Komponen Bahasa .......................................... 46
Tabel 4.8 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Bahasa ............................................... 47
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Kelayakan Komponen Isi ................................................. 48
Tabel 4.10 Revisi Kelayakan LKS oleh Pakar Isi ...................................................... 48
Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Kecil, Uji Coba
Skala Besar dan Kelas Penerapan .............................................................. 50
Tabel 4.12 Hasil Tanggapan Guru IPA ...................................................................... 51
Tabel 4.13 Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ..... 52
xiii
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Gain Data Nilai Hasil Pretest dan Posttest ......... 53
Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa ................................ 54
Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa ....................................... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Diagram Langkah Menyusun LKS ........................................................ 10
Gambar 2.2 Model Connected Tema Energi dan Kesehatan ..................................... 21
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 23
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Research and Development .................................... 25
Gambar 4.1 Simbol Lima Kecerdasan Majemuk yang Dikembangkan ..................... 40
Gambar 4.2 Contoh Draft LKS ................................................................................. 42
Gambar 4.3 Revisi Penyajian Gambar ....................................................................... 46
Gambar 4.4 Revisi Tanda Baca .................................................................................. 47
Gambar 4.5 Revisi Kompetensi Inti ........................................................................... 49
Gambar 4.6 Perbandingan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kemampuan
Berpikir Kreatif ..................................................................................... 53
Gambar 4.7 Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa ..................................................... 55
Gambar 4.8 Perbandingan Hasil observasi Aktivitas siswa ...................................... 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa .............................. 83
Lampiran 2 Validasi Tahap I ..................................................................................... 90
Lampiran 3 Instrumen Validasi Isi ............................................................................ 97
Lampiran 4 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Isi .................................................... 105
Lampiran 5 Instrumen Validasi Bahasa ..................................................................... 108
Lampiran 6 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Bahasa .............................................. 113
Lampiran 7 Instrumen Validasi Penyajian ................................................................. 115
Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Penyajian ........................................ 120
Lampiran 9 RPP ......................................................................................................... 122
Lampiran 10 Kode Siswa ........................................................................................... 139
Lampiran 11 Instrumen Uji Coba Soal ...................................................................... 141
Lampiran 12 Analisis Hasil Uji Coba Soal ................................................................ 155
Lampiran 13 Analisis Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif ................ 162
Lampiran 14 Analisis Uji Gain .................................................................................. 169
Lampiran 16 Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa ................................................... 171
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 177
Lampiran 18 Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................................ 183
Lampiran 19 Hasil Angket Tanggapan Guru ............................................................. 188
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 192
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 193
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional merupakan suatu bentuk usaha terencana untuk
meningkatkan kualitas pembangunan bangsa yang cerdas dan kompetitif dalam
menghadapi tantangan globalisasi. Kemampuan yang diperlukan dalam
menghadapi era globalisasi ini adalah kemampuan generasi muda yang memiliki
kecerdasan dan kreativitas dalam bidang IPTEK, memiliki kepribadian dan
keterampilan hidup. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif perlu
dikembangkan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan, khususnya pada
pembelajaran IPA. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 Pasal 19 yang menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif dan kompetitif, sehingga
siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran serta
mendapatkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis siswa. Maka,
perumusan sistem pengelolaan pendidikan harus berorientasi pada pengoptimalan
kecerdasan siswa. Hal ini dapat tercapai melalui reformasi pendidikan nasional,
yakni dengan adanya perubahan kurikulum.
Dewasa ini, kurikulum 2013 dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaran pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Perubahan
kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa (student center) yang
berorientasi pada sikap dan keterampilan belajar. Harapannya penyelenggaraan
pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran pada dasarnya identik dengan proses komunikasi
dalam mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Pembelajaran yang
berkualitas dapat berlangsung apabila proses komunikasi berjalan lancar, sehingga
2
dibutuhkan bahan ajar sebagai alat bantu pembelajaran. Salah satu bahan ajar
yang dapat mendukung aktivitas belajar siswa adalah Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Berdasarkan dokumen pengembangan kurikulum 2013, pembelajaran IPA
ditingkat SMP dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan (integrative science),
sehingga setiap guru IPA harus memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA
secara terpadu. Keterpaduan ini meliputi integrasi dalam bidang IPA, integrasi
bidang lain dan integrasi pencapaian sikap, proses ilmiah dan keterampilan yang
ditunjukan melalui LKS. Oleh karena itu, selain berperan sebagai petunjuk
melakukan percobaan, panduan diskusi maupun kegiatan ilmiah lain, LKS juga
memiliki peran penting dalam penjabaran konsep keterpaduan dalam suatu tema
pembelajaran (Susilowati, 2013).
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Batangan, LKS merupakan bahan
ajar pendukung dalam pembelajaran yang berperan penting dalam
mengembangkan aktivitas pembelajaran yang bermakna di kelas. Keterbatasan
sarana prasarana, seperti belum tersedianya LCD dan laboratorium yang kurang
standar, menuntut kreativitas guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
melalui LKS.
LKS yang digunakan dibuat sendiri oleh setiap guru IPA sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Namun, berdasar analisis yang telah dilakukan, LKS
tersebut belum menunjukan adanya keterpaduan konsep IPA, yakni masih terpisah
antara LKS IPA fisika dan LKS IPA biologi. Hasil wawancara dengan siswa kelas
VII A dan VII B, menyatakan bahwa pemanfaatan LKS ini belum dapat
mengoptimalkan potensi dan kreativitas siswa dalam penguasaan konsep IPA.
Sebagian siswa masih merasa kesulitan dalam memahami konsep IPA terutama
dibidang IPA biologi. Selain itu, kegiatan pembelajaran dalam LKS kurang
bervariasi, yakni lebih didominasi dengan kegiatan discovery yang berbasis pada
kecerdasan logis-matematis saja, seperti demonstrasi percobaan dan latihan soal.
Padahal, pada hakikatnya setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda,
sehingga perlu dikembangkan LKS dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi
serta berbasis pada kecerdasan majemuk siswa.
3
Kecerdasan majemuk siswa tidak hanya ditentukan dari nilai yang dicapai,
melainkan dilihat dari kemampuan siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
suatu masalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Berdasarkan teori multiple
intelligences dari Howard Gardner, setiap individu memiliki sembilan jenis
kecerdasan dalam dirinya, terdiri atas (1) kecerdasan verbal-linguistik (word
smart), (2) kecerdasan logis-matematis (number/reasoning smart), (3) kecerdasan
visual-spasial (picture smart), (4) kecerdasan berirama-musik (musical smart), (5)
kecerdasan interpersonal (people smart), (6) kecerdasan intrapersonal (self smart),
(7) kecerdasan naturalis (nature smart), (8) kecerdasan jasmaniah-kinestetik (body
smart), dan (9) kecerdasan eksistensial-spiritual (Ayriza, 2011). Setiap siswa
memiliki kesembilan kecerdasan tersebut, namun hanya beberapa kecerdasan
yang mendominasi. Strategi pembelajaran IPA dengan teori ini bertolak pada
karakter dan potensi siswa yang unik dan berbeda (Chatib, 2012). Hal tersebut
menjadi potensi keunggulan tersendiri dalam pengembangan LKS IPA berbasis
multiple intelligences ini. LKS yang dikembangkan mengacu pada kecerdasan
dominan yang dimiliki siswa yang diintegrasikan dalam suatu tema pembelajaran
dengan kegiatan yang bervariasi. Pengoptimalan kecerdasan tersebut diharapkan
menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan, sehingga
dapat membangkitkan semangat belajar dan rasa percaya diri.
Semangat belajar dan rasa percaya diri siswa dalam kegiatan pembelajaran
mampu mendorong siswa untuk belajar lebih menghargai dan menggali potensi
yang ada dalam dirinya. Hal ini dapat mendorong pula pengembangan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran IPA. Keunggulan
strategi pembelajaran multiple intelligences ini sudah banyak dibuktikan dalam
beberapa penelitian. Penelitian Septiani (2013) tentang pengembangan LKS
berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan di
SMP Negeri 1 Pengadegan Purbalingga, menunjukan bahwa hasil pengembangan
LKS berbasis multiple intelligences layak dikembangkan sebagai bahan ajar
dengan skor rata-rata persentase aspek kelayakan isi sebesar 96,87% dan skor
rata-rata persentase kelayakan media 89,56% serta telah mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA. Kemudian penelitian yang dilakukan
4
oleh Karsli dan Sahin (2009) yang berjudul Developing Worksheet Based on
Science of Process Skill Factor Effecting Solubility, yang menunjukan bahwa
pengembangan LKS berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran mampu
meningkatkan keefektifan hasil kegiatan praktikum di laboratorium serta
meningkatkan pemahaman materi daya larut. Hal ini berarti pendekatan multiple
intelligences dapat memberikan hasil yang efektif dalam proses pembelajaran.
Namun, kelemahannya penerapan LKS ini membutuhkan manajemen kelas dan
kreativitas yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Amstrong,
2005).
Kegiatan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam LKS IPA berbasis
multiple intelligences ini berbasis pada kecerdasan dominan siswa yang
disesuaikan dengan kebutuhan tema pembelajaran. Pengembangan ini berdasar
pada tes identifikasi kecerdasan dominan siswa (Septiani, 2013). Berdasarkan
hasil tes identifikasi kecerdasan pada 58 siswa di SMP Negeri 1 Batangan,
diketahui bahwa seluruh siswa memiliki sembilan kecerdasan sesuai teori multiple
intelligences. Selanjutnya, dari hasil tes tersebut dipilih lima kecerdasan dominan
yang telah disesuaikan dengan karakteristik tema energi dan kesehatan, terdiri atas
(1) kecerdasan logis-matematis, (2) kecerdasan visual-spasial, (3) kecerdasan
jasmaniah-kinestetik, (4) kecerdasan interpersonal, dan (5) kecerdasan
eksistensial-spiritual. Kelima kecerdasan ini selanjutnya digunakan sebagai
pemandu kegiatan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dikembangkan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan
kesehatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang telah diuraikan,
maka masalah yang diteliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah karakteristik LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan sebagai bahan ajar IPA kelas VII?
2. Bagaimanakah kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII?
5
3. Bagaimanakah keefektifan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas VII?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakteristik LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA siswa kelas VII.
2. Mengetahui kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA siswa kelas VII.
3. Mengetahui keefektifan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas VII SMP.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis sebagai
berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yaitu sebagai inovasi pembelajaran dan pengembangan
ilmu pendidikan dalam meningkatkan pengalaman belajar siswa pembelajaran
IPA.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami
konsep IPA pada tema energi dan kesehatan dengan LKS. Selain itu,
pengembangan ini diharapkan dapat mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa sesuai dengan potensi dan kecerdasan yang dimiliki yang kelak
dapat dimanfaatkan dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6
1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberdayakan diri guru dalam
mengambil prakarsa profesionalisme, sehingga semakin terampil dalam
mengelola pembelajaran kreatif dengan memanfaatkan LKS yang berbasis pada
kecerdasan siswa.
1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi
sekolah serta mendorong untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka evaluasi
pelaksanaan pembelajaran yang berbasis pada potensi siswa, guna meningkatkan
hasil belajar dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA.
1.4.2.4 Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
kepada peneliti lain tentang LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan sebagai bahan rujukan penelitian pengembangan
selanjutnya.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran, perlu adanya pembatasan ruang
lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah sebagai berikut.
1.5.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai
(Depdiknas, 2008). LKS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah LKS IPA
berbasis multiple intelligences.
1.5.3 Kelayakan
Kelayakan secara harfiah memiliki arti suatu kepantasan atau kewajaran.
Kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam penelitian ini diukur
berdasarkan kriteria penilaian kelayakan oleh pakar berdasarkan instrumen BSNP
(2006), meliputi penilaian kelayakan bahasa, penyajian, dan isi.
7
1.5.4 Pembelajaran IPA Terpadu
IPA terpadu adalah sebuah pendekatan integratif yang mensintesis
perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang kajian dalam IPA untuk
memecahkan permasalahan (Wilujeng, 2011). Penelitian ini menggunakan model
keterpaduan connected dengan memadukan bidang kajian fisika dan biologi.
1.5.5 Multiple Intelligences
Multiple intelligences atau biasa disebut dengan kecerdasan jamak adalah
berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan
berbagai persoalan dalam pembelajaran. Kecerdasan majemuk menurut penemuan
Howard Gardner meliputi, yakni (1) kecerdasan verbal-linguistik, (2) kecerdasan
logis-matematis, (3) kecerdasan visual-spasial,(4) kecerdasan berirama-musik, (5)
kecerdasan jasmaniah-kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan
intrapersonal, (8) kecerdasan naturalistik, dan (9) kecerdasan eksistensial-spiritual
(Ayriza, 2011). Dalam penelitian pengembangan ini berfokus pada (1) kecerdasan
logis-matematis, (2) kecerdasan visual-spasial, (3) kecerdasan interpersonal, (4)
kecerdasan jasmaniah-kinestetik, dan (5) kecerdasan eksistensial-spiritual.
1.5.6 Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri yang terdiri
atas (1) kelancaran (fluency), (2) keluwesan (flexibility), (3) keaslian atau
originalitas (originality), dan (4) merinci atau elaborasi (elaboration) (Fauziah,
2011). Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif yang diukur adalah
kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal dan berpikir
elaborasi.
1.5.7 Keefektifan
Keefektifan secara harfiah memiliki arti keberhasilan. Pengembangan LKS
ini dinyatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa,
apabila:
1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh skor rata-rata
N-gain pada batas minimal 0,3≤(g)≤0,7 dan kriteria sedang.
2. Ketuntasan klasikal minimal siswa mencapai ≥ 85% dari hasil tes kemampuan
berpikir kreatif siswa.
8
3. Hasil observasi sikap kreatif siswa minimal memperoleh persentase rata-rata ≥
62% dengan kategori kreatif.
1.5.8 Tema Energi dan Kesehatan
Dalam pembelajaran IPA, tema energi dan kesehatan disampaikan pada
kelas VII pada semester genap. Secara umum, tema ini menggambarkan tentang
konsep energi dan perubahannya, makanan sebagai sumber energi dan sistem
pencernaan makanan. Pemaduan antar konsep dalam tema ini menggunakan
model keterpaduan secara connected, yaitu membelajarkan sebuah KD, yang
berarti konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep KD yang
lain. Tema ini menghubungkan bidang kajian fisika dan biologi.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
2.1.1 LKS Sebagai Bahan Ajar IPA
Proses pembelajaran identik dengan proses komunikasi dalam mentransfer
pengetahuan dari guru kepada siswa. Agar pembelajaran berkualitas maka proses
komunikasi harus berjalan dengan lancar, sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai
alat bantu pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan (Depdiknas, 2006).
Adapun jenis-jenis bahan ajar menurut Prastowo (2012) adalah:
1. Bahan ajar cetak (printed), antara lain handout, buku, LKS, poster, brosur,
wallchart, foto atau gambar dan leaflet;
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam;
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disc video, film; dan
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), Compact Disc (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Kriteria bahan ajar yang baik menurut Prastowo (2012) yaitu:
1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh peserta didik;
2. Materi dalam buku lengkap, paling tidak memberikan penjelasan secara
lengkap seperti definisi atau rangkuman;
3. Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan;
4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan;
5. Kalimat yang disajikan singkat dan jelas; dan
6. Penampilan fisiknya menarik atau menimbulkan motivasi untuk membaca.
Salah satu bahan ajar yang mendukung aktivitas siswa dalam pembelajaran
adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS merupakan lembaran-lembaran berisi
10
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dicapai (Depdiknas, 2008).
Menurut Prastowo (2012), dalam pembelajaran LKS memiliki empat fungsi
sebagai berikut.
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih
mengaktifkan peran siswa;
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan;
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; dan
d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran.
Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama, terdiri atas (1) judul, (2) petunjuk
belajar; (3) kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5)
tugas atau langkah kerja, dan (6) penilaian (Prastowo, 2012).
Pada implementasi kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran IPA
dikembangkan dengan pendekatan scientific. Kegiatan yang berbasis scientific ini
harus dimunculkan dalam penyusunan LKS dengan Kompetensi Dasar (KD) yang
terpadu. Landasan dalam penyusunan LKS adalah analisis kurikulum (KI, KD,
indikator dan kegiatan pembelajaran). Adapun alur untuk mengembangkan LKS
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Diagram langkah menyusun LKS (Susilowati, 2013)
Penyusunan LKS IPA ini perlu memerhatikan penilaian unsur-unsur
mengacu pada deskripsi beberapa komponen yang dikeluarkan oleh BSNP yang
meliputi:
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran LKS
11
a. Komponen kelayakan isi
1) Cakupan materi;
2) Akurasi sajian;
3) Kemutakhiran;
4) Merangsang keingintahuan;
5) Mengembangkan kecakapan hidup;
6) Mengembangkan wawasan kebhinekaan; dan
7) Mengandung wawasan kontekstual.
b. Komponen kebahasaan
1) Sesuai tingkat perkembangan siswa;
2) Komunikatif dan interaktif;
3) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia; dan
4) Penggunaan istilah dan simbol/lambang.
c. Komponen penyajian pembelajaran
1) Teknik penyajian; dan
2) Pendukung penyajian materi.
d. Komponen kegrafikan
1) Kesesuaian ukuran font;
2) Layout dan tata letak;
3) Desain tampilan; dan
4) Keterbacaan.
2.1.2 Pengembangan LKS IPA
Proses pengembangan LKS yag dikembangkan dalam penelitian ini
disusun berdasar metode pengembangan Sugiyono (2010). Langkah-langkah
tersebut antara lain:
1. Potensi dan Masalah (Define), penelitian harus berangkat dari potensi atau
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki nilai tambah sedangkan
masalah merupakan perbedaan antara harapan dan kenyataan.
2. Pengumpulan data, pengumpulan berbagai data yang diperlukan dalam
perancangan produk.
12
3. Desain produk (Design), pembuatan rancangan produk awal yang lengkap
dengan spesifikasinya.
4. Validasi desain, proses penilaian terhadap rancangan produk dengan cara
menghadirkan beberapa atau tenaga ahli yang sesuai sehingga dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya.
5. Revisi desain, koreksi dari ahli dijadikan sebagai bahan perbaikan produk.
6. Uji coba produk (Development), hasil dari revisi desain kemudian diujicobakan
penggunaannya pada kelompok terbatas. Kelompok terbatas yang dimaksud
adalah kelompok kecil.
7. Revisi produk, proses perbaikan produk berdasarkan saran dan hasil pada uji
coba produk.
8. Uji coba pemakaian, uji coba produk pada kelompok yang lebih luas dan tetap
dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Produk Final (Implementation), setelah beberapa kali pengujian dan dinilai
efektif maka dihasilkan produk akhir.
Inovasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan
LKS IPA berbasis multiple intelligences. LKS IPA berbasis multiple intelligences
ini disusun berdasarkan kecerdasan majemuk siswa yang diintegrasikan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran dan penugasan kreatif kepada siswa. Menurut Rizal
dan Wasis (2012), dalam mengembangkan LKS Berbasis Multiple Intelligences
ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
a. Memilih tema pembelajaran dan kecerdasan yang dikembangkan
Penentuan format LKS dilakukan dengan analisis karakteristik siswa sesuai
kebutuhan melalui tes identifikasi kecerdasan, menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar, analisis materi, dan analisis teknologi. Tema yang dipilih dalam
pengembangan LKS ini yaitu energi dan kesehatan berdasarkan observasi awal
peneliti.
b. Mengorganisir kecerdasan yang dikembangkan
Penyusunan kerangka LKS disusun berdasarkan tema dan kecerdasan yang
dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran. Kecerdasan majemuk
yang dipilih antara lain (1) kecerdasan logis-matematis, (2) kecerdasan jamaniah-
13
kinestetik, (3) kecerdasan visual-spasial, (4) kecerdasan interpersonal, dan (5)
kecerdasan eksistensial-spiritual. Kelima kecerdasan tersebut dianalisis untuk
menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai.
c. Mengumpulkan bahan dan sumber
Pengumpulan bahan dan sumber dari berbagai media diperlukan untuk
menyusun LKS sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Bahan dan sumber
dipilih kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini.
d. Merancang kegiatan proyek
LKS disusun berdasarkan kegiatan proyek yang telah ditentukan. Kegiatan
proyek ini berbasis pada lima kecerdasan yang dikembangkan. Adapun kegiatan
proyek dikembangkan sebagai berikut:
1) Membuat kincir angin dan ketapel sederhana untuk mengembangkan
kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan interpersonal.
2) Melakukan uji bahan makanan untuk mengembangkan kecerdasan logis-
matematis dan visual-spasial.
3) Menyusun diagram sistem pencernaan makanan untuk mengembangkan
kecerdasan visual-spasial dan interpersonal.
4) Melakukan presentasi kreatif untuk mengembangkan kecerdasan jasmaniah-
kinestetik dan interpersonal.
e. Mengimplementasikan satuan pembelajaran
LKS yang telah disusun kemudian divalidasi kelayakannya oleh pakar
sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran. Komponen kelayakan yang
dinilai meliputi kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Instrumen penilaian yang
digunakan diadaptasi dari BSNP dan disesuaikan dengan karakteristik LKS yang
telah dikembangkan. Kemudian LKS dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran.
2.2 Pembelajaran IPA Di Kurikulum 2013
Pembelajaran IPA di SMP pada kurikulum 2013 dilaksanakan sebagai mata
pelajaran berbasis integrated science atau keterpaduan. IPA terpadu adalah sebuah
14
pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang
kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA secara terpadu
mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi dan kreativitas (Wilujeng, 2011).
Konsep keterpaduan ini dapat dilihat pada bagian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang memadukan konsep-konsep IPA. Karakteristik pembelajaran terpadu
(Kemendikbud, 2013), yaitu:
a. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari berbagai bidang sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
b. Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari.
c. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung.
d. Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses evaluasinya.
Dengan demikian, pembelajaran IPA dikembangkan secara integrative science
bukan sebagai disiplin ilmu yang berbasis pada aspek aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu dan sikap peduli dan tanggung
jawab terhadap lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial
(Kemendikbud, 2013). Menurut Parmin & Sudarmin (2013), terdapat empat unsur utama
dalam IPA yaitu:
(1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended.
(2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan simpulan.
(3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
(4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
Melihat sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan
Fogarty dalam Wilujeng (2011) terdapat empat model yang potensial untuk
15
diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu webbed, connected, shared dan
integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam kompetensi
dasar (KD) IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan
model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Pada penelitian ini akan
digunakan model keterpaduan connected. Deskripsi model connected dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Model keterpaduan connected
Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan
Connected Membelajarkan
sebuah KD, konsep-
konsep pada KD
tersebut dipertautkan
dengan konsep pada
KD yang lain
a) Melihat perma-
salahan tidak hanya
dari satu bidang
kajian.
b) Pembelajaran
dapat mengikuti
KD-KD dalam
standar isi
Kaitan antara bidang
kajian sudah tampak
tetapi masih
didominasi oleh
bidang kajian
tertentu.
(Wilujeng, 2011)
Model pembelajaran IPA connected merupakan suatu konsep atau prinsip
yang memadukan konsep dalam bidang lain sesuai karakteristik kompetensi dasar.
Model ini dipilih sesuai dengan karekteristik tema energi dan kesehatan yang
kegiatan pembelajaranya lebih didominansi oleh bidang kajian ilmu biologi.
Disiplin ilmu fisika pada tema ini adalah sumber-sumber energi dan energi
potensial. Disiplin ilmu biologi pada tema ini adalah makanan sebagai sumber
energi dan sistem pencernaan makanan.
2.3 Multiple Intelligences
Setiap insan terlahir di dunia dalam keadaan yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Perbedaan genetik itu juga ditambah dengan pengaruh
lingkungan yang melengkapi pengalaman hidup manusia, baik lingkungan
keluarga, masyarakat, teman sepermainan, sekolah maupun lingkungan lain.
Kombinasi perbedaan genetik dan perbedaan pengalaman tersebut
mentransformasi seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter dasar
yang unik (Chatib, 2012). Hal ini berarti, setiap individu memiliki kecerdasan
yang berbeda-beda satu sama lain. Namun, seringkali kita menggunakan tes IQ,
16
tes standarisasi, tes prestasi, tes kognitif akademik untuk mengukur kecerdasan
seseorang.
Salah satu inovasi pendidikan yang kini mulai diterapkan di sekolah-sekolah
adalah penggunaan strategi pembelajaran multiple intelligences. Konsep yang
digagas dan dikembangkan oleh Howard Gardner ini, seorang psikolog dari
Universitas Harvard, menegaskan bahwa setiap anak cerdas. Hal ini dikarenakan
setiap anak memiliki kecerdasan dan potensi tertentu. Teori ini diterima dalam
dunia pendidikan karena masuk dalam semua jenis kecerdasan anak.
Dalam menggali dan mengembangkan kecerdasan anak di sekolah, dapat
dilakukan dengan pemilihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang tepat.
Mengutip pemikiran J.R. David dalam Chatib (2013) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksaan pembelajaran. Strategi pembelajaran berbasis
multiple intelligences merupakan perencanaan pembelajaran yang bertolak pada
sembilan kecerdasan menurut teori kecerdasan Howard Gardner. Namun, dalam
pengembangan ini, diintegrasikan lima kecerdasan dominan yang dimiliki siswa,
dengan penjelasan menurut Yaumi (2012) sebagai berikut.
a. Pembelajaran berbasis logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis atau dikenal dengan istilah cerdas angka
termasuk kemampuan ilmiah (scientific) yang sering disebut berpikir kritis. Ciri
khas orang yang memiliki kecerdasan ini adalah mampu berpikir induktif,
deduktif dan rasional.
Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kecerdasan logis-matematis adalah berpikir kritis (chritical
thinking), menggunakan pertanyaan sokrates (socratic questioning), menganalisis,
membuat simbol abstrak, membuat kalkulasi, berpikir rasional (rational thinking),
membandingkan, membuat urutan, eksperimen, problem solving, mengklasifikasi,
membuat alasan, menulis masalah dengan angka-angka dan berpikir ilmiah
(scientific ilmiah).
17
b. Pembelajaran berbasis kecerdasan visual-spasial
Kecerdasan berbasis visual-spasial adalah kemampuan untuk memahami
gambar-gambar dan bentuk termasuk kemampuan untuk menginterprestasi
dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Orang yang memiliki kecerdasan ini
cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik ketika belajar melalui
presentasi visual.
Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kecerdasan visual-spasial adalah membuat potongan kertas
warna-warni, merancang brosur, membuat diagram, menyuting, menggambar,
membuat simbol grafik, membuat visualisasi, pemetaan ide (ideas map), membuat
diagram, memotret dan mendesain.
c. Pembelajaran berbasis kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan
isyarat sosial, komuniksi verbal dan nonverbal serta mampu menyesuaikan gaya
komunikasi secara tepat. Orang yang memiliki kecerdasan ini mengetahui betapa
pentingnya kolaborasi dengan orang lain, memimpin ketika diperlukan serta
bekerjasama dengan orang yang memiliki keterampilan komunikasi yang berbeda-
beda.
Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kecerdasan interpersonal adalah menerapkan model jigsaw,
membuat kelompok kooperatif, membuat teamwork, berdiskusi kelompok,
membuat proyek kelompok, melakukan simulasi, melakukan wawancara dan
membuat keterampilan kolaboratif.
d. Pembelajaran berbasis jasmaniah-kinestetik
Kecerdasan jasmaniah dan kinestetik atau disebut cerdas jasmaniah adalah
kemampuan untuk menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan
masalah atau membuat sesuatu. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasa
memproses informasi melalui perasaan yang dirasakan melalui aspek jasmaniah.
Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kecerdasan jasmaniah dan kinestetik adalah studi lapangan,
18
demonstrasi, bermain tebak-tebakan, bergerak dan berpindah-pindah, bermain
peran dan bertukuar kunjungan (dalam kelompok kelas).
e. Pembelajaran berbasis kecerdasan eksistensial-spiritual
Kecerdasan eksistensial-spiritual adalah kemampuan unutuk menempatkan
diri dalam hubunganya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dan sangat kecil
serta kapisitas untuk menerapkan diri dalam hubunganya denga fitur-fitur
eksistensial dari suatu kondisi manusia dalam suatu karya seni.
Secara umum aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual adalah menulis esai
reflektif, berdiskusi tentang isu-isu, mewawancari potensi lokal, mengaitkan ilmu
pengetahuan dengan agama dan membuat respon terhadap sesuatu.
Esensi teori berbasis multiple intelligences menurut Howard Gardner
adalah menghargai keunikan setiap orang, berbagai variasi cara belajar,
mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang tak terbatas
untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini dalam bidang tertentu untuk mendapat
pengakuan (Utami, 2012). Strategi ini menekankan pada aktivitas pembelajaran
yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh siswa yang
diharapkan dapat memotivasi semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap
siswa.
2.4 Kemampuan Berpikir Kreatif
Hasil penelitian Torrace (1959), Getzels dan Jackson (1962), Yamamoto
(1964) dan Munandar (1977) sebagaimana dikutip oleh Saparahayuningsih
(2010), menunjukan bahwa kreativitas dan kecerdasan secara berkombinasi
menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan hakikat pembelajaran di
sekolah diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas siswa dalam
mencapai pretasi belajar. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang
dilakukan oleh seorang individu untuk membangun dan menghasilkan gagasan
baru. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam
memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode
yang bervariasi (Nuriadin dan Perbowo, 2013).
19
Menurut Krulik dan Runik, sebagaimana diungkapkan oleh Saefuddin
(2012) bahwa berpikir kreatif merupakan tingkatan tertinggi seseorang dalam
berpikir, yakni dimulai dari ingatan (recall), berpikir dasar (basic thinking),
berpikir kritis (critical thinking) dan berpikir kreatif (creative thinking).
Pengukuran kemampuan berpikir kreatif, dapat dilakukan dengan mengamati
unsur-unsur sebagai berikut.
1) a. Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang
benar sebanyak mungkin secara jelas. Kemampuan ini dapat diamati melalui
berbagai aspek yang terdiri atas (1) menghasilkan banyak gagasan atau
jawaban yang relevan; dan 2) arus pemikiran lancar.
b. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau
gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut
pandang. Kemampuan ini dapat diamati melalui berbagai aspek yang terdiri atas
(1) menghasilkan gagasan yang bervariasi; dan (2) mampu mengubah cara atau
pendekatan.
c. Keaslian atau originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mengeluarkan
ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya. Kemampuan ini dapat diamati
melalui jawaban atau solusi yang dikemukakan jarang diberikan kebanyakan
orang.
d. Merinci atau elaborasi (elaboration), kemampuan untuk menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasanya
sehingga lebih bernilai. Kemampuan ini dapat diamati melalui berbagai aspek
yang terdiri atas (1) mengembangkan, menambah dan memperkaya suatu
gagasan; dan (2) memperinci detail-detail.
Berdasar pertimbangan dalam Munandar (2009), perilaku kreatif tidak
hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif
(afektif). Sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi sebagai berikut:
a. Keterbukaan terhadap pengalaman baru;
b. Kelenturan dalam berpikir;
c. Kebebasan dalam ungkapan diri;
d. Menghargai fantasi;
20
e. Minat terhadap kegiatan kreatif
f. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri;
g. Kemandirian dalam memberikan pertimbangan.
2.5 Tema Energi dan Kesehatan
Energi memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Energi
merupakan kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan
perubahan. Salah satu sumber energi adalah makanan. Asupan makanan yang
bergizi menjadi penunjang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pembelajaran
dilaksanakan dengan LKS IPA berbasis multiple intelligences dengan model yang
bervariasi, seperti discovery learning, project based learning dan picture and
picture. Selain itu, model penugasan kreatif siswa disusun berbasis masalah dan
bersifat open-ended. Tema energi dan kesehatan menggabungkan dua bidang
kajian IPA dengan model connected yaitu fisika dan biologi. Bidang kajian ini
dijabarkan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kompetensi inti dan kompetensi dasar tema energi dan kesehatan
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari.
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
3.6 Memahami konsep energi,
berbagai sumber energi, energi dari
makanan, transformasi energi dalam
sel, metabolisme sel respirasi, sistem
21
Energi dan
Perubahanya Sistem
Pencernaan
Makanan
Makanan
sebagai
Sumber
Energi
Energi
Dan
Kesehatan
budaya, terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
pencernaan makanan dan
fotosintesis.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
4.8 Melakukan percobaan sederhana
untuk menyelidiki zat gizi yang
berperan sebagai sumber energi.
(Kemendikbud, 2013)
Adapun model connected pada tema energi dan kesehatan ini dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Model connected tema energi dan kesehatan
22
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal dan Wasis (2012) tentang pengembangan
LKS fisika berbasis kecerdasan majemuk (multiple intelligences) pada materi
alat optik kelas VIII. Kesimpulannya menunjukan bahwa perangkat ini layak
dengan skor validasi sebesar 87,7% dan dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Respon ketertarikan siswa terhadap LKS ini sebesar 90,6%.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2013) tentang pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan
dan perkembangan di SMP Negeri 1 Pengadegan, Purbalingga. Kesimpulannya
adalah hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences dengan aspek
kelayakan isi memperoleh skor 96,87% dan kelayakan media 89,56%, artinya
LKS yang dikembangkan layak untuk dijadikan bahan ajar serta mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Shanahan (2009) yang berjudul Creative
Activities and Their Influence on Identification in Science: Three Studies.
Kesimpulannya adalah kreativitas dengan pembelajaran IPA saling bertautan
satu sama lain. Kreativitas merupakan penunjang penting dalam pembangunan
konsep IPA untuk siswa sekolah dasar. Aktivitas pendorong kreativitas IPA
dapat dilakukan dengan kegiatan seperti menggambar (painting), membuat
pola (engineering design) dan drama (dramatic presentation).
