Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jejak karbon (carbon footprint) merupakan unsur terbesar dalam terjadinya
pemanasan global dan pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dihasilkan
bukan hanya disebabkan oleh asap pembakaran mesin kendaraan bermotor dan
proses industri, tetapi banyak hal lainnya baik hal yang disadari seperti sampah
dan limbah rumah tangga maupun industri, penggunaan kulkas dan AC, juga dari
hal yang kurang disadari oleh masyarakat, seperti gaya hidup yang ingin lebih
praktis, menggunakan peralatan elektronik, bahkan memakan daging juga bisa
menyebabkan meningkatnya kadar karbon di atmosfer.
Oleh karena itu, jejak karbon sangat penting dan menarik untuk dibahas
mengingat setiap kegiatan yang dilakukan akan mengahasilkan jejak karbon.
Pengetahuan tentang jejak karbon sangat dibutuhkan untuk meminimalisasi jejak
karbon yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan jejak karbon (carbon footprint)?
2. Apa penyebab jejak karbon ?
3. Apa dampak negatif dari jejak karbon?
4. Bagaimana upaya mengurangi jejak karbon?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jejak karbon.
2. Untuk mengetahui penyebab jejak karbon.
3. Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan jejak karbon.
4. Untuk mengetahui upaya mengurangi jejak karbon.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jejak Karbon (Carbon footprint )
Institute for Essential Services Reform (ISCR) mengatakan bahwa pada masa
kini, kecenderungan orang untuk hidup senyaman mungkin mendorong
munculnya kebiasaan hidup (lifestyle) yang berdampak pada lingkungan.
Kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil dibandingkan dengan
kendaraan umum, perjalanan dengan pesawat udara, penggunaan pendingin udara
atau pemanas ruangan, penggunaan perangkat komputer pribadi dan perangkat
hiburan lainnya, adalah bentuk kebiasaan hidup yang berkontribusi terhadap
percepatan pemanasan global.
Faktanya hampir seluruh kegiatan kita sepanjang hari telah berkontribusi
terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini terjadi karena
sebagain besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saat ini,
sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fosil seperti: minyak bumi, gas
alam dan batubara; dan ekstraksi sumber daya alam lainnya.
Jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa
(event), produk atau individu itulah yang disebut sebagai Jejak Karbon, yang
lazimnya dinyatakan dalam satuan ton karbon atau ton karbon dioksida ekuivalen.
Carbon footprint merupakan suatu ukuran jumlah total dari hasil emisi
karbon dioksida yang secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan
oleh aktifitas atau akumulasi yang berlebih dari penggunaan produk dalam
kehidupan sehari-hari.
United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)
menetapkan enam jenis gas rumah kaca yang timbul akibat tindakan manusia:
Karbondioksida (CO2),Metana (CH4), Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons
(HFCs), Perfluorocarbons (PFCs)and Sulfur hexafluoride (SF6).
1. Karbon Dioksida (CO2)
2
Karbon dioksida (CO2) secara alami terjadi dan terserap di daratan dan di
lautan. Seperti kita tahu, CO2 dihasilkan dari pernafasan manusia, hewan dan
tumbuhan, sedangkan untuk menyeimbangkan jumlahnya di atmosfer,
tumbuh-tumbuhan menyerapnya untuk proses fotosintesis. Sayangnya
keseimbangan ini dirusak oleh ulah manusia dengan membakar batu bara,
minyak, gas alam dan kayu bakar yang dimulai sejak revolusi industri di
tahun 1770-an. Lebih parahnya lagi manusia juga merusak hutan-hutan yang
ada di bumi, sehingga penyerapan CO2 menjadi terganggu. Konsentrasi gas
CO2 yang sebelum revolusi industri stabil di kisaran 280 ppm, sekarang ini
naik menjadi sekitar 370 ppm. Dengan semakin bertambahnya aktifitas
industri manusia, tentu konsentrasi gas CO2 akan terus bertambah dengan
cepat bila tidak diiringi dengan pemulihan hutan yang bisa menyerapnya.
2. Metana (CH4)
Metana merupakan gas yang sangat efektif dalam menyerap radiasi.
