MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · ... seiring dengan proses pembangunan dalam jangka panjang, ... Itu artinya dalam ... secara total dan menurunnya porsi output

Post on 28-Apr-2019

233 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian Indonesia

Transformasi Struktural

Perekonomian Indonesia

Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

09 84041 Edi Tamtomo

Abstraksi Kompetensi

Modul ini membahas konsep transformasi struktural, proses yang menyertai transformasi struktural, bagaimana transformasi struktural di Indonesia.serta dampak positif dan negatif dari transformasi struktural perekonomian.

Mampu menjelaskan tentang:

1. Konsep Transformasi Struktural Perekonomian (Pengertian dan Teori yang mendasarinya)

2. Proses yang mengiringi Transformasi Struktural

3. Transformasi Struktural di Indonesia

4. Dampak positif dan negatif transformasi struktural

‘14 2

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pendahuluan

Modul ini membahas tentang apa yang disebut sebagai “Transformasi Struktural

Perekonomian”. Jika terdapat istilah transformasi struktural perekonomian, paling tidak ada

dua hal penting yang kita bahas. Yang pertama, perekonomian itu ada strukturnya, dan yang

kedua struktur itu ternyata mengalami perubahan. Hal yang kedua ini dirinci, perubahannya

dari apa ke apa, mengapa berubah dan bagaimana prosesnya.

Apa itu Transormasi Struktural?

Mengapa terjadi Transformasi Struktural?

Apa teori-teori dan bukti empirisnya?

Bagaimana prosesnya?

Bagaimana yang terjadi di Indonesia?

Dampak positif dan negatifnya di Indonesia

Sektor-Sektor dalam Perekonomian

Sebelum membahas bagaimana perubahan struktur perekonomian, kita perlu membahas

struktur perekonomian terlebih dahulu. Dumairy (1999) menjelaskan bahwa struktur ekonomi

negara salah satunya bisa diilhat dari tinjauan makro-sektoral dan tinjauan keruangan.

Berdasarkan tinjauan makro sektoral, struktur perekonomian dapat terdiri dari sektor agraris

(pertanian), sektor industri dan sektor perdagangan. Berdasarkan tinjauan keruangan, suatu

perekonomian ditinjau dari sektor tradisional (wilayah pedesaan) dan sektor perkotaan

(sektor modern) dan dilihat bagaimana peran masing-masing sektor tersebut terhadap

perekonomian secara keseluruhan. Pada umumnya sektor pertanian berkaitan erat dengan

sektor tradisional dan sektor industri dan perdagangan berkaitan erat dengan sektor

modern. Ada juga yang menyebut bahwa sektor pertanian adalah sektor primer, sektor

industri adalah sektor skunder dan sektor perdangangan adalah sektor tersier.

Di Indonesia sendiri, BPS membagi sektor perekonomian menjadi 17 sektor di mana sektor-

sektor tersebut bisa dikelompokkan ke dalam 3 golongan besar tersebut di atas yaitu primer,

skunder dan tersier. Tujuh belas sektor tersebut adalah sebagai berikut.

‘14 3

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

No. Sektor

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Primer

2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan

Skunder 4 Pengadaan Listrik dan Gas

5 Pengadaan Air

6 Konstruksi

7 Perdaganan Besar, Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan sepeda motor

Tersier

8 Transportasi dan Pergudangan

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

10 Informasi dan Komunikasi

11 Jasa Keuangan

12 Real Estate

13 Jasa Perusahaan

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

17 Jasa Lainnya

Secara umum, seiring dengan proses pembangunan dalam jangka panjang, akan terjadi

teransformasi struktural dam perekonomian. Transformasi atau perubahan tersebut pada

umumnya adalah berupa pergeseran peran sektor dalam perekonomian yang semula

adalah sektor pertanian/primer menuju ke sektor industri/skunder atau tersier. Untuk lebih

detailnya, berikut pembahasan tentang transformasi struktural perekonomian.