2.7 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA di kurikulum 2013 diterapkan sebagai mata pelajaran
integrative science. Guru harus dapat membuat bahan ajar sendiri yang berbasis
pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu dan pengembangan sikap yang peduli dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Pada pelaksanaanya di lapangan,
bahan ajar yang digunakan, seperti LKS, masih menekankan pada hasil (output)
yang hanya berbasis pada kecerdasan logis-matematis saja. Oleh karena itu,
dibutuhkan bahan ajar yang dapat menggali konsep IPA sesuai dengan potensi
23
dan kreativitas yang dimiliki siswa. Skema kerangka berpikir dari penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Tema Energi dan Kesehatan
Pengembangan LKS IPA berbasis multiple Intelligences dengan berbasis pada
lima kecerdasan dominan siswa, yaitu: kecerdasan logis-matemtis, jasmaniah-
kinestetik, visual-spasial, interpersonal dan eksistensial-spiritual
Permasalahan yang ditemukan di
lapangan:
1. LKS yang digunakan dalam
pembelajaran belum menunjukan
keterpaduan konsep IPA.
2. Kurang adanya variasi kegiatan
pembelajaran sehingga membuat
siswa bosan.
3. Berorientasi pada kecerdasan
logis-matematis (didominasi
demonstrasi dan latihan soal).
4. Belum memaksimalkan potensi
dan kecerdasan siswa
Kurikulum 2013:
1. Pembelajaran IPA
diajarkan secara
integerative science.
2. Pembelajaran berorientasi
pada siswa (student center)
3. Pengoptimalan potensi dan
kecerdasan siswa dalam
pembelajaran
Pembelajaran IPA di SMP
Alernatif pemecahan masalah:
Pembelajaran IPA yang berorientasi pada
kecerdasan majemuk siswa
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batangan yang terletak di Jalan
Raya Batangan-Jaken km 1,5 Pati. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal
2 Mei – 3 Juni 2014.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri
1 Batangan. Pengambilan sampel untuk uji coba produk ditentukan dengan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan ahli
(Sugiyono, 2010). Uji coba produk skala kecil dilaksanakan dengan memilih 10
siswa kelas VIII B, sedangkan uji pemakaian produk diterapkan pada lingkup
yang lebih besar, yaitu pada kelas VII B. Selanjutnya dilakukan uji penerapan
produk pada kelas VII A.
3.3 Langkah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian dan
Pengembangan atau dikenal dengan Research and Development (R&D) yang
diadaptasi dari model pengembangan Sugiyono (2010). Menurut Sugiyono
(2010), metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Model yang digunakan meliputi langkah-langkah penelitian dan
pengembangan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.1.
25
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Research and Development (Sugiyono, 2010)
3.4 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan alur kerja
pada metode Research and Development (Sugiyono, 2010). Tahapan proses
pengembangan dan penelitian tersebut sebagai berikut.
3.4.1 Identifikasi Potensi dan Masalah
Potensi pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences ini berdasar
pada tes hasil identifikasi kecerdasan siswa. Dari tes tersebut diperoleh lima
kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-
spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan kecerdasan
eksistensial-spiritual. Setelah itu dilakukan identifikasi masalah melalui observasi
dan wawancara melalui observasi awal. Permasalahan yang ditemukan dalam
pemanfaatan LKS ini adalah belum tereksplorasi adanya keterpaduan konsep IPA.
Selain itu kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, yakni lebih didominasi pada
kegiatan discovery yang menekankan kecerdasan logis-matematis saja, seperti
latihan soal dan demonstrasi. Hal ini membuat pembelajaran IPA kurang
bermakna bagi siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa kurang
berkembang. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengembangkan LKS
berbasis multiple intelligences, yakni pengembangan LKS yang berbasis pada
kecerdasan majemuk siswa.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produk
Akhir
26
3.4.2 Pengumpulan Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil identifikasi potensi dan masalah
maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan
pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences. Hasil pada tahap
pengumpulan data ini menjadi dasar untuk menentukan tahap desain produk yang
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Melakukan observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru IPA dan siswa
tentang permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPA.
2. Melakukan analisis kurikulum 2013 dan kebutuhan bahan ajar dari silabus dan
RPP yang menghendaki adanya LKS untuk mendukung pembelajaran IPA.
3. Menentukan tema pembelajaran.
4. Melakukan tes identifikasi potensi kecerdasan siswa di SMP Negeri 1
Batangan.
5. Memilih kecerdasan dominan siswa yang disesuaikan dengan tema
pembelajaran.
6. Mencari informasi kegiatan maupun penugasan bagi siswa dari berbagai
sumber yang disesuaikan dengan kecerdasan dan tema yang dikembangkan.
7. Mengumpulkan materi dari berbagai sumber dalam penyusunan LKS.
8. Mengumpulkan bahan penyusunan instrumen penelitian seperti RPP, silabus,
instrumen evaluasi dan penilaian, angket validasi pakar, angket tanggapan
siswa dan guru.
3.4.3 Kerangka Produk
Tahap ini dimulai dengan menyusun kerangka LKS, yakni menentukan
kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan dan indikator. Selanjutnya, membuat
diagram tema yang terpadu, menentukan urutan materi, kemudian menyusun LKS
sesuai pedoman pengembangan bahan ajar.
Kegiatan pembelajaran dalam LKS IPA ini didesain sesuai dengan lima
kecerdasan dominan siswa, yakni kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-
spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan kecerdasan
eksistensial-spiritual. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan kincir angin
27
dan ketapel sederhana, uji bahan makanan, menyusun diagram dan merancang
presentasi kreatif. Adapun garis besar LKS sebagai berikut.
LKS 1: Energiku Mengubah Dunia
Kegiatan yang dilakukan adalah membuat kincir angin dan ketapel
sederhana sebagai aplikasi konsep energi dan perubahannya.
LKS 2: Makanan Sehat Makanan Anak Cerdas
Kegiatan yang dilakukan adalah uji bahan makanan yang sebagai aplikasi
konsep makanan sebagai sumber energi.
LKS 3: Sistem Pencernaan Makanan
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun diagram dan merancang
presentasi kreatif sebagai aplikasi konsep sistem pencernaan makanan pada tubuh
manusia.
3.4.4 Validasi Produk
LKS yang telah didesain divalidasi terlebih dahulu oleh validator yang
berkompeten dibidangnya, yakni dosen dan guru. Komponen validasi yang
dilakukan, antara lain (1) kelayakan isi, (2) kelayakan kebahasaan, dan (3)
kelayakan penyajian.
3.4.5 Revisi Produk
LKS yang telah divalidasi, diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan
saran yang diberikan oleh validator. Hal ini bertujuan agar dihasilkan produk
yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran.
3.4.6 Uji Coba Produk Skala Kecil
Setelah revisi desain, LKS yang telah valid diujicobakan pada siswa dengan
jumlah yang terbatas. Uji coba produk skala kecil ini bertujuan untuk mengetahui
kesiapan produk dengan menggunakan angket tanggapan siswa. Implementasi
LKS dilakukan pada 10 siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Batangan.
3.4.7 Revisi Produk (Skala Kecil)
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil angket dari uji coba produk skala
kecil. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan mnyempurnakan kekurangan
produk.
28
3.4.8 Uji Coba Skala Besar
Setelah produk direvisi dan valid untuk digunakan, maka produk tersebut
siap untuk diujicobakan pada skala besar. Implementasi LKS pada uji coba skala
besar menggunakan angket tanggapan siswa dengan melibatkan satu kelas penuh
yaitu siswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Batangan.
3.4.9 Revisi Produk (Skala Besar)
Setelah diuji coba pada skala besar, maka LKS direvisi kembali berdasarkan
angket tanggapan siswa untuk mengetahui kelemahan produk, sehingga dapat
digunakan untuk penyempurnaan LKS dan siap untuk diterapkan pada
pembelajaran dalam uji penerapan produk.
3.4.10 Uji Penerapan LKS Berbasis Multiple Intelligences
Uji Penerapan dilakukan untuk mengetahui keefektifan LKS yang
dikembangkan dengan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran. Peningkatan ini dapat dilihat dari tes kemampuan berpikir
kreatif siswa melalui pretest dan posttest serta observasi sikap kreatif. LKS IPA
berbasis multiple intelligences dilakukan dengan mengimplementasikan produk
yang telah direvisi dalam pembelajaran di kelas VII A. Adapun pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan LKS ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pertemuan 1: Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pretest.
Pertemuan 2: Pelaksanaan kegiatan LKS 1 yaitu membuat kincir angin dan
ketapel sederhana.
Pertemuan 3: Pelaksanaan kegiatan LKS 2 yaitu menguji bahan makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak dan protein.
Pertemuan 4: Pelaksanaan kegiatan LKS 3 yaitu membuat diagram dan
merancang presentasi kreatif.
Pertemuan 5: Presentasi kreatif oleh setiap kelompok.
Pertemuan 6: Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa melalui posttest.
29
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penilaian
LKS yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut
3.5.1 Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS yang
telah dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil penilaian
kelayakan LKS untuk digunakan dalam proses pembelajaran tema energi dan
kesehatan.
3.5.1.1 Angket Validasi
Angket validasi digunakan untuk menganalisis kelayakan LKS oleh pakar
materi dan media berupa pengembangan instrumen penilaian kelayakan isi,
penyajian dan bahasa berdasarkan BSNP.
3.5.1.2 Angket Tanggapan
Angket tanggapan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS
setelah divalidasi oleh pakar, baik dari segi komponen kelayakan isi, penyajian
dan bahasa.
3.5.1.2.1 Angket Tanggapan Siswa
Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA. Pengisian angket ini dilakukan pada
uji coba skala kecil, uji coba skala besar dan uji penerapan.
3.5.1.2.2 Angket Tanggapan Guru
Angket tanggapan guru diberikan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
efektif LKS yang dikembangkan dalam membantu guru menyampaikan materi
pada kegiatan pembelajaran IPA.
3.5.2 Lembar Observasi
Lembar observasi sikap diberikan pada observer saat uji penerapan produk
untuk mengukur sikap kreatif siswa dalam pembelajaran, dengan indikator sikap
kreatif antara lain (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2) kebebasan
dalam ungkapan diri; (3) minat terhadap kegiatan kreatif, (4) kepercayaan
terhadap gagasan sendiri, dan (5) menghargai fantasi.
30
Selain sikap kreatif, penelitian ini juga mengukur aktivitas motorik siswa
selama kegiatan pembelajaran yang menggunakan LKS di kelas penerapan. Aspek
yang diukur antara lain (1) persiapan alat dan bahan; (2) ketepatan melakukan
kerja ilmiah; (3) ketepatan menyelesaikan tugas; dan (4) komunikasi ilmiah.
3.5.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif secara
kognitif dengan memberikan pretest dan posttest kepada siswa. Tes diberikan
dalam bentuk uraian. Kemampun berpikir kreatif yang diukur antara lain (1)
kelancaran, (2) keluwesan, (3) orisinalitas, dan (4) elaborasi. Keempat aspek
tersebut menjadi dasar penyusunan kisi-kisi dan soal tes.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Soal Instrumen
3.6.1.1 Uji Validitas Soal
Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen tes yang
dipakai. Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat yang digunakan
untuk mengevaluasi juga harus valid. Untuk mencari validitas soal tes digunakan
validitas product moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
ΣXY : Jumlah perkalian skor item X dan Y
X : Jumlah skor item X
Y : Jumlah skor item Y
N : Jumlah responden
ΣX2
: Jumlah kuadrat skor item X
ΣY2
: Jumlah kuadrat skor item
Hasil perhitungan uji coba instrumen tes dengan validitas product moment
diperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
31
Tabel 3.1 Hasil analisis validitas uji coba soal kelas VIII A
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
1 Valid 3a,3b, 4a, 4b, 6, 7,8,9,10, 11, 12, 13, 16, 17,
18,19, 20, 14
18
2 Tidak Valid 1, 2, 4a, 4b,15 5
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
Harga xyr atau rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Soal dapat
dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan
hasil analisis uji coba soal pada kelas VIII A diperoleh bahwa terdapat 18 soal
yang valid dan 5 soal yang tidak valid.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas Soal
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil ang tetap. Reliabilitas ini digunakan untuk
mengetahui keajegan dari suatu butir tes. Apabila ingin mencari reliabilitas tes
bentuk uraian dapat diukur dengan rumus Alpha. Rumua Alpha sebagai berikut :
2
2
1,1 11
i
i
n
nr
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
11r : reliabilitas instrumen
n : jumlah butir soal 2
i : jumlah varians skor tiap-tiap item
2
i : varians total
Hasil perhitungan reliabilitas soal selanjutnya dibandingkan dengan tabel,
diperoleh rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung> rtabel maka instrumen tes
yang diujicobakan reliabel. Klasifikasi realibilitas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Klasifikasi realibilitas
Interval Kriteria
0.80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
(Arikunto, 2012)
Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh rhitung sebesar 0,839. Selanjutnya dari
tabel, rtabel ditentukan dengan N sebanyak 28 siswa dan taraf signifikansi (α)
32
sebesar 5%. Karena rhitung>rtabel, yaitu 0,839>0,374, maka soal tersebut dapat
dikatakan instrumen tes yang reliabel dengan kriteria sangat tinggi. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
3.6.1.3 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal dinamakan indeks
diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada
indeks diskriminasi ini tidak mengabaikan tanda negatif, berarti jika suatu soal
„‟terbalik‟‟ menunjukan kualitas testee. Untuk menghitung daya beda soal
menggunakan rumus berikut:
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
: daya pembeda
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria daya pembeda soal
Interval Kriteria
0,70 – 1,00 Baik sekali
0,40 – 0,69 Baik
0,20 – 0,39 Cukup
0,00 – 0,19 Jelek (Arikunto, 2012)
Hasil perhitungan daya pembeda yang dilakukan pada soal uji coba diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
33
Tabel 3.4 Hasil analisis daya pembeda uji coba soal kelas VIII A
No Butir Soal Jumlah Kriteria Keterangan
1 10 1 Sangat Baik Dipakai
2 3a, 11, 20 3 Baik Dipakai
3 5a, 13 2 Baik Dibuang
4 3b, 5b, 6, 9, 12, 17, 18 7 Cukup Dipakai
5 1, 7, 8, 14, 19 5 Cukup Dibuang
6 2, 4a, 4b, 15, 16 5 Jelek Dibuang
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
Hasil analisis daya pembeda dari 23 soal diperoleh 5 soal dalam kriteria kurang
baik, soal dalam kriteria cukup sebanyak 12 soal, soal dalam kriteria baik
sebanyak 5 soal dan soal dalam kriteria sangat baik sebanyak 1 soal.
3.6.1.4 Indeks Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran. Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan antara 0-1. Taraf
kesukaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
J : jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah (Arikunto, 2012)
Hasil perhitungan tingkat kesukaran yang dilakukan pada soal uji coba diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.
34
Tabel 3.6 Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba soal kelas VIII A
No Butir Soal Jumlah Kriteria Keterangan
1 3a, 5b 2 Mudah Dipakai
2 4b, 8, 13, 14, 15, 19 6 Mudah Dibuang
3 3b, 6, 9, 10, 11, 12, 18, 20 8 Sedang Dipakai
4 1, 2, 4a, 5a, 7, 16 6 Sedang Dibuang
5 17 1 Sukar Dipakai
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
Hasil analisis tingkat kesukaran dari 23 soal diperoleh 8 soal dalam kriteria
mudah, soal dalam kriteria sedang sebanyak 14 soal, soal dalam kriteria sukar
sebanyak 1 soal.
3.6.2 Analisis Angket
3.6.1 Angket Validasi Kelayakan LKS
Kelayakan ini di nilai oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli penyajian.
Penilaian kelayakan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan lolos jika
semua butir dalam instrumen penilaian mendapat nilai atau respon positif.
Kriteria penilaian LKS yang dinilai dari ahli mengikuti aturan penetapan
yang diadaptasi BSNP (2006) sebagai berikut.
a. Layak. LKS dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian dari keempat
komponen penilaian, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Komponen kelayakan isi mempunyai rata-rata skor minimal 2,75.
2) Komponen kebahasaan, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata ≥
2,5.
b. Layak dengan revisi. LKS dinyatakan layak dengan revisi jika komponen
kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor < 2,50
pada setiap komponen.
c. Tidak layak. LKS dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama
dengan 1 pada salah satu komponen.
3.6.2 Angket Tanggapan Siswa dan Guru
Angket tanggapan siswa dan guru diperoleh dari analisis secara deskriptif
persentase menggunakan rumus (Sudijono, 2005) sebagai berikut:
35
%100xn
fP
Keterangan:
P = Persentase
f = skor yang dipilih
n = skor maksimal
Hasil persentase data akan dikonversikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kategori kelayakan LKS
Interval Skor % Kategori
81%≤x< 100%
62%≤x< 81%
43%≤x< 62%
25%≤x<43 %
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
(Arikunto dan Jabar, 2004)
Batas minimal LKS IPA berbasis multiple intelligences dikatakan layak apabila
mendapatkan persentase nilai ≥ 62% pada kategori baik.
3.6.3 Lembar Observasi Sikap Kreatif dan Aktivitas Motorik Siswa
Penilaian sikap kreatif dan aktivitas motorik siswa dapat dianalisis dari hasil
lembar observasi selama kegiatan pembelajaran pada uji penerapan produk. Hasil
penilaian dapat dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan persamaan berikut ini.
(Sudijono, 2005)
Keterangan :
P = Persentase kreatifitas siswa
f = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah skor maksimal kreatifitas siswa
Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria yang ditentukan. Untuk
mendapatkan kriteria tersebut ditentukan dengan cara (Sudjana, 2005):
1) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal), yaitu:
2) Menentukan persentase skor terendah (skor minimal), yaitu:
3) Menetapkan kelas interval, yaitu = 4
36
4) Menentukan panjang interval, yaitu:
= 18,75 %
Untuk mengetahui kategori sikap kreatif siswa dapat dikategorikan dengan
Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kategori sikap kreatif siswa
Interval skor % Kategori
81%≤x< 100%
62%≤x< 81%
43%≤x< 62%
25%≤x<43 %
Sangat kreatif
Kreatif
Kurang Kreatif
Tidak Kreatif
(Sudjana, 2005)
Batas minimal sikap kreatif siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62%
pada kategori kreatif.
Untuk mengetahui kategori aktivitas motorik siswa dapat dikategorikan
dengan Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kategori aktivitas motorik siswa
Interval skor % Kategori
81%≤x< 100%
62%≤x< 81%
43%≤x< 62%
25%≤x<43 %
Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
(Sudjana, 2005)
Batas minimal aktivitas motorik siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥
62% pada kategori aktif.
3.6.4 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes kemampuan berpikir kreatif bertujuan untuk mengukur keefektifan
pembelajaran dengan melihat besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam memanfaatkan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan di uji penerapan produk. Peningkatan ini dapat dianalisis
dengan menggunakan uji gain melalui kegiatan pretest dan posttest. Menurut
Hake (1999) peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus
normal gain sebagai berikut:
37
pre
prepost
S
SSg
00100
Keterangan:
preS= Skor rata-rata tes awal (%)
postS= Skor rata-rata tes akhir (%)
Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : ⟨ ⟩> 0,7 atau dinyatakan dalam persen ⟨ ⟩> 70%
Sedang : 0,3 ≤⟨ ⟩ ≤0,7 atau dinyatakan dalam persen 30% ≤⟨ ⟩≤70%
Rendah : ⟨ ⟩ 0,3 atau dinyatakan dalam persen ⟨ ⟩< 30%
Batas minimal LKS IPA berbasis multiple intelligences ini dapat dikatakan efektif
apabila hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan skor rata-rata N-gain
sebesar 0,3 ≤⟨ ⟩≤0,7 atau dinyatakan dalam persen 30%≤⟨ ⟩≤70% pada kategori
sedang.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika nilai hasil belajar siswa mencapai 65%
secara individual dan pembelajaran dianggap berhasil secara klasikal jika hasil
belajar siswa mencapai ≥85% (Mulyasa, 2007). Rumus yang digunakan
diadaptasi dari Depdiknas (2003) dalam Septiani (2013) adalah seagai berikut:
Penerapan LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dikatakan efektif jika
minimal 85% dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ KKM (75).
38
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian pengembangan ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2014 -
3 Juni 2014 di SMP Negeri 1 Batangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik dan kelayakan pengembangan LKS IPA berbasis multiple
intelligences sebagai bahan ajar IPA di SMP pada kelas VII kurikulum 2013.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan
LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema energi dan kesehatan dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran IPA.
Penelitian pengembangan LKS ini dilakukan sesuai prosedur penelitian yang
dimodifikasi dari model pengembangan Sugiyono (2010).
Hasil penelitian pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences
yang diterapkan pada tema energi dan kesehatan ini meliputi (1) deskripsi
penelitian, (2) hasil pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences, (3)
hasil penilaian kelayakan LKS, (4) keefektifan pengembangan LKS IPA berbasis
multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Adapun hasil pengolahan dan
analisis data dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences
dilakukan berdasarkan observasi awal tentang keterbutuhan bahan ajar LKS dalam
mendukung pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Batangan. Penelitian ini
dilakukan melalui lima tahapan, yaitu pemilihan lima kecerdasan dominan siswa,
penyusunan produk, uji skala kecil, uji skala besar dan uji penerapan produk.
Tahapan awal dalam pengembangan LKS IPA berbasis multiple
intelligences adalah pemilihan lima kecerdasan dominan siswa sebagai fokus
penelitian. Pada dasarnya setiap siswa memiliki sembilan kecerdasan majemuk
yang melekat pada dirinya, tetapi hanya beberapa kecerdasan yang dominan.
Pemilihan kecerdasan ini dilakukan berdasarkan tes identifikasi kecerdasan
39
majemuk siswa yang dilakukan dikelas VII A dan VII B. Hasil tes ini dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Tes Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa
No Kecerdasan Majemuk Skor
1 Liguistik-Verbal 29 %
2 Jasmaniah-Kinestetik 47%
3 Berirama-Musikal 34%
4 Intrapersonal 31%
5 Interpersonal 79%
6 Naturalis 84%
7 Logis-Matematis 57%
8 Visual-Spasial 71%
9 Eksistensial-Spiritual 76%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa lima kecerdasan dominan
siswa yang diperoleh dari tes identifikasi kecerdasan adalah kecerdasan visual-
spasial dengan jumlah 71%, kecerdasan interpersonal dengan jumlah 79%,
kecerdasan naturalis dengan jumlah 84%, kecerdasan logis-matematis dengan
jumlah 57% dan kecerdasan eksistensial-spiritual dengan jumlah 76%. Namun,
karakteristik kecerdasan naturalis kurang sesuai dengan kebutuhan tema energi
dan kesehatan, sehingga digantikan dengan kecerdasan jasmaniah-kinestetik
dengan jumlah 47%.
Tahap selanjutnya adalah penyusunan LKS. Penyusunan LKS ini dilakukan
dengan membuat kerangka terlebih dahulu dengan berbasis pada lima kecerdasan
dominan yang terpilih sebagai dasar kegiatan pembelajaran dan tugas yang
dikembangkan dalam LKS. Integrasi lima kecerdasan ini dapat diamati melalui
simbol yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Setelah LKS disusun, dilakukan
validasi pakar untuk dilakukan penilaian kelayakan produk sebelum diujicobakan.
40
Gambar 4.1 Simbol lima kecerdasan majemuk yang dikembangkan
Makna simbol kecerdasan pada Gambar 4.1 dapat dijabarkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Makna simbol kecerdasan majemuk
No Gambar Keterangan Simbol Karakteristik Kompetensi
1
Kecerdasan Visual-
Spasial
Kemampuan menggambar,
memotret dan membuat
diagram.
2
Kecerdasan Logis-
Matematis
Kemampuan bernalar dan
berpikir logis, membuat
kesimpulan dan memecahkan
masalah.
3
Kecerdasan Jasmaniah-
Kinestetik
Kemampuan gerak motorik
dan keseimbangan.
4
Kecerdasan
Interpersonal
Kemampuan bekerjasama,
memimpin dan kepekaan
sosial tinggi.
5
Kecerdasan
Eksistensial-Spiritual
Kemampuan memahami
hakikat kehiupan.
Uji penerapan produk dilakukan pada kelas VII A dengan menggunakan
LKS final dalam proses pembelajaran setelah uji skal kecil dan besar. Proses
pembelajaran yang dilakukan pada kelas penerapan menggunakan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Proses pembelajaran yang dilakukan
menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences sesuai LKS
yang dikembangkan. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasar RPP yang telah
disusun, terdiri dari empat kali pertemuan. Selain itu, ditambah dua pertemuan
41
untuk tes kemampuan awal dan akhir siswa melalui pretest dan posttest serta
pengisian angket tanggapan kelayakan LKS siswa.
4.1.2 Hasil Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Pengembangan LKS dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan bahan ajar
yang disusun berdar kecerdasan dominan siswa. Model pengembangan yang
digunakan adalah pengembangan R&D Sugiyono (2010). Pengembangan ini
disusun menggunakan aplikasi Corel Draw X6 dengan ukuran 20 x 25 cm.
Adapun draft LKS yang disusun dan dinili kelayakanya oleh pakar dapat
dijabarkan sebagai berikut.
a. Cover, merupakan halaman depan LKS yang berisi judul LKS, nama
penyusun, identitas siswa, logo instansi penyusun dan dosen pembimbing.
Cover yang didesain menggambarkan tema energi (gambar kincir angin) dan
kesehatan (gambar bahan makanan) dengan dilengkapi simbol lima kecerdasan
yang dikembangkan dalam LKS.
b. Kata pengantar, berisi pengantar singkat dari penulis tentang LKS yang
dikembangkan.
c. Daftar isi, merupakan halaman petunjuk nomor halaman dari keseluruhan LKS
untuk memudahkan siswa dalam belajar dan melakukan pencarian.
d. “Kenali Aku”, berisi penjelasan simbol lima kecerdasan yang dikembangkan
untuk membantu siswa dalam mengenali kecerdasan dominan.
e. Petunjuk penggunaan, berisi tentang cara penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, baik bagi siswa ataupun guru.
f. “Ayo Belajar IPA”, berisi penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar dalam tema energi dan kesehatan yang harus dicapai.
g. Peta materi, berisi tentang rangkuman materi yang disusun dalam bentuk
visualisasi bagan dengan tema dibagian atas dan memiliki cabang-cabang.
h. Isi LKS, berisi tentang judul, indikator dan tujuan yang harus dicapai, simbol
kecerdasan yang dikembangkan. Kolom didalamnya meliputi “Oh Ternyata”
(info sains dan kesehatan), “Kartun IPA Pintar” (mini kartun pengantar materi),
“Ayo Mencoba” (kegiatan inti yang dilakukan siswa), “Ayo Amati” (tabel
pengamatan hasil percobaan dan diskusi), “Ayo Cari Tahu” (daftar pertanyaan
42
yang harus dijawab oleh siswa), “Apa yang Kalian Pikirkan?” (tugas kreatif
kelompok), “Zona Kreatif” (tugas kreatif individu), “Apa Kesimpulanmu?”
(lembar untuk menuliskan kesimpulan sesuai dengan tujuan pembelajaran)
serta catatan guru dan nilai (diisikan oleh guru).
i. Daftar pustaka, bertujuan untuk mencantumkan daftar referensi dalam
pembuatan LKS dari beberapa sumber belajar.
j. Cover belakang LKS, berisi identitas instansi penerbit dan sembilan kecerdasan
majemuk.
Contoh draft LKS IPA berbasis multiple intelligences dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Contoh draft LKS yang dilengkapi dengan (a) cover depan, (b)
petunjuk belajar, (c) “Kenali Aku” dan (d) kegiatan LKS 2
(a)
(c) (d)
(b)
43
4.1.3 Hasil Validasi Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Hasil validasi kelayakan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada tema
energi dan kesehatan terdiri dari dua tahap, yaitu penilaian kelayakan tahap I,
terdiri atas (1) komponen isi, (2) komponen penyajian, dan (3) komponen
kegrafikan, serta penilaian kelayakan tahap II terdiri atas (1) komponen isi, (2)
komponen penyajian, dan (3) komponen kebahasaan. Instrumen penilaian validasi
diadaptasi dari BSNP yang dikembangkan kembali berdasarkan karakteristik LKS
yang dikembangkan. Berikut hasil validasi kelayakan LKS dari pakar penyajian,
bahasa dan materi.
4.1.3.1 Validasi Kelayakan LKS Tahap I
Penilaian kelayakan tahap I merupakan penilaian tahap awal yang
menekankan pada kelayakan isi, kelayakan penyajian dan standar kegrafikan
dasar. Instrumen penilaian terdiri dari 3 aspek kelayakan isi, 7 aspek kelayakan
penyajian dan 4 aspek standar kegrafikan dasar. Penilaian tahap I ini dilakukan
oleh sembilan pakar yang terdiri dari tiga dosen FMIPA Unnes yang disertakan
dan enam Guru IPA. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan LKS IPA berbasis multiple
intelligences tahap I
Skor
Komponan Kelayakan
Isi
Komponan Kelayakan
Penyajian
Komponan Kelayakan
Bahasa
Pakar
I
Pakar
II
Pakar
III
Pakar
I
Pakar
II
Pakar
III
Pakar
I
Pakar
II
Pakar
III
3
3
3
3
3
3
3
3
3
7
7
7
7
7
7
7
7
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
3 7 4
Persentase Persentase Persentase
100% 100% 100%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Berdasarkan data pada Tabel 4.3, dapat dilihat semua validator memberikan
skor maksimal menandakan respon positif (ya) pada semua butir komponen
kelayakan LKS tahap I. Hal ini dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis
multiple intelligences dikatakan lolos pada penilaian tahap I.
44
LKS yang divalidasi oleh pakar berfokus pada penilaian mengenai
kelengkapan komponen-komponen yang ada di dalam LKS. Setelah semua
komponen lengkap, selanjutnya dilakukan validasi tahap II dengan menggunakan
penilaian instrumen BSNP tahap II.
4.1.3.2 Penilaian Kelayakan Tahap II
Penilaian kelayakan LKS pada tahap II menggunakan instrumen penilaian
buku teks yang diadaptasi dari BSNP, meliputi komponen kelayakan isi,
komponen kelayakan bahasa dan komponen kelayakan penyajian. Masing-masing
komponen terdiri dari aspek yang berisi butir-butir penilaian. Penilaian dilakukan
setelah revisi produk atas saran yang telah diberikan oleh pakar. Hasil rekapitulasi
penilaian kelayakan tahap II disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan LKS IPA berbasis multiple
intelligences
Komponen Rerata Skor Kriteria
Kelayakan isi
Kelayakan bahasa
Kelayakan penyajian
3,70
3,89
3,67
Layak
Layak
Layak
Berdasarkan data dari Tabel 4.4, LKS IPA berbasis multiple intelligences
yang telah dinilai oleh pakar yang berkompeten dibidangnya. Pada tahap II LKS
tergolong kategori layak berdasarkan panduan instrumen yang dikembangkan dari
BSNP. Komponen kelayakan bahasa memperoleh rerata skor tertinggi sebesar
3,89, kemudian komponen kelayakan isi memperoleh rerata skor 3,70 dan
komponen penyajian memperoleh rerata skor sebesar 3,67.
4.1.3.2 Penilaian Kelayakan Penyajian
Komponen kelayakan penyajian LKS dinilai oleh tiga orang ahli
dibidangnya, yaitu Dra. Woro Sumarni, M.Si, Suwarno, S.Pd. dan Drs. Juari.
Penilaian ini mencakup aspek kelayakan penyajian dan tampilan LKS. Penilaian
ahli untuk setiap aspek komponen kelayakan penyajian dapat disajikan dalam
Tabel 4.5.
45
Tabel 4.5 Penilaian kelayakan komponen penyajian
No Aspek Skor Penilaian
Pakar I Pakar II Pakar III
1. Konsistensi sistematika penyajian LKS 4 3 4
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran
dengan lima kecerdasan yang
dikembangkan
4 3 4
3. Penyajian teks dan gambar disertai
dengan rujukan
4 4 4
4. Adanya variasi stimulus 3 4 3
5. Penyajian penugasan secara kreatif 4 4 3
6. Daftar pustaka 3 4 4
Total 22 22 22
Kelayakan isi rata-rata 3,67
Kriteria Layak
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 menunjukan bahwa rata-rata setiap aspek
sudah baik, yakni lebih dari 2,75 dari penilaian pakar, yakni rerata skor kelayakan
penyajian sebesar 3,67 dengan kategori layak. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 8. Meskipun demikian, penyajian LKS masih terdapat beberapa
bagian yang perlu direvisi. Saran dan perbaikan oleh pakar penyajian dapat
disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Revisi kelayakan LKS oleh pakar penyajian
No. Saran/Komentar Perbaikan/Revisi
1 Setiap gambar yang disajikan harus
dilengkapi sumber yang jelas
Melengkapi gambar dengan
sumber rujukan gambar
2 Sumber artikel dicantumkan pada
daftar pustaka.
Melengkapi daftar pustaka
dengan sumber rujukan artikel
disertai nama pengarang.
3 Penggunaan font pada kolom Kartun
IPA Pintar harus konsisten
Memperbaiki font kolom Kartun
IPA Pintar dengan tipe „‟Kristen
ITC” dengan ukuran font 10.
Hasil revisi dari pakar penyajian lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.3.
46
(a) (b)
Gambar 4.3 Revisi penyajian gambar disertai sumber, (a) sebelum, (b) sesudah
direvisi
4.1.3.3 Penilaian Kelayakan Kebahasaan
Penilaian komponen kelayakan bahasa pada tahap II dinilai oleh tiga ahli
bahasa, yaitu Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum, Karti Indarmi, S.Pd. dan
Bambang Sukamto, S.Pd. Penilaian ahli untuk setiap komponen kelayakan bahasa
digambarkan dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil penilaian kelayakan komponen bahasa
No Aspek Skor Penilaian
Pakar I Pakar II Pakar III
1 Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan sosial-emosional siswa
4 4 4
2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi
lima kecerdasan yang dikembangkan
4 4 4
3 Kemampuan memotivasi siswa dengan
melibatkan lima kecerdasan yang
dikembangkan
4 4 4
4 Ketepatan struktur kalimat 4 4 4
5 Keutuhan makna 4 3 4
6 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 3
Total 24 23 23
Kelayakan isi rata-rata 3,89
Kriteria Layak
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6
Berdasarkan data pada Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa setiap aspek
kelayakan bahasa, nilai rata-ratanya sudah lebih dari 2,5 sehingga termasuk dalam
kategori layak. Hasil penilaian kelayakan kebahasan oleh pakar menunjukan nilai
47
rata-rata 3,89. Namun, meskipun dinyatakan layak, LKS ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, LKS harus diperbaiki agar bahasa yang digunakan
dalam LKS sesuai dengan instrumen kelayakan bahasa yang dibuat. Saran dan
perbaikan oleh pakar bahasa disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Revisi kelayakan LKS oleh pakar bahasa
No. Saran/Komentar Perbaikan/Revisi
1 Konsistensi penguunaan kata ganti. Mengganti kata ganti „‟kamu‟‟ dan
„‟anda‟‟ menjadi kalian
2 Kesalahan penulisan pada artikel. Mengganti kesalahan penulisan ejaan
pada kolom Oh Ternyata.
