Top Banner
MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 14 84041 Edi Tamtomo Abstraksi Kompetensi Modul ini membahas tentang sistem moneter di Indonesia. Pembahasan sistem moneter meliputi kebijakan moneter yang dimulai dari definisi, instrumen mekanisme serta efektivitas kebijakan moneter dalam perekonomian. Selain itu juga dibahas tentang Uang Beredar, Inflasi dan peran perbankan dalam sistem moneter Indonesia. Mampu menjelaskan tentang: 1. Kebijakan moneter (pengertian, instrumen dan mekanisme) 2. Uang beredar dan Inflasi 3. Peran Perbankan dalam Sistem Moneter
12

MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

Mar 21, 2019

Download

Documents

nguyennhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian Indonesia

Sistem Moneter Indonesia

Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

14 84041 Edi Tamtomo

Abstraksi Kompetensi

Modul ini membahas tentang sistem moneter di Indonesia. Pembahasan sistem moneter meliputi kebijakan moneter yang dimulai dari definisi, instrumen mekanisme serta efektivitas kebijakan moneter dalam perekonomian. Selain itu juga dibahas tentang Uang Beredar, Inflasi dan peran perbankan dalam sistem moneter Indonesia.

Mampu menjelaskan tentang:

1. Kebijakan moneter (pengertian, instrumen dan mekanisme)

2. Uang beredar dan Inflasi

3. Peran Perbankan dalam Sistem Moneter

Page 2: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

2 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pendahuluan

Modul ini membahas tentang sistem moneter di Indonesia. Pembahasan tentang sistem

moneter, tidak terlepas dari setidaknya 4 hal yaitu:

1. kebijakan moneter

2. uang beredar,

3. inflasi dan

4. peran perbankan dalam menghimpun dari masyarakat dan menyalurkannya lagi ke

masyarakat yang lain.

Sebagaimana dibahas di bab-bab sebelumnya bahwa peran pemerintah sangat besar dalam

perekonomian khususnya sebagai pengambil kebijakan atau regulator. Pemerintah berperan

dalam mengatur agar perekonomian tetap stabil tidak mengalami guncangan yang luar

biasa dan tetap dalam jalur pertumbuhan yang semestinya. Kebijakan tersebut bisa melalui

kebijakan fiskal (sudah dibahas di bab XI) dan kebijakan moneter. Dua jenis kebijakan ini

sering diterapkan secara kombinasi agar kestabilan perekonomian tetap terjaga.

Kebijakan moneter terkait erat dengan bagaimana mengatur perekonomian dengan cara

mengendalikan uang beredar di masyarakat. Uang beredar tidak bisa terlepas dari masalah

inflasi. Selain itu, banyaknya uang yang beredar juga berkaitan dengan peran perbankan

dalam menghimpun dana dari masyarakat dan mneyalurkannya lagi ke masyarakat.

Kebijakan Moneter

Definisi

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur jumlah uang yang beredar

di masyarakat dengan tujuan menjaga stabilitas harga dan nilai rupiah. Jumlah uang yang

beredar perlu diatur agar terpeliharanya stabilitas harga (inflasi dapat terkontrol). Melalui

kebijakan moneter tersebut, pemerintah menambah, mengurangi, atau mempertahankan

jumlah uang yang beredar. Jika pemerintah akan menambah jumlah uang yang beredar di

masyarakat, maka ia dapat menerapkan kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive).

Akan tetapi, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka ia dapat

menerapkan kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive) atau biasa disebut

kebijakan uang ketat (tight money policy).

Page 3: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

3 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Jika dalam kebijakan fiskal yang bertanggung jawab adalah Kementerian Keuangan,

sedangkan dalam kebijakan moneter yang memiliki otoritas adalah Bank Indonesia (BI).

Instrumen Kebijakan Moneter dan Mekanismenya

Instrumen-instrumen yang biasa digunakan pemerintah dalam mengatur jumlah uang yang

beredar adalah sebagai berikut.

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Dalam melakukan kegiatan operasi pasar terbuka, bank sentral dapat menjual atau

membeli obligasi pemerintah kepada publik. Untuk meningkatkan jumlah uang yang

beredar bank sentral melakukan pembelian obligasi pemerintah. Uang yang dibayarkan

tersebut akan meningkatkan sirkulasi jumlah uang yang beredar di pasar, baik berupa

currency maupun bank deposit. Sebaliknya jika jumlah uang yang beredar di pasar ingin

diturunkan maka BI akan melakukan aksi jual obligasi pemerintah. Biasanya dengan

tingkat pengembalian (rate of return) yang menarik sehingga masyarakat akan

membelinya. Dengan aksi pembelian dari masyarakat maka jumlah uang yang beredar di

masyarakat akan berkurang.