Konsep Transformasi Struktural

Definisi Transformasi Struktural

Transformasi struktural perekonomian dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian

perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan

agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan

‘14 4

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan

dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.1

Perubahan struktur perekonomian sendiri akan terjadi dalam jangka panjang dan

pneyebabnya bisa dari faktor permintaan agregat maupun penawaran agregat. Permintaan

agregat bisa ditimbulkan karena pendapatan yang makin meningkat sehingga mengubah

selera dan komposisi barang-barang yang dikonsumsi. Hal ini akan menimbulkan inovasi-

inovasi dan industri baru. Sementara itu dari sisi penawaran agregat, kemajuan teknologi

dan ilmu pengetahuan akan melahirkan inovasi-inovasi dan tentu saja akan mnegundang

investasi dalam hal tersebut.

Transformasi struktural sendiri dianggap menjadi prasyarat dari peningkatan dan

kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi

keberlanjutan pembangunan itu sendiri (Todaro, 2006). Itu artinya dalam transformasi

struktural terjadi peningkatan taraf hidup, kemajuan teknologi dan tentu saja peningkatan

sumber daya manusia. Semua perubahan tersebut secara umum akan terlihat dengan

bergesernya peran sektor tradisional menuju sektor industri.

Mengapa Terjadi Transformasi Struktural

Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa Transformasi Struktural Perekonomian terjadi

dalam proses pembangunan jangka panjang. Dalam proses tersebut pasti ada kenaikan

pendapatan, ada peningkatan taraf hidup, ada kemajuan teknologi dan sebagainya. Secara

logika, manusai dengan pendapatan yang meningkat tentu akan lebih menginginkan barang

yang lebih baik dari kualitas dan kuantitas. Contoh sederhana, seorang petani pada zaman

dahulu mungkin dengan mencukupi kebutuhan makan, pakain dan rumah itu sudah cukup.

Tetapi dengan peningkatan pendapatan, peningkatan kualitas hidup dan perkembangan

teknologi, maka manusia akan butuh hal lain dari pada sekadar sandang pangan papan.

Kendaraan bermotor, gadget, rekreasi dan hal lain yang mungkin dahulu bukan sebagai

suatu kebutuhan.

Hukum Engel mengatakan bahwa peningkatan pendapatan dan peningkatan pemerataan

pendapatan dapat mengubah pola permintaan domestik dalam mengonsumsi barang-

barang pertanian.Peningkatan pendapatan masyarakat dan populasinya akan menggeser

permintaan dari barang-barang hasil sektor pertanian ke barang-barang sektor industri dan

jasa. Perubahan pola permintaan ini yang mendorong terjadinya transformasi struktural.

1 Tambunan (2012) dalam Perekonomian Indonesia

‘14 5

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Teori tentang Transformasi Struktural

Terdapat beberapa teori tentang transformasi struktural pereknomian namun pada modul ini

dibatasi pada teori yaitu yang diusung oleh Arthur Lewis dan Hollis Chenery.

Arthur Lewis (Teori Migrasi)

Arthur Lewis membahas perekonomian dari tinjauan keruangan dimana proses

pembangunan ekonomi terjadi di pedesaan dan perkotaan. Lewis mengasumsikam bahwa

perekonomian suatu negara terdiri dari dua unsur, perekonomian tradisional di pedesaan

dengan sektor pertanian yang mendominasi dan perekonomian modern di perkotaan yang

didominasi oleh sektor industri. Di pedesaan jumlah penduduk tinggi, sehingga tenaga kerja

melimpah dan mengalami surplus tenaga kerja sehingga Marginal Productivity (MP)=0.

Artinya perekonomian mencapai suatu titik dimana setiap tambahan satu pekerja tidak akan

menambah output dengan kata lain tidak menambah produktivitas. Dengan demikian tingkat

produktivitas tenaga kerja menurun. Produktivitas menurun membuat tingkat upah menjadi

rendah.