3 Kesalahan penggunaan huruf
kapital.
Memperbaiki penggunaan huruf
kapital.
4 Kesalahan penggunaan tanda baca
garis miring (/) pada kolom
Petunjuk Belajar.
Memperbaiki penggunaan tanda baca
(/) garis miring.
5 Kesalahan penggunaan tanda baca
koma (,) pada sub judul.
Menghilangkan tanda baca koma (,)
pada sub judul.
6 Penggunaan kalimat kurang efektif
kolom Oh Ternyata.
Memperbaiki paragraf dengan
kalimat efektif sesuai masukan
pakar.
Hasil revisi dari pakar lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.
(a) (b)
Gambar 4.4 Revisi tanda baca (,) pada sub judul, (a) sebelum, (b) sesudah direvisi
4.1.3.4 Penilaian kelayakan Isi
Penilaian komponen kelayakan isi dinilai oleh tiga ahli materi, yaitu Dr.
Retno Sri Iswari, SU, Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd. Komponen
kelayakan isi dengan penilaian rata-rata setiap ahli disajikan pada Tabel 4.9.
48
Tabel 4.9 Hasil penilaian kelayakan komponen isi
No Aspek Skor Penilaian
Pakar I Pakar II Pakar III
1 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD 3 4 4
2 Kesesuaian isi LKS dengan tema
pembelajaran
3 4 3
3 Rujukan termassa (up to date) 3 4 4
4 Mendorong siswa mencari informasi
lebih jauh
4 3 3
5 Mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif siswa
4 4 4
6 Mengembangkan kecerdasan
eksistensial-spiritual
4 4 4
7 Mengembangkan kecerdasan
interpersonal
4 4 4
8 Mengembangkan kecerdasan visual-
spasial
4 4 4
9 Mengembangkan kecerdasan logis-
matematis
3 3 4
10 Mengembangkan kecerdasan
jasmaniah-kinestetik
4 4 3
Total 36 38 37
Kelayakan isi rata-rata 3,70
Kriteria Layak
Berdasarkan data pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa setiap aspek
kelayakan isi, nilai rata-ratanya sudah lebih dari 2,5 sehingga termasuk dalam
kategori layak. Hasil penilaian kelayakan isi oleh pakar menunjukan nilai rata-rata
3,70. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Namun, meskipun
dinyatakan layak, LKS ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, LKS harus
diperbaiki agar isi LKS sesuai dengan instrumen kelayakan yang dibuat. Saran
dan perbaikan oleh pakar isi disajikan pada Tabel 4.10.
49
Tabel 4.10 Revisi kelayakan LKS oleh pakar isi
No. Saran/Komentar Perbaikan/Revisi
1 Kompetensi inti dan kompetensi
dasar pada LKS dicantumkan
lengkap dari aspek religi, sikap,
pengetahuan dan keterampilan
sesuai tema yang dikembangkan.
Melengkapi aspek kompetensi inti
dan kompetensi dasar pada kolom
Ayo Belajar IPA.
2 Penulisan indikator pembelajaran
yang kurang tepat.
Memperbaiki penulisan indikator
pembelajaran berdasar saran
pakar.
3 Pada cara kerja percobaan uji bahan
makanan sederhana sebaiknya
ditambahkan warna kontrol positif
pada setiap uji.
Menambahkan petunjuk kerja
tentang warna kontrol pada uji
bahan makanan sederhana sebagai
indikator positif kandungan zat.
4 Kesalahan konsep penggunaan
istilah sistem metabolisme
pencernaan. Materi metabolisme
masih terlalu kompleks untuk
jenjang siswa SMP kelas VII.
Mengganti materi metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak
dengan sistem pencernaan
makanan pada manusia.
5 Penambahan item diagram pada
peta materi agar sesuai dengan
tema energi dan kesehatan.
Menambahkan item diagram
sesuai saran pakar.
6 Kurang tepatnya pertanyaan pada
LKS 3 pada halaman 22 nomor 4
menjadi pertanyaan yang
berhubungan dengan makanan
sebagai penghasil energi.
Mengganti pertanyaan sesuai
sarandari pakar.
Hasil revisi dari pakar materi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.5.
(a) (b)
Gambar 4.5 Revisi kompetensi inti, (a) sebelum, (b) sesudah direvisi
50
4.1.3.5 Uji Coba Skala Kecil, Uji Coba Skala Besar dan Uji Coba Penerapan
Uji coba skala kecil dilakukan pada kelas VIII B sebanyak 10 siswa untuk
memperoleh saran siswa dalam penyempurnaan LKS. Data yang diperoleh dari uji
coba skala kecil, yaitu data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS
dalam pembelajaran IPA. Data tanggapan siswa pada uji coba skala kecil
disajikan dalam Tabel 4.11.
Uji coba skala besar dilakukan pada kelas VII B dengan sampel 29 siswa.
Proses pembelajaran dilakukan di kelas, kemudian siswa diminta untuk mengisi
angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS. Data tanggapan siswa pada
uji coba skala besar disajikan pada Tabel 4.11.
Uji penerapan LKS dilakukan pada kelas VII A di SMP Negeri 1 Batangan.
Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dilakukan selama 6 pertemuan
(12 JP). Penerapan LKS pada proses pembelajaran diperoleh data tanggapan
siswa, hasil belajar siswa dari nilai pretest dan posttest, serta lembar observasi
sikap kreatif siswa. Hasil tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS dalam
pembelajaran IPA disajikan dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi tanggapan siswa pada uji coba skala kecil, skala besar dan
kelas penerapan
No Pernyataan Persentase (%) dan Kriteria
Skala
Kecil
Skala
Besar
Skala
Penerapan
1. Desain LKS menarik. 85% 87,93% 88,33%
2. Bahasa LKS mudah dimengerti. 77,5% 82,36% 82,58%
3. LKS dapat dipelajari secara
individu maupun kelompok.
80%
87,93%
90,83%
4. Petunjuk dalam LKS mudah
dimengerti.
78%
84,48%
85,83%
5. Kegiatan pembelajaran yang
disajikan bervariasi dan
menyenangkan.
80%
87,93%
89,17%
6. Kegiatan pembelajaran disajikan
secara rinci dikaitkan dengan
masalah sehari-hari.
67,5%
82,76%
85,83%
7. LKS dikembangkan sesuai dengan
lima kecerdasan yang
diintegrasikan.
62,5%
87,93%
90%
8. LKS dilengkapi dengan 80% 87,07% 87,5%
51
pertanyaan-pertanyaan kreatif.
9. LKS IPA membuat saya lebih
banyak bersyukur dan giat belajar.
80%
85,34%
90,83%
10. LKS membuat saya tertarik untuk
belajar dan berkreativitas.
72,5%
82,76%
90%
Rerata Skor 76,25% 85,69% 88,08%
Kriteria Baik Sangat
Baik
Sangat Baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17
Hasil tanggapan sepuluh siswa kelas VIII B pada uji coba skala kecil
terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences diperoleh rata-rata persentase
sebesar 76,25% dengan kriteria baik. Hasil analisis angket tanggapan siswa uji
coba skala kecil ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat
tanggapan siswa positif, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran
IPA.
Uji skala besar yang dilaksanakan di kelas VII B diperoleh rata-rata
persentase sebesar 85,69% dengan kriteria sangat baik. Pada uji ini mengalami
peningkatan sebesar 9,54% dari uji coba skala kecil. Hasil analisis angket
tanggapan siswa uji coba skala besar ini menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan mendapat tanggapan siswa positif, sehingga layak digunakan
dalam proses pembelajaran IPA.
Pada uji coba kelas penerapan, LKS yang dikembangkan digunakan dalam
proses pembelajaran. Angket diberikan di akhir pertemuan. Hasil penilaian angket
tanggapan siswa diperoleh rata-rata persentase sebesar 88,08% dengan kriteria
sangat baik. Pada uji ini mengalami peningkatan sebesar 2,39% dari uji coba
skala besar.
4.1.3.4 Penilaian Angket Tanggapan Guru Terhadap LKS IPA Berbasis
Multiple Intelligences
Data tanggapan guru diambil melalui angket untuk mengetahui kelayakan
LKS IPA berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Hasil analisis
angket dapat dilihat pada Tabel 4.12.
52
Tabel 4.12 Hasil tanggapan guru IPA
No. Tanggapan Guru Persentase Kriteria
1. Guru IPA I 90 % Sangat Baik
2. Guru IPA II 95 % Sangat Baik
Rerata skor 92,5 % Sangat Baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18
Berdasarkan analisis angket tanggapan oleh dua guru IPA, diperoleh rata-
rata persentase sebesar 92,5%. Oleh karena itu, LKS IPA berbasis multiple
intelligences dapat dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran
IPA pada tema energi dan kesehatan.
4.1.4 Keefektifan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Dalam Pembelajaran IPA
Keefektifan pengembangan LKS ini dapat diketahui dengan melakukan uji
penerapan produk. Uji penerapan produk dilakukan dengan menerapakan LKS
final dalam proses pembelajaran dengan empat kali pertemuan untuk pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk mengukur kemampuan awal
dan akhir siswa dalam pembelajaran. Pengukuran efektivitas penerapan LKS ini
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa, sikap kreatif dan aktivitas siswa
sebagaimana diuraikan sebagai berikut.
4.1.4.1 Penilaian Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Pemanfaatan bahan ajar LKS IPA berbasis multiple intelligences pada
pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini
dapat diukur dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan pada uji coba
penerapan di kelas VII A melalui pretest dan posttest. Tes ini berbentuk uraian
dengan mengukur empat indikator keterampilan, yaitu keterampilan berpikir
luwes, keterempilan berpikir lancar, keterampilan berpikir orisinal dan
keterampilan berpikir elaborasi.
Hasil belajar siswa dari nilai pretest dan posttest menunjukkan
perbandingan nilai sebagai data keefektifan penggunaan LKS yang
dikembangkan. Data selengkapnya untuk hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.13 sebagai berikut.
53
Tabel 4.13 Data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif
Data Nilai siswa
Pretest Posttest
Jumlah siswa 30 30
Nilai tertinggi 43,14 100
Nilai terendah 19,61 42,14
Rata-rata nilai 31,90 80,2
∑ siswa tuntas 0 27
∑ siswa tidak tuntas 30 3
Ketuntasan klasikal 0% 90%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13
Berdasarkan Tabel 4.13, secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar siswa
dari analisis pretest dan posttest mengalami peningkatan yang signifikan, yakni
sebesar 90%. Pada hasil penilaian pretest, dari 30 siswa tidak ada yang mendapat
nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan. Setelah siswa mengalami proses
pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences,
diberikan posttest di akhir pembelajaran. Pada hasil penilaian posttest hanya 3
siswa yang tidak memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini berarti LKS yang
dikembangkan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA kelas VII.
Perbandingan pretest dan posttest kelas penerapan dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Perbandingan pretest dan posttest hasil belajar kemampuan berpikir
kreatif
Peningkatan indikator kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat melalui analisis
hasil tes dengan menggunakan rumus N-gain yang hasilnya disajikan pada Tabel
4.14.
19,61
43,14
31,90
43,14
100
80,2
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata
Pretest
Posttest
54
Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil uji gain nilai pretest dan posttest
No Indikator Berpikir
Kreatif
Rata-rata skor Nilai
N-gain
Kriteria
Pretest Posttest
1 Berpikir Lancar 81,67 95,83 0,77 Tinggi
2 Berpikir Luwes 36,49 80,7 0,70 Sedang
3 Berpikir Orisinal 13,92 78,63 0,75 Tinggi
4 Berpikir Elaborasi 33,64 75,45 0,63 Sedang
Rata-rata total 41,43 82.65 0,71 Tinggi
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari uji
gain sebesar 0,71 sehingga dapat disimpulkan peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa memiliki kriteria tinggi. Kemampuan berpikir lancar memperoleh
skor N-gain dengan peningkatan tertinggi sebesar 0,77, kemudian kemampuan
berpikir orisinal memperoleh skor sebesar 0,75 dengan kriteria tinggi,
kemampuan berpikir luwes memperoleh skor sebesar 0,70 dengan kriteria sedang
dan kemampuan berpikir elaborasi memperoleh skor sebesar 0,63 dengan kriteria
sedang.
4.1.4.2. Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa
Observasi sikap kreatif siswa digunakan untuk mengetahui sikap keatif
siswa selama proses pembelajaran pada uji coba penerapan di kelas VII A.
Penilaian ini dilakukan oleh dua observer menggunakan lembar observasi dengan
lima aspek sikap kreatif, yaitu (1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; (2)
kebebasan dalam ungkapan diri; (3) minat terhadap kegiatan kreatif, (4)
kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan (5) menghargai fantasi. Observer
menilai sikap kreatif siswa selama proses pembelajaran. Perbandingan hasil
observasi sikap kreatif siswa pada setiap pertemuan disajikan dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Perbandingan hasil observasi sikap kreatif siswa
No Pertemuan Jumlah persentase
(%)
Kriteria
1 Pertemuan 1 78,83 Kreatif
2 Pertemuan 2 80,33 Kreatif
3 Pertemuan 3 82 Sangat Kreatif
4 Pertemuan 4 83,83 Sangat Kreatif
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15
55
Hasil analisis data observasi sikap kretaif siswa pada pertemuan 1 diperoleh
rerata skor sebesar 78,83% dengan kriteria kreatif, kemudian pada pertemuan 2
diperoleh rerata skor sebesar 80,33% dengan kriteria kreatif, pada pertemuan 3
diperoleh rerata skor sebesar 82% dengan kriteria sangat kreatif dan pertemuan 4
diperoleh rerata skor sebesar 83,83% dengan kriteria sangat kreatif. Setiap
pertemuan mengalami peningkatan persentase sikap kreatif. Peningkatan ini dapat
dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Hasil observasi sikap kreatif siswa
4.1.4.2. Hasil Observasi Aktivitas Motorik Siswa
Observasi aktivitas komotorik siswa digunakan untuk mengetahui
keterampilan motorik siswa dalam penggunaan LKS selama proses pembelajaran
pada uji coba penerapan di kelas VII A. Penilaian ini dilakukan oleh observer
menggunakan lembar observasi dengan empat aspek aktivitas motorik, yaitu
persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS, ketepatan dalam melakukan
prosedur ilmiah, ketepatan dalam menyelesaikan tugas dan komunikasi ilmiah.
Perbandingan hasil observasi aktivitas motorik siswa pada setiap pertemuan
disajikan dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Perbandingan hasil observasi aktivitas motorik siswa
No Pertemuan Jumlah persentase
(%)
Kriteria
1 Pertemuan 1 80,21 Aktif
2 Pertemuan 2 83,75 Sangat Aktif
3 Pertemuan 3 88,34 Sangat Aktif
4 Pertemuan 4 90,10 Sangat Aktif
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16
78.83%
80.33%
82%
83.83%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
56
Hasil analisis data observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1
diperoleh rerata skor sebesar 80,21% dengan kriteria aktif, kemudian pada
pertemuan 2 diperoleh rerata skor sebesar 83,75% dengan kriteria sangat aktif,
pada pertemuan 3 diperoleh rerata skor sebesar 88,34% dengan kriteria sangat
aktif dan pertemuan 4 diperoleh rerata skor sebesar 90,10% dengan kriteria sangat
aktif. Setiap pertemuan mengalami peningkatan persentase aktivitas. Peningkatan ini
dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil observasi aktivitas siswa
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Dan Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences
LKS merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan untuk membantu
siswa dalam memahami dan menemukan konsep dalam proses pembelajaran
(Susilowati, 2013). Pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences
dilakukan berdasarkan tuntutan kurikulum dan analisis kebutuhan bahan ajar di
SMP Negeri 1 Batangan yang mengharuskan pembelajaran IPA dilaksanakan
secara integrated science dan berbasis pada karakteristik siswa. Namun, pada
penerapannya di lapangan, LKS yang dibuat sendiri oleh guru IPA masih terpisah
antara LKS IPA fisika dan LKS IPA biologi sesuai dengan latar belakang guru
yang mengajar belum dapat mengoptimalkan potensi siswa.
LKS yang digunakan selama ini sudah berfungsi sebagai petunjuk dalam
menemukan konsep, tetapi kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS
kurang bervariasi, yaitu lebih didominasi dengan kegiatan yang mengembangkan
80,21%
83,75%
88,02%
90,10%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
57
kecerdasan logis-matematis saja, seperti latihan soal dan demonstrasi. Meskipun
demikian, tidak semua siswa yang memiliki kecerdasan dominan logis-matematis
dapat berkembang dengan prestasi yang hebat. Hal ini dikarenakan beberapa
aspek yang mempengaruhi perkembangan kecerdasannya, seperti faktor motivasi
belajar, daya tangkap dan lingkungan. Selain itu, pertanyaan dan penugasan dalam
LKS yang digunakan belum dapat mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam belajar. Oleh karena itu, hendaknya LKS dibuat dengan berbasis
pada kecerdasan majemuk siswa. Chatib (2012) menegaskan bahwa setiap
individu terlahir dalam kecerdasan yang berbeda dan memiliki karakter dasar
yang unik.
Penyusunan bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa
sebagai sasaran (Depdiknas, 2008). Pengembangan LKS ini disusun berdasarkan
tes identifikasi kecerdasan untuk mengetahui kecerdasan dominan siswa. Hasil tes
tersebut kemudian dianalisis untuk diambil lima kecerdasan dominan siswa.
Berdasar tes identifikasi kecerdasan tersebut diperoleh enam kecerdasan dengan
skor tertinggi, terdiri atas (1) kecerdasan naturalis, (2) kecerdasan visual-spasial,
(3) kecerdasan intrapersonal, (4) kecerdasan eksistensial-spiritual, (5) kecerdasan
logis-matematis dan (6) kecerdasan jasmaniah kinestetik. Sementara itu,
kecerdasan linguistik-verbal, musikal berirama dan intrapersonal memperoleh
skor terendah sehingga tidak menjadi dasar pengembangan LKS ini. Namun,
kecerdasan ini tetap diakomodasikan dalam LKS untuk mengembangkan
kreativitas siswa melalui tugas kreatif.
Enam kecerdasan yang memiliki skor tertinggi tidak langsung dipilih,
namun disesuaikan dahulu dengan karakteristik tema energi dan kesehatan. Pada
tema ini mencakup konsep energi dan perubahannya, makanan sebagai sumber
energi dan sistem pencernaan makanan. Meskipun kecerdasan naturalis
memperoleh skor tertinggi, kecerdasan ini tidak digunakan dalam dasar
pengembangan LKS. Hal ini dikarenakan karakteristik kecerdasan naturalis tidak
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu, dipilih lima kcerdasan
dominan siswa dalam pengembangan ini, antara lain (1) kecerdasan visual-spasial,
(2) kecerdasan interpersonal, (3) kecerdasan eksistensial-spiritual, (4) kecerdasan
58
logis-matematis, dan (5) kecerdasan jasmaniah kinestetik. Hal ini sesuai dengan
temuan Rizal dan Wasis (2012) menyatakan bahwa pengembangan LKS IPA
berbasis multiple intelligences bertujuan agar siswa dapat menemukan dan
memahami konsep materi menggunakan potensi yang dimiliki. Dalam
penelitiannya dipilih empat kecerdasan majemuk yang sesuai dengan karakteristik
tema optik. Pengambilan lima kecerdasan ini didasarkan pada analisis kebutuhan
belajar siswa pada tema energi dan kesehatan.
LKS IPA berbasis multiple intelligences dikembangkan dengan kegiatan
pembelajaran yang bervariasi dan penugasan kreatif yang dapat melibatkan siswa
aktif dalam pembelajaran. Desain lembar LKS dilengkapi dengan info-sains dan
kesehatan serta mini kartun IPA, sehingga dapat menarik dan tidak terkesan
monoton. Prastowo (2012) menegaskan bahwa penampilan fisik bahan ajar yang
menarik dapat memotivasi siswa dalam mempelajarinya. LKS ini terdiri dari tiga
LKS yang didalamnya telah diintegrasikan lima kecerdasan dominan. Hal inilah
yang menjadi karakteristik pengembangan LKS IPA berbasis multiple
intelligences.
Menurut Yaumi (2012), aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan interpersonal adalah menerapkan
model jigsaw, membuat kelompok kooperatif, membuat teamwork, berdiskusi
kelompok, melakukan simulasi, melakukan wawancara dan membuat
keterampilan kolaboratif. LKS ini mengembangkan aktivitas membuat teamwork
diawal pertemuan, melakukan diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran
maupun tugas kreatif dan membuat keterampilan kolaboratif pada LKS 1 dan
LKS 3. Kecerdasan jasmaniah-kinestetik secara umum dapat dikembangkan
dengan ekspresi fisik seperti membuat proyek peraga, bermain peran, olahraga
dan tebak kata. LKS ini mengembangkan aktivitas membuat proyek peraga pada
LKS 1 dan melakukan presentasi kreatif yang melibatkan gerak tubuh pada LKS
3. Amstrong (2005) mengungkapkan tentang Arnold Gesell, seorang pelopor
perkembangan anak, sering menekankan bahwa pikiran bermanisfestasi sendiri
dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh.
59
LKS 1 dengan judul energiku mengubah dunia. Kegiatan inti pembelajaran
ini adalah membuat proyek sederhana, yakni kincir angin dan ketapel sederhana
sebagai aplikasi konsep energi dan perubahanya. Kegiatan proyek ini
mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan intrapersonal. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bas dan Beyhan (2010) tentang
dampak penerapan multiple intelligences yang berbantuan model proyek dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Implementasi LKS 1 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Siswa sangat antusias
dalam membuat kincir angin dan ketapel sederhana. Kincir angin kemudian
dibandingkan dengan sumber energi pada jam beker, senter, panas matahari dan
spirtus. Hal ini bertujuan untuk membedakan sumber energi terbaharukan dan tak
terbaharukan. Selanjutnya, ketapel sederhana dibuat untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial pada benda. Evaluasi pada
implementasi LKS ini adalah manajemen waktu dan kelas. Suasana kelas kurang
terkontrol saat kegiatan proyek dan waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu
pembelajaran sampai 15 menit. Hal ini dikarenakan siswa sempat terlalu terlena
bermain dengan kincir angin dan ketapel sehingga guru harus berkali-kali
mengingatkan untuk segera mengerjakan LKS.
LKS 2 dengan judul makanan sehat makanan anak cerdas. Kegiatan inti
pembelajaran ini adalah eksperimen uji makanan sederhana sebagai aplikasi
konsep sumber energi pada makanan. Kegiatan eksperimen ini mengembangkan
logis-matematis dan visual-spasial. Menurut Yaumi (2012), aktivitas
pembelajaran yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kecerdasan logis-matematis adalah berpikir kritis (chritical thinking),
menggunakan pertanyaan sokrates (socratic questioning), menganalisis, membuat
simbol abstrak, membuat kalkulasi, berpikir rasional (rational thinking),
membandingkan, membuat urutan, eksperimen, problem solving,
mengklasifikasi, membuat alasan, menulis masalah dengan angka-angka dan
berpikir ilmiah (scientific ilmiah). LKS ini mengembangkan aktivitas
menganalisis percobaan dan membuat kesimpulan pada setiap LKS, penugasan
kreatif berbasis masalah dan eksperimen. Aktivitas pembelajaran pada kecerdasan
60
visual-spasial umumnya dapat dilakukan dengan pembelajaran konsep melalui
foto, film, video, gambar, sketsa, pola, simbol dan pengamatan lingkungan
sekitar. LKS ini mengembangkan aktivitas pengamatan warna pada LKS 2 dan
penyusunan diagram pada LKS 3 serta pengamatan foto, gambar dan mini kartun
pada penugasan kreatif.
Implementasi LKS 2 dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Siswa sangat
antusias melakukan praktikum uji karbohidrat, protein dan lemak di laboratorium
IPA. Evaluasi pada implementasi LKS ini adalah manajemen kelas. Suasana kelas
kurang terkontrol sehingga sering menimbulkan kegaduhan. Hal ini dikarenakan
kondisi laboratorium yang kurang memenuhi standar, terutama pada pengairan
dan pembuangan limbah, sehingga pembuangan harus di luar kelas. Selain itu,
karena laboratorium IPA jarang digunakan, kondisi udara dalam ruangan sedikit
pengap sehingga mengganggu kenyamanan belajar siswa.
LKS 3 dengan judul sistem pencernaan makanan. Kegiatan inti
pembelajaran ini adalah menyusun diagram dan merancang presentasi kreatif
sebagai aplikasi konsep sistem pencernaan makanan. Kegiatan proyek ini
mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik, visual-spasial dan
interpersonal. Implementasi LKS 3 dilaksanakan pada pertemuan keempat dan
kelima. Pada pertemuan keempat siswa menyusun diagram dan merancang
presentasi kreatif tentang sistem pencernaan makanan.
Pada pertemuan kelima siswa melakukan presentasi kreatif sesuai draft yang
sudah dirancang. Kelompok pertama melakukan presentasi dengan gambar
diagram pada karton, kelompok kedua tampil dengan lagu sistem pencernaan
makanan dengan mengadaptasi lagu soundtrack film Doraemon, kelompok ketiga
tampil dengan bermain peran dengan memanfaatkan papan nama yang
dikalungkan di leher, kelompok keempat tampil dengan lagu sistem pencernaan
makanan dengan mengadaptasi lagu „‟Naik-Naik Ke Puncak Gunung‟‟ dan
kelompok lima tampil dengan liputan berita. Pada akhir pembelajaran, guru
memberikan penghargaan untuk kelompok terkreatif. Secara umum, kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ini sudah sesuai harapan. Namun, yang perlu
dievaluasi adalah manajemen waktu dan pengkondisian kelas. Waktu yang
61
digunakan melebihi alokasi jam pembelajaran sampai 12 menit. Suasana kelas
kurang terkontrol saat siswa akan melakukan presentasi kreatif. Evaluasi pada
implementasi LKS ini adalah pada pertemuan keempat tentang manajemen waktu.
Siswa masih belum terbiasa presentasi di depan kelas sehingga menghabiskan
banyak waktu untuk persiapan.
Sementara itu, kecerdasan eksistensial-spiritual dikembangkan melalui
pencerminan nilai kehidupan dari artikel ilmiah dan pertanyaan kreatif. Menurut
Yaumi (2012), aktivitas pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
kecerdasan eksistensial-spiritual adalah menulis esai reflektif, berdiskusi tentang
isu-isu, mewawancari potensi lokal, mengaitkan ilmu pengetahuan dengan agama
dan membuat respon terhadap nilai kehidupan.
Pada Pertemuan pertama dan keenam dilaksanakan pretest dan posttest
untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menggunakan LKS
selama pembelajaran. Tes yang diberikan berbentuk uraian yang dibuat sesuai
indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu keterampilan berpikir lancar,
keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal dan keterampilan
berpikir elaborasi.
Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan merupakan penunjang dalam
pembangunan konsp IPA melalui aktivitas kreatif, seperti membuat proyek
sederhana, gagasan inovatif, menyusun diagram dan presentasi kreatif, sesuai
dengan kecerdasan dan potensi yang dimiliki siswa. Shanahan (2009) menyatakan
bahwa aktivitas pendorong kreativitas siswa dapat dilakukan dengan kegiatan
painting (menggambar), membuat pola (engeneering design) dan drama (dramatic
presentation).
4.2.2 Penilaian Kelayakan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Penilaian kelayakan LKS dapat diukur melalui validasi pakar dan angket
tanggapan siswa. Validasi pakar merupakan penilaian kelayakan LKS yang
dilakukan oleh pakar yang berkompeten dibidangnya dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan dari BSNP. Validasi kelayakan yang telah
dilakukan mencakup penilaian kelayakan komponen penyajian, komponen bahasa
dan komponen isi.
62
Validasi kelayakan penyajian dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen IPA
Unnes, Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan dua guru IPA dari SMP Negeri 1
Batangan, Suwarno, S.Pd. dan Drs. Juari. Instrumen penilaian diadaptasi dari
BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang dikembangkan.
Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I dan tahap II.
Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen
yang terdapat dalam LKS. Kelengkapan LKS tahap 1 sejalan dengan Prastowo
(2012) dimana LKS merupakan bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas yang
terdiri atas enam unsur utama, meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar; (3)
kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5) tugas atau
langkah kerja, dan (6) penilaian. Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penilaian pakar
terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir
penilaian mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir
komponen telah terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah
lengkap. Oleh karena itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada
penilaian tahap I tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan
pada penilaian kelayakan LKS tahap II.
Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup pendukung penyajian materi dan
penyajian pembelajaran. Aspek yang dinilai antara lain: konsistensi sistematika
LKS, kesesuaian penyajian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang
dikembangkan, penyajian teks dan gambar disertai rujukan, adanya variasi
stimulus, penyajian penugasan secara kreatif dan penulisan daftar pustaka. Aspek
tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh pakar.
Aspek pertama, konsistensi sistematika LKS. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang baik. Pakar I dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar
II memberikan skor 3. Hal ini berarti sistematika penyajian pada setiap LKS
sudah lengkap dan runtut. Bagian yang perlu direvisi adalah pada halaman 1,
yakni pada bagian tujuan dan indikator pembelajaran hendaknya dihilangkan atau
jumlah butirnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang dituliskan pada
awal setiap LKS. Setelah direvisi, bagian tujuan dan indikator pembelajaran pada
halaman 1 dihilangkan.
63
Aspek kedua, kesesuaian penyajian kegiatan pembelajaran dengan lima
kecerdasan yang dikembangkan. Berdasar penelitian Bas dan Beyhan (2010), teori
multiple intelligences dapat diterapkan melalui kegiatan yang sesuai dengan
kecerdasan siswa. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I
dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar II memberikan skor 3. Hal ini berarti
penyajian LKS sudah dapat menggambarkan karakteristik kelima kecerdasan yang
dapat dilihat melalui simbol setiap kecerdasan. Aspek ketiga, penyajian teks dan
gambar disertai rujukan. Penilaian pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4,
menandakan penyajian teks dan gambar sudah disertai penulisan rujukan yang
baik. Simbol ini digunakan untuk mempermudah siswa memahami kecerdasan
yang dikembangkan (Utami, 2012).
Aspek keempat, adanya variasi stimulus. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang baik. Pakar I dan III memberikan skor 3, sedangkan pakar
II memberikan skor 4. Rohaeti dkk (2009) mengungkapkan bahwa penyajian LKS
sebaiknya lebih menekankan pada penemuan konsep dan variasi stimulus melalui
kegiatan pembelajaran yang komunikatif. Variasi stimulus ini bertujuan untuk
memandu siswa dalam berpikir logis, seperti “Apa yang Kalian Pikirkan?”;
melakukan kerja ilmiah, seperti “Ayo Lakukan”; mengamati kerja ilmiah, seperti
“Ayo Amati”; mencari informasi lebih luas, seperti “Ayo Cari Tahu”; dan berpikir
kreatif, seperti “Zona Kreativitas”. Bagian yang perlu direvisi adalah konsistensi
penggunaan font yang jelas dan menarik. Setelah direvisi, penulisan stimulus ini
disajikan dengan font CCSmashOpen.
Aspek kelima, penyajian penugasan secara kreatif. Secara umum ketiga
pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor 4, sedangkan
pakar III memberikan skor 3. Tugas kreatif diberikan pada setiap kegiatan LKS
dengan berbasis masalah. Tujuannya adalah untuk mengakomodasikan siswa
untuk memberdayakan keterampilan berpikir kreatifnya melalui interprestasi
fenomena atau demonstrasi (Purnamaningrum dkk, 2012). Hal ini dapat dilihat
pada LKS 1, tugas kreatif yang disajikan adalah diskusi dan penggalian informasi
tentang krisis energi dan membuat karya kreatif dalam menanggapi krisis energi
dalam kehidupan. Tugas kreatif ini dapat menggali keterampilan berpikir lancar,
64
luwes dan orisinal. Pada LKS 2, siswa diberikan tugas untuk mencari info
kesehatan tentang penyakit kekurangan gizi dan membuat karya kreatif dalam
menanggapi penyakit gizi yang mewabah dalam kehidupan. Tugas kreatif ini
dapat menggali keterampilan berpikir luwes dan orisinal. Pada LKS 3, siswa
diberikan tugas untuk membuat rancangan presentasi kreatif untuk ditampilkan
pada pertemuan selanjutnya tentang sistem pencernaan makanan. Tugas kreatif ini
dapat menggali keterampilan berpikir elaborasi dan orisinal. Penugasan kreatif
berbasis kecerdasan siswa merupakan sarana untuk membantu siswa mengenal
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya (Ayriza, 2011).
Aspek keenam, penulisan daftar pustaka. Secara umum ketiga pakar memberikan
skor yang baik. Pakar II dan III memberikan skor 4, sedangkan pakar I memberikan skor
3. Hal ini berarti penulisan daftar pustaka pada LKS sudah lengkap dan benar. Hal yang
perlu direvisi adalah penambahan sumber artikel pada daftar pustaka. Secara umum,
penyajian LKS sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga
pakar, yaitu 3,67. Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk
digunakan.
Validasi kelayakan bahasa dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen IPA
Unnes, Stephanai Diah P, S.S., M.Hum. serta dua guru IPA dari SMP Negeri 1
Batangan, Karti Indarmi, S.Pd. dan Bambang Sukamto, S.Pd. Instrumen penilaian
diadaptasi dari BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang
dikembangkan. Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I
dan tahap II.
Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen
yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil penilaian pakar terhadap
LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir penilaian
mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir komponen telah
terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah lengkap. Oleh karena
itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada penilaian tahap I
tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan pada penilaian
kelayakan LKS tahap II.
65
Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup kesesuaian penggunaan bahasa
LKS. Aspek yang dinilai antara lain: kesesuaian bahasa dengan tingkat
perkembangan emosional siswa, kesesuaian ilustrasi dengan substansi
lingkuangan sekitar, kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima
kecerdasan yang dikembangkan, ketepatan struktur kalimat, keutuhan makna dan
konsistensi penggunaan istilah. Aspek tersebut berisi butir-butir penilaian yang
telah mendapat respon positif oleh pakar.