Karena panas yang di pantulkan dari permukaan bumi juga merupakan
radiasi, maka panas ini juga ikut terserap oleh metana. Walaupun
konsentrasinya jauh lebih sedikit dari pada karbon dioksida, dan umurnya di
atmosfer juga relatif lebih singkat dari CO2, namun metana 20 kali lebih
banyak menyerap panas daripada CO2. Gas metana bisa terjadi dari proses
biologi pada lingkungan dengan oksigen rendah, seperti daerah rawa atau
pada produksi padi (metana keluar dari bagian akar padi). Selama 50 tahun
terakhir, aktifitas manusia seperti menanam padi, memelihara ternak,
menggunakan gas alam dan batubara, menambah konsentrasi metana di
atmosfer. Pengukuran konsentrasi gas metana pertama kali dilakukan pada
tahun 1978 dan hasilnya konsentrasi gas metana saat itu ada di angka 1,53
ppm. Sedangkan konsentrasi gas metana saat ini ada di kisaran 1,77 ppm.
3. Dinitrogen Oksida (N2O)
Konsentrasi N2O mulai meningkat sejak revolusi industri terjadi.
Penyumbang gas N2O diudara berasal dari penggunaan pupuk nitrogen di
bidang pertanian, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil,
produksi nilon, produksi asam nitran dan juga emisi kendaran bermotor.
3
Konsentrasi global N2O pada tahun 1998 adalah 314 ppb. Kemampuan
menyerap panas N2O 300 kali lebih besar dari CO2.
4. Tropospheric Ozon (O3)
Ozon terjadi secara alami dari bertemunya cahaya ultra violet dengan
oksigen yang ada di atmosfer. Ozon membentuk sebuah lapisan di stratosfer
yang disebut dengan lapizan ozon. Selain ozon yang ada di stratosfer, ada
juga yang dinamakan Tropospheric Ozon atau juga dikenal sebagai ground-
level ozon. Beda dengan lapisan ozon yang ada di stratosfer yang sangat
bermanfaat karena menghalangi sinar UV sampai ke bumi, tropospheric ozon
ini lebih dianggap sebagai polusi. Tropospheric ozon ini bisa merusak hutan,
tanaman pangan, menghancurkan nilon, karen, dan material sejenis yang
lainnya. Karena keberadaannya ada di dekat permukaan bumi, tropospheric
ozone juga bisa menjadi ancaman bagi orang-orang yang beraktifitas di luar
ruangan dan telah mempunyai masalah pernafasan. Dua sumber utama dari
ozon yang ada di lapisan troposfer ini adalah pembakaran hidrokarbon akibat
aktifitas manusia dan juga dari sebagian ozon yang turun dari lapisan
stratosfer.
5. Uap Air
Uap air sebenarnya merupakan gas rumah kaca yang paling banyak
keberadaanya di atmosfer bumi. Uap air ini berasal dari air pemukaan bumi
yang menguap akibat panas dari matahari. Dengan semakin panasnya suhu
permukaan bumi akibat makin banyaknya gas rumah kaca yang lain, maka
uap air di atmosfer juga menjadi semakin banyak. Udara yang menjadi lebih
hangat karena kenaikan suhu atmosfer, membuat nilai kelembaban absolutnya
ikut naik sehingga bisa menyerap air lebih banyak. Dengan semakin
banyaknya uap air yang ada di udara, maka penyerapan panas juga semakin
banyak yang mengakibatkan suhu juga semakin panas. Suhu panas ini akan
memanaskan udara dan akan memperbesar kemampuan udara menyerap air
dan seterusnya. Namun ada ketidakpastian ilmiah yang besar dalam
mendefinisikan siklus ini, karena dengan semakin banyaknya uap air yang
ada di udara, akan lebih banyak juga awan yang terbentuk akibat proses
4
kondensasi uap air tersebut. Awan yang terbentuk ini akan semakin banyak
memantulkan sinar matahari yang artinya akan memperkecil jumlah energi
yang sampai di permukaan bumi.
6. CFC, HFC, PFC dan SF6
CFC atau freon merupakan refrigerant yang dulu paling banyak di
gunakan. Karena diketahui bisa merusak lapisan ozon di stratosfer,
penggunaan CFC berkurang drastis. Produksi CFC juga telah dilarang oleh
Montreal Protocol.
Hydrofluorocarbon (HFC) dikembangkan untuk menggantikan CFC
sebagai refrigerant atau gas pendingin. Sayangnya, walaupun bisa mencegah
kerusakan ozon karena bisa menggantikan CFC, HFC menjadi ancaman
dalam bentuk lain karena dapat menyerap panas 3839 kali lebih besar dari
CO2. Produksi HFC setiap tahunnya menigkat 15%. Dengan terus
meningkatnya produksi HFC, dan kemampuan ‘super’nya sebagai gas rumah
kaca, tentu bisa melemahkan efek dari usaha pengurangan gas rumah kaca
yang lain seperti CO2.