Sementara itu di perkotaan terjadi sebaliknya. Perkotaan yang dominan dengan sektor

industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Dalam kondisi pasar tenaga kerja tersebut dan

produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa fungsi produksi belumm mencapai tingkat

optimal. Tingginya produktivitas dan kekurangan tenaga kerja membuat tingkat upah di

perkotaan menjadi lebih tinggi.

Perbedaan kondisi tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat produktivitas ini, menyebabkan

adanya perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di pedesaan ke sektor industri di

perkotaan di mana tingkat upah bisa mencapai lebih tinggi sekitar 30 persen. Perpindahan

tersebut tidak akan mengurangi produktivitas di sektor pertanian karena tenaga kerja di

sektor pertanian surplus. Perpindahan tersebut justru membuat tenaga kerja mendapatkan

upah yang lebih tinggi di sektor industri. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan

pendapatan negara. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan peningkatan permintaan

bahan makanan, hal ini mnejadi pendorong utama pertumbuhan output di sektor bahan

makanan dan dalam jangka panjang pertumbuhan di sektor pertanian akan meningkat. Di

lain sisi, masyarakat perkotaan mulai mengalami perubahan pola konsumsi dimana mereka

mulai menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli produk industrial dan produk jasa.

Permintaan ini juga menjadi pendorong naiknya prtumbuhan output.

Dengan demikian perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di pedesaan ke sektor

industri di perkotaan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kapabilitas

untuk melakukan investasi (peningkatan akumulasi modal). Sebagaimana telah dibahas di

modul sebelumnya bahwa akumulasi modal adalah aspek yang sangat penting dalam suatu

‘14 6

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

pembangunan ekonomi. Indikator yang tampak dari teori ini adalah meningkatnya porsi

output sektor industri terhadap output perekonomian secara total dan menurunnya porsi

output sektor pertanian terhadap output perekonomian secara total. Selain dari sisi output,

juga terlihat dari sisi tenaga keja dimana terjadi peningkatan porsi tenaga kerja sektor

industri terhadap total tenaga kerja dan terjadi penurunan porsi tenaga kerja sektor

pertanian terhadap total tenaga kerja.

Teori Arthur Lewis dapat terlihat pada gambar 8.1 berikut ini

Gambar 8.1

SEKTOR PERTANIAN/TRADISIONAL DI

PEDESAAN

• Jumlah penduduk tinggi

• Surplus tenaga kerja

• MP=0

• Produktivitas rendah

• Upah rendah

SEKTOR INDUSTRI/MANUFAKTUR/MODERN

DI PERKOTAAN

• Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak

• Produktivitas tinggi

• Upah tinggi

Perbedaan kondisi timbul perpindahan tenaga

kerja dari pedesaan ke perkotaan

Tenaga kerja perkotaan meningkat, produktivitas

meningkat, pendapatan meningkat

• Permintaan pangan meningkat sektor

pertanian meningkat

• Permintaan secara umum meningkat

produktivitas barang/jasa (PDB) meningkat

pertumbuhan ekonomi meningkat.

‘14 7

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Chenery-Syrquin

Kerangka pemikiran Chenery mirip dengan Lewis dan berusaha membuktikan secara

empiris teori yang diajukan Lewis. Chenery bersama Syrquin (1975) melakukan pengujian

secara empiris ke banyak negara (kurang lebih 101 negara selama tahun 1950 s.d 1970)

terkait dengan perubahan struktural yang terjadi di negara tersebut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat maka

akan terjadi pergeseran atau perubahan struktur perekonomian. Perubahan tersebut

meliputi:

1. Terjadi pergeseran dari barang produksi pertanian ke produksi barang industri, peranan

industri meningkat dan peranan sektor pertanian menurun. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase output sektor-sektor tersebut terhadap output perekonomian secara total

2. Tingkat tabungan dan akumulasi modal, baik modal fisik maupun modal manusia

(pendidikan) semakin meningkat.