Aspek pertama, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional
siswa. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I,II, dan III
memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berrti bahasa yang digunakan dalam
LKS sederhana, menarik dan mudah dipahami sesuai dengan tingkat
perkembangan emosional siswa tingkat SMP. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Arafah dkk (2012) bahwa LKS dikatakan valid dapat ditinjau dari
penilaian pakar dengan skor maksimum pada tata urutan pelajaran yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa dan sumber bacaan yang sesuai dengan
jangkauan keterbacaan siswa.
Aspek kedua, kesesuaian ilustrasi dengan substansi lingkuangan sekitar.
Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I, II, dan III
memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti ilustrasi yang digunakan
sebagai pengantar konsep sudah sangat baik disajikan pada LKS. Ilustrasi yang
digunakan berupa artikel sains dan mini kartun IPA yang disesuaikan secara
faktual. Aspek ketiga, ketepatan struktur kalimat. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang sangat baik. Pakar I, II, dan III memberikan skor
maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti penggunaan kalimat dalam LKS sudah sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
Aspek keempat, keutuhan makna. Secara umum ketiga pakar memberikan
skor yang baik. Pakar I dan III mendapatkan skor 4, sedangkan pakar II
mendapatkan skor 3. Hal ini berarti penggunaan bahasa LKS telah dapat
menggambarkan makna sesuai konsep tema yang dikembangkan. Bagian yang
perlu direvisi adalah ketepatan penggunaan tanda baca koma (,) pada sub judul.
Aspek kelima, kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima
66
kecerdasan. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang sangat baik. Pakar
I,II, dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti penggunaan
bahasa dalam LKS mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan rasa ingin
tahu. Aspek keenam, konsistensi penggunaan istilah. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang baik. Pakar I dan II mendapatkan skor 4, sedangkan pakar
III mendapatkan skor 3. Hal ini berarti penggunaan bahasa LKS sudah
menggunakan istilah yang konsisten dalam menggambarkan suatu konsep. Hal
yang perlu direvisi adalah penggunaan kata ganti kamu diganti dengan kalian
yang berarti kata ganti orang kedua jamak. Secara umum, bahasa LKS sudah baik.
Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga pakar, yaitu 3,89.
Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Validasi kelayakan isi dinilai oleh tiga pakar, yaitu satu dosen Biologi
FMIPA Unnes, Dra. Retno Sri Iswari, SU., dan dua guru IPA dari SMP Negeri 1
Batangan, Hendro Suryono, S.Pd. dan Suci Murni, S.Pd. Instrumen penilaian
diadaptasi dari BSNP yang telah disesuaikan dengan karakteristik LKS yang
dikembangkan. Penilaian kelayakan penyajian LKS dilakukan dua tahap, tahap I
dan tahap II.
Penilaian tahap I merupakan penilaian mengenai kelengkapan komponen
yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil penilaian pakar terhadap
LKS IPA berbasis multiple intelligences menunjukan bahwa semua butir penilaian
mendapat respon positif. Hal tersebut dikarenakan semua butir komponen telah
terpenuhi dan komponen yang terdapat dalam LKS sudah lengkap. Oleh karena
itu, LKS dapat dinyatakan lolos pada penilaian tahap I. Pada penilaian tahap I
tidak ada saran dari ahli untuk revisi sehingga bisa dilanjutkan pada penilaian
kelayakan LKS tahap II.
Penilaian kelayakan LKS tahap II mencakup kesesuaian materi LKS. Aspek
yang dinilai antara lain: kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD, kesesuaian isi
LKS dengan tema yang dikembangkan, rujukan termassa, mendorong siswa untuk
mencari informasi lebih jauh, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif,
mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual, mengembangkan kecerdasan
visual-spasial, mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik,
67
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan mengembangkan kecerdasan logis-
matematis. Aspek tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon
positif oleh pakar.
Aspek pertama, kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD. Secara umum ketiga
pakar memberikan skor yang baik. Pakar I memberikan skor 3, sementara Pakar II
dan III memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah
sesuai denan KI dan KD. Bagian yang perlu direvisi adalah penambahan item KI
dan KD disesuaikan dengan aspek yang diukur dalam pembelajaran, tidak hanya
mencantumkan KI dan KD aspek pengetahuan. Kemudian penulisan indicator
kurang tepat, sehingga harus diperbaiki. Aspek kedua, kesesuaian isi LKS dengan
tema yang dikembangkan. Pakar I dan III memberikan skor 3, sementara Pakar II
memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sdah sesuai
dengan tema energi dan kesehatan. Bagian yang perlu direvsi adalah pada peta
materi sebaiknya ditambahkan item diagram yang menghubungkan proses
pencernaan makanan sampai menghasilkan energi agar sesuai tema.
Aspek ketiga, rujukan termassa. Secara umum ketiga pakar memberikan
skor yang baik. Pakar I memberikan skor 3, sementara Pakar II dan III
memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah
menggunakan referensi pengetahuan keterkinian. Bagian yang perlu dievisi adalah
penggantian materi sistem metabolisme pencernaan pada LKS 3, karena
disesuaikan dengan perkembangan emosional siswa. Oleh karena itu, sebaiknya
LKS 3 menggunakan diagram sistem pencernaan makanan yang dihubungkan
dengan penghasilan energi. Mirrota dkk (2014) berpendapat bahwa pembuatan
LKS harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan ranah berpikir siswa
dan memiliki instruksi yang jelas untuk menggiring daya pikir siswa menuju
kompetensi yang harus mereka kuasai.
Aspek keempat, mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh.
Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I memberikan skor
4, sementara Pakar II dan III memberikan skor 3. Hal ini berarti materi LKS sudah
dapat mendorong rasa ingin tahu siswa. Safitri dkk (2013) menjelaskan bahwa
pembelajaran berbasis kecerdasan dominan siswa dapat memotivasi siswa untuk
68
belajar lebih aktif dalam menerima dan mengolah informasi yang diperolehnya.
Bagian yang perlu direvisi adalah penambahan cara kerja pada LKS 2 sebaiknya
disertakan petunjuk warna kontrol positif pada uji coba. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan siswa tingkat SMP dalam pengamatan. Aspek kelima,
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4.
Hal ini berarti materi LKS sudah mampu mengantarkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
Aspek keenam, mengembangkan kecerdasan eksistensial-spiritual. Secara
umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor
maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti materi LKS sudah dapat mengembangkan
kecerdasan eksistensial-spiritual, dapat dilihat pada kolom “Oh Ternyata” yang
mengajak siswa untuk senantiasa mengingatkan bersyukur kepada Tuhan, serta
pada kolom pertanyaan “Ayo Cari Tahu” yang mendorong siswa untuk menggali
nilai-nilai kehidupan setiap kegiatan pembelajaran. Menurut Ayriza (2011),
pengoptimalan kecerdasan eksistensial-spiritual diantaranya dapat dilakukan
dengan membelajarkan siswa untuk mensyukuri nikmat dari Tuhan dan mengajak
siswa belajar dari pengalaman.
Aspek ketujuh, mengembangkan kecerdasan interpersonal. Secara umum
ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga pakar memberikan skor
maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan
kecerdasan interpersonal, dapat dilihat pada kegiatan inti LKS 1 yang menuntut
kerjasama yang baik untuk menyelesaikan proyek, serta pada LKS 3 yang
membutuhkan komunikasi dan kerjasama kelompok yang baik dalam merancang
dan melakukan presentasi kreatif. Aspek kedelapan, mengembangkan kecerdasan
visual-spasial. Secara umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Ketiga
pakar memberikan skor maksimum, yaitu 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah
dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasial, dapat dilihat pada kolom
“Kartun IPA Pintar” yang mengantarkan materi dengan gambar, kemudian
penugasan kreatif dengan gambar dan foto, pengamatan warna pada LKS 2 dan
penyusunan diagram pada LKS 3.
69
Aspek kesembilan, mengembangkan kecerdasan logis-matematis. Secara
umum ketiga pakar memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor
3, sedangkan pakar III memberikan skor 4. Hal ini berarti, materi LKS sudah
dapat mengembangkan kecerdasan logis-matematis. Bagian yang perlu direvisi
adalah penajaman materi LKS pada LKS 1 dan LKS 2. Aspek kesepuluh,
mengembangkan kecerdasan jasmaniah-kinestetik. Secara umum ketiga pakar
memberikan skor yang baik. Pakar I dan II memberikan skor 4, sedangkan pakar
III memberikan skor 3. Hal ini berarti, materi LKS sudah dapat mengembangkan
kecerdasan jasmaniah-kinestetik, dapat dilihat pada kegiatan dan penugasan LKS
1 dan 3 yang melibatkan kegiatan fisik. Secara umum, bahasa LKS sudah baik.
Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian rata-rata dari tiga pakar, yaitu 3,70.
Berdasarkan penilaian BSNP, LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Berdasarkan penilaian dari ketiga ahli, LKS IPA berbasis multiple
intelligences yang telah dinilai menggunakan instrumen kelayakan BSNP dinilai
sudah representatif untuk diterapkan pada siswa. Hal itu karena LKS yang
dikembangkan sudah layak dalam aspek komponen isi, bahasa, penyajian dan
kegrafikan. Kelayakan pengembangan LKS selain diukur dari penilaian pakar,
juga ditentukan dari tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS IPA
berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPA. Tanggapan siswa
diperoleh dari tanggapan siswa pada uji skala kecil, skala besar dan skala
penerapan. Tanggapan guru diperoleh dari dua guru IPA terhadap penggunaan
LKS dalam pembelajaran IPA.
Uji coba skala kecil merupakan uji coba LKS pada sampel yang jumlahnya
terbatas. Uji coba skala kecil ini dilakukan pada kelas VIII B dengan jumlah 10
siswa. Uji coba skala kecil ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan LKS sebelum
digunakan pada skala besar. Berdasarkan Tabel 4.11, angket tanggapan siswa
terhadap LKS IPA berbasis multiple intelligences mendapat tanggapan baik oleh
siswa. Hal tersebut terlihat dari data angket yang menunjukan persentase rata-rata
sebesar 76,25%. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut diketahui siswa
memberikan respon positif terhadap LKS yang telah dikembangkan. Ketertarikan
dan tanggapan positif yang ditunjukkan siswa ini dipengaruhi adanya inovasi baru
70
dengan variasi kegiatan yang disajikan secara kreatif dalam LKS. Namun,
beberapa perlu direvisi terkait kejelasan karakter multiple intelligences.
Uji coba skala besar adalah uji coba pengembangan LKS pada sampel yang
jumlahnya lebih banyak, pada tahap ini sama pula dengan yang dilakukan uji coba
skala kecil hanya saja pada jumlah sampel yang berbeda. Sampel yang digunakan
pada uji coba skala besar adalah kelas VII B dengan jumlah siswa sebanyak 30
anak. Uji coba skala besar ini bertujuan untuk menguji kelayakan LKS final yang
dapat diterapkan pada kelas penerapan melalui angket tanggapan siswa.
Berdasarkan Tabel 4.11, angket tanggapan siswa terhadap LKS IPA berbasis
multiple intelligences dapat diketahui bahwa hasil angket tanggapan uji coba skala
besar mengalami peningkatan sebesar 9,54% dibandingkan hasil uji coba skala
kecil. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tanggapan uji coba skala besar
menunjukan persentase rata-rata sebesar 85,69%.
Penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences pada kelas penerapan
mengambil sampel dari kelas VII A sebanyak 30 siswa. Hasil tanggapan siswa
terhadap LKS dapat dilihat pada Tabel 4.11, mengalami peningkatan sebesar
2,39% dari uji skala besar diperoleh rerata skor persentase sebesar 88,02% dengan
kriteria sangat baik. Hal ini sesuai dengan temuan Mirrota dkk (2014) dengan
respon ketertarikan siswa terhadap LKS sebesar 100% karena kegiatan LKS
melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep dan bekerja dengan
kelompok. Respon positif siswa diperoleh dari tanggapan siswa terhadap
penggunaan LKS sebagai bahan ajar kreatif yang menyenangkan dengan
persentase sebesar 87,93%. Respon ini menunjukan ketertarikan dan tingginya
minat siswa dalam menguasai konsep energi dengan LKS. Prastowo (2012)
berpendapat bahwa keberadaan LKS yang kreatif dan inovatif menjadi motivasi
siswa karena dapat menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.
Angket tanggapan guru terhadap penggunaan LKS diberikan pada dua guru
IPA. Hasil tanggapan guru dapat dilihat pada Tabel 4.12, diperoleh rata-rata
persentase total sebesar 92,5% dengan kriteria sangat baik. Tanggapan guru
terhadap penggunaan LKS diperoleh bahwa LKS yang digunakan menarik dan
71
layak diterapkan dalam pembelajaran. Hasil pengembangan LKS ini mendapat
respon positif dengan pemberian skor maksimum, yaitu 4, pada pernyataan
kegiatan dan penugasan dalam LKS berbasis multiple intelligences dapat
membantu siswa memahami materi melalui kegiatan yang menyenangkan, variatif
dan berpusat pada siswa. Sesuai dengan penelitian Arafah dkk (2012), dari hasil
angket tanggapan guru menyatakan bahwa LKS dikembangkan dengan
sistematika dan tujuan yang jelas guna mempermudah siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk memahami materi animalia melalui gambar dan
bahasa penyampai pesan yang efektif. Selanjutnya, saran dari guru IPA 1, yaitu
menambahkan percobaan ketapel untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
besarnya energi potensial benda pada LKS 1.
Secara keseluruhan, LKS IPA berbasis multiple intelligences dinyatakan
layak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran IPA kelas VII berdasarkan
penilaian pakar serta angket tanggapan siswa dan guru. Hal ini sesuai dengan
temuan Septiani (2013) yang juga mengembangkan LKS berbasis multiple
intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan dengan aspek
kelayakan isi memperoleh skor 96,87% dan kelayakan media 89,56%.
4.2.3 Keefektifan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences
Efektivitas pengembangan LKS ini diharapkan dapat berperan dalam upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran IPA.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar kemampuan berpikir kreatif serta hasil
observasi sikap kreatif dan aktivitas motorik siswa.
LKS IPA berbasis multiple intelligences berperan sebagai salah satu bahan
ajar yang berbasis pada kecedasan majemuk siswa guna membantu belajar siswa
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam penguasaan konsep IPA.
Kegiatan pembelajaran dikembangkan untuk melatih perkembangan kreativitas
melalui kegiatan proyek, diskusi, pertanyaan dan penugasan kreatif. Pertanyaan
dan penugasan LKS ini didasari dengan indikator kemampuan berpikir kreatif
siswa, seperti menjelaskan perubahan energi pada kincir angin pada LKS 1
(kemampuan berpikir lancar), menjabarkan penyakit kekurangan gizi pada LKS 2
(berpikir luwes), membuat skema sistem pencernaan makanan pada LKS 3
72
(kemampuan berpikir orisinal), dan memerinci penjelasan pembentukan enrgi
pada sistem pencernaan makanan pada LKS 3 (kemampuan elaborasi). Hal ini
sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu berpikir lancar,
berpikir luwes, berpikir orisinal dan berpikir elaborasi (Fauziah, 2011). Oleh
karena itu, soal evaluasi dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa
dibuat berdasarkan keempat kecerdasan tersebut. Tes ini berbentuk uraian dan
diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama melalui kegiatan pretest dan
pertemuan keenam melalui kegiatan posttest.
Soal pretest dan posttest diambil dari hasil analisis butir soal dari segi
validitas, reabilitas, daya beda soal, dan tingkat kesukaran soal, yang sebelumnya
diujicobakan dikelas VIII A. Berdasar analisis uji coba soal, dari 23 soal uraian
diambil 11 soal terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi
pembelajaran, terdiri dari 2 soal kemampuan berpikir lancar, 3 soal berpikir
luwes, 3 soal berpikir orisinal dan 3 soal berpikir elaborasi. Soal pretest dan
posttest memiliki substansi yang sama, hanya nomor urutnya saja yang dibuat
acak. Selanjutnya, hasil penilaian tes dilakukan analisis uji N-gain untuk
mengetahui peningkatan masing-masing indikator berpikir kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa antara hasil pretest dan posttest, yaitu perbedaan hasil tes siswa
sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran dengan LKS. Peningkatan ini
sejalan dengan penelitian Saprahayuningsih (2010) yang menyatakan bahwa
proses pembelajaran akan mampu meningkatkan kecerdasan dan kreativitas pabila
siswa diberikan kesempatan untuk berpikir tidak hanya secara konvergen tetapi
juga divergen, yakni dengan peningkatan indikator kemampuan berpikir kreatif.
Hasil pretest kemampuan berpikir kreatif memperoleh nilai rata-rata
sebesar 31,90 dengan tidak ada satu siswa pun yang tuntas. Hal ini dikarenakan
siswa masih awam dengan materi yang diujikan, serta belum terbiasa
mengerjakan soal uraian berpikir kreatif sehingga hasil belajarnya rendah.
Setelah proses pembelajaran dengan LKS, hasil nilai posttest memperoleh
nilai rata-rata 80,2. Hal ini berarti siswa telah memahami konsep IPA dan terbiasa
mengerjakan soal berpikir kreatif. Berdasarkan analisis peningkatan skor rata-rata
73
pretest dan posttest yang dihitung dengan menggunakan rumus N-gain didapatkan
nilai peningkatan rata-rata sebesar 0,71. Demikian, peningkatan skor rata-rata
pretest dan posttest berada pada kategori tinggi, dimana nilai untuk kategori tinggi
yaitu g≥0,7.
Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA juga sangat mempengaruhi
ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal hasil belajar pretest dan posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.13. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa pada kelas
penerapan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelas penerapan telah mencapai ketuntasan belajar klasikal minimal. Hal
ini sesuai yang diungkapkan Mulyasa (2007) yaitu persentase kelulusan peserta
didik secara klasikal yaitu ≥ 85% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang
mengikuti tes.
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada setiap indikatornya dapat
dilihat melalui Tabel 4.14. Kemampuan berpikir lancar dapat diamati pada soal
pretest nomor 1a dan 6. Siswa diharapkan dapat menjawab dengan tepat sumber
energi pada kincir angin (1a) dan memilih dengan benar zat yang mengandung
karbohidrat (6). Indikator ini mengalami peningkatan kategori tinggi dengan skor
rata-rata pada uji gain sebesar 0,77. Kemampuan berpikir luwes dapat diamati
pada soal pretest nomor 1b, 8 dan 10. Siswa diharapkan dapat memerikan
jawaban yang bervariasi tentang sumber energi (1b), memberikan kesimpulan
pada suatu kasus (8), dan memberikan interprestasi pada gambar penyakit gizi
(10). Indikator ini mengalami peningkatan kategori sedang dengan skor rata-rata
pada uji gain sebesar 0,70.
Kemampuan berpikir orisinal dapat diamati pada soal pretest nomor 4,7
dan 9. Siswa diharapkan dapat menjawab dengan pemikiranya sendiri tentang uji
protein (4), merancang dengan kreatif uji karbohirat (7) dan membuat skema
sederhana sistem pencernaan makanan dengan kreatif (6). Indikator ini mengalami
peningkatan kategori tinggi dengan skor rata-rata pada uji gain sebesar 0,75.
Kemampuan berpikir elaborasi dapat diamati pada soal pretest nomor 2,3 dan 5.
Siswa diharapkan dapat memperluas gagasan tentang energi potensial pada
ketapel (2), menyelesaikan masalah energi dengan langkah-langkah terperinci (3)
74
dan mencari arti lebih dalam tentang pencernaan mekanis dan kimiawi (5).
Indikator ini mengalami peningkatan kategori sedang dengan skor rata-rata pada
uji gain sebesar 0,63. Secara keseluruhan, kemampuan berpikir kreatif siswa
meningkat dilihat dari hasil pretest dan postest dengan memperoleh skor rata-rata
uji gain sebesar 0,71 dengan kategori tinggi selama empat kali pertemuan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2009) tentang
peningkatan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif di SMA Negeri
5 Semarang yang dilakukan selama empat kali pertemuan.
Menurut Munandar (2009), perilaku kreatif tidak hanya memerlukan
kemampuan berpikir kreatif (kognitif), tetapi juga sikap kreatif (afektif) yang
dioperasionalisasi dalam dimensi, terdiri atas (1) keterbukaan terhadap
pengalaman baru; (2) kelenturan dalam berpikir; (3) kebebasan dalam ungkapan
diri; (4) menghargai fantasi; (5) minat terhadap kegiatan kreatif; (6) kepercayaan
terhadap gagasan sendiri; dan (7) kemandirian dalam memberi pertimbangan.
Oleh karena itu, pengukuran sikap kreatif siswa dilakukan pada setiap pertemuan
melalui lembar observasi oleh dua observer selama proses pembelajaran IPA di
kelas penerapan. Aspek sikap kreatif yang diamati antara lain (1) keterbukaan
terhadap pengalaman baru; (2) kebebasan dalam ungkapan diri; (3) menghargai
fantasi; (4) minat terhadap kegiatan kreatif; dan (5) kepercayaan terhadap gagasan
sendiri.
Analisis sikap kreatif diperoleh berdasarkan hasil observasi sikap kreatif
siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa penggunaan LKS
IPA berbasis multiple intelligences dalam penelitian ini dapat meningkatkan
sikap kreatif siswa. Terbukti dari hasil observasi sikap kreatif siswa pada setiap
pertemuan. Sikap kreatif siswa pada pertemuan 1 lebih rendah dibandingkan
dengan pertemuan berikutnya. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1, siswa masih
melakukan penyesuaian terhadap kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam
LKS. Siswa masih terlihat ragu-ragu dan malu dalam menyampaikan pendapat
atau bertanya pada guru pada pertemuan 1. Meskipun demikian, keterbukaan dan
minat terhadap kegiatan kreatif serta penghargaan terhadap fantasi siswa tinggi
terhadap kegiatan pembelajaran. Indikator penilaian ini memperoleh rata-rata skor
75
>62% dengan kriteria kreatif dan sangat kreatif. Hal ini berarti antusias siswa
tinggi terhadap pengalaman yang baru untuk menghasilkan karya kreatif. Pada
pertemuan berikutnya, sikap kreatif siswa dari semua aspek mengalami
peningkatan. Peningkatan sikap ini sesuai dengan penelitian Safitri dkk (2013)
tentang adanya pengaruh positif pada kelas eksperimen dengan pendekatan
multiple intelligences melalui pembelajaran langsung terhadap sikap dan hasil
belajar kimia.
Hasil belajar kemampuan berpikir kreatif siswa dipengaruhi oleh aktivitas
motorik siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam pengembangan kemampuan
berpikir kreatif. Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Arafah dkk, 2012). Sesuai dengan
amanah kurikulum 2013, bahwa pembelajaran diselenggarakan secara student
center yang melibatkan siswa secara penuh dalam penemuan konsep. Menurut
Nuriadin dan Perbowo (2013) kemampuan berpikir kreatif dapat digali melalui
aktivitas yang memberikan kebebasan siswa untuk melakukan pendekatan ide dan
permasalahan dengan caranya sendiri.
Aktivitas motorik ini diukur pada setiap pertemuan pembelajaran melalui
lembar observasi oleh observer. Observer melakukan pengamatan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, mulai dari persiapan sampai pelaporan hasil belajar.
Aspek yang dinilai terdiri atas persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS,
ketepatan melakukan kerja ilmiah sesuai cara kerja LKS, ketepatan dalam
menyelesaikan tugas dan komunikasi ilmiah.
Analisis aktivitas motorik siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi
aktivitas motorik siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari rerata dua observer,
dapat diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis multiple intelligences
dalam penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Terbukti dari hasil
analisis bahwa setiap pertemuan mengalami peningkatan. Aspek komunikasi
ilmiah memiliki skor terendah pada setiap pertemuan dibandingkan rerata skor
ketiga aspek lain. Siswa lebih percaya diri mengkomunikasikan hasil lewat tulisan
dibandingkan secara lisan. Hal ini dikarenakan siswa masih malu-malu dan belum
76
terbiasa dalam mengemukakan pendapat di muka umum. Rasa percaya diri siswa
masih perlu dipupuk dengan motivasi guru dan strategi pembelajaran yang kreatif.
Meskipun demikian, setiap persentase aspek komunikasi ilmiah mengalami
peningkatan. Pada pertemuan keempat, aspek ini meraih rerata skor sebesar
85,42% dengan kriteria sangat aktif. Jika dibandingkan pertemuan pertama, aspek
komunikasi ilmiah mengalami peningkatan sebesar 14,59%. Hal ini menandakan
adanya respon positif siswa dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi
secara lisan melalui diskusi maupun tugas kreatif dengan mengembangkan
kecerdasan interpersonal.
Aspek persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS mengalami penurunan
sebesar 5,83% pada pertemuan kedua, yaitu dalam kegiatan eksperimen uji
makanan. Hal ini dikarenakan ada satu kelompok yang membawa alat dan bahan
yang kurang lengkap. Namun, pada pertemuan berikutnya mengalami peningkatan
yang signifikan terutama pada pertemuan keempat. Pada pertemuan keempat
semua siswa membawa perlengkapan untuk presentasi kreatif sesuai rancangan.
Sementara itu, pada pertemuan keempat aspek ketepatan menyelesaikan tugas
juga mengalami penurunan sebesar 11,63% jika dibandingkan pada pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan keempat siswa melakukan kegiatan presentasi
kreatif. Penurunan ini dikarenakan setiap kelompok memerlukan persiapan lebih
lama untuk tampil sehingga melebihi alokasi waktu pembelajaran. Aspek
ketepatan melakukan kerja ilmiah senantiasa mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, sehingga pada pertemuan keempat meraih skor maksimal.
Secara keseluruhan, pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences
dapat dikatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Karsli dan Sahin (2009) tentang pengembangan
berbasis multiple intelligences yang efektif digunakan dalam pembelajaran materi
daya larut di laboaratorium. Saprahayuningsih (2010) menyatakan bahwa
kreativitas dan kecerdasan secara berkombinasi menentukan prestasi belajar
siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi LKS ini adalah
manajemen waktu dan manajemen kelas yang baik agar dapat terlaksana kegiatan
pembelajaran yang lancar dan menyenangkan.
77
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik pengembangan LKS IPA berbasis multiple intelligences ini
meliputi:
a. Kegiatan pembelajaran pada LKS disusun berdasar kecerdasan dominan
siswa.
b. Adanya stimulus untuk mengajak siswa mengenali kecerdasan yang
dimilikinya.
c. Pengembangan kecerdasan eksistensial-spiritual melalui artikel ilmiah dan
pertanyaan kreatif dengan kegiatan pemahaman nilai kehidupan.
d. Pengembangan kecerdasan interpersonal melalui proyek kerja kelompok.
e. Pengembangan kecerdasan logis-matematis melalui kegiatan analisis hasil
dan kesimpulan percobaan serta pemecahan masalah kreatif.
f. Pengembangan kecerdasan visual-spasial melalui kegiatan pengamatan dan
fotografi.
g. Pengembangan kecerdasan jasmaniah-kinestetik melalui kegiatan proyek
kreatif.
h. Adanya penugasan untuk menyikapi masalah sains dengan karya kreatif
sesuai kecerdasan yang dimiliki.
2. LKS IPA berbasis multiple intelligences tema energi dan kesehatan yang telah
dikembangkan berdasarkan penilaian pakar penyajian, isi dan bahasa
dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII pada proses
pembelajaran dengan skor rata-rata komponen penyajian sebesar 3,67,
komponen isi sebesar 3,70 dan komponen bahasa sebesar 3,89.
3. LKS IPA berbasis multiple intelligences tema energi dan kesehatan yang telah
dikembangkan efektif untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA kelas VII
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
78
IPA dengan skor rata-rata N-gain sebesar 0,71 pada kriteria tinggi dan
ketuntasan secara klasikal sebesar 90% serta rata-rata persentase hasil
observasi sikap kreatif siswa memperoleh skor ≥ 62% pada setiap pertemuan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan:
1. Sebelum penyusunan LKS, perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen
tes identifikasi kecerdasan majemuk.
2. Karakteristik multiple intelligences dapat digali melalui pemilihan model
pembelajaran, visualisasi dan penugasan. Sebaiknya penyusunan kegiatan
LKS mencerminkan karakteristik kecerdasan yang dikembangkan.
3. LKS berbasis multiple intelligences dapat digunakan sebagai bahan ajar
pendamping dalam pembelajaran IPA di SMP.
4. LKS yang telah dikembangkan dapat diijadikan sebagai referensi untuk
mengembangkan LKS pada tema lain dengan berbasis pada kecerdasan
majemuk siswa.
79
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, T. 2005. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Arafah, S. F., B. Priyono, & S. Ridlo. 2012. Pengembangan LKS Berbasis
Berpikir Kritis Pada Materi Animalia. Unnes Journal of Biology
Education, 1(1): 75-81.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. & C. S. A. Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ayriza, Y. 2011. Cara Menstimulasi Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran.
Forum Ilmu Sosial, 38(1): 63-72.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap I Buku
Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Bas, G. & O. Beyhan. 2010. Effects Of Multiple Intelligences Supported Project
Based Learning On Student‟s Achievement Levels And Attitude Toward
English Lesson. International Elementary Journal of Elementary
Education, 1(3):1-22.
Chatib, M. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung : Kaifa Learning.
___________. 2013. Gurunya Manusia. Bandung : Kaifa Learning.
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
________. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Fauziah, Y. N. 2011. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Edisi Khusus, 1(1): 98-106.
Hake, R. 1999. Analiyzing Change/Gain Scores. American Educational Research
Education, 1-4.
Karsli & Sahin. 2009. Devoloping Worksheet Based On Science Of Process Skill
Factor Effecting Solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning
Tearching, 10 (1): 1-12.
80
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
SMP/Mts Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu.
Mirrota, D. D., Winarsih & S. N. Hidayati. 2014. Pengembangan LKS Pada
Pokok Bhasan Pengelolaan Lingkungan (Pupuk Organik Cair) Untuk
Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Sains E-
Pensa, 2(2): 412-417.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT remaja
Rosdakarya.
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nuriadin, I. & K. S. Perbowo. 2013. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMP Negeri
3 Larungung Kuningan Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi
Pendidikan Matematika STIKIP Siliwangi Bandung, 2(1): 65-74.
Parmin & Sudarmin. 2013. IPA Terpadu. Semarang: CV Swadaya
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Purnamaningrum, A., S.D. Dwiastuti, R.M. Probasari & Noviawati. 2012.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based
Learning pada pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3):
39-51.
Purwanti, H. A. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Dan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 5 Semarang. Skripsi. Semarang:
Jurusan Fisika.
Rizal, M. & Wasis. 2012. Pengembangan LKS Fisika Berbasis Kecerdasan
Majemuk (Multiple Intelligences) pada Materi Alat Optik Kelas VIII SMP
Negeri 1 Madiun. E-journal inovasi pendidikan fisika Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Surabaya. 1 (1): 120-127.
Rohaeti, Eli, E. W. LFX dan R. T. Padmaningrum. 2009. Pengembangan LKS
Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan, 10
(1): 1-11.
Saefudin, A. A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Al-Bidayah, 1(1): 37-48.
81
Safitri, I, H. Bancong & H. Husain. 2013. Pengaruh Pendekatan Multiple
Intelligences Melalui Model Pembelajaran Langsung Terhadap Sikap dan
Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Di SMA Negeri Tellu Limpoe. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2): 156-160.
Saprahayuningsih, S. 2010. Peningkatan Kecerdasan Dan Kreativitas Siswa.
Jurnal Kependidikan Dasar,1(1) : 1-6.
Septiani, D. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Multiple
Intelligences Pada Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Di Smp
Negeri 1 Pengadegan Purbalingga. Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Shanahan, MC. 2009. Creative Activities And Their Influence on Identification In
Science: Three Studies. Journal of Elementary Science Education, 21(23):
1-12
Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susilowati. 2013. Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP dalam
Kurikulum 2013. PPM Diklat Pengembangan Student Worksheet
Integrated Science Bagi Guru SMP/MTS di Kabupaten Sleman pada
tanggal 24 Agustus 2013.
Utami, D. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis
Multiple Intelligences Untuk MA Kelas X Semester II Di Pondok
Pesantren. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Sains
Dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.
Wilujeng, I. 2011. Membumikan IPA Terpadu (Apa, Mengapa, Bagaimana IPA
Terpadu). Materi Disampaikan Dalam Rangka Stadium General Program
Studi Pendidikan IPA Tanggal 19 Mei 2011 di Universitas Negeri
Semarang.
Yaumi, M. 2013. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian
Rakyat.
82
82
83
Lampiran 1: Instrumen Identifikasi Kecerdasan Majemuk Siswa
TES IDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal.
b. Isilah identitas diri pada kotak yang telah disediakan.
c. Isilah setiap pernyataan dengan kejujuran.
d. Berilah penilaian setiap pernyataan berikut ini dengan ketentuaan skor
berikut ini.
Skor 1 jika pernyataan tidak sesuai dengan gambaran diri anda.
Skor 2 jika pernyataan sesuai dengan gmbaran diri anda.
Skor 3 jika pernyataan sangat sesuai dengan gambaran diri anda.
A. Saya Adalah Kecerdasan Linguistik-Verbal
1. ( ) saya senang menulis cerita atau berita.
2. ( ) saya senang berbicara dan menyampaikan cerita lucu.
3. ( ) saya mempunyai memori yang baik untuk nama, tempat, tanggal atau hal-
hal sepele.
4. ( ) saya senang bermain kata.
5. ( ) saya senang membaca buku.
6. ( ) saya mampu mengucapkan kata-kata sulit secara akurat.
7. ( ) saya senang dengan membuat dan mendengarkan sajak-sajak.
8. ( ) saya senang mendengarkan kata-kata lisan (cerita, komentar dalam radio
dan buku-buku audio).
9. ( ) saya memiliki kosakata yang lebih baik daripada teman saya.
10. ( ) saya mampu berkomunikasi dengan orang lain secara lisan dengan baik.
84
B. Saya Adalah Kecerdasan Visual-Spasial
1. ( ) saya senang menggambar benda-benda di sekitar.
2. ( ) saya lebih pandai membaca peta, diagram, tabel atau grafik daripada
membaca teks.