2. Menaikkan/Menurunkan Tingkat BI rate (Discount Rate)

Discount rate adalah tingkat suku bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank sentral

terhadap bank yang meminjam dana dari bank sentral untuk memenuhi kebutuhan

cadangan jangka pendek. Dengan adanya penetapan tarif ini otomatis bank-bank lain

juga akan menyesuaikan tarif tersebut.

Ketika bank sentral meningkatkan discount rate maka hal itu dapat diartikan sebagai

sinyal bahwa bank sentral bermaksud mengurangi money supply (penawaran uang) dan

meningkatkan suku bunga. Sebaliknya jika bank sentral menurunkan discount rate maka

bank sentral bermaksud untuk meningkatkan money supply dan menurunkan suku

bunga.

Mekanisme bekerjanya perubahan BI rate dalam mempengaruhi inflasi tersebut sering

disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini

menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan instrumen

moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variabel ekonomi dan

keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut

terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta

sektor riil. Perubahan BI rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya

jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.

Page 4: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

4 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pada jalur suku bunga, perubahan BI rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku

bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank

Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan

suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI Rate

menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan

rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan

biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan

aktivitas konsumsi dan investasi sehingga aktivitas perekonomian semakin

bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia

merespon dengan menaikkan suku bunga BI rate untuk mengerem aktivitas

perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi.

Perubahan suku bunga BI rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme ini

sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI rate, sebagai contoh, akan mendorong

kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan

melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan

modal ke dalam instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka

akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini

pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. Apresiasi rupiah

Page 5: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

5 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri

menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan

mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya

pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.

Perubahan suku bunga BI rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan

harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan

obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya

mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi

dan investasi.

Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi

ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang

diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong

pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi.

Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen kepada konsumen melalui

kenaikan harga.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time lag). Time

lag masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain. Jalur nilai tukar biasanya bekerja

lebih cepat karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat

cepat. Kondisi sektor keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan

tarnsmisi kebijakan moneter. Apabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup

tinggi, respon perbankan terhadap penurunan suku bunga BI rate biasanya sangat

lambat. Juga, apabila perbankan sedang melakukan konsolidasi untuk memperbaiki

permodalan, penurunan suku bunga kredit dan meningkatnya permintaan kredit belum

tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di sisi permintaan, penurunan suku

bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh meningkatnya permintaan kredit

dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang lesu. Kesimpulannya, kondisi

sektor keuangan, perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan dalam menentukan

efektif atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Bank sentral juga dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan cara mengatur

tingkat reserve requirement. Reserve requirement adalah regulasi yang mengatur jumlah

minimum cadangan yang harus dipegang oleh bank dibandingkan deposit yang mereka

miliki. Reserve requirement mempengaruhi seberapa banyak uang yang dapat di-create

oleh sistem perbankan dengan setiap cadangan rupiah.

Page 6: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

6 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Peningkatan tingkat reserve requirement akan membuat bank-bank yang ada harus

memegang lebih banyak cadangan sehingga jumlah pinjaman yang mereka hasilkan

akan menurun dari setiap rupiah deposit yang mereka miliki. Dapat disimpulkan

peningkatan reserve requirement akan mengurangi money multiplier sehingga

mengurangi jumlah uang yang beredar.

Sebaliknya dengan mekanisme yang sama penurunan tingkat reserve requirement akan

meningkatkan money multiplier sehingga jumlah uang yang beredar akan meningkat

4. Kebijakan lain yang bersifat himbauan moral.

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan

jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau

perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk

mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke

bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Efektivitas Kebijakan Moneter

Yang masih menjadi perdebatan oleh para ahli ekonomi adalah sejauh mana kebijakan

moneter mampu mengatur kegiatan ekonoi dan mendorong kemajuan. Gilarso (2002)

menyebutkan bahwa dari pengalaman sebelumnya, kebijakan moneter cukup efektif untuk

mengendalikan inflasi, tetapi kurang efektif untuk mengatasi resesi ekonomi. Dalam

pelaksanannya kebijakan moneter juga masih perlu dikombinasikan dengan kebijakan lain

seperti kebijakan fiskal, perdagangan internasional produksi, kesempatan dan kerja dan

kebijakan terkait indikator makro ekonomi lainnya.

Kebijakan moneter memiliki kelebihan dibandingkan kebijakan fiskal, yaitu dalam hal lebih

cepat dampaknya bagi perekonomian dan lebih fleksibel karena tidak banyak dipengaruhi

faktor politik. Hal ini berbeda dengan kebijakan fiskal dimana penyusunan APBN harus

melalui proses politik di DPR. Namun demikian, kebijakan moneter hanya bisa menyediakan

“kredit/uang”, tetapi tidak bisa memaksa pengusaha untuk menggunakan kredit tersebut.

Uang Beredar

Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat.