3. Terjadi perubahan dalam komposisi permintaan dalam negeri di mana pengeluaran

masyarakat untuk pangan relatif menurun, pengeluaran untuk bukan pangan meningkat,

pengeluaran untuk investasi dan untuk sektor pemerintah meningkat. Pada umumnya

ekspor dan impor meningkat dan komposisi ekspor bergeser dari bahan mentah menjadi

barang industri

4. Terjadi pergeseran penggunaan faktor produksi tenaga kerja dari sektor pertanian ke

sektor industri dan jasa, sementara produktivitas sektor pertanian juga meningkat.

5. Perubahan sosial: terjadinya urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian menurun,

sekaligus distribusi pendapatan makin timpang.

Jadi pada dasarnya, Chenery menjelaskan sekaligus mendukung teori Lewis dengan

membuktikannya melalui penelitian empiris dan memang terbukti terdapat perubahan

struktur ekonomi seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita.

Proses dalam Transformasi Struktural

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa seiring dengan peningkatan pendapatan

akan terjadi perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural terjadi melalui suatu

proses. Proses tersebut meliputi akumulasi, alokasi dan distribusi (Djojohadikusumo:1994).

1. Proses Akumulasi

‘14 8

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Proses akumulasi adalah proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan

kapasitas produksi seiring dengan kenaikan pendapatan perkapita suatu negara.

Variabel yang dapat merefleksikan akumulasi sumber daya yang meningkatkan

kapasitas perekonomian adalah investasi (akumulasi modal fisik), pendidikan (akumulasi

modal manusia), serta penerimaan pemerintah (akumulasi kemampuan pemerintah

untuk membiayai pembagunan).

Investasi dapat diukur dari persentase tabungan dan investasi domestik terhadap PDB

yang makin meningkat dan menurunnya persentase modal asing terhadap PDB.

Variabel pendidikan dapat dihitung dari persentase pengeluaran pemerintah untuk

pendidikan terhadap PDB dan besarnya angka kelulusan untuk pendidikan dasar.

Sementara itu variabel penerimaan pemerintah dapat diukur dari besarnya persentase

penerimaan pajak dan penerimaan total pemerintah terhadap PDB.

2. Proses Alokasi

Proses alokasi adalah proses interaksi antara proses akumulasi dan pergeseran pola

konsumsi masyarakat seiring dengan meningkatkan pendapatan perkapita. Variabel

yang mencerminkan proses alokasi terdiri dari struktur permintaan domestik, struktur

perdagangan internasional, dan struktur produksi.

Struktur permintaan domestik dapat diukur dari persentase dari hal-hal sebagai berikut

terhadap PDB, yaitu investasi domestik, konsumsi swasta, konsumsi pemerintah,

konsumsi makanan dan non-makanan. Secara teori, hanya konsumsi makanan yang

mengalami penurunan sementara konsumsi yang lain mengalami peningkatan.

Struktur perdagangan internasional dapat diukur dari persentase terhadap PDB dari

ekspor, ekspor barang primer, Ekspor barang manufaktur, ekspor jasa dan impor.

Secara teori yang mengalami penurunan persentase adalah ekspor barang primer

sedangkan yang lain mengalami peningkatan.

Struktur produksi dapat dilihat dari persentase produksi sektor primer, manufaktur, dan

sektor jasa terhadap PDB. Secara teori, semua indikator mengalami peningkatan keculai

sektor primer.

3. Proses Distribusi Pendapatan dan Demografi

Proses Distribusi demografi dan pendapatan adalah proses sosial/non ekonomi yang

terjadi seiring dengan meningkatnya pendapatan perkapita. Variabel yang merefleksikan

proses ini adalah: alokasi tenaga kerja, urbanisasi, dan distribusi pendapatan.