Perfluorocarbon (PFC) sebenarnya merupakan senyawa yang sangat
banyak kegunannya bagi manusia. Bidang kedokteran banyak membutuhkan
PFC ini untuk proses operasi mata, meningkatkan USG sinyal backscatter,
dan juga pada proses MRI. Selain bidang kedokteran, PFC juga banyak di
butuhkan di bidang elektronik, pembuatan kosmetik dan juga pengganti CFC.
Sulfur Hexafluoride (SF6) merupakan gas rumah kaca dengan potensi
terbesar. Gas ini dapat menyerap panas 22.800 kali lebih besar dari CO2 dan
mampu bertahan di atmosfer selama 100 tahun. SF6 banyak digunakan di
industri elektronik, pencetakan magnesium, bidang kedokteran dan juga
sebagai tracer gas pada pengujian efektifitas ventilasi di dalam ruangan.
Karena besarnya potensi gas ini sebagai gas rumah kaca, penggunannya
dikontrol dengan ketat dan penggunaanya sebagai tracer gas telah dilarang
sejak tahun 2006.
B. Penyebab Adanya Jejak Karbon
5
Sadar atau pun tidak, dalam setiap aktifitasnya, manusia selalu saja
menghasilkan konsekuensi logis berupa energi sisa dari segala kegiatannya.
Energi ini dapat berupa positif maupun negative yang berdasarkan Hukum
Kekekalan Energi dikatakan bahwa “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”.
Beragam aktivitas keseharian kita menyebabkan meningkatnya jumlah jejak
karbon penyebab pemanasan global. Seluruh aktivitas yang mengkonsumsi bahan
bakar dan energi listrik, penggunaan kertas, sampah organik maupun an-organik
yang dihasilkan manusia, konsumsi air minum dalam kemasan, penggunaan
kantong plastik dan lain sebagainya menghasilkan emisi karbon. Kini kondisi
bumi sudah sangat kritis, kadar CO2 sudah mencapai 392 ppm yang jauh
melampaui ambang batasnya dari kondisi aman yaitu 350 ppm .
Adapun hal-hal yang merupakan penyebab adanya jejak karbon yaitu :
1. Pada Bidang Peternakan
Penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet
bumi saat ini bukanlah mobil, sepeda motor ataupun truk dan polusinya. Pada
November 2006 PBB merilis laporan melalui FAO yang menyatakan bahwa 18%
dari gas rumah kaca datang dari aktifitas pemeliharan hewan-hewan ternak.
Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua
sarana transportasi lainnya hanya menyumbang 13% emisi gas rumah kaca.
Beberapa poin penting, bagaimana sektor peternakan bisa menghasilkan emisi
yang begitu besar antara lain :
1. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu
dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan dan
mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari
mesin-mesin pendingin untuk menyimpan daging. Baik yang ada
dipeternakan maupun yang ada di titik-titik perhentian ( distributor,
pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah. 6
Mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros
listrik/energi.
2. Transportasi yang digunakan baik untuk mengangkut ternak, makanan
ternak, sampai dengan elemen pendukung ternak lainnya (obat-obatan, dll)
menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
3. Petrernakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya,
mulai dari pakan ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk
mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas terlihat seperti terlihat
pendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi berapa banyak emisi yang
dihasilkan tiap industri pendukung tersebut? Perekonomian yang maju
tidak ada lagi artinya kalau bumi ini hancur. Masih banyak sektor-sektor
industri yang lebih ramah lingkungan yang bisa dikembangkan di dunia
ini.
4. Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Demi pembukaan
lahan peternakan, begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini
diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk
menanam pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Padahal akan jauh
lebih efisien bila htanaman tersebut diberikan langsung kepada manusia.
Peternakan sapi saja telah menyedot makanan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang. Lebih dari jumlah populasi
manusia di dunia. Perusakan hutan sama dengan memperparah efek
pemanasan global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan
terlepas ke atmosfer bersamaan dengan matinya tanaman tersebut.
5. Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan.
Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama
proses mencerna makanan. Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca
yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Dan milirian hewan-hewan ternak di
seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang akhirnya akan
7
menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100
miliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya.
6. Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen
Oksida) yang notabene 300 klai lebih berbahaya dibandingkan CO2.