Lalu mengapa uang yang beredar di masyarakat harus diatur jumlahnya. Sebelum

membahas itu, kita akan bahas dulu tentang fungsi uang. Judisenno (2002) menjelaskan

bahwa terdapat tiga fungsi uang yaitu:

Page 7: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

7 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

1. Fungsi utama: sebagai alat tukar dan satuan hitung

2. Fungsi turunan: alat penimbun kekayaan dan alat pembayaran yang di tangguhkan di

masa depan

3. Fungsi tambahan, sebagai komoditas.

Berdasarkan uraian tersebut, uang juga berfungsi sebagai komoditas, sehingga uang

memiliki nilai yang bisa naik bisa turun seiring berjalannya waktu. Harga 1 kg beras di tahun

2000 mungkin sekitar Rp 4.000,- tetapi dengan uang Rp 4.000,- di tahun 2017 bila ditukar

dengan beras mungkin hanya senilai 1/4 kg beras saja. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

uang bisa berkurang. Jika berkurangnya dalam jangka waktu yang lama itu dinilai masih

wajar, tetapi jika dalam jangka waktu yang pendek, ternyata nilai uang terus merosot,

ditandai dengan harga yang terus melambung tinggi, Itulah yang disebut inflasi. Salah satu

penyebab inflasi bisa jadi adalah uang yang beredar terlalu banyak tetapi barang/jasa yang

diproduksi tidak sebanyak uang yang beredar di pasaran sehingga uang seakan-akan

menjadi tidak bernilai karena banyak beredar di pasar dang barang/jasa sedikit di pasar.

Inflasi yang tidak terkendali akan berdampak buruk karena mengurangi daya beli

masyarakat. Inilah mengapa perlu mengatur jumlah uang yang beredar di pasar.

Inflasi

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus

menerus. Dari definisi tersebut terdapat dua syarat terjadinya inflasi, yaitu:

1. kenaikan harga barang secara umum dan

2. kenaikannya terjadi terus menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua jenis

barang tidak dapat disebut sebagai

inflasi, kecuali kenaikan harga barang

tersebut menyebabkan kenaikan

sebagian harga barang-barang lain.

Contoh: kenaikan BBM atau kenaikan

tarif listrik.

Selain itu, kenaikan harga yang terjadi

Page 8: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

8 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

hanya sekali saja, bersifat kontemporer atau musiman, walaupun persentase yang besar

juga tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Contoh: kenaikan harga pada saat menjelang

lebaran bukan dikatakan sebagai inflasi jika setelah lebaran harga tersebut turun lagi

Apakah Inflasi Suatu Masalah?

Dalam semua literatur tentang makroekonomi, masalah inflasi selalu dibahas. Dalam

penyusunan RAPBN, inflasi selalu menjadi bahan pertimbangan dan ketika mendengar kata

inflasi seakan-akan itu adalah suatu permasalahan dalam perekonomian. Pertanyaannya,

apakah inflasi adalah suatu masalah dalam perekonomian?

Putong (2008) mnejelaskan bahwa Inflasi bukan masalah yang berarti apabila diiringi oleh

tersedianya komoditas yang diperlukan secara cukup dan daya beli masyarakat meningkat

lebih besar daripada tingkat inflasi. Namun apabila inflasi sudah terlalu tinggi dan daya beli

masyarakat menurun hal itu bisa menjadi permasalahan.

Inflasi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam suatu perekonomian. Friedman dalam

Mankiw (2007), menjelaskan bahwa pertumbuhan dalam bentuk kuantitas uang berbanding

lurus dengan inflasi, artinya seiring pertumbuhan ekonomi, inflasi akan tetap terjadi.

Dengan demikian, inflasi akan menjadi suatu masalah apabila nilainya sudah tinggi dan

tidak terkendali sehingga mengurangi daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan

melemahkan perekonomian, tetapi jika nilainya masih wajar, hal itu tida menjadi masalah.

(masalah nilai inflasi akan dijelaskan pada jenis-jenis inflasi pada subbab selanjutnya).

Jenis-Jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi ada beberapa dan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain sebagai

berikut.

1. Sifatnya

2. Penyebabnya

3. Asalnya

Sifatnya

1. Low inflation (inflasi rendah), atau juga biasa disebut creeping inflation (inflasi merayap,

yaitu inflasi dibawah 10%.

2. Galloping inflation (inflasi menengah), dengan nilai antara 10% sampai 30% per tahun.

Ini biasanya ditandai oleh nainya harga-harga secara cepat dan relatif besar.

3. High inflation (Inflasi tinggi). Inflasi dengan besaran antara 30 s.d 100% per tahun

4. Hyperinflation, yaitu inflasi di atas 200% per tahun.

Page 9: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

9 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Penyebabnya

1. Inflasi karena tarikan permintaan (demand pull inflation),

yaitu kenaikan harga-harga karena tingginya permintaan, sementara barang tidak

tersedia dengan cukup. Inflasi ini biasanya berlaku ketika perekonomian mencapai

tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan pesat.