‘14 9

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada persentase tenaga kerja pada sektor primer,

sektor manufaktur dan sektor jasa terhadap total tenaga kerja. Secara teori, persentase

tenaga kerja sektor primer akan mengalami penurunan. Indikator selanjutnya adalah

urbanisasi dimana urbanisasi biasanya akan meningkat. Indikator yang terakhir adalah

ketimpangan semakin besar hal ini terlihat pada koefisien Gini.

Proses Variabel Indikator Keterangan

Akumulasi • Investasi (akumulasi

modal fisik

• tabungan domestik/PDB (%)

• investasi domestik/PDB (%)

• modal asing/PDB (%)

Modal asing/PDB seharusnya

menurun dan indikator lain

meningkat

• Pendidikan (akumulasi

modal manusia)

• Belanja pemerintah untuk

pendidikan/PDB (%)

• Angka kelulusan pendidikan dasar

dan menengah

Porsi belanja pendidikan

pemerintah dan angka kelulusan

seharusnya meningkat

• Penerimaan

pemerintah

• Penerimaan pajak/PDB (%) Seiring peningkatan pendapatan

masyarakat, penerimaan pajak

seharusnya juga meningkat

Alokasi • Struktur permintaan

domestic

• Investasi domestik/PDB (%)

• Konsumsi swasta/PDB (%)

• Konsumsi Pemerintah/PDB (%)

• Konsumsi makanan/PDB (%)

• Konsumsi non-makanan/PDB(%)

Persentase konsumsi makanan thd

PDB seharusnya mengalami

penurunan sementara indikator

yang lain meningkat

• Struktur

perdagangan

internasional

• Ekspor/PDB (%)

• Ekspor barang primer/PDB (%)

• Eksor barang manufaktur/PDB (%)

• Ekspor jasa/PDB (%)

• Impor/PDB (%)

Persentase ekspor barang primer

thd PDB seharusnya mengalami

penurunan, sementara indikator-

indikator yang lain mengalami

peningkatan

• Struktur produksi • Produksi sektor primer/PDB (%)

• Produksi sektor manufaktur/PDB

(%)

• Produksi sektor jasa/PDB (%)

Persentase produksi sektor

primer seharusnya mengalami

penurunan sementara indikator

lain mengalami peningkatan

Distribusi

pendapatan

dan Penduduk

• Alokasi tenaga kerja • Tenaga kerja sektor primer/total

tenaga kerja (%)

• Tenaga kerja sektor

manufaktur/total tenaga kerja (%)

• Tenaga kerja sektor jasa/total

tenaga kerja (%)

Persentase tenaga kerja sektor

primer thd total tenaga kerja

seharusnya mengalami penurunan

sedangkan indikator yang lain

mengalami peningkatan

• Urbanisasi • Persentase penduduk perkotaan

terhadap total penduduk

Persentase penduduk perkotaan

thdp total penduduk akan

meningkat

• Distribusi Pendapatan • Koefisien Gini

• Kurva Kuznets

Terjadi ketimpangan

‘14 10

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Transformasi Struktural di Indonesia

Pada pembahasan ini akan ditunjukkan beberapa data perekonomian di Indonesia terkait

dengan transformasi struktural. Data-data tersebut menjadi indikator-indikator dalam proses

transformasi struktural yaitu proses akumulasi, proses alokasidan proses distribusi. Tidak

semua data dapat ditampilkan karena keterbatasan dalam pencarian data.

1. Proses Akumulasi

a. Porsi Investasi Domestik terhadap PDB

Berikut ini adalah grafik perkembangan persentase investasi domestik terhadap total

PDB di Indonesia sejak tahun 1969 s.d 2007

Gambar 4.1 grafik share investasi domestik terhadap PDB

Seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat, secara teori seharusnya

porsi investasi domestik terhadap PDB semakin meningkat. Jika dilihat dari grafik

4.1, secara trend, porsi investasi domestik terhadap PDB masih fluktuatif dan

banyak dipengaruhi oleh kondisi fundamental ekonomi.

b. Porsi penerimaan Pajak terhadap PDB

Indikator selanjutnya adalah persentase penerimaan pajak terhadap PDB, yang

perkembangannya ditunjukkan gambar 4.2 berikut.