2. Pada Bidang Transportasi
Bensin yang digunakan untuk menghasilkan energi pada kendaraan bermotor
sehingga kendaraan bermotor dapat bekerja sebagaimana mestinya akan
menghasilkan sisa pembakaran berupa Karbon Monoksida (CO), Karbondioksida
(CO2), Nitrogen Oksida (NOx), dan lain sebagainya akan terakumulasi ke udara
8
sebagai peristiwa penipisan lapisan ozon dan memberikan efek Gas Rumah Kaca
(GRK).
Misalnya pada sisa pembakaran karbon monoksida (CO) yang akan
menghasilkan asap knalpot kendaraan. Racun di udara kebanyakan akan
mencemari udara. Dimana sumber polusi utama di jalanan berasal dari
transportasi. Alasannya, 60 persen polutan (zat penyebab polusi) dihasilkan
karbon monoksida yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan bermotor.
Masalahnya penggunaan bahan bakar terus meningkat hingga jumlah CO2 yang
dihasilkan makin tinggi. Di sisi lain, pepohonan makin berkurang.
Berikutnya timbal atau disebut Pb. Polusi timbal dihasilkan oleh asap
kendaraan bermotor yang bahan bakarnya mengandung tetra ethyl lead (TEL),
biasa terdapat pada bensin.
3. Pada Bidang Industri
Selain itu jejak karbon itu disumbang oleh freon, karbon monoksida, timbal
(pb) dan merkuri. Tetapi freon lebih benyak menyumbangkan emisi tersebut. Kita
mungkin merasa kurang mengenal zat-zat tersebut. Padahal tanpa disadari mereka
ada disekitar kita, dan kita pun menjalani kehidupan sehari-hari dengannya.
Freon, Senyawa bernama lain Chloro Flouro Carbon (CFC) yang
dikembangkan antara tahun 1928 dan 1930 ini oleh dunia industri biasanya
digunakan sebagai zat pendingin buat AC dan lemari es, juga dalam produk hair
spray.
4. Pada Bidang Pertanian
Sumber pencemar logam Pb yang berasal dari pestisida. Dalam bidang
pertanian tentunya akan sangat identik dengan sentuhan pestisida, sementara
didalam pestisida terkandung ratusan bahan kimia termasuk timbal atau Pb.
Ketika pestisida digunakan dalam lingkungan otomatis zat-zat yang dikandungnya
termasuk Pb akan masuk ke dalam tanah dan sebagian juga berbaur di udara
9
sehingga mencemari tanah dan udara dalam bentuk polusi karena berikatan
dengan unsur lain yang ditemuinya hingga membentuk gas rumah kaca.
5. Pada Bidang Pertambangan
Merkuri (Hg) dihasilkan oleh proses penambangan emas dan menjadi sumber
pencemaran merkuri yang serius. Penambangan emas menyebarkan merkuri ke
udara, air, dan tanah sebanyak 400 hingga 500 ton per tahun. Merkuri digunakan
dalam penambangan emas dan perak untuk memisahkan logam mulia tersebut
dari batu-batuan dan tanah. Racun merkuri juga dihasilkan pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan batu bara serta mesin pembakar sampah. Merkuri pun
bisa terdapat dalam zat pemutih kulit yang kita pakai.
6. Pada Bidang Pariwisata
Kontribusi pariwisata terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dapat
terjadi karena hasil berbagai aktivitas. Sebagaimana diketahui, elemen gas rumah
kaca yang paling utama adalah karbondioksida (CO2). Dikaitkan dengan
pariwisata, CO2 dihasilkan dari kegiatan usaha akomodasi (misalnya: pemanas
ruangan, pendingin ruangan, pencucian, memasak), aktivitas (misalnya: operasi
restoran, bar, olahraga bermotor) dan transportasi dari tempat tinggal wisatawan
ke destinasi pariwisata. Namun demikian kontribusi terbesar pariwisata terhadap
peningkatan emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sekotor transportasi udara.
Perkiraan tersebut didasarkan pada hasil penelitian bahwa sekitar 87% emisi gas
rumah kaca dihasilkan oleh pariwisata berasal dari aktivitas transportasi.