3. ( ) saya sering berimajinasi, berpikir secara mendalam dan merenung.
4. ( ) saya senang dengan kegiatan kesenian.
5. ( ) saya dapat menggambar lebih baik daripada teman saya.
6. ( ) saya senang menonton film, video atau preentasi visual.
7. ( ) saya senang bermain teka-teki bergambar.
8. ( ) saya senang mengonstruksi gambar-gambar tiga dimensi.
9. ( ) saya mudah belajar dengan membaca gambar.
10. ( ) saya suka menggambar atau melukis sambil merenung.
C. Saya Adalah Kecerdasan Musikal-Berirama
1. ( ) saya mudah mengenal bunyi atau suara musik yang tidak sesuai dengan
irama atau tangga nada.
2. ( ) saya mudah mengingat melodi dan lagu-lagu.
3. ( ) saya memiliki suara yang merdu.
4. ( ) saya senang bermain musik dan bernyanyi (solo atau kelompok paduan
suara).
5. ( ) saya senang menggunakan irama dalam berbicara dan bergerak.
6. ( ) saya senang bersenandung sendiri tanpa disadari.
7. ( ) saya memukul meja atau bangku sambil berirama walaupun sedang belajar
atau bekerja.
8. ( ) saya senang dengan suara-suara alam seperti bunyi hujan, air terjun dan
ombak.
9. ( ) saya mudah belajar ketika mendengarkan atau diperdengarkan musik dan
irama-irama lagu.
10. ( ) saya sering mengulang-ulang lagu yang telah dipelajari didalam ataupun
diluar kelas.
85
D. Saya Adalah Kecerdasan Interpersonal
1. ( ) saya senang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan orang lain.
2. ( ) saya secara alamiah memiliki aura untuk menjadi pemimpin.
3. ( ) saya sering didatangi orang lain untuk memberi nasehat dan bimbingan.
4. ( ) saya suka berorganisasi dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
5. ( ) saya senang mengajar orang lain.
6. ( ) saya lebih senang permainan berkelompok daripada permainan tunggal.
7. ( ) saya mempunyai sekurang-kurangnya mempunyai dua sahabat dekat.
8. ( ) ketika saya menghadapi masalah, saya cenderung untuk mencari orang
lain untuk meminta pertolongan daripada memecahkan masalah sendiri.
9. ( ) saya memiliki empati dan kepedulian kepada orang lain serta senang
terlibat dengan kegiatan sosial.
10. ( ) saya lebih senang menghabiskan waktu luang di tempat yang ramai
daripada sendirian di rumah.
E. Saya Adalah Kecerdasan Intrapersonal
1. ( ) saya memiliki sikap mandiri dan keinginan yang kuat.
2. ( ) saya sangat mengenal kelebihan dan kelemahan diri saya.
3. ( ) saya lebih suka mengerjakan sesuatu dengan baik ketika sendirian.
4. ( ) saya pandai mengatur diri sendiri.
5. ( ) saya lebih senang bekerja sendiri daripada bekerjasama dengan orang
lain.
6. ( ) saya mengungkapkan perasaan diri dengan baik.
7. ( ) saya mampu mengambil pelajaran dan keberhasilan dan kegagalan dalam
hidup.
8. ( ) saya lebih suka merenung dan menyendiri.
9. ( ) saya mudah belajar di tempat yang tenang.
10. ( ) saya selalu ingin tahu tujuan yang akan dicapai sebelum memutuskan
suatu pekerjaan.
F. Saya Adalah Kecerdasan Naturalistik
1. ( ) saya senang dengan kegiatan hiking, pergi ke kebun binatang dan
berkemah.
86
2. ( ) saya senang memilihara dan bersahabat dengan binatang.
3. ( ) saya senang mendaur ulang dan mengolah sesuatu.
4. ( ) saya senang belajar biologi, ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu hewan.
5. ( ) saya senang menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan di rumah.
6. ( ) saya senang bekerja atau bermain di kebun atau sawah.
7. ( ) saya lebih cepat menangkap informasi tentang binatang, tumbuh-
tumbuhan atau keadaaan alam.
8. ( ) saya suka membaca dan mendengar berita tentang masalah lingkungan.
9. ( ) saya meyakini bahwa melestarikan alam sangat penting dilakukan.
10. ( ) saya senang terlibat dalam kegiatan penyelamatan lingkungan.
G. Saya Adalah Kecerdasan Jasmiah-Kinestetik
1. ( ) saya memiliki kemampuan yang baik dibidang olahraga.
2. ( ) saya pandai menirukan sikap dan perilaku orang lain.
3. ( ) saya adalah tipe orang yang tidak suka diam berlama-lama tanpa
aktivitas.
4. ( ) saya senang menunjukan keterampilan tentang kerajinan tangan.
5. ( ) saya senang bermain dengan bongkar-pasang sesuatu.
6. ( ) ketika melihat sesuatu, saya sering langsung menyentuh dan
memegangnya.
7. ( ) saya senang berlari-lari, melompat-lompat, bergulat atau kegiatan
sejenisnya.
8. ( ) saya suka mempraktikan keterampilan baru yang saya dapatkan dari
membaca ataupun televisi.
9. ( ) saya seringkali menggunakan waktu luang diluar rumah.
10. ( ) saya lebih suka bekerja dengan kedua tangan saya dalam melakukan
pekerjaan daripada dengan pikiran atau otak.
H. Saya Adalah Kecerdasan Logis-Matematis
1. ( ) saya senang bekerja dan bermain dengan angka-angka.
2. ( ) saya sangat senang dengan pelajaran matematika.
3. ( ) saya senang belajar dengan melakukan percobaan atau praktikum.
4. ( ) saya senang bermain atur, teka-teki silang atau permainan strategi linya.
87
5. ( ) saya senang pelajaran IPA.
6. ( ) saya sering menyimpan sesuatu dengan rapi dan teratur.
7. ( ) saya adalah tipe orang yang tidak berhenti mengerjakan latihan sebelum
semua pertanyaan terjawab.
8. ( ) saya pandai berhitung degan cepat walaupun hanya di kepala.
9. ( ) saya senang mengajukan pertanyaan tentang peristiwa yang tejadi atau
dilakukan.
10. ( ) saya pandai dalam menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah.
I. Saya Adalah Kecerdasa Eksistensial-Spiritual
1. ( ) saya senang bertanya atau berdiskusi tentang masalah-masalah
kehidupan.
2. ( ) saya tekun menjalankan perintah agama.
3. ( ) saya senang bertanya dan membicarakan tentang hal-hal yang gaib.
4. ( ) saya senang berdzikir, relaksasi dan meditasi.
5. ( ) saya senang mengunjungi tempat-tempat yang menggugah perasaan.
6. ( ) saya senang mengambil hikmah dari hasil bacaan atau pekerjaan.
7. ( ) saya senang belajar sejarah.
8. ( ) saya senang dengan hasil karya seni dan memikirkan bagaimana cara
membuatnya.
9. ( ) saya mudah mempelajari sesuatu ketika memahami nilai yang terkandung
didalamnya.
10. ( ) saya senang belajar tentang pengetahuan dari peristiwa alam yang
dikaitkan dengan ilmu agama.
Selamat Mengerjakan
88
HASIL TES IDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SISWA
NO KODE KECERDASAN
L-V IA M-B V-S IE N J-S L-M E-S
1 KM-1 √ √ √ √ √
2 KM-2 √ √ √ √ √
3 KM-3 √ √ √ √ √
4 KM-4 √ √ √ √ √
5 KM-5 √ √ √ √ √ √
6 KM-6 √ √ √ √ √
7 KM-7 √ √ √ √ √
8 KM-8 √ √ √ √ √
9 KM-9 √ √ √ √ √
10 KM-10 √ √ √ √ √
11 KM-11 √ √ √ √ √
12 KM-12 √ √ √ √ √
13 KM-13 √ √ √ √ √
14 KM-14 √ √ √ √ √
15 KM-15 √ √ √ √
16 KM-16 √ √ √ √ √ √ √
17 KM-17 √ √ √ √ √
18 KM-18 √ √ √ √ √ √ √
19 KM-19 √ √ √ √ √
20 KM-20 √ √
21 KM-21 √ √ √ √ √ √
22 KM-22 √ √ √ √ √
23 KM-23 √ √ √ √ √
24 KM-24 √ √ √ √ √ √
25 KM-25 √ √ √ √ √
26 KM-26 √ √ √ √ √
27 KM-27 √ √ √ √ √
28 KM-28 √ √ √ √ √
29 KM-29 √ √ √ √ √
30 KM-30 √ √ √ √ √ √
31 KM-31 √ √ √ √ √
32 KM-32 √ √ √ √ √ √ √
33 KM-33 √ √ √ √ √
34 KM-34 √ √ √ √ √
35 KM-35 √ √ √ √ √
36 KM-36 √ √ √ √ √
37 KM-37 √ √ √
38 KM-38 √ √ √ √ √
39 KM-39 √ √ √ √
40 KM-40 √ √ √ √ √ √
41 KM-41 √ √ √ √ √
42 KM-42 √ √ √ √ √
43 KM-43 √ √ √ √ √
44 KM-44 √ √ √ √ √
89
45 KM-45 √ √ √ √ √
46 KM-46 √ √ √ √ √
47 KM-47 √ √ √ √ √
48 KM-48 √ √ √ √ √ √
49 KM-49 √ √ √ √ √
50 KM-50 √ √ √ √ √
51 KM-51 √ √ √ √ √
52 KM-52 √ √ √ √ √ √
53 KM-53 √ √ √ √ √ √
54 KM-54 √ √ √ √ √ √
55 KM-55 √ √ √ √ √
56 KM-56 √ √ √
57 KM-57 √ √ √ √ √
58 KM-58 √ √ √ √ √
Jumlah 17 18 20 41 46 49 27 33 45
Presentase 29% 31% 34% 71% 79% 84% 47% 57% 76%
Keterangan Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya
Keterangan:
L-V = Linguistik-Verbal
IA = Intrapersonal
V-S = Visual-Spasial
M-B = Musikal-Berirama
IE = Interpersonal
N = Naturalistik
J-S= Jasmaniah-Kinestetik
L-M = Logis-Matematis
E-S = Eksistensial-Spiritual
Jika “Ya”, artinya kecerdasan tersebut digunakan sebagai dasar orientasi
pengembangan LKS yang telah dianalisis sesuai kebutuhan tema pembelajaran.
Jika “Tidak”, artinya kecerdasan tersebut tidak digunakan sebagai dasar orientasi
pengembangan LKS.
90
Lampiran 2: Validasi Tahap 1
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
Nama : ..........................................................
NIP : ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang
disediakan.
2. Mohon Bapak/Ibu memberi tanda check (√) pada kolom skor yang sesuai.
3. Mohon Bapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan.
4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ini.
No Aspek Penilaian Jawaban Catatan
I Komponen Kelayakan Isi Ya Tidak
1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD)
2 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
3 Kegiatan pembelajaran berbasis
multiple Intelligences
II Komponen Penyajian Ya Tidak
1 Judul
2 Peta materi
3 Tujuan pembelajaran
4 Petunjuk belajar
5 Integerasi lima kecerdasan
6 Pertanyaan dan penugasan berbasis
multiple Intelligences
7 Daftar pustaka
III Komponen Kegrafikan Ya Tidak
1 Kulit LKS
2 Keterbacaan
3 Kualitas LKS
4 Kekuatan fisik LKS
91
Catatan tambahan (Bila diperlukan)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................................................................
Keterangan:
LKS dikatakan lolos penilaian Tahap I apabila semua butir dalam instrumen
penilaian mendapat “nilai” atau respon positif (Ya/ada). LKS yang telah lolos
seleksi Tahap I dinilai kembali pada penilaian Tahap II.
Semarang, 2014
Pakar
................................................
92
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I
I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI
A. CAKUPAN MATERI
Butir 1 Kompetensi Inti (KI) tercantum secara implisit
Deskripsi Kompetensi inti tidak ditulis secara eksplisit sebagai judul bab, sub
judul dalam bab
Butir 2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit
Deskripsi Kompetensi Dasar tidak ditulis secara eksplisit sebagai judul sub
bab
Butir 3 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan
interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh KI dan
KD
Butir 4 Keterpaduan materi
Deskripsi Materi yang disajikan harus ada keterkaitan (keterpaduan) antara
Fisika dan Biologi
B. KOMPONEN PENYAJIAN
Butir 1 Judul pada setiap kegiatan LKS
Terdapat judul LKS setiap awal kegiatan pembelajaran
Butir 2 Peta konsep
Deskripsi Peta Konsep yang berisi konsep-konsep inti yang akan diberikan
pada setiap kegiatan LKS
Butir 3 Tujuan setiap bab
Deskripsi Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai pada setiap
kegiatan pembelajaran
Butir 4 Petunjuk Belajar
Terdapat petunjuk penggunaan LKS untuk belajar, baik bagi siswa
dan guru
93
Butir 5 Integrasi lima kecerdasan
Kegiatan pembelajaran yang disajikan mengintegerasikan lima
kecerdasan yang dikembangkan (logis-matematis, visual-spasial,
jasmaniah-kinetetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual)
Butir 6 Pertanyaan dan penugasan
Deskripsi Pertanyaan dan penugasan terdapat pada akhir kegiatan
Butir 7 Daftar pustaka
Deskripsi Daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan
buku tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun
secara alfabetis), tahun terbitan, judul,
buku/majalah/makalah/artikel, tempat, dan nama penerbit, nama dan
lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan
yang memiliki situs)
C. KOMPONEN KEGRAFIKAAN
Butir 1 Kulit LKS
Deskripsi Desain pada bagian kulit depan, belakang dan punggung, secara
visual ditampilkan secara jelas, kontras, menarik yang ditentukan
oleh pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna dan tata
letak yang sesuai
Butir 2 Keterbacaan
Deskripsi a. Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang ditentukan oleh jenis
dan besar huruf serta format kolom teks. Jenis dan besar huruf
disesuaikan dengan isi materi LKS serta tingkat pendidikan peserta
didik.
b. Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi LKS yang dapat
memperjelas informasi yang disampaikan baik melalui bentuk
maupun warna yang sesuai. Format LKS ditentukan berdasarkan
tingkat keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi aspek
94
efektivitas dan efisiensi.
Butir 3 Kualitas Cetakan
Deskripsi a. Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu peserta didik dalam
mempelajari, memahami, dan menyerap informasi yang
disampaikan melalui media tercetak.
b. Kerataan cetak merupakan konsistensi mutu cetakan secara
keseluruhan isi LKS.
c. Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata
secara visual dari ilustrasi yang ditampilkan sehingga membantu
peserta didik dalam memahami objek aslinya.
Butir 4 Kekuatan Fisik LKS
Deskripsi Berfungsi sebagai pelindung isi LKS dan alat promosi.
Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan kualitas bahan yang sesuai
fungsinya (berat antara 210- 260 gram/m2).
a. Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai media
penyampai informasi tercetak yang bertahan untuk digunakan
minimal 5 tahun (jenis dan berat kertas HVS, 80 gr/m2)
b. Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan memiliki kekuatan
untuk digunakan minimal 5 tahun
95
REKAPITULASI PENILAIAN TAHAP I
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
No Aspek Penilaian Skor
I Komponen Kelayakan Isi Pakar 1 Pakar II Pakar III
1 Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
1 1 1
2 Kesesuaian isi LKS dengan
KI dan KD
1 1 1
3 Kegiatan pembelajaran
berbasis multiple
Intelligences
1 1 1
Sub Total 3 3 3
II Komponen Penyajian Pakar I Pakar II Pakar III
1 Judul 1 1 1
2 Peta materi 1 1 1
3 Tujuan pembelajaran 1 1 1
4 Petunjuk belajar 1 1 1
5 Integerasi lima kecerdasan 1 1 1
6 Pertanyaan dan penugasan
berbasis multiple
Intelligences
1 1 1
7 Daftar pustaka 1 1 1
Sub Total 7 7 7
III Komponen Kegrafikan Pakar I Pakar II Pakar III
1 Kulit LKS 1 1 1
2 Keterbacaan 1 1 1
3 Kualitas LKS 1 1 1
4 Kekuatan fisik LKS 1 1 1
Sub Total 4 4 4
Total Keseluruhan 14 14 14
Rerata 14
Presentase 100%
Kriteria LOLOS TAHAP 1
96
97
Lampiran 3: Instrumen Validasi Isi
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN ISI
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama : ..........................................................
NIP : ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang
disediakan.
2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada
pada kolom skor yang sesuai.
3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan.
4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ini.
No Aspek Penilaian Skor Rerata
Skor
Catatan
1 2 3 4
1. Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
2. Kesesuaian isi LKS dengan tema
pembelajaran
3. Rujukan termassa (up to date)
4. Mendorong siswa mencari informasi lebih
jauh
5. Mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif siswa
6. Mengembangkan kecerdasan eksistensial-
spiritual
7. Mengembangkan kecerdasan interpersonal
8. Mengembangkan kecerdasan visual-spasial
9. Mengembangkan kecerdasan logis-
matematis
10. Mengembangkan kecerdasan jasmaniah-
kinestetik
98
Catatan tambahan (Bila diperlukan)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................................................................
Validasi LKS IPA Berbasis
Multiple Intelligences:
P = x 100%
Keterangan:
P = Persentase kelayakan LKS
IPA
f = Frekuensi skor rata-rata
aspek penilaian
n = Jumlah skor maksimal
aspek penilaian
Semarang, April 2014
Validator
…………………………..
NIP
n
f
Persentase Kriteria
25%≤x<43 % tidak baik, LKS IPA belum
dapat digunakan dan masih
memerlukan revisi
43%≤x< 62%
kurang baik, LKS IPA
dapat digunakan dengan
banyak revisi
62%≤x< 81%
baik, LKS IPA dapat
digunakan dengan sedikit
revisi
81%≤x< 100%
sangat baik, LKS IPA
dapat digunakan tanpa revisi
99
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
KOMPONEN KELAYAKAN ISI
Butir 1 Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
Deskripsi Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan yang
diamanatkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Butir 2 Kesesuaian Isi LKS dengan Tema yang Dikembangkan
Deskripsi Kegiatan pembelajaran mencakup keterpaduan konsep IPA sesuai
tema yang dikembangkan dalam LKS
Butir 3 Rujukan Termassa (up to date)
Deskripsi Rujukan yang digunakan relevan, valid, dan mencerminkan
ketermasaan (up to date )sesuai dengan perkembangan keilmuan.
Butir 4 Mendorong Siswa untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan
mendorong siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber
dengan melibatkan lima kecerdasan yang dikembangkan
(kecerdasan logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinestetik,
interpersonal dan eksistensial-spiritual).
Butir 5 Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Deskripsi Kegiatan dan penugasan dikembangkan untuk mengasah
kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai potensi dan kecerdasan
yang dimiliki.
Butir 6 Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang
disajikan dapat membuka wawasan siswa untuk memahami
hakikat kehidupan dan memelihara nilai-nilai kehidupan serta
membangkitkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
menciptakan beranekaragam mahluk hidup.
Butir 7 Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang
diberikan memotivasi siswa untuk berkomunikasi, berinteraksi,
100
berdiskusi dan bekerjasama dengan orang lain melalui kerja
kelompok.
Butir 8 Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang
diberikan memotivasi siswa untuk menggali dan memanfaatkan
pengetahuan dengan mengamati, memfoto dan membuat diagram
secara kreatif.
Butir 9 Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang
diberikan memotivasi siswa untuk menemukan konsep melalui
percobaan sederhana, menganalisis dengan berpikir logis,
menyelesaikan masalah, menemukan solusi dan membuat
kesimpulan dalam kerja ilmiah.
Butir 10 Mengembangkan Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
Deskripsi Ilustrasi (kasus atau fenomena), kegiatan dan penugasan yang
diberikan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan
psikomotorik dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan
kerja ilmiah dalam menemukan konsep IPA.
101
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian isi LKS dengan KI dan KD
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang sangat
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang disajikan.
4
2.
Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang sesuai
dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
disajikan.
3
3.
Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang kurang
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang disajikan.
2
4.
Kegiatan pembelajaran dalam LKS memuat materi yang tidak
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang disajikan.
1
2. Kesesuaian Tema LKS dengan KI dan KD
No. Kriteria Skor
1. Materi yang disajikan dalam kegiatan LKS sangat sesuai dengan
tema yang dikembangkan. 4
2. Materi yang disajikan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang
disajikan. 3
3. Materi yang disajikan cukup sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
yang disajikan. 2
4. Materi yang disajikan tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
yang disajikan. 1
3. Rujukan Termassa (up to date)
No. Kriteria Skor
1.
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan menarik,
serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi termasa (up to
date)
4
2.
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan cukup relevan dan
menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi
termasa (up to date)
3
3.
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan kurang relevan dan
menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi
termasa (up to date)
2
4.
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan tidak relevan dan
menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi
termasa (up to date)
1
102
4. Mendorong Siswa untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
No. Kriteria Skor
1. Materi yang disajikan sangat mendorong peserta didik untuk
mencari informasi lebih jauh. 4
2. Materi yang disajikan mendorong peserta didik untuk mencari
informasi lebih jauh. 3
3. Materi yang disajikan cukup mendorong peserta didik untuk
mencari informasi lebih jauh. 2
4. Materi yang disajikan tidak mendorong peserta didik untuk mencari
informasi lebih jauh. 1
5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No. Kriteria Skor
1.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS sangat
mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
(keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi).
4
2.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS
mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
(keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi).
3
3.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS kurang
mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
(keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi).
2
4.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS tidak
mendorong peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
(keluwesan, kelancaran, originalitas dan elaborasi).
1
6. Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
No. Kriteria Skor
1.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 81%-100%
dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai
kehidupan
4
2.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 51%-80%
dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai
kehidupan
3
3.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 26%-50%
dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai
kehidupan
2
4.
Uraian, kegiatan, penugasan dan pertanyaan dalam LKS 1%-
25%dapat mengembangkan karakter spiritual dan pemahaman nilai
kehidupan
1
103
7. Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi, berpikir kreatif, menemukan dan memahami
konsep IPA melalui kerjasama dalam kelompok.
4
2. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang
ditentukan. 3
3. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang
ditentukan. 2
4. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1aspek yang
ditentukan. 1
8. Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa
untuk mengembangkan kemampuan mengamati, menggambar,
mendokumentasikan dan membuat diagram dalam
pembelajaran.
4
2. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang
ditentukan. 3
3. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang
ditentukan. 2
4. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1 aspek yang
ditentukan. 1
9. Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat memfasilitasi siswa
untuk mengembangkan kemampuan menemukan konsep secara
logis, menganalisis percobaan, menanggapi permasalahan dan
membuat kesimpulan dalam pembelajaran.
4
2. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 3 aspek yang
ditentukan. 3
3. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 2 aspek yang
ditentukan. 2
4. Kegiatan dan penugasan pada LKS memenuhi 1aspek yang
ditentukan. 1
104
10. Mengembangkan Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 81%-100% memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui
proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja
ilmiah
4
2.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 51%-80% memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui
proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja
ilmiah
3
3.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 26%-80% memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui
proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja
ilmiah
2
4.
Kegiatan dan penugasan pada LKS dapat 1%-50% memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik melalui
proyek dengan kemampuan fisik dan gerak berdasarkan kerja
ilmiah
1
105
Lampiran 4: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Isi
HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR
KOMPONEN KELAYAKAN ISI
NO BUTIR PENILAIAN
NILAI
VALIDATOR
I
VALIDATOR
II
VALIDATOR
III
1 Kesesuaian isi LKS dengan
KI dan KD 3 4 4
2 Kesesuaian isi LKS dengan
tema pembelajaran 3 4 3
3 Rujukan termassa (up to date) 3 4 4
4 Mendorong siswa mencari
informasi lebih jauh 4 3 3
5 Mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif siswa 4 4 4
6 Mengembangkan kecerdasan
eksistensial-spiritual 4 4 4
7 Mengembangkan kecerdasan
interpersonal 4 4 4
8 Mengembangkan kecerdasan
visual-spasial 4 4 4
9 Mengembangkan kecerdasan
logis-matematis 3 3 4
10 Mengembangkan kecerdasan
jasmaniah-kinestetik 4 4 3
Total keseluruhan 36 38 37
Rerata Skor 3,6 3,8 3,7
Kriteria LAYAK LAYAK LAYAK
Rerata Skor Total 3,7
Kriteria LAYAK
Presentase 92,5%
Kriteria Kelayakan Sangat Baik
Keterangan:
Validator I : Dr. Retno Sri Iswari, SU
Validator II : Hendro Suryono, S.Pd
Validator III : Suci Murni, S. Pd
106
107
108
Lampiran 5: Instrumen Validasi Bahasa
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
KOMPONEN KELAYAKAN KEBAHASAAN
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
Nama : ..........................................................
NIP : ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang
disediakan.
2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada
pada kolom skor yang sesuai.
3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan.
4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ini.
No Aspek Penilaian Skor Rerata
Skor
Catatan
1 2 3 4
1. Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan sosial-
emosional siswa
2. Kesesuaian ilustrasi dengan
substansi lima kecerdasan yang
dikembangkan
3. Kemampuan memotivasi siswa
dengan melibatkan lima
kecerdasan yang
dikembangkan
4. Ketepatan struktur kalimat
5. Keutuhan makna
6. Konsistensi penggunaan istilah
109
Catatan tambahan (Bila diperlukan)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Validasi LKS IPA Berbasis
Multiple Intelligences:
P = x 100%
Keterangan:
P = Persentase kelayakan LKS
IPA
f = Frekuensi skor rata-rata
aspek penilaian
n = Jumlah skor maksimal
aspek penilaian
Semarang, April 2014
Validator
…………………………..
NIP
n
f
Persentase Kriteria
25%≤x<43 % tidak baik, LKS IPA belum
dapat digunakan dan masih
memerlukan revisi
43%≤x< 62%
kurang baik, LKS IPA
dapat digunakan dengan
banyak revisi
62%≤x< 81%
baik, LKS IPA dapat
digunakan dengan sedikit
revisi
81%≤x< 100%
sangat baik, LKS IPA
dapat digunakan tanpa revisi
110
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
KOMPONEN KELAYAKAN KEBAHASAAN
Butir 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional
siswa
Deskripsi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosi peserta
didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep dari
lingkungan sekitar.
Butir 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi lingkungan sekitar
Deskripsi Ilustrasi yang digunakan berorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan (kecerdasan logis-matematis, visual-spasial,
jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual)
dalam menjelaskan konsep dan materi pembelajaran dalam setiap
kegiatan LKS.
Butir 3 Kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima
kecerdasan yang dikembangkan
Deskripsi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa
sehingga mendorong mempelajarinya baik secara individu maupun
kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan (kecerdasan logis-matematis, visual-spasial,
jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensial-spiritual).
Butir 4 Ketepatan struktur kalimat
Deskripsi Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan yang ingin
disampaikan mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa
Indonesia
Butir 5 Keutuhan Makna
Deskripsi Pesan atau materi yang disajikan harus mencerminkan kesatuan
tema dalam setiap kegiatan pembelajaran LKS.
Butir 6 Konsistensi Penggunaan istilah
Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, prinsip,
asas, atau sejenisnya harus konsisten.
111
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II
KELAYAKAN BAHASA
1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional peserta
didik
No. Kriteria Skor
1. Materi yang disajikan sangat sesuai dengan tingkat
perkembangan sosial-emosional peserta didik. 4
2. Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan
sosial-emosional peserta didik. 3
3. Materi yang disajikan cukup sesuai dengan tingkat
perkembangan sosial-emosional peserta didik. 2
4. Materi yang disajikan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
sosial-emosional peserta didik. 1
2. Kesesuaian ilustrasi dengan lima kecerdasan yang dikembangkan
No. Kriteria Skor
1. Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan sesuai dengan materi
yang disampaikan dan lima kecerdasan yang dikembangkan. 4
2.
Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan cukup sesuai dengan
materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang
dikembangkan.
3
3.
Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan kurang sesuai dengan
materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang
dikembangkan.
2
4.
Ilustrasi yang disajikan mencerminkan dan tidak sesuai dengan
materi yang disampaikan dan lima kecerdasan yang
dikembangkan.
1
3. Kemampuan memotivasi siswa dengan melibatkan lima kcerdasan yang
dikembangkan
No. Kriteria Skor
1.
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa
sehingga mendorong mempelajarinya baik secara individu
maupun kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan
4
2.
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa
sehingga cukup mendorong mempelajarinya baik secara individu
maupun kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan
3
3.
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang siswa tetapi
kurang mendorong mempelajarinya baik secara individu maupun
kelompok yang berorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan
2
112
4.
Bahasa yang digunakan kurang membangkitkan rasa senang
siswa sehingga tidak mendorong mempelajarinya baik secara
individu maupun kelompok yang berorientasi pada lima
kecerdasan yang dikembangkan
1
4. Ketepatan struktur kalimat
No. Kriteria Skor
1. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan yang disampaikan dan
mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. 4
2. Kalimat yang dipakai tidak mewakili isi pesan yang disampaikan
dan mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. 3
3.
Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan yang disampaikan dan
tidak mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa
Indonesia.
2
4.
Kalimat yang dipakai tidak mewakili isi pesan yang disampaikan
dan tidak mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa
Indonesia.
1
5. Keutuhan makna dalam tiap subbab/alinea
No. Kriteria Skor
1. Penyampaian pesan antarbab, subbab, alinea atau kalimat
mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. 4
2. Bila dua aspek yang terpenuhi. 3
3. Bila satu aspek yang terpenuhi. 2
4. Penyampaian pesan antarbab, subbab, alinea atau kalimat tidak
mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. 1
6. Konsistensi penggunaan istilah
No. Kriteria Skor
1. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS sangat konsisten. 4
2. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS cukup konsisten. 3
3. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS kurang konsisten. 2
4. Penggunaan istilah antarbagian dalam LKS tidak konsisten. 1
113
Lampiran 6: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Bahasa
HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR
KOMPONEN KELAYAKAN BAHASA
NO BUTIR PENILAIAN
NILAI
VALIDATOR
I
VALIDATOR
II
VALIDATOR
III
1
Kesesuaian dengan
tingkat perkembangan
sosial-emosional siswa
4 4 4
2
Kesesuaian ilustrasi
dengan substansi lima
kecerdasan yang
dikembangkan
4 4 4
3
Kemampuan
memotivasi siswa
dengan melibatkan lima
kecerdasan yang
dikembangkan
4 4 4
4 Ketepatan struktur
kalimat 4 4 4
5 Keutuhan makna 4 3 4
6 Konsistensi penggunaan
istilah 4 4 3
Total keseluruhan 24 23 23
Rerata Skor 4 3,83 3,83
Kriteria Layak Layak Layak
Rerata Skor Total 3,89
Kriteria BSNP Layak
Presentase 97, 25%
Kriteria Kelayakan Sangat Baik
Keterangan:
Validator I : Stephani Diah P, M. Hum
Validator II : Karti Indarmi, S.Pd
Validator III : Bambang Sukamto, S. Pd
114
115
Lampiran 7: Instrumen Validasi Penyajian
INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama : ..........................................................
NIP : ..........................................................
Asal Instansi : ..........................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon Bapak/Ibu mengisi Nama, NIP, dan Asal Instansi pada tempat yang
disediakan.
2. Mohon Bapak/Ibu member tanda check (√) pada kolom 1,2,3, atau 4 yang ada
pada kolom skor yang sesuai.
3. MohonBapak/ Ibu memberikan masukan pada tempat yang telah disediakan.
4. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menilai LKS IPA Berbasis Multiple
Intelligences ini.
No Aspek Penilaian Skor Rerata
Skor
Catatan
1 2 3 4
1. Konsistensi sistematika penyajian
LKS
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran
dengan lima kecerdasan yang
dikembangkan
3. Penyajian teks dan gambar disertai
dengan rujukan
4. Adanya variasi stimulus
5. Penyajian penugasan secara kreatif
6. Daftar pustaka
116
Catatan tambahan (Bila diperlukan)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Validasi LKS IPA Berbasis
Multiple Intelligences:
P = x 100%
Keterangan:
P = Persentase kelayakan LKS
IPA
f = Frekuensi skor rata-rata
aspek penilaian
n = jumlah skor maksimal
aspek penilaian
Semarang, April 2014
Validator
………………………………
NIP
n
f
Persentase Kriteria
25%≤x<43 % tidak baik, LKS IPA belum
dapat digunakan dan masih
memerlukan revisi
43%≤x< 62%
kurang baik, LKS IPA
dapat digunakan dengan
banyak revisi
62%≤x< 81%
baik, LKS IPA dapat
digunakan dengan sedikit
revisi
81%≤x< 100%
sangat baik, LKS IPA
dapat digunakan tanpa revisi
117
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab
Deskripsi Sistematika sajian LKS dikembangkan secara lengkap, rintut dan
konsisten.
Butir 2 Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan dengan lima
kecerdasan yang dikembangkan
Deskripsi Ketepatan pemilihan kegiatan pembelajaran untuk menggali lima
kecerdasan yang dikembangkan (kecerdasan logis-matematis,
visual-spasial, jasmaniah-kinestetik, interpersonal dan eksistensial-
spiritual).
Butir 3 Penyajian teks dan gambar disertai rujukan
Deskripsi Teks dan gambar yang diadaptasi dari sumber lain harus disertai
dengan rujukan/sumber acuan
Butir 4 Adanya variasi stimulus
Deskripsi Terdapat variasi stimulus yang memandu siswa untuk berpikir
logis, melakukan kerja ilmiah, mengamati, mencari informasi dan
berpikir kreatif.
Butir 5 Penyajian penugasan secara kreatif
Deskripsi Penugasan siswa, baik individu dan kelompok disajikan untuk
mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
Butir 6 Daftar Pustaka
Deskripsi Daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam
penulisan LKS tersebut yang diawali dengan nama pengarang
(yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul,
LKS/majalah/makalah/artikel, tempat, dan nama penerbit, nama
dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai
acuan yang memiliki situs)
118
RUBRIK PENSKORAN VALIDASI TAHAP II
KELAYAKAN PENYAJIAN
1. Konsistensi sistematika LKS
No. Kriteria Skor
1. Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas dan runtut,
memiliki pendahuluan, isi dan penutup. 4
2. Bila dua aspek yang terpenuhi. 3
3. Bila satu aspek yang terpenuhi. 2
4. Bila seuruh aspek tidak terpenuhi. 1
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan lima kecerdasan yang
dikembangkan
No. Kriteria Skor
1.