2. Inflasi dorongan harga (cost push inflation), yaitu inflasi karena biaya atau harga faktor

produksi meningkat. Akibatnya produsen harus menaikkan harga supaya mendapatkan

laba dan produksi bisa berlangsung terus. Kenaikan harga-harga tersebut bersumber

dari salah satu kombinasi dari tiga pelaku berikut: para pekerja dalam perusahaan

menuntut kenaikan upah, harga bahan baku atau bahan penolong yang digunakan

perusahaan bertambah tinggi, serta dalam perekonomian yang sedang mengalami

perkembangan pesat.

Asalnya

1. Dari dalam negeri

Inflasi ini penyebabnya berasal dari dalam negeri. Hal ini terjadi biayanya karena

kebijakan anggaran defisit dari pemerintah. Pemerintah menutup defisit tersebut dengan

mencetak uang baru. Bertambahnya jumlah uang yang beredar dengan tidak diimbangi

dengan jumlah komoditas di pasaran akan membuat harga naik dan terjadi inflasi. Selain

hal tersebut, sumber dari dalam negeri juga bisa karena kegagalan panen pada

komoditas tertentu sehingga mempengaruhi naiknya barang dan jasa lainnya. Dapat

pula dikarenakan bencana alam.

2. Dari luar negeri

Inflasi ini terjadi karena naiknya harga barang impor dari luar negeri, dan mau tidak mau

kita harus menggunakan atau mengimpor barang tersebut. Harga di luar negeri sudah

tinggi apabila diperjualbelikan di pasar domestik akan lebih tinggi pula. Jika komoditas

tersebut berdampak pada naiknya barang/jasa lain maka inflasi terjadi.

Dengan demikian, pada dasarnya kebijakan moneter dilakukan agar tidak terjadi infasi

dengan cara mengatur uang yang beredar di masyarakat karena jumlah uang beredar di

masyarakat bisa mempengaruhi tingkat harga di pasar. Cara mengatur uang yang beredar

di masyarakat adalah dengan operasi pasar terbuka, penentuan tarif diskonto, penetapan

dana cadangan wajib minimum bagi bank dan instrumen lain yang sifatnya berupa

himbauan.

Page 10: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

10 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Peran Perbankan dalam Sistem Moneter

Peran perbankan sangat vital dalam sistem moneter sebagai bagian dari pelaku dalam

kebijakan moneter. Bank sendiri secara definisi adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak”. Dari definisi tersebut jelas bahwa bank fungsinya adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat.

Terkait dengan kebijakan moneter, maka peran perbankan adalah bagaimana

mengendalikan uang yang beredar di masyarakat apakah ditambah, dikurangi atau tetap

stabil. Oleh karena itu otoritas moneter dipegang oleh Bank Indonesia yang mengatur bank-

bank lain terutama terkait dengan pelaksanaa kebijakan moneter. BI juga mengatur kriteria-

kriteria suatu bank yang sehat. Bank yang sehat tentu saja dipercaya oleh masyarakat yang

akan menyimpan uangnya di bank tersebut. Hal ini akan membantu lancarnya pelaksanaan

kebijakan moneter.

Kesimpulan

• Sistem moneter terkait dengan kebijakan moneter, uang beredar, dan pihak-pihak lain

seperti perbankan

• Kebijakan moneter dipegang oleh BI sebagai otoritas moneter dimana pelaksanaannya

harus sinergi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya.

• Kerangka kebijakan moneter dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 11: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

11 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

• Uang beredar terlalu banyak yang tidak diimbangi dengan produktivitas barang/jasa bisa

menimbulkan inflasi. Hal ini dicegah dengan menggunakan kebijakan moneter.

• Kebijakan moneter menjadi wewenang dari Bank Indonesia dan BI mengatur dan

membuat regulasi untuk bank-bank yang lain dalam rangka implementasi kebijakan

moneter tersebut.

Page 12: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+...‘13 2 Perekonomian Indonesia (Modul 14) Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning Pendahuluan Modul ini membahas tentang sistem

‘13

12 Perekonomian Indonesia (Modul 14)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

Gilarso,T. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.2002

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter

http://www.bi.go.id/id/moneter/transmisi-kebijakan/Contents/Default.aspx

Judisseno, Rimsky.K. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 2002

Pohan, Aulia. Kerangka Kebijakan Moneter & Implementasinya di Indonesia. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada. 2008

Tambunan, Tulus. Perekonomian Indonesia. Kajian Teoritis dan Analisis Empiris Bogor: Ghalia

Indonesia. 2012

Teori Ekonomi Makro. Modul Kelas Penyegaran TA Genap 2008/2009. Magister Perencanaan dan

Kebijakan Publik –Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.