C. Dampak Negatif Jejak Karbon
Pada masa sekarang, sesuai dengan life style kebanyakan semua orang
cenderung ingin hidup lebih nyaman: mereka membeli mobil, kendaraan
bermotor, memasak menggunakan minyak tanah dan gas, menggunakan AC
(pendingin) atau pemanas udara yang semuanya menggunakan energi minyak
bumi yang notabene tidak dapat tergantikan, karena minyak bumi yang diambil
dari fosil seperti bahan bakar minyak mentah. Efek negatif dari energi ini akan
10
menghasilkan pencemaran lingkungan berupa emisi karbon dioksida (CO2), yang
memicu perubahan iklim dan pemanasan global. Jumlah emisi gas rumah kaca
yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa (event),produk atau individu
itulah yang disebut sebagai Jejak Karbon, yang lazimnya dinyatakandalam satuan
ton karbon atau ton karbon dioksida ekuivalen.efek-efek negatif dari zatpencemar
lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Freon, membuka lapisan ozon di atmosfer hingga timbul lubang di lapisan
penyaring ultraviolet. Sinar ultraviolet jika mengenai manusia beresiko
terkena kanker kulit. Gas freon mengakibatkan gas rumah kaca, hingga suhu
bumi naik dan membuat lapisan es meleleh. Dalam bidang pertanian, pola
panen jadi berubah-ubah. Semua gejala itu sudah kita rasakan sekarang.
Seperti banjir yang sering melanda, musim hujan dan kemarau yang tidak
jelas, dan perubahan pola panen produk pertanian musiman.
2. Karbon Monoksida, mengakibatkan gangguan pernapasan, yang baru
disadari setelah menjalar ke radang tenggorokan dan paru-paru. Bila orang
tua terbiasa menghirup udara berpolutan, kemungkinan darah janinnya
pun terkena polusi. Bayi yang lahir dari orang tua yang darahnya tidak
sehat akan mengalami gangguan pada perkembangan fisik dankecerdasan.
Gas CO tidak berwarna dan berbau, tetapi sangat beracun karena dapat
bereaksi dan berikatan dengan hemoglobin (Hb). Keracunan gas karbon
monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak
enak pada mata, sakitkepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat
dapat berupa detak jantung meningkat, rasatertekan di dada, kesukaran
bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler,
serangan jantung sampai pada kematian.
3. Timbal (PB), Anak yang sedang tumbuh dan terlalu sering menghirup Pb
dari gas buangan kendaraan, kecerdasannya bisa turun, pertumbuhan
terhambat, bahkan menimbulkan kelumpuhan. Gejala keracunan Pb
lainnya yaitu mual, anemia, dan sakitperut. Disarankan jangan suka
sembarangan menyantap lalap. Dari hasil penelitian, sayuran yang dijual
11
atau ditanam di pinggir jalan raya dapat mengandung timbal di atasambang
batas yang diizinkan.
4. Merkuri, ibu hamil yang memakan ikan yang telah terkontaminasi merkuri
dapat melahirkan anak dengan otak cacat. Zat merkuri dalam kosmetik
menyebabkan kulit tampak putih mulus, tetapi lama-kelamaan akan
mengendap di bawah kulit. Setelah bertahun-tahun kulit akan
biru kehitaman, bahkan memicu timbulnya kanker.
5. Metana, Metana merusak lapisan ozon dan dapat merusak kesehatan
manusia. Apabila gas metana tingkat tinggi mengurangi kadar oksigen di
dalam atmosfer di bawah 19,5% maka akan menyebabkan sesak nafas.
Perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama periode 20 tahun efek
pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat. Penumpukan metana di
atmosfer menyebabkan terhalangnya panas matahari yang harus
dipantulkan kembali untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Abibatnya,
panas pun terperangkap dan suhu rata-rata bumi meningkat. Hal itu
menyebabkan perubahan-perubahan, seperti menaiknya permukaan air laut
akibat es yang mencair di daerah kutub sehingga terjadi penyempitan luas
daratan. Daerah hangat yang menjadi lebih lembab karena lebih banyak air
yang menguap dari lautan sehingga curah hujan pun meningkat dan lebih
sering mengakibatkan banjir. Pada beberapa daerah, air tanah lebih cepat
menguap dan terjadilah kekeringan. Hewan-hewan pun akan mencari
daerah yang lebih sejuk, karena habitat lamanya telah menjadi semakin
panas. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi migrasi ini.
Beberapa spesies yang tidak mampu bermigrasi pun kemungkinan akan
punah. Suhu yang tinggi pun dapat menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan, malnutrisi, dan penyakit-penyakit, seperti diare,
busung lapar, penyakit kulit, dan lain-lain. Ditambah dengan polusi udara
hasil emisi gas-gas yang dapat menimbulkan penyakit saluran pernafasan,
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis,
dan lain-lain.