Kegiatan LKS yang disajikan 81%-100% dapat meningkatkan
aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan.
4
2.
Kegiatan LKS yang disajikan 51%-80% dapat meningkatkan
aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan.
3
3.
Kegiatan LKS yang disajikan 26%-50% dapat meningkatkan
aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan.
2
4.
Kegiatan LKS yang disajikan 1%-25% dapat meningkatkan
aktvitas siswa yang erorientasi pada lima kecerdasan yang
dikembangkan.
1
3. Penyajian teks dan gambar disertai dengan rujukan/sumber
No. Kriteria Skor
1. Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan
rujukan/sumber lima tahun terakhir. 4
2. Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan
rujukan/sumber sepuluh tahun terakhir. 3
3. Teks dan gambar disajikan dengan disertai dengan
rujukan/sumber lima belas tahun terakhir 2
4. Teks dan gambar disajikan dengan tidak disertai dengan
rujukan/sumber. 1
119
4. Adanya variasi stimulus
No. Kriteria Skor
1.
Adanya variasi stimulus pada LKS dengan memberikan
kesempatan siwa untuk memahami ilustrasi konsep IPA dengan
melakukan kerja ilmiah, melakukan pengamatan, mencari
tahu dan membuat kesimpulan berdasar kecerdasan siswa.
4
2. LKS disajikan dengan memenuhi 3 aspek yang ditentukan. 3
3. LKS disajikan dengan memenuhi 2 aspek yang ditentukan. 2
4. LKS disajikan dengan memenuhi 1 aspek yang ditentukan. 1
5. Penyajian penugasan secara kreatif
No. Kriteria Skor
1. Penugasan disajikan 81%-100% secara kreatif yang berpusat
pada peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. 4
2. Penugasan disajikan 51%-80% secara kreatif yang berpusat pada
peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. 3
3. Penugasan disajikan 26%-50% secara kreatif yang berpusat pada
peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. 2
4. Penugasan disajikan 1%-25% secara kreatif yang berpusat pada
peran aktif siswa dan berdasar kecerdasan siswa. 1
6. Daftar Pustaka
No. Kriteria Skor
1. Jika LKS ada daftar pustaka penulisannya benar dan alfabetis. 4
2. Jika dalam LKS ada daftar pustaka tetapi penulisannya benar
dan tidak alfabetis. 3
3. Jika dalam LKS ada daftar pustaka penulisannya kurang benar
dan tidak alfabetis. 2
4. Jika dalam LKS tidak mempunyai daftar pustaka. 1
120
Lampiran 8: Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Penyajian
HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR
KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
NO BUTIR PENILAIAN NILAI
VALIDATOR
I
VALIDATOR
II
VALIDATOR
III
1 Konsistensi sistematika
penyajian LKS 4 3 4
2 Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
lima kecerdasan yang
dikembangkan
4 3 4
3 Penyajian teks dan
gambar disertai dengan
rujukan
4 4 4
4 Adanya variasi stimulus 3 4 3
5 Penyajian penugasan
secara kreatif 4 4 3
6 Daftar pustaka 3 4 4
Total keseluruhan 22 22 22
Rerata Skor 3.67 3.67 3.67
Kriteria Layak Layak Layak
Rerata Skor Total 3.67
Kriteria BSNP Layak
Presentase 91,75%
Kriteria kelayakan Sangat Baik
Keterangan:
Validator I : Dra. Woro Sumarni, M.Si
Validator II : Suwarno, S.Pd
Validator III : Drs. Juari
121
122
Lampiran 9: RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Batangan
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII / Genap
Sub Topik : Energi dan Kesehatan
Alokasi Waktu : 8 X 40 menit ( 4 x tatap muka)
1. KOMPETENSI DASAR
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari.
3.6Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan,
transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis.
4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki zat gizi yang berperan
sebagai sumber energi.
2. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mengenali dan mengagumi dengan sikap terbukaketeraturan dan
kompleksitas sumber energi, energi potensial dan sistem pencernaan sebagai
tanda kuasa Tuhan.
2. Menunjukan sikap kreatif dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara
individu maupun kelompok.
3. Mengidentifikasi dengan rasa ingin tahu faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya energi potensial.
4. Mendeskripsikan dengan lugas 3 kandungan gizi dalam bahan makanan yang
berperan sebagai sumber energi.
123
5. Menjelaskan dengan percaya diri proses pencernaan makanan pada manusia.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Siswa dengan lugas dapat menyebutkan 4 contoh sumber energi dalam
kehidupan melalui pengamatan.
2. Siswa dengana rasa ingin tahu dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya energi potensial setelah melakukan kegiatan proyek
sederhana.
3. Siswa dengan kreatif dapat mengidentifikasi 4 contoh sikap pemborosan dan
penghematan energi setelah melakukan tugas rumah.
Pertemuan 2
4. Siswa dengan percaya diri dapat menyebutkan 3 macam zat gizi sebagai
sumber energi tubuh melalui pengamatan.
5. Siswa dengan lugas dapat mengklasifikasikan bahan makanan sesuai dengan
zat gizinya setelah melakukan percobaan sederhana uji bahan makanan.
6. Siswa dengan kreatif dapat mendeskripsikan 2 contoh penyakit gizi dalam
kehidupan melalui tugas rumah.
Pertemuan 3
7. Siswa dengan rasa ingin tahu dapatmenyusun diagram sistem pencernaan
makanan pada manusia melalui diskusi kelompok.
8. Siswa dengan percaya diri dapatmenjelaskan organ-organ yang berperan
dalam sistem pencernaan manusia.
Pertemuan 4
9. Siswa dengan kreatif dapat menjelaskan proses pencernaan makanan pada
manusia.
4. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian energi
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha
2. Bentuk-bentuk energi
a) Energi kimia yaitu energi yang terkandung dalam persenyawaan kimia
124
b) Energi listrik yaitu energi yangdipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik
melalui kawat logam konduktor yang disebut arus listrik.
c) Energi bunyi dapat dihasilkan oleh getaran partikel udara di sekitar
sumberbunyi.
d) Energi potensial yaitu energi yang disebabkan oleh posisi benda.
e) Energikinetik dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki sebuah benda
karena kelajuannya.
3. Sumber Energi
Sumber energi adalah segala sesuatu yang menghasilkan energi. Sumber
energi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Sumber energi tak terbarukan, contoh: minyak bumi, batu bara dan gas alam.
b) Sumber energi terbarukan, contoh: energi matahari, angin da air.
4. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karohidrat, lemak
dan protein.
5. Sistem pencernaan makanan merupakan kumpulan organ yang bertugas
mencerna makanan menjadi bentuk sederhana yang dapat diserap oleh tubuh.
6. Alat-alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil,
usus besar, rektum dan anus.
5. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Pengamatan, diskusi, eksperimen dan Presentasi
Model : Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
6. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
Gambar diagram pencernaan makanan, spidol dan papan tulis serta lingkungan
sekitar.
125
2. Alat dan Bahan
a) Pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana
Alat:
1. Batang kayu berbentuk Y
2. Penggaris
3. Pisau
4. Gunting
5. Jarum Pentul
Bahan:
1. Tali karet
2. Tali bekas sepatu atau tas
3. Batu
4. Gleges (batang tebu muda)
5. Kertas origami
b) Uji bahan makanan
Alat:
1. Pipet tetes
2. Lumpang dan alu
3. Gelas beker
4. Pinset
Bahan:
1. Larutan iodium atau betadine
2. Larutan biuret
3. Kertas sampul cokelat
4. Bahan makanan (nasi, roti,
jagung, keju, putih telur,
kuning telur, tempe, alpukat,
pisang dan susu)
5. Kertas label
c) Sistem Pencernaan Makanan
Alat:
1. Gunting
2. Pulpen
3. Penggaris
4. Spidol
Bahan :
1. Lem
2. Gambar diagram
3. LKS Berbasis Multiple
Intelligences
126
3. Sumber Belajar
a) Wahono, dkk. 2013. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan: hal 152 – 183
b) Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan: hal 122 - 143
c) LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences.
d) Lingkungan sekitar.
7. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Pemusatan perhatian :
1. Guru mengucapkan salam dan syukur serta
menanyakan kehadiran siswa.
2. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan
presensi dari guru dengan rasa hormat dan
perhatian
3. Siswa dengan rasa ingin tahu memerhatikan
guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan
konsep energi dilingkungan sekitar, kemudian
guru mengajukan pertanyaan seperti :
Coba perhatikan lampu di kelas. Nyalakan
saklarnya, kemudian matikan. Bagaimana hal ini
dapat terjadi? Darimanakah sumber energi
listrik?
4. Siswa dengan saksamatujuan dan manfaat
mempelajari energi potensial dan sumber energi
dalam kehidupan.
10 menit
Kegiatan Inti Siswa membentuk kelompok, dengan jumlah anggota
6 anak untuk setiap kelompok.
Mengamati
5. Siswa secara mandiri mengamati sumber-sumber
60 menit
127
energi di alam melalui berbagai sumber.
Menanya
6. Angin merupakan salah satu sumber energi
terbarukan. Siswa dengan kritis bertanya:
Apakah yang dimaksud dengan sumber energi
terbarukan?
Eksperimen
7. Siswa dengan perhatian mendengarkan guru
menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu praktikum
pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana
pada LKS.
8. Siswa dengan kerja sama melakukan percobaan
pembuatan ketapel dan kincir angin sederhana
mengikuti petunjuk kerja LKS.
9. Siswa mengamati percobaan dan mencatat data
pengamatan pada LKS dengan cermat.
Mengasosiasikan
10. Siswa mengolah dan menganalisis data dari
percobaan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKS dengan tepat.
11. Siswa membuat kesimpulan tentang hasil
percobaan dengan logis pada LKS.
Mengkomunikasikan
12. Siswa menuliskan hasil praktikum dan diskusi
dengan percaya diri melalui diskusi kelas.
Penutup 13. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan
pembelajaran
14. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
ataubentuk penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja baik.
15. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas
karunia Tuhan berupa pemberian sumber energi yang
10 menit
128
melimpah di negara kita.
16. Pemberian tugas rumah melalui tugas kreatif
tentang penghematan dan pemborosan energi
pada LKS.
17. Siswa dan guru merencanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya dalam LKS.
18. Siswa menjawab salam dari guru untuk
mengakhiri pelajaran
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Pemusatan perhatian :
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan
presensi dari guru dengan rasa hormat dan
perhatian
2. Siswa dan guru membahas tugas proyek
pertemuan sebelumnya.
3. Siswa memerhatikan guru mengilustrasikan
makanan sebagai sumber energi, kemudian guru
mengajukan pertanyaan seperti : Ketika kamu
lapar, kamu segera mengambil nasi untuk makan.
Kemudian tubuhmu terasa segar dan berenergi.
Nah, tahukah kamu mengapa nasi dapat membuat
tubuhmu berenergi? Mengapa jika tidak sarapan
pagi dapat membut tubuh merasa lemas?
4. Siswa dengan saksama memerhatian guru
menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
makanan sebagai sumber energi.
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati
5. Siswa dengan rasa ingin tahu mengamati
makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Menanya
60 menit
129
6. Nasi merupakan salah satu contoh karbohidrat.
Siswa dengan kritis bertanya:
Bagaimana cara mengetahui kandungan
karbohidrat pada makanan?
Eksperimen
7. Siswa dengan penuh perhatian mendengarkan
guru menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja
pada LKS tentang kegiatan yang akan dilakukan
yaitu praktikum uji bahan makanan.
a) Membagi siswa menjadi 5 kelompok
b) Siswa dengan kerja sama melakukan
praktikum uji bahan makanan mengikuti cara
kerja pada LKS.
c) Siswa mengamati praktikum dan mencatat data
pengamatan pada LKS dengan cermat.
Mengasosiasikan
8. Mengolah dan menganalisis data dari setiap
praktikum untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKS dengan tepat.
9. Membuat kesimpulan tentanghasil praktikum dan
diskusi dengan logis pada LKS.
Mengkomunikasikan
10. Menuliskan hasil praktikum dan diskusi dalam
diskusi kelas dengan percaya diri.
Penutup 11. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan
pembelajaran.
12. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja baik.
13. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas
karunia Tuhan berupa rezeki makanan yang sehat
dan bergizi.
14. Pemberian tugas rumah melalui tugas kreatif
10 menit
130
tentang penyakit gizi dan kesehatan pada LKS.
15. Siswa dan guru merencanakan kegiatan
pembelajaran pertemuan selanjutnya dalam
LKS.
16. Siswa menjawab salam dari guru untuk
mengakhiri pelajaran.
Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Pemusatan perhatian :
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan
presensi dari guru dengan rasa hormat dan
perhatian
2. Siswa dan guru membahas tugas proyek
pertemuan sebelumnya.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu memerhatikan
guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan
peristiwa perubahan bentuk energi dilingkungan
sekitar, kemudian guru mengajukan pertanyaan
seperti :
Ketika kamu makan telur, pernah kamu berpikir
bagaimana telur dapat dicerna oleh tubuh
menjadi zat yang berenergi?
4. Siswa dengan saksama mendengarkan guru
menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
sistem pencernaan pada manusia.
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati
5. Siswa mengamati makanan diproses dalam tubuh
dengan dengan rasa ingin tahu.
Menanya
6. Siswa dengan kritis bertanya tentang:
Bagaimanakah proses pencernaan pada
manusia?
60 menit
131
Eksperimen
7. Siswa memerhatikan guru dengan penuh
perhatian menyampaikan tujuan dan petunjuk
kerja pada LKS tentang kegiatan yang akan
dilakukan yaitu diskusi tentng sistem pencernaan
dalam tubuh.
a) Membagi siswa menjadi 5 kelompok
b) Siswa dengan aktif berdiskusi tentang melengkapi
diagram pencernaan pada LKS.
c) Siswa mengamati dan mencatat data pengamatan
pada LKS dengan cermat.
d) Siswa dengan kreatif merancang presentasi
kreatif pada LKS dalam diskusi kelompok.
Mengasosiasikan
8. Membuat kesimpulan tentanghasil diskusi
kelompok dengan logis pada LKS.
Mengkomunikasikan
9. Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas
dengan percaya diri.
10. Menyampaikan hasil diskusi tentang jenis dan
topik kegiatan presentasi kreatif yang aka
ditampilkan.
Penutup 11. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan
pembelajaran
12. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja baik
13. Guru mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas
karunia Tuhan berupa pemberian organ tubuh yang
sempurna.
14. Pemberian tugas rumah untuk mempersiapkan
presentasi kreatif.
15. Siswa menjawab salam dari guru untuk
10 menit
132
mengakhiri pelajaran.
Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Pemusatan perhatian :
1. Siswa menjawab salam dan menjawab panggilan
presensi dari guru dengan rasa hormat dan perhatian
2. Siswa dan guru membahas persiapan presentasi
kreatif.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu memperhatikan
guru mengilustrasikan kegiatan yang melibatkan
peristiwa perubahan bentuk energi dilingkungan
sekitar, kemudian guru mengajukan pertanyaan
seperti :
Ketika kamu makan, pernah kamu berpikir
bagaimana makanan dapat dicerna oleh tubuh?
8. Siswa dengan saksama mendengarkan guru
menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
sistem pencernaan pada manusia.
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati
9. Siswa mengamati organpencernaan secara
mandiri.
Menanya
10. Siswa dengan kritis bertanya tentang:
Apa perbedaan organ dan kelenjar pencernaan?
Eksperimen
11. Siswa dengan saksama mendengarkan guru
menyampaikan tujuan dan petunjuk kerja tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu diskusi
tentang proses pencernaan dalam tubuh manusia.
a. Perwakilan kelompok mengambil nomor undi.
b. Setiap kelompok dengan kreatif dan
komunikatif presentasi kreatif tentang sistem
60 menit
133
pencernaan pada manusia dalam jangka waktu
maksimal enam menit.
c. Siswa kelompok lain dengan penuh perhatian
menanggapi dan menjawab pertanyaan pada
LKS.
d. Siswa mengamati dan mencatat data
pengamatan pada LKS dengan benar.
Mengasosiasikan
12. Membuat kesimpulan tentanghasil diskusi
kelompok dengan logis pada LKS.
Mengkomunikasikan
13. Mempresentasikan hasil diskusi dalam diskusi
kelas dengan percaya diri.
Penutup 14. Siswa dan guru melakukan review hasil kegiatan
pembelajaran
15. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok yang berkinerja baik.
16. Siswa menjawab salam dari guru untuk
mengakhiri pelajaran.
10 e
n
i
t
H. PENILAIAN
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Observasi Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Lembar Pengamatan Aktivitas Motorik dan Rubrik
Tes Tertulis Tes kemampuan berpikir kreatif uraian
Contoh Instrumen
a. Observasi
1) Lembar Pengamatan Sikap Kreatif
2. N
o
.
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4
134
1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru
2. Kebebasan dalam ungkapan diri
3. Menghargai fantasi
4. Minat terhadap kegiatan kreatif
5. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
Skor Total
Komentar
Skor maksimum : 5 x 4 = 20
%100xmaksimalskor
diperolehyangskorskorPersentase
Kriteria presentase skor :
Interval skor % Kategori
81%- 100%
63%-80%
43%- 62%
25%-42 %
Sangat Kreatif
Kreatif
KurangKreatif
TidakKreatif
Rubrik Penilaian
No. Aspek Yang
Diamati
Indiktor Sikap
Berpikir Kreatif
Keterangan
1. Keterbukaan
terhadap
pengalaman baru
Bersikap aktif dan
antusias dalam
pembelajaran
4 Aktif diskusi dan
memerhatikan pelajaran
3 Aktif diskusi tetapi kurang
memerhatikan pelajaran
2 Kurang aktif diskusi tetapi
memerhatikan pelajaran
1 Kurang aktif diskusi dan tidak
memerhatikan pelajaran
2. Kebebasan
dalam ungkapan
diri
Sering
menyatakan
pendapat dan
pertanyaan
4 Sering berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
3 Kadang berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
2 Pernah berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
1 Tidak pernah berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
3. Menghargai
fantasi
Bersikap
menghargai
terhadap ide atau
gagasan yang
diajukan teman
4 Sering menghargai gagasan
atau ide teman
3 kadang menghargai gagasan
atau ide teman
2 Pernah menghargai gagasan
atau ide teman
1 Tidak menghargai gagasan
atau ide teman
135
4. Minat terhadap
kegiatan kreatif
Memiliki rasa
ingin tahu yang
luas dan
mendalam
4 Sering memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
3 Kadang memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
2 Pernah memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
1 Tidak pernah memiliki
keberanian dalam
mengungkapkan gagasan
dalam pembelajaran maupun
dikusi kelompok
5. Kepercayaan
terhadap gagasan
sendiri
Orisinil dalam
ungkapan
gagasan dan
pemecahan
masalah
4 Memiliki gagasan atau ide
dan tepat atas pemikiran
sendiri
3 Memiliki gagasan atau ide
tetapi kurang tepat atas
pemikiran sendiri
2 Memiliki gagasan atau ide
tepat tetapi tidak pemikiran
sendiri
1 Memiliki gagasan atau ide
tidak tepat dan tidak
pemikiran sendiri
2) Lembar observasi aktivitas siswa
No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS
2. Ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah
3. Ketepatan dalam menyelesaikan tugas
4. Komunikasi ilmiah
Skor Total
Komentar
Skor maksimum : 4 x 4 = 16
%100xmaksimalskor
diperolehyangskorskorPersentase
Kriteria presentase skor :
Interval skor % Kategori
81%- 100% Sangat Aktif
136
63%-80%
43%- 62%
25%-42 %
Aktif
KurangAktif
TidakAktif
Rubrik Penilaian
No. Aspek Yang Diamati Keterangan
1. Persiapan alat dan bahan 4 Mempersiapkan 71%-100% alat dan bahan
yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS
sebelum melakukan kerja ilmiah.
3 Mempersiapkan 51-70% alat dan bahan
yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS
sebelum melakukan kerja ilmiah.
2 Mempersiapkan 10%-50% alat dan bahan
yang dibutuhkan sesuai petunjuk LKS
1 Tidak membawa alat dan bahan yang
dibutuhkan sesuai petunjuk LKS
2. Ketepatan dalam
melakukan prosedur
ilmiah
4 Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk
LKS dengan benar dan runtut.
3 Melakukan kerja ilmiah sesuai petunjuk
LKS dengan benar tetapi kurang runtut.
2 Melakukan kerja ilmiah kurang benar
tetapi runtut.
1 Melakukan kerja ilmiah kurang benar dan
kurang runtut.
3. Ketepatan dalam
menyelesaikan tugas
4 Menyelesaikan tugas dengan benar,
lengkap dan tepat waktu.
3 Menyelesaikan tugas kurang lengkap tetapi
tepat waktu.
2 Menyelesaikan tugas dengan benar dan
lengkap tetapi tidak tepat waktu.
1 Menyelesaikan tugas kurang benar dan
tidak tepat waktu.
4. Komunikasi ilmiah 4 Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas
dan lancar dalam diskusi maupun
melaporkan hasil kerja ilmiah sesuai
dengan tema pembelajaran.
3 Mampu berkomunikasi dengan baik, jelas
dan lancar dalam diskusi namun kurang
baik dalam melaporkan hasil kerja ilmiah
sesuai dengan tema pembelajaran.
2 Mampu berkomunikasi dengan baik,
namun kurang lancar dalam diskusi
maupun melaporkan hasil kerja ilmiah
sesuai dengan tema pembelajaran
1 Mampu berkomunikasi dengan baik dan
lancar tetapi tidak sesuai dengan tema
pembelajaran.
137
b) Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Intrumen Butir soal
Siswa dapat menemukan
sumber-sumber energi
dalam kehidupan sehari-
hari.
Tes
tertulis
Uraian Elyn senang bermain di sawah
bersama teman-temanya untuk
bermain kincir angin sederhana
yang telah mereka buat.
a. Coba temukan sumber energi apa
yang mempengaruhi berputarnya
kincir angin! (skor 1)
b. Coba temukan 4 contoh bentuk
energi lain yang ada di lingkungan
sekitar! (skor 5)
Menerapkan konsep
energi pada tubuh
manusia.
Setiap hari Novi terbiasa berlari
memutari lapangan. Selain
menyehatkan badan, olahraga ini
mudah dan murah. Ketika terus
menerus berlari, lama-lama tubuh
Novi merasa lemas. Hal ini
dikarenakan suplai energi dalam
tubuh semakin berkurang.
1. Berdasarkan ilustrasi diatas,
coba kemukakan pendapatmu
tentang pengertian energi? (skor 1)
2. Coba jelaskan perubahan energi
apa yang tejadi dalam tubuh Novi
saat berlari! (skor 3)
Menyimpulkan
kandungan gizi dalam
makanan dalam suatu
percobaan
Erna mengamati Hida
mengoleskan keju pada kertas
sampul. Kemudian mereka
mengamati bekas noda pada
138
kertas sampul. Setelah diamati di
tempat yang terang, ternyata
kertas terdapat bekas warna
transparan pada bahan makanan
keju dan alpukat. Simpulkanlah
hasil percobaan diatas!(skor 4)
Membagankan proses
pencernaan dalam tubuh
Risa sedang sakit diare. Kata
dokter diare merupakan salah
satu gangguan pada saluran
pencernaan makanan. Coba
bantu Risa menggambarkan
diagram sistem pencernaan
makanan dalam tubuh! (skor 10)
Penskoran :
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPA
Hendro Suryono, S.Pd
NIP 19711230 199903 1006
Batangan-Pati, Mei 2014
Mahasiswa Peneliti
Frieda Wijayanti
NIM 4001410013
139
Lampiran 11: Kode Siswa
DAFTAR KODE SISWA UJI COBA SOAL (KELAS VIII A)
No Kode Nama
1 UC-01
2 UC-02
3 UC-03
4 UC-04
5 UC-05
6 UC-06
7 UC-07
8 UC-08
9 UC-09
10 UC-10
11 UC-11
12 UC-12
13 UC-13
14 UC-14
15 UC-15
16 UC-16
17 UC-17
18 UC-18
19 UC-19
20 UC-20
21 UC-21
22 UC-22
23 UC-23
24 UC-24
25 UC-25
26 UC-26
27 UC-27
28 UC-28
DAFTAR KODE SISWA UJI COBA SKALA KECIL (KELAS VIII B)
No Kode Nama
1 UK-01
2 UK-02
3 UK-03
4 UK-04
5 UK-05
6 UK-06
7 UK-07
8 UK-08
9 UK-09
10 UK-10
140
DAFTAR KODE SISWA
UJI COBA SKALA BESAR
(KELAS VII B)
No Kode Nama
1 UB-01
2 UB-02
3 UB-03
4 UB-04
5 UB-05
6 UB-06
7 UB-07
8 UB-08
9 UB-09
10 UB-10
11 UB-11
12 UB-12
13 UB-13
14 UB-14
15 UB-15
16 UB-16
17 UB-17
18 UB-18
19 UB-19
20 UB-20
21 UB-21
22 UB-22
23 UB-23
24 UB-24
25 UB-25
26 UB-26
27 UB-27
28 UB-28
29 UB-29
DAFTAR KODE SISWA
UJI PENERAPAN PRODUK
(KELAS VII A)
No Kode Nama
1 UP-01
2 UP-02
3 UP-03
4 UP-04
5 UP-05
6 UP-06
7 UP-07
8 UP-08
9 UP-09
10 UP-10
11 UP-11
12 UP-12
13 UP-13
14 UP-14
15 UP-15
16 UP-16
17 UP-17
18 UP-18
19 UP-19
20 UP-20
21 UP-21
22 UP-22
23 UP-23
24 UP-24
25 UP-25
26 UP-26
27 UP-27
28 UP-28
29 UP-29
30 UP-30
141
Lampiran 11: Instrumen Uji Coba Soal
KISI-KISI SOAL UJI COBA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Batangan
Mata Pelajaran : IPA
Tahun ajaran : 2013/1014
Topik : Energi dan Kesehatan
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 75 menit
Jumlah soal : 23 Soal
Kompetensi Dasar :
3.6 Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan,
transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis
Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi
energi, respirasi, sistem pencernaan makanan dan fotosintesis.
4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk menyeenyelidiki zat yang berperan
sebagai sumber energi.
Indikator Soal Ranah Kognitif Nomor
Soal
Aspek
Berpikir
Kreatif
Kunci
Jawaban C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Menemukan
bentuk-bentuk
energi dan
sumbernya dalam
kehidupan sehari-
hari.
√ 3a Ke lancaran Terlampir
3b Keluwesan
√ 4 Keluwesan
2. Mengaplikasikan
konsep energi dan
perubahanya dalam
kehidupan sehari-
hari
√ 1 Kelancaran
√ 2 Elaborasi
√ 5a Kelancaran
5b Elaborasi
√ 8 Keluwesan
3. Mengaplikasikan
konsep energi
potensial dalam
kehidupan
√ 6 Elaborasi
√ 7 Elaborasi
4. Mengidentifikasi √ 13 Keluwesan
Alokasi Waktu : 75 menit
Jumlah soal : 20 soal
Penulis : Frieda Wijayanti
Lam
piran
12: In
strum
en U
ji Coba S
oal
142
Keterangan:
Aspek berpikir kreatif, yaitu :
1. Kelancaran (fluency), yaitu dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan dengan tepat.
2. Keluwesan (flexibility), yaitu menghasilkan jawaban yang bervariasi dengan sudut
pandang yang berbeda.
3. Orisinalitas, yaitu Memberikan jawaban atau gaagasan yang unik sesuai
pemikiran sendiri
4. Elaborasi, yaitu Memerinci gagasan atau langkah kerja dengan benar, runtut dan
detail.
permasalahan energi
dalam kehidupan
sehari-hari
√ 14 Keluwesan
√ 15 Keluwesan
5. Menganalisis
kandungan gizi
dalam bahan
makanan sebagai
sumber energi tubuh
yang sering
dikonsumsi sehari-
hari
√ 9 Elaborasi
6. Merancang
percobaan uji bahan
makanan
√ 16 Kelancaran
√ 12 Originalitas
√ 11 Kelancaran
√ 17 Originalitas
7. Mendeskripsikan
proses pencernaan
pada manusia
√ 10 Elaborasi
√ 18 Originalitas
√ 19 Elaborasi
8. Memprediksi
penyakit gizi pada
manusia
√ 20 Elaborasi
Jumlah 2 3 4 6 2 3
Persentase (%) 10 15 20 30 10 15
25% 50% 25%
143
SOAL UJI COBA
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Mata Pelajaran : IPA Tanggal : Mei 2014
Kelas/Semester : VIII/Genap Waktu : 50 Menit
Petunjuk Umum:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
2. Tulislah identitasmu pada lembar jawaban.
3. Laporkanlah pada gurumu jika terdapat kesalahan dalam lembar soal.
4. Periksalah jawabanmu terlebih dahulu sebelum dikumpulkan.
Petunjuk Khusus:
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar!
Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 1-2!
Setiap hari Novi terbiasa berlari memutari
lapangan. Selain menyehatkan badan, olahraga
ini mudah dan murah. Ketika terus menerus
berlari, lama-lama tubuh Novi merasa lemas.
Hal ini dikarenakan suplai energi dalam tubuh
semakin berkurang.
3. Apa yang dimaksud energi? (skor 1)
4. Coba jelaskan perubahan energi apa yang terjadi dalam tubuh Novi saat
berlari! (skor 3)
3. Elyn senang bermain di sawah bersama teman-temanya untuk bermain kincir
angin sederhana yang telah mereka buat.
a. Coba temukan sumber energi apa yang mempengaruhi berputarnya kincir
angin! (skor 1)
b. Coba temukan 4 contoh bentuk energi yang ada di lingkungan sekitar tempat
tinggal kalian! (skor 5)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
144
4. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan sumber energinya, coba jelaskan:
a. Manakah yang termasuk sumber
energi tak terbaharukan? Jelaskan! (skor 3)
b. Berdasarkan perbandingan gambar
disamping, Apakah perbedaan sumber energi
terbaharukan dan tak terbaharukan? (skor 2)
5. Setip minggu Feri berburu burung dara di kebun. Ia menggunakan ketapel dan
batu untuk menembak dengan jarak 10 cm dan 5 cm. Ternyata batu yang
terlempar paling jauh ketika ditembakan pada jarak 10 cm.
a. Apa yang menyebabkan batu dapat terlempar? (skor 2)
b. Coba jelaskan mengapa menembakan batu dengan ketapel pada jarak 10 cm
dapat membuat batu terlempar lebih jauh! (skor 3)
6. Sebuah bola yang dijatuhkan dari atap rumah dengan ketinggian 10 m memiliki
energi potensial sebesar 100 J. Berapakah massa bola tersebut jika percepatan
gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5)
7. Sekarung buah mangga dengan massa sebesar 20 kg memiliki energi potensial
sebesar 900 J terjatuh dari atas truk . Berapakah tinggi truk tersebut terhadap
tanah jika percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5)
Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 6-9!
Memilih Menu Sehat Untuk Keluarga
Kuliner secara tidak langsung memiliki dampak besar untuk membangun
relasi, seperti mempererat hubungan dalam keluarga. Maka makanan yang sehat
bagi keluarga perlu diperhatikan dalam penyajianya. Makanan yang sehat untuk
keluarga tentunya berbeda-beda dilihat dari waktu maupun usia. Menu sarapan
untuk anak-anak, sekiranya kita hrus memberikan makanan yang mengenyangkan
perut dan memberi energi, namun tidak terlalu berat, seperti sedikit nasi dengan
telur rebus atau telur mata sapi, buah dan susu serta yang paling penting air putih.
Untuk remaja, tentunya sarapan harus diperhatikan melihat bertambahnya
kegiatanya di sekolah. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena
mempengaruhi kerja otak selama beraktivitas. Telur dan buah masih dianjurkan
145
untuk dikonsumsi. Namun, untuk mengonsumsi telur, diusahakan putihnya saja
karena kandungan proteinya lebih tinggi.
Sumber : okezone.com
8. Berdasarkan artikel diatas, sarapan pagi perlu diperhatikan untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh dalam menunjang kegiatan. Coba tafsirkan 3
kandungan gizi apa saja dalam makanan sebagai sumber energi bagi tubuh
beserta contohnya! (skor 4)
9. Putih telur memiliki kandungan protein tinggi. Bagaimanakah cara
membuktikan adanya kandungan protein pada putih telur? (skor 4)
10. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari diserap oleh tubuh dalam bentuk
senyawa sederhana melalui serangkaian proses pencernaan makanan, baik
secara mekanis mapun kimiawi. Apakah perbedaan proses pencernaan
makanan secara mekanis dan kimiawi? (skor 3)
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawb pertanyaan nomor 11-12!
sumber: google.image
11. Berdasarkan gambar diatas, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat!
(skor 3)
12. Suplai karbohidrat harus seimbang karena mempengaruhi kerja otak selama
beraktivitas. Rancanglah percobaan uji karbohidrat pada makanan dengan alat
dan bahan yang ada di lingkungan sekitarmu! (skor 10)
Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 6-9!
12 Tahun Lagi Minyak di Bumi Indonesia Akan Habis
Indonesia diyakini akan mengalami krisis energi. Ketergantungan selama
ini terhadap energi fosil akan menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika.
Menurut statistical world review yang dirilis oleh Bristish Petrolium pada Juni
2012, bahwa cadangan minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa
sekitar 4 miliar barel pada akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak
Tempe Roti
Telur Keju Jagung
146
mentah dalam negeri sebesar 942 ribu barel per hari maka secara matematis
minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Bagaimana
mengantisipasi hal tersebut? Solusi terbaik adalah dengan melakukan diversifikasi
energi dan pencarian sumber energi baru untuk masa depan.
Sumber: hariansib.com, Edisi 12 Februari 2014
13. Saat ini Indonesia sedang mengalami krisis energi. Sebutkan 3 faktor yang
menyebabkan krisis energi di Indonesia? (skor 4)
14. Kemukakan 3 contoh perilaku pemborosan energi dalam kehidupan! (skor 5)
15. Kemukakan 3 contoh perilaku penghematan energi dalam kehidupan! (skor 5)
16. Yuyun akan melakukan percobaan uji kandungan lemak pada keju, roti, alpukat
dan tempe. Berikut petunjuk percobaan yang akan dilakukan.