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

‘14 11

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Gambar 4.2.Grafik Share penerimaan pajak terhadap PDB

Peningkatan pendapatan seiring dengan terjadinya transformasi struktural akan

meningkatkan penerimaan pajak, terutama pajak penghasilan. Dilihat dari grafik, secara

trend terjadi peningkatan dari tahun 1969, kemudian mengalami penurunan tahun 1984.

Hal ini diduga karena resesi ekonomi dunia, sehingga pemerintah menerapkan

keringanan pajak untuk meningkatkan perekonomian lagi sehingga mulai trend

meningkat lagi setelah itu.

2. Proses Alokasi

a. Persentase konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta terhadap PDB

Gambar 4.3 menggambarkan perkembangan persentase konsumsi pemerintah dan

konsumsi swasta terhadap PDB.

Gambar 4.3 grafik konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

% Penerimaan pajak/…

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

konsumsi swasta

konsumsi pemerintah

‘14 12

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

b. Persentase Ekspor dan Impor terhadap PDB

Gambar 4.4 menunjukkan perkembangan persentase ekspor dan impor terhadap

PDB.

Gambar 4.4 Grafik share ekspor dan impor terhadap PDB

c. Persentase PDB sektor pertanian dan sektor manufaktur terhadap total PDB

Gambar 4.5.Grafik Share PDB sektor pertanian dan manufaktur terhadap PDB

Grafik 4.5 menjelaskan bahwa persentase tenaga kerja di sektor pertanian terhadap

PDB mengalami trend menurun. Hal ini berlawanan dengan trend persentase tenaga

kerja sektor industri manufaktur yang mengalami peningkatan. Bahkan di awal 1969,

nilainya lebih tinggi sektor pertanian, sekarang menjadi sektor industr manufaktur

yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan telah terjadi transformasi struktural.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

19

68

19

70

19

72

19

74

19

76

19

78

19

80

19

82

19

84

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

*2

00

6

***

20

08

ekspor

impor

0

10

20

30

40

50

60

19

68

19

70

19

72

19

74

19

76

19

78

19

80

19

82

19

84

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

*2

00

6

***

20

08

PDB sektor pertanian

PDB sektor manufaktur

‘14 13

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

3. Proses Distribusi

a. Persentase tenaga kerja sektor pertanian dan sektor tenaga kerja terhadap total

tenaga kerja

Gambar 4.6. Grafik share tenaga kerja pertanian&manufaktur terhadap total tenaga kerja

Grafik 4.6 ini menunjukkan bahwa terjadi transformasi struktural di Indonesia dari

sektor pertanian ke sektor industri manufaktur. Porsi sektor pertanian terhadap PDB

menurun cukup drastis dan porsi sektor industri manufaktur mengalami peningkatan.

b. Persentase jumlah penduduk perkotaan terhadap jumlah penduduk total

Gambar 4.7. Grafik share penduduk perkotaan terhadap jumlah penduduk total

Grafik 4.7 menggambarkan proses transformasi struktural dari sisi kependudukan. Hal

ini dilihat dari perkembangan persentase penduduk yang tinggal di perkotaan. Trend

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

19

71

19

73

19

75

19

77

19

79

19

81

19

83

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

**2

00

7

t.k. sektor pertanian

t.k. sektor manufaktur

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

19

71

19

73

19

75

19

77

19

79

19

81

19

83

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

penduduk perkotaan

‘14 14

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

yang meningkat menunjukkan bahwa pelaku ekonomi lebih banyak berada di sektor

modern dengan tinggal di perkotaan.

c. Koefisien Gini

Koefisien Gini menggambarkan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan suatu

perekonomian. Semakin tinggi koefisien Gini (mendekati angka 1) berarti semakin

timpang. Menurut teori pertumbuhan, pada proses pembangunan, akan terjadi

kertimpangan, tetapi dalam jangka waktu yang panjang, ketimpangan akan

berkurang dan perekonomian menjadi konvergen pada titik pendapatan tertentu.