12
D. Upaya Mengurangi Jejak Karbon
Sebenarnya tidak diperlukan perubahan yang radikal untuk membantu bumi
ini menjadi lebih bersahabat . Yang diperlukan adalah mengubah beberapa
rutinitas yang dapat menurunkan “Jejak Karbon”. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan antara lain :
Makanan dan Minuman
1. Kurangi komsumsi daging. Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1
kg daging sumber daya yang habis setara dengan 15 kg gandum.
Peternakan menyumbangkan 18% jejak karbon dunia yang mana lebih
besar dari sektor transportasi (mobil,motor,pesawat dll). Belum ditambah
lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan oleh
aktifitas peternakan seperti metana yang notabene 23 kali lebih berbahaya
dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan
yang sudah diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang dapat
terbuang akibat proses dan transportasi yang berulang-ulang. Makanan
segar juga lebih sehat bagi tubuh kita.
3. Beli produk lokal, hasil pertanianlokal sangat murah dan juga sangat
hemat energi, terutama jika kita menghitung energi dan biaya
transportasinya. Makanan organik lebih ramah lingkungan, tetapi periksa
juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon
yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika bisa
menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng
aluminium setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat
sumber daya untuk kemasan.
13
6. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di
sunia. Selain itu komsumsi fast food juga buruk untuk kesehatan.
7. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja, dengan
demikian dapat mengurangi jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan.
Belakangan ini beberapa pusat perbelanjaan besar di Indonesia sudah
mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan sistem seperti ini.
Jadi sambutlah itikad baik mereka untuk meyelamatkan lingkungan.
8. Gunakan gelas yang bisa dicuci.
9. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan menghemat biaya transportasi
dan BBM.
10. Tanamlah pohon setiap ada kesempatan. baik di lingkungan ataupun
dengan berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Bisa dengan
menyumbang bibit, dana, dll. Tergantung kesempatan dan kemampuan
masing-masing.
Di rumah
1. Turunkan suhu AC. Hindari penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC
pada tingkatan sampai kita megras cukup nyaman saja. Dan cegah
kebocoran dari ruangan ber-AC. Jangan biarkan ada celah yang terbuka
jika sedang menggunakan AC karena hal tersebut dapat membuat AC
bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan.
2. Matikan lampu tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes untuk
menhemat energi dan air bersih.
3. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka
lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80% dari lampu piajr biasa.
4. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan warna terang ditembok,
gunakan genteng kaca diplafon, maksimalkan pencahayaan melalui
jendela.14
5. Hindari posisi stand by pada elektronik. Jika semua peralatan rumah
tangga dimatikan maka kita mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari
penghematan energi listrik.
6. Jika pengisian ulang baterai. Segera cabut! Telepon genggam, pencukur
listrik, kamera, dll. Jika sudah penuh segera cabut.
7. Kurangi waktu dalam menggunakan lemari es. Untuk setiap menit
membuka pintu lemari es. Akan diperlukan 3 menit full energi untuk
mengembalikan suhu kulkas ke suhu yang dinginkan.
8. Jangan membeli bunga potong. Jika daerah anda bukan penghasil bunga
hias, maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan
meninggalkan “jejak karbon” yang besar.
9. Potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil. Ukuran potongan yang
lebih kecil akan menggunakan energi lebih sedikit untuk memasaknya.
10. Gunakanlah air dingin untuk mencuci dan mencucilah dalam jumlah
banyak. Jika memiliki keluarga kecil, tidak perlu mencuci setiap hari.
Kumpulkanlah sampai kapasitas mesin cuci terpenuhi, hal ini akan
menghemat air, mengurangi pemakaian listrik, dan juga mengurangi
pencemaran akibat pencemaran akibat detergen.
11. Gunakan detergen dan pembersih ramah lingkungan. Saat ini mungkin
harganya memang lebih mahal.
12. Gunakan ulang perabotan rumah. Jika sudah bosan dengan perabotan yang
sebelumnya, bisa melakukan obral, berikan kepada orang lain, atau bawa
ke pengrajin untuk dimodifikasi sesuai dengan keinginan.
13. Jika menggunkan produk-produk semprot, jangan menggunakan aerosol,
pilihan spray dengan kemasan boto, kaca akan lebih baik. Aerosol juga
menymbag besar dalam pencemaran udara kita.