Perhatikan langkah kerja pada buku petunjuk, ternyata belum runtut. Coba
susunlah langkah kerja praktikum percobaan tersebut sehingga menjadi
langah kerja yang sistematis! (skor 10)
17. Erna mengamati Hida mengoleskan keju pada kertas sampul. Kemudian
mereka mengamati bekas noda pada kertas sampul. Setelah diamati di tempat
147
yang terang, ternyata kertas terdapat bekas warna transparan pada bahan
makanan keju dan alpukat. Buatlah simpulan dari hasil percobaan diatas!
(skor 4)
18. Risa sedang sakit diare. Kata dokter diare merupakan salah satu gangguan
pada saluran pencernaan makanan. Coba bantu Risa menggambarkan diagram
sistem pencernaan makanan dalam tubuh! (skor 10)
19. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat menghasilkan energi untuk
digunakan beraktivitas. Jelaskan bagaimanakah makanan dicerna menjadi
energi? (skor 4)
20. Intan melihat gambar berikut ini ketika menemani ibunya di Posyandu.
Gambar 1 Gambar 2
Gambar diatas merupakan foto anak Nigeria yang mengalami kekeurangan
gizi. Coba tafsirkan apa jenis penyakit yang diderita anak-anak tersebut
tersebut beserta penyebabnya! (skor 4)
Selamat dan Semangat Mengerjakan
148
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
No KUNCI JAWABAN SKOR
1. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 1)
Menjawab benar dan lengkap 1
Menjawab salah 0
2. Otot pada tubuh berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot,
yakni berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan
makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi
panas.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 3)
Menjawab benar dan lengkap. 3
Menjawab benar, tetapi kurang lengkap 2
Menjawab salah 1
3. a. Kincir angin berasal dari sumber energi angin.
1 Pedoman Penskoran
(skor maksimal 1)
Menjawab benar dan lengkap
Menjawab salah 0
b. Contoh bentuk-bentuk energi:
1) energi potensial, contoh : buah mangga jatuh dari pohon
2) energi kinetik, contoh : air mengalir dari bendungan
3) energi kimia, contoh : bensin
4) energi listrik, contoh : lampu bohlam
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 3)
Menjawab 4 bentuk energi dan contohnya
dengan tepat 5
Menjawab 2 - 3 bentuk energi dan
contohnya dengan tepat
4
Menjawab 4 bentuk energi saja 3
Menjawab kurang dari 4 bentuk energi 2
Menjawab salah 1
4. a. Kipas baterai merupakan sumber energi tak terbaharukan,
karena memanfaatkan sumber energi baterai. Baterai merupakan
salah satu sumber energi yang dapat habis dan tidak dapat
diperbaharui kembali setelah pemakaian habis.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 3)
Menjwab benar dan lengkap 3
Menjawab benar tapi kurang lengkap
(hanya menyebutkan benda) 2
Menjawab salah 1
149
b. Sumber energi terbaharukan merupakan sumber energi yang
dapat diperbaharui kembali dalam pemanfaatannya.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 2)
Menjawab benar dan lengkap 2
Menjawab salah 0
5. a. Batu dapat terlempar akibat dari pengaruh energi potensial.
Akibat kedudukan batu yang setimbang, batu dapat melakukan
kerja atau memiliki energi. Batu diketapel mendapatkan energi
ketika ketapel direnggangkan. Energi potensial inilah yang
mendorong ketapel dapat terlempar dengan pengaruh gravitasi.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 2)
Menjawab benar dan lengkap 2
Menjawab salah 1
b. Batu yang ditembakan pada jarak 10 cm dapat terlempar lebih
jauh karena memiliki kedudukan yang lebih jauh dari titik
setimbang batu sehingga energi potensialnya semaikin besar.
Hal ini sesuai dengan konsep energi potensial yang dipengaruhi
oleh kedudukan benda dan massa benda. Oleh, karena itu semakin
jauh kedudukan suatu benda, maka energi potensialnya akan
semakin besar, sehingga membuat batu dapat terlempar lebih jauh.
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 3)
Memberikan alasan yang benar dan
lengkap sesuai konsep energi potensial 3
Menjawab alasan kurang lengkap tetapi
sesuai konsep energi potensial 2
Menjawab salah 1
6. Diketahui:
h= 10 m; Ep= 100 J
Ditanya:
m=....?
Jawab :
Ep= m.g.h
m= Ep/( g.h )
m= 100/10.10 = 1 kg
Jadi, massa truk sayur
tersebut sebesar 1 kg.
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 5)
Aspek diketahui, ditanya, rumus dan
jawaban runtut, benar dan lengkap 5
Aspek diketahui, ditanya dan rumus
runtut, benar dan lengkap, namun
jawaban salah.
4
Aspek diketahui, ditanya benar dan
lengkap, rumus salah namun jawaban
benar
3
Hanya benar aspek diketahui dan
ditanya 2
Menjawab salah 1
7. Diketahui:
m= 20 kg ; Ep= 900 J
Ditanya:
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 5)
150
h=....?
Jawab :
Ep= mgh
h= Ep/( g.m )
h= 900/10.20 = 4,5 m
Aspek diketahui, ditanya, rumus dan
jawaban runtut, benar dan lengkap 5
Aspek diketahui, ditanya dan rumus
runtut, benar dan lengkap, namun
jawaban salah.
4
Jawaban benar, namun tidak disertakan
aspek diketahui dan ditanya. 3
Hanya benar aspek diketahui dan
ditanya atau hanya benar rumus 2
Menjawab salah 1
8. Kandungan gizi dalam makanan, antara lain :
1) karbohidrat, contoh: nasi, roti, jagung
2) protein, contoh: putih telur, tempe, pisang
3) lemak, contoh: keju, alpukat, minyak goreng
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 4)
Menyebutkan 3 kandungan gizi dalam
makanan dan contohnya dengan benar
dan lengkap.
4
Menyebutkan 2 kandungan gizi dalam
makanan dan contohnya dengan benar
dan lengkap.
3
Menyebutkan 3 zat gizi saja 2
Menjawab salah 1
9. Untuk menguji kandungan protein pada putih telur dapat
menggunakan larutan biuret. Putih telur dihaluskan kemudian
diteteskan larutan biuret. Kemudian didiamkan beberapa menit.
Apabila warna pada sampel membentuk cincin ungu, maka sampel
tersebut mengandung protein.
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 4)
Menjelaskan dengan runtut, lengkap
dan benar.
4
Menjelaskan dengan runtut dan benar
tetapi kurang lengkap.
3
Menjelaskan hanya dengan larutan
biuret dan perubahan warna saja.
2
Menjawab salah 1
10. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah roti dan jagung.
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 3)
Menjawab benar dan lengkap 3
Hanya satu yang benar 2
Menjawab salah 1
11. Pencernaan mekanik merupakan proses menghancurkan makanan
secara fisik menjadi bagian yang lebih kecil. Sedangkan proses
pencernaan kimiawi merupakan proses perubahan susunan dan
ukuran molekul makanan dengan bantuan enzim.
151
Pedoman penskoran
(Skor maksimal 3)
Menjawab benar dan lengkap
3
Menjawab benar tapi kurang lengkap 2
Menjawab salah 1
12. Rancangan uji karbohidrat
Alat dan bahan : tabung reaksi, pipet tetes, lumpang dan alu,
kertas label, cawan petri, betadine, bahan makanan (nasi dan roti)
Langkah kerja :
1. Berilah label pada masing-masing tabung reaksi sesuai dengan
bahan makanan yang diujikan.
2. Bahan makanan yang padat digerus terlebih dahulu dengan
menggunakan lumpang dan alu. Beri sedikit air untuk melarutkan,
sehingga terbentuk larutan.
3. Masukkan masing-masing larutan dalam cawan petri dan
letakkan pipet tetes pada masing-masing bahan makanan.
4. Masukan bahan makanan yang sudah halus kedalam tabung
reaksi sesuai label.
5. Berikan beberapa tetes betadine dan amati perubahan warnanya.
Tabel Pengamatan
No Bahan
Makanan
Warna
Awal
Warna
Akhir
Keterangan
10
Pedoman penskoran
(skor maksimal 10)
Menjelaskan dengan runtut, lengkap dan
benar (alat dan bahan, langkah kerja dan
tabel pengamatan)
Menjelaskan aspek alat dan bahan dan
langkah kerja, tabel pengamatan tidak
sesuai
7
Menjelaskan aspek alat dan bahan dan
langkah kerja 5
Hanya benar aspek alat dan bahan. 3
Menjawab salah 1
13. Penyebab krisis energi
1. Bertambahnya populasi manusia.
2. Keterbatasan persediaan sumber energi.
3. Pertumbuhan penduduk tidak diseimbangkan dengan
penjagaan ekosistem.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 4)
Menyebutkan 3 penyebab krisis energi
dengan benar.
4
Menyebutkan 2 penyebab krisis energi
dengan benar. 3
152
Menyebutkan 1 penyebab krisis energi
dengan benar 2
Menjawab salah 1
14. Perilaku pemborosan energi:
a. Masih menancapkan charger ketika selesai mengisi baterai.
b. Menggunakan kendaraan bermotor dalam menempuk tempat
pada jarak dekat.
c. Menyalakan lampu di siang hari.
d. Menyalakan televisi 24 jam non-stop.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 5)
Menyebutkan 4 contoh perilaku
pemborosan energi dengan benar.
5
Menyebutkan 3 contoh perilaku
pemborosan energi dengan benar. 4
Menyebutkan 2 contoh perilaku
pemborosan energi dengan benar 3
Menyebutkan 1 contoh perilaku
pemborosan energi benar. 2
Menjawab salah 1
15. Perilaku hemat energi:
a. Menggunakan lampu hemat energi, misalnya seperti neon.
b. Menggunakan penerangan alami disiang hari secara optimal.
c. Mematikan barang elektronik jika sudah tidak digunakan
d. Menggunakan alat rumah tangga ramah lingkungan.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 5)
Menyebutkan 4 contoh perilaku
penghematan energi dengan benar. 5
Menyebutkan 3 contoh perilaku
penghematan energi dengan benar. 4
Menyebutkan 2 contoh perilaku
penghematan energi dengan benar 3
Menyebutkan 1 contoh perilaku
penghematan energi benar. 2
Menjawab salah 1
16. Langkah Kerja:
a. Potonglah kertas sampul cokelat dan gelas beker menjadi empat
bagian.
b. Berilah label nama diatas kertas sampul cokelat agar tidak
tertukar.
c. Oleskan bahan makanan pada kertas sampul cokelat.
d. Biarkan kertas cokelat mengering selama 10 menit.
e. Amati dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Kertas
manakah yang meninggalkan noda?
f. Catat hasil pengamatan pada tabel.
153
Pedoman
Penskoran
(skor maksimal 10)
Mengurutkan 6 langkah kerja dengan runtut,
benar dan lengkap. 10
Mengurutkan 4-5 langkah kerja dengan
runtut, benar dan lengkap. 7
Mengurutkan 2-3 langkah kerja dengan
runtut, benar dan lengkap. 5
Hanya benar satu langkah atau Menjawab
salah 1
17. Makanan yang mengandung lemak apabila diletakan pada kertas
sampul akan meninggal bekas noda yang transparan. Jadi keju
dan alpukat merupakan makanan yang mengandung lemak.
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 4)
Menyimpulkan dengan benar dan
lengkap 4
Hanya menyebutkan makanan yang
mengandung lemak 3
Hanya menafsirkan bekas noda yang
transparan 2
Menjawab salah 1
18. Diagram pencernaan makanan:
Makanan
Mulut
Kerongkongan
Lambung
Usus Halus
Pencernaan Mekanik
(Mulut dan Gigi)
Pencernaan Mekanik
(Gerakan Mendorong)
Pencernaan Kimiawi
(Enzim dan Asam Klorida)
Duodenum
Usus Besar
Rektum dan Anus
Yeyenum
Ileum
Darah
154
Pedoman
Penskoran
(skor maksimal
10)
Membut diagram dengan runtut, benar dan
lengkap 10
Membuat diagram runtut dan benar namun
kurang lengkap 7
Membuat diagram benar tapi kurang runtut 3
Menjawab salah 2
19. Zat makanan yang diserap dari ileum dalam bentuk molekul
sederhana akan masuk menuju sistem peredaran darah untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Selanjutnya digunakan dalam proses
respirasi yang menghasilkan energi.
Pedoman
Penskoran
(skor maksimal
4)
Memberikan penjelasan dengan benar, runtut dan
lengkap 4
Memberikan jawaban benar dan runtut tetapi
kurang lengkap 3
Memberikan kurang runtut tetapi lengkap 2
Menjawab salah 1
20. Pada gambar tersebut merupakan anak yang terkena penyakit
kwashiorkor dan maramus. Kwashiorkor merupakan penyakit
kurang protein yang biasa dijumpai pada bayi dalam masa
penyapihan dan balita (prasekolah).
Pedoman Penskoran
(skor maksimal 4)
Memberikan penjelasan dengan benar dan
lengkap penyakit dan penyebabnya 4
Memberikan 1 jawaban benar tapi kurang
lengkap penyakit dan penyebabnya 3
Hanya menyebutkan penyakitnya 2
Menjawab salah 1
155
Lampiran 12: Analisis Hasil Uji Coba Soal
No
1 2 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6 7 8 9 10 Y
1 UC-22 0 1 1 5 1 2 1 2 3 3 4 4 0 81
2 UC-14 1 0 1 4 2 1 2 2 4 4 4 4 4 81
3 UC-27 1 2 1 5 2 1 2 3 3 3 4 3 3 80
4 UC-24 1 2 1 3 3 2 1 2 3 3 4 4 1 76
5 UC-15 1 2 1 5 2 2 1 1 5 5 4 4 3 76
6 UC-12 1 1 1 2 3 2 2 1 5 3 3 4 4 75
7 UC-17 1 2 1 3 3 1 2 4 3 4 2 2 2 73
8 UC-09 0 2 1 5 3 2 1 2 3 3 2 4 3 72
9 UC-13 0 2 1 5 2 2 1 2 3 4 4 2 2 71
10 UC-26 1 0 0 4 2 1 2 2 1 1 4 3 4 69
11 UC-11 0 2 1 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 68
12 UC-18 1 2 1 2 2 2 2 1 1 4 4 3 3 67
13 UC-16 1 2 1 4 2 2 1 1 2 2 4 3 2 67
14 UC-21 1 2 1 3 2 0 1 2 1 1 4 4 1 63
15 UC-19 1 2 0 3 3 0 1 0 2 2 2 3 1 48
16 UC-08 0 1 1 1 3 1 0 2 3 3 2 2 0 48
17 UC-02 0 1 1 4 2 2 1 2 1 1 2 3 1 48
18 UC-01 0 1 1 3 0 1 0 0 1 1 3 3 0 48
19 UC-23 1 0 0 1 2 0 1 1 1 0 4 3 0 47
20 UC-07 0 2 1 3 2 2 1 2 3 2 4 2 0 47
21 UC-03 1 2 0 2 2 2 1 1 2 1 3 4 1 45
22 UC-04 0 2 1 5 3 2 0 0 2 1 2 4 0 43
23 UC-28 1 2 0 1 3 2 1 1 1 1 1 0 1 41
24 UC-10 0 2 0 4 1 2 0 2 1 1 3 1 1 41
25 UC-06 0 0 1 2 1 2 1 1 3 4 0 0 0 41
26 UC-05 1 0 1 4 3 2 1 1 0 1 2 3 0 40
27 UC-20 1 2 0 5 1 0 1 0 0 0 2 2 0 37
28 UC-25 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 30
17 41 20 92 57 40 30 42 61 61 80 77 40 1623
mean 0.607 1.464 0.714 3.286 2.036 1.429 1.071 1.500 2.179 2.179 2.857 2.750 1.429
skor maks 1 3 1 5 3 2 2 3 5 5 4 4 3
p 0.607 0.488 0.714 0.657 0.679 0.714 0.536 0.500 0.436 0.436 0.714 0.688 0.476
tingkat kesukaran sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang mudah sedang sedang
mean kelompok atas 0.714 1.571 0.929 3.857 2.214 1.571 1.500 1.929 2.929 3.071 3.571 3.357 2.500
mean kelompok bawah 0.5 1.357 0.5 2.714 1.857 1.286 0.643 1.071 1.429 1.286 2.143 2.143 0.357
Mean KA - Mean KB 0.214 0.214 0.429 1.143 0.357 0.286 0.857 0.857 1.5 1.786 1.429 1.214 2.143
skor Maks 1 3 1 5 3 2 2 3 5 5 4 4 3
D 0.214 0.071 0.429 0.229 0.119 0.143 0.429 0.286 0.3 0.357 0.357 0.304 0.714
Daya Pembedacukup
kurang
baik baik cukup
kurang
baik
kurang
baik baik cukup cukup cukup cukup cukup
baik
sekali
rxy 0.138 0.039 0.531 0.443 0.268 0.229 0.653 0.467 0.673 0.703 0.703 0.591 0.737
rtabel
Validitas ( rhitung > r tabel ) tidak
valid
tidak
valid valid validtidak
valid
tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid
si2 0.247 0.628 0.212 2.138 0.776 0.624 0.439 0.852 2.004 2.078 1.534 1.602 2.032
∑ si2
st2
n
n-1
r11
rtabel
Reliabilitas ( rhitung > r tabel )
Tidak Tidak Dipakai Dipakai Tidak Tidak Tidak Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Dipakai
tin
gka
t
kesu
kara
nd
aya
pe
mb
ed
a
K
E
L
O
M
P
O
K
A
T
A
S
ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Kode SiswaKode Soal
Jumlah
K
E
L
O
M
P
O
K
B
A
W
A
H
0.374
15.167
49.128
28
27
0.839
0,374
vali
dit
as
reli
ab
ilit
as
Kriteria
reliabel
156
No
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 UC-22 3 7 4 5 5 10 3 10 4 3 81
2 UC-14 2 7 4 5 5 10 2 5 4 4 81
3 UC-27 3 10 4 5 5 7 1 5 3 4 80
4 UC-24 3 7 3 5 5 10 2 5 4 2 76
5 UC-15 3 7 3 4 3 5 3 5 4 3 76
6 UC-12 2 5 4 5 5 10 2 3 3 4 75
7 UC-17 3 10 3 3 4 10 2 2 3 3 73
8 UC-09 3 7 4 5 5 7 1 3 4 2 72
9 UC-13 3 7 3 5 5 5 0 5 4 4 71
10 UC-26 3 7 2 5 4 10 2 5 4 2 69
11 UC-11 3 7 2 2 5 5 2 7 4 0 68
12 UC-18 3 10 2 3 3 5 2 5 4 2 67
13 UC-16 3 5 2 3 3 7 1 10 4 2 67
14 UC-21 3 7 3 5 5 7 0 5 2 3 63
15 UC-19 0 7 2 3 3 7 1 2 3 0 48
16 UC-08 3 7 1 5 5 0 0 3 4 1 48
17 UC-02 2 1 1 3 5 5 1 5 3 1 48
18 UC-01 2 10 4 5 5 0 1 3 3 1 48
19 UC-23 0 5 2 1 5 10 2 7 1 0 47
20 UC-07 2 3 0 5 3 3 0 3 3 1 47
21 UC-03 2 5 1 1 5 0 1 2 4 2 45
22 UC-04 2 7 1 5 5 0 0 0 0 1 43
23 UC-28 3 5 2 3 3 5 1 1 3 0 41
24 UC-10 1 3 0 3 3 5 2 2 3 1 41
25 UC-06 1 1 2 3 5 5 1 3 4 1 41
26 UC-05 0 5 1 3 5 0 0 5 0 2 40
27 UC-20 1 7 2 2 2 3 0 5 0 1 37
28 UC-25 3 0 0 2 5 5 0 3 4 3 30
62 169 62 104 121 156 33 119 86 53 1623
Mean 2.214 6.036 2.214 3.714 4.321 5.571 1.179 4.250 3.071 1.893
skor maks 3 10 4 5 5 10 4 10 4 4
p 0.738 0.604 0.554 0.743 0.864 0.557 0.295 0.425 0.768 0.473
tingkat kesukaran mudah sedang sedang mudah mudah sedang sukar sedang mudah sedang
mean kelompok atas 2.857 7.357 3.071 4.286 4.429 7.714 1.643 5.357 3.643 2.714
mean kelompok bawah 1.571 4.714 1.357 3.143 4.214 3.429 0.714 3.143 2.5 1.071
Mean KA - Mean KB 1.286 2.643 1.714 1.143 0.214 4.286 0.929 2.214 1.143 1.643
Skor Maks 3 10 4 5 5 10 4 10 4 4
D 0.429 0.264 0.429 0.229 0.043 0.429 0.232 0.221 0.28571 0.411
Daya Pembedabaik cukup baik cukup
kurang
baikbaik cukup cukup cukup baik
rxy 0.550 0.565 0.764 0.521 0.175 0.642 0.593 0.461 0.460 0.629
rtabel0.374
Validitas valid
valid valid valid
tidak
valid valid valid valid valid valid
si2 1.063 6.925 1.656 1.841 0.967 11.810 0.893 5.454 1.698 1.655
∑ si2
49.128
st2 256.63
n 28
n-1 27
r110.839
rtabel 0.374
Reliabilitas reliabel
Dipakai Dipakai Tidak Tidak Tidak Tidak Dipakai Dipakai Dipakai DipakaiKriteria
K
E
L
O
M
P
O
K
A
T
A
S
K
E
L
O
M
P
O
K
B
A
W
A
H
Kode SoalYKode Siswa
tin
gkat
kesu
kara
nd
aya
pem
bed
ava
lidit
as
Jumlah
reli
abili
tas
157
PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN SOAL
1. Rumus Validitas
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
ΣXY : Jumlah perkalian skor item X dan Y
X : Jumlah skor item X
Y : Jumlah skor item Y
N : Jumlah responden
ΣX2
: Jumlah kuadrat skor item X
ΣY2
: Jumlah kuadrat skor item
Kriteria:
Soal dapat dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%.
2. Contoh Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk butir
soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
No Kode Butir soal
Skor
total XY X2 Y2
no 1 (X) (Y)
1 UC-01 1 48 48 1 2304
2 UC-02 1 48 48 1 2304
3 UC-03 0 45 0 0 2025
4 UC-04 1 43 43 1 1849
5 UC-05 1 40 40 1 1600
6 UC-06 1 41 41 1 1681
7 UC-07 1 47 47 1 2209
8 UC-08 1 48 48 1 2304
9 UC-09 1 72 72 1 5184
10 UC-10 0 41 0 0 1681
11 UC-11 1 68 68 1 4624
12 UC-12 1 75 75 1 5625
13 UC-13 1 71 71 1 5041
14 UC-14 1 81 81 1 6561
15 UC-15 1 76 76 1 5776
16 UC-16 1 67 67 1 4489
17 UC-17 1 73 73 1 5329
18 UC-18 1 67 67 1 4489
19 UC-19 0 48 0 0 2304
158
20 UC-20 0 37 0 0 1369
21 UC-21 1 63 63 1 3969
22 UC-22 1 81 81 1 6561
23 UC-23 0 47 0 0 2209
24 UC-24 1 76 76 1 5776
25 UC-25 0 30 0 0 900
26 UC-26 0 69 0 0 4761
27 UC-27 1 80 80 1 6400
28 UC-28 0 41 0 0 1681
Jumlah 20 1623 1265 20 101005
a. Mencari rtabel dengan n=28 dan α=5%
rtabel = rxy(0,5:28) =0,374
b. Menghitung rxy
rxy =
√{ }{ }
=
√
= 0,531
Berdasarkan perhitungan diatas, rxy > rtabel , yakni 0,531 > 0,374. Oleh karena itu,
soal No 3a dapat dikatakan valid.
159
PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN SOAL
1. Rumus Reliabilitas
2
2
11 11
i
i
n
nr
Keterangan :
11r : reliabilitas instrumen
n : jumlah butir soal 2
i : jumlah varians skor tiap-tiap item
2
i : varians total
Kriteria:
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
2. Contoh perhitungan
a. Mencari besar r tabel
Pada α=0,05 dan n= 28, diperoleh r tabel = 0,374
b. Menghitung r11
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
σi2 = 0,257+0,628+0,212+2,138+0,776+0,624+0,439+0,852+2,004+2,078+1,534+
1,602+2,032+1,063+6,925+1,656+1,841+0,967+11,810+0,893+5,454+1,69
8+1,655
= 49,128
σt2= 256,628
Sehingga,
r11=(
= 0,839
Berdasarkan perhitungan diatas, r11 > rtabel , yakni 0,839 > 0,374. Oleh karena itu,
instrumen tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
160
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
1. Rumus Daya Pembeda
Keterangan:
: daya pembeda
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria:
Interval Kriteria
0,70 – 1,00 Baik sekali
0,40 – 0,69 Baik
0,20 – 0,39 Cukup
0,00 – 0,19 Jelek
2. Contoh Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk
butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-22 1 15 UC-19 0
2 UC-14 1 16 UC-08 1
3 UC-27 1 17 UC-02 1
4 UC-24 1 18 UC-01 1
5 UC-15 1 19 UC-23 0
6 UC-12 1 20 UC-07 1
7 UC-17 1 21 UC-03 0
8 UC-09 1 22 UC-04 1
9 UC-13 1 23 UC-28 0
10 UC-26 0 24 UC-10 0
11 UC-11 1 25 UC-06 1
12 UC-18 1 26 UC-05 1
13 UC-16 1 27 UC-20 0
14 UC-21 1 28 UC-25 0
Mean KA= 0,929
Mean KB= 0,5
Sehingga,
P = 0,929-0,5
= 0,429
Berdarkan perhitungan diatas diperoleh
P= 0,429, maka sesuai tabel kriteria soal
No 3a memiliki daya pembeda cukup.
161
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
1. Rumus Tingkat Kesukaran
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
J : jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria:
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
2. Contoh Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal No 3a, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir
soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-22 1 15 UC-19 0
2 UC-14 1 16 UC-08 1
3 UC-27 1 17 UC-02 1
4 UC-24 1 18 UC-01 1
5 UC-15 1 19 UC-23 0
6 UC-12 1 20 UC-07 1
7 UC-17 1 21 UC-03 0
8 UC-09 1 22 UC-04 1
9 UC-13 1 23 UC-28 0
10 UC-26 0 24 UC-10 0
11 UC-11 1 25 UC-06 1
12 UC-18 1 26 UC-05 1
13 UC-16 1 27 UC-20 0
14 UC-21 1 28 UC-25 0
Mean= 0,714
Skor maksimal 1
Sehingga,
P =
= 0,714
Berdarkan perhitungan diatas
diperoleh P= 0,714, maka sesuai
tabel soal No 3a memiliki tingkat
kesukaran mudah.
162
Lampiran 13: Analisis Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif
SOAL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Mata Pelajaran : IPA Tanggal : Mei 2014
Kelas/Semester : VII/Genap Waktu : 50 Menit
Petunjuk Umum:
5. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
6. Tulislah identitasmu pada lembar jawaban.
7. Laporkanlah pada gurumu jika terdapat kesalahan dalam lembar soal.
8. Periksalah jawabanmu terlebih dahulu sebelum dikumpulkan.
Petunjuk Khusus:
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Elyn senang bermain di sawah bersama teman-temanya untuk bermain kincir
angin sederhana yang telah mereka buat.
a. Coba temukan sumber energi apa yang mempengaruhi berputarnya kincir
angin! (skor 1)
b. Coba temukan 4 contoh bentuk energi yang ada di lingkungan sekitar kalian!
(skor 5)
2. Setip minggu Feri berburu burung dara di kebun. Ia menggunakan ketapel dan
batu untuk menembak dengan jarak 10 cm dan 5 cm. Ternyata batu yang
terlempar paling jauh ketika ditembakan pada jarak 10 cm. Coba jelaskan
mengapa menembakan batu dengan ketapel pada jarak 10 cm dapat membuat
batu terlempar lebih jauh! (skor 3)
3. Sebuah bola yang dijatuhkan dari atap rumah dengan ketinggian 10 m memiliki
energi potensial sebesar 100 J. Berapakah massa bola tersebut jika percepatan
gravitasi sebesar 10 m/s2? (skor 5)
Bacalah artikel berikut ini untuk menjawab soal nomor 4-5!
Memilih Menu Sehat Untuk Keluarga
Kuliner secara tidak langsung memiliki dampak besar untuk membangun
relasi, seperti mempererat hubungan dalam keluarga. Maka makanan yang sehat
bagi keluarga perlu diperhatikan dalam penyajianya. Makanan yang sehat untuk
163
keluarga tentunya berbeda-beda dilihat dari waktu maupun usia. Menu sarapan
untuk anak-anak, sekiranya kita hrus memberikan makanan yang mengenyangkan
perut dan memberi energi, namun tidak terlalu berat, seperti sedikit nasi dengan
telur rebus atau telur mata sapi, buah dan susu serta yang paling penting air putih.
Untuk remaja, tentunya sarapan harus diperhatikan melihat bertambahnya
kegiatanya di sekolah. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena
mempengaruhi kerja otak selama beraktivitas. Telur dan buah masih dianjurkan
untuk dikonsumsi. Namun, untuk mengonsumsi telur, diusahakan putihnya saja
karena kandungan proteinya lebih tinggi.