Jika dilihat dari data-data tersebut, maka sebagian ciri dari transformasi struktural telah

terjadi di Indonesia. Hal ini tidak dapat dipungkiri sebagai hasil dari proses

pembangunan jangka panjang yang telah dilaksanakan khususnya di era Orde Baru.

Sektor Industri mulai menjadi sektor paling berperan besar dalam perekonomian dan

menggantikan sektor pertanian. Pun demikian dengan peran sektor indusri dalam

menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja mulai banyak terserap di sektor industri dan

penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian mulai berkurang.

Namun demikian, hal yang perlu diwaspadai adalah penyerapan tenaga kerja oleh

sektor industri tidak sebesar perubahan produktivitas dari sektor industri itu sendiri. Itu

artinya, sektor industri memang meningkat pesat, tetapi tidak seimbang dengan

penyerapan tenaga kerjanya atau dengan kata lain terjadi ketidakseimbangan dama

transformasi struktural perekonomian di Indonesia.

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

19

76

19

78

19

80

19

82

19

84

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

*2

00

6

***

20

08

koefisien Gini

‘14 15

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Dampak Positif dan Negatif Transformasi Struktural

Perekonomian2

Transformasi Struktural adalah sebuah proses yang terjadi dalam pembangunan ekonomi

dalam jangka panjang. Transformasi struktural memiliki dampak positif dan itu yang

diharapkan. Namun demikian, transformasi struktural juga memiliki dampak negatif. Bagi

pengambil kebijakan perlu diambil strategi bagaimana mengoptimalkan dampak positif dan

meminimalkan dampak negatif yang timbul.

Dampak Positif

1. Peningkatan produksi pertanian yang dirangsang oleh perubahan sistem pertanian

subsistence ke pertanian modern (agroindustri).

2. Penyerapan tenaga kerja (pengangguran) di perkotaan pada industri-industri baru.

3. Percepatan arus uang dan barang yang merangsang percepatan pendapatan perkapita

masyarakat, yang pada gilirannya memperbaiki tingkat kesejahteraannya.

Dampak Negatif

1. Hilangnya lahan pertanian (sawah dan non sawah), yang mengakibatkan para petani

dan buruh penggarap kehilangan mata pencaharian.

2. Munculnya pengangguran struktural yang tidak mungkin tertampung seluruhnya pada

sektor industri dan jasa.

3. Tingginya laju urbanisasi yang menjadikan beban kota semakin berat serta menimbulkan

masalah-masalah sosial lainnya.

2 http://www.geocities.ws/mas_tri/TransformasiStruktural.pdf

‘14 16

Perekonomian Indonesia (Modul 08)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

Djojohadikusumo, Sumitro. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan.

Jakarta:LP3ES. 1994

Dumairy. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. 1999

Gilarso,T. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro . Yogyakarta: Kanisius. 2002.

Pannenungi, Maddaremeng. Slide Bahan Ajar Kebijakan Ekonomi Indonesia- MPKP FEUI.

Transformasi Struktural.2009.

Tambunan, Tulus. Perekonomian Indonesia. Kajian teoritis dan Analisis Empiris. Jakarta: Ghalia.2012.

Todaro, Michael&Stephen C.Smith. Pembangunan Ekonomi Edisi ke sembilan. alih bahasa oleh Haris

Munandar. Jakarta :Erlangga. 2006

www.bps.go.id

http://www.geocities.ws/mas_tri/TransformasiStruktural.pdf

top related