15
Dalam Pekerjaan
1. Makan siang dikantor. Jika sering makan diluar kantor dengan bungkusan
dan rutin, akan lebih baik jika membeli kotak makanan atau tempat minum
yang kuat dan bisa dipakai berulang kali. Hindari media bungkus plastik
atau stereofoam (berasal dari minyak bumi yang susah diuraikan).
2. Gunakan kertas lebih sedikit. Gunakan email internaluntuk membuat
laporan. Cetaklah laporan/presentasi hanya jika diperlukan untuk
melakukan kesepakatan dengan pihak kuar.
3. Matikan peralatan kantor. Matikan dari sumbernya. Jangan buat stand by.
Jika perlu cabut dari sumber listriknya.
4. Gunakan e-banking. Alihkan tagihan kartu kredit melalui tagihan lewat
email, beberapa bank di Indonesia sudah dapat melakukannya. Bank-bank
di Indonesia saat ini umumnya sudah menyediakan fasilitas e-banking
yang sangat lengkap. Memaksimalkan penggunaan e-banking akan
menghemat banyak waktu dan biaya. Kita telah menghemat dan
menyelamatkan banyak pohon dan komsumsi CO2 untuk proses
pembuatan kertas. Kita juga menghemat banyak komsumsi BBM yang
dibutuhkan untuk pergi ke bank atau ke ATM.
5. Bagi industri, mulailah menggunakan sumber energi yang dapat
diperbahaui (tenaga air, aingin, surya, dll). gunakan peralatan yang hemat
listrik dan hemat energi, sertag buatlah kebijakan/peraturan penghematan
energi dan sumber daya di perusahaan. Pilihlah teknologi ynag ramah
lingkungan, dan lakukan manajemen yang baik untuk menangani limbah
industri.
Dalam Perjalanan
1. Lakukanlah perjalanan dengan menggunakan transportasi darat. Pesawat
merupakan penyumbang gas rumah kaca yang lebih signifikan daripada
16
mobil atau kendaraan darat lainnya. Hal ini dapat mengurangi banyak
sekali emisi karbon.
Mengemudi
1. Ganti bahan bakar kendaraan dengan bahan bakar alami atau yang dapat
diperbaharui.
2. Matikan mesin saat menunggu atau saat terjadi kemacetan total.
Elektronik
1. Gunakan peralatan dengan baterai yang bisa diisi ulang. Jika harus
menggunakan yang satu kali buang gunakan Lithium-ion (Li-Ion) dan
nickel metal hidryde (NiMH) sangat hemat biaya dan efektif.
2. Utamakan hemat energi daat membeli peralatan elektronik.
3. Gunakan lebih lama, jangan mudah mengganti alat elektronik yang
memiliki fungsi sama.
Ada lima hal utama yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan bumi
dari dampak negatif jejak karbon:
1. Berhenti atau kurangilah makan daging.
PBB mencatat bahwa 18% dari emisi gas rumah kaca disumbangkan oleh
industri peternakan. Mengganti pola makan daging dengan pola makan
vegetarian sangat efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Seribu
orang yang yang beralih ke pola makan vegetarian sama dengan
pengurangan 1.500 ton emisi karbon per tahun. Bila 10% saja dari
penduduk Indonesia bervegetarian, kita telah mengurangi sedikitnya 30
juta ton emisi karbon per tahun.
2. Batasi emisi karbon dioksida
17
Bila memungkinkan carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak
menghasilkan emisi C)2 seperti tenaga matahari, air, angin, dll. bila
terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan
menghasilkan emisi CO2), gunnakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini
termasuk penghematan listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk
negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara)
untuk pembangkit listriknya.
Matikanlah peralatan listrik ketika tidak digunakan, gunakan lampu hemat
energi, dan gunakanlah panel surya sebagai energi alternatif.
3. Tanamlah lebih banyak pohon
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam
jaringannya. Tetapi steelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke
udara. Lingkungan dengan banyak tanaman kana mengikat CO2 dengan
baik, dan harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak maka
karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke
atmosfer sebagai CO2.
Peneliti dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap acre
pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk
mengimbangi emisi yang dihasilkan dari mengendarai sebuah mobil
selama setahun.
4. Daur ulang (Recycle) dan Gunakan ulang (Reuse)
5. Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon.