Sumber : okezone.com
4. Putih telur memiliki kandungan protein tinggi. Bagaimanakah cara
membuktikan adanya kandungan protein pada putih telur? (skor 4)
5. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari diserap oleh tubuh dalam bentuk
senyawa sederhana melalui serangkaian proses pencernaan makanan, baik
secara mekanis mapun kimiawi. Apakah perbedaan proses pencernaan
makanan secara mekanis dan kimiawi? (skor 3)
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawb pertanyaan nomor 9-10!
sumber: google.image
6. Berdasarkan gambar diatas, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat!
(skor 3)
7. Suplai karbohidrat dan protein harus seimbang karena mempengaruhi kerja
otak selama beraktivitas. Rancanglah percobaan uji karbohidrat dengan alat
dan bahan yang ada di lingkungan! (Skor 10)
8. Erna mengamati Hida mengoleskan keju pada kertas sampul. Kemudian
mereka mengamati bekas noda pada kertas sampul. Setelah diamati di tempat
yang terang, ternyata kertas terdapat bekas warna transparan pada bahan
makanan keju dan alpukat. Simpulkanlah hasil percobaan diatas! (skor 4)
Tempe Roti
Telur Keju Jagung
164
9. Risa tidak masuk sekolah karena sakit diare. Kata dokter penyebab sakit diare
adalah karena adanya gangguan pencernaan makanan. Coba gambarkan diagram
sistem pencernaan makanan pada manusia! (skor 10)
10. Intan melihat gambar berikut ini ketika menemani ibunya di Posyandu.
Gambar diatas merupakan foto anak Nigeria yang mengalami kekurangan
gizi. Coba tafsirkan apa jenis penyakit yang diderita anak-anak tersebut
tersebut beserta penyebabnya! (skor 4)
Selamat dan semangat mengerjakan
Gambar 1 Gambar 2
165
HASIL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
KELAS VII A
No Kode
Nama
Kode Soal
Total Nilai Keterangan
1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UP-01 1 5 1 2 1 0 2 1 1 0 1 15 29.41 Tidak Tuntas
2 UP-02 1 5 1 2 1 1 2 3 2 1 1 20 39.22 Tidak Tuntas
3 UP-03 1 5 1 2 1 0 3 0 2 0 1 16 31.37 Tidak Tuntas
4 UP-04 1 5 1 3 1 1 3 0 3 1 3 22 43.14 Tidak Tuntas
5 UP-05 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 16 31.37 Tidak Tuntas
6 UP-06 0 5 1 1 1 0 3 0 0 0 1 12 23.53 Tidak Tuntas
7 UP-07 1 5 1 2 1 0 3 0 0 0 1 14 27.45 Tidak Tuntas
8 UP-08 1 5 1 0 1 1 2 0 0 0 1 12 23.53 Tidak Tuntas
9 UP-09 1 3 1 2 0 1 2 3 0 0 4 17 33.33 Tidak Tuntas
10 UP-10 1 4 1 0 1 1 1 0 1 0 2 12 23.53 Tidak Tuntas
11 UP-11 1 5 1 1 1 1 3 1 4 2 2 22 43.14 Tidak Tuntas
12 UP-12 1 4 1 2 1 1 2 1 1 0 0 14 27.45 Tidak Tuntas
13 UP-13 1 5 1 2 1 1 3 1 2 1 1 19 37.25 Tidak Tuntas
14 UP-14 1 4 1 3 1 1 3 0 1 0 0 15 29.41 Tidak Tuntas
15 UP-15 1 4 1 1 1 1 3 0 1 0 2 15 29.41 Tidak Tuntas
16 UP-16 1 4 1 1 1 1 2 3 1 0 1 16 31.37 Tidak Tuntas
17 UP-17 0 4 1 1 1 1 2 0 0 0 0 10 19.61 Tidak Tuntas
18 UP-18 1 4 1 2 0 2 2 0 0 0 1 13 25.49 Tidak Tuntas
19 UP-19 1 4 1 1 1 1 3 0 0 1 2 15 29.41 Tidak Tuntas
20 UP-20 1 4 1 3 1 1 2 1 2 1 2 19 37.25 Tidak Tuntas
21 UP-21 1 4 1 0 1 2 0 0 2 0 2 13 25.49 Tidak Tuntas
22 UP-22 1 5 1 1 1 2 2 3 2 1 2 21 41.18 Tidak Tuntas
23 UP-23 1 4 1 2 1 1 2 0 1 0 2 15 29.41 Tidak Tuntas
24 UP-24 1 4 1 3 1 1 3 0 0 0 0 14 27.45 Tidak Tuntas
25 UP-25 1 5 1 3 1 2 2 0 2 1 2 20 39.22 Tidak Tuntas
26 UP-26 1 4 1 3 1 1 3 1 3 0 2 20 39.22 Tidak Tuntas
27 UP-27 1 5 1 1 1 1 3 0 1 0 2 16 31.37 Tidak Tuntas
28 UP-28 1 4 2 3 1 1 3 1 1 2 2 21 41.18 Tidak Tuntas
29 UP-29 1 5 1 3 1 1 1 1 2 1 2 19 37.25 Tidak Tuntas
30 UP-30 1 5 1 1 0 1 3 0 1 0 2 15 29.41 Tidak Tuntas
RATA-RATA 16.27 31.90 Tidak Tuntas
166
ANALISIS HASIL PRETEST INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA
1a 6 1b 5 10 7 8 9 2 3 4
1 UP-01 1 2 5 0 1 1 1 0 1 2 1
2 UP-02 1 2 5 1 1 3 2 1 1 2 1
3 UP-03 1 3 5 0 1 0 2 0 1 2 1
4 UP-04 1 3 5 1 3 0 3 1 1 3 1
5 UP-05 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 1
6 UP-06 0 3 5 0 1 0 0 0 1 1 1
7 UP-07 1 3 5 0 1 0 0 0 1 2 1
8 UP-08 1 2 5 1 1 0 0 0 1 0 1
9 UP-09 1 2 3 1 4 3 0 0 1 2 0
10 UP-10 1 1 4 1 2 0 1 0 1 0 1
11 UP-11 1 3 5 1 2 1 4 2 1 1 1
12 UP-12 1 2 4 1 0 1 1 0 1 2 1
13 UP-13 1 3 5 1 1 1 2 1 1 2 1
14 UP-14 1 3 4 1 0 0 1 0 1 3 1
15 UP-15 1 3 4 1 2 0 1 0 1 1 1
16 UP-16 1 2 4 1 1 3 1 0 1 1 1
17 UP-17 0 2 4 1 0 0 0 0 1 1 1
18 UP-18 1 2 4 2 1 0 0 0 1 2 0
19 UP-19 1 3 4 1 2 0 0 1 1 1 1
20 UP-20 1 2 4 1 2 1 2 1 1 3 1
21 UP-21 1 0 4 2 2 0 2 0 1 0 1
22 UP-22 1 2 5 2 2 3 2 1 1 1 1
23 UP-23 1 2 4 1 2 0 1 0 1 2 1
24 UP-24 1 3 4 1 0 0 0 0 1 3 1
25 UP-25 1 2 5 2 2 0 2 1 1 3 1
26 UP-26 1 3 4 1 2 1 3 0 1 3 1
27 UP-27 1 3 5 1 2 0 1 0 1 1 1
28 UP-28 1 3 4 1 2 1 1 2 2 3 1
29 UP-29 1 1 5 1 2 1 2 1 1 3 1
30 UP-30 1 3 5 1 2 0 1 0 1 1 0
28 70 133 30 45 21 37 13 31 53 27
0.93 2.33 4.43 1 1.5 0.7 1.23 0.43 1.03 1.77 0.9
Nilai 81.67 36.49 13.92 33.64
Jumlah
Rata-Rata3.27 6.93 2.37 3.70
No Kode Nama
Aspek
Kelancaran Keluwesan Orisinal Elaborasi
167
ANALISIS HASIL POSTEST SISWA KELAS VII A
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
No Kode
Nama
Kode Soal
Jumlah Nilai Keterangan
1 2 3 4 5a 5b 6 7 8 9 10
1 UP-01 3 1 3 10 1 4 3 4 3 7 1 40 78.43 Tuntas
2 UP-02 2 3 2 10 1 5 4 2 5 7 2 43 84.31 Tuntas
3 UP-03 3 1 3 10 1 4 3 4 3 7 2 41 80.39 Tuntas
4 UP-04 3 3 3 10 1 4 4 4 5 10 3 50 98.04 Tuntas
5 UP-05 3 1 3 5 1 4 2 2 5 10 2 38 74.51 Tidak Tuntas
6 UP-06 2 1 2 3 1 5 3 2 1 0 2 22 43.14 Tidak Tuntas
7 UP-07 3 2 3 10 1 4 2 4 3 7 2 41 80.39 Tuntas
8 UP-08 3 3 1 7 1 5 4 4 3 5 2 38 74.51 Tidak Tuntas
9 UP-09 3 3 2 7 1 5 1 4 5 10 2 43 84.31 Tuntas
10 UP-10 3 2 2 5 1 4 3 3 4 10 2 39 76.47 Tuntas
11 UP-11 3 3 2 10 1 5 4 4 4 10 2 48 94.12 Tuntas
12 UP-12 3 2 2 10 1 5 1 2 5 7 2 40 78.43 Tuntas
13 UP-13 3 2 2 10 1 5 4 2 4 10 3 46 90.20 Tuntas
14 UP-14 3 3 2 7 1 4 3 3 4 10 2 42 82.35 Tuntas
15 UP-15 3 2 2 10 1 5 1 3 3 10 2 42 82.35 Tuntas
16 UP-16 2 2 2 7 1 5 3 4 3 7 2 38 74.51 Tidak Tuntas
17 UP-17 2 1 2 3 1 3 1 3 4 7 2 29 56.86 Tidak Tuntas
18 UP-18 3 1 2 10 1 4 3 4 4 7 2 41 80.39 Tuntas
19 UP-19 3 3 2 10 1 4 3 4 4 10 2 46 90.20 Tuntas
20 UP-20 3 2 2 10 1 5 4 1 3 7 2 40 78.43 Tuntas
21 UP-21 3 4 2 10 1 5 4 2 3 7 2 43 84.31 Tuntas
22 UP-22 2 4 1 7 1 2 4 1 2 7 3 34 66.67 Tidak Tuntas
23 UP-23 3 1 3 7 1 5 1 2 5 10 2 40 78.43 Tuntas
24 UP-24 3 3 3 7 1 5 3 2 3 7 2 39 76.47 Tuntas
25 UP-25 3 3 3 5 1 4 4 3 5 10 2 43 84.31 Tuntas
26 UP-26 3 2 3 5 1 4 3 3 5 10 2 41 80.39 Tuntas
27 UP-27 3 3 2 10 1 4 3 3 4 7 3 43 84.31 Tuntas
28 UP-28 3 3 3 10 1 5 3 4 5 7 2 46 90.20 Tuntas
29 UP-29 3 3 3 10 1 5 4 4 5 10 3 51 100 Tuntas
30 UP-30 3 3 3 3 1 5 3 4 3 10 2 40 78.43 Tuntas
RATA-RATA 40.90 80.20 Tuntas
168
ANALISIS HASIL POSTTEST INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA
1 5a 4 5b 7 3 6 9 2 8 10
1 UP-01 3 1 10 4 4 3 3 7 1 3 1
2 UP-02 2 1 10 5 2 2 4 7 3 5 2
3 UP-03 3 1 10 4 4 3 3 7 1 3 2
4 UP-04 3 1 10 4 4 3 4 10 3 5 3
5 UP-05 3 1 5 4 2 3 2 10 1 5 2
6 UP-06 2 1 3 5 2 2 3 0 1 1 2
7 UP-07 3 1 10 4 4 3 2 7 2 3 2
8 UP-08 3 1 7 5 4 1 4 5 3 3 2
9 UP-09 3 1 7 5 4 2 1 10 3 5 2
10 UP-10 3 1 5 4 3 2 3 10 2 4 2
11 UP-11 3 1 10 5 4 2 4 10 3 4 2
12 UP-12 3 1 10 5 2 2 1 7 2 5 2
13 UP-13 3 1 10 5 2 2 4 10 2 4 3
14 UP-14 3 1 7 4 3 2 3 10 3 4 2
15 UP-15 3 1 10 5 3 2 1 10 2 3 2
16 UP-16 2 1 7 5 4 2 3 7 2 3 2
17 UP-17 2 1 3 3 3 2 1 7 1 4 2
18 UP-18 3 1 10 4 4 2 3 7 1 4 2
19 UP-19 3 1 10 4 4 2 3 10 3 4 2
20 UP-20 3 1 10 5 1 2 4 7 2 3 2
21 UP-21 3 1 10 5 2 2 4 7 4 3 2
22 UP-22 2 1 7 2 1 1 4 7 4 2 3
23 UP-23 3 1 5 5 2 3 1 10 1 5 2
24 UP-24 3 1 7 5 2 3 3 7 3 3 2
25 UP-25 3 1 5 4 3 3 4 10 3 5 2
26 UP-26 3 1 5 4 3 3 3 10 2 5 2
27 UP-27 3 1 10 4 3 2 3 7 3 4 3
28 UP-28 3 1 10 5 4 3 3 7 3 5 2
29 UP-29 3 1 10 5 4 3 4 10 3 5 3
30 UP-30 3 1 3 5 4 3 3 10 3 3 2
85 30 236 133 91 70 88 243 70 115 64
2.83 1 7.87 4.43 3.03 2.33 2.93 8.10 2.33 3.83 2.13
15.33 13.37 8.3
95.83 80.70 78.63 69.17
Jumlah
Rata-Rata
Nilai
3.83
No Kode Nama
Aspek
kelancaran keluwesan orisinal elaborasi
169
Lampiran 14: Analisis Uji N-Gain
ANALISIS UJI N-GAIN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A
NO KODE Nilai
PreTest Nilai Postest Gain Skor Kriteria
1 UP-01 29.41 78.43 0.69 Sedang
2 UP-02 39.22 84.31 0.74 Tinggi
3 UP-03 31.37 80.39 0.71 Tinggi
4 UP-04 43.14 98.04 0.97 Tinggi
5 UP-05 31.37 74.51 0.63 Sedang
6 UP-06 23.53 43.14 0.26 Rendah
7 UP-07 27.45 80.39 0.73 Tinggi
8 UP-08 23.53 74.51 0.67 Sedang
9 UP-09 33.33 84.31 0.76 Tinggi
10 UP-10 23.53 76.47 0.69 Sedang
11 UP-11 43.14 94.12 0.90 Tinggi
12 UP-12 27.45 78.43 0.70 Sedang
13 UP-13 37.25 90.20 0.84 Tinggi
14 UP-14 29.41 82.35 0.75 Tinggi
15 UP-15 29.41 82.35 0.75 Tinggi
16 UP-16 31.37 74.51 0.63 Sedang
17 UP-17 19.61 56.86 0.46 Sedang
18 UP-18 25.49 80.39 0.74 Tinggi
19 UP-19 29.41 90.20 0.86 Tinggi
20 UP-20 37.25 78.43 0.66 Sedang
21 UP-21 25.49 84.31 0.79 Tinggi
22 UP-22 41.18 66.67 0.43 Sedang
23 UP-23 29.41 74.51 0.64 Sedang
24 UP-24 27.45 76.47 0.68 Sedang
25 UP-25 39.22 84.31 0.74 Tinggi
26 UP-26 39.22 80.39 0.68 Sedang
27 UP-27 31.37 84.31 0.77 Tinggi
28 UP-28 41.18 90.20 0.83 Tinggi
29 UP-29 37.25 100 1 Tinggi
30 UP-30 29.41 78.43 0.69 Sedang
Jumlah 21.40
Rata-rata 0.71 Tinggi
170
ANALISI UJI N-GAIN
INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Keterangan:
Aspek berpikir kreatif, yaitu :
1. Kelancaran (fluency), yaitu dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan dengan tepat.
2. Keluwesan (flexibility), yaitu menghasilkan jawaban yang bervariasi dengan
sudut pandang yang berbeda.
3. Orisinalitas, yaitu Memberikan jawaban atau gaagasan yang unik sesuai
pemikiran sendiri
4. Elaborasi, yaitu Memerinci gagasan atau langkah kerja dengan benar, runtut
dan detail.
No Indikator Berpikir
Kreatif
Nilai Nilai
Gain Kriteria
Pretest Posttest
1 Kelancaran 81.67 95.8 0.77 Tinggi
2 Keluwesan 36.49 80.7 0.70 Sedang
3 Orisinal 13.92 78.6 0.75 Tinggi
4 Elaborasi 33.64 75.5 0.63 Sedang
Rata-Rata 41.43 82.7 0.71 Tinggi
171
Lampiran 16: Hasil Observasi Sikap Kreatif Siswa
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP KREATIF
Hari/Tanggal : ..............................................................
Topik Diskusi : ..............................................................
Nama Siswa : ..............................................................
Kelompok : ..............................................................
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom skala kreativitas dalam observasi proses
pembelajaran menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences.
No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru
2. Kebebasan dalam ungkapan diri
3. Menghargai fantasi
4. Minat terhadap kegiatan kreatif
5. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
Skor Total
Komentar
Skor maksimum : 5 x 4 = 20
%100xmaksimalskor
diperolehyangskorskorPersentase
Kriteria presentase skor :
Interval skor % Kategori
81%- 100%
63%-80%
43%- 62%
25%-42 %
Sangat Kreatif
Kreatif
Kurang Kreatif
Tidak Kreatif
Mengetahui,
Observer
_________
172
RUBRIK PENILAIAN SIKAP KREATIF
No. Aspek Yang
Diamati
Indiktor Sikap
Berpikir Kreatif
Keterangan
1. Keterbukaan
terhadap
pengalaman
baru
Bersikap aktif dan
antusias dalam
pembelajaran
4 Aktif diskusi dan
memerhatikan pelajaran
3 Aktif diskusi tetapi kurang
memerhatikan pelajaran
2 Kurang aktif diskusi tetapi
memerhatikan pelajaran
1 Kurang aktif diskusi dan
tidak memerhatikan pelajaran
2. Kebebasan
dalam
ungkapan diri
Sering menyatakan
pendapat dan
pertanyaan
4 Sering berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
3 Kadang berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
2 Pernah berpendapat dan
bertanya dalam pembelajaran
1 Tidak pernah berpendapat
dan bertanya dalam
pembelajaran
3. Menghargai
fantasi
Bersikap menghargai
terhadap ide atau
gagasan yang
diajukan teman
4 Sering menghargai gagasan
atau ide teman
3 kadang menghargai gagasan
atau ide teman
2 Pernah menghargai gagasan
atau ide teman
1 Tidak menghargai gagasan
atau ide teman
4. Minat
terhadap
kegiatan
kreatif
Memiliki rasa ingin
tahu yang luas dan
mendalam
4 Sering memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
3 Kadang memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
2 Pernah memiliki keberanian
dalam mengungkapkan
gagasan dalam pembelajaran
maupun dikusi kelompok
1 Tidak pernah memiliki
keberanian dalam
mengungkapkan gagasan
dalam pembelajaran maupun
dikusi kelompok
173
5. Kepercayaan
terhadap
gagasan
sendiri
Orisinil dalam
ungkapan gagasan
dan pemecahan
masalah
4 Memiliki gagasan atau ide
dan tepat atas pemikiran
sendiri
3 Memiliki gagasan atau ide
tetapi kurang tepat atas
pemikiran sendiri
2 Memiliki gagasan atau ide
tepat tetapi tidak pemikiran
sendiri
1 Memiliki gagasan atau ide
tidak tepat dan tidak
pemikiran sendiri
Keterangan :
sering = melakukan tiga kali atau lebih
kadang= melakukan dua kali
pernah= melakukan satu kali
174
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA
(Observer 1)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
UP-01 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 65
UP-02 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 57
UP-03 2 2 4 3 3 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 4 3 4 4 3 60
UP-04 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 61
UP-05 3 3 2 2 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 64
UP-06 2 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 59
UP-07 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 2 3 4 2 60
UP-08 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 77
UP-09 3 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 64
UP-10 2 3 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 64
UP-11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 77
UP-12 2 3 4 4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 58
UP-13 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 71
UP-14 3 3 4 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 2 4 60
UP-15 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 72
UP-16 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 64
UP-17 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 62
UP-18 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 53
UP-19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 77
UP-20 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 68
UP-21 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 2 4 3 3 57
UP-22 2 3 2 4 4 2 4 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 62
UP-23 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 60
UP-24 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 74
UP-25 2 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 68
UP-26 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 65
UP-27 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 73
UP-28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 73
UP-29 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 61
UP-30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 76
JUMLAH 90 93 101 99 100 96 98 103 95 92 97 99 95 98 102 97 98 105 102 102 1962
TOTAL
RERATA
PERSENTASE
kriteria
RERATA
PRESENTASE 75 77.5 84.17 82.5 83.3 80 81.7 85.8 79 77 80.8 83 79 82 85 80.8 81.7 87.5 85 85
Kode SiswaPertemuan 1
Aspek Penilaian
SkorPertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
81.75
sangat kreatif sangat kreatif sangat kreatif
483 484 491 504
96.6 96.8 98.2 100.8
83.28 83.44827586 84.65517241 86.89655172
sangat kreatif
175
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA
(Observer 2)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
UP-01 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 69
UP-02 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 57
UP-03 2 2 3 3 3 4 2 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3 4 4 3 59
UP-04 3 3 3 4 2 4 3 4 2 2 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 62
UP-05 3 3 2 2 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 64
UP-06 2 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 59
UP-07 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 61
UP-08 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 75
UP-09 3 4 1 3 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 63
UP-10 1 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 63
UP-11 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 73
UP-12 2 3 3 2 2 2 3 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 54
UP-13 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 69
UP-14 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 62
UP-15 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 70
UP-16 3 4 1 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 62
UP-17 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 62
UP-18 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 53
UP-19 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 76
UP-20 3 3 3 2 3 4 3 1 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 65
UP-21 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 3 3 59
UP-22 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 65
UP-23 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 61
UP-24 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 70
UP-25 1 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 3 3 4 2 4 3 63
UP-26 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 65
UP-27 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 68
UP-28 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 70
UP-29 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 66
UP-30 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 73
92 94 84 94 99 96 99 97 95 93 99 99 101 92 102 98 95 104 101 104 1938
Jumlah
Rerata
Presentase
Kriteria
Rata-rata
Presentase 76.7 78.333 70 78.33 82.5 80 82.5 80.83 79.17 77.5 82.5 82.5 84.17 76.67 85 81.7 79.17 86.67 84.17 86.67
Kode SiswaAspek Penilaian
SkorPertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
463 480 493 502
92.6 96 98.6 100.4
79.83 82.76 85 86.55
Kreatif
80.75
Sangat Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif
176
REKAPITULASI PENILAIAN OBSERVASI SIKAP KREATIF SISWA
Keterangan:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru
2. Kebebasan dalam ungkapan diri
3. Menghargai fantasi
4. Minat terhadap sikap kreatif
5. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Observer 1 90 93 101 99 100 96 98 103 95 92 97 99 95 98 102 97 98 105 102 102
Observer 2 92 94 84 94 99 96 99 97 95 93 99 99 101 92 102 98 95 104 101 104
Rata-rata 91 93.5 92.5 96.5 99.5 96 98.5 100 95 92.5 98 99 98 95 102 97.5 96.5 104.5 101.5 103
% Per aspek 75.8 77.92 77.1 80.4 82.92 80 82.08 83.33 79.17 77.08 81.67 82.5 81.67 79.17 85 81.25 80.417 87.0833 84.583 85.83
Total Presentase
Kriteria Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif
78.83 80.33 82 83.83
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Skor
177
Lampiran 17: Hasil Observasi Aktivitas Siswa
INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS MOTORIK SISWA
Hari/Tanggal : ..............................................................
Topik Diskusi : ..............................................................
Nama Siswa : ..............................................................
Kelompok : ..............................................................
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom skala aktivitas dalam observasi proses pembelajaran
menggunakan LKS IPA berbasis multiple intelligences.
No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Persiapan alat dan bahan sesuai petunjuk LKS
2. Ketepatan dalam melakukan prosedur ilmiah
3. Ketepatan dalam menyelesaikan tugas
4. Komunikasi ilmiah
Skor Total
Komentar
Skor maksimum : 4 x 4 = 16
%100xmaksimalskor
diperolehyangskorskorPersentase
Kriteria presentase skor :
Interval skor % Kategori
81%- 100%
63%-80%
43%- 62%
25%-42 %
Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
Mengetahui,
Observer
_________
178
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS MOTORIK SISWA
No. Aspek Yang Diamati Keterangan
1. Persiapan alat dan bahan 4 Mempersiapkan 71%-100% alat
dan bahan yang dibutuhkan sesuai
petunjuk LKS sebelum melakukan
kerja ilmiah.
3 Mempersiapkan 51-70% alat dan
bahan yang dibutuhkan sesuai
petunjuk LKS sebelum melakukan
kerja ilmiah.
2 Mempersiapkan 10%-50% alat
dan bahan yang dibutuhkan sesuai
petunjuk LKS
1 Tidak membawa alat dan bahan
yang dibutuhkan sesuai petunjuk
LKS
2. Ketepatan dalam melakukan
prosedur ilmiah
4 Melakukan kerja ilmiah sesuai
petunjuk LKS dengan benar dan
runtut.
3 Melakukan kerja ilmiah sesuai
petunjuk LKS dengan benar tetapi
kurang runtut.
2 Melakukan kerja ilmiah kurang
benar tetapi runtut.
1 Melakukan kerja ilmiah kurang
benar dan kurang runtut.
3. Ketepatan dalam
menyelesaikan tugas
4 Menyelesaikan tugas dengan
benar, lengkap dan tepat waktu.
3 Menyelesaikan tugas kurang
lengkap tetapi tepat waktu.
2 Menyelesaikan tugas dengan
benar dan lengkap tetapi tidak
tepat waktu.
1 Menyelesaikan tugas kurang
benar dan tidak tepat waktu.
4. Komunikasi ilmiah 4 Mampu berkomunikasi dengan
baik, jelas dan lancar dalam
diskusi maupun melaporkan hasil
kerja ilmiah sesuai dengan tema
pembelajaran.
3 Mampu berkomunikasi dengan
baik, jelas dan lancar dalam
diskusi namun kurang baik dalam
melaporkan hasil kerja ilmiah
sesuai dengan tema pembelajaran.
179
2 Mampu berkomunikasi dengan
baik, namun kurang lancar dalam
diskusi maupun melaporkan hasil
kerja ilmiah sesuai dengan tema
pembelajaran
1 Mampu berkomunikasi dengan
baik dan lancar tetapi tidak sesuai
dengan tema pembelajaran.
Keterangan :
sering = melakukan tiga kali atau lebih
kadang= melakukan dua kali
pernah= melakukan satu kali
180
HASIL ANALISIS PENILAIAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
(Observer 1)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total
UP-01 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 53
UP-02 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 51
UP-03 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 56
UP-04 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 54
UP-05 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 56
UP-06 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 52
UP-07 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 53
UP-08 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 60
UP-09 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 50
UP-10 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 56
UP-11 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 60
UP-12 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 54
UP-13 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 53
UP-14 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 55
UP-15 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 57
UP-16 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 56
UP-17 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 53
UP-18 3 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 52
UP-19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 62
UP-20 3 3 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 55
UP-21 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 52
UP-22 4 3 2 4 2 4 2 2 3 4 3 3 4 4 2 4 50
UP-23 3 3 2 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 51
UP-24 4 3 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 56
UP-25 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 56
UP-26 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 53
UP-27 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 59
UP-28 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 55
UP-29 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 57
UP-30 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 58
jumlah 107 98 94 86 100 108 97 95 107 113 103 101 120 120 92 104 1645
total
rerata
%
kriteria
%
%aspek 89.17 81.67 78.33 71.67 83.33 90 80.83 79.17 89.17 94.17 85.83 84.17 100 100 76.67 86.67 85.68
Kode
Siswa
Aspek Penilaian
96.25
80.21
Pertemuan 4
436
109
90.83
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
385 400 424
sangat aktif
85.68
aktif
83.33 88.33
100 106
sangat aktif sangat aktif
181
HASIL ANALISIS PENILAIAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
(Observer 2)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total
UP-01 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 53
UP-02 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 2 50
UP-03 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 55
UP-04 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 53
UP-05 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 56
UP-06 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 52
UP-07 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 54
UP-08 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 60
UP-09 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 49
UP-10 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 54
UP-11 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 60
UP-12 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 54
UP-13 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 53
UP-14 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 55
UP-15 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 57
UP-16 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 56
UP-17 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 54
UP-18 3 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 51
UP-19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 61
UP-20 3 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 54
UP-21 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 51
UP-22 4 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 4 51
UP-23 3 3 2 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 51
UP-24 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 54
UP-25 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 55
UP-26 3 3 3 1 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 53
UP-27 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 59
UP-28 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 54
UP-29 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59
UP-30 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
Jumlah 106 99 94 84 99 110 98 97 106 108 105 102 120 120 88 101 1637
Total
Rerata
%
Kriteria
%
% Aspek 88.33 82.50 78.33 70.00 82.50 91.67 81.67 80.83 88.33 90.00 87.50 85.00 100 100 73.33 84.17 85.26
85.26
Aspek Penilaian
87.71 89.38
aktif sangat aktif sangat aktif sangat aktif
Kode
Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
79.79 84.17
383 404 421 429
95.75 101 105.25 107.25
182
REKAPITULASI PENILAIAN AKTIVITAS SISWA
Keterangan:
1. Persiapan alat dan bahan
2. Ketpatan dalam melakukan prosedur ilmiah
3. Ketepatan dalam menyelesaiakan tugas
4. Komunikasi ilmiah
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observer 1 89.17 81.67 78.33 71.67 83.33 90.00 80.83 79.17 89.17 94.17 85.83 84.17 100 100 76.67 86.67
Observer 2 88.33 82.50 78.33 70.00 82.50 91.67 81.67 80.83 88.33 90.00 87.50 85.00 100 100 73.33 84.17
Rata-rata (%) 88.75 82.08 78.33 70.83 82.92 90.83 81.25 80.00 88.75 92.08 86.67 84.58 100 100 75 85.42
Total (%)
Kriteria Sangat Aktif
Skor
Sangat Aktif
80.00
Aktif Sangat Aktif
83.75 88.02 90.10
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
183
Lampiran 17: Hasil Angket Tanggapan Siswa
ANGKET TANGGAPAN SISWA
LKS IPA BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama : ..................................................................
Kelas : ..................................................................
Tanggal : ..........................................................................
Petunjuk pengisian:
1. Isilah identitas dan kelas anda pada kolom yang telah disediakan.
2. Bacalah pernyataan pada kolom dibawah ini, kemudian isilah tanda check list
(√) pada kolom skor 1, 2, 3, atau 4 yang telah disediakan.
3. Silahkan pilih angka 4 jika anda sangat setuju, angka 3 jika setuju, angka 2 jika
kurang setuju dan angka 1 jika tidak setuju.
4. Berikanlah masukan atau saran untuk perbaikan LKS jika diperlukan.
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Desain LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk
menarik.
2. Bahasa yang digunakan dalam LKS IPA Berbasis
Kecerdasan Majemuk ini mudah dimengerti.
3. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk dapat
dipelajari secara individu maupun kelompok.
4. Petunjuk yang ada dalam LKS IPA Berbasis
Kecerdasan Majemuk mudah dimengerti
5. Kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam LKS
IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk bervariasi dan
menyenangkan sehingga membantu saya
memahami materi.
6. Kegiatan pembelajaran disajikan secara rinci
dikaitkan dengan masalah sehari-hari.
7. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk
dikembangkan sesuai dengan lima kecerdasan
184
yang diintegerasikan.
8. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk ini
dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat meningkatkan potensi dan kreativitas saya.
9. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk ini
dilengkapi dengan informasi religius-sains,
sehingga membuat saya lebih banyak bersyukur
dan giat belajar.
10. LKS IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk secara
umum sudah cukup baik sehingga saya tertarik
untuk belajar dan berkreativitas.
Catatan :
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Penilaian:
Keterangan:
P = persentase tanggapan siswa
f = jumlah skor yang diperoleh
n = jumlah skor maksimum
Kriteria Penilaian
81% - 100% = sangat menarik
62% - 80% = menarik
43% - 61% = cukup menarik
25% - 42% = kurang menarik
185
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
PADA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
NO KODE
NAMA
ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UK-01 4 2 3 4 2 2 3 4 3 3
2 UK-02 4 3 4 3 4 2 2 4 3 3
3 UK-03 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2
4 UK-04 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3
5 UK-05 4 3 2 2 2 1 3 2 2 2
6 UK-06 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3
7 UK-07 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
8 UK-08 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3
9 UK-09 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
10 UK-10 3 2 4 3 3 3 2 4 3 4
Jumlah 34 31 32 31 32 27 25 32 32 29
Presentase (%) 85 77.5 80 77.5 80 67.5 62.5 80 80 72.5
Kriteria SB B B B B B B B B B
Rata-rata (%) 76.25
Kriteria Baik
186
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
PADA TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
NO KODE
NAMA
ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UB-01 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
2 UB-02 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
3 UB-03 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
4 UB-04 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3
5 UB-05 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4
6 UB-06 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3
7 UB-07 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
8 UB-08 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4
9 UB-09 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
10 UB-10 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
11 UB-11 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4
12 UB-12 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
13 UB-13 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4
14 UB-14 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
15 UB-15 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
16 UB-16 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3
17 UB-17 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3
18 UB-18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 UB-19 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4
20 UB-20 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
21 UB-21 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3
22 UB-22 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
23 UB-23 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4
24 UB-24 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3
25 UB-25 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3
26 UB-26 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
27 UB-27 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3
28 UB-28 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3
29 UB-29 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
Jumlah 102 96 102 98 102 96 102 101 99 96
Presentase
(%) 87.93 82.76 87.93 84.48 87.93 82.76 87.93 87.07 85.34 82.76
Kriteria SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB
Rata-rata (%) 85.69
Kriteria Sangat Baik
187
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI PENERAPAN
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
NO KODE
NAMA
ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UP-01 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4
2 UP-02 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 UP-03 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3
4 UP-04 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
5 UP-05 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4
6 UP-06 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
7 UP-07 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3
8 UP-08 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
9 UP-09 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
10 UP-10 4 3 4 3 1 3 4 4 3 4
11 UP-11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
12 UP-12 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
13 UP-13 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
14 UP-14 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
15 UP-15 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3
16 UP-16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
17 UP-17 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
18 UP-18 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4
19 UP-19 3 2 4 4 2 3 4 3 3 2
20 UP-20 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
21 UP-21 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4
22 UP-22 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3
23 UP-23 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
24 UP-24 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
25 UP-25 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
26 UP-26 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
27 UP-27 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4
28 UP-28 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
29 UP-29 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
30 UP-30 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Jumlah 106 99 109 103 107 103 108 105 109 108
Presentase (%) 88.33 82.50 90.83 85.83 89.17 85.83 90 87.5 90.83 90
Kriteria SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB
Rata-rata (%) 88.08
Kriteria Sangat Baik
188
Lampiran 18: Hasil Angket Tanggapan Guru
ANGKET TANGGAPAN GURU
LKS IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
TEMA ENERGI DAN KESEHATAN
Nama :
NIP :
Instansi :
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah nama, NIP dan asal instansi pada kolom yang sudah disediakan.
2. Bacalah beberapa askpek pertanyaan pada kolom dibawah ini, kemudian isilah
tanda check list (√) pada kolom skor 1, 2, 3, atau 4 yang telah disediakan.
3. Silahkan pilih angka 4 jika anda sangat setuju, angka 3 jika setuju, angka 2 jika
kurang setuju dan agka 1 jika tidak setuju.
4. Berikanlah masukan untuk perbaikan LKS pada kolom kosong di bawah kolom
masing-masing aspek jika diperlukan.
No Aspek yang ditanyakan Skor
1 2 3 4
1 Desain Penampilan LKS Berbasis Multiple
Intelligences secara keseluruhan menarik.
2 Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
jelas dalam LKS.
3 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
menunjukan konsep keterpaduan IPA.
4 Bahasa dalam LKS Berbasis Multiple
Intelligences mudah untuk dipahami siswa.
5 Kegiatan pembelajaran dalam LKS Berbasis
Multiple Intelligences sesuai dengan kelima
189
kecerdasan yang diintegerasikan.
6 Kegiatan pembelajaran dalam LKS dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa.
7 Penggunaan gambar dan artikel dalam LKS
Berbasis Multiple Intelligences sangat
relevan dan kontekstual sehingga
mendorong rasa inginn tahu siswa.
8 Kegiatan dan penugasan dalam LKS
Berbasis Multiple Intelligences dapat
membantu siswa meahami materi melalui
kegiatan yang menyenangkan, variatif dan
berpusat pada siswa.
9 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
dipelajari oleh siswa secara mandiri maupun
kelompok
10 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
membantu siswa menguasai materi pada
tema Energi dan Kesehatan secara
komprehensif.
Saran :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
190
Penilaian:
Keterangan:
P = persentase tanggapan guru
f = jumlah skor yang diperoleh
n = jumlah skor maksimum
Kriteria Penilaian
81% - 100% = sangat menarik
62% - 80% = menarik
43% - 61% = cukup menarik
25% - 42% = kurang menarik
Batangan, Mei 2014
Guru Mata Pelajaran IPA
..........................................
NIP
***** TERIMAKASIH *****
191
REKAPITULASI TANGGAPAN GURU IPA TERHADAP LKS IPA
BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
No Pernyataan Skor
Guru IPA I Guru IPA II
1 Desain Penampilan LKS Berbasis Multiple
Intelligences secara keseluruhan menarik. 4 4
2 Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
jelas dalam LKS. 4 4
3 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
menunjukan konsep keterpaduan IPA.
4 4
4 Bahasa dalam LKS Berbasis Multiple
Intelligences mudah untuk dipahami siswa.
4 4
5 Kegiatan pembelajaran dalam LKS
Berbasis Multiple Intelligences sesuai
dengan kelima kecerdasan yang
diintegerasikan.
3 4
6 Kegiatan pembelajaran dalam LKS dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa.
4 4
7 Penggunaan gambar dan artikel dalam
LKS Berbasis Multiple Intelligences sangat
relevan dan kontekstual sehingga
mendorong rasa inginn tahu siswa.
3 4
8 Kegiatan dan penugasan dalam LKS
Berbasis Multiple Intelligences dapat
membantu siswa meahami materi melalui
kegiatan yang menyenangkan, variatif dan
berpusat pada siswa.
4 4
9 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
dipelajari oleh siswa secara mandiri
maupun kelompok
3 3
10 LKS Berbasis Multiple Intelligences dapat
membantu siswa menguasai materi pada
tema Energi dan Kesehatan secara
komprehensif.
3 3
Jumlah Skor (%) 90% 95%
Kriteria Sangat Baik Sangat
Baik
Rerata Skor (%) 92,5%
Kriteria Sangat Baik
192
Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian
Presentasi Kreatif: Bermain Peran
Uji Coba Skala Kecil Uji Coba Soal
Membuat Ketapel Sederhana
Eksperimen: Uji Bahan Makanan
Membuat Kincir Angin Sederhana
Reward: Kelompok Terkreatif
Menyusun Diagram
193
Lampiran 20: Surat Keterangan Penelitian
194
top related