Gunakanlah sepeda sebagai metode transportasi. Selain untuk mengemat
energi, bersepeda juga merupakan olahraga yang menyehatkan. Jika harus
bepergian dengan kendaran bermesin, gunakanlah kendaraan umum.
18
Cara Sederhana Menghitung Jejak Karbon (Carbon Footprint Calculation)
Menghitung Jejak Karbon (Carbon Footprint Calculation) akan membantu
individu maupun kelompok (Industri, Organisasi dan lain sebagainya) dalam
mengendalikan jumlah karbon yang dihasilkan. Dengan mengetahui perkiraan
jumlah karbon harian yang kita sumbangkan ke bumi dinilai akan mampu
menekan dan mengendalikan peningkatan jumlah emisi karbon di udara. Sehingga
dengan demikian diperlukan alat bantu yang sesederhana mungkin serta dapat
diakses oleh semua kalangan dengan mudah. Salah satu cara yang dapat dipilih
yaitu dengan menggunakan Karbon Karkulator. Beberapa kalkulator karbon sudah
banyak dikembangkan oleh banyak organisasi dengan basis internet.
Karbon Kalkulator yang dikembangkan oleh IESR, merupakan bagian dari
kampanye organisasi ini untuk membangun kesadaran individu dan kelompok
untuk mengerti dan memahami konsekuensi aktivitas dan gaya hidup terhadap
pengerusan daya dukung bumi, dampak lingkungan dan perubahan iklim.
Peningkatan kesadaran diharapkan dapat mendorong setiap individu untuk lebih
bertanggung jawab serta mampu merancang serangkaian tindakan untuk
mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitasnya.
Apabila tindakan ini dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan, aksi individu ini
dapat menjadi dasar untuk terwujudnya low carbon society.
19
20
21
22
23
24
25
26
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Alam ini punya keseimbangan, jika satu terganggu yang lain berantakan.
Kalaumekanisme itu diganggu oleh manusia, maka keseimbangan akan kacau.
Contoh yang jelasterlihat jika pohon banyak ditebang, maka tanah tak mampu
menyerap air hingga akhirnya banjir. Tapi ada juga yang hubungannya enggak dengan
segera bisa kita rasakan. Bayangkan kalau mobil kita bisa menyebabkan kanker?
Asalnya dari asap mobil kita, bergabung dengan asap mobil dan zat polusi lain di
udara menyebabkan polusi udara yang melubangi ozon.Akibat rusaknya
pelindung bumi dari sinar ultraviolet (UV), maka kulit manusia rentan terkena
kanker kulit yang disebabkan UV. Jadi, apa yang kita lakukan bisa berpengaruh
buruk buat lingkungan.Apalagi pencemaran yang satu berkaitan dengan pencemaran yang
lain. Gas yangdilepaskan oleh pabrik serta kendaraan bermotor akan menempel di
permukaan tumbuhan,bangunan, tanah, dan sumber air serta udara. Bahan-bahan
pencemar itu akan terus bahu-membahu memperluas jaringan peredaran. Kalau
dunia semakin tercemar apakah kita akan diam saja? Kalau sekarang kita sudah
membayar mahal untuk mendapat segelas air putih,bukan mustahil kelak kita
harus membeli udara bersih.
B. SARAN
Kita seharusnya memelihara dan menjaga Bumi agar tetap layak dihuni
manusia.Simpel saja yaitu dengan mulai dengan mengubah kebiasaan buruk terhadap
lingkungan. Daritidak sering memakai kendaraan jika perginya dekat, memakai
produk yang ramah lingkungan, meminimalisasi pemakaian baterai dan produk
beracun lainnya, enggak buang sampah sembarangan, dan hemat energi sebisa
mungkin.
27
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida http:// putraprabu.wordpress.com/2008/12/29/dampak-karbon-monoksida-co-terhadap- kesehatan/
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/168-pencemaran-pbtimbal?start=3
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/menghitung-jejak-karbon-carbon.html
http://mahera.net/2011/04/hakekat-polusi-dan-penyebabnya-pencemaran-udara/
http://alamendah.wordpress.com/2011/03/07/menghitung-jejak-karbon-carbon-footprint/
http://www.conservation.org/global/indonesia/berubah/10_langkah/pages/bayar_jejak_k arbon_anda.aspx
http://yayasanpalung.blogspot.com/2010/06/beberapa-rutinitas-yang-dapat.html http://www.pemanasanglobal.net/ http://www.unilever.co.id/id/sustainability/
environment/climate/refrigeration/
28
top related